faktor faktor yang mempengaruhi akseptor kb dalam

121
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2017 SKRIPSI OLEH RATNA SARI PANDIANGAN NIM. 131000341 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB

DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK

BHARAT TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH

RATNA SARI PANDIANGAN

NIM. 131000341

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB

DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK

BHARAT TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

RATNA SARI PANDIANGAN

NIM. 131000341

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ini beserta seluruh

isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuwan. FAKTOR–FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT

KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIEMPAT

RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2017

Medan, Januari 2018

Yang membuat pernyataan

Ratna Sari Pandiangan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB

DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK

BHARAT TAHUN 2017

Yang Disiapkan dan dipertahankan Oleh

RATNA SARI PANDIANGAN

NIM : 131000341

Disahkan Oleh:

Komisi Pembimbing Skripsi

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Juanita SE.M.Kes Puteri Citra Cinta Asyura Nst SKM.MPH

NIP:19621223 199203 2 002 NIP: 19850823 201504 2 001

Medan, Januari 2018

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si

NIP:19680320 199308 2 001

Universitas Sumatera Utara

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

iii

ABSTRAK

Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan

yang dihadapi Indonesia. Intra Uterine Device (IUD) adalah salah satu Alat

Kontrasepsi Jangka Panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat

kontrasepsi lainnya. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka

kematian ibu dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena tingkat

efektifitas penggunaan sampai 99,4%. Berdasarkan Laporan Puskesmas Siempat

Rube jumlah peserta KB aktif yang menggunakan IUD yaitu 11,1% dan baru

16,1%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi

akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di

Puskesmas Siempat Rube Tahun 2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan

explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor

predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya), faktor pendukung

(jarak), dan faktor pendorong (dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan)

terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Siempat Rube tahun

2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur sebanyak 1088.

Sampel penelitian ini sebanyak 92 responden.

Hasil penelitian menunjukkan dari 92 responden, sebanyak 8,7%

menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 91,3% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Variabel pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p=0,016), sikap

(p=0,036), dukungan suami (<0,001) dan sosial budaya (p=0,043) memiliki

hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Siempat

Rube. Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,593 merupakan

variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan petugas kesehatan meningkatkan

pemahaman masyarakat dengan melakukan pendekatan dan mengubah sikap

masyarakat dengan mitos yang salah tentang IUD. Meningkatkan pendidikan

pengetahuan masyarakat Siempat Rube tentang efektifitas, keuntungan dan

kerugian alat kontrasepsi IUD. Peningkatan pengetahuan peserta akan

memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD. Mengedukasi suami supaya

mendukung istrinya menggunakan IUD dengan pendekatan, penyuluhan serta

sosialisasi tentang alat kontrasepsi IUD.

Kata Kunci : Determinan Pemanfaatan, Metode Kontrasepsi IUD

Universitas Sumatera Utara

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

iv

ABSTRACT

The high rating of population growth is one of problem which faced in

Indonesia. Intra Uterine Device (IUD) is one of the most effective and save long

term contraceptive device compared from the other like pills. Intra Uterine Device

(IUD) is very effective to suppress the rate of death and control the rate of

population growth because the effectiveness of using IUD is 11,1% and 16,1%.

The purpose of this research is to know the factors which influence the acceptors

KB in using of contraceptive device Intra Uterine Device (IUD) in the working

area of Siempat Rube Public Health Center in 2017.

The type of this research was survey research with an explanatory

research approach that aims to explain the influence predisposing factors

(education, knowledge, attitude, social, culture), supporting factors (distance),

pushing factors (support of husband and health workers) to the using of

contraceptive device Intra Uterine Device (IUD) in the working area of Siempat

Rube Public Health Center in 2017. The population of this research was all the

women of childbearing-age of 1088 and the sampel of this research as many as 92

respondents.

The results showed that 92 of the respondents, 8.7% used IUD

contraceptives and 91.3% did not use IUD contraceptives. The education

variables (p = 0.011), the knowledge (p=0,016), the attitudes (p = 0.036), the

husbands support (<0.001) and socio-cultural (p = 0.043) were related to the use

of IUD contraceptives in the work area of Siempat Rube. Education variable have

value Exp (B) equal to 6,593 represent variable which most influence to use of

IUD contraception device.

Based on the results of the study, it was expected that health workers

improve the understanding of the community by approaching and changing the

attitude of the people with the wrong myth about the IUD. Increased participants

knowledge will affect the use of IUD contraceptives. Educate husband to support

his wife more using IUD with approach, counseling and socialization about IUD

contraception.

Keywords: Determinants of utilization, IUD contraceptive method

Universitas Sumatera Utara

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan judul FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN

PAKPAK BHARAT TAHUN 2017 yang merupakan salah satu syarat untuk

dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

khususnya Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

Dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapakan terima kasih kepada:

1. Prof Dr. Runtung Sitepu, SH.MHum selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi Dan

Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

4. Dr. Juanita.,SE, M.Kes., selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah

banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan petunjuk, saran,

dan nasihat bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

vi

5. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution SKM.MPH, selaku dosen pembimbing

II skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar

memberikan petunjuk, saran, dan nasihat bimbingan serta arahan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. dr. Rusmalawaty M,Kes., selaku Penguji I yang telah banyak memberikan

saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. dr. Fauzi, SKM., selaku Penguji II yang telah banyak memberikan saran

dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Fitri Ardiani, SKM, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan nasehat dan masukan kepada penulis selama

kuliah di FKM USU.

9. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen AKK yang telah

memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

10. Teristimewa untuk ayahanda tercinta Erip Hasudungan Pandiangan dan

Ibunda terhebat Rantina Lubis yang tak lelah-lelahnya senantiasa memberi

kasih sayang, mendukung, mendoakan, memotivasi, dan memberikan

materi selama penulis penyelesaian skripsi ini.

11. Keluarga besarku yang tak bosan-bosannya mengingatkan dan memotivasi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Berbagai pihak di wilayah kerja Puskesmas, Kantor Camat serta Kepala

Desa/Lurah Kecamatan, Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat yang

telah memberikan bantuan, bimbingan dan kemudahan selama melakukan

penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

vii

13. Seluruh teman-teman penulis yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu

dan terkhusus kepada abangda Julkifri M Sihombing yang turut membantu

dalam penelitian skripsi ini. Terimakasih untuk segala sesuatunya penulis

ucapkan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini,

oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaaat

Medan , Januari 2018

Penulis

Ratna Sari Pandiangan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9

2.1 Keluarga Berencana (KB) ................................................................. 9

2.1.1 Defenisi KB ............................................................................. 9

2.1.2 Tujuan Program KB ................................................................ 9

2.1.3 Sasaran KB ............................................................................... 10

2.1.3.1 Pasangan Usia Subur .................................................... 10

2.1.3.2 Akseptor KB ................................................................. 11

2.2 Kontrasepsi ........................................................................................ 11

2.2.1 Pengertian Kontrasepsi ............................................................ 11

2.3 Intra Uterine Device (IUD) .............................................................. 12

2.3.1 Pengertian IUD ........................................................................ 12

2.3.2 Jenis – Jenis IUD Di Indonesia ............................................... 12

2.3.3 Cara Kerja IUD ....................................................................... 14

2.3.4 Keuntungan IUD ..................................................................... 14

2.3.5 Kerugian IUD .......................................................................... 15

2.3.6 Waktu Pemasangan IUD ......................................................... 16

2.3.7 Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan IUD .......................... 17

2.4 Teori Penggunaan .............................................................................. 17

2.5 Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD ........................ 20

2.5.1 Pengetahuan ............................................................................ 20

2.5.2 Pendidikan ............................................................................... 22

2.5.3 Sikap ........................................................................................ 22

2.5.4 Dukungan Suami ..................................................................... 24

2.5.5 Dukungan Petugas Kesehatan ................................................. 26

2.5.6 Jarak ........................................................................................ 27

2.5.7 Sosial Budaya .......................................................................... 27

2.8 Kerangka Konsep .............................................................................. 29

2.9 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29

Universitas Sumatera Utara

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

ix

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 31

3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 31

3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 31

3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 31

3.3.1 Populasi ................................................................................... 31

3.3.2 Sampel ..................................................................................... 33

3.4 Jenis Data .......................................................................................... 33

3.4.1 Data Primer ............................................................................. 33

3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 33

3.5 Variabel Dan Defenisi Operasional ................................................... 33

3.5.1 Variabel Bebas (Independen) .................................................. 33

3.5.2 Variabel Terikat (Dependen) ................................................... 33

3.6 Metode Pengukuran ........................................................................... 34

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas (Independen) ................. 35

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) ................. 35

3.7 Metode Analisa Data ......................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 37

4.2 Analisis Univariat .............................................................................. 38

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografi ............... 38

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi.......... 39

4.2.2.1 Distribusi Berdasarkan Pendidikan

Pengetahuan, Pengetahuan, Sikap, Sosial Budaya ....... 39

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung .......... 40

4.2.3.1 Distribusi Berdasarkan Jarak......................................... 40

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong............ 41

4.2.4.1 Distribusi Berdasarkan Dukungan

Petugas Kesehatan dan Dukungan Suami ................... 41

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Penggunaan IUD ..................................................................... 42

4.3 Analisis Bivariat ................................................................................ 42

4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik ................................... 42

4.3.1.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dengan

Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD ........................................... 43

4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik Chi-Square ............................... 46

4.4 Analisis Multivariat ........................................................................... 46

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 49

5.1 Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ................................................................. 49

5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ................................................................. 51

5.2.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Universitas Sumatera Utara

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

x

Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 51

5.2.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 53

5.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 53

5.2.4 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 56

5.3 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ................................................................ 58

5.3.1 Pengaruh Jarak Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 58

5.4 Pengaruh Faktor Pendorong Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ................................................................ 60

5.4.1 Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 65

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 65

6.2 Saran .................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Per Desa ..................................................... 35

Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat ....................................... 37

Tabel 3.3 Metode Pengukuran Variabel Bebas .......................................... 37

Tabel 4.1 Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Siempat Rube ........... … 40

Tabel 4.2 Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Siempat Rube ............... 41

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografis ................. 42

Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Predisposisi .................................... …. 43

Tabel 4.5 Distribusi Berdasarakan Jarak Tempat Pelayanan ..................... 44

Tabel 4.6 Distribusi Berdasarakan Faktor Pendukung .......................... … 44

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarakan Tingkat Penggunaan

Alat Kontrasepsi IUD .................................................................. 45

Tabel 4.8 Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan Alat

Kontrasepsi IUD di Puskesmas Siempat Rube Tahun 2017 ....... 46

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Variabel Bebas Dengan

Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube ............................................................. 46

Tabel 4.10 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas Dengan

Variabel Terikat ............................................................................. 50

Tabel 4.11 Hasil Uji Multivariat ...................................................................... 52

Universitas Sumatera Utara

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 29

Universitas Sumatera Utara

Page 15: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Output dan Lampiran Data

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Telah Selesai Melaksanakan Penelitian

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 16: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

xiv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ratna Sari Pandiangan yang lahir pada tanggal 13

Oktober 1995 di Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera

Utara. Penulis bersuku bangsa Batak Toba dan beragama Kristen. Penulis

merupakan anak kelima dari lima bersaudara oleh pasangan Ayahanda Erip

Hasudungan Pandiangan dan Ibunda Rantina Lubis.

Pendidikan formal penulis dimulai di SDN 173271 Siborongborong pada

tahun 2001 dan selesai pada tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

diperoleh di SMPN 1 Siborongborong pada tahun 2007 sampai tahun 2010 dan

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Siborongborong

pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 sampai tahun 2017

penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas

Kesehatan Masyarakat Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk Indonesia merupakan

permasalahan yang besar, dan diperlukan perhatian dan penanganan yang

sungguh-sungguh dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah. Laju

pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan mengakibatkan banyak

dampak terhadap penduduk yaitu menderita kekurangan makanan dan gizi

sehingga mengakibatkan tingkat kesehatan memburuk, mempunyai pendidikan

yang rendah, dan banyak penduduk yang pengangguran (BKKBN, 2015).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016, Indonesia

memiliki jumlah penduduk mencapai 258.704.986 jiwa. Indonesia masih

menduduki urutan ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia setelah

Amerika, India dan China. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019

diperkirakan sebesar 268.074.565 jiwa, yang terdiri atas 117.674.363 jiwa

penduduk perkotaan dan 150.400.202 jiwa penduduk pedesaan (Kemenkes RI,

2016).

Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk menunjukkan akan terjadi

ledakan penduduk. Hal ini menunjukkan akan terjadi ledakan penduduk Indonesia

jika tidak ada program Keluarga Berencana. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk

di Indonesia masih cukup tinggi. Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mengurangi laju pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan gerakan

Keluarga Berencana dan pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada

pasangan usia subur (PUS). Gerakan keluarga berencana dilakukan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 18: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

2

membangun keluarga yang sejahtera dalam rangka menciptakan sumber daya

manusia yang optimal. Program KB merupakan salah satu cara yang paling efektif

untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak,

serta perempuan (BKKBN, 2015).

Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi

laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,

berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan

berhenti mempunyai anak melalui tahapan konseling pelayanan KB, Pasangan

Usia Subur atau PUS dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi

dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk

keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan.

(Handayani, 2010).

Menurut UU NO.52 Tahun 2009 tentang Keluarga Berencana (KB)

adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi

untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Alat kontrasepsi adalah usaha-

usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat jangka panjang dan

dapat jangka pendek. Alat kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok MKJP

adalah Intra Uterine Device (IUD), Implant (susuk), MOP (Metode Operasi Pria),

dan MOW (Metode Operasi Wanita) sedangkan yang termasuk dalam kategori

Non-MKJP adalah suntik, pil, dan kondom. Kebijakan pemerintah tentang KB

saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

(Balitbangkes, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

3

Intra Uterine Device (IUD) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka

panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat kontrasepsi lainnya

seperti pil. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka kematian

ibu dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena tingkat efektifitas

penggunaan sampai 99,4% dan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu 3-5

tahun (jenis hormon) dan 5-10 tahun (jenis tembaga). Alat kontasepsi IUD

dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari

plastik (polyethylene) (Handayani, 2010). IUD sangat nyaman bagi banyak

wanita. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.

Bagi ibu yang menyusui IUD juga tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran

maupun kadar ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan (BKKBN,

2015).

Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, IUD jauh lebih

memberikan banyak kelebihan sangat efektif, nyaman dan aman, seperti KB

suntik tidak diperkenankan digunakan bagi ibu yang sedang menyusui (kurang

dari 6 bulan), dapat menyebabkan kenaikan berat badan, sakit kepala, menstruasi

tidak teratur. Efek ini bisa terus terasa selama jangka waktu penyuntikan

berlangsung karena kandungan suntikannya akan terus berada di dalam tubuh.

Hampir sama dengan alat kontrasepsi suntik pil juga dapat menyebabkan

kegemukan badan, nyeri di bagian dada, gangguan penglihatan (kabur), sakit

kepala dan rasa mual yang terus – menerus. Alat kontrasepsi Implan merupakan

alat kontrasepsi jangka panjang seperti halnya IUD, dibandingkan dengan IUD

tingkat efektifitas hanya sampai 3 tahun, dan dapat menghambat menstruasi yang

berkepanjangan, nyeri, menimbulkan jerawat, dan rasa mual. Untuk alat

Universitas Sumatera Utara

Page 20: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

4

kontrasepsi jenis MOW (Metode Operasi Wanita) dan MOP (Metode Operasi

Pria) diperuntukkan bagi pasangan yang telah memutuskan tidak ingin memiliki

anak karena adanya pembedahan, efek samping dari metode jenis ini yaitu resiko

saat terjadinya pembedahan, kadang-kadang menimbulkan nyeri saat operasi,

infeksi bisa terjadi jika prosedur operasi tidak benar, kesuburan sangat sulit

kembali jika nantinya ingin memiliki keturunan (Sulistyawati, 2013).

Hasil dari Profil Kesehatan Indonesia tahun2016, jumlah penduduk

Sumatera Utara terdiri dari 14.102.911 jiwa. Dengan jumlah keseluruhan PUS

terdiri dari 2.284.821 jiwa, dan jumlah akseptor KB aktif 1636.590 jiwa (71,63%)

yang menggunakan suntik (30,71%), pil (29,09%), kondom (8,04%), implant

(14,15%), IUD (10,11%), MOP (0,95%), MOW (6,95%). Sedangkan untuk

akseptor KB baru 350.481 (15,34%) yang menggunakan suntik (328,17%), pil

(275,70%), kondom (109,73%), implant (156,11%), IUD (54,63%), MOP

(5,96%), MOW (30,39%) (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data Provinsi

Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2016 menunjukkan pengguna alat

kontrasepsi IUD dengan akseptor KB aktif tertinggi di Sumatera Utara yaitu Kota

Medan dengan jumlah 31.271jiwa,dan terendah yaitu Kabupaten Pakpak Bharat

hanya 154 jiwa (BPS Sumut, 2016).

