bab ii bps lutim

81
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LUWU TIMUR BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 KONDISI GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK 2.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Luwu Timur secara geografis terletak pada koordinat antara 2 0 15’ 00’’ – 3 0 Lintang Selatan dan 120 0 30’ 00’’ sampai 121 0 30’00’’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Luwu Timur adalah 694.488 ha atau 6.944,88 km 2 . Secara fisik geografis wilayah Kabupaten Luwu Timur meliputi batas-batas: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Letak Kabupaten Luwu Timur pada Pulau Sulawesi sangat strategis sehingga dapat menjadi wilayah penghubung bagi wilayah hinterland, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang memiliki kekayaan sumberdaya KELOMPOK KERJA (POKJA) SENITASI KABUPATEN LUWU TIMUR

Upload: lela

Post on 11-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bps lumit

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

BAB IIGAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 KONDISI GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK

2.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Luwu Timur secara geografis terletak pada

koordinat antara 20 15’ 00’’ – 30 Lintang Selatan dan 1200 30’ 00’’

sampai 1210 30’00’’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Luwu

Timur adalah 694.488 ha atau 6.944,88 km2. Secara fisik geografis

wilayah Kabupaten Luwu Timur meliputi batas-batas:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi

Sulawesi Tengah

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi

Sulawesi Tengah

Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten

Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara

Provinsi Sulawesi Selatan.

Letak Kabupaten Luwu Timur pada Pulau Sulawesi sangat

strategis sehingga dapat menjadi wilayah penghubung bagi wilayah

hinterland, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang memiliki

kekayaan sumberdaya alam.Pada masa datang, Kabupaten Luwu

Timur diharapkan dapat berfungsi sebagai service region dan

marketing outlet bagi kabupaten-kabupaten di sekitarnya.

Selain itu, bila ditinjau dari wilayah Nasional, di kabupaten

Luwu Timur terdapat Kawasan Strategis Nasional, yaitu KSN

Sorowako dan sekitarnya yang menjadi sentra penambangan PT.

Page 2: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Vale Indonesia, Tbk. Penetapan KSN Sorowako mengacu pada

pertimbangan kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan

teknologi tinggi, serta mempunyai pengaruh luas terhadap

pembangunan ekonomi sampai ke tingkat nasional, terutama

karena Kontrak Karya (KK) yang ditanda tangani oleh Presiden RI

(Soeharto, kala itu) baru berakhir tahun 2025.

Peta 2.1: Peta Orientasi Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Peta RTRW Kab. Luwu Timur

KABUPATEN LUWU TIMUR

Page 3: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Peta 2.2.

Peta Kawasan Stategis Nasional Sorowako dan Sekitarnya

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur juga mendapat julukan “Negeri Tiga

Danau”, karena keunikan keberadaan 3 (tiga) buah danau besar

pada bagian Timur wilayahnya. Ketiga danau yang dimaksud, yaitu :

Danau Towuti (luasnya 56.670 Ha),

Danau Matano (luasnya 16.350 Ha), dan

Danau Mahalona (luasnya 2.348 Ha)

Ketiga danau ini sangat potensial untuk pengembangan

kegiatan budidaya perikanan, pembangkit listrik, dan kegiatan

pariwisata. Disamping itu juga, terdapat 2 (dua) buah telaga, yaitu

Telaga Tapareng Masapi seluas 243 Ha, dan Telaga Lontoa seluas

172 Ha.

Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14

sungai.Sungai terpanjang adalah sungai Kalaena dengan panjang 85

Page 4: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

km, sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan

panjang 15 km.

Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kab. Luwu Timur

Sumber: BPS Kab. Luwu Timur Tahun 2013

Catatan : * Data tidak tersedia

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)

Nama DAS Luas (Ha)

Larona 48

Ussu 9

Cerekang 27,5

Angkona 7,92

Kalaena 28,9

Powosoi 1,6

Senggeni 3,12

Bambalu 16,5

Lepa-Lepa *

Lumbewe *

Bambalu *

Langkara *

Malili *

Pongkeru *

Page 5: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.1.2 Administrasi

Secara administrasi, Kabupaten Luwu Timur terdiri atas 11

(sebelas) kecamatan yaitu Burau, Wotu, Tomoni, Angkona, Malili,

Towuti, Nuha, Mangkutana, Kalaena, Tomoni Timur, dan Wasuponda

dengan jumlah keseluruhan 124 desa, 3 kelurahan, dan 2 UPT.

Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah hasil pemekaran

dari Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur

yang beribukota di Malili terbentuk pada tahun 2003 berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2003 dan

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 2003.

Sebaran desa di setiap kecamatan adalah Kecamatan Burau

(18 desa), Wotu (16 desa), Tomoni (12 desa dan 1 kelurahan),

Angkona (10 desa), Malili (14 desa, 1 kelurahan dan 2 UPT ), Towuti

(18 desa), Nuha (4 desa dan 1 kelurahan), Mangkutana (11 desa),

Kalaena (7 desa), Tomoni Timur (8 desa) dan Wasuponda (6 desa).

Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah Desa/Kelurahan

Nama Kecamatan

Jumlah Keluraha

n/Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha)(%) thd

total

(Ha) (%) thd

total

Burau 18 25.623 3.69 534.336 12.99

Wotu 16 13.052 1.88 449.526 10.93

Tomoni 13 23.009 3.31 404.184 9.82

Tomoni Timur 8 4.391 0.63 224.928 5.47

Page 6: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Angkona 10 14.724 2.12 391.974 9.53

Malili 21 92.120 13.26 463.122 11.26

Towuti 18 182.048 26.21 413.49 10.05

Nuha 5 80.827 11.64 354.882 8.63

Wasuponda 6 124.400 17.91 276.342 6.72

Mangkutana 11 130.096 18.73 421.74 10.52

Kalaena 7 4.198 0.60 179.652 4.37

Sumber: Luwu Timur dalam angka 2013 & Dinas Tarkim

Page 7: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Peta 2.2 :Peta Administrasi Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

Page 8: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.1.3. Kondisi Fisik

2.1.3.1.Topografi

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya

berada pada kawasan Pegunungan Verbeck merupakan

daerah yang bertopografi pegunungan. Namun di beberapa

tempat merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa.

Wilayah-wilayah yang bergunung adalah bagian utara dan

barat sedangkan wilayah pedataran adalah bagian selatan

dan barat. Kondisi datar sampai landai terdapat pada semua

wilayah kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan

Angkona, Burau, Wotu, Malili dan Mangkutana. Sedangkan

kondisi bergelombang dan bergunung yang terluas di

Kecamatan Nuha, Mangkutana dan Towuti.

Hasil analisis kelerengan serta analisis peta topografi

menunjukkan bahwa Kabupaten Luwu Timur dapat dibagi

menjadi 4 wilayah lereng dan satu danau. Penggolongan

tersebut adalah pegunungan (>40%), perbukitan (15 – 40%),

bergelombang (8 – 15%) dan pedataran (0 – 8%). Luas

wilayah dengan kemiringan >40% mencapai 459.946,81 ha

(69,20%), kemiringan 0-8% mencapai 105.653 ha, kemiringan

8-15% mencapai 11.846,62 ha, kemiringan 15-40%

mencapai 11.446,05 ha dan danau mencapai luas 74.875,50

ha.

Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu

kabupaten dengan luas lahan hutan yang terbesar di Provinsi

Sulawesi Selatan. Luas lahan hutan alam dan hutan bakau

mencapai 474.373 Ha atau mencapai 68,30%. Disektor

pertambangan khususnya di bidang tambang Nikel

memegang peranan penting di wilayah ini, luas lahan yang

Page 9: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

dikelola sebagai pertambangan mencapai 4,24% atau setara

dengan 28.444,86 Ha dari luas lahan yang ada. Pola

penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Luwu Timur seperti

yang digambarkan sebagai berikut:

Hutan : 464.758,00 Ha (66,92 %)

Hutan Bakau : 9.615,00 Ha (1,38 %)

Pasar Pantai : 279Ha (0,04 %)

Perkebunan : 44.231,15 Ha (6,37 %)

Permukiman : 10.059,44 Ha (1,45%)

Sawah irigasi : 14.562,00 Ha (2,10 %)

Sawah Tadah Hujan : 831Ha (0,12 %)

Semak Belukar : 12.391,00 Ha (1,78 %)

Tanah Ladang : 2.710,00 Ha (0,39 %)

Konsevasi Perairan : 78.367,55 Ha (11,29 %)

Tegalan : 27.248,55 Ha (3,92 %)

Tambang : 29.444,86 Ha (4,24 %)

2.1.3.2.Geohidrologi

Pola distribusi curah hujan tahunan menunjukaan arah

yang semakin besar ke arah dataran tinggi disebelah barat

laut. Ini disebabkan karena daerah disebelah barat adalah

daerah dengan bentangan pegunungan. Pada daerah dataran

tinggi suhu udara lebih rendah dibandingkan dataran

rendah.Daerah sebelah barat merupakan dataran tinggi

dengan ketinggian 500-1000 m dari permukaan

laut.Sedangkan daerah sebelah timur merupakan dataran

rendah yang < 500 m dari permukaan laut.Sepanjang tahun

pola pergerakan angin bergerak dari dataran tinggi yang

Page 10: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

memiliki gradien tekanan yang tinggi menuju ke arah dataran

rendah dengan gradien tekanan yang lebih rendah.

