bab ii gambaran umum bps kab blitar
TRANSCRIPT
TAHUN 2011
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN
2.1 GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS DAN GEOHIDROLOGI
2.1.1 Geografis
Kabupaten Blitar merupakan salah satu dari wilayah Propinsi Jawa Timur
yang terletak di kawasan Selatan, berbatasan langsung dengan Samudera
Indonesia.Secara geografis, Kabupaten Blitar terletak diantara 111o 40’ – 112o 10’
Bujur Timur dan 7o 58’ - 8o 9’ 51” Lintang Selatan. Kabupaten Blitar tercatat sebagai
salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup
dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain. Berikut ini adalah
batas-batas wilayah Kabupaten Blitar :
Sebelah timur : Kabupaten Malang
Sebelah barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri
Sebelah utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah sebesar 1.588, 79 km2 dan terdapat
Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu
Kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas 689,85 km² dan Kawasan Blitar Utara
yang mempunyai luas wilayah 898,94 km2. Berikut ini merupakan peta orientasi
Kabupaten Blitar terhadap Provinsi Jawa Timur.
II-1 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 1 Orientasi Kabupaten Blitar Terhadap Propinsi Jawa Timur
II-2 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.1.2 Topografis
Keadaan topografi di Kabupaten Blitar sangat bervariasi, yaitu mulai dari
dataran, bergelombang hingga berbukit. Adapun mengenai persebarannya kondisi
topografi sebagai berikut:
Wilayah Kabupaten Blitar Utara, yaitu mempunyai kemiringan dari 2%-15%,
15%-40% dan lebih besar dari 40%, dengan keadaan bentuk wilayah
bergelombang sampai dengan berbukit. Mengingat bagian wilayah utara
Kabupaten Blitar adalah merupakan bagian dari Gunung Kelud dan Gunung
Butak.
Bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar umumnya relatif datar dengan
kelerengan 0-20%, hanya pada bagian sebelah timur agak bergelombang
dengan kemiringan rata-rata 2-15%.
Wilayah Kabupaten Blitar Selatan, sebagian besar merupakan wilayah
perbukitan dengan kelerengan rata-rata 15-40%, hanya sebagian kecil yaitu
di sekitar DAS Brantas topografinya agak landai yaitu 0-2%.
Berdasarkan keadaan morfologi secara umum di wilayah Kabupaten Blitar,
termasuk jenis morfologi pegunungan, morfologi perbukitan dan daratan. Morfologi
pegunungan terletak di wilayah Blitar utara dengan ketinggian antara 167 sampai
2.800 meter dari permukaan laut (yaitu Gunung Kombang, Gunung Kelud, Gunung
Butak). Pada umumnya morfologi ini terbentuk oleh batuan hasil letusan gunung api
yang berumur muda dengan kemiringan antara 2% sampai dengan lebih besar
40%, yaitu meliputi Kecamatan Talun, Kecamatan Doko, Kecamatan Gandusari,
Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Ponggok.
Morfologi perbukitan terletak di bagian selatan Kabupaten Blitar dengan
ketinggian antara sekitar 100 meter dpl sampai dengan sekitar 350 meter dpl.
Umumnya morfologi ini terbentuk oleh batuan gamping atau kapur dengan
kemiringan antara 20 % sampai dengan lebih besar dari 40%, meliputi kecamatan
Kademangan, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Wates dan Kecamatan
Wonotirto.
Morfologi dataran yang ada di wilayah Kabupaten Blitar terletak dibagian
tengah wilayah Blitar. Daerah dataran ini ditempati oleh batuan hasil letusan gunung
api dan juga batuan lepas hasil dari endapatan Sungai Brantas yang mengalir dari
timur ke barat, dengan kemiringan antara 0% sampai dengan sekitar 20%, meliputi
Kecamatan Wonodadi, sebagaian Kecamatan Kademangan, Srengat, Garum,
Sanankulon, Kanigoro, Sutojayan, Kesamben, Wlingi, Selopuro dan Selorejo.
II-3 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 2 Peta Topografi atau Ketinggian Tanah Kabupaten Blitar
II-4 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.1.3 Geohidrologi
Kondisi geohidrologi merupakan penggambaran mengenai kondisi geologi,
jenis tanah, hidrologi, dan klimatologi Kabupaten Blitar.
A. Geologi
Jenis batu-batuan yang dijumpai di wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari
satuan batu gamping dan satuan batuan vulkanik dan marin yang berumur Miosen,
satuan batuan vulkanik muda, batuan endapan alluvial sungai dan satuan endapan
alluvial pesisir. Satuan batuan gamping terdiri dari batuan gamping terumbu yang
banyak ditemui di wilayah selatan Kabupaten Blitar, dengan jumlah hampir 20% dari
luas wilayah selatan, yaitu meliputi Kecamatan Bakung, sebagian Kecamatan
Wonotirto, sebagian Kecamatan Panggungrejo dan sebagian Kecamatan Wates.
Sedangkan satuan batuan campuran terdiri dari endapan vulkanik (breksi, tufa dan
lava) serta endapan marin (batu gamping, napal, serpik, batu pesisir dan
konglomerat) yang berjumlah 20% luas wilayah Kabupaten Blitar, meliputi
sebagian Kecamatan Kademangan, Sutojayan, Wonotirto, Panggungrejo, Binangun,
Wates, Kesamben, Sepuro dan Ponggok.
Satuan batu vulkanik muda terdiri dari lava lahar breksi dan lava andesit
sampai besalt, terletak seluruhnya di bagian utara wilayah Kabupaten Blitar,
sebesar 50% dari luas wilayah Kabupaten Blitar, yaitu meliputi Kecamatan
Udanawu, Srengat, Wonodadi, Ponggok, Nglegok, Garum, Sanan Kulon, Kanigoro,
Talun, Gandusari, Wlingi, Doko dan Kesamben. Bahan galian yang terdapat di
Kabupaten Blitar sebagian besar berada di bagian selatan dan telah dieksploitasi,
antara lain adalah :
Kaolin di Kecamatan Bakung dan Sutojayan
Ball Clay di Kecamatan Sutojayan
Bentoit di Kecamatan Binangun
Batu Bintang di Kecamatan Binangun, Panggungrejo, Winotirto dan
Sutojayan
Batu Tufa di Kecamatan Wates
Felspar di Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Panggungrejo
Pasir besi di Kecamatan Bakung dan Panggungrejo
B. Jenis Tanah
Terdapat sekitar 6 (enam) jenis tanah di Kabupaten Blitar, yaitu: Aluvial,
Regosol, Litosol, Mediteran, Latosol dan Indosol. Jenis tanah alluvial terdapat di
bagian barat Kabupaten Blitar dengan bahan induk endapan tanah liat dan pasir
II-5 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
serta topografinya dataran. Jenis tanah yang mempunyai penyebaran paling luas
adalah komplek litosol, mediteran dan refina yang menyebar di bagian selatan.
Jenis tanah mediteran terdiri dari dua macam yaitu mediteran dengan fisiografi
vulkanik lipatan yang penyebarannya terdapat di Kabupaten Blitar bagian timur.
Jenis tanah regosol mempunyai penyebaran sepanjang aliran Sungai Brantas dari
barat ke timur.
Sedangkan jika ditinjau kondisi tekstur dan kedalaman efektif tanah di
wilayah Kabupaten Blitar yaitu tekstur tanah sedang, tekstur tanah kasar dan tekstur
tanah halus. Kondisi tekstur tanah sedang yaitu cenderung berada di wilayah Blitar
timur, tanah yang bertekstur kasar yaitu kecenderungannya berada di wilayah Blitar
utara-barat (yaitu sebagian Kecamatan Udananwu, sebagian Kecamatan Ponggok
dan sebagian Kecamatan Gandusari).
C. Hidrologi
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Blitar mempunyai pola
yang berbeda antara wilayah utara Sungai Brantas dengan wilayah selatannya.
Wilayah utara Sungai Brantas membentuk pola aliran (drainage system) radial
dimana anak sungai dan sungai-sungai utamanya seolah-olah berpusat dari
Gunung Kelud dan Gunung Butak, kemudian menyebar keluar dan bermuara di
Sungai Brantas. Sungai-sungai utama dan anak-anak sungai sebagian besar
bermuara di Samudera Indonesia, hanya sebagian kecil (disekitar Kecamatan
Binangun yang bermuara di Sungai Brantas.
Sumber-sumber mata air utama di Kabupaten Blitar dengan debit air yang
cukup besar terdapat di Kecamatan Srengat, Gandusari, Wlingi dan Kesamben,
sedangkan sumber mata air lainnya mempunyai debit air yang relatif kecil (rata-rata
< 5 liter/detik) seperti yang terdapat di Kecamatan Kesamben, Kademangan,
Bakung dan Sutojayan.
Tabel 2. 1 Data Pengukuran Debit Sumber Air / Mata Air Kabupaten Blitar Tahun 2007
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5A.I.1
II.23
III.456
PENGAMAT MANGUNANDPK. TERMASSbr. Glodog
GEDOGSbr. Ringin PutihSbr. Mantenan
DPK. KAJARSbr. Gabru ISbr. Gabru IISbr. Gabru III
34
820
---
33
71104
757161
II-6 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5789
10111213141516
B.IV.17181920
V.212223242526
VI.27282930313233
VII343536
VIII373839404142434445
IX4647484950515253
Sbr. KaretSbr. KlesetSbr. WonokramanSbr. SesekSbr. CangkringSbr. Bacem IIISbr. PetungSbr. TermasSbr. UnjoSbr. Tunjung
PENGAMAT SRENGATDPK. SRENGAT BARATSbr. Jaran DawukSbr. Langon ISbr. Langon IISbr. Kerjen
DPK. SRENGAT TIMURSbr. PonggokSbr. PojoklorSbr. Pojok kidulSbr. BlonyoSbr. Kawedusan ISbr. Kawedusan II
DPK. KUNIRSbr. WonorejoSbr. Karangsono ISbr. Karangsono IISbr. Karangsono IIISbr. UtomoSbr. LuwengSbr. Maron
DPK. JATIPLENSbr. ArenSbr. KemiriSbr. Duren
DPK. NGAGLIKSbr. BuntungSbr. DandangSbr. KarangsonoSbr. BanyuuripSbr. Kalmpok ISbr. Kalmpok IISbr. Kalmpok IIISbr. GempolanSbr. Suwito
DPK. CERMESbr. TambakboyoSbr. Gledug ISbr. Gledug IISbr. SumberinginSbr. Kluwak/RinginSbr. SumberjoSbr.JinggotSbr. Sananlor
--
26-
1227
137-
7072
22103
79
592536
131112
3-
206019
21189
507
35
536915513762
89119
55372
46291310-
3312571436
2741030
1919
299
1929320
600
214209254
15069411
23277236484123
3022474
528592516
3934141072963608414
734678
264168
9204320285418
II-7 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5
CX545556575859606162636465666768
XI69707172737475767778798081828384858687888990919293949596
XII.979899
100101102103
XIII.