Hasil penelitian Harahap (2014) menyatakan adanya pengaruh pengetahuan,

sikap, dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan, ekonomi yang menyebabkan

rendahnya penggunaan KB IUD. Dari hasil penelitian Laoli (2014) menunjukkan

bahwa faktor yang mempengaruhi keluarga tidak menjadi akseptor KB adalah

pengetahuan, budaya, penghasilan keluarga, pelayanan kesehatan dan

agama. Berbeda dengan hasil penelitian Pinontoan, dkk (2014) dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 21: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

5

penelitiannya mengatakan adanya hubungan paritas, hubungan antara

pengetahuan, dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu pada penggunaaan

IUD.

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Pakpak Bharat Tahun 2016 jumlah

penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yaitu 45.416 jiwa, dengan jumlah PUS 8.003

jiwa, yang menggunakan suntik (30,23%), Pil (4,94%), kondom (0,16%), implant

(38,22%), IUD (11,85%), MOP (0,38 %), MOW (11,7%). Kabupaten Pakpak

Bharat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi, dibentuk pada tahun

2003 dengan jumlah penduduk 45.516 jiwa yang sebagian besar mata pencaharian

dari sektor pertanian dan perkebunan (Profil Dinkes Pakpak Bharat, 2016).

Kabupaten Pakpak Bharat yang memiliki 8 kecamatan salah satunya

Kecamatan Siempat Rube. Puskesmas Siempat Rube terletak di Desa

TambuMbellang Kecamatan Siempat Rube, yang merupakan salah satu UPT

Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat yang menghadapi permasalahan

bidang KB dan kependudukan yang masih banyak mengalami kendala sehingga

mengakibatkan pencapaian akseptor KB IUD setiap tahunnya rendah.Mata

pencaharian masyarakat kecamatan Siempat Rube umumnya petani (Profil

Kesehatan Pakpak Bharat, 2016).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kecamatan Siempat Rube Tahun 2015

dengan jumlah penduduk 4.305 jiwa, dengan jumlah PUS 579 jiwa, menunjukkan

jumlah peserta akseptor KB baru yaitu 56jiwa (9,7%) yang menggunakan suntik

(42.9%), pil (7,1%), kondom (1,8%), implant (32,14%), IUD (16,1%), MOP

(0.0%), MOW (0.0%). Sedangkan jumlah peserta akseptor KB aktif 379 jiwa

(65,5) yang menggunakan alat kontrasepsi suntik (34,3%), pil (8,2%), kondom

Universitas Sumatera Utara

Page 22: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

6

(3,7%), implant (26,4%), IUD (11,1%), MOP (2,6%), MOW (13,7%) (Profil

Kesehatan Siempat Rube, 2016).

Berdasarkan saat survey awaldi Desa Siempat Rube II, menunjukkan

bahwa diantara 10 wanita usia subur (WUS) ada 4 ibu yang memakai alat

kontrasepsi suntik, 2 ibu pasangan usia subur menggunakan pil, 3 orang ibu

mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi (sistem kalender). Dari hasil

survei awal menunjukkan rendahnya penggunaan KB IUD diasumsikan karena

pendidikan masyarakat Siempat Rube tergolong rendah, banyak ibu pasangan usia

subur tamat pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

Pertama. Pengetahuan mereka mengenai alat kontrasepsi IUD masih kurang, tidak

menggunakan alat kontrasepsi IUD karena tidak mengerti keuntungan

(keefektifan) dari alat kontrasepsi tersebut. Adanya sikap ibu yang malu karena

pemasangan alat kontrasepsi IUD melalui vagina, dan menganggap IUD

menyebabkan kanker, dapat terlepas atau keluar sendiri, serta menjalar sampai ke

jantung.

Banyak masyarakat di Kecamatan Siempat Rube menganggap bahwa

masalah KB masih sangat tabu untuk dibicarakan dalam komunikasi sehari – hari.

Di desa ini juga sangat banyak orang tua yang tidak membatasi kelahiran anak

disebabkan faktor budaya Batak yang mengatakan bahwa “Banyak Anak

Banyak Rejeki” dan anak merupakan titipan dari Tuhan serta anak

mempengaruhi kesempurnaan dalam keluarga dan tempat orang tua untuk

berlindung dan meminta bantuan di hari tua para orang tua nantinya. Seperti

filsafah orang batak yaitu Dalihan Natolu atau 3H (Hamoraon, Hagabeon dan

Hasangapon). Hagabeon merupakan kebahagian apabila mempunyai keturunan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

7

atau anak baoa (laki-laki) dan borua (perempuan) dan memiliki cucu dari anak-

anaknya tersebut. Hamoraon menunjukkan bahwa tujuan dalam hidup seorang

Batak adalah mensejahterakan kehidupan. Anggapan tradisional, pengertian

kesejahteraan lebih dianggap sama dengan banyak memiliki istri dan anak, ladang

yang luas dan ternak yang banyak. Kepemilikan ini dianggap sebagai hasil karena

memiliki seorang Batak memiliki sahala sebagai raja. Hasangapon merupakan

tujuan dari usaha-usaha untuk mewujudkan gagasan-gagasan harajaon dan

hamoraon menunjukkan bahwa tujuan setiap manusia adalah berdiri sendiri secara

merdeka dan mengelola hidup dengan wibawa dan kuasanya.

Jarak untuk mendapatkan pelayanan KB di Kecamatan Siempat Rube yang

terlalu jauh dan sulitnya transportasi untuk mengakses puskesmas menyebabkan

enggan dan malas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (KB IUD) pada

masyarakat Siempat Rube Desa yang paling dekat dengan puskesmas Kecamatan

Siempat Rube yaitu desa Siempat Rube II 1 km dan paling jauh Desa Siempat

Rube IV ±9 km. Disamping itu kurangnya dukungan suami, karena suami

mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam rumah tangga maka setiap

keputusan harus disetujui oleh suami seperti keputusan dalam penggunaan alat

kontrasepsi IUD. Dukungan petugas kesehatan yang kurang terlatih dan

kurangnya informasi yang jelas mengenai keuntungan dari alat kontrasepsi IUD

dan masih banyaknya petugas kesehatan yang kasar sehingga wanita pasangan

usia subur tidak mau menggunakan KB IUD.

Berdasarkan data dan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB

Universitas Sumatera Utara

Page 24: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

8

dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Siempat Rube Kecamatan

Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalahyang telah diuraikan diatas, makayang

menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apasaja faktor - faktor yang

mempengaruhi Akseptor KB dalam penggunaan Alat Kontrasepsi KB Intra

Uterine Device (IUD) di Puskesmas Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube

Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang

mempengaruhi Akseptor KB dalam penggunaan Alat Kontrasepsi KB Intra

Uterine Device (IUD) di Puskesmas Siempat Rube Kabupaten PakpakBharat

2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi puskesmas Siempat Rube tentang

pengaruh faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya),

faktor pendukung (jarak) dan pendorong (dukungan suami,dukungan petugas

kesehatan terhadap penggunaan IUD.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Siempat Rube untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD.

3. Merupakan kesempatan bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang

diperoleh di peminatan Administrasi dan kebijakan kesehatan yang dapat

memperkaya pengetahuan dan pengalaman bagi penulis.

4. Sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana (KB)

2.1.1 Definisi KB

Menurut UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Keluarga Berencana adalah

upaya pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi

penerus yang sehat dan cerdas. Dalam rangka menegakkan upaya KB, pemerintah

bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat

dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu,

dan terjangkau oleh masyarakat.

Menurut UU RI No. 52 Tahun 2009 tentang Keluarga Berencana adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak

reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keluarga berencana

merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang

diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk

mencegah dan menunda kehamilan

2.1.2 Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil

sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya (BKKBN, 2015).

Menurut UU RI No. 52 Tahun 2009, tujuan dari keluarga berencana adalah

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 26: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

10

1. Mengatur kehamilan yang diinginkan

2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak

3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan

pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

4. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga

berencana

5. Mempromosikan penyusunan bayi sebagai upaya menjarangkan jarak

kehamilan.

Untuk mencapai keberhasilan program KB nasional diperlukan suatu

tujuan dalam memberikan arah yang jelas. Adapun tujuan program nasional

kependudukan dan keluarga berencana adalah:

1. Tujuan demografis: yaitu dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan

penduduk sebagai usaha mencapai penurunan fertilitas.

2. Tujuan normative: yaitu dapat dihayati Norma Keluarga Kecil Bahagia

Dan Sejahtera (NKKBS) yang ada pada waktunya akan menjadi falsafah

hidup masyarakat Indonesia

Tujuan KB nasional dapat dilihat dari segi demografis dan normatif adalah

mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk dengan menjadikan KB sebagai

falsafah.

2.1.3 Sasaran KB

2.1.3.1 Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan sasaran utama dari gerakan KB

Nasional. PUS adalah pasangan suami dan istri dengan umur istrinya antara 15-49

tahun. Untuk mendapatkan dampak pada penurunan fertilitas yang tinggi, sasaran

Universitas Sumatera Utara

Page 27: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

11

PUS ini ditekankan pada PUS dengan paritas rendah, khususnya PUS yang

berusia muda dan paritas rendah sebagai sasaran prioritas. Sasaran ini diarahkan

untuk menggunakan kontrasepsi efektif terpilih sehingga jumlah anak yang

dilahirkan dapat mendukung pelembagaan norma keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Hartanto, 2004).

2.1.3.2 Akseptor KB

Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur

(WUS) yang mana salah seorang menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk

pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program (Hartanto,

2004

2.2 Kontrasepsi

2.2.1 Pengertian Kontrasepsi

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel

telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi

kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai

akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Proverawati dkk,

2016).

Secara umum, menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi 2 (dua)

yaitu:

a. Cara temporer (spacing), yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa

tahun sebelum menjadi hamil lagi.

b. Cara permanen (kontraspsi mantap), yaitu mengakhiri kesuburan dengan

cara mencegah kehamilan secara permanen.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

12

2.3 Intra Uterine Device (IUD)

2.3.1 Pengertian IUD

Intra Uterine Device (IUD) disebut juga adalah salah satu alat

kontrasepsi modern. Merupakan alat kontrasepsi yang telah dirancang sedemikian

rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi reproduksinya) yang

diletakkan dalam vacuum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilitas

dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (Handayani, 2010).

IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbaik bagi wanita.Alat ini sangat

efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang

menyusui IUD juga tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran maupun kadar ASI

(Proverawati dkk, 2016). IUD alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam Rahim

yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polyethylene). IUD

merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak

wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversible yang paling sering

digunakan di seluruh dunia dengan pemakai saat ini sekitar 100 juta wanita,

sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru IUD memiliki efektivitas lebih

dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Pinem,

2009).

2.3.2 Jenis- Jenis IUD Di Indonesia

Terdapat dua jenis alat kontrasepsi IUD, yaitu (Handayani, 2010):

1. IUD dengan dengan hormone (dikenal dengan = Intrauterine System) yang

berfungsi untuk melepaskan hormone progestin

2. IUD dengan tembaga berfungsi untuk melepaskan partikel tembaga untuk

mencegah kehamilan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

13

a. Copper-T

Alat kontrasepsi IUD berbentuk T, yang terbuat dari bahan polyethelen di mana

pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga

halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD

jenis ini mencegah kehamilan dengan cara mengganggu pergerakan sperma untuk

mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun.

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.

Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan

gulungan kawat tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada

jenis Copper-T.

C. Multi Load

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan

berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6cm.

Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250mm2 atau 375

mm2 untuk menambah efektifitas. Multi load memiliki 3 ukuran, yaitu standar,

small, dan mini.

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene yang berbentuk spiral atau huruf S

bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes

loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.

Tipe A ukuran 25 mm (benang biru), tipe B ukuran 27,5 mm (benang hitam), tipe

C ukuran 30 mm (benang kuning), dan tipe D ukuran 30 mm (tebal, benang

putih). Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari

Universitas Sumatera Utara

Page 30: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

14

pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka

atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik (Bari, 2006).

2.3.3 Cara Kerja IUD

Cara kerja dari IUD yaitu:

1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

2. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.

3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit

masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk

fertilisasi.

4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

2.3.4 Keuntungan IUD

Efektifitasnya dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan,

reversibel dan sangat efektif, tidak mengganggu produksi ASI, dapat dipasang

segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus, tidak memengaruhi hubungan

seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan karena tidak perlu

takut hamil. Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat

kontrasepsi hormonal, tidak ada interaksi dengan obat-obatan. Membantu

mencegah kehamilan diluar kandungan, dapat dilepas jika menginginkan anak

lagi, karena tidak bersifat permanen (Manuaba, 2006). Selain itu keuntungan dari

IUD meliputi:

a. Praktis dan ekonomis

b. Efektifitas sangat tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

c. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

15

d. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah mengalami

keguguran (apabila jika tidak terjadi keguguran)

e. Kesuburan segera kembali jika IUD dilepas

f. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu

diganti).

g. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

h. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat seperti kontrasepsi

pil.

i. Meningkatkan kenyamanan seksual karena karena rasa aman terhadap

resiko kehamilan

j. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.

k. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI

l. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak

terjadi infeksi).

m. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir).

n. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

2.3.6 Kerugian IUD

Adapun kerugian dari alat kontrasepsi IUD yaitu(Bari, 2006):

a. Efek samping yang umum terjadi, seperti: perubahan siklus haid

(umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid

lebih lama dan banyak, perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.

b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

Universitas Sumatera Utara

Page 32: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

16

memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang

apabila pemasangan benar).

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering

berganti pasangan.

e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

IUD, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas.

f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam

pemasangan IUD.

g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan

IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

h. Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau

bidan) yang terlatih.

i. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila

IUD dipasang segera setelah melahirkan).

j. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

2.3.7 Waktu Pemasangan IUD

Menurut Sarwono (2003), IUD dapat dipasang dalam keadaan:

a. Sewaktu haid sedang berlangsung

Karena keuntungannya pemasangan lebih mudah oleh karena servik pada

waktu agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan

yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan,

kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

17

b. Sewaktu post partum

Pemasangan IUD setelah melahirkan dapat dilakukan:

1) Secara dini yaitu dipasang pada wanita yang melairkan sebelum dipulangkan

dari rumah sakit

2) Secara langsung yaitu IUD dipasang dalam masa 3 bulan setelah partus

atau abortus

3) Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga bulan setelah

partus atau abortus

c. Sewaktu abortus

d. Beberapa hari setelah haid terakhir

2.3.8 Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan IUD

Menurut Sarwono (2003), pemeriksaan sesudah IUD dipasang dilakukan

pada:

a. 1 minggu pasca pemasangan

b. 3 bulan berikutnya

c. Berikutnya setiap 6 bulan

d. 1 tahun sekali

e. Bila terlambat haid 1 minggu

f. Perdarahan banyak dan tidak teratur

2.4 Teori Penggunaan

Menurut Anderson (1968) dalam Notoatmodjo (2007), bahwa beberapa

faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 34: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

18

1. Faktor predisposisi (predisposisi)

Ada banyak orang memiliki kecenderungan untuk memanfaatkanlayanan

lebih banyak dari pada individu lainnya, dimana kecenderungan ke arah

penggunaannya bisa diketahui dengan karakteristik individu yang ada sebelumnya

dengan permulaan episode tertentu penyakit tersebut. Orang-orang tertentu yang

karakteristik ini lebih memungkinkan memanfaatkan layanan kesehatan walaupun

karakteristiknya tidak secara langsung bertanggungjawab terhadap pemanfaatan

layanan kesehatan. Karakteristik demikian mencakup demografi, struktur sosial,

dan variabel-variabel keyakinan bersikap. Misalnya usia dan jenis kelamin adalah

variabel-variabel demografis yang sangat berkaitan dengan kesehatan dan

kesakitan. Namun, semua ini masih dianggap menjadi kondisi memengaruhi kalau

sejauh usia tidak dianggap suatu alasan untuk memperhatikan perawatan

kesehatan.

