bab ii skripsi sistem tabulasi data sektoral bps kolaka

20
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan di Universitas 19 November yang mirip dengan penelitian ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Produktifitas Hasil Pertanian Pada Dinas Pertanian, Holtikultura, dan Peternakan Kabupaten Kolaka”. Penelitian ini dilakukan oleh Andi Jumriana pada tahun 2012. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui rekapitulasi tingkat produktifitas hasil pertanian dalam tingkat kabupaten dengan cara menjumlahkan data produktifitas dari tiap kecamatan. Metode pengembangan yang digunakan adalah analisis dan desain terstruktur dengan pendekatan terstruktur. Dan metode pengujian perangkat lunak menggunakan metode white-box. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas salah satunya adalah metode yang digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya hanya metode pengembangan tanpa metode analisis khusus, sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan metode PIECES dan metode Akar Penyebab sebagai metode analisis. Perbedaan yang lain adalah metode pengujian perangkat lunak. Pada penelitian sebelumnya metode pengujian menggunakan metode white-box, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode black-box. Dan untuk laporan atau keluaran dari sistem penulis menambahkan laporan perkembangan selain laporan rekapitulasi seperti pada penelitian sebelumnya.

Upload: castaway-prince-al-ikhwan

Post on 30-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Bab 2 Skripsi Analisis dan perancangan sistem tabulasi data sektoral Badan Pusat Statistik kabupaten kolaka 2013

TRANSCRIPT

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan di Universitas 19 November yang mirip

dengan penelitian ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Produktifitas Hasil

Pertanian Pada Dinas Pertanian, Holtikultura, dan Peternakan Kabupaten

Kolaka”. Penelitian ini dilakukan oleh Andi Jumriana pada tahun 2012.

Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui rekapitulasi tingkat

produktifitas hasil pertanian dalam tingkat kabupaten dengan cara menjumlahkan

data produktifitas dari tiap kecamatan. Metode pengembangan yang digunakan

adalah analisis dan desain terstruktur dengan pendekatan terstruktur. Dan metode

pengujian perangkat lunak menggunakan metode white-box.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas salah satunya adalah

metode yang digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya

hanya metode pengembangan tanpa metode analisis khusus, sedangkan pada

penelitian ini penulis menggunakan metode PIECES dan metode Akar Penyebab

sebagai metode analisis. Perbedaan yang lain adalah metode pengujian perangkat

lunak. Pada penelitian sebelumnya metode pengujian menggunakan metode

white-box, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode black-box. Dan

untuk laporan atau keluaran dari sistem penulis menambahkan laporan

perkembangan selain laporan rekapitulasi seperti pada penelitian sebelumnya.

9

2.2. Konsep Dasar

2.2.1. Pengertian Sistem

Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah organisasi

instansi maupun perusahaan. keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai

tujuannya bergantung pada sistem yang ada pada organisasi tersebut. Jika sistem

yang digunakan baik, maka baiklah hasil dari semua kegiatan yang dilakukan.

Untuk mendefinisikan sistem dapat digunakan dua pendekatan yaitu

pendekatan prosedur dan elemen. Menurut Jerry (Jogiyanto,2005:1) dengan

menggunakan pendekatan prosedur “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Jadi

dapat diketahui bahwa sistem adalah gabungan dari proses-proses yang memiliki

fungsi masing-masing. Semua proses atau prosedur ini dihubungkan satu sama

lain untuk mencapai sebuah hasil atau tujuan utama yang telah ditetapkan pada

awal pembuatan sistem. Seluruh prosedur dalam sebuah sistem saling

membutuhkan, fungsi dari sebuah prosedur dibutuhkan oleh prosedur lainnya.

Bahkan sering kali terdapat sebuah prosedur dalam sistem yang tidak dapat

berjalan jika ada suatu prosedur tidak berjalan sebelumnya.

