bab ii gambaran umum bps kab blitar

97
BUKU PUTIH SANITASI TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN 2.1 GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS DAN GEOHIDROLOGI 2.1.1 Geografis Kabupaten Blitar merupakan salah satu dari wilayah Propinsi Jawa Timur yang terletak di kawasan Selatan, berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.Secara geografis, Kabupaten Blitar terletak diantara 111 o 40’ – 112 o 10’ Bujur Timur dan 7 o 58’ - 8 o 9’ 51” Lintang Selatan. Kabupaten Blitar tercatat sebagai salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain. Berikut ini adalah batas-batas wilayah Kabupaten Blitar : Sebelah timur : Kabupaten Malang Sebelah barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri Sebelah utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang Sebelah selatan : Samudera Indonesia Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah sebesar 1.588, 79 km 2 dan terdapat Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu Kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas 689,85 km² dan Kawasan Blitar Utara yang mempunyai luas wilayah 898,94 km 2 . Berikut ini merupakan peta orientasi Kabupaten Blitar terhadap Provinsi Jawa Timur. II-1 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Upload: gustriansyah-fredy

Post on 26-Dec-2015

127 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN

2.1 GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS DAN GEOHIDROLOGI

2.1.1 Geografis

Kabupaten Blitar merupakan salah satu dari wilayah Propinsi Jawa Timur

yang terletak di kawasan Selatan, berbatasan langsung dengan Samudera

Indonesia.Secara geografis, Kabupaten Blitar terletak diantara 111o 40’ – 112o 10’

Bujur Timur dan 7o 58’ - 8o 9’ 51” Lintang Selatan. Kabupaten Blitar tercatat sebagai

salah satu kawasan yang strategis dan mempunyai perkembangan yang cukup

dinamis. Kabupaten Blitar berbatasan dengan tiga kabupaten lain. Berikut ini adalah

batas-batas wilayah Kabupaten Blitar :

Sebelah timur : Kabupaten Malang

Sebelah barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri

Sebelah utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang

Sebelah selatan : Samudera Indonesia

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah sebesar 1.588, 79 km2 dan terdapat

Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu

Kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas 689,85 km² dan Kawasan Blitar Utara

yang mempunyai luas wilayah 898,94 km2. Berikut ini merupakan peta orientasi

Kabupaten Blitar terhadap Provinsi Jawa Timur.

II-1 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 2: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 1 Orientasi Kabupaten Blitar Terhadap Propinsi Jawa Timur

II-2 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 3: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.1.2 Topografis

Keadaan topografi di Kabupaten Blitar sangat bervariasi, yaitu mulai dari

dataran, bergelombang hingga berbukit. Adapun mengenai persebarannya kondisi

topografi sebagai berikut:

Wilayah Kabupaten Blitar Utara, yaitu mempunyai kemiringan dari 2%-15%,

15%-40% dan lebih besar dari 40%, dengan keadaan bentuk wilayah

bergelombang sampai dengan berbukit. Mengingat bagian wilayah utara

Kabupaten Blitar adalah merupakan bagian dari Gunung Kelud dan Gunung

Butak.

Bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar umumnya relatif datar dengan

kelerengan 0-20%, hanya pada bagian sebelah timur agak bergelombang

dengan kemiringan rata-rata 2-15%.

Wilayah Kabupaten Blitar Selatan, sebagian besar merupakan wilayah

perbukitan dengan kelerengan rata-rata 15-40%, hanya sebagian kecil yaitu

di sekitar DAS Brantas topografinya agak landai yaitu 0-2%.

Berdasarkan keadaan morfologi secara umum di wilayah Kabupaten Blitar,

termasuk jenis morfologi pegunungan, morfologi perbukitan dan daratan. Morfologi

pegunungan terletak di wilayah Blitar utara dengan ketinggian antara 167 sampai

2.800 meter dari permukaan laut (yaitu Gunung Kombang, Gunung Kelud, Gunung

Butak). Pada umumnya morfologi ini terbentuk oleh batuan hasil letusan gunung api

yang berumur muda dengan kemiringan antara 2% sampai dengan lebih besar

40%, yaitu meliputi Kecamatan Talun, Kecamatan Doko, Kecamatan Gandusari,

Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Ponggok.

Morfologi perbukitan terletak di bagian selatan Kabupaten Blitar dengan

ketinggian antara sekitar 100 meter dpl sampai dengan sekitar 350 meter dpl.

Umumnya morfologi ini terbentuk oleh batuan gamping atau kapur dengan

kemiringan antara 20 % sampai dengan lebih besar dari 40%, meliputi kecamatan

Kademangan, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Wates dan Kecamatan

Wonotirto.

Morfologi dataran yang ada di wilayah Kabupaten Blitar terletak dibagian

tengah wilayah Blitar. Daerah dataran ini ditempati oleh batuan hasil letusan gunung

api dan juga batuan lepas hasil dari endapatan Sungai Brantas yang mengalir dari

timur ke barat, dengan kemiringan antara 0% sampai dengan sekitar 20%, meliputi

Kecamatan Wonodadi, sebagaian Kecamatan Kademangan, Srengat, Garum,

Sanankulon, Kanigoro, Sutojayan, Kesamben, Wlingi, Selopuro dan Selorejo.

II-3 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 4: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 2 Peta Topografi atau Ketinggian Tanah Kabupaten Blitar

II-4 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 5: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.1.3 Geohidrologi

Kondisi geohidrologi merupakan penggambaran mengenai kondisi geologi,

jenis tanah, hidrologi, dan klimatologi Kabupaten Blitar.

A. Geologi

Jenis batu-batuan yang dijumpai di wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari

satuan batu gamping dan satuan batuan vulkanik dan marin yang berumur Miosen,

satuan batuan vulkanik muda, batuan endapan alluvial sungai dan satuan endapan

alluvial pesisir. Satuan batuan gamping terdiri dari batuan gamping terumbu yang

banyak ditemui di wilayah selatan Kabupaten Blitar, dengan jumlah hampir 20% dari

luas wilayah selatan, yaitu meliputi Kecamatan Bakung, sebagian Kecamatan

Wonotirto, sebagian Kecamatan Panggungrejo dan sebagian Kecamatan Wates.

Sedangkan satuan batuan campuran terdiri dari endapan vulkanik (breksi, tufa dan

lava) serta endapan marin (batu gamping, napal, serpik, batu pesisir dan

konglomerat) yang berjumlah 20% luas wilayah Kabupaten Blitar, meliputi

sebagian Kecamatan Kademangan, Sutojayan, Wonotirto, Panggungrejo, Binangun,

Wates, Kesamben, Sepuro dan Ponggok.

Satuan batu vulkanik muda terdiri dari lava lahar breksi dan lava andesit

sampai besalt, terletak seluruhnya di bagian utara wilayah Kabupaten Blitar,

sebesar 50% dari luas wilayah Kabupaten Blitar, yaitu meliputi Kecamatan

Udanawu, Srengat, Wonodadi, Ponggok, Nglegok, Garum, Sanan Kulon, Kanigoro,

Talun, Gandusari, Wlingi, Doko dan Kesamben. Bahan galian yang terdapat di

Kabupaten Blitar sebagian besar berada di bagian selatan dan telah dieksploitasi,

antara lain adalah :

Kaolin di Kecamatan Bakung dan Sutojayan

Ball Clay di Kecamatan Sutojayan

Bentoit di Kecamatan Binangun

Batu Bintang di Kecamatan Binangun, Panggungrejo, Winotirto dan

Sutojayan

Batu Tufa di Kecamatan Wates

Felspar di Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Panggungrejo

Pasir besi di Kecamatan Bakung dan Panggungrejo

B. Jenis Tanah

Terdapat sekitar 6 (enam) jenis tanah di Kabupaten Blitar, yaitu: Aluvial,

Regosol, Litosol, Mediteran, Latosol dan Indosol. Jenis tanah alluvial terdapat di

bagian barat Kabupaten Blitar dengan bahan induk endapan tanah liat dan pasir

II-5 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 6: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

serta topografinya dataran. Jenis tanah yang mempunyai penyebaran paling luas

adalah komplek litosol, mediteran dan refina yang menyebar di bagian selatan.

Jenis tanah mediteran terdiri dari dua macam yaitu mediteran dengan fisiografi

vulkanik lipatan yang penyebarannya terdapat di Kabupaten Blitar bagian timur.

Jenis tanah regosol mempunyai penyebaran sepanjang aliran Sungai Brantas dari

barat ke timur.

Sedangkan jika ditinjau kondisi tekstur dan kedalaman efektif tanah di

wilayah Kabupaten Blitar yaitu tekstur tanah sedang, tekstur tanah kasar dan tekstur

tanah halus. Kondisi tekstur tanah sedang yaitu cenderung berada di wilayah Blitar

timur, tanah yang bertekstur kasar yaitu kecenderungannya berada di wilayah Blitar

utara-barat (yaitu sebagian Kecamatan Udananwu, sebagian Kecamatan Ponggok

dan sebagian Kecamatan Gandusari).

C. Hidrologi

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Blitar mempunyai pola

yang berbeda antara wilayah utara Sungai Brantas dengan wilayah selatannya.

Wilayah utara Sungai Brantas membentuk pola aliran (drainage system) radial

dimana anak sungai dan sungai-sungai utamanya seolah-olah berpusat dari

Gunung Kelud dan Gunung Butak, kemudian menyebar keluar dan bermuara di

Sungai Brantas. Sungai-sungai utama dan anak-anak sungai sebagian besar

bermuara di Samudera Indonesia, hanya sebagian kecil (disekitar Kecamatan

Binangun yang bermuara di Sungai Brantas.

Sumber-sumber mata air utama di Kabupaten Blitar dengan debit air yang

cukup besar terdapat di Kecamatan Srengat, Gandusari, Wlingi dan Kesamben,

sedangkan sumber mata air lainnya mempunyai debit air yang relatif kecil (rata-rata

< 5 liter/detik) seperti yang terdapat di Kecamatan Kesamben, Kademangan,

Bakung dan Sutojayan.

Tabel 2. 1 Data Pengukuran Debit Sumber Air / Mata Air Kabupaten Blitar Tahun 2007

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5A.I.1

II.23

III.456

PENGAMAT MANGUNANDPK. TERMASSbr. Glodog

GEDOGSbr. Ringin PutihSbr. Mantenan

DPK. KAJARSbr. Gabru ISbr. Gabru IISbr. Gabru III

34

820

---

33

71104

757161

II-6 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 7: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5789

10111213141516

B.IV.17181920

V.212223242526

VI.27282930313233

VII343536

VIII373839404142434445

IX4647484950515253

Sbr. KaretSbr. KlesetSbr. WonokramanSbr. SesekSbr. CangkringSbr. Bacem IIISbr. PetungSbr. TermasSbr. UnjoSbr. Tunjung

PENGAMAT SRENGATDPK. SRENGAT BARATSbr. Jaran DawukSbr. Langon ISbr. Langon IISbr. Kerjen

DPK. SRENGAT TIMURSbr. PonggokSbr. PojoklorSbr. Pojok kidulSbr. BlonyoSbr. Kawedusan ISbr. Kawedusan II

DPK. KUNIRSbr. WonorejoSbr. Karangsono ISbr. Karangsono IISbr. Karangsono IIISbr. UtomoSbr. LuwengSbr. Maron

DPK. JATIPLENSbr. ArenSbr. KemiriSbr. Duren

DPK. NGAGLIKSbr. BuntungSbr. DandangSbr. KarangsonoSbr. BanyuuripSbr. Kalmpok ISbr. Kalmpok IISbr. Kalmpok IIISbr. GempolanSbr. Suwito

DPK. CERMESbr. TambakboyoSbr. Gledug ISbr. Gledug IISbr. SumberinginSbr. Kluwak/RinginSbr. SumberjoSbr.JinggotSbr. Sananlor

--

26-

1227

137-

7072

22103

79

592536

131112

3-

206019

21189

507

35

536915513762

89119

55372

46291310-

3312571436

2741030

1919

299

1929320

600

214209254

15069411

23277236484123

3022474

528592516

3934141072963608414

734678

264168

9204320285418

II-7 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 8: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5

CX545556575859606162636465666768

XI69707172737475767778798081828384858687888990919293949596

XII.979899

100101102103

XIII.

PENGAMAT BLITARDPK. LAHARSbr. PacuhSbr.SingonSbr. JedogSbr. BanjarjoSbr. JajarSbr. LumbuSbr. WayuhSbr. JaranSbr. TiloroSbr. TanjungsariSbr. PatihanSbr. TanjungsariSbr. SanankulonSbr. KuntulanSbr. Mundu

DPK. NGLEGOKSbr. SamanSbr. GedogSbr. KotesSbr. ArenSbr. Urung-urungSbr.JatenSbr. JatiSbr. Rondo KuningSbr. RinginSbr. TangisSbr. GlodogSbr. PandanSbr. Rampal GadingSbr. SamanSbr. PaluloSbr. NambaanSbr. DarunganSbr. KajarSbr. JiwutSbr. DandangSbr. BerjoSbr. BendilSbr. IpikSbr. JingkatSbr. LeleSbr. UnguSbr. KucurSbr. Bebek

DPK. KREWENGSbr. PojokSbr. Dandang Sbr. Recowarak Sbr. Saman Sbr. Kenyan Sbr. Ngegong Sbr. Ngrebo

DPK. ABAB

--

14-

11780

841

755

791

3235

3311424825-

1550137

331221332

421365381

211732----

20

172515

102715

7

35511410660

19587533

69572

91060

92030

325171

5814414837042011615942019811137116826633718

34472

50645030

17415027660

1018650

216

255580142102173456324

90

II-8 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 9: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5104105106 107108109110111112

D.XIV.113114115 116117 118119 120121 122

XV.123124125

XVI.126

XVII.127128129130131132

XVIII.133134135136 137138

XIX. 139140141142143

E.XX. 144145146 147

Sbr. Jatireco Sbr. Kendi Sbr. BendoSbr. Jambe DaweSbr. Japlak Sbr. Gadu Sbr. Ploso Sbr. Gong Sbr. Buluroto

PENGAMAT GARUMDPK . TANGGUNG,Sbr. Gatel Sbr. Doyo Sbr. Kucur Sbr. Klepon Sbr. Puring Sbr. Bogel Sbr. Kutugan Sbr. BuntungSbr. Ringin KembarSbr. Tanjung

DPK.JURANGLUDRUK Sbr. Combong Wetan Sbr. Combong KulonSbr. Kendi

DPK. JUDELINGAS. Sbr. Judel

DPK. GLONDONG Sbr. Kemloko Wetan Sbr. KaratSbr. BangkokSbr. Menjangan Kalung I Sbr. Menjangan Kalung II Sbr. Kemloko Kulon

DPK. PUTIH Sbr. Rejokaton Sbr. Tawang Sbr. Darungan Sbr. Cangkring Sbr. Pkunpung Sbr. Bendelonje

DPK. DANDERSbr. Kotes Sbr. Sanan Sbr. Gayam Sbr. Buntung Sbr. Ngaringan

PENGAMAT WLINGIDPK. JARISbr. RonggoSbr. Jambe Dawe Sbr. Urung - Urung Sbr. Asri

22

7723

4821-

3425272776

6140

2323

14

1783

20244

7151431

3120222348

38105284

31

1248

90024

159524299

39929031

12236

12810478

995437

15315226

204

20914626

21621421

39186663

594588513960

1025

4641164444108555

II-9 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 10: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5148149 150151 152153154155