Secara umum selama periode 1991-1998 distribusi

curah hujan di sekitar Sorowako memiliki distribusi yang

relatif rendah di arah Selatan dan relatif membesar ke arah

barat laut. Dalam kurun waktu ini curah hujan rata-rata

berkisar 2950 – 3140 mm/tahun. Curah hujan terendah berada

di stasiun 2 (Wawondula), yaitu 2950 mm/bulan, tepatnya

disebelah selatan dan curah hujan hujan tertinggi berada di

stasiun 5 (Hydro) yang berada di sebelah barat laut dengan

nilai mencapai 3140 mm/bulan.

Bardasarkan data Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir

dan Laut (Bappeda Kabupaten Luwu Timur, 2006)

menunjukkan bahwa tipe pasang surut perairan di wilayah ini

adalah tipe campuran condong ke harian ganda denga kisaran

pasang surut sebesar 178 cm.

Gelombang yang terjadi di perairan pantai Kabupaten

Luwu Timur adalah gelombang yang diakibatkan oleh angin

yang bertiup di permukaan laut. Tinggi gelombang di wilayah

ini bervariasi menurut musim, kecepatan angin dan tinggi

amplitudo pasang surut. Pada musim Timur (hujan) yang jatuh

pada bulan April-September gelombang lebih tinggi dibanding

pada musim Barat (bulan Oktober-Maret). Hasil pengamatan

gelombang didapatkan tingga gelombang berkisar 15 cm-25

cm. Gelombang yang pecah di pantai menimbulkan arus

horisonal dan arus balik vertikal pantai. Arus balik ini yang

dapat mengangkut sedimen di daerah pesisir dan akan

mengakibatkan perubahan garis pantai dan penutupan mulut

sungai.

Page 11: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.1.3.3.Geologi

Kondisi geologi wilayah Luwu Timur diuraikan

berdasarkan tinjauan morfologi, stratigrafi dan struktur

geologi. Morfologi daerah ini dapat dibagi atas 4 satuan :

Daerah Pegunungan, Daerah Perbukitan, Daerah Kars dan

Daerah Pedataran.

Daerah Pegunungan menempati bagian barat dan

tenggara pada lembar Buyu Baliase, Salindu, Lawangke,

Pendolo, Mangkutana dan Rauta, Ballawai, Ledu ledu

dan Tapara Masapi. Pada bagian tenggara lembar peta

terdapat Pegunungan Verbeck dengan ketinggian 800-

1346 m di atas permukaan laut, dibentuk oleh batuan

ultramafik dan batugamping meliputi lembar Ledu-Ledu,

Tara Masapi, Malili, Tolala dan Rauta. Puncak-puncaknya

antara lain G. Tambake (1838 m), bulu Nowinokel (1700

m), G. Kaungabu (1760 m), Bulu Taipa (1346 m), Bulu

ladu (1274 m), Bulu Burangga (1032 m) dan Bulu Lingke

(1209 m). Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini

yaitu S. Kalaena, S. Pincara, S. Larona dan S. Malili

merupakan sungai utama. Pola aliran sungai umumnya

dendritik.

Daerah perbukitan menempati bagian meliputi lembar

Bone-Bone, Mangkutana, Wotu sebagian lembar Malili,

dengan ketinggian antara 200-700 m di atas permukaan

laut dan merupakan perbukitan yang agak landai yang

terletak di antara daerah pegunungan dan daerah

pedataran. Perbukitan ini dibentuk oleh batuan vulkanik,

ultramafik dan batupasir. Puncak-puncak bukit yang

terdapat di daerah ini diantaranya Bulu Tiruan (630 m),

Page 12: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Bulu Tambunana (477 m) dan Bulu Bukila (645 m).

Daerah Kras menempati bagian timurlaut pada peta

lembar Matano dengan ketinggian antara 800-1700 m

dari permukaan laut dan dibentuk oleh batugamping.

Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina, “sinkhole” dan

sungai bawah permukaan. Puncak yang tinggi di daerah

ini di antaranya Bulu Empenai (1185 m).

Daerah pedataran menempati daerah selatan semua

lembar peta, melampar mulai dari utara Bone-bone,

Wotu dan Malili. Daerah ini mempunyai ketinggian

hanya beberapa meter di atas permukaan laut dan

dibentuk oleh endapan aluvium. Pada umumnya

merupakan daerah pemukiman dan pertanian yang

baik. Sungai yang mengalir di daerah ini di antaranya S.

Salonoa, S. Angkona dan S. Malili, menunjukkan proses

berkelok.

Sungai-sungai yang bersumber di daerah

pegunungan mengalir melewati daerah ini terus ke

daerah pedataran dan bermuara di Teluk Bone. Pola

alirannya dendrit. Terdapatnya pola aliran subdendritit

dengan air terjun di beberapa tempat, terutama di

daerah pegunungan, aliran sungai yang deras, serta

dengan memperhatikan dataran yang agak luas di

bagian selatan peta dan adanya perkelokan sungai

utama, semuanya menunjukkan morfologi dewasa

2.1.3.4.Klimatologi

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang

memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Selama tahun

Page 13: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2012, rata-rata curah hujan per bulan dari 7 stasiun

pengamatan selalu di atas 150 mm. Curah hujan

tertinggi tercatat pada bulan Maret, mencapai 393 mm

dengan jumlah hari hujan sebanyak 24 hari.

Temperatur udara rata-rata bulanan berkisar pada

24,0-26,1 oC. Temperatur tertinggi tercatat pada bulan

November, sedangkan temperatur terendah pada bulan

Juli. Temperatur rata-rata bulanan cenderung meningkat

dari tahun ke tahun. Kelembaban Udara (relatif) bulanan

rata-rata berkisar pada 88,4-93,8%. Kelembaban relatif

tertinggi terjadi pada hampir semua bulan (100%)

terutama pada bulan Juli, dan terendah pada bulan

September (80,8%). Variasi kelembaban relative rata-

rata bulanan diperlihatkan pada gambar berikut.

Penguapan yang terjadi cukup tinggi dengan nilai

rata-rata bulanan sekitar 2,7-4,3 mm, walaupun

demikian diimbangi oleh curah hujan harian yang tinggi

pula. Penguapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober

(4,3 mm/hari), sedang penguapan terendah teramati

pada Bulan Juni (2,7 mm/hari). Periode dengan tingkat

penguapan tinggi terjadi mulai bulan Agustus sampai

April ( 3 mm/hari), sedangkan periode dengan

penguapan rendah mulai bulan Mei sampai dengan

bulan Juli (3 mm/hari).

Curah hujan rata-rata bulanan dari tahun 1990

sampai 2001 berkisar di antara 111,3-409.7 mm dengan

curah hujan tertinggi pada bulan Mei dan terendah pada

bulan September. Jumlah rata-rata hari hujan setiap

bulan antara 12-25 hari. Periode dengan tingkat curah

Page 14: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

hujan tinggi terjadi mulai bulan Maret sampai Mei ( 300

mm), sedangkan periode dengan curah hujan rendah

mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober (

200 mm). Periode dengan tingkat curah hujan sedang

terjadi dari bulan November sampai Februari (200 – 300

mm). Angin. Dalam penelitian ini data kecepatan dan

arah angin setiap jam selama 7 tahun terakhir diperoleh

dari Stasiun Meteorologi PT. INCO TBK. Data angin

selama 7 tahun terakhir menunjukkan bahwa antara

pukul 07.00 sampai 18.00 (siang) arah angin dominan

dari arah tenggara (24,8 %) dan dari utara (24,13 %),

sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 (malam)

arah angin dominan dari arah utara (36,8 %) dan dari

arah tenggara (19,1 %). Kecepatan angin selama 7

tahun terakhir antara pukul 07.00 sampai 18.00

sebagian besar berkisar 0 sampai 2 m/s (69,1 %),

sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 besar

berkisar 0 sampai 2 m/s (73.16 %).

2.2 DEMOGRAFIS

Jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur berdasarkan data

desa tahun 2012 mencapai jumlah 269.734 jiwa dengan jumlah

rumah tangga sebanyak 63.068 rumah tangga. Rata-rata jumlah

jiwa setiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Kecamatan yang paling

banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Malili sebesar

37.656 jiwa kemudian Kecamatan Burau dengan 34.050 jiwa dan

Kecamatan Towuti sebanyak 31.425 jiwa.

Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih besar

dibandingkan perempuan, terlihat dengan rasio jenis kelamin (sex

ratio) penduduk Luwu Timur sebesar 106,46 yang artinya setiap 100

perempuan di Luwu Timur terdapat sekitar 106,46 laki-laki. Rasio

Page 15: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

jenis kelamin tertinggi terdapat di Kecamatan Wasuponda yaitu

sebesar 114,30 dan rasio jenis kelamin terendah di kecamatan Wotu

yaitu99,28.

Page 16: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Page 17: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.4

Tabel 2.4

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d Tahun 2012.

No KecamatanJumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

1 Burau 30.629 30.696 31.726 34.630 34.050 6.890 6.877 6.855 7.697 7.127 0,22 3,25 8.30 -1,70 120 120 124 135 133

2 Wotu 28.594 28.405 29.153 29.658 29.952 6.300 6.285 6.505 6.744 6.811 -0.66 2,57 1,70 0,98 219 216 223 227 229

3 Tomoni 21.569 21.773 22.972 23.418 23.363 5.360 5.245 5.720 5.837 6.071 0,94 5,22 1,90 -0.23 94 95 100 102 95

4 Tomoni Timur 12.021 11.934 12.439 12.522 12.599 3.025 2.958 2.853 2.853 3.415 -0,73 4,06 0,66 0,61 274 272 283 285 287

5 Angkona 22.727 22.377 24.344 24.792 24.814 5.303 5.259 5.887 5.917 5.940 -1,56 8,08 1,80 0,08 154 152 165 168 169

6 Malili 31.323 31.775 33.386 36.625 37.656 7.039 7.115 6.728 7.637 8.550 1,42 4,82 8,84 2,73 34 34 36 40 41

7 Towuti 23.868 24.970 28.349 29.536 31.425 5.263 5.427 5.998 6.224 6.265 4,42 0.12 4,01 6,01 13 14 16 16 17

8 Nuha 21.397 21.005 25.532 23.052 23.429 4.946 5.057 5.377 5.377 5.858 1,87 17.7 -10,7 1,60 26 26 32 29 29

9 Wasuponda 17.541 17.667 18.860 19.848 20.281 3.970 3.964 3.968 4.160 4.515 0,71 6,32 4,97 2,13 14 14 15 16 16

10 Mangkutana 20.697 20.412 20.601 21.288 21.059 5.252 5.114 5.390 5.254 5.509 1,39 0.93 3,22 -1,08 16 16 16 16 16

11 Kalaena 11.252 11.039 11.211 11.163 11.108 2.849 2.767 2.858 2.716 3.007 -1,93 1,53 -0,42 -0,49 268 263 267 266 265

Page 18: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Sumber : analisa dan perhitungan berdasarkan rumusRumus Menghitung Proyeksi Penduduk yang digunakan :Pn = Po (1+r)99Pn = Penduduk pada tahun nPo= Penduduk pada tahun awal

= Angka Konstanr = angka pertumbuhan pendudukn = jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n

Page 19: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

2.3.1 Kondisi Keuangan Daerah

2.3.1.1 Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal

dari daerah itu sendiri dan alokasi dari pemerintah pusat sebagai hak

pemerintah daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

2.3.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah.

Salah satu sumber pendapatan daerah adalah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dalam kurun waktu

2008-2012, PAD mengalami kenaikan rata-rata 15,19 persen

per tahun dan mengalami peningkatan sangat signifikan tahun

2012 yang mencapai 34,65 %. Pajak Daerah merupakan

penyumbang terbesar terhadap PAD dengan kontribusi yang

mencapai rata-rata 37,78 persen selama periode 2008-2012

( dapat dilihat pada tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur a.1)

2.3.1.1.2 Dana Perimbangan

Pendapatan daerah yang berasal dari Dana

Perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah

pusat. Dalam kurun waktu 2008-2012 pendapatan daerah

yang bersumber dari Dana Perimbangan mengalami

Fluktuasi. Pada tahun 2008 hingga tahun 2010 mengalami

penurunan namun pada tahun 2011 mulai terjadi

peningkatan hingga tahun 2013. Hal ini menyebabkan rata –

rata pertumbuhannya -4,57% ( dapat dilihat pada tabel 2.5 :

Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008

s.d 2012 lajur a.2). Meskipun pertumbuhannya lebih lambat

Page 20: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

dibandingkan dengan PAD, namun kontribusinya terhadap

total pendapatan daerah jauh lebih besar dibandingkan

dengan PAD.

2.3.1.1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain

Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas Dana Bagi Hasil

Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana

Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan

dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Realisasi

pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan

kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2008 Lain-Lain

Pendapatan yang Sah berkisar 72.801.286.402,00 rupiah

dan diakhir 2012 mencapai kisaran 105.807.251.407,86

Rupiah dengan rata-rata kenaikan mencapai 120,23 %

pertahunnya ( dapat dilihat pada tabel 2.5 : Rekapitulasi

Realisasi APBD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur

a.3).

2.3.1.2 Pengelolaan Belanja Daerah

Belanja daerah sebagai salah satu instrumen penting dalam

mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan oleh pemerintah,

olehnya itu tentu saja kebijakan yang terkait dengan

pengelolaan belanja daerah diarahkan pada upaya pemenuhan

pelaksanaan kebijakan strategis dan program-program prioritas

yang menunjang pencapaian visi, misi dan sasaran

pembangunan yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten

Luwu Timur telah berkomitmen untuk tetap memprioritaskan

proporsi belanja yang lebih besar bagi kepentingan masyarakat

(publik) daripada belanja pegawai/operasional sehingga sejak

Page 21: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

berdirinya Kabupaten Luwu Timur hingga sekarang (tahun 2012)

proporsi belanja Publik dan pegawai selalu pada kisaran 60

persen berbanding 40 persen.

2.3.2.1 Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung diarahkan pada upaya

pemenuhan belanja pegawai, belanja bunga, belanja

hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil

kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan

Desa, belanja bantuan Keuangan kepada Provinsi/

Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, belanja tidak

terduga dan belanja subsidi. Rata-rata pertumbuhan

realisasi belanja tidak langsung kurun waktu 2008-

2012, menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan

yakni 12,51 persen. Belanja terbesar dialokasikan

kepada belanja pegawai sedangkan alokasi belanja

terkecil adalah belanja untuk subsidi dan bahkan

untuk belanja bunga tidak ada pengalokasian sama

sekali dalam kurun waktu lima tahun terakhir. ( dapat

dilihat pada tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012 lajur b.1)

2.3.2.2 Belanja Langsung

Komposisi belanja langsung yang terdiri dari

belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja

modal yaitu belanja yang diperuntukkan bagi

pelaksanaan program-program pembangunan dan

mencerminkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

SKPD lingkup pemerintah Kabupaten Luwu Timur.

Pada tabel 2.5 dapat kita mendapatkan informasi

pengalokasian belanja langsung dari tahun 2008

Page 22: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

hingga tahun 2012 dimana untuk belanja pegawai

mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun namun pada

dua tahun terakhir telah mengalami peningkatan yang

cukup signifikan, sedangkan untuk belanja Barang dan

jasa justru mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun dengan rata-rat pertumbuhan mencapai

14,67% sementara untuk belanja modal mengalami

fluktuasi pula di mana pada tahun 2008 hingga 2009

belanja modal cukup besar, namun di tahun 2010 dan

2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan

lalu pada tahun 2012 mulai meningkat lagi, sehingga

hal tersebut menyebabkan rata – rata

pertumbuhannnya adalah -31,30%.

Page 23: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.5 : Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 s.d 2012

No Realisasi Anggaran

TahunRata-Rata

Pertumbuhan2008 2009 2010 2011 2012

APendapatan (a.1 + a.2 +

a.3)

509.641.333.964,

97477.399.690.388,06

513.763.892.058,2

3

653.662.793.255,6

8692.442.569.888,29 6,84 %

a.1 Pendapatan Asli Daerah46.752.051.500,9

764.807.549.036,06 59.143.942.602,28 64.107.149.333,16 98.100.075.156,43 15,19%

a.1.1Pajak Daerah

9.158.867.327,00 14.572.269.375,39 16.875.521.864,00 40.554.348.573,00 69.822.893.882,9337,78%

a.1.2Retribusi Daerah

12.284.258.601,00 24.916.852.498,00 25.881.510.149,00 10.021.616.881,89 14.659.294.324,0025,97%

a.1.3

Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan1.408.415.518,48 3.102.414.418,54 3.131.057.907,13 3.223.465.104,00 5.247.215.444,80

24,24%

a.1.4

Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang sah23.900.510.054,49 22.216.012.744,13 13.255.852.682,15 10.307.718.774,27 8.370.671.504,70

29,23%

a.2Dana Perimbangan

(Transfer)

