bab 2 bps lamandau 2013

45
BUKU PUTIH GAMB 2.1 Geografis, Administratif, d Wilayah Kabupaten wilayah Provinsi Kalimant Kabupaten/kota di wilayah P yaitu Nanga Bulik ke Ibukot Km. Wilayah administrasi sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasa Kecamatan Seruyan H Kabupaten Kotawaringin 2. Sebelah Selatan berb Kotawaringin Barat dan 3. Sebelah Timur berbatasa Barat. 4. Sebelah Barat berbatasa dan sebagian dengan Kab Secara astronomis, po dengan 3°36 Lintang Selatan topografi Kabupaten Laman perbukitan, juga dialiri oleh perekonomian di daerah ini. Kondisi fisik permuk relatif bergelombang dengan dari perbukitan lemah yang cekungan dapat ditemukan pa H SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013 BAB II BARAN UMUM WILAYAH dan Kondisi Fisik Lamandau memiliki luas 6.414 Km 2 , atau 4,8 tan Tengah, menduduki urutan ke-11 terlu Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota ta Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) i, Kabupaten Lamandau memiliki batas-batas a an dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalim Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan n Barat. batasan dengan Kecamatan Arut Selatan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara. an dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten K an dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalim bupaten Sukamara. osisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi n dan 110°25 sampai dengan 112°50 Bujur Tim ndau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran sungaisungai besar maupun kecil yang menja kaan wilayah sebagian besar adalah berupa d n transisi antara 0 25 %. Kondisi ini merupak banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. ada daerah yang masih berupa rawa. 3 8% dari luas uas dari 14 a Lamandau, ) sekitar 559 administratif mantan Barat, Arut Utara Kabupaten Kotawaringin mantan Barat i 1°9 sampai mur. Keadaan n tinggi, dan adi urat nadi dataran yang kan bentukan . Sedangkan

Upload: abu-aisyah

Post on 21-Oct-2015

175 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

berisi bab 2 BPS kabupaten lamandau yaitu gambaran umum kabupaten lamandau

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki luas 6.414 Km

wilayah Provinsi Kalimantan Tengah,

Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota

yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) sekitar 559

Km.

Wilayah administrasi, Kabupaten Lamandau memi

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat,

Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan Arut Utara

Kabupaten Kotawaringin Barat.

2. Sebelah Selatan berbatasan deng

Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin

Barat.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan

dan sebagian dengan Kabupaten Sukamara.

Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°9 s

dengan 3°36 Lintang Selatan dan 110°25 s

topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi, dan

perbukitan, juga dialiri oleh sungai

perekonomian di daerah ini.

Kondisi fisik permukaan wilayah sebagian besar adalah beru

relatif bergelombang dengan transisi antara 0

dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan

cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki luas 6.414 Km2, atau 4,8% dari luas

wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, menduduki urutan ke-11 terluas dari 14

Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota

yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) sekitar 559

ilayah administrasi, Kabupaten Lamandau memiliki batas-batas administratif

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat,

Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan Arut Utara

Kabupaten Kotawaringin Barat.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan Kabupaten

Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan

dan sebagian dengan Kabupaten Sukamara.

Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°9 s

3°36 Lintang Selatan dan 110°25 sampai dengan 112°50 Bujur Timur.

topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi, dan

perbukitan, juga dialiri oleh sungai–sungai besar maupun kecil yang menjadi urat n

Kondisi fisik permukaan wilayah sebagian besar adalah berupa dataran yang

relatif bergelombang dengan transisi antara 0 – 25 %. Kondisi ini merupakan bentukan

dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan

cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa.

KABUPATEN LAMANDAU 2013

, atau 4,8% dari luas

11 terluas dari 14

Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota Lamandau,

yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka Raya) sekitar 559

batas administratif

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat,

Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan Kecamatan Arut Utara

an Kecamatan Arut Selatan Kabupaten

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat

Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°9 sampai

112°50 Bujur Timur. Keadaan

topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi, dan

sungai besar maupun kecil yang menjadi urat nadi

pa dataran yang

25 %. Kondisi ini merupakan bentukan

dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan

Page 2: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Geologi permukaan tanah di kawasan

humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki

tingkat resapan yang sangat kecil. Di

m terdapat kandungan air tanah yang sementara ini digunakan sebagai salah satu sumber

air penduduk di samping air permukaan yang ada yaitu sungai.

tanah dalam (>30 m) belum diketahui secara pasti

Salah satu sungai terbesar yang melalui wilayah

Sungai Lamandau dengan beberapa cabang yang membentuk

di sekitar kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Belantikan, Sungai Matu, Sungai Batang

Kawa, Sungai Delang, Sungai Kungkung dan

anak sungainya di samping berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari

penduduk di sekitarnya juga berfungsi sebagai jalur transportasi.

Kabupaten Lamandau

zona iklim, yaitu jumlah bulan basah

Pada Tahun 2011 merupakan tahun kemarau karena curah hujan berkisar antara 160

4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di akhir tahun antara November

dan Desember, dengan suhu maksimum berkisar

suhu minimum antara 21,5˚C sampai dengan 23,2˚C. Kelembaban udara berkisar antara

87%-92%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab.

Kecepatan angin antara 0,4 –

Pada Tahun 2011, musim kemarau terjadi hampir sepanjang tahun. Sedangkan

musim penghujan baru terjadi di Bulan November dan Desember dimana curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 4.870 mm.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

kaan tanah di kawasan Kabupaten Lamandau terdiri dari lapisan

humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki

tingkat resapan yang sangat kecil. Di bawah permukaan tanah antara kedalaman 10

anah yang sementara ini digunakan sebagai salah satu sumber

samping air permukaan yang ada yaitu sungai. Sedangkan untuk air

tanah dalam (>30 m) belum diketahui secara pasti.

ungai terbesar yang melalui wilayah Kabupaten Lamanda

Sungai Lamandau dengan beberapa cabang yang membentuk anak sungai yang berada

di sekitar kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Belantikan, Sungai Matu, Sungai Batang

gai Delang, Sungai Kungkung dan lain-lain. Sungai Lamandau beserta anak

samping berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari

penduduk di sekitarnya juga berfungsi sebagai jalur transportasi.

Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang beriklim tropis tipe A berdasarkan

iklim, yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering.

Pada Tahun 2011 merupakan tahun kemarau karena curah hujan berkisar antara 160

4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di akhir tahun antara November

dan Desember, dengan suhu maksimum berkisar antara 31,4°C sampai dengan 33,5°C

˚C sampai dengan 23,2˚C. Kelembaban udara berkisar antara

92%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab.

– 0,7 knot.

musim kemarau terjadi hampir sepanjang tahun. Sedangkan

musim penghujan baru terjadi di Bulan November dan Desember dimana curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 4.870 mm.

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Lamandau terdiri dari lapisan

humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki

bawah permukaan tanah antara kedalaman 10–15

anah yang sementara ini digunakan sebagai salah satu sumber

Sedangkan untuk air

Kabupaten Lamandau adalah

anak sungai yang berada

di sekitar kota antara lain Sungai Bulik, Sungai Belantikan, Sungai Matu, Sungai Batang

Sungai Lamandau beserta anak-

samping berfungsi untuk menunjang kehidupan sehari-hari dari

termasuk daerah yang beriklim tropis tipe A berdasarkan

lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering.

Pada Tahun 2011 merupakan tahun kemarau karena curah hujan berkisar antara 160 –

4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di akhir tahun antara November

°C sampai dengan 33,5°C

˚C sampai dengan 23,2˚C. Kelembaban udara berkisar antara

92%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab.

musim kemarau terjadi hampir sepanjang tahun. Sedangkan

musim penghujan baru terjadi di Bulan November dan Desember dimana curah hujan

Page 3: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai

Nama Daerah Aliran Sungai (DAS)

Bulik

Lamandau

Belantikan

Palikodan

Batang Kawa

Delang

Bayat

Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 20

Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per

Nama Kecamatan Kelurahan

Kecamatan Bulik

Kecamatan Bulik Timur

Kecamatan Sematu Jaya

Kecamatan Menthobi Raya Kecamatan Lamandau

Kecamatan Belantikan Raya Kecamatan Batang Kawa

Kecamatan Delang

Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 20

proses penghitungan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Lamandau

Nama Daerah Aliran Sungai (DAS) Luas (Ha)

9000

13000

10400

4200

13000

11400

4000

Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2012.

2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan kabupaten Lamandau

Jumlah Kelurahan

/Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha) (%) thd

total (Ha)

11/1 66.555 10.38 380

12/0 107.472 16.76 280

7/0 8.685 1.35 378

11/0 62.088 9.68 305

9/1 133.300 20.78 179

12/0 126.300 19.69 232

9/0 68.500 10.68 133

9/1 68.500 10.68 287

Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2012, luas terbangun masih dalam

KABUPATEN LAMANDAU 2013

kabupaten Lamandau

Terbangun (%) thd

total 17%

13%

17%

14%

8%

11%

6%

13%

, luas terbangun masih dalam

Page 4: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Lamandau

Sumber: Draft RTRW Kab. Lamandau 2013

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Lamandau

Halaman 17

Page 5: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

2.2 Demografi

Penduduk Kabupaten Lamandau

Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2011 telah mencapai 66.061 jiwa. Tingkat

pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode 2008

2011 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat mengalami peningkatan laju pertumbuhan

yaitu dari 4,6% di Tahun 2008 hingga mencapai 3,8% pada Tahun 2011 dibandingkan

tahun sebelumnya. Hal ini terutama diperkirakan akibat migrasi penduduk dari luar ke

dalam kabupaten.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Penduduk Kabupaten Lamandau pada Tahun 2008 berjumlah 59.531 jiwa.

Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2011 telah mencapai 66.061 jiwa. Tingkat

pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode 2008

2011 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat mengalami peningkatan laju pertumbuhan

yaitu dari 4,6% di Tahun 2008 hingga mencapai 3,8% pada Tahun 2011 dibandingkan

lumnya. Hal ini terutama diperkirakan akibat migrasi penduduk dari luar ke

KABUPATEN LAMANDAU 2013

59.531 jiwa.

Angka ini terus meningkat dan pada Tahun 2011 telah mencapai 66.061 jiwa. Tingkat

pertumbuhan penduduk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Selama periode 2008 -

2011 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat mengalami peningkatan laju pertumbuhan

yaitu dari 4,6% di Tahun 2008 hingga mencapai 3,8% pada Tahun 2011 dibandingkan

lumnya. Hal ini terutama diperkirakan akibat migrasi penduduk dari luar ke

Page 6: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Lamandau

Sumber : Data Digital Adiministrasi Provinsi Kalimantan Tengah (Bappeda Prov. Kalteng)

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kabupaten Lamandau dan Cakupan Wilayah Kajian

Sumber : Data Digital Adiministrasi Provinsi Kalimantan Tengah (Bappeda Prov. Kalteng)

Halaman 19

Page 7: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

A. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Sampai Tahun 2011 k

Lamandau adalah kecamatan Sematu Jaya

penduduk sebanyak 9.110

Kemudian kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan Bulik, dengan tingkat

kepadatan sebesar 34,54 per km

penduduk sebanyak 22.985 jiwa.

B. Komposisi Penduduk

Secara umum jumlah penduduk laki

penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih

besar dari 100, dimana pada Tahun 2011 untuk setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 114 penduduk laki

Pada Tahun 2011 terjadi fenomena tersendiri dilihat dari angka migrasi neto,

diperkirakan karena cukup tingginya minat masyarakat di dalam Kabupaten untuk

melakukan migrasi ke Kecamatan Bulik dengan tujuan untuk meningkatkan taraf

hidup yang lebih baik dengan m

ibukota kabupaten dan sekitaranya. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan

infrastruktur jalan antar kecamatan yang juga semakin membaik.

Komposisi penduduk lamandau Tahun 2011 didominasi oleh penduduk

muda/dewasa yaitu kelompok usia 25

kelompok penduduk usia 0

usia 5 – 9 tahun. Data ini menunjukkan pemerintah berhasil mempertahankan tingkat

pertumbuhan alamiah yan

Berdasarkan struktur usia penduduk

seberapa besar penduduk dalam usia

besarnya beban tanggungan per 100 orang

penduduk dalam usia produktif (usia 15

usia non produktif (usia 0

sehingga rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lamandau adalah sebesar 50

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kepadatan dan Distribusi Penduduk

Sampai Tahun 2011 kecamatan terpadat penduduknya di Kabupaten

kecamatan Sematu Jaya yaitu 104,89 jiwa per km2 dengan j

9.110 jiwa dengan luas wilayahnya sebesar 86,85 km

Kemudian kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan Bulik, dengan tingkat

kepadatan sebesar 34,54 per km2 dengan luas wilayah 665,55 km2 dengan jumlah

penduduk sebanyak 22.985 jiwa.

Komposisi Penduduk

um jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih

besar dari 100, dimana pada Tahun 2011 untuk setiap 100 penduduk perempuan

terdapat 114 penduduk laki-laki.

Tahun 2011 terjadi fenomena tersendiri dilihat dari angka migrasi neto,

diperkirakan karena cukup tingginya minat masyarakat di dalam Kabupaten untuk

melakukan migrasi ke Kecamatan Bulik dengan tujuan untuk meningkatkan taraf

hidup yang lebih baik dengan mencari peluang usaha atau pekerjaan terutama di

ibukota kabupaten dan sekitaranya. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan

uktur jalan antar kecamatan yang juga semakin membaik.

Komposisi penduduk lamandau Tahun 2011 didominasi oleh penduduk

tu kelompok usia 25 – 29 tahun. Piramida penduduk terlihat

kelompok penduduk usia 0 – 4 tahun jumlahnya lebih kecil dibandingkan kelompok

9 tahun. Data ini menunjukkan pemerintah berhasil mempertahankan tingkat

pertumbuhan alamiah yang rendah atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya.

struktur usia penduduk Kabupaten Lamandau dapat diketahui

penduduk dalam usia produktif, kelompok non produktif, dan

besarnya beban tanggungan per 100 orang penduduk. Pada Tahun 2011

produktif (usia 15-64 tahun) mencapai 44.078 jiwa, sedang

produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun keatas) sebanyak 21.983

sehingga rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lamandau adalah sebesar 50

KABUPATEN LAMANDAU 2013

di Kabupaten

dengan jumlah

luas wilayahnya sebesar 86,85 km2.

Kemudian kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan Bulik, dengan tingkat

dengan jumlah

laki lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih

besar dari 100, dimana pada Tahun 2011 untuk setiap 100 penduduk perempuan

Tahun 2011 terjadi fenomena tersendiri dilihat dari angka migrasi neto,

diperkirakan karena cukup tingginya minat masyarakat di dalam Kabupaten untuk

melakukan migrasi ke Kecamatan Bulik dengan tujuan untuk meningkatkan taraf

encari peluang usaha atau pekerjaan terutama di

ibukota kabupaten dan sekitaranya. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan

Komposisi penduduk lamandau Tahun 2011 didominasi oleh penduduk

29 tahun. Piramida penduduk terlihat

4 tahun jumlahnya lebih kecil dibandingkan kelompok

9 tahun. Data ini menunjukkan pemerintah berhasil mempertahankan tingkat

g rendah atau lebih rendah dibandingkan sebelumnya.

dapat diketahui

produktif, dan

2011, diketahui

jiwa, sedang

21.983 jiwa,

sehingga rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lamandau adalah sebesar 50

Page 8: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

yang berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak

produktif.

C. Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).

Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)

r = angka pertumbuhan penduduk

t = waktu (5)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

yang berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak

Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).

Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)

r = angka pertumbuhan penduduk

Pt = Po (1 + r )t

KABUPATEN LAMANDAU 2013

yang berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak

Page 9: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3

Kecamata

n

Jumlah Penduduk

2008 2009 2010 2011 2012 2008

Bulik 4.833

16.201

21.989

22.985

24352 3882

Bulik

Timur

6.592

6.809

6.467 6.760

7104 1836

Menthobi

Raya

8.473

9.725

8.982 9.389

9867 2620

Sematu

Jaya

9.183

8.881

8.715 9.110

9576 2355

Lamandau 6.174

6.405

5.454 5.700

5991 1652

Belantikan

Raya

5.463

5.726

4.321 4.516

5212 1450

Batang

Kawa

3.241

3.391

2.405 2.514

2642 833

Delang 5.572

5.941

4.866 5.087

5346 1404

Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 200

KABUPATEN LAMANDAU 2013

kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir

Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008

3882 4662 6344 6352 6629 5,23 4,55 35,7 12,99

12,99

22,29

1836 2017 1808 1922 2021 -0,93 2,59 -5,0 1,64 1,64 6,13

2620 2731 2924 2666 2803 0,97 3,35 -7,6 1,75 1,75 14,79

2355 2475 2584 2424 2548 -0,21 3,14 -1,9 3 3 97,56

1652 1843 1947 1572 1652 3,46 2,68 -14,8 -1,06 -1,06 4,63

1450 1908 1519 1314 1526 3,49 3,69 -24,5 -3,67 -3,67 4,33

833 861 779 721 758 2,4 3,03 -29,1 -1,2 -5,19 4,73

1404 3007 1680 1382 1453 5,78 3,54 -18,1 -5,19 -1,2 8,13

Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2009 - 2012

Halaman 22

Kepadatan Penduduk (km2)

2008 2009 2010 2011 2012

24,34

33,0 34,54 37

6,34 6,0 6,29 7

15,66

14,0 15,12 16

102,26

103,4 104,89 110

4,8 4,1 4,28 4

4,53 3,4 3,58 4

4,95 3,5 3,67 4

8,67 7,1 7,43 8

Page 10: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Kecamatan

Jumlah Penduduk

2013 2014 2015

Bulik 27.515 31.090 35.128 39

Bulik Timur 7.221 7.339 7.459 7

Menthobi Raya 10.040 10.215 10.394 10

Sematu Jaya 9.863* 10.159 10.464 10

Lamandau 5.927 5.865 5.802 5

Belantikan Raya 5.021 4.836 4.659 4

Delang 5.282 5.218 5.156 5

Batang Kawa 2.505 2.375 2.252 2

Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 200

*Jumlah penduduk Kecamatan Sematu Jaya pada

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk Jumlah KK

2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013

39.691 44.847 7.490 8.463 9.562 10.805 12.208 41

7.582 7.706 2.054 2.088 2.122 2.157 2.192 7

10.576 10.761 2.852 2.902 2.953 3.004 3.057 16

10.778 11.101 2.624 2.703 2.784 2.868 2.954 114

5.741 5.680 1.634 1.617 1.600 1.583 1.566 4

4.488 4.323 1.470 1.416 1.364 1.314 1.266 4

5.094 5.033 1.436 1.418 1.401 1.385 1.368 8

2.135 2.024 719 681 646 612 581 4

Sumber: Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2009 – 2012, diolah

pada Tahun 2013 adalah 12.000 jiwa (sumber : Camat Sematu Jaya, Konsultasi Publik BPS, 2013)

Halaman 23

Kepadatan Penduduk

2013 2014 2015 2016 2017

47 53 60 67

7 7 7 7

16 17 17 17

114 117 120 124 128

4 4 4 4

4 4 4 3

8 8 7 7

3 3 3 3

(sumber : Camat Sematu Jaya, Konsultasi Publik BPS, 2013)

Page 11: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

2.3 Keuangan dan Perekonomian

Dalam pembangunan

kondisi perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto

(PDRB). Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang

dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

konstan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar

sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan.

Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga

bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil

Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain :

1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap

ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri

pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel;

pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan jasa

2. Untuk mengetahui struktur perekonomian;

3. Untuk mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator

tingkat kemakmuran/kesejahteraan;

4. Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga

produsen.

Kondisi Perekonomian Kabupat

dasar harga konstan (ADHK) Tahun 200

terjadi pada kurun waktu tersebut sebesar

sebesar 6,52% atau berada pada urutan ke empat setelah Kotim 7,07%, Palangka Raya

6,99% dan Kobar 6,89% serta

Kalimantan Tengah pada tahun yang sama

ekonomi yang cukup tinggi tersebut

pendapatan regional perkapita selama kurun waktu yang sama, yaitu dari

Rp.8.762.335,52,- pada Tahun 200

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

euangan dan Perekonomian Daerah

alam pembangunan ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui

perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto

Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang

dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

ian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar

sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan.

bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga

bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Adapun beberapa kegunaan angka PDRB ini antara lain :

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap

ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri

gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel;

pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan; dan jasa-jasa lainnya;

truktur perekonomian;

mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator

tingkat kemakmuran/kesejahteraan;

Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga

Kondisi Perekonomian Kabupaten Lamandau terlihat dari gambaran PDRB atas

dasar harga konstan (ADHK) Tahun 2007 - 2011. Rata-rata pertumbuhan PDRB yang

terjadi pada kurun waktu tersebut sebesar 6,06%. Tahun 2011 pertumbuhan PDRB

atau berada pada urutan ke empat setelah Kotim 7,07%, Palangka Raya

6,99% dan Kobar 6,89% serta berada di atas pertumbuhan rata-rata tingkat Provinsi

Kalimantan Tengah pada tahun yang sama, yaitu sebesar 6,33%. Adanya pertumbuhan

tersebut memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan

pendapatan regional perkapita selama kurun waktu yang sama, yaitu dari

pada Tahun 2007 menjadi Rp.9.656.418,58,- pada Tahun 20

2013

ekonomi, salah satu indikator penting untuk mengetahui

perekonomian secara makro adalah data produk domestik regional bruto

Terdapat 2 (dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang

dibedakan dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

ian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan mendasar

bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga

hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan setiap sektor

ekonomi, mencakup sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri

gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, restoran dan hotel;

jasa lainnya;

mengetahui besarnya PDRB perkapita penduduk sebagai salah satu indikator

Untuk mengetahui tingkat inflasi/deflasi, berdasarkan pertumbuhan/perubahan harga

terlihat dari gambaran PDRB atas

rata pertumbuhan PDRB yang

pertumbuhan PDRB

atau berada pada urutan ke empat setelah Kotim 7,07%, Palangka Raya

tingkat Provinsi

Adanya pertumbuhan

memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan

pendapatan regional perkapita selama kurun waktu yang sama, yaitu dari

pada Tahun 2011.

Page 12: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD

No Realisasi Anggaran

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)

a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a.1.1 Pajak daerah

a.1.2 Retribusi daerah

a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan

a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah

a.2 Dana Perimbangan (Transfer)

a.2.1 Dana bagi hasil

a.2.2 Dana alokasi umum

a.2.3 Dana alokasi khusus

a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah

a.3.1 Hibah a.3.2 Dana darurat

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota

a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus

a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya

Sumbangan Pihak Ke tiga

Tunjangan/Tambahan Penghasilan Guru PNSD

Pendapatan lainnya-pendapatan yang masih perlu konfirmasi

B Belanja (b1 + b.2)

b.1 Belanja Tidak Langsung

b.1.1 Belanja pegawai

b.1.2 Bunga

b.1.3 Subsidi

b.1.4 Hibah

b.1.5 Bantuan sosial

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi /Kabupaten/ Kota Pemerintahan Desa dan Partai Politik

b.1.6 Belanja bagi hasil

b.1.7 Bantuan keuangan

b.1.8 Belanja tidak terduga

b.2 Belanja Langsung

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Lamandau Tahun 2008

Tahun

n-4 n-3 n-2 n-1

373.259.638.385,94

378.090.410.070,09

388.164.601.950,92

461.563.687.926,37

420.783.971.922,32

Asli Daerah (PAD) 11.606.719.590,94

11.390.127.317,09

8.285.838.859,28

12.680.995.360,37

11.064.719.822,18

877.275.434,00 953.900.842,00 1.842.345.916,00

1.433.551.575,00

1.396.869.647,00

1.556.039.250,00

944.250.405,00 1.101.755.795,00

1.106.091.416,25

2.297.084.391,00

1.152.664.727,62

2.035.144.070,61 1.580.874.129,51

1.946.772.559,00

2.143.244.375,99

8.020.740.179,32

7.456.831.999,48 3.760.863.018,77

8.194.579.810,12

5.227.521.408,19

326.535.628.818,00

352.015.270.226,00

351.181.349.210,00

393.603.986.958,00

390.881.620.740,00

41.299.972.818,00

53.026.236.226,00

61.568.811.210,00

63.785.747.958,00

54.212.003.740,00

251.739.656.000,00

255.341.034.000,00

257.428.838.000,00

285.962.839.000,00

311.033.679.000,00

33.496.000.000,00

43.648.000.000,00

32.183.700.000,00

43.855.400.000,00

25.635.938.000,00

35.117.289.977,00

14.685.012.527,00

28.697.413.881,64

55.278.705.608,00

18.837.631.360,14

0 2.500.000.000,00 0 0 0

5.360.871.656,00

6.561.334.227,00 7.807.980.661,00

9.394.406.409,00

6.114.303.175,14

27.576.272.200,00

0 12.530.500.000,00

42.291.786.300,00

9.163.328.750,00

0 0 0 0 0

0 0 1.521.246.229,50

3.440.718.899,00

3.439.949.610,00

0 0 6.832.770.000,00

0 0

pendapatan yang 2.180.146.121,00

5.623.678.300,00 4.916.991,14 151.794.000,00

120.049.825,00

359.272.044.906,00

420.022.140.552,05

373.418.988.926,20

440.841.741.797,21

280.233.021.037,89

128.585.482.308,00

135.424.379.818,48

152.419.363.374,60

166.164.528.519,66

142.122.588.863,89

86.546.829.078,00

95.015.266.517,48

113.066.992.784,00

130.395.248.715,00

113.793.969.819,00

3.625.522.392,00

3.591.560.000,00

1.008.784.000,00

0 0

7.166.845.912,00

0 4.984.443.050,00

5.585.161.572,00

12.656.099.000,00

10.173.914.232,00

16.317.707.961,10

12.043.419.218,00

13.181.176.892,00

3.343.260.700,00

20.556.138.817,00

20.499.845.339,90

21.315.724.322,60

15.689.917.955,66

12.265.103.344,89

516.231.877,00

0 0 1.313.023.385,00

64.156.000,00

230.686.562.598,00

284.597.760.733,57

220.999.625.551,60

274.677.213.277,55

138.110.432.174,00

19.277.975.8 15.950.055.171 14.504.736. 19.632.436. 11.681.619.97

2013

08 – 2012.

Rata2

pertumbuhan

N

420.783.971.922,

3,51

11.064.719.822,1 2,79

1.396.869.647,00 19,28

2.297.084.391,00 21,36

2.143.244.375,99 21,87

5.227.521.408,19 6,27

390.881.620.740,

4,74

54.212.003.740,0 8,27

311.033.679.000,

5,52

25.635.938.000,0 -0,31

18.837.631.360,1 15,99

6.114.303.175,14 6,70

9.163.328.750,00

3.439.949.610,00

120.049.825,00 756,06

280.233.021.037,89

-3,14

142.122.588.863,89

3,10

113.793.969.819,00

7,84

12.656.099.000,00

3.343.260.700,

-7,75

12.265.103.344,89

-11,13

64.156.000,00

138.110.432.174,00

-6,10

11.681.619.97 -7,87

Page 13: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

b.2.1 Belanja pegawai

b.2.2 Belanja barang dan jasa

b.2.3 Belanja modal

C Pembiayaan

Surplus/Defisit Anggaran

Sumber : Realisasi APBD tahun 2008Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

07,00 ,00 959,00 439,00 8,0075.319.704.551,00

103.767.486.192,00

73.288.293.419,00

70.681.179.480,55

43.753.587.135,00

136.088.882.240,00

164.880.219.370,57

133.206.595.173,60

184.363.597.358,00

82.675.225.061,00

359.272.044.906,00

420.022.140.552,05

373.418.988.926,20

440.841.741.797,21

280.233.021.037,89

359.272.044.906,00

420.022.140.552,05

373.418.988.926,20

440.841.741.797,21

280.233.021.037,89

13.987.593.479,94

-41.931.730.481,96

14.745.613.024,72

20.721.946.129,16

140.550.950.884,43

2008 - 2012, diolah n = tahun penyusunan buku putih sanitasi

2013

8,00 43.753.587.135,00

-8,31

82.675.225.061,00

-3,70

280.233.021.037,89

-3,14

280.233.021.037,89

-3,14

140.550.950.884,43

20,96

Page 14: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Tahun 2008 – 2012

No

SKPD

1 PU

1.a Investasi dalam jutaan

1.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan

2 BLH

2.a Investasi dalam jutaan

2.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan

3 Dinkes 3.a Investasi dalam jutaan

3.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan

4 Bappeda 4.a Investasi dalam jutaan 4.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan5 BPMD 5.a Investasi dalam jutaan 5.b operasional/pemeliharaan (OM) dalam jutaan

8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) dalam jutaan

9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)dalam jutaan

10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)

11 Belanja Langsung dalam jutaan

12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)dalam jutaan

13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) dalam jutaan

14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8) dalam jutaan

Sumber : Realisasi APBD tahun Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan,

pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan sanitasi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Lamandau

Tahun

n-4 n-3 n-2 n-1 N

12.736.310,00

13.373.125,50

14.041.781,78

14.743.870,86

15.481.064,41

dalam jutaan 845.000

887.250

931.613

978.193

1.027.103

-

205.000,00

452.500,00

415.125,00

478.400,00

dalam jutaan 100.000,00

350.000,00

399.750,00

429.737,50

460.050,00

- - - - -

dalam jutaan 111.500

122.650

134.915

148.407

163.247

- - - - -

dalam jutaan - - - - - - - - - -

dalam jutaan - - - - -

dalam jutaan

13.792.810,00

14.938.025,50

15.960.559,28

16.715.332,99

17.609.864,34

Total (1a+2a+3a+…na) 12.736.310,00

13.578.125,50

14.494.281,78

15.158.995,86

15.959.464,41

Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) dalam jutaan

1.056.500,00

1.359.900,00

1.466.277,50

1.556.337,13

1.650.399,93

19.277.975,81

15.950.055,17

14.504.736,96

19.632.436,44

11.681.619,98

Belanja Langsung(8/11) 0,715469826

0,936550083

1,10036875

0,851414089

1,507484781

Total Belanja Sanitasi 0,660666355

0,85129019

0,999279189

0,772140325

1,366203013

Total Belanja Sanitasi 0,054803472

0,085259893

0,101089562

0,079273764

0,141281769

Realisasi APBD tahun 2008- 2012, diolah investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan,

pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan

2013

Kabupaten Lamandau

Rata2 pertumbuha

n N

15.481.064,

5,00 1.027.1

5,00

478.400,00 31,93 460.050,00 69,69

- 163.24

10,00

-

-

-

-

17.609.864,

6,31

15.959.464,

5,81

1.650.399,9

12,18

11.681.619,98 -7,87

1,507484781 25,71

1,366203013 25,11

0,141281769 32,69

investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, studi yang terkait dengan

Page 15: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita

No D e s k r i p s i

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

2 Jumlah Penduduk

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) dalam jutaan

Sumber : APBD dan BPS, diolah

Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Lamandau

No D e s k r i p s i

1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (dalam jutaan rupiah

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)

3 Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber : LKPJ Bupati tahun 2012

2.4 Tata Ruang Wilayah

Kebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

Perumusan Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

merupakan salah satu dasar bagi penentuan arah pengembangan ruang serta fungsi dan

peran yang akan diemban oleh Kabupaten Lamandau

kemampuan serta daya dukung lingkungannya, baik dari aspek fisik dasar,

kependudukan, perekonomian dan sarana

Tujuan dari pengembangan Tata Ruang Kabupaten adalah untuk mewujudkan

tata ruang wilayah kabupaten guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah baik itu

jangka menengah maupun jangka panjang dengan memperhatikan aspek kelesta

lingkungan, efisiensi alokasi investasi dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Lamandau Tahun 2008 - 20

Tahun

n-4 n-3 n-2 n-1 n

Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota

13.792.810,00

14.938.025,50

15.960.559,28

16.715.332,99

17.609.864,34

63079

64957 66061 70090

dalam jutaan 218,66

229,97

241,60

238,48

Sumber : APBD dan BPS, diolah

eta Perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2008 - 20

Tahun

n-4 n-3 n-2

dalam jutaan rupiah) 868.467,54 940.570,57 1.082.925,31

Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota

8.964.455,49 9.054.163,98 9.345.428,31 9.656.481,58

6,04 5,74 6,15 LKPJ Bupati tahun 2012

ebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

Perumusan Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

salah satu dasar bagi penentuan arah pengembangan ruang serta fungsi dan

peran yang akan diemban oleh Kabupaten Lamandau sesuai dengan potensi dan

kemampuan serta daya dukung lingkungannya, baik dari aspek fisik dasar,

kependudukan, perekonomian dan sarana/prasarana wilayah pendukungnya.

Tujuan dari pengembangan Tata Ruang Kabupaten adalah untuk mewujudkan

tata ruang wilayah kabupaten guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah baik itu

jangka menengah maupun jangka panjang dengan memperhatikan aspek kelesta

lingkungan, efisiensi alokasi investasi dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan

2013

2012

Rata-rata

15803318,42

66046,75

232,1775

2012

n-1 N

1.232.139,02

9.656.481,58

6,52

ebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

Perumusan Tujuan Pengembangan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamandau

salah satu dasar bagi penentuan arah pengembangan ruang serta fungsi dan

sesuai dengan potensi dan

kemampuan serta daya dukung lingkungannya, baik dari aspek fisik dasar,

Tujuan dari pengembangan Tata Ruang Kabupaten adalah untuk mewujudkan

tata ruang wilayah kabupaten guna memenuhi kebutuhan pembangunan daerah baik itu

jangka menengah maupun jangka panjang dengan memperhatikan aspek kelestarian

lingkungan, efisiensi alokasi investasi dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan

Page 16: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan untuk tercapainya

kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penataan ruang wila

Lamandau adalah :

a) Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Lamandau,

baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat

b) Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan lindung dan pemanfaatan

Kawasan Budidaya.

c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program

Kabupaten Lamandau.

d) Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk menanamkan

investasinya di wilayah Kabupaten Lamandau dalam berbagai sektor pemba

e) Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan

A. Tujuan Eksternal

Tujuan Eksternal merupakan tujuan

berkaitan dengan peran Kabupaten dalam konstelasi wilayah yang lebih luas a

Wilayah Kabupaten Lamandau dengan wilayah

wilayah yang lebih makro, yaitu baik dalam Sistem RTRWN, Rencana Tata Ruang

Pulau Kalimantan dan Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah.