XXI.156157158159 160161

XXII. 162163 164165166167 168169170171172 173

F.XXIII174175 176177178179180 181182 183184185 186187

XXIV. 188189 190191192 193194195196197198

Sbr. Tambak AsriSbr. KruwukSbr. Sandangrejo a Sbr. Sandangrejo b Sbr. Sandangrejo c Sbr. BatingSbr. BuntungSbr. Gondopuro

DPK. SEMUT Sbr. Bintang I Sbr. Bintang II Sbr. Bongkang Sbr. JetisSbr. BirosSbr. Gondo

DPK.LEKSO Sbr. AsriSbr. Nyunyur I Sbr. Nyunyru II Sbr. KluwihSbr. Slumbung I Sbr. Slumbung II Sbr. Tulungrejo CemungSbr. JailSbr. Pandang Sbr. WaruSbr. Judel

PENGAMAT KESAMBENDPK.LEKSO Sbr. Tulungrejo Sbr. GondoSbr. DeloSbr. Kepluk Sbr. DewiSbr. KajarSbr. PandangSbr. Rambut monteSbr. TirtomoyoSbr. Sirah KencongSbr. Darungan Sbr. Modong Sbr. Srondol Sbr. Siraman

DPK. BAMBANG Sbr. JerukSbr. NgembulSbr. KisiSbr. Banaran I Sbr. Banaran II Sbr. BelutSbr. WuluhSbr. GalorSbr. Telogo ArumSbr. Sumber UripSbr. Precet

5467

156-

19113041207

58110231911--6

10--

8745

116-2

12-

206

11-

36149

248525

13-

17

11990

11913922091

129

6916033040913883

170142512236517515041

13012519050

120

16815687

124148101

1600132025575536596

455179

42228025140590

7703192

174575184

II-10 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 11: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5

XXV199200 201202203204 205206 207208209

XXVI210211 212213214 215216 217218219220221222 223224 225226 227228 229230 231232

XXVII233234235236 237238 239240

XXVIII241242243244 245246 247248 249250

DPK. TUWUHSbr. Krenceng Sbr. Cangkring Sbr. ManggisSbr. Dandang Sbr. Andong Sbr. Buntung Sbr. SongoSbr. UloSbr. KotesSbr. BobSbr. Kabng

DPK. SEMBUNGMANIS Sbr. TapakSbr. Tepas Sbr. Kendi Sbr. Tretes Sbr. AsinSbr. Cungkup ISbr. Cungkup IISbr. Nyonya Sbr. Pucung Sbr. Masen Sbr. Bacin Sbr. Aren Sbr. Petung Sbr. Lunyu Sbr. JirakSbr. Ringin KembarSbr. BlumbangSbr. Sentul Sbr. NyonoSbr. TunggoronoSbr. Daselan Sbr. DandangSbr. Petung kandang

DPK. LEKSOWETAN Sbr. Tretek Sbr. PelusSbr. WaruSbr. Pluncing Sbr. Agung I Sbr. Agung II Sbr. Pohgajih Sbr. Sidorejo

DPK. LEMON Sbr. Umbul DaweSbr. KanomanSbr. SamanSbr. Ngembul Sbr. Sambigede Sbr. Jatireco Sbr. PelusSbr. RowoSbr. JabonSbr. Selok

5125-64-

3812--

216121-81--

203011--99-----5

25

7--

103611--

85---------

32943

1191411438421

17791

209244

4212616310562

180118393243888952

213185124107143321116129326405

35514454

127335210103186

335214695979348496397956

II-11 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 12: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5251252 253254255 256257258 259260 261262263 264265266 267268269270271 272273274275 276277 278279280 281282283284285286287288289

XXIX290291292 293294 295296297298299300301 302303 304305306307 308

Sbr. Jambe Dawe Sbr. Kembar I Sbr. Kembar II Sbr. Cemoro Sbr. ToroSbr. Tumpang Sbr. DaweSbr. Pandan I Sbr. Pandan II Sbr. Blumbang Sbr. KedahSbr. Wonokirun Sbr. Salamrejo Sbr. SokoSbr. KluwihSbr. Agung I Sbr. Agung II Sbr. Agung III Sbr. Pagung Asri I Sbr. Pagung Asri IISbr. Panggung Asri III Sbr. NanasSbr. Wates I Sbr. Wates II Sbr. Bah Suro Sbr. Banyu Urip I Sbr. Banyu Urip II Sbr. Banyu Urip III Sbr. Mojorejo I Sbr. Mojorejo II Sbr. Barisan I Sbr. Barisan II Sbr. Lodalem Sbr. LotekolSbr. BelisSbr. Kedungwaru Sbr. Tumpakrejo Sbr. RotoSbr.

DPK. JOLOSUTROSbr. Roth Sbr. WuluhSbr. Jambe DaweSbr. Wonorejo Sbr. BejiSbr. Tugurejo Sbr. SananSbr. KarangnongkoSbr. Kembar Sbr. DemanganSbr. Sukorejo Sbr. Sewu Sbr. Pakem Sbr. Rhginrejo Sbr. Jading Sbr. Watu Sbr. AyuSbr. Sidorejo Sbr. Umbulaongo

103--7-3-

12----16

1215-------

2032

239

4060--

106-2

-1010----

10-----3------

91442442

10424869545494

150409330684158883738

154716736

1073132

12536

236234127133154504436

9513223849

112176262792322512296254262823

15164

II-12 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 13: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

NoPengamat Pengairan

Nama DPK /Nama Sumber

Baku Sawah(Ha)

Debit1 Tahun(Ltr/dtk)

Keterangan

1 2 3 4 5309 310311312313314315316

G.XXX317318319 320321322323

XXXI. 324325326327 328329 330331332 333334 335336 337338339340 341

XXXII 342343

XXXIII344

Sbr.Waru I Sbr.SerutSbr.Kembar Sbr.Waru IISbr ArumSbr.Waru IIISbr.PurSbr.Mojorejo

PENGAMAT LODOYOD I JUDEG Sbr.Jambe Sbr.SokoSbr.KelopSbr.Blimbing Sbr.Puierejo Sbr.RampalomboSbr.Ubaian

D I . KLATAK Sbr.Ngaringan Sbr.Dringo Sbr.BejiSbr.SendangrejoSbr.Banyu Urip Sbr.Buntung Sbr.Gantung Sbr.MiriSbr.Jorongan Sbr.Wora -Wari Sbr.Loksongo Sbr.JedingSbr.Balerejo I Sbr.Balerejo IISbr.Balerejo IIISbr.Kaibentak Sbr.WaruSbr.Serang I

D I . Jambe Sbr.Soko Sbr.Bong

D I KEDUNG BIRU Sbr . Jabal

30-56

10-

23

3515821

414

1244422423542

129

62

123

4

177264732333082

213116156469

296

20581822301413212749323540

10758

340

1852

17

II-13 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 14: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 3 Peta Hidrologi Kabupaten Blitar

II-14 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 15: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

D. Klimatologi

Lokasi Kabupaten Blitar yang berada di sebelah selatan Khatulistiwa cukup

mempengaruhi perubahan iklim. Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3 apabila

dilihat dari rata-rata curan hujan dan bulan-bulan tahun kalender selama tahun

2006. Perubahan iklimnya seperti di daerah-daerah lain mengikuti perubahan

putaran 2 iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Rata-rata curah hujan

pada tahun 2006 paling tinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 450,20 mm.

Sementara dilihat dari banyaknya hari hujan per bulan, selama 5 tahun terakhir

secara umum terdapat perubahan jumlah hari hujan per bulan.

Pada tahun 2006, jumlah hari hujan paling dominan terjadi pada Bulan

November-Mei. Dan jumlah hari hujan paling banyak terjadi pada Januari, yaitu 18

hari. Sementara jumlah hari hujan terendah pada tahun yang sama terjadi pada

bulan Juni-Agustus masing-masing 1 hari.

2.2 ADMINISTRATIF

Secara administratif Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan yang dibagi

lagi menjadi 220 desa, 28 kelurahan, 759 dusun/Rukun Warga (RW), dan 6.978

Rukun Tetangga (RT). Berikut ini merupakan nama-nama kecamatan di Kabupaten

Blitar, antara lain:

1. Bakung

2. Wonotirto

3. Panggungrejo

4. Wates

5. Binangun

6. Sutojayan

7. Kademangan

8. Kanigoro

9. Talus

10. Selopuro

11. Kesamben

12. Selorejo

13. Doko

14. Wlingi

15. Gandusari

16. Garum

17. Nglegok

18. Sanankulon

19. Ponggok

20. Srengat

21. Wonodadi

22. Udanawu

Secara administratif wilayah Kabupaten Blitar dapat dilihat pada peta

dibawah ini.

II-15 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 16: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 4 Peta Administrasi Kabupaten Blitar

II-16 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 17: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 5 Peta Administrasi Kabupaten Blitar Berdasarkan Wilayah Desa/Kelurahan

II-17 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 18: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.3 KEPENDUDUKAN

Hasil registrasi penduduk menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Blitar

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dari 22 kecamatan di wilayah Kabupaten

Blitar, Kecamatan Ponggok menempati urutan teratas yang mempunyai jumlah

penduduk yang paling besar, yaitu sekitar 92.446 jiwa (tahun 2009). Sementara

kecamatan lain yang juga berpenduduk cukup besar (di atas 60.000 jiwa) adalah

Kecamatan Kanigoro (68.452 jiwa), Kecamatan Gandusari (68.682 jiwa),

Kecamatan Nglegok (65.708 jiwa), Kecamatan Kademangan (62.676 jiwa),

Kecamatan Talun (65.915 jiwa), Kecamatan Srengat (66.314 jiwa). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Sex Ratio Kabupaten Blitar Tahun 2009

Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio

1. Bakung 13.197 13.951 27.148 95

2. Wonotirto 17.805 18.188 35.994 98

3. Panggungrejo 21.249 21.179 42.429 100

4. Wates 14.479 14.544 29.023 100

5. Binangun 22.334 22.141 44.476 101

6. Sutojayan 23.070 23.691 46.761 97

7. Kademangan 31.018 31.659 62.676 98

8. Kanigoro 34.714 33.738 68.452 103

9. Talus 29.433 29.145 58.578 101

10. Selopuro 20.269 19.612 39.881 103

11. Kesamben 24.787 25.610 50.398 97

12. Selorejo 17.934 17.965 35.899 100

13. Doko 19.643 19.343 38.986 102

14. Wlingi 25.756 25.582 51.339 101

15. Gandusari 34.625 34.057 68.682 102

16. Garum 29.645 29.472 59.117 101

17. Nglegok 32.884 32.824 65.708 100

18. Sanankulon 24.887 25.165 50.052 99

19. Ponggok 46.386 46.059 92.446 101

20. Srengat 29.386 29.651 59.037 99

21. Wonodadi 22.715 22.804 45.519 100

22. Udanawu 18.984 19.180 38.165 99

Kabupaten Blitar 2009

555.202 555.562 1.110.764 100

Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010

Rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2009 di Kabupaten Blitar

mencapai 699 jiwa per kilometer persegi, dengan kepadatan penduduk tertinggi

pada Kecamatan Sanankulon yaitu sebesar 1.502 jiwa per km2. Kepadatan

penduduk selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 3 Kepadatan Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan Tahun 2009

II-18 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 19: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

KecamatanLuas

Wilayah(km2)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Pertumbuhan Penduduk (%)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)

1. Bakung 111,24 27.148 -16.48 244

2. Wonotirto 164,54 35.994 -14.22 219

3.

Panggungrejo

119,04 42.429

-11.77

356

4. Wates 68,76 29.023 -18.58 422

5. Binangun 76,79

44.476-12.54

579

6. Sutojayan 44,20 46.761 -9.80 1.058

7. Kademangan 105,28 62.676 -12.31 595

8. Kanigoro 55,55 68.452 -5.89 1.232

9. Talus 49,78 58.578 -10.34 1.177

10. Selopuro 39,29 39.881 -13.92 1.015

11.

Kesamben

56,96 50.398

-17.38

885

12. Selorejo 52,23 35.899 -18.95 687

13. Doko 70,95 38.986 -16.16 549

14. Wlingi 66,36 51.339 -16.87 774

15.

Gandusari

88,23 68.682

-12.39

778

16. Garum 54,56 59.117 -8.51 1.084

17. Nglegok 92,56 65.708 -11.69 710

18.

Sanankulon

33,33 50.052

-7.50

1.502

19. Ponggok 103,83 92.446 -6.92 890

20. Srengat 53,98 59.037 -6.85 1.094

21.

Wonodadi

40,35 45.519

-9.56

1.128

22. Udanawu 40,98 38.165 -9.85 931

Kabupaten Blitar

1.588,79 1.110.764 699

Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010 dan Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010

Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun

maka dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar dari tahun 2006

hingga 2009. Berikut adalah data prosentase pertumbuhan penduduk Kabupaten

Blitar berdasarkan kumpulan data SLHD (Status Lingkungan Hidup Daerah)

Kabupaten Blitar Tahun 2010.

Tabel 2. 4 Persentase Pertumbuhan PendudukKabupaten Blitar Tahun 2006-2009

Kecamatan% Pertumbuhan Penduduk

2006 2007 2008 2009 Rata-rataBakung 0,21 3,04 0,21 0,01 0,87

II-19 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 20: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Kecamatan% Pertumbuhan Penduduk

2006 2007 2008 2009 Rata-rataWonotirto 0,19 3,26 0,08 0,16 0,92Panggungrejo 1,02 0,96 1,00 0,24 0,81Wates 0,17 2,55 0,70 0,26 0,92Binangun 0,10 0,92 0,37 0,17 0,39Sutojayan 0,20 3,91 0,40 0,25 1,19Kademangan 0,05 6,56 0,03 0,39 1,76Kanigoro 0,15 4,45 0,30 0,04 1,24Talun 0,12 0,61 0,16 0,11 0,25Selopuro 0,15 2,94 0,16 0,07 0,83Kesamben 0,22 1,67 0,23 0,54 0,67Selorejo 0,22 0,49 0,06 0,04 0,20Doko 0,13 5,39 0,37 0,26 1,54Wlingi 0,18 2,10 1,06 1,14 1,12Gandusari 0,11 4,59 0,08 0,14 1,23Garum 0,15 17,85 0,20 0,23 4,61Nglegok 0,02 2,16 0,06 0,11 0,59Sanankulon 0,15 3,65 0,19 0,36 1,09Ponggok 0,17 0,02 0,11 0,21 0,13Srengat 0,12 4,57 0,07 0,20 1,24Wonodadi 0,17 3,32 0,26 0,25 1,00Udanawu 0,14 1,89 0,23 0,29 0,64

Sumber: Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010

Selain dapat dilihat prosentase pertumbuhan penduduk dari tahun 2006

hingga 2009, maka dapat diketahui pula perkembangan penduduk total kabupaten

lima tahun terakhir. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Blitar lima tahun

terakhir adalah sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 2. 5 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten BlitarTahun 2006-2010Tahun Sumber data Laki-laki Perempuan Jumlah

2006Dispendukcapil 627.839 622.175 1.250.014BPS 547.409 547.763 1.095.172

2007Dispendukcapil 631.932 626.184 1.258.116BPS 549.994 550.351 1.100.345

2008Dispendukcapil 625.961 633.823 1.259.784BPS 552.592 552.950 1.105.542

2009Dispendukcapil 626.676 634.625 1.261.303BPS 555.202 555.562 1.110.764

2010Dispendukcapil 632.997 628.430 1.261.427BPS 559.219 556.791 1.116.010

Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Blitar tahun 2011

Dari tabel diatas terdapat selisih jumlah penduduk menurut sumber

datanya.Hal tersebut disebabkan berbedanya pengertian penduduk menurut

masing-masing sumber data.Namun perbedaan tersebut secara umum tidak

mempengaruhi kondisi demografi di Kabupaten Blitar.Dari data tersebut juga dapat

diketahui bahwa selama 5 tahun terakhir pertambahan penduduk tiap tahunnya

rata-rata 0,47% (BPS) dan 1,01% (Dispendukcapil). Sehingga dengan kondisi yang

relatif sama, pertambahan penduduk lima tahun kedepan dapat diprakirakan

sebagai berikut:

II-20 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 21: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 6 Prakiraan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten BlitarTahun 2011-2015Tahun Sumber Data Jumlah

2011Dispendukcapil 1.272.290BPS 1.121.281

2012Dispendukcapil 1.283.248BPS 1.126.577

2013Dispendukcapil 1.294.299BPS 1.131.898

2014Dispendukcapil 1.305.445BPS 1.137.243

2015Dispendukcapil 1.316.688BPS 1.142.615

Sumber : BPS dan Dispenduk Capil Kabupaten Blitar Tahun 2011

Jika dilihat berdasarkan perkembangan kepadatan penduduk, maka

kepadatan penduduk Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

dan penurunan. Peningkatan kepadatan penduduk terjadi dari tahun 2004 hingga

2006.Namun, dari tahun 2006 ke tahun 2007 kepadatan mengalami

penurunan.Kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 dan

penurunan pada tahun 2010. Berikut data kepadatan penduduk Kabupaten Blitar

dari tahun 2004 hingga 2010 berdasarkan kumpulan SLHD Kabupaten Blitar.

