bab ii bps
DESCRIPTION
BPS bojonegoroTRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO
2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi.
Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu propinsi yang terletak
di Propinsi Jawa Timur dengan jarak ± 110 km dari ibukota propinsi
Jawa Timur, dan terletak antara 6o59’- 7o37’ Lintang Selatan dan
112o25’ - 112o09’ Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Bojonegoro
2.307,06 km2 atau sekitar 4,97 % dari luas wilayah Propinsi Jawa
Timur. Pusat Kabupaten Bojonegoro terletak di Kecamatan
Bojonegoro. Peta Administrasi Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Curah hujan rata-rata Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009
sebesar 150 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 92 hari per
tahun. Wilayah Kabupaten Bojonegoro memiliki 22 stasiun penangkar
hujan yang tersebar di 16 kecamatan. Bulan basah 4 – 6 bulan,
sedangkan bulan kering berkisar antara 4 – 5 bulan. Musim hujan
dimulai pada bulan Oktober – Nopember dan berakhir pada bulan Mei-
Juni setiap tahunnya. Puncak curah hujan dicapai pada bulan
Desember – Pebruari.
Suhu udara Kabupaten Bojonegoro untuk suhu rata-rata harian
27,1° C – 28,4 o C, Suhu rata-rata minimum terjadi di bulan Juni (22,2o
C – 32,1o C) dan suhu rata-rata maksimum terjadi di bulan November
(22,7o C – 34,1o C). Kelembaban rata-rata di Kabupaten Bojonegoro
berkisar 80 %.
Kabupaten Bojonegoro tergolong wilayah dengan dataran
rendah, namun masih ada daerah yang merupakan dataran tinggi
yaitu termasuk dalam Zona Pegunungan Kendeng bagian barat.
Menurut Van Bemmelen (1949), Pegunungan Kendeng dibagi menjadi
3 bagian, yaitu bagian barat yang terletak di antara Gunung Ungaran
dan Solo (utara Ngawi), bagian tengah yang membentang hingga
Jombang dan bagian timur mulai dari timur Jombang hingga Delta
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 1
Sungai Brantas dan menerus ke Teluk Madura. Kabupaten Bojonegoro
termasuk dalam Zona Kendeng bagian barat.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 2
Gambar 2. 1 Administrasi Kabupaten Bojonegoro
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 3
Permukaan tanah di Kabupaten Bojonegoro rata-rata relatif
rendah, yaitu berada pada ketinggian antara 25 m – 500 m dpl
dengan kemiringan rata-rata kurang dari 2%. Dataran rendah berada
pada ketinggian dibawah 25 m yaitu di sepanjang DAS Bengawan
Solo. Dataran tinggi berada pada ketinggian 25 m dpl, di bagian
Selatan Kabupaten Bojonegoro.
Wilayah Bojonegoro dialiri oleh Sungai Bengawan Solo dan
beberapa anak sungainya. Dalam tabel berikut ini diketahui nama,
panjang dan debit air sungai-sungai yang mengaliri wilayah
Bojonegoro pada tahun 2009.
Kabupaten Bojonegoro ditempati oleh endapan batuan yang
sangat beragam dari batuan malihan, sedimen, volkanik dan endapan
permukaan. Jenis tanah Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh tanah
Grumosol. Bahan induk Grumosol sangat bervariasi yaitu marl, batu
liat, tuff vulkanik dan batuan aluvium yang berliat dan berkembang
pada wilayah berombak, bergelombang, yang umumnya pada daerah
dengan ketinggian dari permukaan laut kurang dari 200 m.
2.2. Administratif
Secara Administratif, Kabupaten Bojonegoro masuk di dalam
Propinsi Daerah Jawa Timur, yang berbatasan dengan:
Sebelah utara : Kabupaten Tuban
Sebelah timur : Kabupaten Lamongan
Sebelah selatan : Kabupaten Madiun, Jombang dan Nganjuk
Sebelah barat: Kab. Ngawi dan Kabupaten Blora (Jawa Tengah)
Kabupaten Bojonegoro meliputi 27 kecamatan dan 419/11
desa/kelurahan, 2020 RW, dan 7653 RT. Kecamatan Tambakrejo
merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 209,52 km2 atau
sekitar 9,08% luas Kabupaten Bojonegoro. Administrasi Kecamatan di
Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Administrasi Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro
NO NAMA KECAMATAN LUAS WILAYAH (Ha)
1 Margomulyo 13.9682 Ngarho 7.148
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 4
NO NAMA KECAMATAN LUAS WILAYAH (Ha)
3 Tambakrejo 20.9524 Ngambon 4.8655 Sekar 13.0246 Bubulan 8.4737 Gondang 10.7018 Temayang 12.4679 Sugihwaras 8.715
10 Kedungadem 14.51511 Kepohbaru 7.96412 Baureno 6.63713 Kanor 5.97814 Sumberejo 7.65815 Balen 6.05216 Sukosewu 4.74817 Kapas 4.63818 Bojonegoro 2.57119 Trucuk 3.67120 Dander 11.83621 Ngasem 18.02022 Kalitidu 8.30123 Malo 6.54124 Purwosari 6.23225 Padangan 4.20026 Kasiman 5.18027 Kadewan 5.651
JUMLAH 230.706Sumber: Profil Kabupaten Bojonegoro 2007
2.3. Kependudukan
Penduduk Kab. Bojonegoro berdasarkan hasil registrasi
penduduk tahun 2010 tercatat sebanyak 1.421.258 jiwa, dengan
jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Bojonegoro dengan
93.170 jiwa. Jumlah penduduk perempuan yaitu 706.473 jiwa dan
penduduk laki-laki yaitu 694.577 jiwa dengan angka rasio jenis
kelamin yaitu 96,68.
Dilihat dari perkembangan tenaga kerja, sebagian besar
penduduk Kabupaten Bojonegoro bekerja di sektor industri
pengolahan sekitar 61,38 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.
Sedangkan yang bekerja di sektor bangunan yaitu hanya sekitar 0,25
persen. Jumlah penduduk menurut golongan umur tahun 2010 dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk menurut Golongan umur tahun 2010Kelompok Umur Jumlah
penduduk0 – 4 80.844
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 5
Kelompok Umur Jumlah penduduk
5 – 9 101.48310 – 14 109.90815 – 19 106.60320 – 24 107.80025 – 29 132.08630 – 34 127.47735 – 39 118.34840 – 44 111.17845 – 49 100.54550 – 54 88.12155 – 59 62.70360 – 64 46.69465 – 69 36.59470 – 74 30.343
75+ 39.323TOTAL 1.421.258
Sumber: Bojonegoro dalam angka tahun 2010
Jumlah penduduk dan kepadatan per kecamatan di Kabupaten
Bojonegoro ditunjukkan pada tabel 2.3.
