FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB
DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK
BHARAT TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH
RATNA SARI PANDIANGAN
NIM. 131000341
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB
DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK
BHARAT TAHUN 2017
Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
RATNA SARI PANDIANGAN
NIM. 131000341
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ini beserta seluruh
isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuwan. FAKTOR–FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIEMPAT
RUBE KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2017
Medan, Januari 2018
Yang membuat pernyataan
Ratna Sari Pandiangan
Universitas Sumatera Utara
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB
DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN PAKPAK
BHARAT TAHUN 2017
Yang Disiapkan dan dipertahankan Oleh
RATNA SARI PANDIANGAN
NIM : 131000341
Disahkan Oleh:
Komisi Pembimbing Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Juanita SE.M.Kes Puteri Citra Cinta Asyura Nst SKM.MPH
NIP:19621223 199203 2 002 NIP: 19850823 201504 2 001
Medan, Januari 2018
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si
NIP:19680320 199308 2 001
Universitas Sumatera Utara
iii
ABSTRAK
Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan
yang dihadapi Indonesia. Intra Uterine Device (IUD) adalah salah satu Alat
Kontrasepsi Jangka Panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat
kontrasepsi lainnya. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka
kematian ibu dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena tingkat
efektifitas penggunaan sampai 99,4%. Berdasarkan Laporan Puskesmas Siempat
Rube jumlah peserta KB aktif yang menggunakan IUD yaitu 11,1% dan baru
16,1%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di
Puskesmas Siempat Rube Tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan
explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh faktor
predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya), faktor pendukung
(jarak), dan faktor pendorong (dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan)
terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Siempat Rube tahun
2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur sebanyak 1088.
Sampel penelitian ini sebanyak 92 responden.
Hasil penelitian menunjukkan dari 92 responden, sebanyak 8,7%
menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 91,3% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Variabel pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p=0,016), sikap
(p=0,036), dukungan suami (<0,001) dan sosial budaya (p=0,043) memiliki
hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Siempat
Rube. Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,593 merupakan
variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan petugas kesehatan meningkatkan
pemahaman masyarakat dengan melakukan pendekatan dan mengubah sikap
masyarakat dengan mitos yang salah tentang IUD. Meningkatkan pendidikan
pengetahuan masyarakat Siempat Rube tentang efektifitas, keuntungan dan
kerugian alat kontrasepsi IUD. Peningkatan pengetahuan peserta akan
memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD. Mengedukasi suami supaya
mendukung istrinya menggunakan IUD dengan pendekatan, penyuluhan serta
sosialisasi tentang alat kontrasepsi IUD.
Kata Kunci : Determinan Pemanfaatan, Metode Kontrasepsi IUD
Universitas Sumatera Utara
iv
ABSTRACT
The high rating of population growth is one of problem which faced in
Indonesia. Intra Uterine Device (IUD) is one of the most effective and save long
term contraceptive device compared from the other like pills. Intra Uterine Device
(IUD) is very effective to suppress the rate of death and control the rate of
population growth because the effectiveness of using IUD is 11,1% and 16,1%.
The purpose of this research is to know the factors which influence the acceptors
KB in using of contraceptive device Intra Uterine Device (IUD) in the working
area of Siempat Rube Public Health Center in 2017.
The type of this research was survey research with an explanatory
research approach that aims to explain the influence predisposing factors
(education, knowledge, attitude, social, culture), supporting factors (distance),
pushing factors (support of husband and health workers) to the using of
contraceptive device Intra Uterine Device (IUD) in the working area of Siempat
Rube Public Health Center in 2017. The population of this research was all the
women of childbearing-age of 1088 and the sampel of this research as many as 92
respondents.
The results showed that 92 of the respondents, 8.7% used IUD
contraceptives and 91.3% did not use IUD contraceptives. The education
variables (p = 0.011), the knowledge (p=0,016), the attitudes (p = 0.036), the
husbands support (<0.001) and socio-cultural (p = 0.043) were related to the use
of IUD contraceptives in the work area of Siempat Rube. Education variable have
value Exp (B) equal to 6,593 represent variable which most influence to use of
IUD contraception device.
Based on the results of the study, it was expected that health workers
improve the understanding of the community by approaching and changing the
attitude of the people with the wrong myth about the IUD. Increased participants
knowledge will affect the use of IUD contraceptives. Educate husband to support
his wife more using IUD with approach, counseling and socialization about IUD
contraception.
Keywords: Determinants of utilization, IUD contraceptive method
Universitas Sumatera Utara
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKSEPTOR KB DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KABUPATEN
PAKPAK BHARAT TAHUN 2017 yang merupakan salah satu syarat untuk
dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
khususnya Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
Dalam penulisan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapakan terima kasih kepada:
1. Prof Dr. Runtung Sitepu, SH.MHum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs. Zulfendri M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi Dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
4. Dr. Juanita.,SE, M.Kes., selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan petunjuk, saran,
dan nasihat bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
Universitas Sumatera Utara
vi
5. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution SKM.MPH, selaku dosen pembimbing
II skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar
memberikan petunjuk, saran, dan nasihat bimbingan serta arahan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. dr. Rusmalawaty M,Kes., selaku Penguji I yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. dr. Fauzi, SKM., selaku Penguji II yang telah banyak memberikan saran
dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Fitri Ardiani, SKM, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan nasehat dan masukan kepada penulis selama
kuliah di FKM USU.
9. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen AKK yang telah
memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
10. Teristimewa untuk ayahanda tercinta Erip Hasudungan Pandiangan dan
Ibunda terhebat Rantina Lubis yang tak lelah-lelahnya senantiasa memberi
kasih sayang, mendukung, mendoakan, memotivasi, dan memberikan
materi selama penulis penyelesaian skripsi ini.
11. Keluarga besarku yang tak bosan-bosannya mengingatkan dan memotivasi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Berbagai pihak di wilayah kerja Puskesmas, Kantor Camat serta Kepala
Desa/Lurah Kecamatan, Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat yang
telah memberikan bantuan, bimbingan dan kemudahan selama melakukan
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
vii
13. Seluruh teman-teman penulis yang tidak dapat saya tuliskan satu per satu
dan terkhusus kepada abangda Julkifri M Sihombing yang turut membantu
dalam penelitian skripsi ini. Terimakasih untuk segala sesuatunya penulis
ucapkan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini,
oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaaat
Medan , Januari 2018
Penulis
Ratna Sari Pandiangan
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 9
2.1 Keluarga Berencana (KB) ................................................................. 9
2.1.1 Defenisi KB ............................................................................. 9
2.1.2 Tujuan Program KB ................................................................ 9
2.1.3 Sasaran KB ............................................................................... 10
2.1.3.1 Pasangan Usia Subur .................................................... 10
2.1.3.2 Akseptor KB ................................................................. 11
2.2 Kontrasepsi ........................................................................................ 11
2.2.1 Pengertian Kontrasepsi ............................................................ 11
2.3 Intra Uterine Device (IUD) .............................................................. 12
2.3.1 Pengertian IUD ........................................................................ 12
2.3.2 Jenis – Jenis IUD Di Indonesia ............................................... 12
2.3.3 Cara Kerja IUD ....................................................................... 14
2.3.4 Keuntungan IUD ..................................................................... 14
2.3.5 Kerugian IUD .......................................................................... 15
2.3.6 Waktu Pemasangan IUD ......................................................... 16
2.3.7 Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan IUD .......................... 17
2.4 Teori Penggunaan .............................................................................. 17
2.5 Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD ........................ 20
2.5.1 Pengetahuan ............................................................................ 20
2.5.2 Pendidikan ............................................................................... 22
2.5.3 Sikap ........................................................................................ 22
2.5.4 Dukungan Suami ..................................................................... 24
2.5.5 Dukungan Petugas Kesehatan ................................................. 26
2.5.6 Jarak ........................................................................................ 27
2.5.7 Sosial Budaya .......................................................................... 27
2.8 Kerangka Konsep .............................................................................. 29
2.9 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29
Universitas Sumatera Utara
ix
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 31
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 31
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 31
3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 31
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 31
3.3.1 Populasi ................................................................................... 31
3.3.2 Sampel ..................................................................................... 33
3.4 Jenis Data .......................................................................................... 33
3.4.1 Data Primer ............................................................................. 33
3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 33
3.5 Variabel Dan Defenisi Operasional ................................................... 33
3.5.1 Variabel Bebas (Independen) .................................................. 33
3.5.2 Variabel Terikat (Dependen) ................................................... 33
3.6 Metode Pengukuran ........................................................................... 34
3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Bebas (Independen) ................. 35
3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) ................. 35
3.7 Metode Analisa Data ......................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 37
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 37
4.2 Analisis Univariat .............................................................................. 38
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografi ............... 38
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi.......... 39
4.2.2.1 Distribusi Berdasarkan Pendidikan
Pengetahuan, Pengetahuan, Sikap, Sosial Budaya ....... 39
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung .......... 40
4.2.3.1 Distribusi Berdasarkan Jarak......................................... 40
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong............ 41
4.2.4.1 Distribusi Berdasarkan Dukungan
Petugas Kesehatan dan Dukungan Suami ................... 41
4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Penggunaan IUD ..................................................................... 42
4.3 Analisis Bivariat ................................................................................ 42
4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik ................................... 42
4.3.1.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dengan
Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD ........................................... 43
4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik Chi-Square ............................... 46
4.4 Analisis Multivariat ........................................................................... 46
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 49
5.1 Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ................................................................. 49
5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ................................................................. 51
5.2.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Universitas Sumatera Utara
x
Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 51
5.2.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 53
5.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 53
5.2.4 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 56
5.3 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ................................................................ 58
5.3.1 Pengaruh Jarak Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 58
5.4 Pengaruh Faktor Pendorong Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ................................................................ 60
5.4.1 Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat
Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ....................................................... 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 65
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 65
6.2 Saran .................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Distribusi Sampel Per Desa ..................................................... 35
Tabel 3.2 Metode Pengukuran Variabel Terikat ....................................... 37
Tabel 3.3 Metode Pengukuran Variabel Bebas .......................................... 37
Tabel 4.1 Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Siempat Rube ........... … 40
Tabel 4.2 Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Siempat Rube ............... 41
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografis ................. 42
Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Predisposisi .................................... …. 43
Tabel 4.5 Distribusi Berdasarakan Jarak Tempat Pelayanan ..................... 44
Tabel 4.6 Distribusi Berdasarakan Faktor Pendukung .......................... … 44
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarakan Tingkat Penggunaan
Alat Kontrasepsi IUD .................................................................. 45
Tabel 4.8 Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan Alat
Kontrasepsi IUD di Puskesmas Siempat Rube Tahun 2017 ....... 46
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Variabel Bebas Dengan
Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube ............................................................. 46
Tabel 4.10 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas Dengan
Variabel Terikat ............................................................................. 50
Tabel 4.11 Hasil Uji Multivariat ...................................................................... 52
Universitas Sumatera Utara
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 29
Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Master Data
Lampiran 3 Output dan Lampiran Data
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Telah Selesai Melaksanakan Penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
xiv
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ratna Sari Pandiangan yang lahir pada tanggal 13
Oktober 1995 di Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera
Utara. Penulis bersuku bangsa Batak Toba dan beragama Kristen. Penulis
merupakan anak kelima dari lima bersaudara oleh pasangan Ayahanda Erip
Hasudungan Pandiangan dan Ibunda Rantina Lubis.
Pendidikan formal penulis dimulai di SDN 173271 Siborongborong pada
tahun 2001 dan selesai pada tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
diperoleh di SMPN 1 Siborongborong pada tahun 2007 sampai tahun 2010 dan
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Siborongborong
pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 sampai tahun 2017
penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas
Kesehatan Masyarakat Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk Indonesia merupakan
permasalahan yang besar, dan diperlukan perhatian dan penanganan yang
sungguh-sungguh dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah. Laju
pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan mengakibatkan banyak
dampak terhadap penduduk yaitu menderita kekurangan makanan dan gizi
sehingga mengakibatkan tingkat kesehatan memburuk, mempunyai pendidikan
yang rendah, dan banyak penduduk yang pengangguran (BKKBN, 2015).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016, Indonesia
memiliki jumlah penduduk mencapai 258.704.986 jiwa. Indonesia masih
menduduki urutan ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia setelah
Amerika, India dan China. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019
diperkirakan sebesar 268.074.565 jiwa, yang terdiri atas 117.674.363 jiwa
penduduk perkotaan dan 150.400.202 jiwa penduduk pedesaan (Kemenkes RI,
2016).
Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk menunjukkan akan terjadi
ledakan penduduk. Hal ini menunjukkan akan terjadi ledakan penduduk Indonesia
jika tidak ada program Keluarga Berencana. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk
di Indonesia masih cukup tinggi. Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengurangi laju pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan gerakan
Keluarga Berencana dan pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada
pasangan usia subur (PUS). Gerakan keluarga berencana dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
2
membangun keluarga yang sejahtera dalam rangka menciptakan sumber daya
manusia yang optimal. Program KB merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak,
serta perempuan (BKKBN, 2015).
Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi
laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan
berhenti mempunyai anak melalui tahapan konseling pelayanan KB, Pasangan
Usia Subur atau PUS dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi
dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk
keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan.
(Handayani, 2010).
Menurut UU NO.52 Tahun 2009 tentang Keluarga Berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Alat kontrasepsi adalah usaha-
usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat jangka panjang dan
dapat jangka pendek. Alat kontrasepsi yang termasuk dalam kelompok MKJP
adalah Intra Uterine Device (IUD), Implant (susuk), MOP (Metode Operasi Pria),
dan MOW (Metode Operasi Wanita) sedangkan yang termasuk dalam kategori
Non-MKJP adalah suntik, pil, dan kondom. Kebijakan pemerintah tentang KB
saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
(Balitbangkes, 2013).
Universitas Sumatera Utara
3
Intra Uterine Device (IUD) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka
panjang yang paling efektif dan aman dibandingkan alat kontrasepsi lainnya
seperti pil. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka kematian
ibu dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena tingkat efektifitas
penggunaan sampai 99,4% dan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu 3-5
tahun (jenis hormon) dan 5-10 tahun (jenis tembaga). Alat kontasepsi IUD
dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari
plastik (polyethylene) (Handayani, 2010). IUD sangat nyaman bagi banyak
wanita. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.
Bagi ibu yang menyusui IUD juga tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran
maupun kadar ASI dan dapat segera dipasang setelah melahirkan (BKKBN,
2015).
Jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, IUD jauh lebih
memberikan banyak kelebihan sangat efektif, nyaman dan aman, seperti KB
suntik tidak diperkenankan digunakan bagi ibu yang sedang menyusui (kurang
dari 6 bulan), dapat menyebabkan kenaikan berat badan, sakit kepala, menstruasi
tidak teratur. Efek ini bisa terus terasa selama jangka waktu penyuntikan
berlangsung karena kandungan suntikannya akan terus berada di dalam tubuh.
Hampir sama dengan alat kontrasepsi suntik pil juga dapat menyebabkan
kegemukan badan, nyeri di bagian dada, gangguan penglihatan (kabur), sakit
kepala dan rasa mual yang terus – menerus. Alat kontrasepsi Implan merupakan
alat kontrasepsi jangka panjang seperti halnya IUD, dibandingkan dengan IUD
tingkat efektifitas hanya sampai 3 tahun, dan dapat menghambat menstruasi yang
berkepanjangan, nyeri, menimbulkan jerawat, dan rasa mual. Untuk alat
Universitas Sumatera Utara
4
kontrasepsi jenis MOW (Metode Operasi Wanita) dan MOP (Metode Operasi
Pria) diperuntukkan bagi pasangan yang telah memutuskan tidak ingin memiliki
anak karena adanya pembedahan, efek samping dari metode jenis ini yaitu resiko
saat terjadinya pembedahan, kadang-kadang menimbulkan nyeri saat operasi,
infeksi bisa terjadi jika prosedur operasi tidak benar, kesuburan sangat sulit
kembali jika nantinya ingin memiliki keturunan (Sulistyawati, 2013).
Hasil dari Profil Kesehatan Indonesia tahun2016, jumlah penduduk
Sumatera Utara terdiri dari 14.102.911 jiwa. Dengan jumlah keseluruhan PUS
terdiri dari 2.284.821 jiwa, dan jumlah akseptor KB aktif 1636.590 jiwa (71,63%)
yang menggunakan suntik (30,71%), pil (29,09%), kondom (8,04%), implant
(14,15%), IUD (10,11%), MOP (0,95%), MOW (6,95%). Sedangkan untuk
akseptor KB baru 350.481 (15,34%) yang menggunakan suntik (328,17%), pil
(275,70%), kondom (109,73%), implant (156,11%), IUD (54,63%), MOP
(5,96%), MOW (30,39%) (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data Provinsi
Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2016 menunjukkan pengguna alat
kontrasepsi IUD dengan akseptor KB aktif tertinggi di Sumatera Utara yaitu Kota
Medan dengan jumlah 31.271jiwa,dan terendah yaitu Kabupaten Pakpak Bharat
hanya 154 jiwa (BPS Sumut, 2016).
