kebijakan sektoral
DESCRIPTION
KEBIJAKAN SEKTORAL. MENGHASILKAN INDUSTRIALISASI PINGGIRAN. SEKTOR EKONOMI. Sektor Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KEBIJAKAN SEKTORALKEBIJAKAN SEKTORAL
MENGHASILKAN MENGHASILKAN INDUSTRIALISASI PINGGIRANINDUSTRIALISASI PINGGIRAN
SEKTOR EKONOMISEKTOR EKONOMI1. Sektor Pertanian2. Pertambangan & Penggalian3. Industri Pengolahan4. Listrik, Gas, & Air Bersih5. Bangunan6. Perdagangan, Hotel, & Restoran7. Pengangkutan & Komunikasi8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan9. Jasa-Jasa
STRUKTUR EKONOMISTRUKTUR EKONOMI1. Pertanian
2. Pertambangan & Penggalian
1. Industri Pengolahan
2. Listrik, Gas & air Bersih
3. Bangunan
1. Perdagangan, Hotel, & Restoran
2. Pengangkutan & Komunikasi
3. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan
4. Jasa-jasa
Sektor PrimerIdentik Dengan Sektor Pertanian
Sektor SekunderIdentik Dengan Sektor Industri
Sektor TersierIdentik Dengan Sektor Jasa-jasa
TEORI TRANSFORMASI STRUKTURALTEORI TRANSFORMASI STRUKTURAL
Arthur Lewis Membagi perekonomian suatu negara menjadi dua, yaitu
perekonomian tradisonal dan perekonomian industri. Semakin tinggi tinggkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, akan diikuti oleh semakin besarnya masyarakat yang bekerja di sektor industri
Hollis Chenery …sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita,
masyarakat suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sektor pertanian menuju ke sektor industri
Tabel: Struktur Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)Tabel: Struktur Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%)
Sisi Permintaan 2005 2006* 2007*
Konsumsi swasta 3,95 3,1 – 4,1 3,8 – 4,8
Konsumsi pemerintah 8,06 15,9 – 16,9 3,0 – 4,0
Total konsumsi 4,41 4,6 – 5,6 3,7 – 4,7
Total investasi 9,93 5,0 – 6,0 9,9 – 10,9
Ekspor barang dan jasa 8,6 9,1 - 10,1 9,7 – 10,7
Impor barang dan jasa 12,35 6,2 – 7,2 8,3 – 6,3
PDB 5,6 5,0 – 5,7 5,3 – 6,3
Sisi Penawaran 2005 2006* 2007*
Pertanian 2,49 4,3 – 5,3 6,1 – 7,1
Pertambangan dan Penggalian 1,59 8,5 – 9,5 7,2 – 8,2
Industri Pengolahan 4,62 2,2 – 3,2 3,3 – 4,3
Listrik, gas, dan air bersih 6,49 5,8 – 6,8 6,8 – 7,8
Bangunan 7,34 7,1 – 8,1 7,3 – 8,3
Perdagangan, hotel, dan restoran 8,59 4,4 – 5,4 5,7 – 6,7
Pengangkutan dan komunikasi 12,97 11,6 – 12,6 12,6 – 13,6
Keuangan, persewaan, dan jasa 7,12 3,9 – 4,9 4,3 – 5,3
Jasa-jasa 5,16 4,9 – 5,9 3,9 – 4,9
PDB 5,6 5,0 – 5,7 5,3 – 6,3
Tabel: Struktur PDB Indonesia, Tabel: Struktur PDB Indonesia, 20052005
Sektor Dalam persen
Pertanian 13,41
Pertambangan 10,44
Industri 28,05
Listri, gas, dan air 0,92
Bangunan 6,35
Perdagangan 15,74
Pengangkutan dan komunikasi 6,63
Keuangan 8,36
Jasa-jasa 10,10
Total 100,00
Sumber: BPS, 2005
10 Besar Perusahaan Terbaik di Indonesia yang masuk “Top 200 best Companies in Asia” Menurut Far Eastern Economic Review (25/12/2003-5/1/2004)
Sumber: http://www.feer.com/articles/2003/0312_25/free/p064.html, accessed 25 Dec 2003
Tabel: Pertumbuhan Ekonomi dan Tabel: Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan KerjaPenciptaan Lapangan Kerja
Periode
Pertumbuhan
Ekonomi (%)A
Tambahan Angkatan Kerja (juta)
B
Penciptaan Lapangan
Kerja Netto (juta)C
RasioD=C/A
Agt 2002 - Agt 2003 4,61 1, 97 1,16 252.634
Agt 2003 - Agt 2004 4,94 1,22 0,91 184.403Agt 2004 - Nov 2005 6,81 1,88 0,24 34.747Feb 2005 - Feb 2006 5,43 0,48 0,23 42.181
