bab ii akseptor kb

42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga Berencana 1. Pengertian Menurut WHO ( Expert Commite 1970 ), Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mendapat kelahiran yang memang di inginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Program KB menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual [Type text] 8 STIKes Faletehan

Upload: rhido-pangestu

Post on 06-Dec-2015

240 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tinjauan Pustaka KB

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II akseptor KB

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana

1. Pengertian

Menurut WHO ( Expert Commite 1970 ), Keluarga Berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk

mendapatkan objektif – objektif tertentu, menghindari kelahiran yang

tidak di inginkan, mendapat kelahiran yang memang di inginkan,

mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

dalam hubungan dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah

anak dalam keluarga.

Program KB menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan

usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program

pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan

ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat di

capai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional

(Depkes, 1999 dalam Suratun, 2008).

2. Tujuan Program KB

Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi

program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang

kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai

keluarga berkualitas tahun 2015.

[Type text] 8 STIKes Faletehan

Page 2: BAB II akseptor KB

9

Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :

1. Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi pemerintah

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian ibu bayi, dan anak

serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka

membangun keluarga kecil berkualitas.

3. Ruang Lingkup program KB

1. Komunikasi informasi dan edukasi

2. Konseling

3. Pelayanan kontrasepsi

4. Pelayanan infertilitas

5. Pendidikan sex

6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

7. Konsultasi genetik.

4. Sasaran Program KB

Sasaran program KB di bagi dua yaitu sasaran langsung dan tidak

langsung, tergantung tujuan yang ingin di capai.

Adapun sasaran program KB nasional lima tahun kedepan seperti

tercantum dalam RPJM 2004 - 2009 adalah sebagai berikut :

a. Menurunnya rata – rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara

nasional menjadi satu, 14% pertahun.

b. Menurunkan angka kelahiran Total fertility rate (TFR) menjadi 2,2 per

perempuan.

c. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5%.

STIKes Faletehan

Page 3: BAB II akseptor KB

10

d. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang efektif dan

efisien.

e. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang

anak.

f. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1

yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.

g. Meningkatnya institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

KB dan kesehatan reproduksi.

B. Wanita Usia Subur

Wanita usia subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia antara 15-

49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya (Depkes RI 2009

dalam Rizkasulis).

C. Akseptor Keluarga Berencana

1. Pengertian

Peserta KB (Akseptor KB) adalah PUS yang mana salah seorang dari

mereka menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan

kehamilan, baik melalui program maupun non program (Syaifuddin,

2006).

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007 dalam

USU, 2011).

2. Jenis-jenis Akseptor KB

a. Akseptor Aktif adalah Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan

salah satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau

mengakhiri kesuburan.

b. Akseptor Aktif Kembali adalah Pasangan Usia Subur yang telah

menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak

STIKes Faletehan

Page 4: BAB II akseptor KB

11

diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat

kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah

berhenti/istirahat kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan

karena hamil.

c. Akseptor KB Baru adalah Akseptor yang baru pertama kali

menggunakan alat/obat kontrasepsi atau WUS yang kembali

menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.

d. Akseptor KB Dini adalah Para ibu yang menerima salah satu cara

kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.

e. Akseptor Langsung Para Istri yang memakai salah satu cara

kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

f. Akseptor dropout adalah Akseptor yang menghentikan pemakaian

kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007 dalam USU, 2011).

D. Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan

kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur

dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi,

maka yang menbutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif

melakukan hubungan seks dan kedua – duanya memiliki kesuburan

normal namun tidak menghendaki kehamilan.

2. Fungsi Kontrasepsi

Fungsi kontrasepsi sebagai berikut:

a. Memudahkan agar tidak terjadi ovulasi

b. Melumpuhkan sperma

c. Menghalangi pertemuan antara sel sperma dengan telur.

STIKes Faletehan

Page 5: BAB II akseptor KB

12

3. Jenis Metoda kontrasepsi

Individu dan pasangan memerlukan layanan kesehatan reproduksi yang

sifatnya menyeluruh, penyimpanan suatu ragam metoda kontrasepsi yang

sesuai adalah komponen penting dari layanan tersebut. Semua layanan

seharusnya memiliki kualitas terbaik. Penyedia layanan ini perlu

mengenali dan mengatasi kenyataan bahwa wanita sering kali menghadapi

keadaan – keadaan khusus yang menyebabkan mereka sulit memperoleh

layanan. Pengidentifikasian dan respon terhadap keinginan wanita akan

membantu menjamin kualitas layanan perawatan kesehatan reproduksi,

termasuk penyediaan suatu ragam metoda yang sesuai.

