komposisi botani pakan rusa timor ( cervus timorensis ) di penangkaran rusa desa sumberingin kab....

Upload: siswoyo-agus

Post on 22-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    1/54

    1

    KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR

    (Cervus timorensis) DI PENANGKARAN RUSA TIMOR DESA

    SUMBERINGIN KAB. BLITAR

    Laporan Penelitian

    Oleh :

    Indra Hartanto

    NIM. 0310520039

    JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2008

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    2/54

    2

    KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR

    (Cervus timorensis) DI PENANGKARAN RUSA TIMOR DESA

    SUMBERINGIN KAB. BLITAR

    Laporan Penelitian

    Laporan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

    Oleh :

    Indra Hartanto

    NIM. 0310520039

    JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2008

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    3/54

    3

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ........................................................................................... i

    I. PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang ...................................................................... 11.2Rumusan Masalah ................................................................. 31.3Tujuan Penelitian .................................................................. 31.4Manfaat Penelitian ................................................................ 31.5Kerangka Pikir ...................................................................... 31.6Hipotesis ................................................................................ 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Rusa timor (Cervus timorensis) ............................................ 6

    2.2 Pakan dan Konsumsi pakan rusa .......................................... 8

    2.3 Hijauan pakan ....................................................................... 10

    2.4Rumput Gajah (Pennisetum purpureum ) ............................ 10

    2.5 Mahoni (Swietenia mahagoni) .............................................. 10

    2.6 Umbi KetelaPohon ................................................................ 112.7 Pertambahan Bobot badan..................................................... 12

    2.8 Komposisi Botani. ................................................................. 13

    III. MATERI DAN METODE

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 15

    3.2. Materi Penelitian .................................................................... 15

    3.3. Metode Penelitian .................................................................. 15

    3.4. Analisis Statistik .................................................................... 17

    3.5. Variabel Penelitian ................................................................. 18

    3.6. Batasan Istilah ........................................................................ 18

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Kandungan nutrisi pakan ....................................................... 19

    4.2. Komposisi Botani Pakan Rusa ............................................... 21

    4.3. Konsumsi Nutrien Pakan ....................................................... 22

    4.4. Pertambahan Bobot Badan ..................................................... 25

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    4/54

    4

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan ........................................................................... 28

    5.2. Saran ....................................................................................... 28

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 29

    LAMPIRAN........................................................................................... 31

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    5/54

    5

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama lengkap Indra Hartanto, merupakan putra kedua dari

    dua bersaudara pasangan Bapak Muhri Suharsono dan Ibu Susrini. Penulis

    dilahirkan di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 8 Agustus 1984.

    Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri

    Jatilengger 2, Kec. Ponggok, Blitar pada tahun 1997, kemudian melanjutkan

    pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Srengat dan

    menyelesaikannya pada tahun 2000. Tahun 2003 penulis meyelesaikan

    pendidikan Sekolah Menengah Umum Negeri I Kademangan. Melalui seleksi

    Penjaringan Siswa Berprestasi (PSB), penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan

    Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang

    pada tahun 2003.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    6/54

    6

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan

    hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul KOMPOSISI BOTANI

    PAKAN rusa timor (Cervus timorensis) DI PENANGKARAN rusa timor

    Desa SUMBERINGIN KAB. BLITAR dapat terselesaikan dengan baik.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu penulis dalam pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini. Melalui

    kesempatan ini saya sampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Kusmartono selaku dosen pembimbing utama, yang

    telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan

    penyusunan skripsi ini.

    2. Bapak Ir. Mashudi, MAgr,Sc selaku dosen pembimbing pendamping yang

    telah membantu dan membimbing hingga penulisan skripsi.

    3. Bapak Ir.. Bambang Soejosopoetro, MS selaku dosen penguji, atas

    bimbingan dan arahannya.

    4. Bapak Ngatuwin atas bantuannya dalam pengurusan administrasi selama

    penulis berada di Fakultas Peternakan Universtas Brawijaya Malang.

    5. Bapak Ir. Amirul Ilman selaku kepala Administratur Perum Perhutani

    Blitar yang telah memberikan izin penggunaan tempat di Penangkaran

    rusa timor desa Sumberingin kab. Blitar

    6. Bapak, Ibu dan Kakakku tercinta atas doa, nasehat, dukungan dan

    semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan ini.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    7/54

    7

    7. Nutritionist 03 dan 04 yang banyak memberikan semangat, dukungan,

    bantuan dan doa, serta kenangannya selama ini.

    8. Keluargaku di Griya Shanta B20, Feri, Agus, Anton, Adi, wahyu, Heru,

    Hepy, Ari, Eko, Udin, Aji dan Ilham yang selalu memberikan saran,

    dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penulisan laporan

    penelitian ini.

    9. Toha, Danang, dan Wahib trims atas kerjasamanya yang baik selama

    penelitian.

    10.Teman teman di M P no.1, Anwar, Heri, Yoko, Agus. Terima kasih atas

    saran, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penulisan laporan

    penelitian ini.

    11.Serta berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang

    telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

    Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

    bagi pengembangan ilmu peternakan serta masyarakat luas.

    Malang, Februari 2009

    Penulis

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    8/54

    8

    ABSTRACT

    The Deer (Cervus Timorensis) of feed Botany Composition in

    Penangkaran Rusa Sumberingin, Blitar

    The research was conducted in Penangkaran Rusa Sumberingin, Blitar.

    Co-owned by Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Blitar RPH Sumberingin

    BKPH Rejotangan for 3month started from 29 march until 9 may 2008.

    The materials of this research were 16 head of deer. The aims of the

    research were to know feed botany compositions , feed consumption, and their

    effect on bodyweightgain of the deers. 16 deer were kept on paddock house

    (2flock) and stable house (2 flock) which each house divided to two sub houses

    based n sex.The forages were available for each deers during the two periods of

    observation about 10 kgs for forages and 6 kgs for the others.

    The result of this research showed that the feed botany compositions wasPennisetum purpureum Mahogany, and Casava. Which the proportion of them

    were 73,13%; 23,80%; and 3,06% respectively. The crude protein and crude fiber

    intake of Pennisetum purpureumwere 10.3% and 25.7%. The crude protein and

    crude fiber intake of mahogany were 8.45% and 32%. The crude protein and

    crude fiber intake of cassavawere 4.1% and 33.1%.

    Average feed consumption was 4,175 kg/head/day until 4,518

    kg/head/day. Average daily bodyweightgain was 0,10 kg/head/day until 0,15

    kg/head/day increased.

    Key words: Deer, Botany compositions

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    9/54

    9

    RINGKASAN

    Komposisi botani pakan rusa timor ( Cervus timorensis) di Penangkaran

    rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    Penelitian ini dilakukan di penangkaran rusa timor ( Cervus timorensis )

    Desa Sumberingin kabupaten Blitar milik Perhutani Unit II Jawa Timur KPH

    Blitar RPH Sumberingin BKPH Rejotangan selama 3 bulan dimulai pada 29

    maret sampai dengan 9 mei 2008. sedangkan untuk analisa proksimat dilakukan di

    laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas

    Brawijaya.

    Penelitian menggunakan 16 ekor rusa timor ( Cervus timorensis ) untuk

    mengetahui komposisi botani, konsumsi,dan pengaruhnya terhadap pertambahan

    bobot badan ternak yang dipelihara di dalam kandang umbaran yang terbagi

    dalam 4 flok dan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Parameter yang

    diamati dalam penelitian ini adalah jenis hijauan pakan yang diberikan selamapenelitian, konsumsi hijauan pakan, dan pertambahan bobot badan ternak.

    Dari hasil pengamatan diketahui komposisi dari hijauan pakan adalah

    sebagai berikut: rumput gajah:73,1293%; daun mahoni: 23,80% dan umbi ketela

    pohon 3,06%. Sedangkan konsumsi pakan diketahui untuk rumput gajah adalah

    25,7% SK; 27,97 %BO; dan 23,7% BK. Daun mahoni 32% SK; 43,44 %BO; dan

    23,45% BK. Umbi ketela pohon: 33,1% SK; 15,4 %BO; dan 23% BK.

    Konsumsi pakan rusa dalam kandang umbaran 4,175 kg sampai dengan

    4,518 kg., sedangkan pertambahan bobot badan rusa adalah 0,10kg/ekor/hari

    sampai dengan 0,15 kg/ekor/hari.

    Kata kunci : Rusa Timor, komposisi Botani

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    10/54

    10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Jenis fauna atau satwa liar telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai

    kepentingan seperti pemanfaatan berupa daging untuk kebutuhan protein hewani,

    sebagai hewan peliharaan, obyek wisata serta sebagai hewan percobaan biomedis

    dan obat-obatan. Banyak jenis satwa liar yang mempunyai potensi nilai ekonomis

    atau komersil salah satunya rusa. Nilai ekonomis dari rusa adalah dapat

    dimanfaatkan sebagai penghasil daging, kulit, dan tanduk. Rusa di Indonesia yang

    mempunyai peluang untuk dibudidayakan, terdiri dari beberapa jenis yaitu Cervus

    timorensis yang mempunyai delapan sub spesies, Cervus unicolor dua sub spesies,

    dan rusa totol (Axis-axis) yang merupakan jenis rusa dari India yang sekarang

    berkembang baik di Istana Bogor. (Garsetiasih, 2004)

    Rusa merupakan satwa yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena

    selain sebagai penghasil daging juga hasil ikutannya seperti tanduk dan kulit

    mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Rusa merupakan satwa liar yang suka

    hidup berkelompok, mudah beradaptasi dalam segala lingkungan dan cepat

    berkembang biak serta efisien dalam penggunaan pakan. Rusa mempunyai potensi

    produksi daging yang tinggi dengan keunggulan menghasilkan karkas sebesar 56-

    58% dibandingkan dengan sapi yang hanya 51-55% dan domba 44-50% (Semiadi,

    1998). Rusa merupakan hewan ruminansia yang memiliki cara makan grazzing

    yaitu makan rumput di padang rumput dan browsing yaitu makan daun-daunan

    semak di hutan, biji-bijian dan jamur yang tumbuh di bawah pohon. Di alam

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    11/54

    11

    bebas, makanan rusa sangat bervariasi. Makanan rusa lebih bervariasi dibanding

    dengan ternak ruminansia domestik lainnya (Dradjat, 2002). Melihat dari potensi

    dan karakteristik rusa makan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pola

    pemberian pakan pada rusa.

    Rusa Timor (Cervus timorensis) merupakan satwa liar yang dilindungi dan

    pengelolaannya ditangani oleh Direktorat Jenderal Pelestarian Hutan dan

    Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Sumber daya hayati ini dikhawatirkan

    akan punah mengingat banyaknya perburuan liar dan perusakan habitat.