Hasil penelitian Harahap (2014) menyatakan adanya pengaruh pengetahuan,
sikap, dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan, ekonomi yang menyebabkan
rendahnya penggunaan KB IUD. Dari hasil penelitian Laoli (2014) menunjukkan
bahwa faktor yang mempengaruhi keluarga tidak menjadi akseptor KB adalah
pengetahuan, budaya, penghasilan keluarga, pelayanan kesehatan dan
agama. Berbeda dengan hasil penelitian Pinontoan, dkk (2014) dalam
Universitas Sumatera Utara
5
penelitiannya mengatakan adanya hubungan paritas, hubungan antara
pengetahuan, dan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu pada penggunaaan
IUD.
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Pakpak Bharat Tahun 2016 jumlah
penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yaitu 45.416 jiwa, dengan jumlah PUS 8.003
jiwa, yang menggunakan suntik (30,23%), Pil (4,94%), kondom (0,16%), implant
(38,22%), IUD (11,85%), MOP (0,38 %), MOW (11,7%). Kabupaten Pakpak
Bharat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi, dibentuk pada tahun
2003 dengan jumlah penduduk 45.516 jiwa yang sebagian besar mata pencaharian
dari sektor pertanian dan perkebunan (Profil Dinkes Pakpak Bharat, 2016).
Kabupaten Pakpak Bharat yang memiliki 8 kecamatan salah satunya
Kecamatan Siempat Rube. Puskesmas Siempat Rube terletak di Desa
TambuMbellang Kecamatan Siempat Rube, yang merupakan salah satu UPT
Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat yang menghadapi permasalahan
bidang KB dan kependudukan yang masih banyak mengalami kendala sehingga
mengakibatkan pencapaian akseptor KB IUD setiap tahunnya rendah.Mata
pencaharian masyarakat kecamatan Siempat Rube umumnya petani (Profil
Kesehatan Pakpak Bharat, 2016).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kecamatan Siempat Rube Tahun 2015
dengan jumlah penduduk 4.305 jiwa, dengan jumlah PUS 579 jiwa, menunjukkan
jumlah peserta akseptor KB baru yaitu 56jiwa (9,7%) yang menggunakan suntik
(42.9%), pil (7,1%), kondom (1,8%), implant (32,14%), IUD (16,1%), MOP
(0.0%), MOW (0.0%). Sedangkan jumlah peserta akseptor KB aktif 379 jiwa
(65,5) yang menggunakan alat kontrasepsi suntik (34,3%), pil (8,2%), kondom
Universitas Sumatera Utara
6
(3,7%), implant (26,4%), IUD (11,1%), MOP (2,6%), MOW (13,7%) (Profil
Kesehatan Siempat Rube, 2016).
Berdasarkan saat survey awaldi Desa Siempat Rube II, menunjukkan
bahwa diantara 10 wanita usia subur (WUS) ada 4 ibu yang memakai alat
kontrasepsi suntik, 2 ibu pasangan usia subur menggunakan pil, 3 orang ibu
mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi (sistem kalender). Dari hasil
survei awal menunjukkan rendahnya penggunaan KB IUD diasumsikan karena
pendidikan masyarakat Siempat Rube tergolong rendah, banyak ibu pasangan usia
subur tamat pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama. Pengetahuan mereka mengenai alat kontrasepsi IUD masih kurang, tidak
menggunakan alat kontrasepsi IUD karena tidak mengerti keuntungan
(keefektifan) dari alat kontrasepsi tersebut. Adanya sikap ibu yang malu karena
pemasangan alat kontrasepsi IUD melalui vagina, dan menganggap IUD
menyebabkan kanker, dapat terlepas atau keluar sendiri, serta menjalar sampai ke
jantung.
Banyak masyarakat di Kecamatan Siempat Rube menganggap bahwa
masalah KB masih sangat tabu untuk dibicarakan dalam komunikasi sehari – hari.
Di desa ini juga sangat banyak orang tua yang tidak membatasi kelahiran anak
disebabkan faktor budaya Batak yang mengatakan bahwa “Banyak Anak
Banyak Rejeki” dan anak merupakan titipan dari Tuhan serta anak
mempengaruhi kesempurnaan dalam keluarga dan tempat orang tua untuk
berlindung dan meminta bantuan di hari tua para orang tua nantinya. Seperti
filsafah orang batak yaitu Dalihan Natolu atau 3H (Hamoraon, Hagabeon dan
Hasangapon). Hagabeon merupakan kebahagian apabila mempunyai keturunan
Universitas Sumatera Utara
7
atau anak baoa (laki-laki) dan borua (perempuan) dan memiliki cucu dari anak-
anaknya tersebut. Hamoraon menunjukkan bahwa tujuan dalam hidup seorang
Batak adalah mensejahterakan kehidupan. Anggapan tradisional, pengertian
kesejahteraan lebih dianggap sama dengan banyak memiliki istri dan anak, ladang
yang luas dan ternak yang banyak. Kepemilikan ini dianggap sebagai hasil karena
memiliki seorang Batak memiliki sahala sebagai raja. Hasangapon merupakan
tujuan dari usaha-usaha untuk mewujudkan gagasan-gagasan harajaon dan
hamoraon menunjukkan bahwa tujuan setiap manusia adalah berdiri sendiri secara
merdeka dan mengelola hidup dengan wibawa dan kuasanya.
Jarak untuk mendapatkan pelayanan KB di Kecamatan Siempat Rube yang
terlalu jauh dan sulitnya transportasi untuk mengakses puskesmas menyebabkan
enggan dan malas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (KB IUD) pada
masyarakat Siempat Rube Desa yang paling dekat dengan puskesmas Kecamatan
Siempat Rube yaitu desa Siempat Rube II 1 km dan paling jauh Desa Siempat
Rube IV ±9 km. Disamping itu kurangnya dukungan suami, karena suami
mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam rumah tangga maka setiap
keputusan harus disetujui oleh suami seperti keputusan dalam penggunaan alat
kontrasepsi IUD. Dukungan petugas kesehatan yang kurang terlatih dan
kurangnya informasi yang jelas mengenai keuntungan dari alat kontrasepsi IUD
dan masih banyaknya petugas kesehatan yang kasar sehingga wanita pasangan
usia subur tidak mau menggunakan KB IUD.
Berdasarkan data dan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB
Universitas Sumatera Utara
8
dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Siempat Rube Kecamatan
Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalahyang telah diuraikan diatas, makayang
menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apasaja faktor - faktor yang
mempengaruhi Akseptor KB dalam penggunaan Alat Kontrasepsi KB Intra
Uterine Device (IUD) di Puskesmas Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi Akseptor KB dalam penggunaan Alat Kontrasepsi KB Intra
Uterine Device (IUD) di Puskesmas Siempat Rube Kabupaten PakpakBharat
2017.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi puskesmas Siempat Rube tentang
pengaruh faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya),
faktor pendukung (jarak) dan pendorong (dukungan suami,dukungan petugas
kesehatan terhadap penggunaan IUD.
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Siempat Rube untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD.
3. Merupakan kesempatan bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang
diperoleh di peminatan Administrasi dan kebijakan kesehatan yang dapat
memperkaya pengetahuan dan pengalaman bagi penulis.
4. Sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keluarga Berencana (KB)
2.1.1 Definisi KB
Menurut UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Keluarga Berencana adalah
upaya pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi
penerus yang sehat dan cerdas. Dalam rangka menegakkan upaya KB, pemerintah
bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat
dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu,
dan terjangkau oleh masyarakat.
Menurut UU RI No. 52 Tahun 2009 tentang Keluarga Berencana adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keluarga berencana
merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang
diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk
mencegah dan menunda kehamilan
2.1.2 Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (BKKBN, 2015).
Menurut UU RI No. 52 Tahun 2009, tujuan dari keluarga berencana adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
10
1. Mengatur kehamilan yang diinginkan
2. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
3. Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
4. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga
berencana
5. Mempromosikan penyusunan bayi sebagai upaya menjarangkan jarak
kehamilan.
Untuk mencapai keberhasilan program KB nasional diperlukan suatu
tujuan dalam memberikan arah yang jelas. Adapun tujuan program nasional
kependudukan dan keluarga berencana adalah:
1. Tujuan demografis: yaitu dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan
penduduk sebagai usaha mencapai penurunan fertilitas.
2. Tujuan normative: yaitu dapat dihayati Norma Keluarga Kecil Bahagia
Dan Sejahtera (NKKBS) yang ada pada waktunya akan menjadi falsafah
hidup masyarakat Indonesia
Tujuan KB nasional dapat dilihat dari segi demografis dan normatif adalah
mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk dengan menjadikan KB sebagai
falsafah.
2.1.3 Sasaran KB
2.1.3.1 Pasangan Usia Subur
Pasangan Usia Subur (PUS) merupakan sasaran utama dari gerakan KB
Nasional. PUS adalah pasangan suami dan istri dengan umur istrinya antara 15-49
tahun. Untuk mendapatkan dampak pada penurunan fertilitas yang tinggi, sasaran
Universitas Sumatera Utara
11
PUS ini ditekankan pada PUS dengan paritas rendah, khususnya PUS yang
berusia muda dan paritas rendah sebagai sasaran prioritas. Sasaran ini diarahkan
untuk menggunakan kontrasepsi efektif terpilih sehingga jumlah anak yang
dilahirkan dapat mendukung pelembagaan norma keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (Hartanto, 2004).
2.1.3.2 Akseptor KB
Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur
(WUS) yang mana salah seorang menggunakan salah satu alat kontrasepsi untuk
pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program (Hartanto,
2004
2.2 Kontrasepsi
2.2.1 Pengertian Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi
kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Proverawati dkk,
2016).
Secara umum, menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu:
a. Cara temporer (spacing), yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa
tahun sebelum menjadi hamil lagi.
b. Cara permanen (kontraspsi mantap), yaitu mengakhiri kesuburan dengan
cara mencegah kehamilan secara permanen.
Universitas Sumatera Utara
12
2.3 Intra Uterine Device (IUD)
2.3.1 Pengertian IUD
Intra Uterine Device (IUD) disebut juga adalah salah satu alat
kontrasepsi modern. Merupakan alat kontrasepsi yang telah dirancang sedemikian
rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi reproduksinya) yang
diletakkan dalam vacuum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilitas
dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (Handayani, 2010).
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbaik bagi wanita.Alat ini sangat
efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyusui IUD juga tidak akan mempengaruhi ASI, kelancaran maupun kadar ASI
(Proverawati dkk, 2016). IUD alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam Rahim
yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polyethylene). IUD
merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak
wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversible yang paling sering
digunakan di seluruh dunia dengan pemakai saat ini sekitar 100 juta wanita,
sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru IUD memiliki efektivitas lebih
dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Pinem,
2009).
2.3.2 Jenis- Jenis IUD Di Indonesia
Terdapat dua jenis alat kontrasepsi IUD, yaitu (Handayani, 2010):
1. IUD dengan dengan hormone (dikenal dengan = Intrauterine System) yang
berfungsi untuk melepaskan hormone progestin
2. IUD dengan tembaga berfungsi untuk melepaskan partikel tembaga untuk
mencegah kehamilan
Universitas Sumatera Utara
13
a. Copper-T
Alat kontrasepsi IUD berbentuk T, yang terbuat dari bahan polyethelen di mana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD
jenis ini mencegah kehamilan dengan cara mengganggu pergerakan sperma untuk
mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga yang fungsinya sama seperti lilitan tembaga halus pada
jenis Copper-T.
C. Multi Load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6cm.
Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250mm2 atau 375
mm2 untuk menambah efektifitas. Multi load memiliki 3 ukuran, yaitu standar,
small, dan mini.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene yang berbentuk spiral atau huruf S
bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A ukuran 25 mm (benang biru), tipe B ukuran 27,5 mm (benang hitam), tipe
C ukuran 30 mm (benang kuning), dan tipe D ukuran 30 mm (tebal, benang
putih). Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari
Universitas Sumatera Utara
14
pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik (Bari, 2006).
2.3.3 Cara Kerja IUD
Cara kerja dari IUD yaitu:
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit
masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
2.3.4 Keuntungan IUD
Efektifitasnya dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan,
reversibel dan sangat efektif, tidak mengganggu produksi ASI, dapat dipasang
segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus, tidak memengaruhi hubungan
seksual dan dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan karena tidak perlu
takut hamil. Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat
kontrasepsi hormonal, tidak ada interaksi dengan obat-obatan. Membantu
mencegah kehamilan diluar kandungan, dapat dilepas jika menginginkan anak
lagi, karena tidak bersifat permanen (Manuaba, 2006). Selain itu keuntungan dari
IUD meliputi:
a. Praktis dan ekonomis
b. Efektifitas sangat tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
c. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
Universitas Sumatera Utara
15
d. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah mengalami
keguguran (apabila jika tidak terjadi keguguran)
e. Kesuburan segera kembali jika IUD dilepas
f. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
g. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
h. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat seperti kontrasepsi
pil.
i. Meningkatkan kenyamanan seksual karena karena rasa aman terhadap
resiko kehamilan
j. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.
k. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI
l. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
m. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
n. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
2.3.6 Kerugian IUD
Adapun kerugian dari alat kontrasepsi IUD yaitu(Bari, 2006):
a. Efek samping yang umum terjadi, seperti: perubahan siklus haid
(umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid
lebih lama dan banyak, perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
Universitas Sumatera Utara
16
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang
apabila pemasangan benar).
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan.
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
IUD, penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas.
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam
pemasangan IUD.
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari
h. Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau
bidan) yang terlatih.
i. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
IUD dipasang segera setelah melahirkan).
j. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
2.3.7 Waktu Pemasangan IUD
Menurut Sarwono (2003), IUD dapat dipasang dalam keadaan:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Karena keuntungannya pemasangan lebih mudah oleh karena servik pada
waktu agak terbuka dan lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan
yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan,
kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.
Universitas Sumatera Utara
17
b. Sewaktu post partum
Pemasangan IUD setelah melahirkan dapat dilakukan:
1) Secara dini yaitu dipasang pada wanita yang melairkan sebelum dipulangkan
dari rumah sakit
2) Secara langsung yaitu IUD dipasang dalam masa 3 bulan setelah partus
atau abortus
3) Secara tidak langsung yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga bulan setelah
partus atau abortus
c. Sewaktu abortus
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
2.3.8 Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan IUD
Menurut Sarwono (2003), pemeriksaan sesudah IUD dipasang dilakukan
pada:
a. 1 minggu pasca pemasangan
b. 3 bulan berikutnya
c. Berikutnya setiap 6 bulan
d. 1 tahun sekali
e. Bila terlambat haid 1 minggu
f. Perdarahan banyak dan tidak teratur
2.4 Teori Penggunaan
Menurut Anderson (1968) dalam Notoatmodjo (2007), bahwa beberapa
faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah:
Universitas Sumatera Utara
18
1. Faktor predisposisi (predisposisi)
Ada banyak orang memiliki kecenderungan untuk memanfaatkanlayanan
lebih banyak dari pada individu lainnya, dimana kecenderungan ke arah
penggunaannya bisa diketahui dengan karakteristik individu yang ada sebelumnya
dengan permulaan episode tertentu penyakit tersebut. Orang-orang tertentu yang
karakteristik ini lebih memungkinkan memanfaatkan layanan kesehatan walaupun
karakteristiknya tidak secara langsung bertanggungjawab terhadap pemanfaatan
layanan kesehatan. Karakteristik demikian mencakup demografi, struktur sosial,
dan variabel-variabel keyakinan bersikap. Misalnya usia dan jenis kelamin adalah
variabel-variabel demografis yang sangat berkaitan dengan kesehatan dan
kesakitan. Namun, semua ini masih dianggap menjadi kondisi memengaruhi kalau
sejauh usia tidak dianggap suatu alasan untuk memperhatikan perawatan
kesehatan.