390.087.996.062,

00350.608.680.551,00

332.247.827.413,0

0

426.007.675.617,0

0488.535.243.324,00 -4,57%

a.2.1Dana Bagi Hasil

101.490.356.711,00 74.958.595.551,00 65.437.605.413,00 90.943.237.617,00 77.981.234.324,00-9,63%

a.2.2Dana Alokasi Umum

242.162.691.600,00 227.784.085.000,00 238.661.722.000,00 293.479.338.000,00 365.829.499.000,0016,60%

a.2.3Dana Alokasi Khusus

46.434.947.751,00 47.866.000.000,00 28.148.500.000,00 41.585.100.000,00 44.724.510.000,006,88%

Page 24: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

a.3Lain-Lain Pendapatan

yang sah

72.801.286.402,0

061.983.460.801,00

122.372.122.042,9

5

163.547.968.305,5

2105.807.251.407,86 -5,15%

a.3.1Hibah

- 14.965.905.383,00 - 1.150.000.000,00 73.109.000,0049.08%

a.3.2Dana Darurat

- - - - -0%

a.3.3

Dana bagi hasil pajak dari

provinsi kepada kab/kota65.458.497.913,00 29.337.339.714,00 64.449.225.174,95 83.899.194.331,52 56.738.564.437,86

28,79%

a.3.4

Dana Penyesuaian dan Dana

Otonomi Khusus- 9.371.291.000,00 48.987.964.192,00 68.083.688.880,00 36.681.273.000,00

30,38%

a.3.5

Bantuan Keuangan dari

provinsi/pemerintah daerah

lainnya

7.215.288.489,00 8.308.924.704,00 8.934.932.676,00 10.415.085.094,00 12.314.304.970,00

12,45%

a.3.6

Pendapatan Daerah yang Sah

Lainnya127.500.000,00 - - - -

B Belanja (b.1 + b.2)563.672.762.327,

00725.998.675.865,00

516.006.469.440,0

0

579.555.754.672,0

0676.264.955.258,00 16,48%

b.1 Belanja Tidak Langsung146.554.548.554,

00203.553.523.788,00

243.983.087.277,0

0

259.074.148.845,0

0289.054.876.664,00 12,51%

b.1.1Belanja Pegawai

109.201.428.622,00 148.920.309.915,00 196.565.796.132,00 224.843.484.272,00 251.962.308.498,0018.56%

b.1.2Bunga

- - - - -0%

b.1.3Subsidi

72.480.000,00 - - - -25%

b.1.4Hibah

3.130.000.000,00 2.718.278.000,00 19.270.541.634,00 4.342.475.000,00 2.288.065.000,00-5,67%

b.1.5Bantuan Sosial

841.500.000,00 3.999.843.485,00 4.217.620.778,00 2.939.710.000,00 1.207.497.000,00-3,92%

Page 25: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

b.1.6Belanja Bagi Hasil

342.773.577,00 870.058.665,00 1.374.743.876,00 1.573.756.635,00 3.816.561.305,0042,18%

b.1.7Bantuan Keuangan

32.947.866.355,00 47.045.033.723,00 22.554.384.857,00 25.374.722.938,00 29.497.457.861,00-13,55%

b.1.8Belanja Tidak Terduga

18.500.000,00 - - - 282.987.000,0025%

Belanja Langsung417.118.213.773,

00522.445.152.077,00

272.023.382.163,0

0

320.481.605.827,0

0387.210.078.594,00 -9,89%

b.2.1Belanja Pegawai

27.142.899.306,00 24.126.062.275,00 22.491.495.833,00 30.699.880.592,00 31.200.748.301,002,14%

b.2.2Belanja Barang dan Jasa

64.395.147.294,00 79.285.506.723,00 81.664.663.636,00 122.247.082.656,00 127.063.768.591,0014,67%

b.2.3Belanja Modal

325.580.167.173,00 419.033.583.079,00 167.867.222.694,00 167.534.642.579,00 228.945.561.702,00-31,30%

C Pembiayaan305.276.936.458,

73290.891.147.243,73 42.311.756.766,79 29.070.102.885,02 89.182.273.734,70 -142,62

Surplus/Defisit Anggaran

(54.031.428.362,0

3)

(248.598.985.476,9

4)(2.242.577.381,77) 74.107.038.583,68 16.177.614.630,29 -2,79%

Page 26: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.2. Pengalokasian Anggaran Sanitasi

Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri dari drainase,

pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Soppeng selama 5

tahun terakhir memiliki proporsi yang hanya bekisar di 1,24 %. Tahun

2007, proposi anggaran sanitasi terhadap belanja total di Kabupaten

Soppeng hanya berkisar di angka 1,55 %. Begitu pula di tahun 2008

hanya berkisar pada angka 1,26 %. Pada tahun 2009, proporsinya

menurun di angka 0,94 % . Proporsi tersebut sangat menurun di Tahun

2010 yang hanya mencapai 0.46 % dari total belanja dengan

pengalokasian anggaran terbesar di dinas PU sebesar 61,2 % dari total

penganggaran sanitasi di tahun 2010. Proporsi tersebut meningkat di

tahun 2011 dengan capaian 1,98 % dari total belanja dan ini adalah

persentase tertinggi dari proporsi belanja sanitasi terhadap belanja total.

Peningkatan tersebut diakibatkan adanya pembangunan peningkatan

sarana TPA dan juga pembangunan IPAL pada Rumah Sakit Kabupaten

Soppeng.

Page 27: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012

No SKPDTahun Rata2

pertumbuhan2008 2009 2010 2011 2012

1 Dinas Pekerjaan Umum1.a Investasi 22.984.173.337 37.195.387.971 8.190.213.780 309.207.787. 0 0,01%1.b operasional/pemeliharaan (OM) 109.410.000 837.443.900 583.000.000 700.000.000 400.000.000 6,07%2 Bappedalda2.a Investasi 0 0 23.360.000 954.341.500 1.904.020.000 61,85%2.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0 0%

3Dinas Tata Ruang dan Permukiman

2.a Investasi 0 0 0 7.965.337.212 12.497.189.411 34.07%

2.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 686.425.000 746.668.250 27.02%4 Dinas Kesehatan4.a Investasi 1.376.104.600 1.534.536.000 571.326.250 993.489.000 788.350.500 32.95%4.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0 0%5 Bappeda5.a Investasi 0 0 0 199.350.000 0 0%5.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0 0%6 BPMPD6.a Investasi 0 0 0 0 0 0%6.b operasional/pemeliharaan (OM) 0 0 0 0 0 0%N Dinas Pendidikann.a Investasi 1.413.004.650 403.746.300 318.169.400 17.450.000 951.935.314 -475%n.b operasional/pemeliharaan (OM) 4.646.000 22.738.125 5.000.000 0 17.509.000 -56,29%

8Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)

25.887.278.587 39.993.852.296 9.691.069.430 11.825.600.499 17.305.672.475 -56,87%

9Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)

25.773.282.587 39.133.670.271 9.103.069.430 10.439.175.499 16.141.495.225 -57,59%

Page 28: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

10Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)

114.056.000 860.182.025 588.000.000 1.386.425.000 1.164.177.250 19,73%

11 Belanja Langsung417.118.213.773,0

0

522.445.152.077,0

0272.023.382.163,00

320.481.605.827,0

0

387.210.078.594,0

0 10,05%

12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)

6,20% 7,65% 3,56% 3,68% 4,47% 5,11%

13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)

99,55% 97,84% 93.9%% 88,28% 93,27% 118.21%

14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)

0,44% 2,15% 6.06% 11,72% 6,73% 5,42%

Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 – 2012 diolah oleh Bappeda

Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 – 2012

No Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata

Pertumbuha

n

2008 2009 2010 2011 2012

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )

25.887.278.587 39.957.852.296 9.691.069.430 11.825.600.499 17.305.672.475-

56,87%1.1 Air Limbah Domestik 819.350.000 0 23.360.000 978.222.222 0 49,40

1.2 Sampah rumah tangga

168.046.000 837.443.900 583.000.000 1.958.766.500 1.904.020.000 25,91

1.3 Drainase perkotaan 22.925.537.337 36.659.387.971 7.860.213.780 7.877.672.777 12.989.182.511 -72,34

Page 29: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

1.4 PHBS 1.974.345.250 2.461.020.425 1.224.513.650 1.010.941.000 2.716.002.128 -9,89

2Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )

3.227.000.000 3.155.000.000 1.313.500.000 1.890.900.000 7.067.930.000-9,67%

2.1 DAK Sanitasi 2.518.000.000 2.299.000.000 474.800.000 880.400.000 696.420.000 -93,51%

2.2 DAK Lingkungan Hidup

709.000.000 856.000.000 838.700.000 1.010.500.000 1.875.170.000 38,19%

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman

0 0 0 0 4.496.340.000 25%

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

0 0 0 0 0 0%

4Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi

0 0 0 0 0 0%

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)

29.114.278.587 43.112.852.296 11.004.569.430 13.716.500.499 24.373.602.475 -48,95%