1. Dalam konteks sistem

Kabupaten Lamandau terdapat pada klasifikasi tingkat permukiman Kawasan Bagian

Tengah / Transisi. Kawasan Bagian Tengah / Transisi adalah merupakan kawasan

yang mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau da

perantara untuk kawasan bagian belakang atau hulu. Simpul

Sambas, Mempawah, Sanggau, Bengkayang, Ngabang, Sintang, Putusibau

(Kalimantan Barat), Marabahan, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung (Kalimantan

Selatan) Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Nanga Bulik, Lamandau (Provinsi

Kalimantan Tengah), Sendawar, Tenggarong, Malinau (Provinsi Kalimantan Timur).

Sedangkan dalam kontek Regional dan nasional berdasarkan PP No. 26

Tahun 2008 tentang RTRWN, Kabupaten

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan untuk tercapainya

Sedangkan sasaran yang diharapkan dari penataan ruang wilayah Kabupaten

Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Lamandau,

baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat

Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan lindung dan pemanfaatan

Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah

Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk menanamkan

investasinya di wilayah Kabupaten Lamandau dalam berbagai sektor pemba

Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan

Tujuan Eksternal merupakan tujuan-tujuan pengembangan wilayah yang dirumuskan

berkaitan dengan peran Kabupaten dalam konstelasi wilayah yang lebih luas a

Wilayah Kabupaten Lamandau dengan wilayah-wilayah kabupaten lainnya atau dengan

wilayah yang lebih makro, yaitu baik dalam Sistem RTRWN, Rencana Tata Ruang

Pulau Kalimantan dan Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam konteks sistem pengembangan tata ruang wilayah secara Nasional,

Kabupaten Lamandau terdapat pada klasifikasi tingkat permukiman Kawasan Bagian

Tengah / Transisi. Kawasan Bagian Tengah / Transisi adalah merupakan kawasan

yang mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul

perantara untuk kawasan bagian belakang atau hulu. Simpul-simpul tersebut adalah

Sambas, Mempawah, Sanggau, Bengkayang, Ngabang, Sintang, Putusibau

(Kalimantan Barat), Marabahan, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung (Kalimantan

Selatan) Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Nanga Bulik, Lamandau (Provinsi

Kalimantan Tengah), Sendawar, Tenggarong, Malinau (Provinsi Kalimantan Timur).

Sedangkan dalam kontek Regional dan nasional berdasarkan PP No. 26

Tahun 2008 tentang RTRWN, Kabupaten Lamandau termasuk ke dalam Hinterland

2013

lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan dalam program pembangunan untuk tercapainya

yah Kabupaten

Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Lamandau,

Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan lindung dan pemanfaatan

program pembangunan di wilayah

Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha untuk menanamkan

investasinya di wilayah Kabupaten Lamandau dalam berbagai sektor pembangunan.

Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan

tujuan pengembangan wilayah yang dirumuskan

berkaitan dengan peran Kabupaten dalam konstelasi wilayah yang lebih luas antara

wilayah kabupaten lainnya atau dengan

wilayah yang lebih makro, yaitu baik dalam Sistem RTRWN, Rencana Tata Ruang

pengembangan tata ruang wilayah secara Nasional,

Kabupaten Lamandau terdapat pada klasifikasi tingkat permukiman Kawasan Bagian

Tengah / Transisi. Kawasan Bagian Tengah / Transisi adalah merupakan kawasan

pat dikatakan sebagai simpul

simpul tersebut adalah

Sambas, Mempawah, Sanggau, Bengkayang, Ngabang, Sintang, Putusibau

(Kalimantan Barat), Marabahan, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung (Kalimantan

Selatan) Buntok, Muara Teweh, Kasongan, Nanga Bulik, Lamandau (Provinsi

Kalimantan Tengah), Sendawar, Tenggarong, Malinau (Provinsi Kalimantan Timur).

Sedangkan dalam kontek Regional dan nasional berdasarkan PP No. 26

dalam Hinterland

Page 17: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Kawasan Andalan Sampit

pusat perkembangan unggulan pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri

dan pariwisata.

2. Kabupaten Lamandau terdapat pada Pusat Kegia

Wilayahnya adalah Pangkalan Bun, Arahan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal

(PKL) yang meliputi :

- Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung

sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di seki

- Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan

dengan kawasan perdesaan yang saling menguntungkan

Sesuai dengan kebijakan

Pengembangan Wilayah Eksternal Kabupaten Lamandau ad

1. Merupakan Wilayah yang harus diprioritaskan pernbangunannya karena berada

dalam Kawasan Bagian Tengah / Transisi yang merupakan kawasan yang

mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul

perantara untuk kawasan bagian

2. Sebagai kawasan yang termasuk dalam Hinterland Kawasan Andalan Sambun

(Sampit Pangkalan Bun) dengan arahan perkembangan sebagai pusat perkembangan

unggulan Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, industri dan pariwisata.

Dengan hal tersebut maka Kabupaten Lamandau guna mendukung Kawasan

Andalan Sambung Raya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui

potensi unggulan yaitu pertanian dengan meningkatkan infrastruktur pertanian.

3. Sebagai Pusat Kegiatan Lokal di tingkat

diharapkan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana yang mendukung

kegiatan sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di sekitarnya.

B. Tujuan Internal

Mengacu kepada Undang

tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penataan tata ruang wilayah Kabupaten

Lamandau adalah :"Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau dalam

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kawasan Andalan Sampit-Pangkalan Bun dengan arahan perkembangan sebagai

pusat perkembangan unggulan pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri

Kabupaten Lamandau terdapat pada Pusat Kegiatan Lokal, dengan Pusat Kegiatan

Wilayahnya adalah Pangkalan Bun, Arahan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal

Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung

sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di sekitarnya.

Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan

dengan kawasan perdesaan yang saling menguntungkan

Sesuai dengan kebijakan-kebijakan tersebut diatas maka tujuan

Pengembangan Wilayah Eksternal Kabupaten Lamandau adalah:

Merupakan Wilayah yang harus diprioritaskan pernbangunannya karena berada

dalam Kawasan Bagian Tengah / Transisi yang merupakan kawasan yang

mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul

perantara untuk kawasan bagian belakang atau hulu.

Sebagai kawasan yang termasuk dalam Hinterland Kawasan Andalan Sambun

(Sampit Pangkalan Bun) dengan arahan perkembangan sebagai pusat perkembangan

unggulan Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, industri dan pariwisata.

n hal tersebut maka Kabupaten Lamandau guna mendukung Kawasan

Andalan Sambung Raya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui

potensi unggulan yaitu pertanian dengan meningkatkan infrastruktur pertanian.

Sebagai Pusat Kegiatan Lokal di tingkat provinsi, Kabupaten Lamandau dapat

diharapkan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana yang mendukung

kegiatan sebagai pusat pelayanan kawasan perdesaan di sekitarnya.

Mengacu kepada Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penat

tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penataan tata ruang wilayah Kabupaten

Lamandau adalah :"Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau dalam

2013

Pangkalan Bun dengan arahan perkembangan sebagai

pusat perkembangan unggulan pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri

tan Lokal, dengan Pusat Kegiatan

Wilayahnya adalah Pangkalan Bun, Arahan pengembangan Pusat Kegiatan Lokal

Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana kota yang mendukung fungsi kota

Mendorong terciptanya keterkaitan sosial ekonomi antara kawasan perkotaan

kebijakan tersebut diatas maka tujuan-tujuan

Merupakan Wilayah yang harus diprioritaskan pernbangunannya karena berada

dalam Kawasan Bagian Tengah / Transisi yang merupakan kawasan yang

mempunyai koneksi dengan kawasan hilir atau dapat dikatakan sebagai simpul

Sebagai kawasan yang termasuk dalam Hinterland Kawasan Andalan Sambun

(Sampit Pangkalan Bun) dengan arahan perkembangan sebagai pusat perkembangan

unggulan Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan, industri dan pariwisata.

n hal tersebut maka Kabupaten Lamandau guna mendukung Kawasan

Andalan Sambung Raya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian melalui

potensi unggulan yaitu pertanian dengan meningkatkan infrastruktur pertanian.

provinsi, Kabupaten Lamandau dapat

diharapkan untuk meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana yang mendukung

undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penataan tata ruang wilayah Kabupaten

Lamandau adalah :"Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau dalam

Page 18: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan

senantiasa memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan

bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan

masyarakat".

Dengan mengacu kepada

pengembangan wilayah serta arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkap

diatasnya (RTRWN, RTRWP), Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Lamandau

serta kondisi obyektif wilayah Kabupaten Lamandau yang

permasalahan, maka dapat dirumuskan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah yang

khas untuk Kabupaten Lamandau.

Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

1. Memantapkan fungsi lindung yang ter

terutama berkenaan dengan kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat

(Sempada Sungai, Mata Air dan Danau) maupun kawasan pengembangan sumber

daya air (recharge area).

2. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah

dukung, sehingga bentuk

seimbang/sesuai dengan daya dukung ruang tersebut.

3. Mengembangkan bagian-bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang yang

optimal melalui pengem

cadangan dan kawasan penyangga (buffer zone) yang terpadu dan berkelanjutan,

sesuai dengan daya dukung ruang.

4. Mengembangkan prasarana wilayah, terutama prasarana transportasi sungai guna

merangsang pengembangan kawasan

5. Mengembangkan serta meningkatkan peranan dan fungsi pusat

ada, guna dapat memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin terhadap wilayah

pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas

pelayanan (sosial, ekonomi, pemerintahan) dan prasarana permukiman yang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan

kan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan

bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan

Dengan mengacu kepada Undang-Undang No, 26 Tahun 2007 dan Visi dan Misi

pengembangan wilayah serta arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkap

diatasnya (RTRWN, RTRWP), Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Lamandau

serta kondisi obyektif wilayah Kabupaten Lamandau yang menggambarkan potensi dan

permasalahan, maka dapat dirumuskan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah yang

khas untuk Kabupaten Lamandau.

Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

Memantapkan fungsi lindung yang terletak dalam wilayah Kabupaten Lamandau,

terutama berkenaan dengan kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat

(Sempada Sungai, Mata Air dan Danau) maupun kawasan pengembangan sumber

Mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah, sesuai dengan potensi atau daya

dukung, sehingga bentuk bentuk kegiatan yang memanfaatkan ruang akan

seimbang/sesuai dengan daya dukung ruang tersebut.

bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang yang

optimal melalui pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung inti,

cadangan dan kawasan penyangga (buffer zone) yang terpadu dan berkelanjutan,

sesuai dengan daya dukung ruang.

4. Mengembangkan prasarana wilayah, terutama prasarana transportasi sungai guna

mbangan kawasan-kawasan baru.

5. Mengembangkan serta meningkatkan peranan dan fungsi pusat-pusat kegiatan yang

ada, guna dapat memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin terhadap wilayah

pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas

nomi, pemerintahan) dan prasarana permukiman yang

2013

rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan

kan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan

bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan

Undang No, 26 Tahun 2007 dan Visi dan Misi

pengembangan wilayah serta arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tingkap

diatasnya (RTRWN, RTRWP), Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Lamandau

menggambarkan potensi dan

permasalahan, maka dapat dirumuskan tujuan pengembangan dan fungsi wilayah yang

Adapun tujuan pengembangan wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

letak dalam wilayah Kabupaten Lamandau,

terutama berkenaan dengan kawasan hutan lindung, kawasan lindung setempat

(Sempada Sungai, Mata Air dan Danau) maupun kawasan pengembangan sumber

, sesuai dengan potensi atau daya

bentuk kegiatan yang memanfaatkan ruang akan

bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang yang

bangan kawasan budidaya dan kawasan lindung inti,

cadangan dan kawasan penyangga (buffer zone) yang terpadu dan berkelanjutan,

4. Mengembangkan prasarana wilayah, terutama prasarana transportasi sungai guna

pusat kegiatan yang

ada, guna dapat memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin terhadap wilayah

pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas-fasilitas

nomi, pemerintahan) dan prasarana permukiman yang

Page 19: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, persampahan, listrik,

telekomunikasi dan lain-lainnya).

6. Mengembangkan kawasan yang mulai berkembang, yang memerlukan penanganan

segera yang dimulai dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk

kawasan-kawasan yang tumbuh cepat (Kecamatan Bulik ) dan kawasan kegiatan

perekonomian/produksi (Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau dan Kecamatan

Menthobi Raya), kawasan penunjang sektor ekonomi, kaw

(Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur)

Fungsi dan Peranan Kabupaten Lamandau

Fungsi dan peranan Kabupaten Lamandau untuk 20 tahun mendatang

disesuaikan dengan kebutuhan dan arah perkembangan Kabupaten Lam

pengembangan fungsi kabupaten tersebut mencakup pula sektor

dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal ini digunakan untuk menentukan

penataan ruang wilayah Kabupaten Lamandau.

Adapun strategi untuk pemantapan str

ditentukan oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki

ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional kota

tersebut. Dengan demikian kota yang hirarki jumlah pendudukn

hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena semakin besar, jumlah

penduduk akan diimbangi oleh kelengkapan fasilitas kota.

Struktur Tata Ruang Kabupaten Lamandau

Penentuan struktur tata ruang/hirarki kota di Kabupaten

pada jalur upaya pemantapan

kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau.

Dengan demikian struktur kota

pembangunan antar wilayah. Artinya, adanya keseimbangan pembangunan antara

perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah

sekitar dapat ikut berkembang akibat multiptiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi

pada pusat-pusat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, persampahan, listrik,

lainnya).

6. Mengembangkan kawasan yang mulai berkembang, yang memerlukan penanganan

dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk

kawasan yang tumbuh cepat (Kecamatan Bulik ) dan kawasan kegiatan

perekonomian/produksi (Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau dan Kecamatan

Menthobi Raya), kawasan penunjang sektor ekonomi, kawasan tertinggal

(Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur)

Fungsi dan Peranan Kabupaten Lamandau

Fungsi dan peranan Kabupaten Lamandau untuk 20 tahun mendatang

disesuaikan dengan kebutuhan dan arah perkembangan Kabupaten Lamandau.

pengembangan fungsi kabupaten tersebut mencakup pula sektor-sektor yang strategis

dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal ini digunakan untuk menentukan

penataan ruang wilayah Kabupaten Lamandau.

Adapun strategi untuk pemantapan struktur kota dalam jangka panjang,

ditentukan oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki

ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional kota

tersebut. Dengan demikian kota yang hirarki jumlah penduduknya lebih tinggi dari

hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena semakin besar, jumlah

penduduk akan diimbangi oleh kelengkapan fasilitas kota.

Struktur Tata Ruang Kabupaten Lamandau

Penentuan struktur tata ruang/hirarki kota di Kabupaten Lamandau didasarkan

pada jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan

kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau.

Dengan demikian struktur kota-kota ini diarahkan pada tujuan keseimbangan

mbangunan antar wilayah. Artinya, adanya keseimbangan pembangunan antara

perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah

sekitar dapat ikut berkembang akibat multiptiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi

usat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi

2013

dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, persampahan, listrik,

6. Mengembangkan kawasan yang mulai berkembang, yang memerlukan penanganan

dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk

kawasan yang tumbuh cepat (Kecamatan Bulik ) dan kawasan kegiatan

perekonomian/produksi (Kecamatan Sematu Jaya, Lamandau dan Kecamatan

asan tertinggal

(Kecamatan Batang Kawa, Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Bulik Timur)

Fungsi dan peranan Kabupaten Lamandau untuk 20 tahun mendatang

andau. Didalam

sektor yang strategis

dan berkaitan dengan kawasan yang strategis. Hal ini digunakan untuk menentukan

uktur kota dalam jangka panjang,

ditentukan oleh proporsi jumlah penduduk di masa yang akan datang, dimana hirarki

ukuran jumlah penduduk mempunyai bobot lebih tinggi dari hirarki fungsional kota

ya lebih tinggi dari

hirarki fungsional akan mempunyai urutan lebih tinggi, karena semakin besar, jumlah

Lamandau didasarkan

pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategi dan

kebijaksanaan pengembangan peta struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lamandau.

kota ini diarahkan pada tujuan keseimbangan

mbangunan antar wilayah. Artinya, adanya keseimbangan pembangunan antara

perkembangan wilayah pusat, wilayah transisi, dan wilayah belakang sehingga wilayah

sekitar dapat ikut berkembang akibat multiptiplier effect dari sistem kegiatan ekonomi

usat pengembangan. Untuk menciptakan kondisi ini, maka struktur ekonomi

Page 20: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor

tersier.

