bab ii dinamika kerja sama tiongkok-pakistaneprints.umm.ac.id/42917/3/bab ii.pdf · 2019-01-05 ·...

32
42 BAB II DINAMIKA KERJA SAMA TIONGKOK-PAKISTAN Pada bab ini menceritakan mengenai sejarah hubungan kerja sama Tiongkok-Pakistan yang dimulai tahun 1950 sampai 2013. Pada 2013 Tiongkok- Pakistan memasuki fase baru kerja sama dengan menyepakati kerja sama China- Pakistan Economic Corridor (CPEC). Selain menceritakan mengenai kerja sama Tiongkok-Pakistan, bab ini juga menguraikan menganai rencana strategis Tiongkok dalam One Belt One Road (OBOR) atau disebut juga Belt and Road karena CPEC merupakan salah satu dari program OBOR. Di akhir bab menjelaskan tentang beberapa proyek yang disepakati dalam kerja sama CPEC. 2.1 Sejarah Kerja Sama Tiongkok dan Pakistan Selama beberapa dekade, Tiongkok telah menjalin hubungan baik dengan Pakistan. Awal hubungan baik kedua negara tersebut terjadi pada 1950 ketika Pakistan mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hubungan kedua negara tetap bertahan meskipun pada waktu itu Pakistan mengkritik komunisme dan meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Bahkan setelah Pakistan bergabung dengan Southeast Asian Treaty Organization (SEATO) pada September 1954, Tiongkok mengkritik aliansi tersebut namun tidak memberikan kritik terhadap Pakistan. Sikap kurung berhati-hatinya Pakistan dalam retorika anti komunisnya yang ditunjukkan ketika Konferensi Colombo pada Mei 1954 membuat kekecewaan bagi Tiongkok. Pada saat itu PM Pakistan Mohammad Ali Bogra mengatakan bahwa

Upload: phamanh

Post on 15-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

42

BAB II

DINAMIKA KERJA SAMA TIONGKOK-PAKISTAN

Pada bab ini menceritakan mengenai sejarah hubungan kerja sama

Tiongkok-Pakistan yang dimulai tahun 1950 sampai 2013. Pada 2013 Tiongkok-

Pakistan memasuki fase baru kerja sama dengan menyepakati kerja sama China-

Pakistan Economic Corridor (CPEC). Selain menceritakan mengenai kerja sama

Tiongkok-Pakistan, bab ini juga menguraikan menganai rencana strategis Tiongkok

dalam One Belt One Road (OBOR) atau disebut juga Belt and Road karena CPEC

merupakan salah satu dari program OBOR. Di akhir bab menjelaskan tentang

beberapa proyek yang disepakati dalam kerja sama CPEC.

2.1 Sejarah Kerja Sama Tiongkok dan Pakistan

Selama beberapa dekade, Tiongkok telah menjalin hubungan baik dengan

Pakistan. Awal hubungan baik kedua negara tersebut terjadi pada 1950 ketika

Pakistan mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hubungan kedua negara

tetap bertahan meskipun pada waktu itu Pakistan mengkritik komunisme dan

meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Bahkan setelah Pakistan

bergabung dengan Southeast Asian Treaty Organization (SEATO) pada September

1954, Tiongkok mengkritik aliansi tersebut namun tidak memberikan kritik

terhadap Pakistan.

Sikap kurung berhati-hatinya Pakistan dalam retorika anti komunisnya yang

ditunjukkan ketika Konferensi Colombo pada Mei 1954 membuat kekecewaan bagi

Tiongkok. Pada saat itu PM Pakistan Mohammad Ali Bogra mengatakan bahwa

43

komunis internasional sebagai potensi bahaya terbesar bagi demokrasi di wilayah

Pakistan. Hal tersebut kemudian mendapat tanggapan dari PM Tiongkok Zhou

Enlai yang mengatakan kepada Duta Besar Pakistan tentang kekecewaannya

mengenai pernyataan Pakistan tersebut.36 Di sisi lain PM Tiongkok juga menyadari

tentang kondisi Pakistan, sehingga dia berharap Pakistan mengikuti prinsip

koeksistensi damai.

Pada puncak Konferensi Afro-Asia di Bandung 1955, PM Mohammad Ali

Bogra bertemu dengan PM Zhou Enlai, pada pertemuan tersebut PM Bogra

menjelaskan mengenai keanggotaan Pakistan di SEATO bahwa tidak ditujukan

kepada Tiongkok melainkan untuk meningkatkan pertahanan negaranya dari

ancaman keamanan India. Menanggapi hal itu, PM Zhou Enlai menerima

penjelasan PM Pakistan tersebut.37 Konferensi Bandung mengawali pembahasan

hubungan bilateral Tiongkok dan Pakistan. Kemudian ditindak lanjuti dengan

kunjungan PM Zhou Enlai ke Pakistan pada Desember 1956 membuat

perkembangan pemahaman bilateral kedua negara tersebut ke arah yang lebih baik.

Pandangan bersama kedua negara mengenai banyak masalah tidak mempengaruhi

persahabatan antara kedua negara.

Hubungan yang membaik antara Tiongkok dan Pakistan pada Konferensi

Bandung tidak berselang lama karena sikap Pakistan yang tidak konsisten. Di satu

sisi Pakistan mengakui RRT dan mendukung klaim pemerintahan RRT di

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di lain sisi Pakistan menunjukkan dukungan

36 Abdul Sattar, 2007, Pakistan’s Foreign Policy 1947-2005 a Concise History, New York: Oxford

University Press, hal. 68. 37 Ibid.

44

terbuka terhadap AS melalui penandatanganan sebuah perjanjian pertahanan lain

dengan AS yang menggangu otoritas Tiongkok. Selain itu pada Oktober 1959,

Pakistan juga mendukung sebuah resolusi Majelis Umum PBB yang mengkritik

tindakan Tiongkok terhadap Tibet. Majelis Umum PBB menyerukan penghormatan

terhadap hak asasi manusia rakyat Tibet, serta penghormatan terhadap kehidupan

budaya dan agama mereka yang terdistorsi.38 Secara mengejutkan ketika

pertempuran pecah antara Tiongkok dan rakyat Tibet, Presiden Pakistan

Mohammad Ayub Khan bereaksi keras dengan sebuah deklarasi yang menekankan

perlunya memperbaiki hubungan antara India dan Pakistan dan tawaran kepada PM

India Jawaharalal Nehru tentang pertahanan bersama negara sub-benua. Hal

tersebut mengakibatkan Tiongkok tidak mendapat dukungan dari India, di sisi lain

Nehru juga menolak usulan dari Pakistan tersebut.39

Pada pergantian tahun 1960-an, hubungan Tiongkok dan Pakistan kembali

dekat. Hal tersebut dilatarbelakangi karena permusuhan Tiongkok terhadap India

dan Uni Soviet, serta dukungan AS terhadap India untuk melawan Tiongkok. Di

sisi lain Pakistan juga kecewa terhadap sekutu Baratnya, dan penolakan PM Nehru

terhadap usulan Presiden Ayub untuk melakukan kerja sama pertahanan. Peristiwa

tersebut menyebabkan hubungan Tiongkok dan Pakistan lebih dekat satu sama

lain.40 Bukti kedekatan kedua negera tersebut yaitu dalam mengatasi permasalahan

perbatasan dengan menandatangani kesepakatan perbatasan pada Maret 1963.

