bab ii gambaran umum bps beltim versi 2

50
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Belitung Timur TA. 2013 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR 2.1 KONDISI UMUM GEOGRAFIS Kabupaten BelitungTimur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-UndangNomor 5 Tahun 2003 seaktanggal 25 !ebruari 2003" bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bangka #elatan"Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Barat$ Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belitung dan beribukota %anggar$ 2.1.1. Kondisi Geografis #e&ara geogra'is Kabupaten Belitung Timur terletak antara (0) 0 *5+ - (0, 0 (,+ Buur Timur dan 02 0 30+- 03 0 (5+ intang #elatan$ #etiap ke&amatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur memiliki posisi geogra'is masing-masing$ Batas .ilayah Kabupaten Belitung adalah sebagai berikut/ Utara / aut ina #elatan #elatan / aut 1a a Barat / Kabupaten Belitung Timur / #elat Karimata dapun batas-batas ilayah dari setiap ke&amatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini$ Tae! 2.1 Ba"as #i!a$a% Tia& Ke'a(a"an No Ke'a(a"an Ba"as #i!a$a% ( %anggar Utara / Ke&amatan #impang 4enggiang dan Ke&amatan amar #elatan / aut 1a a Barat / Ke&amatan 6antung dan Ke&amatan #impang 4enggiang Timur / #elat Karimata 2 amar Utara / Ke&amatan 6antung dan Ke&amatan Kelapa Kampit #elatan / Ke&amatan %anggar Barat / Ke&amatan #impang 4enggiang Timur / #elat Karimata 3 Kelapa Kampit Utara / aut ina #elatan #elatan / Ke&amatan 6antung Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Belitung Timur 1!

Upload: emir

Post on 02-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Profil Beltim

TRANSCRIPT

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Belitung Timur TA. 2013

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR2.1 KONDISI UMUM GEOGRAFISKabupaten Belitung Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-UndangNomor 5 Tahun 2003 sejaktanggal 25 Februari 2003, bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah dan Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belitung dan beribukota Manggar.2.1.1. Kondisi GeografisSecara geografis Kabupaten Belitung Timur terletak antara 107045 - 108018 Bujur Timur dan 02030- 03015 Lintang Selatan. Setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur memiliki posisi geografis masing-masing.

Batas Wilayah Kabupaten Belitung adalah sebagai berikut:

Utara

: Laut Cina Selatan

Selatan : Laut Jawa

Barat

: Kabupaten Belitung

Timur

: Selat Karimata

Adapun batas-batas wilayah dari setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Batas Wilayah Tiap KecamatanNoKecamatanBatas Wilayah

1ManggarUtara:Kecamatan Simpang Renggiang dan Kecamatan Damar

Selatan:Laut Jawa

Barat:Kecamatan Gantung dan Kecamatan Simpang Renggiang

Timur:Selat Karimata

2DamarUtara:Kecamatan Gantung dan Kecamatan Kelapa Kampit

Selatan:Kecamatan Manggar

Barat:Kecamatan Simpang Renggiang

Timur:Selat Karimata

3Kelapa

KampitUtara:Laut Cina Selatan

Selatan:Kecamatan Gantung

Barat:Kecamatan Sijuk dan Badau Kabupaten Belitung

Timur:Kecamatan Damar

4GantungUtara:Kecamatan Manggar

Selatan:Kecamatan Dendang

Barat:Kecamatan Simpang Renggiang

Timur:Selat Karimata

5Simpang

RenggiangUtara:Kecamatan Kelapa Kampit

Selatan:Kecamatan Dendang

Barat:Kecamatan Badau Kabupaten Belitung

Timur:Kecamatan Manggar

6Simpang

PesakUtara:Kecamatan Dendang

Selatan:Laut Jawa

Barat:Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung

Timur:Kecamatan Gantung

7DendangUtara:Kecamatan Badau Kabupaten Belitung

Selatan:Kecamatan Simpang Pesak

Barat:Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung

Timur:Kecamatan Gantung

Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2011Wilayah Kabupaten Belitung Timur terletak di Pulau Belitung dengan luas daratan lebih kurang 2.506,68 km2 atau 250.668 Ha. Pada tahun 2009, secara administrasi Kabupaten Belitung Timur memiliki 7 kecamatan dan 39 desa yang terdiri dari 139 dusun dan 716 rukun tetangga.

Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan, dan Jumlah DesaNoNama KecamatanJumlah DesaLuas Wilayah

AdministrasiTerbangun

(Ha)(%) thd total(Ha)(%) thd total

1Manggar922.9009,141.029,9832,22

2Damar523.6689,44413,0112,92

3Kelapa Kampit649.85119,89302,659,47

4Gantung754.63021,79668,1720,90

5Simpang Renggiang439.07015,59200,126,26

6Simpang Pesak424.3309,71288,259,02

7Dendang436.22014,45294,939,22

Total250.669100,003.197,12100,00

Sumber: Data Spasial Penggunaan Lahan, Bappeda, 2012Luas wilayah terbangun di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur di lihat dari luas permukiman yang ada berdasarkan data citra satelit spot-4 per 19 Agustus 2011, dengan luas keseluruhan pemukiman seluas 3.197,12 Ha. Kecamatan Manggar merupakan kecamatan dengan luas permukiman terbesar yaitu sebesar 1.029,98Ha, dan Kecamatan Simpang Renggiang merupakan kecamatan dengan luas permukiman terkecil sebesar 200,12Ha.HaHaKabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 141 buah pulau besar dan kecil. Pulau-pulau inilah yang menjadi daya tarik wisatawan Kabupaten Belitung Timur. Berikut disajikan penyebaran pulau di Belitung Timur menurut kecamatan.Tabel 2.3

Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan

NoKecamatanJumlah Pulau

1Manggar40

2Damar

3Kelapa Kampit12

4Gantung52

5Simpang Renggiang

6Simpang Pesak37

7Dendang

Jumlah141

Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Belitung Timur

2.1.2 TopografisKeadaan alam Kabupaten Belitung Timur sebagian besar merupakan dataran lembah dengan ketinggian antara 0-100 m di atas permukaan laut dan sisanya sebagian kecil merupakan pegunungan dan perbukitan. Adapun keadaan topografi di setiap kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Kondisi TopografiNoKecamatanLuas (Ha)0-10 m10-25 m25-100 m100-500 m

1Manggar22.90025.819

19.616

46.702

4.303

2Damar23.668

3Kelapa Kampit49.851

4Gantung54.6305.622

8.171

76.459

3.448

5Simpang Renggiang39.070

6Simpang Pesak24.3305.7525.57148.337890

7Dendang36.220

Jumlah250.69137.19333.358171.4988.641

Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012Tabel 2.5 Kemiringan Lereng setiap Kecamatan

NoKecamatanLuas (Ha)0-2%2-15%15-40%>40%

1Manggar22.90016.16071.0214.8494.411

2Damar23.668

3Kelapa Kampit49.851

4Gantung54.63016.15465.9746.7004.872

5Simpang Renggiang39.070

6Simpang Pesak24.33019.07036.4173.3501.713

7Dendang36.220

Jumlah250.69151.384173.41214.89910.996

Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 20122.1.3 Kondisi Geologi dan Jenis Tanah

Keadaan tanah di Kabupaten Belitung Timur banyak mengandung mineral biji timah dan bahan galian seperti; pasir, pasir kwarsa, batu granit, kaolin, tanah liat, dan lain-lain. Hal ini terlihat dari tekstur tanah yang ada di Kabupaten Belitung Timur yang didominasi oleh partikel bertekstur sedang (lempung). Komposisi partikel bertekstur sedang (lempung) mencapai 48,45%, tekstur kasar (pasir) sebesar 27,43%, dan sisanya 24,12 persen bertekstur halus (debu).Tabel 2.6 Kondisi Tekstur Tanah Kabupaten BelitungNoKecamatanLuas (Ha)Partikel

HalusPartikel

SedangPartikel

KasarTanah

Rusak

1Manggar22.9009.193

64.741

16.966

5.540

2Damar23.668

3Kelapa Kampit49.851

4Gantung54.63043.243

7.168

41.153

2.136

5Simpang Renggiang39.070

6Simpang Pesak24.33017049.55210.657171

7Dendang36.220

Jumlah250.69152.606121.46168.7767.847

Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012Peta 2 .1 Peta Geologi Kabupaten Belitung Timur

Peta 2.2 Jenis Tanah Kabupaten Belitung Timur

2.1.4 Kondisi Hidrologi

Kabupaten Belitung Timur memiliki 26 daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai yang memiliki luasan terbesar adalah DAS Cerucuk, sedangkan DAS yang memiliki keliling terpanjang adalah DAS Buding. Berikut adalah karakteristik DAS yang berada di Kabupaten Belitung Timur.