Disamping berdasarkan aspek administrasi, faktor yang juga harus

dipertimbangkan dalam penataa

hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional yang berdasarkan pada kelengkapan

serta besaran daerah pelayanan dari fasilitas dan utilitas yang ada di masing

wilayah.

Sistem Pusat-pusat Pertumbuh

Pusat-pusat pengembangan suatu wilayah merupakan satu kesatuan mekanisme

pengembangan pusat-pusat adalah orientasi pengembangan bagi pusat

kecil, agar memudahkan dalam indikasi cakupan pengaruh pelayanan maka digunakan

batasan administrasi wilayah.

Sistem pusat-pusat yang ada di Kabupaten Lamandau berdasarkan hasil analisis

struktur tata ruang terbentuk oleh adanya beberapa pertimbangan, meliputi pertimbangan

kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota

kebijaksanaan pengembangan kota. Berdasarkan faktor

tersebut diatas, maka struktur terhadap pusat

pertumbuhan yang diidentifikasi berdasarkan fungsinya, meliputi :

a. Pusat-pusat yang berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah belakang (hinterland

service).

b. Pusat-pusat yang berfungsi sebagai pusat perhubungan antar wilayah.

c. Pusat-pusat yang berfungsi sebagai pusat pengolahan atau industri.

d. Pusat-pusat yang berfungsi seba

Disamping itu juga tak lepas dari pertimbangan

terhadap pusat-pusat pertumbuhan teridentifikasi adanya :

1. Pusat-pusat yang dikelompokkan berdasarkan wilayah pembangunan, yang masing

masing memiliki pusat

wilayahnya. Dalam hal ini terbagi atas :

a. Wilayah Pembangunan Timur.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor

Disamping berdasarkan aspek administrasi, faktor yang juga harus

dipertimbangkan dalam penataan struktur tata ruang Kabupaten Lamandau ini adalah

hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional yang berdasarkan pada kelengkapan

serta besaran daerah pelayanan dari fasilitas dan utilitas yang ada di masing

pusat Pertumbuhan

pusat pengembangan suatu wilayah merupakan satu kesatuan mekanisme

pusat adalah orientasi pengembangan bagi pusat-pusat yang lebih

kecil, agar memudahkan dalam indikasi cakupan pengaruh pelayanan maka digunakan

asi wilayah.

pusat yang ada di Kabupaten Lamandau berdasarkan hasil analisis

struktur tata ruang terbentuk oleh adanya beberapa pertimbangan, meliputi pertimbangan

kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota

kebijaksanaan pengembangan kota. Berdasarkan faktor-faktor pertimbangan seperti

tersebut diatas, maka struktur terhadap pusat-pusat teridentifikasi adanya pusat

pertumbuhan yang diidentifikasi berdasarkan fungsinya, meliputi :

g berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah belakang (hinterland

pusat yang berfungsi sebagai pusat perhubungan antar wilayah.

pusat yang berfungsi sebagai pusat pengolahan atau industri.

pusat yang berfungsi sebagai tempat permukiman.

Disamping itu juga tak lepas dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka struktur

pusat pertumbuhan teridentifikasi adanya :

pusat yang dikelompokkan berdasarkan wilayah pembangunan, yang masing

memiliki pusat-pusat pertumbuhan dalam rangka mengembangkan

wilayahnya. Dalam hal ini terbagi atas :

Wilayah Pembangunan Timur.

2013

yang mantap dan seimbang diperlukan diantara sektor primer, sekunder, dan sektor

Disamping berdasarkan aspek administrasi, faktor yang juga harus

n struktur tata ruang Kabupaten Lamandau ini adalah

hirarki jumlah penduduk dan hirarki fungsional yang berdasarkan pada kelengkapan

serta besaran daerah pelayanan dari fasilitas dan utilitas yang ada di masing-masing

pusat pengembangan suatu wilayah merupakan satu kesatuan mekanisme

pusat yang lebih

kecil, agar memudahkan dalam indikasi cakupan pengaruh pelayanan maka digunakan

pusat yang ada di Kabupaten Lamandau berdasarkan hasil analisis

struktur tata ruang terbentuk oleh adanya beberapa pertimbangan, meliputi pertimbangan

kesatuan ekologi, perkembangan fisik/ruang yang terjadi, identifikasi kota-kota dan

faktor pertimbangan seperti

pusat teridentifikasi adanya pusat-pusat

g berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah belakang (hinterland

pertimbangan tersebut, maka struktur

pusat yang dikelompokkan berdasarkan wilayah pembangunan, yang masing-

pusat pertumbuhan dalam rangka mengembangkan

Page 21: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

b. Wilayah Pembangunan Tengah

c. Wilayah Pembangunan Barat

2. Pusat-pusat kegiatan yang difungsikan atas kebijaksanaan

wilayah. Berdasarkan arahan pengembangan pusat

Lamandau maka pusat-pusat di wilayah ini terbagi atas kelompok :

a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk tingkat Kabupaten Lamandau; di Kota

Nanga Bulik

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani wilayah disekitarnya serta

wilayahnya sendiri; Sematu Jaya, Tapin Bini dan Kudangan, Menhtobi Raya,

Belantikan Raya, dan Kecamatan batang Kawa.

c. Pusat Kegiatan Desa (DPP) yang berfungsi melayani wilayahnya

tersebar di setiap wilayah desa Kabupaten Lamandau.

Dasar Pertimbangan

Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek

pengembangan di wilayah Kabupaten Lamandau baik dari aspek fisik, sumber daya

alam (SDA) ekonomi dan sistem prasarana wilayah. Dan pertimbangan terhadap tujuan

tujuan eksternal(kebijakan makro) serta tujuan internal Pengembangan Wilayah

Kabupaten Lamandau, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten

Lamandau yang menjadi dasar perumusan stru

diarahkan :

Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas,

Pengembangan Lahan di wilayah timur hendaknya dapat menjadi pendukung

wilayah tengah dan barat

Pengembangan Wilayah tengah, harus diperhatik

interaksi antara wilayah timur dan barat menjadi lancar. Demikian juga sebagian

wilayahnya sebagai daerah perlindungan dibawahnya.

Pengembangan lahan di wilayah barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena

terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya.

Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor

Pertanian sebagai sektor penggerak.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Wilayah Pembangunan Tengah

Wilayah Pembangunan Barat

pusat kegiatan yang difungsikan atas kebijaksanaan dan arahan pengembangan

wilayah. Berdasarkan arahan pengembangan pusat-pusat yang ada di Kabupaten

pusat di wilayah ini terbagi atas kelompok :

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk tingkat Kabupaten Lamandau; di Kota

sat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani wilayah disekitarnya serta

wilayahnya sendiri; Sematu Jaya, Tapin Bini dan Kudangan, Menhtobi Raya,

Belantikan Raya, dan Kecamatan batang Kawa.

Pusat Kegiatan Desa (DPP) yang berfungsi melayani wilayahnya

tersebar di setiap wilayah desa Kabupaten Lamandau.

Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek

pengembangan di wilayah Kabupaten Lamandau baik dari aspek fisik, sumber daya

dan sistem prasarana wilayah. Dan pertimbangan terhadap tujuan

tujuan eksternal(kebijakan makro) serta tujuan internal Pengembangan Wilayah

Kabupaten Lamandau, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten

Lamandau yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan

Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas,

Pengembangan Lahan di wilayah timur hendaknya dapat menjadi pendukung

Pengembangan Wilayah tengah, harus diperhatikan karena akan menyebabkan

interaksi antara wilayah timur dan barat menjadi lancar. Demikian juga sebagian

wilayahnya sebagai daerah perlindungan dibawahnya.

Pengembangan lahan di wilayah barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena

ngsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya.

Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor

Pertanian sebagai sektor penggerak.

2013

dan arahan pengembangan

pusat yang ada di Kabupaten

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk tingkat Kabupaten Lamandau; di Kota

sat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani wilayah disekitarnya serta

wilayahnya sendiri; Sematu Jaya, Tapin Bini dan Kudangan, Menhtobi Raya,

Pusat Kegiatan Desa (DPP) yang berfungsi melayani wilayahnya sendiri,

Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek

pengembangan di wilayah Kabupaten Lamandau baik dari aspek fisik, sumber daya

dan sistem prasarana wilayah. Dan pertimbangan terhadap tujuan-

tujuan eksternal(kebijakan makro) serta tujuan internal Pengembangan Wilayah

Kabupaten Lamandau, maka pada dasarnya pengembangan kegiatan di Kabupaten

ktur ruang harus mempertimbangkan

Pengembangan Lahan di wilayah timur hendaknya dapat menjadi pendukung

an karena akan menyebabkan

interaksi antara wilayah timur dan barat menjadi lancar. Demikian juga sebagian

Pengembangan lahan di wilayah barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena

ngsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya.

Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor

Page 22: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,

meskipun dengan skala yang lebih rendah

Alternatif Skenario

Kondisi yang diharapkan di masa datang :

Perlu diupayakan pembangunan yang sistematis, berkelanjutan dengan kualitas

potensial SDA, SDM dan SDB untuk mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat.

Perlu pemantapan pemerintahan yang baik melalui eksekutif, legislatif maupun

yudikatif, mampu memenuhi dan melayani kepentingan masyarakatnya.

Perlu memanfaatkan potensi

A. SKENARIO I (Sesuai Kecenderungan Perkembanga

Konstan)

Skenario ini berorientasi pada pembangunan wilayah mengikuti kecenderungan

dan pembagian sistem pusat pelayanan. Skenario struktur Perwilayahan dengan asumsi

sbb :

1. Pembagian Wilayah pembangunan lebih berorientasi pada pembag

Administrasi;

2. Setiap wilayah Pembangunan dibatasi oleh wilayah administrasi Kecamatan, yaitu :

SWP Timur terdiri dari Kecamatan Buli, Kecamatan Sematu Jaya, Bulik Timur

dan Kecamatan Menthobi Raya ;

SWP Tengah yaitu Kecamatan Lamandaudan

SWP Barat terdiri dari Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa ;

3. Penentuan pusat dilakukan pada Kecamatan Bulik yang terletak di Kawasan

Strategis dengan akses yang lancar, selain juga mempertimbangkan kelengkapan

fasilitas, sarana dan prasarana pendukung aksesibilitas.

Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor Pertanian) yang diharapkan

mampu menjadi sektor penggerak sektor

Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar

secara bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,

dengan skala yang lebih rendah

Kondisi yang diharapkan di masa datang :

Perlu diupayakan pembangunan yang sistematis, berkelanjutan dengan kualitas

potensial SDA, SDM dan SDB untuk mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat.

antapan pemerintahan yang baik melalui eksekutif, legislatif maupun

yudikatif, mampu memenuhi dan melayani kepentingan masyarakatnya.

Perlu memanfaatkan potensi-potensi yang terkandung di Kabupaten Lamandau.

SKENARIO I (Sesuai Kecenderungan Perkembangan Wilayah/Skenario

Skenario ini berorientasi pada pembangunan wilayah mengikuti kecenderungan

dan pembagian sistem pusat pelayanan. Skenario struktur Perwilayahan dengan asumsi

Pembagian Wilayah pembangunan lebih berorientasi pada pembagian Wilayah

Setiap wilayah Pembangunan dibatasi oleh wilayah administrasi Kecamatan, yaitu :

SWP Timur terdiri dari Kecamatan Buli, Kecamatan Sematu Jaya, Bulik Timur

dan Kecamatan Menthobi Raya ;

SWP Tengah yaitu Kecamatan Lamandaudan Belantikan Raya;

SWP Barat terdiri dari Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa ;

Penentuan pusat dilakukan pada Kecamatan Bulik yang terletak di Kawasan

Strategis dengan akses yang lancar, selain juga mempertimbangkan kelengkapan

sarana dan prasarana pendukung aksesibilitas.

Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor Pertanian) yang diharapkan

mampu menjadi sektor penggerak sektor-sektor lainnya.

Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar

bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.

2013

Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,

Perlu diupayakan pembangunan yang sistematis, berkelanjutan dengan kualitas

potensial SDA, SDM dan SDB untuk mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat.

antapan pemerintahan yang baik melalui eksekutif, legislatif maupun

potensi yang terkandung di Kabupaten Lamandau.

n Wilayah/Skenario

Skenario ini berorientasi pada pembangunan wilayah mengikuti kecenderungan

dan pembagian sistem pusat pelayanan. Skenario struktur Perwilayahan dengan asumsi

ian Wilayah

Setiap wilayah Pembangunan dibatasi oleh wilayah administrasi Kecamatan, yaitu :

SWP Timur terdiri dari Kecamatan Buli, Kecamatan Sematu Jaya, Bulik Timur

SWP Barat terdiri dari Kecamatan Delang dan Kecamatan Batang Kawa ;

Penentuan pusat dilakukan pada Kecamatan Bulik yang terletak di Kawasan

Strategis dengan akses yang lancar, selain juga mempertimbangkan kelengkapan

Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor Pertanian) yang diharapkan

Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar

bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.

Page 23: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor / subsektor yang

diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/

multiplier efek yang tinggi.

Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap,

berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu

menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga

perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama

Tahap pertama : pembangunan sarana prasarana transport/komunikasi.

Tahap kedua : peningkatan kualitas potensi unggulan dan peningkatan Kualitas

& kuantitas produk pertanian pendukungnya

Tahap ketiga : pembinaan sumber daya manusia kearah agroiwisata k

pertanian dalam arti luas untuk mendukung pariwisata

Tahap keempat : pengembangan akses ke pemasaran produksi potensi lokal

orientasi global

B. SKENARIO II ( Moderat ) Terjadi Percepatan Pengembangan Wilayah

Dengan penyusunan program pengembang

Pemecahan masalah pengembangan sarana prasarana transport ke seluruh wilayah

untuk pengembangan SDA sebagai prioritas program pengembangan sektoral.

Peningkatan kualitas, kemampuan SDM petani, pengolah, pengangkut pedagang dan

pengusaha, dengan bekerja sama para tenaga ahli.

Penerapan teknologi peningkatan produk pada sektor unggulan yaitu pemilihan

sektor yang berkontribusi besar menyerap tenaga kerja, menghasilkan kualitas dan

kuantitas produk yang dibutuhkan pasar global.

Metode pengembangan dengan pemasukan permodalan dalam jumlah relatif besar

baik modal asing maupun domestik, disertakan pembinaan penyuluhan untuk

peningkatan produk yang berkualitas.

Metode pengembangan melalui pembangunan sistem transportasi terpadu darat,

laut/sungai, udara sebagai suatu konsekuensi perluasan pemasaran produk pertanian.

Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan serentak beberapa

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor / subsektor yang

diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/

multiplier efek yang tinggi.

ngan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap,

berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu

menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga

perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama.

pembangunan sarana prasarana transport/komunikasi.

peningkatan kualitas potensi unggulan dan peningkatan Kualitas

& kuantitas produk pertanian pendukungnya

pembinaan sumber daya manusia kearah agroiwisata k

pertanian dalam arti luas untuk mendukung pariwisata

pengembangan akses ke pemasaran produksi potensi lokal

orientasi global

SKENARIO II ( Moderat ) Terjadi Percepatan Pengembangan Wilayah

Dengan penyusunan program pengembangan ekonomi, melalui :

Pemecahan masalah pengembangan sarana prasarana transport ke seluruh wilayah

untuk pengembangan SDA sebagai prioritas program pengembangan sektoral.

Peningkatan kualitas, kemampuan SDM petani, pengolah, pengangkut pedagang dan

pengusaha, dengan bekerja sama para tenaga ahli.

Penerapan teknologi peningkatan produk pada sektor unggulan yaitu pemilihan

sektor yang berkontribusi besar menyerap tenaga kerja, menghasilkan kualitas dan

kuantitas produk yang dibutuhkan pasar global.

ode pengembangan dengan pemasukan permodalan dalam jumlah relatif besar

baik modal asing maupun domestik, disertakan pembinaan penyuluhan untuk

peningkatan produk yang berkualitas.

Metode pengembangan melalui pembangunan sistem transportasi terpadu darat,

laut/sungai, udara sebagai suatu konsekuensi perluasan pemasaran produk pertanian.

Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan serentak beberapa

2013

Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor / subsektor yang

diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/

ngan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap,

berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu

menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga

pembangunan sarana prasarana transport/komunikasi.

peningkatan kualitas potensi unggulan dan peningkatan Kualitas

pembinaan sumber daya manusia kearah agroiwisata kegiatan

pertanian dalam arti luas untuk mendukung pariwisata

pengembangan akses ke pemasaran produksi potensi lokal

SKENARIO II ( Moderat ) Terjadi Percepatan Pengembangan Wilayah

Pemecahan masalah pengembangan sarana prasarana transport ke seluruh wilayah

untuk pengembangan SDA sebagai prioritas program pengembangan sektoral.

Peningkatan kualitas, kemampuan SDM petani, pengolah, pengangkut pedagang dan

Penerapan teknologi peningkatan produk pada sektor unggulan yaitu pemilihan

sektor yang berkontribusi besar menyerap tenaga kerja, menghasilkan kualitas dan

ode pengembangan dengan pemasukan permodalan dalam jumlah relatif besar

baik modal asing maupun domestik, disertakan pembinaan penyuluhan untuk

Metode pengembangan melalui pembangunan sistem transportasi terpadu darat,

laut/sungai, udara sebagai suatu konsekuensi perluasan pemasaran produk pertanian.

Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan serentak beberapa

Page 24: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

faktor, berjalan dari kawasan terpilih jangka pendek, karena keterpaduan penunjang

pembangunan terhadap SDM, teknologi, biaya, prasarana sarana dasar, berpangkal

pada sektor unggulan sampai ke pasar global.

Kawasan prioritas dimaksudkan sebagai kawasan cepat berkembang dan mulai

berkembang diharapkan menjadi kawasan pembangunan ekonomi terpadu

Kabupaten Lamandau.

Susunan program pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan

ekonomi, dalam proses pembangunan pelaksanaan program, perlu disertai dengan

pemantapan pemerintahan yang baik, terpadunya tugas legislatif, eksekutif dan yudikatif

bagi kepentingan masyarakat umumnya. Dukungan kondisi sosial ekonomi saat ini yang

menjadi dasar perkembangan ekonomi wilayah kabupaten dimasa datang adalah :

Potensi wilayah

Komposisi penduduk

Angka harapan hidup, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan pen

Kabupaten Lamandau yang relatif cukup baik

Seks ratio

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau yang mempunyai kecenderungan yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun selama periode tahun 2004

pertumbuhan rata-rata mencapai 13%. Hal i

perkembangan ekonomi yang semakin baik.

Terjadi peningkatan perubahan struktur pertanian dari sektor primer ke sektor

sekunder dan tersier, dan masih tetap sektor pertanian tetap memiliki kontribusi

terbesar terhadap PDRB Kabupa

Transportasi jalan sudah di usahakan dapat menjangkau seluruh wilayah di

Kabupaten Lamandau, sekalipun sebagian besar tidak dalam kondisi baik.

C. Skenario III : (Optimis)

Pertumbuhan Wilayah dengan banyak pusat dan dengan Orde Kota yang tidak

terlalu tinggi diharapkan akan mempercepat pertumbuhan Wilayah. Skenario 3 ini

merupakan pengembangan dari Skenario 2. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut

memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk dikembangkan sebagai pusat baru

dan orientasi pergerakan ke arah wilayah belakangnya lebih baik.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

faktor, berjalan dari kawasan terpilih jangka pendek, karena keterpaduan penunjang

terhadap SDM, teknologi, biaya, prasarana sarana dasar, berpangkal

pada sektor unggulan sampai ke pasar global.

Kawasan prioritas dimaksudkan sebagai kawasan cepat berkembang dan mulai

berkembang diharapkan menjadi kawasan pembangunan ekonomi terpadu

Susunan program pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan

ekonomi, dalam proses pembangunan pelaksanaan program, perlu disertai dengan

pemantapan pemerintahan yang baik, terpadunya tugas legislatif, eksekutif dan yudikatif

i kepentingan masyarakat umumnya. Dukungan kondisi sosial ekonomi saat ini yang

menjadi dasar perkembangan ekonomi wilayah kabupaten dimasa datang adalah :

Angka harapan hidup, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan pen

Kabupaten Lamandau yang relatif cukup baik

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau yang mempunyai kecenderungan yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun selama periode tahun 2004-2009 dengan laju

rata mencapai 13%. Hal ini menunjukkan adanya trend

perkembangan ekonomi yang semakin baik.

Terjadi peningkatan perubahan struktur pertanian dari sektor primer ke sektor

sekunder dan tersier, dan masih tetap sektor pertanian tetap memiliki kontribusi

terbesar terhadap PDRB Kabupaten Lamandau

Transportasi jalan sudah di usahakan dapat menjangkau seluruh wilayah di

Kabupaten Lamandau, sekalipun sebagian besar tidak dalam kondisi baik.

Skenario III : (Optimis)

Pertumbuhan Wilayah dengan banyak pusat dan dengan Orde Kota yang tidak

terlalu tinggi diharapkan akan mempercepat pertumbuhan Wilayah. Skenario 3 ini

merupakan pengembangan dari Skenario 2. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut

memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk dikembangkan sebagai pusat baru

i pergerakan ke arah wilayah belakangnya lebih baik.

2013

faktor, berjalan dari kawasan terpilih jangka pendek, karena keterpaduan penunjang

terhadap SDM, teknologi, biaya, prasarana sarana dasar, berpangkal

Kawasan prioritas dimaksudkan sebagai kawasan cepat berkembang dan mulai

berkembang diharapkan menjadi kawasan pembangunan ekonomi terpadu

Susunan program pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan

ekonomi, dalam proses pembangunan pelaksanaan program, perlu disertai dengan

pemantapan pemerintahan yang baik, terpadunya tugas legislatif, eksekutif dan yudikatif

i kepentingan masyarakat umumnya. Dukungan kondisi sosial ekonomi saat ini yang

menjadi dasar perkembangan ekonomi wilayah kabupaten dimasa datang adalah :

Angka harapan hidup, yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau yang mempunyai kecenderungan yang

2009 dengan laju

ni menunjukkan adanya trend

Terjadi peningkatan perubahan struktur pertanian dari sektor primer ke sektor

sekunder dan tersier, dan masih tetap sektor pertanian tetap memiliki kontribusi

Transportasi jalan sudah di usahakan dapat menjangkau seluruh wilayah di

Kabupaten Lamandau, sekalipun sebagian besar tidak dalam kondisi baik.

Pertumbuhan Wilayah dengan banyak pusat dan dengan Orde Kota yang tidak

terlalu tinggi diharapkan akan mempercepat pertumbuhan Wilayah. Skenario 3 ini

merupakan pengembangan dari Skenario 2. Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut

memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk dikembangkan sebagai pusat baru

Page 25: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Konsep Pengembangan Ruang Wilaya

Memperhatikan pola pemanfaatan ruang yang ada, kebijakan pembangunan yang

telah ditetapkan, daya-dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara

keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam

penyusunan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lamandau ke depan

adalah “Konsep Agropolitan”. Masing

direncanakan diasumsikan sebagai sebuah Agropolitan yang terdiri dari pusat kegiatan

yang dikelilingi oleh kawasan pertanian.

Walaupun pada dasarnya hampir semua kabupaten di Indonesia merupakan

agropolitan, namun secara konseptual tidak diiringi dengan langkah

Penentuan dan pengembangan perwilayahan ekonomi yang mengacu kepada potensi

sumberdaya dominan dan unggulan.

Pemerataan dalam memanfaatkan sumberdaya dan kesamaan dalam memperoleh

akses ke kelompok-kelompok sosial

Mengacu kepada kons

pengembangan 'agropolitan', untuk mengoptimalkan perkembangan daerah baru perlu

dikembangkan suatu strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersebut.

Strategi kebutuhan dasar (basic needs

Friedmann dan M. Douglass (1975) merupakan pengembangan dari konsep kutub

pertumbuhan dan pusat pertumbuhan (growth poles and growth centers concept) yang

dinilai kurang mengikuti pertumbuhan global yang terjadi, teruta

penduduk di negara yang sedang berkembang. Implementasi dari strategi kebutuhan

dasar tersebut dituangkan dalam bentuk Pendekatan Kota Pertanian (The Agropolitan

Approachl. Terdapat 4 (empat) elemen utama dalam Pendekatan Pengembangan

Agropolitan, yaitu :

a) Kondisi Dasar Yang Ingin Diwujudkan (the basic conditions for its realization,

dalam bentuk:

Perwilayahan yang jelas.

Kebersamaan dalam memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki.

Kesamaan akses ke kekuatan sosial yang ada.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Konsep Pengembangan Ruang Wilayah

Memperhatikan pola pemanfaatan ruang yang ada, kebijakan pembangunan yang

dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara

keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam

penyusunan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lamandau ke depan

adalah “Konsep Agropolitan”. Masing-masing pusat pengembangan wilayah yang

n sebagai sebuah Agropolitan yang terdiri dari pusat kegiatan

yang dikelilingi oleh kawasan pertanian.

Walaupun pada dasarnya hampir semua kabupaten di Indonesia merupakan

agropolitan, namun secara konseptual tidak diiringi dengan langkah-langkah :

an dan pengembangan perwilayahan ekonomi yang mengacu kepada potensi

sumberdaya dominan dan unggulan.

Pemerataan dalam memanfaatkan sumberdaya dan kesamaan dalam memperoleh

kelompok sosial-ekonomi-politik yang dominan.

Mengacu kepada konsep awal yang selama ini dijadikan sebagai referensi dalam

pengembangan 'agropolitan', untuk mengoptimalkan perkembangan daerah baru perlu

dikembangkan suatu strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersebut.

Strategi kebutuhan dasar (basic needs strategi) yang dikemukakan oleh John

Friedmann dan M. Douglass (1975) merupakan pengembangan dari konsep kutub

pertumbuhan dan pusat pertumbuhan (growth poles and growth centers concept) yang

dinilai kurang mengikuti pertumbuhan global yang terjadi, terutama pertumbuhan

penduduk di negara yang sedang berkembang. Implementasi dari strategi kebutuhan

dasar tersebut dituangkan dalam bentuk Pendekatan Kota Pertanian (The Agropolitan

Approachl. Terdapat 4 (empat) elemen utama dalam Pendekatan Pengembangan

Kondisi Dasar Yang Ingin Diwujudkan (the basic conditions for its realization,

Perwilayahan yang jelas.

Kebersamaan dalam memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki.

Kesamaan akses ke kekuatan sosial yang ada.

2013

Memperhatikan pola pemanfaatan ruang yang ada, kebijakan pembangunan yang

dukung lahan serta kecenderungan perkembangan wilayah secara

keseluruhan, maka konsep yang dinilai tepat untuk dijadikan sebagai dasar dalam

penyusunan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lamandau ke depan

masing pusat pengembangan wilayah yang

n sebagai sebuah Agropolitan yang terdiri dari pusat kegiatan

Walaupun pada dasarnya hampir semua kabupaten di Indonesia merupakan

langkah :

an dan pengembangan perwilayahan ekonomi yang mengacu kepada potensi

Pemerataan dalam memanfaatkan sumberdaya dan kesamaan dalam memperoleh

ep awal yang selama ini dijadikan sebagai referensi dalam

pengembangan 'agropolitan', untuk mengoptimalkan perkembangan daerah baru perlu

dikembangkan suatu strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersebut.

strategi) yang dikemukakan oleh John

Friedmann dan M. Douglass (1975) merupakan pengembangan dari konsep kutub

pertumbuhan dan pusat pertumbuhan (growth poles and growth centers concept) yang

ma pertumbuhan

penduduk di negara yang sedang berkembang. Implementasi dari strategi kebutuhan

dasar tersebut dituangkan dalam bentuk Pendekatan Kota Pertanian (The Agropolitan

Approachl. Terdapat 4 (empat) elemen utama dalam Pendekatan Pengembangan

Kondisi Dasar Yang Ingin Diwujudkan (the basic conditions for its realization,

Kebersamaan dalam memanfaatkan kekayaan sumberdaya yang dimiliki.

Page 26: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

b) Kerangka Kewilayahan (the territorial framework)

Kawasan (district) Agropolitan merupakan bagian wilayah yang terintegrasi dari

3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang bersifat ekonomi (economic

space) dan ruang yang bersifat sifat politik (political

budaya (cultural space).

c) Pengembangan Produksi (the expansion of production), melalui :

Diversifikasi perwilayahan ekonomi

Pengembangan fisik yang berlebihan harus dibatasi

Perluasan pasar wilayah dan antar

Penanaman modal dengan biaya sendiri

Mengembangkan pengetahuan masyarakat

d) Peraturan Pemerintah (the role of the state)

Dibutuhkan peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan

Agropolitan. Pada dasarnya Konsep/_Pendekatan Agropolitan bertujuan unt

mengikut-sertakan bagian terbesar dari penduduk dalam pem

penduduk di perdesaan. Pengikut

konsumen maupun penduduk sebagai produsen. Dalam pengikutsertaan tersebut

diambil kebijaksanaan untu

Pengertian "kota" dalam konsep ini adalah desa yang tadinya bersifat

tertutup, baik dalam komunikasi maupun perdagangan, dibuat lebih terbuka.

Produksi desa yang tadinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang

paling primer (pangan), sekarang harus dapat mencukupi kebutuhan dasar lainnya

(sandang dan papan). Dengan demikian, pembangunan tidak berorientasi pada

pengembangan sektor industri besar, tetapi lebih ditekankan pada sektor pertanian

dan industri kecil di perdesaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)

penduduk. Selain itu desa juga dibuat terbuka terhadap hubungan

dengan lain, pengembangan inovasi

pengembangan sarana sosial dan lain sebagai

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

ngka Kewilayahan (the territorial framework)

Kawasan (district) Agropolitan merupakan bagian wilayah yang terintegrasi dari

3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang bersifat ekonomi (economic

space) dan ruang yang bersifat sifat politik (political space dan ruang yang bersifat

Pengembangan Produksi (the expansion of production), melalui :

Diversifikasi perwilayahan ekonomi

Pengembangan fisik yang berlebihan harus dibatasi

Perluasan pasar wilayah dan antar-wilayah

Penanaman modal dengan biaya sendiri

Mengembangkan pengetahuan masyarakat

Peraturan Pemerintah (the role of the state)

Dibutuhkan peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan

Agropolitan. Pada dasarnya Konsep/_Pendekatan Agropolitan bertujuan unt

sertakan bagian terbesar dari penduduk dalam pembangunan, yakni

penduduk di perdesaan. Pengikut-sertaan ini berlaku baik bagi penduduk sebagai

konsumen maupun penduduk sebagai produsen. Dalam pengikutsertaan tersebut

diambil kebijaksanaan untuk menjadikan "desa" sebagai "kota".

Pengertian "kota" dalam konsep ini adalah desa yang tadinya bersifat

tertutup, baik dalam komunikasi maupun perdagangan, dibuat lebih terbuka.

Produksi desa yang tadinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang

paling primer (pangan), sekarang harus dapat mencukupi kebutuhan dasar lainnya

(sandang dan papan). Dengan demikian, pembangunan tidak berorientasi pada

pengembangan sektor industri besar, tetapi lebih ditekankan pada sektor pertanian

perdesaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)

penduduk. Selain itu desa juga dibuat terbuka terhadap hubungan-hubungan sosial

dengan lain, pengembangan inovasi-inovasi baru, pengembangan prasarana,

pengembangan sarana sosial dan lain sebagainya.

2013

Kawasan (district) Agropolitan merupakan bagian wilayah yang terintegrasi dari

3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang bersifat ekonomi (economic

space dan ruang yang bersifat

Dibutuhkan peraturan pemerintah untuk mendukung pengembangan

Agropolitan. Pada dasarnya Konsep/_Pendekatan Agropolitan bertujuan untuk

bangunan, yakni

sertaan ini berlaku baik bagi penduduk sebagai

konsumen maupun penduduk sebagai produsen. Dalam pengikutsertaan tersebut

Pengertian "kota" dalam konsep ini adalah desa yang tadinya bersifat

tertutup, baik dalam komunikasi maupun perdagangan, dibuat lebih terbuka.

Produksi desa yang tadinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang

paling primer (pangan), sekarang harus dapat mencukupi kebutuhan dasar lainnya

(sandang dan papan). Dengan demikian, pembangunan tidak berorientasi pada

pengembangan sektor industri besar, tetapi lebih ditekankan pada sektor pertanian

perdesaan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)

hubungan sosial

inovasi baru, pengembangan prasarana,

Page 27: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Dengan arahan pengembangan tersebut diharapkan desa akan tumbuh

menjadi “agropolis” atau kota di kawasan pertanian, sehingga dapat mencegah

terjadinya perpindahan penduduk ke kawasan perkotaan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Dengan arahan pengembangan tersebut diharapkan desa akan tumbuh

menjadi “agropolis” atau kota di kawasan pertanian, sehingga dapat mencegah

terjadinya perpindahan penduduk ke kawasan perkotaan.

2013

Dengan arahan pengembangan tersebut diharapkan desa akan tumbuh

menjadi “agropolis” atau kota di kawasan pertanian, sehingga dapat mencegah

Page 28: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peta 2.3: Rencana pusat layanan Kabupaten Lamandau

Sumber: Draft RTRW Kabupaten Lamandau 2013

KABUPATEN LAMANDAU 2013

ana pusat layanan Kabupaten Lamandau

: Draft RTRW Kabupaten Lamandau 2013

Halaman 41

Page 29: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peta 2.4: Rencana pola ruang Kabupaten Lamandau

Sumber: Draft RTRW Kabupaten Lamandau Tahun 2013

KABUPATEN LAMANDAU 2013

encana pola ruang Kabupaten Lamandau

Draft RTRW Kabupaten Lamandau Tahun 2013

Halaman 42

Page 30: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Strategi Pengembangan Kependudukan

Pertambahan jumlah penduduk di tahun perencanaan dari tahun 2010

mengalami peningkatan yang cukup lumayan besar akan mempengaruhi perkembangan

wilayah perencanaan dan juga laju perkembangan penduduk wilayah ini akan menjadi

sangat cepat, karena dengan dilaksanakann

peluang investasi yang semakin besar dan memberi rangsangan untuk berpindah ke

kabupaten ini.