PENGAMAT BLITARDPK. LAHARSbr. PacuhSbr.SingonSbr. JedogSbr. BanjarjoSbr. JajarSbr. LumbuSbr. WayuhSbr. JaranSbr. TiloroSbr. TanjungsariSbr. PatihanSbr. TanjungsariSbr. SanankulonSbr. KuntulanSbr. Mundu
DPK. NGLEGOKSbr. SamanSbr. GedogSbr. KotesSbr. ArenSbr. Urung-urungSbr.JatenSbr. JatiSbr. Rondo KuningSbr. RinginSbr. TangisSbr. GlodogSbr. PandanSbr. Rampal GadingSbr. SamanSbr. PaluloSbr. NambaanSbr. DarunganSbr. KajarSbr. JiwutSbr. DandangSbr. BerjoSbr. BendilSbr. IpikSbr. JingkatSbr. LeleSbr. UnguSbr. KucurSbr. Bebek
DPK. KREWENGSbr. PojokSbr. Dandang Sbr. Recowarak Sbr. Saman Sbr. Kenyan Sbr. Ngegong Sbr. Ngrebo
DPK. ABAB
--
14-
11780
841
755
791
3235
3311424825-
1550137
331221332
421365381
211732----
20
172515
102715
7
35511410660
19587533
69572
91060
92030
325171
5814414837042011615942019811137116826633718
34472
50645030
17415027660
1018650
216
255580142102173456324
90
II-8 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5104105106 107108109110111112
D.XIV.113114115 116117 118119 120121 122
XV.123124125
XVI.126
XVII.127128129130131132
XVIII.133134135136 137138
XIX. 139140141142143
E.XX. 144145146 147
Sbr. Jatireco Sbr. Kendi Sbr. BendoSbr. Jambe DaweSbr. Japlak Sbr. Gadu Sbr. Ploso Sbr. Gong Sbr. Buluroto
PENGAMAT GARUMDPK . TANGGUNG,Sbr. Gatel Sbr. Doyo Sbr. Kucur Sbr. Klepon Sbr. Puring Sbr. Bogel Sbr. Kutugan Sbr. BuntungSbr. Ringin KembarSbr. Tanjung
DPK.JURANGLUDRUK Sbr. Combong Wetan Sbr. Combong KulonSbr. Kendi
DPK. JUDELINGAS. Sbr. Judel
DPK. GLONDONG Sbr. Kemloko Wetan Sbr. KaratSbr. BangkokSbr. Menjangan Kalung I Sbr. Menjangan Kalung II Sbr. Kemloko Kulon
DPK. PUTIH Sbr. Rejokaton Sbr. Tawang Sbr. Darungan Sbr. Cangkring Sbr. Pkunpung Sbr. Bendelonje
DPK. DANDERSbr. Kotes Sbr. Sanan Sbr. Gayam Sbr. Buntung Sbr. Ngaringan
PENGAMAT WLINGIDPK. JARISbr. RonggoSbr. Jambe Dawe Sbr. Urung - Urung Sbr. Asri
22
7723
4821-
3425272776
6140
2323
14
1783
20244
7151431
3120222348
38105284
31
1248
90024
159524299
39929031
12236
12810478
995437
15315226
204
20914626
21621421
39186663
594588513960
1025
4641164444108555
II-9 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5148149 150151 152153154155
XXI.156157158159 160161
XXII. 162163 164165166167 168169170171172 173
F.XXIII174175 176177178179180 181182 183184185 186187
XXIV. 188189 190191192 193194195196197198
Sbr. Tambak AsriSbr. KruwukSbr. Sandangrejo a Sbr. Sandangrejo b Sbr. Sandangrejo c Sbr. BatingSbr. BuntungSbr. Gondopuro
DPK. SEMUT Sbr. Bintang I Sbr. Bintang II Sbr. Bongkang Sbr. JetisSbr. BirosSbr. Gondo
DPK.LEKSO Sbr. AsriSbr. Nyunyur I Sbr. Nyunyru II Sbr. KluwihSbr. Slumbung I Sbr. Slumbung II Sbr. Tulungrejo CemungSbr. JailSbr. Pandang Sbr. WaruSbr. Judel
PENGAMAT KESAMBENDPK.LEKSO Sbr. Tulungrejo Sbr. GondoSbr. DeloSbr. Kepluk Sbr. DewiSbr. KajarSbr. PandangSbr. Rambut monteSbr. TirtomoyoSbr. Sirah KencongSbr. Darungan Sbr. Modong Sbr. Srondol Sbr. Siraman
DPK. BAMBANG Sbr. JerukSbr. NgembulSbr. KisiSbr. Banaran I Sbr. Banaran II Sbr. BelutSbr. WuluhSbr. GalorSbr. Telogo ArumSbr. Sumber UripSbr. Precet
5467
156-
19113041207
58110231911--6
10--
8745
116-2
12-
206
11-
36149
248525
13-
17
11990
11913922091
129
6916033040913883
170142512236517515041
13012519050
120
16815687
124148101
1600132025575536596
455179
42228025140590
7703192
174575184
II-10 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5
XXV199200 201202203204 205206 207208209
XXVI210211 212213214 215216 217218219220221222 223224 225226 227228 229230 231232
XXVII233234235236 237238 239240
XXVIII241242243244 245246 247248 249250
DPK. TUWUHSbr. Krenceng Sbr. Cangkring Sbr. ManggisSbr. Dandang Sbr. Andong Sbr. Buntung Sbr. SongoSbr. UloSbr. KotesSbr. BobSbr. Kabng
DPK. SEMBUNGMANIS Sbr. TapakSbr. Tepas Sbr. Kendi Sbr. Tretes Sbr. AsinSbr. Cungkup ISbr. Cungkup IISbr. Nyonya Sbr. Pucung Sbr. Masen Sbr. Bacin Sbr. Aren Sbr. Petung Sbr. Lunyu Sbr. JirakSbr. Ringin KembarSbr. BlumbangSbr. Sentul Sbr. NyonoSbr. TunggoronoSbr. Daselan Sbr. DandangSbr. Petung kandang
DPK. LEKSOWETAN Sbr. Tretek Sbr. PelusSbr. WaruSbr. Pluncing Sbr. Agung I Sbr. Agung II Sbr. Pohgajih Sbr. Sidorejo
DPK. LEMON Sbr. Umbul DaweSbr. KanomanSbr. SamanSbr. Ngembul Sbr. Sambigede Sbr. Jatireco Sbr. PelusSbr. RowoSbr. JabonSbr. Selok
5125-64-
3812--
216121-81--
203011--99-----5
25
7--
103611--
85---------
32943
1191411438421
17791
209244
4212616310562
180118393243888952
213185124107143321116129326405
35514454
127335210103186
335214695979348496397956
II-11 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5251252 253254255 256257258 259260 261262263 264265266 267268269270271 272273274275 276277 278279280 281282283284285286287288289
XXIX290291292 293294 295296297298299300301 302303 304305306307 308
Sbr. Jambe Dawe Sbr. Kembar I Sbr. Kembar II Sbr. Cemoro Sbr. ToroSbr. Tumpang Sbr. DaweSbr. Pandan I Sbr. Pandan II Sbr. Blumbang Sbr. KedahSbr. Wonokirun Sbr. Salamrejo Sbr. SokoSbr. KluwihSbr. Agung I Sbr. Agung II Sbr. Agung III Sbr. Pagung Asri I Sbr. Pagung Asri IISbr. Panggung Asri III Sbr. NanasSbr. Wates I Sbr. Wates II Sbr. Bah Suro Sbr. Banyu Urip I Sbr. Banyu Urip II Sbr. Banyu Urip III Sbr. Mojorejo I Sbr. Mojorejo II Sbr. Barisan I Sbr. Barisan II Sbr. Lodalem Sbr. LotekolSbr. BelisSbr. Kedungwaru Sbr. Tumpakrejo Sbr. RotoSbr.
DPK. JOLOSUTROSbr. Roth Sbr. WuluhSbr. Jambe DaweSbr. Wonorejo Sbr. BejiSbr. Tugurejo Sbr. SananSbr. KarangnongkoSbr. Kembar Sbr. DemanganSbr. Sukorejo Sbr. Sewu Sbr. Pakem Sbr. Rhginrejo Sbr. Jading Sbr. Watu Sbr. AyuSbr. Sidorejo Sbr. Umbulaongo
103--7-3-
12----16
1215-------
2032
239
4060--
106-2
-1010----
10-----3------
91442442
10424869545494
150409330684158883738
154716736
1073132
12536
236234127133154504436
9513223849
112176262792322512296254262823
15164
II-12 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
NoPengamat Pengairan
Nama DPK /Nama Sumber
Baku Sawah(Ha)
Debit1 Tahun(Ltr/dtk)
Keterangan
1 2 3 4 5309 310311312313314315316
G.XXX317318319 320321322323
XXXI. 324325326327 328329 330331332 333334 335336 337338339340 341
XXXII 342343
XXXIII344
Sbr.Waru I Sbr.SerutSbr.Kembar Sbr.Waru IISbr ArumSbr.Waru IIISbr.PurSbr.Mojorejo
PENGAMAT LODOYOD I JUDEG Sbr.Jambe Sbr.SokoSbr.KelopSbr.Blimbing Sbr.Puierejo Sbr.RampalomboSbr.Ubaian
D I . KLATAK Sbr.Ngaringan Sbr.Dringo Sbr.BejiSbr.SendangrejoSbr.Banyu Urip Sbr.Buntung Sbr.Gantung Sbr.MiriSbr.Jorongan Sbr.Wora -Wari Sbr.Loksongo Sbr.JedingSbr.Balerejo I Sbr.Balerejo IISbr.Balerejo IIISbr.Kaibentak Sbr.WaruSbr.Serang I
D I . Jambe Sbr.Soko Sbr.Bong
D I KEDUNG BIRU Sbr . Jabal
30-56
10-
23
3515821
414
1244422423542
129
62
123
4
177264732333082
213116156469
296
20581822301413212749323540
10758
340
1852
17
II-13 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 3 Peta Hidrologi Kabupaten Blitar
II-14 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
D. Klimatologi
Lokasi Kabupaten Blitar yang berada di sebelah selatan Khatulistiwa cukup
mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3 apabila
dilihat dari rata-rata curan hujan dan bulan-bulan tahun kalender selama tahun
2006. Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain mengikuti perubahan
putaran 2 iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Rata-rata curah hujan
pada tahun 2006 paling tinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 450,20 mm.
Sementara dilihat dari banyaknya hari hujan per bulan, selama 5 tahun terakhir
secara umum terdapat perubahan jumlah hari hujan per bulan.
Pada tahun 2006, jumlah hari hujan paling dominan terjadi pada Bulan
November-Mei. Dan jumlah hari hujan paling banyak terjadi pada Januari, yaitu 18
hari. Sementara jumlah hari hujan terendah pada tahun yang sama terjadi pada
bulan Juni-Agustus masing-masing 1 hari.
2.2 ADMINISTRATIF
Secara administratif Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan yang dibagi
lagi menjadi 220 desa, 28 kelurahan, 759 dusun/Rukun Warga (RW), dan 6.978
Rukun Tetangga (RT). Berikut ini merupakan nama-nama kecamatan di Kabupaten
Blitar, antara lain:
1. Bakung
2. Wonotirto
3. Panggungrejo
4. Wates
5. Binangun
6. Sutojayan
7. Kademangan
8. Kanigoro
9. Talus
10. Selopuro
11. Kesamben
12. Selorejo
13. Doko
14. Wlingi
15. Gandusari
16. Garum
17. Nglegok
18. Sanankulon
19. Ponggok
20. Srengat
21. Wonodadi
22. Udanawu
Secara administratif wilayah Kabupaten Blitar dapat dilihat pada peta
dibawah ini.
II-15 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 4 Peta Administrasi Kabupaten Blitar
II-16 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 5 Peta Administrasi Kabupaten Blitar Berdasarkan Wilayah Desa/Kelurahan
II-17 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.3 KEPENDUDUKAN
Hasil registrasi penduduk menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Blitar
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dari 22 kecamatan di wilayah Kabupaten
Blitar, Kecamatan Ponggok menempati urutan teratas yang mempunyai jumlah
penduduk yang paling besar, yaitu sekitar 92.446 jiwa (tahun 2009). Sementara
kecamatan lain yang juga berpenduduk cukup besar (di atas 60.000 jiwa) adalah
Kecamatan Kanigoro (68.452 jiwa), Kecamatan Gandusari (68.682 jiwa),
Kecamatan Nglegok (65.708 jiwa), Kecamatan Kademangan (62.676 jiwa),
Kecamatan Talun (65.915 jiwa), Kecamatan Srengat (66.314 jiwa). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kabupaten Blitar Tahun 2009
Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio
1. Bakung 13.197 13.951 27.148 95
2. Wonotirto 17.805 18.188 35.994 98
3. Panggungrejo 21.249 21.179 42.429 100
4. Wates 14.479 14.544 29.023 100
5. Binangun 22.334 22.141 44.476 101
6. Sutojayan 23.070 23.691 46.761 97
7. Kademangan 31.018 31.659 62.676 98
8. Kanigoro 34.714 33.738 68.452 103
9. Talus 29.433 29.145 58.578 101
10. Selopuro 20.269 19.612 39.881 103
11. Kesamben 24.787 25.610 50.398 97
12. Selorejo 17.934 17.965 35.899 100
13. Doko 19.643 19.343 38.986 102
14. Wlingi 25.756 25.582 51.339 101
15. Gandusari 34.625 34.057 68.682 102
16. Garum 29.645 29.472 59.117 101
17. Nglegok 32.884 32.824 65.708 100
18. Sanankulon 24.887 25.165 50.052 99
19. Ponggok 46.386 46.059 92.446 101
20. Srengat 29.386 29.651 59.037 99
21. Wonodadi 22.715 22.804 45.519 100
22. Udanawu 18.984 19.180 38.165 99
Kabupaten Blitar 2009
555.202 555.562 1.110.764 100
Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010
Rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2009 di Kabupaten Blitar
mencapai 699 jiwa per kilometer persegi, dengan kepadatan penduduk tertinggi
pada Kecamatan Sanankulon yaitu sebesar 1.502 jiwa per km2. Kepadatan
penduduk selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. 3 Kepadatan Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan Tahun 2009
II-18 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
KecamatanLuas
Wilayah(km2)
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Pertumbuhan Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)
1. Bakung 111,24 27.148 -16.48 244
2. Wonotirto 164,54 35.994 -14.22 219
3.
Panggungrejo
119,04 42.429
-11.77
356
4. Wates 68,76 29.023 -18.58 422
5. Binangun 76,79
44.476-12.54
579
6. Sutojayan 44,20 46.761 -9.80 1.058
7. Kademangan 105,28 62.676 -12.31 595
8. Kanigoro 55,55 68.452 -5.89 1.232
9. Talus 49,78 58.578 -10.34 1.177
10. Selopuro 39,29 39.881 -13.92 1.015
11.
Kesamben
56,96 50.398
-17.38
885
12. Selorejo 52,23 35.899 -18.95 687
13. Doko 70,95 38.986 -16.16 549
14. Wlingi 66,36 51.339 -16.87 774
15.
Gandusari
88,23 68.682
-12.39
778
16. Garum 54,56 59.117 -8.51 1.084
17. Nglegok 92,56 65.708 -11.69 710
18.
Sanankulon
33,33 50.052
-7.50
1.502
19. Ponggok 103,83 92.446 -6.92 890
20. Srengat 53,98 59.037 -6.85 1.094
21.
Wonodadi
40,35 45.519
-9.56
1.128
22. Udanawu 40,98 38.165 -9.85 931
Kabupaten Blitar
1.588,79 1.110.764 699
Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010 dan Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010
Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun
maka dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar dari tahun 2006
hingga 2009. Berikut adalah data prosentase pertumbuhan penduduk Kabupaten
Blitar berdasarkan kumpulan data SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah)
Kabupaten Blitar Tahun 2010.
Tabel 2. 4 Persentase Pertumbuhan PendudukKabupaten Blitar Tahun 2006-2009
Kecamatan% Pertumbuhan Penduduk
2006 2007 2008 2009 Rata-rataBakung 0,21 3,04 0,21 0,01 0,87
II-19 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Kecamatan% Pertumbuhan Penduduk
2006 2007 2008 2009 Rata-rataWonotirto 0,19 3,26 0,08 0,16 0,92Panggungrejo 1,02 0,96 1,00 0,24 0,81Wates 0,17 2,55 0,70 0,26 0,92Binangun 0,10 0,92 0,37 0,17 0,39Sutojayan 0,20 3,91 0,40 0,25 1,19Kademangan 0,05 6,56 0,03 0,39 1,76Kanigoro 0,15 4,45 0,30 0,04 1,24Talun 0,12 0,61 0,16 0,11 0,25Selopuro 0,15 2,94 0,16 0,07 0,83Kesamben 0,22 1,67 0,23 0,54 0,67Selorejo 0,22 0,49 0,06 0,04 0,20Doko 0,13 5,39 0,37 0,26 1,54Wlingi 0,18 2,10 1,06 1,14 1,12Gandusari 0,11 4,59 0,08 0,14 1,23Garum 0,15 17,85 0,20 0,23 4,61Nglegok 0,02 2,16 0,06 0,11 0,59Sanankulon 0,15 3,65 0,19 0,36 1,09Ponggok 0,17 0,02 0,11 0,21 0,13Srengat 0,12 4,57 0,07 0,20 1,24Wonodadi 0,17 3,32 0,26 0,25 1,00Udanawu 0,14 1,89 0,23 0,29 0,64
Sumber: Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010
Selain dapat dilihat prosentase pertumbuhan penduduk dari tahun 2006
hingga 2009, maka dapat diketahui pula perkembangan penduduk total kabupaten
lima tahun terakhir. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Blitar lima tahun
terakhir adalah sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 2. 5 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten BlitarTahun 2006-2010Tahun Sumber data Laki-laki Perempuan Jumlah
2006Dispendukcapil 627.839 622.175 1.250.014BPS 547.409 547.763 1.095.172
2007Dispendukcapil 631.932 626.184 1.258.116BPS 549.994 550.351 1.100.345
2008Dispendukcapil 625.961 633.823 1.259.784BPS 552.592 552.950 1.105.542
2009Dispendukcapil 626.676 634.625 1.261.303BPS 555.202 555.562 1.110.764
2010Dispendukcapil 632.997 628.430 1.261.427BPS 559.219 556.791 1.116.010
Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Blitar tahun 2011
Dari tabel diatas terdapat selisih jumlah penduduk menurut sumber
datanya.Hal tersebut disebabkan berbedanya pengertian penduduk menurut
masing-masing sumber data.Namun perbedaan tersebut secara umum tidak
mempengaruhi kondisi demografi di Kabupaten Blitar.Dari data tersebut juga dapat
diketahui bahwa selama 5 tahun terakhir pertambahan penduduk tiap tahunnya
rata-rata 0,47% (BPS) dan 1,01% (Dispendukcapil). Sehingga dengan kondisi yang
relatif sama, pertambahan penduduk lima tahun kedepan dapat diprakirakan
sebagai berikut:
II-20 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 6 Prakiraan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten BlitarTahun 2011-2015Tahun Sumber Data Jumlah
2011Dispendukcapil 1.272.290BPS 1.121.281
2012Dispendukcapil 1.283.248BPS 1.126.577
2013Dispendukcapil 1.294.299BPS 1.131.898
2014Dispendukcapil 1.305.445BPS 1.137.243
2015Dispendukcapil 1.316.688BPS 1.142.615
Sumber : BPS dan Dispenduk Capil Kabupaten Blitar Tahun 2011
Jika dilihat berdasarkan perkembangan kepadatan penduduk, maka
kepadatan penduduk Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
dan penurunan. Peningkatan kepadatan penduduk terjadi dari tahun 2004 hingga
2006.Namun, dari tahun 2006 ke tahun 2007 kepadatan mengalami
penurunan.Kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 dan
penurunan pada tahun 2010. Berikut data kepadatan penduduk Kabupaten Blitar
dari tahun 2004 hingga 2010 berdasarkan kumpulan SLHD Kabupaten Blitar.