Tabel 2.7 Karakteristik DAS di Kabupaten Belitung Timur

NoNama DASLuas (Ha)Keliling (Km)

1DAS Tanjung Batu Itam738,6914,68

2DAS Pakem531,169,78

3DAS Kebal6.978,1247,18

4DAS Tanjung Batu Air12.346,9487,77

5DAS Getah862,1314,33

6DAS Sekayu8.946,1048,47

7DAS Kripit935,6915,00

8DAS Keladi1.672,8122,50

9DAS Buding57.292,00148,07

10DAS Sagu10.751,2370,88

11DAS Tanjung Asem2.483,6028,38

12DAS Mang694,4812,38

13DAS Nayo825,8312,75

14DAS Cerucuk55.177,18132,44

15DAS Burung Mandi1.743,3419,72

16DAS Manggar27.951,2291,39

17DAS Ngarawan4.916,7337,20

18DAS Linggang81.620,46175,30

19DAS Ungu32.703,97113,73

20DAS Dendang1.963,1826,96

21DAS Limbungan15.433,6187,79

22DAS Pesak7.425,7849,32

23DAS Oma Tengka1.914,8230,98

24DAS Kelumpang1.023,9414,77

25DAS Langir888,1114,44

26DAS Sapei22.340,1476,99

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-20322.1.5 Kawasan Rawan Bencana

Rencana alokasi ruang untuk kawasan lindung dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan fungsi ekosistem dan mewujudkan pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, sehingga terjadi keseimbangan antara pengembangan fisik dan ekonomi di satu sisi dengan pengembangan ekologi di sisi lain. Pengalokasian kawasan lindung didasarkan pada PP No 47 tahun 1997 tentang RTRWN, Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan Keputusan Menteri Kehutanan No 74/KPTS-II/03 pada tanggal 7 Maret 2003 tentang Kawasan Hutan Kabupaten Belitung, Keputusan Menteri Kehutanan No SK. 386/Menhut-II/04 pada tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung Gunung Sepang di Kabupaten Belitung Timur, dan Keputusan Menteri Kehutanan No SK. 389/Menhut-II/04 pada tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung Pantai Teluk Pring/Bt. Nayo di Kabupaten Belitung Timur.

Kawasan hutan lindung didefinisikan sebagai kawasan kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata iar, pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrorologis tanah untuk menjamin keter-sediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas kriteria dan dasar hukum yang ada, serta penyesuaian dengan kebutuhan pembangunan Kabupaten Belitung Timur, maka kawasan hutan lindung dan hutan lindung pantai yang ada di Kabupaten Belitung Timur adalah direncanakan seluas 41.591,91 Ha atau 16,59% dari luas wilayah Kabupaten Belitung Timur, yang meliputi :

Hutan Lindung Sepang, lokasi di Kecamatan Manggar, Kelapa Kampit, dan Gantung. Hutan Lindung Bukit Nayo dan Hutan Lindung Pantai Teluk Pring, lokasi di Kecamatan Manggar dan Kelapa Kampit. Hutan Lindung Pantai Senusur Sembulu I s/d IV, lokasi di Kecamatan Manggar, Gantung dan Dendang. Hutan Lindung Pantai Buding Timur, lokasi di Kecamatan Kelapa Kampit. Hutan Lindung Pantai Buding Barat, lokasi di Kecamatan Kelapa Kampit.Peta 2.3 DAS Kabupaten Belitung Timur

2.2 KEPENDUDUKAN2.2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur tahun 2011 berjumlah 113.315 jiwa. Hal ini menunjukkan telah terjadi penambahan jumlah penduduk dibanding tahun sebelumnya sekitar 2,72 persen.

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Tahun 2011NoKecamatanJumlah Penduduk

1Manggar36.533

2Damar11.553

3Kelapa Kampit17.101

4Gantung24.126

5Simpang Renggiang6.577

6Simpang Pesak7.948

7Dendang9.477

Jumlah113.315

Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012

Mobilitas penduduk di Kabupaten Belitung Timur di Tahun 2011 yang banyak adalah penduduk yang datang. Jumlah penduduk yang datang ke Kabupaten Belitung Timur mencapai 1.868 orang. Sedangkan penduduk yang meninggalkan Kabupaten Belitung Timur hanya mencapai 465 orang.

Tabel 2.9 Mobilitas Penduduk Tahun 2011NoKecamatanJumlah Penduduk yang DatangJumlah Penduduk yang Pindah

Laki-lakiPerempuanJumlahLaki-lakiPerempuanJumlah

1Manggar29431060410095195

2Damar557813351116

3Kelapa Kampit1421472895652108

4Gantung260293553172643

5SimpangRenggiang3531666612

6SimpangPesak3440748614

7Dendang7376149364177

Total8939751868228237465

Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 20122.2.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur berjumlah 81.135 jiwa. Mayoritas jenis kelamin penduduk Kabupaten Belitung Timur adalah laki-laki dengan jumlah 41.643 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk perempuan mencapai 39.492 jiwa. Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011NoKecamatanLaki- lakiPerempuanJumlah

1Dendang4.9684.5099.477

2Gantung12.41911.70724.126

3Manggar18.83017.70336.533

4Damar5.9025.65111.553

5Kelapa Kampit8.7808.32117.101

6Simpang Pesak4.1093.8397.948

7Simpang Renggiang3.3983.1796.577

J u m l a h / Total58.40654.909113.315

Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 20122.2.3 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2011 adalah 45,2 jiwa/km2, dengan penyebaran yang tidak merata, hal ini terlihat dari masih terpusatnya penduduk di Kecamatan Manggar sebagai ibukota kabupaten dengan kepadatan hingga 101,2 jiwa/km2 yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kecamatan lain yang relatif merata penyebarannya.Tabel 2.11 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun TerakhirNoNama KecamatanJumlah PendudukJumlah KKTingkat PertumbuhanKepadatan Pddk

TahunTahunTahunTahun

201020112012201020112012201020112012201020112012

1Dendang

2Gantung

3Manggar

4Kelapa Kampit

5Simpang Pesak

6Simpang Renggiang

7Damar

Total

Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2011Tabel. Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 TahunNoNama KecamatanJumlah PendudukJumlah KKTingkat PertumbuhanKepadatan pddk

TahunTahunTahunTahun

20122013201420152016201220132014201520162012201320142015201620122013201420152016

1Manggar

2Damar

3Gantung

4Kelapa Kampit

5Simpang Renggiang

6Simpang Pesak

7Dendang

Total

2.2.6Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya di Kabupaten Belitung Timur yang dapat disajikan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Belitung Timur ini meliputi:

1. Sejarah Sosial Budaya Pulau Belitung2. Kondisi penduduk miskin;

3. Kondisi rumah di Kabupaten Belitung Timur Berdasarkan sejarah kebudayaan pada masa lalu, Pulau Belitung telah dihuni oleh 3 kelompok etnis, yaitu urang darat yang merupakan penduduk asli Pulau Belitung, urang laut atau Suku Sawang, dan etnis pendatang. Etnis pendatang yang banyak dimuat dalam catatan sejarah lokal adalah etnis Tionghoa dan saat ini istilah pendatang tidak lagi melekat pada diri mereka karena sudah diakui oleh hukum sebagai warga negara Indonesia.

Urang Darat adalah orang asli sekaligus suku terbesar, termasuk didalamnya Suku Melayu. Kemudian dalam perkembangannya, dibedakan dengan Melayu Asli, karena terjadinya pencampuran melalui perkawinan antara Suku Melayu dengan suku lain, seperti Bugis dan Keling. Dikatakan Urang Darat karena pola kehidupan mereka yang tinggal di pedalaman atau daerah hutan yang mereka sebut dengan Keleka dan di sanalah mereka hidup turun temurun dan bertani (umumnya padi tegalan) untuk menghasilkan bahan makanan.

