sosialisasi bps

30
KRITERIA DAN PERMASALAHAN PENDATAAN DAN UPDATING PENDUDUK MISKIN by : Ateng Hartono

Upload: hendy-wujaya

Post on 27-Jun-2015

371 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOSIALISASI BPS

KRITERIA DAN PERMASALAHAN PENDATAAN DAN

UPDATING PENDUDUK MISKIN

by :

Ateng Hartono

Page 2: SOSIALISASI BPS

TRIPLE TRACK PEMBANGUNAN

EKONOMI NASIONAL

PRO GROWTH

PRO JOB

PRO POOR

TRACK I : Meningkatkan pertumbuhan dengan mengutamakan ekspor dan investasi

TRACK III : merevitalisasi pertanian, kehutanan, kelautan dan ekonomi pedesaan untuk mengurangi kemiskinan

TRACK II : menggerakan sektor riil untuk meningkatkan lapangan pekerjaan

Page 3: SOSIALISASI BPS

BEBERAPA DEFINISI KEMISKINAN :

BPS : Miskin adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal/yang layak bagi kehidupan.

World Bank Institute : Kemiskinan merupakan suatu ketidakcukupan/kekurangan (deprivation) akan aset-aset penting dan peluang-peluang dimana setiap manusia berhak memperolehnya.

Page 4: SOSIALISASI BPS

Pengukuran Garis Kemiskinan

I. Pendekatan Pendapatan

II. Pendekatan Pengeluaran

Konsep: kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need)

Metode: garis kemiskinan pengeluaran adalah batas minimal pengeluaran konsumsi dari populasi referensi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan yang bersifat mendasar (pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan

Komponen : garis kemiskinan makanan dan non makanan

Page 5: SOSIALISASI BPS

Garis kemiskinan makanan adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan energi minimal 2100 kalori per kapita per hari (widyakarya pangan dan gizi, 1978).

Nilai rupiah dari 2100 kalori makanan diperoleh dari 52 komoditi makanan hasil survei paket komoditi kebutuhan dasar (SPKKD) untuk populasi referensi.

Garis kemiskinan nonmakanan = nilai rata-rata pengeluaran dalam rupiah dari 51 jenis komoditi dasar nonmakanan untuk perkotaan dan 47 jenis komoditi (pedesaan)

III. Pendekatan Lainnya : 14 kriteria kemiskinan, 8 kriteria dan lainnya

Page 6: SOSIALISASI BPS

PENGHITUNGAN KEMISKINAN BPS

PENDEKATAN MAKRO

PENDEKATAN MIKRO

• Data estimasi berdasarkan sampel.

• Hanya dapat digunakan untuk alokasi dana dan tidak bisa digunakan untuk program targeting atau penyaluran bantuan ke rumahtangga miskin

• Berdasarkan muatan pertanyaannya, data makro lebih rinci dan mendala

• Sering digunakan untuk mengetahui karakteristik rumah tangga miskin seperti : tingkat pendidikan, kesehatan, sumber penghasilan, banyaknya anggota rumahtangga yang menjadi tanggungan, kondisi tempat tinggal dan data/indikator lainnya.

• Data ini juga penting bagi pengambil keputusan dalam mendistribusikan dana bantuan secara regional dan dalam merancang program pembangunan yang dapat mengentaskan kemiskinan

Data Mikro, dimaksudkan untuk mendapatkan data kemiskinan berupa direktori rumahtangga miskin yang bisa digunakan untuk program targeting atau penyaluran dana bantuan.

Page 7: SOSIALISASI BPS

PENDEKATAN MAKRO

Page 8: SOSIALISASI BPS

Dilaksanakan sejak th 1984, mencakup periode 1976-1981

Mulai tahun 2003 BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun : Susenas Panel Modul Konsumsi setiap bulan Februari atau Maret

Kemiskinan : ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran).

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan.

Page 9: SOSIALISASI BPS

Garis kemiskinan Kalimantan Barat pada tahun 2008 sebesar Rp. 168.942,- perkapita/bulan.

Garis kemiskinan di Kabupaten Sambas Rp. 163.773,- perkapita/bulan.

Penduduk miskin Kalimantan Barat pada tahun tersebut sebanyak 502,79 ribu orang atau sektiar 10,87 persen dari total penduduk Kalbar.