Dengan menggunakan pendekatan elemen atau komponennya,

Jogiyanto(2005:2) secara umum mendefinisikan sistem sebagai berikut “Sistem

adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan tertentu”. Definisi ini mencakup definisi sistem secara lebih luas. Pada

dasarnya sebuah sistem tidak hanya terdiri dari proses, tetapi juga elemen lain

seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan serta individu-

10

individu yang menjalankan proses. Berinteraksi dapat diartikan bekerja sama satu

sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berinteraksi secara

langsung adalah beberapa individu yang menjalankan proses yang sama.

Sedangkan tidak langsung adalah dua atau lebih individu yang mengerjakan

proses yang berbeda-beda tapi saling berkaitan.

Dua pendekatan di atas sama-sama benar dalam mendefinisikan sistem,

karna pada dasarnya sistem adalah sebuah kumpulan yang memiliki fungsi, saling

terkait serta memiliki tujuan utama yang sama. Kumpulan ini dapat berupa

individu atau proses pembentuk sistem tersebut.

2.2.2. Pengertian Analisis

Analisis pada sistem informasi adalah langkah setelah perencanaan

pengembangan suatu sistem. tahap analisis merupakan tahapan penting.

Kesalahan pada tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008:60) “Analisis adalah

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri

serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan”. Dari sini diketahui analisis dilakukan untuk

mencari tahu dan memahami sesuatu lebih mendalam. Pemahaman dari tiap-tiap

bagian akan mengantarkan pada pemahaman secara keseluruhan. Hal yang sama

terjadi pada analisis sistem. Pemahaman tentang bagian-bagian sistem serta

fungsi-fungsinya akan menuntun pada pemahaman sistem secara keseluruhan.

Menurut Jogiyanto (2005:129) “Analisis adalah penguraian suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

11

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-

kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.”. definisi tersebut

tidak jauh berbeda dari definisi sebelumnya, hanya saja lebih ditujukan kepada

analisis sistem. Hingga dapat ditarik pemahaman bahwa dalam proses analisis

sistem terdapat kegiatan mengurai bagian-bagian dari sistem untuk memahami

fungsi dan cara kerjanya. Bagian-bagian yang dimaksud berupa proses, arus data,

basis data dan bagian-bagian lain pada sistem. Dari tiap bagian ini kemudian

diidentifikasi untuk menemukan kelemahan yang mungkin terdapat padanya.

Kelemahan sistem mungkin terjadi karena adanya bagian yang tidak seharusnya

ada sehingga menghambat kinerja sistem. Atau mungkin ada bagian yang perlu

ditambahkan atau di perbaiki untuk mencukupi kebutuhan sistem.

Ada beberapa langkah dasar yang harus dilakukan pada tahap analisis

sistem yaitu identifikasi masalah, pemahaman kerja sistem, analisis, dan

pelaporan. Hasil dari tahap analisis sistem menjadi dasar untuk perancangan

sistem baru selanjutnya.

2.2.3. Pengertian Perancangan

Perancangan secara harfiah berarti cara mengatur segala sesuatu sebelum

nantinya dilaksanakan. Sedangkan perancangan sistem atau desain sistem yang

merupakan tahap selanjutnya setelah proses analisis, adalah tahap dipikirkannya

cara membentuk sebuah sistem baru untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan

sistem sebelumnya berdasarkan hasil analisis sistem.

12

Menurut John Burch & Gary Grudnitski (Jogiyanto, 2005:196) “Desain

sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan

sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan

yang utuh dan berfungsi”. Dan menurut George M. Scott (Jogiyanto, 2005:196)

“Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang

mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-

komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah

instalasi dari sistem benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah

ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem”.

Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap desain

atau perancangan sistem merupakan tahap merencanakan sebuah kesatuan sistem

baru yang berfungsi dengan semestinya. Sistem ini terdiri dari kumpulan elemen

yang awalnya terpisah kemudian diatur sedemikian rupa. Dalam tahapan

perancangan ini dilakukan pendefinisian kebutuhan fungsional dari sistem.

