biotek - universitas padjadjaran · 2011-10-30 · bagaimana rusa kutub mencegah kepanasan? mereka...

1
K OMPUTER tablet produksi Apple yang sekarang tengah populer dan ikon gim berupa boneka Angry Birds akan segera meluncur ke antariksa, menuju Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station/ISS) yang mengorbit dan mengitari Bumi. Menurut rencana, Angry Birds akan menemani dua kosmonaut Rusia dan seorang astronaut NASA, yang akan terbang ke antariksa dengan pesawat Soyuz TMA-22 dari Baikonur Cos- modrome di Kazakhstan pada 14 November sekitar pukul 11.14 WIB. Selain boneka Angry Birds, dua Ipad Apple te- lah siap diluncurkan ber- sama pesawat tanpa awak Progress M-13M untuk menemani kosmonaut di ISS. Bahkan jadwal pelun- curannya lebih cepat, yaitu tepat hari ini (30/10) seki- tar pukul 17.11 WIB. Ipad akan menjadi kom- puter tablet pertama yang dikirim ke ISS, mene- mani laptop, Ipod, dan Iphone yang sudah lebih dulu berada di antariksa. “Kosmonaut Rusia akan membawa dua Ipad seminggu setelah peluncuran Angry Birds. Penggunaan Ipad di angkasa luar ini dibatasi hanya untuk hiburan,” kata juru bicara NASA Kelly Humphries. Sesampainya mereka di ISS sesuai dengan rencana, M-13M akan memberikan bahan bakar yang diperlukan, yaitu oksigen, air, dan peralat- an yang beratnya ribuan pon, termasuk kedua Ipad itu tentunya. Di luar tujuan hiburan, NASA tengah mencari kemungkinan penggunaan komputer tablet di antariksa. Sebetulnya kru di ISS minta mencoba tablet yang berbeda-beda, dan sepertinya mereka akan membandingkannya. “Diharapkan, kami bisa menerbangkan satu atau lebih (tablet) untuk mereka lagi tahun depan,” ucap Humphries. Angry Birds akan men- jadi indikator bahwa para kosmonaut telah memasuki zona gravitasi nol. Boneka burung pemarah itu akan ditempatkan di balik pintu antara landing module dan kompartemen tinggal (di dalam pesawat). Jadi, saat keadaan tanpa gravitasi dimulai, boneka tersebut akan melayang. Dengan cara tersebut, para kosmonaut tahu bahwa mereka sudah berada di angkasa luar. “Kami biasa menjalankan tradisi membawa semacam ‘jimat’ kecil. Ketika sudah memasuki angkasa, benda kecil yang biasa kami bawa itu akan melayang. Saat itu kami tahu telah berada di angkasa luar,” ucap Shkaplerov, yang dalam misi antariksa ini akan ditemani Anatoli Iva- nishin dan Dan Burbank. (space/Today in Tech/ Ghp/M-1) EKSPEDISI BIOTEK DO YOU KNOW B ERTAHUN-TAHUN peneliti percaya bah- wa perbedaan fenotip manusia dan sim- panse mudah untuk dijabarkan. Alasan- nya kedua spesies itu pasti memiliki perbedaan susunan genetik yang signikan. Akan tetapi, kemudian saat gen keduanya diteliti lebih lanjut, peneliti menemukan gen DNA manusia dan simpanse hampir iden- tik. Lalu faktor apa yang bertanggung jawab atas perbedaan morfologi dan perilaku antarkedua spe- sies itu? Peneliti dari Georgia Institute of Technology menemukan bahwa pe- nyisipan dan penghapus- an potongan besar DNA dekat gen sangat berva- riasi antara manusia dan simpanse. Maka mungkin itulah yang akan menjelaskan perbedaan utama antara kedua spesies itu. Tim peneliti yang dipimpin profesor biologi dari Georgia Tech John McDonald berusaha memverikasi. Menurutnya, meskipun gen DNA manusia dan simpanse sangat identik, ada ter- dapat ‘jurang’ genomik besar di area yang ber- dekatan dengan gen yang dapat memengaruhi sejauh mana gen ini dapat ‘diaktifkan’ dan ‘dinonaktifkan’. Hasil penelitian menunjukkan ‘jurang geno- mik’ antara kedua spesies itu sebagian besar adalah karena penyisipan atau penghapusan dari sekuens seperti virus yang disebut retrotranspo- son. “Jurang genetik ini utamanya disebabkan aktivitas sekuens pengubah urutan elemen yang mirip retrovirus,” kata McDonald. Elemen pengubah urutan per- nah dianggap seba- gai ‘junk DNA’ yang sedikit atau tidak ada fungsinya. “Sepertinya mungkin ini adalah ala- san utama mengapa kita begitu berbeda dari sim- panse.” Tim peneliti yang di- pimpin McDonald, yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana Nalini Polavarapu, Gaurava Arora, dan Vinay Mittal, mempelajari jurang genomik pada kedua spesies dan menentukan bahwa mereka secara signifikan berkorelasi dengan perbedaan dalam pengekspresian gen yang sebelumnya dilaporkan peneliti dari Max Plank Institute for Evolutionary Anthropology di Jer- man. (Science Daily/Ghp/M-1) 22 MINGGU, 30 OKTOBER 2011 E KSPLOR ASI Cara Rusa Kutub Dinginkan Otak DENGAN rambut tebal, rusa kutub tetap mera- sa hangat ketika suhu udara turun mencapai -50°C. Para peneliti ke- mudian mempelajari bagaimana rusa kutub mencegah kepanasan? Mereka mengumpul- kan sembilan rusa ku- tub dan memasukkan sensor ke pembuluh darah utama di kepala hewan tersebut. Sensor itu dapat mengukur aliran darah dan temperatur otak. Lalu mereka membiarkan rusa kutub itu berlari pada alat treadmill yang didesain khusus. Pada awalnya rusa kutub bernapas melalui hidung. Akan tetapi, saat mereka mulai bernapas cepat, mencapai 260 napas per menit, mereka membuka mulut dan terengah-engah seperti anjing untuk mendinginkan darah. Saat temperatur otak mereka mencapai batas kritis, yaitu 39 derajat celsius, rusa kutub mengganti pola aliran darah dalam hidung mereka sehingga darah yang dingin akan menuju ke kepala dan mendinginkan otak. Spa ala Paus Pembunuh SEPERTI halnya ma- nusia pergi ke spa di musim dingin, paus pembunuh melaku- kan hal yang sama de- ngan berenang dari Antartika ke perairan hangat. Hal itu dibuk- tikan dari satelit yang mengamati enam paus pembunuh. Dari enam paus, lima paus terlihat tidak kembali ke habitat perairan mereka yang bersuhu 2 derajat celcius selama lebih dari tiga minggu. Selama waktu tersebut, mereka teramati berada di perairan Kepulauan Falkland, dekat Uruguay dan Brasil dengan suhu sekitar 20 derajat celsius. Salah satunya berenang se- panjang 9,4 km selama 42 hari. Selama perjalanan, paus berenang dengan kecepatan semakin lambat. Seperti dilaporkan para pene- liti dalam Biology Letters, para paus pembunuh menuju ke perair- an lebih hangat untuk meremajakan kulit. Konsep yang sama dilakukan anjing laut ketika naik ke darat, tapi paus pembunuh melakukannya di perairan hangat. (sciencemag/Ghp/M-1) SPACE/TODAY IN TECH SCIENCE DAILY SCIENCEMAG SCIENCEMAG Ipad akan ke Antariksa Junk DNA Bedakan Manusia