Tabel 2. 7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2004-2010Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010700 815 817 792 793 794 702
Sumber: Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010
Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap perkembangan jumlah
penduduk adalah pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Blitar.
Jika dilihat dari perkembangan jumlah peserta KB aktif dalam kurun waktu tahun
2006 sampai dengan 2010 terus menunjukkan peningkatan. Hal ini bermakna
bahwa kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi, sebagaimana dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 2. 8 Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS di Kabupaten Blitar Tahun 2006–2010
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010PUS 220.643 225.755 229.126 232.456 235.786Peserta KB Aktif 164.714 168.748 170.494 172.769 175.044
Sumber : Badan PP dan KB Kabupaten Blitar Tahun 2011
Untuk mengetahui jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Blitar, maka
berikut ini terdapat data jumlah rumah tangga miskin menurut kecamatan pada
tahun 2009 dan jumlah rumah tangga miskin yang terbagi atas Pra S dan KS I.
Tabel 2. 9Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Tahun 2009No Kecamatan Jumlah Rumah Jumlah Rumah Tangga Miskin
II-21 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
. Tangga1 Bakung 15.289 6.446 2 Sutojayan 13.225 6.056 3 Panggungrejo 20.997 3.692 4 Wates 23.789 10.415 5 Binangun 9.741 7.129 6 Kesamben 31.117 11.010 7 Doko 18.773 7.474 8 Wlingi 13.235 6.927 9 Talun 22.735 9.771
10 Kanigoro 25.081 7.711 11 Kademangan 21.704 12.504 12 Sanankulon 16.525 6.136 13 Srengat 14.999 6.061 14 Udanawu 20.504 6.459 15 Ponggok 23.785 6.311 16 Nglegok 15.181 6.034 17 Garum 18.189 8.957 18 Gandusari 14.146 4.467 19 Wonodadi 17.583 4.109 20 Wonotirto 12.913 6.270 21 Selorejo 10.700 3.884 22 Selopuro 14.162 7.056
Sumber :Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010 Berdasarkan Data Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar
Tabel 2. 10 Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Tahun 2009
No KecamatanJumlah KK
(jiwa)Jumlah
JiwaJumlah Keluarga Miskin (jiwa)Pra S K S I Total
1 Bakung 6,446 16,643 5,126 1,320 6,4462 Sutojayan 6,056 18,267 4,551 1,505 6,0563 Panggungrejo 3,692 11,759 1,241 2,451 3,6924 Wates 10,415 32,425 3,224 7,191 10,4155 Binangun 7,129 22,278 3,161 3,968 7,1296 Kesamben 11,010 33,044 5,738 5,272 11,0107 Doko 7,474 24,593 2,565 4,909 7,4748 Wlingi 6,927 23,650 3,694 3,233 6,9279 Talun 9,771 31,264 2,665 7,106 9,771
10 Kanigoro 7,711 22,937 4,424 3,287 7,71111 Kademangan 12,504 39,673 3,487 9,017 12,50412 Sanankulon 6,136 19,350 2,671 3,465 6,13613 Srengat 6,061 18,961 1,250 4,811 6,06114 Udanawu 6,459 21,833 2,156 4,303 6,45915 Ponggok 6,311 19,449 2,741 3,570 6,31116 Nglegok 6,034 14,276 2,323 3,711 6,03417 Garum 8,957 28,276 3,013 5,944 8,95718 Gandusari 4,467 14,552 2,500 1,967 4,46719 Wonodadi 4,109 12,800 2,155 1,954 4,10920 Wonotirto 6,270 19,422 2,735 3,535 6,27021 Selorejo 3,884 12,184 1,171 2,713 3,88422 Selopuro 7,056 20,407 4,034 3,022 7,056
Jumlah 154,879 478,043 66,625 88,254 154,879Keterangan :Pra S : Kategori Keluarga Sangat MiskinKS I : Kategori Keluarga Miskin
Sumber : Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010 Berdasarkan Data Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar
Secara keseluruhan, kondisi permukiman di Kabupaten Blitar saat ini perlu
adanya penanganan karena meskipun jumlah rumah permanen > 50 %, namun
II-22 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
jumlah rumah nonpermanen juga cukup besar. Berikut ini merupakan kebutuhan
dan ketersediaan rumah di Kabupaten Blitar berdasarkan data RPIJM Kabupaten
Blitar Tahun 2011.
Tabel 2. 11Kebutuhan dan Ketersediaan Rumah di Kabupaten Blitar Tahun 2010
KecamatanLuas (km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan Pend.
(jiwa/km2)
Kebutuhan Rumah
(unit)
Total Rumah (unit)
Backlog (unit)
Doko 7.095 27.148 3,83 15.800 6787 9.013Gandusari 8.823 35.994 4,08 28.084 8999 19.085Garum 5.456 42.429 7,78 25.403 10607 14.796Kademangan 10.528 29.023 2,76 25.448 7256 18.192Kanigoro 5.555 44.476 8,01 19.834 11119 8.715Nglegok 9.256 46.761 5,05 25.865 11690 14.175Ponggok 10.383 62.676 6,04 32.150 15669 16.481Sanankulon 3.333 68.452 20,54 15.439 17113 -1.674Selopuro 3.929 58.578 14,91 13.233 14645 -1.412Srengat 5.398 39.881 7,39 21.781 9970 11.811Talun 4.978 50.398 10,12 19.330 12600 6.730Udanawu 4.098 35.899 8,76 13.693 8975 4.718Wlingi 6.636 38.986 5,87 17.863 9747 8.116Wonodadi 4.035 51.339 12,72 13.901 12835 1.066Bakung 11.124 68.682 6,17 13.818 17171 -3.353Wonotirto 16.454 59.117 3,59 17.504 14779 2.725Panggungrejo
11.904 65.708 5,52 21.200 16427 4.773
Wates 6.876 50.052 7,28 13.395 12513 882Binangun 7.679 92.446 12,04 18.190 23112 -4.922Sutojayan 4.420 59.037 13,36 17.837 14759 3.078Kesamben 5.696 45.519 7,99 17.387 11380 6.007Selorejo 5.223 38.165 7,31 13.626 9541 4.085Jumlah: 158.87
9 1.110.766 6,99 420.781 277.694 143.08
7Sumber: RPIJM Kabupaten Blitar Tahun 2011
Sebagian besar rumah di Kabupaten Blitar memiliki kondisi atau kualitas
bangunan yang baik. Hal itu dikarenakan sebagian besar bangunan merupakan
rumah atau bangunan permanen.Berikut ini merupakan data kualitas bangunan
rumah dirinci tiap kecamatan.
Tabel 2. 12 Banyaknya Bangunan Rumah Sesuai Kualitas Bangunannya dirinci menurut Kecamatan
No
KecamatanKualitas Bangunan Rumah
Permanen
Semi PermanenTidak Permanen
1 Bakung 3.651 4.106 02 Sutojayan 8.758 1.276 6923 Panggungrejo 9.954 2.033 3654 Wates 3.234 1.998 2.0505 Binangun 7.396 2.620 1.6146 Kesamben 10.743 547 1.5587 Doko 6.918 1.626 3.2648 Wlingi 11.883 868 1.7229 Talun 15.802 159 384
10 Kanigoro 18.289 94 97211 Kademangan 14.573 1.673 1.59212 Sanankulon 13.750 688 607
II-23 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
No
KecamatanKualitas Bangunan Rumah
Permanen
Semi PermanenTidak Permanen
13 Srengat 15.248 513 88314 Udanawu 8.381 1.048 34615 Ponggok 20.921 1.638 2.12816 Nglegok 17.738 521 48217 Garum 14.476 605 57818 Gandusari 15.505 663 1.07919 Wonodadi 9.874 1.098 52520 Wonotirto 5.448 3.973 1.65421 Selorejo 7.459 1.018 19722 Selopuro 10.599 251 525
Jumlah 250.600 29.016 23.217Sumber: BPS Kabupaten Blitar Tahun 2009
2.4 PENDIDIKAN
Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan mempunyai nilai strategis
berupa kontribusi terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Index). Keberhasilan pembangunan pendidikan dapar diukur dari
pemerataan dan perluasan pendidikan serta peningkatan efisiensi serta
kualitasmanajemen pendidikan berupa: Angka Partisipasi Murni (APM), Angka
Partisipasi Kasar (APK), Angka Buta Huruf, Angka Putus/Tidak Sekolah. Namun
begitu pencapaian indikator diatas sangat mustahil tanpa didukung oleh
ketersedianaan sarana prasarana pendidikan yang memadai.
Angka partisipasi Kasar (APK) untuk Sekolah Dasar pada tahun 2008
sebesar 97,38 mengalami perkembangan dibanding tahun 2007 sebesar: 97,14.
Untuk Tingkat SLTP mengalami kemajuan yaitu tahun 2008 sebesar: 94,65
dibanding tahun 2007 sebesar 90,09. Sedangkan Tingkat SLTA mengalami
perkembangan sebesar 26,46 pada tahun 2008 terhadap tahun 2007 sebesar
26,34. Rendahnya angka partisipasi kasar (APK) untuk tingkat SLTA ini disebabkan
masih banyaknya lulusan SLTP yang melanjutkan ke kota lain.
Tabel 2. 13 Angka Buta Huruf dan APK Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
II-24 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
No
UraianTahun
2006 2007 2008 2009 20101. Angka Buta Huruf 10-44Th 8.67
77.576 700 0 0
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) :- SD- SLTP- SLTA
96,55
85,64
23,16
97,1495,2326,34
97,38
95,65
26,46
98,0496,2934,18
98,6299,0738,68
Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016
Angka Partisipasi Kasar (APK) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
terus menunjukkan peningkatan meskipun relatif kecil, hal tersebut merupakan
suatu pertanda bahwa angka “eksodus” lulusan dari Kabupaten Blitar ke sekolah di
luar Wilayah Kabupaten Blitar, seperti Kota Blitar, Tulungagung, Kediri bahkan
Malang sebagai dampak persepsi buruk kualitas pendidikan di wilayah Kabupaten
Blitar dibanding di luar Wilayah Kabupaten Blitar telah semakin terkikis. Namun
demikian, masih banyak sekali upaya yang harus dilaksanakan agar APK
pendidikan utamanya pendidikan menengah (SMP-SMA) semakin tinggi, bahkan
bila mungkin justru dapat menarik lulusan dari daerah lain untuk bersekolah di
Kabupaten Blitar karena lebih baiknya mutu pendidikan yang diberikan.
Ketersediaan sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan yang harus tersedia selain adanya manajemen sekolah dan kualitas
tenaga pendidik (guru) yang berkualitas. Pada Tahun 2008, jumlah lembaga PAUD
sebanyak 107 dengan jumlah guru 258 dan jumlah murid sebanyak 2.051 siswa.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang harus memperoleh proritas yang memadai
mengingat masa ini merupakan periode emas dalam proses pengembangan
psikologis anak yang ikut menentukan pertumbuhan kemampuan anak di masa
yang akan datang.
Peran sektor swasta di bidang pendidikan di Kabupaten Blitar sangat
menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat adanya komitmen untuk ikut ambil
bagian dalam upaya mencerdaskan masyarkat dengan mendirikan sekolah-
sekolahswasta dan tingkat anak usia dini, tingkat Sekolah Dasar sederajat (194
lembaga) dan SDLB (7 lembaga), tingkat SLTP sederajat sebanya 85 lembaga dan
SMPLB sebanyak 5 lembaga. Untuk tingkat SLTA sederajat sebanyak 45 lembaga
dan Pondok Pesantren sebanyak 75 lembaga yang terbesar di wilayah Kabupaten
Blitar.
Jika dilihat dari jumlah fasilitas pendidikan yang terdapat di tiap kecamatan,
maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
II-25 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 14 Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan Kabupaten Blitar Tahun 2010
No. KecamatanSD
(unit)SLTP(unit)
SLTA(unit)
1 Bakung 27 3 12 Wonotirto 35 6 03 Panggungrejo 38 5 14 Wates 30 5 35 Binangun 4 5 26 Sutojayan 36 7 57 Kademangan 48 7 38 Kanigoro 57 10 59 Talun 42 10 210 Selopuro 39 6 211 Kesamben 39 10 812 Selorejo 35 7 313 Doko 36 4 114 Wlingi 36 7 615 Gandusari 54 7 016 Garum 42 8 317 Nglegok 52 8 318 Sanankulon 44 5 219 Ponggok 71 9 220 Srengat 45 9 321 Wonodadi 40 7 422 Udanawu 31 3 2Jumlah 917 148 61
Sumber : Kumpulan Data SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010 Berdasarkan Data Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar dan BPS Kabupaten Blitar
Tabel 2. 15 Perkembangan Ratio Siswa, Tingkat Kelulusan, Rata-rata UAN dan Angka Putus Sekolah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
No
UraianTahun
2006 2007 2008 2009 20101 Ratio siswa – sekolah
- SD- SLTP- SLTA
124:1398:1282:1
121:1322:1273:1
122:1328:1276:1
125:1331:1284:1
123:1334:1298:1
2 Tingkat Kelulusan- SD- SLTP- SLTA
99,2783,2493,11
99,7183,7593,82
99,8390,0494,60
10090,0193,97
10093,1494,92
3 Rata-rata UAN- SD- SLTP- SLTA
6,116,056,06
6,156,116,04
6,996,336,73
6,926,466,91
6,946,716,98
4 Angka putus/ tidak sekolah- SD- SLTP- SLTA
0,863,871,78
0,041,060,18
0,0030,1
0,13
0,0030,130,09
0,0030,110,06
Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016
Dari sisi ketersediaan sekolah, Kabupaten Blitar telah cukup baik. Dapat
dilihat dari rasio siswa dan sekolah tahun 2010 untuk SD adalah 123 :1, untuk SLTP
334 : 1 dan untuk SLTA 298 :1. Rasio tersebut akan semakin membaik dalam lima
II-26 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
tahun mendatang dikarenakan masih akan terus diadakan pembangunan sarana
dan prasarana pendidikan baik berupa unit sekolah baru maupun ruang kelas agar
semakin dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik.