    Habitat penangkaran berbeda dengan habitat alami. Berdasarkan ciri

    habitatnya, pada habitat penangkaran terdapat peningkatan nutrisi, bertambahnya

    persaingan intraspesifik untuk memperoleh makanan, berkurangnya pemangsaan

    oleh predator alami, berkurangnya penyakit dan parasit serta meningkatnya

    kontak dengan manusia (Lelono, 2003).

    Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan rusa

    dengan teknik penangkaran rusa adalah pakan. Serupa dengan hewan lainnya, rusa

    memerlukan pakan yang cukup, baik jumlah maupun mutu (Garsetiasih,

    Heriyanto, Atmaja, 2003). Penelitian tentang sistem pemberian pakan perlu

    dilakukan untuk mendapatkan hasil mengenai pola konsumsi pakan dan

    pengaruhnya terhadap pertambahan bobot badan pada Rusa timor (Cervus

    timorensis).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    12/54

    12

    1.2. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana komposisi botani pakan Rusa Timor di Penangkaran Rusa

    Timor Desa Sumberingin.

    2. Bagaimana pengaruh pola pemberian pakan terhadap PBB rusa timor di

    Penangkaran Rusa Timor Desa Sumberingin.

    1.3.Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui komposisi botani pakan Rusa Timor di Penangkaran Rusa

    Desa Sumberingin.

    2. Mengetahui pengaruh perbedaan pola pemberian pakan terhadap

    pertambahan bobot badan Rusa Timor.

    1.4. Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam

    pemberian pakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan rusa, sehingga

    diperoleh pertambahan bobot badan yang optimum.

    1.5. Kerangka Pikir

    Rusa (Cervus timorensis) merupakan satwa liar yang dilindungi dan

    pengelolaannya ditangani oleh Direktorat Jenderal Pelestarian Hutan dan

    Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Sumber daya hayati ini dikhawatirkan

    akan punah mengingat banyaknya perburuan liar dan perusakan habitat.

    Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan rusa

    dengan teknik penangkaran rusa adalah pakan. Serupa dengan hewan lainnya, rusa

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    13/54

    13

    memerlukan pakan dalam jumlah cukup, baik jumlah maupun mutu (Garsetiasih,

    Heriyanto, Atmaja, 2003).

    Pakan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan

    budidaya satwa. Untuk mencapai produksi yang tinggi, pemberian jumlah dan

    komposisi pakan perlu mendapat perhatian agar kualitas dan kuantitas pakan yang

    diberikan dapat memenuhi kebutuhan satwa yang dibudidayakan. Pemberian

    pakan yang terlalu sedikit atau banyak akan merugikan, oleh karena itu, perlu

    dipilih pakan yang murah tetapi mengandung nilai gizi yang baik. Penelitian

    tentang sistem pemberian pakan perlu dilakukan untuk mendapatkan konsumsi

    pakan yang efisien dan pertambahan bobot badan yang optimum pada Rusa Timor

    (Cervus timorensis).

    Perbaikan kualitas pakan dan efisiensi penggunaan pakan harus

    ditingkatkan sehingga ternak mampu menampilkan produksi yang tinggi serta

    keuntungan secara ekonomis. Pakan merupakan komponen habitat yang paling

    nyata. Ketersediaannya berhubungan erat dengan perubahan musim, terutamadi

    daerah temperate dan kutub. Tiap jenis satwa mempunyai kesukaan untuk

    memilih pakannya. Hal ini berhubungan dengan palatabilitas dan selera (Dradjat,

    2002).

    Menurut Garsetiasih dan Takandjandji (2007), jumlah pakan yang

    dibutuhkan oleh satwa ruminansia adalah 10% dari berat tubuhnya, kebutuhan

    pakan rata-rata berat basah untuk rusa Timor dewasa dipenangkaran Kupang dan

    Bogor adalah 5 kg per ekor dan di penangkaran Sumbawa 4,42 kg per ekor.

    Pakan yang diberikan berupa hijauan unggul sebagai makanan pokok dan

    konsentrat/penguat sebagai pakan tambahan. Hijauan unggul seperti Brachiaria

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    14/54

    14

    decumbens,king grass, Stylosanthes dan hijauan lainnya di berikan dengan dua

    pola yaitu dipotong (cutting) dan digembalakan (Grazing) (Garsetiasih,

    Heriyanto,Atmaja, 2003).

    Selain diberi jenis rumput dan hijauan daun, rusa dipenangkaran diberikan

    pula pakan tambahan dengan maksud untuk meningkatkan gizi dan tingkat

    produksi serta reproduksi. Jenis rumput yang disukai rusa dipenangkaran adalah

    Setaria dan Brachiaria decumbens. Sedangkan jenis hijauan legum adalah turi

    (Sesbania glandiflora), lamtoro dan daun pilang ( Casia leucophloea) Garsetiasih

    dan Takandjandji (2007). Rusa tropis dapat dikatakan menyukai hampir segala

    bentuk hijauan, sehingga tidak terlalu sulit mencari pakan (Semiadi dan Nugraha,

    2004).

    1.6. Hipotesis

    Adanya perbedaan pola pemberian pakan berpengaruh terhadap konsumsi

    pakan dan pertambahan bobot badan Rusa Timor (Cervus timorensis).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    15/54

    15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Rusa Timorensis (Cervus timorensis)

    Indonesia memiliki kekayaan alam berupa 4 spesies rusa yang merupakan

    hewan asli Indonesia. Rusa-rusa tersebut adalah Rusa Sambar (Cervus unicolor),

    rusa Timor (Cervus timorensis), rusa Bawean (Axis kuhli) dan Muntjac

    (Muntiacus muntjack).Taksonomi atau klasifikasi rusa Timorensis adalah sebagai

    berikut:

    Class : Mammalia

    Sub class : Theria

    Infra class : Eutheria

    Ordo : Artiodactyla

    Sub Ordo : Ruminantia

    Family : Cervidae

    Sub family : Cervinnae

    Genus :Cervus

    Species : Cervus timorensis

    Nama lokal : Rusa/ Rusa Timor/ Mayung (Dradjat, 2002).

    Rusa Timor merupakan rusa tropis ke dua terbesar setelah rusa Sambar.

    Dibandingkan rusa tropis Indonesia lainnya, rusa Timor memiliki banyak

    keunikan yaitu sebagai kelompok rusa yang mempunyai banyak anak jenis,

    sebagai rusa dengan nama daerah yang cukup beragam dan sebagai rusa yang

    paling luas tersebar di seluruh negeri. Berat badan antara 40-120 kg, tergantung

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    16/54

    16

    pada anak jenisnya. Pemberian nama lokal cukup beragam, tergantung pada

    daerah asalnya. Di Pulau Jawa dikenal dengan rusa Jawa, di pulau Timor sebagai

    rusa Timor, di Sulawesi bsebagai jonga dan di Kepulauan Maluku sebagai rusa

    Maluku. Namun nama yang paling umum dipakai dalam bahasa nasional adalah

    rusa Timor. Di luar negeri rusa timorensis disebut sebagai rusa deer(Semiadi dan

    Nugraha, 2004).

    Satwa rusa dicirikan dengan tubuhnya yang ditutupi bulu, dengan variasi

    beberapa warna, menghasilkan susu, berdarah panas, jumlah jari yang genap,

    empat buah jari pada setiap kakinya, berteracak (kuku, hoof) dan melakukan

    pemamahan dalam proses makannya. Dari empat buah jari yang dimilikinya, dua

    jari berada di daerah lateral, agak diatas dan mengecil (rudimenter)sehingga tidak

    mencapai tanah, sedangkan dua jari lainnya menopang pada tanah (Semiadi,

    2006).

    Ciri-ciri rusa jantan ialah mempunyai ranggah. Ranggah penuh

    mempunyai tiga ujung runcing, ranggah tumbuh pertama kali pada anak jantan

    umur 8 bulan. Rusa jantan relatif lebih besar dibanding rusa betina, tinggi badan

    91-102 cm dan berat badan 103-155 kg. Rusa yang dipelihara di penangkaran atau

    di peternakan relatif lebih besar dibanding dengan rusa liar di hutan. Rusa liar di

    hutan, berat badan rata-rata 60 kg sedangkan di peternakan dapat mencapai 90 kg.

    Sedangkan rusa betina relatif lebih kecil di banding rusa jantan yaitu 45-50 kg

    (Dradjat, 2002). Keberadaan ranggah merupakan ciri utama dari kelompok rusa

    dan hanya dimiliki oleh pejantan. Ranggah merupakan jaringan tulang yang

    tumbuh keluar dari anggota tubuh dan memiliki siklus tumbuh, mengeras dan

    luruh secara berulang dan terus-menerus. Siklus pertumbuhan ranggah erat

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    17/54

    17

    kaitannya dengan siklus hormon reproduksi dan musim, sehingga secara tidak

    langsung kondisi ranggah dalam keadaan keras berkorelasi kuat dengan keadaan

    fisiologi reproduksi. Saat pertumbuhan ranggah berlangsung, akan diawali dengan

    pertumbuhan tulang rawan (kartilago) yang memanjang dan diselimuti oleh

    lapisan kulit tipis berbulu, yang disebut velvet. Ketika pertumbuhan ranggah

    velvet telah mencapai puncaknya akan terjadi proses pengerasan jaringan

    (kalsifikasi)yang dilanjutkan dengan proses pembentukan tulang (osifikasi).

    2.2.Pakan dan Konsumsi Pakan Rusa

    Penyebaran jenis rusa sangat luas dengan berbagai macam perbedaan

    tempat dan kondisi lingkungan. Mempunyai dua sifat mendapatkan pakan hijauan

    yang lebih banyak dan bevariasi dibandingkan dengan ruminansia yang sudah

    dikembangkan (Soejosopoetro, 1986).

    Rusa memerlukan penanganan yang disesuaikan dengan sifat ternak, yaitu

    mudah terkejut, cepat bertindak dan daya lompat tinggi apabila merasa terganggu.