Tabel 2. 3 Luas Wilayah, Banyaknya Penduduk, & Kepadatan Penduduk per Ha menurut Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2009
KecamatanLuas Wilayah
(Km2) Penduduk (jiwa)Kepadatan PendudukPer Km2
Margomulyo 139,68 22.102 158Ngraho 71,48 44.563 623Tambakrejo 209,52 51.605 265Ngambon 48,65 12.014 247Sekar 130,24 27.992 215Bubulan 104,59 15.507 148Gondang 87,15 28.102 322Temayang 124,67 36.699 294Sugihwaras 87,15 46.825 537Kedungadem 145,15 83.130 573Kepohbaru 79,64 66.642 837Baureno 66,37 82.018 1236Kanor 59,78 60.022 1004Sumberejo 76,58 73.301 957Balen 60,52 66.465 1098Sukosewu 47,48 44.656 941Kapas 46,38 52.347 1194Bojonegoro 25,71 85.571 3328Trucuk 36,71 34.908 951Dander 118,36 78.700 665Ngasem 180,20 76.850 421Kalitidu 83,01 66.271 798Malo 65,41 34.380 504Purwosari 62,32 28.455 447Padangan 42,00 45.833 1091Kasiman 51,74 28.979 1219
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 6
KecamatanLuas Wilayah
(Km2) Penduduk (jiwa)Kepadatan PendudukPer Km2
Kedewan 56,57 12.619 223Kab.Bojonegoro
2.307,06 1.344.634 583
Sumber : Bojonegoro dalam angka tahun 2010
2.4. Pendidikan
Pada tahun 2009 di Kabupaten Bojonegoro terdapat fasilitas
pendidikan berupa taman kanak-kanak 590 unit, sekolah dasar dan
yang setingkat sebanyak 1072 unit, SLTP dan yang setingkat
sebanyak 216 unit, SLTA dan yang setingkat sebanyak 134 unit. Murid
yang tertampung untuk Taman kanak-kanak sebanyak 22.760 siswa,
sekolah dasar dan yang setingkat sebanyak 94.139 siswa, SLTP dan
yang setingkat sebanyak 38.347 siswa, SLTA dan yang setingkat
sebanyak 29.704 siswa.
Tabel 2. 4 Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Bojonegoro tahun 2009
Sarana Pendidikan
Jumlah Bangunan
Jumlah siswa
TK 590 unit 22.760SD 1072 unit 94.139SLTP 216 unit 38.347SLTA 134 unit 29.704
Sumber: Bojonegoro dalam angka 2010
2.5. Kesehatan
Pada tahun 2009 di Kabupaten Bojonegoro terdapat 3 RSUD
Pemerintah, 5 RS swasta dan 26 puskesmas, 68 Puskesmas
Pembantu, 10 Puskesmas Perawatan, dan 8 klinik bersalin. Dalam
kaitannya dengan pelaksanaan program KB jumlah akseptor aktif di
Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009 mencapai 210.856 orang.
Pada umumnya aksektor tersebut memilih menggunakan alat
kontrasepsi suntik, IUD dan pil, masing-masing 115.805, 32.118 dan
39.848 orang atau ketiga kontrasepsi tersebut dipilih oleh sekitar
75,68 % dari seluruh akseptor aktif.
Tabel 2. 5 Aksepstor Aktif di Kabupaten Bojonegoro tahun 2009
Jenis akseptor Jumlah (%)Kontrasepsi suntik
115.805
IUD 32.118
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 7
Jenis akseptor Jumlah (%)Pil 39.848
Total 210.856 75,68
Sumber: Bojonegoro dalam angka 2010
2.6. Sosial Masyarakat
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat
dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama. Tempat
peribadatan umat Islam, Kristen, Kholik dan Hindu masing-masing
1.245 unit, 24 unit, 3 unit, 1 unit. Ditinjau dari jumlah pemeluk
agama, pada tahun 2009 di Kabupaten Bojonegoro tercatat 1.387.248
umat Islam, 6.131 umat Kristen, 3.160 umat Katholik, 736 umat
Hindu, dan 120 lainnya.
Pendataan program perlindungan sosial diketahui jumlah rumah
tangga miskin di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 128.981 KK miskin.
Data jumlah rumah tangga miskin dapat dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2. 6 Data Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Bojonegoro
No. KecamatanRumah Tangga
Sangat Miskin
Miskin Hampir Miskin
Jumlah
1 Margomulyo 169 732 1187 20882 Ngraho 753 2,449 2,446 5,6483 Tambakrejo 751 2,145 2,078 4,9744 Ngambon 121 515 618 1,2545 Sekar 474 1,589 2,287 4,3506 Bubulan 174 553 263 9907 Gondang 210 1,149 2,323 3,6828 Temayang 693 1,855 1,036 3,5849 Sugihwaras 705 1,884 1,516 4,10510 Kedungadem 648 3,212 3,200 7,06011 Kepohbaru 917 2,875 3,641 7,43312 Baureno 2,057 4,037 2,273 8,36713 Kanor 1,709 3,267 1,579 6,55514 Sumberejo 1,169 4,516 4,780 10,46515 Balen 1,126 3,378 2,981 7,48516 Sukosewu 453 1,634 1,196 3,28317 Kapas 1,159 1,700 953 3,81218 Bojonegoro 1,739 1,855 928 4,52219 Trucuk 819 1,674 1,125 3,61820 Dander 1,814 2,782 957 5,55321 Ngasem 1,376 4,342 4,447 10,16522 Kalitidu 1,320 2,562 2,164 6,04623 Malo 633 1,777 1,556 3,96624 Purwosari 534 1,289 791 2,61425 Padangan 927 1,405 1,460 3,79226 Kasiman 260 1,030 1,436 2,72627 Kedewan 46 250 548 844
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 8
No. KecamatanRumah Tangga
Sangat Miskin
Miskin Hampir Miskin
Jumlah
Kab.Bojonegoro
22,756 56,456 49,769 128,981
Sumber: Bappeda Kab. Bojonegoro, 2009
2.7. Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bojonegoro
atas dasar harga berlaku tahun 2009 sebesar 17.783.280 juta rupiah
dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertambangan yaitu
sebesar 36,68% kemudian disusul sektor pertanian dengan
sumbangan sebesar 24,42 %.
PDRB Kabupaten Bojonegoro atas dasar harga konstan 2000
pada tahun 2009 sebesar 7.990.980 juta rupiah atau naik sekitar
485.150 juta rupiah. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga
konstan 2000 penduduk Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009
sebesar 7.209.368 rupiah. Dan PDRB per kapitas atas dasar harga
berlaku penduduk Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009 sebesar
20.811.512 rupiah.
2.8. Visi Dan Misi Kabupaten Bojonegoro
2.8.1. Visi Kabupaten Bojonegoro
Visi Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009-2013 adalah:
“Kebangkitan Menuju Bojonegoro Yang Sejahtera, Madani dan
Berdaya Saing”.
2.8.2. Misi Kabupaten Bojonegoro
Ada 4 misi Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2009-2013 yaitu:
1. Meningkatkan keshalehan sosial masyarakat yang didukung
oleh pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan secara
murni dan konsekuen;
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka
mendorong partisipasi aktif masyarakat sebagai sumberdaya
utama pembangunan;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 9
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pengembangan ekonomi kerakyatan secara merata dan
berkeadilan;
4. Mewujudkan pelayanan publik yang prima yang didukung oleh
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa
berlandaskan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.