Urang Laut yang merupakan nama lain dari Suku Sawang. Dahulu mereka sering juga disebut sebagai orang perahu yang hidupnya bergantung pada laut dan berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain. Kini sebagian besar dari mereka tidak lagi bergantung dengan laut.Peralihan ini dimulai pada masa Kolonial Belanda, yang mempekerjakan mereka untuk menambang timah karena tubuh mereka yang kuat.Meskipun kehidupan sosial mereka telah berubah, namun tak melupakan jati diri mereka sebagai Orang Laut.Oleh karena itu, setiap tahun mereka menyelenggarakan ritual yang bernama Buang Jong, yang bertujuan tolak bala sekaligus bentuk penghormatan mereka terhadap nenek moyang.

Etnis Tionghoa, pada masa lalu etnis ini sering disebut oleh masyarakat lokal dengan istilah Cina Kuncit. Munculnya istilah tersebut disebabkan karena laki-laki asal Tiongkok masa itu, memiliki rambut yang diikat atau dikuncir (kuncit = lokal). Kehadiran mereka di Pulau Belitung dilatarbelakangi kebijakan Kolonial Belanda yang mendatangkan mereka dari tempat asalnya untuk eksplorasi timah pada abad ke XVIII. Orang Cina di masa itu dikenal sebagai orang-orang yang paham dan ahli dalam penambangan timah dan juga dalam pengolahannya. Bahkan, semasa kehadiran mereka pada masa lalu telah memperkenalkan budaya baru dalam penambangan timah, bahkan hingga saat ini banyak istilah-istilah dalam bangsa Cina. Masih dipakai hingga kini oleh penambang lokal Belitung, seperti ciam (dalam bahasa Pinyin, disebut Jian, yang berarti sesuatu yang runcing), yang merupakan bor besi, berupa tongkat berongga, panjangnya dua puluh kaki untuk mengangkat sejumlah kecil tanah ke atas, sehingga akan diketahui tanah yang di Ciam apakah mengandung timah atau tidak.

Masing-masing etnis mewarisi budayanya, berbagai etnis hidup berdampingan, setiap tahun berbagai tradisi dilaksanakan oleh mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi sumbangan besar dalam menjadikan Kabupaten Belitung Timur sebagai daerah yang heterogen dengan ragam etnis dan budaya, meskipun berbeda namun satu dalam kerukunan.Kondisi penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat dari jumlah penduduk miskin. Berdasarkan hasil pendataan dari Badan Statistik Kabupaten Belitung Timur, pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur sebanyak 7.894 jiwa. Secara lebih lengkap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat pada tabel ..

Tabel Jumlah Penduduk Miskin Per KecamatanNama KecamatanJumlah penduduk miskin (Jiwa)

Damar1.083

Dendang1.000

Gantung1.096

Kelapa Kampit1.239

Manggar2.242

Simpang Pesak1.015

Simpang Renggiang219

Total7.894

Sumber: PPLS, BPS, 2011Tabel Jumlah rumah per kecamatan

Nama KecamatanJumlah Rumah

Dendang

Gantung

Manggar

Kelapa Kampit

Simpang Pesak

Simpang Renggiang

Damar

Sumber:..

2.2.7 Pendidikan

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan, pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Fasilitas pendidikan TK-SD hampir merata di seluruh desa yang ada di Kabupaten Belitung Timur sedangkan untuk SMP-SMA masih belum merata, bahkan untuk SMA masih ada kecamatan yang belum ada seperti Kecamatan Damar dan Simpang Renggiang. Peta 2.12 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Belitung TimurNama KecamatanJumlah Sarana Pendidikan

UmumAgama

SDSLTPSMASMKMIMTsMA

Dendang

Gantung

Manggar

Kelapa Kampit

Simpang Pesak

Simpang Renggiang

Damar

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung TimurPeta 2.4 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Belitung Timur

2.3 KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN

A. Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Beltiugn Timur diselenggarakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 yang kemudian diubah dan dilengkapi dengan ketentuan baru yang diatur dalam Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.1. Pendapatan Daerah

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Belitung Timur terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak.Pada tahun 2012 pendapatan daerah Kabupaten Belitung Timur sebesar Rp. 535.096.127.010,96. Sebagai perbandingan dengan tahun- tahun sebelumnya, terjadi peningkatan pendapatan daerah, yang mana pada tahun 2011 sebesar Rp. 483.033.038.164,99 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 367.205.100.741,88. Rata rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Belitung Timur dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp. 424.883.869.656,99. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.13.2.Belanja Daerah

Belanja daerah Kabupaten Belitung Timur di lihat dari tahun 2008- sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan baik pada kegiatan belanja tidak langsung dan belanja langsung, yang mana pada tahun 2008 belanja daerah sebesar Rp. 337.223.732.400,90, tahun 2009 sebesar Rp. 392.427.529.271,00, tahun 2010 sebesar Rp. 402.572.982.734,08, tahun 2011 sebesar Rp. 440.899.632.568,38, dan tahun 2012 sebesar Rp. 537.474.421.178,53. Dengan rata- rata pertumbuhannya sebesar Rp. 422.119.659.630,59. Untuk lebih jelasny dapat dilihat pada tabel 2.13.C. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah melalui dana APBD Kabupaten Belitung Timur dilihat dari penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Untuk penerimaan pembiayaan daerah pada tahun 2008 sebesar Rp. 169.495.069.905,51, tahun 2009 sebesar Rp. 194.363.246.742,49, tahun 2010 sebesar Rp. 155.640.116.392,59, tahun 2011 sebesar Rp. 120.059.351.183,39, dan tahun 2012 sebesar Rp. 182.203.816.700,56, dengan rata- rata pertumbuhan sebesar Rp. 164.352.320.184,91.Untuk pengeluaran pembiayaan daerah, pada tahun 2008 sebesar Rp. 15.352.577.097,00, tahun 2009 sebesar Rp. 22.556.875.738,10, tahun 2010 sebesar Rp. 2.012.522.437,00, tahun 2011 sebesar Rp. 7.066.036.761,19, dan tahun 2012 sebesar Rp. 12.008.167.017,42, dengan rata- rata pertumbuhan sebesar Rp. 11.799.235.810,14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.13.Tabel . Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 - 2012NoD e s k r i p s iTahun

20082009201020112012

1PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)

2Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)

3Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber :

Tabel. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Belitung Timur

Tabel Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Belitung Timur

Tahun 2008- 2012

NoSKPDTahunRata2 pertumbuhan

20082009201020112012

1Dinas Pekerjaan Umum

1.aInvestasi

1.boperasional/pemeliharaan (OM)

2BLHD

2.aInvestasi

2.boperasional/pemeliharaan (OM)

3Dinas Tata Kota, Kebersihan, dan Pertamanan

3.aInvestasi

3.boperasional/pemeliharaan (OM)

4Dinkes

4.aInvestasi

4.boperasional/pemeliharaan (OM)

5Bappeda

5.aInvestasi

5.boperasional/pemeliharaan (OM)

6BPMPD

6.aInvestasi

6.boperasional/pemeliharaan (OM)

nDinas Pendidikan

n.aInvestasi

n.boperasional/pemeliharaan (OM)

8Belanja Sanitasi (1+2+3+n)

9Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+na)

10Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb)

11Belanja Langsung

12Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11)

13Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/8)

14Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8)

Sumber :Realisasi APBD tahun - ., diolah

Keterangan:investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Tabel .. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 - 2012

NoD e s k r i p s iTahun Rata-rata

20082009201020112012

1Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

2Jumlah Penduduk

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)

Sumber : APBD dan BPS, diolah

2.4 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

1. Lembaga Pemerintah Daerah Yang Ada Di Kabupaten Belitunga. 3 buah sekretariat, yaitu : 1. Sekretariat Daerah (7 bagian)

2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)3. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum.b. 1 Inspektoratc. 6 Badan, yaitu : 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah2. Badan Lingkungan Hidup Daerah3. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu4. Badan Keluarga Berencana & Pemberdayaa Perempuan5. Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Desa

6. Badan Kepegawaian Daerah.

d. 2 Kantor, yaitu : 1. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat

2. Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi.

e. 13 Dinas, yaitu : 1. Dinas Pertanian & Kehutanan2. Dinas Pertambangan & Energi3. Dinas Pendidikan4. Dinas Kelautan & Perikanan

5. Dinas Kebudayaan & Pariwisata6. Dinas Perhubungan 7. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 8. Dinas Kesehatan 9. Dinas Sosial, Tenag Kerja & Transmigrasi10. Dinas Pekerjaan Umum 11. Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil 12. Dinas Perindustrian, Perdagangan, & Koperasi 13. Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan.2. Keanggotaan DewanJumlahanggotaDPRDKabupaten Belitung Timur keadaan sampai dengan Desember 2011 tercatat sebanyak 20 orang yang terdiri dari :

Fraksi PDI-P berjumlah 4 orang,

Fraksi Bersatu berjumlah 6 orang.