38 Ibid, hal. 69. 39 George C. Denney, China-Pakistan Relations: The By-Product of Other Processes, diakses

dalam http://www.icwa.org/wp-content/uploads/2015/09/GCD-9.pdf, (2/9/2017, 11.43 WIB) 40 Simon Shen dan Jean-Marc F. Blanchard, 2010, Multidimensional Diplomacy of Contamporary

China, United Kingdom: Lexing Book, hal.157.

45

Awal mulanya Pakistan masih mempermasalahkan lahan penggembalaan di

sepanjang Sungai Murtagh di wilayah Shimshal Pass yang secara historis

digunakan oleh penduduk Hunza. Pakistan mengajukan proposal mengenai

demarkasi perbatasan Pakistan-Tiongkok ke Beijing, kemudian Tiongkok

menyetujui amandemen perbatasan tersebut.41

Pada awal setelah perjanjian perbatasan antara Tiongkok dan Pakistan,

Tiongkok mulai menunjukkan dukungan kepada Pakistan mengenai permasalahan

Kashmir antara Pakistan dan India. Dukungan Tiongkok tersebut disebabkan

karena sikap Uni Soviet yang mendukung India mengenai permasalahan parbatasan

antara Tiongkok dan India di Tibet dan Xinjiang. Merasa memiliki musuh bersama,

akhirnya Tiongkok dan Pakistan menandatangani komunike bersama bahwa

Tiongkok menghargai peran Pakistan dalam memperjuangkan penyelesaian damai

masalah Kashmir.42 Selain itu, setelah perang Indo-Pakistan 1965, Tiongkok

mengkompensasi kerugian perang Pakistan dengan menyediakan peralatan militer

termasuk tank dan pesawat terbang.43

Sikap saling mendukung juga dilakukan oleh Pakistan mengenai keanggotaan

RRT di PBB. Negara-negara kapitalis mendukung AS memblokade keanggotaan

RRT di PBB, sedangkan negara-negara komunis seperti Uni Soviet mendukung

keanggotaan RRT serta mendesak dikeluarkannya Taiwan dari keanggotaan PBB.

41 Abdul Sattar, Op.Cit., hal. 71. 42 Arif K., 1984, China-Pakistan Relations: Documents 1947-1980, Lahore: Vanguard, dalam

Manzoor Khan Afridi dan Abdul Zahoor Khan, 2015, China’s Seat in United Nations, Kashmir Issue

and the India-Pakistan War of 1965, Vol. 15, No. 3, USA: Global Journal of Human-Social Science,

hal. 21. 43 Fazal ur Rahman, Pakistan-china Relations at 60, diakses dalam

www.china.org.cn/opinion/2011-05/20/content_22601724.htm, (13/9/2017, 10.00WIB).

46

Pakistan merupakan negara Islam pertama dan non-komunis yang mendukung

keanggotaan RRT melalui perwakilanya di PBB oleh Sir Muhammad Zafrullah

Khan. Zafrullah Khan menyatakan bahwa delegasi Taiwan tidak dapat menjalankan

kendalinya atas semua daerah di Tiongkok. Perjuangan antara kekuatan Chiang

Kai-Shek dan Mao Zedong telah berakhir dengan kemenangan Komunis RRT,

sehingga kaum nasionalis di Taiwan tidak bisa mengklaim sebagai satu-satunya

perwakilan negara Tiongkok.44 Dukungan Pakistan atas keanggotan RRT tidak

berubah meskipun proposal yang diajukan oleh perwakilannya Zafrullah tersebut

ditolak oleh suara terbanyak di PBB.

Seiring dengan ketergantungan Pakistan terhadap bantuan ekonomi dan

militer AS, kebijakan mendukung keanggotaan RRT mulai berubah. Pada Juli

1957, Perdana Menteri Pakistan Huseyn Shaheed Suhrawardy mengunjungi AS dan

meyakinkan dukungannya terhadap AS. Kemudian, di tahun yang sama Pakistan

juga mendukung resolusi Barat mengenai blokade keanggotaan RRT di PBB.45

Perubahan lingkungan keamanan regional Pakistan yang cepat, mengubah

arah kebijakan Pakistan untuk kembali bersahabat dengan Tiongkok. Hal tersebut

membuat Pakistan kembali pada posisi sebelumnya dengan mendukung

keanggotaan RRT di PBB. Perubahan kebijakan tersebut ditunjukkan ketika

Presiden Pakistan Ayub Khan mendeklarasikan mendukung keanggotaan RRT

pada Commonwealth Session di London 10 Maret 1960. Pakistan melanjutkan

kebijakannya untuk mendukung keanggotaan RRT pada kunjungan Perdana

44 Arif K., dalam Manzoor Khan Afridi dan Abdul Zahoor Khan, Op. Cit., hal. 20. 45 Ibid.

47

Menteri Tiongkok Zhou En Lai ke Pakistan Februari 1964. Ayub Khan kembali

menyatakan posisi Pakistan mendukung keanggotaan RRT di PBB. Ayub Khan

mengklaim bahwa PBB tidak akan lengkap tanpa negara yang memiliki populasi

terbanyak keempat di dunia.46

Sementara itu, untuk menyelesaikan masalah keanggotaan RRT di PBB,

beberapa negara mengajukan gagasan tentang perwakilan ganda Tiongkok di PBB,

bahwa delegasi komunis dan nasionalis diberikan kursi terpisah di PBB. Atas dasar

Taiwan merupakan bagian dari daratan Tiongkok, Tiongkok menolak gagasan yang

diajukan tersebut. Sama halnya dengan Tiongkok, Pakistan juga menolak gagasan

keanggotaan ganda serta mendukung penuh pendapat Tiongkok.47

Pada tahun 1960 an ketika Tiongkok memberikan bantuan militer ke Pakistan

pasca perang Indo-Pakistan, hubungan kedua negara tersebut berlanjut pada kerja

sama ekspor-impor teknologi. Setelah Tiongkok mendirikan perusahan China-

Aviation Technology Import and Export Cooperation (CATIC) pada 1979, Pakistan

menandatangani kesepakatan untuk mengekspor peasawat tempur dari Tiongkok.

Selain itu, melalui perusahaan CATIC milik Tiongkok, Pakistan menandatangani

perjanjian untuk bersama-sama mengembangkan jet tempur JF-17. Desain pesawat

tersebut selesai pada 2001, dan melakukan penerbangan perdananya pada tahun

2003.48

46 Ibid. 47 Pakistan Horizon, 1965, Karachi: Speech of Pakistan’s Minister for Foreign Affairs to the

Nineteenth Session of the United Nations General Assembly Held on 25 January 1965, dalam

Manzoor Khan Afridi dan Abdul Zahoor Khan, 2015, China’s Seat in United Nations, Kashmir

Issue and the India-Pakistan War of 1965, Vol, 16, No, 3, USA: Global Journal of Human-Social

Science, hal. 21. 48 Kerry Brown, Ed., 2015, The EU-China Relationship: European Perpectives, London: Imperial

Collage Press, hal. 150.