Visi dan misi Kabupaten Bojonegoro ini ditunjang dengan Arah
Kebijakan Pembangunan pada tahun 2009-2013 adalah :
1. Meningkatkan kualitas keagamaan guna mewujudkan suasana
yang kondusif bagi pengamalan nilai-nilai keagamaan secara
nyata;
2. Meningkatkan keharmonisan hubungan antar umat beragama
dalam rangka menjaga stabilitas sosial yang berkelanjutan;
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sebagai
sumberdaya utama pembangunan yang memiliki kesamaptaan
jasmani dan rohani;
4. Meningkatkan keberdayaan masyarakat untuk ikut dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan;
5. Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan sosial
masyarakat;
6. Mewujudkan struktur perekonomian daerah yang tangguh
berlandaskan keunggulan kompetitif lokal, terutama kontribusi
dari pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari;
7. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pendapatan per kapita penduduk dan menurunkan angka
pengangguran secara signifikan;
8. Meningkatkan daya saing daerah sehingga dapat memberikan
kontribusi yang sangat berarti baik bagi pembangunan lokal,
regional maupun nasional;
9. Meningkatkan kemandirian pangan daerah yang didukung
peningkatan kualitas gizi masyarakat dan tersedianya instrumen
jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 10
10. Mewujudkan jaringan infrastruktur perhubungan yang handal dan
terintegrasi antar wilayah sehingga mendukung peningkatan
kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta mobilitas
penduduk;
11. Mengendalikan pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup guna mendukung kualitas
kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang dan
lestari;
12. Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah dari aspek
kelembagaan, sumberdaya manusia, ketatalaksanaan dan
keuangan daerah;
13. Mewujudkan tatanan politik yang harmonis sebagai daya dukung
dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik;
14. Mewujudkan supremasi hukum dan hak asasi manusia dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2.9. Institusi dan Organisasi Pemda
Secara institusi dan organisasi pemerintahan Kabupaten Bojonegoro
terdiri atas 16 Dinas dan 13 Lembaga Teknis daerah.
Dasar keberadaan dinas yang ada di Kabupaten Bojonegoro adalah
Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro No 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas, dimana didalam Peraturan Daerah ini
dinas-dinas yang ada di lingkungan Kabupaten Bojonegoro adalah:
a. Dinas Pertanian;
b. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial;
c. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
d. Dinas Pekerjaan Umum;
e. Dinas Pengairan;
f. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
g. Dinas Perhutanan dan Perkebunan;
h. Dinas Peternakan dan Perikanan;
i. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 11
j. Dinas Pendidikan;
k. Dinas Perhubungan;
l. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
m. Dinas Kesehatan;
n. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
o. Dinas Komunikasi dan Informatika;
p. Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
Sedangkan berdasar pada Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro
No 8 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Bojonegoro, maka Lembaga Teknis Daerah yang ada di
Kabupaten Bojonegoro terdiri dari:
a. Inspektorat;
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
c. Badan Kepegawaian Daerah;
d. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa;
f. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
g. Badan Lingkungan Hidup;
h. Badan Perijinan;
i. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Dr. R Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro;
j. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Sumberrejo;
k. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Padangan;
l. Kantor Ketahanan Pangan;
m. Kantor Arsip dan Perpustakaan.
2.10. Tata Ruang Wilayah
RTRW mempunyai peranan penting, utamanya dalam
penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta
menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan berwawasan tata ruang. Produk RTRW dapat menjadi
pedoman bagi penyusunan perencanaan yang lebih rinci yakni
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 12
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perdesaan, dan Rencana Kawasan Strategis
Kabupaten. Rencana rencana ini merupakan perangkat operasional
dari produk RTRW.
Rencana pengembangan kegiatan di Wilayah Kabupaten
Bojonegoro merupakan wujud dari struktur kegiatan wilayah yang
dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan berdasarkan pusat kegiatan
pelayanan, fungsi serta tingkat pelayanannya. Rencana
pengembangan kegiatan utama di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
2.10.1. Satuan Wilayah Pengembangan
Mengacu pada arahan struktur ruang wilayah provinsi dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun
2009-2029 dan arahan struktur ruang wilayah nasional dalam RTRW
Nasional, serta kondisi di Kabupaten Bojonegoro saat ini dan harapan
ke depan, maka pusat kegiatan di Kabupaten Bojonegoro
direncanakan sebagai berikut:
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) berada di Perkotaan Bojonegoro.
Secara regional, wilayah Kabupaten Bojonegoro berbatasan langsung
dengan Perkotaan Gerbangkertosusila Plus dan Ratubangnegoro,
sehingga memiliki keterkaitan yang sangat erat atau sangat
terpengaruh langsung dengan perkembangan Perkotaan di dua
kawasan perkotaan tersebut. Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009-2029, maka arahan untuk permukiman yang berkaitan
dengan Wilayah Kabupaten Bojonegoro adalah Kecamatan
Bojonegoro, Kecamatan Danderr, dan Kecamatan Kapas.
Mengingat kawasan-kawasan perkotaan sangat strategis
peranannya dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan, maka
kawasan-kawasan perkotaan perlu diarahkan ke pertumbuhan dan
pengembangannya agar mampu saling berinteraksi melalui
keterkaitannya dan keteraturan fungsi-fungsi pengembangannya.
Pengembangan sistem ini diwujudkan melalui pusat-pusat perdesaan
yang diberikan peluang untuk tumbuh dan berkembang secara
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 13
bersama-sama, sehingga pembangunan perkotaan akan saling
mendukung dengan pembangunan perdesaan. Dalam mendorong
pengembangan kawasan-kawasan perkotaan yang demikian ini, maka
peran sistem prasarana wilayah perlu diarahkan untuk tidak saja
memperkuat hubungan keterkaitan antara kota sekitar dengan
kawasan perkotaan induknya, akan tetapi juga dengan kawasan
perkotaan sekitarnya.
Rencana pengembangan kegiatan di Wilayah Kabupaten
Bojonegoro merupakan wujud dari struktur kegiatan wilayah yang
dibentuk oleh pusat-pusat kegiatan berdasarkan pusat kegiatan
pelayanan, fungsi serta tingkat pelayanannya. Rencana
pengembangan kegiatan utama di wilayah Kabupaten Bojonegoro,
dilaksanakan melalui pendekatan sebagai berikut:
a. Pengintegrasian kegiatan yang ada di setiap wilayah.
b. Pemerataan pertumbuhan kegiatan di setiap wilayah, sehingga
terbentuk keseimbangan perkembangan wilayah.
c. Peningkatan dan kejelasan fungsi dan peranan masing-masing
wilayah, dalam mendukung pengembangan wilayah Kabupaten
Bojonegoro secara keseluruhan.
d. Penempatan lokasi kegiatan utama pada lokasi yang
diperkirakan akan menjadi bangkitan atau penarik pergerakan.
b. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
PKLp berada di Perkotaan Dander, Sumberejo, Baureno,
Ngasem, Ngraho, Padangan, Kedungadem dan Temayang. Kawasan
Perkotaan ini diusulkan oleh Kabupaten Bojonegoro sebagai PKL
promosi karena memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi
beberapa kecamatan yang berada disekitarnya.
Sedangkan pusat kegiatan yang ada dan akan dikembangkan di
Wilayah Kabupaten Bojonegoro dan memiiliki skala pelayanan
beberapa Kecamatan atau sebagai Pusat Kegiatan Lokal promosi
(PKLp) adalah Perkotaan Dander, Sumberejo, Baureno, Ngasem,
Padangan, Ngraho, Kedungadem dan Temayang.