Fraksi Partai Golongan Karya berjumlah 4 orang.

Fraksi Pelangi Timur berjumlah 6 orang.3. Keadaan Pegawai NegeriJumlah pegawai negeri sipil otonom di lingkunganpemerintah Kabupaten Belitung Timur berjumlah 2.825 orang terdiri dari ; 14 orang golongan I, 1.166 orang golongan II, 1.253 orang golongan III dan 392 orang golongan IV.

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur2.5 RENCANA TATA RUANG KABUPATEN BELITUNG TIMUR2.5.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032A. Rencana Sistem Perkotaan

Rencana sistem pusat pelayanan di wilayah kabupaten adalah rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten. Mengacu pada pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten (Permen PU No 16 Tahun 2009), Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, terdiri atas:

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kabupaten;

b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kabupaten;

c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten;

d. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kabupaten; dan

e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Pola pengembangan pusat-pusat permukiman ini dimaksudkan bersifat antisipatif terhadap kecenderungan perkembangan yang diperkirakan akan berlangsung pada pusat-pusat permukiman yang menonjol. Kencenderungan perkembangan ini meliputi pusat-pusat permukiman yang pertumbuhan penduduknya tinggi dan pusat-pusat permukiman yang tidak tumbuh (pertumbuhan negatif).

Dengan menggunakan ketentuan tersebut, maka pengembangan sistem pusat pelayanan di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut:

a. Kota Manggar merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;

b. Kelapa Kampit dan Gantung merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;

c. Simpang Renggiang, Dendang, Simpang Pesak, Damar dan Buding merupakan Pusat Pelayanan Lokal (PPL) yang merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.Tabel 2.14 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012 -2032PKWPKLPPL

Kota Manggar

a. Kelapa Kampit

b. Gantung

a. Simpang Renggiang

b. Dendang

c. Simpang Pesak

d. Damar

e. Buding

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032Berdasarkan rencana pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Belitung Timur peran dan fungsi masing-masing kota adalah sebagai berikut:

1. Perkotaan Manggar sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang melayani wilayah kabupaten. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) peran dan fungsi Kota Manggar diarahkan sebagai:

a. Pusat administrasi pemerintahan kabupaten;

b. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kabupaten;

c. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kabupaten;

d. Pusat pelayanan transportasi regional;

e. Pusat pengolahan; dan

f. Pusat pendidikan tinggi.

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan, diarahkan di Kota Kecamatan Kelapa Kampit dan Gantung dengan peran dan fungsi kota-kota sebagai berikut:

a. Pusat administrasi pemerintahan kecamatan;

b. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kawasan;

c. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kawasan (beberapa kecamatan); dan

d. Pusat pelayanan transportasi skala kawasan/regional.

3. Pusat Pelayanan Lokal (PPL) diarahkan di Simpang Renggiang, Dendang, Simpang Pesak, Damar dan Buding dengan peran dan fungsi diarahkan sebagai pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.B. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

1. Sistem wilayah sungai meliputi pengelolaan Wilayah Sungai Lenggang, Manggar, Buding, dan Senusur.

2. Rencana pengembangan sistem jaringan Irigasi di Kabupaten Belitung Timur mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 390 tahun 2007 tentang Status Daerah Irigasi. Berikut ini adalah status daerah irigasi (DI) di Kabupaten Belitung Timur.

a. Status Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat yaitu DI selinsing seluas 4368 ha

b. Status Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi Kep. Bangka Belitung yaitu:

1. D.I. Mempaya seuas 500 Ha;

2. D.I. Selinsing Kanan 518 Ha; dan

3. D.I. Selinsing Kiri 850 Ha.

3. Sistem pengelolaan air baku meliputi pemanfaatan sumber-sumber air baku permukiman dan air tanah didukung oleh pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan air baku yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan swasta. Di Kabupaten Belitung Timur, terdapat banyak bekas galian tambang (kolong) yang dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk air bersih yang tersebar di semua kecamatan di Kabupaten Belitung Timur. Perkiraan Sumber Air Baku di Belitung Timur keadaan eksisting dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel 2.15 Rencana Sistem Air Baku di Belitung Timur

NoDanau /WadukLokasi

NamaLuas (m2)DesaKecamatan

1Kolong Parit Kemang59.125MentawakKelapa Kampit

2Kolong Rakit10.000MentawakKelapa Kampit

3Kolong Kajemun28.125Suka MandiManggar

4Kolong Kajemun I3.750Suka MandiManggar

5Kolong Kero20.000PadangManggar

6Kolong Damar5.000MengkubangManggar

7Air Gunung Burung Mandi-Burung MandiManggar

8Sungai Pice Gantung67.500GantungGantung

9Kolong Meranti5.000SelinsingGantung

10Kolong Air Itam20.000Jangkar AsamGantung

11Kolong Teberong10.000Sp.PesakDendang

12Kolong Alub (K.Pesak)5.000Sp.PesakDendang

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Beltim

4. Pemanfaatan air tanah sebagai air baku dilakukan secara terbatas dengan memperhatikan keperluan konservasi dan pencegahan kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5. Sistem pengendalian banjir pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan pengendali banjir, didukung oleh upaya-upaya non-struktural, seperti early warning system, dan pembuatan peta daerah banjir beserta upaya pengendaliannya.

6. Sistem pengamanan pantai meliputi rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengamanan pantai, seperti bangunan pemecah gelombang dan konservasi hutan bakau.C. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan

1.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Dalam pemenuhan air bersih, sebagai wilayah pulau, maka melihat kepada faktor klimatologi kepulauan yang terkena angin musim dan intensitas curah hujan yang tinggi, maka penyediaan air bersih dapat secara optimal dikelola melalui kehadiran dari pada reservoir-reservoir air yang berskala besar.

Pada daerah-daerah yang mengalami eksplorasi dan eksploitasi penambangan, seperti tambang timah yang dikembangkan di kabupaten Pulau Belitung Timur ini, sehingga membentuk kolong-kolong yang berfungsi sebagai reservoir air tetapi dengan pemeriksaan kualitas struktur kimiawi dari air tersebut, seperti silikat, besi, kalsium, magnesium, sodium, potasium, bikarbonat, sulfat, chlorida, florida, nitrat, CaC03, kondisi pH air, dan sebagainya. Di samping itu ke depan diharapkan pada kota-kota kecamatan sudah terlayani air bersih dari PDAM. Tabel 2.16Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Belitung Timur

NoKecamatanSambungan Rumah (SR)Hidran Umum (HU)Kebutuhan Air Bersih Liter/detik

PelayananJumlah SRPelayanan 10%300 jw/HUKonsumsi (30lt/hr)

6080 %(5 unit/ jiwa)150 Ltr/Hr

1Dendang11,63818,6203,724558,6001,164411610.9

2Gantung22,01135,2187,0441,056,5282,201722020.7

3Manggar36,92159,07411,8151,772,2083,6921236934.7

4Kelapa Kampit14,33622,9384,588688,1281,434514313.5

Jumlah84,906135,84927,1704,075,4648,4912884979.7

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Belitung Timur, 2010.Tabel 2.17Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Kabupaten Belitung Timur

NoKecamatanKebutuhan Domestik & Non DomestikKebocoran (30% Total Kebutuhan)

DomestikNon Domestik (30 % dari Domestik)Domestik dan Non Domestik (Liter/Hr)

1Dendang558,716167,615726,331217,899

2Gantung1,056,748317,0241,373,773412,132

3Manggar1,772,577531,7732,304,350691,305

4Kelapa Kampit688,271206,481894,753268,426

Jumlah4,076,3131,222,8945,299,2071,589,762

Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Belitung Timur, 2010..Sementara itu pelayanan jaringan air bersih yang dikembangkan meliputi pelayanan sambungan langsung, sambungan halaman dan kran umum (hidran). Hingga akhir tahun perencanaan diharapkan daerah ini telah terlayani air bersih sekitar 70 80 % penduduk Kabupaten Belitung Timur dengan kebutuhan standar sekitar 150 l/hari/kapita, maka air bersih yng dibutuhkan adalah sebesar 14.539.140 liter.