Variabel-variabel struktur sosial mencerminkan lokasi (status) individu
dalam masyarakat sebagaimana diukur melalui karakteristik seperti pendidikan,
pekerjaan kepala keluarga, bagaimana gaya hidup individu, kondisi fisik serta
lingkungan sosial dan pola perilaku yang akan menghubungkan dengan
pemanfaatan layanan kesehatan. Karakteristik demografis dan struktur sosial juga
terkait dengan sub komponen ketiga kondisi yang memengaruhi sikap atau
keyakinan mengenai perawatan kesehatan, dokter, dan penyakit. Apa yang
seorang individu pikir tentang kesehatan pada hakekatnya bisa memengaruhi
kesehatan dan perilaku kesakitan. Seperti halnya variabel-variabel lain yang
memengaruhi, keyakinan kesehatan tidak dianggap menjadi suatu alasan langsung
terhadap pemanfaatan layanan kesehatan namun benar-benar dapat berakibat pada
Universitas Sumatera Utara
19
perbedaan dalam kecenderungan ke arah pemanfaatan layanan kesehtan tersebut.
Misalnya, keluarga yang sangat yakin dalam hal kemanjuran pengobatan dokter,
mereka akan mencari dokter seketika dan memanfaatkan lebih banyak layanan
daripada keluarga yang kurang yakin dalam hasil pengobatan tersebut.
2. Faktor pemungkin (enabling)
Kondisi pemungkin menyebabkan sumberdaya layanan kesehatan wajib
tersedia bagi individu. Kondisi pemungkin bisa diukur menurut sumberdaya
keluarga seperti pendapatan, tingkatan pencakupan asuransi kesehatan. Atau
sumber lain dari pembayaran pihak ketiga, apakah individunya memiliki
sumberdaya perawatan kesehatan berkala atau tidak. Sehingga sumberdaya
perawatan kesehatan berkala atau tidak, dan akses ke sumberdaya menjadi hal
sangat penting.
Terlepas dari sifat-sifat keluarga, karakteristik pemungkin tertentu pada
komunitas dimana keluarga tersebut hidup bisa juga memengaruhi pemanfaatan
layanan. Satu karakteristik demikian adalah pokok dari fasilitas kesehatan dan
petugas dalam suatu komunitas. Apabila sumber daya menjadi melimpah dan bisa
dipakai tanpa harus bertunggu, maka semuanya bisa dimanfaatkan lebih sering
oleh masyarakat. Dari sudut pandang ekonomi, orang bisa berharap orang-orang
yang mengalami pendapatan rendah agar menggunakan lebih banyak layanan
kesehatan medis. Ukuran lain sumber daya masyarakat mencakup wilayah negara
bagian dan sifat pola pedesaan dan perkotaan dari masyarakat dimana keluarga
tinggal. Variabel-variabel ini dikaitkan dengan pemanfaatan dikarenakan norma-
norma setempat menyangkut bagaimana pengobatan sebaiknya dipraktekkan atau
melombai nilai-nilai masyarakat yang memengaruhi perilaku individu yang
Universitas Sumatera Utara
20
tinggal di masyarakat tersebut. Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan
seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan
yang diterima.
3. Faktor tingkatan kesakitan (illness level)
Faktor ini memengaruhi individu atau suatu keluarga dalam hal
pemanfaatan layanan kesehatan apabila saat mengalami kesakitan. Tingkatan
kesakitan memperlihatkan penyebab paling langsung terhadap pemanfaatan
layanan kesehatan.
2.5 Faktor – Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD
2.5.1 Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior), sebab dari pengalaman dan hasil
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
(long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan contohnya
adalah mendapatkan informasi tentang KB, pengertian KB, manfaat KB, dan
dimana memperoleh pelayanan KB (Gerungan, 2004).
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yang tercakup didalam domain
kognitif, yaitu sebagai berikut :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu, tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
Universitas Sumatera Utara
21
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan
dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali
sesuatu yang diketahui secara benar dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut, contoh: menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, dan dapat
menggambarkan, memisahkan, membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi
baru dari formulasi – formulasi yang sudah ada.
Universitas Sumatera Utara
22
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
materi atau suatu objek (Notoatmodjo, 2012).
2.5.2 Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, pendidikan suami-istri yang rendah akan menyulitkan proses
pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang metode
kointrasepsi jangka panjang juga terbatas (Proverawati, dkk 2016). Tingkat
pendidikan sangat mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan mencari
penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya
akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan
lebih mudah menerima gagasan baru. Pendidikan dalam arti formal sebenarnya
adalah suatu proses penyampaian bahan-bahan / materi pendidikan pada sasaran
pendidik (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku / tujuan dengan
kategori (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 49 Tahun 2014).
a. Jenjang pendidikan dasar antara lain SD, SMP, atau sederajat.
b. Jenjang pendidikan menengah antara lain SMU atau sederajat
c. Jenjang pendidikan tinggi yaitu program Diploma, Sarjana, Magister,
Spesialis dan dokter yang di selenggarakan oleh Perguruan Tinggi.
2.5.3 Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
Universitas Sumatera Utara
23
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial.
Notoadmodjo (2003) yang mengutip pendapat Newcomb, menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas, akan tetapi merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Contohnya adalah seperti sikap setuju atau tidaknya terhadap informasi KB,
pengertian dan manfaat KB, serta kesediaannya mendatangi tempat pelayanan
KB, fasilitas dan sarannya, juga kesediaan mereka memenuhi kebutuhan sendiri.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :
(Notoadmodjo, 2003).
a) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap KB dapat dilihat dari
kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah – ceramah tentang KB.
b) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas
Universitas Sumatera Utara
24
dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
c) Menghargai (Valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu
yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk
pergi ke sarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan KB adalah suatu bukti
bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap positif
d) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau
memakai alat kontrasepsi, meskipun mendapat tantangan dari suami atau
mertuanya.
2.5.4 Dukungan Suami
Dukungan adalah suatu uapaya yang diberikan kepada orang lain, baik
moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan
kegiatan. Faktor-faktor yang memengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah
kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat
pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga
kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada,
sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau
hotokrasi (Sarwono, 2003). Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah
mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada
orang tua dengan kelas sosial bawah (Ahmadi, 2006).
Universitas Sumatera Utara
25
Bentuk partisipasi laki-laki KB bisa dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Partisipasi secara langsung sebagai akseptor KB dan partisipasi
secara tidak langsung adalah mendukung isteri dalam berKB, motivator,
merencanakan jumlah anak dalam keluarga dan mengambil keputusan bersama
(Hartanto, 2008).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan peran suami dalam
penggunaan alat kontrasepsi antara lain (Hartanto, 2008):
1. sebagai motivator
Peran pria dalam program KB tidak hanya sebagai peserta. Mereka juga
harus bisa sebagai motivator wanita dalam ber KB, ikut merencanakan usia
kehamilan, jumlah anak dan jarak kelahiran. Strategi utama yang dilakukan adalah
dengan mendorong keikutsertaan pria dalam memutuskan menggunakan alat KB
yang akan dipakai, aktif dalam mendukung pelaksanaan KB di masyarakat, dan
ikut sebagai peserta KB. Upaya peningkatan partisipasi pria dalam pelaksanaan
program KB dan kesehatan reproduksi akan dilaksanakan dengan benar-benar
memperhatikan kesamaan hak dan kewajiban reproduksi suami istri untuk
mewujudkan keadilan dan kesetaraan. Apabila istri disepakati untuk ikut program
KB, peranan suami adalah mendukung dan memberikan kebebasan kepada istri
untuk menggunakan kontrasepsi atau car/metode KB. Adapun dukungannya
meliputi:
a. Memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya.
b. Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti
mengingatkan saat suntikan KB dan mengingatkan istri untuk control.
Universitas Sumatera Utara
26
c. Membantu mencari pertolongan apabila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi.
d. Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk control.
e. Mencari alternatif lain apabila kontrasepsi yang digunakan saat ini tidak sesuai.
f. Menghitung membantu waktu subur, apabila menggunakan metode pantang
berkala.
g. Menggunakan kontrasepsi apabila keadaan istri tidak memungkinkan.
2. Pengambil Keputusan
Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang kekuasaan
dalam pengambilan keputusan apakah istri akan menggunakan kontrasepsi atau
tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah dan pembuat
keputusan. Beberapa pria mungkin tidak menyetujui pasangan untuk akseptor KB
karena mereka belum mengetahui dengan jelas cara kerja berbagai alat
kontrasepsi yang ditawarkan dan suami khawatir tentang kesehatan istrinya.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa suami mempunyai pengaruh besar dalam
penggunaan alat kontrasepsi. Dalam hal ini, suami sangat besar pengaruhnya
dalam pemakaian alat kontrasepsi, terutama dalam pemilihan jenis kontrasepsi
dan menjadi peserta KB (Nursalam & Efendi, 2008).
2.5.5 Dukungan Petugas Kesehatan
Mendidik individu dan pasangan mengenai ragam metode yang tersedia
serta memberikan informasi tentang keamanan dan cara pemakaian metode-
metode tertentu merupakan bagian penting setiap program KB. Aktivitas
informasi, edukasi, dan komunikasi (IEK) di tingkat lokal, termasuk konseling,
berperan penting dalam keberhasilan suatu program dan sangat berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
27
penyediaan pilihan metode-metode yang sesuai. Penekanan pada usaha IEK di
tingkat nasional atau regional juga menimbulkan dampak besar pada pemakaian
strategi pendidikan yang sesuai di tingkat lokal, dan akibatnya pada penerimaan
metode dan pemakaiannya yang tepat.
Namun hingga saat ini pelayanan KB seperti komunikasi, informasi dan
edukasi masih kurang berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti
menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan efek samping, kesehatan dan
kegagalan pemakaian. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas
khususnya informasi tentang KB IUD dapat mempengaruhi seseorang untuk
menggunakan KB tersebut (Wulansari & Hartanto, 2006). Dukungan tenaga
kesehatan, yaitu berupa: (1) ketersediaan alat kontrasespsi (2) ketersediaan tenaga
terlatih.
2.5.6 Jarak
Jarak adalah ruang sela yang menunjukkan panjang luasnya antara satu
titik ke titik yang lain. Menurut (Depkes 2007), pemanfaatan pelayanan kesehatan
berhubungan dengan akses geografi, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
tempat memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan adalah hubungan antara
lokasi suplai dan lokasi dari klien yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh
atau biaya tempuh. Fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada belum digunakan
dengan efisien oleh masyarakat karena lokasi pusat – pusat pelayanan tidak berada
dalam radius masyarakat banyak dan lebih banyak berpusat di kota – kota dan
lokasi sarana yang tidak terjangkau dari segi perhubungan.
Universitas Sumatera Utara
28
2.5.7 Sosial Budaya
Menurut Kalangie (1994), bahwa kebudayaan kesehatan masyarakat
membentuk, mengatur, dan memengaruhi tindakan atau kegiatan individu-
individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan
baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari
penyakit. Masalah utama sehubungan dengan hal tersebut adalah bahwa tidak
semua unsur dalam suatu sistem budaya kesehatan cukup ampuh serta dapat
memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus menerus meningkat
akibat perubahan-perubahan budaya yang terus menerus berlangsung.
Sedangkan pada pihak lain tidak semua makna unsur-unsur pengetahuan
dan praktek biomedis yang diperlukan masyarakat telah sepenuhnya dipahami
ataupun dilaksanakan oleh sebagian terbesar pada anggota suatu komunitas
masyarakat. Bahkan dari segi perawatan dan pelayanan medis belum seluruhnya
berhasil memenuhi kebutuhan dan harapan suatu masyarakat karena adanya
berbagai masalah keprofesionalan, seperti perilaku profesional medis yang belum
sesuai dengan kode etik, pengutamaan kepentingan pribadi dan birokrasi,
keterbatasan dana dan tenaga, keterbatasan pemahaman komunikasi yang
berwawasan budaya.
Dengan kata lain kepercayaan adalah sesuatu yang telah diyakini oleh
seseorang terhadap suatu hal atau subjek tertentu berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan seperti kejujuran, pengalaman, dan keterampilan, toleransi dan
kemurahan hati. Elemen-elemen modal sosial tersebut bukanlah sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dikreasikan dan
ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme sosial budaya di dalam sebuah unit
Universitas Sumatera Utara
29
sosial seperti keluarga, komunitas, asosiasi suka rela negara dan sebagainya.
Kepercayaan sering diporoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2003).
2.6 Kerangka Konsep
Menurut Notoatmodjo (2007) Kerangka konsep penelitian pada dasarnya
adalah hubungan antara konsep, konsep yang diamati atau diukur melalui
penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori
yang telah dikemukakan maka kerangka konsep penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut.
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi:
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Sosial Budaya
Penggunaan
Alat Kontrasepsi
KB IUD
Faktor Pendukung:
1. Jarak
Faktor Pendorong
1. Dukungan Suami
2. Dukungan Petugas
Universitas Sumatera Utara
30
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka konsep, maka
hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh faktor predisposisi (meliputi,
pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya) faktor pendukung (meliputi jarak)
dan faktor pendorong (meliputi dukungan suami, dukungan petugas pelayanan
kesehatan) terhadap jenis alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB di Puskesmas
Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2017.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan
pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui
pengujian hipotesis (Singarimbun, 2008) atau faktor - faktor yang mempengaruhi
akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas
Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube
Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Siempat Rube.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilakukan dimulai pada bulan Februari 2017 – Desember
2018.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube yang berjumlah
1088 jiwa.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Wanita Usia Subur (WUS) yang
berumur dari 21-49 tahun di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
32
Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Adapun rumus yang digunakan untuk
menentukan besar sampel dalam penelitian ini, rumus Slovin (Rusman, 2013)
yaitu :
n=
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
e = Nilai Kritis (Batas ketelitian: untuk kesehatan (0,1)²
Maka besar sampel untuk penelitian ini adalah :
n=
n=
n= 91,52 = 92 responden
Dari rumus diatas maka didapat jumlah sampel sebesar 92 responden
dengan persentasi dari populasi sebesar 8,45%. Maka Sampel ini diambil secara
proporsional pada seluruh WUS dengan teknik pengambilan sampel dengan cara
Simple Random Sampling .
Tabel 3.1 Perhitungan Proporsi Sampel Per Desa
No Desa Populasi Proporsi Sampel Per Desa
1. Siempat Rube I 227 8,45% x 227= 19
2. Siempat Rube II 195 8,45% x 195= 17
3. Siempat Rube IV 288 8,45% x 288= 24
Universitas Sumatera Utara
33
4. Traju 114 8,45% x 114= 10
5. Mungkur 131 8,45% x 131= 11
6. Kuta Jungak 133 8,45% x 133= 11
Total 1088 92
3.4 Jenis Data
3.4.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan tujuan
penelitian.
3.4.2 Data Sekunder
Data diperoleh dengan cara mengumpulkan laporan – data berbagai instansi yang
terkait dalam penelitian ini seperti: data pencapaian peserta KB dari Profil
Puskesmas Siempat Rube tentang pencapaian akseptor KB IUD.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Definisi variabel bebas yang terdiri dari faktor predisposisi (meliputi :
status pendidikan, pengetahuan, persepsi, dan keyakinan), dan faktor pendukung
(meliputi : jarak tempat pelayanan dan biaya) serta faktor pendorong (meliputi :
dukungan suami dan sikap tenaga kesehatan) adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang responden ketahui tentang KB IUD
yang mencakup pengertian dan manfaat alat kontrasepsi IUD
2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh
responden dengan kategori :
Universitas Sumatera Utara
34
a. Rendah: tidak tamat SD, tamat SD/MD, tamat SLTP/MTs
b. Menengah : tamat SLTA/MA
c. Tinggi: tamat diploma/Perguruan Tinggi
3. Sikap adalah penilaian, pandangan, dan pendapat responden mengenai alat
kontrasepsi IUD.
4. Dukungan suami adalah pernyataan responden tentang suami yang mendukung
atau tidak mendukung untuk memakai alat kontrasepsiIUD.
5. Dukungan petugas kesehatan adalah penilaian atau pendapat peserta KB
terhadap tanggapan atau respon yang ditunjukkan tenaga kesehatan dalam
pelayanan alat kontrasepsi IUD.
6. Jarak tempuh pelayanan adalah jarak yang ditempuh oleh responden dari
tempat tinggalnya ke tempat pelayanan KB.