Termasuk pula cara mengkonfigurasi atau penyusunan struktur dari komponen

perangkat lunak dan perangkat keras. Kesemuanya dilakukan untuk mencapai

suatu tujuan yaitu hasil dari implementasi yang memuaskan dan memenuhi

kebutuhan akan sistem yang efektif dan efisien.

2.2.4. Pengertian Tabulasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:1406) “Tabulasi adalah

penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan

dan evaluasi”. Jadi tabulasi adalah memasukkan data ke dalam sebuah tabel yang

dibuat atau telah ada sebelumnya. Secara manual, tabulasi dilakukan dengan cara

13

menuliskan data pada tabel secara langsung, sedangkan dengan komputerisasi

data dapat dimasukkan terlebih dahulu pada form yang didesain khusus untuk

memudahkan penginputan, atau langsung diketikkan pada tabel.

2.2.5. Pengertian Data Sektoral

Menurut Swasono (2009:5) “Data Sektoral adalah data yang

pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam

rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang

merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan”. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa tiap instansi memerlukan data sektoral yang berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan dan tugas yang dibebankan kepadanya.

Pada badan pusat statistik untuk quick count data sektoral meliputi sektor:

- Penggalian

- Industri Pengolahan

- Listrik dan Air Bersih

- Perdagangan, Hotel dan Restoran

- Pengangkutan dan Komunikasi

- Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

- Jasa-Jasa

2.2.6. Pengertian Quick Count

Secara umum quick count adalah proses hitung cepat dengan

menggunakan sampel atau bagian dari keseluruhan populasi yang diteliti. Data

dari sampel diambil dan dianggap sudah mewakili dari keseluruhan populasi,

kemudian biasanya hasilnya disajikan dalam bentuk persentase.

14

Tidak ada definisi khusus untuk quick count pada badan pusat statistik.

Hanya saja proses hitung cepat pada BPS berbeda dari hitung cepat pada

umumnya. Pengambilan data pada BPS utamanya terdiri dari dua cara yaitu

pengumpulan data dari seluruh populasi (Sensus) dan pengambilan data sampel

dari populasi (Survei). Hitung cepat atau quick count tidak termasuk dalam kedua

cara pengambilan data tersebut. Hitung cepat data sektoral pada BPS adalah

mengambil data dengan jalan mewawancarai kepala pemerintah setempat yang

akan memperkirakan jumlah dari masing-masing sektor yang didata. Kemudian

data yang terkumpul dihitung jumlah keseluruhannya untuk tiap sektor. Cara ini

tentulah jauh lebih cepat dari pada kedua cara utama yang biasa digunakan,

namun dengan tingkat keakuratan yang lebih rendah.

2.3. Perancangan Sistem

2.3.1. Diagram Alir Data

Menurut Raymond (2008:214) “Diagram alir data (DAD) atau Data Flow

Diagram (DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang menggunakan

empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui

proses-proses yang saling tersambung”. DAD menggambarkan bagaimana proses

mengalirnya data dalam sebuah sistem, atau dengan kata lain proses perpindahan

data dari suatu bagian menuju bagian lainnya. tiap DAD hanya menggambarkan

satu proses saja, hingga dalam DAD dibutuhkan tingkatan untuk menggambarkan

semua proses dan sub proses dalam sistem. Untuk menentukan tingkatan dan

urutannya, dibutuhkan diagram berjenjang yang berisi semua proses yang ada

pada sistem sesuai dengan jenjangnya.

15

Tingkatan DAD dimulai dari level teratas yang berisi hanya satu proses

utama yang mewakili seluruh proses pada sistem, kemudian dihubungkan dengan

semua entitas yang ada pada sistem. DAD level teratas (top level) ini biasa

disebut diagram konteks (context diagram). Setelah DAD level teratas, kemudian

dilanjutkan dengan level 0 yang prosesnya merupakan bagian dari proses utama.

Kemudian dilanjutkan dengan level 1 dan seterusnya sesuai dengan diagram

berjenjang.