    Penanganan rusa memerlukan kesabaran, tidak boleh melakukan paksaan karena

    mudah stress. Penanganan dilakukan sore atau malam hari di dalam kandang

    gelap agar rusa lebih tenang. Pakan yang diberikan berupa hijauan unggul sebagai

    makanan pokok dan konsentrat/penguat sebagai pakan tambahan. Pada waktu

    merumput rusa akan lebih dahulu memilih hijauan yang paling disukai disekitar

    areal tersebut sampai batas tertentu kemudian akan kembali ketempat semula

    memilih jenis hijauan lainnya. Dalam hal ini rusa lebih menyukai hijauan berdaun

    lunak dan basah serta bagian yang muda seperti dari jenis legum/kacang-kacangan

    dan rumput-rumputan (Wirdateti, Mansur, dan Kundarmasno, 2005).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    18/54

    18

    Pakan untuk rusa selain dari rerumputan atau hijauan lainnya, sebagai

    tambahannya dapat berupa konsentrat, sayur mayur, umbi-umbian atau limbah

    pertanian. Rusa tropis dapat dikatakan menyukai hampir segala bentuk hijauan,

    sehingga tidak terlalu sulit mencari pakan (Semiadi dan Nugraha, 2004).

    Di peternakan, makanan rusa sangat bervariasi. Makanan yang dimakan

    dan disukai dan dimakan sapi, kambing dan domba tentu disukai juga oleh rusa.

    Makanan rusa lebih bervariasi dibanding dengan ternak ruminansia domestik

    lainnya. Rusa membutuhakan minum dalam jumlah relatif banyak. Bila cuaca

    kering dan udara panas, rusa membutuhkan minum sampai 0,5 galon/ ekor/ hari,

    di samping itu bila udara panas rusa senang berkubang (Dradjat, 2002).

    Pakan merupakan komponen habitat yang paling nyata. Ketersediaan

    pakan berhubungan erat dengan perubahan musim terutama di daerah temperate

    dan kutub. Tiap jenis satwa mempunyai kesukaan untuk memilih pakannya

    diantaranya rumput gajah, merupakan jenis rumput yang mempunyai keunggulan

    antara lain produksinya tinggi, tingkat pertumbuhannya tinggi, disukai oleh ternak

    dan nilai gizinya juga tinggi (Bogdan, 1977).

    Namun sebelum mendalami masalah kebutuhan pakan pada rusa, perlu

    dipahami terlebih dahulu tentang unsur unsur penting dari suatu pakan. Secara

    garis besar, pada setiap jenis pakan unsur nutrisi yang terkandung dapat dibagi

    menjadi kelompok air, protein, lemak dan energi serta mineral dan vitamin. Air,

    protein, lemak dan energi disebut sebagai unsur nutrisi makro karena tingkat

    kebutuhannya yang besar. Sedangkan yang lainnya disebut sebagai unsur nutrisi

    mikro karena tingkat kebutuhannya yang relatif lebih sedikit (Semiadi dan

    Nugraha, 2004).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    19/54

    19

    2.3 Hijauan pakan

    2.3.1 Rumput Gajah

    Rumput gajah sebagai salah satu makanan rusa memiliki ciri-ciri berumur

    panjang, tumbuh vertikal membentuk rumpun, daun lebat, dan bisa mencapai

    tinggi 2-2,5 m. Produksi rata-rata sekitar 250 ton/ha/tahun. Rumput ini baik

    sebagai bahan silase, dan sebagai rumput potongan ataupun gembala, asal

    pertumbuhannya bisa dipertahankan pendek-pendek. Selain itu, rumput gajah

    pertumbuhannya sangat cepat dan waktu masih muda nilai gizinya cukup tinggi.

    Itulah sebabnya maka dianjurkan untuk melakukan pemotongan pada saat

    tanaman itu masih muda atau menjelang berbunga (Anonimus, 1983). Dengan

    melihat keunggulan dan manfaat rumput gajah tersebut, maka hijauan ini sangat

    baik untuk dibudidayakan di padang rumput guna untuk mencukupi kebutuhan

    pakan hijauan.

    Taksonomi dari rumput gajah menurut Rukmana (2005), yaitu:

    Divisi : Trachyphyta

    Sub Divisi : Angiospermae

    Clasis : Monocotyledoneae

    Ordo : Gramineae

    Sub Family : Panicoideae

    Genus : Pennisetum

    Spesies : Pennisetum purpureum

    2.3.2 Mahoni

    Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq), merupakan tanaman yang berasal dari

    keluarga meliaceae, tanaman ini tumbuh liar di hutan-hutan jati dan tempat-tempat

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    20/54

    20

    lain yang dekat dengan pantai. Ada juga yang ditanam di tepi-tepi jalan sebagai

    pohon perindang. Tanaman asal India Barat ini dapat tumbuh subur di pasir

    payau.

    Taksonomi mahoni menurut (Anonimus, 2008), yaitu:

    Divisi : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Bangsa : Rutales

    Suku : Meliaceae

    Marga : Swietenia

    Jenis : Swietenia mahagoni Jacq.

    Nama umum : Mahoni

    2.3.3 Umbi Ketela Pohon

    Rukmana (1997) mengklasifikasikan tanaman ketela pohon atau ubi

    kayu sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub Divisi :Angiospermae

    Kelas :Dicotyledoneae

    Ordo :Euphorbiales

    Famili :Euphorbiaceae

    Genus :Manihot

    Spesies :Manihot utilissima, Pohl.;Manihot esculenta, Crantz sin.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    21/54

    21

    Umbi ketela pohon termasuk tanaman penghasil karbohidrat. Tanaman ini

    mempunyai daya adaptasi yang cukup luas, baik terhadap kondisi iklim yang

    kurang baik, maupun lahan kurus dan kurang baik (Wargiono, 1986). Lingga

    (1989) menambahkan bahwa ada beberapa sifat lebih yang dimiliki oleh umbi

    ketela pohon yaitu dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur, daya tahan

    terhadap penyakit relatif tinggi dan masa panen yang tidak diburu waktu.

    Tanaman umbi ketela pohon toleran pada daerah panas. Tanaman ini

    menghendaki iklim pada temperatur antara 25-29 0C. pertumbuhan akan

    terhambat pada temperatur 10 0C. Umbi ketela pohon menghendaki hujan pada

    100 150 mm per tahun dan distribusinya merata (Onwueme, 1978). Tanaman

    umbi ketela pohon dapat tumbuh sangat baik diantara 15 0LS dan 15 0LU

    (Adiwarsato, 1980). Umbi ketela pohon merupakan tanaman hari pendek dengan

    periode penyinaran optimum 12 jam (Grace, 1977).

    Umbi ketela pohon dapat dipanen mulai umur 8-12 bulan dan semakin

    panjang umurnya semakin tinggi produksinya, jika tanaman ini dipanen pada

    umur 8 bulan menghasilkan 34 ton/ha, pada umur 10 bulan menghasilkan 47

    ton/ha dan apabila dipanen umur 12 bulan menghasilkan 61 ton/ha (Ispandi dan

    Isgiyanto, 2000).

    2.4 Pertambahan Bobot Badan

    Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot badan pada

    penimbangan saat itu dengan bobot badan sebelumnya. Menurut Garsetiasih,

    Heriyanto dan Atmaja (2003), pertumbuhan rusa perlu diketahui karena berperan

    penting dalam menentukan jenis dan jumlah pakan yang akan diberikan.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    22/54

    22

    Sedangkan komposisi botani diukur dengan menghitung frekuensi

    pemberian jenis pakan hijuan tertentu yang dilakukan selama penelitian.

    2.5 Botani

    Botani merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang

    mengkhususkan diri dalam mempelajari aspek biologi tumbuh-

    tumbuhan(Anonimous, 2008).

    Mempelajari botani dianggap penting untuk lebih mengenal jenis

    tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival food) atau

    obart-obatan. Selain itu dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan yang harus

    dijauhi karena beracun, atau dapat menganmcam keselamatan jiwa. Hal ini

    penting karena di alam Tropis memiliki karakteristik yang berbeda dengan alam

    Sub Tropis (Anonimous, 2008).

    Daerah tropis memiliki karakteristik sebagai berikut : Keanekaragaman

    species yang tinggi tetapi dalam satu species jumlah populasinya rendah. Artinnya

    harus lebih banyak mengenal keanekaragaman species yang lebih banyak bila

    dibandingkan dengan yang di Sub Tropis. Selain itu alam tropis dengan jumlah

    populasi yang tidak terlalu banyak menyebabkan kita harus sedikit berusaha lebih

    keras lagi guna memanfaatkannya. Yang terakhir cuaca alam tropis relatif stabil

    dan perbedaan yang drastis dan ekstrim jarang ditemukan. (Anonimous, 2008).

    Sedangkan dalam penelitian ini, komposisi botani diperoleh dari

    perhitungan frekuensi konsumsi pakan pemberian dari jenis hijauan pakan yang

    diberikan selama penelitian.

    http://../wiki/Biologihttp://../wiki/Tumbuhanhttp://../wiki/Tumbuhanhttp://../wiki/Tumbuhanhttp://../wiki/Tumbuhanhttp://../wiki/Biologi
  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    23/54

    23

    BAB III

    MATERI DAN METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di penangkaran rusa desa Sumber Ringin milik

    Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Blitar RPH Sumber Ringin BKPH Rejo

    Tangan pada bulan Maret Mei 2008.

    3.2. Materi Penelitian

    Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 16 ekor rusa yang terdiri

    dari 8 ekor rusa jantan dewasa, 8 ekor rusa betina dewasa. Peralatan yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital dan palungan.

    3.3.Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan. Pengambilan sampel

    dilakukan dengan cara random sampling dengan mempertimbangkan bobot

    badan awal masing masing ternak.

    Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Masa Adaptasi

    Sebelum dilakukan kegiatan penelitian terlebih dahulu dilakukan masa

    adaptasi, yaitu masa pendahuluan sebelum dilakukan pengamatan dengan tujuan

    agar ternak dapat beradaptasi pada pemeliharaan dalam kandang umbaran yang

    ukurannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan ukuran pada pemeliharaan

    yang sebenarnya di Penangkaran. Selain itu, pada masa ini bertujuan agar ternak

    terbiasa dekat dengan manusia sehingga tingkat stres pada ternak dapat dikurangi.

    Masa adaptasi dilakukan 60 hari sampai ternak terbiasa pada pemeliharaan

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    24/54

    24

    didalam kandang umbaran dan siap untuk dilakukan kegiatan pengamatan. Proses

    pengamatan dilakukan selama 1 ( satu ) bulan setelah masa adaptasi.

    2. Pemeliharaan Rusa

    16 ekor rusa dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 4 ekor rusa jantan dewasa

    dipelihara pada kandangpaddock denganpola pemberian pakan dipalungan (R1),

    4 ekor rusa jantan dewasa dipelihara pada kandang paddock dengan sistem

    pemberian pakan ditebar (R3), 4 ekor rusa betina dewasa dipelihara pada kandang

    paddock dengansistem pemberian pakan dipalungan (R2) dan 4 ekor rusa betina

    dewasa dipelihara pada kandang paddock dengan sistem pemberian pakan

    ditebar (R4).