48

Pada periode pasca peristiwa 9/11 2001, kerja sama melawan terorisme

muncul sebagai tema baru dalam hubungan Tiongkok-Pakistan. Selain bekerja

sama dengan AS dalam perang global melawan terorisme, Tiongkok dan Pakistan

secara bilateral juga bekerja sama memerangi terorisme. Permasalahan muncul

ketika Tiongkok harus menghadapi separatisme di wilayah Xinjiang yang

didominasi oleh muslim Uighur. East Turkestan Islamic Movement (ETIM)

merupakan gerakan kelompok separatis Uighur terbesar dan paling aktif yang

dipimpin oleh Hasan Mahsum. Kelompok separatis tersebut pertama kalinya

melakukan operasi di Afghanistan kemudian berpindah ke Paksitan dan menyebar

ke negara-negara Asia Tengah.49 Pada Bulan Desember 2001 Kepala Eksekutif

Pakistan Jenderal Pervez Musharraf mengunjungi Xi’an dan meminta orang-orang

muslim Tiongkok untuk setia kepada pemerintahan Tiongkok. Tentara Pakistan

juga mengambil langkah keras terhadap kelompok separatis ETIM dengan

membunuh pimpinan ETIM Hasan Mahsum pada 2004.50

Keterkaitan hubungan ETIM dengan jaringan teroris internasional Al Qaeda,

membuat Tiongkok menjalin kerja sama anti-terorisme dengan Pakistan. Pada

tahun 2004 Tiongkok dan Pakistan melakukan latihan anti-terorisme gabungan

pertama yang disebut Friendship 2004. Latihan pertama tersebut diikuti oleh sekitar

200 tentara gabungan Tiongkok dan Pakistan. Kedua negara kemudian

menindaklanjuti latihan anti-terorisme pada 2006 yang disebut Friendship 2006

diikuti oleh sekitar 400 tentara gabungan.

49 Ibid. 50 Kerry Brown, (Ed.),Op. Cit., hal. 151.

49

Pada tahun 2009 baik Tiongkok dan Pakistan sepakat untuk memperkuat

kerja sama pertahanan dan counter-terorrisme.51 Bersamaan dengan hal itu, pada

bulan dan tahun yang sama Tiongkok dan Pakistan mengadakan latihan anti-

terorisme ketiga yang disebut Friendship 2010 di Qintongxia wilayah otonomi

Ningxia Hui bagaian barat laut Tiongkok dan terus berlanjut pada latihan anti

terorisme keempat di tahun 2011. Strategi lain yang dilakukan Tiongkok di

Xinjiang yaitu dengan melibatkan dialog antara dua partai Islam di Pakistan yaitu

Jamaat-e-Islami (JI) dan Jamiat-e-Ulema-Islam (JUI). Kedua partai tersebut setuju

untuk tidak mendukung kelompok sparatisme di Xinjiang.

Selain kerja sama dalam bidang pemberantasan terorisme, Tiongkok dan

Pakistan juga kerja sama dalam bidang pengembangan senjata dan energi nuklir di

Pakistan. Pada tahun 1980-an dan 1990-an Tiongkok memasok rudal balistik jarak

pendek DF-11 atau disebut M-11 berkemampuan nuklir ke Pakistan. Departemen

Luar Negeri AS menganalisis pada tahun 1983 Tiongkok membantu Pakistan untuk

memproduksi material fissile nuklir seperti uranium, kemudian kegiatan tersebut

berlanjut dengan program senjata nuklir (nuclear weapons programs).52

Pada tahun 1986 kedua negara menandatangani perjanjian civil-nuclear

agreement, sejak saat itu Tiongkok memasok dua pembangkit listrik tenaga nuklir

ke Pakistan.53 Tiongkok juga membantu dalam pembangunan pabrik nuklir pertama

di Provinsi Punjab Pakistan yang diberi nama Chashma I dan mulai beroperasi

sekitar tahun 1999-an.54 Bagian utama pabrik tersebut dirancang oleh Shanghai

51 Ibid. 52 Johua Eisenman, et.al, Op. Cit, hal. 144. 53 Kerry Brown, Ed., Op. Cit, hal. 153. 54 Johua Eisenman, et.al, Op. Cit, hal. 144.

50

Nuclear Engineering Research and Design Institute (SNERDI), serta pemasokan

energi nuklir dilakukan oleh perusahaan nasional nuklir Tiongkok yaitu China

National Nuclear Corporation (CNNC).55 Lima tahun kemudian melalui

perusahaan Tiongkok membangun Chashma II dan mulai beroperasi sekitar tahun

2007. Kesepakatan lebih lanjut ditandatangai oleh Tiongkok dan Pakistan pada

tahun 2008 untuk membangun pabrik Chashma III dan IV.

Kerja sama Tiongkok dan Pakistan juga dilakukan dalam bidang

perdagangan. Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Pakistan

sementara Pakistan menjadi tujuan investasi terbesar Tiongkok di Asia Selatan

dengan total perdagangan bilateral mencapai 18 miliar dolar AS pada tahun 2016.56

Pada tahun 24 November 2006, Tiongkok dan Pakistan menyepakati kerja sama

perdagangan bebas (Free Trade Agreement), kemudian mulai dilaksanakan pada 7

Juli 2007 yang mencakup perdagangan dalam bidang pelayanan dan jasa.57 FTA

memiliki ketentuan menurunkan hambatan tarif nol sampai lima persen dalam lima

tahun pertama.58

Pada tahun 2011 Tiongkok dan Pakistan memperingati 60 tahun hubungan

diplomatik kedua negara tersebut. Pada tahun yang sama, Pakistan meluncurkan

satelit komunikasi pertama yang disebut PAKSAT-1R dari pusat peluncuran Satelit

55 Mohammed Arifeen, China-Pakistan Civilian Nuclear Plans Likely to Increase Substantially,

diakses dalam http://www.pakistaneconomist.com/2017/02/13/china-pakistan-civilian-nuclear-

plans-likely-increase-substantially/ (3/10/2017, 5.40 WIB). 56 Pakistantoday, 2016, Pakistan and China Relations: 65 years of frienship to strategic

partnership, diakses dalam https://www.pakistantoday.com.pk/2016/05/15/pakistan-and-china-

relations-65-years-of-friendship-to-strategic-partnership/ (3/10/2017, 20.30 WIB). 57 Ahmad Rosyid Malik, Op. Cit., hal 79. 58 Pravakar Sahoo, Op. Cit., hal. 15.

51

Xi Chang di Provinsi Sichuan Tiongkok.59 PAKSAT-1R menyediakan layanan

penyiaran televisi, internet dan komunikasi data di Asia Selatan dan Tengah, Eropa

Timur, dan Afrika Timur. Kontrak untuk mengembangkan satelit PAKSAT-1R

ditandatangani antara Pakistan Space and Upper Atmosphere Research Commision

(SUPARCO) dan China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) pada bulan

Oktober 2008 ketika kunjungan Presiden Pakistan ke Tiongkok.60

Kerja sama Tiongkok dan Pakistan terus berlanjut pada tahun 2012. Selain

bidang teknologi seperti peluncuran satelit, Tiongkok dan Pakistan juga

menandatangani kerja sama dalam penanganan pasca bencana banjir. Melalui kerja

sama tersebut, Tiongkok memberikan bantuan berupa pembangunan infrastruktur

jalan untuk merehabilitasikan jalan sepanjang 460 km jalan yang terkena banjir.