Tabel 2. 16 Perkembangan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan Rehab Ruang Kelas Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
No
UraianTahun
2006 2007 2008 2009 20101. Pembangunan Ruang Kelas Baru :
- SD/MI- SMP/MTS- SMA/MAN- SMK
-4965
-3444
-512
15
--1
15
-17-4
2. Rehab Ruang Kelas:- SD/MI- SMP/MTS- SMA/MAN
51142
8862
131244
3604-
20082-
Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016
2.5 KESEHATAN
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi sehingga pembangunan
kesehatan dapat dianggap sebagai investasi bagi pembangunan masyarakat di
masa yang akan datang. Oleh sebab itu peningkatan pelayanan di bidang
kesehatan dan akses masyarakat terhadap sektor kesehatan perlu mendapatkan
perhatian utama.
Indikator utama tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah adalah Umur
Harapan Hidup. Kabupaten Blitar saat ini memiliki umur harapan hidup mencapai 72
tahun. Artinya, rata-rata penduduk Kabupaten Blitar hidup sampai dengan usia 72
tahun. Angka harapan hidup sangatlah dipengaruhi oleh tingkat kesehatan
seseorang, semakin baik tingkat kesehatannya maka semakin tinggi angka harapan
hidup orang tersebut. Pada tahun 2006 angka harapan hidup masyarakat
Kabupaten Blitar 70 tahun, dan terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai
72 tahun pada tahun 2010.Perkembangan angka harapan hidup adalah
sebagaimana gambar 2.1 dibawah ini :
II-27 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
70
70.25
70.44
70.49
72
69 69.5 70 70.5 71 71.5 72
2006
2007
2008
2009
2010
Angka Harapan Hidup
Gambar 2. 1 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten BlitarTahun 2006 – 2010
Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2010
Perkembangan pelayanan terhadap masyarakat miskin dari tahun 2006 baik
melalui 24 Puskesmas yang tersebar di 22 Kecamatan maupun RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi adalah sebagaimana gambar 2.2 berikut :
6724574225 74709
90194
31561
454 2236 1714 1913 25050
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
2006 2007 2008 2009 2010
Rawat Jalan
Rawat Inap
Gambar 2. 2 Perkembangan Pelayanan Kesehatan Terhadap Masyarakat Miskindi Puskesmas dan RSUD Tahun 2006 – 2010
Sumber : Dinas Kesehatan dan RSUD Ngudi Waluyo Tahun 2010
Pelayanan diberikan kepada masyarakat miskin yang memiliki kartu
Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), juga masyarakat miskin yang
tidak memiliki kartu Askeskin tetapi diterangkan sebagai masyarakat miskin oleh
Desa/Kelurahan setempat dengan Surat Keterangan. Semua pelayanan kesehatan
diberikan secara cuma-cuma baik di Puskesmas maupun di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi.
Pada tahun 2006 pemegang kartu Askeskin berjumlah 64.783 orang, jumlah
tersebut terus bertambah seiring semakin lengkapnya data yang berhasil dihimpun,
dan alokasi dana untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin hingga pada tahun
II-28 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2010 jumlah pemegang Kartu Askeskin telah mencapai 257.070 orang. Peningkatan
jumlah pemegang kartu Askeskin terlihat jelas dalam gambar 2.8 dibawah ini :
64783
192068
244669257070
244669
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2006 2007 2008 2009 2010
Pemegang Kartu Askeskin
Gambar 2. 3 Perkembangan Jumlah Pemegang Kartu Askeskin Tahun 2006 – 2010Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Blitar Tahun 2010
Indikator bidang kesehatan yang lain selama kurun waktu tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 adalah sebagaimana disajikan dalam tabel 2.17
dibawah ini :
Tabel 2. 17 Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2006 – 2010
No Indikator SatuanTahun
2006 2007 2008 2009 2010
1 Angka Kematian Bayi/1000 Kelahiran
Hidup8,59 10,59 15,06 14,44 12,01
2Angka Kematian Ibu melahirkan
/100.000 kelahiran hidup
57,7 86,80 99,70 86,30 83,92
3 Kasus Gizi Buruk Kasus 52 65 38 54 464 Prevalensi Balita Kurang Gizi Persen 8,6 4,45 4,13 4,25 3,38
5Rasio Tenaga Medis terhadap Jumlah Penduduk
/Orang - 12,456 13,261 13,138 8,190
6 Cakupan Imunisasi Persen 64,7 74 73,9 73,3 59,70
7Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Persen 98,4 99,5 98,9 98,3 66,40
8 Kasus HIV/AIDS Kasus 16 22 36 41 589 Imunisasi Ibu Hamil Persen 24,99 79,68 82,53 73,09 14,83
10 Imunisasi Anak Sekolah Persen 99,5 109,8 101,6 109,3 -Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Blitar Tahun 2010
Pembangunan bidang kesehatan mencakup ketersediaan tenaga dan
fasilitas kesehatan yang mampu melayani masyarakat sehingga mampu mendorong
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Blitar. Berikut ini
merupakan data jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Blitar.
Tabel 2. 18 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Blitar
No Jenis SaranaTahun
2004 2005 2006 2007 20081 Rumah Sakit Umum 1 1 1 1 12 Rumah Sakit Bersalin 5 5 5 5 103 Puskesmas Pembantu 68 68 68 68 68
II-29 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
No Jenis SaranaTahun
2004 2005 2006 2007 20084 Puskesmas 24 24 24 24 245 Posyandu 1.427 1.427 1.428 1.444 1.4446 Polindes 184 184 184 184 1847 Pos Kesehatan Desa 0 0 0 195 248
Sumber: Kabupaten Blitar Dalam Angka Tahun 2009
Sampai dengan tahun 2008 di Kabupaten Blitar terdapat 1 Rumah Sakit
Umum yaitu RSUD Ngudi Waluyo di Wlingi. Sarana prasarana pelayanan kesehatan
yang lain seperti Rumah Sakit Bersalin, Posyandu dan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) mengalami perkembangan yang signifikan dengan upaya pemerintah
dan swasta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Seperti telah ditetapkan dalam Agenda RPJMD Kabupaten Blitar Tahun
2006-2011 dan prioritas pembangunan Tahun 2008 bahwa peningkatan aksesbilitas
pelayanan kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu prioritas yang
secara terus menerus akan ditingkatkan sehingga akan memberikan konstribusi
yang nyata terhadap Pembangunan Manusia di Kabupaten Blitar.
Tabel 2. 19 Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Blitar
No Jenis TenagaTahun
2004 2005 2006 2007 20081 Dokter Umum 40 26 33 37 362 Dokter Gigi 13 9 12 19 193 Dokter Spesialis 0 0 0 0 04 Bidan 289 184 175 282 2785 Perawat 137 140 145 141 1366 Apoteker 3 1 1 2 27 Paramedis lainnya 147 123 110 99 97
RSUD Ngudi Waluyo
RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar mempunyai peran yang strategis
terhadap upaya peningkatan kesehatan masyarakat diantaranya dengan
menyediakan sarana-prasarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten
Blitar. Adapun layanan tersebut meliputi: layanan kelas I,kelas II,kelas III, kelas VIP
Paviliun serta layanan lain seperti: laboratorium, radiologi, Instalasi Bedah Sentral,
Rehabilitasi Medik dan unit layanan yang lain. Berikut merupakan unit pelayanan
fungsional yang terdapat di RSUD Ngudi Waluyo.
Unit Pelayanan Fungsional Penyakit Dalam
Tersedia Poliklinik Penyakit Dalam dan Ruang Rawat Inap bagi Penyakit Dalam
yang dilayani oleh 2 orang dokter spesialis penyakit dalam.1 orang dokter spesialis
paru dan 1 orang dokter umum.
II-30 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Kemampuan yang dimiliki adalah: Monitoring and Electro Cardio Graph (ECG),
Treadmill test untuk mengukur kemampuan jantung bagi penderita jantung coroner
dan Spirometri (mengukur paru).
Unit Pelayanan Fungsional Penyakit Anak
Menyediakan poliklinik anak dan ruang rawat inap ana yang dilayani oleh dokter
spesialis anak. Dengan fasilitas pelayanan :section pupm, nebulezer incubator dll.
Unit Pelayanan Funsional Kebidanan dan Kandungan
Pada unit layanan kebidanan dan kandungan tersedia poloklinik kebidanan dan
penyakit kandungan, KB dan ruang rawat inap kebidanan dan penyakit kandungan
dilayani 2 orang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan serta dibantu 1
orang dokter umum. Pelayanan yang diberikan adalah kontrasepsi mantap, operasi
obsertri dan Gynekologi dengan peralatan yang tersedia, meliputi USG (ultra
sonographi), pesawat Mamographi dan ruangan/tindakan sectio cesaria.
Unit Pelayanan Fungsional Bedah
Tersedia Poloklinik Bedah dan Ruang rawat Inap Bedah yang dilayani 2 orang
Ahli Bedah dibantu 1 orang dokter umum. Pelayanan penunjang adalah instalasi
operasi yang terdiri dari 2 unit kamar operasi yang dapat digunakan untuk operasi
kecil, sedang dan besar.
Unit Pelayanan Fungsional THT
Tersedia poliklinik THT yang dilayanai 1 orang dokter spesialis yang melayani
penyakit telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan juga tindakan operasi.
Unit Pelayanan Fungsional Syaraf
Tersedia poloklinik syaraf dan fasilitas rawat inap yang dilayani oleh 1 orang
dokter spesialis syaraf.
Unit Pelayanan Fungsional Medik
Pelayanan Rehabilitasi Medik dilayani oleh seorang dokter spesialis rehabilitasi
medik yang dibantu oleh ahli madya rehabilitasi medik untuk pelayanan tindakan
dan konsultasi. Fasilitas yang dimiliki :electrical traksi automatic, lampu infra merah,
padice dan alat bantu latihan bahu dan tangan.
Fasilitas Pelayanan Penunjang Medik
Adapun fasilitas penunjang medik yang tersedia di RSUD Ngudi Waluyo
meliputi: instalasi radiologi, instalasi laboratorium, instalasi kamar operasi, instalasi
farmasi, instalasi rawat darurat (IRD), instalasi pemeliharaan sarana, instalasi gizi.
II-31 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.6 SOSIAL MASYARAKAT
1. Agama
Dari sisi keagamaan, penduduk Kabupaten Blitar didominasi oleh pemeluk
agama Islam, disusul oleh Kristen Protestan, Hindu, Katholik, dan yang berjumlah
paling sedikit adalah pemeluk agama Budha. Komposisi jumlah pemeluk agama di
Kabupaten Blitar adalah sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 2. 20 Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten BlitarTahun 2006-2009
AgamaTahun
2006 2007 2008 2009Islam 1.093.517 1.079.898 1.210.454 1.079.898Kristen Protestan 24.841 25.852 18.809 27.480Hindu 23.391 23.465 14.351 25.060Katholik 21.853 21.867 13.242 21.923Budha 6.050 6.082 2.913 5.085
Sumber: Kabupaten Blitar Dalam Angka Tahun 2010
2. Budaya
Dari segi kebudayaaan masyarakat Blitar termasuk bagian dari Jawa
Mataraman atau Masyarakat Jawa yang memiliki produk kebudayaan tidak jauh
berbeda dari komunitas Jawa yang tinggal di Surakarta dan Yogyakarta.
Masyarakat Jawa Mataraman mempunyai pola kehidupan sehari-hari sebagaimana
pola kehidupan orang Jawa pada umumnya. Pola bahasa Jawa yang digunakan,
meskipun tidak sehalus masyarakat Surakarta dan Yogyakarta, mendekati
kehalusan dengan masyarakat Jawa yang terpengaruh kerajaan Mataram di
Yogyakarta. Begitu pula pola cocok tanam dan sistem sosial yang dianut
sebagaimana pola masyarakat Surakarta dan Yogyakarta. Pola cocok tanam dan
pola hidup di pedalaman Jawa Timur, disebagian besar, memberi warna budaya
Mataraman tersendiri bagi masyarakat ini. Sedangkan selera berkesenian
masyarakat ini sama dengan selera berkesenian masyarakat Jawa pada umumnya.
Dalam masyarakat Jawa Mataraman ini banyak jenis kesenian seperti ketoprak,
wayang purwa, campur sari, tayub, wayang orang, dan berbagai tari yang berkait
dengan keraton seperti tari Bedoyo Keraton.
3. Kemiskinan, Pengangguran, dan IPM
Sebagai amanat Millenium Development Goals (MDG’s) yaitu komitmen
dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan,
dimana pemerintah Indonesia adalah salah satu Negara yang menandatangani
II-32 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
deklarasi millennium untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan millennium
yaitu:
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim,
2. Pemerataan pendidikan dasar,
3. Mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Mengurangi tingkat kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Begitu juga dengan arahan RPJM Propinsi Jawa Timur maupun nasional
masalah kemiskinan, pengangguran menjadi urusan bersama yang sangat prioritas.
Sama halnya dengan Kabupaten Blitar yang sudah dimulai sejak RPJMD tahun
2005-2011 sudah memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan penciptaan
lapangan kerja yang dikaikan dengan seluruh program prioritas pembangunan yang
pada taraf impactnya dapat mengurangi angka kemiskinan dan menurunkan
pengangguran.