Sumber: Diolah dari Sakernas dan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (BI), 2006
Strategi IndutrialisasiStrategi Indutrialisasi• Broad-based industry strategi industrialisasi yang mengembangkan industri-industri
yang berspektrum luas. Pada kenyataannya strategi ini lebih menekankan pengembangan industri-industri berbasis impor (industri elektronik, tekstil, dll)
• Hi-tech industry strategi industrialisasi yang mengutamakan industri-industri
berteknologi canggih (industri pesawat terbang, kapal dll)
• Agroindustry Industri hasil pertanian berbasis dalam negeri dan merupakan
kelanjutan pembangunan pertanian
Strategi industrialisasi yang Strategi industrialisasi yang dipilih oleh Indonesiadipilih oleh Indonesia lebih cenderung pada strategi lebih cenderung pada strategi Broad-basedBroad-based industryindustry dan dan Hi-tech industryHi-tech industry, dengan alasan :, dengan alasan :
• Memiliki kenggulan seperti: tenaga kerja murah dan sumber daya alam yang melimpah
• Bisa mengambil pelajaran dari industri-industri asing
• Menghasilkan nilai tambah yang besar• Sulit untuk ditiru oleh negara lain
Alasan lain….Alasan lain….
• Faktor Politik
- Mengejar simbol-simbol pembangunan
- Keberpihakan terhadap kelompok kapitalis
• Faktor Ekonomi
- Mengejar transformasi struktural
- Rendahnya tingkat industrialisasi yang dijalankan
Padahal….Padahal….
• Kondisi negara serba terbatas
• Minimnya modal yang dimiliki
• Kualitas sumberdaya manusia yang rendah
• Minimnya penguasaan teknologi
Dengan kondisi yang serba terbatas, Dengan kondisi yang serba terbatas, untuk menjalankan strategi untuk menjalankan strategi Industrialisasi Industrialisasi Broad-based industryBroad-based industry dan dan Hi-tech industryHi-tech industry pemerintah pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan yang menjalankan kebijakan-kebijakan yang sangat sangat proteksionisproteksionis dibidang dibidang perdagangan dan industri (melalui bea perdagangan dan industri (melalui bea masuk). Strategi ini sering disebut masuk). Strategi ini sering disebut dengan dengan “rezim proteksionisme”“rezim proteksionisme”
Kebijakan Proteksionis Ditempuh Melalui Kebijakan Proteksionis Ditempuh Melalui 33 Fase: Fase:
• Fase strategi substitusi impor part one (awal 1970 an) instrumen yang digunakan: - tarif bea masuk - pajak penjualan barang impor
• Fase strategi substitusi impor part two instrumen yang digunakan bersifat non tariff barrier, yaitu
dengan cara pembatasan impor kuantitatif dan ditingkatkannya kandungan lokal
• Fase orientasi ekspor (1982) instrumen yang digunakan adalah subsidi dan kemudahan-
kemudahan lain untuk promosi ekspor
Dampak Industrialisasi Dampak Industrialisasi “rezim proteksionisme”“rezim proteksionisme”
• Kesenjangan Sektoral antara sektor industri dengan non industri (pertanian)
• Kurangnya keterkaitan antar sektoral (Forward Langkage & Backward Langkage)
• Akumulasi kapital pada sekelompok orang tertentu
• Terjadi dualisme - Dualisme Sosial - Dualisme Teknologi - Dualisme Finansial - Dualisme Regional
Perbandingan Asset 300 Konglomerat, Perbandingan Asset 300 Konglomerat, Asset Pemerintah dan GDP (Rp milyar)Asset Pemerintah dan GDP (Rp milyar)
TahunAsset 300
konglomerat (a)Asset
Pemerintah (b)GDP
(c)(a) : (b) (b) : (c)
1988 53.182,0 124.013,0 139.452,0 38,1 88,9
1989 90.968,7 144.455,0 167.184,7 54,4 88,3
1990 128.634,1 179.153,0 195.597,2 65,8 88,6