Dalam menggambarkan DAD, digunakan empat macam simbol untuk

menyatakan aliran proses seluruh sistem yaitu:

Nama Simbol Keterangan

Elemen Lingkungan

(Kesatuan Luar)/

Terminator

terdapat di luar sistem dan

menjadi titik berakhirnya

sistem. menyediakan input dan

menerima output pada sistem.

Dapat berupa orang, organisasi

atau sistem lain.

Pemrosesan

Pemrosesan mengubah suatu

input menjadi output. Berisi

nomor proses dan nama proses

Penyimpanan

data

Penyimpanan data menyimpan

data tidak bergerak. Dapat

dalam bentuk file atau tabel

data.

Aliran data

(Arus data)

Aliran data berisi suatu data

bergerak dari suatu posisi ke

posisi lainnya.

Tabel.2.1 Simbol DAD dan keterangannya

Nama Entitas

Nomor Nama Proses

Nama File

16

2.3.2. Bagan Alir

Menurut Jogiyanto (2005:795) “Bagan alir (flowchart) adalah bagan

(chart) yang menunjukkan alir (flow) dalam program atau prosedur sistem secara

logika. Bagan alir digunakan utamanya untuk alat bantu komunikasi dan untuk

dokumentasi”. Bagan alir biasa digunakan untuk menggambarkan langkah kerja

sebuah program yang disebut bagan alir program. Ada pula yang digunakan untuk

menggambarkan langkah kerja sistem yang biasa disebut bagan alir sistem.

Sedangkan yang dimaksud alat bantu komunikasi disini adalah alat bantu

komunikasi antara para pembuat sistem yang mengerti dengan bagan alir. Seperti

analis, programmer, dan designer.

Simbol bagan alir yang terdiri dari bagan alir program dan bagan alir

sistem berikut ini:

a. Simbol bagan alir program (Program flowchart)

(Terminal)

Menunjukkan awal dan akhir

suatu proses

(Proses)

Mewakili suatu proses

(Input/Output)

Mewakili data input atau

output

(Persiapan)

Pemberian nilai awal suatu

besaran

(Proses terdefinisi)

Menunjukkan suatu operasi

yang rinciannya di tempat lain

(Penghubung)

Menunjukkan sambungan

bagan yang terputus di

halaman yang sama

17

(Penghubung halaman lain)

Menunjukkan sambungan

bagan yang terputus di halaman

lain

(Keputusan)

Penyelesaian kondisi di dalam

program

(Garis alir)

Menunjukkan arus

Tabel 2.2 Bagan alir program

b. Simbol Bagan alir sistem (System flowchart)

(Dokumen)

Menunjukkan dokumen

input/output. Manual maupun

komputer

(Manual)

Menunjukkan pekerjaan

manual

(Arsip)

Simpanan offline / non

komputer

(Proses)

Menunjukkan kegiatan proses

dari operasi program komputer

(Operasi luar)

Menunjukkan operasi yang

dilakukan di luar proses

operasi komputer

(Pengurutan offline)

Menunjukkan proses

pengurutan data diluar

proses komputer

(Hard disk)

menunjukkan simpanan

komputer menggunakan hard

disk

(Keyboard)

Menunjukkan input yang

menggunakan keyboard

(Display)

Menunjukkan tampilan

monitor

18

(Garis alir)

Menunjukkan arus

(Penjelasan)

Menunjukkan penjelasan dari

suatu proses

(Penghubung)

penghubung ke halaman

yang sama / lain

Tabel 2.3 Bagan alir sistem

2.4. Basis Data

2.4.1. Pengertian Data

Menurut Sutanta (2011:13) “Data dapat di definisikan sebagai bahan

keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan

dalam sekelompok lambang tertentu yang tidak acak, yang menunjukkan jumlah,

tindakan, atau hal”. Dapat diartikan bahwa data adalah fakta, Bukan hasil

manipulasi. Data memiliki struktur yang jelas serta memiliki nilai.