Tabel 2.1Pemilihan Metoda Kontrasepsi Rasional

Masa Menunda Kesuburan/Kehamilan

Masa Mengatur / Menjarangkan Kelahiran

Masa Mengakhiri Kehamilan

Masa mencegah kehamilan.

Masa terbaik untuk melahirkan dengan jarak kehamilan antara 2 – 4 tahun.

Masa tidak hamil lagi

20 Tahun 30 Tahun

Pil KB AKDR Kondom Vagina Jelly

IUD Suntik KB Pil Mini Pil KB Implant

Kontap IUD Implant Suntik KB Pil KB

Sumber: Suratun. SKm, Dkk: Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.

a. Metoda Kontrasepsi Sederhana

1) Kondom

a) Kondom Pria

Pertama kali dibuat, kondom diperuntukan hanya untuk laki –

laki, sekarang ini sudah ada kondom yang dapat digunakan

oleh wanita. Kondom merupakan selubung atau sarung karet

tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan

STIKes Faletehan

Page 6: BAB II akseptor KB

13

air mani yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga

tidak tercurah pada vagina. Bentuknya ada dua macam, yaitu

polos dan berputing. Bentuk berputing ada kelebihannya yaitu

bahwa puting pada ujung kondom tersebut dapat menampung

sperma setelah ejakulasi. Cara kerja kondom yaitu mencegah

pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa

mencapai saluran genital wanita.

(1) Keuntungan

1. Murah dan dapat di beli secara umum.

2. Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan

tenaga kesehatan.

3. Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga

kesehatan.

4. Mudah cara pemakaiannya.

5. Tidak mengurangi kenikmatan bersenggama.

6. Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi

menular seksual (IMS).

7. Efektifitas jika digunakan secara benar dan konsisten,

dan

8. Tidak mengganggu produksi ASI.

(2) Efek samping

Kecewa karena gagal (bocor) dan alergi namun jarang

terjadi.

b) Kondom Wanita

Kondom untuk wanita adalah suatu sarung poliuretan dengan

panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka

melekat kesuatu cincin poliuretan lentur. Cincin poliuretan ini

berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan

kondom di vagina. Kondom wanita mengandung pelumas

STIKes Faletehan

Page 7: BAB II akseptor KB

14

berbahan dasar silicon dan tidak memerlukan pelumas

spermisida serta hanya sekali pakai. Efektifitas dari

penggunaan kondom ini menunjukan sama dengan efektifitas

dari penggunaan diafragma. Dengan angka kegagalan 5 – 21

%.

(1) Keuntungan

1. Dapat di beli tanpa resep di sebagian besar apotik.

2. Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi

menular seksual (IMS).

3. Lebih kuat dari pada kondom laki – laki.

4. Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih

kecil dibandingkan kondom laki – laki.

5. Dapat di pasang jauh sebelum hubungan intim (yaitu

beberapa jam) dan dapat di biarkan beberapa waktu

setelah ejakulasi, sehingga proses hubungan intim tidak

terganggu

(2) Kekurangan

1. Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara

gemirisik saat berhubungan intim.

2. Penampilan kurang menarik.

3. Pada awal menggunakan alat ini, proses

pemasangannya mungkin agak sulit.

4. Kadang – kadang dapat terdorong seluruhnya kedalam

vagina.

5. Harganya masih mahal.

2) Senggama Terputus (Coitus interuptus)

Senggama terputus merupakan kontrasepsi yang paling tua dan

telah di kenal sejak abad 18. Coitus interuptus atau senggama

terputus adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis

STIKes Faletehan

Page 8: BAB II akseptor KB

15

dari liang vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Dengan cara

ini kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa di

kurangi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat atau

obat sama sekali sehingga relatif sehat untuk di gunakan wanita di

bandingkan dengan metoda kontrasepsi lain. Namun resiko

kegagalan dari metoda ini cukup tinggi.

Efek samping dari senggama terputus yaitu dahulu dikatakan

menyebabkan hipertropi prostat, dan impotensi dan bendungan

panggul tetapi belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan hal

tersebut. Tetapi bila salah satu pasangannya tidak setuju dapat

menyebabkan ketegangan sehingga merusak keharmonisan

hubungan seksual.

3) KB Alami

Keluarga berencana alami di dasarkan pada siklus masa subur dan

tidak subur seorang wanita. Dasar utamanya yaitu saat terjadinya

ovulasi. Sperma dapat hidup ± 3 hari setelah ejakulasi maka

ovulasi sudah dapat di ramalkan sebelumnya. Untuk menentukan

saat ovulasi ada tiga cara, yaitu:

a) Metoda Kalender

Pasangan suami istri tidak senggama pada saat suburnya istri.