7. Sosial Budaya adalah Persepsi / Keyakinan masyarakat
8. Penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah pemanfaatan pelayanan alat
kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Terikat
Pengukuran variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2Metode Pengukuran Variabel Terikat
No Variabel Jumlah
indikator
Kategori
jawaban
Nilai Kriteria Skala Ukur
1
Penggunaan
KB IUD
2 1 1.Ya
Nominal
0 2.Tidak
Universitas Sumatera Utara
35
3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Bebas
Pengukuran variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Metode Pengukuran Variabel Bebas No Variabel Pertanyaan Kategori
jawaban
Bobot Kriteria Skor Skala
ukur
1. Pendidikan
1.Tinggi:
SMA/Diploma/Sa
rjana
3. 3.Rendah : Tidak
Tamat SD/ SD
Ordinal
2. Pengetahuan 10 1.Baik
2.Buruk
76-
100%(6-
10
<60%(1
-5)
Ordinal
3. Sikap
(Pernyataan
negatif)
6
1.Sangat Setuju
2.Setuju
3.Tidak Setuju
4.Sangat Tidak
Setuju
1-11
buruk
12-24
baik
Ordinal
4. Dukungan
Suami
6 Ya
Tidak
1
0
1.Mendukung
2.Kurang
Mendukung
6
<6
Nominal
5. Dukungan
Petugas
Pelayanan
5 Ya
Tidak
2
1
1.Baik
2.Kurang Baik
6-10
≤6
Ordinal
6. Jarak 2 Ya
Tidak
2
1
1.Mudah
2.Sulit
3-4
<2
Ordinal
7 Sosial
Budaya
4 Ya
Tidak
2
1
1.Baik
2.Kurang Baik
5-8
≤5
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
36
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap, yaitu :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
responden dengan menggunakan distribusi frekuensi masing-masing variabel
bebas dan variabel terikat.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan dari masing
– masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square
dengan tingkat kemaknaan (α)=0,05 , dengan kriteria :
a. Ho ditolak jika p < α=0,05 maka terdapat hubungan antara variabel
independent (bebas) dengan variabel dependen (terikat).
b. Ho diterima jika p > α=0,05 maka tidak terdapat hubungan antara variabel
independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat).
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan dengan menggunakan uji regresi logistik
berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan beberapa
variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Kecamatan Siempat Rube merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat. Puskesmas
Siempat Rube terdapat di wilayah Kecamatan Siempat Rube. Puskesmas Siempat
Rube memiliki wilayah kerja 6 Kelurahan/Desa yaitu: Siempat Rube I, Siempat
Rube II, Mungkur, Siempat Rube IV, Kuta Jungak, Traju. Jumlah penduduk di
kecamatan ini berjumlah 5.024 jiwa dan luas wilayah 82,36 km2.
Berdasarkan jenis sarana kesehatan yang terdapat di KecamatanSiempat
Rube, terdapat 1 puskesmas dengan 1 puskesmas pembantu (Pustu), 6 pos
kesehatan desa (Poskesdes). Secara keseluruhan terdapat 8 sarana kesehatan yang
terdapat di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Secara Rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Siempat Rube Kabupaten
Pakpak Bharat
No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit)
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1
3 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 6
Jumlah 8
Sumber : Profil Kesehatan Siempat Rube tahun 2015
Berdasarkan jenis tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas
Kecamatan Siempat Rube terdapat 17 orang tenaga kesehatan. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.2 Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Siempat Rube
Kabupaten Pakpak Bharat
NO Tenaga Kesehatan Jumlah (Jiwa)
1 Dokter Spesialis 0
2 Dokter Umum 2
3 Dokter Gigi 1
4 Perawat 2
5 Apoteker dan Sarjana Farmasi dan Asisten
Apoteker
1
6 Bidan 9
7 Sarjana Kesmas 2
8 Sanitarian 1
9 Gizi 2
10 Keterapian Fisik 0
11 Keteknisan Medis 0
Jumlah 19
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Siempat Rube tahun 2015
4.2 Analisis Univariat
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografi
Distribusi responden berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, agama,
suku, jumlah anak, dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube, diperoleh
distribusi responden yang terbanyak adalah berumur 30-39 tahun, yaitu sebanyak
53 jiwa (57,6%). Berdasarkan agama yang dianut responden yang terbanyak
adalah agama kristen sebanyak 80 jiwa (87%). Mayoritas suku adalah Suku Batak
Pakpak sebanyak 86 jiwa (93,5%). Jumlah anak paling banyak yaitu lebih dari 5
sebanyak 59 jiwa (64,1%). Mayoritas responden bekerja sebagai petani sebanyak
68 jiwa (73,9%). Dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan yang paling banyak
adalah tidak menggunakan jenis alat kontrasepsi sebanyak 36 jiwa (39,1%).
Secara rinci hasil distribusi responden dapat dilihat pada tabel 4.3:
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sosiodemografis
No Variabel Responden %
1.
Umur
a. 21-29
b. 30-39
c. 40-49
14
53
25
15,2
57,6
27,2
2. Agama
a. Kristen Protestan
b. Kristen Katolik
c. Islam
80
9
3
87,0
9,8
3,3
3. Suku
a. a. Pakpak
b. b.Toba
c. c. Karo
86
4
2
93,5
4,3
2,2
4. Pekerjaan
a. a. PNS
b. b. Pegawai Swasta
c. c. Wiraswasta
d. d. Ibu Rumah Tangga
e. e. Petani
11
2
9
2
68
12,0
2,2
9,8
2,2
74.0
5. Jumlah anak
a. 1-2
b. 3-4
d. c. ≥5
3
30
59
3,3
32,6
64,1
6. Jenis Alat Kontrasepsi yang
digunakan:
a. IUD
b. Implan
c. MOW
d. Pil`
e. Suntik
f. f. Tidak menggunakan KB
8
13
5
10
20
36
8,7
14,1
5,4
10,9
21,7
39,1
g. Jumlah 92 100
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Predisposisi
4.2.2.1 Distribusi Berdasarkan Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Sosial
Budaya
Distribusi berdasarkan pendidikan 92 responden, diperoleh sebanyak 76
responden (82,6%) berpendidikan rendah dan 16 responden (17,4%)
berpendidikan tinggi. Distribusi berdasarkan pengetahuan 92 responden, diperoleh
Universitas Sumatera Utara
40
17 responden (18,4%) dikategorikan pengetahuan baik, dan 75 responden (81,5%)
dikategorikan pengetahuan buruk.
Distribusi berdasarkan sikap dari 92 responden yang dikategorikan sikap
baik 37 responden (40,2%) dan responden yang sikap buruk 55 responden
(59,8%). Distribusi berdasarkan sosial budaya 92 responden, diperoleh 20
responden (21,7%) dikategorikan baik dan 72 responden (78,3%) dikategorikan
kurang baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Faktor Predisposisi
NO Faktor Predisposisi Jumlah %
1. Pendidikan
- Rendah
-Tinggi
76
16
82,6
17,4
2. Pengetahuan
- Baik
- Buruk
17
75
18,4
81,5
3. Sikap
- Baik
- Buruk
37
55
40,2
59,8
4. Sosial Budaya
- Baik
- Kurang Baik
20
72
21,7
78,3
Jumlah 92 100,0
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung
4.2.3.1 Distribusi Berdasarkan Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan
Distribusi berdasarkan jarak tempat pelayanan dari 92 responden diperoleh
sebanyak 21 responden (22,8%) jarak mudah ditempuh dan 71 responden (77,1%)
jarak sulit ditempuh. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan
NO Jarak Tempat
Pelayanan Kesehatan Jumlah %
1. Mudah 21 22,8
2. Sulit 71 77,1
Jumlah 92 100.0
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong
4.2.4.1 Distribusi Berdasarkan Dukungan Petugas Pelayanan Kesehatan dan
Dukungan Suami
Distribusi berdasarkan dukungan petugas pelayanan kesehatan dari 92
responden diperoleh sebanyak 63 responden (68,5%) menyatakan bersikap baik
dan kurang baik sebanyak 29 responden (31,5%). Distribusi berdasarkan
dukungan suami 92 responden, diperoleh 19 responden (20,7%) dikategorikan
mendukung dan 73 responden (79,3%) dikategorikan kurang mendukung. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Faktor Pendorong
NO Faktor Pendorong Jumlah %
1. Dukungan Petugas Kesehatan
- Baik
- Kurang Baik
63
29
68,5
31,5
2 Dukungan Suami
- Mendukung
- Kurang Mendukung
19
73
20,7
79,3
Jumlah 92 100.0
4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD
Distribusi responden berdasarkan penggunaan alat kontrasepsi IUD dari 92
responden, diperoleh sebanyak 8 responden (8,7%) yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD, sedangkan 84 responden (91,3%) tidak menggunakan KB IUD.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di
Wilayah Kerja Siempat Rube Tahun 2017
NO Penggunaan IUD Jumlah %
1. Ya 8 8,7
2. Tidak 84 91,3
Jumlah 92 100.0
Alasan responden menggunakan alat kontrasepsi IUD, diperoleh sebanyak
5 responden (5,4%) mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD mau
menjarangkan kelahiran, 3 responden (3,2%) mengatakan karena sangat efektif
dan nyaman. Sedangkan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD, diperoleh
32 responden (34,7%) mengatakan tidak ingin membatasi keturunan, 40
responden (43,4%) mengatakan takut saat pemasangan IUD, dan 12 responden
(13,0%) mengatakan memakai IUD tidak bisa bekerja berat lagi. Secara rinci
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube Tahun 2017
NO Alasan Jumlah %
1. Menggunakan IUD
a. menjarangkan kelahiran
b. karena sangat efektif dan nyaman
5
3
5,4
3,2
2. Tidak menggunakan IUD
a.tidak ingin membatasi keturunan
b.takut saat pemasangan IUD
c.takut tidak bisa kerja berat lagi
32
40
12
34,7
43,4
13,0
Total 92 100
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik
Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas meliputi faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial
budaya), faktor pendukung (jarak tempat pelayanan) dan faktor pendorong
Universitas Sumatera Utara
43
(dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan) dengan variabel terikat, yaitu
penggunaan alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB dengan menggunakan uji Chi
Square pada tingkat kemaknaan α = 0.05, sebagai berikut :
4.3.1.1 Hubungan Antara variabel bebas (Independen) dengan Penggunaan
Alat Kontrasepsi IUD
Hubungan antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD
diperoleh sebanyak 76 responden yang berpendidikan rendah (tidak tamat SD,
tamat SD/MD, tamat SLTP) sebesar 5,3% menggunakan alat kontrasepsi IUD dan
94,7% dari total responden yang berpendidikan rendah tidak menggunakan IUD.
Dari 16% berpendidikan tinggi (tamat SMA, Diploma/Akademik dan PT) 4%
yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 75% dari total responden yang
berpendidikan tinggi tidak menggunakan IUD. Hasil analisis dengan uji Chi
Square diperoleh nilai p sebesar 0,011 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD
diperoleh sebanyak 17 responden yang berpengetahuan baik sebesar 23,6% yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 76,4% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Dari 75 responden yang berpengetahuan buruk sebesar 5,4%
yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 94,6% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar
0,016 (p>0,05) yang ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hubungan antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD
diperoleh sebanyak 37 responden yang bersikap baik 16,2% yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
44
alat kontrasepsi IUD dan 83,8% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dari 55
responden yang bersikap buruk sebesar 3,6% yang menggunakan alat kontrasepsi
IUD dan 96,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan
uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,036 (p>0,05) yang ada hubungan yang
bermakna antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hubungan antara sosial-budaya dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD
diperoleh sebanyak 20 responden yang berkategori baik 5,6% yang menggunakan
alat kontrasepsi IUD dan 94,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dari 72
responden yang berkategori kurang baik sebesar 5,6% yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan 94,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil
analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,043 (p>0,05) yang ada
hubungan yang bermakna antara sosial-budaya dengan penggunaan alat
kontrasepsi IUD.
Hubungan antara jarak dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD diperoleh
sebanyak 21 responden yang berkategori mudah 9,6% menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan 90,4% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Dari 71
responden yang berkategori sulit sebesar 8,5% yang menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan 91,5% tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil
analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,878 (p>0,05) tidak ada
hubungan yang bermakna antara jarak dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi
IUD diperoleh sebanyak 19 responden yang berkategori mendukung 31,6%
menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 68,4% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Dari 73 responden yang berkategori tidak mendukung sebesar
Universitas Sumatera Utara
45
9% yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 91% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar
<0,001 (p>0,05) yang ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami
dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan penggunaan alat
kontrasepsi IUD diperoleh sebanyak responden 63 yang berkategori baik 6,4%
menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 93,6% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Dari 29 responden yang berkategori kurang baik sebesar 13,8%
yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dan 86,2% tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD. Hasil analisis dengan uji Chi Square diperoleh nilai p sebesar
0,0239 (p>0,05) yang tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan
petugas kesehatan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Variabel Bebas (Independen) dengan Penggunaan
Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Variabel
Independen
Penggunaan alat
kontrasepsi IUD
P Value Ya Tidak Total
F % F % F %
1.Pendidikan
- Rendah
- Tinggi
4
4
5,3
25
72
12
94,7
75
76
16
100,0
100,0
0,011
2.Pengetahuan
- Baik
- Buruk
4
4
23,6
5,4
13
71
76,4
94,6
17
75
100,0
100,0 0,016
3.Sikap
- Baik
- Buruk
6
2
16,2
3,6
31
53
83,8
96,4
37
55
100,0
100,0
0,036
4.Sosial Budaya
- Baik
4
5,6
16
80,0
20
100,0
0,043
Universitas Sumatera Utara
46
-Buruk 4 5,6 68 94,4 72 100,0
5.Jarak
- Mudah
- Sulit
2
6
9,6
8,5
19
65
90,4
91,5
21
71
100,0
100,0
0,878
6.Dukungan
Petugas
Kesehatan
- Baik
- Buruk
4
4
6,4
13
59
25
93,6
86,2
63
29
100,0
100,0
0,239
7.Dukungan Suami
- Baik
- Kurang Baik
6
2
31,6
9,0
13
71
68,4
91,0
19
73
100,0
100,0 <0,001
Jumlah 8 8,7 84 91,3 92 100,0
4.3.2 Ringkasan Hasil Uji Statistik chi-square
Tabel 4.10Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
NO Varibel Bebas Variabel Terikat Nilai p Keterangan
1 Pendidikan 0,011 Ada hubungan
2 Pengetahuan 0,016 Ada hubungan
3 Sikap Penggunaan Alat
Kontrsepsi IUD
0,036 Ada hubungan
4 Dukungan
Petugas
Kesehatan
0,239 Tidak Ada hubungan
5 Dukungan
Suami
<0,001 Ada hubungan
6 Sosial Budaya 0,043 Ada hubungan
7 Jarak 0,878 Tidak Ada hubungan
4.4 Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji bivariat diperoleh bahwa variabel pendidikan,
pengetahuan, sikap, dukungan suami, jarak dapat dilanjutkan ke analisis
multivariate. Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel yang
paling berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja
Puskesmas Siempat Rube.
Universitas Sumatera Utara
47
Variabel pendidikan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 6,593 artinya
responden memiliki pendidikan tinggi sebanyak 6,5 kali lebih besar akan
menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang memiliki
pendidikan rendah tentang pengunaan alat kontrasepsi IUD. Variabel pengetahuan
mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,232 yang artinya responden yang memiliki
pengetahuan baik 0,2 kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD
dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang
penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,343 yang sebanyak 0,3
kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan responden
yang memiliki sikap buruk terhadap alat kontrasepsi IUD. Variabel sosial budaya
mempunyai nilai Exp (B) sebesar 1,257 yang sebanyak 1,2 kali lebih besar akan
menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang memiliki sosial
budaya kurang baik terhadap alat kontrasepsi IUD. Variabel dukungan suami
mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,640 responden yang didukung oleh suami 0,6
kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD dibandingkan yang tidak
didukung oleh suami. Variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,403
responden yang memiliki sikap baik 0,4 kali lebih besar akan menggunakan alat
kontrasepsi IUD dibandingkan responden yang tidak memiliki sikap baik.
Dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan yang paling mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan nilai
Exp (B) 6,593 lebih besar dari variabel lainnya. Secara keseluruhan juga
dijelaskan dari nilai overall percentage sebesar 35%, artinya variabel pendidikan,
pengetahuan, sikap, sosial budaya, dan dukungan suami memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
48
sebesar 33% terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja
Puskesmas Siempat Rube, selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11
berikut :
Tabel 4.11 Hasil Uji Multivariat
No Variabel bebas Nilai p Exp(B)
1. Pendidikan 0,011 6,593
2. Pengetahuan 0,016 0,232
3. Sikap 0,036 0,343
4. Sosial Budaya 0,043 1,257
5 Dukungan Suami <0,001 0,640
-2 Log Likelihood = 33,050
Universitas Sumatera Utara
49
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas
Siempat Rube Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat
Penggunaan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
terutama alat kontrasepsi IUD dinilai jauh lebih efektif dalam mencegah
kehamilan dibandingkan dengan alat kontrasepsi non-MKJP seperti pil dan suntik.