Variabel-variabel struktur sosial mencerminkan lokasi (status) individu

dalam masyarakat sebagaimana diukur melalui karakteristik seperti pendidikan,

pekerjaan kepala keluarga, bagaimana gaya hidup individu, kondisi fisik serta

lingkungan sosial dan pola perilaku yang akan menghubungkan dengan

pemanfaatan layanan kesehatan. Karakteristik demografis dan struktur sosial juga

terkait dengan sub komponen ketiga kondisi yang memengaruhi sikap atau

keyakinan mengenai perawatan kesehatan, dokter, dan penyakit. Apa yang

seorang individu pikir tentang kesehatan pada hakekatnya bisa memengaruhi

kesehatan dan perilaku kesakitan. Seperti halnya variabel-variabel lain yang

memengaruhi, keyakinan kesehatan tidak dianggap menjadi suatu alasan langsung

terhadap pemanfaatan layanan kesehatan namun benar-benar dapat berakibat pada

Universitas Sumatera Utara

Page 35: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

19

perbedaan dalam kecenderungan ke arah pemanfaatan layanan kesehtan tersebut.

Misalnya, keluarga yang sangat yakin dalam hal kemanjuran pengobatan dokter,

mereka akan mencari dokter seketika dan memanfaatkan lebih banyak layanan

daripada keluarga yang kurang yakin dalam hasil pengobatan tersebut.

2. Faktor pemungkin (enabling)

Kondisi pemungkin menyebabkan sumberdaya layanan kesehatan wajib

tersedia bagi individu. Kondisi pemungkin bisa diukur menurut sumberdaya

keluarga seperti pendapatan, tingkatan pencakupan asuransi kesehatan. Atau

sumber lain dari pembayaran pihak ketiga, apakah individunya memiliki

sumberdaya perawatan kesehatan berkala atau tidak. Sehingga sumberdaya

perawatan kesehatan berkala atau tidak, dan akses ke sumberdaya menjadi hal

sangat penting.

Terlepas dari sifat-sifat keluarga, karakteristik pemungkin tertentu pada

komunitas dimana keluarga tersebut hidup bisa juga memengaruhi pemanfaatan

layanan. Satu karakteristik demikian adalah pokok dari fasilitas kesehatan dan

petugas dalam suatu komunitas. Apabila sumber daya menjadi melimpah dan bisa

dipakai tanpa harus bertunggu, maka semuanya bisa dimanfaatkan lebih sering

oleh masyarakat. Dari sudut pandang ekonomi, orang bisa berharap orang-orang

yang mengalami pendapatan rendah agar menggunakan lebih banyak layanan

kesehatan medis. Ukuran lain sumber daya masyarakat mencakup wilayah negara

bagian dan sifat pola pedesaan dan perkotaan dari masyarakat dimana keluarga

tinggal. Variabel-variabel ini dikaitkan dengan pemanfaatan dikarenakan norma-

norma setempat menyangkut bagaimana pengobatan sebaiknya dipraktekkan atau

melombai nilai-nilai masyarakat yang memengaruhi perilaku individu yang

Universitas Sumatera Utara

Page 36: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

20

tinggal di masyarakat tersebut. Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan

seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan

yang diterima.

3. Faktor tingkatan kesakitan (illness level)

Faktor ini memengaruhi individu atau suatu keluarga dalam hal

pemanfaatan layanan kesehatan apabila saat mengalami kesakitan. Tingkatan

kesakitan memperlihatkan penyebab paling langsung terhadap pemanfaatan

layanan kesehatan.

2.5 Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD

2.5.1 Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior), sebab dari pengalaman dan hasil

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

(long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan contohnya

adalah mendapatkan informasi tentang KB, pengertian KB, manfaat KB, dan

dimana memperoleh pelayanan KB (Gerungan, 2004).

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yang tercakup didalam domain

kognitif, yaitu sebagai berikut :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu, tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

Universitas Sumatera Utara

Page 37: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

21

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan

dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali

sesuatu yang diketahui secara benar dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut, contoh: menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dan dapat

menggambarkan, memisahkan, membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi

baru dari formulasi – formulasi yang sudah ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

22

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau suatu objek (Notoatmodjo, 2012).

2.5.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan, pendidikan suami-istri yang rendah akan menyulitkan proses

pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang metode

kointrasepsi jangka panjang juga terbatas (Proverawati, dkk 2016). Tingkat

pendidikan sangat mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan mencari

penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya

akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan

lebih mudah menerima gagasan baru. Pendidikan dalam arti formal sebenarnya

adalah suatu proses penyampaian bahan-bahan / materi pendidikan pada sasaran

pendidik (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku / tujuan dengan

kategori (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 49 Tahun 2014).

a. Jenjang pendidikan dasar antara lain SD, SMP, atau sederajat.

b. Jenjang pendidikan menengah antara lain SMU atau sederajat

c. Jenjang pendidikan tinggi yaitu program Diploma, Sarjana, Magister,

Spesialis dan dokter yang di selenggarakan oleh Perguruan Tinggi.

2.5.3 Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,

Universitas Sumatera Utara

Page 39: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

23

tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial.

Notoadmodjo (2003) yang mengutip pendapat Newcomb, menyatakan

bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktifitas, akan tetapi merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi

terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Contohnya adalah seperti sikap setuju atau tidaknya terhadap informasi KB,

pengertian dan manfaat KB, serta kesediaannya mendatangi tempat pelayanan

KB, fasilitas dan sarannya, juga kesediaan mereka memenuhi kebutuhan sendiri.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

(Notoadmodjo, 2003).

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap KB dapat dilihat dari

kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah – ceramah tentang KB.

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas

Universitas Sumatera Utara

Page 40: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

24

dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide

tersebut.

c) Menghargai (Valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu

yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk

pergi ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan KB adalah suatu bukti

bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau

memakai alat kontrasepsi, meskipun mendapat tantangan dari suami atau

mertuanya.

2.5.4 Dukungan Suami

Dukungan adalah suatu uapaya yang diberikan kepada orang lain, baik

moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan

kegiatan. Faktor-faktor yang memengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah

kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat

pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga

kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada,

sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau

hotokrasi (Sarwono, 2003). Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah

mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada

orang tua dengan kelas sosial bawah (Ahmadi, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 41: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

25

Bentuk partisipasi laki-laki KB bisa dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung. Partisipasi secara langsung sebagai akseptor KB dan partisipasi

secara tidak langsung adalah mendukung isteri dalam berKB, motivator,

merencanakan jumlah anak dalam keluarga dan mengambil keputusan bersama

(Hartanto, 2008).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan peran suami dalam

penggunaan alat kontrasepsi antara lain (Hartanto, 2008):

1. sebagai motivator

Peran pria dalam program KB tidak hanya sebagai peserta. Mereka juga

harus bisa sebagai motivator wanita dalam ber KB, ikut merencanakan usia

kehamilan, jumlah anak dan jarak kelahiran. Strategi utama yang dilakukan adalah

dengan mendorong keikutsertaan pria dalam memutuskan menggunakan alat KB

yang akan dipakai, aktif dalam mendukung pelaksanaan KB di masyarakat, dan

ikut sebagai peserta KB. Upaya peningkatan partisipasi pria dalam pelaksanaan

program KB dan kesehatan reproduksi akan dilaksanakan dengan benar-benar

memperhatikan kesamaan hak dan kewajiban reproduksi suami istri untuk

mewujudkan keadilan dan kesetaraan. Apabila istri disepakati untuk ikut program

KB, peranan suami adalah mendukung dan memberikan kebebasan kepada istri

untuk menggunakan kontrasepsi atau car/metode KB. Adapun dukungannya

meliputi:

a. Memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya.

b. Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti

mengingatkan saat suntikan KB dan mengingatkan istri untuk control.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

26

c. Membantu mencari pertolongan apabila terjadi efek samping maupun

komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.

d. Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk control.

e. Mencari alternatif lain apabila kontrasepsi yang digunakan saat ini tidak sesuai.

f. Menghitung membantu waktu subur, apabila menggunakan metode pantang

berkala.

g. Menggunakan kontrasepsi apabila keadaan istri tidak memungkinkan.

2. Pengambil Keputusan

Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang kekuasaan

dalam pengambilan keputusan apakah istri akan menggunakan kontrasepsi atau

tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah dan pembuat

keputusan. Beberapa pria mungkin tidak menyetujui pasangan untuk akseptor KB

karena mereka belum mengetahui dengan jelas cara kerja berbagai alat

kontrasepsi yang ditawarkan dan suami khawatir tentang kesehatan istrinya.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suami mempunyai pengaruh besar dalam

penggunaan alat kontrasepsi. Dalam hal ini, suami sangat besar pengaruhnya

dalam pemakaian alat kontrasepsi, terutama dalam pemilihan jenis kontrasepsi

dan menjadi peserta KB (Nursalam & Efendi, 2008).

2.5.5 Dukungan Petugas Kesehatan

Mendidik individu dan pasangan mengenai ragam metode yang tersedia

serta memberikan informasi tentang keamanan dan cara pemakaian metode-

metode tertentu merupakan bagian penting setiap program KB. Aktivitas

informasi, edukasi, dan komunikasi (IEK) di tingkat lokal, termasuk konseling,

berperan penting dalam keberhasilan suatu program dan sangat berkaitan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 43: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

27

penyediaan pilihan metode-metode yang sesuai. Penekanan pada usaha IEK di

tingkat nasional atau regional juga menimbulkan dampak besar pada pemakaian

strategi pendidikan yang sesuai di tingkat lokal, dan akibatnya pada penerimaan

metode dan pemakaiannya yang tepat.

Namun hingga saat ini pelayanan KB seperti komunikasi, informasi dan

edukasi masih kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti

menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan efek samping, kesehatan dan

kegagalan pemakaian. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas

khususnya informasi tentang KB IUD dapat mempengaruhi seseorang untuk

menggunakan KB tersebut (Wulansari & Hartanto, 2006). Dukungan tenaga

kesehatan, yaitu berupa: (1) ketersediaan alat kontrasespsi (2) ketersediaan tenaga

terlatih.

2.5.6 Jarak

Jarak adalah ruang sela yang menunjukkan panjang luasnya antara satu

titik ke titik yang lain. Menurut (Depkes 2007), pemanfaatan pelayanan kesehatan

berhubungan dengan akses geografi, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

tempat memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan adalah hubungan antara

lokasi suplai dan lokasi dari klien yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh

atau biaya tempuh. Fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada belum digunakan

dengan efisien oleh masyarakat karena lokasi pusat – pusat pelayanan tidak berada

dalam radius masyarakat banyak dan lebih banyak berpusat di kota – kota dan

lokasi sarana yang tidak terjangkau dari segi perhubungan.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

28

2.5.7 Sosial Budaya

Menurut Kalangie (1994), bahwa kebudayaan kesehatan masyarakat

membentuk, mengatur, dan memengaruhi tindakan atau kegiatan individu-

individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan

baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari

penyakit. Masalah utama sehubungan dengan hal tersebut adalah bahwa tidak

semua unsur dalam suatu sistem budaya kesehatan cukup ampuh serta dapat

memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus menerus meningkat

akibat perubahan-perubahan budaya yang terus menerus berlangsung.

Sedangkan pada pihak lain tidak semua makna unsur-unsur pengetahuan

dan praktek biomedis yang diperlukan masyarakat telah sepenuhnya dipahami

ataupun dilaksanakan oleh sebagian terbesar pada anggota suatu komunitas

masyarakat. Bahkan dari segi perawatan dan pelayanan medis belum seluruhnya

berhasil memenuhi kebutuhan dan harapan suatu masyarakat karena adanya

berbagai masalah keprofesionalan, seperti perilaku profesional medis yang belum

sesuai dengan kode etik, pengutamaan kepentingan pribadi dan birokrasi,

keterbatasan dana dan tenaga, keterbatasan pemahaman komunikasi yang

berwawasan budaya.

Dengan kata lain kepercayaan adalah sesuatu yang telah diyakini oleh

seseorang terhadap suatu hal atau subjek tertentu berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan seperti kejujuran, pengalaman, dan keterampilan, toleransi dan

kemurahan hati. Elemen-elemen modal sosial tersebut bukanlah sesuatu yang

tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dikreasikan dan

ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme sosial budaya di dalam sebuah unit

Universitas Sumatera Utara

Page 45: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

29

sosial seperti keluarga, komunitas, asosiasi suka rela negara dan sebagainya.

Kepercayaan sering diporoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian

terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2003).

2.6 Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2007) Kerangka konsep penelitian pada dasarnya

adalah hubungan antara konsep, konsep yang diamati atau diukur melalui

penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori

yang telah dikemukakan maka kerangka konsep penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Faktor Predisposisi:

1. Pendidikan

2. Pengetahuan

3. Sikap

4. Sosial Budaya

Penggunaan

Alat Kontrasepsi

KB IUD

Faktor Pendukung:

1. Jarak

Faktor Pendorong

1. Dukungan Suami

2. Dukungan Petugas

Universitas Sumatera Utara

Page 46: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

30

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka konsep, maka

hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh faktor predisposisi (meliputi,

pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya) faktor pendukung (meliputi jarak)

dan faktor pendorong (meliputi dukungan suami, dukungan petugas pelayanan

kesehatan) terhadap jenis alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB di Puskesmas

Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan

pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk

menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui

pengujian hipotesis (Singarimbun, 2008) atau faktor - faktor yang mempengaruhi

akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas

Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube

Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Siempat Rube.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan dimulai pada bulan Februari 2017 – Desember

2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube yang berjumlah

1088 jiwa.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Wanita Usia Subur (WUS) yang

berumur dari 21-49 tahun di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube Kecamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 48: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

32

Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Adapun rumus yang digunakan untuk

menentukan besar sampel dalam penelitian ini, rumus Slovin (Rusman, 2013)

yaitu :

n=

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

e = Nilai Kritis (Batas ketelitian: untuk kesehatan (0,1)²

Maka besar sampel untuk penelitian ini adalah :

n=

n=

n= 91,52 = 92 responden

Dari rumus diatas maka didapat jumlah sampel sebesar 92 responden

dengan persentasi dari populasi sebesar 8,45%. Maka Sampel ini diambil secara

proporsional pada seluruh WUS dengan teknik pengambilan sampel dengan cara

Simple Random Sampling .

Tabel 3.1 Perhitungan Proporsi Sampel Per Desa

No Desa Populasi Proporsi Sampel Per Desa

1. Siempat Rube I 227 8,45% x 227= 19

2. Siempat Rube II 195 8,45% x 195= 17

3. Siempat Rube IV 288 8,45% x 288= 24

Universitas Sumatera Utara

Page 49: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

33

4. Traju 114 8,45% x 114= 10

5. Mungkur 131 8,45% x 131= 11

6. Kuta Jungak 133 8,45% x 133= 11

Total 1088 92

3.4 Jenis Data

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

berisi pertanyaan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan tujuan

penelitian.

3.4.2 Data Sekunder

Data diperoleh dengan cara mengumpulkan laporan – data berbagai instansi yang

terkait dalam penelitian ini seperti: data pencapaian peserta KB dari Profil

Puskesmas Siempat Rube tentang pencapaian akseptor KB IUD.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Definisi variabel bebas yang terdiri dari faktor predisposisi (meliputi :

status pendidikan, pengetahuan, persepsi, dan keyakinan), dan faktor pendukung

(meliputi : jarak tempat pelayanan dan biaya) serta faktor pendorong (meliputi :

dukungan suami dan sikap tenaga kesehatan) adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang responden ketahui tentang KB IUD

yang mencakup pengertian dan manfaat alat kontrasepsi IUD

2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh

responden dengan kategori :

Universitas Sumatera Utara

Page 50: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

34

a. Rendah: tidak tamat SD, tamat SD/MD, tamat SLTP/MTs

b. Menengah : tamat SLTA/MA

c. Tinggi: tamat diploma/Perguruan Tinggi

3. Sikap adalah penilaian, pandangan, dan pendapat responden mengenai alat

kontrasepsi IUD.

4. Dukungan suami adalah pernyataan responden tentang suami yang mendukung

atau tidak mendukung untuk memakai alat kontrasepsiIUD.

5. Dukungan petugas kesehatan adalah penilaian atau pendapat peserta KB

terhadap tanggapan atau respon yang ditunjukkan tenaga kesehatan dalam

pelayanan alat kontrasepsi IUD.

6. Jarak tempuh pelayanan adalah jarak yang ditempuh oleh responden dari

tempat tinggalnya ke tempat pelayanan KB.

