bab ii skripsi sistem tabulasi data sektoral bps kolaka
DESCRIPTION
Bab 2 Skripsi Analisis dan perancangan sistem tabulasi data sektoral Badan Pusat Statistik kabupaten kolaka 2013TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan di Universitas 19 November yang mirip
dengan penelitian ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Produktifitas Hasil
Pertanian Pada Dinas Pertanian, Holtikultura, dan Peternakan Kabupaten
Kolaka”. Penelitian ini dilakukan oleh Andi Jumriana pada tahun 2012.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui rekapitulasi tingkat
produktifitas hasil pertanian dalam tingkat kabupaten dengan cara menjumlahkan
data produktifitas dari tiap kecamatan. Metode pengembangan yang digunakan
adalah analisis dan desain terstruktur dengan pendekatan terstruktur. Dan metode
pengujian perangkat lunak menggunakan metode white-box.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas salah satunya adalah
metode yang digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya
hanya metode pengembangan tanpa metode analisis khusus, sedangkan pada
penelitian ini penulis menggunakan metode PIECES dan metode Akar Penyebab
sebagai metode analisis. Perbedaan yang lain adalah metode pengujian perangkat
lunak. Pada penelitian sebelumnya metode pengujian menggunakan metode
white-box, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode black-box. Dan
untuk laporan atau keluaran dari sistem penulis menambahkan laporan
perkembangan selain laporan rekapitulasi seperti pada penelitian sebelumnya.
9
2.2. Konsep Dasar
2.2.1. Pengertian Sistem
Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah organisasi
instansi maupun perusahaan. keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai
tujuannya bergantung pada sistem yang ada pada organisasi tersebut. Jika sistem
yang digunakan baik, maka baiklah hasil dari semua kegiatan yang dilakukan.
Untuk mendefinisikan sistem dapat digunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan prosedur dan elemen. Menurut Jerry (Jogiyanto,2005:1) dengan
menggunakan pendekatan prosedur “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Jadi
dapat diketahui bahwa sistem adalah gabungan dari proses-proses yang memiliki
fungsi masing-masing. Semua proses atau prosedur ini dihubungkan satu sama
lain untuk mencapai sebuah hasil atau tujuan utama yang telah ditetapkan pada
awal pembuatan sistem. Seluruh prosedur dalam sebuah sistem saling
membutuhkan, fungsi dari sebuah prosedur dibutuhkan oleh prosedur lainnya.
Bahkan sering kali terdapat sebuah prosedur dalam sistem yang tidak dapat
berjalan jika ada suatu prosedur tidak berjalan sebelumnya.
Dengan menggunakan pendekatan elemen atau komponennya,
Jogiyanto(2005:2) secara umum mendefinisikan sistem sebagai berikut “Sistem
adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”. Definisi ini mencakup definisi sistem secara lebih luas. Pada
dasarnya sebuah sistem tidak hanya terdiri dari proses, tetapi juga elemen lain
seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan serta individu-
10
individu yang menjalankan proses. Berinteraksi dapat diartikan bekerja sama satu
sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berinteraksi secara
langsung adalah beberapa individu yang menjalankan proses yang sama.
Sedangkan tidak langsung adalah dua atau lebih individu yang mengerjakan
proses yang berbeda-beda tapi saling berkaitan.
Dua pendekatan di atas sama-sama benar dalam mendefinisikan sistem,
karna pada dasarnya sistem adalah sebuah kumpulan yang memiliki fungsi, saling
terkait serta memiliki tujuan utama yang sama. Kumpulan ini dapat berupa
individu atau proses pembentuk sistem tersebut.
2.2.2. Pengertian Analisis
Analisis pada sistem informasi adalah langkah setelah perencanaan
pengembangan suatu sistem. tahap analisis merupakan tahapan penting.
Kesalahan pada tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008:60) “Analisis adalah
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan”. Dari sini diketahui analisis dilakukan untuk
mencari tahu dan memahami sesuatu lebih mendalam. Pemahaman dari tiap-tiap
bagian akan mengantarkan pada pemahaman secara keseluruhan. Hal yang sama
terjadi pada analisis sistem. Pemahaman tentang bagian-bagian sistem serta
fungsi-fungsinya akan menuntun pada pemahaman sistem secara keseluruhan.