    3. Konsumsi Pakan

    Jumlah konsumsi pakan dihitung dengan cara pengurangan jumlah pakan

    yang diberikan dengan sisa pakan. Pengambilan data konsumsi pakan dilakukan

    setiap hari pada pagi dan sore hari.

    4. Penimbangan bobot badan

    Penimbangan bobot badan dilakukan pada awal percobaan dan akhir

    percobaan. Pertambahan bobot badan diperoleh dengan cara pengurangan bobot

    badan akhir dengan bobot badan awal.

    5. Komposisi botani

    Meliputi jenis hijauan pakan yang diberikan sebagai pakan pemberian.

    Penghitungan data jenis hijauan dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari

    selama penelitian.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    25/54

    25

    3.4.Analisa statistik

    Data yang diperoleh berupa konsumsi pakan dan Pertambahan Bobot

    Badan dianalisa dengan menggunakan analisis ragam. Apabila terjadi perbedaan

    maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Menurut

    Yitnosumarto (1993), persamaan analisis ragam adalah sebagai berikut:

    Yij = + i +j + ij

    i = 1,2,....,P

    j = 1.2.,....r

    Dengan:

    Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-iulangan ke-j

    = Nilai tengah umum

    i = pengaruh perlakuan ke-i

    ij = kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-jj = pengaruh kelompok ke-j

    p = banyknya perlakuan

    r = banyaknya kelompok atau ulangan

    Apabila hasil analisa ragam perlakuan menunjukkan adanya pengaruh

    beda nyata atau sangat nyata terhadap parameter maka dilanjutkan dengan uji

    Beda Nyata Terkecil (BNT) sesuai dengan petunjuk Yitnosumarto (1993) sebagai

    berikut:

    BNT = t /2 (db galat) x 2KT galat

    r

    Keterangan:

    = taraf uji

    KT galat = kuadrat tengah galat

    r = banyaknya ulangan

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    26/54

    26

    3.5. Variabel Penelitian

    1. Komposisi botani, yaitu meliputi jenis pakan pemberian yang diberikan untuk

    rusa disesuaikan dengan ketersediaan jenis pakan yang tersedia.

    2. Konsumsi pakan, Konsumsi pakan adalah selisih pakan yang diberikan

    dengan jumlah pakan yang tersisa.

    3. Pertambahan bobot badan (PBB), Pertambahan Bobot Badan adalah selisih

    antara bobot badan akhir dan bobot badan awal. Pengukuran dilakukan pada

    awal penelitian dan pada akhir penelitian.

    3.6. Batasan Istilah

    1.Rusa Timor (Cervus timorensis) adalah salah satu jenis rusa yang hidup di

    Indonesia.

    2.Pertambahan Bobot Badan adalah selisih antara bobot badan akhir dan bobot

    badan awal. Pengukuran dilakukan setiap 20 hari atau pada akhir masa

    pengumpulan data setiap periode

    3.Konsumsi pakan adalah selisih pakan yang diberikan dengan jumlah pakan

    yang tersisa.

    4.Botani adalah pengetahuan mengenai tumbuh tumbuhan.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    27/54

    27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Kandungan nutrisi pakan

    Kandungan nutrisi pakan hijauan berdasarkan analisa proksimat disajikan

    dalam tabel 1.

    Tabel 1. Analisa Proksimat bahan pakan hijauan di Laboratorium Nutrisi dan

    Makanan Ternak Universitas Brawijaya

    BK (%) Abu(%) PK(%) SK(%) LK(%) BO(%)

    Rumput gajah 23,70 29.85 10.3 25.7 0.99 27.97

    Mahoni 23,45 8.25 8.45 32 1.68 43.44

    Umbi Ketela pohon 23 3,7 4.1 33.1 2.3 15.4

    Tabel 1 menunjukkan bahwa rumput gajah memiliki bahan kering 23,70

    %, Abu 29.85 %, protein kasar 10.3 %, serat kasar 25.7%, lemak kasar 0.99%,

    bahan organik 27.97 %. Sedangkan untuk mahoni memiliki bahan kering 23,45

    %, Abu 8.25%, protein kasar 8.45 %, serat kasar 32% , lemak kasar 1.68 %,bahan

    organik 43.44 % dan umbi ketela pohon memiliki bahan kering 23 %, Abu 3,7%,

    protein kasar 4.1%,serat kasar 33.1%,lemak kasar 2.3%,bahan organik 15.4%.

    Dari tabel tersebut diketahui bahwa rumput gajah merupakan bahan pakan

    yang memiliki kandungan serat yang tinggi karena berdasarkan hasil analisa

    proksimat diperoleh SK sebesar 25.7%. Mahoni merupakan bahan pakan dengan

    sumber serat yang tinggi sebesar 32%. Sedangkan ketela mempunyai kandungan

    serat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kandungan serat rumput gajah

    dan mahoni yaitu sebesar 33.1%.

    Menurut Hartadi, dkk, (1997) kandungan PK dan LK rumput gajah sebesar

    9,10% dan 2,50%. Sedangkan menurut Setyorini (2006), rumput gajah pada umur

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    28/54

    28

    pemotongan 42 hari mengandung BK 22,58%, BO 86,65%, PK 9,48%, SK

    34,73% dan LK 2,42%. Kandungan nutrisi rumput gajah selama penelitian lebih

    tinggi bila dibandingkan dengan literatur PK 10.3 %. Hal ini disebabkan karena

    rumput gajah yang diberikan sebagai pakan merupakan rumput gajah yang masih

    muda dengan umur pemotongan yang tidak diketahui. Pemotongan rumput gajah

    di lokasi penelitian dilakukan tidak melihat umur dari rumput gajah. Hal ini

    dilakukan karena keterbatasan lahan di lokasi penelitian sehingga tidak

    mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pakan untuk rusa. Sedangkan untuk

    mencukupi kekurangan kebutuhan hijauan pakan, biasanya mengambil disekitar

    areal lokasi penangkaran.

    Mahoni adalah bahan pakan dengan kandungan serat kasar yang tinggi.

    Kandungan nutrisi mahoni Selama penelitian adalah 32% . Mahoni diberikan

    sebagai pakan tanbahan untuk rusa selain rumput gajah.

    Berdasarkan hasil analisis proksimat umbi ketela pohon memiliki BK

    23(%), Abu 3,7(%), PK 4.1(%), SK 33.1(%), LK 2.3(%), BO 15.4(%). Hal ini

    berbeda dengan Hartadi dkk (1997) bahwa umbi ketela pohon beserta kulitnya

    memiliki kandungan BK 35%, PK 4,6%, Abu 3,7%. Kandungan BK yang rendah

    karena pada umbi ketela pohon diberikan dalam keadaan segar tanpa dilakukan

    pelayuan sebelum diberikan sebagai pakan untuk rusa. Selain itu, umbi ketela

    pohon diberikan untuk pakan rusa setelah dilakukan pencacahan. Proses

    Pencacahan dilakukan untuk mempermudah rusa dalam mengkonsumsi umbi

    ketela (Semiadi dan Nugraha, 2004).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    29/54

    29

    4.2. Komposisi Botani Pakan Rusa

    Komposisi botani pakan rusa berdasarkan kosumsi bahan kering hijauan

    pakan pemberian selama penelitian (kg) disajikan pada tabel 2.

    Tabel 2. Komposisi botani pakan rusa berdasarkan konsumsi BK (bahan kering)

    hijauan pakan pemberian selama penelitian (kg)

    Flok Jenis Pakan BK/Flok (kg) BK/Ekor (kg) Komposisi (%)

    1 Rumput Gajah 3.120 0.780 73.115Jantan

    palungan Mahoni 1.019 0.255 23.867

    Ketela 0.129 0.032 3.018

    Total 4.268 1.067 100

    2 Rumput Gajah 3.016 0.754 73.424Betina

    palungan Mahoni 0.963 0.241 23.447

    Ketela 0.129 0.032 3.129

    Total 4.107 1.027 100

    3 Rumput Gajah 2.954 0.739 73.178Jantantebar Mahoni 0.968 0.242 23.974

    Ketela 0.115 0.029 2.848

    Total 4.037 1.009 100

    4 Rumput Gajah 2.869 0.717 72.749Betina

    tebar Mahoni 0.968 0.242 24.539Ketela 0.107 0.027 2.712

    Total 3.944 0.986 100

    *Keterangan : Flok 1 (rusa jantan) dan Flok 2( rusa betina) pola pemberian pakan dipalunganFlok 3 (rusa jantan) dan Flok 4 ( rusa betina) pola pemberian pakan

    ditebar

    Tabel 2 menunjukkan bahwa rumput gajah memiliki komposisi terbesar

    sebagai hijauan pakan rusa, yaitu sebesar 73.115% pada flok 1 , pada flok 2

    sebesar 73.424 % , pada flok 3 sebesar 73.178 % dan 72.749% pada flok4.

    Sedangkan komposisi mahoni sebagai hijauan pakan untuk rusa pada flok 1

    adalah 23.867%, pada flok 2 adalah 23.447 %, pada flok 3 adalah 23.97 %, pada

    flok 4 adalah 24.539 %. Komposisi ketela sebagai pakan rusa adalah 3.018%

    pada flok 1, pada flok 2 adalah 3.129 %, pada flok 3 2.848%, dan pada flok 4

    adalah 2.712%.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    30/54

    30

    Dari tabel tersebut berkaitan dengan penelitian komposisi botani, dapat

    diketahui bahwa rumput gajah merupakan komposisi terbesar sebagai bahan

    pakan rusa diikuti oleh mahoni dan ketela pada penyajian pakan secara ad-libitum

    dengan pola pemberian pakan di palungan dan di tebar. Selain itu, rumput gajah

    merupakan komposisi terbesar hijauan pakan pemberian baik pada pola

    pemberian dipalungan maupun ditebar

    4.3. Konsumsi Nutrien pakan

    Konsumsi pakan rusa berdasarkan konsumsi bahan kering, bahan organik

    dan protein kasar (kg/ kgBB0.75/ekor/hari) selama penelitian disajikan pada tabel

    3.