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sambas sebanyak 61,52 ribu orang atau sekitar 11,51 persen dari total penduduk di kabupaten tersebut

Page 10: SOSIALISASI BPS

Kabupaten/Kota

Jumlah (000 orang) PersentaseGaris Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008

Kab. Sambas 80.6 73.6 61.52 16.77 14.00 11.51 139,468 151,593 163,773

Kab. Bengkayang 29 25.8 21.08 14.63 11.88 9.41 118,932 127,347 146,825

Kab. Landak 87 86.3 66 27.82 24.95 18.65 126,325 136,398 163,954

Kab. Pontianak 75.5 62.7 54.49 10.95 8.26 7.03 133,751 138,910 164,604

Kab. Sanggau 39.8 33 26.46 10.55 7.97 6.25 120,902 128,112 141,341

Kab. Ketapang 99.9 78 67.7 20.76 17.94 15.21 154,070 162,412 178,060

Kab. Sintang 69.3 66.2 54.12 19.8 17.1 13.61 154,585 169,606 182,626

Kab. Kapuas Hulu 37.1 34.8 27.26 17.76 15.05 11.44 141,617 149,409 163,380

Kab. Sekadau 21.8 19.3 14.85 12.57 10.25 7.66 115,857 121,997 137,343

Kab. Melawi 36 35 27.13 22.05 19.5 14.80 162,950 178,205 204,947

Kab. Kayong Utara 18.7 14.39 18.9 14.50 113,215 136,037

Kota Pontianak 36.5 37.7 52.76 7.15 6.77 9.29 158,130 169,342 193,984

Kota Singkawang 14.3 13.1 15.05 8.32 7.02 7.89 158,730 164,997 194,818

KALIMANTAN BARAT 626.7 584.3 502.79 15.24 12.91 10.87 134,747 142,529 168,942

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Sambas dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, 2006-2008

Page 11: SOSIALISASI BPS

PENDEKATAN MIKRO

Page 12: SOSIALISASI BPS

Pendataan dilakukan dengan menghimpun informasi yang diduga masuk dalam kategori Rumah Tangga Sasaran (RTS) berasal dari satuan lingkungan terendah seperti RT, Kepala Dusun, Kepala Desa serta juga pemuka masyarakat.

Berdasarkan informasi tersebut dilakukan pendataan secara door to door pada masing-masing rumah tangga tersebut.

Pendataan dilakukan dengan menggali informasi 14 variabel untuk mengidentifikasikan apakah suatu rumah tangga tergolong pada Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau bukan.

Selesai melakukan wawancara pada wilayah tugasnya, pendata juga diwajibkan menggali informasi dari tokoh masyarakat terkait dengan jika terdapat calon RTS yang lewat cacah

1. Pendataan Sosial Ekonomi 2005 (PSE05).

Page 13: SOSIALISASI BPS

14 VARIABEL KEMISKINAN :

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang

2. Lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bamboo/kayu murahan

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa di plester

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain

5. Penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah

Page 14: SOSIALISASI BPS

8. Hanya mengonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu

9. Hanya memberi satu setel pakaian baru dalam setahun

10. Hanya mampu sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD

14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya

Page 15: SOSIALISASI BPS

Sangat Miskin : 14 Variabel Terpenuhi

Miskin : jika terpenuhi 12 sampai 13 variabel,

Hampir miskin jika terpenuhi 10-11 variabel.

Tidak Miskin atau : 1-9 terpenuhi

KRITERIA KEMISKINAN :

Page 16: SOSIALISASI BPS

Cara Pendataan :

Tim bersama-sama aparat setempat melakukan verifikasi di wilayah tugasnya dengan daftar PPLS08.LS

Berdasarkan data BLT05 yang telah diverifikasi terbatas (oleh petugas Pos) dikonfimrasi ulang

Yang diduga layak menjadi RTS akan di data dengan daftar PPLS08.RT

Tim melakukan sweeping dengan daftar PPLS08 SW

BPS KAB SAMBAS

MELAKUKAN PENDATAAN

ENTRI DOKUMEN OLEH BPS PROVINSI KALBAR

HASIL ENTRI DIKIRIM KE BPS PUSAT

BPS PUSAT MELAKUKAN

PENGHITUNGAN RTS

2. Tahun 2008 dilakukan Up Dating PSE 05 dengan nama PPLS08 (Program Perlindungan Sosial2008)

Page 17: SOSIALISASI BPS

Varibel yang ditanyakan mencakup :

Pertama, keterangan rumah tangga yaitu : luas lantai, jenis lantai, jenis dinding, faslitias tempat buang air besar, sumber air minum, sumber penerangan, jenis bahan bakar untuk memasak, frekwensi membeli daging/ayam/susu, frekwensi makan, jumlah pakaian yang dibeli, kemampuan berobat, lapangan pekerjaan utama, pendidikan kepala rumah tangga, kepemilikan asset.