Namun dapat dilihat bahwa penggunaan IUD sangat rendah dan bukan hanya di
Kecamatan Siempat Rube, tetapi juga di Indonesia dan ini membuat program
pemerintah dalam menggalakkan penggunaan MKJP kurang tercapai. Sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-2019
mengamanahkan agar BKKBN bertanggung jawab terhadap tercapainya indikator
Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK). Salah satu indikator Program KKBPK adalah angka kelahiran total
(Total Fertility Rate/TFR), dimana target secara nasional pada tahun 2019 harus
mencapai 2 anak per wanita usia subur (Kemenkes, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menyatakan umur wanita
usia subur mayoritas berumur 30 tahun keatas sebesar 57,6% dan responden
memiliki jumlah anak lebih dari 5 dalam satu keluarga, pendidikan responden
rata-rata tamatan SMP, dan bekerja sebagai petani, agama mayoritas Kristen
protestan serta suku mereka mayoritas suku Batak Pakpak. Sebanyak 91,3%
responden menyatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD. Responden yang
tidak menggunakan IUD sebagian memilih alat kontrasepsi suntik dan pil karena
beranggapan lebih aman dan nyaman dibandingkan IUD. Responden yang sama
sekali tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun lebih memilih KB dengan
Universitas Sumatera Utara
50
sistem kalender, sebanyak 34,7% responden menyatakan tidak ingin membatasi
keturunan (jumlah anak) dalam keluarga mereka, 43,4% responden menyatakan
takut saat pemasangan IUD karena mendengar mitos IUD dapat menjalar dalam
tubuh, dan 13% responden responden menyatakan tidak bisa bekerja berat seperti
mencangkul jika menggunakan IUD. Sedangkan sebanyak 8,7% responden yang
menggunakan IUD terdapat 5 responden yang menyatakan menggunakan IUD
untuk menjarangkan kehamilan dan 3 responden karena IUD sangat efektif dan
nyaman.
Sosial-budaya responden juga mempengaruhi dalam penggunaan IUD,
adanya istilah dalam adat batak 3H (Hamoraon, Hagabeon, dan Hasangapon)
merupakan kepercayaan yang positif dan akan terus menerus diwarisi di keluarga
mereka yang berarti anak adalah sumber rejeki/kekayaan, dan akan menjadi orang
yang terpandang, bagi mereka. Dalam suku Batak juga adanya perbedaan status
antara laki-laki dan perempuan sehingga jika belum mempunyai anak laki-slaki
tidak boleh membatasi kehamilan karena anak laki-laki adalah penerus marga dan
keturunan.
Disamping itu hal yang membuat responden tidak menggunakan alat
kontrasepsi IUD karena suaminya tidak setuju dan tidak mendukung untuk
menggunakan alat kontrasepsi IUD karena suami mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi dalam rumah tangga. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi
IUD yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan terdidik.
Universitas Sumatera Utara
51
5.2 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi
IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
5.2.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD Di
Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada responden,
menunjukkan mayoritas responden tidak sekolah. Responden tidak menggunakan
alat kontrasepsi IUD karena berpendidikan rendah dan bekerja sebagai petani.
Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa p=0,011<0,05 yang artinya variabel pendidikan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dan Exp B=
6,593 maknanya adalah akseptor KB yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak
6,5 kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD dari pada akseptor
KB yang memiliki pendidikan rendah tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpendidikan tinggi akan memiliki
pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi IUD. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Widya (2015) yang mengatakan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi
pada wanita usia subur. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Yanuar
(2010) yang mengatakan pendidikan merupakan salah satu faktor yang
menentukan pemilihan suatu metode kontrasepsi.
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau berubah kearah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-
Universitas Sumatera Utara
52
hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab
itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah
orang tersebut menerima informasi, sehingga seseorang lebih mudah menerima
terhadap nilai-nilai yang baru dikembangkan (Notoatmodjo, 2012). Hasil
penelitian ini berbeda dengan Marikar, dkk (2015) bahwa tidak ada hubungan
pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi, hal ini disebabkan karena program
KB sudah merupakan kebutuhan masyarakat umum sehingga mudah diterima oleh
akseptor KB dari semua golongan pendidikan.
Menurut Green (1980) tingkat pendidikan yang lebih tinggi mampu
menyerap informasi dan lebih mampu mempertimbangkan hal-hal yang
menguntungkan atau efek samping bagi kesehatan. Tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi
dalam hidupnya, orang yang berpendidikan akan lebih mudah untuk menerima
gagasan baru, pendidikan dalam arti formal sebenarnya adalah suatu proses
penyampaian bahan - bahan/materi pendidikan pada sasaran pendidik guna
mencapai perubahan tingkah laku dan tujuan. Tingkat pendidikan juga
berpengaruh terhadap keinginan individu dan pasangan untuk menentukan jumlah
anak. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa peningkatan pendidikan
berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan alat kontrasepsi.
Menurut asumsi peneliti pendidikan akan mempengaruhi sikap seseorang
dalam pengambilan keputusan karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan
semakin rasional dalam pengambilan keputusan hal ini juga akan berlaku dalam
pengambilan keputusan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai, tepat dan
Universitas Sumatera Utara
53
efektif bagi ibu untuk mengatur jarak kehamilannya ataupun membatasi jumlah
kelahiran.
5.2.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Penggunaan alat kontrasepsi IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang mempengaruhi terhadap
tindakan yang dilakukan. Pengetahuan seseorang tidak secara mutlak dipengaruhi
oleh pendidikan karena pengetahuan dapat juga diperoleh dari pengalaman masa
lalu, namun tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami informasi yang diterima yang kemudian menjadi
dipahami (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan responden tidak mengetahui
tujuan dari program KB, mereka juga kurang mengetahui manfaat, keuntungan
dari alat kontrasepsi IUD, mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD karena
tidak mengetahui bahwa alat kontrasepsi IUD nyaman dan tingkat efektifitasnya
tinggi, responden lebih memilih alat kontrasepsi seperti pil, suntik karena
beranggapan lebih praktis dan mudah menggunakan. Responden merasa ragu
tentang alat kontrasepsi IUD karena tidak ketidaktahuan masyarakat tentang IUD
tersebut seperti kapan harus melakukan kunjungan ulang.
Hasil uji Chi-Square variabel pengetahuan mempunyai pengaruh dan hasil
chi square menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai hubungan
Universitas Sumatera Utara
54
terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan p=0,016<0,05 yang artinya
variabel pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan
alat kontrasepsi IUD dan Exp B= 0,232 maknanya adalah akseptor KB yang
memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 0,2 kali lebih besar akan menggunakan
alat kontrasepsi IUD dari pada akseptor KB yang memiliki pengetahuan rendah
tentang penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hal ini sesuai dengan penelitian Nurbaiti (2013) yang menyebutkan bahwa
rendahnya pemakaian kontrasepsi IUD dikarenakan kurangnya pengetahuan
akseptor tentang kelebihan metode tersebut. Ketidaktahuan akseptor tentang
kelebihan metode kontrasepsi IUD disebabkan informasi yang disampaikan
petugas pelayanan KB kurang lengkap. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian Verawaty (2013) diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan pemilihan KB. Pengetahuan responden yang baik maupun
kurang baik tentang KB tidak mempengaruhi mereka dalam memilih metode atau
alat yang akan digunakan. Mereka memiliki keleluasaan atau kebebasan pilihan
dengan mempertimbangkan hal-hal seperti kecocokan, efektif atau tidak,
kenyamanan atau keamanan dari efek samping alat kontrasepsi.
Menurut Green (1980) beberapa macam pengetahuan kesehatan mungkin
dibutuhkan sebelum munculnya sebuah kesadaran terhadap perilaku kesehatan
pribadi. Akan tetapi, perilaku sehat mungkin tidak terjadi kecuali jika seseorang
menerima isyarat yang cukup kuat untuk memotivasi dirinya untuk bertindak
sesuai dengan pengetahuannya. Menurut asumsi peneliti pengetahuan akan
mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk memilih alat
kontrasepsi yang sesuai, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik pasti
Universitas Sumatera Utara
55
akan mengetahui keuntungan dan manfaat dari alat kontrasepsi yang tepat dan
efektif yang akan digunakan seperti IUD.
5.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di
Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mengenai sikap wanita
usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD di pengaruhi oleh sikap
mereka yang salah tentang alat kontrasepsi IUD. Mereka memiliki sikap bahwa
menggunakan alat kontrasepsi IUD hanya bagi wanita yang tidak menginginkan
keturunan lagi, responden beranggapan jika menggunakan IUD maka tidak bisa
hamil kembali. Disamping itu responden memiliki sikap jika IUD dapat
menimbulkan rasa sakit, tidak ada kenyamanan, mereka takut menggunakan IUD
karena mendengar mitos IUD dapat menjalar sampai kejantung, dan mereka
beranggapan jika menggunakan IUD tidak boleh melakukan aktifitas yang berat
dan terlalu lelah seperti mencangkul.
Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa p=0,036 <0,05 yang artinya variabel sikap
memiliki pengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dan Exp B=0,403
artinya responden yang memiliki sikap baik 0,4 kali lebih besar akan
menggunakan alat kontrasepsi IUD dari pada responden yang memiliki sikap
tidak baik tentang IUD.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Putri (2017) menyatakan
bahwa banyak wanita yang merasa takut menggunakan IUD karena menurut
mereka IUD dapat terjebak pada wajah, kepala, dan badan anak yang belum lahir,
dapat menyebabkan kanker, dan tertanam di dalam rahim. Hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
56
diperkuat oleh penelitian Dzalya (2015) yang mengatakan adanya pengaruh antara
sikap dengan pemanfaatan IUD. Hal tersebut terbukti dari banyaknya yang merasa
takut dengan cara pemasangan, kelemahan dan efek samping dari pemakaian IUD.
Menurut Green (1980), konsep kunci dalam sikap ada dua yaitu (1) sikap
merupakan sesuatu perasaan cukup konstan yang langsung terhadap suatu objek
(seseorang, perilaku, situasi, atau ide), dan (2) yang melekat pada struktur sebuah
sikap adalah evaluasi, dan dimensi baik dan buruk. Seperti halnya sikap setuju
atau tidaknya seseorang terhadap informasi alat kontrasepsi dan KB, serta manfaat
dari kontrasepsi tersebut. Menurut asumsi peneliti, apabila semakin baik sikap
seseorang mengenai alat kontrasepsi IUD maka akan memutuskan untuk
menggunakan IUD. Namun berdasarkan hasil penelitian, responden yang
memiliki sikap baik juga ada yang tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD
karena mereka takut saat pemasangan dan rumor tentang alat kontrasepsi IUD.
Responden menganggap bahwa penggunaan IUD hanya bagi yang tidak ingin
memiliki anak lagi, dan menggunakan IUD bisa mengganggu aktivitas sehingga
responden ragu dan tidak menggunakan IUD.
5.2.4 Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD
di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Sosial budaya menurut KKBI adalah kepercayaan, sungguh-sungguh,
kepastian, ketentuan atau bagian agama atau religi yang berwujud konsep yang
menjadi keyakinan (kepercayaan) para penganutnya. Keyakinan merupakan salah
satu kemampuan pengaturan diri individu. Keyakinan diri adalah perasaan
individu mengenai kemampuan dirinya untuk membentuk perilaku yang relevan
Universitas Sumatera Utara
57
dalam situasi – situasi khusus yang mungkin tidak dapat diramalkan dan mungkin
menimbulkan stres.
Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa p=0,043 <0,05 yang artinya variabel sosial
budaya memiliki pengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dan Exp B=
1,257 artinya responden yang memiliki keyakinan terhadap alat kontrasepsi IUD
sebanyak 1,2 kali lebih besar akan menggunakan alat kontrasepsi IUD
dibandingkan responden yang tidak memiliki keyakinan terhadap alat kontrasepsi
IUD.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sauma (2015) yang
mengatakan bahwa ada pengaruh keyakinan terhadap pemanfaatan pelayanan
program KB. Dalam membentuk keyakinan dibutuhkan juga pengetahuan dan
pengalaman yang baik. Apabila sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang baik maka akan memiliki keyakinan terhadap sesuatu. Berbeda dengan hasil
penelitian Nana (2013) bahwa sosial budaya sama sekali tidak ada hubungannya
dalam menentukan seseorang untuk memanfaatkan alat kontrasepsi IUD.
Menurut asumsi peneliti, pengaruh sosial budaya individu terhadap suatu
alat kontrasepsi IUD dalam menentukan pilihan karena belum umumnya alat
kontrasepsi IUD tersebut sehingga masyarakat masih ragu dan sangsi dengan
manfaat dan keuntungan IUD tersebut. Masih melekatnya adat istiadat suku Batak
pada responden, mereka takut jika hal buruk terjadi maka akan mempengaruhi
keyakinan tersebut begitu juga sebaliknya. Apabila sudah yakin terhadap suatu
alat kontrasepsi IUD tersebut maka akan lebih menggunakan alat kontrasepsi IUD
yang ada, responden mayoritas beragama Kristen Protestan dan mayoritas suku
Universitas Sumatera Utara
58
Batak Pakpak. Agama tidak memiliki pengaruh dalam menggunakan alat
kontrasepsi IUD karena agama mengizinkan berKB demi kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Banyak responden tidak menggunakan alat kontrasepsi
IUD karena IUD belum umum dikenal didaerah responden, dan dari hasil
penelitian ditemukan jumlah anak masyarakat Siempat Rube rata-rata 5 anak
dalam satu keluarga. Prinsip budaya yang dimiliki Batak yang mengatakan
“banyak anak banyak rejeki” dan jenis kelamin anak yang paling diutamakan di
suku Batak adalah laki-laki, karena anak laki-laki adalah penerus marga dari
orang batak. Jika dalam keluarga tersebut belum memiliki anak laki-laki tetapi
sudah memiliki anak 4 orang yang berjenis kelamin perempuan, tetapi tidak ada
yang berjenis kelamin laki-laki maka keluarga tersebut akan terus berencana
memilki anak lagi sampai memiliki anak laki-laki karena peran anak laki-laki dan
perempuan berbeda.
5.3 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi
IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
5.3.1 Pengaruh Jarak Tempat Pelayanan Terhadap Terhadap Penggunaan
Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Siempat Rube
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan para responden,
bahwa jarak tempat pelayanan yang menyediakan fasilitas untuk alat kontrasepsi
IUD mudah ditempuh, mayoritas pergi ke tempat pelayanan dengan kendaraan
sendiri dan membutuhkan biaya yaitu untuk mengisi bahan bakar kendaraan,
tetapi tetap tidak mempengaruhi responden untuk memanfaatkannya, karena
mereka malas dan buang-buang waktu untuk keluar ke puskesmas. Serta tidak ada
waktu untuk memikirkan hal untuk berKB karena kegiatan sehari-hari yang sibuk
Universitas Sumatera Utara
59
bekerja di ladang/sawah dari pagi sampai menjelang malam membuat semakin
tidak sempat menggunakan IUD di Puskesmas.
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa variabel jarak tempat pelayanan
tidak mempunyai hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan
p=0,878>0,05. Sehingga variabel jarak tempat pelayanan tidak bisa dilanjutkan ke
analisis multivariat. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sauma
(2015) yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh jarak tempat pelayanan
dengan penggunaan metode kontrasepsi. Jarak ke tempat pelayanan merupakan
salah satu faktor yang memiliki peran dalam mengakses fasilitas kesehatan yang
ada. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dzalya (2011) yang
mengatakan bahwa ada pengaruh jarak tempat pelayanan dengan penggunaan
metode kontrasepsi. Jarak ke tempat pelayanan merupakan salah satu faktor yang
memiliki peran dalam penggunaan sarana dan prasarana kesehatan, semakin dekat
dengan fasilitas kesehatan maka akan mudah untuk mengakses fasilitas kesehatan
yang ada.
Menurut KBBI Jarak adalah ruang sela yang menunjukkan panjang
luasnya antara satu titik ke titik yang lain. Pemanfaatan pelayanan kesehatan
berhubungan dengan akses geografi, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
tempat memfasilitasi atau menghambat pemanfaatan adalah hubungan antara
lokasi suplai dan lokasi dari klien yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh
atau biaya tempuh. Menurut Notoatmodjo (2012), jarak dari tempat tinggal ke
sarana kesehatan mendukung tindakan masyarakat dalam mengakses pelayanan
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
60
Menurut asumsi peneliti, jarak merupakan satu faktor yang memiliki peran
untuk menjangkau jauh atau dekat pelayanan kesehatan yang akan ditempuh
responden. Semakin dekat jarak tempat tinggal responden dengan pelayanan
kesehatan maka responden semakin mudah / dekat untuk mengakses Puskesmas.
Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini, jarak tidak mempunyai pengaruh terhadap
penggunaan alat kontrasepsi IUD karena ada faktor lain yaitu karena adanya
fasilitas kesehatan yang lain seperti klinik swasta terdekat. Responden juga
beranggapan menggunakan alat kontrasepsi IUD membuang waktu, sehingga
mereka lebih tertarik menggunakan alat kontrasepsi suntik dan pil karena lebih
praktis.
5.4 Pengaruh Faktor Pendorong Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi
IUD di Wilayah Kerja Siempat Rube
5.4.1 Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi
IUD di Wilayah Kerja Siempat Rube
Berdasarkan hasil penelitian, responden menyatakan mayoritas mereka
ber-KB atas seizin suami, tetapi mayoritas suami mereka tidak mendukung
istrinya untuk menggunakan IUD dan mayoritas suami mereka tidak pernah ikut
mendengarkan penjelasan tentang manfaat dan keuntungan dari alat kontrasepsi
IUD dari tenaga kesehatan. Hal ini disebabkan karena suami mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dalam keluarga maka setiap keputusan harus
disetujui dan diketahui oleh suami dan suami kurang memahami tentang alat
kontrasepsi IUD serta suami takut jika terjadi sesuatu pada istrinya setelah
memakai IUD, didukung juga pengalaman tetangga yang buruk mengenai
pemakaian IUD seperti berpindahnya alat kontrasepsi dari tempat semula dan
menimbulkan pendarahan.
Universitas Sumatera Utara
61
Ibu yang didukung oleh suaminya akan lebih mudah dalam menjalankan
program keluarga berencana dan untuk melakukan kunjungan ulang atau
melakukan konsultasi bila ada hal – hal yang diperlukan. Namun dalam penelitian
ini, banyak responden yang tidak didukung oleh suaminya untuk menggunakan
alat kontrasepsi IUD sehingga mereka tidak menggunakannya. Para suami
memberikan izin untuk istrinya menggunakan alat KB seperti pil dan suntik,
namun hanya sedikit yang mendukung istrinya untuk menggunakan IUD.
Hasil uji analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa p=<0,001<0,05 yang artinya variabel
dukungan suami memiliki pengaruh yang terhadap penggunaan alat kontrasepsi
IUD dan Exp B=0,640 responden yang didukung oleh suami 0,6 kali lebih besar
akan menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan responden yang tidak didukung
oleh suami dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD.
Hal ini dikarenakan para suami banyak yang kurang mengetahui tentang
alat kontrasepsi IUD tersebut karena tidak adanya kemauan para suami untuk ikut
menemani istri dan ikut konseling tentang IUD dari petugas kesehatan. Menurut
responden menemani istri untuk mendapatkan KB hanya membuang waktu dan
suami lebih baik pergi keladang. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
Aryanti (2014) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh dukungan suami
dengan penggunaan alat kontrasepsi. Peran suami sangat dibutuhkan sebagai
motivator dengan memberikan motivasi atau dorongan terhadap istri, apalagi
dalam memilih alat kontrasepsi. Hal ini berarti bahwa peran suami sangat
mempengaruhi ibu akseptor KB terhadap kontrasepsi IUD karena suami lebih
mempunyai peranan penting dalam mengambil keputusan untuk memilih alat
Universitas Sumatera Utara
62
kontrasepsi kepada istrinya. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian
Nurbaiti (2013) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh dukungan suami
dengan penggunaan alat kontrasepsi. Peran suami sangat dibutuhkan sebagai
motivator dengan memberikan motivasi atau dorongan terhadap istri.
Menurut Depdiknas (2008) dukungan adalah sokongan, penunjang,
bantuan. Dalam hal ini adalah sokongan, dukungan, bantuan suami sebagai
pasangan hidup dari akseptor dalam menentukan keputusan pilihan terhadap
tindakan yang akan dilakukan yaitu jenis pemilihan kontrasepsi yang digunakan.
Dukungan suami merupakan bantuan yang diberikan yang membuat penerima
dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram. Dukungan tersebut berupa
dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat individu yang
lainnya merasa lebih tenang dan aman.
Menurut asumsi peneliti dukungan dari suami dalam penggunaan
kontrasepsi sangat diperlukan karena tanpa adanya dukungan dari suami rasa
nyaman untuk menggunakan kontrasepsi, metode kontrasepsi dipilih bersama
sesuai dengan kondisi istri, saling kerjasama dalam pemakaian, membiayai
pengeluaran kontrasepsi, dan memperhatikan tanda dan bahaya. Suami tidak
mendukung istrinya untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD karena mereka
belum paham tentang IUD.
5.4.2 Pengaruh Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Terhadap
Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Siempat Rube
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan mayoritas responden
menyatakan tenaga kesehatan melayani, memberikan penjelasan dengan sopan
dan tanggap. Hasil uji Chi-Square variabel dukungan tenaga kesehatan
Universitas Sumatera Utara
63
menunjukkan bahwa variabel dukungan tenaga kesehatan tidak mempunyai
hubungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD dengan p=0,239 >0,05.
Sehingga variabel dukungan tenaga kesehatan tidak bisa dilanjutkan ke analisis
multivariat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sauma (2015) yang
mengatakan tidak terdapat hubungan antara sikap tenaga kesehatan dengan
penggunaan alat kontrasepsi IUD (MKJP). Apabila tenaga kesehatan baik maka
keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD akan semakin besar. Hasil
penelitian ini diperkuat dengan penelitian Hasibuan (2014) bahwa sikap tenaga
kesehatan tidak berpengaruh langsung terhadap penggunaan alat kontrasepsi.
Menurut asumsi peneliti, dukungan tenaga kesehatan tidak ada hubungan atau
pengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD karena sikap orang lain tidak
akan menjadi penghalang untuk memilih atau memanfaatkan alat kontrasepsi
sesuai dengan kebutuhan.
Menurut asumsi peneliti tenaga kesehatan baik, tetapi mereka tetap tidak
menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hal ini dibuktikan, bahwa responden yang
tidak menggunakan IUD di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube dikarenakan
mereka takut memasukkan benda ke dalam tubuh mereka, takut mereka tidak bisa
untuk bekerja berat lagi, takut jika sewaktu-waktu IUD bisa menjalar. Alasan lain
responden tidak menggunakan IUD walaupun tenaga kesehatan memberikan
penyuluhan, mereka tidak ingin membatasi anak terutama anak laki-laki minimal
2 orang dalam satu keluarga karena anak laki-laki merupakan penerus marga dan
keturunan dari orang batak.
Universitas Sumatera Utara
64
Banyaknya mitos yang masih menganggap bahwa IUD bisa berpindah /
menjalar setelah dilakukan pemasangan, faktanya IUD tidak dapat berpindah
tempat apalagi menjalar ke jantung, namun bergeser sedikit dari sejak waktu
pemasangan. Oleh karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan rutin setahun
sekali ke bidan / dokter untuk memeriksa keadaan IUD di dalam rahim (BKKBN,
2015).
Universitas Sumatera Utara
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi
akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas
Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
akseptor KB dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah faktor
predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial budaya), dan faktor
pendorong (dukungan suami).
2. Hanya sebanyak 8,7% yang menggunakan alat kontrasepsi IUD di wilayah
kerja Puskesmas Siempat Rube.
3. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, pengetahuan,
sikap, sosial budaya dan dukungan suami memiliki hubungan terhadap
penggunaan alat kontrasepsi IUD sedangkan jarak dan dukungan tenaga
kesehatan tidak memiliki hubungan.
4. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa pendidikan merupakan variabel
paling berpengaruh atau model yang terbaik dalam menentukan pengaruh
faktor predisposisi dan pendorong terhadap penggunaan alat kontrasepsi
IUD pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Siempat Rube.
6.2 Saran
Dengan memerhatikan kesimpulan dan analisa, maka untuk dapat
meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas
Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat beberapa saran yang perlu disampaikan
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
66
1. Kepada Puskesmas Siempat Rube agar meningkatkan pemahaman
masyarakat dengan melakukan pendekatan dengan masyarakat dan
mengubah sikap masyarakat dengan mitos yang salah tentang IUD
terutama bagi wanita usia subur dengan melakukan konseling dan
penyuluhan menjelaskan seperti apa alat kontrasepsi IUD, cara
pemasangan, efektivitas, keuntungan dan kerugian.
2. Meningkatkan pendidikan pengetahuan masyarakat Siempat Rube tentang
efektifitas, keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi IUD. Peningkatan
pengetahuan bisa dilakukan melalui penyuluhan di lingkungan/desa atau
rumah-rumah dan penyuluhan di Puskesmas. Peningkatan pengetahuan
peserta akan memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi IUD.
3. Mengedukasi suami supaya lebih mendukung istrinya menggunakan IUD
dengan pendekatan, penyuluhan serta sosialisasi tentang alat kontrasepsi
IUD.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang sejenis
dengan cakupan variabel yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
67
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2006. Perempuan Siklus PDCA Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan.
Jakarta. Tim
Aryanti, H. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Penggunaan
Kontrasepsi Pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur. Tesis. Universitas Udayana. Denpasar.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Medan dalam Angka 2015. Penerbit BPS,
Medan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI
(BALITBANGKES) Tahun 2013
BKKBN. 2015. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan KB Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang. Penerbit BKKBN, Jakarta.
Depdinkes. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Pusat Bahasa.
Depkes RI, 2000. Buku Penuntun Petugas Klinik Keluarga Berencana. Jakarta.
,2007. Panduan Promosi Kesehatan. Jakarta.
,2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Pusat Bahasa.
Dinas Kesehatan Pakpak Bharat. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Pakpak
Bharat Tahun 2016.
Dinas Kesehatan Pakpak Bharat. 2016. Profil Kesehatan Puskesmas Siempat Rube
Tahun 2016.
Dzalya, A.I. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Kalideres. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. PT. Refika Aditama, IKAPI. Bandung.
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Universitas Sumatera Utara
68
68
Harahap, A. 2014. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian
Alat Kontrasepsi IUD (Intra Uteri Device) Oleh Ibu Pasangan Usia
Subur Di Desa Sabungan Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten
Labuhan Batu Selatan 2014. Skripsi. Univeritas Sumatera Utara. Medan
Hartanto, H, 2008. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Hasibuan, S. 2014. Determinan yang Mempengaruhi Penggunaan Alat
Kontrasepsi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Tahun
2014. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Kalangie, N.S. 1994. Kebudayaan Dan Kesehatan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan Primer Melalui Pendekatan Sosio Budaya. Jakarta:
PT.KasaintBlac Indah Corp
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta.
Laoli, W.E. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluarga Tidak Menjadi
Akseptor KB Di Desa Holi Kecamatan Ulugawo Kabupaten Nias.
Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Manuaba L.B.G. 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa
Bidan. Jakarta : EGC.
Marikar A., Rina K.,& Yolanda B., 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Minat Ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Di Puskesmas Tuminting, Kota Manado. Jurnal
Keperawatan: 3-4.
Nana, A. 2013. Gambaran Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya KB
AKDR Di Puskesmas Rambah Samo I. Jurnal Maternity and neonatal.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
,2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta
,2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Universitas Sumatera Utara
69
69
Nurbaiti. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat
Kontrasepsi KB Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Skripsi.
Aceh: Universitas Ubudiyah Indonesia.
Nursalam dan Efendi. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Peraturan Menteri Pendidikan RI No.49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Media.
Pinontoan S., Sesca DS.,& Sandra T., 2014 Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas
Tatelu Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Bidan: 20-22.
Proverawati, Atikah.,Islaely, A,D., dan Aspuah, Siti. 2016. Panduan Memilih
Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, R.P. 2017. Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) Dan Implant Pada Wanita Usia
Subur Di Kecamatan Sukarame. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Rusman, T. 2013. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar Lampung.
Sauma, R.A. 2015. Determinan Pemanfaatan KB MKJP di Wilayah Kerja
Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sarwono, S. 2003. Psikologi Sosial dan Individu dan Teori-Teori Psikolog Sosial.
Jakarta: Refika Aditama.
Singarimbun, M. 2008. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Sulistyawati, A. 2013. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Undang-Undang Kesehatan. 2009. Nomor: 36 Tahun 2009.
,Republik Indonesia. 2009. Nomor 52 Tahun 2009 tentang:
Keluarga Berencana.
Universitas Sumatera Utara
70
70
Verawaty, R. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Wanita Pada Istri
Pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Bintan Timur Tahun 2013.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Depok
Widya, E.D. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan
Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Di Desa Krakal
Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Tahun 2015. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang. Semarang
Wulansari dan Hartanto. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta: Trans Media
Info.
Yanuar, 2010. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang
KB Terhadap Pemilihan Kontrasepsi di Lingkungan Kelurahan Joho
Kecamatan Sukoharjo Tahun 2010. Skripsi. Universitas Gajah Madha.
Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSEPTOR KB DALAM
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB INTRA UTERINE DEVICE
(IUD) DI PUSKESMAS SIEMPAT RUBE KECAMATAN SIEMPAT RUBE
KABUPATEN PAKPAK BHARAT” TAHUN 2017
No. Responden :
Alamat Responden :
I. Identitas Responden
Nama :
1. Umur :
2. Agama :
3. Suku :
4. Pekerjaan :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Ibu Rumah Tangga
e. Petani
5. Pendidikan
a. Tidak Sekolah/TidakTamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SMP/MTs
d. Tamat SMA/MA
e. Tamat Akademik/ Diploma
f. Tamat Sarjana
6. Jumlah anak :
7. Jenis KB yang digunakan :
II. Pengetahuan
1. Untuk apa diadakan Program Keluarga Berencana?
1. Unruk mengatur kelahiran anak
2. Agar menjadi keluarga bahagia
3. Untuk menjadi keluarga yang besar
2. Prigram KB adalah menganjurkan untuk mempunyai anak?
1. Satu anak cukup
2. Dua anak cukup
3. Tiga anak cukup
2. Apa yang ibu ketahui tentang alat kontrasepsi IUD?
1. Kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim
2. Kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit
3. Kontrasepsi yang disuntikkan
Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut ibu, apakah keuntungan dari IUD?
1. IUD dapat segera efektif segera setelah pemasangan
2. Tidak memiliki efek samping
3. Mencegah perdarahan
4. Menurut ibu, apa kerugian dari IUD?
1. Tidak dapat mencegah penyakit seks menular
2. Tidak dapat segera efektif setelah dipasang
3. Tidak dapat mencegah perdarahan
5. Kapan sebaiknya alat kontrasepsi IUD bisa dipasang?
1. 40 hari setelah melahirkan
2. Lima bulan setelah melahirkan
3. Pada awal haid
6. Siapa yang bisa diiziinkan memasang alat kontrasepsi IUD?
1. Bidan yang telah diberi pelatihan
2. Mantri
3. Apoteker
7. Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi IUD dapat dengan sendirinya keluar dari
rahim tanpa bantuan petugas?
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak Tahu
8. Setelah ibu memakai IUD, kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang?
1. Seminggu setelah pemasangan
2. Dua minggu setelah pemasangan
3. Tiga minggu setelah pemasangan
9. Penggunaan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu berapa ?
1. 3-5 tahun
2. Lebih dari 7 tahun
3. Tidak tahu
10. Menurut ibu, kapan waktu yang baik alat kontrasepsi IUD dilepas?
1. Saat tidak menstruasi (jika menginginkan keturunan lagi )
2. Saat menstruasi
3. Setiap saat
Universitas Sumatera Utara
III. Sikap
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda centang (√) pada salah yang ibu yakinin dibawah ini!