    .Tabel 3. Rataan konsumsi pakan rusa dalam BK,BO,dan PK selama penelitian

    (kg/kgBB0.75/ekor/hari)

    flokKonsumsi (kg/kgBB0.75/ekor/hari)

    BK BO PK

    1 (jantan palungan) 0,200a0,0019 0,152a0,0014 0,0194a0,0002

    2 (betina palungan) 0,375b0,0291 0,345ab

    0,0268 0,1536b0,0119

    3 (jantan tebar) 0,242a0,0118 0,184a0,0090 0,0992b0,0048

    4 ( betina tebar) 0,350b0,0271 0,267a0,0207 0,0017a0,0001

    Keterangan: a-b superskpkrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

    perbedaan yang nyata (P

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    31/54

    31

    kering 0.200 kg/kgBB0.75/ekor/hari, bahan organik 0,152 kg/kgBB0.75/ekor/hari,

    dan protein kasar 0.0194 kg/kgBB0.75/ekor/hari. Sedangkan konsumsi pada flok 3

    yaitu bahan kering 0.350 kg/kgBB0.75

    /ekor/hari, bahan organik 0,184

    kg/kgBB0.75/ekor/hari, dan protein kasar 0.0992 kg/kgBB0.75/ekor/hari.

    Untuk mengetahui pengaruh konsumsi pakan terhadap bahan kering (BK),

    bahan organik (BO), dan protein kasar (PK) dilakukan analisis statistik.

    Analisis statistik pada lampiran 5 menunjukkan bahwa bobot badan awal

    memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) terhadap Konsumsi bahan kering

    (BK), sedangkan pada bahan organik (BO)( lampiran 6) memberikan pengaruh

    yang sangat nyata (P < 0,01), dan protein kasar (PK) (lampiran 7) memberikan

    pengaruh yang sangat nyata.. Keragaman konsumsi pakan disebabkan oleh aspek

    individu, spesies, bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan energi, kualitas

    pakan, kondisi lingkungan, kandungan PK dan palatabilitas pakan (Soebarinoto,

    Chuzaemi dan Mashudi, 1991). Pada penelitian ini, tingkat efisiensi konsumsi

    pakan pada pola pemberian pakan dengan menggunakan palungan tidak berbeda

    dengan pola pemberian pakan ditebar. Menurut Church and Pond (1982) bahwa

    besar kecilnya konsumsi salah satunya tergantung pada palatabilitas bahan pakan,

    selain itu, menurut Tillman, dkk (1998) bahwa palatabilitas pakan umumnya

    berasosiasi dengan kecernaan suatu pakan dimana palatabilitas pakan ditentukan

    oleh rasa, bau dan warna bahan pakan tersebut.

    Konsumsi pakan dapat dinyatakan dengan nilai relatif terhadap bobot

    badan metabolis (BB0,75) dengan asumsi bahwa konsumsi adalah fungsi dari

    kebutuhan metabolis. Jumlah pakan yang dikonsumsi seekor ternak sering juga

    dinyatakan dalam % bobot badan (BB).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    32/54

    32

    Menurut Garsetiasih dan Takandjandji(2007), bahwa jumlah pakan yang

    dibutuhkan oleh satwa ruminansia adalah 10% dari berat tubuhnya, kebutuhan

    pakan rata-rata berat basah untuk rusa timor dewasa di Penangkaran Kupang dan

    Bogor adalah 5 kg per ekor dan di penangkaran Sumbawa 4,42 kg per ekor.

    Pada penelitian ini, jumlah pakan hijauan yang diberikan

    10kg/pemberian/hari, baik untuk rumput gajah maupun mahoni. Sedangkan pada

    pemberian umbi ketela pohon diberikan sebesar 6 kg. Pemberian pakan dilakukan

    2 kali sehari. Konsentrat tidak digunakan sebagai pakan rusa. Hal ini disebabkan

    pada pemeliharaan rusa di Penangkaran hanya menggunakan hijauan berupa

    rumput gajah dan mahoni dengan pakan tambahan berupa umbi ketela pohon.

    4.4 Pertambahan Bobot Badan

    Data penimbangan bobot badan rusa timor selama penelitian (kg/ekor/hari)

    di sajikan pada tabel 4

    Tabel 4. Data penimbangan bobot badan rusa Timor selama penelitian

    (kg/ekor/hari)

    Flok Awal Akhir PBB PBBH(kg/ekor/hari)

    1 58 62 4 0,133Jantan

    palungan 50 60 10 0,333

    60 62 2 0,067

    60 62 2 0,067

    Rataan 57 61,5 4,5 0,150

    2 34 36 2 0,067Betina

    palungan 30 36 6 0,200

    22 26 4 0,133

    14 16 2 0,067

    Rataan 25 28,5 3,5 0,117

    3 40 47 7 0,233

    Jantan tebar 44 48 4 0,133

    30 32 2 0,067

    56 58 2 0,067

    Rataan 42,5 46,25 3,75 0,125

    4 34 36 2 0,067

    Betina tebar 34 42 8 0,267

    22 24 2 0,067

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    33/54

    33

    16, 16 0 0

    Rataan 26,5 29,5 3 0,100

    Keterangan: PBB: pertambahan bobot badan; PBBH: pertambahan bobot badan harian(kg/ekor/hari)

    Tabel 4 menunjukkan pertambahan bobot badan harian tertinggi pada flok

    1 jantan palungan 0.150 kg/ekor/hari diikuti flok 3 jantan tebar 0.125 kg/ekor/hari.

    Pertambahan bobot badan harian terendah terjadi pada flok 4 yaitu

    0.100kg/ekor/hari. Untuk mengetahui pertambahan bobot badan dilakukan dua

    kali penimbangan yaitu pada awal penelitian dilakukan penimbangan I dan pada

    akhir penelitian dilakukan penimbangan II.

    Menurut Garsetiasih, Heriyanto dan Atmaja (2003), pertumbuhan rusa

    perlu diketahui karena berperan penting dalam menentukan jenis dan jumlah

    pakan yang akan diberikan.

    Pertambahan bobot badan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari

    adanya pertumbuhan pada seekor ternak. Pertumbuhan terjadi karena adanya

    penambahan jumlah sel atau hyperplasia yang selanjutnya diikuti oleh proses

    penambahan ukuran hypertrophy (Anggorodi, 1979; Edey, 1983; Payne, 1998).

    Data bobot badan rusa timor dan nilai pertambahan bobot badan selama

    penelitian disajikan pada tabel 5.

    Tabel 5. Bobot badan rusa timor dan nilai pertambahan bobot badan

    selama penelitian

    .Tabel 5.Rata-Rata Bobot Badan rusa timor dan nilai PBBH selama penelitian

    flok

    Rataan BBPBB(kg) N

    PBBH/kg/ekor/hariAkhir Awal

    1 57,00 61,50 4,50 4 0.15a 0,126

    2 25,00 28,50 3.50 4 0,12a 0,064

    3 42,50 46,250 3,750 4 0,13a 0,079

    4 26,50 29,500 3,000 4 0,10a 0,115

    keterangan: a superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan

    perbedaan yang tidak nyata (P>0,05).

    N: jumlah ternak pada tiap flok adalah 4 ekor

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    34/54

    34

    Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa BB awal ternak tidak

    berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan ternak. Dari hasil analisis ragam

    menunjukkan bahwa BBawal ternak memberikan pengaruh yang tidak nyata

    (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan ternak. Dari tabel 5.dapat diketahui

    bahwa pertambahan bobot badan harian tertinggi pada flok 1 rusa jantan dengan

    pola pemberian pakan dipalungan. Diikuti pada flok 3 rusa jantan dengan pola

    pemberian pakan ditebar. Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa

    perbedaan pola pemberian pakan berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan

    harian rusa timor selama penelitian. Hal ini sesuai dengan NRC (1996) yang

    menyatakan bahwa peningkatan kecernaan bahan pakan akan berkorelasi positif

    terhadap peningkatan PBB ternak, selain itu dapat mempengaruhi produksi ternak.

    Menurut Parakkasi (1999) dalam Wahyudhi (2009), bahwa pertumbuhan

    seekor ternak sejak awal terjadinya pembuahan sampai mencapai dewasa tubuh

    digambarkan sebagai kurva berbentuk seperti huruf S (sigmoid). Kurva ini

    menunjukkan pertumbuhan saat pembuahan berlangsung lambat, kemudian

    menjadi agak cepat pada saat menjelang kelahiran, sesudah pedet lahir

    pertumbuhan menjadi semakin cepat hingga usai penyapihan. Usia penyapihan

    hingga usia pubertas laju pertumbuhan masih bertahan pesat, akan tetapi dari usia

    pubertas hingga usia jual laju pertumbuhan semakin turun hingga akhirnya

    berhenti. Sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi signifikasi pertambahan

    bobot badan karena umur ternak yang digunakan sudah mencapai 2 tahun dan

    pada tahap pertumbuhan yang maksimal namun masih dapat berkembang relatif

    sedikit.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    35/54

    35

    Brody (1945) dalam Wahyudhi (2009), menyatakan bahwa pertumbuhan

    dapat diukur dengan tiga cara, yakni: (1) laju pertumbuhan kumulatif (cumulative

    growth rate), (2) laju pertumbuhan relative (relative growth rate) dan (3) laju

    pertumbuhan absolut (absolute growth rate). Pada pertumbuhan terdapat dua fase,

    yaitu: self accelerating phase, dimana kecepatan tumbuh meningkat, dan self

    inhibiting phase dimana pertambahan bobot badan per unit waktu turun sampai

    pertambahan bobot badan tersebut menjadi nol dan dalam keadaan ini bobot

    badan dewasa telah tercapai. Titik antara kedua fase ini disebut titik balik

    (inflection point).

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    36/54

    36

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

    1. Komposisi botani pakan pemberian di penangkaran Rusa Timor milik

    Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Blitar RPH Sumber Ringin

    BKPH Rejo Tangan.berdasarkan komposisi terbesar berupa rumput gajah

    73.115% pada flok 1 , pada flok 2 sebesar 73.424 % , pada flok 3 sebesar

    73.178 %, dan 72.749% pada flok4 diikuti mahoni pada flok 1 adalah

    23.867%, pada flok 2 adalah 23.447 %, pada flok 3 adalah 23.97 %, dan

    pada flok 4 adalah 24.539 %. Sedangkan komposisi botani pakan untuk

    umbi ketela pohon 3.018% pada flok 1, pada flok 2 adalah 3.129 %, pada

    flok 3 2.848%, dan pada flok 4 adalah 2.712%.

    2. Pola pemberian pakan yang berbeda berpengaruh terhadap nilai PBB dan

    memberikan pengaruh terhadap konsumsi pakan.

    5.2. Saran

    Meskipun dapat meningkatkan nilai PBB, namun belum dapat dikatakan

    optimal sehingga diharapkan adanya peningkatan kualitas pakan untuk rusa agar

    didapatkan hasil yang optimal demi kesuksesan pemeliharaan rusa terutama pada

    pemeliharaan yang intensif dalam kandang.

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    37/54

    37

    DAFTAR PUSTAKA

    Adiwarsato. 1980. Bercocok Tanam Ubi-ubian. Fakultas Pertanian. UniversitasBrawijaya. Malang.

    Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Umum.