Adapun fungsi dan perannya adalah :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 14
a. Sebagai pusat pelayanan umum bagi kecamatan-kecamatan
yang menjadi wilayah pengaruhnya.
b. Sebagai pusat perdagangan dan jasa maupun koleksi dan
distribusi hasil-hasil bumi dari kecamatan-kecamatan yang
menjadi wilayah pengaruhnya.
Untuk mendukung adanya peran dan fungsi tersebut maka
fasilitas yang dikembangkan adalah fasilitas kesehatan, pendidikan
serta perdagangan dan jasa skala kecamatan dan ditunjang oleh
sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
PPK berada di Perkotaan Trucuk, Kapas, Sukosewu, Malo,
kalitidu, Balen, kanor, Kepohbaru, Purwosari, Margomulyo, Ngambon,
Tambakrejo, Kasiman, Kedewan, Bubulan, Gondang, Sekar dan
Sugihwaras.
Selanjutnya Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan
atau ibukota Kecamatan atau beberapa desa/kelurahan yakni seluruh
ibukota kecamatan yang tidak termasuk dalam PKLp. Fungsi dari
masing-masing ibukota kecamatan tersebut antara lain :
a) Pusat pelayanan umum, dan pemerintahan bagi desa-desa
yang berada di wilayah administrasinya.
b) Pusat perdagangan dan jasa bagi desa-desa yang berada di
wilayah administrasinya.
d. Pusat pelayanan antar desa/kelurahan (PPL)
Rencana kegiatan utama dan pendukung yang akan
dikembangkan pada Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) di
Kabupaten Bojonegoro. Penjabaran Rencana tata ruang wilayah
(RTRW) Kabupaten Bojonegoro tahun 2011-2031 dapat dilihat pada
tabel 2.7.
Tabel 2. 7 Rencana Sistem Perwilayahan Kabupaten Bojonegoro
No.
Pembagian Sistem
Perwilayahan
Wilayah Pendukung
Kegiatan Utama dan Pendukung yang dikembangkan
1 Dander Kec. Trucuk,Kec. Kapas,
Kegiatan Utama: Perdagangan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 15
No.
Pembagian Sistem
Perwilayahan
Wilayah Pendukung
Kegiatan Utama dan Pendukung yang dikembangkan
Kec. Sukosewu
Industri Pertambangan Pertanian Perkebunan PeternakanKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan Pemerintahan Perkantoran swasta Jasa Peribadatan PariwisataKawasan Pengembangan Agropolitan, di wilayah Dander dan sekitarnya dengan basis peternakan, pariwisata, agroindustri, dan perkebunan.
2 SumberrejoKec. Balen,Kec. Kanor
Kegiatan utama: Industri Agro industri Pertanian tanaman pangan & hortikultura Perkebunan PeternakanKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan Pemerintahan Peningkatan sarana & prasarana transportasi
3 Baureno Kec. Kepohbaru
Kegiatan utama: Perdagangan Pertanian tanaman pangan Hortikultura Perkebunan Industri PeternakanKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan Pemerintahan
4 NgasemKec. Kalitidu,Kec. Malo
Kegiatan utama: Industri yang berbahan baku residu minyak Industri yang berbahan baku minyak gas Jasa Pergudangan Terminal kargo Perdagangan Kegiatan industri lainKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan (rumah sakit) Pemerintahan Pariwisata
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 16
No.
Pembagian Sistem
Perwilayahan
Wilayah Pendukung
Kegiatan Utama dan Pendukung yang dikembangkan
5 Padangan
Kec. Purwosari,Kec. Kasiman,Kec. Kedewan
Kegiatan utama: Pergudangan Pusat koleksi & distribusi Jasa IndustriKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan Peribadatan PemerintahanKawasan pengembangan Agropolitan di wilayah Kedewan dan sekitarnya dengan basis peternakan dan pertanian.
6 Ngraho
Kec. Margomulyo,Kec. Tambakrejo,Kec. Ngambon
Kegiatan utama: Perdagangan, sekaligus sebagai pusat koleksi
dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, hortikultura
IndustriKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan Pemerintahan PeribadatanSektor kehutanan:Sebagai kawasan hutan produksi dan kawasan lindung
7 TemayangKec. Gondang,Kec. Bubulan,Kec. Sekar
Kegiatan utama: Industri onyx Pertanian Perkebunan Perdagangan PariwisataKegiatan pendukung: Pendidikan Kesehatan (rawat inap) Pemerintahan PeribadatanSektor kehutanan:Sebagai kawasan hutan produksi dan kawasan lindung.Kawasan pengembangan Agropolitan di wilayah Sekar dan sekitarnya dengan basis pariwisata, industri kerajinan tangan.
8 Kedungadem Kec. Sugihwaras
Kegiatan utama: Pertanian Perkebunan Agro industri JasaKegiatan pendukung: Pendidikan Peternakan
Sumber: RTRW Kabupaten Bojonegoro 2011-2031
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 17
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 18
Gambar 2. 2 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Bojonegoro
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 19
2.10.2. Rencana Struktur Ruang
Penetapan Kawasan pelayanan di wilayah Kabupaten
Bojonegoro dilakukan melalui kriteria potensi, fungsi dan peranan dari
kawasan tersebut. Selain itu faktor lokasi dari kawasan tersebut juga
ikut menentukan dalam penetapan kawasan dimaksud. Kawasan
perdesaan biasanya penggunaan lahannya masih sangat didominasi
oleh sektor pertanian baik itu berupa pertanian tanaman pangan
maupun perkebunan hal tersebut juga disertai dengan sangat
rendahnya tingkat kepadatan penduduk dan tingkat kepadatan
permukiman. Hal ini akan sangat berbeda dengan kawasan perkotaan
dimana dominasi unsur-unsur jasa dan kegiatan ekonomi menjadi
salah satu kegiatan yang cukup dominan, disamping itu lokasi yang
biasanya terletak dipusat-pusat kegiatan menjadikan kawasan
tersebut secara fungsional adalah kawasan perkotaan.
Dengan demikian penetapan kawasan perkotaan di Kabupaten
Bojonegoro ini ditetapkan berdasarkan :
a. Kawasan ini secara administrasi merupakan wilayah kelurahan ;
b. Faktor Lokasi dari Kawasan Perkotaan yang cenderung terletak
dijalur jalan dengan fungsi primer ;
c. Kegiatan fungsional kawasan Perkotaan biasanya dicirikan dengan
Kegiatan jasa dan industri serta kegiatan perdagangan yang
cukup dominan ;
d. Secara sosiologis penduduk di wilayah perkotaan berpendidikan
cukup tinggi
e. Tingkat kepadatan penduduk relatif tinggi
f. Sarana dan prasarana wilayah cukup baik dan terpenuhi ;
g. Kepadatan permukiman penduduk relatif tinggi.