Tabel 2. 7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2004-2010Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010700 815 817 792 793 794 702

Sumber: Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010

Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap perkembangan jumlah

penduduk adalah pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Blitar.

Jika dilihat dari perkembangan jumlah peserta KB aktif dalam kurun waktu tahun

2006 sampai dengan 2010 terus menunjukkan peningkatan. Hal ini bermakna

bahwa kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi, sebagaimana dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 2. 8 Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS di Kabupaten Blitar Tahun 2006–2010

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010PUS 220.643 225.755 229.126 232.456 235.786Peserta KB Aktif 164.714 168.748 170.494 172.769 175.044

Sumber : Badan PP dan KB Kabupaten Blitar Tahun 2011

Untuk mengetahui jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Blitar, maka

berikut ini terdapat data jumlah rumah tangga miskin menurut kecamatan pada

tahun 2009 dan jumlah rumah tangga miskin yang terbagi atas Pra S dan KS I.

Tabel 2. 9Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Tahun 2009No Kecamatan Jumlah Rumah Jumlah Rumah Tangga Miskin

II-21 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 22: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

. Tangga1 Bakung 15.289 6.446 2 Sutojayan 13.225 6.056 3 Panggungrejo 20.997 3.692 4 Wates 23.789 10.415 5 Binangun 9.741 7.129 6 Kesamben 31.117 11.010 7 Doko 18.773 7.474 8 Wlingi 13.235 6.927 9 Talun 22.735 9.771

10 Kanigoro 25.081 7.711 11 Kademangan 21.704 12.504 12 Sanankulon 16.525 6.136 13 Srengat 14.999 6.061 14 Udanawu 20.504 6.459 15 Ponggok 23.785 6.311 16 Nglegok 15.181 6.034 17 Garum 18.189 8.957 18 Gandusari 14.146 4.467 19 Wonodadi 17.583 4.109 20 Wonotirto 12.913 6.270 21 Selorejo 10.700 3.884 22 Selopuro 14.162 7.056

Sumber :Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010 Berdasarkan Data Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar

Tabel 2. 10 Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Tahun 2009

No KecamatanJumlah KK

(jiwa)Jumlah

JiwaJumlah Keluarga Miskin (jiwa)Pra S K S I Total

1 Bakung 6,446 16,643 5,126 1,320 6,4462 Sutojayan 6,056 18,267 4,551 1,505 6,0563 Panggungrejo 3,692 11,759 1,241 2,451 3,6924 Wates 10,415 32,425 3,224 7,191 10,4155 Binangun 7,129 22,278 3,161 3,968 7,1296 Kesamben 11,010 33,044 5,738 5,272 11,0107 Doko 7,474 24,593 2,565 4,909 7,4748 Wlingi 6,927 23,650 3,694 3,233 6,9279 Talun 9,771 31,264 2,665 7,106 9,771

10 Kanigoro 7,711 22,937 4,424 3,287 7,71111 Kademangan 12,504 39,673 3,487 9,017 12,50412 Sanankulon 6,136 19,350 2,671 3,465 6,13613 Srengat 6,061 18,961 1,250 4,811 6,06114 Udanawu 6,459 21,833 2,156 4,303 6,45915 Ponggok 6,311 19,449 2,741 3,570 6,31116 Nglegok 6,034 14,276 2,323 3,711 6,03417 Garum 8,957 28,276 3,013 5,944 8,95718 Gandusari 4,467 14,552 2,500 1,967 4,46719 Wonodadi 4,109 12,800 2,155 1,954 4,10920 Wonotirto 6,270 19,422 2,735 3,535 6,27021 Selorejo 3,884 12,184 1,171 2,713 3,88422 Selopuro 7,056 20,407 4,034 3,022 7,056

Jumlah 154,879 478,043 66,625 88,254 154,879Keterangan :Pra S : Kategori Keluarga Sangat MiskinKS I : Kategori Keluarga Miskin

Sumber : Kumpulan SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010 Berdasarkan Data Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Blitar

Secara keseluruhan, kondisi permukiman di Kabupaten Blitar saat ini perlu

adanya penanganan karena meskipun jumlah rumah permanen > 50 %, namun

II-22 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 23: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

jumlah rumah nonpermanen juga cukup besar. Berikut ini merupakan kebutuhan

dan ketersediaan rumah di Kabupaten Blitar berdasarkan data RPIJM Kabupaten

Blitar Tahun 2011.

Tabel 2. 11Kebutuhan dan Ketersediaan Rumah di Kabupaten Blitar Tahun 2010

KecamatanLuas (km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan Pend.

(jiwa/km2)

Kebutuhan Rumah

(unit)

Total Rumah (unit)

Backlog (unit)

Doko 7.095 27.148 3,83 15.800 6787 9.013Gandusari 8.823 35.994 4,08 28.084 8999 19.085Garum 5.456 42.429 7,78 25.403 10607 14.796Kademangan 10.528 29.023 2,76 25.448 7256 18.192Kanigoro 5.555 44.476 8,01 19.834 11119 8.715Nglegok 9.256 46.761 5,05 25.865 11690 14.175Ponggok 10.383 62.676 6,04 32.150 15669 16.481Sanankulon 3.333 68.452 20,54 15.439 17113 -1.674Selopuro 3.929 58.578 14,91 13.233 14645 -1.412Srengat 5.398 39.881 7,39 21.781 9970 11.811Talun 4.978 50.398 10,12 19.330 12600 6.730Udanawu 4.098 35.899 8,76 13.693 8975 4.718Wlingi 6.636 38.986 5,87 17.863 9747 8.116Wonodadi 4.035 51.339 12,72 13.901 12835 1.066Bakung 11.124 68.682 6,17 13.818 17171 -3.353Wonotirto 16.454 59.117 3,59 17.504 14779 2.725Panggungrejo

11.904 65.708 5,52 21.200 16427 4.773

Wates 6.876 50.052 7,28 13.395 12513 882Binangun 7.679 92.446 12,04 18.190 23112 -4.922Sutojayan 4.420 59.037 13,36 17.837 14759 3.078Kesamben 5.696 45.519 7,99 17.387 11380 6.007Selorejo 5.223 38.165 7,31 13.626 9541 4.085Jumlah: 158.87

9 1.110.766 6,99 420.781 277.694 143.08

7Sumber: RPIJM Kabupaten Blitar Tahun 2011

Sebagian besar rumah di Kabupaten Blitar memiliki kondisi atau kualitas

bangunan yang baik. Hal itu dikarenakan sebagian besar bangunan merupakan

rumah atau bangunan permanen.Berikut ini merupakan data kualitas bangunan

rumah dirinci tiap kecamatan.

Tabel 2. 12 Banyaknya Bangunan Rumah Sesuai Kualitas Bangunannya dirinci menurut Kecamatan

No

KecamatanKualitas Bangunan Rumah

Permanen

Semi PermanenTidak Permanen

1 Bakung 3.651 4.106 02 Sutojayan 8.758 1.276 6923 Panggungrejo 9.954 2.033 3654 Wates 3.234 1.998 2.0505 Binangun 7.396 2.620 1.6146 Kesamben 10.743 547 1.5587 Doko 6.918 1.626 3.2648 Wlingi 11.883 868 1.7229 Talun 15.802 159 384

10 Kanigoro 18.289 94 97211 Kademangan 14.573 1.673 1.59212 Sanankulon 13.750 688 607

II-23 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 24: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

No

KecamatanKualitas Bangunan Rumah

Permanen

Semi PermanenTidak Permanen

13 Srengat 15.248 513 88314 Udanawu 8.381 1.048 34615 Ponggok 20.921 1.638 2.12816 Nglegok 17.738 521 48217 Garum 14.476 605 57818 Gandusari 15.505 663 1.07919 Wonodadi 9.874 1.098 52520 Wonotirto 5.448 3.973 1.65421 Selorejo 7.459 1.018 19722 Selopuro 10.599 251 525

Jumlah 250.600 29.016 23.217Sumber: BPS Kabupaten Blitar Tahun 2009

2.4 PENDIDIKAN

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan mempunyai nilai strategis

berupa kontribusi terhadap pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (Human

Development Index). Keberhasilan pembangunan pendidikan dapar diukur dari

pemerataan dan perluasan pendidikan serta peningkatan efisiensi serta

kualitasmanajemen pendidikan berupa: Angka Partisipasi Murni (APM), Angka

Partisipasi Kasar (APK), Angka Buta Huruf, Angka Putus/Tidak Sekolah. Namun

begitu pencapaian indikator diatas sangat mustahil tanpa didukung oleh

ketersedianaan sarana prasarana pendidikan yang memadai.

Angka partisipasi Kasar (APK) untuk Sekolah Dasar pada tahun 2008

sebesar 97,38 mengalami perkembangan dibanding tahun 2007 sebesar: 97,14.

Untuk Tingkat SLTP mengalami kemajuan yaitu tahun 2008 sebesar: 94,65

dibanding tahun 2007 sebesar 90,09. Sedangkan Tingkat SLTA mengalami

perkembangan sebesar 26,46 pada tahun 2008 terhadap tahun 2007 sebesar

26,34. Rendahnya angka partisipasi kasar (APK) untuk tingkat SLTA ini disebabkan

masih banyaknya lulusan SLTP yang melanjutkan ke kota lain.

Tabel 2. 13 Angka Buta Huruf dan APK Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

II-24 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 25: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

No

UraianTahun

2006 2007 2008 2009 20101. Angka Buta Huruf 10-44Th 8.67

77.576 700 0 0

2. Angka Partisipasi Kasar (APK) :- SD- SLTP- SLTA

96,55

85,64

23,16

97,1495,2326,34

97,38

95,65

26,46

98,0496,2934,18

98,6299,0738,68

Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016

Angka Partisipasi Kasar (APK) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010

terus menunjukkan peningkatan meskipun relatif kecil, hal tersebut merupakan

suatu pertanda bahwa angka “eksodus” lulusan dari Kabupaten Blitar ke sekolah di

luar Wilayah Kabupaten Blitar, seperti Kota Blitar, Tulungagung, Kediri bahkan

Malang sebagai dampak persepsi buruk kualitas pendidikan di wilayah Kabupaten

Blitar dibanding di luar Wilayah Kabupaten Blitar telah semakin terkikis. Namun

demikian, masih banyak sekali upaya yang harus dilaksanakan agar APK

pendidikan utamanya pendidikan menengah (SMP-SMA) semakin tinggi, bahkan

bila mungkin justru dapat menarik lulusan dari daerah lain untuk bersekolah di

Kabupaten Blitar karena lebih baiknya mutu pendidikan yang diberikan.

Ketersediaan sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu

kebutuhan yang harus tersedia selain adanya manajemen sekolah dan kualitas

tenaga pendidik (guru) yang berkualitas. Pada Tahun 2008, jumlah lembaga PAUD

sebanyak 107 dengan jumlah guru 258 dan jumlah murid sebanyak 2.051 siswa.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang harus memperoleh proritas yang memadai

mengingat masa ini merupakan periode emas dalam proses pengembangan

psikologis anak yang ikut menentukan pertumbuhan kemampuan anak di masa

yang akan datang.

Peran sektor swasta di bidang pendidikan di Kabupaten Blitar sangat

menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat adanya komitmen untuk ikut ambil

bagian dalam upaya mencerdaskan masyarkat dengan mendirikan sekolah-

sekolahswasta dan tingkat anak usia dini, tingkat Sekolah Dasar sederajat (194

lembaga) dan SDLB (7 lembaga), tingkat SLTP sederajat sebanya 85 lembaga dan

SMPLB sebanyak 5 lembaga. Untuk tingkat SLTA sederajat sebanyak 45 lembaga

dan Pondok Pesantren sebanyak 75 lembaga yang terbesar di wilayah Kabupaten

Blitar.

Jika dilihat dari jumlah fasilitas pendidikan yang terdapat di tiap kecamatan,

maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

II-25 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 26: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 14 Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan Kabupaten Blitar Tahun 2010

No. KecamatanSD

(unit)SLTP(unit)

SLTA(unit)

1 Bakung 27 3 12 Wonotirto 35 6 03 Panggungrejo 38 5 14 Wates 30 5 35 Binangun 4 5 26 Sutojayan 36 7 57 Kademangan 48 7 38 Kanigoro 57 10 59 Talun 42 10 210 Selopuro 39 6 211 Kesamben 39 10 812 Selorejo 35 7 313 Doko 36 4 114 Wlingi 36 7 615 Gandusari 54 7 016 Garum 42 8 317 Nglegok 52 8 318 Sanankulon 44 5 219 Ponggok 71 9 220 Srengat 45 9 321 Wonodadi 40 7 422 Udanawu 31 3 2Jumlah 917 148 61

Sumber : Kumpulan Data SLHD Kabupaten Blitar Tahun 2010 Berdasarkan Data Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar dan BPS Kabupaten Blitar

Tabel 2. 15 Perkembangan Ratio Siswa, Tingkat Kelulusan, Rata-rata UAN dan Angka Putus Sekolah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

No

UraianTahun

2006 2007 2008 2009 20101 Ratio siswa – sekolah

- SD- SLTP- SLTA

124:1398:1282:1

121:1322:1273:1

122:1328:1276:1

125:1331:1284:1

123:1334:1298:1

2 Tingkat Kelulusan- SD- SLTP- SLTA

99,2783,2493,11

99,7183,7593,82

99,8390,0494,60

10090,0193,97

10093,1494,92

3 Rata-rata UAN- SD- SLTP- SLTA

6,116,056,06

6,156,116,04

6,996,336,73

6,926,466,91

6,946,716,98

4 Angka putus/ tidak sekolah- SD- SLTP- SLTA

0,863,871,78

0,041,060,18

0,0030,1

0,13

0,0030,130,09

0,0030,110,06

Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016

Dari sisi ketersediaan sekolah, Kabupaten Blitar telah cukup baik. Dapat

dilihat dari rasio siswa dan sekolah tahun 2010 untuk SD adalah 123 :1, untuk SLTP

334 : 1 dan untuk SLTA 298 :1. Rasio tersebut akan semakin membaik dalam lima

II-26 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 27: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

tahun mendatang dikarenakan masih akan terus diadakan pembangunan sarana

dan prasarana pendidikan baik berupa unit sekolah baru maupun ruang kelas agar

semakin dapat mengakomodir kebutuhan peserta didik.