Adapun rencana bentuk pelayanan pemenuhan air bersih untuk domestik dibedakan dalam dua jenis pelayanan sesuai dengan tingkat sosial ekonomi wilayahnya, yaitu :

Sambungan langsung adalah prosentase terbesar untuk pelayanan di wilayah yang padat penduduknya seperti ibukota kabupaten atau ibukota kecamatan.

Kran umum adalah prosentase terbesar untuk pelayanan yang dilakukan di wilayah yang relative belum berkembang seperti wilayah perdesaan.Sedangkan arahan rencana pengembangan pemenuhan kebutuhan air bersih di Kabupaten Belitung Timur adalah:

a. Pembangunan dan pengembangan waduk muara dan daratan serta sungai sebagai sumber air bersih utama.

b. Sebelum disalurkan ke konsumen, air perlu diolah sehingga sesuai dengan standar kualitas air bersih yang ditangani oleh perusahaan tertentu, seperti PAM atau PDAM.

c. Menjaga dan melindungi sumber air bersih dengan memberi kawasan perlindungan pada setiap wilayah sumber air.

d. Untuk beberapa daerah yang kurang mempunyai sumber air baku, maka kebutuhan air bersih dipenuhi dari air tanah atau air hujan yang ditampung berupa Penampungan Air Hujan (PAH).Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, strategi pengembangan pemenuhan air bersih di Kabupaten Belitung Timur adalah:

a. Pemenuhan air bersih untuk pulau-pulau besar atau pulau induk

Memanfaatkan air tanah atau sungai sebagai air baku

Pembentukan PDAM untuk kota-kota kecamatan yang telah berkembang

Pengembangan pemanfaatan sumber-sumber mata air bagi wilayah yang secara teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan reservoir.

Pengendalian lingkungan sekitar sumber-sumber mata air dari pencemaran dengan menetapkannya sebagaai area konservasi.

b. Pemenuhan air bersih untuk gugus pulau atau pulau-pulau kecil yang berpenghuni dan mempunyai sumber air tawar yang cukup besar

Memanfaatkan reservoir alam atau sungai sebagai sumber air baku

Pengolahan air dan distribusi air dibuat dengan teknologo yang sangat sederhana, seperti dengan memanfataatkan sistem gravitasi.

Membatasi jumlah dan sebaraan penduduk dan permukiman

Pencegahan terjadinya alih fungsi lahan dan pengendalian lingkungan sekitar sumber-sumber mata air dari pencemaran dengan menetapkannya sebagai area konservasi.

c. Pemenuhan air bersih untuk pulau-pulau kecil yang tidak mempunyai sumber air tawar atau ketersediannya sangat terbatas.

Memanfaatkan sistem penampungan air hujan (PAH)

Pengolahan air dan distribusi air dibuat dengan teknologi yang sangat sederhana, seperti dengan memanfaatkan sistem gravitasi.2. Sistem Penggelolaan Sampah

Rencana Sistem Persampahan diarahkan untuk pelayanan dengan cakupan seluruh wilayah Kabupaten Belitung Timur. Untuk meningkatkan kapasitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Belitung Timur, pola yang diusulkan adalah:

a. Kombinasi Pola Pelayanan komunal

Pola pelayanan komunal diberlakukan di kawasan permukiman berpenghasilan menengah ke atas dan sebagian daerah komersil. Batasan yang ada berupa tersedianya jaringan jalan yang memadai untuk pengoperasian alat pengumpulan. Pola pelayanan komunal diterapkan di kawasan permukiman berpenghasilan rendah atau permukiman padat yang kondisi jalannya tidak memungkinkan untuk pengoperasian alat pengumpul. Khusus bagi sumber sampah yang tingkat produksinya sekitar 1 m3/hari, akan dilayani dengan pola komunal

b. Pelayanan Individual Dilaksanakan Dengan Pengumpulan Langsung

Pola ini diusulkan berdasarkan kondisi bangunan dan jalan yang ada. Pola tersebut akan lebih efektif dibandingkan pengumpulan menggunakan gerobak dengan pola tidak langsung.

Untuk meningkatkan pelayanan persampahan ini perlu dilakukan suatu sistem pengelolaan sampah yang terpadu dan terjadi kerjasama antar masyarakat dengan pemerintah kota. Sistem pengelolaan sampah ini terdiri dari pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir.

1. Sistem Pewadahan

Untuk pewadahan sampah sebaiknya seragam dengan volume yang dapat diangkut dengan mudah oleh petugas dan diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau sehingga waktu pengumpulan dapat sesingkat mungkin. Untuk kawasan perumahan/komersil diharapkan peran serta masyarakat setempat didalam pengadaan bak/tong sampah. Sedangkan untuk penyediaan bak/tong sampah di tempat umum, jalan-jalan protokol diharapkan peran swasta dan masyarakat.2. Sistem Pengumpulan

Sampah yang ada di kawasan perumahan dikumpulkan menggunakan bak/tong sampah, kemudian sampah diambil oleh petugas dari RW setempat dengan gerobak sampah yang kemudian dikumpulkan di TPS (transfer station). Cara pengumpulan tersebut dapat disesuaikan dengan kawasan yang akan dilayani oleh sistem persampahan. Untuk kawasan pasar, perumahan di sepanjang jalan utama, pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas khusus dari Dinas Kebersihan. Khusus untuk sampah pasar pengumpulannya menggunakan kontainer hal ini disebabkan karena timbulan sampah yang dihasilkan lebih banyak dan lahan yang tersedia terbatas selain itu penanganannya lebih higienis. Pengumpulan diusahakan dapat dilakukan pada waktu tertentu minimum sehari sekali dan maksimal 3 kali sehari. 3. Sistem Pengangkutan

Sistem pengangkutan sampah dari TPS/kontainer ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dilakukan oleh petugas dengan menggunakan armada angkutan berupa dump-truck, karena dapat mempermudah dan menghemat waktu pembongkaran sampah di TPA. Untuk perdagangan/pasar, pengangkutan sampah dalam kontainer dilakukan dengan menggunakan arm-roll truck. Lokasi TPA terletak di desa Sukamandi yang berjarak sekitar 5 km dari Kota Manggar sebagai ibukota kabupaten

4. Sistem Pembuangan Akhir

Metode operasional dengan metode sanitary landfill.3. Sistem Penggelolaan Air Limbah

Untuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem pengolahan sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi pencemaran. Jenis pengolahan limbah yang diusulkan untuk Kabupaten Belitung Timur adalah pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan perkotaan dan pengembangan jaringan tertutup untuk kawasan lainnya. Besarnya air limbah diperkirakan 20 % dari kebutuhan air bersih untuk seluruh Kabupaten Belitung Timur. Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas kegiatan. Volume air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume pemakaian air bersih Sampai tahun 2026 diperkirakan kegiatan rumah tangga, perdagangan, komersial, industri akan meningkat bukan hanya dalam jumlah tetapi juga jenis. Jenis Produksi Limbah dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Air Limbah Rumah Tangga

Sistem penyaluran air limbah bekas mandi dan cuci rumah tangga dialirkan tergabung dengan saluran drainase, dimana dalam saluran dibuatkan ruang tambahan pada dasar saluran untuk pengaliran air buangan rumah tangga.

b. Limbah Kakus

Sistem penanganan limbah kakus/tinja diarahkan untuk menggunakan Tanki Septik Komunal, dikarenakan beberapa tahun kedepan kawasan perkotaan memiliki kecendrungan semakin padat dan mengalami keterbatasan lahan.

c. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Perencanaan pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah khususnya limbah domestik rumah tangga/domestik.d. Limbah Industri

Dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah industri yang buangannya harus sesuai dengan baku mutu effluent, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air penerima.Sistem pengelolaan air limbah ini erat hubungannya dengan sanitasi atau kesehatan lingkungan, sehingga pengelolaan air limbah ini harus benar-benar direncanakan dengan sebaik mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan masyarakatnya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, arahan rencana pengelolaan air limbah di Kabupaten Belitung Timur dilakukan dengan menggunakan sistem pengolahan setempat (on site system sanitation), yaitu dengan mengembangkan sistem penggunaan tangki septik yang ada di tiap-tiap rumah dengan lebih meningkatkan kuantitas dan kualitasnya, serta sebaiknya melengkapinya dengan bidang resapan dan sistem komunal (off Site System Sanitation). Mengingat penyediaan WC yang dilengkapi tangki septik ini tidak semua golongan masyarakat mampu menyediakannya karena harus tersedia lahan yang cukup luas, maka dalam pengadaannya dibutuhkan bantuan pemerintah kabupaten yang berupa penyediaan WC atau MCK umum. Adanya tangki septik ini diharapkan kotoran zat-zat organik yang diendapakan setelah beberapa waktu akan mengalami pembusukan yang tidak akan mencemari lingkungan dan dapat menghasilkan pupuk untuk tanaman, yang secara teknis sebagai berikut:

Dasar tangki septik dibuat miring untuk pengendapan lumpur dengan kapasitas kurang lebih 30 lt/org/tahun, dengan frekuensi penyedotan 1 4 tahun.