Sedangkan Penetapan kawasan perdesaan dilakukan melalui :
a. Secara administrasi kawasan ini merupakan wilayah administrasi
desa
b. Pemanfaatan lahan cenderung di dominasi oleh kegiatan sektor
agraris
c. Sarana dan prasarana wilayah masih sangat terbatas ;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 20
d. Orientasi kegiatan penduduk pada sektor agraris ;
e. Tingkat pendidikan penduduknya relatif rendah
f. Tingkat kepadatan penduduk rendah
g. Permukiman pendudukan terpencar
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, maka kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan (sebagai ibukota
kabupaten/kecamatan) serta kawasan perkotaan lain yang bukan
ibukota kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2. 8 Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di Kabupaten Bojonegoro
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
1Margomulyo 1
Desa Sumberrejo 1
Desa Kalangan
2Desa Margomulyo 2 Desa Ngelo
3 Desa Geneng 4 Desa Meduri
2 Ngraho 1 Desa Ngraho 1
Desa Tanggungan
2 Desa Kalirejo 2 Desa Luwihaji
3Desa Blimbinggede 3
Desa Sugihwaras
4Desa Sumberagung
5Desa Mojoranu
6 Desa Tepelan 7 Desa Jumok 8 Desa Nganti 9 Desa Pandan 10 Desa Klempun 11 Desa Bancer
12Desa Sumberarum
13Desa Payaman
3Tambakrejo 1
Desa Tambakrejo 1 Desa Turi
2 Desa Bakalan 2Desa Ngrancang
3 Desa Jawik 3 Desa Napis
4 Desa Sukorejo 4Desa Jatimulyo
5 Desa
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 21
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
Malingmati 6 Desa Gading
7Desa Kalisumber
8 Desa Tanjung 9 Desa Pengkol
10Desa Dolokgede
11Desa Mulyorejo
12Desa Kacangan
13Desa Sendangrejo
14Desa Gamongan
4 Ngambon 1 Desa Ngambon 1 Desa Sengon
2 Desa Bondol 2Desa Nglampin
3Desa Karangmangu
5 Sekar 1 Desa Sekar 1 Desa Deling
2 Desa Miyono 2 Desa Bareng 3 Desa Klino 3 Desa Bobol
6 Bubulan 1 Desa Bubulan 1 Desa Clebung
2 Desa Cancung 2Desa Sumberbendo
3Desa Ngorogunung
7 Gondang 1 Desa Gondang 1 Desa Pajeng 1 Desa Pragelan
2Desa Senganten 2
Desa Sambongrejo 2 Desa Jari
3 Krondonan
8 Temayang 1Desa Temayang 1 Desa Soko
2Desa Kedungsari 2
Desa Papringan
3 Desa Bakulan
4
Desa Kedungsumber
5Desa Pandanroyo
6 Desa Belun 7 Desa Ngujung 8 Desa Jono
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 22
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
9 Desa Pancur 10 Desa Buntalan
9Sugihwaras 1 Desa Trate 1
Desa Sugihwaras 1 Desa Bareng
2 Desa Siwalan 2Desa Glagahwangi 2
Desa Alasagung
3Desa Panunggalan
4 Desa Bulu 5 Desa Wedoro 6 Desa Glagah 7 Desa Nglajang
8Desa Panemon
9Desa Jati Tengah
10Desa Balongrejo
11Desa Kedungdowo
12 Desa Genjor 13 Desa Drenges
10Kedungadem 1
Desa Kedungadem 1
Desa Tondomulo
2Desa Tumbrasanom 2 Desa Kesongo
3 Desa Drokilo 3 Desa Banjang
4Desa Dayu Kidul
5 Desa Pejok 6 Desa Babat 7 Desa Mlideng 8 Desa Kendung 9 Desa Geger
10Desa Kepuh Kidul
11 Desa Duwel
12Desa Kedungrejo
13 Desa Megale 14 Desa Sidorejo 15 Desa Mojorejo
16Desa Tlogoagung
17Desa Sidomulyo
18Desa Jamberejo
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 23
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
19 Desa Ngrandu
20Desa Balongcabe
11 Kepohbaru 1Desa Kepohbaru 1 Desa Pejok
2Desa Sidomukti 2 Desa Simorejo
3 Desa Brangkal 3 Desa Cengkir 4 Desa Mojosari
5Desa Balongdowo
6Desa Sumberoto
7 Desa Turigede
8Desa Sumberagung
9Desa Nglumber
10Desa Klangkong
11 Desa Jipo
12Desa Bayemgede
13Desa Tlogorejo
14 Desa Wiro 15 Desa Betet 16 Desa Mudung
17Desa Krangonanyar
18 Desa Bumirejo
19Desa Karangan
20Desa Sumbergede
21Desa Sugihwaras
22Desa Pohwates
12 Baureno 1 Desa Baureno 1Desa Blongsong 1
Desa Tlogoagung
2 Desa Pasinan 2 Desa Kauman 2Desa Gunungsari
3 Desa Trojalu 3 Desa Gajah 3 Desa Kalisari
4 Desa Sraturejo 4Desa Sumuragung 4 Desa Bumiayu
5Desa Ngemplak
6Desa Banjaranyar
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 24
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
7 Desa Drajat
8Desa Sembunglor
9 Desa Banjaran
10Desa Pomahan
11Desa Karangdayu
12Desa Lebaksari
13Desa Pucangarum
14Desa Tanggungan
15Desa Kedungrejo
13 Kanor 1 Desa Kanor 1Desa Sarangan
2Desa Sumberwangi 2 Desa Pesen
3Desa Tambakrejo 3
Desa Samberan
4Desa Palembon
5Desa Nglarangan
6 Desa Sroyo 7 Desa Cangaan
8Desa Simpatan
9 Desa Kabalan 10 Desa Piyak 11 Desa Sideng 12 Desa Bakung 13 Desa Bungur 14 Desa Caruban 15 Desa Simorejo 16 Desa Temu 17 Desa Prigi
18Desa Semambung
19 Desa Pilang
20Desa Gedongarum
21
Desa Kedungprimpen
14Sumberrejo 1
Desa Sumberrejo 1 Desa Tlogohaji
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 25
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
2 Desa Talun 2Desa Kedungrejo
3 Desa Bogangin 3 Desa Mlinjen
4Desa Sumuragung 4
Desa Sumberharjo
5Desa Banjarejo
6 Desa Ngampal 7 Desa Deru
8
Desa Sendangagung
9Desa Pejambon
10Desa Sambongrejo
11 Desa Wotan
12Desa Kayulemah
13 Desa Teleng
14Desa Karangdinoyo
15 Desa Pekuwon
16Desa Karangdowo
17 Desa Jatigede
18Desa Tulungrejo
19Desa Margoagung
20 Desa Butoh 21 Desa Mejuwet
22Desa Prayungan
15 Balen 1 Desa Balenrejo 1 Desa Bulu 1 Penganten
2Desa Margomulyo 2 Desa Suwaloh 2 Pohbogo
3Desa Sobontoro 3 Mayangkawis
4Desa Kedungbondo 4 Sidobandung
5 Desa Kabunan 5 Kenep 6 Bulaklo 7 Ngadiluhur 8 Kemamang 9 Mulyoagung 10 Lengkong 11 Pilanggede 12 Prambatan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 26
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
13 Sekaran 14 Kedungdowo 15 Mulyorejo 16 Sarirejo
16 Sukosewu 1Desa Sukosewu 1
Desa Semawot
2 Desa Kalicilik 2 Desa Klepek 3 Desa Sitiaji
4Desa Semenkidul
5 Desa Jumput
6Desa Tegalkodo
7Desa Duyungan
8 Desa Pacing
9Desa Purwoasri
10Desa Sumberjokidul