    Jakarta.

    Anonimus, 2007.Sweitenia Mahogany.Diupdate dari Danida Forest Seed Centre

    Dan Diterjemahkan Oleh Ifsp Staff Penulis: Dorthe Jker, Dfsc.

    BPTH Sulawesi Budidaya Mahoni.htm pada 9 juli 2008

    Anonimous. 2007.Penangkaran Rusa Di Api-Api Sebagai Ternak Unggulan Di

    Kalimantan Timur. Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Timur,

    UPTD BPIB Api-Api. Kalimantan Timur.

    Anonimous,2008Botanihttp://id.wikimedia.org/wiki/Botanidiupdate pada 9 juli

    2008AOAC. 1980. Official Methode of Analisis of the Association of the Official

    Agricultural Chemists. 9 th Ed. Po Box 540 Bennjamin Franklin.

    Washington DC.

    Arora, S. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Penerj. Retno Muwarni.

    Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

    Askar, S., M, Djailani., Abdurrahman., N, Marlina., M, Suparman., N, Supriatna

    dan Haryono. 1984. Prosedur Analisis Proksimat. Balai Penelitian

    Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. DEPTAN.

    Bogor.

    Bogdan, V.A. 1977. Tropical Pasture and Fodder Plants Grasses and Legume.

    Longman Inc. London and New York

    Church, D. C. and W. G. Pond. 1982. Basic Animal Nutrition and Feeding.

    Second Ed. John Wiley and Sons. Portland.

    Chuzaemi, S dan Hartutik. 1990. Ilmu Makanan Ternak Khusus. Fakultas

    Peternakan. Universitas Brawijaya.

    Dradjat, A. S. 2002. Satwa Harapan Rusa Indonesia.Mataram University Press.

    Mataram

    Garsetiasih R., N.M. Heriyanto, dan Jaya Atmaja. 2003. Pemanfaatan Dedak Padi

    sebagai Pakan Tambahan Rusa. Puslitbang Hutan dan Konservasi

    Alam. Bogor. Buletin Plasma Nutfah Vol.9 No.2 Th.2003.

    Garsetiasih, R. 1988. Daya cerna rumput dan campurannya dengan daunberingin, daun kabesak, dan daun turi sebagai pakan rusa (Cervus

    timorensis).Buletin Santalum No. 3.

    __________ Dan Takandjandji2007.Model Penangkaran Rusa.Prosiding hasil-

    hasil penelitian.

    http://www.dephut.go.id/files/Garsetiasih_Mariana.pdf di update

    pada 9 juli 2008.

    Garsetiasih, R.. 2004Daya cerna jagung dan rumput sebagai pakan Rusa

    (Cervus timorensis).

    http://indoplasma.or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buletin_pn_13_2_2

    007_88-92_garsetiasih.pdfdi update pada 9 juli 2008.

    http://id.wikimedia.org/wiki/Botanihttp://www.dephut.go.id/files/Garsetiasih_Mariana.pdfhttp://indoplasma.or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buletin_pn_13_2_2007_88-92_garsetiasih.pdfhttp://indoplasma.or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buletin_pn_13_2_2007_88-92_garsetiasih.pdfhttp://indoplasma.or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buletin_pn_13_2_2007_88-92_garsetiasih.pdfhttp://indoplasma.or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buletin_pn_13_2_2007_88-92_garsetiasih.pdfhttp://www.dephut.go.id/files/Garsetiasih_Mariana.pdfhttp://id.wikimedia.org/wiki/Botani
  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    38/54

    38

    Grace, M. R. 1977. Cassava Processing. FAO Plant Production and Protection.

    Rome.

    Ispandi, A dan Isgiyanto. 2000. Sistem Produksi Ubi Kayu Di Lahan Kering

    Tanah Alfisol Mendukung Agroindustri. Badan Litbang. Malang.

    Lelono.A. 2003. Pola Aktivitas Harian Individual Rusa (Cervus timorensis)

    dalam Penangkaran. Jurnal ILMU DASAR, Vol.4 No.1, 2003: 48-

    53

    Lingga, P. 1989.Bertanam Umbi-umbian.Penebar Swadaya. Jakarta.

    NRC 1996. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. National Academy Press.

    Washington DC

    Onwueme, I. C. 1978. The Propical Tuber Crops. University of Ife. Nigeria.

    Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu, Budi Daya dan Pasca Panen. Kanisius.

    Yogyakarta

    Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius.

    Yogyakarta.Semiadi,G.1998.Biologi Rusa Tropis.LIPI. Cibinong

    __________ 2006Biologi Rusa Tropis.LIPI. Cibinong

    Semiadi, G. Dan Nugraha, R. T. P. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis.

    Puslit Biologi LIPI. Bogor.

    Setyorini, I. K. 2006. Suplementasi Silase Hijauan Ketela Pohon Pada Rumput

    Gajah Terhadap Kecernaan Pada Domba.Skripsi. Jurusan Nutrisi

    dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

    Malang.

    Soebarinoto, S. Chuzaemi dan Mashudi. 1991. Ilmu Gizi Ruminansia. LUW.

    Universitas Brawijaya. Animal Husbandry Project. Malang.

    Soejosopoetro, B. 2001. Reproduction Behavior of Timorensis Deer

    (Cervus timorensis) by Ex-situ Rearing at Blitar Regency. Jurnal

    Tropika, Vol. 2 : 83-94, Tahun 2001

    Soejosopoetro, B. 1986. Pengaruh Pemisahan Kelompok Terhadap Bobot Badan

    dan Aktivitas Rusa Bawean (Axis kuhlii).Laporan. Fapet Unibraw.

    Malang.

    Tillman,A.D,.H.Hartadi,S. Reksohadiprodjo. 1998.Ilmu Makanan Ternak Dasar.

    Gadjah Mada University press. Yogyakarta.

    Wahyudhi, A.2008. Pengaruh subtitusi silase isi rumen dalam ransum terhadap

    RIB Eye Area dan presentase karkas pada sapi potong peranakan

    Ongole (PO). Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak FakultasPeternakan Universitas Brawijaya Malang,

    Wargiono. 1986.Budi Daya Ubi Kayu. Yayasan Obor Indonesia. Bogor.

    Wirdateti, Mansur, M. Dan Kundarmasno, A. 2005. Pengamatan Tingkah Laku

    Rusa Timor (Cervus timorensis) di PT. Kuala Tembaga, Desa

    Aertembaga, Bitung, Sulawesi Utara.Jurnal Tropika, Vol. 7, No. 2,

    Mei, 2005 : 121-126

    Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan, Analisis dan Interprestasinya.

    Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    39/54

    39

    Lampiran

    Lampiran 1. Data bobot badan rusa timor selama penelitian (kg)flok BB Awal(kg) BB Akhir(kg) PBB (kg/ekor) PBBH(kg/ekor/hari)

    1 58,000 62,000 4,000 0,133

    50,000 60,000 10,000 0,333

    60,000 62,000 2,000 0,067

    60,000 62,000 2,000 0,067

    Rataan 57,000 61,500 4,500 0,150

    2 34,000 36,000 2,000 0,067

    30,000 36,000 6,000 0,200

    22,000 26,000 4,000 0,133

    14,000 16,000 2,000 0,067

    Rataan 25,000 28,500 3,500 0,117

    3 40,000 47,000 7,000 0,233

    44,000 48,000 4,000 0,133

    30,000 32,000 2,000 0,067

    56,000 58,000 2,000 0,067

    Rataan 42,500 46,250 3,750 0,125

    4 34,000 36,000 2,000 0,067

    34,000 42,000 8,000 0,267

    22,000 24,000 2,000 0,067

    16,000 16,000 0,000 0,000

    Rataan 26,500 29,500 3,000 0,100

    Lampiran 2. Komposisi BO dan PK pakan selama penelitian

    Flok Jenis PakanKonsumsi Pakan (kg/ekor)

    BO/Flok PK/flok BO/Ekor PK/ekor

    1 Rumput Gajah 13,166 1,356 3,292 0,339

    Mahoni 4,344 0,367 1,086 0,092

    Ketela 0,560 0,051 0,140 0,013

    Total 18,070 1,774 4,518 0,444

    2 Rumput Gajah 12,725 1,311 3,181 0,328

    Mahoni 4,107 0,347 1,027 0,087

    Ketela 0,559 0,051 0,140 0,013

    Total 17,390 1,708 4,348 0,427

    3 Rumput Gajah 12,466 1,284 3,116 0,321

    Mahoni 4,128 0,349 1,032 0,087

    Ketela 0,500 0,046 0,125 0,011

    Total 17,093 1,678 4,273 0,420

    4 Rumput Gajah 12,108 1,247 3,027 0,312

    Mahoni 4,128 0,349 1,032 0,087

    Ketela 0,465 0,042 0,116 0,011

    Total 16,700 1,638 4,175 0,410

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    40/54

    40

    Lampiran 3. Komposisi botani pakan rusa berdasarkan konsumsi BK (bahankering) hijauan pakan pemberian selama penelitian (kg)

    flok Jenis Pakan BK/Flok (kg) BK/Ekor (kg) Komposisi (%)

    1 Rumput Gajah 3.120 0.780 73.115Jantan

    palungan Mahoni 1.019 0.255 23.867

    Ketela 0.129 0.032 3.018

    to tal 4.268 1.067 100

    2 Rumput Gajah 3.016 0.754 73.424Betina

    palungan Mahoni 0.963 0.241 23.447

    Ketela 0.129 0.032 3.129

    to tal 4.107 1.027 100

    3 Rumput Gajah 2.954 0.739 73.178Jantantebar Mahoni 0.968 0.242 23.974

    Ketela 0.115 0.029 2.848

    to tal 4.037 1.009 100

    4 Rumput Gajah 2.869 0.717 72.749Betinatebar Mahoni 0.968 0.242 24.539

    Ketela 0.107 0.027 2.712

    to tal 3.944 0.986 100

    *Keterangan : Flok 1 (rusa jantan) dan Flok 2( rusa betina) pola pemberian pakan dipalunganFlok 3 (rusa jantan) dan Flok 4 ( rusa betina) pola pemberian pakan

    ditebar

    Lampiran 4. konsumsi pakan dalam BK, BO, dan PK pada rusa selama penelitian(kg/kgBB 0,75/ekor/hari)

    flokkonsumsi

    BK BO PK

    0,049 0,210 0,021

    1 0,053 0,224 0,022

    jantan palungan 0,049 0,207 0,020

    0,049 0,207 0,0200,200 0,847 0,083

    2 0,071 0,302 0,030

    betina palungan 0,075 0,316 0,031

    0,095 0,401 0,039

    0,135 0,570 0,056

    0,375 1,589 0,156

    0,060 0,252 0,025

    3 0,057 0,242 0,024

    jantan tebar 0,077 0,325 0,032

    0,049 0,206 0,020

    0,242 1,025 0,101

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    41/54

    41

    0,069 0,290 0,028

    4 0,064 0,273 0,027

    betina tebar 0,094 0,398 0,039

    0,123 0,522 0,051

    0,350 1,482 0,146

    Lampiran 5. Analisis peragam bobot badan awal rusa timor (x,kg) terhadap

    konsumsi bahan kering(BK) (kg/kgBB0.75/ekor/hari)