Sesuai data PPLS 2008 (Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun
2008) terdapat 82.354 RTM miskin dengan rincian Sangat Miskin 11.711 rumah
tanggamiskin sebanyak 35.633 rumah tangga dan kategori hampir sebanyak 35.633
rumah tangga.Sedangkan Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Blitar
berdasarkan data Non Grema Tahun 2010berjumlah 79.237 Rumah Tangga Miskin,
dengan rincian 12.723 RTM Sangat Miskin, 34.667 RTM Miskin dan 31.847 RTM
Hampir Miskin. Lebih jelas mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Blitar dapat
dilihat dalam gambar 2.4 berikut ini :
II-33 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
11711
35633 35010
12723
3466731847
PPLS 2008Non Grema 2010
Gambar 2. 4 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Di Kabupaten BlitarBerdasarkan PPLS 2008 dan Survey Non Grema 2010
Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu upaya untuk mengentaskan
kemiskinan adalah dengan membuka seluas-luasnya kesempatan kerja bagi
masyarakat agar dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi bagi
peningkatan pendapatan keluarga miskin. Sehingga segala program dan kegiatan
yang bertujuan memperluas peluang kerja, peningkatan keterampilan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat sangatlah sesuai bagi upaya penanggulangan
kemiskinan.
Hal yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan upaya
penanggulangannya adalah bidang ketenagakerjaan. Kondisi ketenagakerjaan di
Kabupaten Blitar selama tahun 2006–2010 relatif kondusif. Hal tersebut terbukti
dengan terus menurunnya prosentase pengangguran terbuka di Kabupaten Blitar.
Untuk lebih jelasnya, pergerakan angka prosentase pengangguran terbuka adalah
sebagaimana gambar 2.5 berikut :
II-34 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2007 2007 2008 2009 2010
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00 5.63
4.54
3.02
3.87
2.71 TPT (%)
Gambar 2. 5 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Blitar Tahun 2006–2010
Dari gambar 2.5 diatas, dapat dillihat bahwa bila dibandingkan dengan
kondisi tahun 2006, Tingkat pengangguran telah berkurang 51,8 persen. Artinya
pada tahun 2010 hanya 2,7 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Blitar yang
benar-benar tidak memiliki pekerjaan.
Hakikat pembangunan tidak hanya terfokus pada perbaikan perekonomian
regional. Pembangunan akan semakin mengena jika langsung menyentuh subyek
sekaligus obyek dari pelaku pembangunan itu sendiri yaitu manusia. Perkembangan
pembangunan manusia bisa dilihat dari besaran Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang tersusun dari tiga komponen utama, yaitu indeks harapan hidup yang
mencerminkan tingkat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, indeks pendidikan
yang mencerminkan seberapa luas pengetahuan dan tingkat pendidikan dari
masyarakat serta indeks daya beli yang menggambarkan kemampuan daya beli
masyarakat.
IPM Kabupaten Blitar dari 2005-2009 terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2006, IPM Kabupaten Blitar mencapai 69,49%. Untuk tahun 2007, 2008 dan
2009 IPM Kabupaten Blitar tercatat masing-masing sebesar 72,28%, 72,74% dan
73,22% dan pada tahun 2010 mencapai 73,62%sebagaimana gambar 2.6 dibawah
ini :
II-35 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Gambar 2. 6 Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten BlitarTahun 2006–2010Sumber : Data makro Ekonomi 2010 (diolah)
Angka tahun 2009 tersebut mendudukkan Kabupaten Blitar pada urutan ke-
11 dari 38 kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Timur. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Kabupaten Blitar cukup baik dalam usaha peningkatan pembangunan
manusia dibanding dengan daerah lain di sekitar wilayah Kabupaten Blitar yang
memiliki struktur dan kultur serupa, antara lain Kabupaten Tulungagung (72,97 atau
urutan ke-13), Kabupaten Trenggalek (72,60 atau urutan ke-15) dan Kabupaten
Kediri (71,16 atau urutan ke-19). Berdasarkan tren selama 5 (lima) tahun terakhir,
dapat diprediksi kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 21 Proyeksi Angka Kemiskinan, Pengangguran, dan IPMKabupaten Blitar Tahun 2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Tingkat Kemiskinan (persen)12,5
012,36 11,01 10,6
810,02
Tingkat Pengangguran (persen)
2,192,01 1,97 1,90 1,85
IPM73,9
374,24 72,50 72,9
573,40
Indeks Harapan Hidup78,2
778,77 79,27 79,7
780,28
Indeks Pendidikan79,7
980,74 81,70 82,6
583,60
Indeks Daya Beli56,6
356,54 56,46 56,3
856,30
Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016
4. Perlindungan Sosial
II-36 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Penanganan masalah sosial masyarakat melalui pembangunan
kesejahteraan sosial di era reformasi saat ini memiliki posisi yang penting dan
strategis. Hal tersebut tidak dapat dielakkan mengingat dengan terjadinya krisis
ekonomi yang berkepanjangan telah menimbulkan banyak permasalahan social
yang utamanya bersumber dari kemiskinan. Oleh sebab itu peran pemerintah dalam
rangka pengentasan kemiskinan guna meminimalisir permasalahan sosial lainnya
mutlak diperlukan.
Disamping itu perhatian pemerintah kepada masyarakat yang berkondisi
cacat atau penyandang ketunaan harus senantiasa serius dilakukan, mengingat
kaum cacat, penyandang masalahan kesejahteraan sosial (PMKS) dan anak
terlantar juga merupakan bagian dari anak bangsa yang harus mendapatkan
perhatian setara dengan masyarakat normal. Penanganan masalah kesejahteraan
sosial terutama yang bersumber dari kemiskinan juga harus dilaksanakan secara
tepat guna menghindari timbulnya permasalahan sosial lainnya. Berikut
disampaikan indikator kinerja bidang sosial tahun 2006 sampai dengan 2010
sebagaimana tabel 2.22 :
Tabel 2. 22 Indikator Kinerja Bidang Sosial Tahun 2006-2010
Indikator SatuanTahun
2006 2007 2008 2009 2010Penanganan PMKS Kegiatan 8 9 9 7 7Jumlah PMKS Orang 242.058 245.877 254.161 254.157 254.143Penyandang Cacat :- Cacat Tubuh Orang 430 440 429 429 417- Tuna Netra Orang 68 68 68 68 68- Bisu Tuli Orang 40 40 40 40 40- Cacat Mental Orang 115 115 115 115 115- Eks Gangguan Jiwa Orang 45 45 45 45 45Jumlah Panti Jompo Buah 1 1 1 1 1Jumlah Panti Asuhan Buah 19 19 19 20 20Pembinaan WTS Kegiatan 3 3 3 5 -
Sumber : Dinas Sosial Kab. Blitar Tahun 2010
Jumlah tersebut adalah jumlah yang didata dan berada dalam binaan Dinas
Sosial Kabupaten Blitar, yang akan terus dibina dan diupayakan penanggulangan
dan pertolongan yang dibutuhkannya.
5. Kesetaraan Gender
Dari sisi Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Kabupaten Blitar telah
mengambil langkah-langkah dengan membuka Konseling Centrebagi perempuan
dan anak korban KDRT yang mau melapor dan terus melaksanakan sosialisasi dan
seminar mengenai pengarustamaan gender sehingga peranan perempuan dalam
II-37 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
pembangunan bisa lebih maksimal dan potensi yang dimiliki perempuan dapat digali
dan dikembangkan dengan maksimal.
Saat ini dalam jajaran pejabat Struktural Eselon II telah ada 3 (tiga) orang
pejabat perempuan, jumlah yang lebih banyak menduduki jabatan eselon III dan
IV.Juga terdapat 2 (dua) orang camat perempuan dari 22 kecamatan yang ada.Di
unsur legislatif saat ini terdapat 3 (tiga) orang perempuan sebagai anggota DPRD.
2.7 PEREKONOMIAN
2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pada umumnya masyarakat Kabupaten Blitar memiliki mata pencaharian
dalam sektor pertanian. Hal ini ditandai dengan Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku yang memiliki nilai terbesar adalah pada sektor Pertanian
(2007) yang mencapai Rp.4.109.030.030.000,-. Dan sub-sektor yang paling
dominan adalah pada sub-sektor pertanian tanaman pangan.
Tabel 2. 23 PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Berlaku(Juta Rupiah) Tahun2004- 2009
Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 (1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian 3.771.382,46 4.112.461,21
4.627.007,78
5.048.855,97
a. Tanaman Bahan Makanan 1.639.724,56 1.769.797,84
2.045.675,31
2.255.120,64
b. Tanaman Perkebunan 499.028,80 540.283,89 599.449,86 639.012,65c. Peternakan dan Hasil-
hasilnya1.484.779,91 1.702.360,8
71.867.552,4
02.029.661,90
d. Kehutanan 39.685,54 42.815,82 48.819,69 55.109,81e. Perikanan 48.163,65 57.202,78 48.819,68 68.850,98
2. Pertambangan dan Penggalian 190.453,16 212.529,70 236.841,64 259.319,23a. - Pertambangan Migas 0 0 0 0- Pertambangan tanpa Migas 5.303,56 6.135,63 6.754,90 7.530,69b. – Penggalian 185.149,60 206.394,07 230.086,74 251.788,69
3. Industri 187.962,26 212.990,59 241.225,87 259.675,81a. Industri Migas 0 0 0 01. Penyilangan Minyak Bumi 0 0 0 02. Gas Alam Cair 0 0 0 0b. Industri Tanpa Migas 187.952,26 212.990,59 241.225,87 259.675,811. Makanan, Minuman &
Tembakau160.988,52 182.972,96 207.831,41 223.733,35
2. Tekstil, Pakaian Jadi & Kulit 376,41 419,96 469,33 513,973. Kayu, Bambu & Sejenisnya 3.118,73 3.426,45 3.898,33 4.271,084. Kertas & Barang Cetakan 2.995,14 3.391,22 3.822,29 4.148,045. Kimia, Karet & Plastik 14.229,12 15.944,58 17.675,68 18.881,466. Barang Galian Bukan Logam 5.125,64 5.581,01 6.133,84 6.588,637. Logam Dasar, Besi & Baja 0 0 0 08. Alat Angkutan , Mesin 919,03 1.020,40 1.134,89 1.247,719. Barang Lainnya 209,66 234,02 260,1 291,57
4. Listrik, Gas & Air Bersih 75.342,27 82.438,67 90.281,56 98.718,92a. Listrik 74.129,60 81.089,47 88.800,19 97.065,57b. Gas 0 0 0 0c. Air Bersih 1.212,67 1.349,20 1481,37 1.653,35
II-38 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 (1) (2) (3) (4) (5)
5. Bangunan 160.239,73 183.895,41 213.659,59 240.674,466. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.047.548,67 2.398.188,3
32.781.444,7
03.183.229,20
a. Perdagangan Besar & Eceran
1.955.964,92 2.293.435,75
2.661.005,48
3.047.321,37
b. Perdagangan Besar & Eceran
1.955.964,92 2.293.435,75
2.661.005,48
3.047.321,37
c. Hotel 232,12 259,71 277,19 291,618. Jasa-Jasa
a. Pemerintahan Umum1.Adm. Pem. & Pertahanan2.Jasa Pemerintahan Lainnya
b. Swasta1.Jasa Sosial
Kemasyarakatan2.Jasa Hiburan dan Rekreasi3.Jasa Perorangan dan
Rumtg
760.651,39587.133,26587.133,26
0173.518,13
53.423,653.108,53
116.985,95
925.842,16725.958,19725.958,19
0199.883,97
62.282,993.495,99
134.104,99
1.111.500,83
882.153,72882.153,72
0229.347,11
70.776,163.848,94
154.722,01
1.211.032,78946.035,78946.035,78
0254.995,00
79.793,804.227,99
180.974,99
PDRB Dengan Migas 7.637.803,30 8.697.259,81
9.935.944,23
11.011.362,01
PDRB Tanpa Migas 7.637.803,30 8.697.259,81
9.935.944,23
11.011.362,01
Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010
Tabel 2. 24 PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Konstan(Juta Rupiah)Tahun 2004- 2009
Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 *) 2009 *)(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian 2.298.847,92 2.394.107,81
2.503.065,49
2.601.779,74
a. Tanaman Bahan Makanan 1.104.949,97 1.125.719,30
1.205.566,48
1.269.702,61
b. Tanaman Perkebunan 254.819,75 259.720,11 268.757,52 273.765,04c. Peternakan dan Hasil-
hasilnya897.595,92 964.976,33 984.252,59 1.013.058,86
d. Kehutanan 16.866,42 16.787,34 16.787,34 16.871,70e. Perikanan 24.615,86 26.904,72 27.701,56 28.381,53
2. Pertambangan dan Penggalian 114.445,52 120.189,27 126.268,30 132.605,01a. - Pertambangan Migas 0 0 0 0
- Pertambangan tanpa Migas 3.218,30 3.399,57 3.487,28 3.683,70b. - Penggalian 111.227,22 116.789,71 122.781,02 128.921,31
3. Industri 144.208,57 153.329,45 162.294,20 168.384,29a. Industri Migas 0 0 0 01. Penyilangan Minyak Bumi 0 0 0 02. Gas Alam Cair 0 0 0 0b. Industri Tanpa Migas 144.208,57 153.329,45 163.394,20 168.384,291. Makanan, Minuman &
Tembakau124.623,46 132.820,64 141.902,08 146.235,53
2. Tekstil, Pakaian Jadi & Kulit 302,31 319,7 335,74 348,343. Kayu, Bambu & Sejenisnya 2.279,25 2.380,39 2.519,66 2.581,084. Kertas & Barang Cetakan 1.823,40 1.959,58 2.080,72 2.152,895. Kimia, Karet & Plastik 10.028,68 10.513,98 11.044,36 11.357,926. Barang Galian Bukan Logam 4.258,08 4.399,72 4.532,40 4.683,167. Logam Dasar, Besi & Baja 0 0 0 08. Alat Angkutan , Mesin 752,09 785,55 821,26 857,791. Barang Lainnya 141,31 149,89 157,99 167,58
7. Listrik, Gas & Air Bersih 34.399,23 37.132,43 40.083,66 43.269,42a. Listrik 33.732,85 36.427,32 39.348,79 42.491,85
II-39 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 *) 2009 *)(1) (2) (3) (4) (5)
b. Gas 0 0 0 0c. Air Bersih 666,39 705,11 734,87 777,57
8. Bangunan 85.699,66 90.789,81 96.845,49 102.597,669. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.105.010,06 1.196.450,6
61.294.777,9
51.398.943,63
a. Perdagangan Besar & Eceran
1.058.909,20 1.147.378,18
1.242.288,25
1.342.744,64
b. Hotel 127,64 134,95 136,33 137,32c. Restoran 45.973,23 48.937,53 52.353,37 56.061,67
10. Angkutan & Komunikasi 90.714,01 97.050,87 103.266,09 110.353,41a. Angkutan 69.289,09 73.631,66 78.032,72 82.586,19
1. Angkutan Rel2. Angkutan Jalan Raya3. Angkutan Laut4. Angkutan Sungai, Danau &
Penyeb.5. Angkutan Udara6. Penunjang Jasa Angkutan
1.823,4056.981,16
000
10.484,53
1.929,1760.285,05
000
11417,43
2.044,3463.853,93
000
12.134,45
2.162,9367.556,32
000
12.866,94
b. Komunikasi1. Pos dan Telekomunikasi2. Jasa Penunjang
Komunikasi
21.424,9216.410,57
5.014,34
23.419,2217.708,33
5.710,89
25.233,3718.721,25
6.512,12
27.767,2220.740,10
7.027,12
9. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaana. Bankb. Lembaga Keuangan Tanpa
Bankc. Jasa Penunjang Keuangand. Sewa Bangunane. Jasa Perusahaan
251.628,80
4.102,6446.496,63
0178.692,92
22.336,61
269.364,20
4.330,6851.242,57
0189.803,90
23.987,05
286.950,46
4.563,2454.091,66
0202.672,60
25.622,96
302.221,404.816,88
57.449,170
212.539,1427.516,22
534.245,83
10. Jasa-Jasaa. Pemerintahan Umum1. Adm. Pem. & Pertahanan2. Jasa Pemerintahan Lainnyab. Swasta1. Jasa Sosial Kemasyarakatan2. Jasa Hiburan dan Rekreasi3. Jasa Perorangan dan Rumtg
446.968,18326.388,09326.388,09
0120.580,10
36.012,092.059,28
82.508,72
477.790,43348.183,97348.183,97
0129.606,45
39.043,082.186,16
88.377,21
513.883,60374.805,24374.805,24
0139.078,35
41.354,432.267,70
95.456,23
534.245,83381.314,18381.314,18
0152.931,65
43.594,432.339,39
106.997,8211. Bangunan 85.699,66 90.789,81 96.845,49 102.597,66
PDRB Dengan Migas 4.571.921,96 4.836.204,93
5.128.535,24
5.394.400,38
PDRB Tanpa Migas 4.571.921,96 4.836.204,93
5128535,24 5.394.400,38
Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010
A. Penerimaan Daerah
Penerimaan pendapatan adalah penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih.Pendapatan
Daerah bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain-lain
pendapatan.