Kontrak proyek tersebut ditandatangani oleh China Railway 17th Bureau Group,

China Yunnan Sunny Roand and Bridge Company, dan Pakistan National Highway

Authority pada 6 Desember 2012.61

2.2 Rencana Strategis Tiongkok Melalui One Belt One Road (OBOR)

Rute perdagangan kuno didirikan pertama kali pada masa Dinasti Han, akan

tetapi istilah ‘jalan sutra’ atau ‘rute sutra’ diciptakan oleh ahli geografi dan

penjelajah Jerman Ferdinand von Richthofen pada tahun 1877 M yang menyebut

istilah tersebut sebagai ‘Seidenstrasse’ (jalan sutra). 62 Awal mula dikenalnya jalur

59 Dawn, 2011, Pakistan’s First Communications Satellite PAKSAT-1R Launched, diakses dalam

https://www.dawn.com/news/651018 (15/11/2017, 22.35 WIB). 60 Ibid. 61 Embassy of the People’s Republic of China, 2012, Ambassador Liu Jian Attends the Signing

Ceremony of China-aided Post Flood Rehabilitation Project, diakses dalam

http://www.fmprc.gov.cn/ce/cepk/eng/zbgx/t1023338.htm (16/11/2017, 0.18 WIB). 62 Joshua J.Mark, 2014, Silk Road, diakses dalam https://www.ancient.eu/Silk_Road/ (23/10/2017,

07.44 WIB).

52

sutra dari perdagangan kain sutra yang dilakukan oleh Tiongkok pada masa Dinasti

Han 206 SM sampai 220 M. Produk dari sutra dianggap sebagai produk yang

bernilai tinggi yang digunakan sebagai pembuatan kain, tirai, spanduk, dan barang-

barang prestise pada masa itu. Kerahasiaan produksi sutra di jaga ketat oleh

kekaisaran Tiongkok selama sekitar 3.000 tahun.63

Produk sutra tidak hanya terbatas digunakan pada lingkungan kekaisaran

Tiongkok saja, namun sutra juga digunakan sebagai hadiah diplomatik yang

diberikan Tiongkok ke negara-negara lain, selain itu juga diperdagangkan. Kain

sutra pada periode tersebut dapat ditemukan di Mesir, Mongolia Utara, dan tempat

lainnya. 64 Pada abad pertama SM, sutra diperkenalkan ke kaisaran Romawi sebagai

barang yang mewah. Popularitasnya terus berlanjut sepanjang abad pertengahan,

dengan adanya peraturan dari Byzantium bahwa pentingnya kain sutra sebagai

pakaian kerajaan, serta kebutuhan gereja. Barang mewah tersebut merupakan salah

satu awal dalam pengembangan perdagangan antara Eropa dan Tiongkok.65

63 UNSCO, About the Silk Road, diakses dalam https://en.unesco.org/silkroad/about-silk-road,

(27/12/2017, 8.14 WIB). 64 Ibid. 65 Ibid.

53

Gambar 2.1 Peta Jalur Sutra dari Han ke Romawi66

Pada jalur sutra pertama era Dinasti Han, hanya terdapat empat dinasti yang

menguasai sebagian besar daratan Eurasia yaitu Romawi, Parthia, Kush, dan Han.

Dinasti tersebut berperan menjaga stabilitas keamanan daratan termasuk keamanan

pertukaran perdagangan di jalur sutra. Perdagangan yang dilakukan secara regional

berkembang menjadi jaringan yang besar terutama ketika kekaisaran Augustus

berkuasa di Roma. Kenaikan Augustus sebagai kaisar Roma mengakhiri satu abad

perang saudara di kekaisaran Roma. Sebuah era yang relatif damai terjadi, sehingga

perdagangan pun meningkat antara dinasti Han dan kekaisaran Romawi.67 Jalur

perdagangan darat menghubungkan Mediterania dengan Asia Timur, melalui jalur

pengiriman laut yang menghungkan Romawi Mesir ke India.

Mengadopsi dari jalur sutra kuno, Presiden Xi Jinping memperkenal jalur

baru dengan istilah New Silk Road. New Silk Road diperkenalkan pertama kali oleh

66 DBQ Project, 2013, The Silk Road: Recording the Journey, diakses dalam

http://www.frankromanojr.com/yahoo_site_admin/assets/docs/DBQ_WH_V1-

9_Silk_Road.33473357.pdf, (28/12/2017, 6.22 WIB). 67 Craig Benjamin, The First Silk Roads: Trade Routes Connect The Vast Continent of Afro-

Eurasia, diakses dalam

https://school.bighistoryproject.com/media/khan/articles/U8_The_First_Silk_Roads_2014_810L.p

df, (28/12/2017, 08.00 WIB).

54

Presiden Tiongkok Xi Jinping pada September 2013 ketika berkunjung ke

Kazakhstan. Melalui Pidatonya di Universitas Nazarbayev, Xi Jinping

menyarankan agar Tiongkok dan negara-negara di Asia Tengah saling bekerja sama

untuk membangun Silk Road Economic Belt.68 Kemudian pada Oktober 2013, Xi

Jinping berkunjung ke Indonesia memberikan panduan untuk membangun 21st

Century Maritime Silk Road. Selain itu juga mengusulkan pembentukan Asian

Infastructure Investment Bank (AIIB) untuk membiayai pembangunan

infrastruktur, mempromosikan interkonketivitas antar regional dan integrasi

ekonomi.69

Jalur sutra baru Tiongkok merupakan proyek yang melibatkan lebih dari 60

negara yang terdiri dari pembangunan jalur Silk Road Economic Belt dan 21st

Century Maritime Silk Road. Kedua jalur tersebut akan membentuk jaringan

perdagangan yang melintasi negara dan benua melalui pembangunan infrastruktur

jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, sistem transit energi, dan teknologi.70 Silk

Road Economic Belt (SREB) merupakan jalur darat yang mengarah ke Barat

membentang dari Xian di Tiongkok Tengah melalui Asia Tengah ke Samarkand,

Teheran, Istanbul, Moskow, kemudian melalui Eropa Tengah ke Duisburg dan

akhirnya ke Rotterdam.71 Selain itu, jalur 21st Century Maritime Silk Road

68 Tian Shaohui, Ed, 2015, Cronology of China’s Belt and Road Initiative, diakses dalam

http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm (21/10/2017, 13.17 WIB). 69 The State Council The people’s Republic of China, 2015, From Initiative to Reality: Moments in

Developing the Belt and Road Initiative, diakses dalam

http://english.gov.cn/policies/infographics/2015/04/23/content_281475094425039.htm

(22/10/2017, 9.55 WIB). 70 Christine R. Guluzian, 2017, Making Inroads: China’s New Silk Road Intiative, Cato Journal,

Vol, 37, No, 1 (Winter 2017), Washington DC: Cato Institute. 71 Patrick Bessler, China’s New Silk Road: Focus on Central Asia, diakses dalam

http://www.kas.de/wf/doc/kas_43841-1522-2-30.pdf?160401030733 (22/10/2017, 19.35 WIB).

55

merupakan jalur laut yang menghubungkan Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika

Timur, dan Eropa. Di mulai dari Fuzhou kemudian berjalan disepanjang South

China Sea ke Hanoi, Jakarta, dan Kuala Lumpur melalui Selat Malaka menuju

Samudera Hindia, kemudian melalui Colombo ke Nairobi melewati Horn of Africa,

Laut Merah, Laut Tengah, Athena dan Venesia.72

Gambar 2.2 Silk Road Economic Belt dan Maritime Silk Road73

Presiden Xi Jinping secara resmi mempublikasikan inisiatif One Belt One

Road (OBOR) atau yang disebut juga Belt and Road Initiative (B&R) ketika

meresmikan Forum Boao untuk konferensi tahunan Asia di Hainan pada 28 Maret

2015. Hal tersebut juga dipublikasikan oleh Komisi Reformasi dan Pembangunan

Nasional Tiongkok, Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dan Kementerian

Perdagangan Tiongkok.74 Inisiatif OBOR merupakan penyatuan jalur Silk Road

72 Ibid. 73 Nyshka Chandran, 2014, New Silk Road Highlights China’s Two-Speed Reform, diakses dalam

https://www.cnbc.com/2014/11/17/new-silk-road-highlights-chinas-two-speed-reform.html

(22/10/2017, 21.04 WIB). 74 Tian Shaohui, Ed, 2015, Chronology of China’s Belt and Road Initiative, diakses dalam

http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm (28/10/2017, 20.35 WIB).