11 Desa Sidorejo 12 Desa Sidodadi
17 Kapas 1 Desa Kapas 1Desa Kalianyar 1 Desa Bendo
2 Desa Sukowati 2Desa Plesungan 2
Desa Kumpulrejo
3 Desa Mojodeso 3 Desa Kedaton 3 Desa Padangmentoyo
4 Desa Tikusan 4Desa Tanjungharjo
5 Desa Tapelan 6 Desa Bangilan
7Desa Sembung
8 Desa Wedi 9 Desa Klampok
10Desa Semenpinggir
11 Desa Ngampel
12Desa Sambiroto
13 Desa Bakalan 14 Desa Bogo
18Bojonegoro 1
Kelurahan Kadipaten 1 Desa Pacul
2 Kelurahan 2 Kelurahan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 27
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
Sumbang Jetak
3 Desa Sukorejo 3Kelurahan Klangon
4 Desa Kauman 4Kelurahan Ledok Wetan
5Kelurahan Ledok Kulon
6Kelurahan Karangpacar
7Kelurahan Mojokampung
8Kelurahan Ngrowo
9Desa Campurejo
10
Kelurahan Banjarjo
11
Kelurahan Mulyoagung
12
Kelurahan Kalirejo
13
Desa Semanding
14
Kelurahan Kepatihan
19 Trucuk 1 Desa Trucuk 1Desa Guyangan 1 Desa Kanten
2 Desa Padang 2
Desa Sumbangtimur
3Desa Pagerwesi 3
Desa Kandangan
4 Desa Mori
5Desa Tulungrejo
6Desa Sumberjo
7 Desa Sranak
8Desa Banjarsari
20 Dander 1 Desa Dander 1Desa Mojoranu 1 Desa Kunci
2 Desa Growok 2Desa Sumodikaran 2
Desa Sumberarum
3
Desa Ngumpakdalem 3
Desa Jatiblimbing
4Desa Sumbertlaseh 4 Desa Ngunut
5Desa Karangsono
6 Desa
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 28
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
Sendangrejo 7 Desa Ngraseh
8Desa Sumberagung
9Desa Ngulanan
10 Desa Ngablak
21 Ngasem 1 Ngasem 1Desa Dukuhklidul 1 Desa Setren
2 Ngadiluwih 2 Desa Gayam 2Desa Trenggulunan
3Desa Mojodelik 3 Desa Butoh
4Desa Bonorejo 4
Desa Mediyunan
5Desa Brabohan 5 Desa Kolong
6Desa Begadon 6
Desa Sendangharjo
7Desa Ringintunggal 7
Desa Bandungrejo
8Desa Sambong
9 Desa Ngantru 10 Desa Bareng 11 Desa Tengger 12 Desa Wadang 13 Desa Jelu 14 Desa Jampet
22 Kalitidu 1 Desa Kalitidu 1
Desa Mayanggeneng 1
Desa Pungpungan
2 Desa Panjunan 2 Desa Talok 2 Desa Leran
3Desa Brenggolo 3 Desa Mlaten 3
Desa Sukoharjo
4Desa Sumengko 4
Desa Bringinrejo
5Desa Manukan 5 Desa Mojo
6 Desa Sudu 6 Desa Mojosari
7 Desa Sudu 7Desa Mayangrejo
8 Desa Ngraho 8Desa Pilangsari
9 Desa Ngujo 9 Desa Mlaten
10
Desa Wotangare 10
Desa Cengungklung
11
Desa Ngrebekan
1 Desa Katur
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 29
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
2
13 Desa Beged
23 Malo 1 Desa Malo 1 Desa Ketileng 1 Desa Dukuhlor
2 Desa Trembes 2Desa Sukorejo 2
Desa Kacangan
3 Desa Kemiri 4 Desa Petak 5 Desa Kliteh 6 Desa Sudah 7 Desa Ngujung
8Desa Tambakromo
9Desa Sumberjo
10 Desa Banaran 11 Desa Rendeng 12 Desa Tinawun
13Desa Kedungrejo
14 Desa Tanggir
15Desa Semlaran
16Desa Tulungagung
24 Purwosari 1 Desa Purwosari 1Desa Sedah Kidul 1 Desa Pelem
2 Desa Pejok 2 Desa Punggur 2
Desa Kaliombo
3 Desa Gapluk 3 Desa Kuniran 3
Desa Ngejreng
4Desa Tinumpuk 4 Desa Donan
5 Desa Tlatah
25 Padangan 1Desa Padangan 1 Desa Banjarjo 1 Desa Tebon
2 Desa Kuncen 2Desa Kebunagung 2 Desa Prangi
3 Desa Dengok 3Desa Ngasinan 3 Desa Ngeper
4Desa Cendono 4
Desa Purworejo
5 Desa Sonorejo 6 Desa Ngradin 7 Desa Kendung 8 Desa Sidorejo 9 Desa Nguken
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 30
No Kecamatan
Wil. Perkotaan
Wil. Pengemban
gan Perkotaan
Wil. Perdesaan
26 Kasiman 1 Desa Kasiman 1 Desa Batokan 1Desa Tembalang
2 Desa Sekaran 2
Desa Sambeng 2 Desa Betet
3 Desa Begah
4Desa Sidomukti
5Desa TambaKmerak
6Desa Hargomulyo
7 Desa Ngaglik
27 Kedewan 1 Desa Kedewan 1Desa Kawengan
2
Desa Wonocolo 2 Desa Beji
3Desa Hargomulyo
Sumber: RTRW Kab. Bojonegoro 2011-2030
- Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan
Persampahan merupakan isu penting di lingkungan perkotaan
yang terus menerus dihadapi sejalan dengan perkembangan jumlah
penduduk dan peningkatan aktivitas pembangunan. Dalam skala
Kabupaten Bojonegoro sampah ditangani oeh Sub Dinas Kebersihan
dan Pertamanan dengan pengangkutan secara komunal yaitu dimana
sampah dari tiap rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan ke
TPS (Tempat Pemprosesan Sementara) dengan gerobak, dari TPS lalu
diteruskan diangkut ke TPA (Tempat Pemprosesan Akhir) di Desa
Banjarsari oleh truk-truk sampah. Dalam skala kabupaten atau di
wilayah pedesaan, sistem pembuangan sampah dilakukan secara
swadaya oleh masyarakat dengan menimbun sampah di pekarangan
rumah masing-masing. Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh
masing-masing rumah (daerah terbangun) dan kotoran sampah
tersebut banyak yang dibakar oleh penduduk. Timbulan sampah
diwilayah Kabupaten Bojonegoro yang ditangani adalah sebesar
sekitar 115 M3/hari.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 31
Di pedesaan dan beberapa lingkungan permukiman terdapat
sistem persampahan yang dikelola oleh tenaga persampahan yang
kelola mandiri oleh masyarakat setempat. Sistem ini disebut dengan
istilah rayoneering, yang merupakan upaya masyarakat untuk dapat
mengelola persampahannya secara mandiri. Di beberapa lingkungan
permukiman, tenaga pengumpul sampah dan sarana prasarana
persampahan diupayakan oleh masyarakat hingga lokasi transer
depo, yang selanjutnya diangkut oleh truk sampah ke TPA. Adapun
sarana pendukung jaringan persampahan yang terdapat di Kabupaten
Bojonegoro yang masih dalam kondisi baik (80%).
a. Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan di
Kawasan Perkotaan
Adapun arahan pengelolaan persampahan di wilayah perkotaan
Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan prasarana pengelolaan lingkungan untuk
mendukung kegiatan permukiman dan sistem aktivitas pada
sentra-sentra produksi melalui kebijakan pengembangan
prasarana lingkungan.