Perkembangan penduduk yang relatif cukup tinggi tersebut akan berpengaruh terhadap

penyediaan sarana dan prasarana pelayanan

yang mampu mengarahkan perkembangan penduduk. Dengan kondisi laju pertumbuhan

penduduk yang berbeda pada setiap kecamatannya, maka dapat diprediksikan bahwa

jumlah penduduk tertinggi akan terkonsentrasi di Kecam

jumlah penduduk dalam klasifikasi sedang diperkirakan berada di Kecamatan

Lamandau, Sematu Jaya, Delang, dan untuk jumlah penduduk terendah akan tersebar di

Kecamatan Bulik Timur dan Kecamatan Belantikan Raya.

Mengacu pada uraia

wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian laju penduduk dengan batasan jumlah penduduk di setiap wilayah.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang trampil dan b

saing.

3. Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja yang diimbangi dengan

peningkatan produktivitas tenaga kerja.

4. Pengaturan kepadatan penduduk, untuk mengantisipasi terkonsetrasi jumlah

penduduk di suatu wilayah.

Strategi Pengembangan Perek

Letak strategis wilayah Kabupaten Lamandau, mengakibatkan wilayah

Kabupaten Lamandau memiliki nilai strategis dalam konstelasi regional dengan

mengembangkan kegiatan sektor unggulan Kabupaten Lamandau yaitu Perkebunan dan

sektor-sektor pendukung lainya seperti, Pariwisata, Pertambangan dan industri .

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

trategi Pengembangan Kependudukan

penduduk di tahun perencanaan dari tahun 2010

mengalami peningkatan yang cukup lumayan besar akan mempengaruhi perkembangan

wilayah perencanaan dan juga laju perkembangan penduduk wilayah ini akan menjadi

sangat cepat, karena dengan dilaksanakannya pemekaran wilayah akan memberikan

peluang investasi yang semakin besar dan memberi rangsangan untuk berpindah ke

Perkembangan penduduk yang relatif cukup tinggi tersebut akan berpengaruh terhadap

penyediaan sarana dan prasarana pelayanan wilayah, untuk itu diperlukan suatu strategi

yang mampu mengarahkan perkembangan penduduk. Dengan kondisi laju pertumbuhan

penduduk yang berbeda pada setiap kecamatannya, maka dapat diprediksikan bahwa

jumlah penduduk tertinggi akan terkonsentrasi di Kecamatan Bulik. Sedangkan untuk

jumlah penduduk dalam klasifikasi sedang diperkirakan berada di Kecamatan

Lamandau, Sematu Jaya, Delang, dan untuk jumlah penduduk terendah akan tersebar di

Kecamatan Bulik Timur dan Kecamatan Belantikan Raya.

Mengacu pada uraian diatas, maka strategi pengembangan kependudukan di

wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

Pengendalian laju penduduk dengan batasan jumlah penduduk di setiap wilayah.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang trampil dan b

Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja yang diimbangi dengan

peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Pengaturan kepadatan penduduk, untuk mengantisipasi terkonsetrasi jumlah

penduduk di suatu wilayah.

Strategi Pengembangan Perekonomian Regional

Letak strategis wilayah Kabupaten Lamandau, mengakibatkan wilayah

Kabupaten Lamandau memiliki nilai strategis dalam konstelasi regional dengan

mengembangkan kegiatan sektor unggulan Kabupaten Lamandau yaitu Perkebunan dan

dukung lainya seperti, Pariwisata, Pertambangan dan industri .

KABUPATEN LAMANDAU 2013

penduduk di tahun perencanaan dari tahun 2010-2030 yang

mengalami peningkatan yang cukup lumayan besar akan mempengaruhi perkembangan

wilayah perencanaan dan juga laju perkembangan penduduk wilayah ini akan menjadi

ya pemekaran wilayah akan memberikan

peluang investasi yang semakin besar dan memberi rangsangan untuk berpindah ke

Perkembangan penduduk yang relatif cukup tinggi tersebut akan berpengaruh terhadap

wilayah, untuk itu diperlukan suatu strategi

yang mampu mengarahkan perkembangan penduduk. Dengan kondisi laju pertumbuhan

penduduk yang berbeda pada setiap kecamatannya, maka dapat diprediksikan bahwa

atan Bulik. Sedangkan untuk

jumlah penduduk dalam klasifikasi sedang diperkirakan berada di Kecamatan

Lamandau, Sematu Jaya, Delang, dan untuk jumlah penduduk terendah akan tersebar di

n diatas, maka strategi pengembangan kependudukan di

Pengendalian laju penduduk dengan batasan jumlah penduduk di setiap wilayah.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang trampil dan berdaya

Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja yang diimbangi dengan

Pengaturan kepadatan penduduk, untuk mengantisipasi terkonsetrasi jumlah

Letak strategis wilayah Kabupaten Lamandau, mengakibatkan wilayah

Kabupaten Lamandau memiliki nilai strategis dalam konstelasi regional dengan

mengembangkan kegiatan sektor unggulan Kabupaten Lamandau yaitu Perkebunan dan

dukung lainya seperti, Pariwisata, Pertambangan dan industri .

Page 31: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap perubahan struktur kegiatan

ekonomi maupun pola ruang yang ada. Adapun kebijaksanaan pengembangan kegiatan

perekonomian di Kabupaten Lama

1. Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara

usaha kecil, menengah dan besar.

2. Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan

evaluasi kegiatan antar sektor ekonomi.

3. Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.

4. Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang

kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan

kegiatan Usaha Kecil Menen

5. Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala bentuk pengaturan untuk

penyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada

UKM untuk memasuki pasar dan berkembang secara wajar.

6. Peningkatan produksi masyarakat, mel

iklim usaha yang baik dan kondusif.

7. Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi lemah dan

sektor informasi melalui pembinaan teknis, permodalan dan pemasaran.

8. Menciptakan dan meningk

Perkebunan/Pertanian dari wilayah sekitarnya sebagai salah satu lokomotif

penggerak perekonomian wilayah.

Sektor Industri

Strategi pengembangan dan pengelolaan terhadap sektor industri adalah :

Dalam operasionalnya maka disarankan untuk menggunakan semaksimal mungkin

bahan baku lokal dan tenaga kerja lokal.

Menghilangkan atau mengurangi terjadinya polusi lingkungan dan melengkapi unit

pengolahan limbah yang memadai.

Pengembangan kegiatan industri hend

pembangunan kawasan (Kabupaten Lamandau).

Mengembangkan kegiatan usaha industri kecil dan menengah yang mampu mengolah

hasil-hasil perikanan sebagai potensi utama serta bersifat non polutan.

Memanfaatkan potensi kawasan peruntukkan industri untuk meningkatkan nilai

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap perubahan struktur kegiatan

ekonomi maupun pola ruang yang ada. Adapun kebijaksanaan pengembangan kegiatan

perekonomian di Kabupaten Lamandau, diarahkan untuk :

Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara

usaha kecil, menengah dan besar.

Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan

evaluasi kegiatan antar sektor ekonomi.

Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.

Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang

kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan

kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala bentuk pengaturan untuk

penyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada

UKM untuk memasuki pasar dan berkembang secara wajar.

Peningkatan produksi masyarakat, melalui penciptaan lapangan kerja, penciptaan

iklim usaha yang baik dan kondusif.

Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi lemah dan

sektor informasi melalui pembinaan teknis, permodalan dan pemasaran.

Menciptakan dan meningkatkan peluang pasar dalam pemasaran hasil-hasil produksi

Perkebunan/Pertanian dari wilayah sekitarnya sebagai salah satu lokomotif

penggerak perekonomian wilayah.

Strategi pengembangan dan pengelolaan terhadap sektor industri adalah :

operasionalnya maka disarankan untuk menggunakan semaksimal mungkin

bahan baku lokal dan tenaga kerja lokal.

Menghilangkan atau mengurangi terjadinya polusi lingkungan dan melengkapi unit

pengolahan limbah yang memadai.

Pengembangan kegiatan industri hendaknya turut memberikan kontribusi bagi

pembangunan kawasan (Kabupaten Lamandau).

Mengembangkan kegiatan usaha industri kecil dan menengah yang mampu mengolah

hasil perikanan sebagai potensi utama serta bersifat non polutan.

Memanfaatkan potensi kawasan peruntukkan industri untuk meningkatkan nilai

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kondisi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap perubahan struktur kegiatan

ekonomi maupun pola ruang yang ada. Adapun kebijaksanaan pengembangan kegiatan

Pengembangan iklim usaha yang menjamin terciptanya persaingan yang sehat antara

Pemasyarakatan dan penyederhanaan mekanisme perencanaan, pemantauan dan

Pengembangan informasi pasar untuk menjamin pemasaran hasil produksi.

Perumusan dan pelaksanaan regulasi yang memungkinkan terciptanya iklim yang

kondusif bagi investasi, yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan

Penyederhanaan dan peningkatan efisiensi segala bentuk pengaturan untuk

penyelenggaraan usaha, sehingga memberi kesempatan yang lebih besar kepada

alui penciptaan lapangan kerja, penciptaan

Pemberdayaan ekonomi rakyat dan sikap keberpihakan terhadap ekonomi lemah dan

hasil produksi

Perkebunan/Pertanian dari wilayah sekitarnya sebagai salah satu lokomotif

operasionalnya maka disarankan untuk menggunakan semaksimal mungkin

Menghilangkan atau mengurangi terjadinya polusi lingkungan dan melengkapi unit

aknya turut memberikan kontribusi bagi

Mengembangkan kegiatan usaha industri kecil dan menengah yang mampu mengolah

Memanfaatkan potensi kawasan peruntukkan industri untuk meningkatkan nilai

Page 32: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengembangan

kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Perlunya memperhatikan batas ambang pencemaran air dan udara.

Perlu mengadakan treatment limbah cair maupun padat sehingga tidak menimbulkan

dampak lingkungan.

Jaringan jalan memenuhi kebutuhan secara teknis.

Tidak banyak memerlukan air baku.

Sektor Pariwisata

Strategi pengelolaan dan pengembangan terhadap sektor pariwisata adalah sebagai

berikut :

Penataan fasilitas dan utilitas pada setiap obyek wisata yang ada agar dapat menarik

wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara.

Peningkatan prasarana dan sarana transportasi

penyediaan fasilitas akomodasi di sekitarnya.

Operasional kegiatan pariwisata tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

Arahan pengembangan kawasan pariwisata dapat dilakukan melalui :

Pemantapan dan peningkatan pemanfa

berkembang dewasa ini dengan penekanan pada kegiatan yang mempertahankan

kelestarian lingkungan.

Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta peninggalan sejarah.

Menggali objek-objek wisata baru serta memperkenalkan

wisata dan kesenian daerah melalui penyediaan lokasi

Strategi Pengembangan Lingkungan Perumahan

Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor permukiman di Kabupaten

Lamandau antara lain :

Perlu dikendalikan agar permukima

perkotaan dengan tujuan agar lahan tanah pertanian produktif tetap dapat

dipertahankan serta konservasi tanah dan air dapat terjaga dengan baik.

Perkembangannya dibatasi bagi petani atau penduduk setempat.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengembangan

kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

batas ambang pencemaran air dan udara.

Perlu mengadakan treatment limbah cair maupun padat sehingga tidak menimbulkan

Jaringan jalan memenuhi kebutuhan secara teknis.

Tidak banyak memerlukan air baku.

an dan pengembangan terhadap sektor pariwisata adalah sebagai

Penataan fasilitas dan utilitas pada setiap obyek wisata yang ada agar dapat menarik

wisatawan baik lokal, nusantara maupun mancanegara.

Peningkatan prasarana dan sarana transportasi untuk mencapai setiap obyek dan

penyediaan fasilitas akomodasi di sekitarnya.

Operasional kegiatan pariwisata tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

Arahan pengembangan kawasan pariwisata dapat dilakukan melalui :

Pemantapan dan peningkatan pemanfaatan kawasan pariwisata yang telah

berkembang dewasa ini dengan penekanan pada kegiatan yang mempertahankan

Pelestarian sumber daya alam dan lingkungan serta peninggalan sejarah.

objek wisata baru serta memperkenalkan dan memasarkan objek

wisata dan kesenian daerah melalui penyediaan lokasi-lokasi baru.

Strategi Pengembangan Lingkungan Perumahan

Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor permukiman di Kabupaten

Perlu dikendalikan agar permukiman pedesaan tidak berubah menjadi permukiman

perkotaan dengan tujuan agar lahan tanah pertanian produktif tetap dapat

dipertahankan serta konservasi tanah dan air dapat terjaga dengan baik.

Perkembangannya dibatasi bagi petani atau penduduk setempat.

KABUPATEN LAMANDAU 2013

tambah pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang bagi pengembangan

kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Perlu mengadakan treatment limbah cair maupun padat sehingga tidak menimbulkan

an dan pengembangan terhadap sektor pariwisata adalah sebagai

Penataan fasilitas dan utilitas pada setiap obyek wisata yang ada agar dapat menarik

untuk mencapai setiap obyek dan

Operasional kegiatan pariwisata tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.

atan kawasan pariwisata yang telah

berkembang dewasa ini dengan penekanan pada kegiatan yang mempertahankan

dan memasarkan objek

Strategi pengelolaan dan pengembangan sektor permukiman di Kabupaten

n pedesaan tidak berubah menjadi permukiman

perkotaan dengan tujuan agar lahan tanah pertanian produktif tetap dapat

Page 33: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Dapat dikembangkan agro industri keluarga.

Diperkenankan intensifikasi pekarangan bagi penghijauan.

Strategi Pengembangan Transportasi

Transportasi sebagai salah satu motor penggerak dalam mendukung

perekonomian wilayah, harus terus ditingkatkan kinerjanya,

perkembangan tuntunan jaman dan kemajuan teknologi. Dalam sistem prasarana

transportasi di Kabupaten Lamandau, strategi pengembangan prasarana transportasi

yang ditempuh adalah meliputi hal

Peningkatan prasarana transpor

Pengelolaan lalu lintas.

Penambahan armada angkutan dan pengaturan rute.

Pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pada ruas

kawasan-kawasan tertentu.

Perwujudan sistem terminal terpadu.

Pembangunan ruas-ruas jalan penghubung dua atau lebih zona dengan keterkaitan

pergerakan tinggi.

Strategi pengelolaan sistem prasarana transportasi bertujuan untuk :

Terciptanya kelancaran, ketertiban dan keamanan angkutan.

Lancarnya penyaluran hasil produksi, pengembangan

peningkatan kondisi jalan.

Meningkatnya disiplin pengguna jalan.

Program yang dilaksanakan bagi sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :

Pengadaan, perbaikan, dan pemeliharaan rambu

Membangun terminal bis

Sehubungan dengan pengembangan kawasan

perlu dukungan sistem prasarana transportasi wilayah yang akan menghubungkan

kawasan-kawasan tersebut dengan pusat pemasaran yang ada, baik didalam wilayah

maupun diluar wilayah.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

dikembangkan agro industri keluarga.

Diperkenankan intensifikasi pekarangan bagi penghijauan.

trategi Pengembangan Transportasi

Transportasi sebagai salah satu motor penggerak dalam mendukung

perekonomian wilayah, harus terus ditingkatkan kinerjanya, seirama dengan

perkembangan tuntunan jaman dan kemajuan teknologi. Dalam sistem prasarana

transportasi di Kabupaten Lamandau, strategi pengembangan prasarana transportasi

yang ditempuh adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

Peningkatan prasarana transportasi yang sudah ada.

Penambahan armada angkutan dan pengaturan rute.

Pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pada ruas

kawasan tertentu.

Perwujudan sistem terminal terpadu.

jalan penghubung dua atau lebih zona dengan keterkaitan

Strategi pengelolaan sistem prasarana transportasi bertujuan untuk :

Terciptanya kelancaran, ketertiban dan keamanan angkutan.

Lancarnya penyaluran hasil produksi, pengembangan obyek wisata melalui

peningkatan kondisi jalan.

Meningkatnya disiplin pengguna jalan.

Program yang dilaksanakan bagi sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :

Pengadaan, perbaikan, dan pemeliharaan rambu-rambu jalan.

Membangun terminal bis dan sub-sub terminal.

Sehubungan dengan pengembangan kawasan-kawasan pusat produksi diatas, maka

perlu dukungan sistem prasarana transportasi wilayah yang akan menghubungkan

kawasan tersebut dengan pusat pemasaran yang ada, baik didalam wilayah

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Transportasi sebagai salah satu motor penggerak dalam mendukung

seirama dengan

perkembangan tuntunan jaman dan kemajuan teknologi. Dalam sistem prasarana

transportasi di Kabupaten Lamandau, strategi pengembangan prasarana transportasi

Pengawasan dan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi pada ruas-ruas jalan

jalan penghubung dua atau lebih zona dengan keterkaitan

obyek wisata melalui

Program yang dilaksanakan bagi sistem prasarana transportasi adalah sebagai berikut :

kawasan pusat produksi diatas, maka

perlu dukungan sistem prasarana transportasi wilayah yang akan menghubungkan

kawasan tersebut dengan pusat pemasaran yang ada, baik didalam wilayah

Page 34: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Dengan demikian pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk dapat

mendorong perkembangan pusat

wilayah.