Lebih lanjut, Sutanta (2011:13) Menjelaskan “Data dapat berupa catatan-

catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis data”. Berarti

data memiliki sebuah media tempat data tersebut tersimpan, baik itu media yang

berbentuk fisik atau pun media yang tidak memiliki bentuk fisik.

2.4.2. Pengertian Informasi

Menurut Sutanta (2011:13) “Informasi merupakan hasil pengolahan data

sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai

kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan

akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat

mendatang”. Hasil dari pengolahan data adalah informasi. Namun hasil

pengolahan tersebut dapat dikatakan bukan informasi jika penerima tidak

19

membutuhkannya baik untuk saat ini atau saat mendatang. Jadi sebuah hasil

pengolahan dapat dikatakan informasi bagi seseorang, namun tidak bagi orang

lain. Tergantung arti dan kegunaan hasil pengolahan data itu bagi orang yang

menerimanya.

Pengolahan data menjadi informasi membutuhkan sebuah proses dimana

data mentah sebagai inputnya dan informasi adalah outputnya. Di bawah ini

adalah gambar proses pengolahan data menjadi informasi:

Gambar 2.1. Pengolahan Data

Unit penyimpanan atau basis data merupakan bagian penting dalam

pengolahan data, namun tidak selalu harus ada. Tapi sebaik-baik proses

pengolahan data adalah yang memiliki unit penyimpanan, hingga dapat diadakan

pengolahan kembali dengan lebih mudah, dan untuk evaluasi pada pengembangan

ke depannya.

2.4.3. Pengertian Basis Data

Berikut ini adalah definisi basis data menurut beberapa ahli:

C.J. Date (Sutanta, 2011:32) “Database adalah beberapa kumpulan data

yang akan tetap tersimpan, digunakan oleh sistem-sistem aplikasi yang diberikan

oleh organisasi”.

INPUT PROSES OUTPUT

BASIS DATA

20

J.L. Whitten & L.D. Bentley (Sutanta, 2011:32) “Database adalah

sekumpulan data dalam file yang saling terhubung, record dalam file harus

mengijinkan adanya kerelasian ke record-record yang lain dalam file yang lain”.

Abraham Silberschatz, Hendry F. Korth dan S. Sudarshan (Sutanta,

2011:32) “Database adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan

menjadi bagian dari DBMS (Database Management System)”.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa basis data

terdiri dari banyak data yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, tidak

berdiri sendiri, teratur, dan tersimpan secara baik untuk dapat digunakan sewaktu-

waktu. Jadi jika dalam satu basis data terdapat suatu data yang tidak memiliki

hubungan dengan data lainnya yang ada dalam basis data tersebut, maka data itu

tidak dapat dikatakan bagian dari basis data. Seharusnya data tersebut mempunyai

basis data sendiri, atau bergabung pada basis data yang memiliki relasi

dengannya.

2.4.4. Pengertian Model Data

Model data dibuat berdasarkan kebutuhan pengguna akan informasi

tentang rancangan basis data. Model data digunakan untuk mengkomunikasikan

perancangan basis data oleh analis kepada pengguna basis data, agar diketahui

model data dan model informasi yang diinginkan pengguna.

Menurut Silberschatz, dkk (Sutanta,2011:86) “Model data merupakan

suatu cara untuk menjelaskan tentang data-data yang tersimpan dalam basis data

dan bagaimana hubungan antar data tersebut untuk para pengguna (user) secara

logika”. Jadi dengan model data, para pengguna yang secara umum awam

21

terhadap konsep dan teknologi basis data sehingga tidak mengetahui tentang

teknis penyimpanan pada basis data dapat memahami rancangan basis data secara

logika. Dengan cara ini analis dapat dengan mudah berkomunikasi dengan calon

pengguna database tentang bagaimana model data dan informasi yang

dibutuhkannya.