Menurut Jogiyanto (2005:129) “Analisis adalah penguraian suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
11
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.”. definisi tersebut
tidak jauh berbeda dari definisi sebelumnya, hanya saja lebih ditujukan kepada
analisis sistem. Hingga dapat ditarik pemahaman bahwa dalam proses analisis
sistem terdapat kegiatan mengurai bagian-bagian dari sistem untuk memahami
fungsi dan cara kerjanya. Bagian-bagian yang dimaksud berupa proses, arus data,
basis data dan bagian-bagian lain pada sistem. Dari tiap bagian ini kemudian
diidentifikasi untuk menemukan kelemahan yang mungkin terdapat padanya.
Kelemahan sistem mungkin terjadi karena adanya bagian yang tidak seharusnya
ada sehingga menghambat kinerja sistem. Atau mungkin ada bagian yang perlu
ditambahkan atau di perbaiki untuk mencukupi kebutuhan sistem.
Ada beberapa langkah dasar yang harus dilakukan pada tahap analisis
sistem yaitu identifikasi masalah, pemahaman kerja sistem, analisis, dan
pelaporan. Hasil dari tahap analisis sistem menjadi dasar untuk perancangan
sistem baru selanjutnya.
2.2.3. Pengertian Perancangan
Perancangan secara harfiah berarti cara mengatur segala sesuatu sebelum
nantinya dilaksanakan. Sedangkan perancangan sistem atau desain sistem yang
merupakan tahap selanjutnya setelah proses analisis, adalah tahap dipikirkannya
cara membentuk sebuah sistem baru untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan
sistem sebelumnya berdasarkan hasil analisis sistem.
12
Menurut John Burch & Gary Grudnitski (Jogiyanto, 2005:196) “Desain
sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan
yang utuh dan berfungsi”. Dan menurut George M. Scott (Jogiyanto, 2005:196)
“Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang
mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-
komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah
instalasi dari sistem benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah
ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem”.
Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap desain
atau perancangan sistem merupakan tahap merencanakan sebuah kesatuan sistem
baru yang berfungsi dengan semestinya. Sistem ini terdiri dari kumpulan elemen
yang awalnya terpisah kemudian diatur sedemikian rupa. Dalam tahapan
perancangan ini dilakukan pendefinisian kebutuhan fungsional dari sistem.
Termasuk pula cara mengkonfigurasi atau penyusunan struktur dari komponen
perangkat lunak dan perangkat keras. Kesemuanya dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan yaitu hasil dari implementasi yang memuaskan dan memenuhi
kebutuhan akan sistem yang efektif dan efisien.
2.2.4. Pengertian Tabulasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:1406) “Tabulasi adalah
penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan
dan evaluasi”. Jadi tabulasi adalah memasukkan data ke dalam sebuah tabel yang
dibuat atau telah ada sebelumnya. Secara manual, tabulasi dilakukan dengan cara
13
menuliskan data pada tabel secara langsung, sedangkan dengan komputerisasi
data dapat dimasukkan terlebih dahulu pada form yang didesain khusus untuk
memudahkan penginputan, atau langsung diketikkan pada tabel.
2.2.5. Pengertian Data Sektoral
Menurut Swasono (2009:5) “Data Sektoral adalah data yang
pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam
rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang
merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan”. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa tiap instansi memerlukan data sektoral yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan dan tugas yang dibebankan kepadanya.
Pada badan pusat statistik untuk quick count data sektoral meliputi sektor:
- Penggalian
- Industri Pengolahan
- Listrik dan Air Bersih
- Perdagangan, Hotel dan Restoran
- Pengangkutan dan Komunikasi
- Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
- Jasa-Jasa
2.2.6. Pengertian Quick Count
Secara umum quick count adalah proses hitung cepat dengan
menggunakan sampel atau bagian dari keseluruhan populasi yang diteliti. Data
dari sampel diambil dan dianggap sudah mewakili dari keseluruhan populasi,
kemudian biasanya hasilnya disajikan dalam bentuk persentase.
14
Tidak ada definisi khusus untuk quick count pada badan pusat statistik.