Masa subur wanita adalah masa ketika sel telur keluar dari

indung telur, yaitu 14 hari sebelum haid yang akan datang, atau

hari ke - 12 sampai hari ke - 16. Karena sel sperma masih hidup

3 hari setelah ejakulasi, maka hari ke - 17 dan 18 dan hari ke -

11 merupakan waktu untuk hidupnya sel telur, maka masa

subur menjadi 8 hari. Karena siklus menstruasi pada umumnya

28 hari, maka hari ke 11 – 18 dinyatakan sebagai hari subur.

Sebelum menggunakan metoda kalender, siklus haid selama 6 -

12 bulan perlu di catat untuk menetapkan masa subur.

STIKes Faletehan

Page 9: BAB II akseptor KB

16

Misalnya: siklus haid pada bulan januari sampai juni 2006

sebagai berikut: 28, 30, 28, 25, 30, 32. Haid biasanya bervariasi

antara 25 dan 32 hari, maka untuk mengetahui masa aman pre –

ovulasi yaitu dengan cara mengurangi 18 hari dari siklus

terpendek (25 - 18 = 7).

Sedangkan untuk mengetahui masa aman post ovulasi yaitu

dengan cara mengurangi 11 dari siklus yang terpanjang (32 -11

= 21). Dengan dimikian, maka masa aman (masa tidak subur)

yaitu sebelum hari ke – 7 dan sesudah hari ke - 21. Sebaliknya

masa tidak aman (masa subur) yaitu dari tanggal 7 sampai

dengan tanggal 21.

b) Metoda Suhu Basal

Dasarnya adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena

kadar progesteron naik antara 0,3 – 0,5 C. peningkatan segera

atau berangsur – angsur dan terus menerus. Seperti bentuk

tangga atau gambaran gigi gergaji. Suhu basal diukur dengan

termometer khusus dan dicatat pada kartu grafik, hal ini untuk

mengetahui perubahan suhu dan bukan nilainya. Pengukuran

suhu dilakukan setiap pagi hari sebelum makan dan minum.

Kekurangan metoda ini yaitu tidak dapat mengetahui masa

aman post ovulasi. Untuk itu, dalam penggunaannya sering

dikombinasikan dengan metoda kalender agar dapat di ketahui

masa aman pre ovulasi.

Pelaksanaannya: Masa aman pre ovulasi yaitu dengan

menggunakan metoda kalender atau dengan mengurangi

peningkatan suhu dini yang telah tercatat 6 bulan, maka masa

aman post ovulasi terjadi 3 hari setelah kenaikan suhu basal.

c) Metoda Lendir Serviks

STIKes Faletehan

Page 10: BAB II akseptor KB

17

Dasarnya adalah perubahan kualitatif dan kuantitatif dari lendir

serviks yang dipengaruhi hormon ovarium.

Perubahan ini terdiri dari 5 fase yaitu:

Fase 1 : Masa kering yaitu terjadi segera setelah menstruasi

karena kadar estrogen menurun sehingga kurang

merangsang sekresi.

Fase 2 : Masa pre ovulasi dini karena kadar estrogen mulai

meningkat dan akibatnya sekresi lendir keruh dan

liat.

Fase 3 : Hari – hari basah yaitu beberapa hari sebelum dan

sesudah ovulasi. Kadar esterogen meningkat, maka

lendir berubah menjadi jernih, licin seperti putih

telur.

Fase 4 : Masa post ovulasi yaitu kadar progestron

meningkat sehingga lendir berkurang sekali dan

menjadi keruh dan liat

Fase 5 : Masa pre menstruasi dimana lendir kadang –

kadang menjadi jernih lagi dan sangat cair, fase ini

tidak selalu terjadi.

4) Diafragma

Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menutup

serviks dari bawah sehingga sel mani tidak bisa memasuki saluran

serviks, biasanya dipakai dengan spermicide. Walaupun kap

serviks dapat dipasang sendiri tapi harus selalu dengan petunjuk

dan pengawasan dokter serta memerlukan pengertian yang cukup

tinggi dari pemakai.

Diafragma terbuat dari karet, berbentuk setengah bola, pinggirnya

mengandung per datar atau spiral, di buat berbagai ukuran dari

diameter 45 – 105 mm serta jenis ukuran yang sering di pakai

diameter 70mm, 75mm, 80mm, dan 85mm.