Selain itu mengingat pesatnya perkembangan kegiatan dibagian timur perlu

diidentifikasikan dan diteliti untuk kemudian ditingkatkan atau dibangun sistem

transportasi yang dapat mendukung pergerakan orang dan barang.

Strategi Pengembangan Fasilitas

Sebagai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wilayah, ketersediaan

fasilitas sosial merupakan hal yang paling mendasar dalam menyediakan sarana

pelayanan bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi pengembangan

fasilitas sosial diarahkan untuk :

a. Memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dengan lebih meningkatkan pelayana

kepada masyarakat.

b. Penyediaan dan pengembangan fasilitas sosial melalui penyebaran pelayanan di

setiap pusat-pusat pelayanan, baik pada lingkungan permukiman maupun pusat

kegiatan lainnya.

c. Penyebaran setiap jenis fasilitas pelayanan sosial

Lamandau sesuai dengan standar kebutuhan penduduk dan tingkat pelayanannya.

d. Memfungsikan dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis fasilitas sosial yang

sudah ada untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

e. Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial bagi daerah

daerah yang jauh dari jangkauan pelayanan fasilitas yang ada.

Secara rinci, strategi pengembangan fasilitas sosial, adalah sebagai berikut :

A. Fasilitas Pendidikan

Menampung murid usia sekolah di lembaga

Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan informal dan keterampilan di

kalangan masyarakat.

Meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas pendidikan melalui peran serta

masyarakat.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Dengan demikian pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk dapat

mendorong perkembangan pusat-pusat dan kawasan dibagian utara dan selatan

Selain itu mengingat pesatnya perkembangan kegiatan dibagian timur perlu

ikasikan dan diteliti untuk kemudian ditingkatkan atau dibangun sistem

transportasi yang dapat mendukung pergerakan orang dan barang.

asilitas

Sebagai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wilayah, ketersediaan

merupakan hal yang paling mendasar dalam menyediakan sarana

pelayanan bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi pengembangan

fasilitas sosial diarahkan untuk :

Memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dengan lebih meningkatkan pelayana

Penyediaan dan pengembangan fasilitas sosial melalui penyebaran pelayanan di

pusat pelayanan, baik pada lingkungan permukiman maupun pusat

Penyebaran setiap jenis fasilitas pelayanan sosial di seluruh wilayah Kabupaten

Lamandau sesuai dengan standar kebutuhan penduduk dan tingkat pelayanannya.

Memfungsikan dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis fasilitas sosial yang

sudah ada untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial bagi daerah

daerah yang jauh dari jangkauan pelayanan fasilitas yang ada.

Secara rinci, strategi pengembangan fasilitas sosial, adalah sebagai berikut :

Menampung murid usia sekolah di lembaga-lembaga pendidikan.

Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan informal dan keterampilan di

kalangan masyarakat.

Meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas pendidikan melalui peran serta

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Dengan demikian pengembangan sistem transportasi diarahkan untuk dapat

pusat dan kawasan dibagian utara dan selatan

Selain itu mengingat pesatnya perkembangan kegiatan dibagian timur perlu

ikasikan dan diteliti untuk kemudian ditingkatkan atau dibangun sistem

Sebagai salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wilayah, ketersediaan

merupakan hal yang paling mendasar dalam menyediakan sarana

pelayanan bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, maka strategi pengembangan

Memenuhi kebutuhan hidup orang banyak dengan lebih meningkatkan pelayanan

Penyediaan dan pengembangan fasilitas sosial melalui penyebaran pelayanan di

pusat pelayanan, baik pada lingkungan permukiman maupun pusat-pusat

di seluruh wilayah Kabupaten

Lamandau sesuai dengan standar kebutuhan penduduk dan tingkat pelayanannya.

Memfungsikan dan mengoptimalkan penggunaan setiap jenis fasilitas sosial yang

sudah ada untuk lebih dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Memprioritaskan penyediaan lahan untuk pengembangan fasilitas sosial bagi daerah-

Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan informal dan keterampilan di

Meningkatkan kualitas maupun kuantitas fasilitas pendidikan melalui peran serta

Page 35: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Meningkatkan mutu pendidikan dan optimalisasi pelayanan, melalui program

penggabungan sekolah (regrouping).

B. Fasilitas Kesehatan

Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat

desa/kelurahan hingga tingkat kabupaten, baik secara kualitas maupun kuanti

Meningkatkan pemulihan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan terhadap

penyediaan tenaga medis.

Meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan fasilitas kesehatan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

C. Fasilitas Peribadatan

Meningkatkan penyedi

penduduk, berdasarkan rasio penduduk pemeluk agama.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pengembangan fasilitas peribadatan

dengan melibatkan masyarakat.

D. Fasilitas Perdagangan

Penempatan dan penyediaan fasilitas perdagangan diatur berdasarkan skala

kegiatan perdagangan lokal hingga regional dengan melakukan penyebaran pada

sentra-sentra ekonomi di setiap wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik

daerahnya.

Pengaturan tata ruangnya dalam s

pelayanannya.

Pemanfaatan pasar-pasar tradisional secara optimal sebagai salah satu sentra

ekonomi pada tingkat kecamatan.

Strategi Pengembangan Utilitas

Strategi pengembangan utilitas pelayanan didasarkan pada a

kebutuhan masyarakat Kabupaten Lamandau di masa mendatang. Berdasarkan kriteria

pelayanan yang ada, maka pengembangan utilitas disesuaikan dengan kebutuhan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

utu pendidikan dan optimalisasi pelayanan, melalui program

penggabungan sekolah (regrouping).

Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat

desa/kelurahan hingga tingkat kabupaten, baik secara kualitas maupun kuanti

Meningkatkan pemulihan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan terhadap

penyediaan tenaga medis.

Meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan fasilitas kesehatan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

Meningkatkan penyediaan fasilitas peribadatan yang sesuai dengan kebutuhan

penduduk, berdasarkan rasio penduduk pemeluk agama.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pengembangan fasilitas peribadatan

dengan melibatkan masyarakat.

enyediaan fasilitas perdagangan diatur berdasarkan skala

kegiatan perdagangan lokal hingga regional dengan melakukan penyebaran pada

sentra ekonomi di setiap wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik

Pengaturan tata ruangnya dalam suatu kelompok kegiatan, sesuai dengan skala

pasar tradisional secara optimal sebagai salah satu sentra

ekonomi pada tingkat kecamatan.

Strategi Pengembangan Utilitas

Strategi pengembangan utilitas pelayanan didasarkan pada antisipasi pemenuhan

kebutuhan masyarakat Kabupaten Lamandau di masa mendatang. Berdasarkan kriteria

pelayanan yang ada, maka pengembangan utilitas disesuaikan dengan kebutuhan

KABUPATEN LAMANDAU 2013

utu pendidikan dan optimalisasi pelayanan, melalui program

Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari tingkat

desa/kelurahan hingga tingkat kabupaten, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Meningkatkan pemulihan kesehatan masyarakat, melalui peningkatan terhadap

Meningkatkan kualitas pelayanan dan mengembangkan fasilitas kesehatan sesuai

aan fasilitas peribadatan yang sesuai dengan kebutuhan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pengembangan fasilitas peribadatan

enyediaan fasilitas perdagangan diatur berdasarkan skala

kegiatan perdagangan lokal hingga regional dengan melakukan penyebaran pada

sentra ekonomi di setiap wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik

uatu kelompok kegiatan, sesuai dengan skala

pasar tradisional secara optimal sebagai salah satu sentra

ntisipasi pemenuhan

kebutuhan masyarakat Kabupaten Lamandau di masa mendatang. Berdasarkan kriteria

pelayanan yang ada, maka pengembangan utilitas disesuaikan dengan kebutuhan

Page 36: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

masyarakat pada umumnya, seperti : air bersih, listrik, telekomunikasi dan siste

persampahan.

A. Air Bersih

Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah di

Kabupaten Lamandau yang belum terlayani dengan memanfaatkan secara

maksimal sumber-sumber air yang ada (air permukaan dan air bawah tanah).

Meningkatkan cadangan volume air tanah melalui pembuatan sumur

resapan.

Pengendalian penggunaan sumber

kedalaman sumur pompa pada wilayah

Pengembangan pemanfaatan sumber

teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan Tempat

Air Hidrant Umum (TAHU).

Pengendalian lingkungan sekitar sumber

dengan menetapkannya sebagai area konservasi.

B. Listrik

Peningkatan pelayanan jaringan listrik ke seluruh bagian wilayah yang belum

terpenuhi.

Pengembangan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi

listrik akibat kebocoran dan pencurian.

Peningkatan jumlah cadangan penyediaan energi listrik acara interkoneksi

dengan daerah sumber tenaga listrik.

Peningkatan jumlah GI (Gardu Induk) khusus jangkauan pelayanan guna

peningkatan pelayanan.

Peningkatan pengembangan listrik pedesaan dengan menggunakan tenaga diesel.

Pemasangan sistem meterisasi bagi penerangan jalan u

penggunaan.

Pengaman penggunaan lahan di sekitar jaringan tegangan listrik dengan

pemanfaatan bagi jalur hijau dan taman.

C. Telepon

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

masyarakat pada umumnya, seperti : air bersih, listrik, telekomunikasi dan siste

Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah di

Kabupaten Lamandau yang belum terlayani dengan memanfaatkan secara

sumber air yang ada (air permukaan dan air bawah tanah).

cadangan volume air tanah melalui pembuatan sumur

Pengendalian penggunaan sumber-sumber air bawah tanah dengan membatasi

kedalaman sumur pompa pada wilayah-wilayah tertentu.

Pengembangan pemanfaatan sumber-sumber mata air bagi wilayah yang s

teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan Tempat

Air Hidrant Umum (TAHU).

Pengendalian lingkungan sekitar sumber-sumber mata air dari pencemaran

dengan menetapkannya sebagai area konservasi.

nan jaringan listrik ke seluruh bagian wilayah yang belum

Pengembangan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi

listrik akibat kebocoran dan pencurian.

Peningkatan jumlah cadangan penyediaan energi listrik acara interkoneksi

engan daerah sumber tenaga listrik.

Peningkatan jumlah GI (Gardu Induk) khusus jangkauan pelayanan guna

peningkatan pelayanan.

Peningkatan pengembangan listrik pedesaan dengan menggunakan tenaga diesel.

Pemasangan sistem meterisasi bagi penerangan jalan umum per blok

Pengaman penggunaan lahan di sekitar jaringan tegangan listrik dengan

pemanfaatan bagi jalur hijau dan taman.

KABUPATEN LAMANDAU 2013

masyarakat pada umumnya, seperti : air bersih, listrik, telekomunikasi dan sistem

Peningkatan jangkauan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah di

Kabupaten Lamandau yang belum terlayani dengan memanfaatkan secara

sumber air yang ada (air permukaan dan air bawah tanah).

cadangan volume air tanah melalui pembuatan sumur-sumur

sumber air bawah tanah dengan membatasi

sumber mata air bagi wilayah yang secara

teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih, melalui pengembangan Tempat

sumber mata air dari pencemaran

nan jaringan listrik ke seluruh bagian wilayah yang belum

Pengembangan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi

Peningkatan jumlah cadangan penyediaan energi listrik acara interkoneksi

Peningkatan jumlah GI (Gardu Induk) khusus jangkauan pelayanan guna

Peningkatan pengembangan listrik pedesaan dengan menggunakan tenaga diesel.

mum per blok

Pengaman penggunaan lahan di sekitar jaringan tegangan listrik dengan

Page 37: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Peningkatan pengembangan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di

setiap wilayah kota.

Peningkatan pengembangan sentra telepon otomat dan telepon guna menunjang

kelancaran aktivitas penduduk.

Peningkatan pengembangan satuan sambungan telepon maupun telepon umum

pada setiap bagian wilayah kabupaten yang belum terlayani.

Pengembangan jaringan kabel bawah tanah

utilitas wilayah lainnya.

D. Persampahan

Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah di mulai dari unit lingkungan

terkecil ke kawasan perdesaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu.

Peningkatan kesadaran masyarakat

menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah, baik untuk dikelola sendiri

atau kerjasama dengan wilayah lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian

lingkungan sekitarnya.

Peningkatan penggunaan sarana pengangkutan sampah melalui pola angkutan

sampah reguler dengan memperhatikan waktu dan jalur pengangkutan sampah ke

TPA.

Mengembangkan pola kerjasama dengan swasta baik dalam kegiatan

pengumpulan dan pengangkutan ataupun dalam peng

Pemrosesan Akhir (TPA).

2.5 Sosial dan Budaya

Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana penduduk asli

adalah suku Dayak. Penduduk pendatang yang sudah lama berdomisili

Lamandau yaitu orang–orang yang mengikut

sedangkan penduduk pendatang baru adalah orang

Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata pencarian sebagai

pedagang, bekerja di perusahaan perkebunan atau sebagai PNS yang ditem

instansi-instansi pemerintah. Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peningkatan pengembangan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di

mbangan sentra telepon otomat dan telepon guna menunjang

kelancaran aktivitas penduduk.

Peningkatan pengembangan satuan sambungan telepon maupun telepon umum

pada setiap bagian wilayah kabupaten yang belum terlayani.

Pengembangan jaringan kabel bawah tanah yang terintegrasi dengan jaringan

utilitas wilayah lainnya.

Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah di mulai dari unit lingkungan

terkecil ke kawasan perdesaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu.

Peningkatan kesadaran masyarakat dalam upaya menanggulangi sampah untuk

menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah, baik untuk dikelola sendiri

atau kerjasama dengan wilayah lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian

lingkungan sekitarnya.

katan penggunaan sarana pengangkutan sampah melalui pola angkutan

sampah reguler dengan memperhatikan waktu dan jalur pengangkutan sampah ke

Mengembangkan pola kerjasama dengan swasta baik dalam kegiatan

pengumpulan dan pengangkutan ataupun dalam pengelolaan sampah di Tempat

Akhir (TPA).

Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana penduduk asli

adalah suku Dayak. Penduduk pendatang yang sudah lama berdomisili di

orang yang mengikuti program transmigrasi tahun 1980

sedangkan penduduk pendatang baru adalah orang-orang yang datang belakangan.

Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata pencarian sebagai

pedagang, bekerja di perusahaan perkebunan atau sebagai PNS yang ditem

instansi pemerintah. Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Peningkatan pengembangan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di

mbangan sentra telepon otomat dan telepon guna menunjang

Peningkatan pengembangan satuan sambungan telepon maupun telepon umum

yang terintegrasi dengan jaringan

Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah di mulai dari unit lingkungan

terkecil ke kawasan perdesaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu.

dalam upaya menanggulangi sampah untuk

Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir sampah, baik untuk dikelola sendiri

atau kerjasama dengan wilayah lainnya dengan tetap memperhatikan kelestarian

katan penggunaan sarana pengangkutan sampah melalui pola angkutan

sampah reguler dengan memperhatikan waktu dan jalur pengangkutan sampah ke

Mengembangkan pola kerjasama dengan swasta baik dalam kegiatan

elolaan sampah di Tempat

Masyarakat Kabupaten Lamandau adalah heterogen, di mana penduduk asli

di Kabupaten

i program transmigrasi tahun 1980-an,

orang yang datang belakangan.

Penduduk pendatang baru ini umumnya mempunyai mata pencarian sebagai

pedagang, bekerja di perusahaan perkebunan atau sebagai PNS yang ditempatkan di

instansi pemerintah. Pola hidup masyarakat asli, khususnya yang bermukim di

Page 38: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

pedesaan (pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di sekitarnya.

Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan bidang pertanian, dengan pola

ladang berpindah. Sementara para pendatang, khususnya para transmigran, juga

berusaha bidang pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap, dan

mengembangkan lahan yang telah dikelolanya.

Wilayah yang paling berkembang saat ini adalah Kecama

ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya. Nanga Bulik

merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga

Bulik adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih senang diseb

Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan bahasa dan adat Dayak. Masyarakat

pendatang kebanyakan datang dari Demak, Semarang dan kota

pula masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga Bulik.

Fasilitas pendidikan

Pemerintah Kabupaten Lamandau telah berupaya maksimal dalam mewujudkan

kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat

dari terpenuhinya sarana pendidikan dengan mempertimbangkan unit administrasi

pemerintahan, jumlah penduduk terlayani dan faktor desain keruangan dan kelompok

lingkungan. Seperti yang terlihat pada

Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lamandau

Nama Kecamatan

SDBulik 23

Bulik Timur 14

Menthobi Raya 12

Sematu Jaya 8

Lamandau 14

Belantikan Raya 14

Batang Kawa 9

Delang 12

Sumber: Kabupaten Lamandau Dalam Angka

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

pedesaan (pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di sekitarnya.

Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan bidang pertanian, dengan pola

ladang berpindah. Sementara para pendatang, khususnya para transmigran, juga

berusaha bidang pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap, dan

mengembangkan lahan yang telah dikelolanya.

Wilayah yang paling berkembang saat ini adalah Kecamatan Bulik. Kecamatan

ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya. Nanga Bulik

merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga

Bulik adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih senang diseb

Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan bahasa dan adat Dayak. Masyarakat

pendatang kebanyakan datang dari Demak, Semarang dan kota- kota lain di Jawa, ada

pula masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga Bulik.

Pemerintah Kabupaten Lamandau telah berupaya maksimal dalam mewujudkan

kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat

dari terpenuhinya sarana pendidikan dengan mempertimbangkan unit administrasi

, jumlah penduduk terlayani dan faktor desain keruangan dan kelompok

lingkungan. Seperti yang terlihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Lamandau

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs

7 3 2 1 1

6 1 0 0 0

5 1 0 1 0

4 1 0 1 1

5 2 0 0 0

4 1 0 0 0

5 1 0 0 0

5 1 0 0 0

Lamandau Dalam Angka Tahun 2013

KABUPATEN LAMANDAU 2013

pedesaan (pedalaman) lebih mengandalkan pada sumber alam yang ada di sekitarnya.

Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan bidang pertanian, dengan pola

ladang berpindah. Sementara para pendatang, khususnya para transmigran, juga

berusaha bidang pertanian, namun umumnya mereka bertani dengan ladang tetap, dan

tan Bulik. Kecamatan

ini kondisinya jauh lebih ramai dibandingkan kecamatan lainnya. Nanga Bulik

merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan. Sebagian besar masyarakat di Nanga

Bulik adalah orang Dayak yang menganut agama Islam. Mereka lebih senang disebut

Dayak Melayu karena sudah jarang menggunakan bahasa dan adat Dayak. Masyarakat

kota lain di Jawa, ada

pula masyarakat transmigran yang telah berhasil dan berdagang di Nanga Bulik.

Pemerintah Kabupaten Lamandau telah berupaya maksimal dalam mewujudkan

kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan di bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat

dari terpenuhinya sarana pendidikan dengan mempertimbangkan unit administrasi

, jumlah penduduk terlayani dan faktor desain keruangan dan kelompok

MA 1

1

0

0

0

0

0

0

Page 39: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan Masyarakat

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan

melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan

capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat

perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Lamandau

dalam pembangunan manusia mengalami peningkatan. Angka IPM Lamandau

mengalami peningkatan dari 71,98 pada Tahun 2008 menjad

Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di

Lamandau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terlihat pada Tahun 2007

persentase penduduk miskin sebesar 7,76 persen turun menjadi 6,97 persen

2008. Angka kemiskinan kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 5,57 persen dan pada

Tahun 2010 berhasil mencapai penurunan hingga sebesar 5,35 persen. Pada Tahun 2010

tersebut Lamandau merupakan kabupaten dengan presentase penduduk miskin terendah

ketiga se Kalimantan Tengah setelah Kota Palangka Raya.

Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan Bulik

Bulik Timur

Menthobi Raya

Sematu Jaya

Lamandau

Belantikan Raya

Batang Kawa

Delang

Sumber: Penduduk Miskin Kabupaten 2008

Persentase penduduk Kabupaten Lamandau yang terus meningkat dari tahun ke

tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Kemiskinan Masyarakat

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan

melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan

bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat

perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Lamandau

dalam pembangunan manusia mengalami peningkatan. Angka IPM Lamandau

mengalami peningkatan dari 71,98 pada Tahun 2008 menjadi 72,74 di Tahun 2011.

Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di

Lamandau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terlihat pada Tahun 2007

persentase penduduk miskin sebesar 7,76 persen turun menjadi 6,97 persen

2008. Angka kemiskinan kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 5,57 persen dan pada

Tahun 2010 berhasil mencapai penurunan hingga sebesar 5,35 persen. Pada Tahun 2010

tersebut Lamandau merupakan kabupaten dengan presentase penduduk miskin terendah

ketiga se Kalimantan Tengah setelah Kota Palangka Raya.

Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Jumlah keluarga miskin (KK) 795

811

539

177

473

328

358

474

Penduduk Miskin Kabupaten 2008

Persentase penduduk Kabupaten Lamandau yang terus meningkat dari tahun ke

tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan

melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan

bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat

perkembangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Lamandau

dalam pembangunan manusia mengalami peningkatan. Angka IPM Lamandau

i 72,74 di Tahun 2011.

Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di

Lamandau mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini terlihat pada Tahun 2007

persentase penduduk miskin sebesar 7,76 persen turun menjadi 6,97 persen di Tahun

2008. Angka kemiskinan kembali turun pada Tahun 2009 menjadi 5,57 persen dan pada

Tahun 2010 berhasil mencapai penurunan hingga sebesar 5,35 persen. Pada Tahun 2010

tersebut Lamandau merupakan kabupaten dengan presentase penduduk miskin terendah

Persentase penduduk Kabupaten Lamandau yang terus meningkat dari tahun ke

tahun menghasilkan kepadatan bangunan dan hunian yang semakin tinggi pula.Tingkat

Page 40: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun

tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Lamandau dapat di lihat dari

Error! Reference source not found.

Tabel 2.11: Jumlah rumah per kecamatan

Nama Kecamatan Bulik

Bulik Timur

Menthobi Raya

Sematu Jaya

Lamandau

Belantikan Raya

Batang Kawa

Delang

Sumber:Survey Lapangan; * jumlah rumah tangga tahun 2011

Wilayah Kumuh Kawasan Per

Secara umum Menurut Sinulingga (2005)

Perkotaan dapat di jelaskan dengan beberapa

1. Penduduk sangat padat antara 250

(MMUDP,90) menyatakan bahwa apabila kepadatan suatu kawasan telah

jiwa/ha maka timbul masalah akibat kepadatan ini, antara

tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis,psikologis dan perlindungan terhadap

penyakit.

2. Jalan-jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena

kadang-kadang jalan ini sudah tersembunyi dibalik atap

bersinggungan satu sama lain.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun

tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Lamandau dapat di lihat dari

Error! Reference source not found. di bawah ini.

Tabel 2.11: Jumlah rumah per kecamatan

Jumlah Rumah 6352*

1931

2502

2424*

1572*

1528

757

1382*

; * jumlah rumah tangga tahun 2011

kotaan

Menurut Sinulingga (2005) ciri-ciri dari wilayah kumuh Kawasan

Perkotaan dapat di jelaskan dengan beberapa criteria sebagai berikut :

Penduduk sangat padat antara 250-400 jiwa/ha. Pendapat para ahli perkotaan

(MMUDP,90) menyatakan bahwa apabila kepadatan suatu kawasan telah mencapai 80

jiwa/ha maka timbul masalah akibat kepadatan ini, antara perumahan yang

tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis,psikologis dan perlindungan terhadap

jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena

kadang jalan ini sudah tersembunyi dibalik atap-atap rumah

bersinggungan satu sama lain.

KABUPATEN LAMANDAU 2013

kepadatan permukiman tersebut akan menimbulkan kerawanan kesehatan. Adapun

tingkat kepadatan perumahan permukiman di Kabupaten Lamandau dapat di lihat dari

ciri dari wilayah kumuh Kawasan

400 jiwa/ha. Pendapat para ahli perkotaan

mencapai 80

perumahan yang dibangun

tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis,psikologis dan perlindungan terhadap

jalan sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, karena sempitnya,

yang sudah

Page 41: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

3. Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalanjalan

drainase, sehingga apabila hujan kawasan ini dengan mudah akan

4. Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat mi

membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah,

membuangnya ke sungai yang terdekat.

5. Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur

atau membeli secara kalengan.

6. Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan

permanen dan malahan banyak yang darurat.

7. Kondisi a sampai f membuat kawasan ini sangat rawan terhadap penularan

8. Pemilikan hak atas lahan sering tidak le

tanah negara dan para pemilik tidak memiliki status apa

Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

menyatakan bahwa:

......untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman ya

keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu

yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat

rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat

kehidupan dan penghidupan masyarakat

Kabupaten/Kota yang bersangkutan

Jadi Wilayah Kumuh Perkotaan di Kabupaten Lamand

di atas, masih terlihat dikawasan tengah kota yg ada kawasan bisnis (Pasar), Daerah

bantaran Sungai, di Nanga Bulik

genangan air hujan dan luapan sungai, serta tingkat kepadatan yg kuran

kawasan menjadikan kawasan bisnis (Pasar) menjadi daerah yg padat dan terlihat kumuh.

Beberapa tempat sudah mulai terlihat kumuh karena sudah mulai terlihat tingkat kepadatan

penduduk dengan banyaknya pendatang karena melihat peluang usah

lamandau ini sudah semakin meningkat dari per tahunnya, kurang terlayaninya fasilitas

sanitasi yang memadai sehingga mulai terlihat sampah yg mulai menumpuk,

titik saluran-saluran air ada yg

genangan atau luapan air pada saat hujan.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalanjalan

drainase, sehingga apabila hujan kawasan ini dengan mudah akan tergenang oleh air.

Fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim sekali. Ada diantaranya yang langsung

membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah, ataupun ada juga yang

membuangnya ke sungai yang terdekat.

Fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur dangkal, air hujan

secara kalengan.

Tata bangunan sangat tidak teratur dan bangunan-bangunan pada umumnya

permanen dan malahan banyak yang darurat.

Kondisi a sampai f membuat kawasan ini sangat rawan terhadap penularan penyakit.

Pemilikan hak atas lahan sering tidak legal, artinya status tanahnya masih

tanah negara dan para pemilik tidak memiliki status apa-apa.

Undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, yang

......untuk mendukung terwujudnya lingkungan pemukiman yang memenuhi

keamanan, kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan, suatu lingkungan pemukiman

yang tidak sesuai tata ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas bangunan sangat

rendah, prasarana lingkungan tidak memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan

kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan sebagai lingkungan pemukiman kumuh..

Wilayah Kumuh Perkotaan di Kabupaten Lamandau apabila ditinjau dari syarat

di atas, masih terlihat dikawasan tengah kota yg ada kawasan bisnis (Pasar), Daerah

di Nanga Bulik sudah mulai terlihat sampah menumpuk di beberapa titik,

genangan air hujan dan luapan sungai, serta tingkat kepadatan yg kurang merata ke semua

kawasan menjadikan kawasan bisnis (Pasar) menjadi daerah yg padat dan terlihat kumuh.

Beberapa tempat sudah mulai terlihat kumuh karena sudah mulai terlihat tingkat kepadatan

penduduk dengan banyaknya pendatang karena melihat peluang usaha di kabupaten

lamandau ini sudah semakin meningkat dari per tahunnya, kurang terlayaninya fasilitas

sanitasi yang memadai sehingga mulai terlihat sampah yg mulai menumpuk,

yg sudah mulai rusak dan buntu sehingga banyak terjadi

genangan atau luapan air pada saat hujan.

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Fasilitas drainase sangat tidak memadai, dan malahan biasa terdapat jalanjalan tanpa

tergenang oleh air.

yang langsung

ataupun ada juga yang

dangkal, air hujan

bangunan pada umumnya tidak

penyakit.

gal, artinya status tanahnya masih merupakan

Pemukiman, yang

persyaratan

lingkungan pemukiman

tinggi, kualitas bangunan sangat

, yang dapat membahayakan

penghuni, dapat ditetapkan oleh Pemerintah

syarat-syarat

di atas, masih terlihat dikawasan tengah kota yg ada kawasan bisnis (Pasar), Daerah

sudah mulai terlihat sampah menumpuk di beberapa titik,

g merata ke semua

kawasan menjadikan kawasan bisnis (Pasar) menjadi daerah yg padat dan terlihat kumuh.

Beberapa tempat sudah mulai terlihat kumuh karena sudah mulai terlihat tingkat kepadatan

a di kabupaten

lamandau ini sudah semakin meningkat dari per tahunnya, kurang terlayaninya fasilitas

sanitasi yang memadai sehingga mulai terlihat sampah yg mulai menumpuk, di beberapa

anyak terjadi

Page 42: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Kotawaringin Barat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor

yang hari jadinya ditetapkan tanggal 3 Agustus 2002. Seiring dengan pelaksanaan

otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Lamandau telah membentuk DPRD serta

lembaga Organisai pemerintah lainnya.

Sebagai daerah yang baru dengan tujuan membangu

rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Kabupaten Lamandau

menetapkan Tema dan Konsep Pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi

lingkungan strategis, baik internal maupun eks

peluang. Operasionalisasi kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan

kepada Masyarakat Kabupaten Lamandau dimulai sesudah adanya Pembentukan

Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan mengacu kepada

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dilanjutkan dengan

pelantikan para pejabat yang menduduki Jabatan Struktur pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah sebagaimana berikut:

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau Berdasarkan P

Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah:

Sekretariat Daerah

Sekretaris Daerah

Asistem Pemerintahan

Asisten Ekonomi dan Pembangunan

Asisten Administrasi Umum

Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintah

Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan

Sekretariat Dewan

Badan

Badan Perencanaan Pembangunan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kelembagaan Pemerintah Daerah

Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Kotawaringin Barat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk

Undang Nomor 5 tahun 2002 dengan Ibukotanya Nanga Bulik

yang hari jadinya ditetapkan tanggal 3 Agustus 2002. Seiring dengan pelaksanaan

otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Lamandau telah membentuk DPRD serta

lembaga Organisai pemerintah lainnya.

ebagai daerah yang baru dengan tujuan membangun daerah sendiri dalam

eningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Kabupaten Lamandau

menetapkan Tema dan Konsep Pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi

lingkungan strategis, baik internal maupun eksternal. Faktor kekuatan, kelemahan,

Operasionalisasi kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan

kepada Masyarakat Kabupaten Lamandau dimulai sesudah adanya Pembentukan

Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan mengacu kepada Peraturan Pemerinta

ahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dilanjutkan dengan

pelantikan para pejabat yang menduduki Jabatan Struktur pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah sebagaimana berikut:

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau Berdasarkan P

Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah:

Asisten Ekonomi dan Pembangunan

Asisten Administrasi Umum

Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintah

Perekonomian dan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Kotawaringin Barat di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk

5 tahun 2002 dengan Ibukotanya Nanga Bulik

yang hari jadinya ditetapkan tanggal 3 Agustus 2002. Seiring dengan pelaksanaan

otonomi daerah, pemerintah Kabupaten Lamandau telah membentuk DPRD serta

n daerah sendiri dalam

eningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Kabupaten Lamandau

menetapkan Tema dan Konsep Pembangunan dengan mempertimbangkan kondisi

ternal. Faktor kekuatan, kelemahan,

Operasionalisasi kegiatan Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan

kepada Masyarakat Kabupaten Lamandau dimulai sesudah adanya Pembentukan

Peraturan Pemerintah

ahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dilanjutkan dengan

pelantikan para pejabat yang menduduki Jabatan Struktur pada Satuan Kerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau Berdasarkan Peraturan

Page 43: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Badan Lingkungan Hidup

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana

Inspektorat Daerah

Dinas

Dinas Pendidikan, Pariwisata, Pemuda dan

Dinas Kesehatan

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Dinas Sosial, Tenaga Kerja

Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Pendapatan, Penge

Kantor

Kantor Ketahanan Pangan

Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Rumah Sakit Umum Daerah

Instansi Vertikal dan Perusahaan Negara, BUMN / BUMD

Polres Lamandau

Kejaksaan Negeri

Kementerian Agama (Kemenag)

Badan Pusat Statistik (BPS)

PT. Pos dan Giro

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Badan Lingkungan Hidup

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Dinas Pendidikan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

as Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Pertambangan dan Energi

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kantor Ketahanan Pangan

Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Rumah Sakit Umum Daerah

Instansi Vertikal dan Perusahaan Negara, BUMN / BUMD

Agama (Kemenag)

Badan Pusat Statistik (BPS)

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Usaha Mikro Kecil Menengah

Page 44: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI

PT. PLN Ranting Nanga Bulik

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Nanga Bulik

Bank Pembangunan Kalimantan Tengah (BPK) Cabang Pembantu

Perusaahaan Daerah Air

Perusahaan Daerah (Perusda) Bajurung Raya

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Kecamatan

Kantor Camat Bulik

Kantor Camat Bulik Timur

Kantor Camat Sematu Jaya

Kantor Camat Menthobi Raya

Kantor Camat Lamandau

Kantor Camat Belantikan

Kantor Camat Batang Kawa

Kantor Camat Delang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

PT. PLN Ranting Nanga Bulik

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Nanga Bulik

Bank Pembangunan Kalimantan Tengah (BPK) Cabang Pembantu

Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau

Perusahaan Daerah (Perusda) Bajurung Raya

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Kantor Camat Bulik Timur

Kantor Camat Sematu Jaya

Kantor Camat Menthobi Raya

Kantor Camat Lamandau

Kantor Camat Belantikan Raya

Kantor Camat Batang Kawa

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Page 45: Bab 2 Bps Lamandau 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN LAMANDAU 2013

Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten

KABUPATEN LAMANDAU 2013

Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Lamandau

Halaman 59