Hanya saja proses hitung cepat pada BPS berbeda dari hitung cepat pada
umumnya. Pengambilan data pada BPS utamanya terdiri dari dua cara yaitu
pengumpulan data dari seluruh populasi (Sensus) dan pengambilan data sampel
dari populasi (Survei). Hitung cepat atau quick count tidak termasuk dalam kedua
cara pengambilan data tersebut. Hitung cepat data sektoral pada BPS adalah
mengambil data dengan jalan mewawancarai kepala pemerintah setempat yang
akan memperkirakan jumlah dari masing-masing sektor yang didata. Kemudian
data yang terkumpul dihitung jumlah keseluruhannya untuk tiap sektor. Cara ini
tentulah jauh lebih cepat dari pada kedua cara utama yang biasa digunakan,
namun dengan tingkat keakuratan yang lebih rendah.
2.3. Perancangan Sistem
2.3.1. Diagram Alir Data
Menurut Raymond (2008:214) “Diagram alir data (DAD) atau Data Flow
Diagram (DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang menggunakan
empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui
proses-proses yang saling tersambung”. DAD menggambarkan bagaimana proses
mengalirnya data dalam sebuah sistem, atau dengan kata lain proses perpindahan
data dari suatu bagian menuju bagian lainnya. tiap DAD hanya menggambarkan
satu proses saja, hingga dalam DAD dibutuhkan tingkatan untuk menggambarkan
semua proses dan sub proses dalam sistem. Untuk menentukan tingkatan dan
urutannya, dibutuhkan diagram berjenjang yang berisi semua proses yang ada
pada sistem sesuai dengan jenjangnya.
15
Tingkatan DAD dimulai dari level teratas yang berisi hanya satu proses
utama yang mewakili seluruh proses pada sistem, kemudian dihubungkan dengan
semua entitas yang ada pada sistem. DAD level teratas (top level) ini biasa
disebut diagram konteks (context diagram). Setelah DAD level teratas, kemudian
dilanjutkan dengan level 0 yang prosesnya merupakan bagian dari proses utama.
Kemudian dilanjutkan dengan level 1 dan seterusnya sesuai dengan diagram
berjenjang.
Dalam menggambarkan DAD, digunakan empat macam simbol untuk
menyatakan aliran proses seluruh sistem yaitu:
Nama Simbol Keterangan
Elemen Lingkungan
(Kesatuan Luar)/
Terminator
terdapat di luar sistem dan
menjadi titik berakhirnya
sistem. menyediakan input dan
menerima output pada sistem.
Dapat berupa orang, organisasi
atau sistem lain.
Pemrosesan
Pemrosesan mengubah suatu
input menjadi output. Berisi
nomor proses dan nama proses
Penyimpanan
data
Penyimpanan data menyimpan
data tidak bergerak. Dapat
dalam bentuk file atau tabel
data.
Aliran data
(Arus data)
Aliran data berisi suatu data
bergerak dari suatu posisi ke
posisi lainnya.
Tabel.2.1 Simbol DAD dan keterangannya
Nama Entitas
Nomor Nama Proses
Nama File
16
2.3.2. Bagan Alir
Menurut Jogiyanto (2005:795) “Bagan alir (flowchart) adalah bagan
(chart) yang menunjukkan alir (flow) dalam program atau prosedur sistem secara
logika. Bagan alir digunakan utamanya untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi”. Bagan alir biasa digunakan untuk menggambarkan langkah kerja
sebuah program yang disebut bagan alir program. Ada pula yang digunakan untuk
menggambarkan langkah kerja sistem yang biasa disebut bagan alir sistem.
Sedangkan yang dimaksud alat bantu komunikasi disini adalah alat bantu
komunikasi antara para pembuat sistem yang mengerti dengan bagan alir. Seperti
analis, programmer, dan designer.