1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan
yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah
II-40 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk
mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah
sebagai perwujudan Desentralisasi.Pendapatan asli daerah Kabupaten
Blitar pada tahun anggaran 2011 (APBD) adalah sebesar Rp.
66.516.349.217,67 meningkat sebesar Rp. 2.627.796.088,67 (4,11%) dari
tahun 2010 yaitu Rp. 63.888.553.129,00.
II-41 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 25 Profil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Blitar 2006-2010
NoUraianBagian
dan Pos
Realisasi P-PAD
2006 2007 2008 2009 2010 2011
PAD :1. Retribusi 17.989.972.168,00 20.162.497.409,0
0 25.473.880.688,0
0 12.565.457.889,00 13.200.186.345,0
014.795.299.920,73
2. Pajak 8.181.151.494,00 11.077.754.474,00
12.679.241.000,00
11.891.659.770,00 13.599.217.141,00
13.150.474.159,87
3. Bagian laba usaha daerah
303.748.156,96 1.186.494.507,41 915.276.000,00 1.301.304.716,37 885.432.510,32 1.245.877.462,07
4. Penerimaan Lain yang sah
9.292.567.255,46 10.243.244.661,31
6.600.911.595,00 32.509.860.755,21 36.203.717.132,68
37.324.697,00
Jumlah 35.767.439.074,42 42.669.991.051,72
45.669.309.283,00
58.268.283.130,58 63.888.553.129,00
66.516.349.217,67
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006–2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011
II-42 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah
Kabupaten Blitar cenderung tidak stabil (menurun dan meningkat pada
tahun tertentu) setiap tahunnya dimana tingkat pertumbuhan rata-ratanya
mencapai 13,53% dalam kurun waktu 6 tahun. Pada tahun 2011, pos
yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PAD Kabupaten Blitar
adalah dari pos lain yang sah yaitu sebesar Rp. 37.3324.697.675,00 atau
sekitar 56,97%, pos penerimaan retribusi sebesar Rp. 14.795.299.920
(21,06%), dari pos pajak sebesar Rp. 13.150.474.159,87 (20,07%), dan
pos yang memberikan kontribusi paling sedikit adalah pos bagian laba
usaha daerah Rp. 1.245.877.462,07 (1,90%).
2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan
mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan
Daerah dan antar Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri atas:
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus, serta
d. Transfer dari pemerintah pusat/ provinsi/ dan lainnya.
Profil dana perimbangan Kabupaten Blitar tahun 2006 sampai dengan
2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
II-43 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 26 Profil Dana Perimbangan Kabupaten Blitar 2006-2010
NoUraian
Bagian dan PosRealisasi P-APBD
2006 2007 2008 2009 2010 2011Dana Perimbangan
1. DAU 539.135.000.000,00
587.733.000.000,00
634.378.020.000,00
629.881.991.000,00
639.739.427.000,00
698.002.036.000,00
2. DAK 31.160.000.000,00 50.935.000.000,00
67.376.000.000,00
74.839.000.000,00
63.901.500.000,00
89.984.500.000,00
3. DBHP 23.986.321.328,00 51.472.513.748,87 34.836.293.462,73 53.356.267.202,00
64.177.023.485,00 52.126.688.176,004. DBHDP 1.721.679.469,10 1.655.131.210,00 7.173.244.226,00 5. transfer
pemerintah pusat/provinsi/ dan lainnya
31.232.656.758,00 32.636.123.f329,00
33.324.651.989,00 43.418.962.962,00 47.685.804.040,00 39.652.450.487,00
Jumlah 627.235.657.555,10 691.795.644.958,87 777.088.209.677,73 801.496.221.164,00 815.503.754.525,00 879.765.674.663,00Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011
II-44 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kondisi dana perimbangan
dalam APBD Kabupaten Blitar tidak stabil (menurun dan meningkat pada
tahun tertentu) dengan tingkat pertumbuhan rata-rata mencapai 7,08%
dalam kurun waktu 6 tahun. Adapun pos dari dana perimbangan yang
memberikan kontribusi terbesar kedalam APBD Kabupaten Blitar adalah
dari pos dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp. 698.002.036.000,00
(79,34%), sedangkan dari pos DAK sebesar Rp. 89.984.500.000,00
(10,23%), DBHP & DBHDP sebesar Rp. 52.126.688.176,00 (5,93%),
serta pos transfer dari pemerintah pusat/provinsi/dan lainnya sebesar Rp.
39.652.450.487,00 (4,51%). Pada tahun 2011 jumlah penerimaan daerah
Kabupaten Blitar mencapai Rp.1.118.580.454.880,67 yang terdiri dari
75,10% dari pos dana perimbangan, dari pos pendapatan asli daerah
(PAD) 5,95%, dari pos penerimaan lain-lain 18,95.
B. Pengeluaran Daerah
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:
1. Belanja Operasi
2. Belanja Modal
3. Tranfer ke Desa/kelurahan
4. Belanja tak Terduga.
Besarnya pengeluaran biaya di Kabupaten Blitar pada tahun 2011 mencapai
Rp. 1.157.481.404.785,34. Dilihat dari perkembangan total biaya di Kabupaten Blitar
tiap tahunnya cenderung tidak stabil (menurun dan meningkat pada tahun tertentu),
dimana rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya adalah sebesar 16,02%. Pada tahun
2011, pos paling besar pengeluarannya adalah pada pos belanja tidak langsung
yang meliputi belanja pegawai, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi
hasil kepada propinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga, yaitu sebesar Rp. 797.971.986.629,34
(68,94%), belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan
jasa, dan belanja modal yaitu sebesar Rp. 359.509.418.156,00 (31,06%).
Struktur/pertumbuhan pengeluaran komponen belanja daerah Kabupaten Blitar
dapat dilihat pada tabel berikut:
II-45 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 27 Kondisi Penerimaan Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
No Uraian Bagian dan PosRealisasi P-APBD
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1
Pendapatan transfera. Dana alokasi umum 539.135.000.000,00 587.733.000.000,00 634.378.020.000,00 629.881.991.000,00 639.739.427.000,00 698.002.036.000b. Dana alokasi khusus 31.160.000.000,00 50.935.000.000,00 67.376.000.000,00 74.839.000.000,00 63.901.500.000,00 89.984.500.000c. Dana bagi hasil pajak 23.986.321.328 51.472.513.748 34.836.293.462
53.356.267.202,00 64.177.023.485,00 52.126.688.176 d. Dana bagi hasil bukan pajak 1.721.679.469 1.655.131.210 7.173.244.226e. Transfer pemerintah pusat/
prop/ dan lainnya 31.232.656.758,00 32.636.123.329,00 33.324.651.989,00 43.418.962.962,00 47.685.804.040,00 14.826.400.000
Jumlah 596.003.000.797,10 691.795.644.958,87 747.871.254.298,00 758.077.258.202,00 767.817.950.485,00 854.939.624.176
2
Pendapatan asli daeraha. Retribusi 17.989.972.168,00 20.162.497.409,00 25.375.309.418,00 12.565.457.889,00 13.200.186.345,00 14.795.299.920b. Pajak 8.181.151.494,00 11.077.754.474,00 10.673.123.845,00 11.891.659.770,00 13.599.217.141,00 13.150.474.159c. Bagian laba usaha daerah 303.748.156,96 1.186.494.507,41 801.147.421,44 1.301.304.716,37 885.432.510,32 157.472.031.000d. Penerimaan lain yang sah 9.292.567.255,46 10.243.244.661,31 12.353.949.470,97 32.509.860.755,21 36.203.717.132,68 37.324.697.675
jumlah 35.767.439.074,42 42.669.991.051,72 49.203.530.155,41 58.268.283.130,58 63.888.553.129,00 222.742.502.754
3
Pendapatan lain-lain yang saha. Pendapatan hibah 23.743.992,00 445.100.000,00 18.500.000.000,00 135.045.229,00 39.652.450.487b. Pendapatan dana darurat 8.504.526.000,00 c. Pendapatan lainnya 207.653.632 36.459.510.200 45.018.200.200
jumlah 207.653.632 36.904.610.200 65.518.200.200 130.841.152.769 8.504.526.000,00 39.652.450.487
4
Penerimaan Pembiayaana. Penggunaan SILPA 23.530.581.719,30 48.861.203.746,82 89.341.357.550,62 46.669.838.021,97 66.186.878.264,19 b. Transfer dari dana
cadangan 1.000.000.000,00
c. Penerimaan pinjaman dari obligasi
318.170.000,00 3.009.587.119,00 58.777.700,00
d. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan
1.245.877.462
Jumlah 23.530.581.719 48.861.203.746 89.350.115.575 46.671.188.021 66.245.655.864,19 1.245.877.462Jumlah Penerimaan 655.508.675.222,52 820.231.449.956,59 951.943.100.228,41 993.857.882.122,58 906.456.685.478,19 1.118.580.454.879,00
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 206-2010 dan Penjabaran PAK Tahun 20011
II-46 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 28 Kondisi Pengeluaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
No UraianTahun P-APBD
2006 2007 2008 2009 2010 2011
I.BELANJA TIDAK LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 326.881.084.748,00 379.356.928.711,40 470.018.457.859,00 525.402.655.150,14 665.011.008.232,00 724.333.251.017,342 Belanja Bunga - 3 Belanja Subsidi 270.000.000,00 - 439.209.003,38 - 4 Belanja Hibah - 1.739.955.800,00 5.621.926.000,00 10.959.300.000,00 25.766.437.000,00 14.130.786.000,00
5Belanja Bantuan Sosial
19.383.121.152,00 24.070.227.161,00 19.700.445.400,00 8.545.223.395,00 19.112.442.206,72 9.924.418.331,00
6 Belanja Bagi Hasil 634.007.415,00 1.024.511.800,00 789.879.200,00 1.465.248.700,00 1.770.232.699,00 2.427.115.700,00
7Belanja Bantuan Keuangan
87.319.200,00 39.749.966.967,00 46.279.705.000,00 43.469.994.500,00 44.657.322.500,00 45.656.415.581,00
8Belanja Tidak Terduga
100.000.000,00 69.000.000,00 42.407.000,00 - 2.844.162.500,00 1.500.000.000,00
Jumlah 347.085.532.515,00 446.280.590.439,40 542.452.820.459,00 590.281.630.748,52 759.161.605.137,72 797.971.986.629,34
IIBELANJA LANGSUNG
1 Belanja Pegawai 10.760.886.031,00 37.808.872.852,86 34.786.710.266,89 40.191.545.946,67 40.097.709.681,00 41.555.257.500,00
2Belanja Barang dan Jasa
168.058.083.110,00 81.946.316.313,35 85.249.781.837,17 11.112.514.620,00 122.142.422.705,00 158.674.414.433,00
3 Belanja Modal 104.895.474.425,00 185.122.091.620,00 267.402.410.683,00 189.543.568.987,37 174.225.246.096,50 159.279.746.223,00Jumlah 283.714.443.566,00 304.877.280.786,21 387.438.902.787,06 240.847.629.554,04 336.465.378.482,50 359.509.418.156,00
Jumlah Total 630.799.976.081,00 751.157.871.225,61 929.891.723.246,06 831.129.260.302,56 1.095.626.983.620,22 1.157.481.404.785,34Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006 – 2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011
II-47 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Perbedaan landasan peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan APBD Kabupaten Blitar tiap tahunnya, menjadikan perbedaan uraian
bagian dan pos tiap tahunnya. Seperti pada bagian belanja operasi pos belanja
perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan pada anggaran APBD tahun 2006, pada
APBD tahun 2007-2010 sudah termasuk dalam pos belanja barang dan belanja
pegawai. Untuk uraian pos pada bagian belanja modal, tahun 2011 belum bisa
diuraikan setiap posnya karena pada tahun 2011 menggunakan data anggaran
bukan realisasi. Karena keridakseragaman uraian bagian dan pos pada tiap
tahunnya, maka untuk proyeksi 4 tahun kedepan, trend yang dilihat adalah
perkembangan uraian bagian APBD yang meliputi belanja operasi, belanja modal,
dan transfer ke desa/kelurahan.
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain
dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Tingkat pertumbuhan pembiayaan daerah Kabupaten Blitar pada tahun
2006-2010 mengalami peningkatan dan penurunan dengan nilai rata-rata 60%.