Salah satu model data yang sering digunakan adalah Entity Relationship

Model (ER_M) yang didefinisikan oleh Martin (Sutanta, 2011:86) “Merupakan

suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data

berdasarkan suatu persepsi bahwa real word terdiri dari objek-objek dasar yang

mempunyai hubungan/kerelasian antara objek-objek dasar tersebut yang

dilukiskan menggunakan simbol-simbol grafis tertentu”. Dari definisi tersebut

diketahui bahwa ER_M adalah model data berbasis objek. Dengan dasar

pemikiran bahwa setiap objek dasar di dunia ini memiliki hubungan satu sama

lain, memberikan pemahaman secara logis terhadap basis data yang di rancang.

ER_M digambarkan dalam bentuk diagram yang disebut ER_D yang

disusun dengan menggunakan komponen simbol-simbol grafis yaitu entitas,

atribut, dan kerelasian antar entitas.

2.4.4.1. Entitas

Menurut Sutanta (2011:92) “Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang

terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda, atau hal yang

keterangannya perlu disimpan di dalam basis data”. Untuk menggambarkan

entitas digunakan aturan sebagai berikut:

a. Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang

22

b. Nama entitas dituliskan di dalam simbol persegi panjang

c. Nama entitas berupa kata benda, tunggal

d. Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah

dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas

Gambar 2.2. Simbol Entitas

2.4.4.2. Atribut

Menurut Sutanta (2011:98) “Atribut sering pula disebut properti

(property), merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas

yang perlu disimpan dalam basis data. Atribut berfungsi sebagai penjelas pada

sebuah entitas”. Aturan menggambarkan atribut adalah:

a. Atribut dinyatakan dengan simbol elips

b. Nama atribut dituliskan di dalam simbol persegi elips

c. Nama atribut berupa kata benda, tunggal

d. Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah

dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas

e. Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan

menggunakan sebuah garis.

Gambar 2.3 Simbol atribut pada entitas

Entitas

(Satu suku kata)

Nama_Entitas

(Dua suku kata)

Entitas

Atribut

Atribut_01

Atribut_02

Atribut_03

23

2.4.4.3. Kerelasian Antar Entitas

Menurut Martin (Sutanta, 2011:101) “Kerelasian antar entitas

mendefinisikan hubungan antara dua buah entitas. Kerelasian adalah kejadian atau

transaksi yang terjadi antara dua buah entitas yang keterangannya perlu disimpan

dalam basis data”. Aturan menggambarkan kerelasian antar entitas adalah:

a. Kerelasian dinyatakan dengan simbol belah ketupat

b. Nama kerelasian dituliskan di dalam simbol belah ketupat

c. Nama kerelasian menghubungkan 2 entitas

d. Nama kerelasian berupa kata kerja aktif (menggunakan awalan me-),

tunggal

e. Nama kerelasian sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah

dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas

Kerelasian dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:

a. Kerelasian jenis 1-ke-1 (one to one), menggambarkan jika hanya

memungkinkan terjadi sebuah transaksi pada kedua entitas yang

berhubungan.

b. Kerelasian jenis n-ke-1 (many to one) atau 1-to-n (one to many),

menggambarkan jika hanya memungkinkan terjadi satu kali transaksi

pada sebuah entitas dan lebih dari satu kali transaksi pada entitas

lainnya yang berhubungan.

c. Kerelasian jenis n-ke-n (many to many), menggambarkan jika

memungkinkan terjadi lebih dari satu kali transaksi atau kejadian pada

kedua entitas yang berhubungan.

24

1-ke-1 1-ke-n

n-ke-1 n-ke-n

Tabel 2.4 Simbol kerelasian antar entitas

2.4.5. Pengertian Kamus Data

Menurut Nugroho (2008:121) “Kamus data (data dictionary) adalah

sebuah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database”.

Jadi kamus data memberikan keterangan dari data. Keterangan tersebut dapat

berupa struktur, bentuk, volume, periode, sumber dan aliran data. Penulisan

kamus data disesuaikan dengan kebutuhan. Yang utama adalah kamus data harus

memuat keterangan data yang selengkap-lengkapnya.