2) Mengembangkan prasarana lingkungan dengan cara:
a) Pengembangan TPA untuk melayani kawasan perkotaan.
b) Pengelolaan limbah rumah tangga dengan sistem terpadu.
c) Pengelolaan limbah industri dan pertambangan dengan
memperhatikan kualitas lingkungan.
3) Mengoptimalkan TPS (Tempat Pemrossesan Sementara) dan TPST
(TPS Terpadu) pada bagian-bagian lingkungan di masingmasing
kecamatan, guna mengurangi beban TPA Regional,
mengoptimalkan pemrosessan sampah mendekati sumbernya,
serta mengurangi proses angkut sampah yang beresiko limbah.
4) Mengoptimalkan sampah yang dapat bernilai ekonomi diantaranya
pengubahan bentuk dan karakteristiknya menjadi kompos (pupuk
organik) skala kecil, pengubahan sampah menjadi biogas, ataupun
pemanfaatan sampah kembali/metode daur ulang yang mengubah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 32
karakteristik sampah menjadi bahan/material, menyesuaikan
kondisi keterbatasan lahan yang ada.
5) Pengembangan pengawasan terhadap pengelolaan limbah industri
dan pertambangan.
6) Penegakan hukum yang tegas bagi pengelolaan limbah industri
dan pertambangan yang tidak sesuai dengan standar dan
ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan beberapa kriteria pengembangan TPA di wilayah
Kabupaten Bojonegoro diatas, maka arahan lokasi TPA adalah sebagai
berikut :
1) TPA Trucuk, yang melayani Kecamatan Kapas, Bojonegoro dan
Kecamatan Trucuk.
2) TPA Margomulyo, yang melayani Kecamatan Tambakrejo, Ngraho
dan Margomulyo.
3) TPA Kedewan, yang melayani beberapa kecamatan, antara lain
Kecamatan Kedewan dan Malo.
4) TPA Padangan, yang melayani Kecamatan Padangan, Kasiman dan
Purwosari.
5) TPA Ngasem, yang melayani Kecamatan Ngasem, Kalitidu,
Ngambon.
6) TPA Dander, yang melayani Kecamatan Dander dan melayani
beberapa kecamatan, antara lain Bubulan, Sukosewu dan
Temayang.
7) TPA Gondang, yang melayani Kecamatan Gondang dan melayani
Kecamatan Sekar.
8) TPA Kanor, yang melyani Kecamatan Kanor, Balen, Sumberejo dan
Baureno.
9) TPA Kedungadem, yang melayani Kecamatan Kedungadem,
Kecamatan Kepohbaru dan Kecamatan Sugihwaras.
Adapun rencana pengembangan Sistem Persampahan di
kawasan perkotaan meliputi:
1) Penyusunan studi kelayakan lokasi Fasilitas Pengelolaan Sampah
(FPS)
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 33
2) Pengelolaan Fasilitas Pengelolaan Sampah (FPS) diarahkan untuk
dilakukan dengan sistem sanitary landfill (lahan urug terkendali);
3) Pengelolaan Fasilitas Pengelolaan Sampah (FPS) diarahkan untuk
dilakukan dengan sistem sanitary landfill (lahan urug terkendali);
4) Penentuan lokasi Stasiun Peralihan Antara (SPA)
5) Pengembangan sistem pengelolaan sampah;
6) Pengembangan pengelolaan sampah dengan konsep minimisasi,
penggunaan kembali, daur ulang, dan pemanfaatan kembali
dengan menekankan pada program pengomposan, daur ulang,
dan waste to energy;
7) Penataan FPS dan eks-FPS Sampah;
8) Penyusunan studi penentuan lokasi dan kelayakan lokasi FPS
alternative apabila lokasi-lokasi FPS di atas tidak layak secara
teknis maupun sosialekonomi;
b. Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan di
Kawasan Perdesaan
Mengingat kawasan perdesaan kecenderungannya masih
tersedia cukup luas lahan pekarangan dan sampah organik
cenderung lebih dominan maka arahan rencana pengelolaan sampah
di kawasan perdesaan Wilayah Kabupaten Bojonegoro antara lain
meliputi:
1. Mengoptimalkan upaya untuk penanganan yaitu dengan
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, pengumpulan
dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu, serta pengangkutan dalam bentuk
membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
2. Mengoptimalkan sampah yang dapat bernilai ekonomi diantaranya
pengubahan menjadi kompos (pupuk organik) sksla sedang,
pengubahan sampah menjadi biogas, ataupun pemanfaatan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 34
sampah kembali/metode daur ulang yang mengubah karakteristik
sampah menjadi bahan/material;
3. Mengurangi pengolahan sampah dengan metode pembakaran.
- Rencana Penanganan Air Limbah
Rencana Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Non
Domistik meliputi :
1) Pengembangan fasilitas pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun),
2) Pembangunan IPAL industri terpusat pada kelompok wilayah
3) Penerapan secara ketat effluent standard air limbah sesuai
Peraturan dan Baku Mutu;
4) Penerapan secara ketat effluent standard air buangan domestik
sesuai Peraturan dan Baku Mutu;
5) Peningkatan sarana dan prasarana untuk operasi dan
pemeliharaan pengelolaan air limbah;
6) Pemisahan saluran limbah dengan drainase;
7) Pembangunan IPAL;
8) Pembangunan IPAL setempat untuk kegiatan industri, rumah sakit,
hotel dan restoran;
9) Penyusunan Studi Penentuan lokasi dan kelayakan lokasi tempat
pengelolaan limbah B3 lain apabila lokasi-lokasi yang ada tidak
layak secara teknis maupun social-ekonomi.
Rencana Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Domestik,
meliputi:
1) Revitalisasi IPLT;
2) Pembangunan jamban umum dan MCK Daerah pedesaan dan
daerah padat penduduk
3) Studi dan pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik
secara off site;
4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membangun MCK
Pribadi dan umum;
5) Memperketat ijin pembangunan kawasan permukiman baru yang
wajib memiliki sistem penyaluran air limbah domestik .
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 35
6) Pengembangan penyaluran limbah domestik dengan sistem
setempat (on site system)
7) Peningkatan pelayanan melalui penambahan sarana MCK dan
sarana peyedotan tinja;
8) Pengetatan pembangunan IPAL individual
- Rencana Pengelolaan Sistem Drainase
Sistem drainase kota Bojonegoro terbagi 2 yakni drainase
dalam kota dan drainase selatan kota Bojonegoro.
1) Drainase Dalam Kota Bojonegoro :
Letak kota Bojonegoro yang berada di dekat sepanjang Sungai
Bengawan Solo tersebut mempunyai kemiringan hampir rata yaitu 0 –
8% serta terletak di dataran rendah yaitu pada elevasi SHVP +12-15M
diatas permukaan laut, dimusim penghujan elevasi muka air
Bengawan Solo seringkali lebih tinggi dari elevasi kota Bojonegoro
dan hal ini merupakan salah satu sebab terjadinya banjir akibat
luapan tersebut karena sistem drainase yang ada topografi serta
kemampuan pompa yang terbatas.