56

Economic Belt dan 21st Century Maritime Silk Road yang mempunyai lima tujuan

utama yaitu meningkatkan koordinasi kebijakan (policy coordination),

memperbaiki inftrastruktur fasilitas negara-negara disepanjang jalur Silk Road

Economic Belt dan 21st Century Maritime Silk Road (facilities connectivity),

perdagangan tanpa hambatan (unimpeded trade), integrasi keuangan (financial

integration), dan meningkatkan pertukaran budaya, pendidikan, dan

mempromosikan pariwisata disepanjang jalur Belt and Road (people to people

bond).75

Menurut kerangka kerja OBOR yang dipublikasikan oleh Komisi Reformasi

dan Pembangunan Nasional Tiongkok, melalui jalur di benua Asia, Afrika, dan

Eropa, Tiongkok akan membuat lingkaran ekonomi Asia Timur di satu sisi dan

mengembangkan lingkaran ekonomi Eropa di sisi lain. Jalur Silk Road Economic

Belt berfokus untuk menyatukan Tiongkok, Asia Tengah, Rusia, dan Eropa, serta

menghubungkan Tiongkok dengan Teluk Persia dan Laut Tengah melalui Asia

Tengah dan Asia Barat, dan menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tenggara,

Asia Selatan dan Samudera Hindia.76

Lain halnya Silk Road Economic Belt, 21st Century Maritime Silk Road

dirancang untuk menghubungkan Tiongkok ke Eropa melalui South China Sea dan

Samudera Hindia dalam satu rute, serta menghubungkan Tiongkok dengan

Samudera Pasifik Selatan melalui South China Sea. Inisiatif 21st Century Maritime

75 National Development and Reform Commission (NDRC) People’s Republic of China, 2015,

Vision and Actions on Jointly Building Silk Road Economic Belt and 21st Century Maritime Silk

Road, diakses dalam http://en.ndrc.gov.cn/newsrelease/201503/t20150330_669367.html

(28/10/2017). 76 Ibid.

57

Silk Road berfokus pada pembangunan rute transportasi laut melalui pembangunan

pelabuhan di sepanjang Belt and Road.77 Jika melihat kerangka kerja jalur Belt and

Road baik hal tersebut melalui jalur Silk Road Economic Belt dan 21st Century

Maritime Silk Road, Tiongkok bermaksud untuk membangun jalur yang menuju ke

Eropa melalui Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tenggara, Asia Tengah, dan

Samudera Hindia.

Sepanjang jalur Silk Road Economic Belt dan 21st Century Silk Road akan

dibangun enam koridor ekonomi yaitu New Eurasia Land Bridge Economic

Corridor, China-Mongolia-Russia Economic Corridor, China-Central Asia-West

Asia Economic Corridor, China-Indochina Peninsula Economic Corridor, China-

Pakistan Economic Corridor, dan Bangladesh-China-India-Myanmar Economic

Corridor.78

77 Ibid. 78 HKTD research, 2017, The Belt and Road Initiative, diakses dalam http://china-trade-

research.hktdc.com/business-news/article/The-Belt-and-Road-Initiative/The-Belt-and-Road-

Initiative/obor/en/1/1X000000/1X0A36B7.htm, (3/11/2017, 17.16 WIB).

58

Gambar 2.3 Enam Koridor Ekonomi di sepanjang jalur OBOR.79

New Eurasia Land Bridge Economic Corridor, China-Mongolia-Russia

Economic Corridor, dan China-Central Asia-West Asia Economic Corridor yang

melintasi Eurasia akan menghubungkan lingkaran ekonomi Asia Timur dan

lingkaran ekonomi Eropa yang maju, sementara itu juga membangun kerja sama

kelancaran jalur dari Teluk Persia ke Laut Tengah dan Laut Baltik. Hal tersebut

memungkinkan Tiongkok untuk membangun pasar di Eurasia, dan menciptakan

peluang pembangunan bagi negara-negara di pedalaman Eurasia sepanjang jalur

Belt and Road.80 Sementara itu, China-Indocina Peninsula Economic Corridor,

China-Paksitan Economic Corridor, dan Bangladesh-China-India-Myanmar

Economic Corridor yang berjalan melalui bagian Timur dan Selatan Asia bertujuan

untuk menghubungkan dengan negara-negara yang memiliki penduduk paling

padat, serta peluang untuk membangun dan menghubungkan area industri.81

79 Ibid. 80 Office of the Leading Group of the Belt and Road Initiative, 2017, Building the Belt and Road:

Concept, Practice, and China’s Contribution, diakses dalam

https://eng.yidaiyilu.gov.cn/wcm.files/upload/CMSydylyw/201705/201705110537027.pdf

(6/11/2017, 19.50 WIB). 81 Ibid.

59

2.3 Kerja Sama China-Pakistan Economic Corridor (CPEC)

Tahun 2013 kerja sama Tiongkok dan Pakistan menuju era baru dengan

adanya kerja sama China-Pakistan Economic Corridor (CPEC). Selama kunjungan

PM Tiongkok Li Keqiang pada Mei 2013, pemerintah Tiongkok dan pemerintah

Pakistan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai

rencana jangka panjang CPEC. 82 Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan

menandatangai MoU kerja sama pembangunan CPEC yang melibatkan Komisi

Reformasi dan Pembangunan Nasional (National, Development and Reform

Commission) Tiongkok dan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan (Ministry

of Planning and Development) Pakistan selama kunjungan PM Pakistan

Muhammad Nawaz Sharif ke Tiongkok pada 5 Juli 2013.83 Pembangunan CPEC

kemudian dimulai pada 20 April 2015, ketika Presiden Tiongkok Xi Jinping

menyepakati investasi sebesar 46 miliar dolar AS. 84 Selain memberikan investasi,

Xi Jinping juga menandatangani 51 MoU lainnya termasuk di dalamnya mengenai

proyek CPEC.85

Investasi dana Tiongkok sebesar 46 miliar dolar AS berasal dari Exim Bank

of China, China Development Bank, dan Industrial and Comercial Bank of China.

46 miliar dolar AS dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur

sekitar 11 miliar dolar AS, pengembangan energi sekitar 33 miliar dolar AS, dan

82 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, China and Pakistan, diakses

dalam

http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjb_663304/zzjg_663340/yzs_663350/gjlb_663354/2757_663

518/ (8/10/2017, 7.40 WIB). 83 Ibid. 84 BBC, 2015, China’s Xi Jinping Agrees $46bn Superhighway to Pakistan, diakses dalam

http://www.bbc.com/news/world-asia-32377088 (8/10/2017, 8.00 WIB). 85 Ibid.