Tabel 2. 16 Perkembangan Pembangunan Ruang Kelas Baru dan Rehab Ruang Kelas Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

No

UraianTahun

2006 2007 2008 2009 20101. Pembangunan Ruang Kelas Baru :

- SD/MI- SMP/MTS- SMA/MAN- SMK

-4965

-3444

-512

15

--1

15

-17-4

2. Rehab Ruang Kelas:- SD/MI- SMP/MTS- SMA/MAN

51142

8862

131244

3604-

20082-

Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016

2.5 KESEHATAN

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi sehingga pembangunan

kesehatan dapat dianggap sebagai investasi bagi pembangunan masyarakat di

masa yang akan datang. Oleh sebab itu peningkatan pelayanan di bidang

kesehatan dan akses masyarakat terhadap sektor kesehatan perlu mendapatkan

perhatian utama.

Indikator utama tingkat kesehatan masyarakat di suatu daerah adalah Umur

Harapan Hidup. Kabupaten Blitar saat ini memiliki umur harapan hidup mencapai 72

tahun. Artinya, rata-rata penduduk Kabupaten Blitar hidup sampai dengan usia 72

tahun. Angka harapan hidup sangatlah dipengaruhi oleh tingkat kesehatan

seseorang, semakin baik tingkat kesehatannya maka semakin tinggi angka harapan

hidup orang tersebut. Pada tahun 2006 angka harapan hidup masyarakat

Kabupaten Blitar 70 tahun, dan terus bertambah setiap tahunnya hingga mencapai

72 tahun pada tahun 2010.Perkembangan angka harapan hidup adalah

sebagaimana gambar 2.1 dibawah ini :

II-27 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 28: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

70

70.25

70.44

70.49

72

69 69.5 70 70.5 71 71.5 72

2006

2007

2008

2009

2010

Angka Harapan Hidup

Gambar 2. 1 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten BlitarTahun 2006 – 2010

Sumber : BPS Kab. Blitar Tahun 2010

Perkembangan pelayanan terhadap masyarakat miskin dari tahun 2006 baik

melalui 24 Puskesmas yang tersebar di 22 Kecamatan maupun RSUD Ngudi

Waluyo Wlingi adalah sebagaimana gambar 2.2 berikut :

6724574225 74709

90194

31561

454 2236 1714 1913 25050

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

90000

100000

2006 2007 2008 2009 2010

Rawat Jalan

Rawat Inap

Gambar 2. 2 Perkembangan Pelayanan Kesehatan Terhadap Masyarakat Miskindi Puskesmas dan RSUD Tahun 2006 – 2010

Sumber : Dinas Kesehatan dan RSUD Ngudi Waluyo Tahun 2010

Pelayanan diberikan kepada masyarakat miskin yang memiliki kartu

Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), juga masyarakat miskin yang

tidak memiliki kartu Askeskin tetapi diterangkan sebagai masyarakat miskin oleh

Desa/Kelurahan setempat dengan Surat Keterangan. Semua pelayanan kesehatan

diberikan secara cuma-cuma baik di Puskesmas maupun di RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi.

Pada tahun 2006 pemegang kartu Askeskin berjumlah 64.783 orang, jumlah

tersebut terus bertambah seiring semakin lengkapnya data yang berhasil dihimpun,

dan alokasi dana untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin hingga pada tahun

II-28 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 29: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2010 jumlah pemegang Kartu Askeskin telah mencapai 257.070 orang. Peningkatan

jumlah pemegang kartu Askeskin terlihat jelas dalam gambar 2.8 dibawah ini :

64783

192068

244669257070

244669

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2006 2007 2008 2009 2010

Pemegang Kartu Askeskin

Gambar 2. 3 Perkembangan Jumlah Pemegang Kartu Askeskin Tahun 2006 – 2010Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Blitar Tahun 2010

Indikator bidang kesehatan yang lain selama kurun waktu tahun 2006

sampai dengan tahun 2010 adalah sebagaimana disajikan dalam tabel 2.17

dibawah ini :

Tabel 2. 17 Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Blitar Tahun 2006 – 2010

No Indikator SatuanTahun

2006 2007 2008 2009 2010

1 Angka Kematian Bayi/1000 Kelahiran

Hidup8,59 10,59 15,06 14,44 12,01

2Angka Kematian Ibu melahirkan

/100.000 kelahiran hidup

57,7 86,80 99,70 86,30 83,92

3 Kasus Gizi Buruk Kasus 52 65 38 54 464 Prevalensi Balita Kurang Gizi Persen 8,6 4,45 4,13 4,25 3,38

5Rasio Tenaga Medis terhadap Jumlah Penduduk

/Orang - 12,456 13,261 13,138 8,190

6 Cakupan Imunisasi Persen 64,7 74 73,9 73,3 59,70

7Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Persen 98,4 99,5 98,9 98,3 66,40

8 Kasus HIV/AIDS Kasus 16 22 36 41 589 Imunisasi Ibu Hamil Persen 24,99 79,68 82,53 73,09 14,83

10 Imunisasi Anak Sekolah Persen 99,5 109,8 101,6 109,3 -Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Blitar Tahun 2010

Pembangunan bidang kesehatan mencakup ketersediaan tenaga dan

fasilitas kesehatan yang mampu melayani masyarakat sehingga mampu mendorong

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Blitar. Berikut ini

merupakan data jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Blitar.

Tabel 2. 18 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Blitar

No Jenis SaranaTahun

2004 2005 2006 2007 20081 Rumah Sakit Umum 1 1 1 1 12 Rumah Sakit Bersalin 5 5 5 5 103 Puskesmas Pembantu 68 68 68 68 68

II-29 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 30: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

No Jenis SaranaTahun

2004 2005 2006 2007 20084 Puskesmas 24 24 24 24 245 Posyandu 1.427 1.427 1.428 1.444 1.4446 Polindes 184 184 184 184 1847 Pos Kesehatan Desa 0 0 0 195 248

Sumber: Kabupaten Blitar Dalam Angka Tahun 2009

Sampai dengan tahun 2008 di Kabupaten Blitar terdapat 1 Rumah Sakit

Umum yaitu RSUD Ngudi Waluyo di Wlingi. Sarana prasarana pelayanan kesehatan

yang lain seperti Rumah Sakit Bersalin, Posyandu dan Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes) mengalami perkembangan yang signifikan dengan upaya pemerintah

dan swasta untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Seperti telah ditetapkan dalam Agenda RPJMD Kabupaten Blitar Tahun

2006-2011 dan prioritas pembangunan Tahun 2008 bahwa peningkatan aksesbilitas

pelayanan kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu prioritas yang

secara terus menerus akan ditingkatkan sehingga akan memberikan konstribusi

yang nyata terhadap Pembangunan Manusia di Kabupaten Blitar.

Tabel 2. 19 Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Blitar

No Jenis TenagaTahun

2004 2005 2006 2007 20081 Dokter Umum 40 26 33 37 362 Dokter Gigi 13 9 12 19 193 Dokter Spesialis 0 0 0 0 04 Bidan 289 184 175 282 2785 Perawat 137 140 145 141 1366 Apoteker 3 1 1 2 27 Paramedis lainnya 147 123 110 99 97

RSUD Ngudi Waluyo

RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar mempunyai peran yang strategis

terhadap upaya peningkatan kesehatan masyarakat diantaranya dengan

menyediakan sarana-prasarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten

Blitar. Adapun layanan tersebut meliputi: layanan kelas I,kelas II,kelas III, kelas VIP

Paviliun serta layanan lain seperti: laboratorium, radiologi, Instalasi Bedah Sentral,

Rehabilitasi Medik dan unit layanan yang lain. Berikut merupakan unit pelayanan

fungsional yang terdapat di RSUD Ngudi Waluyo.

Unit Pelayanan Fungsional Penyakit Dalam

Tersedia Poliklinik Penyakit Dalam dan Ruang Rawat Inap bagi Penyakit Dalam

yang dilayani oleh 2 orang dokter spesialis penyakit dalam.1 orang dokter spesialis

paru dan 1 orang dokter umum.

II-30 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 31: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Kemampuan yang dimiliki adalah: Monitoring and Electro Cardio Graph (ECG),

Treadmill test untuk mengukur kemampuan jantung bagi penderita jantung coroner

dan Spirometri (mengukur paru).

Unit Pelayanan Fungsional Penyakit Anak

Menyediakan poliklinik anak dan ruang rawat inap ana yang dilayani oleh dokter

spesialis anak. Dengan fasilitas pelayanan :section pupm, nebulezer incubator dll.

Unit Pelayanan Funsional Kebidanan dan Kandungan

Pada unit layanan kebidanan dan kandungan tersedia poloklinik kebidanan dan

penyakit kandungan, KB dan ruang rawat inap kebidanan dan penyakit kandungan

dilayani 2 orang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan serta dibantu 1

orang dokter umum. Pelayanan yang diberikan adalah kontrasepsi mantap, operasi

obsertri dan Gynekologi dengan peralatan yang tersedia, meliputi USG (ultra

sonographi), pesawat Mamographi dan ruangan/tindakan sectio cesaria.

Unit Pelayanan Fungsional Bedah

Tersedia Poloklinik Bedah dan Ruang rawat Inap Bedah yang dilayani 2 orang

Ahli Bedah dibantu 1 orang dokter umum. Pelayanan penunjang adalah instalasi

operasi yang terdiri dari 2 unit kamar operasi yang dapat digunakan untuk operasi

kecil, sedang dan besar.

Unit Pelayanan Fungsional THT

Tersedia poliklinik THT yang dilayanai 1 orang dokter spesialis yang melayani

penyakit telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan juga tindakan operasi.

Unit Pelayanan Fungsional Syaraf

Tersedia poloklinik syaraf dan fasilitas rawat inap yang dilayani oleh 1 orang

dokter spesialis syaraf.

Unit Pelayanan Fungsional Medik

Pelayanan Rehabilitasi Medik dilayani oleh seorang dokter spesialis rehabilitasi

medik yang dibantu oleh ahli madya rehabilitasi medik untuk pelayanan tindakan

dan konsultasi. Fasilitas yang dimiliki :electrical traksi automatic, lampu infra merah,

padice dan alat bantu latihan bahu dan tangan.

Fasilitas Pelayanan Penunjang Medik

Adapun fasilitas penunjang medik yang tersedia di RSUD Ngudi Waluyo

meliputi: instalasi radiologi, instalasi laboratorium, instalasi kamar operasi, instalasi

farmasi, instalasi rawat darurat (IRD), instalasi pemeliharaan sarana, instalasi gizi.

II-31 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 32: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.6 SOSIAL MASYARAKAT

1. Agama

Dari sisi keagamaan, penduduk Kabupaten Blitar didominasi oleh pemeluk

agama Islam, disusul oleh Kristen Protestan, Hindu, Katholik, dan yang berjumlah

paling sedikit adalah pemeluk agama Budha. Komposisi jumlah pemeluk agama di

Kabupaten Blitar adalah sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 2. 20 Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten BlitarTahun 2006-2009

AgamaTahun

2006 2007 2008 2009Islam 1.093.517 1.079.898 1.210.454 1.079.898Kristen Protestan 24.841 25.852 18.809 27.480Hindu 23.391 23.465 14.351 25.060Katholik 21.853 21.867 13.242 21.923Budha 6.050 6.082 2.913 5.085

Sumber: Kabupaten Blitar Dalam Angka Tahun 2010

2. Budaya

Dari segi kebudayaaan masyarakat Blitar termasuk bagian dari Jawa

Mataraman atau Masyarakat Jawa yang memiliki produk kebudayaan tidak jauh

berbeda dari komunitas Jawa yang tinggal di Surakarta dan Yogyakarta.

Masyarakat Jawa Mataraman mempunyai pola kehidupan sehari-hari sebagaimana

pola kehidupan orang Jawa pada umumnya. Pola bahasa Jawa yang digunakan,

meskipun tidak sehalus masyarakat Surakarta dan Yogyakarta, mendekati

kehalusan dengan masyarakat Jawa yang terpengaruh kerajaan Mataram di

Yogyakarta. Begitu pula pola cocok tanam dan sistem sosial yang dianut

sebagaimana pola masyarakat Surakarta dan Yogyakarta. Pola cocok tanam dan

pola hidup di pedalaman Jawa Timur, disebagian besar, memberi warna budaya

Mataraman tersendiri bagi masyarakat ini. Sedangkan selera berkesenian

masyarakat ini sama dengan selera berkesenian masyarakat Jawa pada umumnya.

Dalam masyarakat Jawa Mataraman ini banyak jenis kesenian seperti ketoprak,

wayang purwa, campur sari, tayub, wayang orang, dan berbagai tari yang berkait

dengan keraton seperti tari Bedoyo Keraton.

3. Kemiskinan, Pengangguran, dan IPM

Sebagai amanat Millenium Development Goals (MDG’s) yaitu komitmen

dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan,

dimana pemerintah Indonesia adalah salah satu Negara yang menandatangani

II-32 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 33: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

deklarasi millennium untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan millennium

yaitu:

1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim,

2. Pemerataan pendidikan dasar,

3. Mendukung adanya persamaan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Mengurangi tingkat kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya

7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Begitu juga dengan arahan RPJM Propinsi Jawa Timur maupun nasional

masalah kemiskinan, pengangguran menjadi urusan bersama yang sangat prioritas.

Sama halnya dengan Kabupaten Blitar yang sudah dimulai sejak RPJMD tahun

2005-2011 sudah memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan penciptaan

lapangan kerja yang dikaikan dengan seluruh program prioritas pembangunan yang

pada taraf impactnya dapat mengurangi angka kemiskinan dan menurunkan

pengangguran.

Sesuai data PPLS 2008 (Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun

2008) terdapat 82.354 RTM miskin dengan rincian Sangat Miskin 11.711 rumah

tanggamiskin sebanyak 35.633 rumah tangga dan kategori hampir sebanyak 35.633

rumah tangga.Sedangkan Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Blitar

berdasarkan data Non Grema Tahun 2010berjumlah 79.237 Rumah Tangga Miskin,

dengan rincian 12.723 RTM Sangat Miskin, 34.667 RTM Miskin dan 31.847 RTM

Hampir Miskin. Lebih jelas mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Blitar dapat

dilihat dalam gambar 2.4 berikut ini :

II-33 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 34: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

11711

35633 35010

12723

3466731847

PPLS 2008Non Grema 2010

Gambar 2. 4 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Di Kabupaten BlitarBerdasarkan PPLS 2008 dan Survey Non Grema 2010

Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu upaya untuk mengentaskan

kemiskinan adalah dengan membuka seluas-luasnya kesempatan kerja bagi

masyarakat agar dapat menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi bagi

peningkatan pendapatan keluarga miskin. Sehingga segala program dan kegiatan

yang bertujuan memperluas peluang kerja, peningkatan keterampilan dan

pemberdayaan ekonomi masyarakat sangatlah sesuai bagi upaya penanggulangan

kemiskinan.