Wilayah perkotaan Bojonegoro, sudah terdapat sistem saluran
drainase. Saluran drainase yang ada di Kabupaten Bojonegoro
merupakan saluran drainase yang terletak di tepi kanan kiri
sepanjang jalan, yang merupakan saluran tertutup dimana pada
bagian atasnya difungsikan untuk trotoar.
2) Drainase Selatan Kota Bojonegoro :
Sistem drainase yang ada di selatan kota Bojonegoro sebagian
besar merupakan saluran drainase alami kecuali pada afvour Sorejo
yang lewat kota Bojonegoro merupakan saluran memakai pasangan
batukali dan sudetan Semanding yang merupakan saliran buatan
berupa saluran terbuka tanpa pasangan.
Saluran yang ada di selatan kota Bojonegoero selain berfungsi
sebagai saluran pembawa pada waktu musim hujan dapat berfungsi
sebagai saluran pembuagan bagi daerah tangkapan hujan di bagian
selatan Kota Bojonegoro sebagai berikut :
a. Afvour Sukorejo ;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 36
b. Kali Cumik ;
c. Saluran Sekunder Pirang ;
d. Saluran Sekunder Dander ;
e. Kali Pirang / Kali Kunci ;
f. Afvour Kedaton – Tikusan ;
Daerah hilir dari sungai / kali tersebut diatas kesemuanya
berkumpul menjadi satu di afvour Kedungbanteng kemudian
bermuara ke Sungai Bengawan Solo melalui Pintu air Kalirejo dan
Pintu Air Semanding.
- Pengembangan Sistem Jaringan Air Minum
Arahan rencana pengembangan sistem jaringan prasarana air
minum dilakukan melalui:
a. Pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air
yang ada, khususnya memprioritaskan supply untuk daerah miskin
dan terpencil/terisolasi dengan penekanan pada pengelolaan yang
murah dan terjangkau;
b. Perlindungan sumber-sumber air baku, eksplorasi sumber-sumber
air baku baru, pengembangan jaringan distribusi air minum dan
pembangunan tempat-tempat pengelolaan atau penampungan air
minum.
c. Pemanfaatan air tanah secara lebih proporsional dan berkelanjutan
sebagai air baku untuk keperluan industri, air minum, dan air
minum secara lebih ketat dengan kewajiban mendasari
pertimbangan teknis pengendalian pengambilan per zona dan
pertimbangan teknis dari instansi teknis terkait yang berwenang
d. Peningkaatan peran serta masyarakat termasuk keberadaan
HIPPAM dan WSLIC (Water Sanitation Low Income Community)
e. Pengembangan sumber –sumber air baku melalui analisis geolistrik
pada cekungan air tanah yang ada, guna meningkatan cakupan
pelayanan air minum.
2.10.3. Rencana Pola Ruang
Pola ruang wilayah merupakan bentuk hubungan antar berbagai
aspek sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya buatan,
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 37
sosial-budaya, ekonomi, teknologi, informasi, administrasi,
pertahanan keamanan, fungsi lindung, budidaya dan estetika
lingkungan, dimensi ruang dan waktu yang dalam kesatuan secara
utuh menyeluruh serta berkualitas membentuk tata ruang. Pola
pemanfaatan ruang diwilayah Kabupaten Bojonegoro akan meliputi
rencana pola ruang kawasan Lindung dan Rencana Pola Ruang
Kawasan Budidaya. Rencana pemanfaatan ruang wilayah Kab.
Bojonegoro tahun 2030 dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2. 9 Rencana Pemanfaatan Ruang Wilayah Kab. Bojonegoro 2030
No Pola Ruang Wilayah Luas (Ha)
%
a. Kawasan Lindung
1 Kawasan Hutan Lindung 1.456,47 0,632 Kawasan Yang Memberi Perlindungan
Kawasan Bawahnya -Kawasan Resapan Air -
3 Kawasan Perlindungan setempat -Sempadan Sungai 1.242,04 0,54Kawasan Sekitar Danau/Waduk 967,27 0,42Kawasan Sekitar mata Air -
4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya -
5 Kawasan Rawan Bencana Alam -b. Kawasan Budidaya 1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 93.833,36 40,672 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 2,012, 47 0,873 Kawasan Peruntukan Pertanian :
Lahan Basah 41.356,71 17,93Lahan Kering 33.333,57 14,45Lahan Hortikultura -Kawasan Peruntukan Perkebunan 17.251,04 7,48Kawasan Peruntukan Peternakan -.
4 Kawanan Peruntukan Perikanan -5 Kawasan Peruntukan Pertambangan 905,55 0,396 Kawasan Peruntukan Iindustri 3.397,67 1,477 Kawasan Peruntukan Pariwisata -8 Kawasan Peruntukan Permukiman 34.949,86 15,15
9 Kawasan Lainnya -
JUMLAH TOTAL230,706,
00100,0
0Sumber: RTRW Kab. Bojonegoro 2011-2030
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 38
2.10.2. Rencana Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Bojonegoro hingga pada Tahun
2010 di dominasi oleh guna lahan hutan yaitu seluas 93.833,36 Ha
atau 40,67 % dari luas keseluruhan lahan. Penggunaan tanah lainnya
berupa sawah dan permukiman. Pada pemanfaatan lahan sering
terjadi perubahan tata guna lahan yang disebabkan oleh proses
perkembangan wilayah dan kebutuhan pergerakan masyarakat.
Tutupan lahan atau penggunaan lahan merupakan salah satu
unsur indikator yang berpengaruh terhadap laju perkembangan
pembangunan di suatu wilayah. Kabupaten Bojonegoro dengan luas
wilayah sebesar 1.474 Km2 atau 230.706 Ha. Rencana Penggunaan
Lahan Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat pada tabel 2.10
Tabel 2. 10 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Bojonegoro
Jenis Penggunaan Lahan
Tahun 2010 Rencana Tahun 2030
(Ha) (Ha) (Ha) %A. Kawasan LindungHutan Lindung 1.456,4
70,63 1.456,4
70,63
Sempadan Sungai 1.242,04
0,54 1.242,04
0,54
Danau dan Waduk 967,27,97
0,42 967,27 0,42
B. Kawasan BudidayaHutan Produksi 93.833,
3640,6
793.833,
3640,67
Hutan Rakyat 645,98 0,28 2.012,47
0,87
Perkebunan 1.522,66
0,66 17.251,04
7,48
Sawah- Lahan Basah 43.926,
4219,0
441.356,
7117.93
- Sawah Kering 32.921,75
14,27
33.333,57
14,45
Rawa - - - -
Padang Rumput - - - -Permukiman 23.970,
3510,3
934.949,
8615,15
Ladang 23.439,73
10,16
- -
Pertambangan - - 905,55 0,39Perindustrian - - 3.397,6
71,47
Lainnya 6.779,9 2,94 - -
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 39
Jenis Penggunaan Lahan
Tahun 2010 Rencana Tahun 2030
(Ha) (Ha) (Ha) %7
230.706,00
100,00
230.706,00
100
Sumber: RTRW Kab. Bojonegoro 2011-2030
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro Halaman | II - 40