Total Belanja Langsung 417.118.213.773,00 522.445.152.077,00272.023.382.163,0

0320.481.605.827,00

387.210.078.594,0

0

10,05%

% APBD murni terhadap Belanja Langsung

6,97% 8,25% 4,04% 4,27 6,29% 6,77%

Sumber : APBD tahun 20.. – 20.., diolah

Page 30: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012

No D e s k r i p s iTahun Rata-Rata

Pertumbuhan2008 2009 2010 2011 2012

1Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

29.114.278.587 43.112.852.296 11.004.569.430 13.716.500.499 24.373.602.475 -48,95%

2 Jumlah Penduduk 241.617 242.053 243.069 266.532 269.734 2,65%

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)

120.497,64 178.113,27 45.273,43 51.462,86 90.361,62 -51,49%

Sumber : APBD dan BPS, diolah

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita

No SKPDRetribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumb

uhan (%)2008 2009 2010 2011 2012

1 Retribusi Air Limbah

1.a Realisasi retribusi - - - - - -1.b Potensi retribusi - - - - - -

2 Retribusi Sampah

Page 31: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.a Realisasi retribusi - - - - - -2.b Potensi retribusi - - - - - -

3 Retribusi Drainase

3.a Realisasi retribusi - - - - - -3.b Potensi retribusi - - - - - -

4

Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)

- - - - - -

5

Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)

- - - - - -

6

Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)

- - - - - -

Sumber: Tidak ada data *Catatan : Belum ada regulasi yang mengatur tentang retribusi

Page 32: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.3.1.Kondisi Perekonomian Daerah

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Luwu Timur dapat

diukur dari besarnya nilai PDRB atas dasar harga konstan yang

berhasil diciptakan pada tahun sebelumnya. Namun ada hal

yang sedikit berbeda antara PDRB Kabupaten Luwu Timur

dengan Kabupaten lainnya yang ada di propinsi Sulawesi

Selatan dimana PDRB Kabupaten Luwu Timur di tinjau pada 2

hal yakni PDRB dengan pertambangan nikel dan PDRB tanpa

tambang nikel. Hal tersebut diklasifikasikan demikian sebab

sektor Pertambangan merupakan sektor yang sangat

menentukan nilai PDRB Kabupaten Luwu Timur hingga saaat

ini.

2.3.1.1 PDRB

Nilai PDRB atas dasar harga konstan (adhk)

dengan Tambang Nikel terlihat lebih fluktuatif dari

nilai atas dasar harga berlaku. Pada tahun 2008, total

nilai tambah bruto adhk di Luwu Timur mencapai 4,43

trilyun rupiah. Hingga pada tahun 2012, total nilai

tambah bruto adhk seluruh sektor usaha meningkat

2,94 persen dari tahun 2011. Jumlahnya mencapai 4,76

trilyun rupiah. Fluktuasi pada PDRB harga berlaku dan

harga konstan tersebut terutama dipengaruhi oleh naik

turunnya harga nikel di pasar dunia dan produksi nikel

dari PT. Vale Indonesia Tbk, perusahaan pertambangan

terbesar di Indonesia yang beroperasi di Luwu Timur.

Sementara untuk nilai PDRB tanpa tambang

nikel paling besar didapatkan dari sektor pertanian.

Berdasarkan data pada tabel 2.10, yakni tabel Peta

Perekonomian Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 -

Page 33: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2012, terlihat bahwa nilai PDRB Kabupaten Luwu Timur

atas dasar harga konstan 2000 dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan sehingga menjadikan

pertumbuhan ekonomi selalu positif. Pada tahun 2012

nilai PDRB Kabupaten Luwu Timur atas dasar harga

konstan 2000 mencapai 1,15 trilyun rupiah, naik sekitar

84,72 milyar rupiah (7,95 persen) dari tahun 2011.

2.3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dengan tambang nikel

mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun

2010 yang disebabkan karena peningkatan produksi

PT.Vale Tbk. Namun pada tahun 2011, karena adanya

gangguan pada proses produksi yang disebabkan

gempa bumi dan kecelakaan pada tanur, produksi nikel

berkurang yang berdampak pertumbuhan ekonomi

Luwu Timur turun signifikan pula yakni minus 5,70

persen.

Sementara itu pertumbuhan ekonomi tanpa

tambang nikel juga mengalami fluktuasi selama lima

tahun terakhir. Pertumbuhan paling rendah 5,17 persen

terjadi pada tahun 2008. Sementara pencapaian

tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu 8,34 persen. Hal

tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh sektor

Pertanian dengan kontribusi lebih dari 55 persen setiap

tahunnya terhadap pembentukan PDRB Luwu Timur.

2.3.1.1 Pendapatan Perkapita

Pendapatan Perkapita Kabupaten Luwu Timur

dengan tambang nikel menjadikan pendapatan

Page 34: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

perkapita Luwu Timur yang paling tinggi di antara

kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Sulawesi

Selatan. Hal ini perlu dipahami sangat hati-hati karena

angka perkapita tersebut belum tentu dapat dinikmati

oleh penduduk secara riil. Artinya pendapatan tersebut

”nisbi” disebabkan oleh tidak semua penduduk terlibat

secara langsung dalam proses produksi pertambangan.

Pendapatan perkapita dengan tambang nikel ini

mengalami fluktuasi selam lima tahun terakhir.

Pendapatan perkapita tertinggi terjadi pada tahun 2010

yakni sebesar Rp. 20.180.000,00- sementara

pendapatan perkapita terendah terjadi pada tahun 2009

yakni Rp. 17.900.000,00,- (lihat tabel 2.10, yakni tabel

Peta Perekonomian Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008

- 2012

Sementara pendapatan perkapita tanpa

tambang nikel atas dasar harga konstan nilainya

masih relatif kecil namun mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun dengan rata-rata peningkatannya

sebesar 105.2 % pertahunnya. Pada tahun 2008

pendapatan perkapita Kabupaten Luwu Timur sebesar

Rp. 3.740.000,00,- dan mengalami lompatan sebesar

Rp. 850.000,00 pada tahun 2012 sehingga mencapai Rp.

4.590.000,00,- (lihat Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian

Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012.

Page 35: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Luwu Timur Tahun 2008 - 2012

No D e s k r i p s iTahun

2008 2009 2010 2011 2012

1PDRB harga konstan Termasuk Pertambangan Nikel (struktur perekonomian) (Juta Rupiah)

4.429.716,91 4.250.551,31 4.904.888,14 4.643.408,62 4.761.376,50

2PDRB harga konstan Tanpa Tambang Nikel (struktur perekonomian) (Juta Rupiah)

865.658,15 932.675,71 983.980,79 1.066.073,46 1.150.798,86

1Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota Termasuk Pertambangan Nikel(Juta Rupiah)

19.13 17.90 20.18 18.84 19.00

2Pendapatan Perkapita Tanpa Pertambangan Nikel Kabupaten/Kota (Juta Rupiah)

3.74 3.93 4.05 4.34 4.59

1Pertumbuhan Ekonomi Termasuk Pertambangan Nikel (%)

2.44 4.04 15.39 5.70 2.94

2Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Pertambangan Nikel (%)

5.17 7.74 5.5 8.38 7.95

Sumber : Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka tahun 2013

Page 36: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.4 TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.1Kebijakan Pembangunan Kabuoaten Luwu Timur

Secara garis besar titik berat pembangunan dan

pengembangan wilayah Kabupaten Luwu Timur diarahkan

pada pengembangan fungsi sebagai:

Pusat Pengembangan Jasa Pelayanan Pemerintahan

Pusat Pengembangan Pelayanan Pemasaran

Pusat Pengembangan Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan

Pusat Pengembangan Utama Permukiman Perkotaan

Wilayah Pengembangan Sejarah dan Budaya

Wilayah Pengembangan Rekresi dan Wisata

2.4.2 Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Luwu

Timur

Strategi perwujudan program utama dalam Revisi

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Timur Tahun

2009-2029 berdasarkan tujuan, kebijakan, dan strategi

penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang

dan rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi

kawasan lindung kabupaten dan kawasan budi daya,

penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan

pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Upaya meminimalisasi kesenjangan pertumbuhan

antara wilayah dilakukan dengan mengembangkan kawasan

yang terisolasi dan tertinggal, pengembangan sistem

kawasan perkotaan-perdesaan, serta peningkatan dan

pengembangan sarana dan prasarana wilayah untuk

Page 37: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

menciptakan aksesibilitas yang seimbang terhadap fungsi-

fungsi pelayanan sosial ekonomi bagi segenap lapisan

masyarakat dalam wilayah secara keseluruhan.