STIKes Faletehan

Page 11: BAB II akseptor KB

18

a) Keuntungan

1. Efektif bila di gunakan dengan benar.

2. Tidak mengganggu produksi ASI.

3. Tidak menggangu kesehatan Akseptor.

4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

b) Kekurangan

1. Dapat terjadi sensitifasi terhadap karet atau spermatisida.

2. Dapat menyebabkan infeksi.

3. Perlu penyuluhan dan penjelasan secara berkala oleh tenaga

kesehatan.

Efektifitas bila digunakan dengan benar dan di kombinasikan

dengan spermatisida, maka angka kegagalan diafragma adalah

4% - 8% kehamilan. Penyebab kegagalan, selain motivasi yang

kurang adalah pemasangan atau pelepasan yang tidak tepat,

terlepas saat berhubungan intim, dan adanya cacat pada

diafragma yang tidak diketahui.

5) Kontrasepsi Kimiawi atau Spermicide

Spermicide adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat

mematikan dan menghentikan gerak atau melumpuhkan

spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel

telur. Gerakan – gerakan senggama akan merubah spermatisida

menjadi busa yang akan meliputi serviks, sehingga secara mekanis

menutup ostium uteri aksternum dan mencegah masuknya sperma

kedalam kanalis servikalis. Spermatisida dapat dipakai sebagai

usaha tunggal untuk kontrasepsi, tetapi akan lebih efektif apabila di

pakai bersamaan dengan diafragma atau pemakaian kondom pada

suami.

STIKes Faletehan

Page 12: BAB II akseptor KB

19

Spermatisida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jeli, aerosol,

atau tisu KB yang harus di tempatkan di dalam vagina setinggi

mungkin dekat serviks.

a) Tablet Vagina

Tablet ini berbentuk cairan pil atau tablet yang akan

membentuk busa apabila kontak dengan mukosa vagina dengan

bantuan gerakan – gerakan pada saat senggama.

b) Krim dan Jeli

Krim dan jeli adalah bahan kimia yang mudah mencair pada

suhu tubuh, dan mudah menyebar ke seluruh liang vagina.

c) Aerosol

Dikemas dalam kaleng / kontainer bersama dengan alat untuk

memasukannya (aplikator).

(1) Efektifitas

Cukup efektif apabila di pakai dengan kontrasepsi lain

seperti kondom dan diafragma. Kegagalan teoritis 3%,

praktis berkisar 10 - 30%.

(2) Keuntungan

Tidak memerlukan resep dokter, mudah memakainya, dan

dapat berfungsi sebagai pelicin dalam vagina.

(3) Kekurangan

Memerlukan motivasi terus – menerus, dapat menimbulkan

reaksi alergi dan iritasi.

(4) Efek samping

STIKes Faletehan

Page 13: BAB II akseptor KB

20

Keluhan yang sering muncul adalah rasa panas dan nyeri

pada kemaluan serta lecet – lecet (dermatitis kontak).

Penanggulangannya adalah dengan cara menghentikan

pemakaian dan anti dengan cara lain.

d) Tisu KB

Tisu KB adalah alat kontrasepsi wanita yang di gunakan dalam

vagina sebelum bersenggama yang berbentuk kertas tipis dan

mengandung obat spermatisida. Pada saat ini tisu KB beredar

di pasaran dengan nama intravag.

(1) Efektifitas

Efektifitas selama 4 jam dalam vagina setelah

bersenggama, namun harus memakai satu buah lagi bila

senggama diulang, agar menjadi lebih aman dan pasti

hasilnya.

(2) Efek samping

1. Gatal – gatal.

2. Perubahan masa menstruasi 0,85%.

3. Meningkatnya cairan vagina.

4. Iritasi dinding vagina.

b. Metoda Kontrasepsi Efektif

Metoda kontrasepsi efektif adalah metoda yang dalam penggunaannya

mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian tinggi

serta angka kegagalan rendah bila di bandingkan dengan metoda

kontrasepsi sederhana. Metoda kontrasepsi efektif ini terdiri Pil KB,

suntik KB, AKBK dan AKDR

1) Pil KB

STIKes Faletehan

Page 14: BAB II akseptor KB

21

Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk

pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen

dan progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon progesteron

saja. Kebijaksanaan penggunaan pil diarahkan terhadap pemakaian

pil dosis rendah, tetapi meskipus demikian pil dosis tinggi masih di

sediakan terutama untuk membina peserta KB lama yang

menggunakan dosis tinggi.

a) Jenis – Jenis Tablet Menurut Kontraindikasinnya

Dosis :

