bab ii 3199112 - uin walisongo semarang |...

22
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS "Berfikir adalah bertanya" ungkapan yang diungkapkan oleh John Dewey tersebut sangat sesuai apabila kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari, karena dengan bertanya seseorang akan menjadi tahu akan hal-hal yang sebelumnya belum ia ketahui bahkan dalam proses belajar mengajarpun bertanya merupakan sesuatu yang sangat penting karena demikian vitalnya bertanya sehingga beberapa ahli menuliskan beberapa kata-kata mutiara seperti: berfikir itu sendiri adalah bertanya, pertanyaan yang tersusun dengan baik sebenarnya telah separuh jawaban, satu gambar dapat bernilai seribu kata dan satu pertanyaan yang tepat dapat bernilai seribu gambar, mengajukan beberapa pertanyaan lebih baik daripada mengetahui seluruh jawaban. A. Deskripsi Teori 1. Keberanian Bertanya 1.1 Pengertian Keberanian Bertanya Keberanian diartikan sebagai sifat-sifat berani, kegagahan 1 . Bertanya adalah meminta keterangan; meminta supaya diberitahu. 2 Jadi yang dimaksud dengan keberanian bertanya adalah sifat berani yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan tindakan-tindakan berupa meminta keterangan atau meminta supaya diberitahu terhadap sesuatu hal yang belum diketahui oleh seorang siswa kepada seorang guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Khalil bahwa bertanya adalah: "The sciences are padlocks, and questions are the keys to them. 3 Artinya: Ilmu pengetahuan adalah gembok, dan pertanyaan adalah kuncinya. Untuk bertanya dibutuhkan keberanian. Keberanian untuk bertanya akan mengantarkan siswa (siapapun) ke jalan yang benar, menghindarkan 1 W.J.S. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hlm.124 2 Ibid., hlm.1017 3 Munazara, "Instruction: The methodology Of Learning, (tt.p., t.th.), hlm.210

Upload: dinhanh

Post on 27-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

"Berfikir adalah bertanya" ungkapan yang diungkapkan oleh John Dewey

tersebut sangat sesuai apabila kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari, karena

dengan bertanya seseorang akan menjadi tahu akan hal-hal yang sebelumnya

belum ia ketahui bahkan dalam proses belajar mengajarpun bertanya merupakan

sesuatu yang sangat penting karena demikian vitalnya bertanya sehingga beberapa

ahli menuliskan beberapa kata-kata mutiara seperti: berfikir itu sendiri adalah

bertanya, pertanyaan yang tersusun dengan baik sebenarnya telah separuh

jawaban, satu gambar dapat bernilai seribu kata dan satu pertanyaan yang tepat

dapat bernilai seribu gambar, mengajukan beberapa pertanyaan lebih baik

daripada mengetahui seluruh jawaban.

A. Deskripsi Teori

1. Keberanian Bertanya

1.1 Pengertian Keberanian Bertanya

Keberanian diartikan sebagai sifat-sifat berani, kegagahan1. Bertanya

adalah meminta keterangan; meminta supaya diberitahu.2 Jadi yang dimaksud

dengan keberanian bertanya adalah sifat berani yang dimiliki oleh siswa untuk

melakukan tindakan-tindakan berupa meminta keterangan atau meminta

supaya diberitahu terhadap sesuatu hal yang belum diketahui oleh seorang

siswa kepada seorang guru dalam proses belajar mengajar.

Menurut Khalil bahwa bertanya adalah: "The sciences are padlocks,

and questions are the keys to them.3 Artinya: Ilmu pengetahuan adalah

gembok, dan pertanyaan adalah kuncinya.