Strategi pembangunan yang berkesinambungan

(sustainable development) Kabupaten Luwu Timur dilakukan

melalui upaya pelestarian lingkungan yang diwujudkan dalam

bentuk konsistensi keberadaan kawasan lindung untuk tetap

dipertahankan, rehabilitasi kawasan kritis, pengendalian

pemanfaatan sumberdaya alam, serta pengelolaan kawasan

budidaya agar tidak melampaui daya dukungnya (carring

capacity).Strategi pengembangan di atas, dilakukan dengan

mempertimbangkan segenap unsur-unsur potensi dan

permasalahan serta arah kebijaksanaan pembangunan daerah

dengan tetap berprinsip pada pembangunan yang

berwawasan lingkungan demi terciptanya kesinambungan

pembangunan yang optimal.

2.4.3 Strategi Pengembangan Infrastruktur

Strategi pengembangan infrastruktur dilakukan untuk

mempercepat perkembangan sektor-sektor unggulan, yaitu

sektor pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan,

kepariwisataan, industri, perdagangan, agroindustri dan

agrobisnis, hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Dalam

pengembangannya, strategi yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

Pengembangan infrastruktur yang mendukung sektor-sektor

produksi, guna meningkatkan produktivitas sektor

unggulan, diantaranya; membangun dan meningkatkan

jaringan jalan arteri (koridor Trans Sulawesi ke Provinsi

Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Tengah) dan akses

Page 38: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

penghubung jalan kolektor antar kawasan andalan dan

kawasan strategis Kabupaten Luwu Timur, pembangunan

terminal regional Tipe B di Tarengge Kecamatan Wotu,

pembangunan dan peningkatan terminal pembantu sub-

regional setara tipe C yang berlokasi di wilayah-wilayah

pertumbuhan kecamatan.

Pengembangan jaringan irigasi, embung dan bendung,

pengembangan dermaga dan fasilitas perikanan nusantara

terpadu (TPI/PPI), pembangunan kawasan industri

perkapalan rakyat di Lampia, pengembangan industri hasil-

hasil perkebunan utamanya kelapa (tersebar di seluruh

wilayah kecamatan Kabupaten Luwu Timur),

pengembangan industri hasil-hasil perikanan darat dan

perikanan laut (Malili, Angkona, Wotu, Burau).

Pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan, jasa

pemasaran dan perdagangan, seperti pasar regional dan

pertokoan, fasilitas perbankan dan lembaga ekonomi

lainnya, pengembangan perhotelan, restoran dan rumah

makan, pengembangan pelabuhan laut di Malili, pelabuhan

Lampia dan dermaga ASDP Towuti dan Nuha, peningkatan

pelayanan Bandar Udara Sorowako dan mengaktifkan

kembali dan pembangunan bandara Malili, serta penataan

obyek-obyek wisata potensial (wisata budaya, sejarah, dan

wisata alam).

Pengembangan kawasan permukiman pada kawasan

peruntukan permukiman (permukiman perkotaan dan

perdesaan) di seluruh kecamatan Kabupaten Luwu Timur

untuk menjawab tuntutan kebutuhan perumahan, dan

dinamika pertumbuhan kawasan tersebut yang saat ini

Page 39: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

telah berkembang relatif pesat, utamanya pembangunan

fasilitas umum, sosial dan ekonomi. Ke depan, bila tidak

diantisipasi dengan perencanaan dan penataan, maka

kawasan tersebut akan menimbulkan berbagai dampak,

baik sosial, ekonomi masyarakat, serta dampak-dampak

lingkungan.

Pengembangan jaringan air bersih dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan dasar penduduk dan peningkatan

fasilitas pelayanan wilayah. Pengembangan jaringan air

bersih (terutama di kawasan perkotaan Malili, Wotu,

Sorowako dan kawasan cepat berkembang). Penelitian dan

pengembangan sumber air tanah untuk keperluan irigasi

pertanian dan keperluan air minum, terutama untuk

melayani wilayah kecamatan atau desa-desa yang tidak

mempunyai sumber air baku, penting dilakukan sesegera

mungkin.

Pengembangan dan peningkatan manajemen persampahan

dan armada penunjang persampahan yang selama ini

dirasakan masih kurang.

Pengendalian dan normalisasi sungai besar dan anak

sungai, kawasan pesisir pantai untuk mencegah erosi dan

abrasi air laut.

Pengembangan dan mengoptimalkan prasarana sistem

jaringan irigasi yang ditujukan untuk mendukung

pengembangan potensi kawasan pertanian tanaman

pangan dan pertambakan.

Pengadaan dan peningkatan kualitas dan kuantitas

telekomunikasi (daya sambung) untuk mempermudah

Page 40: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

aksesibilitas internal dan eksternal antar wilayah Kabupaten

Luwu Timur, terutama pada di sentra-sentra produktif baru.

Pengembangan dan peningkatan sumbungan saluran

telepon terutama di wilayah kecamatan dengan

menggunakan sistem radio digital (digital radio system).

Pembangunan dan pengembangan jasa pos dan

telekomunikasi perlu lebih ditingkatkan untuk mendukung

proses pembangunan, baik untuk kepentingan pemerintah,

dunia usaha, dan masyarakat umumnya.

Pengembangan sistem jaringan listrik melalui penambahan

daya dan sambungan listrik ke rumah-rumah penduduk di

perdesaan yang belum terjangkau dengan sistem

interkoneksi kelistrikan PLTD baru, PLTHM pada kawasan

yang memungkinkan sistem aliran sungai deras yang

banyak terdapat di Kabupaten Luwu Timur.

Pengembangan sistem persampahan dan limbah, kesehatan

dan sanitasi kawasan perumahan, sarana pendidikan dan

peribadatan, serta pelayanan umum dan pemerintahan

lainnya.

2.4.4 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Luwu Timur

Penetapan kawasan perkotaan dan perdesaan di

wilayah Kabupaten Luwu Timur berdasarkan karakteristik fisik

dasar lahan, sosial dan budaya, serta ekonomi, masih terbatas

pada ibukota Kabupaten Luwu Timur yakni kawasan

perkotaan Malili dan sekitarnya, dan kawasan perkotaan di

ibukota kecamatan, yakni Wotu, Tomoni, Sorowako, Burau,

Wonorejo, Kalaena, Kertoharjo, Solo, Wowondula dan

Wasuponda

Page 41: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Kecamatan Malili merupakan sub wilayah dalam

Kabupaten Luwu Timur mempunyai fungsi pelayanan utama,

khususnya dalam pelayanan pemerintahan, perdagangan,

pendidikan, transportasi moda darat dan laut, hiburan dan

rekreasi, telekomunikasi dan informasi. Kondisi ini,

menjadikan Kecamatan Malili, yang sekaligus sebagai ibukota

Kabupaten Luwu Timur, mempunyai hirarki tertinggi dalam

sistem pelayanan wilayah, baik pelayanan sosial, ekonomi,

maupun transportasi.

Page 42: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Page 43: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Peta 2.3: Rencana Struktur Ruang Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

Page 44: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.4.5 Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Timur

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan

rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten

yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung

dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:

sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial

ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan

dalam wilayah kabupaten;

mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan

ruang;

sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka

menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan

sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang

pada wilayah kabupaten.

Pada dasarnya Pola ruang terbagi atas 2 yaitu kawasan

Budidaya dan kawasan Lindung.

Page 45: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Page 46: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Peta 2.4: Rencana Pola Ruang Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

Page 47: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Potensi rawan bencana Kabupaten Luwu Timur berupa tanah

longsor, luapan air sungai, rawan gempa dan rawan banjir

yang hampir terjadi setiap tahun. Adapaun arahan rencana

penanganan kawsan

rawan bencana di Kabupaten Luwu Timur sebagai berilkut:

Untuk tanah longsor dan luapan air sungai diarahkan

pengendaliannya dengan menetapkan deliniasi kawasan

lindung agar pemanfaatan lahan pada kawasan tersebut

mengeliminir kegiatan-kegiatan budidaya yang dapat

menyebabkan terjadi longsor pada kawasan tersebut,

terutama pada kawasan hulu sungai. Rawan longsor dan

luapan air sungai di Kabupaten Luwu Timur sering

terjadi pada Kecamatan Kalaena, Mangkutana, Towuti,

Malili, dan Kecamatan Nuha.

Untuk daerah rawan banjir diarahkan pengendaliannya

dikawasan yang sering terkena banjir seperti di sekitar

Kecamatan Malili (Kota Lama Malili), Kecamatan Wotu,

Kalaena, Mangkutana, Burau dan Kecamatan Tomoni.