1. Tablet dosis tinggi (High Dose): Berisi 50 Mcg

Adalah tablet yang mengandung estrogen 50 – 150 Mcg

dan progesteron 1 - 10 mg. Yang termasuk jenis ini adalah

a. Tablet KB Noriday (dari Population Council)

b. Tablet KB Ovostat (PT Organon)

2. Pil Dosis Rendah (Low Dose): Berisi 30 Mcg

Adalah pil yang mengandung 30 – 50 Mcg estrogen dan

kurang dari 1 mg progesteron. Yang termasuk jenis ini

adalah :

a. Pil KB Microgynon 30 (PT schering) atau kimia farma

lisensi Schering.

b. Pil KB Marvelon (PT Organon)

3. Pil Mini

Adalah pil yang mengandung hormon progesteron kurang

dari 1 mg. Yang termasuk jenis ini adalah Pil KB Exluton.

b) Jumlah Tablet

Jumlah tablet pada setiap strip bervariasi, yaitu 28 tablet dan 21

tablet. Pada strip yang berisis 28 tablet terdiri dari 21 tablet

yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, serta 7

tablet yang mengandung vitamin. Pada strip yang berisi 21

STIKes Faletehan

Page 15: BAB II akseptor KB

22

tablet, kesemuanya mengandung hormon estrogen dan

progesteron.

c) Keuntungan

1. Reversibilitasnya atau kembalinya kesuburan tinggi.

2. Mudah menggunakannya.

3. Mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi.

4. Mencegah anemia defesiensi zat besi.

5. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan

ektopik.

6. Mengurangi resiko kanker ovarium.

7. Cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan pertama

dari WUS muda.

8. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang

mengandung progesteron antara lain exluton atau pil mini.

9. Tidak mengganggu hubungan seksual.

d) Kekurangan

1. Memerlukan disiplin dari pemakai.

2. Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung

estrogen.

3. Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia.

4. Nyeri payudara.

5. Berhenti haid, tetapi pada penggunaan pil kombinasi jarang

terjadi.

6. Mual, terutama pada 3 bulan pemakaian.

7. Dapat meningkatkan tekanan darah.

8. Tidak di anjurkan pada wanita yang berumur di atas 30

tahun karena akan mepengaruhi keseimbangan

metabolisme tubuh.

e) Efek samping

STIKes Faletehan

Page 16: BAB II akseptor KB

23

1. Perdarahan Pervagina.

2. Tekanan Darah Meningkat.

3. Perubahan Berat Badan.

4. Kloasma.

5. Tromboemboli.

6. Air Susu Berkurang.

7. Rambut Rontok.

8. Varises.

9. Perubahan Libido.

10. Depresi.

11. Pusing dan Sakit Kepala.

2) Suntik KB

Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntik KB. Jenis yang

beredar di Indonesia adalah:

a) Yang hanya mengandung hormon progesteron yaitu :

1. Depo Provero 150 mg

2. Depo Progestin 150 mg

3. Depo geston 150 mg

4. Noristerat 200mg

b) Yang mengandung 25 mg Medroxy progesteron acetat dan 5

mg estradiol cypionate yaitu cyclofem.

(1) Keuntungan

1. Praktis efektif dan aman.

2. Tidak mempengaruhi ASI, cocok di gunakan untuk ibu

menyusui.

3. Dapat menurunkan kemungkinan anemia.

(2) Efek Samping

1. Gangguan Haid.

2. Depresi.

STIKes Faletehan

Page 17: BAB II akseptor KB

24

3. Keputihan.

4. Jerawat.

5. Perubahan Libido.

6. Perubahan Berat Badan.

7. Pusing dan Sakit Kepala.

8. Hematoma.

9. Infeksi dan Abses: Diakibatkan pemakaian jarum suntik

yang tidak steril.

3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant)

Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah alat kontrasepsi

yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini

adalah implant dengan nama dagang “ NORPLANT”. Implant

terdiri dari 6 batang, 4 batang bahkan 1 batang kapsul silastik,

dimana setiap kapsulnya berisi levonorgestrel sebanyak 36 mg.

Jenis lain dari AKBK adalah jadelle dan implanon yang sudah

banyak di pasarkan di eropa. Jadelle adalah AKBK dua batang

yang melepaskan levonorgestrel (sekitar 35 ig/hari hingga 18

bulan), memiliki profil farmokologis dan klinis identik dengan

norplant. Keuntungan pertama dari Jadelle adalah pemasangannya

lebih mudah di bandingkan norplant.