Hal yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan dan upaya

penanggulangannya adalah bidang ketenagakerjaan. Kondisi ketenagakerjaan di

Kabupaten Blitar selama tahun 2006–2010 relatif kondusif. Hal tersebut terbukti

dengan terus menurunnya prosentase pengangguran terbuka di Kabupaten Blitar.

Untuk lebih jelasnya, pergerakan angka prosentase pengangguran terbuka adalah

sebagaimana gambar 2.5 berikut :

II-34 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 35: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2007 2007 2008 2009 2010

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00 5.63

4.54

3.02

3.87

2.71 TPT (%)

Gambar 2. 5 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Blitar Tahun 2006–2010

Dari gambar 2.5 diatas, dapat dillihat bahwa bila dibandingkan dengan

kondisi tahun 2006, Tingkat pengangguran telah berkurang 51,8 persen. Artinya

pada tahun 2010 hanya 2,7 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Blitar yang

benar-benar tidak memiliki pekerjaan.

Hakikat pembangunan tidak hanya terfokus pada perbaikan perekonomian

regional. Pembangunan akan semakin mengena jika langsung menyentuh subyek

sekaligus obyek dari pelaku pembangunan itu sendiri yaitu manusia. Perkembangan

pembangunan manusia bisa dilihat dari besaran Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) yang tersusun dari tiga komponen utama, yaitu indeks harapan hidup yang

mencerminkan tingkat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, indeks pendidikan

yang mencerminkan seberapa luas pengetahuan dan tingkat pendidikan dari

masyarakat serta indeks daya beli yang menggambarkan kemampuan daya beli

masyarakat.

IPM Kabupaten Blitar dari 2005-2009 terus mengalami peningkatan. Pada

tahun 2006, IPM Kabupaten Blitar mencapai 69,49%. Untuk tahun 2007, 2008 dan

2009 IPM Kabupaten Blitar tercatat masing-masing sebesar 72,28%, 72,74% dan

73,22% dan pada tahun 2010 mencapai 73,62%sebagaimana gambar 2.6 dibawah

ini :

II-35 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 36: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Gambar 2. 6 Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten BlitarTahun 2006–2010Sumber : Data makro Ekonomi 2010 (diolah)

Angka tahun 2009 tersebut mendudukkan Kabupaten Blitar pada urutan ke-

11 dari 38 kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Timur. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Kabupaten Blitar cukup baik dalam usaha peningkatan pembangunan

manusia dibanding dengan daerah lain di sekitar wilayah Kabupaten Blitar yang

memiliki struktur dan kultur serupa, antara lain Kabupaten Tulungagung (72,97 atau

urutan ke-13), Kabupaten Trenggalek (72,60 atau urutan ke-15) dan Kabupaten

Kediri (71,16 atau urutan ke-19). Berdasarkan tren selama 5 (lima) tahun terakhir,

dapat diprediksi kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 21 Proyeksi Angka Kemiskinan, Pengangguran, dan IPMKabupaten Blitar Tahun 2011-2015

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Tingkat Kemiskinan (persen)12,5

012,36 11,01 10,6

810,02

Tingkat Pengangguran (persen)

2,192,01 1,97 1,90 1,85

IPM73,9

374,24 72,50 72,9

573,40

Indeks Harapan Hidup78,2

778,77 79,27 79,7

780,28

Indeks Pendidikan79,7

980,74 81,70 82,6

583,60

Indeks Daya Beli56,6

356,54 56,46 56,3

856,30

Sumber: RJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016

4. Perlindungan Sosial

II-36 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 37: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Penanganan masalah sosial masyarakat melalui pembangunan

kesejahteraan sosial di era reformasi saat ini memiliki posisi yang penting dan

strategis. Hal tersebut tidak dapat dielakkan mengingat dengan terjadinya krisis

ekonomi yang berkepanjangan telah menimbulkan banyak permasalahan social

yang utamanya bersumber dari kemiskinan. Oleh sebab itu peran pemerintah dalam

rangka pengentasan kemiskinan guna meminimalisir permasalahan sosial lainnya

mutlak diperlukan.

Disamping itu perhatian pemerintah kepada masyarakat yang berkondisi

cacat atau penyandang ketunaan harus senantiasa serius dilakukan, mengingat

kaum cacat, penyandang masalahan kesejahteraan sosial (PMKS) dan anak

terlantar juga merupakan bagian dari anak bangsa yang harus mendapatkan

perhatian setara dengan masyarakat normal. Penanganan masalah kesejahteraan

sosial terutama yang bersumber dari kemiskinan juga harus dilaksanakan secara

tepat guna menghindari timbulnya permasalahan sosial lainnya. Berikut

disampaikan indikator kinerja bidang sosial tahun 2006 sampai dengan 2010

sebagaimana tabel 2.22 :

Tabel 2. 22 Indikator Kinerja Bidang Sosial Tahun 2006-2010

Indikator SatuanTahun

2006 2007 2008 2009 2010Penanganan PMKS Kegiatan 8 9 9 7 7Jumlah PMKS Orang 242.058 245.877 254.161 254.157 254.143Penyandang Cacat :- Cacat Tubuh Orang 430 440 429 429 417- Tuna Netra Orang 68 68 68 68 68- Bisu Tuli Orang 40 40 40 40 40- Cacat Mental Orang 115 115 115 115 115- Eks Gangguan Jiwa Orang 45 45 45 45 45Jumlah Panti Jompo Buah 1 1 1 1 1Jumlah Panti Asuhan Buah 19 19 19 20 20Pembinaan WTS Kegiatan 3 3 3 5 -

Sumber : Dinas Sosial Kab. Blitar Tahun 2010

Jumlah tersebut adalah jumlah yang didata dan berada dalam binaan Dinas

Sosial Kabupaten Blitar, yang akan terus dibina dan diupayakan penanggulangan

dan pertolongan yang dibutuhkannya.

5. Kesetaraan Gender

Dari sisi Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Kabupaten Blitar telah

mengambil langkah-langkah dengan membuka Konseling Centrebagi perempuan

dan anak korban KDRT yang mau melapor dan terus melaksanakan sosialisasi dan

seminar mengenai pengarustamaan gender sehingga peranan perempuan dalam

II-37 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 38: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

pembangunan bisa lebih maksimal dan potensi yang dimiliki perempuan dapat digali

dan dikembangkan dengan maksimal.

Saat ini dalam jajaran pejabat Struktural Eselon II telah ada 3 (tiga) orang

pejabat perempuan, jumlah yang lebih banyak menduduki jabatan eselon III dan

IV.Juga terdapat 2 (dua) orang camat perempuan dari 22 kecamatan yang ada.Di

unsur legislatif saat ini terdapat 3 (tiga) orang perempuan sebagai anggota DPRD.

2.7 PEREKONOMIAN

2.7.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pada umumnya masyarakat Kabupaten Blitar memiliki mata pencaharian

dalam sektor pertanian. Hal ini ditandai dengan Produk Domestik Regional Bruto

Atas Dasar Harga Berlaku yang memiliki nilai terbesar adalah pada sektor Pertanian

(2007) yang mencapai Rp.4.109.030.030.000,-. Dan sub-sektor yang paling

dominan adalah pada sub-sektor pertanian tanaman pangan.

Tabel 2. 23 PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Berlaku(Juta Rupiah) Tahun2004- 2009

Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 (1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 3.771.382,46 4.112.461,21

4.627.007,78

5.048.855,97

a. Tanaman Bahan Makanan 1.639.724,56 1.769.797,84

2.045.675,31

2.255.120,64

b. Tanaman Perkebunan 499.028,80 540.283,89 599.449,86 639.012,65c. Peternakan dan Hasil-

hasilnya1.484.779,91 1.702.360,8

71.867.552,4

02.029.661,90

d. Kehutanan 39.685,54 42.815,82 48.819,69 55.109,81e. Perikanan 48.163,65 57.202,78 48.819,68 68.850,98

2. Pertambangan dan Penggalian 190.453,16 212.529,70 236.841,64 259.319,23a. - Pertambangan Migas 0 0 0 0- Pertambangan tanpa Migas 5.303,56 6.135,63 6.754,90 7.530,69b. – Penggalian 185.149,60 206.394,07 230.086,74 251.788,69

3. Industri 187.962,26 212.990,59 241.225,87 259.675,81a. Industri Migas 0 0 0 01. Penyilangan Minyak Bumi 0 0 0 02. Gas Alam Cair 0 0 0 0b. Industri Tanpa Migas 187.952,26 212.990,59 241.225,87 259.675,811. Makanan, Minuman &

Tembakau160.988,52 182.972,96 207.831,41 223.733,35

2. Tekstil, Pakaian Jadi & Kulit 376,41 419,96 469,33 513,973. Kayu, Bambu & Sejenisnya 3.118,73 3.426,45 3.898,33 4.271,084. Kertas & Barang Cetakan 2.995,14 3.391,22 3.822,29 4.148,045. Kimia, Karet & Plastik 14.229,12 15.944,58 17.675,68 18.881,466. Barang Galian Bukan Logam 5.125,64 5.581,01 6.133,84 6.588,637. Logam Dasar, Besi & Baja 0 0 0 08. Alat Angkutan , Mesin 919,03 1.020,40 1.134,89 1.247,719. Barang Lainnya 209,66 234,02 260,1 291,57

4. Listrik, Gas & Air Bersih 75.342,27 82.438,67 90.281,56 98.718,92a. Listrik 74.129,60 81.089,47 88.800,19 97.065,57b. Gas 0 0 0 0c. Air Bersih 1.212,67 1.349,20 1481,37 1.653,35

II-38 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 39: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 2009 (1) (2) (3) (4) (5)

5. Bangunan 160.239,73 183.895,41 213.659,59 240.674,466. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.047.548,67 2.398.188,3

32.781.444,7

03.183.229,20

a. Perdagangan Besar & Eceran

1.955.964,92 2.293.435,75

2.661.005,48

3.047.321,37

b. Perdagangan Besar & Eceran

1.955.964,92 2.293.435,75

2.661.005,48

3.047.321,37

c. Hotel 232,12 259,71 277,19 291,618. Jasa-Jasa

a. Pemerintahan Umum1.Adm. Pem. & Pertahanan2.Jasa Pemerintahan Lainnya

b. Swasta1.Jasa Sosial

Kemasyarakatan2.Jasa Hiburan dan Rekreasi3.Jasa Perorangan dan

Rumtg

760.651,39587.133,26587.133,26

0173.518,13

53.423,653.108,53

116.985,95

925.842,16725.958,19725.958,19

0199.883,97

62.282,993.495,99

134.104,99

1.111.500,83

882.153,72882.153,72

0229.347,11

70.776,163.848,94

154.722,01

1.211.032,78946.035,78946.035,78

0254.995,00

79.793,804.227,99

180.974,99

PDRB Dengan Migas 7.637.803,30 8.697.259,81

9.935.944,23

11.011.362,01

PDRB Tanpa Migas 7.637.803,30 8.697.259,81

9.935.944,23

11.011.362,01

Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010

Tabel 2. 24 PDRB Kabupaten Blitar Atas Dasar Harga Konstan(Juta Rupiah)Tahun 2004- 2009

Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 *) 2009 *)(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 2.298.847,92 2.394.107,81

2.503.065,49

2.601.779,74

a. Tanaman Bahan Makanan 1.104.949,97 1.125.719,30

1.205.566,48

1.269.702,61

b. Tanaman Perkebunan 254.819,75 259.720,11 268.757,52 273.765,04c. Peternakan dan Hasil-

hasilnya897.595,92 964.976,33 984.252,59 1.013.058,86

d. Kehutanan 16.866,42 16.787,34 16.787,34 16.871,70e. Perikanan 24.615,86 26.904,72 27.701,56 28.381,53

2. Pertambangan dan Penggalian 114.445,52 120.189,27 126.268,30 132.605,01a. - Pertambangan Migas 0 0 0 0

- Pertambangan tanpa Migas 3.218,30 3.399,57 3.487,28 3.683,70b. - Penggalian 111.227,22 116.789,71 122.781,02 128.921,31

3. Industri 144.208,57 153.329,45 162.294,20 168.384,29a. Industri Migas 0 0 0 01. Penyilangan Minyak Bumi 0 0 0 02. Gas Alam Cair 0 0 0 0b. Industri Tanpa Migas 144.208,57 153.329,45 163.394,20 168.384,291. Makanan, Minuman &

Tembakau124.623,46 132.820,64 141.902,08 146.235,53

2. Tekstil, Pakaian Jadi & Kulit 302,31 319,7 335,74 348,343. Kayu, Bambu & Sejenisnya 2.279,25 2.380,39 2.519,66 2.581,084. Kertas & Barang Cetakan 1.823,40 1.959,58 2.080,72 2.152,895. Kimia, Karet & Plastik 10.028,68 10.513,98 11.044,36 11.357,926. Barang Galian Bukan Logam 4.258,08 4.399,72 4.532,40 4.683,167. Logam Dasar, Besi & Baja 0 0 0 08. Alat Angkutan , Mesin 752,09 785,55 821,26 857,791. Barang Lainnya 141,31 149,89 157,99 167,58

7. Listrik, Gas & Air Bersih 34.399,23 37.132,43 40.083,66 43.269,42a. Listrik 33.732,85 36.427,32 39.348,79 42.491,85

II-39 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 40: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Sektor / Sub Sektor 2006 2007 2008 *) 2009 *)(1) (2) (3) (4) (5)

b. Gas 0 0 0 0c. Air Bersih 666,39 705,11 734,87 777,57

8. Bangunan 85.699,66 90.789,81 96.845,49 102.597,669. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.105.010,06 1.196.450,6

61.294.777,9

51.398.943,63

a. Perdagangan Besar & Eceran

1.058.909,20 1.147.378,18

1.242.288,25

1.342.744,64

b. Hotel 127,64 134,95 136,33 137,32c. Restoran 45.973,23 48.937,53 52.353,37 56.061,67

10. Angkutan & Komunikasi 90.714,01 97.050,87 103.266,09 110.353,41a. Angkutan 69.289,09 73.631,66 78.032,72 82.586,19

1. Angkutan Rel2. Angkutan Jalan Raya3. Angkutan Laut4. Angkutan Sungai, Danau &

Penyeb.5. Angkutan Udara6. Penunjang Jasa Angkutan

1.823,4056.981,16

000

10.484,53

1.929,1760.285,05

000

11417,43

2.044,3463.853,93

000

12.134,45

2.162,9367.556,32

000

12.866,94

b. Komunikasi1. Pos dan Telekomunikasi2. Jasa Penunjang

Komunikasi

21.424,9216.410,57

5.014,34

23.419,2217.708,33

5.710,89

25.233,3718.721,25

6.512,12

27.767,2220.740,10

7.027,12

9. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaana. Bankb. Lembaga Keuangan Tanpa

Bankc. Jasa Penunjang Keuangand. Sewa Bangunane. Jasa Perusahaan

251.628,80

4.102,6446.496,63

0178.692,92

22.336,61

269.364,20

4.330,6851.242,57

0189.803,90

23.987,05

286.950,46

4.563,2454.091,66

0202.672,60

25.622,96

302.221,404.816,88

57.449,170

212.539,1427.516,22

534.245,83

10. Jasa-Jasaa. Pemerintahan Umum1. Adm. Pem. & Pertahanan2. Jasa Pemerintahan Lainnyab. Swasta1. Jasa Sosial Kemasyarakatan2. Jasa Hiburan dan Rekreasi3. Jasa Perorangan dan Rumtg

446.968,18326.388,09326.388,09

0120.580,10

36.012,092.059,28

82.508,72

477.790,43348.183,97348.183,97

0129.606,45

39.043,082.186,16

88.377,21

513.883,60374.805,24374.805,24

0139.078,35

41.354,432.267,70

95.456,23

534.245,83381.314,18381.314,18

0152.931,65

43.594,432.339,39

106.997,8211. Bangunan 85.699,66 90.789,81 96.845,49 102.597,66

PDRB Dengan Migas 4.571.921,96 4.836.204,93

5.128.535,24

5.394.400,38

PDRB Tanpa Migas 4.571.921,96 4.836.204,93

5128535,24 5.394.400,38

Sumber : BPS Kabupaten Blitar 2010

A. Penerimaan Daerah

Penerimaan pendapatan adalah penerimaan yang merupakan hak

pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih.Pendapatan

Daerah bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain-lain

pendapatan.