2.4.6. Transformasi Model Data

Transformasi model data dari ER-D menjadi tabel relasional adalah

mengubah model ER_M ke dalam bentuk model tabel relasi, yang dimaksudkan

agar model data dapat diimplementasikan pada perangkat lunak yang akan dibuat.

Langkah dalam transformasi ini adalah:

1 1 1

1 n n n

n

25

a. Transformasi Diagram ER menjadi model relasi (skema relasi, tabel

relasi). Adalah mengubah model entitas menjadi bentuk tabel yang berisi

kolom atribut.

b. Penentuan atribut relasi sesuai dengan kamus data yang telah dibuat.

Mengisi kolom atribut sesuai kamus data.

c. Normalisasi, adalah menyesuaikan tabel baik jumlah serta isinya agar

tidak terjadi kerangkapan data. Untuk meminalisir penggunaan sumber

daya, dan meningkatkan performa program nantinya.

d. Pendefinisian struktur tabel. Adalah menerangkan fungsi tabel dan entitas

di dalamnya.

e. Pembuatan relasi antar tabel. Adalah membuat jalur hubungan antar tabel.

2.5. Perangkat Lunak Yang Digunakan

2.5.1. Pengertian .Net Framework

Menurut Kurniawan (2003:2) “.Net Framework merupakan suatu konsep

pemrograman yang menyediakan, antara lain common language runtime, the .Net

framework class library, dan cross-language interoperability.”

Common language runtime adalah suatu lingkungan eksekusi program

yang mengatur eksekusi dari kode dan menyediakan layanan yang

menyederhanakan dan mempermudah proses pembuatan aplikasi.

The .Net framework class library adalah library yang menyediakan akses

terhadap fungsi-fungsi sistem dan didesain untuk menjadi fondasi bagi aplikasi

.Net framework, komponen-komponen, dan kontrol-kontrol.

26

Cross-language interoperability adalah kemampuan dari suatu objek yang

dibuat dengan bahasa pemrograman untuk berinteraksi dengan bahasa

pemrograman yang lain.

2.5.2. Pengertian Visual Basic .Net

Menurut Kurniawan (2003:1) “Visual Basic .Net merupakan pemrograman

Visual yang berbasis pada bahasa Basic”. Pemrograman visual berarti pembuatan

objek program dilakukan dengan menggunakan gambar atau tampilan objek itu

sendiri, misalkan untuk membuat sebuah textbox dilakukan dengan menarik objek

dari toolbox. Berbeda dengan pemrograman yang tidak tervisualisasi dalam

bentuk gambar yang pembuatan objeknya harus menggunakan perintah yang

diketikkan. Sedangkan bahasa Basic adalah bahasa pemrograman yang

dikembangkan oleh Microsoft untuk pembuatan program aplikasi yang dapat

dijalankan pada komputer.

Kelebihan visual basic .net dibandingkan dengan bahasa pemrograman

yang tidak menggunakan .net framework antara lain:

- listing yang diketikkan otomatis menyesuaikan dengan strukturnya,

dengan mengatur jarak dari tepi jendela penulisan listing.

- Tersedia berbagai macam bantuan (help) yang inovatif yang

memudahkan saat mengetikkan kode program atau terjadi kesalahan

(debugging).

- Koneksi database dengan server eksplorer membuat koneksi terhadap

database lebih mudah dan memberikan informasi yang lengkap tentang

sumber dayanya.

27

- Tersedia berbagai macam fungsi instan yang membantu pengaturan

properti objek secara lebih cepat, dan meminimalisir pengetikan kode

program.

- Antarmuka yang lebih tertata.

2.5.3. Pengertian Microsoft Access

Microsoft access Menurut Taufani (2009:1) “Merupakan salah satu

perangkat lunak yang diperuntukkan untuk mengolah database di bawah sistem

Windows. Dengan menggunakan Microsoft Access, seseorang dapat merancang,

membuat, dan mengelola database dengan mudah dan cepat”. Access memiliki

berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan pada saat pembuatan data base

dan pada saat mengolah data.