Ruang gas disediakan sebesar 30 cm3 Bidang resapan memiliki dimensi lebar 50 cm, panjang 150 cm dan kedalaman 70 cm.Mengingat pemakaian tangki septik membutuhkan lahan yang cukup luas, maka bagi daerah yang padat dilakukan dengan sistem perpipaan dahulu untuk seterusnya dialirkan menuju tangki septik komunal. Sehingga dapat mengikat secara bertahap dari rumah tangga menjadi sistem kawasan atau bahkan menjadi sistem kota. Sistem pengumpul dan penyaluran, Sistem pengumpul limbah cair umumnya digunakan pipa atau sistem rioolering, dalam sistem penyaluran limbah cair dapat digunakan 2 (dua) sistem penyaluran yaitu penyaluran tercampur dan penyaluran terpisah, pada sistem penyaluran tercampur limbah cair domestik yang berasal dari air bekas cuci dan air hujan disalurkan melalui satu saluran. Sedangkan pada saluran terpisah, limbah cair domestik (air bekas dan air kotor) disalurkan terpisah dengan air hujan. Penggunaan tangki septik ini diharapkan kotoran zat-zat organik yang diendapakan setelah beberapa waktu akan mengalami pembusukan yang tidak akan mencemari lingkungan, berikut proyeksi timbulan limbah cair Kabupaten Belitung Timur.4. Sistem Drainase

Perencanaan jaringan drainase Kabupaten Belitung Timur pada masa mendatang masih tetap diarahkan pada pemanfaatan fungsi sungai-sungai sebagai saluran utama. Pada daerah yang padat penduduknya, seperti ibukota kecamatan jaringan drainase direncanakan melalui pembuatan saluran drainase dengan memanfaatkan jaringan jalan. Di samping itu sistem drainase yang akan dikembangkan diarahkan pula sesuai dengan arah aliran dengan memanfaatkan topografi (kemiringan alamiah) wilayah Kabupaten Belitung Timur. Sistem jaringan drainase juga disesuaikan dengan sungai sebagai jaringan drainase alamiah yang akan dimanfaatkan untuk saluran pembuangan akhir ke laut. Jaringan drainase yang akan dikembangkan meliputi:

Jaringan drainase primer berupa drainase pasangan yang berada di sepanjang jalan utama.

Jaringan drainase sekunder berupa drainase pasangan yang berada di sepanjang ruas jalan lainnya.Sedangkan pada daerah yang relatif kurang padat, maka jaringan drainase masih tetap memanfaatkan sungai dan sekaligus memanfaatkan sistem alam guna menyerap air. Kondisi ini sebenarnya cukup baik terutama di dalam membantu pengembangan daerah resapan. Alternatif tersebut, mungkin dapat dikaitkan dengan keberadaan kolong-kolong yang dapat dijadikan reservoir baik dari air hujan maupun dari saluran drainase. Di samping itu untuk mendukung sistem jaringan drainase, maka pemeliharaan kelestarian sungai merupakan salah satu langkah yang perlu terus dilakukan, sehingga tidak terjadi penyumbatan yang dapat mengakibatkan banjir. Sistem Drainase di kawasan Kabupaten Belitung Timur merupakan sistem drainase campuran menampung limpasan permukaan yang bersumber dari limpasan air hujan dan limpasan air limbah domestik Untuk limbah industri, buangan yang diizinkan untuk masuk ke drainase hanyalah limbah yang telah melewati proses pengolahan yang tidak membahayakan. Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat prinsip prinsip pokok sebagai berikut:

a. Arah pengaliran dalam saluran mengikuti garis kontur yang ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghindari sistem pemompaan.

b. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga mengurangi pembuatan gorong-gorong.

c. Limpasan air hujan dari awal saluran selama masih belum berbahaya, dihambat agar mempunyai kesempatan untuk infiltrasi sebesar-besarnya sehingga dapat mengurangai debit limpasan ke bagian hilir dan sekaligus sebagai konversi air.

d. Saluran besar mungkin memberikan pengurangan debit limpasannya melalui proses infiltrasi.

e. Kecepatan aliran tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi penggerusan, sebaliknya tidak terlalu lambat agar tidak terjadi pengendapan.

f. Profil saluran harus mampu menampung debit maksimum dari daerah pengaliran sesuai dengan PUH yang telah ditentukan.Pada prinsipnya pengembangan sistem jaringan drainase di Kabupaten Belitung Timur tetap memanfaatkan sistem jaringan drainase yang sudah ada serta memanfaatkan sungai-sungai alam dan badan air sebagai sistem pembuangan alamiah sekaligus berfungsi sebagai badan air penampungan dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembawa menuju badan air penerima.Jenis saluran drainase yang akan dikembangkan merupakan sistem kombinasi antara jaringan drainase sistem tertutup serta jaringan drainase sistem terbuka yang dibuat di sebelah kiri dan atau kanan jalan, dengan arah pengaliran disesuaikan dengan kondisi topografi setempat. Jaringan drainase sistem tertutup sebagian besar dikembangkan di pusat pemerintahan dan perkantoran, pusat kegiatan komersial, industri serta jalan-jalan utama tertentu, sedangkan jaringan drainase sistem terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman dan disepanjang jaringan jalan.2.5.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2011-2031Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Belitung Timur terdiri dari rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

1. Kawasan Hutan Lindung

a. Kecamatan Dendang

HL Gunung Bantan di Desa Nyuruk; HL Sungai Pala di Desa Balok dan Dendang; HL Senunsur Sembulu (IIB, III, & IV) di Desa Batu Itam, Tanjung Kelumpang, Dukong, Simpang Pesak, dan Dendang; HL Bringsing Pepapuyu di Desa Nyuruk.b. Kecamatan Gantung

HL Senunsur Sembulu (I & II) di Desa Selingsing, Gantung, Batu Penyu, Jangkar Asam, Limbungan, dan Lilangan; HL Bringsing Pepapuyu di Desa Simpang Tiga; HL Gunung Sepang di Desa Simpang Tiga, Renggiang, dan Air Madu.c. Kecamatan Kelapa Kampit

HL Gunung Sepang di Desa Buding, Mentawak, dan Senyubuk; HL Gunung Kikarak di Desa Mentawak dan Senyubuk; HL Buding Barat di Desa Cendil dan Buding; HL Buding Timur di Desa Buding, Pembaharuan, dan Mayang; HL Pantai Teluk Pring/Bukit Nayo di Desa Mayang dan Air Kelik.d. Kecamatan Manggar

HL Pantai Teluk Pring/Bukit Nayo di Desa Mempaya, Mengkubang, dan Burung Mandi; HL Burung Mandi di Desa Sukamandi, Desa Baru, dan Lalang Jaya; HL Senunsur Sembulu I di Desa Lalang dan Padang; HL Gunung Sepang di Desa Kelubi.2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahnya

Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya seperti kawasan resapan air. Untuk kawasan resapan air yang telah terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit resapan, sumur resapan atau danau resapan. Kawasan resapan air di kawasan perencanaan tersebar di tersebar di seluruh kecamatan, terutama di Kota Manggar.3. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan Perlindungan Setempat adalah meliputi daerah sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan waduk, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau.

a. Kawasan Sempadan Pantai

Berkaitan dengan rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai ini akan dilakukan penertiban kawasan sempadan pantai dari berbagai kegiatan/bangunan tanpa ijin, melalui pembangunan jalan dan atau penanaman mangrove pada area yang memungkinkan. Kawasan sempadan pantai tersebar di wilayah pantai selatan dan timur Kabupaten Belitung Timur. Yang termasuk dalam ketentuan kawasan sempadan pantai selatan dan timur di Kabupaten Belitung Timur memiliki minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.

b. Kawasan Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Adapun kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau sesuai peraturan yang berlaku):

1. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, ditentukan:

a) Garis sempadan paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;

b) Garis sempadan paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan

c) garis sempadan paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.2. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan, terdiri atas:

a) Garis sempadan untuk sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500 (lima ratus) kilometer persegi ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai; dan

b) Garis sempadan untuk sungai besar dengan luas DAS kurang dari atau sama dengan 500 (lima ratus) kilometer persegi ditentukan paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.

3. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

4. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.

5. Untuk sungai yang terpengaruh pasang air laut, penentuan garis sempadan dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan garis sempadan sesuai huruf a angka 1 sampai 4 yang diukur dari tepi muka air pasang rata-rata.c. Kawasan Sempadan Kolong

Kawasan sekitar kolong adalah kawasan di sekeliling kolong yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian, dengan tujuan untuk melindungi kolong dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsinya. Kawasan sekitar kolong yang masuk kawasan lindung adalah kawasan sejauh 50 m - 100 m dari bibir kolong. Rencana perlindungan kawasan sekitar kolong tersebar di seluruh kecamatan.

d. Kawasan Sekitar Mata Air

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. Kawasan sekitar danau/situ/waduk, kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air, seperti halnya kawasan resapan air, pemanfaatannya dapat berupa kawasan budidaya hutan, pertanian lahan kering dan perkebunan/tanaman tahunan.e. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang bahwa proporsi 30 (tiga puluh) persen luas lahan kota merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kawasan perkotaan. Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan kawasan ruang terbuka hijau merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten secara keseluruhan, dimana letak ruang terbuka hijau Kabupaten Belitung Timur terdapat di Kecamatan Manggar, Kelapa Kampit, dan Gantung.f. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

1. Kawasan Pelestarian Alam

1. Kecamatan Dendang

Gunung Mangkro dan Gunung Badau di Desa Nyuruk; Pulau-pulau kecil.2. Kecamatan Gantung

Pulau-pulau kecil.3. Kecamatan Kelapa Kampit

Gunung Lematang Panjang di Desa Air Kelik Senyubuk; Pulau-pulau kecil.4. Kecamatan Manggar

Gunung Malang Lepau di Desa Burung Mandi; Pulau-pulau kecil.2. Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan pantai berhutan bakau yang fungsinya sebagai kawasan konservasi pantai. Kawasan Perlindungan Hutan Bakau, dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut, disamping sebagai pelindung pantai, air pasang dan pengikisan air laut (abrasi) serta sebagai pelindung usaha budidaya di belakangnya. Daerah kawasan pantai berhutan bakau tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten Belitung Timur kecuali Kecamatan Simpang Renggiang.

3. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan ini merupakan kawasan non hutan yang berfungsi sebagai melindungi permukiman dan budaya tradisional dan melindungi permukiman dan budaya tradisional setempat. Cagar budaya ini ditujukan untuk melestarikan kebudayaan Kabupaten Belitung Timur khususnya, seperti: budaya tradisional:

1. Gosong Cina di Kecamatan Gantung

2. Gunung Samak dan Kecamatan Manggar4. Kawasan Rawan Bencana

a. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Kawasan Rawan Abrasi

Adapun arahan kawasan rawan gelombang pasang di Kabupaten Belitung Timur tersebar di pantai selatan dan timur, meliputi:

1. Kecamatan Kelapa Kampit (Desa Cendil, Air Kelik, Mayang, dan Desa Pembaharuan);

2. Kecamatan Dendang (Desa Batu Itam, Dendang, Simpang Pesak, dan Desa Tanjung Kelumpang);

3. Kecamatan Gantung (Desa Gantung, Jangkar Asam, Lilangan, dan Desa Selingsing); dan

4. Kecamatan Manggar (Desa Buku Limau, Kurnia Jaya, Lalang, Lalang Jaya, Mempaya, Mengkubang, Padang, Desa Sukamandi).

b. Kawasan Rawan Banjir

Kawasan rawan bencana banjir merupakan salah satu masalah di Kabupaten Belitung Timur. Dari titik lokasi genangan dan banjir diketahui bahwa terdapat di 6 (enam) titik kawasan rawan banjir saat hujan turun meliputi: kawasan Desa Baru, Kurnia Jaya, Mekar Jaya, Buding, Mayang dan Lenggang.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

a. Kecamatan Dendang

HP Sungai Pala di Desa Nyuruk dan Jangkang;

HP Gunung Duren di Desa Nyuruk, Jangkang, Dendang, Simpang Pesak, dan Birah; dan

HP Senunsur Sembulu di Desa Batu Itam.

b. Kecamatan Gantung

HP Gunung Duren di Desa Lintang, Jangkar Asam, Limbungan, dan Lilangan; dan

HP Senunsur Sembulu di Desa Lilangan, Limbungan, Jangkar Asam, dan Batu Penyu.

c. Kecamatan Kelapa Kampit

HP Buding Barat di Desa Cendil dan Buding; dan

HP Buding Timur di Desa Buding dan Pembaharuan.

2. Kawasan Peruntukan Pertanian

a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

b. Kawasan rencana peruntukan pertanian tanaman pangan di kabupaten Belitung Timur seluas kurang lebih 3.079 ha yang tersebar di Kecamatan Manggar dan Gantung.

c. Kawasan Pertanian Holtikultura

d. Kawasan rencana peruntukan pertanian lahan kering di kabupaten Belitung Timur seluas kurang lebih 53.941 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.

e. Kawasan Perkebunan

f. Kawasan rencana peruntukan perkebunan di kabupaten Belitung Timur seluas kurang lebih 38.451 ha yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.

g. Kawasan Peternakan

h. Kawasan rencana peruntukan peternakan di kabupaten Belitung Timur tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.3. Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan peruntukan perikanan didukung oleh adanya pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Manggar, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Gantung Kecamatan Gantung, PPI Desa Dendang Kecamatan Dendang dan PPI Selendang di Desa Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit. Adapun rencana pola pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan perikanan meliputi:a. Kawasan Peruntukan Perikanan Tangkap

Rencana kawasan peruntukan perikanan perikanan diarahkan untuk dikembangkan di seluruh wilayah yang potensial di Kabupaten Belitung Timur berdasarkan jenisnya.b. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan

Kawasan perikanan yang dialokasikan di Kabupaten Belitung Timur meliputi kawasan perikanan budidaya air tawar, kawasan perikanan budidaya air payau dan kawasan perikanan budidaya air laut baik di perairan umum maupun di laut. Adapun rencana pengembangan kawasan budidaya perikanan air tawar tersebar di seluruh kecamatan dan kawasan perikanan air payau dan perikanan air laut dikembangkan di perairan laut masing-maing kecamatan kecuali Kecamatan Simpang Renggiang.

c. Rencana pengembangan peruntukan perikanan air laut dapat dilihat pada uraian dibawah ini:

1. Kecamatan Dendang

Pelabuhan Dendang di Desa Dendang

Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi seperti: Tanjung Batu Air, Tanjung Punai, dan Tanjung Batu Itam Desa Batu Itam, Tanjung Kelumpang Desa Tanjung Kelumpang, dan di Desa Dukong.

2. Kecamatan Gantung

Kawasan Hatchery di sekitar muara Sungai Sembulu dan pesisir Teluk Sembulu di Desa Lilangan.

Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi: Perkampungan Suku Sawang (Teluk Sekacang) Desa Lilangan/Limbungan, Kawasan di sekitar Dusun Gosong Cina Desa Jangkar Asam, dan Kawasan di sekitar Tanjung Modong Desa Selingsing.