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
NO Uraian Pernyataan SS S TS STS
1 Penggunaan alat kontrasepsi IUD hanya
untuk yang tidak ingin memiliki anak
lagi
2 Pemakaian alat kontrasepsi IUD
membuat tidak nyaman dan
menimbulkan rasa sakit
3 Menggunakan IUD dapat mencegah
penyakit seksual menular
4 Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan
saat belum mempunyai anak
5 Ibu takut menggunakan IUD karena
mendengar mitos dapat menjalar sampai
kejantung
6 Menggunakan alat kontrasepsi IUD
tidak boleh bekerja terlalu lelah
(mencangkul)
IV. Dukungan Suami
1. Apakah ibu ber-KB atas seizin suami?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah suami ibu turut dalam pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah suami ibu setuju /mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi
IUD?
a. Ya b.Tidak
4. Apakah Suami ibu memberikan saran agar menggunakan alat kontrasepsi IUD?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah suami ibu juga ikut mengantarkan ibu kepelayanan kesehatan untuk
mendapatkan alat kontrasepsi yang ibu gunakan? a. Ya b.Tidak
Universitas Sumatera Utara
6. Apakah suami ibu mengingatkan jadwal kontrol ulang kepada ibu ?
a. Ya b. Tidak
V. Dukungan Tenaga Kesehatan
1. Apakah petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan dan selalu
menyarankan supaya menggunakan alat kontrasepsi?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah menurut ibu, petugas kesehatan bersikap baik dalam memberikan
penjelasan tentang KB?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang KB IUD, termasuk
keuntungan dan kerugiannya?
a. Ya b. Tidak
4. Dari penyuluhan yang ibu dapatkan, tertarikkah ibu terhadap alat penggunaan
IUD tersebut?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah di Puskesmas persediaan alat kontrasepsi selalu ada?
a. Ya b. Tidak
VI. Jarak
1. Apakah lokasi pelayanan KB sulit dijangkau dari tempat tinggal?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah transportasi sulit dari rumah ketempat pelayanan KB?
a. Ya b. Tidak
VII. Sosial Budaya
1. Apakah alat kontrasepsi jenis IUD tidak umum dikenal didaerah ibu?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah menurut ibu budaya (kepercayaan) 3H (Hamoraon, Hagabeon dan
Hasangapon) merupakan budaya (kepercayaan) yang positif dan akan terus
menurus diwarisi di keluarga ibu?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah dikeluarga ibu status/peranan anak laki-laki dan perempuan berbeda?
a. Ya b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
4. Sesuai dengan adat istiadat suku Batak adanya larangan tidak boleh
menggunakan KB/ tidak boleh membatasi kehamilan jika belum mempunyai
anak laki – laki?
a. Ya b. Tidak
VIII. Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD
NO Uraian Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi IUD
Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan IUD
NO Alasan Menggunakan dan Tidak Menggunakan
IUD
Jumlah
1 Menggunakan IUD :
a. menjarangkan kelahiran
b. karena sangat efektif dan nyaman
2 Tidak menggunakan IUD :
a.tidakingin membatasi keturunan
b.takut saat pemasangan IUD
c.takut tidak bisa mencangkul diladang
Universitas Sumatera Utara
PG U KU KA KP DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DSTDP1DP2DP3 DP4DP5 DPT JK JKT1JKT2 JKTT SB1 SB2 SB3 SB4 SBT P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 PT Sk1 Sk2 Sk3 Sk4 Sk5 Sk6 TotSKkesskAG SKU Pkr
2 24 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 2 3 1 1 2 4 3 2 4 2 17 2 1 1 1
2 26 1 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 4 2 2 1 2 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2 1 1 10 1 1 1 1
2 34 2 2 0 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 0 3 2 3 4 2 1 15 2 1 1 5
2 44 3 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 0 2 2 2 1 2 2 11 1 1 1 5
2 44 3 3 0 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 3 1 3 1 2 3 4 2 2 1 14 2 1 1 5
2 36 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 3 12 1 1 1 5
2 45 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 3 1 3 1 1 2 3 2 2 2 1 12 1 1 1 1
2 32 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 4 4 1 2 15 2 1 2 1
1 32 2 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5
2 39 2 3 0 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 1 1 0 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 1 0 3 2 2 2 3 2 14 2 1 1 1
2 40 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 4 1 1 0 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 1 3 1 3 3 4 2 2 1 15 2 1 1 1
2 40 3 3 0 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 2 3 1 2 2 1 1 1 2 9 1 2 1 1
2 43 3 3 0 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 3 4 2 3 17 2 2 1 1
2 32 2 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 0 1 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 3 2 1 1 1 2 10 1 2 1 1
2 39 2 3 0 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 4 14 2 1 1 1
2 38 2 3 0 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 3 2 3 1 3 2 2 2 1 1 11 1 1 1 1
2 37 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 4 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 1 3 2 3 3 1 2 14 2 1 1 1
2 35 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 1 0 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 9 1 1 1 1
2 26 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 3 1 3 3 2 2 1 2 13 2 1 1 1
2 28 1 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 0 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 15 2 1 2 1
2 37 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 1 1 0 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 1 10 1 1 1 1
2 33 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 1 3 1 2 1 2 10 1 3 1 3
2 28 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 12 1 1 1 1
2 32 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 4 1 12 1 1 1 1
2 42 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 0 1 3 1 2 2 2 11 1 1 1 1
2 37 2 3 0 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 0 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 3 2 0 2 2 2 1 1 1 9 1 1 1 1
2 31 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 3 2 1 1 1 2 4 1 2 4 14 2 1 1 1
2 35 2 3 0 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 4 3 2 2 1 2 14 2 1 1 1
2 28 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 3 1 1 4 2 3 4 3 1 17 2 1 1 1
2 27 1 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 11 1 2 1 1
2 40 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 0 3 3 2 2 1 1 12 1 1 1 1
2 32 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 2 1 0 4 2 4 1 2 1 14 2 1 1 1
2 30 2 3 0 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 3 3 1 3 2 2 4 3 4 18 2 1 2 1
2 24 1 2 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 15 2 1 1 1
2 30 2 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 3 2 2 1 1 4 2 1 1 3 1 12 1 1 1 1
2 35 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 2 14 2 3 1 1
2 38 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 3 2 2 1 2 1 11 1 1 2 1
2 35 2 3 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 4 3 3 2 3 2 17 2 1 1 3
2 44 3 3 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 5 2 2 1 1 2 1 1 1 2 3 3 1 3 1 1 2 1 3 1 3 2 4 1 2 4 16 2 1 1 1
Lampiran 2
Universitas Sumatera Utara
2 47 3 2 0 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 5 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 9 1 1 1 1
2 35 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 3 0 3 3 3 1 3 3 16 2 2 1 3
2 33 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 3 2 3 2 1 3 2 3 1 1 1 11 1 1 3 1
2 42 3 3 0 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 2 1 0 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 0 4 2 1 2 4 3 16 2 1 1 1
2 32 2 2 0 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 3 2 1 2 13 2 1 1 3
2 35 2 3 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 5 1 2 0 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1 3 4 15 2 1 1 1
2 34 2 3 0 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 5 1 2 0 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 1 4 2 1 2 2 3 14 2 3 1 1
2 42 3 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 2 15 2 2 1 1
2 22 1 2 0 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 1 2 3 13 2 1 3 3
2 38 2 2 0 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 5 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 2 2 1 2 1 1 9 1 2 1 1
2 30 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 1 3 1 1 3 2 3 1 3 2 14 2 1 1 1
2 43 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 5 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2 3 12 1 1 1 3
2 38 2 3 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 3 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 3 2 15 2 2 1 1
2 29 1 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 1 3 2 3 2 3 3 16 2 1 1 1
2 37 2 2 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 5 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 1 2 4 3 1 3 2 15 2 2 1 5
2 30 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 1 0 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 3 2 3 1 1 3 2 2 4 2 3 16 2 1 1 5
2 44 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 16 2 1 1 1
2 33 2 2 0 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 5 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 0 2 2 3 3 2 2 14 2 1 1 5
2 41 1 3 0 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 0 1 1 2 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 3 1 3 4 2 2 1 3 15 2 1 1 1
2 36 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 3 1 1 3 2 3 1 4 3 16 2 1 1 1
2 38 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 2 3 3 2 2 14 2 1 1 1
1 32 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5
2 42 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 2 2 3 2 2 3 14 2 1 1 1
1 31 2 2 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5
1 38 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 5
2 44 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 3 1 2 1 14 2 1 1 1
2 42 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 1 3 2 1 4 3 3 16 2 1 1 1
2 39 2 3 0 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 3 1 3 1 2 2 2 3 1 2 12 1 1 1 1
2 42 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 3 2 3 2 2 1 13 2 1 1 1
2 42 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 4 2 1 3 3 16 2 1 1 1
2 33 2 2 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 3 3 14 2 1 1 1
2 36 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 0 1 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 14 2 1 1 1
2 38 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 4 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 3 3 1 3 1 2 2 2 3 3 3 15 2 1 1 2
2 42 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 1 3 2 3 2 1 1 12 1 1 1 1
2 30 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 2 3 3 2 3 3 1 1 2 2 1 2 4 2 3 2 3 16 2 1 1 1
2 48 3 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 0 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 1 3 1 3 2 1 2 3 2 13 2 1 1 1
2 46 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 1 1 3 1 1 2 2 2 3 2 3 14 2 1 1 1
2 41 3 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 1 1 0 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 3 3 1 3 1 3 2 1 1 1 1 9 1 1 1 1
2 39 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 2 1 0 2 4 2 3 3 2 16 2 1 1 4
2 34 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 3 3 3 3 1 3 2 1 1 1 3 11 1 1 1 1
2 24 1 2 0 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 2 3 2 1 1 2 4 1 3 1 3 14 2 1 1 1
2 28 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 2 0 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 0 3 2 1 2 2 1 11 1 1 1 3
2 30 2 1 0 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 1 2 4 2 3 1 2 14 2 1 1 1
2 37 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 3 3 1 1 3 2 1 2 1 3 12 1 1 1 4
2 39 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 3 1 1 12 1 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
2 43 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 0 1 2 0 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 3 1 3 4 1 2 2 3 15 2 1
2 30 2 1 0 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 0 2 1 1 1 1 2 3 3 3 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 3 1 1 10 1 1
2 28 1 3 0 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 1 1 11 1 1
2 24 1 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 1 3 3 2 1 1 2 4 1 3 2 3 15 2 1
2 30 2 3 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 3 13 2 1
2 37 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 2 1 2 2 1 10 1 1
2 39 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 2 3 1 1 12 1 1
2 43 3 3 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 4 1 3 1 3 14 2 1
Keterangan:
PG= Pengguna IUD
KU= Karegori Umur
Ka= Kategori Jumlah anak
KP= Kategori Pendidikan
DS= Dukungan Suami
DST= Kategori Dukungan Suami
DP= Dukungan Petugas Pelayan Kesehatan
DPT =Kategori Dukungan Pelayan Kesehatan
JK= Jenis Kelamin
JKT= Jarak ke Tempat Kesehatan
JKTT= Kategori Jarak ke Tempat Kesehatan
SB= Sosial Budaya
SBT= Kategori Sosial Budaya
P= Pengetahuan
PT= Kategori Pengetahuan
SK= Sikap
TotSK= Poin Sikap
KesSK= Kategori Sikap
AG= Agama
SKU= Suku
PKR= Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
A. UNIVARIAT
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 21-29 14 15,2 15,2 15,2
30-39 53 57,6 57,6 72,8
40-49 25 27,2 27,2 100,0
Total 92 100,0 100,0
Agama Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Kristen protestan 80 87,0 87,0 87,0
Katolik 9 9,8 9,8 96,7
Islam 3 3,3 3,3 100,0
Total 92 100,0 100,0
Suku Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Pakpak 86 93,5 93,5 93,5
Toba 4 4,3 4,3 97,8
Karo 2 2,2 2,2 100,0
Total 92 100,0 100,0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Petani 68 73,9 73,9 73,9
Ibu rumah
tangga
2 2,2 2,2 76,1
Wiraswasta 9 9,8 9,8 85,9
Pegawai swasta 2 2,2 2,2 88,0
PNS 11 12,0 12,0 100,0
Total 92 100,0 100,0
Lampiran 3
Universitas Sumatera Utara
Kategori jumlah anak Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 1-2 3 3,3 3,3 3,3
3-4 30 32,6 32,6 35,9
>=5 59 64,1 64,1 100,0
Total 92 100,0 100,0
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak ada 36 39,1 39,1 39,1
IUD 8 8,7 8,7 47,8
MOW 5 5,4 5,4 53,3
Suntik 20 21,7 21,7 75,0
PIL 10 10,9 10,9 85,9
Implan 13 14,1 14,1 100,0
Total 92 100,0 100,0
Alasan menggunakan dan tidak menggunakan IUD Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Menjarangkan
kelahiran
5 5,4 5,4 5,4
karena sangat efektif
dan nyaman
3 3,3 3,3 8,7
Tidak ingin
membatasi keturunan
32 34,8 34,8 43,5
takut saat
pemasangan IUD
40 43,5 43,5 87,0
takut tidak bisa kerja
berat lagi
12 13,0 13,0 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
1. Pendidikan
Frekuensi
NO Pendidikan terakhir Jumlah %
1. Tidak sekolah/Tidak tamat SD 12 13
2. Tamat SD 16 17.3
3. Tamat SMP 48 52.1
4. Tamat SMA 7 7.6
5. Tamat Akademik/Diploma 5 5.4
6. Tamat Sarjana 4 4.5
Total 92 100
Kategori
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Rendah 76 82.6 82.6 82.6
Tinggi 16 17.4 17.4 100,0
Total 92 100,0 100,0
2. Pengetahuan
Untuk apa diadakan Program Keluarga Berencana ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 27 29,0 29,3 29,3
Cukup 36 38,7 39,1 68,5
Kurang 29 31,2 31,5 100,0
Total 92 98,9 100,0
Program KB adalah menganjurkan untuk mempunyai anak ? Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 39 41,9 42,4 42,4
Cukup 29 31,2 31,5 73,9
Universitas Sumatera Utara
Kurang 24 25,8 26,1 100,0
Total 92 98,9 100,0
Apa yang ibu ketahui tentang alat kontrasepsi IUD ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 20 21,5 21,7 21,7
Cukup 34 36,6 37,0 58,7
Kurang 38 40,9 41,3 100,0
Total 92 98,9 100,0
Menurut ibu , apakah keuntungan dari IUD?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 28 30,1 30,4 30,4
Cukup 26 28,0 28,3 58,7
Kurang 38 40,9 41,3 100,0
Total 92 98,9 100,0
Kapan sebaiknya alat kontrasepsi IUD bisa dipasang ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 31 33,3 33,7 33,7
Cukup 30 32,3 32,6 66,3
Kurang 31 33,3 33,7 100,0
Total 92 98,9 100,0
Siapa yang bisa diizinkan memasang alat kontrasepsi IUD? Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 72 77,4 78,3 78,3
Cukup 6 6,5 6,5 84,8
Kurang 14 15,1 15,2 100,0
Total 92 98,9 100,0
Universitas Sumatera Utara
Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi IUD dapat dengan sendirinya keluar dari
rahim tanpa bantuan petugas ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 34 36,6 37,0 37,0
Cukup 24 25,8 26,1 63,0
Kurang 34 36,6 37,0 100,0
Total 92 98,9 100,0
Setelah ibu memakai IUD, kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 20 21,5 21,7 21,7
Cukup 31 33,3 33,7 55,4
Kurang 41 44,1 44,6 100,0
Total 92 98,9 100,0
Penggunaan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu berapa ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 26 28,0 28,3 28,3
Cukup 32 34,4 34,8 63,0
Kurang 34 36,6 37,0 100,0
Total 92 98,9 100,0
Menurut ibu kapan waktu yang baik alat kontrasepsi IUD dilepas ? Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 41 44,1 44,6 44,6
Cukup 19 20,4 20,7 65,2
Kurang 32 34,4 34,8 100,0
Total 92 98,9 100,0
Universitas Sumatera Utara
Frekuensi
No Uraian pertanyaan mengenai
pengetahuan Ibu
Kategori jawaban Jlh
Baik (1) Cukup (2) Kurang (3)
1 Untuk apa diadakan Program
Keluarga Berencana ? 27 36 29 92
2 Program KB adalah menganjurkan
untuk mempunyai anak ? 39 29 24 92
3 Apa yang ibu ketahui tentang alat
kontrasepsi IUD ? 20 34 38 92
4 Menurut ibu , apakah keuntungan
dari IUD? 28 26 38 92
5 Kapan alat kontrasepsi IUD bisa
dipasang ? 31 30 31 92
6 Siapa yang bisa diizinkan memasang
alat kontrasepsi IUD? 72 6 14 92
7 Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi
IUD dapat dengan sendirinya keluar
dari rahim tanpa bantuan petugas ?