Untuk bertanya dibutuhkan keberanian. Keberanian untuk bertanya

akan mengantarkan siswa (siapapun) ke jalan yang benar, menghindarkan

1 W.J.S. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986),

hlm.124 2 Ibid., hlm.1017 3 Munazara, "Instruction: The methodology Of Learning, (tt.p., t.th.), hlm.210

6

dirinya dari hal-hal yang menyesatkan. Keberanian bertanya tidak akan lahir

begitu saja, tetapi perlu dibina, dilatih oleh orang tua, guru, saudara-saudara

yang lebih tua. Menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan

dalam keluarga, sekolah, sangat membantu individu (anak) untuk berani

bertanya.4

Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar perlu

mengadakan teknik tanya jawab atau dialog yaitu suatu teknik untuk memberi

motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama

mendengarkan pelajaran atau guru yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan

itu, siswa menjawab, baik pertanyaan-pertanyaan itu mengenai isi pelajaran

yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas asal berkaitan

dengan pelajaran, atau juga mungkin pengalaman yang dihayati dengan tanya

jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas.5

1.2 Memotivasi Siswa untuk Berani Bertanya

Pertanyaan dari siswa sering kali mempunyai arti. Dengan pertanyaan

tersebut pengajar dapat mengetahui, penjelasan pada pokok masalah mana

yang masih kurang jelas atau kurang lengkap diterima oleh siswa. 6 Pengajar

hendaknya berusaha agar pertanyaan dari siswa itu juga mempunyai daya

guna, dan pengajar juga hendaknya berusaha agar siswa lebih berani dalam

menyampaikan pertanyaan.

1.2.1 Menumbuhkan Motivasi

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan

“motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Apa

motifnya si Amin itu rajin membaca?, apa motifnya si Badu rajin membuat

kekacauan?. Kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

4 JJ. Hasibuan, dkk., Proses Belajar Mengajar, (Ketrampilan Dasar Pengajaran Mikro),

(Bandung: PT. Rosda Karya, 1994), cet.ke-3. hlm.19 5 Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet.ke-4,

hlm.129 6 Ad. Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, (Jakarta: PT. Gramedia, 1982), hlm.40

7

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif “

itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif.7 Sedangkan memotivasi siswa diartikan sebagai upaya dari

seorang guru untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

Beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar siswa disekolah.

1.2.1.1 Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk

mencapai angka / nilai yang baik. Sehingga siswa yang biasanya

dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya

baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa

bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas

saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot

bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka

baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa

pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar

yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu langkah

selanjutnya yang ditempuh oleh guru bagaimana cara memberikan

angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di

dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa

sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga ketrampilan dan

afeksinya.

7 Sardiman, AM., Interaksi Belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), cet.

Ke-8, hlm.71

8

1.2.1.2 Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi

tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan,

mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan

tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh

hadiah yang diberikan untuk gambar terbaik mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat

menggambar.

1.2.1.3 Saingan / Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik

persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak

dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga

sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

1.2.1.4 Ego-involment

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah-satu

bentuk motivasi yang sangat penting. Seseorang akan berusaha

dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan

menjaga harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para

siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

1.2.1.5 Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan

ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu

sering (misalnya setiap hari) karrena bisa membosankan dan

bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka

maksudnya, kalau akan ada ulangan harus diberitahukan kepada

siswanya.

9

1.2.1.6 Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin

mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada

motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan

hasilnya terus meningkat.

1.2.1.7 Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian

ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini

merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian

yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan

harga diri.

1.2.1.8 Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh

karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian

hukuman.

1.2.1.9 Hasrat Untuk Belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan

segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar

berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

1.2.1.10 Minat

Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat

hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat

merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan

10

berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini

antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara pertama

Membangkitkan adanya suatu kebutuhan kedua Menghubungkan

dengan persoalan pengalaman yang lampau ketiga Memberikan

kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik keempat

Menggunakan berbagai macam bentuk belajar.

1.2.1.11 Tujuan Yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa,

akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan

memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna

dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. 8

Disamping bentuk-bentuk motivasi sebagimana diuraikan, barang

tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang

penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat

dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang

bermakna. Mungkin pada mulanya, karena ada sesuatu (bentuk motivasi)

siswa itu rajin belajar, tetapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap

rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna,

sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar.