7. Sosial Budaya adalah Persepsi / Keyakinan masyarakat

8. Penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah pemanfaatan pelayanan alat

kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Terikat

Pengukuran variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2Metode Pengukuran Variabel Terikat

No Variabel Jumlah

indikator

Kategori

jawaban

Nilai Kriteria Skala Ukur

1

Penggunaan

KB IUD

2 1 1.Ya

Nominal

0 2.Tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 51: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

35

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Bebas

Pengukuran variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.3 Metode Pengukuran Variabel Bebas No Variabel Pertanyaan Kategori

jawaban

Bobot Kriteria Skor Skala

ukur

1. Pendidikan

1.Tinggi:

SMA/Diploma/Sa

rjana

3. 3.Rendah : Tidak

Tamat SD/ SD

Ordinal

2. Pengetahuan 10 1.Baik

2.Buruk

76-

100%(6-

10

<60%(1

-5)

Ordinal

3. Sikap

(Pernyataan

negatif)

6

1.Sangat Setuju

2.Setuju

3.Tidak Setuju

4.Sangat Tidak

Setuju

1-11

buruk

12-24

baik

Ordinal

4. Dukungan

Suami

6 Ya

Tidak

1

0

1.Mendukung

2.Kurang

Mendukung

6

<6

Nominal

5. Dukungan

Petugas

Pelayanan

5 Ya

Tidak

2

1

1.Baik

2.Kurang Baik

6-10

≤6

Ordinal

6. Jarak 2 Ya

Tidak

2

1

1.Mudah

2.Sulit

3-4

<2

Ordinal

7 Sosial

Budaya

4 Ya

Tidak

2

1

1.Baik

2.Kurang Baik

5-8

≤5

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 52: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

36

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap, yaitu :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik

responden dengan menggunakan distribusi frekuensi masing-masing variabel

bebas dan variabel terikat.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan dari masing

– masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square

dengan tingkat kemaknaan (α)=0,05 , dengan kriteria :

a. Ho ditolak jika p < α=0,05 maka terdapat hubungan antara variabel

independent (bebas) dengan variabel dependen (terikat).

b. Ho diterima jika p > α=0,05 maka tidak terdapat hubungan antara variabel

independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat).

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan dengan menggunakan uji regresi logistik

berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan beberapa

variabel independen.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Kecamatan Siempat Rube merupakan salah satu sarana

pelayanan kesehatan UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat. Puskesmas

Siempat Rube terdapat di wilayah Kecamatan Siempat Rube. Puskesmas Siempat

Rube memiliki wilayah kerja 6 Kelurahan/Desa yaitu: Siempat Rube I, Siempat

Rube II, Mungkur, Siempat Rube IV, Kuta Jungak, Traju. Jumlah penduduk di

kecamatan ini berjumlah 5.024 jiwa dan luas wilayah 82,36 km2.

Berdasarkan jenis sarana kesehatan yang terdapat di KecamatanSiempat

Rube, terdapat 1 puskesmas dengan 1 puskesmas pembantu (Pustu), 6 pos

kesehatan desa (Poskesdes). Secara keseluruhan terdapat 8 sarana kesehatan yang

terdapat di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Secara Rinci

dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten

Pakpak Bharat

No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)

1 Puskesmas 1

2 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1

3 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 6

Jumlah 8

Sumber : Profil Kesehatan Siempat Rube tahun 2015

Berdasarkan jenis tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas

Kecamatan Siempat Rube terdapat 17 orang tenaga kesehatan. Secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 54: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

38

Tabel 4.2 Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Siempat Rube

Kabupaten Pakpak Bharat

NO Tenaga Kesehatan Jumlah (Jiwa)

1 Dokter Spesialis 0

2 Dokter Umum 2

3 Dokter Gigi 1

4 Perawat 2

5 Apoteker dan Sarjana Farmasi dan Asisten

Apoteker

1

6 Bidan 9

7 Sarjana Kesmas 2

8 Sanitarian 1

9 Gizi 2

10 Keterapian Fisik 0

11 Keteknisan Medis 0

Jumlah 19

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Siempat Rube tahun 2015

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografi

Distribusi responden berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, agama,

suku, jumlah anak, dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube, diperoleh

distribusi responden yang terbanyak adalah berumur 30-39 tahun, yaitu sebanyak

53 jiwa (57,6%). Berdasarkan agama yang dianut responden yang terbanyak

adalah agama kristen sebanyak 80 jiwa (87%). Mayoritas suku adalah Suku Batak

Pakpak sebanyak 86 jiwa (93,5%). Jumlah anak paling banyak yaitu lebih dari 5

sebanyak 59 jiwa (64,1%). Mayoritas responden bekerja sebagai petani sebanyak

68 jiwa (73,9%). Dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan yang paling banyak

adalah tidak menggunakan jenis alat kontrasepsi sebanyak 36 jiwa (39,1%).

Secara rinci hasil distribusi responden dapat dilihat pada tabel 4.3:

Universitas Sumatera Utara

Page 55: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

39

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografis

No Variabel Responden %

1.

Umur

a. 21-29

b. 30-39

c. 40-49

14

53

25

15,2

57,6

27,2

2. Agama

a. Kristen Protestan

b. Kristen Katolik

c. Islam

80

9

3

87,0

9,8

3,3

3. Suku

a. a. Pakpak

b. b.Toba

c. c. Karo

86

4

2

93,5

4,3

2,2

4. Pekerjaan

a. a. PNS

b. b. Pegawai Swasta

c. c. Wiraswasta

d. d. Ibu Rumah Tangga

e. e. Petani

11

2

9

2

68

12,0

2,2

9,8

2,2

74.0

5. Jumlah anak

a. 1-2

b. 3-4

d. c. ≥5

3

30

59

3,3

32,6

64,1

6. Jenis Alat Kontrasepsi yang

digunakan:

a. IUD

b. Implan

c. MOW

d. Pil`

e. Suntik

f. f. Tidak menggunakan KB

8

13

5

10

20

36

8,7

14,1

5,4

10,9

21,7

39,1

g. Jumlah 92 100

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi

4.2.2.1 Distribusi Berdasarkan Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Sosial

Budaya

Distribusi berdasarkan pendidikan 92 responden, diperoleh sebanyak 76

responden (82,6%) berpendidikan rendah dan 16 responden (17,4%)

berpendidikan tinggi. Distribusi berdasarkan pengetahuan 92 responden, diperoleh

Universitas Sumatera Utara

Page 56: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

40

17 responden (18,4%) dikategorikan pengetahuan baik, dan 75 responden (81,5%)

dikategorikan pengetahuan buruk.

Distribusi berdasarkan sikap dari 92 responden yang dikategorikan sikap

baik 37 responden (40,2%) dan responden yang sikap buruk 55 responden

(59,8%). Distribusi berdasarkan sosial budaya 92 responden, diperoleh 20

responden (21,7%) dikategorikan baik dan 72 responden (78,3%) dikategorikan

kurang baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Faktor Predisposisi

NO Faktor Predisposisi Jumlah %

1. Pendidikan

- Rendah

-Tinggi

76

16

82,6

17,4

2. Pengetahuan

- Baik

- Buruk

17

75

18,4

81,5

3. Sikap

- Baik

- Buruk

37

55

40,2

59,8

4. Sosial Budaya

- Baik

- Kurang Baik

20

72

21,7

78,3

Jumlah 92 100,0

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung

4.2.3.1 Distribusi Berdasarkan Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan

Distribusi berdasarkan jarak tempat pelayanan dari 92 responden diperoleh

sebanyak 21 responden (22,8%) jarak mudah ditempuh dan 71 responden (77,1%)

jarak sulit ditempuh. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 57: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

41

Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan

NO Jarak Tempat

Pelayanan Kesehatan Jumlah %

1. Mudah 21 22,8

2. Sulit 71 77,1

Jumlah 92 100.0

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong

4.2.4.1 Distribusi Berdasarkan Dukungan Petugas Pelayanan Kesehatan dan

Dukungan Suami

Distribusi berdasarkan dukungan petugas pelayanan kesehatan dari 92

responden diperoleh sebanyak 63 responden (68,5%) menyatakan bersikap baik

dan kurang baik sebanyak 29 responden (31,5%). Distribusi berdasarkan

dukungan suami 92 responden, diperoleh 19 responden (20,7%) dikategorikan

mendukung dan 73 responden (79,3%) dikategorikan kurang mendukung. Secara

rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Faktor Pendorong

NO Faktor Pendorong Jumlah %

1. Dukungan Petugas Kesehatan

- Baik

- Kurang Baik

63

29

68,5

31,5

2 Dukungan Suami

- Mendukung

- Kurang Mendukung

19

73

20,7

79,3

Jumlah 92 100.0

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD

Distribusi responden berdasarkan penggunaan alat kontrasepsi IUD dari 92

responden, diperoleh sebanyak 8 responden (8,7%) yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD, sedangkan 84 responden (91,3%) tidak menggunakan KB IUD.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 58: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

42

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di

Wilayah Kerja Siempat Rube Tahun 2017

NO Penggunaan IUD Jumlah %

1. Ya 8 8,7

2. Tidak 84 91,3

Jumlah 92 100.0

Alasan responden menggunakan alat kontrasepsi IUD, diperoleh sebanyak

5 responden (5,4%) mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD mau

menjarangkan kelahiran, 3 responden (3,2%) mengatakan karena sangat efektif

dan nyaman. Sedangkan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD, diperoleh

32 responden (34,7%) mengatakan tidak ingin membatasi keturunan, 40

responden (43,4%) mengatakan takut saat pemasangan IUD, dan 12 responden

(13,0%) mengatakan memakai IUD tidak bisa bekerja berat lagi. Secara rinci

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD di

Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube Tahun 2017

NO Alasan Jumlah %

1. Menggunakan IUD

a. menjarangkan kelahiran

b. karena sangat efektif dan nyaman

5

3

5,4

3,2

2. Tidak menggunakan IUD

a.tidak ingin membatasi keturunan

b.takut saat pemasangan IUD

c.takut tidak bisa kerja berat lagi

32

40

12

34,7

43,4

13,0

Total 92 100

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik

Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara

variabel bebas meliputi faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial

budaya), faktor pendukung (jarak tempat pelayanan) dan faktor pendorong

Universitas Sumatera Utara

Page 59: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

43

(dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan) dengan variabel terikat, yaitu

penggunaan alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB dengan menggunakan uji Chi

Square pada tingkat kemaknaan α = 0.05, sebagai berikut :

4.3.1.1 Hubungan Antara variabel bebas (Independen) dengan Penggunaan

Alat Kontrasepsi IUD

Hubungan antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD

diperoleh sebanyak 76 responden yang berpendidikan rendah (tidak tamat SD,

tamat SD/MD, tamat SLTP) sebesar 5,3% menggunakan alat kontrasepsi IUD dan

94,7% dari total responden yang berpendidikan rendah tidak menggunakan IUD.

Dari 16% berpendidikan tinggi (tamat SMA, Diploma/Akademik dan PT) 4%

yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 75% dari total responden yang

berpendidikan tinggi tidak menggunakan IUD. Hasil analisis dengan uji Chi

Square diperoleh nilai p sebesar 0,011 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD

diperoleh sebanyak 17 responden yang berpengetahuan baik sebesar 23,6% yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 76,4% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Dari 75 responden yang berpengetahuan buruk sebesar 5,4%

yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 94,6% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar

0,016 (p>0,05) yang ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan

penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hubungan antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD

diperoleh sebanyak 37 responden yang bersikap baik 16,2% yang menggunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 60: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

44

alat kontrasepsi IUD dan 83,8% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dari 55

responden yang bersikap buruk sebesar 3,6% yang menggunakan alat kontrasepsi

IUD dan 96,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan

uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,036 (p>0,05) yang ada hubungan yang

bermakna antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hubungan antara sosial-budaya dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD

diperoleh sebanyak 20 responden yang berkategori baik 5,6% yang menggunakan

alat kontrasepsi IUD dan 94,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dari 72

responden yang berkategori kurang baik sebesar 5,6% yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dan 94,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil

analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,043 (p>0,05) yang ada

hubungan yang bermakna antara sosial-budaya dengan penggunaan alat

kontrasepsi IUD.

Hubungan antara jarak dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD diperoleh

sebanyak 21 responden yang berkategori mudah 9,6% menggunakan alat

kontrasepsi IUD dan 90,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dari 71

responden yang berkategori sulit sebesar 8,5% yang menggunakan alat

kontrasepsi IUD dan 91,5% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil

analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,878 (p>0,05) tidak ada

hubungan yang bermakna antara jarak dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi

IUD diperoleh sebanyak 19 responden yang berkategori mendukung 31,6%

menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 68,4% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Dari 73 responden yang berkategori tidak mendukung sebesar

Universitas Sumatera Utara

Page 61: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

45

9% yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 91% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar

<0,001 (p>0,05) yang ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami

dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan penggunaan alat

kontrasepsi IUD diperoleh sebanyak responden 63 yang berkategori baik 6,4%

menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 93,6% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Dari 29 responden yang berkategori kurang baik sebesar 13,8%

yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 86,2% tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar

0,0239 (p>0,05) yang tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan

petugas kesehatan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD. Secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Variabel Bebas (Independen) dengan Penggunaan

Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

Variabel

Independen

Penggunaan alat

kontrasepsi IUD

P Value Ya Tidak Total

F % F % F %

1.Pendidikan

- Rendah

- Tinggi

4

4

5,3

25

72

12

94,7

75

76

16

100,0

100,0

0,011

2.Pengetahuan

- Baik

- Buruk

4

4

23,6

5,4

13

71

76,4

94,6

17

75

100,0

100,0 0,016

3.Sikap

- Baik

- Buruk

6

2

16,2

3,6

31

53

83,8

96,4

37

55

100,0

100,0

0,036

4.Sosial Budaya

- Baik

4

5,6

16

80,0

20

100,0

0,043

Universitas Sumatera Utara

Page 62: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

46

-Buruk 4 5,6 68 94,4 72 100,0

5.Jarak

- Mudah

- Sulit

2

6

9,6

8,5

19

65

90,4

91,5

21

71

100,0

100,0

0,878

6.Dukungan

Petugas

Kesehatan

- Baik

- Buruk

4

4

6,4

13

59

25

93,6

86,2

63

29

100,0

100,0

0,239

7.Dukungan Suami

- Baik

- Kurang Baik

6

2

31,6

9,0

13

71

68,4

91,0

19

73

100,0

100,0 <0,001

Jumlah 8 8,7 84 91,3 92 100,0

4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik chi-square

Tabel 4.10Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

NO Varibel Bebas Variabel Terikat Nilai p Keterangan

1 Pendidikan 0,011 Ada hubungan

2 Pengetahuan 0,016 Ada hubungan

3 Sikap Penggunaan Alat

Kontrsepsi IUD

0,036 Ada hubungan

4 Dukungan

Petugas

Kesehatan

0,239 Tidak Ada hubungan

5 Dukungan

Suami

<0,001 Ada hubungan

6 Sosial Budaya 0,043 Ada hubungan

7 Jarak 0,878 Tidak Ada hubungan

4.4 Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh bahwa variabel pendidikan,

pengetahuan, sikap, dukungan suami, jarak dapat dilanjutkan ke analisis

multivariate. Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel yang

paling berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja

Puskesmas Siempat Rube.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

47

Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,593 artinya

responden memiliki pendidikan tinggi sebanyak 6,5 kali lebih besar akan

menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang memiliki

pendidikan rendah tentang pengunaan alat kontrasepsi IUD. Variabel pengetahuan

mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,232 yang artinya responden yang memiliki

pengetahuan baik 0,2 kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD

dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang

penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,343 yang sebanyak 0,3

kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan responden

yang memiliki sikap buruk terhadap alat kontrasepsi IUD. Variabel sosial budaya

mempunyai nilai Exp (B) sebesar 1,257 yang sebanyak 1,2 kali lebih besar akan

menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang memiliki sosial

budaya kurang baik terhadap alat kontrasepsi IUD. Variabel dukungan suami

mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,640 responden yang didukung oleh suami 0,6

kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan yang tidak

didukung oleh suami. Variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,403

responden yang memiliki sikap baik 0,4 kali lebih besar akan menggunakan alat

kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang tidak memiliki sikap baik.

Dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan yang paling mempunyai

pengaruh yang signifikan dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan nilai

Exp (B) 6,593 lebih besar dari variabel lainnya. Secara keseluruhan juga

dijelaskan dari nilai overall percentage sebesar 35%, artinya variabel pendidikan,

pengetahuan, sikap, sosial budaya, dan dukungan suami memiliki pengaruh

Universitas Sumatera Utara

Page 64: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

48

sebesar 33% terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja

Puskesmas Siempat Rube, selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11

berikut :

Tabel 4.11 Hasil Uji Multivariat

No Variabel bebas Nilai p Exp(B)

1. Pendidikan 0,011 6,593

2. Pengetahuan 0,016 0,232

3. Sikap 0,036 0,343

4. Sosial Budaya 0,043 1,257

5 Dukungan Suami <0,001 0,640

-2 Log Likelihood = 33,050

Universitas Sumatera Utara

Page 65: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

49

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas

Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat

Penggunaan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)

terutama alat kontrasepsi IUD dinilai jauh lebih efektif dalam mencegah

kehamilan dibandingkan dengan alat kontrasepsi non-MKJP seperti pil dan suntik.

Namun dapat dilihat bahwa penggunaan IUD sangat rendah dan bukan hanya di

Kecamatan Siempat Rube, tetapi juga di Indonesia dan ini membuat program

pemerintah dalam menggalakkan penggunaan MKJP kurang tercapai. Sasaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-2019

mengamanahkan agar BKKBN bertanggung jawab terhadap tercapainya indikator

Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

(KKBPK). Salah satu indikator Program KKBPK adalah angka kelahiran total

(Total Fertility Rate/TFR), dimana target secara nasional pada tahun 2019 harus

mencapai 2 anak per wanita usia subur (Kemenkes, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menyatakan umur wanita

usia subur mayoritas berumur 30 tahun keatas sebesar 57,6% dan responden

memiliki jumlah anak lebih dari 5 dalam satu keluarga, pendidikan responden

rata-rata tamatan SMP, dan bekerja sebagai petani, agama mayoritas Kristen

protestan serta suku mereka mayoritas suku Batak Pakpak. Sebanyak 91,3%

responden menyatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Responden yang

tidak menggunakan IUD sebagian memilih alat kontrasepsi suntik dan pil karena

beranggapan lebih aman dan nyaman dibandingkan IUD. Responden yang sama

sekali tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun lebih memilih KB dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 66: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

50

sistem kalender, sebanyak 34,7% responden menyatakan tidak ingin membatasi

keturunan (jumlah anak) dalam keluarga mereka, 43,4% responden menyatakan

takut saat pemasangan IUD karena mendengar mitos IUD dapat menjalar dalam

tubuh, dan 13% responden responden menyatakan tidak bisa bekerja berat seperti

mencangkul jika menggunakan IUD. Sedangkan sebanyak 8,7% responden yang

menggunakan IUD terdapat 5 responden yang menyatakan menggunakan IUD

untuk menjarangkan kehamilan dan 3 responden karena IUD sangat efektif dan

nyaman.

Sosial-budaya responden juga mempengaruhi dalam penggunaan IUD,

adanya istilah dalam adat batak 3H (Hamoraon, Hagabeon, dan Hasangapon)

merupakan kepercayaan yang positif dan akan terus menerus diwarisi di keluarga

mereka yang berarti anak adalah sumber rejeki/kekayaan, dan akan menjadi orang

yang terpandang, bagi mereka. Dalam suku Batak juga adanya perbedaan status

antara laki-laki dan perempuan sehingga jika belum mempunyai anak laki-slaki

tidak boleh membatasi kehamilan karena anak laki-laki adalah penerus marga dan

keturunan.

Disamping itu hal yang membuat responden tidak menggunakan alat

kontrasepsi IUD karena suaminya tidak setuju dan tidak mendukung untuk

menggunakan alat kontrasepsi IUD karena suami mempunyai kedudukan yang

lebih tinggi dalam rumah tangga. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi

IUD yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan terdidik.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

51

5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi

IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

5.2.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di

Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada responden,

menunjukkan mayoritas responden tidak sekolah. Responden tidak menggunakan

alat kontrasepsi IUD karena berpendidikan rendah dan bekerja sebagai petani.

Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa p=0,011<0,05 yang artinya variabel pendidikan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dan Exp B=

6,593 maknanya adalah akseptor KB yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak

6,5 kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD dari pada akseptor

KB yang memiliki pendidikan rendah tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpendidikan tinggi akan memiliki

pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi IUD. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Widya (2015) yang mengatakan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi

pada wanita usia subur. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Yanuar

(2010) yang mengatakan pendidikan merupakan salah satu faktor yang

menentukan pemilihan suatu metode kontrasepsi.

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu

terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau berubah kearah yang lebih

dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-

Universitas Sumatera Utara

Page 68: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

52

hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab

itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah

orang tersebut menerima informasi, sehingga seseorang lebih mudah menerima

terhadap nilai-nilai yang baru dikembangkan (Notoatmodjo, 2012). Hasil

penelitian ini berbeda dengan Marikar, dkk (2015) bahwa tidak ada hubungan

pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi, hal ini disebabkan karena program

KB sudah merupakan kebutuhan masyarakat umum sehingga mudah diterima oleh

akseptor KB dari semua golongan pendidikan.

Menurut Green (1980) tingkat pendidikan yang lebih tinggi mampu

menyerap informasi dan lebih mampu mempertimbangkan hal-hal yang

menguntungkan atau efek samping bagi kesehatan. Tingkat pendidikan sangat

mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi

dalam hidupnya, orang yang berpendidikan akan lebih mudah untuk menerima

gagasan baru, pendidikan dalam arti formal sebenarnya adalah suatu proses

penyampaian bahan - bahan/materi pendidikan pada sasaran pendidik guna

mencapai perubahan tingkah laku dan tujuan. Tingkat pendidikan juga

berpengaruh terhadap keinginan individu dan pasangan untuk menentukan jumlah

anak. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa peningkatan pendidikan

berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan alat kontrasepsi.

Menurut asumsi peneliti pendidikan akan mempengaruhi sikap seseorang

dalam pengambilan keputusan karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan

semakin rasional dalam pengambilan keputusan hal ini juga akan berlaku dalam

pengambilan keputusan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai, tepat dan

Universitas Sumatera Utara

Page 69: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

53

efektif bagi ibu untuk mengatur jarak kehamilannya ataupun membatasi jumlah

kelahiran.

5.2.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Penggunaan alat kontrasepsi IUD di

Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang mempengaruhi terhadap

tindakan yang dilakukan. Pengetahuan seseorang tidak secara mutlak dipengaruhi

oleh pendidikan karena pengetahuan dapat juga diperoleh dari pengalaman masa

lalu, namun tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami informasi yang diterima yang kemudian menjadi

dipahami (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan responden tidak mengetahui

tujuan dari program KB, mereka juga kurang mengetahui manfaat, keuntungan

dari alat kontrasepsi IUD, mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD karena

tidak mengetahui bahwa alat kontrasepsi IUD nyaman dan tingkat efektifitasnya

tinggi, responden lebih memilih alat kontrasepsi seperti pil, suntik karena

beranggapan lebih praktis dan mudah menggunakan. Responden merasa ragu

tentang alat kontrasepsi IUD karena tidak ketidaktahuan masyarakat tentang IUD

tersebut seperti kapan harus melakukan kunjungan ulang.

Hasil uji Chi-Square variabel pengetahuan mempunyai pengaruh dan hasil

chi square menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai hubungan

Universitas Sumatera Utara

Page 70: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

54

terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan p=0,016<0,05 yang artinya

variabel pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan

alat kontrasepsi IUD dan Exp B= 0,232 maknanya adalah akseptor KB yang

memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 0,2 kali lebih besar akan menggunakan

alat kontrasepsi IUD dari pada akseptor KB yang memiliki pengetahuan rendah

tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nurbaiti (2013) yang menyebutkan bahwa

rendahnya pemakaian kontrasepsi IUD dikarenakan kurangnya pengetahuan

akseptor tentang kelebihan metode tersebut. Ketidaktahuan akseptor tentang

kelebihan metode kontrasepsi IUD disebabkan informasi yang disampaikan

petugas pelayanan KB kurang lengkap. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian Verawaty (2013) diketahui bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan pemilihan KB. Pengetahuan responden yang baik maupun

kurang baik tentang KB tidak mempengaruhi mereka dalam memilih metode atau

alat yang akan digunakan. Mereka memiliki keleluasaan atau kebebasan pilihan

dengan mempertimbangkan hal-hal seperti kecocokan, efektif atau tidak,

kenyamanan atau keamanan dari efek samping alat kontrasepsi.

Menurut Green (1980) beberapa macam pengetahuan kesehatan mungkin

dibutuhkan sebelum munculnya sebuah kesadaran terhadap perilaku kesehatan

pribadi. Akan tetapi, perilaku sehat mungkin tidak terjadi kecuali jika seseorang

menerima isyarat yang cukup kuat untuk memotivasi dirinya untuk bertindak

sesuai dengan pengetahuannya. Menurut asumsi peneliti pengetahuan akan

mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk memilih alat

kontrasepsi yang sesuai, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik pasti

Universitas Sumatera Utara

Page 71: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

55

akan mengetahui keuntungan dan manfaat dari alat kontrasepsi yang tepat dan

efektif yang akan digunakan seperti IUD.

5.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di

Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mengenai sikap wanita

usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD di pengaruhi oleh sikap

mereka yang salah tentang alat kontrasepsi IUD. Mereka memiliki sikap bahwa

menggunakan alat kontrasepsi IUD hanya bagi wanita yang tidak menginginkan

keturunan lagi, responden beranggapan jika menggunakan IUD maka tidak bisa

hamil kembali. Disamping itu responden memiliki sikap jika IUD dapat

menimbulkan rasa sakit, tidak ada kenyamanan, mereka takut menggunakan IUD

karena mendengar mitos IUD dapat menjalar sampai kejantung, dan mereka

beranggapan jika menggunakan IUD tidak boleh melakukan aktifitas yang berat

dan terlalu lelah seperti mencangkul.

Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa p=0,036 <0,05 yang artinya variabel sikap

memiliki pengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dan Exp B=0,403

artinya responden yang memiliki sikap baik 0,4 kali lebih besar akan

menggunakan alat kontrasepsi IUD dari pada responden yang memiliki sikap

tidak baik tentang IUD.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Putri (2017) menyatakan

bahwa banyak wanita yang merasa takut menggunakan IUD karena menurut

mereka IUD dapat terjebak pada wajah, kepala, dan badan anak yang belum lahir,

dapat menyebabkan kanker, dan tertanam di dalam rahim. Hasil penelitian ini

Universitas Sumatera Utara

Page 72: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

56

diperkuat oleh penelitian Dzalya (2015) yang mengatakan adanya pengaruh antara

sikap dengan pemanfaatan IUD. Hal tersebut terbukti dari banyaknya yang merasa

takut dengan cara pemasangan, kelemahan dan efek samping dari pemakaian IUD.

Menurut Green (1980), konsep kunci dalam sikap ada dua yaitu (1) sikap

merupakan sesuatu perasaan cukup konstan yang langsung terhadap suatu objek

(seseorang, perilaku, situasi, atau ide), dan (2) yang melekat pada struktur sebuah

sikap adalah evaluasi, dan dimensi baik dan buruk. Seperti halnya sikap setuju

atau tidaknya seseorang terhadap informasi alat kontrasepsi dan KB, serta manfaat

dari kontrasepsi tersebut. Menurut asumsi peneliti, apabila semakin baik sikap

seseorang mengenai alat kontrasepsi IUD maka akan memutuskan untuk

menggunakan IUD. Namun berdasarkan hasil penelitian, responden yang

memiliki sikap baik juga ada yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD

karena mereka takut saat pemasangan dan rumor tentang alat kontrasepsi IUD.

Responden menganggap bahwa penggunaan IUD hanya bagi yang tidak ingin

memiliki anak lagi, dan menggunakan IUD bisa mengganggu aktivitas sehingga

responden ragu dan tidak menggunakan IUD.

5.2.4 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD

di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

Sosial budaya menurut KKBI adalah kepercayaan, sungguh-sungguh,

kepastian, ketentuan atau bagian agama atau religi yang berwujud konsep yang

menjadi keyakinan (kepercayaan) para penganutnya. Keyakinan merupakan salah

satu kemampuan pengaturan diri individu. Keyakinan diri adalah perasaan

individu mengenai kemampuan dirinya untuk membentuk perilaku yang relevan

Universitas Sumatera Utara

Page 73: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

57

dalam situasi – situasi khusus yang mungkin tidak dapat diramalkan dan mungkin

menimbulkan stres.

Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa p=0,043 <0,05 yang artinya variabel sosial

budaya memiliki pengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dan Exp B=

1,257 artinya responden yang memiliki keyakinan terhadap alat kontrasepsi IUD

sebanyak 1,2 kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD

dibandingkan responden yang tidak memiliki keyakinan terhadap alat kontrasepsi

IUD.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sauma (2015) yang

mengatakan bahwa ada pengaruh keyakinan terhadap pemanfaatan pelayanan

program KB. Dalam membentuk keyakinan dibutuhkan juga pengetahuan dan

pengalaman yang baik. Apabila sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman

yang baik maka akan memiliki keyakinan terhadap sesuatu. Berbeda dengan hasil

penelitian Nana (2013) bahwa sosial budaya sama sekali tidak ada hubungannya

dalam menentukan seseorang untuk memanfaatkan alat kontrasepsi IUD.

Menurut asumsi peneliti, pengaruh sosial budaya individu terhadap suatu

alat kontrasepsi IUD dalam menentukan pilihan karena belum umumnya alat

kontrasepsi IUD tersebut sehingga masyarakat masih ragu dan sangsi dengan

manfaat dan keuntungan IUD tersebut. Masih melekatnya adat istiadat suku Batak

pada responden, mereka takut jika hal buruk terjadi maka akan mempengaruhi

keyakinan tersebut begitu juga sebaliknya. Apabila sudah yakin terhadap suatu

alat kontrasepsi IUD tersebut maka akan lebih menggunakan alat kontrasepsi IUD

yang ada, responden mayoritas beragama Kristen Protestan dan mayoritas suku

Universitas Sumatera Utara

Page 74: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

58

Batak Pakpak. Agama tidak memiliki pengaruh dalam menggunakan alat

kontrasepsi IUD karena agama mengizinkan berKB demi kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat. Banyak responden tidak menggunakan alat kontrasepsi

IUD karena IUD belum umum dikenal didaerah responden, dan dari hasil

penelitian ditemukan jumlah anak masyarakat Siempat Rube rata-rata 5 anak

dalam satu keluarga. Prinsip budaya yang dimiliki Batak yang mengatakan

“banyak anak banyak rejeki” dan jenis kelamin anak yang paling diutamakan di

suku Batak adalah laki-laki, karena anak laki-laki adalah penerus marga dari

orang batak. Jika dalam keluarga tersebut belum memiliki anak laki-laki tetapi

sudah memiliki anak 4 orang yang berjenis kelamin perempuan, tetapi tidak ada

yang berjenis kelamin laki-laki maka keluarga tersebut akan terus berencana

memilki anak lagi sampai memiliki anak laki-laki karena peran anak laki-laki dan

perempuan berbeda.

5.3 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi

IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

5.3.1 Pengaruh Jarak Tempat Pelayanan Terhadap Terhadap Penggunaan

Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para responden,

bahwa jarak tempat pelayanan yang menyediakan fasilitas untuk alat kontrasepsi

IUD mudah ditempuh, mayoritas pergi ke tempat pelayanan dengan kendaraan

sendiri dan membutuhkan biaya yaitu untuk mengisi bahan bakar kendaraan,

tetapi tetap tidak mempengaruhi responden untuk memanfaatkannya, karena

mereka malas dan buang-buang waktu untuk keluar ke puskesmas. Serta tidak ada

waktu untuk memikirkan hal untuk berKB karena kegiatan sehari-hari yang sibuk

Universitas Sumatera Utara

Page 75: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

59

bekerja di ladang/sawah dari pagi sampai menjelang malam membuat semakin

tidak sempat menggunakan IUD di Puskesmas.

Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa variabel jarak tempat pelayanan

tidak mempunyai hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan

p=0,878>0,05. Sehingga variabel jarak tempat pelayanan tidak bisa dilanjutkan ke

analisis multivariat. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sauma

(2015) yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh jarak tempat pelayanan

dengan penggunaan metode kontrasepsi. Jarak ke tempat pelayanan merupakan

salah satu faktor yang memiliki peran dalam mengakses fasilitas kesehatan yang

ada. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dzalya (2011) yang

mengatakan bahwa ada pengaruh jarak tempat pelayanan dengan penggunaan

metode kontrasepsi. Jarak ke tempat pelayanan merupakan salah satu faktor yang

memiliki peran dalam penggunaan sarana dan prasarana kesehatan, semakin dekat

dengan fasilitas kesehatan maka akan mudah untuk mengakses fasilitas kesehatan

yang ada.