34 24 34 92
8 Setelah ibu memakai IUD, kapan ibu
harus melakukan kunjungan ulang ? 20 31 41 92
9 Penggunaan IUD dapat digunakan
untuk jangka waktu berapa lama ? 26 32 34 92
10 Menurut ibu kapan waktu yang baik
alat kontrasepsi IUD dilepas ? 41 19 32 92
Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 17 18.5 18.5 18.5
Buruk 75 81.5 81.5 100.0
Total 92 100,0 100,0
3. Sikap
Penggunaan alat kontraspsi IUD hanya untuk yang tidak ingin memiliki anak
lagi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SS 7 7,6 7,6 7,6
S 33 35,9 35,9 43,5
TS 45 48,9 48,9 92,4
STS 7 7,6 7,6 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Pemakaian alat kontrasepsi IUD membuat tidak nyaman dan menimbulkan
rasa sakit Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SS 4 4,3 4,3 4,3
S 64 69,6 69,6 73,9
TS 12 13,0 13,0 87,0
STS 12 13,0 13,0 100,0
Total 92 100,0 100,0
Menggunakan IUD dapat mencegah penyakit menular seksual Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SS 30 32,6 32,6 32,6
S 30 32,6 32,6 65,2
TS 26 28,3 28,3 93,5
STS 6 6,5 6,5 100,0
Total 92 100,0 100,0
Ibu tidak menggunakan IUD karena malu alat kontrasepsi IUD dipasang di
dalam rahim (melalui vagina) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SS 29 31,5 31,5 31,5
S 40 43,5 43,5 75,0
TS 16 17,4 17,4 92,4
STS 7 7,6 7,6 100,0
Total 92 100,0 100,0
Ibu takut menggunakan alat kontraepsi IUD karena mendengar mitos dapat
menjalar sampai ke jantung Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SS 33 35,9 35,9 35,9
S 36 39,1 39,1 75,0
TS 19 20,7 20,7 95,7
STS 4 4,3 4,3 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Menggunakan alat kontrasepsi IUD tidak boleh bekerja terlalu lelah/berat? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SS 33 35,9 35,9 35,9
S 27 29,3 29,3 65,2
TS 26 28,3 28,3 93,5
STS 6 6,5 6,5 100,0
Total 92 100,0 100,0
Frekuensi No Uraian Pernyataan SS S TS STS Jumlah
1 Penggunaan alat kontraspsi IUD
hanya untuk yang tidak ingin memiliki
anak lagi
7 33 45 7 92
2 Pemakaian alat kontrasepsi IUD
membuat tidak nyaman dan
menimbulkan rasa sakit
4 64 12 12 92
3 Menggunakan IUD dapat mencegah
penyakit menular seksual 30 30 26 6 92
4 Ibu tidak menggunakan IUD karena
malu alat kontrasepsi IUD dipasang di
dalam rahim (melalui vagina)
29 40 16 7 92
5 Ibu takut menggunakan alat kontraepsi
IUD karena mendengar mitos dapat
menjalar sampai ke jantung
33 36 19 4 92
6 menggunakan alat kontrasepsi IUD
tidak boleh bekerja terlalu lelah/berat? 33 27 26 6 92
Kategori Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 37 40,2 40,2 40,2
Kurang
baik
55 59,8 59,8 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
4. Sosial budaya
Apakah alat kontrasepsi IUD sudah umum dikenal didaerah Ibu? Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 74 80,4 80,4 80,4
Tidak 18 19,6 19,6 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah menurut ibu budaya (kepercayaan) 3H merupakan kepercayaan yang
positif dan akan terus menerus diwarisi di keluarga ibu? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 74 80,4 80,4 80,4
Tidak 18 19,6 19,6 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah dikeluarga ibu status / peran anak laki-laki berbeda
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 70 76,1 76,1 76,1
Tidak 22 23,9 23,9 100,0
Total 92 100,0 100,0
Sesuai dengan adat istiadat suku Batak, apakah adanya larangan tidak boleh
menggunakan KB / tidak boleh membatasi kehamilan jika belum mempunyai
anak laki-laki Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 67 72,8 72,8 72,8
Tidak 25 27,2 27,2 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Frekuensi No Uraian jawaban tentang
Sosial Budaya
Ya % Tidak % Jlh %
1 Apakah alat kontrasepsi IUD
sudah umum dikenal didaerah
Ibu
74 80.4 18 19.6 92 100
2 Apakah menurut ibu budaya
(kepercayaan) 3H (Hamoraon,
Hagabeon, dan Hasangapon)
merupakan budaya
(kepercayaan) yang positif
dan akan terus menerus
diwarisi di keluarga ibu
74 80.4 18 19.6 92 100
3 Apakah dikeluarga ibu status /
peran anak laki-laki berbeda
70 76.1 22 23.9 92 100
4 Sesuai dengan adat istiadat
suku Batak, apakah adanya
larangan tidak boleh
menggunakan KB / tidak
boleh membatasi kehamilan
jika belum mempunyai anak
laki-laki
67 72.8 25 27.2 92 100
Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 20 21,7 21,7 100,0
Kurang
baik
72 78,3 78,7 78,3
Total 92 100,0 100,0
5. Jarak
Apakah lokasi pelayanan KB sulit dijangkau dari tempat tinggal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 69 75 75 75,0
Tidak 23 25 25 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Apakah transportasi sulit dari rumah ke tempat pelayanan KB Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 68 73.9 73.9 73.9
Tidak 24 26.1 26.1 100,0
Total 92 100,0 100,0
Frekuensi No Ya % Tidak % Jlh %
1 Apakah lokasi pelayanan KB
sulit dijangkau dari tempat
tinggal
69 75 23 25 92 100
2 Apakah transportasi sulit dari
rumah ke tempat pelayanan KB
68 73,9 24 26,1 92 100
Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mudah 21 22.8 22.8 100
Sulit 71 77.2 77.2 77.2
Total 92 100,0 100,0
6. Dukungan Suami
Apakah ibu ber-KB atas seizin suami Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 76 82,6 82,6 82,6
Tidak 16 17,4 17,4 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah suami ibu turut mengikuti konseling pemilihan alat kontrasepsi Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 42 45,7 45,7 45,7
Tidak 50 54,3 54,3 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Apakah suami ibu setuju / mendukung untuk menggunakan alat kontrasepsi Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 28 30,4 30,4 30,4
Tidak 64 69,6 69,6 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah suami ibu memberikan saran agar menggunakan alat kontrasepsi IUD Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 27 29,3 29,3 29,3
Tidak 65 70,7 70,7 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah suami ibu juga ikut mengantarkan ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 37 40,2 40,2 40,2
Tidak 55 59,8 59,8 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah suami ibu mengingatkan jadwal kontrol ulang kepada ibu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 28 30,4 30,4 30,4
Tidak 64 69,6 69,6 100,0
Total 92 100,0 100,0
Frekuensi No Uraian jawaban tentang
dukungan suami
Ya % Tidak % Jlh %
1 Apakah ibu ber-KB atas
seizin suami
76 82.6 16 17.4 92 100
2 Apakah suami ibu turut
mengikuti konseling
pemilihan alat kontrasepsi
42 45.7 50 54.3 92 100
3 Apakah suami ibu setuju /
mendukung untuk
menggunakan alat
kontrasepsi
28 30.4 64 69.6 92 100
4 Apakah suami ibu
memberikan saran agar
menggunakan alat
kontrasepsi IUD
27 29.3 65 70.7 92 100
5 Apakah suami ibu juga ikut 37 40.2 55 59.8 92 100
Universitas Sumatera Utara
mengantarkan ibu
kepelayanan kesehatan untuk
mendapatkan alat kontrasepsi
yang ibu gunakan
6 Apakah suami ibu
mengingatkan jadwal kontrol
ulang kepada ibu
28 30.4 64 69.6 92 100
Kategori Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Mendukung 19 20,7 20,7 20,7
Kurang
mendukung
73 79,3 79,3 100,0
Total 92 100,0 100,0
7. Dukungan Petugas Pelayanan Kesehatan
Apakakah petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan dan selalu
menyarankan supaya menggunakan alat kontrasepsi? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 79 85,9 85,9 85,9
Tidak 13 14,1 14,1 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah menurut ibu petugas kesehatan bersikap baik dalam memberikan
penjelasan tentang KB Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 63 68,5 68,5 68,5
Tidak 29 31,5 31,5 100,0
Total 92 100,0 100,0
Universitas Sumatera Utara
Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang KB IUD, termasuk
keuntungan dan kerugiannya?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 66 71,7 71,7 71,7
Tidak 26 28,3 28,3 100,0
Total 92 100,0 100,0
Dari penyuluhan yang ibu dapatkan tertarikkah ibu terhadap alat penggunaan
IUD tersebut ? Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 15 16,3 16,3 16,3
Tidak 77 83,7 83,7 100,0
Total 92 100,0 100,0
Apakah tempat ibu mendapatkan pelayanan KB juga menyediakan alat KB
IUD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 49 53,3 53,3 53,3
Tidak 43 46,7 46,7 100,0
Total 92 100,0 100,0
Frekuensi No Uraian jawaban tentang
Dukungan Petugas
Pelayanan Kesehatan
Ya % Tidak % Jlh %
1 Apakakah petugas kesehatan
selalu memberikan
penyuluhan dan selalu
menyarankan supaya
menggunakan alat kontrasepsi
79 85.9 13 14.1 92 100
2 Apakah menurut ibu petugas
kesehatan bersikap baik dalam
memberikan penjelasan
tentang KB
63 68.5 29 31.5 92 100
3 Apakah ibu pernah
mendapatkan penyuluhan
tentang KB IUD, termasuk
keuntungan dan kerugiannya?
66 71.7 26 28.3 92 100
4 Dari penyuluhan yang ibu 15 16.3 77 83.7 92 100
Universitas Sumatera Utara
dapatkan tertarikkah ibu
terhadap alat penggunaan IUD
tersebut ?
5 Apakah tempat ibu
mendapatkan pelayanan KB
juga menyediakan alat KB
IUD
49 53.3 43 46.7 92 100
Kategori Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 63 68,5 68,5 68,5
Kurang
Baik
29 31,5 31,5 100,0
Total 92 100,0 100,0
Penggunaan IUD Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 84 91,3 91,3 91,3
Tidak 8 8,7 8,7 100,0
Total 92 100,0 100,0
B. Bivariat
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori pendidikan *
Penggunaan UD
92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Kesimpulan Dukungan
Suami * Penggunaan
IUD
92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
KESIMPULAN_DPPK
* Penggunaan IUD
92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Kesimpulan Jarak * 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan IUD
Kesimpulan
Sosial_Budaya *
Penggunaan IUD
92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Sikaptotal *
Penggunaan IUD
92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
Kes.pengetahuan *
Penggunaan IUD
92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
1. Kategori pendidikan * Penggunaan IUD
Crosstab
Penggunaan_IUD Total
Tidak
Menggunaka
n IUD
Menggunakan
IUD
Kategori
pendidikan
Tidak sekolah/tamat
SD/tamat
SMP(rendah)
72 4 76
Tamat
Diploma/Sarjana(tinggi
)
12 4 16
Total 84 8 92
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 6,485a 1 ,011
Continuity Correctionb 4,237 1 ,040
Likelihood Ratio 5,025 1 ,025
Fisher's Exact Test ,029 ,029
Linear-by-Linear
Association
6,414 1 ,011
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,39.
b. Computed only for a 2x2 table
Universitas Sumatera Utara
2. Kategori pengetahuan * Penggunaan IUD
Crosstab
Penggunaan_IUD Total
Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunakan IUD
Kes.pengetahua
n
Baik 13 4 17
Buruk 71 4 75
Total 84 8 92
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5,779a 1 ,016
Continuity Correctionb 3,715 1 ,054
Likelihood Ratio 4,578 1 ,032
Fisher's Exact Test ,036 ,036
Linear-by-Linear
Association
5,717 1 ,017
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,48.
b. Computed only for a 2x2 table
3. Kategori Sikap * Penggunaan IUD
Crosstab
Count
Penggunaan IUD Total
Tidak Menggunakan
IUD
Menggunakan IUD
Kategori
Sikap
Baik 31 6 37
Kura
ng
53 2 55
Total 84 8 92
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact
Sig. (2-
sided)
Exact
Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,409a 1 ,036
Continuity Correctionb 2,967 1 ,085
Likelihood Ratio 4,378 1 ,036
Fisher's Exact Test ,057 ,044
Linear-by-Linear
Association
4,361 1 ,037
N of Valid Cases 92
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,22.
b. Computed only for a 2x2 table
4. Kategori Sosial Budaya * Penggunaan IUD
Crosstab
Count
Penggunaan IUD Total
Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunak
an IUD
Kategori Sosial_Budaya Baik 16 4 20
Kurang
baik
68 4 72
Total 84 8 92
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 4,113a 1 ,043
Continuity
Correctionb
2,495 1 ,114
Likelihood Ratio 3,448 1 ,063
Fisher's Exact Test ,065 ,065
Linear-by-Linear 4,069 1 ,044
Universitas Sumatera Utara
Association
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,74.
b. Computed only for a 2x2 table
5. Kategori Jarak * Penggunaan IUD
Crosstab
Penggunaan_IUD Total
Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunakan
IUD
Kesimpulan_
Jarak
sulit(<2) 65 6 71
Mudah(2-4) 19 2 21
Total 84 8 92
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,024a 1 ,878
Continuity Correctionb ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,023 1 ,879
Fisher's Exact Test 1,000 ,586
Linear-by-Linear
Association
,023 1 ,879
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,83.
b. Computed only for a 2x2 table
6. Kategori Dukungan Suami * Penggunaan IUD
Crosstab
Count
Penggunaan_IUD Total
Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunak
an IUD
Universitas Sumatera Utara
Kategori
Dukungan
Suami
Mendukung 13 6 19
Tidak
mendukung
71 2 73
Total 84 8 92
Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 15,793a 1 ,000
Continuity
Correctionb
12,369 1 ,000
Likelihood Ratio 12,328 1 ,000
Fisher's Exact Test ,001 ,001
Linear-by-Linear
Association
15,621 1 ,000
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,65.
b. Computed only for a 2x2 table
7. Kategori Dukungan putugas kesehatan * Penggunaan IUD
Crosstab
Count
Penggunaan_IUD Total
Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunakan
IUD
Kategori
DPPK
Baik 59 4 63
Kurang
Baik
25 4 29
Total 84 8 92
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact
Sig. (2-
sided)
Exact
Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,386a 1 ,239
Continuity Correctionb ,607 1 ,436
Likelihood Ratio 1,297 1 ,255
Fisher's Exact Test ,255 ,214
Linear-by-Linear
Association
1,371 1 ,242
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.
b. Computed only for a 2x2 table
C. Multivariat
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 92 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 92 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 92 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Tidak Menggunakan IUD 0
Menggunakan IUD 1
Universitas Sumatera Utara
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed Predicted
Penggunaan_IUD Percentage
Correct Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunakan
IUD
Step
0
Penggunaan
_IUD
Tidak
Menggunakan
IUD
84 0 100,0
Menggunakan
IUD
8 0 ,0
Overall Percentage 91,3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step
0
Constant -2,351 ,370 40,385 1 ,000 ,095
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step
0
Variables Kategori_pendidikan 6,485 1 ,011
Kesimpulan_Dukungan_Sua
mi
15,793 1 ,000
Kesimpulan_Sosial_Budaya 4,113 1 ,043
Sikaptotal 4,409 1 ,036
Kes.pengetahuan 5,779 1 ,016
Overall Statistics 25,910 5 ,000
Universitas Sumatera Utara
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step
1
Step 21,311 5 ,001
Block 21,311 5 ,001
Model 21,311 5 ,001
Model Summary
Step -2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 33,050a ,207 ,463
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter
estimates changed by less than ,001.
Classification Tablea
Observed Predicted
Penggunaan_IUD Percentage
Correct Tidak
Menggunakan
IUD
Menggunakan
IUD
Step
1
Penggunaan
_IUD
Tidak
Menggunakan
IUD
83 1 98,8
Menggunakan
IUD
4 4 50,0
Overall Percentage 94,6
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
Kategori_p
endidikan
1,886 1,045 3,257 1 ,071 6,593 ,850 51,127
Universitas Sumatera Utara
Kesimpula
n_Dukunga
n_Suami
-2,756 1,043 6,987 1 ,008 ,640 ,008 ,490
Kesimpula
n_Sosial_B
udaya
,229 1,008 ,052 1 ,820 1,257 ,174 9,066
Sikaptotal -,910 ,998 ,831 1 ,362 ,403 ,057 2,848
Kes.penget
ahuan
-1,463 ,981 2,225 1 ,136 ,232 ,034 1,583
Constant 3,447 2,846 1,467 1 ,226 31,415
a. Variable(s) entered on step 1: Kategori_pendidikan, Kesimpulan_Dukungan_Suami,
Kesimpulan_Sosial_Budaya, Sikaptotal, Kes.pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6
Lampiran 6
Universitas Sumatera Utara