Implant adalah sistem satu batang yang melepaskan levonorgestrel

dengan dosis yang bertahap, yaitu 60 - 70 ig/ hari pada bulan

pertama pemasangan, 35 – 45 ig/hari pada akhir tahun pertama

pemasangan, sampai 25 – 30 ig/hari pada akhir tahun ketiga.

Implanon ini mudah dalam pemasangan maupun pengeluaran.

Serta memiliki profil farmakologis dan klinis yang sangat baik.

Besar kecilnya levonorgestrel tergantung besar kecil nya

permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding tersebut. Satu

sel implant yang terdiri dari 2, 4 dan 6 kapsul dapat bekerja secara

STIKes Faletehan

Page 18: BAB II akseptor KB

25

efektif selama lima tahun. Sedangkan Jedelle dan implanon efektif

selama 1 – 3 tahun.

a) Keuntungan

1. Tidak menekan produksi ASI.

2. Praktis dan efektif.

3. Tidak ada faktor lupa.

4. Masa pakai jangka panjang (5 tahun).

5. Membantu mencegah anemia.

6. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah

pengangkatan implant.

b) Kekurangan

1. Implant harus di pasang dan di angkat oleh petugas

kesehatan.

2. Implant lebih mahal dari pada pil KB atau suntikan dan

cara KB jangka pendek lainnya.

3. Implant sering mengubah pola haid.

4. Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri.

c) Efek Samping

1. Gangguan Haid.

2. Depresi.

3. Keputihan.

4. Jerawat.

5. Perubahan Libido.

6. Perubahan Berat Badan.

7. Pusing dan Sakit Kepala.

8. Hematoma.

9. Infeksi dan Abses: Diakibatkan pemakaian jarum suntik

yang tidak steril.

4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)

STIKes Faletehan

Page 19: BAB II akseptor KB

26

Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang di

masukan kedalam rahim yang bentuknya bermacam – macam,

terdiri dari plastik (polyethyline). Ada dililit tembaga (Cu), ada

pula yang tidak, ada pula yang dililit tembaga bercampur perak

(Ag) selain itu ada pula yang di batangnya berisi hormon

progesteron.

a) Jenis – Jenis AKDR

1. IUD Generasi Utama : disebut lippesloop, berbentuk spiral

atau huruf S ganda, terbuat dari plastik (polyethyline)

2. IUD Generasi Kedua :

a. Cu T 200 B : berbentuk T yang batangnya di lilit

tembaga (Cu) dengan kandungan tembaga.

b. Cu 7 : berbentuk angka 7 yang batangnya

dililit tembaga.

c. ML Cu 250 : berbentuk 3/3 lingkaran elips yang

bergerigi yang batangnya dililit tembaga.

3. IUD Generasi Ketiga :

a. Cu T. 380 A : berbentuk huruf T dengan lilitan

tembaga yang lebih banyak dan perak.

b. Ml Cu 375 : batangnya di llilit tembaga berlapis

perak.

c. Nova T. Cu 200 A: batang dan lengannya di lilit

tembaga

4. IUD Generasi Keempat

Ginefix, merupakan AKDR tanpa rangka, terdiri dari

benang polipropilen monofilament dengan 6 butir tembaga.

b) Efektifitas

Efektifitas AKDR tinggi, angka kegagalan berkisar 1%

1. Lippesloop sebagai generasi pertama dipakai selama di

inginkan, kecuali bila ada keluhan.

STIKes Faletehan

Page 20: BAB II akseptor KB

27

2. Cu T 200 B, Cu 7, ML Cu 250 sebagai generasi ke 2 di

pakai selama 3 – 4 tahun.

3. IUD generasi ketiga: Cu T 380 A, ML Cu 380 selama 10

tahun.

c) Keutungan

1. Praktis, ekonomis mudah di kontrol, aman untuk jangka

panjang dan kembalinya masa kesuburan cukup tinggi.

2. Tidak di pengaruhi faktor lupa seperti pil.

d) Efek Samping

1. Perdarahan.

2. Keputihan.

3. Ekspulsi.

4. Nyeri.

5. Infeksi.

6. Translokasi.

c. Metoda Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan

pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada

saluran telur wanita atau saluran mani yang mengakibatkan orang atau

pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi.

1) Vasektomi /MOP

Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi

keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran

mani (vasdeferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat

senggama. Vasektomi ini tidak sama dengan kebiri atau kastrasi

STIKes Faletehan

Page 21: BAB II akseptor KB

28

yang mengangkat buah pelir. Bekas operasi hanya berupa satu luka

kecil di tengah atau di antara kiri dan kanan kantong zakar.

a) Keuntungan

1. Tidak ada mortalitas.

2. Morbiditas kecil sekali.

3. Pasien tidak perlu di rawat di rumah sakit.

4. Dilakukan dengan anastesi lokal atau pembiusan setempat

dan hanya berlangsung kurang lebih 15 menit.