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOMPUTER tablet produksi Apple yang sekarang tengah populer dan ikon gim berupa boneka Angry Birds akan segera

meluncur ke antariksa, menuju Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station/ISS) yang mengorbit dan mengitari Bumi.

Menurut rencana, Angry Birds akan menemani dua kosmonaut Rusia dan seorang astronaut NASA, yang akan terbang ke antariksa dengan pesawat Soyuz TMA-22 dari Baikonur Cos-modrome di Kazakhstan pada 14 November sekitar pukul 11.14 WIB.

Selain boneka Angry Birds, dua Ipad Apple te-lah siap diluncurkan ber-sama pesawat tanpa awak Progress M-13M untuk me nemani kosmonaut di ISS. Bahkan jadwal pelun-curannya lebih cepat, yaitu tepat hari ini (30/10) seki-tar pukul 17.11 WIB.

Ipad akan menjadi kom-puter tablet pertama yang dikirim ke ISS, mene-mani laptop, Ipod, dan Iphone yang sudah lebih dulu berada di antariksa. “Kosmonaut Rusia akan membawa dua Ipad seminggu setelah pe luncuran Angry Birds. Penggunaan Ipad di angkasa luar ini dibatasi hanya untuk hiburan,” kata juru bicara NASA Kelly Humphries.

Sesampainya mereka di ISS sesuai dengan ren cana, M-13M akan memberikan bahan bakar

yang diperlukan, yaitu oksigen, air, dan peralat-an yang beratnya ribuan pon, termasuk kedua Ipad itu tentunya.

Di luar tujuan hiburan, NASA tengah mencari kemungkinan penggunaan komputer tablet di antariksa. Sebetulnya kru di ISS minta mencoba tablet yang berbeda-beda, dan sepertinya mereka akan membandingkannya. “Diharapkan, kami bisa menerbangkan satu atau lebih (tablet) untuk mereka lagi tahun depan,” ucap Humphries.

Angry Birds akan men-jadi indikator bahwa para kosmonaut telah memasuki zona gravitasi nol. Boneka burung pemarah itu akan ditempatkan di balik pintu antara landing module dan kompartemen tinggal (di da lam pesawat).