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan

yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah

II-40 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 41: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk

mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah

sebagai perwujudan Desentralisasi.Pendapatan asli daerah Kabupaten

Blitar pada tahun anggaran 2011 (APBD) adalah sebesar Rp.

66.516.349.217,67 meningkat sebesar Rp. 2.627.796.088,67 (4,11%) dari

tahun 2010 yaitu Rp. 63.888.553.129,00.

II-41 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 42: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 25 Profil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Blitar 2006-2010

NoUraianBagian

dan Pos

Realisasi P-PAD

2006 2007 2008 2009 2010 2011

PAD :1. Retribusi 17.989.972.168,00 20.162.497.409,0

0 25.473.880.688,0

0 12.565.457.889,00 13.200.186.345,0

014.795.299.920,73

2. Pajak 8.181.151.494,00 11.077.754.474,00

12.679.241.000,00

11.891.659.770,00 13.599.217.141,00

13.150.474.159,87

3. Bagian laba usaha daerah

303.748.156,96 1.186.494.507,41 915.276.000,00 1.301.304.716,37 885.432.510,32 1.245.877.462,07

4. Penerimaan Lain yang sah

9.292.567.255,46 10.243.244.661,31

6.600.911.595,00 32.509.860.755,21 36.203.717.132,68

37.324.697,00

Jumlah 35.767.439.074,42 42.669.991.051,72

45.669.309.283,00

58.268.283.130,58 63.888.553.129,00

66.516.349.217,67

Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006–2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011

II-42 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 43: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah

Kabupaten Blitar cenderung tidak stabil (menurun dan meningkat pada

tahun tertentu) setiap tahunnya dimana tingkat pertumbuhan rata-ratanya

mencapai 13,53% dalam kurun waktu 6 tahun. Pada tahun 2011, pos

yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PAD Kabupaten Blitar

adalah dari pos lain yang sah yaitu sebesar Rp. 37.3324.697.675,00 atau

sekitar 56,97%, pos penerimaan retribusi sebesar Rp. 14.795.299.920

(21,06%), dari pos pajak sebesar Rp. 13.150.474.159,87 (20,07%), dan

pos yang memberikan kontribusi paling sedikit adalah pos bagian laba

usaha daerah Rp. 1.245.877.462,07 (1,90%).

2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan bertujuan

mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan

Daerah dan antar Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus, serta

d. Transfer dari pemerintah pusat/ provinsi/ dan lainnya.

Profil dana perimbangan Kabupaten Blitar tahun 2006 sampai dengan

2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

II-43 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 44: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 26 Profil Dana Perimbangan Kabupaten Blitar 2006-2010

NoUraian

Bagian dan PosRealisasi P-APBD

2006 2007 2008 2009 2010 2011Dana Perimbangan

1. DAU 539.135.000.000,00

587.733.000.000,00

634.378.020.000,00

629.881.991.000,00

639.739.427.000,00

698.002.036.000,00

2. DAK 31.160.000.000,00 50.935.000.000,00

67.376.000.000,00

74.839.000.000,00

63.901.500.000,00

89.984.500.000,00

3. DBHP 23.986.321.328,00 51.472.513.748,87 34.836.293.462,73 53.356.267.202,00

64.177.023.485,00 52.126.688.176,004. DBHDP 1.721.679.469,10 1.655.131.210,00 7.173.244.226,00 5. transfer

pemerintah pusat/provinsi/ dan lainnya

31.232.656.758,00 32.636.123.f329,00

33.324.651.989,00 43.418.962.962,00 47.685.804.040,00 39.652.450.487,00

Jumlah 627.235.657.555,10 691.795.644.958,87 777.088.209.677,73 801.496.221.164,00 815.503.754.525,00 879.765.674.663,00Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011

II-44 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 45: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kondisi dana perimbangan

dalam APBD Kabupaten Blitar tidak stabil (menurun dan meningkat pada

tahun tertentu) dengan tingkat pertumbuhan rata-rata mencapai 7,08%

dalam kurun waktu 6 tahun. Adapun pos dari dana perimbangan yang

memberikan kontribusi terbesar kedalam APBD Kabupaten Blitar adalah

dari pos dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp. 698.002.036.000,00

(79,34%), sedangkan dari pos DAK sebesar Rp. 89.984.500.000,00

(10,23%), DBHP & DBHDP sebesar Rp. 52.126.688.176,00 (5,93%),

serta pos transfer dari pemerintah pusat/provinsi/dan lainnya sebesar Rp.

39.652.450.487,00 (4,51%). Pada tahun 2011 jumlah penerimaan daerah

Kabupaten Blitar mencapai Rp.1.118.580.454.880,67 yang terdiri dari

75,10% dari pos dana perimbangan, dari pos pendapatan asli daerah

(PAD) 5,95%, dari pos penerimaan lain-lain 18,95.

B. Pengeluaran Daerah

Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:

1. Belanja Operasi

2. Belanja Modal

3. Tranfer ke Desa/kelurahan

4. Belanja tak Terduga.

Besarnya pengeluaran biaya di Kabupaten Blitar pada tahun 2011 mencapai

Rp. 1.157.481.404.785,34. Dilihat dari perkembangan total biaya di Kabupaten Blitar

tiap tahunnya cenderung tidak stabil (menurun dan meningkat pada tahun tertentu),

dimana rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya adalah sebesar 16,02%. Pada tahun

2011, pos paling besar pengeluarannya adalah pada pos belanja tidak langsung

yang meliputi belanja pegawai, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi

hasil kepada propinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan

keuangan dan belanja tidak terduga, yaitu sebesar Rp. 797.971.986.629,34

(68,94%), belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan

jasa, dan belanja modal yaitu sebesar Rp. 359.509.418.156,00 (31,06%).

Struktur/pertumbuhan pengeluaran komponen belanja daerah Kabupaten Blitar

dapat dilihat pada tabel berikut:

II-45 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 46: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 27 Kondisi Penerimaan Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

No Uraian Bagian dan PosRealisasi P-APBD

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1

Pendapatan transfera. Dana alokasi umum 539.135.000.000,00 587.733.000.000,00 634.378.020.000,00 629.881.991.000,00 639.739.427.000,00 698.002.036.000b. Dana alokasi khusus 31.160.000.000,00 50.935.000.000,00 67.376.000.000,00 74.839.000.000,00 63.901.500.000,00 89.984.500.000c. Dana bagi hasil pajak 23.986.321.328 51.472.513.748 34.836.293.462

53.356.267.202,00 64.177.023.485,00 52.126.688.176 d. Dana bagi hasil bukan pajak 1.721.679.469 1.655.131.210 7.173.244.226e. Transfer pemerintah pusat/

prop/ dan lainnya 31.232.656.758,00 32.636.123.329,00 33.324.651.989,00 43.418.962.962,00 47.685.804.040,00 14.826.400.000

Jumlah 596.003.000.797,10 691.795.644.958,87 747.871.254.298,00 758.077.258.202,00 767.817.950.485,00 854.939.624.176

2

Pendapatan asli daeraha. Retribusi 17.989.972.168,00 20.162.497.409,00 25.375.309.418,00 12.565.457.889,00 13.200.186.345,00 14.795.299.920b. Pajak 8.181.151.494,00 11.077.754.474,00 10.673.123.845,00 11.891.659.770,00 13.599.217.141,00 13.150.474.159c. Bagian laba usaha daerah 303.748.156,96 1.186.494.507,41 801.147.421,44 1.301.304.716,37 885.432.510,32 157.472.031.000d. Penerimaan lain yang sah 9.292.567.255,46 10.243.244.661,31 12.353.949.470,97 32.509.860.755,21 36.203.717.132,68 37.324.697.675

jumlah 35.767.439.074,42 42.669.991.051,72 49.203.530.155,41 58.268.283.130,58 63.888.553.129,00 222.742.502.754

3

Pendapatan lain-lain yang saha. Pendapatan hibah 23.743.992,00 445.100.000,00 18.500.000.000,00 135.045.229,00 39.652.450.487b. Pendapatan dana darurat 8.504.526.000,00  c. Pendapatan lainnya 207.653.632 36.459.510.200 45.018.200.200  

jumlah 207.653.632 36.904.610.200 65.518.200.200 130.841.152.769 8.504.526.000,00 39.652.450.487

4

Penerimaan Pembiayaana. Penggunaan SILPA 23.530.581.719,30 48.861.203.746,82 89.341.357.550,62 46.669.838.021,97 66.186.878.264,19  b. Transfer dari dana

cadangan 1.000.000.000,00  

c. Penerimaan pinjaman dari obligasi

318.170.000,00 3.009.587.119,00 58.777.700,00  

d. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan

1.245.877.462

Jumlah 23.530.581.719 48.861.203.746 89.350.115.575 46.671.188.021 66.245.655.864,19 1.245.877.462Jumlah Penerimaan 655.508.675.222,52 820.231.449.956,59 951.943.100.228,41 993.857.882.122,58 906.456.685.478,19 1.118.580.454.879,00

Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 206-2010 dan Penjabaran PAK Tahun 20011

II-46 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 47: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 28 Kondisi Pengeluaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

No UraianTahun P-APBD

2006 2007 2008 2009 2010 2011

I.BELANJA TIDAK LANGSUNG

1 Belanja Pegawai 326.881.084.748,00 379.356.928.711,40 470.018.457.859,00 525.402.655.150,14 665.011.008.232,00 724.333.251.017,342 Belanja Bunga -          3 Belanja Subsidi   270.000.000,00 - 439.209.003,38 -  4 Belanja Hibah - 1.739.955.800,00 5.621.926.000,00 10.959.300.000,00 25.766.437.000,00 14.130.786.000,00

5Belanja Bantuan Sosial

19.383.121.152,00 24.070.227.161,00 19.700.445.400,00 8.545.223.395,00 19.112.442.206,72 9.924.418.331,00

6 Belanja Bagi Hasil 634.007.415,00 1.024.511.800,00 789.879.200,00 1.465.248.700,00 1.770.232.699,00 2.427.115.700,00

7Belanja Bantuan Keuangan

87.319.200,00 39.749.966.967,00 46.279.705.000,00 43.469.994.500,00 44.657.322.500,00 45.656.415.581,00

8Belanja Tidak Terduga

100.000.000,00 69.000.000,00 42.407.000,00 - 2.844.162.500,00 1.500.000.000,00

Jumlah 347.085.532.515,00 446.280.590.439,40 542.452.820.459,00 590.281.630.748,52 759.161.605.137,72 797.971.986.629,34

IIBELANJA LANGSUNG

1 Belanja Pegawai 10.760.886.031,00 37.808.872.852,86 34.786.710.266,89 40.191.545.946,67 40.097.709.681,00 41.555.257.500,00

2Belanja Barang dan Jasa

168.058.083.110,00 81.946.316.313,35 85.249.781.837,17 11.112.514.620,00 122.142.422.705,00 158.674.414.433,00

3 Belanja Modal 104.895.474.425,00 185.122.091.620,00 267.402.410.683,00 189.543.568.987,37 174.225.246.096,50 159.279.746.223,00Jumlah 283.714.443.566,00 304.877.280.786,21 387.438.902.787,06 240.847.629.554,04 336.465.378.482,50 359.509.418.156,00

 Jumlah Total 630.799.976.081,00 751.157.871.225,61 929.891.723.246,06 831.129.260.302,56 1.095.626.983.620,22 1.157.481.404.785,34Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006 – 2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011

II-47 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 48: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Perbedaan landasan peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan APBD Kabupaten Blitar tiap tahunnya, menjadikan perbedaan uraian

bagian dan pos tiap tahunnya. Seperti pada bagian belanja operasi pos belanja

perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan pada anggaran APBD tahun 2006, pada

APBD tahun 2007-2010 sudah termasuk dalam pos belanja barang dan belanja

pegawai. Untuk uraian pos pada bagian belanja modal, tahun 2011 belum bisa

diuraikan setiap posnya karena pada tahun 2011 menggunakan data anggaran

bukan realisasi. Karena keridakseragaman uraian bagian dan pos pada tiap

tahunnya, maka untuk proyeksi 4 tahun kedepan, trend yang dilihat adalah

perkembangan uraian bagian APBD yang meliputi belanja operasi, belanja modal,

dan transfer ke desa/kelurahan.

C. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,

yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit

dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain

dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran

pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Tingkat pertumbuhan pembiayaan daerah Kabupaten Blitar pada tahun

2006-2010 mengalami peningkatan dan penurunan dengan nilai rata-rata 60%.