60

sekitar 2,5 miliar dolar AS untuk pembangunan jaringan pipa minyak dan gas

bumi.86

Gambar 2.4 Peta CPEC di antara Silk Road Economic Belt dan

Maritime Silk Road.87

CPEC merupakan salah satu program One Belt One Road (OBOR) yang

dicetuskan oleh Tiongkok. Menteri Luar Negeri Tiongkok Hong Lei’s menyatakan

bahwa, “...The China-Pakistan Economic Corridor is located where the Silk Road

Economic Belt and the 21st Century Maritime Silk Road Meet. It is, therefore a

major project of the Belt and Road initiative...”.88 Melalui program OBOR,

Tiongkok bermaksud untuk menghubungkan konektivitas sabuk ekonomi jalan

sutra dan jalan sutra maritim abad ke-21 yang memasukan CPEC sebagai proyek

86 Hasaan Khawar, The Real CPEC Plan, diakses dalam http://dailytimes.com.pk/pakistan/28-

May-17/the-real-cpec-plan (8/10/2017, 20.00 WIB) . 87 James McBride, Building the New Silk Road, diakses dalam

https://www.cfr.org/backgrounder/building-new-silk-road (8/10/2017, 23.12 WIB). 88 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, Foreign Ministry Spokesperson

Hong Lei’s Regular Press Conference on April 20, 2015, diakses dalam

http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/xwfw_665399/s2510_665401/t1256093.shtml (8/10/2017,

21.33 WIB).

61

utamanya. Hal tersebut karena CPEC dapat menghubungkan kedua jalur

konektivitas dalam program OBOR.

2.4 Pembangunan Proyek CPEC

Proyek koridor ekonomi yang akan dibangun membentang sekitar 3000 km

dari Pelabuhan Gwadar Pakistan sampai ke wilayah Kashgar Xinjiang Tiongkok

meliputi pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jalur kereta api, jaringan

pipa minyak dan gas bumi, serta jaringan fiber optik.89 Selain itu juga pembangunan

infrastruktur Pelabuhan Gwadar. Menurut rencana yang dicanangkan oleh

Tiongkok dan Pakistan, pembangunan proyek tersebut membutuhkan waktu 15

tahun dimulai pada 2015 sampai dengan 2030.90 Selama 15 tahun tersebut,

pembangunan CPEC akan melalui beberapa tahapan yaitu pada tahap awal yang

disebut Early Harvest Projects (EHP) pembangunan akan selesai pada tahun 2018,

selanjutnya tahap jangka pendek (short-term projects) akan selesai pada tahun

2020, dilanjutkan dengan jangka menengah (medium-term projects) yang akan

selesai pada tahun 2025, dan yang terakhir jangka panjang (long-term projects)

yang akan selesai pada tahun 2030.91

Tahap EHP dan short-term project melibatkan investasi lebih dari 17 miliar

dolar AS. Pada tahap EHP beberapa konektivitas jalan akan diselesaikan,

sedangkan pada tahap kedua (short-term project) akan membangun sistem kabel

fiber optik, pengembangan energi melalui berbagai sumber seperti batubara, angin,

89 Robin Lee, An Introduction to the China-Pakistan Economic Corridor, diakses dalam

https://borderless-hk.com/2017/08/16/an-introduction-to-the-china-pakistan-economic-corridor/

(8/10/2017, 23.45 WIB). 90 Ministry of Planning Development & Reform, Background of CPEC, diakses dalam

http://pc.gov.pk/web/cpec (8/10/2017, 23.50 WIB). 91 Hasaan Khawar, Op. Cit,.

62

matahari, dan nuklir. Selain menciptakan jaringan jalan, jalur kereta api, dan jalur

pipa minyak dan gas, pada tahap kedua ini juga akan memperbarui bandara, East

Bay Expressway, melengkapi fasilitas rumah sakit, menyediakan dan distribusi

air.92

Proyek EHP dan short-term project di antaranya yaitu perbaikan jalur kereta

api dari Peshawar-Lahore-Karachi sepanjang 1.681 km, penambahan energi pada

pembangkit listrik tenaga batu bara di Thar (Thar coal power project) sebesar 1.980

MW. Kemudian, pengembangan dua blok pertambangan batubara di Thar,

pembangunan pipa gas alam Gwadar-Nawabshah, pembangkit listrik berbasis batu

bara yang diimpor di Pelabuhan Qasim sebesar 1.320 MW, solar park di

Bahawalpur sebesar 900 MW, pembangunan jalan Havelian-Islamabad dari jalan

raya Karakoram, wind farm di Jhimpir sebesar 260 MW, dan pembaruan Bandara

Internasional Gwadar.93

Tahap ketiga (mid-term project) proyek yang akan dibangun sebagian besar

terdiri dari peningkatan sistem perkeretaapian Pakistan, termasuk pembangunan

kembali seluruh jalur utama Rute Timur (ML 1) antara Karachi dan Peshawar pada

tahun 2020, dilanjutkan dengan memperbaiki jalur Rute Tengah (ML 2) dan Rute

Barat (ML 3). Jalur kereta api tersebut akan menyediakan akses langsung untuk

92 Sultan M. Hali, CPEC A Hope for the Nation, diakses dalam

https://www.pakistantoday.com.pk/2017/09/01/cpec-a-hope-for-the-nation/ (13/10/2017, 21.39

WIB). 93 Engr Hussain Ahmad Siddiqui, CPEC Projects: Status, Cost and Benefits, diakses dalam

https://www.dawn.com/news/1194014/cpec-projects-status-cost-and-benefits (13/10/2017, 18.51

WIB).

63

barang-barang dari Tiongkok dan negara di Asia Timur lainnya ke pelabuhan

Pakistan di Karachi dan Gwadar pada tahun 2030.94

Gambar 2.5 Jalur ML 1, ML 2, dan ML 395

Rute Barat (2.674 km) dimulai dari Attock di Punjab, berjalan melalui Dera

Ismail Khan di KPK kemudian memasuki Baluchistan yang melewati Zhob, Qila

Saif Ullah dan Quetta, untuk mencapai Gwadar melalui Sorab dan Panjgur. Rute

Tengah (2.756 km) melewati Dera Ismail Khan dan untuk mencapai Gwadar

melalui Bhakkar, Muzaffargarh, Layyah, Rajanpur, Sukkur dan Khuzdar.

Selanjutnya, Rute Timur (2,781 km) terdiri dari M2 (Lahore-Islamabad Motorway),

M3 (Lahore-Faisalabad Motorway), M5 (Lahore-Karachi Motorway) yang

melewati kota-kota di Lahore, Multan, Sukkur, Hyderabad, dan Karachi. Pesisir

Makran Coastal menghubungkan pelabuhan Karachi dan Gwadar di Pakistan. 96

94 Sultan M. Hali, Op. Cit,. 95 Robin Lee, Op. Cit,. 96 Ibid.

64

Tahap keempat (long-term project) tidak hanya mengenai pembangunan

infrastruktur seperti jalan, jalur kereta api, kabel fiber optik, jaringan pipa minyak

dan gas, tetapi juga mengenai pertukaran teknologi di bidang pertanian,

pembangunan kawasan industri, manufaktur, konstruksi infrastruktur energi

tradisional dan baru, konservasi energi, dan perlindungan lingkungan. Selain itu di

bidang sosial pada tahap keempat ini akan memperkuat kerja sama dalam bidang

pendidikan, budaya, pariwisata, pengentasan kemiskinan, kerja sama di bidang

mata pencaharian dan media.97

2.4.1 Proyek Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api

Infrastruktur jalan raya dan jalan kereta api di Pakistan akan dibangun dan

diperbarui di bawah kerangka kerja sama CPEC. Rute jalan CPEC dimulai dari

Provinsi Xinjiang di Tiongkok kemudian menuju Pakistan dari Khunjareb di Gilgit

Baltistan melewati Abbotabad, Haripur di KPK, Hasanabdal, dan Burhan di Punjab.

Jalur tersebut menghubungkan ke Islamabad-Peshaswar Motorway melalui tiga rute

utama untuk mencapai Gwadar yaitu rute Barat, Tengah, dan Timur.98

Rute Barat, Tengah, dan Timur dipercepat pembangunannya, beberapa rute

masih dalam tahap perbaikan dan pembangunan yaitu Karakoram Highway (KKH)

tahap II dari Thakot ke Havelian (118 km) yang merupakan bagian dari

pembangunan jalan dari Raikot ke Islamabad. Kemudian proyek pembangunan

jalan dari Multan ke Sukkur (392 km) merupakan bagian dari proyek jalan

Peshawar-Karachi Motorway. Pembangunan jalan dari Multan ke Sukkur

97 Ministry of Planning Development & Reform, Op. Cit,. 98 Research & Development Cell, 2017, China Pak Economic Corridor (CPEC) is Paksitan Ready

to Surf the Tide?, Karachi: Karachi Chamber of Commerce and Industry, hal. 2.

65

merupakan salah satu yang menjadi prioritas. Selanjutnya, pembangunan jalan dari

Khuzdar ke Basima (110 km) di Provinsi Balochistan dimasukkan dalam proyek

jangka pendek CPEC. Jalan dair Khuzdar ke Basima adalah salah satu jalan yang

menghubungkan rute Tengah dan rute Barat. Terdapat juga proyek perbaikan jalan

dari Dare Ismail Khan melalui Zhob (120 km) dan KKH Thakot ke Raikot (136 km)

yang termasuk proyek jangka pendek. 99

Gambar 2.6 Jaringan Jalan Raya CPEC100

Pembangunan jalan kereta api yang melewati beberapa rute memiliki

rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Tidak hanya membangun jalur

kereta api baru tetapi merekonstruksi jalur kereta yang telah ada sebelumnya di

Pakistan. Jalur kereta yang direkonstruksi dalam jangka pendek yaitu di bagian

99CPEC, China-Pakistan Economic Corridor Map, diakses dalam http://cpec.gov.pk/maps

(14/10/2017, 20.26 WIB). 100 Robin Lee, Op.Cit,.

66

Mine Line (ML 1) dari Karachi ke Peshawar (1.600 km). Jalur kereta dari Karachi

ke Peshawar direncanakan dibangun juga jalur kereta cepat. ML 2 Havelian ke

Karachi, melalui Rawalpindi, Faisalabad, Multan, Jacobadad, Hyderabad, Karachi

akan menjadi proyek rekonstruksi jangka menengah dan panjang. Pembangunan

jalur kereta baru dalam jangka menengah dan panjang yaitu dari Gwadar ke

Jacobabad kemudian Quetta melalui Besima (1.328 km). Selanjutnya pembangunan

jalur kereta baru juga akan dilakukan dari Quetta ke Kotla di bagian rute Barat (ML

2) sepanjang 560 km. Proyek pembangunan baru dan rekonsktruksi jalur kereta

berjangka panjang akan dilakukan dari Quetta ke Taftan (633 km).101

Gambar 2.7 Jaringan Jalan Kereta Api CPEC102

Jalur kereta api ketiga rute ML1, ML2, dan ML3 akan terhubung ke Stasiun

Kereta Api Havelian yang terletak di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Stasiun Kereta

101 Ibid. 102 Ibid.

67

Api tersebut akan dijadikan sebagai pelabuhan kering yang akan menghubungkan

beberapa jalan koridor karena letaknya di tengah jalan raya Karakoram Highway.

Pembangunan pelabuhan kering tersebut meliputi fasilitas penanganan kargo untuk

memenuhi permintaan barang ekspor maupun impor berkontainer, selain itu juga

akan dibangun jalur kereta api di Havelian yang terletak lebih dari 680 km dari

Khunjarab.103

2.4.2 Proyek Energi dan Kabel Fiber Optik

Sekitar 62% atau sekitar 33 miliar dolar AS dari investasi Tiongkok melalui

kerja sama CPEC akan dialokasikan untuk pembangunan 23 proyek energi. Dana

sebesar 33 miliar dolar AS akan meningkatkan produksi listrik sebesar 16.695 MW

di Pakistan. 15 proyek prioritas dari 23 proyek energi dengan biaya 21,86 miliar

dolar AS akan menyediakan listrik hingga 10.350 MW pada pertengahan 2018.104

Proyek energi bertujuan untuk membantu pertumbuhan kegiatan ekonomi domestik

dengan mengurangi masalah listrik jangka panjang di Pakistan yang diperkirakan

akan membebani negara tersebut sebesar 7% dari PDB setiap tahunnya.105 Proyek

prioritas energi berada di wilayah Karachi, Khyber Pukhtunkhwa, Punjab, Sindh,

Baluchistan, lebih lanjut mengenai proyek tersebut bisa dilihat pada lampiran 2.106

Selain di bidang energi, dibangun juga proyek kabel fiber optik dari

Rawalpindi ke Khunjerab melalui Rawalpindi, Jharikas, Mansehra, Naran, Babusar

Top, Chilas, Gilfit, dan Karimabad sepanjang 820 km yang diperkirakan akan

103 CPEC, Havelian Dry Port (450 M. Twenty-Foor Equivalent Units), diakses dalam

http://cpec.gov.pk/project-details/31a (15/10/2017, 07.49 WIB). 104 Research & Development Cell, Op. Cit,. 105 Ibid. 106 CPEC, CPEC-Energy Priority Project, diakses dalam http://cpec.gov.pk/energy (15/10/2017,

9.35 WIB).

68

selesai pada tahun 2018. Proyek yang membutuhkan dana sebesar 44 juta dolar AS

akan menambah komponen digital ke proyek CPEC.

Pada Mei 2016 proyek tersebut mulai dibangun oleh Special Communication

Organization (SCO)107 bekerja sama dengan Huawei108 dari Tiongkok.109 Rute

pembangunan kabel fiber optik melalui daerah yang sulit seperti puncak Babusar,

Chilas, dan Sost serta cuaca yang ekstrim tetapi, jika pembangunan kabel fiber optik

tersebut berhasil akan mempermudah jalur teknologi informasi dan komunikasi dari

Pakistan ke Tiongkok menurut Director Pakistan-China Optical Fiber Cable Project

Kolonel Waseem Ahmed.110 Tidak hanya digunakan untuk lalu lintas internet,

tetapi pembangunan jaringan fiber optik juga digunakan untuk pendistribusian

siaran televisi terestrial111 yang bekerja sama dengan media Tiongkok. Melalui hal

tersebut Tiongkok dapat memperkenalkan kebudayaannya di Pakistan.

107 SCO merupakan departemen yang terafiliasi dengan Angkatan Darat Pakistan. Didirikan pada

1976 dengan tugas mengembangkan, mengoperasikan, dan memelihara layanan telekomunikasi di

Azad Jammu dan Kashmir serta Gilgit Baltistan. 108 Huawei merupakan perusahaan mutinasional Tiongkok di bidang teknologi, komunikasi, dan

informasi. Didirikan pada tahun 1987, awalnya hanya berfokus pada pembuatan switch telepon

seiring perkembangan zaman memperluas bisnisnya dengan membangun jaringan telekomunikasi,

dan menyediakan peralatan operasional. 109 TRIBUNE Pakistan, 2016, CPEC Project: Rapalpindi-Khunjerab Fiber Optic Cable by 2018,

diakses dalam https://tribune.com.pk/story/1184567/cpec-project-rawalpindi-khunjerab-fiber-

optic-cable-2018/ (15/10/2017, 10.10 WIB). 110 The Nation, 2016, Optic Fiber to Connect Pakistan with China next Year, diakses dalam

http://nation.com.pk/newspaper-picks/03-Dec-2016/optic-fiber-to-connect-pakistan-with-china-

next-year (15/10/2017, 11.08 WIB). 111 Sistem penyiaran televisi terestrial tidak menggunakan transmisi satelit, tetapi menggunakan

gelombang radio melalui pemancar atau antena TV.

69

Gambar 2.8 Jalur Proyek Kabel Fiber Optik112

2.4.3 Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus

Gagasan mengenai Special Economic Zones (SEZ) adalah untuk membangun

area lahan tertentu yang menjadi kawasan industri dengan menyediakan konsesi

khusus dalam pajak dan kebijakan ekonomi. Pakistan telah menetapkan sembilan

SEZ di bawah kerja sama CPEC yang didukung oleh Undang-Undang SEZ Pakistan

yang disahkan pada tahun 2012 dan mengalami amandemen pada tahun 2016.113

Pengaturan mengenai SEZ disetuju oleh Tiongkok dan Pakistan pada pertemuan

Joint Cooperation Committe (JCC) ke-6 pada Desember 2016 di Beijing. Menurut

pertemuan tersebut Zona Ekonomi Khusus berada pada empat provinsi di

112 CPEC, Fiber Optic Project of CPEC, diakses dalam http://cpec.gov.pk/map-single/3

(15/10/2017, 11.14 WIB). 113 Saira Ali, CPEC: Special Economic Zones and Development Policy, diakses dalam

http://www.cpecinfo.com/cpec-news-detail?id=MzkyNQ== (15/10/2017, 16.30 WIB).

70

Pakistan.114 Keempat provinsi tersebut yaitu Khyber Pakhtunkhwa, Sindh,

Baluchistan, dan Punjab.115

SEZ dibagi menjadi tiga kawasan yaitu bagian barat dan barat laut, tengah,

dan selatan. Bagian barat dan barat laut meliputi Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan

Baluchistan direncanakan untuk industri ekstrasi mineral, dengan potensi bijih

korm dan memiliki cadangan emas serta berlian yang cukup besar yang perlu untuk

dieksplorasi.116 Salah satu produksi mineral yang besar seperti marmer rencananya

akan dibahas oleh kedua negara, rencana tersebut terlihat dengan menyiapkan

pengolahan marmer dan granit di lokasi mulai dari Gilgit dan Kohistan (Provinsi

Kyber Pakhtunkhwa) di utara ke Khuzdar (Provinsi Balochistan) di Selatan.117

Zona pusat atau tengah dijadikan sebagai pusat industri tekstil, peralatan

rumah tangga dan semen. Empat lokasi terpisah disiapkan untuk pembangunan

industri semen yaitu di Daudkhel, Khushab, Esakhel, dan Mianwali. Bagian zona

selatan mencakup kawasan Gwadar dan Karachi rencananya akan dikembangkan

industri petrokimia, besi dan baja, industri pelabuhan, mesin teknik, pemrosesan

perdagangan, dan onderdil mobil. Beberapa perusahaan Tiongkok telah memulai

investasi dan konstruksi di Gwadar. Hal tersebut demi mengambil keuntungan dari

posisi geografis dan biaya pengiriman yang sangat murah untuk mengimpor minyak

dari Timur Tengah, biji besi dan sumber batubara kokas dari Afrika Selatan.118

114 Pakistantoday, 2016, 6th JCC Meeting: CPEC soars to Rs5,700 Bilion, diakses dalam

https://www.pakistantoday.com.pk/2016/12/30/6th-jcc-meeting-300mw-power-project-agreement-

signed/ (15/10/2017, 19.28 WIB). 115 CPEC, CPEC Special Economic Zones (SEZs), diakses dalam http://cpec.gov.pk/special-

economic-zones-projects (15/10/2017, 20.00 WIB). 116 Khurram Husain, 21 Juni 2017, Exclusive: CPEC Master Plane Revealed, diakses dalam

https://www.dawn.com/news/1333101 (15/10/2017, 19.29 WIB). 117 Ibid. 118 Ibid.

71

Gambar 2.9 Pemetaan Special Economic Zone (SEZ)119

2.4.4 Pembangunan Infrastruktur Gwadar

Pembangunan infrastruktur selain jalan raya dan kereta api juga menyangkut

pembangunan Pelabuhan Gwadar. Pembangunan Pelabuhan Gwadar yang masuk

dalam proyek CPEC merupakan tahap kedua, yang sebelumnya sudah pernah

dibangun oleh Tiongkok pada tahap I. Pada tahun 2002 Pakistan menyepakati

pemberian kontrak 248 juta dolar AS dari Tiongkok untuk membangun Pelabuhan

Gwadar. Pelabuhan tersebut kemudian dibangun oleh perusahaan Tiongkok China

Harbour Construction Campany Co. Ltd (CHEC) dan selesai tahap pertama pada

119 Ibid.

72

tahun 2006.120 Pemerintah Pakistan pada tahun 2006 mengajukan penawaran untuk

mengelola pelabuhan Gwadar. Terdapat enam perusahaan yang tetarik mengelola

pelabuhan tersebut yaitu Dubai World Port, Hutchinson dari Hong Kong, Port of

Singapore Authority (PSA), dua perusahaan Saudi dan satu dari perusahaan

Pakistan. Kemudian pemerintah Pakistan setuju memberikan kontrak manajemen

pelabuhan kepada PSA.121 Selang beberapa tahun pada tahun 2012 otoritas Pakistan

dan PSA bernegosiasi untuk mengakhiri perjanjian senilai 750 juta dolar tentang

pengoperasian pelabuhan yang dinilai menurut PSA situasi keamanan di

Balochistan menghambat PSA menginvestasikan uang.122

Kontrak PSA berakhir pada 2013 seiring dengan kesepakatan pemerintah

Pakistan mengenai pemberian kontrak pembangunan dan pengoperasian pelabuhan

kepada perusahaan milik Tiongkok yaitu China Overseas Port Holding Company

(COPHC).123 Melalui COPHC pembangunan pelabuhan Gwadar tahap II

dilaksanakan di bawah kerja sama CPEC. Pada tahap ke II melibatkan kontrak

sebesar 1,02 miliar dolar untuk pambangunan infrastruktur dan bandara baru di

Gwadar.124

Pembangunan infrastruktur di Gwadar meliputi di antaranya proyek Gwadar

East Bay Expressway, Bandara Internasional Baru Gwadar, Konstruksi

120 Rong Wang dan Cuping Zhu, (Ed.), 2015, Annual Report on the Development of International

Relations in the Indian Ocean Region, Berlin: Springer, hal. 107. 121 Captain K. Raffat Zaheer, Development and Operations of the Port of Gwadar, diakses dalam

http://www.ifsma.org/tempannounce/aga33/Gwadar.pdf (15/10/2017, 23.19 WIB). 122 Zia Khan, 2012, Singapore Port Operator on Way Out of Gwadar, diakses dalam

https://tribune.com.pk/story/419578/singapore-port-operator-on-way-out-of-gwadar/ (15/102017,

23.20 WIB). 123 Syed Irfan Raza, 2013, China Given Contract to Operate Gwadar Port, diakses dalam

https://www.dawn.com/news/786992 (15/10/2017, 23.33 WIB). 124 Robin Lee, Op.Cit,.

73

Breakwaters, Dredging of Berthing Area and Channels, Rumah Sakit Persahabatan

Pakistan-Tiongkok, fasilitas pengolahan air tawar dan distribusi air, lebih lanjut

bisa dilihat pada lampiran 4.