Kedua, keterangan sosial ekonomi anggota rumah tangga meliputi : nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, status perkawinan, kepemilikan tanda pengenal, kecacatan, pendidikan

Page 18: SOSIALISASI BPS

Hasil : RTS 20008 sebanyak 29.740 rumah tangga

Hasil PSE 05 telah dilakukan uji lapangan oleh Universitas Tanjungpura Pontianak bekerja sama dengan Kementrian Koordinator Kesejahteraan RI pada bulan Februari 2006

Hasil : Tingkat Tepat Sasaran Pendataan 2005 sebesar 91,49 %

Page 19: SOSIALISASI BPS

MASUKAN/SARAN

UP DATING PPLS08

UNTUK KEPERLUAN DATA JAMKESDA

Page 20: SOSIALISASI BPS

DATA RTS HASIL PPLS 2008

VERIFIKASI BERSAMA-SAMA DENGAN APARAT SETEMPAT

RUMAH TANGGA YANG DIDUGA RTS DI DATA DOOR TO DOOR DENGAN KRITERIA KEMISKINAN YANG SUDAH DISUSUN

LAKUKAN SWEEPING

METODE IDEAL

Page 21: SOSIALISASI BPS

NAMA KEPALA RUMAH TANGGA

NAMA ANGGOTA

RUMAH TANGGA

Hubu-ngan dgn

Kepala Rumah Tangg

a

ALAMAT

KATEGORIHASIL VERIFIKASI DGN

APARAT

Sangat

MiskinMiskin

Hampir

Miskin

VERIVIKASI RTS 2008

RTS BARU

Mis-kin

Tidak Mis-kin

Sangat

Miskin

Miskin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

                     

1. …………. a. ……………….                  

  b. ………………                  

  c. ………………                  

  d. ………………                  

                     

2. …………….. a. …………..                  

  b. ……………                  

dst…                    

                     

26. RTS Baru… a. Badu               v  

  b. Badi dll                  

                     

Kecamatan : …………………………

Desa : …………………………

RW : …………………………

RT : …………………………

Keterangan Kolom (3) : Kode hubungan dengan kepala rumah tangga :

1. Istri/suami 4. Menantu 7. Famili Lain

2. Anak kandung 5. Cucu 8. Lainnya

3. Anak adopsi/tiri 6. Orang tua/mertua

Sambas,…. Ketua RT…

Page 22: SOSIALISASI BPS

DATA RTS HASIL PPLS 2008

URUN REMBUG MASYARAKAT

LEGALISASI HASIL URUN REMBUG

METODE ALTERNATIF

ENTRI DATA

PROSES URUN REMBUK HARUS DIKUATKAN DENGAN VARIABEL PENENTU KEMISKINAN :

Page 23: SOSIALISASI BPS

WARNING METODE ALTERNATIF :

1. Memungkinkan jika data ini akan digunakan untuk bantuan sosial, maka penduduk yang menyatakan miskin bisa membengkak, terlebih jika petugas kurang tegas dan selektif (Pengalaman PSE05 dan PPLS08).

2. Hati-hati karena : Persentase penduduk miskin yang besar, dapat mencerminkan indikator : pembangunan ‘kurang berhasil’

3. Kontrol penilaian variabel penentu lemah, karena tidak ada proses pendataan rumah tangga atau verifikasi secara door to door serta dilakukan penghitungan score variabel

Page 24: SOSIALISASI BPS

NAMA KEPALA RUMAH TANGGA

NAMA ANGGOTA

RUMAH TANGGA

Hubu-ngan dgn

Kepala Rumah Tangga

ALAMAT

KATEGORIHASIL URUN REMBUG

TINGKAT…….