    P1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    3364,00 0,002449 1156,00 0,00509 1600,00 0,0035 1156,00 0,0047

    2500,00 0,002791 900,00 0,00556 1936,00 0,0033 1156,00 0,0042

    3600,00 0,002389 484,00 0,00897 900,00 0,0059 484,00 0,0088

    3600,00 0,002389 196,00 0,01816 3136,00 0,0024 256,00 0,0152

    13064,00 452,58 2736,00 483,39 7572,00 467,89 3052,00 463,26

    XX XY YY

    FK 22801 44,08111 0,085222

    JK Total 3623,00 6466,78 1867,03JK

    Perlakuan 2729 -20,6625 0,262869

    JK Galat 894,00 6487,44 1866,77

    ULANGANP1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    1 58,00 0,049 34,00 0,071 40,00 0,060 34,00 0,069

    2 50,00 0,053 30,00 0,075 44,00 0,057 34,00 0,064

    3 60,00 0,049 22,00 0,095 30,00 0,077 22,00 0,094

    4 60,00 0,049 14,00 0,135 56,00 0,049 16,00 0,123

    TOTAL 228,00 0,20 100,00 0,38 170,00 0,24 106,00 0,35

    RATAAN 57,00 0,05 25,00 0,09 42,50 0,06 26,50 0,09

    SD 4,76 0,0019 8,87 0,029 10,75 0,012 9,00 0,027

    AnalisisPeragam

    SK Sebelum dikoreksi KT F.Hit F 0,05 F0,01

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    42/54

    42

    Analisis Ragam

    Ulangan P1 P2 P3 P4

    1 0,049 0,071 0,060 0,069

    2 0,053 0,075 0,057 0,064

    3 0,049 0,095 0,077 0,094

    4 0,049 0,135 0,049 0,123

    0,20 0,38 0,24 0,35 1,17

    FK 0,08522188466616

    JK T 0,0105

    JK P 0,005316531

    JK G 0,0052

    SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

    Perlakuan 3 0,262869 0,005317 0,6196538 3,49 5,86

    Galat 12 1,6969 0,0052

    Total 15

    Kesimpulan Fhit 0.05) terhadap

    konsumsi BK

    Lampiran 6. Analisis peragam bobot badan awal rusa timor (x,kg) terhadap

    konsumsi bahan organik (BO) (kg/kgBB0.75/ekor/hari)

    ULANGANP1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    1 58,00 0,210 34,00 0,302 40,00 0,252 34,00 0,290

    2 50,00 0,224 30,00 0,316 44,00 0,242 34,00 0,273

    db XX XY YY

    Total 15 22801,00 44,08 0,09

    Perlakuan 3 2729 -20,6625 0,262869

    Galat 12 894,00 6487,44 1866,77Regresi 1 JK.Reg 47077,065 47077,06 3,0516E-06 4,84 9,65

    Galat disesuaikan 11 1,58 0,143661

    Regresi(Perlk + Galat) 1 611757,88

    Perlk. + Galat Disesuaikan 15-

    609890,85

    Perlk. (disesuaikan) 4-

    609892,43-

    152473,1-

    1061339,684 3,26 5,41

    Kesimpulan

    Bobot badan awal rusa memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) terhadap Konsumsi BK

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    43/54

    43

    3 60,00 0,207 22,00 0,401 30,00 0,325 22,00 0,398

    4 60,00 0,207 14,00 0,570 56,00 0,206 16,00 0,522

    TOTAL 228,00 0,85 100,00 1,59 170,00 1,03 106,00 1,48

    RATAAN 57,00 0,21 25,00 0,40 42,50 0,26 26,50 0,37SD 4,76 0,0080 8,87 0,123 10,75 0,050 9,00 0,115

    P1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    3364,00 0,043911 1156,00 0,09130 1600,00 0,0636 1156,00 0,0842

    2500,00 0,050033 900,00 0,09973 1936,00 0,0585 1156,00 0,0744

    3600,00 0,042835 484,00 0,16079 900,00 0,1058 484,00 0,1580

    3600,00 0,042835 196,00 0,32542 3136,00 0,0424 256,00 0,2724

    13064,00 452,58 2736,00 483,39 7572,00 467,89 3052,00 463,26

    XX XY YY

    FK 22801 186,647 1,527876

    JK Total 3623,00 6324,21 1865,59

    JKPerlakuan 2729 -20,6625 0,262869

    JK Galat 894,00 6344,88 1865,33AnalisisPeragam

    SKSebelum dikoreksi

    KT F.HitF

    0,05F0,

    db XX XY YY

    Total 15 22801,00 186,65 1,53

    Perlakuan 3 2729 -20,6625 0,262869

    Galat 12 894,00 6344,88 1865,33

    Regresi 1 JK.Reg 45030,699 45030,7 3,1903E-06 4,84 9,6

    Galat disesuaikan 11 1,58 0,143661

    Regresi(Perlk + Galat) 1 559731,22Perlk. + GalatDisesuaikan 15

    -557865,63

    Perlk. (disesuaikan) 4-

    557867,21-

    139466,8-

    970804,9832 3,26 5,4

    Kesimpulan BB awal rusa memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0.05) terhadap Konsumsi BO

    Analisis Ragam

    Ulangan P1 P2 P3 P4

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    44/54

    44

    1 0,210 0,302 0,252 0,290

    2 0,224 0,316 0,242 0,273

    3 0,207 0,401 0,325 0,398

    4 0,207 0,570 0,206 0,522

    0,85 1,59 1,03 1,48 4,94

    FK 1,52787584429262

    JK T 0,1883

    JK P 0,095276261

    JK G 0,0930

    SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

    Perlakuan 3

    0,262869

    0,095276

    0,6196538 3,49 5,86

    Galat 12 1,6969 0,0930

    Total 15

    Fhit < F0,05

    pakanperlakuantidakberpengaruhnyata(P>0.05)terhadapkonsumsiBO

    `

    Lampiran 7. Analisis peragam bobot badan awal rusa timor (x,kg) terhadap

    konsumsi Protein Kasar (PK) (kg/kgBB0.75/ekor/hari)

    ULANGANP1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    1 58,00 0,021 34,00 0,030 40,00 0,025 34,00 0,028

    2 50,00 0,022 30,00 0,031 44,00 0,024 34,00 0,027

    3 60,00 0,020 22,00 0,039 30,00 0,032 22,00 0,039

    4 60,00 0,020 14,00 0,056 56,00 0,020 16,00 0,051

    TOTAL 228,00 0,08 100,00 0,16 170,00 0,10 106,00 0,15

    RATAAN 57,00 0,02 25,00 0,04 42,50 0,03 26,50 0,04

    SD 4,76 0,0008 8,87 0,012 10,75 0,005 9,00 0,011

    P1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    3364,00 0,000423 1156,00 0,00088 1600,00 0,0006 1156,00 0,0008

    2500,00 0,000482 900,00 0,00096 1936,00 0,0006 1156,00 0,0007

    3600,00 0,000413 484,00 0,00155 900,00 0,0010 484,00 0,0015

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    45/54

    45

    3600,00 0,000413 196,00 0,00314 3136,00 0,0004 256,00 0,0026

    13064,00 452,58 2736,00 483,39 7572,00 467,89 3052,00 463,26

    XX XY YYFK 22801 18,33224 0,014739

    JK Total 3623,00 6492,53 1867,11JK

    Perlakuan 2729 -20,6625 0,262869

    JK Galat 894,00 6513,19 1866,84

    Analisis peragam

    SKSebelum dikoreksi

    KT F.HitF

    0,05F0,01

    db XX XY YY

    Total 15 22801,00 18,33 0,01

    Perlakuan 3 2729 -20,6625 0,262869

    Galat 12 894,00 6513,19 1866,84

    Regresi 1 JK.Reg 47451,507 47451,51 3,0275E-06 4,84 9,65

    Galat disesuaikan 11 1,58 0,143661

    Regresi(Perlk +Galat) 1 621527,88Perlk. + GalatDisesuaikan 15

    -619660,77

    Perlk. (disesuaikan) 4

    -

    619662,35

    -

    154915,6

    -

    1078341,388 3,26 5,41Fhit < F 0.05

    Bobot badan awal rusa tidak berpengaruh nyata (P>0.05)terhadap konsumsi PK

    Analisis Ragam

    Ulangan P1 P2 P3 P4

    1 0,021 0,030 0,025 0,028

    2 0,022 0,031 0,024 0,027

    3 0,020 0,039 0,032 0,039

    4 0,020 0,056 0,020 0,051

    0,08 0,16 0,10 0,15 0,49

    FK 0,01473930638594

    JK T 0,0018

    JK P 0,000918341

    JK G 0,0009

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    46/54

    46

    SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

    Perlakuan 3 0,262869 0,000918 1,0232728 3,49 5,86

    Galat 12 1,6969 0,0009

    Total 15

    Fhit < F0,05

    pakanperlakuantidakberpengaruhnyata(P>0.05)terhadapkonsumsiPK

    Lampiran 8. Analisis peragam bobot badan awal rusa timor (x,kg) terhadap

    pertambahan bobot badan harian (PBBH) ((kg/ekor/hari)

    ULANGANP1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    1 58,00 0,13 34,00 0,07 40,00 0,23 34,00 0,07