3. Kecamatan Kelapa Kampit

Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi seperti: Tanjung Batu Pulas/Gunung Mengguru Desa Cendil, Selindang di Desa Buding, dan Tanjung Sengaran/Pantai Pring Desa Mayang.4. Kecamatan Manggar

Kawasan perikanan laut tradisional di beberapa lokasi di lepas pantai Kecamatan Manggar.d. Kawasan Peruntukan Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan

Rencana kawasan peruntukan pengelolaan dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Belitung Timur berada di Kecamatan Manggar, Gantung, Dendang, dan Kelapa Kampit.

4. Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan merupakan kawasan yang fungsinya diperuntukan bagi kegiatan penambangan di permukaan dan di dalam bumi. Kegiatan penambangan terdiri dari penambangan base metal dan galian C. Potensi kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Belitung Timur hampir tersebar di sebagian besar wilayah di Kabupaten Belitung Timur. Kawasan pertambangan diarahkan (sesuai dengan Kuasa Pertambangan/KP dan Surat Izin Penambangan Daerah/SIPD) pada seluruh kecamatan. Luas rencana kawasan pertambangan di Kabupaten Belitung Timur mencapai seluas kurang lebih 38.192 hektar, yang didalamnya terdiri dari 45.445 hektar kawasan pertambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di darat, 30.075 hektar kawasan pertambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di laut dan 7.439 hektar Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

5. Kawasan Peruntukan Permukiman

a. Kawasan Permukiman Perkotaan

Adapun arahan kawasan permukiman perkotaan diarahkan pada wilayah-wilayah yang secara eksisitng sudah menjadi permukiman (permukiman swadaya) secara linear mengikuti perkembangan jaringan jalan dan tidak mengarah pada wilayah sempadan pantai dan tidak mengekspansi hutan lindung. Rencana pembangunan permukiman perkotaan di Kabupaten Belitung Timur, diarahkan pada Kecamatan Manggar (Desa Baru, Desa Lalang, Desa Lalang Jaya, Desa Kurnia Jaya, Desa Padang, dan Desa Mekar Jaya), Kecamatan Kelapa Kampit (Desa Pembaharuan, Desa Mentawak, Desa Senyubuk, dan Desa Mayang), dan Kecamatan Gantung (Desa Gantung dan Desa Lenggang).b. Kawasan Permukiman Pedesaan

Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Belitung Timur diarahkan pada kawasan-kawasan yang sudah ada atau sudah terbangun dan pada kawasan baru yang tumbuh secara linier dengan tetap memperhatikan keseimbangan kawasan peruntukan lainnya seperti sawah dan kawasan lindung.

Rencana kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Belitung Timur meliputi Desa Buku Limau, Desa Kelubi, Desa Bentaian Jaya, Desa Buding, Desa Cendil, Desa Jangkar Asam, Desa Limbongan, Desa Batu Penyu, Desa Selinsing, Desa Lilangan, Desa Jangkang, Desa Dendang, Desa Balok, Desa Nyuruk, Desa Mengkubang, Desa Air Kelik, Desa Sukamandi, Desa Burung Mandi, Desa Mempaya, Desa Renggiang, Desa Simpang Tiga, Desa Lintang, Desa Air Madu, Desa Simpang Pesak, Desa Dukong, Desa Tanjung Kelumpang, dan Desa Tanjung Batu Itam. Perluasan areal permukiman tetap diperbolehkan dengan tetap memperhatikan kelestarian kawasan pertanian yang merupakan peruntukan dominan di perdesaan.

6. Kawasan Peruntukan Pariwisata

a. Kawasan Pariwisata Alam

Kawasan Pariwisata Alam di Kabupaten Belitung Timur adalah: Pantai Genting, Gosong Cine, Pantai Burung Mandi, Pantai Nyiur Melambai, Pantai Bukit Batu, Pantai Serdang, Pantai Lalang, Pantai Sengaran, Pantai Tanjung Keluang, Kepulauan Memperak, Pantai Pangkalan Limau, Pantai Pulau Punai, Pantai Pulau Pandan, Pantai Batu Belida, Pantai Batu Buyung, Pantai Batu Lalang, Kepulauan Ayermasin, Pelabuhan Laut Dendang, Tanjung Punai, dan Batu Lalang serta Kawasan Wisata Hutan di Kawasan Gunung Bulong di Desa Kelubi.

b. Kawasan Pariwisata Budaya

Rencana peruntukan kawasan pariwisata budaya di Kabupaten Belitung Timur adalah: kawasan wisata Sastra Laskar Pelangi di Kecamatan Gantung, kawasan pariwisata Situs Bersejarah di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung, kawasan wisata bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Desa Lenggang Kecamatan Gantung, dan kawasan pariwisata Ziarah Kuil Kwan Im di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung serta wisata ziarah Makam Keramat KA. Loeso di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung.c. Kawasan Pariwisata Buatan

Rencana kawasan peruntukan pariwisata buatan di Kabupaten Belitung Timur yaitu pengembangan obyek wisata di kawasan sirkuit Pulau Dapor di Desa Selinsing Kecamatan Gantung.d. Kawasan Peruntukan Industri

Arahan lokasi pengembangan industri di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut:

a. Kecamatan Kelapa Kampit

Kawasan Industri Terpadu (KIAK) di Desa Air Kelik

Kawasan Oil Refinery di Desa Mayang

Pelabuhan Teluk Asam di Desa Air Kelik

b. Kecamatan Damar

Kawasan Industri Terpadu (KIAK) di Desa Mempaya

Pelabuhan Teluk Asam di Desa Mempaya

7. Kawasan Peruntukan Lainnya

Kawasan peruntukan lainnya yang dimaksud adalah kawasan pertahanan dan keamanan negara yaitu kawasan latihan militer. Kawasan latihan militer berada di Kawasan AWR (Air Weapon Range) TNI AU yang berada di Desa Buding Kecamatan Kelapa Kampit. Adapun rencana kawasan latihan militer di Kabupaten Belitung Timur seluas 309 hektar.

2.6.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032Kawasan strategis dalam hal ini dimaksudkan sebagai kawasan yang mendapatkan peran dan fungsi khusus untuk mendukung pembangunan Kabupaten Belitung Timur. Beberapa kawasan strategis berdasarkan visi dan misi Kabupaten Belitung Timur yaitu seperti pada tabel di bawah ini:Tabel 2. 16Kriteria dan Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur

No.Klasifikasi Kawasan StrategisPenetapan Kawasan StrategisSebaran Lokasi

1.Kawasan Strategis berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi.Pelabuhan:

1. Pelabuhan Terpadu Teluk Asam

2. Pelabuhan ASDP Manggar-Kepang

3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)1. Desa Air Kelik Kecamatan Kelapa Kampit/Damar

2. Desa Baru Kecamatan Manggar

3. Desa Baru Kecamatan Manggar

Kawasan Pariwisata:

Kawasan Wisata Terpadu sepanjang pantai Nyiur Melambai - Burung Mandi

Kawasan pengembangan hatchery perikanan laut dan wisata bahari Sepanjang Pantai Kecamatan Damar dan Manggar

Teluk Sembulu Desa Lilangan Kecamatan Gantung

Kawasan Industri:

Kawasan Industri Air Kelik (KIAK

Kawasan Pengembangan Oil Refinery Desa Air Kelik Kecamatan Kelapa Kampit

Desa Mayang Kecamatan Kelapa Kampit

Kawasan Kota Terpadu MandiriDesa Gantung dan Selinsing Kecamatan Gantung

Kawasan Pengembangan Energi PLTUDesa Mempaya Kecamatan Damar

2.Kawasan Strategis berdasarkan kepentingan sosial budaya.Kawasan Permukiman PantaiDesa Tanjung Kelumpang dan Dukong Pesisir Pantai Kecamatan Simpang Pesak

Kawasan Pelestarian Budaya Gunung Samak dan Gosong CinaDesa Lalang Kecamatan Manggar dan Desa Jangkar Asam Kecamatan Gantung

Kawasan Desa Wisata Laskar PelangiDesa Lenggang Kecamatan Gantung

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032Gambar 2.10 Peta Penggunaan Lahan Di Kabupaten Belitung Timur

Gambar 2.11 Peta Struktur Ruang Kabupaten Belitung TimurGambar 2.12 Peta Pola Ruang Kabupaten Belitung Timur

Gambar 2.11 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur

LEGISLATIF

BUPATI BELITUNG TIMUR

WAKIL BUPATI

BELITUNG TIMUR

SEKRETARIS DAERAH

KANTOR

DINAS

BADAN

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Belitung Timur | 29