Untuk lebih jelasnya, kondisi eksisting pembiayaan daerah Kabupaten Blitar Tahun

2006-2011, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

II-48 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 49: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Tabel 2. 29 Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

No UraianTahun APBD

2006 2007 2008 2009 2010 2011

I.Jumlah Penerimaan Pembiayaan

           

1 SiLPA 23.530.581.719,30 48.861.203.746,82 89.341.357.550,62 46.669.838.021,97 66.186.878.264,19 41.523.509.4932 Pencairan Dana Cadangan - - - - 1.079.275.681,24 -

3Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahhkan

- - - - - -

4 Penerimaaan Pinjaman Daerah - - - - - -

5Penerimaan kembali pemberian pinjaman

- - 318.170.000,00 3.009.587.119,00 58.777.700,00 -

6 Penerimaan piutang daerah - - - - - -   jumlah 23.530.581.719,30 48.861.203.746,82 89.659.527.550,62 49.679.425.140,97 67.324.931.645,43 41.523.509.493,00

IIJumlah Pengeluaran Pembiayaan

       

1 Pembentukan Dana Cadangan - - - 1.000.000.000,00 - -

2Penyertaan Modal (investasi) daerah

2.100.000.000,00 6.831.000.000,00 6.915.000.000,00 - - 1.625.260.025

3 Pembiayaan Pokok Utang 4.914.952.153,00 5.529.586.485,18 99.252.925,00 2.233.377.978,54 - 997.299.5634 Pemberian Pinjaman Daerah 4.914.952.153,00 - - - - -   Jumlah 11.929.904.306,00 12.360.586.485,18 7.014.252.925,00 3.233.377.978,54 0,00 2.622.559.588,00  Pembiayaan Netto 11.600.677.413,30 36.500.617.261,64 82.645.274.625,62 46.446.047.162,43 67.324.931.645,43 38.900.949.905,00

Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010 dan Penjabaran PAK Tahun 2011

II-49 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 50: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.7.2 Ketenagakerjaan

Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Blitar relatif rendah, hal

tersebut dimungkinkan karena kekuatan ekonomi utama Kabupaten Blitar adalah

Bidang Pertanian yang memiliki banyak sekali peluang pemanfaatan tenaga kerja

meskipun hanya paruh waktu dan musiman.Indikator Ketenagakerjaan yang lain

sejak tahun 2006 – 2010 secara terperinci disajikan dalam tabel 2.30 berikut ini :

Tabel 2. 30 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Blitar Tahun 2006-2010

No Uraian Satuan 2006 2007 2008 2009 20101. Pencari kerja Orang 20.719 20.810 25.623 22.380 15.5802. Penempatan Orang 6.536 6.480 4.957 2.776 1.795

3.Penghapusan Pencari Kerja

Orang 3.384 3.203 9.554 6.406 1.177

4. Belum ditempatkan Orang 10.799 11.125 11.112 13.108 12.608

5.Permintaan lowongan

Lowongan 6.959 6.544 5.445 3.811 1.876

6. Dipenuhi Lowongan 6.536 6.480 4.957 2.776 1.795

7.Penghapusan lowongan

Lowongan 396 - 614 900 0

8. Sisa lowongan Lowongan 27 64 488 45 81

10.Jumlah Angkatan Kerja

Orang 498.230 499.289483.70

9285.204 484.939

Sumber : DisNakertrans Kab. Blitar Tahun 2010

Dari sisi upah, peningkatan yang cukup signifikan juga terus terjadi. Upah

minimum Kabupaten pada tahun 2007 masih berjumlah Rp. 409.200,-/bulan, pada

tahun 2010 telah mencapai Rp. 655.000,-/bulan atau mengalami peningkatan

sebesar 62,47persen yang secara lebih jelas digambarkan dalam gambar 2.7

berikut :

409200

450000

501700

570000

655000

2006

2007

2008

2009

2010

Upah Minimum Kabupaten Blitar

Gambar 2. 7 Perkembangan Jumlah Upah Minimum Kabupaten BlitarTahun 2006 -2010

Sumber : Disnakertrans Kab. Blitar Tahun 2010

II-50 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 51: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.7.3 Pertanian

Potensi Pertanian di wilayah Kabupaten Blitar sangatlah beraneka ragam

dan tersebar di hampir seluruh Kecamatan. Unggulan bidang pertanian adalah

tanaman pangan yang terdiri atas padi, jagung dan ketela pohon. Disusul oleh sub

sektor peternakan dalam hal ini ayam petelur dan hasil peternakan sapi yaitu susu.

Kedua komoditi ini menjadi produk andalan Kabupaten Blitar. Yang menonjol

berikutnya adalah perikanan darat dalam hal ini ikan hias terutama koi. Kabupaten

Blitar adalah sentra pengembangan dan buudidaya koi unggulan yang telah diakui

secara nasional. Di sektor perkebunan, komoditas khas yang sangat menonjol

adalah rambutan, dan nanas. Berikut data produksi komoditas pertanian andalan

Kabupaten Blitar sebagai salah satu daerah pertanian potensial di Jawa Timur.

Tabel 2. 31 Produksi Komoditas Andalan PertanianTahun 2006-2009No

UraianSatua

n2006 2007 2008 2009

1 Padi Ton 299.091 273.815 280.198 290.9112 Jagung Ton 244.292 236.600 303.202 323.7393 Ketela Pohon Ton 52..131 41.832 45.381 44.9814 Tebu Ton 547.152,73 518.964 534.150 527.127,505 Rambutan Ton 177,45 33,20 208,39 321,046 Nanas Ton 192,91 221,52 10,54 95,437 Telur Ton 127.543,28 128.042,50 130.932,75 132.812,978 Susu Liter 36.063,03 37.983,13 38.023,05 38.136,84

9 Koi Ekor298.116.20

0246.427.000 141.492.50

0155.641.75

0Sumber : Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 2010

2.7.4 Industri dan Perdagangan

Salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Blitar adalah sektor

industri khususnya industri kecil/rumah tangga yang mencapai 99,64 persen dari

keseluruhan industri yang ada di Kabupaten Blitar. Namun bila diilihat dari

komposisi kontribusi terhadap PDRB, industri hanya memberikan kontribusi berkisar

2%. Dengan prosentase kontribusi tersebut kontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi dan perluasan lapangan kerja masih relatif kecil.

Hal tersebut sedikit banyak disebabkan oleh masih dominannya industri

kecil/industri rumah tangga yang mencaapai 680 unit (formal) dan 10.589 unit (non

formal). Industri sedanng di Kabupaten Blitar baru berjumlah 14 unit. Adapun

jangkauan pemasaran hasil industri kecil tersebut sebagian besar untuk memenuhi

kebutuhan pangsa pasar lokal dan regional, nilai eksport masih sangatlah

kecil.Perkembangan industri kecil antara lain dapat dipantau dari perkembangan

jumlah pemegang SIUP dan TDP setiap tahunnya, sebagaimana dilukiskan dalam

gambar 2.8 berikut :

II-51 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 52: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

825

7008

717

7416

822

8337

674

9060

398

9456

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

2006 2007 2008 2009 2010

Pemegang SIUP

Pemegang TDP

Gambar 2. 8 Perkembangan Jumlah Pemegang SIUP dan TDPTahun 2006 – 2010

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Blitar Tahun 2010

2.7.5 Energi dan Sumber Daya Mineral

Kabupaten Blitar memiliki potensi sumber daya mineral dan bahan tambang

yang cukup potensial baik dari segi jenis maupun jumlah cadangannya, namun

karena kewenangan pengelolaannya berada di Pemerintah Pusat kecuali golongan

C, maka kontribusinya terhadap PDRB masih sangatlah kecil. Lebih lanjut potensi

tambang Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut.

Tabel 2. 32 Potensi Tambang di Kabupaten BlitarNo

Jenis Luas areal (ha)Perkiraan Cadangan

(m3)Lokasi

1 Trass 40.50 12.800 Gandusari2 Bentonit 136.19 970.000 Wates , Binangun3 Kaolin 74 1.495.000 Wonotirto , Sutojayan4 Feldspar 355 2.830.000 Wonotirto5 Zeolit 59.45 630.000 Wonotirto , Panggungrejo6 Ballclay 187.35 1.864.390 Wonotirto, Wates, Kademangan7 Sirtu 280 3.100.000 Sungai Lekso, Semut dan Bladak9 Pasir Besi 48.30 298.000 Panggunngrejo, Bakung, Wates

10 Pirophylit 37 740.000 Bakung, Kademangan11 Emas 0.7-1.79Gr/ton Gunung Klitik Wates, Wonotirto

Sumber: Kabupaten Blitar dalam Angka Tahun 2010

II-52 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 53: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

2.8 VISI DAN MISI KABUPATEN

2.8.1 Visi

Visi Kabupaten Blitar berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJMD) Kabupaten Blitar periode 2006-2026 adalah:

“TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG SEJAHTERA, RELIGIUS DAN

BERKEADILAN”

Untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera perlu penerapan nilai-nilai

keagamaan atau ketaqwaan terhadap TYME (masyarakat relegius) dan

pemerintahan yang berkeadilan sehingga tercipta ketentraman, keamanan dan

ketertiban. Dengan ketentraman, keamanan, ketertiban, maka akan mendorong

masyarakat maju yang ditandai dengan jiwa enterpreneurship dan produktif.

Makna:

1. Sejahtera

Sejahtera dimaknai sebagai suatu kondisi daerah yang masyarakatnya memiliki

keberdayaan secara sosial dan ekonomi, sehingga mampu melangsungkan

kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak.

2. Relegius (Agamis)

Religius (Agamis) dimaknai suatu kondisi dimana semua aktifitas

kemasyarakatan dilandaskan pada nilai-nilai religi sehingga terwujud suatu

kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan bermartabat.

3. Adil

Adil dimaknai terwujudnya pembangunan merata, yang dilakukan oleh seluruh

masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat

untuk terciptanya masyarakat yang religius, demokratis, berbudayadan

bermartabat di Kabupaten Blitar.

2.8.2 Misi

1. Mewujudkan kesejahteraan, keberdayaan, kesempatan kerja dan partisipasi

masyarakat;

2. Mewujudkan peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan publik serta

akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi, pelayanan kesehatan

dan pendidikan;

II-53 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 54: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan

dengan didukung penguatan Sistem Inovasi Daerah;

4. Mewujudkan penerapan nilai-nilai kehidupan beragama dalam perilaku

kehidupan bermasyarakat yang memiliki kepekaan dan kepedulian sosial

berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuasa;

5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban di lingkungan masyarakat serta

penegakan hukum dan HAM;

6. Mewujudkan optimalisasi pengendalian sumberdaya alam, pelestarian

lingkungan hidup dan penataan ruang yang berkelanjutan;

7. Mewujudkan revitalisasi proses desentralisasi dan otonomi daerah melalui

reformasi birokrasi yang profesional dan bersih dari KKN.

2.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA

Institusi dan organisasi yang terdapat di Pemerintahan Daerah Kabupaten

Bllitar terdiri dari Sekretariat DPRD, Sekretariat, Dinas, Badan, dan Kantor.Berikut

lebih rinci mengenai institusi pemerintah daerah Kabupaten Blitar.

1. Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD adalah unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin

oleh Sekretaris Dewan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Bupati.

2. Sekretariat

Sekretariat terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian Humas dan Protokol,

Keuangan dan BA, Umum dan Perlengkapan, Organisasi, Perekonomian,

Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat, Hukum, dan Pemerintahan.

3. Dinas

Dinas-dinas yang terdapat di Kabupaten Blitar antara lain Dinas PPKAD,

Dinas Koperasi dan UKM, Dinas PU Bina Marga & Tata Ruang, Dinas PU

Bina Marga & Pengairan, Dinas Porbudpar, Dinas Peternakan, Dinas

Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Hutbun, Dinas Pertanian,

Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Disperindag, Dispendukcapil,

Disnakertrans, Dishubkominfo.

4. Badan

Badan pemerintahan di Kabupaten Blitar terdiri dari RSUD Ngudi Waluyo,

BKD, PP & KB, Bapemas, Kesbangpolinmas, Bappeda, dan BP4K.

II-54 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 55: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

5. Kantor

Kantor pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Blitar antara lain Satpol

PP, KPTSP, Ketahanan Pangan, Perpust, Arsip & Dok, Lingkungan Hidup.

Terkait dengan adanya penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar

maka terdapat stakeholder utama dan pendukung. Stakeholder utama di Kabupaten

Blitar, antara lain:

- Dinas Pekerjaan Umum Pusat, Provinsi, dan Kabupaten

- Dinas Kesehatan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten

- KLH Pusat, Provinsi, dan Kabupaten

- DPR Komisi 4 dan 3

Sedangkan untuk stakeholder pendukung terkait Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Blitar, antara lain:

- LSM Regional Asia Tenggara yaitu Borda Partner terkait pembangunan

sanimas

- LSM Spectra Unilever terkait PHBS Anak Sekolah

- Bank-bank terkait yaitu BNI, BRI, BPD, Bank Mandiri

Selain itu, terkait dengan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Blitar

maka dibentuk Pokja Sanitasi yang dibentuk berdasarkan No SKEP Pokja

188/259/409.012/KPTS/2011 pada tanggal 1 Juli 2011. Berikut ini merupakan data

kelembagaan serta data anggota Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar.

Data Umum Kelembagaan

1. Instansi Pengelola Persampahan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar

2. Instansi Pengelola Air Limbah : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar

3. Nama Pokja : Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar

4. Nomer dan Tanggal SKEP Pokja :188/259/409.012/KPTS/2011, Tanggal 1 Juli

2011

a. Alamat Pokja : Kantor Bappeda Kabupaten Blitar Jl. Semeru

No. 40 Telp. (0342) 808 165 Fax. (0342)

806275

Tabel 2. 33 Anggota Pokja

Anggota Pokja NamaJabatan

dalam PokjaJabatan Pokok

Ketua Ir. Bachtiar Sukokarjadji Ketua Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar

Sekretaris Ir. Dachlan Faturrachman, MS

Sekretaris Kepala Bappeda Kabupaten Blitar

Tim Koordinasi/Pengarah

Drs. Agus Handoko Koordinator Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Blitar

II-55 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 56: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Anggota Pokja NamaJabatan

dalam PokjaJabatan Pokok

       

Dr. Kuspardani Anggota Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Drs. Harpiyanto Anggota Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar

Drs. Sumantri, MM Anggota Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Drs. Romelan Anggota Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar

Supandi, SP. Anggota Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar

Basuki AR Anggota Direktur PDAM Kabupaten Blitar

Era Herry Noegroho Anggota Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Blitar

Bidang Kelembagaan dan Pendanaan     Bidang Teknis    

Suyanto, SH, MM Anggota Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Blitar

Drs. Bambang Suntoro, Msi. Anggota Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) Kabupaten Blitar

Drs. Palal Ali Santoso, MM Anggota Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Blitar

Drs. Herman Widodo Anggota Kepala Bagian Keuangan dan Bina Asset Kabupaten Blitar

Drs. Izal Marom Anggota Kepala Bagian Organisasi Kabupaten Blitar

H. Masngut Anggota Pengusaha Kabupaten Blitar

Siswanto, S.Sos., MM Koordinator Kabid Fisik Prasarana Bappeda Kabupaten Blitar

Drs. Edi Mali Anggota Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Agus Suparnadi, SE Anggota Kabid Pengembangan Sumberdaya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Sutono, SH Anggota Kasubid Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Bappeda Kabupaten Blitar

Gunadi, SKM Anggota Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Bidang Komunikasi   

Ir. Khristina Anggota Kepala BP4K Kabupaten Blitar

Mulyono, SH, MSi Anggota Kabag Hukum Kabupaten Blitar

Drs. Bambang Supriyadi Anggota Kabid Infokom Dinas Perhubungan dan Infokom Kabupaten Blitar

Edi Wnarto, S.Sos Anggota Kasubag Pelayanan Informasi Bagian Humas

II-56 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 57: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Anggota Pokja NamaJabatan

dalam PokjaJabatan Pokok

dan Protokol Kabupaten Blitar

Bidang Penyehatan Lingkungan dan Pemberdayaan    

Drs. Budi Santoso Koordinator Kabid Perumahan dan Penyehatan Lingkungan dan Perumahan Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Blitar

Musrom, S.Ag.Msi,MH Anggota Kabid Ketahanan Masyarakat pada Bappemas Kabupaten Blitar

Dr. Hari Purwanto Anggota Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Ir. Suci Rahayu Anggota Kasi Analisa Dampak Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar

Uliep Sunaryati, SE, MM Anggota Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Bidang Monitoring dan Evaluasi 

Dra. Istiqomah, MM Koordinator Kabid Evaluasi, Pengendalian Data dan Statistika pada Bappeda Kabupaten Blitar

Ir. Ochtadhi Dwi FachTurachman

Anggota Kasi Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar

Tim Sekretariat 

Asmaningayu, ST, MM Koordinator Staff Bappeda Kabupaten Blitar

Tomi Paptomo, ST Anggota Staff Bappeda Kabupaten Blitar

2.10 TATA RUANG WILAYAH

Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan

sistem perdesaan, sistem perkotaan, serta arahan sistem jaringan prasarana

wilayah.