Menurut KBBI Jarak adalah ruang sela yang menunjukkan panjang

luasnya antara satu titik ke titik yang lain. Pemanfaatan pelayanan kesehatan

berhubungan dengan akses geografi, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

tempat memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan adalah hubungan antara

lokasi suplai dan lokasi dari klien yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh

atau biaya tempuh. Menurut Notoatmodjo (2012), jarak dari tempat tinggal ke

sarana kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan

kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

60

Menurut asumsi peneliti, jarak merupakan satu faktor yang memiliki peran

untuk menjangkau jauh atau dekat pelayanan kesehatan yang akan ditempuh

responden. Semakin dekat jarak tempat tinggal responden dengan pelayanan

kesehatan maka responden semakin mudah / dekat untuk mengakses Puskesmas.

Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini, jarak tidak mempunyai pengaruh terhadap

penggunaan alat kontrasepsi IUD karena ada faktor lain yaitu karena adanya

fasilitas kesehatan yang lain seperti klinik swasta terdekat. Responden juga

beranggapan menggunakan alat kontrasepsi IUD membuang waktu, sehingga

mereka lebih tertarik menggunakan alat kontrasepsi suntik dan pil karena lebih

praktis.

5.4 Pengaruh Faktor Pendorong Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi

IUD di Wilayah Kerja Siempat Rube

5.4.1 Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi

IUD di Wilayah Kerja Siempat Rube

Berdasarkan hasil penelitian, responden menyatakan mayoritas mereka

ber-KB atas seizin suami, tetapi mayoritas suami mereka tidak mendukung

istrinya untuk menggunakan IUD dan mayoritas suami mereka tidak pernah ikut

mendengarkan penjelasan tentang manfaat dan keuntungan dari alat kontrasepsi

IUD dari tenaga kesehatan. Hal ini disebabkan karena suami mempunyai

kedudukan yang lebih tinggi dalam keluarga maka setiap keputusan harus

disetujui dan diketahui oleh suami dan suami kurang memahami tentang alat

kontrasepsi IUD serta suami takut jika terjadi sesuatu pada istrinya setelah

memakai IUD, didukung juga pengalaman tetangga yang buruk mengenai

pemakaian IUD seperti berpindahnya alat kontrasepsi dari tempat semula dan

menimbulkan pendarahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 77: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

61

Ibu yang didukung oleh suaminya akan lebih mudah dalam menjalankan

program keluarga berencana dan untuk melakukan kunjungan ulang atau

melakukan konsultasi bila ada hal – hal yang diperlukan. Namun dalam penelitian

ini, banyak responden yang tidak didukung oleh suaminya untuk menggunakan

alat kontrasepsi IUD sehingga mereka tidak menggunakannya. Para suami

memberikan izin untuk istrinya menggunakan alat KB seperti pil dan suntik,

namun hanya sedikit yang mendukung istrinya untuk menggunakan IUD.

Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa p=<0,001<0,05 yang artinya variabel

dukungan suami memiliki pengaruh yang terhadap penggunaan alat kontrasepsi

IUD dan Exp B=0,640 responden yang didukung oleh suami 0,6 kali lebih besar

akan menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan responden yang tidak didukung

oleh suami dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Hal ini dikarenakan para suami banyak yang kurang mengetahui tentang

alat kontrasepsi IUD tersebut karena tidak adanya kemauan para suami untuk ikut

menemani istri dan ikut konseling tentang IUD dari petugas kesehatan. Menurut

responden menemani istri untuk mendapatkan KB hanya membuang waktu dan

suami lebih baik pergi keladang. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian

Aryanti (2014) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh dukungan suami

dengan penggunaan alat kontrasepsi. Peran suami sangat dibutuhkan sebagai

motivator dengan memberikan motivasi atau dorongan terhadap istri, apalagi

dalam memilih alat kontrasepsi. Hal ini berarti bahwa peran suami sangat

mempengaruhi ibu akseptor KB terhadap kontrasepsi IUD karena suami lebih

mempunyai peranan penting dalam mengambil keputusan untuk memilih alat

Universitas Sumatera Utara

Page 78: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

62

kontrasepsi kepada istrinya. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian

Nurbaiti (2013) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh dukungan suami

dengan penggunaan alat kontrasepsi. Peran suami sangat dibutuhkan sebagai

motivator dengan memberikan motivasi atau dorongan terhadap istri.

Menurut Depdiknas (2008) dukungan adalah sokongan, penunjang,

bantuan. Dalam hal ini adalah sokongan, dukungan, bantuan suami sebagai

pasangan hidup dari akseptor dalam menentukan keputusan pilihan terhadap

tindakan yang akan dilakukan yaitu jenis pemilihan kontrasepsi yang digunakan.

Dukungan suami merupakan bantuan yang diberikan yang membuat penerima

dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram. Dukungan tersebut berupa

dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat individu yang

lainnya merasa lebih tenang dan aman.

Menurut asumsi peneliti dukungan dari suami dalam penggunaan

kontrasepsi sangat diperlukan karena tanpa adanya dukungan dari suami rasa

nyaman untuk menggunakan kontrasepsi, metode kontrasepsi dipilih bersama

sesuai dengan kondisi istri, saling kerjasama dalam pemakaian, membiayai

pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda dan bahaya. Suami tidak

mendukung istrinya untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD karena mereka

belum paham tentang IUD.

5.4.2 Pengaruh Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Terhadap

Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Siempat Rube

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan mayoritas responden

menyatakan tenaga kesehatan melayani, memberikan penjelasan dengan sopan

dan tanggap. Hasil uji Chi-Square variabel dukungan tenaga kesehatan

Universitas Sumatera Utara

Page 79: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

63

menunjukkan bahwa variabel dukungan tenaga kesehatan tidak mempunyai

hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan p=0,239 >0,05.

Sehingga variabel dukungan tenaga kesehatan tidak bisa dilanjutkan ke analisis

multivariat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sauma (2015) yang

mengatakan tidak terdapat hubungan antara sikap tenaga kesehatan dengan

penggunaan alat kontrasepsi IUD (MKJP). Apabila tenaga kesehatan baik maka

keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD akan semakin besar. Hasil

penelitian ini diperkuat dengan penelitian Hasibuan (2014) bahwa sikap tenaga

kesehatan tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

Menurut asumsi peneliti, dukungan tenaga kesehatan tidak ada hubungan atau

pengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD karena sikap orang lain tidak

akan menjadi penghalang untuk memilih atau memanfaatkan alat kontrasepsi

sesuai dengan kebutuhan.

Menurut asumsi peneliti tenaga kesehatan baik, tetapi mereka tetap tidak

menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hal ini dibuktikan, bahwa responden yang

tidak menggunakan IUD di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube dikarenakan

mereka takut memasukkan benda ke dalam tubuh mereka, takut mereka tidak bisa

untuk bekerja berat lagi, takut jika sewaktu-waktu IUD bisa menjalar. Alasan lain

responden tidak menggunakan IUD walaupun tenaga kesehatan memberikan

penyuluhan, mereka tidak ingin membatasi anak terutama anak laki-laki minimal

2 orang dalam satu keluarga karena anak laki-laki merupakan penerus marga dan

keturunan dari orang batak.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

64

Banyaknya mitos yang masih menganggap bahwa IUD bisa berpindah /

menjalar setelah dilakukan pemasangan, faktanya IUD tidak dapat berpindah

tempat apalagi menjalar ke jantung, namun bergeser sedikit dari sejak waktu

pemasangan. Oleh karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun

sekali ke bidan / dokter untuk memeriksa keadaan IUD di dalam rahim (BKKBN,

2015).

Universitas Sumatera Utara

Page 81: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi

akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas

Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah faktor

predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya), dan faktor

pendorong (dukungan suami).

2. Hanya sebanyak 8,7% yang menggunakan alat kontrasepsi IUD di wilayah

kerja Puskesmas Siempat Rube.

3. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pengetahuan,

sikap, sosial budaya dan dukungan suami memiliki hubungan terhadap

penggunaan alat kontrasepsi IUD sedangkan jarak dan dukungan tenaga

kesehatan tidak memiliki hubungan.

4. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa pendidikan merupakan variabel

paling berpengaruh atau model yang terbaik dalam menentukan pengaruh

faktor predisposisi dan pendorong terhadap penggunaan alat kontrasepsi

IUD pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube.

6.2 Saran

Dengan memerhatikan kesimpulan dan analisa, maka untuk dapat

meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas

Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat beberapa saran yang perlu disampaikan

adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 82: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

66

1. Kepada Puskesmas Siempat Rube agar meningkatkan pemahaman

masyarakat dengan melakukan pendekatan dengan masyarakat dan

mengubah sikap masyarakat dengan mitos yang salah tentang IUD

terutama bagi wanita usia subur dengan melakukan konseling dan

penyuluhan menjelaskan seperti apa alat kontrasepsi IUD, cara

pemasangan, efektivitas, keuntungan dan kerugian.

2. Meningkatkan pendidikan pengetahuan masyarakat Siempat Rube tentang

efektifitas, keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi IUD. Peningkatan

pengetahuan bisa dilakukan melalui penyuluhan di lingkungan/desa atau

rumah-rumah dan penyuluhan di Puskesmas. Peningkatan pengetahuan

peserta akan memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD.

3. Mengedukasi suami supaya lebih mendukung istrinya menggunakan IUD

dengan pendekatan, penyuluhan serta sosialisasi tentang alat kontrasepsi

IUD.

4. Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang sejenis

dengan cakupan variabel yang lebih luas.

Universitas Sumatera Utara

Page 83: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

67

67

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, 2006. Perempuan Siklus PDCA Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan.

Jakarta. Tim

Aryanti, H. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penggunaan

Kontrasepsi Pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur. Tesis. Universitas Udayana. Denpasar.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Medan dalam Angka 2015. Penerbit BPS,

Medan

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI

(BALITBANGKES) Tahun 2013

BKKBN. 2015. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan KB Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang. Penerbit BKKBN, Jakarta.

Depdinkes. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Pusat Bahasa.

Depkes RI, 2000. Buku Penuntun Petugas Klinik Keluarga Berencana. Jakarta.

,2007. Panduan Promosi Kesehatan. Jakarta.

,2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Pusat Bahasa.

Dinas Kesehatan Pakpak Bharat. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak

Bharat Tahun 2016.

Dinas Kesehatan Pakpak Bharat. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas Siempat Rube

Tahun 2016.

Dzalya, A.I. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kalideres. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. PT. Refika Aditama, IKAPI. Bandung.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihama.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

68

68

Harahap, A. 2014. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian

Alat Kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) Oleh Ibu Pasangan Usia

Subur Di Desa Sabungan Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten

Labuhan Batu Selatan 2014. Skripsi. Univeritas Sumatera Utara. Medan

Hartanto, H, 2008. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Hasibuan, S. 2014. Determinan yang Mempengaruhi Penggunaan Alat

Kontrasepsi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Tahun

2014. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program

Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Kalangie, N.S. 1994. Kebudayaan Dan Kesehatan Pengembangan Pelayanan

Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosio Budaya. Jakarta:

PT.KasaintBlac Indah Corp

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta.

Laoli, W.E. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Tidak Menjadi

Akseptor KB Di Desa Holi Kecamatan Ulugawo Kabupaten Nias.

Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Manuaba L.B.G. 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa

Bidan. Jakarta : EGC.

Marikar A., Rina K.,& Yolanda B., 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Minat Ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR) Di Puskesmas Tuminting, Kota Manado. Jurnal

Keperawatan: 3-4.

Nana, A. 2013. Gambaran Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya KB

AKDR Di Puskesmas Rambah Samo I. Jurnal Maternity and neonatal.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

,2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta

,2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

69

69

Nurbaiti. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat

Kontrasepsi KB Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja

Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Skripsi.

Aceh: Universitas Ubudiyah Indonesia.

Nursalam dan Efendi. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Peraturan Menteri Pendidikan RI No.49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi.

Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info

Media.

Pinontoan S., Sesca DS.,& Sandra T., 2014 Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas

Tatelu Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Bidan: 20-22.

Proverawati, Atikah.,Islaely, A,D., dan Aspuah, Siti. 2016. Panduan Memilih

Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Putri, R.P. 2017. Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) Dan Implant Pada Wanita Usia

Subur Di Kecamatan Sukarame. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Rusman, T. 2013. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar Lampung.

Sauma, R.A. 2015. Determinan Pemanfaatan KB MKJP di Wilayah Kerja

Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat. Skripsi.

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sarwono, S. 2003. Psikologi Sosial dan Individu dan Teori-Teori Psikolog Sosial.

Jakarta: Refika Aditama.

Singarimbun, M. 2008. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Sulistyawati, A. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Undang-Undang Kesehatan. 2009. Nomor: 36 Tahun 2009.

,Republik Indonesia. 2009. Nomor 52 Tahun 2009 tentang:

Keluarga Berencana.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

70

70

Verawaty, R. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Wanita Pada Istri

Pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Bintan Timur Tahun 2013.

Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok

Widya, E.D. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan

Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Di Desa Krakal

Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Tahun 2015. Skripsi. Universitas

Negeri Semarang. Semarang

Wulansari dan Hartanto. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: Trans Media

Info.

Yanuar, 2010. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang

KB Terhadap Pemilihan Kontrasepsi di Lingkungan Kelurahan Joho

Kecamatan Sukoharjo Tahun 2010. Skripsi. Universitas Gajah Madha.

Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 87: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB INTRA UTERINE DEVICE

(IUD) DI PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KECAMATAN SIEMPAT RUBE

KABUPATEN PAKPAK BHARAT” TAHUN 2017

No. Responden :

Alamat Responden :

I. Identitas Responden

Nama :

1. Umur :

2. Agama :

3. Suku :

4. Pekerjaan :

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta

d. Ibu Rumah Tangga

e. Petani

5. Pendidikan

a. Tidak Sekolah/TidakTamat SD

b. Tamat SD

c. Tamat SMP/MTs

d. Tamat SMA/MA

e. Tamat Akademik/ Diploma

f. Tamat Sarjana

6. Jumlah anak :

7. Jenis KB yang digunakan :

II. Pengetahuan

1. Untuk apa diadakan Program Keluarga Berencana?

1. Unruk mengatur kelahiran anak

2. Agar menjadi keluarga bahagia

3. Untuk menjadi keluarga yang besar

2. Prigram KB adalah menganjurkan untuk mempunyai anak?

1. Satu anak cukup

2. Dua anak cukup

3. Tiga anak cukup

2. Apa yang ibu ketahui tentang alat kontrasepsi IUD?

1. Kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim

2. Kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit

3. Kontrasepsi yang disuntikkan

Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

Page 88: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

3. Menurut ibu, apakah keuntungan dari IUD?

1. IUD dapat segera efektif segera setelah pemasangan

2. Tidak memiliki efek samping

3. Mencegah perdarahan

4. Menurut ibu, apa kerugian dari IUD?

1. Tidak dapat mencegah penyakit seks menular

2. Tidak dapat segera efektif setelah dipasang

3. Tidak dapat mencegah perdarahan

5. Kapan sebaiknya alat kontrasepsi IUD bisa dipasang?

1. 40 hari setelah melahirkan

2. Lima bulan setelah melahirkan

3. Pada awal haid

6. Siapa yang bisa diiziinkan memasang alat kontrasepsi IUD?

1. Bidan yang telah diberi pelatihan

2. Mantri

3. Apoteker

7. Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi IUD dapat dengan sendirinya keluar dari

rahim tanpa bantuan petugas?

1. Ya

2. Tidak

3. Tidak Tahu

8. Setelah ibu memakai IUD, kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang?

1. Seminggu setelah pemasangan

2. Dua minggu setelah pemasangan

3. Tiga minggu setelah pemasangan

9. Penggunaan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu berapa ?

1. 3-5 tahun

2. Lebih dari 7 tahun

3. Tidak tahu

10. Menurut ibu, kapan waktu yang baik alat kontrasepsi IUD dilepas?

1. Saat tidak menstruasi (jika menginginkan keturunan lagi )

2. Saat menstruasi

3. Setiap saat

Universitas Sumatera Utara

Page 89: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

III. Sikap

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda centang (√) pada salah yang ibu yakinin dibawah ini!