5. Efektif, karena data di cek kepastiannya karna hanya dapat

di cek di laboratorium.

6. Tidak menggangu hubungan seks selanjutnya.

b) Kekurangan

1. Harus dengan tindakan pembedahan

2. Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan

infeksi.

3. Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma nol

dalam beberapa hari atau minggu untuk dapat berhubungan

dengan bebas agar tidak terjadi kehamilan.

4. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin

mempunyai anak lagi.

c) Vasektomi dianggap gagal bila:

1. Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau

10 – 15 kali ejakulasi masih di jumpai spermatozoa.

2. Di jumpai spermatozoa setelah sebelumnya azosperma.

3. Istri (pasangan) hamil.

2) Tubektomi/MOW

Tubektomi atau kontap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen

untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat

STIKes Faletehan

Page 22: BAB II akseptor KB

29

dan atau memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian,

maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma

karena adanya hambatan pada tuba. Tubektomi di lakukan dengan

anastesi lokal dan tanpa di rawat. Tekhniknya pun beraneka ragam

seperti tubektomi lapraskopik, kuldoskopik, kolpotomi posterior

dan minilaparatomi. Tubektomi minilaparotomi lebih dikenal

dengan sterilisasi minilap karena sayatannya di dinding perut kecil

(mini) yaitu kira – kira 2,5 cm.

a) Waktu pelaksanaan

1. Pasca persalinan sebaiknya dalam jangka waktu 48 jam

pasca persalinan.

2. Pasca keguguran, dapat dilakukan pada hari yang sama

dengan evakuasi rahim atau keesokan harinya.

3. Dalam masa interval (keadaan tidak hamil), sebaiknya

dilakukan dalam 2 minggu pertama dari siklus haid ataupun

setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah

satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut.

b) Keuntungan

1. Tekniknya mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter

umum.

2. Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana.

3. Dapat dilakukan di Rumah Sakit kecil atau di Puskesmas

4. Dapat dilakukan pada pasca persalinan, pasca keguguran

dan masa interval.

5. Dapat dilakukan dengan anastesi lokal.

6. Luka pembedahan dapat diperlebar jika diperlukan.

7. Kegagalan teknik sangat rendah dan keberhasilan hampir

100%.

8. Sebagai teknik pengganti jika teknik laparoskopik atau

kuldoskopik gagal.

STIKes Faletehan

Page 23: BAB II akseptor KB

30

9. Waktu pembedahan singkat, biaya relatif murah.

10. Prosedur dapat dilakukan tanpa di rawat.

11. Masa penyembuhan pasca bedah singkat.

E. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Menjadi

Akseptor KB Pada WUS

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut bloom (1908) dalam notoatmodjo (2003) menyatukan perilaku

manusia itu terbagi 3 ranah atau kawasan yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor. Pengetahuan kognitif meriupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman dan rasa raba. Sebagian besar pengetauan manusia di peroleh

oleh mata dan telinga.

b. Tingkatan Pengetahuan Dalam Kognitif

1) Tahu (know)

Di artikan sebagai suatu pengingat materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (real) sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian yang di

pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah di

pelajari adalah dengan rasa menyebutkan, mengurai,

mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

STIKes Faletehan

Page 24: BAB II akseptor KB

31

2) Memahami (comprehension)

Di artikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

objek yang diketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar, orang yang telah paham secara objek atau materi

harus dapat menjelaskan dan menyebutkan. Contohnya,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

telah di pelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah di pelajari atau situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

4) Analisis

Adalah situasi kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen - komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain.

Kemampuan analisis dapat dari pengguanaan kata kerja, seperti

dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan

mengelompokan.

5) Shyntesis

Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilitian ini di

dasarkan kriteria yang telah ada.

STIKes Faletehan

Page 25: BAB II akseptor KB

32

Pengetahuan aksepor KB di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

internal yang terdiri dari pengalaman dan pendidikan. Sedangkan faktor

eksternal terdiri dari pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan dan media massa (Notoatmodjo, 2003).

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai

tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dari

pada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang. Rendahnya

tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh juga terhadap

peningkatan derajat kesehatan. Oleh karena sikap masyarakat yang belum

terbuka dengan hal – hal atau inovasi baru (Notoatmodjo, 2005).

Pendidikan adalah Jenjang atau tingkat pendidikan yang dapat diselesaikan

sampai saat dilakukan penelitian (Magfiroh, 2009).