Dari beberapa bentuk / cara memotivasi siswa dalam proses

kegiatan belajar mengajar dapat penulis spesifikasikan lagi khusus untuk

memotivasi siswa agar berani bertanya dapat dilakukan dengan cara-cara

sebagai berì¥Â�7?? ���ø�¿������0�������� …��

8 Ibid., hlm.90-93 9 Ad. Rooijakkers, Op. cit., hlm.40-41

11

�bjbjU�U�������������������

���0°��7|��7|��„o��j

�������������� � � � � � � ������ �ÿÿ ���������ÿÿ

���������� �ÿÿ �����������������l�����D���

����D���D���è���,��� ��� �Ì ������ �Ì ������ �Ì

�������� � � � � �� �à ������d�������d�������d�

��8��� �œ ��4�ì¥Â�7 ��� �ø ¿������0��������

…��

12

�bjbjU�U�������������������

���0°��7|��7|��„o��j

�������������������������� �ÿÿ ���������ÿÿ

���������� �ÿÿ �����������������l�����D���

����D���D���è���,��� ��� �Ì ������ �Ì ������ �Ì

�������������� �à ������d�������d�������d�

��8��� �œ ��4�i itu pengajar harus berusaha, agar setiap pertanyaan

yang diajukan oleh siswa dapat didengar dan dimengerti isinya oleh setiap

siswa.

Memuji atau menghargai setiap pertanyaan yang baik. Cara ini

akan merangsang siswa untuk berpikir dan pengajar perlu melakukan hal

seperti itu. Kadang-kadang pengajar memberi tanggapan negatif terhadap

pertanyaan seorang siswa. Tetapi hal demikian tidak perlu terjadi, karena

pertanyaan yang memang baik pasti tidak akan merusak mutu pelajaran.

Dan hal terpenting adalah pengajar hendaknya dapat menilai suatu

pertanyaan secara tepat. Bahkan pertanyaan siswa yang kurang begitu

cerdas sekalipun berhak memperoleh jawaban yang wajar, serta yang

dapat merangsangnya untuk berpikir lebih jauh. Ini jelas tidak akan terjadi

kalau pengajar justru menolaknya dan mengatakan betapa bodohnya

pertanyaan itu.

Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa

sedemikian rupa, sehingga seluruh pendengar dapat mendengar dan

mengerti. Hendaknya selalu dihindari terjadinya kontak semacam

percakapan pribadi. Pengajar harus memanfaatkan jawaban yang ia

berikan.

Kalau pertanyaan telah selesai dijawab, pelajaran dapat

dilanjutkan. Perlu dijelaskan disitu uraian telah pada pokok masalah mana,

sehingga jalannya pelajaran tidak terputus. 10

1.2.2 Menggunakan Metode Tanya Jawab

10 Ibid., hlm.40-41

13

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

petanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa tetapi

dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua

dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik dilingkungan

keluarga, masyarakat maupun sekolah.11

Penggunaan teknik tanya jawab biasanya untuk maksud-maksud

yang diperlukan untuk menyimpulkan atau mengihtisarkan pelajaran yang

dengan dibantu tanya jawab siswa akan tersusun jalan pemikirannya

sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat. Tanya jawab akan

membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta

mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan

pengalamannya, sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.12

Dengan tanya jawab guru bisa mengetahui juga apakah siswa

mendengarkan dengan baik, misalnya dengan menanyakan judul ceramah

itu? Apakah siswa dapat memahami proses demonstrasi itu? Dapatkah

mereka melakukan demonstrasi itu sendiri? Apakah siswa dapat mengerti

apa yang sedang dieksperimenkan? Kemudian apa dan bagaimana hasil

eksperimen itu? Hal-hal tersebut bisa diungkapkan dengan tanya jawab.

Dari jawaban siswa guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada

pelajaran yang sedang diberikan. 13

Tetapi teknik tanyajawab tidak biasa digunakan, atau kurang

mengenai sasaran bila guru akan mengungkap maksud seperti : 14 pertama

Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan siswa, sebab pertanyaan yang

diajukan sebagai pelaksanaan teknik tanya jawab tidak pernah bermaksud

untukmenguji atau mengevaluasi siswa. Mungkin juga dengan tanya jawab

itu guru bermaksud untuk menghubungkan pelajaran lama dengan yang

baru, atau menggunakan tanya jawab untuk situasi dan masalah baru.

11 Syaiful Bakhri Djamaroh dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet.ke-2, hlm.106

12 Rustiyah, NK., Loc. Cit., hlm.130 13 Ibid. 14 Ibid., hlm.131

14

Kedua Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar /

salah, pertanyaan semacam itu kurang pada tempatnya bila ditampilkan

pada siswa. Karena jawabannya tidak mendorong siswa untuk mengingat

atau memikirkan jawabannya kembali, tetapi sekedar menebak atau cukup

menduga- duga saja. Ketiga Bila pertanyaan itu tidak menghendaki

jawaban yang sederhana tetapi kompleks dan jawaban sangat dibatasi,

mengakibatkan pikiran siswa tidak berkembang. Pada hal seharusnya bila

pertanyaan itu menghendaki jawaban lebih dari satu, maka wajarlah bila

guru memberi kesempatan pada siswa untuk memberikan jawaban

sebanyak- banyaknya tanpa dibatasi. Maka bila masalah itu sangat

kompleks, hendaknya jangan menggunakan teknik tanya jawab, tetapi

lebih baik bila diskusi saja. Keempat Pertanyaan yang baik bila ditujukan

pada seluruh kelas, baru ditunjuk seseorang, atau menunggu sampai ada

yang menunjukan jariuntuk menjawabnya. Jadi tidak selayaknya bila

pertanyaan itu selalu ditujukan pada siswa tertentu saja, sehingga yang itu-

itu juga yang menjawab. padahal hak dan kewajiban setiap siswa itu

sama.baahkan guru perlu menggugah bagi siswa yang pemalu atau

pendiam. Anak semacam itu perlu didorong dimotifasi sehingga berani

menjawab dan bertanya, yang pandai dan berani menjawab dengan benar

perlu agak dikendalikan untuk memberikesempatan pada yang lain.

Memang dalam pelaksanaannya teknik ini ada keunggulannya

seperti kelas akan lebih hidup, karena sambutan kelas lebih baik siswa

tidak hanya mendengarkan ceramah saja. Dengan tanya jawab partisipasi

siswa lebih besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan

baik dan mencoba untuk memberikan jawaban yang tepat, sehingga anak

menerima pelajaran dengan aktif berpikir, tidak pasif mendengarkan saja.

1.2.2.1 Kelebihan Metode Tanya Jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,

sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk

kembali tegar dan hilang kantuknya.

15

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya

pikir, termasuk daya ingatan

3) Mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam

menjawab dan mengemukakan pendapat. 15

1.2.2.2 Kekurangan metode tanya jawab

1) Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong

siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak

tegang, melainkan akrab

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat

berfikir dan mudah dipahami siswa

3) Waktu yang sering banyak terbuang , terutama apabila siswa

tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang

4) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu

untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.16

1.2.2.3 Langkah-langkah dalam metode tanya jawab

1) Mula-mula guru menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan

materi yang sedang dibahas

2) Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu

3) Bila jawaban siswa kurang tepat, maka pertanyaan itu

dilemparkan kepada siswa lainnya

4) Bila tampak bahwa siswa itu cukup sukar mencari jawaban,

maka guru membantu mencari jawaban itu dengan

menunjukkan alat peraga yang relevan

5) Bantuan kepada proses berfikir siswa dapat pula berupa

contoh-contoh kongkret yang terdapat di masyarakat atau

lingkungan. Atau contoh dan alat peraga diberikan sekaligus

oleh guru yang bersangkutan

15 Syaiful Bakhri Djamaroh dan Aswan Zain, Op. Cit., hlm.107 16Ibid., hlm.107-108

16

6) Bila dengan bantuan alat in siswa-siswa juga belum dapat

menajawab dengan tepat, maka guru memberi kesempatan

kepada para siswa untuk bertanya jawab anatar mereka

7) Tanya jawab diatas seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab

segi tiga yaitu antara guru dengan siswa dan antara siswa

dengan siswa

8) Bila segala model tanya jawab itu menemui jalan buntu, dalam

arti tidak ada satupun siswa dapat menjawab pertanyaan itu

dengan benar, maka gurulah yang turun tangan menjawab

pertanyaan itu yang biasanya dilengkapi dengan penjelasan

yang cukup mendalam, agar para siswa benar-benar

memahaminya.17

2. Prestasi Belajar Fiqh

Prestasi belajar memiliki peran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan yaitu sebagai petunjuk atau penentu keberhasilan pelaksanaan

proses belajar mengajar dan masih banyak lagi fungsi yang lainnya.

2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi oleh Drs. Sudarsono dalam kamusnya yang berjudul

Kamus Filsafat dan Psikologi mengartikan prestasi sebagai “hasil yang

telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan”18. Sedangkan William Morris

menyebutkan dengan achievement. “Achievment is something that been

accomplished succesfully, especialy by mean of exertian, skill, practice or

perseverance”19

Artinya : Perolehan adalah suatu yang telah dicapai dengan sukses, khususnya dengan pengerahan tenaga, usaha, ketrampilan, latihan, dan ketekunan.

17 Made Pidarta, Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1990), hlm.52-53 18 Sudarsono, Kamus filsafat dan psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.206 19 William Moris, The Heritage Ilustrated Dictionary Of English Language Vol 1, (Boston:

Hougthon Mifflin Company, 1979), hlm. 11

17

Sedangkan belajar Menurut WS. Winkell adalah “suatu aktivitas

mental / psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungannya, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara

relatif, konstan dan berbekas.”20 Sedangkan Syekh Abdul Aziz dan Dr.

Abdul Aziz Madjid mendefinisikan bahwa :

������������������� �������������������������������� �!"�#$�%��&����'�(��!��)��*����+�,���-���������./��,�/��0��.������� �1�$�2������3 �-�/�4��!56

Artinya : “Sesungguhnya belajar adalah suatu perubahan pada akal siswa yang terjadi karena pengalaman terdahulu. Maka terjadi dalam pengalaman itu perubahan yang baru “.

Jadi prestasi belajar menurut. Dra. Sutratina Tirtonegoro adalah

sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, yang ditentukan pada

tiap-tiap periode tertentu.22 Jadi menurut pendapat ini, yang dimaksud

prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka nilai dari guru”.23 Prestasi belajar yang dimaksud ialah hasil

yang dicapai dari aktivitas belajar siswa yang dilambangkan dalam bentuk

nilai.

Dalam pemaknaan menyeluruh prestasi belajar bukan hanya

merupakan hasil intelektual saja, melainkan harus meliputi tiga aspek yang

20 WS. Winkell, Psikologi pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1983), hlm. 36. 21 Syekh Abdul Aziz dan Dr.�Abdul Aziz Madjid, At Tarbiyah Wat Turuqut Tadris, Juz II,

(Makkah: Darul Maarif, t.th.), hlm. 167 22 Sutratina Tirtonegoro, Anak Super Moral dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT.

Bina Aksara, 1984), hlm.43 23 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 700

18

dimiliki siswa yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik.24 W.S. Winkell berpendapat bahwa prestasi belajar adalah

“hasil belajar yang nampak pada tingkah laku siswa sebagai akibat dari

belajarnya”25 Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang diinginkan ada

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi siswa dalam belajar dan guru

dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Hal ini dapat terlaksana

apabila aspek yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Berangkat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat di ambil

kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah “hasil yang telah dicapai oleh

peserta didik setelah melakukan suatu latihan atau praktek tertentu, baik

hasil itu berupa angka, huruf maupun tindakan”.

2.2 Fiqih

Secara bahasa, fikih berarti paham, dalam arti pengertian atau

pemahaman yang mendalam yang menghendaki pengerahan potensi akal.

Para ulama Ushul Fiqh mendefinisikan fikih sebagai mengetahui hukum-

hukum Islam (syara’) yang bersifat amali (amalan) melalui dalil-dalilnya

yang terperinci. Sedang para ulama fikih mendefinisikan fikih sebagai

sekumpulan hukum amaliah (yang sifatnya akan diamalkan) yang

disyari’atkan dalam Islam.26

Pengertian fikih secara bahasa yang berarti paham antara lain dapat

di lihat pada surat Hud ayat 91

��$78�����9�!$:������;�����:!�������<��=���"���$�>�?��.����@!A�B!"!8�1$�?�C ����D$�,������$!EFGG��H���I���J� 27�

24 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1995), hlm.49 25 WS. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1986),

hlm. 161 26 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid II (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1997), hlm.8 27 Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’an, al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang:

PT. Karya Thoha Putra, t.th.), hlm.440

19

Artinya : “mereka: Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kami katakan itu …” (QS. Hud : 91).

Adapun menurut beberapa ahli definisi dari fiqih adalah sebagai

berikut:

�$�2�"�,��!K�������!��� ���)���L����M!$N�O!P���� !�����?�B�"8�����<H$�2���0�Q��R�5S�

Artinya: Fiqih ialah Pengetahuan tentang hukum-hukum syari'at yang dihasilkan dengan cara ijtihad.

�T���N������ �����>������� ���)���L����M!$N�O!P�$�#��������!�����B�"8�����<C�����U�8���!��$�2�����H!�����?���� 5V�

Artinya: "Fiqih ialah Pengetahuan tentang Hukum-Hukum Syari'at dari dalil -dalil yang rinci

H$�2���0�Q��R�$�2�"�,��!K�������!��� ���)���L����M!$N�O!P���� !�����?�B�"8�����<WX�

Artinya: fiqih ialah Pengetahuan tentang hukum-hukum syari'at yang dihasilkan dengan cara ijtihad.

Dari ketiga pengertian tersbut diatas dapat disimpulkan bahwa

fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syari'at yang dihasilkan

dari dalil-dalil yang rinci dengan cara ijtihad.

Objek bahasan ilmu fikih yaitu setiap perbuatan mukallaf (orang

dewasa yang wajib menjalankan hukum agama), yang terhadap

perbuatannya itu ditentukan hukum apa yang harus dikenakan. Misalnya

jual beli yang dilakukannya, shalat, puasa dan pencurian yang

dilakukannya dan lain sebagainya.

Dalam tulisan ini yang di maksud dengan fikih adalah merupakan

salah satu bidang study (mata pelajaran) dari sekian banyak mata pelajaran

yang ada di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama 05

Kaliwungu Kendal.

28 Jalal al-Dien al Mahali, Syarah Warokot, (Semarang:Dar al-Ihya, t.th.) Hlm.2 29�Tajuddin Abdul Wahab Ibnu Subuky, Matn Jam'ul Jawami' Juz I, (Beirut: Dar al Fikri,

t.th), hlm.42 30�Syarofuddin Yahya al-Imrithi, Lathoiful Isyaroh, (Semarang: Thoha Putra, t.th.) Hlm.8�

20

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dalam diri (faktor

internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Adapun prestasi belajar

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang berupa

angka-angka (kuantitatis) yaitu nilai akhir dari siswa setelah melalui

beberapa test baik secara tertulis ataupun tidak tertulis.

1. Pengertian Test

Test adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan

obyektif untuk memperoleh data atau keterangan-keterangan yang

diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat

dan cepat.31

Selanjutnya didalam bukunya: Teknik-teknik Evaluasi,

Muchtar Bukhori mengatakan test adalah suatu percobaan yang

diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasl-hasil pelajaran

tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. 32

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa test

adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

2. Macam-macam Test

a) Test Diagnostik

Test diagnostik adalah test yang digunakan untuk

mengetahui kelemahan – kelemahan siswa sehingga berdasarkan

kelemahan – kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian

perlakuan yang tepat. Dengan mengingat bahwa sekolah sebagai

sebuah transformasi.