Simbol bagan alir yang terdiri dari bagan alir program dan bagan alir
sistem berikut ini:
a. Simbol bagan alir program (Program flowchart)
(Terminal)
Menunjukkan awal dan akhir
suatu proses
(Proses)
Mewakili suatu proses
(Input/Output)
Mewakili data input atau
output
(Persiapan)
Pemberian nilai awal suatu
besaran
(Proses terdefinisi)
Menunjukkan suatu operasi
yang rinciannya di tempat lain
(Penghubung)
Menunjukkan sambungan
bagan yang terputus di
halaman yang sama
17
(Penghubung halaman lain)
Menunjukkan sambungan
bagan yang terputus di halaman
lain
(Keputusan)
Penyelesaian kondisi di dalam
program
(Garis alir)
Menunjukkan arus
Tabel 2.2 Bagan alir program
b. Simbol Bagan alir sistem (System flowchart)
(Dokumen)
Menunjukkan dokumen
input/output. Manual maupun
komputer
(Manual)
Menunjukkan pekerjaan
manual
(Arsip)
Simpanan offline / non
komputer
(Proses)
Menunjukkan kegiatan proses
dari operasi program komputer
(Operasi luar)
Menunjukkan operasi yang
dilakukan di luar proses
operasi komputer
(Pengurutan offline)
Menunjukkan proses
pengurutan data diluar
proses komputer
(Hard disk)
menunjukkan simpanan
komputer menggunakan hard
disk
(Keyboard)
Menunjukkan input yang
menggunakan keyboard
(Display)
Menunjukkan tampilan
monitor
18
(Garis alir)
Menunjukkan arus
(Penjelasan)
Menunjukkan penjelasan dari
suatu proses
(Penghubung)
penghubung ke halaman
yang sama / lain
Tabel 2.3 Bagan alir sistem
2.4. Basis Data
2.4.1. Pengertian Data
Menurut Sutanta (2011:13) “Data dapat di definisikan sebagai bahan
keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan
dalam sekelompok lambang tertentu yang tidak acak, yang menunjukkan jumlah,
tindakan, atau hal”. Dapat diartikan bahwa data adalah fakta, Bukan hasil
manipulasi. Data memiliki struktur yang jelas serta memiliki nilai.
Lebih lanjut, Sutanta (2011:13) Menjelaskan “Data dapat berupa catatan-
catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis data”. Berarti
data memiliki sebuah media tempat data tersebut tersimpan, baik itu media yang
berbentuk fisik atau pun media yang tidak memiliki bentuk fisik.
2.4.2. Pengertian Informasi
Menurut Sutanta (2011:13) “Informasi merupakan hasil pengolahan data
sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai
kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan
akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat
mendatang”. Hasil dari pengolahan data adalah informasi. Namun hasil
pengolahan tersebut dapat dikatakan bukan informasi jika penerima tidak
19
membutuhkannya baik untuk saat ini atau saat mendatang. Jadi sebuah hasil
pengolahan dapat dikatakan informasi bagi seseorang, namun tidak bagi orang
lain. Tergantung arti dan kegunaan hasil pengolahan data itu bagi orang yang
menerimanya.
Pengolahan data menjadi informasi membutuhkan sebuah proses dimana
data mentah sebagai inputnya dan informasi adalah outputnya. Di bawah ini
adalah gambar proses pengolahan data menjadi informasi:
Gambar 2.1. Pengolahan Data
Unit penyimpanan atau basis data merupakan bagian penting dalam
pengolahan data, namun tidak selalu harus ada. Tapi sebaik-baik proses
pengolahan data adalah yang memiliki unit penyimpanan, hingga dapat diadakan
pengolahan kembali dengan lebih mudah, dan untuk evaluasi pada pengembangan
ke depannya.
2.4.3. Pengertian Basis Data
Berikut ini adalah definisi basis data menurut beberapa ahli:
C.J. Date (Sutanta, 2011:32) “Database adalah beberapa kumpulan data
yang akan tetap tersimpan, digunakan oleh sistem-sistem aplikasi yang diberikan
oleh organisasi”.
INPUT PROSES OUTPUT
BASIS DATA
20
J.L. Whitten & L.D. Bentley (Sutanta, 2011:32) “Database adalah
sekumpulan data dalam file yang saling terhubung, record dalam file harus
mengijinkan adanya kerelasian ke record-record yang lain dalam file yang lain”.
Abraham Silberschatz, Hendry F. Korth dan S. Sudarshan (Sutanta,
2011:32) “Database adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan
menjadi bagian dari DBMS (Database Management System)”.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa basis data
terdiri dari banyak data yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, tidak
berdiri sendiri, teratur, dan tersimpan secara baik untuk dapat digunakan sewaktu-
waktu. Jadi jika dalam satu basis data terdapat suatu data yang tidak memiliki
hubungan dengan data lainnya yang ada dalam basis data tersebut, maka data itu
tidak dapat dikatakan bagian dari basis data. Seharusnya data tersebut mempunyai
basis data sendiri, atau bergabung pada basis data yang memiliki relasi
dengannya.
2.4.4. Pengertian Model Data
Model data dibuat berdasarkan kebutuhan pengguna akan informasi
tentang rancangan basis data. Model data digunakan untuk mengkomunikasikan
perancangan basis data oleh analis kepada pengguna basis data, agar diketahui
model data dan model informasi yang diinginkan pengguna.