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

NO Uraian Pernyataan SS S TS STS

1 Penggunaan alat kontrasepsi IUD hanya

untuk yang tidak ingin memiliki anak

lagi

2 Pemakaian alat kontrasepsi IUD

membuat tidak nyaman dan

menimbulkan rasa sakit

3 Menggunakan IUD dapat mencegah

penyakit seksual menular

4 Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan

saat belum mempunyai anak

5 Ibu takut menggunakan IUD karena

mendengar mitos dapat menjalar sampai

kejantung

6 Menggunakan alat kontrasepsi IUD

tidak boleh bekerja terlalu lelah

(mencangkul)

IV. Dukungan Suami

1. Apakah ibu ber-KB atas seizin suami?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah suami ibu turut dalam pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah suami ibu setuju /mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi

IUD?

a. Ya b.Tidak

4. Apakah Suami ibu memberikan saran agar menggunakan alat kontrasepsi IUD?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah suami ibu juga ikut mengantarkan ibu kepelayanan kesehatan untuk

mendapatkan alat kontrasepsi yang ibu gunakan? a. Ya b.Tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 90: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

6. Apakah suami ibu mengingatkan jadwal kontrol ulang kepada ibu ?

a. Ya b. Tidak

V. Dukungan Tenaga Kesehatan

1. Apakah petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan dan selalu

menyarankan supaya menggunakan alat kontrasepsi?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah menurut ibu, petugas kesehatan bersikap baik dalam memberikan

penjelasan tentang KB?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang KB IUD, termasuk

keuntungan dan kerugiannya?

a. Ya b. Tidak

4. Dari penyuluhan yang ibu dapatkan, tertarikkah ibu terhadap alat penggunaan

IUD tersebut?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah di Puskesmas persediaan alat kontrasepsi selalu ada?

a. Ya b. Tidak

VI. Jarak

1. Apakah lokasi pelayanan KB sulit dijangkau dari tempat tinggal?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah transportasi sulit dari rumah ketempat pelayanan KB?

a. Ya b. Tidak

VII. Sosial Budaya

1. Apakah alat kontrasepsi jenis IUD tidak umum dikenal didaerah ibu?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah menurut ibu budaya (kepercayaan) 3H (Hamoraon, Hagabeon dan

Hasangapon) merupakan budaya (kepercayaan) yang positif dan akan terus

menurus diwarisi di keluarga ibu?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah dikeluarga ibu status/peranan anak laki-laki dan perempuan berbeda?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 91: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

4. Sesuai dengan adat istiadat suku Batak adanya larangan tidak boleh

menggunakan KB/ tidak boleh membatasi kehamilan jika belum mempunyai

anak laki – laki?

a. Ya b. Tidak

VIII. Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD

NO Uraian Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi IUD

Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan IUD

NO Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan

IUD

Jumlah

1 Menggunakan IUD :

a. menjarangkan kelahiran

b. karena sangat efektif dan nyaman

2 Tidak menggunakan IUD :

a.tidakingin membatasi keturunan

b.takut saat pemasangan IUD

c.takut tidak bisa mencangkul diladang

Universitas Sumatera Utara

Page 92: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

PG U KU KA KP DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DSTDP1DP2DP3 DP4DP5 DPT JK JKT1JKT2 JKTT SB1 SB2 SB3 SB4 SBT P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 PT Sk1 Sk2 Sk3 Sk4 Sk5 Sk6 TotSKkesskAG SKU Pkr

2 24 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 2 3 1 1 2 4 3 2 4 2 17 2 1 1 1

2 26 1 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 4 2 2 1 2 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2 1 1 10 1 1 1 1

2 34 2 2 0 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 0 3 2 3 4 2 1 15 2 1 1 5

2 44 3 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 0 2 2 2 1 2 2 11 1 1 1 5

2 44 3 3 0 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 3 1 3 1 2 3 4 2 2 1 14 2 1 1 5

2 36 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 3 12 1 1 1 5

2 45 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 3 1 3 1 1 2 3 2 2 2 1 12 1 1 1 1

2 32 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 4 4 1 2 15 2 1 2 1

1 32 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5

2 39 2 3 0 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 1 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 1 0 3 2 2 2 3 2 14 2 1 1 1

2 40 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 4 1 1 0 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 1 3 1 3 3 4 2 2 1 15 2 1 1 1

2 40 3 3 0 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 1 1 1 2 9 1 2 1 1

2 43 3 3 0 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 3 4 2 3 17 2 2 1 1

2 32 2 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 0 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 1 1 1 2 10 1 2 1 1

2 39 2 3 0 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 4 14 2 1 1 1

2 38 2 3 0 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 3 2 3 1 3 2 2 2 1 1 11 1 1 1 1

2 37 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 1 3 2 3 3 1 2 14 2 1 1 1

2 35 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 1 0 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 9 1 1 1 1

2 26 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 3 1 3 3 2 2 1 2 13 2 1 1 1

2 28 1 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 0 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 15 2 1 2 1

2 37 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 1 1 0 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 1 10 1 1 1 1

2 33 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 1 3 1 2 1 2 10 1 3 1 3

2 28 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 12 1 1 1 1

2 32 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 4 1 12 1 1 1 1

2 42 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 0 1 3 1 2 2 2 11 1 1 1 1

2 37 2 3 0 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 3 2 0 2 2 2 1 1 1 9 1 1 1 1

2 31 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 4 1 2 4 14 2 1 1 1

2 35 2 3 0 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 4 3 2 2 1 2 14 2 1 1 1

2 28 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 3 1 1 4 2 3 4 3 1 17 2 1 1 1

2 27 1 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 11 1 2 1 1

2 40 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 0 3 3 2 2 1 1 12 1 1 1 1

2 32 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 2 1 0 4 2 4 1 2 1 14 2 1 1 1

2 30 2 3 0 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 3 1 3 2 2 4 3 4 18 2 1 2 1

2 24 1 2 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 15 2 1 1 1

2 30 2 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 3 2 2 1 1 4 2 1 1 3 1 12 1 1 1 1

2 35 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 14 2 3 1 1

2 38 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 3 2 2 1 2 1 11 1 1 2 1

2 35 2 3 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 4 3 3 2 3 2 17 2 1 1 3

2 44 3 3 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 5 2 2 1 1 2 1 1 1 2 3 3 1 3 1 1 2 1 3 1 3 2 4 1 2 4 16 2 1 1 1

Lampiran 2

Universitas Sumatera Utara

Page 93: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

2 47 3 2 0 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 5 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 9 1 1 1 1

2 35 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 3 0 3 3 3 1 3 3 16 2 2 1 3

2 33 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 3 2 3 2 1 3 2 3 1 1 1 11 1 1 3 1

2 42 3 3 0 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 2 1 0 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 0 4 2 1 2 4 3 16 2 1 1 1

2 32 2 2 0 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 3 2 1 2 13 2 1 1 3

2 35 2 3 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 5 1 2 0 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1 3 4 15 2 1 1 1

2 34 2 3 0 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 5 1 2 0 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 1 4 2 1 2 2 3 14 2 3 1 1

2 42 3 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 2 15 2 2 1 1

2 22 1 2 0 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 1 2 3 13 2 1 3 3

2 38 2 2 0 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 1 2 1 1 9 1 2 1 1

2 30 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 1 3 1 1 3 2 3 1 3 2 14 2 1 1 1

2 43 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 5 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2 3 12 1 1 1 3

2 38 2 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 3 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 3 2 15 2 2 1 1

2 29 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 1 3 2 3 2 3 3 16 2 1 1 1

2 37 2 2 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 5 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 1 2 4 3 1 3 2 15 2 2 1 5

2 30 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 3 2 3 1 1 3 2 2 4 2 3 16 2 1 1 5

2 44 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 16 2 1 1 1

2 33 2 2 0 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 5 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 0 2 2 3 3 2 2 14 2 1 1 5

2 41 1 3 0 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 0 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 3 1 3 4 2 2 1 3 15 2 1 1 1

2 36 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 3 1 1 3 2 3 1 4 3 16 2 1 1 1

2 38 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 2 3 3 2 2 14 2 1 1 1

1 32 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5

2 42 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 2 2 3 2 2 3 14 2 1 1 1

1 31 2 2 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5

1 38 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5

2 44 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 3 1 2 1 14 2 1 1 1

2 42 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 1 3 2 1 4 3 3 16 2 1 1 1

2 39 2 3 0 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 3 1 3 1 2 2 2 3 1 2 12 1 1 1 1

2 42 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 1 13 2 1 1 1

2 42 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 4 2 1 3 3 16 2 1 1 1

2 33 2 2 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 3 3 14 2 1 1 1

2 36 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 1 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 14 2 1 1 1

2 38 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 3 3 1 3 1 2 2 2 3 3 3 15 2 1 1 2

2 42 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 1 3 2 3 2 1 1 12 1 1 1 1

2 30 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 2 3 3 2 3 3 1 1 2 2 1 2 4 2 3 2 3 16 2 1 1 1

2 48 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 1 3 1 3 2 1 2 3 2 13 2 1 1 1

2 46 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 3 14 2 1 1 1

2 41 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 3 3 1 3 1 3 2 1 1 1 1 9 1 1 1 1

2 39 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 2 1 0 2 4 2 3 3 2 16 2 1 1 4

2 34 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 1 1 1 3 11 1 1 1 1

2 24 1 2 0 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 2 3 2 1 1 2 4 1 3 1 3 14 2 1 1 1

2 28 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 2 0 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 0 3 2 1 2 2 1 11 1 1 1 3

2 30 2 1 0 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 1 2 4 2 3 1 2 14 2 1 1 1

2 37 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 3 3 1 1 3 2 1 2 1 3 12 1 1 1 4

2 39 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 3 1 1 12 1 1 1 2

Universitas Sumatera Utara

Page 94: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

2 43 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 0 1 2 0 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 3 1 3 4 1 2 2 3 15 2 1

2 30 2 1 0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 3 3 3 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 3 1 1 10 1 1

2 28 1 3 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 1 1 11 1 1

2 24 1 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 1 3 3 2 1 1 2 4 1 3 2 3 15 2 1

2 30 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 13 2 1

2 37 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 2 1 2 2 1 10 1 1

2 39 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 2 3 1 1 12 1 1

2 43 3 3 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 4 1 3 1 3 14 2 1

Keterangan:

PG= Pengguna IUD

KU= Karegori Umur

Ka= Kategori Jumlah anak

KP= Kategori Pendidikan

DS= Dukungan Suami

DST= Kategori Dukungan Suami

DP= Dukungan Petugas Pelayan Kesehatan

DPT =Kategori Dukungan Pelayan Kesehatan

JK= Jenis Kelamin

JKT= Jarak ke Tempat Kesehatan

JKTT= Kategori Jarak ke Tempat Kesehatan

SB= Sosial Budaya

SBT= Kategori Sosial Budaya

P= Pengetahuan

PT= Kategori Pengetahuan

SK= Sikap

TotSK= Poin Sikap

KesSK= Kategori Sikap

AG= Agama

SKU= Suku

PKR= Pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

Page 95: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

A. UNIVARIAT

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-29 14 15,2 15,2 15,2

30-39 53 57,6 57,6 72,8

40-49 25 27,2 27,2 100,0

Total 92 100,0 100,0

Agama Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Kristen protestan 80 87,0 87,0 87,0

Katolik 9 9,8 9,8 96,7

Islam 3 3,3 3,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Suku Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Pakpak 86 93,5 93,5 93,5

Toba 4 4,3 4,3 97,8

Karo 2 2,2 2,2 100,0

Total 92 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Petani 68 73,9 73,9 73,9

Ibu rumah

tangga

2 2,2 2,2 76,1

Wiraswasta 9 9,8 9,8 85,9

Pegawai swasta 2 2,2 2,2 88,0

PNS 11 12,0 12,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara

Page 96: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Kategori jumlah anak Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1-2 3 3,3 3,3 3,3

3-4 30 32,6 32,6 35,9

>=5 59 64,1 64,1 100,0

Total 92 100,0 100,0

Jenis alat kontrasepsi yang digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak ada 36 39,1 39,1 39,1

IUD 8 8,7 8,7 47,8

MOW 5 5,4 5,4 53,3

Suntik 20 21,7 21,7 75,0

PIL 10 10,9 10,9 85,9

Implan 13 14,1 14,1 100,0

Total 92 100,0 100,0

Alasan menggunakan dan tidak menggunakan IUD Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Menjarangkan

kelahiran

5 5,4 5,4 5,4

karena sangat efektif

dan nyaman

3 3,3 3,3 8,7

Tidak ingin

membatasi keturunan

32 34,8 34,8 43,5

takut saat

pemasangan IUD

40 43,5 43,5 87,0

takut tidak bisa kerja

berat lagi

12 13,0 13,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 97: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

1. Pendidikan

Frekuensi

NO Pendidikan terakhir Jumlah %

1. Tidak sekolah/Tidak tamat SD 12 13

2. Tamat SD 16 17.3

3. Tamat SMP 48 52.1

4. Tamat SMA 7 7.6

5. Tamat Akademik/Diploma 5 5.4

6. Tamat Sarjana 4 4.5

Total 92 100

Kategori

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Rendah 76 82.6 82.6 82.6

Tinggi 16 17.4 17.4 100,0

Total 92 100,0 100,0

2. Pengetahuan

Untuk apa diadakan Program Keluarga Berencana ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 27 29,0 29,3 29,3

Cukup 36 38,7 39,1 68,5

Kurang 29 31,2 31,5 100,0

Total 92 98,9 100,0

Program KB adalah menganjurkan untuk mempunyai anak ? Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 39 41,9 42,4 42,4

Cukup 29 31,2 31,5 73,9

Universitas Sumatera Utara

Page 98: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Kurang 24 25,8 26,1 100,0

Total 92 98,9 100,0

Apa yang ibu ketahui tentang alat kontrasepsi IUD ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 20 21,5 21,7 21,7

Cukup 34 36,6 37,0 58,7

Kurang 38 40,9 41,3 100,0

Total 92 98,9 100,0

Menurut ibu , apakah keuntungan dari IUD?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 28 30,1 30,4 30,4

Cukup 26 28,0 28,3 58,7

Kurang 38 40,9 41,3 100,0

Total 92 98,9 100,0

Kapan sebaiknya alat kontrasepsi IUD bisa dipasang ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 31 33,3 33,7 33,7

Cukup 30 32,3 32,6 66,3

Kurang 31 33,3 33,7 100,0

Total 92 98,9 100,0

Siapa yang bisa diizinkan memasang alat kontrasepsi IUD? Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 72 77,4 78,3 78,3

Cukup 6 6,5 6,5 84,8

Kurang 14 15,1 15,2 100,0

Total 92 98,9 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 99: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi IUD dapat dengan sendirinya keluar dari

rahim tanpa bantuan petugas ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 34 36,6 37,0 37,0

Cukup 24 25,8 26,1 63,0

Kurang 34 36,6 37,0 100,0

Total 92 98,9 100,0

Setelah ibu memakai IUD, kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 20 21,5 21,7 21,7

Cukup 31 33,3 33,7 55,4

Kurang 41 44,1 44,6 100,0

Total 92 98,9 100,0

Penggunaan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu berapa ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 26 28,0 28,3 28,3

Cukup 32 34,4 34,8 63,0

Kurang 34 36,6 37,0 100,0

Total 92 98,9 100,0

Menurut ibu kapan waktu yang baik alat kontrasepsi IUD dilepas ? Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 41 44,1 44,6 44,6

Cukup 19 20,4 20,7 65,2

Kurang 32 34,4 34,8 100,0

Total 92 98,9 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 100: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Frekuensi

No Uraian pertanyaan mengenai

pengetahuan Ibu

Kategori jawaban Jlh

Baik (1) Cukup (2) Kurang (3)

1 Untuk apa diadakan Program

Keluarga Berencana ? 27 36 29 92

2 Program KB adalah menganjurkan

untuk mempunyai anak ? 39 29 24 92

3 Apa yang ibu ketahui tentang alat

kontrasepsi IUD ? 20 34 38 92

4 Menurut ibu , apakah keuntungan

dari IUD? 28 26 38 92

5 Kapan alat kontrasepsi IUD bisa

dipasang ? 31 30 31 92

6 Siapa yang bisa diizinkan memasang

alat kontrasepsi IUD? 72 6 14 92

7 Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi

IUD dapat dengan sendirinya keluar

dari rahim tanpa bantuan petugas ?

34 24 34 92

8 Setelah ibu memakai IUD, kapan ibu

harus melakukan kunjungan ulang ? 20 31 41 92

9 Penggunaan IUD dapat digunakan

untuk jangka waktu berapa lama ? 26 32 34 92

10 Menurut ibu kapan waktu yang baik

alat kontrasepsi IUD dilepas ? 41 19 32 92

Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 17 18.5 18.5 18.5

Buruk 75 81.5 81.5 100.0

Total 92 100,0 100,0

3. Sikap

Penggunaan alat kontraspsi IUD hanya untuk yang tidak ingin memiliki anak

lagi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 7 7,6 7,6 7,6

S 33 35,9 35,9 43,5

TS 45 48,9 48,9 92,4

STS 7 7,6 7,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 101: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Pemakaian alat kontrasepsi IUD membuat tidak nyaman dan menimbulkan

rasa sakit Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 4 4,3 4,3 4,3

S 64 69,6 69,6 73,9

TS 12 13,0 13,0 87,0

STS 12 13,0 13,0 100,0

Total 92 100,0 100,0

Menggunakan IUD dapat mencegah penyakit menular seksual Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 30 32,6 32,6 32,6

S 30 32,6 32,6 65,2

TS 26 28,3 28,3 93,5

STS 6 6,5 6,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Ibu tidak menggunakan IUD karena malu alat kontrasepsi IUD dipasang di

dalam rahim (melalui vagina) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 29 31,5 31,5 31,5

S 40 43,5 43,5 75,0

TS 16 17,4 17,4 92,4

STS 7 7,6 7,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Ibu takut menggunakan alat kontraepsi IUD karena mendengar mitos dapat

menjalar sampai ke jantung Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 33 35,9 35,9 35,9

S 36 39,1 39,1 75,0

TS 19 20,7 20,7 95,7

STS 4 4,3 4,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 102: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Menggunakan alat kontrasepsi IUD tidak boleh bekerja terlalu lelah/berat? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 33 35,9 35,9 35,9

S 27 29,3 29,3 65,2

TS 26 28,3 28,3 93,5

STS 6 6,5 6,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Frekuensi No Uraian Pernyataan SS S TS STS Jumlah

1 Penggunaan alat kontraspsi IUD

hanya untuk yang tidak ingin memiliki

anak lagi

7 33 45 7 92

2 Pemakaian alat kontrasepsi IUD

membuat tidak nyaman dan

menimbulkan rasa sakit

4 64 12 12 92

3 Menggunakan IUD dapat mencegah

penyakit menular seksual 30 30 26 6 92

4 Ibu tidak menggunakan IUD karena

malu alat kontrasepsi IUD dipasang di

dalam rahim (melalui vagina)

29 40 16 7 92

5 Ibu takut menggunakan alat kontraepsi

IUD karena mendengar mitos dapat

menjalar sampai ke jantung

33 36 19 4 92

6 menggunakan alat kontrasepsi IUD

tidak boleh bekerja terlalu lelah/berat? 33 27 26 6 92

Kategori Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 37 40,2 40,2 40,2

Kurang

baik

55 59,8 59,8 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 103: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

4. Sosial budaya

Apakah alat kontrasepsi IUD sudah umum dikenal didaerah Ibu? Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 74 80,4 80,4 80,4

Tidak 18 19,6 19,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah menurut ibu budaya (kepercayaan) 3H merupakan kepercayaan yang

positif dan akan terus menerus diwarisi di keluarga ibu? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 74 80,4 80,4 80,4

Tidak 18 19,6 19,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah dikeluarga ibu status / peran anak laki-laki berbeda

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 70 76,1 76,1 76,1

Tidak 22 23,9 23,9 100,0

Total 92 100,0 100,0

Sesuai dengan adat istiadat suku Batak, apakah adanya larangan tidak boleh

menggunakan KB / tidak boleh membatasi kehamilan jika belum mempunyai

anak laki-laki Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 67 72,8 72,8 72,8

Tidak 25 27,2 27,2 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 104: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Frekuensi No Uraian jawaban tentang

Sosial Budaya

Ya % Tidak % Jlh %

1 Apakah alat kontrasepsi IUD

sudah umum dikenal didaerah

Ibu

74 80.4 18 19.6 92 100

2 Apakah menurut ibu budaya

(kepercayaan) 3H (Hamoraon,

Hagabeon, dan Hasangapon)

merupakan budaya

(kepercayaan) yang positif

dan akan terus menerus

diwarisi di keluarga ibu

74 80.4 18 19.6 92 100

3 Apakah dikeluarga ibu status /

peran anak laki-laki berbeda

70 76.1 22 23.9 92 100

4 Sesuai dengan adat istiadat

suku Batak, apakah adanya

larangan tidak boleh

menggunakan KB / tidak

boleh membatasi kehamilan

jika belum mempunyai anak

laki-laki

67 72.8 25 27.2 92 100

Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 20 21,7 21,7 100,0

Kurang

baik

72 78,3 78,7 78,3

Total 92 100,0 100,0

5. Jarak

Apakah lokasi pelayanan KB sulit dijangkau dari tempat tinggal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 69 75 75 75,0

Tidak 23 25 25 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 105: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Apakah transportasi sulit dari rumah ke tempat pelayanan KB Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 68 73.9 73.9 73.9

Tidak 24 26.1 26.1 100,0

Total 92 100,0 100,0

Frekuensi No Ya % Tidak % Jlh %

1 Apakah lokasi pelayanan KB

sulit dijangkau dari tempat

tinggal

69 75 23 25 92 100

2 Apakah transportasi sulit dari

rumah ke tempat pelayanan KB

68 73,9 24 26,1 92 100

Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mudah 21 22.8 22.8 100

Sulit 71 77.2 77.2 77.2

Total 92 100,0 100,0

6. Dukungan Suami

Apakah ibu ber-KB atas seizin suami Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 76 82,6 82,6 82,6

Tidak 16 17,4 17,4 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah suami ibu turut mengikuti konseling pemilihan alat kontrasepsi Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 42 45,7 45,7 45,7

Tidak 50 54,3 54,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 106: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Apakah suami ibu setuju / mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 28 30,4 30,4 30,4

Tidak 64 69,6 69,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah suami ibu memberikan saran agar menggunakan alat kontrasepsi IUD Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 27 29,3 29,3 29,3

Tidak 65 70,7 70,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah suami ibu juga ikut mengantarkan ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 37 40,2 40,2 40,2

Tidak 55 59,8 59,8 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah suami ibu mengingatkan jadwal kontrol ulang kepada ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 28 30,4 30,4 30,4

Tidak 64 69,6 69,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

Frekuensi No Uraian jawaban tentang

dukungan suami

Ya % Tidak % Jlh %

1 Apakah ibu ber-KB atas

seizin suami

76 82.6 16 17.4 92 100

2 Apakah suami ibu turut

mengikuti konseling

pemilihan alat kontrasepsi

42 45.7 50 54.3 92 100

3 Apakah suami ibu setuju /

mendukung untuk

menggunakan alat

kontrasepsi

28 30.4 64 69.6 92 100

4 Apakah suami ibu

memberikan saran agar

menggunakan alat

kontrasepsi IUD

27 29.3 65 70.7 92 100

5 Apakah suami ibu juga ikut 37 40.2 55 59.8 92 100

Universitas Sumatera Utara

Page 107: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

mengantarkan ibu

kepelayanan kesehatan untuk

mendapatkan alat kontrasepsi

yang ibu gunakan

6 Apakah suami ibu

mengingatkan jadwal kontrol

ulang kepada ibu

28 30.4 64 69.6 92 100

Kategori Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Mendukung 19 20,7 20,7 20,7

Kurang

mendukung

73 79,3 79,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

7. Dukungan Petugas Pelayanan Kesehatan

Apakakah petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan dan selalu

menyarankan supaya menggunakan alat kontrasepsi? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 79 85,9 85,9 85,9

Tidak 13 14,1 14,1 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah menurut ibu petugas kesehatan bersikap baik dalam memberikan

penjelasan tentang KB Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 63 68,5 68,5 68,5

Tidak 29 31,5 31,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 108: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang KB IUD, termasuk

keuntungan dan kerugiannya?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 66 71,7 71,7 71,7

Tidak 26 28,3 28,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Dari penyuluhan yang ibu dapatkan tertarikkah ibu terhadap alat penggunaan

IUD tersebut ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 15 16,3 16,3 16,3

Tidak 77 83,7 83,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

Apakah tempat ibu mendapatkan pelayanan KB juga menyediakan alat KB

IUD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 49 53,3 53,3 53,3

Tidak 43 46,7 46,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

Frekuensi No Uraian jawaban tentang

Dukungan Petugas

Pelayanan Kesehatan

Ya % Tidak % Jlh %

1 Apakakah petugas kesehatan

selalu memberikan

penyuluhan dan selalu

menyarankan supaya

menggunakan alat kontrasepsi

79 85.9 13 14.1 92 100

2 Apakah menurut ibu petugas

kesehatan bersikap baik dalam

memberikan penjelasan

tentang KB

63 68.5 29 31.5 92 100

3 Apakah ibu pernah

mendapatkan penyuluhan

tentang KB IUD, termasuk

keuntungan dan kerugiannya?

66 71.7 26 28.3 92 100

4 Dari penyuluhan yang ibu 15 16.3 77 83.7 92 100

Universitas Sumatera Utara

Page 109: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

dapatkan tertarikkah ibu

terhadap alat penggunaan IUD

tersebut ?

5 Apakah tempat ibu

mendapatkan pelayanan KB

juga menyediakan alat KB

IUD

49 53.3 43 46.7 92 100

Kategori Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 63 68,5 68,5 68,5

Kurang

Baik

29 31,5 31,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

Penggunaan IUD Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 84 91,3 91,3 91,3

Tidak 8 8,7 8,7 100,0

Total 92 100,0 100,0

B. Bivariat

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori pendidikan *

Penggunaan UD

92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

Kesimpulan Dukungan

Suami * Penggunaan

IUD

92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

KESIMPULAN_DPPK

* Penggunaan IUD

92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

Kesimpulan Jarak * 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

Universitas Sumatera Utara

Page 110: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Penggunaan IUD

Kesimpulan

Sosial_Budaya *

Penggunaan IUD

92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

Sikaptotal *

Penggunaan IUD

92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

Kes.pengetahuan *

Penggunaan IUD

92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%

1. Kategori pendidikan * Penggunaan IUD

Crosstab

Penggunaan_IUD Total

Tidak

Menggunaka

n IUD

Menggunakan

IUD

Kategori

pendidikan

Tidak sekolah/tamat

SD/tamat

SMP(rendah)

72 4 76

Tamat

Diploma/Sarjana(tinggi

)

12 4 16

Total 84 8 92

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 6,485a 1 ,011

Continuity Correctionb 4,237 1 ,040

Likelihood Ratio 5,025 1 ,025

Fisher's Exact Test ,029 ,029

Linear-by-Linear

Association

6,414 1 ,011

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,39.

b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara

Page 111: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

2. Kategori pengetahuan * Penggunaan IUD

Crosstab

Penggunaan_IUD Total

Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunakan IUD

Kes.pengetahua

n

Baik 13 4 17

Buruk 71 4 75

Total 84 8 92

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5,779a 1 ,016

Continuity Correctionb 3,715 1 ,054

Likelihood Ratio 4,578 1 ,032

Fisher's Exact Test ,036 ,036

Linear-by-Linear

Association

5,717 1 ,017

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,48.

b. Computed only for a 2x2 table

3. Kategori Sikap * Penggunaan IUD

Crosstab

Count

Penggunaan IUD Total

Tidak Menggunakan

IUD

Menggunakan IUD

Kategori

Sikap

Baik 31 6 37

Kura

ng

53 2 55

Total 84 8 92

Universitas Sumatera Utara

Page 112: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Chi-Square Tests

Value Df Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4,409a 1 ,036

Continuity Correctionb 2,967 1 ,085

Likelihood Ratio 4,378 1 ,036

Fisher's Exact Test ,057 ,044

Linear-by-Linear

Association

4,361 1 ,037

N of Valid Cases 92

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,22.

b. Computed only for a 2x2 table

4. Kategori Sosial Budaya * Penggunaan IUD

Crosstab

Count

Penggunaan IUD Total

Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunak

an IUD

Kategori Sosial_Budaya Baik 16 4 20

Kurang

baik

68 4 72

Total 84 8 92

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 4,113a 1 ,043

Continuity

Correctionb

2,495 1 ,114

Likelihood Ratio 3,448 1 ,063

Fisher's Exact Test ,065 ,065

Linear-by-Linear 4,069 1 ,044

Universitas Sumatera Utara

Page 113: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Association

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,74.

b. Computed only for a 2x2 table

5. Kategori Jarak * Penggunaan IUD

Crosstab

Penggunaan_IUD Total

Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunakan

IUD

Kesimpulan_

Jarak

sulit(<2) 65 6 71

Mudah(2-4) 19 2 21

Total 84 8 92

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square ,024a 1 ,878

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,023 1 ,879

Fisher's Exact Test 1,000 ,586

Linear-by-Linear

Association

,023 1 ,879

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.

b. Computed only for a 2x2 table

6. Kategori Dukungan Suami * Penggunaan IUD

Crosstab

Count

Penggunaan_IUD Total

Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunak

an IUD

Universitas Sumatera Utara

Page 114: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Kategori

Dukungan

Suami

Mendukung 13 6 19

Tidak

mendukung

71 2 73

Total 84 8 92

Chi-Square Tests

Value Df Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 15,793a 1 ,000

Continuity

Correctionb

12,369 1 ,000

Likelihood Ratio 12,328 1 ,000

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear

Association

15,621 1 ,000

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,65.

b. Computed only for a 2x2 table

7. Kategori Dukungan putugas kesehatan * Penggunaan IUD

Crosstab

Count

Penggunaan_IUD Total

Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunakan

IUD

Kategori

DPPK

Baik 59 4 63

Kurang

Baik

25 4 29

Total 84 8 92

Universitas Sumatera Utara

Page 115: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Chi-Square Tests

Value df Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact

Sig. (2-

sided)

Exact

Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,386a 1 ,239

Continuity Correctionb ,607 1 ,436

Likelihood Ratio 1,297 1 ,255

Fisher's Exact Test ,255 ,214

Linear-by-Linear

Association

1,371 1 ,242

N of Valid Cases 92

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.

b. Computed only for a 2x2 table

C. Multivariat

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 92 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 92 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 92 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Menggunakan IUD 0

Menggunakan IUD 1

Universitas Sumatera Utara

Page 116: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Penggunaan_IUD Percentage

Correct Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunakan

IUD

Step

0

Penggunaan

_IUD

Tidak

Menggunakan

IUD

84 0 100,0

Menggunakan

IUD

8 0 ,0

Overall Percentage 91,3

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step

0

Constant -2,351 ,370 40,385 1 ,000 ,095

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step

0

Variables Kategori_pendidikan 6,485 1 ,011

Kesimpulan_Dukungan_Sua

mi

15,793 1 ,000

Kesimpulan_Sosial_Budaya 4,113 1 ,043

Sikaptotal 4,409 1 ,036

Kes.pengetahuan 5,779 1 ,016

Overall Statistics 25,910 5 ,000

Universitas Sumatera Utara

Page 117: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step

1

Step 21,311 5 ,001

Block 21,311 5 ,001

Model 21,311 5 ,001

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 33,050a ,207 ,463

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter

estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Penggunaan_IUD Percentage

Correct Tidak

Menggunakan

IUD

Menggunakan

IUD

Step

1

Penggunaan

_IUD

Tidak

Menggunakan

IUD

83 1 98,8

Menggunakan

IUD

4 4 50,0

Overall Percentage 94,6

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

Kategori_p

endidikan

1,886 1,045 3,257 1 ,071 6,593 ,850 51,127

Universitas Sumatera Utara

Page 118: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Kesimpula

n_Dukunga

n_Suami

-2,756 1,043 6,987 1 ,008 ,640 ,008 ,490

Kesimpula

n_Sosial_B

udaya

,229 1,008 ,052 1 ,820 1,257 ,174 9,066

Sikaptotal -,910 ,998 ,831 1 ,362 ,403 ,057 2,848

Kes.penget

ahuan

-1,463 ,981 2,225 1 ,136 ,232 ,034 1,583

Constant 3,447 2,846 1,467 1 ,226 31,415

a. Variable(s) entered on step 1: Kategori_pendidikan, Kesimpulan_Dukungan_Suami,

Kesimpulan_Sosial_Budaya, Sikaptotal, Kes.pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara

Page 119: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Lampiran 4

Universitas Sumatera Utara

Page 120: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Lampiran 5

Universitas Sumatera Utara

Page 121: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM

Lampiran 6

Lampiran 6

Universitas Sumatera Utara