Untuk lebih jelasnya, kondisi eksisting pembiayaan daerah Kabupaten Blitar Tahun
2006-2011, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
II-48 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Tabel 2. 29 Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
No UraianTahun APBD
2006 2007 2008 2009 2010 2011
I.Jumlah Penerimaan Pembiayaan
1 SiLPA 23.530.581.719,30 48.861.203.746,82 89.341.357.550,62 46.669.838.021,97 66.186.878.264,19 41.523.509.4932 Pencairan Dana Cadangan - - - - 1.079.275.681,24 -
3Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahhkan
- - - - - -
4 Penerimaaan Pinjaman Daerah - - - - - -
5Penerimaan kembali pemberian pinjaman
- - 318.170.000,00 3.009.587.119,00 58.777.700,00 -
6 Penerimaan piutang daerah - - - - - - jumlah 23.530.581.719,30 48.861.203.746,82 89.659.527.550,62 49.679.425.140,97 67.324.931.645,43 41.523.509.493,00
IIJumlah Pengeluaran Pembiayaan
1 Pembentukan Dana Cadangan - - - 1.000.000.000,00 - -
2Penyertaan Modal (investasi) daerah
2.100.000.000,00 6.831.000.000,00 6.915.000.000,00 - - 1.625.260.025
3 Pembiayaan Pokok Utang 4.914.952.153,00 5.529.586.485,18 99.252.925,00 2.233.377.978,54 - 997.299.5634 Pemberian Pinjaman Daerah 4.914.952.153,00 - - - - - Jumlah 11.929.904.306,00 12.360.586.485,18 7.014.252.925,00 3.233.377.978,54 0,00 2.622.559.588,00 Pembiayaan Netto 11.600.677.413,30 36.500.617.261,64 82.645.274.625,62 46.446.047.162,43 67.324.931.645,43 38.900.949.905,00
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011
II-49 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.7.2 Ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Blitar relatif rendah, hal
tersebut dimungkinkan karena kekuatan ekonomi utama Kabupaten Blitar adalah
Bidang Pertanian yang memiliki banyak sekali peluang pemanfaatan tenaga kerja
meskipun hanya paruh waktu dan musiman.Indikator Ketenagakerjaan yang lain
sejak tahun 2006 – 2010 secara terperinci disajikan dalam tabel 2.30 berikut ini :
Tabel 2. 30 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010
No Uraian Satuan 2006 2007 2008 2009 20101. Pencari kerja Orang 20.719 20.810 25.623 22.380 15.5802. Penempatan Orang 6.536 6.480 4.957 2.776 1.795
3.Penghapusan Pencari Kerja
Orang 3.384 3.203 9.554 6.406 1.177
4. Belum ditempatkan Orang 10.799 11.125 11.112 13.108 12.608
5.Permintaan lowongan
Lowongan 6.959 6.544 5.445 3.811 1.876
6. Dipenuhi Lowongan 6.536 6.480 4.957 2.776 1.795
7.Penghapusan lowongan
Lowongan 396 - 614 900 0
8. Sisa lowongan Lowongan 27 64 488 45 81
10.Jumlah Angkatan Kerja
Orang 498.230 499.289483.70
9285.204 484.939
Sumber : DisNakertrans Kab. Blitar Tahun 2010
Dari sisi upah, peningkatan yang cukup signifikan juga terus terjadi. Upah
minimum Kabupaten pada tahun 2007 masih berjumlah Rp. 409.200,-/bulan, pada
tahun 2010 telah mencapai Rp. 655.000,-/bulan atau mengalami peningkatan
sebesar 62,47persen yang secara lebih jelas digambarkan dalam gambar 2.7
berikut :
409200
450000
501700
570000
655000
2006
2007
2008
2009
2010
Upah Minimum Kabupaten Blitar
Gambar 2. 7 Perkembangan Jumlah Upah Minimum Kabupaten BlitarTahun 2006 -2010
Sumber : Disnakertrans Kab. Blitar Tahun 2010
II-50 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.7.3 Pertanian
Potensi Pertanian di wilayah Kabupaten Blitar sangatlah beraneka ragam
dan tersebar di hampir seluruh Kecamatan. Unggulan bidang pertanian adalah
tanaman pangan yang terdiri atas padi, jagung dan ketela pohon. Disusul oleh sub
sektor peternakan dalam hal ini ayam petelur dan hasil peternakan sapi yaitu susu.
Kedua komoditi ini menjadi produk andalan Kabupaten Blitar. Yang menonjol
berikutnya adalah perikanan darat dalam hal ini ikan hias terutama koi. Kabupaten
Blitar adalah sentra pengembangan dan buudidaya koi unggulan yang telah diakui
secara nasional. Di sektor perkebunan, komoditas khas yang sangat menonjol
adalah rambutan, dan nanas. Berikut data produksi komoditas pertanian andalan
Kabupaten Blitar sebagai salah satu daerah pertanian potensial di Jawa Timur.
Tabel 2. 31 Produksi Komoditas Andalan PertanianTahun 2006-2009No
UraianSatua
n2006 2007 2008 2009
1 Padi Ton 299.091 273.815 280.198 290.9112 Jagung Ton 244.292 236.600 303.202 323.7393 Ketela Pohon Ton 52..131 41.832 45.381 44.9814 Tebu Ton 547.152,73 518.964 534.150 527.127,505 Rambutan Ton 177,45 33,20 208,39 321,046 Nanas Ton 192,91 221,52 10,54 95,437 Telur Ton 127.543,28 128.042,50 130.932,75 132.812,978 Susu Liter 36.063,03 37.983,13 38.023,05 38.136,84
9 Koi Ekor298.116.20
0246.427.000 141.492.50
0155.641.75
0Sumber : Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 2010
2.7.4 Industri dan Perdagangan
Salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Blitar adalah sektor
industri khususnya industri kecil/rumah tangga yang mencapai 99,64 persen dari
keseluruhan industri yang ada di Kabupaten Blitar. Namun bila diilihat dari
komposisi kontribusi terhadap PDRB, industri hanya memberikan kontribusi berkisar
2%. Dengan prosentase kontribusi tersebut kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi dan perluasan lapangan kerja masih relatif kecil.
Hal tersebut sedikit banyak disebabkan oleh masih dominannya industri
kecil/industri rumah tangga yang mencaapai 680 unit (formal) dan 10.589 unit (non
formal). Industri sedanng di Kabupaten Blitar baru berjumlah 14 unit. Adapun
jangkauan pemasaran hasil industri kecil tersebut sebagian besar untuk memenuhi
kebutuhan pangsa pasar lokal dan regional, nilai eksport masih sangatlah
kecil.Perkembangan industri kecil antara lain dapat dipantau dari perkembangan
jumlah pemegang SIUP dan TDP setiap tahunnya, sebagaimana dilukiskan dalam
gambar 2.8 berikut :
II-51 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
825
7008
717
7416
822
8337
674
9060
398
9456
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
2006 2007 2008 2009 2010
Pemegang SIUP
Pemegang TDP
Gambar 2. 8 Perkembangan Jumlah Pemegang SIUP dan TDPTahun 2006 – 2010
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Blitar Tahun 2010
2.7.5 Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Blitar memiliki potensi sumber daya mineral dan bahan tambang
yang cukup potensial baik dari segi jenis maupun jumlah cadangannya, namun
karena kewenangan pengelolaannya berada di Pemerintah Pusat kecuali golongan
C, maka kontribusinya terhadap PDRB masih sangatlah kecil. Lebih lanjut potensi
tambang Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 32 Potensi Tambang di Kabupaten BlitarNo
Jenis Luas areal (ha)Perkiraan Cadangan
(m3)Lokasi
1 Trass 40.50 12.800 Gandusari2 Bentonit 136.19 970.000 Wates , Binangun3 Kaolin 74 1.495.000 Wonotirto , Sutojayan4 Feldspar 355 2.830.000 Wonotirto5 Zeolit 59.45 630.000 Wonotirto , Panggungrejo6 Ballclay 187.35 1.864.390 Wonotirto, Wates, Kademangan7 Sirtu 280 3.100.000 Sungai Lekso, Semut dan Bladak9 Pasir Besi 48.30 298.000 Panggunngrejo, Bakung, Wates
10 Pirophylit 37 740.000 Bakung, Kademangan11 Emas 0.7-1.79Gr/ton Gunung Klitik Wates, Wonotirto
Sumber: Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 2010
II-52 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
2.8 VISI DAN MISI KABUPATEN
2.8.1 Visi
Visi Kabupaten Blitar berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar periode 2006-2026 adalah:
“TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN
BERKEADILAN”
Untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera perlu penerapan nilai-nilai
keagamaan atau ketaqwaan terhadap TYME (masyarakat relegius) dan
pemerintahan yang berkeadilan sehingga tercipta ketentraman, keamanan dan
ketertiban. Dengan ketentraman, keamanan, ketertiban, maka akan mendorong
masyarakat maju yang ditandai dengan jiwa enterpreneurship dan produktif.
Makna:
1. Sejahtera
Sejahtera dimaknai sebagai suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki
keberdayaan secara sosial dan ekonomi, sehingga mampu melangsungkan
kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak.
2. Relegius (Agamis)
Religius (Agamis) dimaknai suatu kondisi dimana semua aktifitas
kemasyarakatan dilandaskan pada nilai-nilai religi sehingga terwujud suatu
kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan bermartabat.
3. Adil
Adil dimaknai terwujudnya pembangunan merata, yang dilakukan oleh seluruh
masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
untuk terciptanya masyarakat yang religius, demokratis, berbudayadan
bermartabat di Kabupaten Blitar.
2.8.2 Misi
1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi
masyarakat;
2. Mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan publik serta
akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan
dan pendidikan;
II-53 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan
dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah;
4. Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku
kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial
berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa;
5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta
penegakan hukum dan HAM;
6. Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumberdaya alam, pelestarian
lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan;
7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui
reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN.
2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA
Institusi dan organisasi yang terdapat di Pemerintahan Daerah Kabupaten
Bllitar terdiri dari Sekretariat DPRD, Sekretariat, Dinas, Badan, dan Kantor.Berikut
lebih rinci mengenai institusi pemerintah daerah Kabupaten Blitar.
1. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD adalah unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin
oleh Sekretaris Dewan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati.
2. Sekretariat
Sekretariat terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian Humas dan Protokol,
Keuangan dan BA, Umum dan Perlengkapan, Organisasi, Perekonomian,
Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat, Hukum, dan Pemerintahan.
3. Dinas
Dinas-dinas yang terdapat di Kabupaten Blitar antara lain Dinas PPKAD,
Dinas Koperasi dan UKM, Dinas PU Bina Marga & Tata Ruang, Dinas PU
Bina Marga & Pengairan, Dinas Porbudpar, Dinas Peternakan, Dinas
Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Hutbun, Dinas Pertanian,
Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Disperindag, Dispendukcapil,
Disnakertrans, Dishubkominfo.
4. Badan
Badan pemerintahan di Kabupaten Blitar terdiri dari RSUD Ngudi Waluyo,
BKD, PP & KB, Bapemas, Kesbangpolinmas, Bappeda, dan BP4K.
II-54 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
5. Kantor
Kantor pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Blitar antara lain Satpol
PP, KPTSP, Ketahanan Pangan, Perpust, Arsip & Dok, Lingkungan Hidup.
Terkait dengan adanya penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar
maka terdapat stakeholder utama dan pendukung. Stakeholder utama di Kabupaten
Blitar, antara lain:
- Dinas Pekerjaan Umum Pusat, Provinsi, dan Kabupaten
- Dinas Kesehatan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten
- KLH Pusat, Provinsi, dan Kabupaten
- DPR Komisi 4 dan 3
Sedangkan untuk stakeholder pendukung terkait Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Blitar, antara lain:
- LSM Regional Asia Tenggara yaitu Borda Partner terkait pembangunan
sanimas
- LSM Spectra Unilever terkait PHBS Anak Sekolah
- Bank-bank terkait yaitu BNI, BRI, BPD, Bank Mandiri
Selain itu, terkait dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar
maka dibentuk Pokja Sanitasi yang dibentuk berdasarkan No SKEP Pokja
188/259/409.012/KPTS/2011 pada tanggal 1 Juli 2011. Berikut ini merupakan data
kelembagaan serta data anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar.
Data Umum Kelembagaan
1. Instansi Pengelola Persampahan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar
2. Instansi Pengelola Air Limbah : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar
3. Nama Pokja : Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar
4. Nomer dan Tanggal SKEP Pokja :188/259/409.012/KPTS/2011, Tanggal 1 Juli
2011
a. Alamat Pokja : Kantor Bappeda Kabupaten Blitar Jl. Semeru
No. 40 Telp. (0342) 808 165 Fax. (0342)
806275
Tabel 2. 33 Anggota Pokja
Anggota Pokja NamaJabatan
dalam PokjaJabatan Pokok
Ketua Ir. Bachtiar Sukokarjadji Ketua Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar
Sekretaris Ir. Dachlan Faturrachman, MS
Sekretaris Kepala Bappeda Kabupaten Blitar
Tim Koordinasi/Pengarah
Drs. Agus Handoko Koordinator Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar
II-55 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Anggota Pokja NamaJabatan
dalam PokjaJabatan Pokok
Dr. Kuspardani Anggota Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Drs. Harpiyanto Anggota Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar
Drs. Sumantri, MM Anggota Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Drs. Romelan Anggota Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar
Supandi, SP. Anggota Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar
Basuki AR Anggota Direktur PDAM Kabupaten Blitar
Era Herry Noegroho Anggota Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar
Bidang Kelembagaan dan Pendanaan Bidang Teknis
Suyanto, SH, MM Anggota Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar
Drs. Bambang Suntoro, Msi. Anggota Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) Kabupaten Blitar
Drs. Palal Ali Santoso, MM Anggota Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Blitar
Drs. Herman Widodo Anggota Kepala Bagian Keuangan dan Bina Asset Kabupaten Blitar
Drs. Izal Marom Anggota Kepala Bagian Organisasi Kabupaten Blitar
H. Masngut Anggota Pengusaha Kabupaten Blitar
Siswanto, S.Sos., MM Koordinator Kabid Fisik Prasarana Bappeda Kabupaten Blitar
Drs. Edi Mali Anggota Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Agus Suparnadi, SE Anggota Kabid Pengembangan Sumberdaya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Sutono, SH Anggota Kasubid Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Bappeda Kabupaten Blitar
Gunadi, SKM Anggota Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Bidang Komunikasi
Ir. Khristina Anggota Kepala BP4K Kabupaten Blitar
Mulyono, SH, MSi Anggota Kabag Hukum Kabupaten Blitar
Drs. Bambang Supriyadi Anggota Kabid Infokom Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Blitar
Edi Wnarto, S.Sos Anggota Kasubag Pelayanan Informasi Bagian Humas
II-56 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Anggota Pokja NamaJabatan
dalam PokjaJabatan Pokok
dan Protokol Kabupaten Blitar
Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pemberdayaan
Drs. Budi Santoso Koordinator Kabid Perumahan dan Penyehatan Lingkungan dan Perumahan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar
Musrom, S.Ag.Msi,MH Anggota Kabid Ketahanan Masyarakat pada Bappemas Kabupaten Blitar
Dr. Hari Purwanto Anggota Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Ir. Suci Rahayu Anggota Kasi Analisa Dampak Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar
Uliep Sunaryati, SE, MM Anggota Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar
Bidang Monitoring dan Evaluasi
Dra. Istiqomah, MM Koordinator Kabid Evaluasi, Pengendalian Data dan Statistika pada Bappeda Kabupaten Blitar
Ir. Ochtadhi Dwi FachTurachman
Anggota Kasi Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar
Tim Sekretariat
Asmaningayu, ST, MM Koordinator Staff Bappeda Kabupaten Blitar
Tomi Paptomo, ST Anggota Staff Bappeda Kabupaten Blitar
2.10 TATA RUANG WILAYAH
Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan
sistem perdesaan, sistem perkotaan, serta arahan sistem jaringan prasarana
wilayah.