Untuk rawan gempa bumi, diarahkan pengendalian ketat

pada wilayah yang berada tepat pada jalur patahan

(sesar Matano) yang melalui beberapa wilayah

kecamatan seperti Kecamatan Kalaena, Mangkutana,

Malili, hingga ke Kecamatan Wasuponda dan Nuha

Page 48: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Gambar 4.1.Patahan Matano yang Melintasi Wilayah Kabupaten Luwu Timur

Peta 2.3: Rawan Bencana Kabupaten Luwu Timur

Sumber : Peta RTRW Kabupaten Luwu Timur

Page 49: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.5 SOSIAL DAN BUDAYA

2.5.1 Pendidikan

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat

penting dalam proses pembangunan. Pendidikan merupakan salah

satu instrumen penting dalam pembangunan manusia, karena

merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia.Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah

Kabupaten Luwu Timur sangat konsisten dalam upaya meningkatkan

kualitas pendidikan.Upaya yang dilakukan meliputi perluasan dan

pemerataan dalam memperoleh pendidikan yang bermutu bagi

seluruh masyarakat melalui peningkatan anggaran pendidikan secara

berarti.Disamping itu dilakukannya sekolah gratis sampai dengan

tingkat SMU.

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat

dari persentase capaian indeks pendidikan yang merupakan gabungan

dari dua indikator pendidikan yaitu Angka Melek Huruf dan Rata-rata

Lama Sekolah, disamping itu keberhasilan pembangunan dibidang

pendidikan, juga dapat dijadikan sebagai salah satu parameter untuk

mengetahui kesejahteraan masyarakat,yang tercermin dari beberapa

indikator diantaranya, angka melek huruf, angka rata-rata lama

sekolah, APM, APK, APS

Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Luwu Timur

Nama Kecamatan

Jumlah Fasilitas Pendidikan

Umum Agama

SD SMP SMA SMK MI MTs MA

Burau 16 4 2 0 3 3 1

Wotu 21 4 2 0 1 3 1

Page 50: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Tomoni 12 1 1 1 1 0 0

Tomoni Timur 10 2 1 0 2 0 0

Angkona 14 6 1 0 2 4 2

Malili 21 8 2 1 1 3 2

Towuti 17 6 2 0 3 3 1

Nuha 9 3 3 1 1 0 0

Wasuponda 11 2 1 0 1 1 1

Mangkutana 15 3 3 0 1 2 1

Kalaena 7 1 1 0 1 2 0

Sumber. Kabupaten luwu timur dalam angka 2013

2.5.2 Kemiskinan

Sebagai dampak dari tingginya laju inflasi tersebut tentunya

akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat

utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, hal ini

tentunya akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan, sulitnya

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai akibat

dari tingginya harga kebutuhan sehari-hari tentunya akan

berdampak sangat luas, untuk itu diperlukan perhatian khusus

oleh pemerintah daerah guna mengatasi permasalahan tersebut.

Sampai dengan saat ini kinerja pemerintah Kabupaten Luwu

Timur dalam penanggulangan kemiskinan menunjukkan capaian

yang baik hal ini dibuktikan dengan menurunnya angka

kemiskinan dari tahun-ke tahun dan telah dibawah angka target

Nasional. Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin sebesar

22.395 kemudian turun menjadi 20.401 atau berkurang sekitar

1.994 atau 8,9%. Demikian pula persentase penduduk di atas

garis kemiskinan menjunjukkan peningkatan dari tahun-ke tahun,

Page 51: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

pada tahun 2010 persentase penduduk diatas garis kemiskinan

sebesar 90,82 % kemudian meningkat menjadi 91,71% pada

tahun 2011 dan kembali meningkat lagi ditahun 2012 sebesar

92,29%, hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan program

yang mengarah kepada program penanggulangan kemiskinan

sejauh ini telah sesuai dengan apa yang diharapkan dan menjadi

ukuran bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan lagi kinerja

penanggulangan kemiskinan pada masa-masa yang akan datang

sehingga menghasilkan output kinerja yang semakin membaik

dari tahun – ketahun. Gambaran karakteristik kemiskinan

kabupaten Luwu Timur sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

Burau 3.895

Wotu 2.931

Tomoni 2.307

Tomoni Timur 1.980

Angkona 3.435

Malili 2.404

Towuti 1.317

Nuha 416

Wasuponda 1.602

Mangkutana 2.071

Kalaena 1.389

Sumber: BPS

2.5.3 Kondisi Perumahan dan Permukiman Kumuh

Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan

Page 52: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Burau 8.096

Wotu 6.811

Tomoni 6.124

Tomoni Timur 3.408

Angkona 5.939

Malili 7.017

Towuti 6.265

Nuha 5.377

Wasuponda 4.187

Mangkutana 6.390

Kalaena 2.722

Sumber: Dinas Tata Ruang & Permukiman

2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi kepemerintahan,

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur telah menetapkan Susunan

Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) instansi pemerintah di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dengan Peraturan Daerah (Perda)

yaitu:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 2 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Ahli Lingkup

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, yang telah mengacu dan

Page 53: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi

dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

2. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 03 Tahun 2008,

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Daerah Kabupaten Luwu Timur.

3. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 04 Tahun 2008,

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Luwu Timur.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 31 Tahun 2006,

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dalam

wilayah Kabupaten Luwu Timur.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 03 tahun 2010,

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Peraturan-peraturan daerah tersebut, menetapkan kewenangan

dan tugas dari masing-masing organisasi perangkat daerah sebagai

berikut:

2.6.1 Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban

membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan

mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah,

dengan susunan organisasi sebagai berikut:

2.6.1.1 Sekretaris Daerah

2.6.1.2 Staf Ahli

Page 54: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

a) Staf Ahli Hukum dan Pemerintahan

b) Staf Ahli Pembangunan

c) Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan

2.6.1.3 Asisten Pemerintahan

a) Bagian Pemerintahan

- Sub Bagian Ketataprajaan

- Sub Bagian Bina Perangkat Kecamatan dan

Desa/Kelurahan

- Sub Bagian Keagrariaan dan Kerjasama Daerah

b) Bagian Hukum

- Sub Bagian Perundang-Undangan

- Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum

- Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM

2.6.1.4 Asisten Perekonomian dan Pembangunan

a) Bagian Kesejahteraan Rakyat

- Sub Bagian Keagamaan

- Sub Bagian Kesejahteraan Rakyat

- Sub Bagian Sosial

b) Bagian Ekonomi dan Pembangunan

- Sub Bagian Perekonomian

- Sub Bagian Pembangunan

- Sub Bagian Pengendalian Administrasi

Pembangunan

2.6.1.5 Asisten Administrasi Umum

a) Bagian Umum dan Perlengkapan

- Sub Bagian Tata Usaha

- Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

- Sub Bagian Keuangan dan Program

b) Bagian Humas

- Sub Bagian Keprotokoleran

Page 55: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

- Sub Bagian Dokumentasi dan Sandi

- Sub Bagian Humas dan Pelayanan Media

c) Bagian Organisasi dan Kepegawaian

- Sub Bagian Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

- Sub Bagian Analisis Jabatan

- Sub Bagian Kepegawaian dan Kinerja

2.6.2 Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD merupakan Unsur Penunjang Pemerintah

Daerah yang membantu DPRD dalam menyelenggarakan tugas

dan fungsinya, dan dalam melaksanakan tugasnya secara teknis

operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Pimpinan DPRD dan secara Administratif bertanggungjawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dengan struktur

organisasi sebagai berikut:

2.6.2.1 Sekretaris DPRD

2.6.2.2 Kepala Bagian Umum

- Kepala Sub Bagian Tata Usaha

- Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

- Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol

2.6.2.3 Kepala Bagian Risalah dan Persidangan

- Kepala Sub Bagian Risalah dan Dokumentasi

- Kepala Sub Bagian Persidangan

2.6.2.4 Kepala Bagian Keuangan

- Kepala Sub Bagian Perbendaharaan

- Kepala Sub Bagian Penganggaran

2.6.3 Dinas-Dinas Daerah

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah

kabupaten yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada

Page 56: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris

daerah. Dinas daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi

operasional untuk bidang-bidang tertentu. Jumlah Dinas yang ada

di Kabupaten Luwu Timur tahun 2011 ada 13, dengan rincian

sebagai berikut :

2.6.3.1 Dinas Kehutanan;

2.6.3.2 Dinas Kelautan dan Perikanan;

2.6.3.3 Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral;

2.6.3.4 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial;

2.6.3.5 Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan;

2.6.3.6 Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga;

2.6.3.7 Dinas Kesehatan;

2.6.3.8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

2.6.3.9 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

2.6.3.10 Dinas Pekerjaan Umum;

2.6.3.11 Dinas Tata Ruang dan Permukiman;

2.6.3.12 Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan.

2.6.3.13 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

2.6.4 Badan – Badan

Badan sebagai lembaga teknis daerah merupakan unsur

penunjang pemerintah kabupaten dipimpin oleh seorang kepala

badan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

bupati melalui sekretaris daerah. Jumlah Badan yang ada di

Kabupaten Luwu Timur tahun 2011 ada 8, dengan rincian sebagai

berikut :

2.6.4.1 Inspektorat;

2.6.4.2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);

Page 57: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.4.3 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah

(BKPPD);

2.6.4.4 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

2.6.4.5 Kantor Perpustakaan, Arsip Daerah dan Dokumentasi;

2.6.4.6 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat;

2.6.4.7 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;

2.6.4.8 Satuan Polisi Pamong Praja;

2.6.4.9 Badan Ketahanan Pangan;

2.6.4.10 Rumah Sakit Umum Daerah I Lagaligo;

2.6.4.11 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa;

2.6.4.12 Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan

Perempuan;

2.6.4.13 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan

Kehutanan;

2.6.4.14 Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

2.6.4.15 Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung.

2.6.5 Kecamatan

Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin

seorang camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada bupati melalui sekretaris daerah. Jumlah Kecamatan di

Kabupaten Luwu Timur ada 11 kecamatan, yaitu:

2.6.5.1 Kecamatan Burau

2.6.5.2 Kecamatan Wotu

Page 58: Bab II Bps Lutim

BUPATIWAKIL BUPATI

STAF AHLIStaf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan

Staf Ahli Bidang Sosial dan SDMStaf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

ASISTEN PEMERINTAHANBag. Pemerintahan

Bagian Hukum

ASISTEN EKONOMI DAN PEMBANGUNANBag. Kesejahteraan Rakyat

Bag. Ekonomi & Pembangunan

ASISTEN ADMINISTRASI UMUMBag. Umum Dan Perlengkapan

Bag. HumasBag. Organisasi Dan Kepegawaian

SEKRETARIS DAERAH

Kecamatan,Kelurahan / Desa LEMBAGA TEKNIS DAERAH

InspektoratBadan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD)Badan Pengelolaan Dampak Lingkungan Daerah

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi DaerahKantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satuan Polisi Pamong PrajaBadan Ketahanan Pangan

Rumah Sakit Umum Daerah I LagaligoBadan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan DesaBadan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

DINAS – DINAS DAERAHDinas Kehutanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Energi Sumber Daya Mineral

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan SosialDinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah RagaDinas Kesehatan

Perhubungan, Komunikasi dan InformatikaDinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

Dinas Pekerjaan UmumDinas Tata Ruang dan Permukiman

Dinas Pertanian, Peternakan & PerkebunanDinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

SEKRETARIAT DPRD

DPRD

LEMBAGA LAINBadan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Badan Penanggulangan Bencana DaerahKesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.6.5.3 Kecamatan Tomoni

2.6.5.4 Kecamatan Tomoni Timur

2.6.5.5 Kecamatan Angkona

2.6.5.6 Kecamatan Malili

2.6.5.7 Kecamatan Towuti

2.6.5.8 Kecamatan Nuha

2.6.5.9 Kecamatan Wasuponda

2.6.5.10 Kecamatan Mangkutana

2.6.5.11 Kecamatan Kalaena

Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota

Page 59: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Page 60: Bab II Bps Lutim

B U P A T I

SEKRETARIAT DAERAH

Perekonomian dan PembangunanBagian Humas dan Protokoler

DINAS KESEHATAN

Bidang Pemberantasan Penyakit dan LingkunganBidang Kesehatan Masyarakat

BAPPEDA

Bidang Pengembangan InfrastrukturBidang Sosial dan BudayaBidang Peningkatan Kapasitas dan KelembagaanBidang Statistik dan Litbang

DPPKAD

Bidang Anggaran

BAPEDALDA

Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan Sub Bidang AMDAL, UKL/UPL

DINAS TARKIM

Bidang Perumahan dan PermukimanBidang Pengaturan dan Pembinaan

BPMPD

Bidang Kelembagaan Partisipasi Masyarakat dan Usaha Ekonomi

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Luwu Timur

Page 61: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

2.7 KOMUNIKASI DAN MEDIA

Media dan komunikasi berfungsi untuk mengidentifikasi tentang

pengalaman dan kapasitas Kabupaten Luwu Timur dalam menjalankan

kampanye/pemasaran sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka

mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi.

Aspek komunikasi dan informasi menjadi hal penting, saat permasalahan

sanitasi menjadi hal yang tidak populer dan menjadi isu yang tidak penting

dikalangan masyarakat.

Peran komunikasi dan media di Kabupaten Luwu Timur di sektor

sanitasi sampai saat ini terus berkembang, hal ini dapat dilihat dengan adanya

kerjasama dengan beberapa pihak swasta dan BUMN seperti PT. Vale, PTPN

dan Pihak Perbankan serta program yang berbasis masyarakat seperti PNPM

Mandiri Perdesaan, Pamsimas Disamping itu, beberapa instansi juga berperan

aktif dalam mengkampanyekan sanitasi. Seperti dinas kesehatan yang

melakukan kegiatan komunikasi terkait sanitasi seperti Penyuluhan CTPS dan

Stop BABs di sekolah dan masyarakat dan pemicuan STBM serta Penerapan

Kampung PHBS yang telah mengantar Desa Puncak Indah Kab. Luwu Timur

sebagai Juara Pertama Desa Siaga Tingkat Provinsi. Pembentukan Bank

Sampah Anggrek di Kelurahan Malili yang juga merupakan upaya Bapedalda

untuk mengupayakan lingkungan pemukiman yang bersih dan sehat. BPMPD

dengan kegiatan Pembinaan Desa P2WKSS (Lihat Tabel 2.14. Kegiatan

Komunikasi Terkait Sanitasi dan Tabel 2.15. Media Komunikasi dan Kerjasama

terkait Sanitasi)

Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi

No

Kegiatan TahunDinas

PelaksanaTujuan

KegiatanKhalayak Sasaran

Pesan Kunci

Pembelajaran

1 Pemicuan STBM

2013 Dinas Kesehatan

Meningkatkan peranserta masyarakat dalam penyediaan layanan sanitasi dan membiasakan PHBS dalam kehidupan

Masyarakat di 15 Wilayah Puskemas yang memiliki Indek Risiko Sanitasi

Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat itu menjijikan, memalukan dan

Terbatasnya tenaga fasilitator yang handal, membuat pemicuan di sejumlah RT kurang sukses, perlu peningkatan

Page 62: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

sehari-hari. Tertinggi. membuat sakit, karenanya perlu kita perbaiki sanitasi dan biasakan PHBS.

jumlah fasilitator handal.

2. Penyuluhan tata cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di sekolah Dasar

2010 Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan

Siswa Sekolah Dasar mampu dan mau melakukan CTPS yang baik dan benar.

Siswa-siswi SD di 20 sekolah dengan angka tidak masuk sekolah karena diare tertinggi.

Dengan CTPS, kita terhindar dari penyakit, dan hidup lebih sehat.

Dampak dari kegiatan ini, ternyata dapat menurunkan angka tidak masuk sekolah karena diare.

4. Bank Sampah

2014 Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

Pengurangan Sampah melalui Daur Ulang dan Pemanfaatan Sampah (3R)

Masyarakat Kelurahan Malili

Pemanfaatan Sampah sebagai sumber pendapatan

Masyarakat dapat berinovasi mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat serta menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat dan bersih

5. P2WKSS 2010-2014

BPMPD Membina Keluarga Sehat Sejahtera

Masyarakat Kab. Luwu Timur

Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga

Masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dari segi pangan dan lingkungan hidup.

Sumber: Dinas Kesehatan, Kom.Info dan Bag.Humas Setdakab.

Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

No

Jenis Media

a)

Khalayakb)

Pendanaanc)

Isu yang Diangkat

d)

Pesan Kuncie)

Efektivitasf)

1. Tabloid VerbeekPemuatan artikel dan pemberitaan

Masyarakat Umum Kab. Luwu Timur

PT. Vale Vale Dukung Perbaikan Sanitasi Warga

Menciptakan Lingkungan yang Sehat

Pemberitaan melalui Tabloid dapat menyebarkan informasi untuk menerapkan perilaku Hidup

Page 63: Bab II Bps Lutim

BUKU PUTIH SANITASIKABUPATEN LUWU TIMUR

Bersih dan Sehat.

2.

Buletin SehatiPemuatan artikel dan pemberitaan

Masyarakat Umum Kab. Luwu Timur

APBD Pemda Lutim

Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pemberitaan melalui Tabloid dapat menyebarkan informasi untuk menerapkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

3.

Tabloid Warta LutimPemuatan artikel dan pemberitaan

Masyarakat UmumKab. Luwu Timur

APBD Pemda Lutim

Desa Puncak Indah sebagai Pilot Project Penerapan Kampung PHBS

Keluarga berprilaku sehat

Pemberitaan melalui Tabloid dapat menyebarkan informasi untuk menciptakan Kampung PHBS di seluruh wilayah Kab. Luwu Timur

4.

Website Kab. Luwu TimurPemuatan artikel dan pemberitaan

Masyarakat UmumKab. Luwu Timur

APBD Pemda Lutim

Kabupaten Luwu Timur berpredikat kabupaten sehat di tahun 2013

Pemberitaan melalui Website dapat menyebarkan informasi Kab. Luwu Timur sebagai Kabupaten Sehat di tahun 2013

Sumber: Dinas Kesehatan, Kom.Info dan Bag.Humas Setdakab.