    2 50,00 0,33 30,00 0,20 44,00 0,13 34,00 0,27

    3 60,00 0,07 22,00 0,13 30,00 0,07 22,00 0,07

    4 60,00

    0,07

    14,00

    0,07

    56,00

    0,07

    16,00

    0,00

    TOTAL 228,00 0,60 100,00 0,47 170,00 0,50 106,00 0,41

    RATAAN 57,00 0,15 25,00 0,12 42,50 0,13 26,50 0,10

    SD 4,76 0,12 8,87 0,06 10,75 0,08 9,00 0,12

    P1 P2 P3 P4

    X Y X Y X Y X Y

    3364,00 0,0169 1156,00 0,00490 1600,00 0,053 1156,00 0,00490

    2500,00 0,1089 900,00 0,04000 1936,00 0,017 1156,00 0,07290

    3600,00

    0,0049

    484,00

    0,01690 900,00

    0,005

    484,00

    0,00490

    3600,00 0,0049 196,00 0,00490 3136,00 0,005 256,00 0,00

    13064,00 0,14 2736,00 0,07 7572,00 0,08 3052,00 0,08

    XX XY YY

    FK 22801 74,745 0,245025

    JK Total 3623,00 3,96 0,12

    JKPerlakuan 2729 3,32 0,004725

    JK Galat 894,00 0,64 0,11

    Analisis peragam

    SKSebelumdikoreksi

    KT F.HitF

    0,05F0,01

    db XX XY YY

    Total 15 3623,00 3,96 0,12

    Perlakuan 3 2729 3,32 0,004725

    Galat 12 894,00 0,64 0,11

    Regresi

    1

    JK.Reg

    0,000451

    0,000451

    23,05789

    4,84

    9,65

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    47/54

    47

    Galatdisesuaikan 11 0,11 0,0104

    Regresi(Perlk+Galat) 1 3,64E06

    Perlk.+GalatDisesuaikan 15 0,12

    Perlk.(disesuaikan) 4 0,01 0,001293 0,124338 3,26 5,41

    Kesimpulan BBawalrusamemberikanpengaruhyangtidaknyata(P>0.05)terhadapPBBHkg/ekor/hari

    AnalisisRagam

    Ulangan P1 P2 P3 P4

    1 0,13 0,07 0,23 0,07

    2 0,33 0,20 0,13 0,27

    3 0,07 0,13 0,07 0,07

    4 0,07 0,07 0,07 0,00

    0,60 0,47 0,50 0,41 1,98

    FK 0,245025

    JKT 0,1196

    JKP 0,004725

    JKG 0,1149

    SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

    Perlakuan 3 0,004725 0,001575 0,164562 3,49 5,86

    Galat 12 0,1149 0,009571

    Total 15

    Fhit < F0,05perlakuanmemberikanpengaruhyangtidaknyata(P>0.05)terhadapPBBH(kg/ekor/hari)

    Lampiran 9. Penetapan kadar bahan kering atau BK (AOAC, 1980)

    Prinsip :

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    48/54

    48

    Dengan pemanasan pada suhu 105C, air yang terkandung dalam suatu

    bahan pakan akan menguap seluruhnya. Bahan yang tertinggal setelah penguapan

    air disebut bahan kering.

    Alat-alat :

    1. Cawan porselin

    2. Oven 105oC

    3. Eksikator

    4. Penjepit

    5. Timbangan

    Cara kerja :

    1. Cawan porselin dimasukkan kedalam oven 105oC selama 1 jam

    2. Cawan diambil, dimasukkan eksikator(dengan tang penjepit) selama 1 jam

    3. Cawan porselin ditimbang dengan teliti (A g)

    4. Sampel 3-5 gram dimasukkan cawan, ditimbang kembali (B g), kemudian

    cawan yang berisi sampel dimasukkan ke dalam oven 105oC sampai

    beratnya konstan.

    5. Cawan diambil dengan tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator

    selama 1 jam, kemudian ditimbang beratnya (C g)

    Perhitungan :

    Kadar BK =AB

    AC

    x 100%

    Keterangan :

    A = Berat cawan porselin (g)

    B = Berat cawan porselin + sampel (g) sebelum di oven

    C = Berat cawan porselin + sampel setelah di oven 105oC

    Lampiran 10. Penetapan kadar bahan organik atau BO (AOAC, 1980)

    Prinsip :

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    49/54

    49

    Dengan pemanasan pada suhu 550-600C semua bahan organik akan

    terbakar. Bahan anorganik yang tidak terbakar disebut abu.

    Alat-alat :

    1. Cawan porselin

    2. Tanur 550-600oC

    3. Eksikator

    4. Penjepit

    5. Timbangan analitis

    Cara kerja :

    1. Cawan porselin dan sampel dari BK oven dimasukkan ke dalam tanur

    sampai berwarna putih (C g)

    2. Cawan porselin diambil dan dimasukkan ke dalam eksikator dan

    didiamkan selama 1 jam, kemudian ditimbang (D g).

    Perhitungan :

    Kadar Abu =AC

    AD

    x 100%

    Kadar BO = 100% - % abu dalam BK

    Keterangan :

    A = Berat cawan porselin (g)B = Berat cawan porselin + sampel dari BK oven 105oC (g)

    C = Berat cawan porselin + sampel setelah dimasukkan ke dalam tanur 550-

    600oC

    Lampiran 11. Penetapan kadar Protein Kasar atau PK (Askar dkk, 1984)

    Prinsip :

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    50/54

    50

    Asam sulfat pekat dengan katalisator dapat memecah ikatan N organik

    dalam bahan pakan menjadi ammonium sulfat, kecuali ikatan NN; NO; dan NO2..

    Ammonium sulfat dalam suasana basa melepaskan NH3 kemudian disuling. Hasil

    sulingan ditampung dalam beaker glass yang berisi asam borat yang diberi

    indikator campuran dan dititrasi dengan KH(IO3)20,01 N sampai warna berubah.

    Alat-alat:

    1. Kertas minyak untuk menimbang sampel

    2. Labu kjeldahl

    3. Dispenser 5 cc-10 cc

    4. Gelas ukur

    5. Pemanas listrik untuk destruksi

    6. Labu erlenmeyer

    7. Alat destilasiMarkham steel

    8. Pipet

    9. Buret mikro

    Bahan kimia:

    1. H2SO4 pekat

    2. Katalisator tablet

    3. Larutan NaOH 40% (400 g NaOH dilarutkan dalam aquades yang telah

    dididihkan hingga volumenya 1000 ml)

    4. Larutan asam borat 2% (20 g asam borat dilarutkan dalam aquades hingga

    volumenya 1000 ml)

    5. Larutan standar KH(IO3)2 0,01 N, (3,8992 g KH(IO3)2 dilarutkan dalam

    aquades hingga volumenya 1000 ml)

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    51/54

    51

    Cara kerja:

    1. Sampel ditimbang pada kertas minyak lebih kurang 250 mg (a mg)

    kemudian dimasukkan ke dalam labu kjeldahl

    2. Ditambahkan campuran selenium 0,5-1,0 g, H2SO4 pekat 10 ml dan

    didestruksi di atas pemanas listrik sampai cairan hijau jernih terbentuk

    3. Didinginkan dan diencerkan dengan aquades sampai tanda garis

    (Pengenceran c kali)

    4. Larutan dipipet sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam alat destilasi

    Markham Steel, kemudian ditambahkan larutan NaOH 40% sebanyak 10

    ml

    5. NH3 yang dibebaskan ditampung dalam larutan asam borat 2% yang diberi

    beberapa tetes indikator bromoresol greendan sindurmetil

    6. Setelah diperoleh destilat sebanyak 50 ml, destilasi dihentikan

    7. Kemudian dititrasi dengan larutan standar KH(IO3)2 0,01 N sampai terjadi

    perubahan warna (b ml) dari hijau menjadi merah muda keunguan

    8. Dikerjakan penetapan blanko (d = ml KH(IO3)2yang dibutuhkan

    Perhitungan:

    Kadar protein kasar = (b-d) x 0,01x 14 x c x 6,25 x 100%

    a

    Keterangan:

    a = Berat sampel (g)

    b = Volume KH(IO3)2 0,01 N untuk titrasi (ml)

    c = Jumlah pengenceran dengan aquades

    d = Volume KH(IO3)2 0,01 N untuk titrasi blanko (ml)

    Berat atom N = 14

    6,25 = Dalam 100% protein mengandung 16% N (100:16)

    Lampiran 12. Penetapan kadar Serat Kasar atau SK (Askar dkk, 1984)

    Prinsip :

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    52/54

    52

    Serat kasar merupakan senyawa yang tidak larut jika direbus dalam larutan

    H2SO4dan NaOH. H2SO4akan menguraikan senyawa N dalam bahan pakan dan

    NaOH akan menguraikan senyawa lemak. Sisa bahan pakan yang tidak tercerna

    setelah proses perebusan kemudian ditimbang dan diabukan. Perbedaan berat

    residu pertama dan berat residu setelah diabukan menunjukkan jumlah serat yang

    terdapat dalam suatu bahan pakan.

    Alat-alat:

    1. Gelas piala 400 cc

    2. Kertas saring No. 41

    3. Kaca arloji (pinggan porselin) untuk penutup piala, atau dengan pendingin

    yang ukurannya sesuai dengan mulut gelas piala

    4. Pemanas listrik

    5. Corong buchner

    6. Pompa vakum

    7. Cawan porselin

    8. Oven

    9. Tanur

    10.Desikator

    11.Penjepit

    Bahan kimia:

    1. Larutan asam sulfat 0,3 N

    2. Larutan natrium hidroksida 1,5 N

    3. Aquades

    4. Aseton

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    53/54

    53

    Cara kerja:

    1. 1,0 g sampel ditimbang (a g), dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian

    ditambahkan 50 ml asam sulfat 0,3 N dan dididihkan selama 30 menit

    2. Ke dalam gelas piala ditambahkan 50 ml NaOH 1,5 N dan dididihkan

    selama 30 menit

    3. Kertas saring No. 41 dikeringkan dalam oven 105 C, kemudian setelah

    dingin ditimbang (b g)

    4. Campuran yang telah dididihkan disaring dan kertas saring dalam corong

    buchneryang telah dihubungkan dengan pompa vakum

    5. Selanjutnya serat dicuci dengan:

    50 ml H2O panas

    50 ml H2SO4panas

    50 ml H2O panas

    25 ml aseton

    6. Kertas saring bersama-sama dengan seratnya dimasukkan ke dalam cawan

    yang bersih dan kering, kemudian dikeringkan dalam oven 105 C selama

    1-2 jam (beratnya konstan). Kemudian didinginkan dalam desikator dan

    ditimbang (c g)

    7. Cawan bersama isinya diabukan pada suhu 600 C, setelah diperoleh abu

    yang bersih (bebas karbon) ditimbang kembali (d g)

    8. Kandungan serat kasar merupakan kehilangan berat sesudah pengabuan

    Perhitungan:

    Kadar SK = c - d - b x 100%

    a

  • 7/24/2019 Komposisi Botani Pakan Rusa Timor ( Cervus Timorensis ) Di Penangkaran Rusa Desa Sumberingin Kab. Blitar

    54/54

    Keterangan:

    a = Berat sampel (g)

    b = Berat kertas saring setelah dioven 105C (g)c = Berat sampel + kertas saring setelah dioven 105C (g)

    d = Berat sampel setelah dimasukkan ke dalam tanur 600C(g)