2.10.1 Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan
Berdasarkan RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008-2028, pembagian
kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Blitar sesuai dengan kondisi dan
karakteristik kegiatan dibedakan menjadi kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga
sesuai dengan peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria penetapan batas kota di
II-57 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
2 4 Desa
Kaw. Perkotaan/Ibukota Kecamatan
1 3 5 Dusun
Pusat SSWP
Ibukota Kabupaten Blitar
TAHUN 2011
wilayah Kabupaten Blitar ditetapkan atas dasar status kawasan sebagai kawasan
perkotaan ibu kota kecamatan. Pada wilayah Kabupaten Blitar terdapat 1 kawasan
perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota Kabupaten Blitar dan 21 kawasan
perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan.
2.10.2 Sistem Perdesaan
Sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa
secara berhierarki. Pengembangan kawasan perdesaan yang disusun berdasarkan
pelayanan perdesaan secara berhierarki tersebut, meliputi :
a. Pusat pelayanan antar desa/kelurahan
b. Pusat pelayanan setiap desa/kelurahan
c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman
Pusat-pusat pelayanan tersebut secara berhierarki memiliki hubungan
dengan :
a. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat.
b. Perkotaan sebagai pusat pelayanan SSWP
c. Ibukota Kabupaten Blitar
Secara diagramatis, sistem perdesaan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2. 9 Diagram Sistem Perdesaan
Didalam pengembangan kawasan perdesaan juga turut dikembangkan pula
kawasan permukiman perdesaan yang berfungsi untuk mendorong pertumbuhan
II-58 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
perekonomian perdesaan sebagai bagian dari sistem perekonomian wilayah,
dengan diikuti pula pengembangan dan peningkatan penyediaan sarana dan
prasarana penunjang kawasan permukiman, seperti jaringan jalan, transportasi,
listrik, air bersih, telekomunikasi dan sarana pendukung lainnya.
Sedangkan untuk pengembangan sektor perekonomian, pada umumnya
kawasan perdesaan bertumpu pada sektor pertanian dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakatnya.
2.10.3 Sistem Perkotaan
Pengembangan sistem perkotaan terdiri dari: orde perkotaan, rencana
hierarki perkotaan, rencana sistem dan fungsi perwilayahan serta pengembangan
fasilitas kawasan perkotaan.
A. Orde Perkotaan
Pembentukan struktur ruang wilayah dilakukan dengan menata hierarki kota
(orde kota) secara efesien. Orde kota terbentuk karena adanya perkembangan dan
pertumbuhan perkotaan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Jumlah dan perkembangan penduduk.
b. Kegiatan masyarakat, baik kualitas maupun kuantitas.
c. Kelengkapan fasilitas, utilitas, dan prasarana-sarana infrastruktur perkotaan.
d. Orientasi kegiatan setiap kawasan
Adanya hierarki kota berarti ada keterkaitan antara suatu kota dengan kota
yang lain. Kota yang memiliki hierarki lebih tinggi berarti lebih besar pengaruhnya
dan jangkauannya serta akan mempengaruhi perkotaan lain yang memiliki hierarki
lebih rendah. Seiring dengan pemerataan pembangunan, maka wilayah Kabupaten
Blitar telah berupaya melakukan pemekaran wilayah kecamatan, yaitu
bertambahnya jumlah kecamatan yang sebelumnya berjumlah 21 kecamatan,
sekarang telah menjadi 22 kecamatan. Kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan
Selopuro yang merupakan pecahan dari Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Talun.
Dalam skala provinsi orde perkotaan yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut:
a. Orde P1 : Megapolitan Surabaya – Malang (Megasuma)
b. Orde P2 : Metropolitan Pasgerbangkertosusila dan Metro Malang
c. Orde P3 : Surabaya
d. Orde P4 : Kota Malang
e. Orde P5 : Kota Blitar dan kota otonom lain serta Perkotaan sebagai pusat SWP
f. Orde P6 : Perkotaan setingkat ibukota kabupaten
II-59 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
g. Orde P7 : Perkotaan setingkat pusat SSWP di setiap Kabupaten
Berdasarkan kondisi tersebut, maka Kota Blitar memiliki kedudukan sebagai
orde P5, dan Perkotaan Kanigoro sebagai Ibukota Kabupaten memiliki orde P6.
Mengingat Perkotaan Kanigoro dan Perkotaan Wlingi akan dikembangkan sebagai
perkotaan utama, maka dalam lingkup Kabupaten Blitar kedua perkotaan tersebut
menjadi perkotaan kesatu atau Orde K1. Jadi dalam lingkup provinsi terdapat
kemanaan anrata Orde P6 dengan Orde K1. Selanjutnya orde perkotaan di wilayah
Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :
a. Orde K1 : Perkotaan Kanigoro
b. Orde K2 :Perkotaan Wlingi, Perkotaan Srengat, Perkotaan Binangun,
Perkotaan Sutojayan, Perkotaan Bakung
c. Orde K3 :Perkotaan lain yang berfungsi sebagai Ibukota Kecamatan terdfiri
atas: Perkotaan Wonodadi, Udanawu, Ponggok, Sanankulon, Nglegok, Garum,
Gandusari, Talun, Kesamben, Selorejo, Selopuro, Wates, Panggungrejo,
Wonotirto dan Kademangan
B. Rencana Hierarki Perkotaan
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
hierarki atau besaran kawasan perkotaan terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu :
1. Kawasan perkotaan kecil, adalah kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk
yang dilayani paling sedikit 50.000 jiwa dan paling banyak 100.000 jiwa.
2. Kawasan perkotaan sedang, adalah kawasan perkotaan dengan jumlah
penduduk yang dilayani lebih dari 100.000 jiwa dan kurang dari 500.000 jiwa.
3. Kawasan perkotaan besar, adalah kawasan perkotaan dengan jumlah
penduduk yang dilayani paling sedikit 500.000 jiwa.
4. Kawasan metropolitan, adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan
kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional
yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi
dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1 juta jiwa.
5. Kawasan megapolitan, adalah kawasan yang terbentuk dari dua atau lebih
kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk
sebuah sistem.
Besaran perkotaan yang ada di wilayah Kabupaten Blitar dibedakan menjadi
2 (dua), yaitu :
a. Perkotaan Kecil meliputi Perkotaan Kanigoro dan Perkotaan Wlingi
II-60 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
b. Perkotaan Sangat Kecil meliputi Perkotaan lain yang berfungsi sebagai Ibukota
Kecamatan.
C. Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan Perkotaan
Perkembangan pembangunan wilayah akan tercapai apabila setiap wilayah
memiliki satuan wilayah pengembangan, dimana wilayah pusat pengembangan
berperan menyalurkan pembangunan yang ada terhadap wilayah disekitarnya. Bila
proses tersebut dapat berlangsung dengan baik maka pembangunan akan tercapai,
baik secara konseptual maupun secara nyata, hal ini dapat dilakukan dengan
menetapkan struktur ruang kota wilayah. Dengan menerapkan sistem kota-kota,
diharapkan akan menjadi penentu perkembangan bagi wilayah sekitarnya, sehingga
perbedaan perkembangan antar wilayah dapat dicegah atau paling tidak dapat
dikurangi tanpa harus mengorbankan wilayah yang potensial untuk berkembang.
Dalam mencapai hal tersebut, maka struktur tata ruang wilayah ditetapkan
dengan model rasionalisasi atau pembentukan Sub Satuan Wilayah Pengembangan
(SSWP). Dimana setiap SSWP memiliki wilayah pendukung dan wilayah SSWP ini
harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang sosial-ekonomi dalam skala
pelayanan SSWP atau skala sub-regional.Wilayah pusat pengembangan SSWP
juga harus memiliki aksesbilitas yang tinggi dan strategis dengan wilayah sekitarnya
maupun dengan SSWP lainnya. Berdasarkan kondisi yang ada di wilayah
Kabupaten Blitar, maka penetapan sistem perwilayahannya direncanakan 7 (tujuh)
SSWP, yaitu :
a. SSWP A, dengan pusat di Kecamatan Srengat, fungsi utama sebagai:
Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kabupaten
Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP
Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala SSWP
Pusat pengembangan pendidikan skala kecamatan
Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan
Pusat pelayanan transportasi skala kabupaten
Pusat pelayanan wisata cagar alam dan cagar budaya skala kabupaten
Sentra pemasaran home industri
Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan
Sentra pemasaran sektor peternakan
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP A ini adalah :
Pengembangan kegiatan pelayanan umum
II-61 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan kegiatan agribisnis
Pengembangan kegiatan industri
Pengembangan transportasi udara
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (nanas, nangka dan sayur-
sayuran)
Budidaya perkebunan (kakao da kelapa)
Budidaya perikanan darat
Budidaya peternakan (ayam ras, sapi perah dan sapi potong)
Pengembangan kawasan lindung
Kawasan rawan bencana
b. SSWP B, dengan pusat di Kota Blitar, fungsi utama sebagai:
Pusat perkantoran dengan pelayanan skala SSWP dan kota
Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan pendidikan skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan peribadatan skala kota
Pusat pelayanan perbankan skala sub regional
Pusat pelayanan transportasi skala kota dan sub regional
Pusat pelayanan komunikasi skala kota dan sub regional
Pusat wisata budaya dan sejarah skala sub regional
Sentra pemasaran home industri
Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP B ini adalah :
Pengembangan kegiatan pelayanan umum.
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan kegiatan wisata budaya dan sejarah
Pengembangan kegiatan industri
Pengembangan transportasi udara
Budidaya peternakan
Budidaya perikanan darat
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (rambutan dan sayur-sayuran)
Budidaya perkebunan (kakao dan kelapa)
Kawasan lindung
II-62 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Kawasan rawan bencana
Kawasan resapan air
c. SSWP C, dengan pusat di Kecamatan Kanigoro, fungsi utama sebagai :
Pusat perkantoran (Ibu Kota Kabupaten Blitar) dengan pelayanan skala
kabupaten
Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan pendidikan skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP dan sub regional
Sentra produksi pertanian holtikultura
Sentra pemasaran sektor peternakan
Sport Center, skala kabupaten
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP C ini adalah :
Pengembangan kegiatan pemerintahan
Pengembangan kegiatan pelayanan umum
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan kegiatan agropolitan
Budidaya peternakan
Budidaya perikanan darat
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura
Kawasan resapan air
d. SSWP D, dengan pusat di Kecamatan Wlingi, fungsi utama sebagai:
Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan
Pusat perdagangan grosir skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP
Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala SSWP
Pusat pelayanan peribadatan skala Kecamatan
Pusat pelayanan transportasi skala SSWP dan sub regional
Pusat pelayanan komunikasi skala SSWP
Pusat pelayanan wisata skala SSWP
Sentra pemasaran sektor peternakan
Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP D ini adalah :
Pengembangan kegiatan pelayanan umum
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
II-63 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Pengembangan kegiatan wisata
Pengembangan kegiatan peternakan
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (durian, rambutan, nangka dan
pisang)
Budidaya perkebunan (kelapa)
Kawasan lindung
Kawasan rawan bencana
e. SSWP E, dengan pusat di Kecamatan Binangun, fungsi utama sebagai:
Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan
Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan
Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala kecamatan
Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan
Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan
Pusat pelayanan wisata bahari skala kabupaten
Sentra pemasaran perikanan darat dan laut
Sentra pemasaran home industri
Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP E ini adalah :
Pengembangan kegiatan pelayanan umum
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan kegiatan wisata bahari
Pengembangan kegiatan perikanan
Pengembangan kegiatan industri
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura
Budidaya perkebunan
Kawasan lindung
Kawasan resapan air
Pengembangan kegiatan pertambangan
f. SSWP F, dengan pusat di Kecamatan Sutojayan, fungsi utama sebagai:
Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan
Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan lokal
Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala kecamatan
Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan dan lokal
Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan dan lokal
II-64 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Pusat pelayanan transportasi skala kecamatan
Pusat pelayanan wisata bahari skala kabupaten
Sentra pemasaran perikanan darat dan laut
Sentra pemasaran sektor peternakan
Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP F adalah :
Pengembangan kegiatan pelayanan umum
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan transportasi udara
Pengembangan transportasi laut
Pengembangan wisata bahari
Budidaya perikanan darat dan laut
Pengembangan peternakan
Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (mangga dan cabe)
Budidaya perkebunan (kelapa)
Pengembangan kegiatan pertambangan
Kawasan lindung
Kawasan resapan air
g. SSWP G, dengan pusat di Kecamatan Bakung, fungsi utama sebagai:
Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan
Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan
Pusat pengembangan pendidikan skala kecamatan dan lokal
Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan dan lokal
Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan dan lokal
Pusat pelayanan wisata skala kabupaten dan sub regional
Pengembangan sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan
Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP G adalah :
Pengembangan kegiatan pelayanan umum
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa
Pengembangan kegiatan wisata bahari
Budidaya perikanan darat dan laut
Pengembangan peternakan
Budidaya tanaman pangan
Pengembangan kegiatan pertambangan
II-65 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Kawasan lindung
Kawasan resapan air
Kawasan perkotaan kecamatan yang tidak mempunyai fungsi sebagai pusat
pertumbuhan dalam skala sub regional (SSWP), maka kawasan tersebut
merupakan wilayah inti pada tingkat kecamatan. Kawasan ini juga harus
memberikan pelayanan minimal sampai tingkat wilayah administrasi
kecamatan.Selain itu, setiap wilayah kecamatan diarahkan tetap sebagai kawasan
penghasil (produksi) tanaman pangan dan sebaiknya disediakan peruntukan tanah
bagi pengembangan industri skala kecil, terutama untuk mengolah hasil
sumberdaya alam yang tersedia.
Berdasarkan penetapan fungsi wilayah kecamatan pendukung SSWP ini,
maka dapat ditentukan penanganan untuk mempertahankan dan meningkatkan
potensi pada masing-masing kawasan. Berikut ini merupakan Peta Struktur Ruang
dan Pola Ruang Kabupaten Blitar.
II-66 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
II-67 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 6 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Blitar
II-68 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
Peta 2. 7 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Blitar
II-69 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |
TAHUN 2011
II-70 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |