perbedaan siklus menstruasi antara akseptor kb suntik...

86
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH NURSAIDAH P00312017127 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Upload: hoangkhue

Post on 30-Jun-2019

255 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR

KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3

BULAN DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

NURSAIDAH P00312017127

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN KENDARI

2018

Page 2: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB

SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI

Diajukan Oleh:

NURSAIDAH P00312017127

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsidihadapan Tim

Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan

Kebidanan.

Kendari, Agustus2018

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kartini, S.Si.T,M.Kes Fitriyanti, SST, M.Keb Nip. 1980042020012002 Nip. 198007162001122001

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM,M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 3: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI

Diajukan Oleh:

NURSAIDAH P00312017127

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik

Kesehatan Kementrian Kendari Jurusan Kebidanan dilaksanakan pada

tanggal 13 Agustus 2018.

1. Sultina Sarita, SKM, M.Kes ...........................................

2. Melania Asi, S.Si.T M.Kes ...........................................

3. Arsulfa, S.Si.T, M.Keb ...........................................

4. Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes ...........................................

5. Fitriyanti, SST, M.Keb ...........................................

Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

Sultina Sarita, SKM,M.Kes Nip. 196806021992032003

Page 4: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan

Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau

pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau

instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Kendari, Agustus 2018

Nursaidah

Nim.P00312017127

Page 5: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor
Page 6: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsiyang berjudul “perbedaan siklus

menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik

3 bulandi Puskesmas Mekar Kota Kendari”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya terutama kepada IbuDr. Kartini, S.Si.T, M.Kesselaku

Pembimbing I dan Ibu Fitriyanti, SST, M.Kebselaku Pembimbing II yang

telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Ibu Hj. Hadijah, SKM, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Mekar Kota

Kendari

4. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku penguji 1, Ibu Melania Asi,

S.Si.T, M.Kes selaku penguji 2, Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb selaku

penguji 3 dalam skripsi ini.

Page 7: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

Page 8: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

ABSTRACT

DIFFERENCES IN MENSTRUCE CYCLE BETWEEN 1 BULAN SCREENING ACCEPTORS WITH 3 MONTHS KB ACCEPTORS IN

MEKAR HEALTH CENTER KOTA KENDARI

Nursaidah1 Kartini2 Fitriyanti2 Background: One of the most effective side effects of contraception is the change in the menstrual cycle. A number of women complained about the use of methodecontraception causing menstruation. These problems can be experienced without menstruation even after heavy and prolonged periods. Objective: This study aimed to determine the differences in menstrual cycles between 1-month injection contraceptive acceptors and 3-month injection contraceptive acceptors at Puskesmas Mekar Kendari City. Research Method: The research design used was cross sectional. The study sample was 1 month and 3 month injection family planning acceptors at the Mekar Health Center in Kendari City which amounted to 64 mothers. Data collection instruments in the form of questionnaires about injectable drug acceptors and menstruation cycles. Data analysis using t test. Results: The results of the study showed that the 1-month injectable drug acceptor (Cyclofem) in the Mekar Health Center in Kendari City had more regular menstrual cycles of 22 people (68.7%). 3-month injection injector acceptor (Depo Medroxy Progesterone Acetate / DMPA) at the Mekar Health Center in Kendari City more menstrual cycles are irregular as many as 25 people (78.1%). There were differences in menstrual cycles between 1-month injection contraceptive acceptors and 3-month injection family planning acceptors at the Mekar Health Center in Kendari City (p = 0,000). Keywords: Injectable CBR, mestruation cycle 1 Student of D-IV Midwifery Study Program, Poltekkes Kendari 2 Lecturers of the Department of Midwifery, Poltekkes Kendari

Page 9: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................... iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v

KATA PENGANTAR......................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................... ix

ABSTRACT....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8

A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8

B. Landasan Teori.......................................................................... 35

C. Kerangka Teori.......................................................................... 37

D. Kerangka Konsep...................................................................... 38

E. Hipotesis Penelitian.................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 39

A. Jenis Penelitian......................................................................... 39

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 40

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 40

D. Variabel Penelitian..................................................................... 41

E. Definisi Operasional.................................................................. 42

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 42

Page 10: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

G. Instrumen Penelitian.................................................................. 43

H. Alur Penelitian........................................................................... 43

I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................... 46

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 50

C. Pembahasan ............................................................................ 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 60

A. Kesimpulan .............................................................................. 60

B. Saran ....................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 62

LAMPIRAN

Page 11: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 1

Bulan (Cyclofem) Di Puskesmas Mekar Kota

Kendari………………………………………………………46

Tabel 2. Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 1

Bulan(Cyclofem) DiPuskesmas Mekar Kota Kendari..51

Tabel 3. Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 3

Bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat/Dmpa) Di

Puskesmas Mekar Kota Kendari…..…………………….52

Tabel 4. Perbedaan siklus menstruasi Antara Akseptor Kb

suntik 1 bulan Dengan akseptor Kb suntik 3 bylan di

puskesmas Mekar kota kendari…………..……………53

Page 12: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Karangka Teori ……………………………………….37

Gambar 2. Karangka Konsep ………….…………………………38

Gambar 3. Rancangan Penelitian ……………………………….39

Gambar 4. Alur Penelitian ……………………………………...…43

Page 13: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Responden

2. Kuesioner Penelitian

3. Master Tabel

4. Hasil Analisis Data

5. Surat Izin penelitian

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

7. Surat Keterangan Bebas Pustaka

8. Dokumentasi Penelitian

Page 14: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dengan

jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi. World Population Data Sheet

(2013) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kelima di dunia

dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 249 juta. Jumlah penduduk

Indonesia tahun 2025 di perkirakan mencapai 237,7 juta jiwa atau

mengalami kenaikan 57,9 juta jiwa dari perkiraan penduduk tahun 2000

sebanyak 205,8. Pada tahun 2025 angka harapan hidup penduduk

Indonesia juga akan mengalami peningkatan menjadi 73,2 tahun dari 69

tahun, sedang pada sensus tahun 1990 terdapat 180 juta jiwa (Irianto,

2014).

Oleh karena itu pemerintah indonesia melalui Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan

melakukan penekanan jumlah angka kelahiran dengan pengelolaan dan

pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) dengan paradigma baru

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

(BKKBN, 2016).

Pemerintah mencanangkan program keluarga berencana untuk

mengatasi hal itu. Keluarga Berencana merupakan suatu pelayanan

kesehatan preventif yang paling dasar dan paling utama bagi wanita

Page 15: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

(Saroha, 2014). Hal ini dilakukan untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas menurut UU no. 52 tahun 2009 keluarga berkualitas adalah

keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan

kesejahteraan, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,

berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa

kepada tuhan yang maha esa. Dalam Pandangan baru yang di

kemukakan oleh keluarga berencana nasional adalah mengubah visinya

yang dahulu mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

(NKKBS) menjadi visinya yang baru yaitu terwujudnya “Keluarga

Berkualitas 2015” dan misinya adalah “Mewujudkan keluarga kecil

bahagia dan sejahtera” (Yuhedi & Kurniawati, 2014).

Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi

intrauteri device (IUD), suntik, pil, implant, kontrasepsi mantap (vasektomi

dan tubektomi), kondom (BKKBN, 2016). Salah satu kontrasepsi yang

populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang

digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi

Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem. Persentase metode KB di

Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2015 yang terbanyak adalah suntik

(47,5%), diikuti oleh pil (37,7%), implant (6,7%), kondom (6,2%), IUD

(1,2%), MOW (0,5%), MOP (0,2%) (Dinkes Sultra, 2016). Demikian pula di

Kota Kendari, metode kontrasepsi terbanyak yang digunakan adalah

suntik (43,18%), diikuti oleh pil (38,55%), implant (10,06%), kondom

(3,70%), IUD (2,36%), MOW (1,78%), MOP (0,37%) (BPS Sultra, 2016).

Page 16: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Saifuddin (2014), kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu

peningkatan tekanan darah, gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,

perubahan libido, perubahan berat badan, pusing, sakit kepala,

hematoma. Menurut BKKBN (2015), efek samping kontrasepsi suntik

adalah gangguan haid dengan gejala dan keluhan amenorhea, spotting,

menorargia. Salah satu efek samping kontrasepsi suntik yang paling

banyak yaitu perubahan siklus menstruasi.

Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian metode

kontrasepsi menyebabkan masalah menstruasi. Masalah tersebut dapat

berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat

dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan

penggunaan metode kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya

menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal dan tidak semua orang

mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena

hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang (Arini, 2013).

Keuntungan penggunaan kontrasepsi cyclofem yaitu tidak

terjadinya perubahan pola menstruasi. Pada akseptor kontrasepsi suntik

DMPA terdapat gangguan menstruasi seperti amenore yaitu tidak

datang menstruasi pada setiap bulan selama menjadi akseptor KB

suntik tiga bulan berturut-turut. Spotting yaitu bercak- bercak perdarahan

di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti KB suntik. Metroragia

yaitu perdarahan yang berlebihan di luar masa menstruasi. Menoragia

Page 17: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

yaitu datangnya darah menstruasi yang berlebihan jumlahnya

(Sulistyawati, 2012).

Gangguan siklus haid pada akseptor kontrasepsi suntik yang

berupa tidak mengalami haid (amenorhea) disebabkan karena atrofi

endometrium, perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting),

Perdarahan diluar siklus haid (metroragia/breakthrough bleeding),

Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya

(menoragia), ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon

sehingga endometrium mengalami perubahan histologi.

Hasil penelitian dari Suryati (2013) menunjukkan ada pengaruh

pemakaian alat kontrasepsi suntikan terhadap siklus menstruasi pada

PUS yang menggunakan kontrasepsi suntikan. Pada tahun 2014 juga

telah di lakukan penelitian oleh Rusni Mato judul “Determinan perubahan

siklus menstruasi pada pengguna alat kontrasepsi suntik di Wilayah

Kerja Puskesmas Taraweang Kabupaten Pangkep”, dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lama pemakaian kontrasepsi

terhadap perubahan siklus menstruasi pada pengguna alat suntik di

wilayah kerja puskesmas tarawerang kabupaten pangkep.

Penelitian juga di lakukan oleh Fitriatun dan Dyah Fajarsari (2011)

yang menyimpulkan bahwa akseptor suntik banyak mengalami gangguan

menstruasi, hal ini di sebabkan karena suntik hanya mengandung hormon

progesteron saja dimana hormon progesteron tersebut dapat

menyebabkan gangguan menstruasi sedangkan amenorrea yang tinggi

Page 18: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

disebabkan karena hormon progesterone menekan LH sehingga menjadi

lebih dangkal dan mengalami kemunduran sehingga kelenjar menjadi

tidak aktif.

Hasil studi awal di Puskesmas Mekar Kota Kendari diperoleh data

jumlah akseptor KB suntik pada tahun 2015 sebanyak 436 akseptor, tahun

2016 sebanyak 501 akseptor dan tahun 2017 sebanyak 537 akseptor. Hasil

wawancara pada 20 akseptor KB suntik (10 akseptor KB suntik 1 bulan

(Cyclofem) dan 10 akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA)) diperoleh data dari 10

akseptor KB suntik 1 bulan (Cyclofem) terdapat 4 akseptor yang siklus

menstruasinya tidak teratur, dan dari 10 akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA)

yang siklus menstruasinya tidak teratur. Berdasarkan latar belakang

tersebut sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang perbedaan siklus

menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik

3 bulan di Puskesmas Mekar Kota Kendari.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian

yaitu apakah ada perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB

suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Mekar

Kota Kendari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui perbedaan siklus menstruasi

antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik 3

bulan di Puskesmas Mekar Kota Kendari.

Page 19: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui siklus menstruasi akseptor KB Suntik 1 bulan

(Cyclofem) di Puskesmas Mekar Kota Kendari.

b. Mengetahui siklus menstruasi akseptor KB Suntik 3 bulan

(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Puskesmas

Mekar Kota Kendari.

c. Menganalisis perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB

Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan

(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Puskesmas

Mekar Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Akseptor KB

Untuk menambah wawasan ibu tentang peningkatan berat badan

antara akseptor KB Suntik 1 bulan dan akseptor KB Suntik 3 bulan

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Untuk dapat meningkatkan peran petugas dalam memberikan

asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Handayani dan Kamaruddin (2017) yang berjudul

perbedaan siklus menstruasi pada akseptor kontrasepsi hormonal

Page 20: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

suntik 3 bulan dan pil kombinasi di Puskesmas Kassi-Kassi

Makassar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Handayani

dan Kamaruddin adalah variabel penelitian dan variabel penelitian.

Pada penelitian Handayani dan Kamaruddin, variabel

penelitiannya adalah akseptor kontrasepsi hormonal suntik 3 bulan

dan pil kombinasi sedangkan pada penelitian ini adalah akseptor

suntik 1 bulan dan 3 bulan.

2. Penelitian Lestari (2013) yang berjudul perbedaan menstruasi

antara akseptor kb yang menggunakan kontrasepsi IUD dengan

kontrasepsi suntik 1 bulan di Desa Bajang Kecamatan Balong

Kabupaten Ponorogo. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

Lestari adalah variabel penelitian dan variabel penelitian. Pada

penelitian Lestari, variabel penelitiannya adalah akseptor kb yang

menggunakan kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik 1 bulan

sedangkan pada penelitian ini adalah akseptor suntik 1 bulan dan

3 bulan.

Page 21: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Akseptor Kontrasepsi Suntik

a. Keluarga Berencana (KB)

Menurut WHO (Expert Committe), KB adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan

objektif-objetif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat

kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga Berencana

adalah metode medis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk

menurunkan angka kelahiran (Manuaba, 2012).

KB merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak

setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2014).

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk

mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara

tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan

keluarga. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan

sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan

Page 22: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah

serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang

kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan

sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri

kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2015). Jadi, KB (Family

Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan

dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga

kecil, bahagia dan sejahtera.b. Tujuan KB

1) Tujuan Umum

a) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial

ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia

dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

b) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang

menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan

pertumbuhan penduduk Indonesia.

2) Tujuan Khusus

a) Penurunan angka kelahiran yang bermakna.

Page 23: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

b) Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat bermacam-

macam metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh

masing-masing akseptor. Tetapi metode kontrasepsi yang

akan dibahas dalam karya tulis ini adalah metode KB

hormonal dan non hormonal (Hartanto, 2014).

b. Akseptor Keluarga Berencana (KB)

Akseptor keluarga berencana adalah pasangan usia subur

yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat

kontrasepsi (BKKBN, 2015). Macam-macam akseptor KB yaitu:

1) Akseptor KB baru

Akseptor KB baru adalah: pasangan usia subur yang baru

pertama kali menggunakan alat kontrasepsi setelah

mengalami persalinan atau keguguran.

2) Akseptor KB Aktif

Akseptor KB aktif adalah: peserta KB yang terus menggunakan

alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

3) Akseptor KB ganti cara

Akseptor KB ganti cara adalah: peserta KB yang berganti

pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa

diselingi kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini

menggunakan cara komunikasi,informasi dan edukasi (KIE).

Berdasarkan pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa

Page 24: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang

masih menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi.

c . Pengertian Kontrasepsi Hormonal

1) Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti „mencegah‟

atau „melawan‟ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara

sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan

kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau

mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan

kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam

pelayanan kependudukan/KB. Faktor yang mempengaruhi

pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi

pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan

untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar.

Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga

didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur

budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah

frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi,

efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di

masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali

abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif

mencegah kehamilan 100%. Kontrasepsi hormonal adalah

Page 25: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

upaya untuk mengontrol kehamilan menggunakan hormon.

Beberapa metode kontrasepsi hormonal yang umum dilakukan

di antaranya melalui pil KB, pil mini, implan, dan suntikan.

Hormon yang dilibatkan dalam jenis kontrasepsi ini adalah

estrogen, progesteron, serta gabungan keduanya (estrogen+

progesteron= progestin) (Hanafi, 2014).

Kontrasepsi non hormonal adalah metode KB yang

dipergunakan tanpa bantuan obat-obatan atau bantuan orang

lain yang termasuk dalam metode ini adalah kondom. AKDR,

tubektomi, dan vasektomi (Manuaba, 2012). Mekanisme kerja

KB hormonal, yaitu

a) Mekaniseme kinerja kontrasepsi hormonal

1) Primer

Mencegah ovulasi dengan cara kerja kadar folikel

stimulating hormon dan Luteninzing hormon respons

kelenjar hypophyse terhadap gonadotrofin realizing

hormon tidak berubah, sehingga memberi kesan proses

terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar hipopise.

Penggunaan KB hormonal tidak menyebabkan

hiposestrogenik (Hartanto, 2014).

2) Sekunder

Sekunder mengentalkan lendir servic sehingga

merupakan barier terhadap spermatozoa membuat

Page 26: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

endormetrium menjadi kurang baik untuk implantasi

dan ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi transpor

ovum didalam tuba falopi (Hartanto, 2014).

3) Komponen Progestron

a) Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis

sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan

menghambat ovulasi.

b) Progesteron mengubang endometrium sehingga

kapasitas spermatozoa tidak berlangsung.

c) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus

sperma.

d) Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.

e) Menghindari implantasi melalui perubahan struktur

endometrium.

2) Kontrasepsi Suntik

a) Pengertian

Kontrasepsi injeksi adalah cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.

Kontrasepsi suntikan di Indonesia semakin banyak dipakai

karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,

harganya relatif murah dan aman. Sebelum disuntik,

kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan

kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan

Page 27: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

tidak hamil. Pada umumnya pemakai suntikan KB

mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu

pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB,

termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal

5 tahun. Suntikan KB merupakan salah satu metode

pencegahan kehamilan yang paling banyak digunakan di

Indonesia. Secara umum, Suntikan KB bekerja untuk

mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus

oleh sperma. Selain itu, Suntikan KB juga membantu

mencegah sel telur menempel di dinding rahim sehingga

kehamilan dapat dihindari (Saroha, 2015).

b) Jenis Kontrasepsi Injeksi

1) Suntikan KB 1 Bulan

Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan

Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi

hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip

dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama

diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda,

atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak

menyusui.

2) Suntikan KB 3 Bulan atau DMPA

Page 28: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Suntikan KB ini mengandung hormon Depo

edroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150

mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan

setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya

diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda,

atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3

Bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml

(Kirana, 2015).

c) Cara Penyuntikan Kontrasepsi Injeksi

1) Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25 mg Medroksi

Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat

diberikan setiap bulan.

2) Memberikan kontrasepsi suntikan Noristerat dalam

dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali

setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3 kali

suntikan pertama), kemudian untuk selanjutnya sekali

setiap 12 minggu.

3) Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan

dosis 150 mg secara intramuskuler dalam-dalam di

daerah pantat (bila suntikan terlalu dangkal, maka

penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat,

tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan

Page 29: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

setiap 90 hari. Jangan melakukan massae pada

tempat suntikan.

4) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas

alcohol yamg telah dibasahi dengan isopropyl

alcohol 60%-90%. Tunggu dulu sampai kulit kering,

baru disuntik.

5) Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung

udara. Bila terdapat endapan putih di dasar ampul,

hilangkan dengan cara menghangatkannya.

Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu didinginkan.

6) Semua obat harus diisap kedalam alat suntikannya

(Saifuddin, 2014).

d) Contoh Obat Injeksi beserta Dosisnya

Beberapa contoh obat Injeksi yang biasa digunakan antara

lain:

1. Depo Provera (3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan

setiap 3 bulan (12 minggu)

2. Noristeran (200 mg) diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)

3. Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5

mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan (Kirana,

2015).

Page 30: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

e) Interaksi Obat

Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat

meningkatkan eliminasi dari medroxyprogesterone lewat

hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone

dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas

medroxyprogesterone. Obat disimpan pada suhu 20-25°C

(Saroha, 2015).

f) Cara Pemberian

1) Waktu Pemberian

a. Setelah melahirkan: 6 minggu pasca salin

b. Setelah keguguran: segera setelah dilakukan

kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu

belum hamil lagi)

c. Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5

masa haid

2) Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus

a. Daerah bokong/pantat

b. Daerah otot lengan atas

Efektivitas : Keberhasilannya praktis 99.7 % (Saifuddin,

2014).

g) Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain

Page 31: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

1) Jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka

panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak

sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.

2) Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang

menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi

setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien

dengan kontra indikasi pemakaian estrogen.

3) Klien yang sedang menyusui.

4) Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang

menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan

kontrasepsi suntik (Saroha, 2015).

h) Kontraindikasi

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per

10000 kelahiran).

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker

payudara. Sampai saat ini terjadinya kanker payudara

diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor

genetika, lingkungan dan hormonal yaitu kadar hormon

estrogen yang berlebih dalah tubuh. Pertumbuhan

jaringan payudara sangat sensitive terhadap estrogen

pada wanita yang terpapar estrogen dalam jangka

Page 32: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

waktu yang lama akan memiliki risiko yang besar

terhadap kanker payudara.

4) Tidak dapat menerima terjadinya agnguan haid, terutama

amenorea.

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi, temuan sebuah

studi terbaru penggunaan kontrasepsi hormon tipe

tertentu selama 5 tahun sebelum hamil terkait denagan

risiko berkembang menjadi diabetes mellitus. Risiko ini

bervariasi tergantung pada tipe progrestin dalam

kontrasepsi hormonal (Saifuddin, 2014).

i) Efek Samping

Rusaknya pola pendarahan, terutama pada

bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya

berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan

bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena

pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone

dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk

mengentalkan lendir serviks dan mengurangi

kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah

dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah

perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering

kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang

menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya

Page 33: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

gairah seksual. Beberapa efek samping yang biasa

ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3 Bulan, yaitu

1) Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal

pemakaian

2) Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut

juga sering dilaporkan pada awal penggunaan

3) Kemungkinan kenaikan berat badan 1–2 kg. Namun

hal ini dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang

tepat

4) Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun

penggunaan, namun bisa lebih cepat). Namun, tidak

semua wanita yang menggunakan metode ini

terhenti haid nya

5) Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini

terjadi karena tingkat hormon yang tinggi dalam

suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk

dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan)

Efek samping suntikan KB 1 Bulan, efek samping

yang terjadi mirip dengan efek samping yang ditimbulkan

pada penggunaan Pil KB.. Berbeda dengan Suntikan KB

3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap

mendapatkan haidnya secara teratur. Kesuburan pun

lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini

Page 34: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

dibandingkan dengan Suntikan KB 3 Bulan (Saroha,

2015).

j) Kelebihan

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara

yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari

0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak

mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali

Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu

dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan

terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker

bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko

kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada

hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak

diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat

dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat

maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak

mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara

serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan

darah.

Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga

medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat

suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali

hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya.

Page 35: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan,

hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2

atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat

cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh

wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem (Saifuddin,

2014).

k) Kelemahan

Kelemahan dari penggunaan kontrasepsi suntikan antara

lain :

1) Gangguan haid

Siklus haid memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting,

tidak haid sama sekali.

2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3) Permasalahan berat badan merupakan efek

samping tersering

4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentian pemakaian

5) Terjadi perubahan pada lipid serum pada

penggunaan jangka panjang.

6) Pada penggunaan jangka panjang dapat

menurunkan densitas tulang. Pada penggunaan

jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

Page 36: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,

sakit kepala, nervositas, dan jerawat (Saifuddin,

2014).

2. Siklus Menstruasi Akseptor Kontrasepsi Suntik

Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap

wanita, dimana terjadinya peristiwa pengeluaran darahmenandakan

bahwa organ dalam kandungan telah berfungsi dengan matang

(Kusmiran,2014). Pada definisi klinik, menstruasi dinilai berdasarkan

tiga hal.Pertama, siklus menstruasi yaitu jarak antara hari pertama

menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya.Kedua, lama

menstruasi, yaitu jarak dari hari pertama menstruasi sampai perdarahan

menstruasi berhenti, dan ketiga jumlah darah yang keluar selama satu kali

menstruasi. Menstruasi dikatakan normal apabila didapatkan siklus

menstruasi tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, lama

menstruasi 3-7 hari, dengan jumlah darah selama menstruasi berlangsung

tidak melebihi 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali per-hari (Anwar,dkk, 2011).

a. Fisiologi Menstruasi

Menurut Samsulhadi (2011) terdapat dua perubahan histologik

dalam siklus menstruasi yaitu di ovarium dan endometrium dimana

keduanya berjalan bersamaan. Pada siklus ovarium terdiri dari fase folikel,

fase ovulasi dan fase luteal.Sementara pada siklus endometrium terdiri

dari fase proliferasi, fase sekresi, fase implantasi, dan fase dekuamasi.

Page 37: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

b. Perubahan Histologik pada Ovarium dalam Siklus Haid

Selama satu siklus pertumbuhan folikel secara berurutan mulai

dari awal siklus dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi,

dan fase luteal. Sejak saat lahir, terdapat banyak folikel primordial di

bawah kapsul ovarium, setiap folikel mengandung sebuah ovum

matur.Pada permulaan setiap siklus, beberapa folikel membesar, dan

terbentuk suatu rongga di sekitar ovum.Rongga ini terisi oleh cairan

folikel.Cairan folikel memiliki kandungan estrogen yang tinggi, dan

banyak dari estrogen ini berasal dari sel-sel granulosa.

Sekitar hari ke 14 siklus, folikel yang membesar pecah, dan ovum

terlepas ke dalam rongga abdomen. Ini adalah proses ovulasi. Ovum

diambil oleh ujung- ujung tuba uterine yang berfimbria (oviduk).Ovum

disalurkan ke uterus dan bila tidak terjadi pembuahan, keluar melalui

vagina.Folikel yang pecah pada saat ovulasi segera terisi darah,

membentuk korpus hemoragikum.Perdarahan ringan dari folikel ke dalam

rongga abdomen dapat menimbulkan iritasi peritoneum dan nyeri

abdomen bawah.Sel-sel granulosa dan teka yang melapisi folikel

mulai berproliferasi, dan bekuan darah dengan cepat diganti oleh sel luteal

yang kaya lemak dan berwarna kekuningan, membentuk korpus

luteum.Hal ini mencetuskan fase luteal siklus menstruasi, saat sel-sel

luteum menyekresikan estrogen dan progesteron.

Pertumbuhan korpus luteum bergantung pada kemampuannya

membentuk vaskularisasi untuk memperoleh darah.Bila terjadi kehamilan,

Page 38: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

korpus luteum menetap dan biasanya tidak terjadi lagi periode menstruasi

sampai saat melahirkan. Bila tidak terjadi kehamilan, korpus luteum mulai

mengalami degenerasi sekitar 4 hari sebelum menstruasi berikutnya

(hari ke 24 siklus menstruasi) dan akhirnya diganti oleh jaringan ikat,

membentuk korpus albikans (Ganong, 2013).

c. Perubahan Histologik Endometrium

Siklus akhir menstruasi, semua endometrium kecuali lapisan-

lapisan dalam telah terlepas.Di bawah pengaruh estrogen dari folikel

yang sedang tumbuh, ketebalan endometrium cepat meningkat dari

hari kelima sampai keempat belas siklus menstruasi.Seiring dengan

peningkatan ketebalan, kelenjar- kelenjar uterus tertarik keluar sehingga

memanjang, tetapi kelenjar-kelenjar tersebut belum berkelok-kelok atau

mengeluarkan sekresi.Perubahan endometrium ini disebut proliferatif, dan

bagian siklus menstruasi ini kadang-kadang disebut fase proliferatif.Fase

ini juga disebut fase praovulasi atau folikular.

Setelah ovulasi, vaskularisasi endometrium menjadi sangat

meningkat dan endometrium agak sembab di bawah pengaruh estrogen

dan progesteron dari korpus luteum.Kelenjar-kelenjar mulai bergulung-

gulung dan menggumpar, lalu mulai menyekresikan cairan jernih.

Akibatnya, fase siklus ini disebut fase sekretorik atau luteal.Pada akhir

fase luteal, endometrium, seperti hipofisis anterior, menghasilkan

prolaktin, tetapi fungsi prolaktin endometrium ini tidak diketahui.

Endometrium dialiri darah oleh dua arteri.Duapertiga endometrium bagian

Page 39: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

superfisial yang terlepas sewaktu menstruasi, stratum fungsional, dipasok

oleh arteri-arteri spiralis yang panjang dan berkelok-kelok,

sedangkan lapisan sebelah dalam yang tidak terlepas, stratum basal,

dialiri darah oleh arteri basilaris yang pendek dan lurus.

Sewaktu korpus luteum mengalami regresi, pasokan hormon untuk

endometrium terhenti. Endometrium menjadi lebih tipis, yang menambah

gulungan-gulungan arteri spiralis. Muncul fokus-fokus nekrosis di

endometrium, dan fokus-fokus ini kemudian bersatu.Juga terjadi spasme

lalu nekrosis dinding arteri spiralis, menyebabkan timbulnya perdarahan

berbecak yang kemudian menyatu dan menghasilkan darah menstruasi.

Ditinjau dari fungsi endometrium, fase proliferatif siklus menstruasi

merupakan pemulihan epitel dari menstruasi sebelumnya, dan fase

sekrotik mencerminkan persiapan uterus untuk implantasi ovum yang

telah dibuahi.Panjang fase sekrotik sangat konstan, yaitu 14 hari, dan

variabel lama siklus menstruasi tampaknya sebagian besar disebabkan

oleh variasi panjang fase proliferatif. Bila tidak terjadi pembuahan selama

fase sekretorik, endometrium terlepas dan dimulai siklus baru

(Ganong,2013).

d. Gangguan Siklus Menstruasi

Apabila siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal, atau

dengan kata lain tidak berada pada interval pola menstruasi dengan

rentang kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari dengan interval

pendarahan uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari 7 hari disebut

Page 40: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

siklus menstruasi tidak teratur. Terdapat enam jenis gangguan menstruasi

yang termasuk ke dalam siklus menstruasi tidak teratur yaitu,

oligomenorea, polimenorea, menoragia, metroragia, menometroragia,

hipomenorea (Berek, 2016).

Hendarto (2011) membagi gangguan menstruasi dan siklusnya

menjadi beberapa macam, yaitu: gangguan lama dan jumlah darah

menstruasi yang terbagi menjadi hipermenorea (menoragia), dan

hipomenorea, ganggguan siklus menstruasi seperti polimenorea,

oligomenorea, dan amenorea, gangguan perdarahan diluar siklus

menstruasi yaitu menometroragia dan ada gangguan lain yang

berhubungan dengan siklus menstruasi seperti dismenore dan sindroma

pramenstruasi.

Perubahan pada lamanya siklus menstruasi terbagi menjadi

polimenorea, oligomenorea, dan amenorea. Poliamenorea adalah

menstruasi dengan siklus yang lebih pendek dari normal yaitu kurang dari

21 hari. Pendarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid yang

biasa. Bila siklus memendek namun teratur ada kemungkinan stadium

proliferasi pendek atau stadium sekresi memendek atau kedua stadium

memendek. Penyebab poliamenorea bermacam-macam antara lain

gangguan endokrin yang menyebabkan gangguan ovulasi, fase luteal

memendek, dan kongesti ovarium karena peradangan.

Oligoamenorea adalah menstruasi dengan siklus yang lebih

panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari.Sering terjadi pada sindroma

Page 41: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

ovarium polikistik yang disebabkan oleh peningkatan hormon androgen

sehingga terjadi ovulasi.Pada remaja oligoamenorea dapat terjadi karena

imaturitas poros hipotalamus hipofisis ovarium endometrium. Penyebab

lain hipoamenorea antara lain stress fisik dan emosi, penyakit kronis, serta

gangguan nutrisi. Oligoamenorea memerlukan evaluasi lebih lanjut

untuk mencari penyebab.Perhatian perlu diberikan bila oligoamenorea

disertai dengan obesitas dan infertilitas karena mungkin berhubungan

dengan sindroma metabolik.

Amenorea adalah tidak terjadi menstruasi pada seorang perempuan

dengan mencakup salah satu tiga tanda dari: pertama, tidak terjadi

menstruasi sampai usia 14 tahun, disertai tidak adanya pertumbuhan atau

perkembangan tanda kelamin sekunder. Kedua, tidak terjadi menstruasi

sampai usia 16 tahun, disertai adanya pertumbuhan normal dan

perkembangan tanda kelamin sekunder. Ketiga, tidak terjadi menstruasi

untuk sedikitnya selama tiga bulan berturut-turut pada perempuan yang

sebelumnya pernah haid.

Secara klasik amenorea dikategorikan menjadi dua yaitu amenorea

primer dan amenorea sekunder yang menggambarkan terjadinya

amenorea sebelum atau sesudah terjadi menarke.Amenorea primer

umumnya penyebabnya lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan

kongenital dan kelainan-kelainan genetik.Amenorea sekunder biasanya

disebabkan karena kehidupan wanita, pada keadaan patologis seperti

gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor dan penyakit infeksi,

Page 42: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

sedangkan pada keadaan fisiologis pada saat menarke, hamil, menyusui

dan menopause.Biasanya terjadi pada perempuan dengan underweight

atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk

memacu pelepasan hormon (Wiknjosastro, 2014).

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi

Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, Kusmiran (2014):

1) Faktor Hormon

Hormon-hormon yang dapat mempengaruhi menstruasi pada

seseorang wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang

dikeluarkan oleh hipofisis, estrogen yang dihasilkan oleh

ovarium, Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis,

serta progesterone oleh ovarium.

2) Faktor Enzim

Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak

sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu

metabolism sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan

perdarahan.

3) Faktor Vaskular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi

dalam lapisan fungsional endometrium.Pada pertumbuhan

endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan

hubungan di antara keduanya.Dengan regresi endometrium,

timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang

Page 43: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis

dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri

maupun vena.

4) Faktor Prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2.Dengan

adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan

menyebabkan kontraksi myometrium sebagai suatu faktor untuk

membatasi perdarahan pada haid.

Kusmiran (2014) mengatakan menurut penelitian mengenai

faktor risiko dari variabilitas siklus menstruasi adalah sebagai

berikut:

1) Berat badan

Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi

fungsi menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang

menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium, tergantung

derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat

badan.Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/kurus

dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan berat

badan yang berat dapat menimbulkan amenorrhea.

2) Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat

membatasi fungsi menstruasi.Atlet wanita seperti pelari, senam

balet memiliki faktor risiko untuk mengalami amenorrhea,

Page 44: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

anovulasi, dan defek pada fase luteal. Aktivitas fisik yang berat

merangsang inhibisi Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)

dan aktivitas gonadotropin sehingga menurunkan level dari

serum estrogen.

3) Stres

Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh,

khususnya sistem persarafan dalam hipotalamus melalui

perubahan proklatin atau endogenous opiat yang dapat

mempengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan

hormone lutein (LH) yang menyebabkan amenorrhea.

4) Diet

Diet dapat mempengaruhi fungsi menstruasi.Vegetarian

berhubungan dengan anovulasi, penurunan respons hormon

pituitari, fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus

menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun).Diet rendah lemak

berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan

periode perdarahan.Diet rendah kalori seperti daging merah

dan rendah lemak berhubungan dengan amenorrhea.

5) Paparan lingkungan dan kondisi kerja

Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak

menstruasi yang panjang dibandingkan dengan beban kerja

ringan dan sedang.Paparan agen kimiawi dapat

mempengaruhi/ meracuni ovarium, seperti beberapa obat anti-

Page 45: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

kanker (obat sitotoksik) merangsang gagalnya proses di

ovarium termasuk hilangnya folikel-folikel, anovulasi,

oligomenorrhea, dan amenorrhea. Neuropletik berhubungan

dengan amenorrhea.

Tembakau pada rokok berhubungan dengan gangguan

pada metabolism estrogen sehingga terjadi elevasi folikel

pada fase plasma estrogen dan progesteron.Faktor tersebut

menyebabkan risiko infertilitas dan menopause yang lebih

cepat.Hasil penelitian pendahuluan dari merokok dapat juga

menyebabkan dysmenorrhea, tidak normalnya siklus

menstruasi, serta perdarahan menstruasi yang banyak.

6) Sinkronisasi proses menstrual (interaksi sosial dan

lingkungan) Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan

siklus yang sinkron/berirama. Proses interaksi tersebut

melibatkan fungsi hormonal. Salah satu fungsi hormonal

adalah hormon-hormon reproduksi. Adanya pherohormon

yang dikeluarkan oleh setiap individu yang dapat

mempengaruhi prilaku individu lain melalui persepsi dari

penciuman baik melalui interaksi dengan individu jenis

kelamin sejenis maupun lawan jenis, serta dapat menurunkan

variabilitas dari siklus menstruasi dan sinkronisasi dari onset

menstruasi.

Page 46: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

7) Gangguan endokrin

Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes,

hipotiroid, sertahipertiroid yang berhubungan dengan

gangguan menstruasi. Prevalensi amenorrhea dan

oligomenorrhea lebih tinggi pada pasien diabetes.Penyakit

polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi

insulin, dan oligomenorrhea.Amenorrhea dan oligomenorrhea

pada perempuan dengan penyakit polystic ovarium

berhubungan dengan insensitivitas hormon insulin dan

menjadikan perempuan tersebut obesitas.Hipertiroid

berhubungan dengan oligomenorrhea dan lebih lanjut menjadi

amenorrhea.Hipotiroid berhubungan dengan polymenorrhea

dan menorraghia.

8) Gangguan perdarahan

Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu:

perdarahan yangberlebihan/banyak, perdarahan yang

panjang, dan perdarahan yang sering. Terminologi mengenai

jumlah perdarahan meliputi: pola aktual perdarahan, fungsi

ovarium, dan adanya kondisi patologis. Abnormal Uterin

Bledding (AUB) adalah suatu keadaan yang menyebabkan

gangguan perdarahan menstruasi. Dysfungsional Uterin

Bledding (DUB) adalah gangguan perdarahan dalam siklus

Page 47: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

menstruasi yang tidak berhubungan dengan kondisi patologis.

DUB meningkat selama proses transisi menopause.

Page 48: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

BAB III

METODE PENELITIAN

F. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian komparasi untuk mencari

perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada obyek penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan siklus menstruasi

antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik 3 bulan.

Rancangan penelitian menggunakan cross sectional (belah lintang)

karena data penelitian (variabel independen dan variabel dependen)

dilakukan pengukuran pada waktu yang sama/sesaat. Berdasarkan

pengolahan data yang digunakan, penelitian ini tergolong penelitian

kuantitatif (Notoatmodjo, 2012)

Gambar 3. Skema Rancangan Cross Sectional

Akseptor KB Suntik

Akseptor KB Suntik 1 bulan

1. Siklus menstruasi teratur 2. Siklus menstruasi tidak

teratur

Akseptor KB Suntik 3 bulan

1. Siklus menstruasi teratur 2. Siklus menstruasi tidak

teratur

Page 49: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Mekar Kota Kendari

pada bulan Juli tahun 2018.

H. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB Suntik di

Puskesmas Mekar Kota Kendari yang berjumlah 537 akseptor.

2. Sampel dalam penelitian adalah akseptor KB Suntik 1 bulan dan

akseptor KB Suntik 3 bulan. Penentuan jumlah sampel dengan

rumus besar sampling yaitu

( )

Keterangan :

n : besarnya sampel

N : populasi

d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05%)

Z : derajat kemaknaan dengan nilai (1,96)

p : perkiraan populasi yang diteliti (0,05)

q : proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p)

(Notoatmodjo, 2012)

( )

( ) ( )

Page 50: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini 64 akseptor KB Suntik

yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 32 orang akseptor KB

Suntik 1 bulan dan 32 orang akseptor KB Suntik 3 bulan.Teknik

pengambilan sampel secara accidental sampling, yaitu setiap

akseptor KB Suntik yang datang berkunjung dijadikan sampel

penelitian pada waktu penelitian hingga mencapai jumlah sampel

yang diinginkan.

Adapun kriteria inklusi, eksklusi dan drop out sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

lembar persetujuan.

b. Akseptor KB Suntik ≥ 1 tahun.

c. Memiliki kartu kontrol KB.

2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

a. Akseptor KB suntik < 1 tahun.

3. Kriteria pengunduran

a. Akseptor KB suntik yang mengundurkan diri dari

penelitian.

I. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu siklus menstruasi.

Page 51: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

2. Variabel bebas (independent) yaitu akseptor KB Suntik 1 bulan

(Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi

Progesteron Asetat/DMPA).

J. Definisi Operasional

1. Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi

dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Skala ukur adalah

ordinal.

Kriteria objektif

a. Teratur

b. Tidak teratur

(Kusmiran, 2014)

2. Akseptor KB Suntik adalah akseptor KB yang menggunakan

kontraspesi jenis suntik minimal 1 tahun sebagai akseptor KB

suntik. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Akseptor KB Suntik 1 bulan

b. Akseptor KB Suntik 3 bulan

(Yasmin, 2013)

K. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari wawancara pada

responden tentang jenis kontrasepsi suntik yang digunakan dan siklus

menstruasi akseptor pada saat penelitian serta siklus menstruasi akseptor

pada saat pertama kali menggunakan kontraspesi suntik.

Page 52: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

L. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi tentang jenis KB suntik yang digunakan berdasarkan kartu KB

dan siklus menstruasi akseptor akseptor KB suntik. Siklus menstruasi

diukur menggunakan kuesioner tentang siklus menstruasi akseptor.

M. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 5 : Alur penelitian

N. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Populasi

Akseptor KB Suntik yang berjumlah 537 akseptor

Sampel

Akseptor KB Suntik 1 bulan dan 3 bulan yang berjumlah 64 akseptor

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Page 53: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

1. Univariat

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan

uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

Kxn

fX

Page 54: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

2. Bivariat

Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent

variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan

adalah uji t (independent sample t-test) dengan p=0,05.

B. Landasan Teori

Salah satu alat kontrasepsi hormonal yang banyak digunakan

adalah kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) dan suntik 3 bulan (DMPA).

Kontrasepsi suntikan Cyclofem mengandung kombinasi hormon

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate

(hormon estrogen). Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan

kekurangan. Menurut Saifuddin (2014), kontrasepsi suntik memiliki efek

samping yaitu peningkatan tekanan darah, gangguan haid, depresi,

keputihan, jerawat, perubahan libido, perubahan berat badan, pusing,

sakit kepala, hematoma (BKKBN, 2015).

Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Saifuddin (2014), kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu

peningkatan tekanan darah, gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,

perubahan libido, perubahan berat badan, pusing, sakit kepala,

hematoma. Menurut BKKBN (2015), efek samping kontrasepsi suntik

adalah gangguan haid dengan gejala dan keluhan amenorhea, spotting,

menorargia. Salah satu efek samping kontrasepsi suntik yang paling

banyak yaitu perubahan siklus menstruasi.

Page 55: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian metode

kontrasepsi menyebabkan masalah menstruasi. Masalah tersebut dapat

berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat

dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan

penggunaan metode kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya

menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal dan tidak semua orang

mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena

hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang (Arini, 2013).

Gangguan siklus haid pada akseptor kontrasepsi suntik yang

berupa tidak mengalami haid (amenorhea) disebabkan karena atrofi

endometrium, perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting),

Perdarahan diluar siklus haid (metroragia/breakthrough bleeding),

Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya

(menoragia), ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon

sehingga endometrium mengalami perubahan histologi.

C. Kerangka Teori

Faktor Eksternal 1. Aktifitas fisik 2. Asupan nutrisi

Bertambahnya

lemak tubuh

Faktor Internal 1. Genetik 2. Hormonal 3. Metabolisme

Siklus Menstruasi

Page 56: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel terikat (dependent): Siklus Menstruasi

Variabel bebas (Independent): Akseptor KB Suntik 1 Bulan (cyclofem),

Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA)

E. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan

(cyclofem) dengan akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA).

Akseptor KB Suntik

1 bulan (cyclofem)

Akseptor KB Suntik

3 Bulan (DMPA)

Siklus Menstruasi

Page 57: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografi

Luas Wilayah kerja Puskesmas Mekar adalah 7,3 km2

dengan batas-batas adminsistrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan

Tobuha dan Mandonga

Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan

Bende dan Bonggoeya

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Wua

- Wua

Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan

Powatu

Wilayah kerja Puskesmas Mekar terdiri atas 2 kelurahan

yaitu Kelurahan Kadia dan Kelurahan Pondambea.

2. Keadaan Demografi

Wilayah kerja Puskesmas Mekar berdasarkan data

Demografi adalah Total jumlah penduduk : 21.420 jiwa

Tabel 1 Distribusi Jumlah Penduduk Kelurahan Tahun 2017

Nama Kelurahan Jumlah

Penduduk Ibu

Hamil Bayi Balita

Kel. Kadia 13.112 317 289 1498 Kel. Pondambea 8.308 201 183 950

J U M L A H 21.420 518 471 2488

Sumber : Data Sekunder 2017

Page 58: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

3. Keadaan Lingkungan

a. Rumah Sehat

Jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas Mekar

adalah 2.788 buah rumah.

b. Akses Terhadap Air Bersih

Menurut pendataan dan hasil binaan oleh program

Kesehatan Lingkungan Puskesmas Mekar, jumlah rumah

dengan akses terhadap air bersih di wilayah kerja

Puskesmas Mekar adalah 2.705 rumah (97%). Jadi di 2

(dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Kadia dan Pondambea

seluruh rumah sudah mendapat akses pelayananm air

bersih baik untuk konsumsi maupun untuk operasional di

Rumah Tangga.

c. Jarak Sumber Air Minum Dengan TPA Kotoran atau Tinja

Dari hasil pendataan dan binaan oleh Petugas

Kesehatan Lingkungan dan tim, bahwa pada akhir tahun

2017 jumlah rumah dengan jarak sumber air minum

dengan TPA Kotoran/tinja yang memenuhi syarat

kesehatan adalah 97 % ( 2705 rumah) sehingga masih

sangat perlu untuk mengubah mindset masyarakat yang

memiliki sumber air minum yang berjarak kurang dari 10

meter dari jamban keluarga, umumnya karena faktor

Page 59: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

rumah yang sangat berdekatan dan memakai SGL

sebagai sumber air.

Tetapi setelah dengan pembinaan yang berulang

kali oleh kami petugas Puskesmas, 10 % rumah ini ( yang

memiliki SGL berjarak kurang dari 10 meter dengan

jamban keluarga) memakai jasa Air Minum Isi Ulang

sebgai bahan utama untuk makan minum.

d. Ketersediaan Jamban

Menurut pendataan dan hasil binaan oleh program

Kesehatan Lingkungan Puskesmas Mekar, dari 72 %

target, jumlah rumah yang memiliki jamban keluarga

memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

Mekar adalah 2.705 rumah (97%) yang menggunakan

jamban leher Angsa dan sisanya yang belum memenuhi

syarat sebanyak 8 kk (0.3%).

e. Keadaan Perilaku Masyarakat

Puskesmas sebagai unit pelaksana Fungsional

Dinas Kesehatan di Tingkat kecamatan/Kelurahan/Desa

yang merupakan gabungan Fasyankes UKM dan UKP

Primer/tingkat pertama dengan fokus utamanya pada

pelayanan promotif dan prefentif, dalam upaya mencapai

derajat kesehtan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya. Dengan diusungnya Paradigma

Page 60: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat, upaya

kesehatan lebih mengutamakan upaya Promotif dan

preventif dengan cara meningkatkan KIE, Self care dan

promosi kesehatan, serta lebih mengaktifkan UKBM yang

ada di wilayah kerja Puskesmas.

Pembiayaan Program program UKP dan UKM di

Puskesmas yang menjadi program Nasional tersebut di

biayai oleh Pemerintah dalam Hal ini salah satunya adalah

BPJS Kesehatan. Fungsi Pusesmas sebagai Faskes

Tingkat Pertama adalah sebagai Gate KEEPER (pemberi

pelayanan Kesehatan)yaitu penyelenggara Pelayanan

Kesehtan dasar yang berperan sebagai Kontak Pertama

dan penapis rujukan sesuai dengan Standar Pelayanan

Medik. Oleh karena sebagai Gate Keeper, maka perlu

peningkatan kualitas. Tugas Puskesmas dalam hal ini

adalah :

1) Menyelenggarakan kesehatan dasar Masyarakat

melalui pelayanan kesehatan dasar berdasarkan

kompetensidan kewenangannya.

2) Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui

sistem rujukan.

3) Penasehat, konselor dan pendidik untuk mewujudkan

keluarga sehat. Tahun 2017 Jumlah kepesertaan

Page 61: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

JKN/BPJS untuk wilayah Puskesmas Mekar berjumlah

7590 orang dan besaran kapitasi rata-rata 6,000.

Pencapaian 10 indikator PHBS Tatanan Rumah

Tangga di wilayah kerja Puskesmas Mekar hasil

pendataan tahun 2017, meliputi:

1) Tidak merokok dalam rumah : 1.250 Rumah

2) Memberantas jentik nyamuk : 2.152 Rumah

3) Asi Eksklusif : 2.039 Rumah

4) Makan sayur dan buah setiap hari : 2.286 Rumah

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun :

2.333 Rumah

6) Jamban sehat : 2317 Rumah

7) Melakukan aktivitas fisik setiap hari 2.237 Rumah

8) Memakai air bersih 2.343 Rumah

9) Menimbang bayi dan balita 2.144 Rumah

10) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2.084

Rumah.

B. Hasil Penelitian

Penelitian perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1

bulan dengan akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Mekar Kota

Kendari telah dilaksanakan pada bulan pada bulan Juli 2018. Sampel

penelitian adalah akseptor KB Suntik 1 bulan dan akseptor KB Suntik 3

bulan yang berjumlah 64 orang. Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1

Page 62: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

(32:32). Data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis. Hasil penelitian

terdiri dari analisis univariabel dan bivariabel.

1. Analisis Univariabel

Analisis univariabel adalah analisis tiap variabel. Analisis

univariabel dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel baik

variabel terikat maupun variabel bebas yang kemudian ditampilkan dalam

bentuk distribusi frekuensi. Analisis univariabel pada penelitian ini, yaitu

analisis perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan

dengan akseptor KB suntik 3 bulan. Hasil analisis univariabel sebagai

berikut:

a. Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 1 Bulan

(Cyclofem) Di Puskesmas Mekar Kota Kendari

Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi

dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu teratur dan tidak teratur. Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 1 Bulan (Cyclofem) Di

Puskesmas Mekar Kota Kendari

Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 1 Bulan (Cyclofem)

Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak Teratur 10 31.3 Teratur 22 68,7

Total 32 100

Sumber : Data Primer

Page 63: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa ibu akseptor Kb

Suntik 1 Bulan (Cyclofem) di Puskesmas Mekar Kota Kendari siklus

menstruasinya lebih banyak yang teratur sebanyak 22 orang (68,7%).

Keluhan yang dialami oleh ibu akseptor KB suntik 1 bulan yaitu tidak nafsu

makan Mudah lelah, mudah tersinggung, mual, sakit kepala, nyeri dada,

berat badan naik.

b. Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 3 Bulan (Depo

Medroksi Progesteron Asetat/Dmpa) Di Puskesmas Mekar Kota

Kendari

Siklus menstruasi adalah jarak antara hari pertama menstruasi

dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu teratur dan tidak teratur. Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3 Distribusi Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 3 Bulan (Depo Medroksi

Progesteron Asetat/DMPA) Di Puskesmas Mekar Kota Kendari

Siklus Menstruasi Akseptor Kb Suntik 3 Bulan (DMPA)

Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak Teratur 25 78,1 Teratur 7 21,9

Total 32 100

Sumber : Data Sekunder 2016

Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa ibu akseptor Kb

Suntik 3 Bulan (DMPA) di Puskesmas Mekar Kota Kendari siklus

menstruasinya lebih banyak yang tidak teratur sebanyak 25 orang

(78,1%). Keluhan yang dialami oleh ibu akseptor KB suntik 1 bulan yaitu

Page 64: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

berat badan naik, sakit kepala ringan, nyeri payudara, perubahan suasana

hati, mual-mual, rambut rontok, penurunan gairah seksual, maupun

munculnya jerawat.

2. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digunakan

Uji Mann-Whitney Test. Analisis bivariabel pada penelitian ini yaitu analisis

perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan

akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Mekar Kota Kendari. Hasil

analisis bivariabel dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Perbedaan Siklus Menstruasi Antara Akseptor Kb Suntik 1 Bulan Dengan

Akseptor Kb Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Mekar Kota Kendari

Variabel N Mean±SD p T Test

Siklus Menstruasi KB Suntik 1 bulan

32 1,28±0,457 0,000 -0,531

Siklus Menstruasi Suntik 3 bulan

32 1,81±0,397

Sumber: Data Primer p<0,05

Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 4 adalah ada perbedaan

siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB

suntik 3 bulan di Puskesmas Mekar Kota Kendari (p=0,000). Akseptor KB

yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak pada

akseptor KB suntik 3 bulan dibandingkan akseptor KB suntik 1 bulan.

Page 65: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

C. Pembahasan

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada ada perbedaan siklus

menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik

3 bulan di Puskesmas Mekar Kota Kendari (p=0,000). Akseptor KB yang

mengalami siklus menstruasi tidak teratur lebih banyak pada akseptor KB

suntik 3 bulan dibandingkan akseptor KB suntik 1 bulan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Suryati

(2013) menunjukkan ada pengaruh pemakaian alat kontrasepsi suntikan

terhadap siklus menstruasi pada PUS yang menggunakan kontrasepsi

suntikan. Pada tahun 2014 juga telah di lakukan penelitian oleh Rusni

Mato judul “Determinan perubahan siklus menstruasi pada pengguna alat

kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Taraweang Kabupaten

Pangkep”, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lama

pemakaian kontrasepsi terhadap perubahan siklus menstruasi pada

pengguna alat suntik di wilayah kerja puskesmas tarawerang kabupaten

pangkep.

Demikian pula hasil penelitian Fitriatun dan Dyah Fajarsari (2011)

yang menyimpulkan bahwa akseptor suntik banyak mengalami gangguan

menstruasi, hal ini di sebabkan karena suntik hanya mengandung hormon

progesteron saja dimana hormon progesteron tersebut dapat

menyebabkan gangguan menstruasi sedangkan amenorrea yang tinggi

disebabkan karena hormon progesterone menekan LH sehingga menjadi

lebih dangkal dan mengalami kemunduran sehingga kelenjar menjadi

Page 66: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

tidak aktif. Hasil penelitian Handayani dan Kamaruddin (2017) juga

menyatakan bahwa ada perbedaan siklus menstruasi pada akseptor

kontrasepsi hormonal suntik 3 bulan dan pil kombinasi di Puskesmas

Kassi-Kassi Makassar.

Menurut WHO (ExpertCommitte), Keluarga berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk

mendapatkan objektif-objetif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur

interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam

hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga. Keluarga Berencana adalah metode medis yang dicanangkan

oleh pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran (Manuaba,2012).

Keluarga Berencana merupakan bagian dari pelayanan

kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak

setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2014). Keluarga

Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara

sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan

moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga. Secara umum keluarga

berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya

kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,

ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan

dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan

Page 67: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan

terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi

(Suratun, 2015). Jadi, KB (FamilyPlanning, Planned Parenthood) adalah

suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga

kecil, bahagia dan sejahtera.

Salah satu alat kontrasepsi hormonal yang banyak digunakan

adalah kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) dan suntik 3 bulan (DMPA).

Kontrasepsi suntikan Cyclofem mengandung kombinasi hormon Medroxy

progesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate

(hormonestrogen). Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi

suntikan di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang

efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.

Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan

kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil.

Pada umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan

sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh

memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama

maksimal 5 tahun. Suntikan KB merupakan salah satu metode

pencegahan kehamilan yang paling banyak digunakan diIndonesia.

Secara umum, Suntikan KB bekerja untuk mengentalkan lendir rahim

sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma. Selain itu, Suntikan KB juga

Page 68: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

membantu mencegah sel telur menempel di dinding rahim sehingga

kehamilan dapat dihindari (Saroha, 2015). Jenis kontrasepsi injeksi yaitu

suntikan 1 Bulan (suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate

(hormonestrogen)) dan suntikan KB 3 Bulan atau DMPA (suntikan KB ini

mengandung hormon Depo medroxy progesterone Acetate (hormon

progestin) 150 mg (Kirana, 2015).

Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Saifuddin (2014), kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu

peningkatan tekanan darah, gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,

perubahan libido, perubahan berat badan, pusing, sakit kepala,

hematoma. Menurut BKKBN (2015), efek samping kontrasepsi suntik

adalah gangguan haid dengan gejala dan keluhan amenorhea, spotting,

menorargia. Salah satu efek samping kontrasepsi suntik yang paling

banyak yaitu perubahan siklus menstruasi.

Sejumlah perempuan mengeluhkan pemakaian metode

kontrasepsi menyebabkan masalah menstruasi. Masalah tersebut dapat

berupa tidak mengalami menstruasi sama sekali sampai menstruasi berat

dan berkepanjangan. Memang banyak keluhan ibu-ibu terkait dengan

penggunaan metode kontrasepsi, termasuk gangguan tidak teraturnya

menstruasi. Namun itu sifatnya hormonal dan tidak semua orang

mengalami keluhan yang sama. Kemungkinan yang terjadi karena

hormonnya tidak sesuai dan tidak seimbang (Arini, 2013).

Page 69: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap

wanita, dimana terjadinya peristiwa pengeluaran darahmenandakan

bahwa organ dalam kandungan telah berfungsi dengan matang

(Kusmiran,2014). Pada definisi klinik, menstruasi dinilai berdasarkan

tiga hal.Pertama, siklus menstruasi yaitu jarak antara hari pertama

menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya.Kedua, lama

menstruasi, yaitu jarak dari hari pertama menstruasi sampai perdarahan

menstruasi berhenti, dan ketiga jumlah darah yang keluar selama satu kali

menstruasi. Menstruasi dikatakan normal apabila didapatkan siklus

menstruasi tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, lama

menstruasi 3-7 hari, dengan jumlah darah selama menstruasi berlangsung

tidak melebihi 80 ml, ganti pembalut 2-6 kali per-hari (Anwar,dkk, 2011).

Menurut Samsulhadi (2011) terdapat dua perubahan histologik dalam

siklus menstruasi yaitu di ovarium dan endometrium dimana keduanya

berjalan bersamaan. Pada siklus ovarium terdiri dari fase folikel, fase

ovulasi dan fase luteal.Sementara pada siklus endometrium terdiri dari

fase proliferasi, fase sekresi, fase implantasi, dan fase dekuamasi.

Gangguan siklus haid pada akseptor kontrasepsi suntik yang

berupa tidak mengalami haid (amenorhea) disebabkan karena atrofi

endometrium, perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting),

Perdarahan diluar siklus haid (metroragia/breakthrough bleeding),

Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya

Page 70: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

(menoragia), ini disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon

sehingga endometrium mengalami perubahan histologi.

Page 71: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) di Puskesmas Mekar Kota

Kendari lebih banyak siklus menstruasinya lebih banyak yang

teratur sebanyak 22 orang (68,7%).

2. Akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron

Asetat/DMPA) di di Puskesmas Mekar Kota Kendari siklus

menstruasinya lebih banyak yang tidak teratur sebanyak 25 orang

(78,1%).

3. Ada perbedaan siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1

bulan dengan akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Mekar

Kota Kendari (p=0,000).

B. Saran

1. Perlunya sosialisasi oleh bidan pada PUS tentang pengaruh

penggunaan KB suntik terhadap siklus menstruasi, sehingga

akseptor KB dapat memilih kontrasepsi suntik dengan efek

samping rendah atau mencari alat kontrasepsi lain sesuai dengan

kondisinya.

2. Bagi Puskesmas atau petugas kesehatan perlu memberikan

informasi mengenai pengaruh pemakain kontrasepsi suntik

Page 72: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

terhadap siklus menstruasi untuk menentukan program kesehatan

yang cocok bagi masyarakat.

3. Mengembangkan penelitian dengan metode yang berbeda.

Page 73: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, &

Macro International Inc. (2013) Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia 2012. Jakarta.