1991 161.999,5 201.068,0 225.995,7 71,7 89,0
1992 196.732,9 238.000,0 256.508,0 76,7 92,8
1993 227.327,3 261.018,0 300.000,0 75,8 89,0
Neraca Perdagangan Produk Manufaktur Neraca Perdagangan Produk Manufaktur Indonesia 1989-1993 (juta US $)Indonesia 1989-1993 (juta US $)
TahunTeknologi
TinggiTeknologi Menengah
Teknologi Rendah
Total Manufaktur
Total Neraca perdaganga
1989 - 1.477,7 - 5.594,1 4.262,0 - 2.809,8 5.799.3
1990 - 2.297,6 - 7.898,6 4.108,3 - 6.087,9 3.837.1
1991 - 2.539,2 - 9.728,1 5.413,0 - 6.854,3 3.273,6
1992 - 2.827,2 - 8.858,3 7.519,0 - 4.166,5 6.687.4
1993 - 2.775,1 - 10.013,6 10.092,5 - 2.696.5 8.495,2
Jenis udangJenis udang Dominan dikembangkan di Indonesia
Udang windu (Penaeus monodon)Udang putih (P. merguensis, P. vannamei)Udang galah (Macrobachium rosenbergii)Udang api-api (Metapenaeus spp)
Dominan dikembangkan di Jawa TimurUdang windu (Penaeus monodon)Udang putih (P. merguensis, L. vannamei, L stylirostris)
Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
P. monodon
Macrobachium rosenbergi
P. merguensis
Metapenaeus spp
PANGAN TIDAK CUKUP BAGI MASYARAKAT TUNA LAHAN , TUNA PEKERJAAN DLL
PENYEBAB: FAKTOR EKONOMI, KENAIKAN HARGA BBM, KEHILANGAN PEKERJAAN DLL
DAMPAKNYA BUSUNG LAPAR, KEMATIAN BAYI, BALITA, IBU TIDAK SEHAT
PERMASALAHAN PPKPERMASALAHAN PPK
• Kemiskinan dan ketidaktahanan pangan
• Kegureman, atau skala usaha PPK sangat terbatas
• Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha
• Degradasi kualitas SDA
• Daya saing, produktivitas , efisiensi usaha dan persaingan yang tidak adil.
PERAN PERTANIAN, PERIKANAN PERAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANANDAN KEHUTANAN
• PEMBENTUKAN PDB• PEROLEHAN DEVISA• PENYEDIAAN PANGAN• BAHAN BAKU INDUSTRI• PENGENTASAN KEMISKINAN• PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA• PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT
KONTRIBUSI PERTANIAN, PERIKANAN DAN KONTRIBUSI PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (PPK) TERHADAP EKONOMI KEHUTANAN (PPK) TERHADAP EKONOMI
MAKROMAKRO
2000 2001 2002 2003 2004
Pertumbuhan PDB-PPK (%)
1,9 4,1 2,8 3,1 3,1
Pangsa PDB-PPK (%) 15,6 15,6 15,7 15,0 14,7
Kesempatan Kerja PPK (juta orang)
40,5 39,7 40,6 42,0 43,0
Pangsa Kesempatan kerja PPK (%)
45,1 43,8 44,3 46,3 46,6
TARGET REVITALISASI PERTANIAN, TARGET REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANANPERIKANAN DAN KEHUTANAN
Triple Track Strategy Kabinet Indonesia Bersatu: Pengurangan Kemiskinan dari 16,6% Thn 2004 menjadi
8,2% Thn 2009 dan Penurunan Pengangguran terbuka dari 9,7% Thn 2004 menjadi 5,1% Thn 2009.
Peningkatan Daya saing Ekonomi Nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6% pertahun, rasio investasi terhadap PDP dari 16,0% Thn 2004 menjadi 24,4% Thn 2009.
Rata-rata pertumbuhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mencapai 3,5% pertahun
KESIMPULANKESIMPULANPermaslahan Sektoral Permaslahan Sektoral
Fenomena;
Terjadi Kesenjangan Pertumbuhan Antara Sektor Pertanian Dengan Sektor Industri
Dilatar Belakangi Oleh:
1) Tujuan Polotik : Mengejar Simbul-Simbul Pertumbuhan Ekonomi
- Memerlukan keberpihakan terhadap kaum kapitalis,
keberpihakan tersebut melalui :
Proteksi
(Rezim Proteksionisme Industry)
Subsidi
Dampaknya :
Dualisme Sektoral antara industri manufaktur dgn pertanian
Kurangnya Keterkaitan Antar Sektoral (Forward Langkage &
Backward Langkage)