Dengan semakin tingginya pendidikan maka semakin tinggi pula informasi

yang diterima salah satunya mengenai KB.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan, di perbuat atau di kerjakan

dengan mendapat hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang. (kamus

Besar bahasa Indonesia, 2008). Pekerjaan bukanlah sumber kesenagan

tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah membosankan,

berulang dan banyak tantangan (Enrick, dalam Nursalam, 2001).

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, seseorang

yang bekerja akan berinteraksi dengan lingkungan di tempat ia bekerja

yang akan menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya salah

satunya pengetahuan tentang KB. Pada wanita yang bekerja akan memiliki

waktu yang lebih sedikit untuk mengurus keluarganya di banding wanita

yang tidak bekerja, serta wanita yang bekerja cenderung akan membatasi

STIKes Faletehan

Page 26: BAB II akseptor KB

33

jumlah anak dengan keikutsertaanya menjadi akseptor KB (Magfiroh,

2009).

4. Dukungan Keluarga

a. Pengertian

Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik

moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam

melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai

informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau

tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab (Sarwono,

2003).

b. Jenis Dukungan Keluarga

Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya.

Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung,

selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Friedman 1998 dalam USU). Terdapat empat dimensi dari dukungan

keluarga yaitu:

1) Dukungan emosional

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada anggota keluarga

yang mengalami masalah kesehatan, misalnya umpan balik dan

penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat

yang aman untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi.

2) Dukungan informasi

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator

(penyebar) informasi tentang dunia apabila individu tidak dapat

STIKes Faletehan

Page 27: BAB II akseptor KB

34

menyelesaikan masalah yang dihadapi maka dukungan ini

diberikan dengan cara memberi informasi, nasehat, dan petunjuk

tentang cara penyelesaian masalah. Keluarga juga merupakan

penyebar informasi yang dapat diwujudkan dengan pemberian

dukungan semangat, serta pengawasan terhadap pola kegiatan

sehari-hari.

3) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

kongkrit. Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan

untuk meringankan beban bagi individu yang membentuk dan

keluarga dapat memenuhinya, sehingga keluarga merupakan

sumber pertolongan yang praktis dan konkrit yang mencakup

dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan, waktu, serta

modifikasi lingkungan.

4) Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan mempengaruhi pemecahan masalah dan sebagai

sumber dan validator identitas anggota. Terjadi lewat ungkapan

hormat atau positif untuk pasien, misalnya: pujian atau reward

terhadap tindakan atau upaya penyampaian pesan ataupun masalah,

keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik seperti

dorongan bagi anggota keluarga.

Saran dan informasi yang di berikan oleh keluarga sangat berpengaruh

terhadap keikutsertaan pasangan usia subur menjadi akseptor KB, karena

pendapat keluarga adalah suatu motivasi yang di berikan untuk

mendukung dan membangun baik secara verbal maupun non verbal

terhadap WUS serta akan mempengaruhi keharmonisan keluarga.

5. Dukungan Petugas Kesehatan

STIKes Faletehan

Page 28: BAB II akseptor KB

35

Tenaga kesehatan selain memberi dukungan moral bagi klien juga harus

bekerjasama dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar

terjalin hubungan yang terbuka antara petugas kesehatan dengan klien.

Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat berpengaruh terhadap

perilaku kesehatan masyarakat oleh karena itu KB yang bermutu dapat

diukur dan dapat ditentukan standar pelayanan dan dapat tercapai serta

menambah frekuensinya meliputi : kondisi alat atau obat kontrasepsi yaitu

kesediaan alat kontrasepsi dan sarana prasarana pelayanan kontrasepsi,

pelayanan dan kompetensi teknik pelayanan kontrasepsi dan komunikasi,

standar pelayanan kontrasepsi terdiri dari pemilihan kontrasepsi, informasi

yang diberikan dan interaksi petugas dengan klien, kemampuan teknis,

keseimbangn pelayanan dan rangkaian program dan pendokumentasian

pelayanan (Syaifudin, 2006).

Dukungan tenaga kesehatan merupakan peran penting dalam mewujudkan

tingginya WUS yang menjadi akseptor KB dengan memberikan

penyuluhan dengan komunikas, informasi dan edukasi melalui pendekatan

terhadap WUS, meningkatnya kualitas pelayanan yang baik dari segi

pemberi pelayanan maka akan mempengaruhi keberhasilan dalam

keikutsertaan WUS menjadi akseptor KB (Sri handayani, 2010).

STIKes Faletehan