Menurut Silberschatz, dkk (Sutanta,2011:86) “Model data merupakan
suatu cara untuk menjelaskan tentang data-data yang tersimpan dalam basis data
dan bagaimana hubungan antar data tersebut untuk para pengguna (user) secara
logika”. Jadi dengan model data, para pengguna yang secara umum awam
21
terhadap konsep dan teknologi basis data sehingga tidak mengetahui tentang
teknis penyimpanan pada basis data dapat memahami rancangan basis data secara
logika. Dengan cara ini analis dapat dengan mudah berkomunikasi dengan calon
pengguna database tentang bagaimana model data dan informasi yang
dibutuhkannya.
Salah satu model data yang sering digunakan adalah Entity Relationship
Model (ER_M) yang didefinisikan oleh Martin (Sutanta, 2011:86) “Merupakan
suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data
berdasarkan suatu persepsi bahwa real word terdiri dari objek-objek dasar yang
mempunyai hubungan/kerelasian antara objek-objek dasar tersebut yang
dilukiskan menggunakan simbol-simbol grafis tertentu”. Dari definisi tersebut
diketahui bahwa ER_M adalah model data berbasis objek. Dengan dasar
pemikiran bahwa setiap objek dasar di dunia ini memiliki hubungan satu sama
lain, memberikan pemahaman secara logis terhadap basis data yang di rancang.
ER_M digambarkan dalam bentuk diagram yang disebut ER_D yang
disusun dengan menggunakan komponen simbol-simbol grafis yaitu entitas,
atribut, dan kerelasian antar entitas.
2.4.4.1. Entitas
Menurut Sutanta (2011:92) “Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang
terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda, atau hal yang
keterangannya perlu disimpan di dalam basis data”. Untuk menggambarkan
entitas digunakan aturan sebagai berikut:
a. Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang
22
b. Nama entitas dituliskan di dalam simbol persegi panjang
c. Nama entitas berupa kata benda, tunggal
d. Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah
dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas
Gambar 2.2. Simbol Entitas
2.4.4.2. Atribut
Menurut Sutanta (2011:98) “Atribut sering pula disebut properti
(property), merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas
yang perlu disimpan dalam basis data. Atribut berfungsi sebagai penjelas pada
sebuah entitas”. Aturan menggambarkan atribut adalah:
a. Atribut dinyatakan dengan simbol elips
b. Nama atribut dituliskan di dalam simbol persegi elips
c. Nama atribut berupa kata benda, tunggal
d. Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah
dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas
e. Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan
menggunakan sebuah garis.
Gambar 2.3 Simbol atribut pada entitas
Entitas
(Satu suku kata)
Nama_Entitas
(Dua suku kata)
Entitas
Atribut
Atribut_01
Atribut_02
Atribut_03
23
2.4.4.3. Kerelasian Antar Entitas
Menurut Martin (Sutanta, 2011:101) “Kerelasian antar entitas
mendefinisikan hubungan antara dua buah entitas. Kerelasian adalah kejadian atau
transaksi yang terjadi antara dua buah entitas yang keterangannya perlu disimpan
dalam basis data”. Aturan menggambarkan kerelasian antar entitas adalah:
a. Kerelasian dinyatakan dengan simbol belah ketupat
b. Nama kerelasian dituliskan di dalam simbol belah ketupat
c. Nama kerelasian menghubungkan 2 entitas
d. Nama kerelasian berupa kata kerja aktif (menggunakan awalan me-),
tunggal
e. Nama kerelasian sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah
dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas
Kerelasian dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
a. Kerelasian jenis 1-ke-1 (one to one), menggambarkan jika hanya
memungkinkan terjadi sebuah transaksi pada kedua entitas yang
berhubungan.
b. Kerelasian jenis n-ke-1 (many to one) atau 1-to-n (one to many),
menggambarkan jika hanya memungkinkan terjadi satu kali transaksi
pada sebuah entitas dan lebih dari satu kali transaksi pada entitas
lainnya yang berhubungan.
c. Kerelasian jenis n-ke-n (many to many), menggambarkan jika
memungkinkan terjadi lebih dari satu kali transaksi atau kejadian pada
kedua entitas yang berhubungan.
24
1-ke-1 1-ke-n
n-ke-1 n-ke-n
Tabel 2.4 Simbol kerelasian antar entitas
2.4.5. Pengertian Kamus Data
Menurut Nugroho (2008:121) “Kamus data (data dictionary) adalah
sebuah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database”.