2.10.1 Penetapan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Perdesaan

Berdasarkan RTRW Kabupaten Blitar Tahun 2008-2028, pembagian

kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Blitar sesuai dengan kondisi dan

karakteristik kegiatan dibedakan menjadi kawasan perkotaan dan kawasan

perdesaan. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga

sesuai dengan peruntukkan tanah dan ruangnya. Kriteria penetapan batas kota di

II-57 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 58: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

2 4 Desa

Kaw. Perkotaan/Ibukota Kecamatan

1 3 5 Dusun

Pusat SSWP

Ibukota Kabupaten Blitar

TAHUN 2011

wilayah Kabupaten Blitar ditetapkan atas dasar status kawasan sebagai kawasan

perkotaan ibu kota kecamatan. Pada wilayah Kabupaten Blitar terdapat 1 kawasan

perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota Kabupaten Blitar dan 21 kawasan

perkotaan yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan.

2.10.2 Sistem Perdesaan

Sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa

secara berhierarki. Pengembangan kawasan perdesaan yang disusun berdasarkan

pelayanan perdesaan secara berhierarki tersebut, meliputi :

a. Pusat pelayanan antar desa/kelurahan

b. Pusat pelayanan setiap desa/kelurahan

c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman

Pusat-pusat pelayanan tersebut secara berhierarki memiliki hubungan

dengan :

a. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat.

b. Perkotaan sebagai pusat pelayanan SSWP

c. Ibukota Kabupaten Blitar

Secara diagramatis, sistem perdesaan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2. 9 Diagram Sistem Perdesaan

Didalam pengembangan kawasan perdesaan juga turut dikembangkan pula

kawasan permukiman perdesaan yang berfungsi untuk mendorong pertumbuhan

II-58 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 59: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

perekonomian perdesaan sebagai bagian dari sistem perekonomian wilayah,

dengan diikuti pula pengembangan dan peningkatan penyediaan sarana dan

prasarana penunjang kawasan permukiman, seperti jaringan jalan, transportasi,

listrik, air bersih, telekomunikasi dan sarana pendukung lainnya.

Sedangkan untuk pengembangan sektor perekonomian, pada umumnya

kawasan perdesaan bertumpu pada sektor pertanian dengan memperhatikan

karakteristik sosial budaya masyarakatnya.

2.10.3 Sistem Perkotaan

Pengembangan sistem perkotaan terdiri dari: orde perkotaan, rencana

hierarki perkotaan, rencana sistem dan fungsi perwilayahan serta pengembangan

fasilitas kawasan perkotaan.

A. Orde Perkotaan

Pembentukan struktur ruang wilayah dilakukan dengan menata hierarki kota

(orde kota) secara efesien. Orde kota terbentuk karena adanya perkembangan dan

pertumbuhan perkotaan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Jumlah dan perkembangan penduduk.

b. Kegiatan masyarakat, baik kualitas maupun kuantitas.

c. Kelengkapan fasilitas, utilitas, dan prasarana-sarana infrastruktur perkotaan.

d. Orientasi kegiatan setiap kawasan

Adanya hierarki kota berarti ada keterkaitan antara suatu kota dengan kota

yang lain. Kota yang memiliki hierarki lebih tinggi berarti lebih besar pengaruhnya

dan jangkauannya serta akan mempengaruhi perkotaan lain yang memiliki hierarki

lebih rendah. Seiring dengan pemerataan pembangunan, maka wilayah Kabupaten

Blitar telah berupaya melakukan pemekaran wilayah kecamatan, yaitu

bertambahnya jumlah kecamatan yang sebelumnya berjumlah 21 kecamatan,

sekarang telah menjadi 22 kecamatan. Kecamatan baru tersebut adalah Kecamatan

Selopuro yang merupakan pecahan dari Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Talun.

Dalam skala provinsi orde perkotaan yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut:

a. Orde P1 : Megapolitan Surabaya – Malang (Megasuma)

b. Orde P2 : Metropolitan Pasgerbangkertosusila dan Metro Malang

c. Orde P3 : Surabaya

d. Orde P4 : Kota Malang

e. Orde P5 : Kota Blitar dan kota otonom lain serta Perkotaan sebagai pusat SWP

f. Orde P6 : Perkotaan setingkat ibukota kabupaten

II-59 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 60: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

g. Orde P7 : Perkotaan setingkat pusat SSWP di setiap Kabupaten

Berdasarkan kondisi tersebut, maka Kota Blitar memiliki kedudukan sebagai

orde P5, dan Perkotaan Kanigoro sebagai Ibukota Kabupaten memiliki orde P6.

Mengingat Perkotaan Kanigoro dan Perkotaan Wlingi akan dikembangkan sebagai

perkotaan utama, maka dalam lingkup Kabupaten Blitar kedua perkotaan tersebut

menjadi perkotaan kesatu atau Orde K1. Jadi dalam lingkup provinsi terdapat

kemanaan anrata Orde P6 dengan Orde K1. Selanjutnya orde perkotaan di wilayah

Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :

a. Orde K1 : Perkotaan Kanigoro

b. Orde K2 :Perkotaan Wlingi, Perkotaan Srengat, Perkotaan Binangun,

Perkotaan Sutojayan, Perkotaan Bakung

c. Orde K3 :Perkotaan lain yang berfungsi sebagai Ibukota Kecamatan terdfiri

atas: Perkotaan Wonodadi, Udanawu, Ponggok, Sanankulon, Nglegok, Garum,

Gandusari, Talun, Kesamben, Selorejo, Selopuro, Wates, Panggungrejo,

Wonotirto dan Kademangan

B. Rencana Hierarki Perkotaan

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

hierarki atau besaran kawasan perkotaan terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu :

1. Kawasan perkotaan kecil, adalah kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk

yang dilayani paling sedikit 50.000 jiwa dan paling banyak 100.000 jiwa.

2. Kawasan perkotaan sedang, adalah kawasan perkotaan dengan jumlah

penduduk yang dilayani lebih dari 100.000 jiwa dan kurang dari 500.000 jiwa.

3. Kawasan perkotaan besar, adalah kawasan perkotaan dengan jumlah

penduduk yang dilayani paling sedikit 500.000 jiwa.

4. Kawasan metropolitan, adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah

kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan

kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional

yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi

dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1 juta jiwa.

5. Kawasan megapolitan, adalah kawasan yang terbentuk dari dua atau lebih

kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk

sebuah sistem.

Besaran perkotaan yang ada di wilayah Kabupaten Blitar dibedakan menjadi

2 (dua), yaitu :

a. Perkotaan Kecil meliputi Perkotaan Kanigoro dan Perkotaan Wlingi

II-60 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 61: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

b. Perkotaan Sangat Kecil meliputi Perkotaan lain yang berfungsi sebagai Ibukota

Kecamatan.

C. Rencana Sistem dan Fungsi Perwilayahan Perkotaan

Perkembangan pembangunan wilayah akan tercapai apabila setiap wilayah

memiliki satuan wilayah pengembangan, dimana wilayah pusat pengembangan

berperan menyalurkan pembangunan yang ada terhadap wilayah disekitarnya. Bila

proses tersebut dapat berlangsung dengan baik maka pembangunan akan tercapai,

baik secara konseptual maupun secara nyata, hal ini dapat dilakukan dengan

menetapkan struktur ruang kota wilayah. Dengan menerapkan sistem kota-kota,

diharapkan akan menjadi penentu perkembangan bagi wilayah sekitarnya, sehingga

perbedaan perkembangan antar wilayah dapat dicegah atau paling tidak dapat

dikurangi tanpa harus mengorbankan wilayah yang potensial untuk berkembang.

Dalam mencapai hal tersebut, maka struktur tata ruang wilayah ditetapkan

dengan model rasionalisasi atau pembentukan Sub Satuan Wilayah Pengembangan

(SSWP). Dimana setiap SSWP memiliki wilayah pendukung dan wilayah SSWP ini

harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang sosial-ekonomi dalam skala

pelayanan SSWP atau skala sub-regional.Wilayah pusat pengembangan SSWP

juga harus memiliki aksesbilitas yang tinggi dan strategis dengan wilayah sekitarnya

maupun dengan SSWP lainnya. Berdasarkan kondisi yang ada di wilayah

Kabupaten Blitar, maka penetapan sistem perwilayahannya direncanakan 7 (tujuh)

SSWP, yaitu :

a. SSWP A, dengan pusat di Kecamatan Srengat, fungsi utama sebagai:

Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kabupaten

Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP

Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala SSWP

Pusat pengembangan pendidikan skala kecamatan

Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan

Pusat pelayanan transportasi skala kabupaten

Pusat pelayanan wisata cagar alam dan cagar budaya skala kabupaten

Sentra pemasaran home industri

Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

Sentra pemasaran sektor peternakan

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP A ini adalah :

Pengembangan kegiatan pelayanan umum

II-61 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 62: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

Pengembangan kegiatan agribisnis

Pengembangan kegiatan industri

Pengembangan transportasi udara

Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (nanas, nangka dan sayur-

sayuran)

Budidaya perkebunan (kakao da kelapa)

Budidaya perikanan darat

Budidaya peternakan (ayam ras, sapi perah dan sapi potong)

Pengembangan kawasan lindung

Kawasan rawan bencana

b. SSWP B, dengan pusat di Kota Blitar, fungsi utama sebagai:

Pusat perkantoran dengan pelayanan skala SSWP dan kota

Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan pendidikan skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan peribadatan skala kota

Pusat pelayanan perbankan skala sub regional

Pusat pelayanan transportasi skala kota dan sub regional

Pusat pelayanan komunikasi skala kota dan sub regional

Pusat wisata budaya dan sejarah skala sub regional

Sentra pemasaran home industri

Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP B ini adalah :

Pengembangan kegiatan pelayanan umum.

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

Pengembangan kegiatan wisata budaya dan sejarah

Pengembangan kegiatan industri

Pengembangan transportasi udara

Budidaya peternakan

Budidaya perikanan darat

Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (rambutan dan sayur-sayuran)

Budidaya perkebunan (kakao dan kelapa)

Kawasan lindung

II-62 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 63: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Kawasan rawan bencana

Kawasan resapan air

c. SSWP C, dengan pusat di Kecamatan Kanigoro, fungsi utama sebagai :

Pusat perkantoran (Ibu Kota Kabupaten Blitar) dengan pelayanan skala

kabupaten

Pusat perdagangan dan jasa skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan pendidikan skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP dan sub regional

Sentra produksi pertanian holtikultura

Sentra pemasaran sektor peternakan

Sport Center, skala kabupaten

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP C ini adalah :

Pengembangan kegiatan pemerintahan

Pengembangan kegiatan pelayanan umum

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

Pengembangan kegiatan agropolitan

Budidaya peternakan

Budidaya perikanan darat

Budidaya tanaman pangan dan hortikultura

Kawasan resapan air

d. SSWP D, dengan pusat di Kecamatan Wlingi, fungsi utama sebagai:

Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

Pusat perdagangan grosir skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan kesehatan skala SSWP

Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala SSWP

Pusat pelayanan peribadatan skala Kecamatan

Pusat pelayanan transportasi skala SSWP dan sub regional

Pusat pelayanan komunikasi skala SSWP

Pusat pelayanan wisata skala SSWP

Sentra pemasaran sektor peternakan

Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP D ini adalah :

Pengembangan kegiatan pelayanan umum

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

II-63 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 64: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Pengembangan kegiatan wisata

Pengembangan kegiatan peternakan

Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (durian, rambutan, nangka dan

pisang)

Budidaya perkebunan (kelapa)

Kawasan lindung

Kawasan rawan bencana

e. SSWP E, dengan pusat di Kecamatan Binangun, fungsi utama sebagai:

Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan

Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala kecamatan

Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan

Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan

Pusat pelayanan wisata bahari skala kabupaten

Sentra pemasaran perikanan darat dan laut

Sentra pemasaran home industri

Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP E ini adalah :

Pengembangan kegiatan pelayanan umum

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

Pengembangan kegiatan wisata bahari

Pengembangan kegiatan perikanan

Pengembangan kegiatan industri

Budidaya tanaman pangan dan hortikultura

Budidaya perkebunan

Kawasan lindung

Kawasan resapan air

Pengembangan kegiatan pertambangan

f. SSWP F, dengan pusat di Kecamatan Sutojayan, fungsi utama sebagai:

Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan lokal

Pusat pengembangan pelayanan pendidikan skala kecamatan

Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan dan lokal

Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan dan lokal

II-64 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 65: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Pusat pelayanan transportasi skala kecamatan

Pusat pelayanan wisata bahari skala kabupaten

Sentra pemasaran perikanan darat dan laut

Sentra pemasaran sektor peternakan

Sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP F adalah :

Pengembangan kegiatan pelayanan umum

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

Pengembangan transportasi udara

Pengembangan transportasi laut

Pengembangan wisata bahari

Budidaya perikanan darat dan laut

Pengembangan peternakan

Budidaya tanaman pangan dan hortikultura (mangga dan cabe)

Budidaya perkebunan (kelapa)

Pengembangan kegiatan pertambangan

Kawasan lindung

Kawasan resapan air

g. SSWP G, dengan pusat di Kecamatan Bakung, fungsi utama sebagai:

Pusat perkantoran dengan pelayanan skala kecamatan

Pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan

Pusat pengembangan pendidikan skala kecamatan dan lokal

Pusat pengembangan pelayanan kesehatan skala kecamatan dan lokal

Pusat pelayanan peribadatan skala kecamatan dan lokal

Pusat pelayanan wisata skala kabupaten dan sub regional

Pengembangan sentra pemasaran hasil pertanian tanaman pangan

Kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di SSWP G adalah :

Pengembangan kegiatan pelayanan umum

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa

Pengembangan kegiatan wisata bahari

Budidaya perikanan darat dan laut

Pengembangan peternakan

Budidaya tanaman pangan

Pengembangan kegiatan pertambangan

II-65 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 66: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Kawasan lindung

Kawasan resapan air

Kawasan perkotaan kecamatan yang tidak mempunyai fungsi sebagai pusat

pertumbuhan dalam skala sub regional (SSWP), maka kawasan tersebut

merupakan wilayah inti pada tingkat kecamatan. Kawasan ini juga harus

memberikan pelayanan minimal sampai tingkat wilayah administrasi

kecamatan.Selain itu, setiap wilayah kecamatan diarahkan tetap sebagai kawasan

penghasil (produksi) tanaman pangan dan sebaiknya disediakan peruntukan tanah

bagi pengembangan industri skala kecil, terutama untuk mengolah hasil

sumberdaya alam yang tersedia.

Berdasarkan penetapan fungsi wilayah kecamatan pendukung SSWP ini,

maka dapat ditentukan penanganan untuk mempertahankan dan meningkatkan

potensi pada masing-masing kawasan. Berikut ini merupakan Peta Struktur Ruang

dan Pola Ruang Kabupaten Blitar.

II-66 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 67: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

II-67 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 68: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 6 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Blitar

II-68 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 69: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

Peta 2. 7 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Blitar

II-69 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |

Page 70: BAB II Gambaran Umum BPS Kab Blitar

TAHUN 2011

II-70 Pokja Sanitasi Kabupaten Blitar |