BKKBN, (2015) Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB

Nasional Materi Konseling. Jakarta: BKKBN.

C. _______, (2016). Pedoman pelayanan KB dalam jaminan

kesehatan masyarakat. Jakarta: BKKBN.

BPS Sultra, (2016) Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2015.

Kendari: BPS Sultra.

Cuningham, F.G. (2013). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Dinkes Sultra, (2016) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun

2015. Kendari: Dinkes Sultra.

Guyton AC, Hall JE. (2012) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Edisi 11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta:

EGC.

Hanafi, H. ( 2014) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Handayani, S., Kamaruddin, I.R. (2017) Perbedaan Siklus Menstruasi

Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal Suntik 3 Bulan Dan Pil

Kombinasi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Jurnal Kesehatan

Masyarakat.

Hartanto, H. (2014) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Herman, S. (2014) Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, Jakarta:

Trans Info Media.

Kemenkes RI, (2015). Profil kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Page 74: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

Kirana, R. (2015) Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta : PT. Elex

Media Computa.

Lestari, M.R. (2013) Perbedaan Menstruasi Antara Akseptor Kb Yang

Menggunakan Kontrasepsi IUD Dengan Kontrasepsi Suntik 1 Bulan di

Desa Bajang Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. e-journal

Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1.

Manuaba, IBG. (2012) Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Masud, I. (2012) Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2012) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta:

Rineka Cipta.

Puskesmas Mekar, (2018). Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Tahun

2017. Kota Kendari: Puskesmas Mekar.

Saifuddin, A.B. (2014) Buku Panduan Praktis pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.

Saroha, P. (2015) Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta:

TIM.

Sherwood L. (2015). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 6.

Jakarta: EGC.

Suratun, S. Heryani, Manurung, S. (2015) Pelayanan Keluarga

Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Trans Info Media.

Yasmin, A. (2013) Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan

Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.

Weber, M.A., Schiffrin, E.L., White, W.B., Mann, S., Lindholm, L.H., Kenerson, J.G., dkk. (2014) Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension in the Community: A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension. Journal of Clinical Hypertension (Greenwich, Conn.), 16: 14–26.

Page 75: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

LAMPIRAN

Page 76: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Kepada, Yth Bapak / ibu / saudara responden

Di Puskesmas Mekar Kota Kendari

Nama saya NURSAIDAH, mahasiswa Program D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya

sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui perbedaan

siklus menstruasi antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan akseptor KB

suntik 3 bulan di Puskesmas Mekar Kota Kendari, yang mana penelitian

ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu

dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak

yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan

lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk

diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin

kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan

digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan

partisipasinya disampaikan terima kasih.

Kendari, 2018 Responden Peneliti

…………….

Page 77: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

KUESIONER PENELITIAN

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI

No. Responden :…………… Diisi oleh peneliti

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat

ini

1. Umur :

2. Alamat

3. Pendidikan Terakhir :

a. SD

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

4. Pekerjaan :

5. Jumlah Anak :

6. Jenis Kontrasepsi Suntik :

7. Siklas Menstruasi Sebelum KB : hari

8. Siklas Menstruasi Sekarang : hari

Page 78: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

MASTER TABEL

PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DI PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI

NO NAMA UMUR PEKERJAAN JUMLAH

ANAK

JENIS KONTRAEPSI

SUNTIK

SIKLUS MENSTRUASI

SEBELUM

SIKLUS MENSTRUASISEKARANG

1 Ny“I” 42 IRT 3 3Bulan Teratur Tidakteratur

2 Ny”R” 31 PNS 3 3Bulan Teratur Tidakteratur

3 Ny”A” 17 IRT 1 3Bulan Teratur Tidakteratur

4 Ny”N” 34 IRT 4 1 Bulan Teratur Teratur

5 Ny”H” 26 PNS 2 3Bulan Teratur Tidakteratur

6 Ny”y” 30 Wirasuasta 4 3Bulan Teratur Tidakteratur

7 Ny”E” 23 Mahasiswi 1 3 Bulan Teratur Tidakteratur

8 Ny”W” 22 IRT 1 3 Bulan Teratur Tidakteratur

9 Ny”S” 25 IRT 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

10 Ny”I” 25 IRT 2 1 Bulan Teratur Teratur

11 Ny”S” 29 IRT 3 3 Bulan Teratur Tidakteratur

12 Ny”I” 26 IRT 2 1 Bulan Teratur Teratur

13 Ny”L” 39 PNS 3 1 Bulan Teratur Teratur

14 Ny”W” 37 IRT 5 1 Bulan Teratur Teratur

15 NY”w” 44 wirasuasta 3 3 Bulan Teratur Tidakteratur

16 Ny”R” 44 Wirasuasta 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

17 Ny”W” 31 PNS 2 1 Bulan Teratur Teratur

18 NY”E” 23 IRT 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

Page 79: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

ii

19 Ny”M” 32 PNS 3 3 Bulan Teratur Tidakteratur

20 Ny”T” 21 Mahasiswa 1 1 Bulan Teratur Teratur

21 Ny”W” 23 IRT 2 1 Bulan Teratur Teratur

22 Ny”I” 34 IRT 4 1 Bulan Teratur Teratur

23 NY”S” 32 IRT 3 3 Bulan Teratur Tidakteratur

24 Ny”A” 31 wirasuasta 4 3 Bulan Teratur Tidakteratur

25 Ny”U” 43 Wirasuasta 2 1 Bulan Teratur Teratur

26 Ny”M” 37 PNS 3 1 Bulan Teratur Teratur

27 Ny”R” 36 PNS 2 1 Bulan Teratur Teratur

28 NY”R” 43 IRT 5 1 Bulan Teratur Teratur

29 Ny”S” 24 IRT 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

30 Ny”R” 33 IRT 4 3 Bulan Teratur Tidkteratur

31 Ny”S” 20 IRT 1 1 Bulan Teratur Teratur

32 Ny”S” 31 IRT 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

33 Ny”I” 29 IRT 2 1 Bulan Teratur Teratur

34 Ny”s” 31 PNS 3 3 Bulan Teratur Tidakteratur

35 Ny”A” 23 guru 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

36 Ny”W” 43 guru 2 1 Bulan Teratur Teratur

37 Ny”E” 26 IRT 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

38 Ny”S” 29 IRT 2 3 Bulan Teratur Tidakteratur

39 Ny”S” 30 IRT 3 1 Bulan Teratur Teratur

40 Ny”Y” 38 wiraswasta 3 1 Bulan Teratur Teratur

41 Ny”K” 32 Guru 2 1 bulan teratur Teratur

42 Ny”F” 26 PNS 2 3 bulan Teratur Tidakteratur

43 Ny”N” 20 Mahasiswi 1 3 bulan Teratur Tidakteratur

44 Ny”L” 21 IRT 1 1bulan Teratur Teratur

45 Ny”S” 24 IRT 2 1 bulan Teratur Teratur

Page 80: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

iii

46 Ny”H” 26 IRT 3 1 bulan Teratur Teratur

47 Ny”A” 23 Guru 2 1 bulan Teratur Teratur

48 Ny”S” 43 IRT 5 3 bulan Teratur Tidakteratur

49 Ny”F” 23 IRT 2 1 bulan Teratur Teratur

50 Ny”S” 36 PNS 3 3 bulan Teratur Tidakteratur

51 Ny”D” 22 IRT 1 1 bulan Teratur teratur

52 Ny”R” 15 IRT 1 1 bulan Teratur Teratur

53 Ny”Y” 22 IRT 2 3 bulan Teratur Tidakteratur

54 Ny”J” 23 IRT 1 1 bulan Teratur Teratur

55 Ny”R” 27 Guru 3 3 bulan Teratur Tidakteratur

56 NY”S” 26 IRT 3 1 bulan Teratur Teratur

57 Ny”D” 34 IRT 3 1 bulan Teratur Teratur

58 Ny”Jj” 33 IRT 4 3 bulan Teratur Tidakteratur

59 Ny”K” 31 Guru 3 1 bulan Teratur Teratur

60 Ny”Y” 33 IRT 4 1 bulan Teratur Teratur

61 Ny“m” 36 IRT 3 1 bulan Teratur Teratur

62 Ny”H” 41 IRT 3 3 bulan Teratur Tidakteratur

63 Ny”W” 40 IRT 4 3 bulan Teratur Tidakteratur

64 Ny”H” 41 IRT 1 3 bulan teratur TidakTeratur

Page 81: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

iv

Page 82: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor
Page 83: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

ii

Page 84: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

iii

Page 85: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

iv

Page 86: PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK …repository.poltekkes-kdi.ac.id/586/1/SKRIPSI NURSAIDAH.pdf · halaman pengesahan perbedaan siklus menstruasi antara akseptor

v