Jadi, saat keadaan tanpa gravitasi dimulai, boneka tersebut akan melayang. Dengan cara tersebut, para kosmonaut tahu bahwa

mereka sudah berada di angkasa luar. “Kami biasa menjalankan tradisi membawa se macam ‘jimat’ kecil. Ketika sudah memasuki angkasa, benda kecil yang biasa kami bawa itu akan melayang. Saat itu kami tahu telah berada di angkasa luar,” ucap Shkaplerov, yang dalam misi antariksa ini akan ditemani Anatoli Iva-nishin dan Dan Burbank. (space/Today in Tech/Ghp/M-1)

EKSPEDISI

BIOTEK

DO YOU KNOW

BERTAHUN-TAHUN peneliti percaya bah-wa perbedaan fenotip manusia dan sim-panse mudah untuk dijabarkan. Alasan-

nya kedua spesies itu pasti memiliki perbedaan susunan genetik yang signifi kan.

Akan tetapi, kemudian saat gen keduanya di teliti lebih lanjut, peneliti menemukan gen DNA manusia dan simpanse hampir iden-tik. Lalu faktor apa yang bertanggung jawab atas perbedaan morfologi dan perilaku antarkedua spe-sies itu?

Peneliti dari Georgia Ins titute of Technology menemukan bahwa pe-nyisipan dan penghapus-an potongan besar DNA dekat gen sangat berva-riasi antara manusia dan simpanse. Maka mungkin itulah yang akan men jelaskan perbedaan utama antara kedua spesies itu.

Tim peneliti yang dipimpin profesor biologi dari Georgia Tech John McDonald berusaha memverifi kasi. Menurutnya, meskipun gen DNA manusia dan simpanse sangat identik, ada ter-dapat ‘jurang’ genomik besar di area yang ber-dekatan dengan gen yang dapat memengaruhi

sejauh mana gen ini dapat ‘diaktifkan’ dan ‘din onaktifkan’.

Hasil penelitian menunjukkan ‘jurang geno-mik’ antara kedua spesies itu sebagian besar adalah karena penyisipan atau penghapusan dari sekuens seperti virus yang disebut retrotranspo-son. “Jurang genetik ini utamanya disebabkan aktivitas sekuens pengubah urutan elemen

yang mirip retrovirus,” kata McDo nald. Elemen pengubah urutan per-nah dianggap seba-gai ‘junk DNA’ yang sedikit atau tidak ada fung sinya. “Sepertinya mungkin ini adalah ala-san utama me ngapa kita begitu berbeda dari sim-panse.”

Tim peneliti yang di-pimpin McDonald, yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana Nalini Po lavarapu, Gaurava Arora, dan Vinay Mittal, mem pelajari jurang genomik pada kedua spesies dan menentukan bahwa mereka secara signifikan berkorelasi dengan perbedaan dalam pengeks presian gen yang sebelumnya dilaporkan peneliti dari Max Plank Institute for Evolutionary Anthropology di Jer-man. (Science Daily/Ghp/M-1)

22 MINGGU, 30 OKTOBER 2011EKSPLORASI

Cara Rusa Kutub Dinginkan OtakDENGAN rambut tebal, rusa kutub tetap mera-sa hangat ketika suhu udara turun mencapai -50°C. Para peneliti ke-mudian mempelajari bagaimana rusa kutub mencegah kepanasan? Mereka mengumpul-kan sembilan rusa ku-

tub dan memasukkan sensor ke pembuluh darah utama di kepala hewan tersebut. Sensor itu dapat mengukur aliran darah dan temperatur otak. Lalu mereka membiarkan rusa kutub itu berlari pada alat treadmill yang didesain khusus. Pada awalnya rusa kutub bernapas melalui hidung. Akan tetapi, saat mereka mulai bernapas cepat, mencapai 260 napas per menit, mereka membuka mulut dan terengah-engah seperti anjing untuk mendinginkan darah. Saat temperatur otak mereka mencapai batas kritis, yaitu 39 derajat celsius, rusa kutub mengganti pola aliran darah dalam hidung mereka sehingga darah yang dingin akan menuju ke kepala dan mendinginkan otak.

Spa ala Paus PembunuhSEPERTI halnya ma-nusia pergi ke spa di musim dingin, paus pembunuh melaku-kan hal yang sama de-ngan berenang dari An tartika ke perairan hangat. Hal itu dibuk-tikan dari satelit yang mengamati enam paus

pembunuh. Dari enam paus, lima paus terlihat tidak kembali ke habitat perairan mereka yang bersuhu 2 derajat celcius selama lebih dari tiga minggu. Selama waktu tersebut, mereka teramati berada di perairan Kepulauan Falkland, dekat Uruguay dan Brasil dengan suhu sekitar 20 derajat celsius. Salah satunya berenang se-panjang 9,4 km selama 42 hari. Selama perjalanan, paus berenang dengan kecepatan semakin lambat. Seperti dilaporkan para pene-liti dalam Biology Letters, para paus pembunuh menuju ke perair-an lebih ha ngat un tuk meremajakan kulit. Konsep yang sama dilakukan anjing laut ketika naik ke darat, tapi paus pembunuh melakukannya di perairan hangat. (sciencemag/Ghp/M-1)

SPACE/TODAY IN TECH

SCIENCE DAILY

SCIENCEMAG

SCIENCEMAG

Ipad akan ke Antariksa

Junk DNA Bedakan Manusia