Sangat Miskin

MiskinHampir Miskin

VERIVIKASI RTS 2008

RTS BARU

Mis-kin

Tidak Mis-kin

Sangat Miskin

Miskin

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

                     

1. …………. a. ……………….                  

  b. ………………                  

  c. ………………                  

  d. ………………                  

                     

26. RTS Baru… a. Badu               v  

  b. Badi dll                  

                     

Kecamatan : …………………………

Desa : …………………………

RW : …………………………

RT : …………………………

Keterangan Kolom (3) : Kode hubungan dengan kepala rumah tangga :

1. Istri/suami 4. Menantu 7. Famili Lain

2. Anak kandung 5. Cucu 8. Lainnya

3. Anak adopsi/tiri 6. Orang tua/mertua

Sambas,….

APARAT DAN TOKOH MASYARAKAT:

1……….. 2………….. DST

Page 25: SOSIALISASI BPS

CONTOH APLIKASI OLEH DKI JAKARTA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS, setelah melalui proses seleksi dari sekitar 30 variabel dengan menggunakan berbagai teknik statistik, maka diperoleh 8 variabel yang cukup sensitif dalam mengidentifikasi rumahtangga miskin dan operasional untuk dilaksanakan di lapangan (UNTUK DKI MENGGUNAKAN 7 VARIABEL).

Page 26: SOSIALISASI BPS

1) Luas lantai per kapita < 8 m2, yang diperoleh dengan cara membagi luas lantai dengan jumlah anggota rumah tangga.

2) Jenis lantai terbuat dari tanah, adalah jika sebagian besar dari jenis lantai tempat tinggal responden adalah tanah.

3) Air minum dari air hujan/sumur tidak terlindung, adalah jika sumber air minum rumah tangga tersebut berasal dari air hujan atau dari sumur yang tidak terlindung/sungai.

4) Tidak memiliki jamban/WC, adalah jika rumahtangga tersebut tidak memiliki jamban/wc sendiri.

5) Tidak memiliki asset, adalah jika rumahtangga tersebut tidak memiliki asset seperti tanah pertanian, warung, bengkel atau asset usaha lainnya.

DELAPAN KRITERIA KEMISKINAN

Page 27: SOSIALISASI BPS

6) Tidak mengkonsumsi lauk pauk (daging, ikan, ayam, telor) dalam seminggu yang lalu atau tidak bervariasi, adalah jika rumah tangga tersebut selama seminggu yang lalu tidak mengkonsumsi lauk pauk atau kalaupun mengkonsumsi tetapi tidak bervariasi (paling banyak hanya 2 macam lauk pauk).

7) Setiap anggota rumahtangga tidak pernah membeli pakaian minimal satu stel dalam setahun yang lalu, adalah jika dalam setahun yang lalu tidak setiap anggota rumahtangga membeli minimal satu stel pakaian (diluar pakaian seragam) dalam setahun yang lalu.

8) Tidak hadir dalam rapat RT/Desa, arisan, undangan dan acara sosial dalam tiga bulan terakhir, adalah jika kepala rumah tangga tidak pernah hadir dalam acara‑acara tersebut dalam tiga bulan terakhir.

Kedelapan variabel tersebut disamping harus berkaitan secara teori dengan kemiskinan, tetapi yang lebih penting lagi adalah variabel‑variabel tersebut juga

harus dapat diterapkan secara operasional di lapangan

Page 28: SOSIALISASI BPS

Setiap variabel diberi skor 1 untuk jawaban “ya” dan skor 0 untuk jawaban “tidak”. Skor dari keseluruhan variabel dijumlahkan.

Pengidentifikasian rumah tangga miskin daerah DKI menggunakan 7 variabel (kecuali variabel kehadiran dalam rapat RT/desa) dengan batas skor 3.

Artinya, sebuah rumah tangga di DKI yang skor totalnya 3 ke atas tergolong rumahtangga miskin.

Sedangkan untuk rumah tangga yang skor totalnya kurang dari 3 tergolong rumah tangga yang tidak miskin.

Page 29: SOSIALISASI BPS

Dalam hal ini, setiap daerah mempunyai variasi sendiri dalam jumlah variabel yang digunakan dan jumlah skor yang digunakan.

Kelemahan: kemiskinan rumah tangga yang diperoleh masih heterogen, tidak bisa mengidentifikasi atau membedakan rumah tangga yang sangat miskin (jauh dari garis kemiskinan), miskin dengan level sedang (cukup dekat dengan garis kemiskinan), atau pun miskin (dekat dengan garis kemiskinan) sehingga tidak bisa digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan kemiskinan sebuah rumah tangga

Page 30: SOSIALISASI BPS