Jadi kamus data memberikan keterangan dari data. Keterangan tersebut dapat
berupa struktur, bentuk, volume, periode, sumber dan aliran data. Penulisan
kamus data disesuaikan dengan kebutuhan. Yang utama adalah kamus data harus
memuat keterangan data yang selengkap-lengkapnya.
2.4.6. Transformasi Model Data
Transformasi model data dari ER-D menjadi tabel relasional adalah
mengubah model ER_M ke dalam bentuk model tabel relasi, yang dimaksudkan
agar model data dapat diimplementasikan pada perangkat lunak yang akan dibuat.
Langkah dalam transformasi ini adalah:
1 1 1
1 n n n
n
25
a. Transformasi Diagram ER menjadi model relasi (skema relasi, tabel
relasi). Adalah mengubah model entitas menjadi bentuk tabel yang berisi
kolom atribut.
b. Penentuan atribut relasi sesuai dengan kamus data yang telah dibuat.
Mengisi kolom atribut sesuai kamus data.
c. Normalisasi, adalah menyesuaikan tabel baik jumlah serta isinya agar
tidak terjadi kerangkapan data. Untuk meminalisir penggunaan sumber
daya, dan meningkatkan performa program nantinya.
d. Pendefinisian struktur tabel. Adalah menerangkan fungsi tabel dan entitas
di dalamnya.
e. Pembuatan relasi antar tabel. Adalah membuat jalur hubungan antar tabel.
2.5. Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.5.1. Pengertian .Net Framework
Menurut Kurniawan (2003:2) “.Net Framework merupakan suatu konsep
pemrograman yang menyediakan, antara lain common language runtime, the .Net
framework class library, dan cross-language interoperability.”
Common language runtime adalah suatu lingkungan eksekusi program
yang mengatur eksekusi dari kode dan menyediakan layanan yang
menyederhanakan dan mempermudah proses pembuatan aplikasi.
The .Net framework class library adalah library yang menyediakan akses
terhadap fungsi-fungsi sistem dan didesain untuk menjadi fondasi bagi aplikasi
.Net framework, komponen-komponen, dan kontrol-kontrol.
26
Cross-language interoperability adalah kemampuan dari suatu objek yang
dibuat dengan bahasa pemrograman untuk berinteraksi dengan bahasa
pemrograman yang lain.
2.5.2. Pengertian Visual Basic .Net
Menurut Kurniawan (2003:1) “Visual Basic .Net merupakan pemrograman
Visual yang berbasis pada bahasa Basic”. Pemrograman visual berarti pembuatan
objek program dilakukan dengan menggunakan gambar atau tampilan objek itu
sendiri, misalkan untuk membuat sebuah textbox dilakukan dengan menarik objek
dari toolbox. Berbeda dengan pemrograman yang tidak tervisualisasi dalam
bentuk gambar yang pembuatan objeknya harus menggunakan perintah yang
diketikkan. Sedangkan bahasa Basic adalah bahasa pemrograman yang
dikembangkan oleh Microsoft untuk pembuatan program aplikasi yang dapat
dijalankan pada komputer.
Kelebihan visual basic .net dibandingkan dengan bahasa pemrograman
yang tidak menggunakan .net framework antara lain:
- listing yang diketikkan otomatis menyesuaikan dengan strukturnya,
dengan mengatur jarak dari tepi jendela penulisan listing.
- Tersedia berbagai macam bantuan (help) yang inovatif yang
memudahkan saat mengetikkan kode program atau terjadi kesalahan
(debugging).
- Koneksi database dengan server eksplorer membuat koneksi terhadap
database lebih mudah dan memberikan informasi yang lengkap tentang
sumber dayanya.
27
- Tersedia berbagai macam fungsi instan yang membantu pengaturan
properti objek secara lebih cepat, dan meminimalisir pengetikan kode
program.
- Antarmuka yang lebih tertata.
2.5.3. Pengertian Microsoft Access
Microsoft access Menurut Taufani (2009:1) “Merupakan salah satu
perangkat lunak yang diperuntukkan untuk mengolah database di bawah sistem
Windows. Dengan menggunakan Microsoft Access, seseorang dapat merancang,
membuat, dan mengelola database dengan mudah dan cepat”. Access memiliki
berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan pada saat pembuatan data base
dan pada saat mengolah data.