31 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

Ceti.III, hlm. 32 32 Ibid.

21

b) Test formatif

Dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif

maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program

tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini test formatif dapat juga

dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Evaluasi

formatif diberikan pada akhir setiap program pengajaran. Tes ini

merupakan post test atau akir proses.

c) Test Sumatif

Test sumatif adalah test yang diberikan setelah berakhirnya

pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih

besar. Dalam pengalaman di sekolah, test formatif dapat

dilaksanakan dengan ulangan harian, sedangkan test sumatif ini

dilaksanakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan

pada tiap akhir catur wulan atau akhir semester.

Dari beberapa bentuk test tersebut bentuk presentase penilainnya

hasil ctur wulan atau semester adalah sebagai berikut:

NA = 10

532 UMH ++

KETERANGAN:

T : Nilai harian

M : Nilai MID

U : Nilai ulangan semester akhir33

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Dalam pembahasan ini akan di deskripsikan tentang hubungan antara

permasalahan yang penulis teliti dengan kerangka teoretik yang penulis pakai

serta hubungannya dengan peneliti terdahulu yang relevan.

33 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm.278

22

Dari penelitian yang dilakukan oleh Sukasmo guru bidang studi

Matematika di MTs Negeri Kendal tentang keberanian bertanya yang berupa

Action Research menunjukkan hasil bahwa keberanian bertanya mempunyai

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar. Jadi dalam penelitian ini

menyimpulkan bahwa senakin sering siswa bertanya maka semakin bagus

pula prestasi belajarnya.

Dalam bukunya Bapak Muhibin Syah yang berjudul Psikologi Belajar

diterangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai

berikut Pertama Faktor internal (fakktor dalam siswa), yakni keadaan kondisi

jasmani dan rohani siswa Kedua Faktor eksternal (faktor dari luar siswa),

yakni kondisi lingkungan disekitar siswa Ketiga Faktor pendekatan belajar

(approach to learning), yakni jenis belajar yang meliputi strategi dan metode

yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi

pelajaran.34

Dari skripsi saudara Muchammad Abdul Kodir NIM 387171 Fakultas

Tarbiyyah yang berjdul Studi Tentang Metode Pengajaran al-Qur’an

Terhadap Prestasi Belajar Bca Tulis al-Qur’an Di Taman Pendidikan

Raudlatul Falah Kaliwungu Kendal dijelaskan bahwa salah satu dari faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar adalah metode pengajaran

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar sangat kompleks dan bukan hanya dari satu

faktor tetapi merupakan hasil dari beberapa faktor yang antara satu dengan

yang lain mempunyai pengaruh masing-masing terhadap prestasi belajar.

C. Pengajuan Hipotesis

1. Kerangka Berfikir

Dalam pendidikan formal, pentingnya mengetahui prestasi belajar

tidaklah diragukan lagi. Sebagaimana diketahui, proses pendidikan formal

ialah suatu proses yang komplek ì¥Â�7

��� �ø ¿������0�������� …��

34 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 130

23

�bjbjU�U�������������������

���0°��7|��7|��„o��j

�������������������������� �ÿÿ ���������ÿ

�ÿ ��������� �ÿÿ �����������������l�����D��

�����D���D���è���,��� ��� �Ì ������ �Ì ������

�Ì �������������� �à ������d�������d�������

d���8��� �œ ��4�ì¥Â�7

��� �ø ¿������0�������� …��

24

25

��� ���0°��7|��7|��„o��j

�������������������������� �ÿÿ ���������ÿ

�ÿ ��������� �ÿÿ �����������������l�����D��

�����D���D���è���,��� ��� �Ì ������ �Ì ������

�Ì �������������� �à ������d�������d�������

����d�������d���8��� �œ ��4�mempengaruhi

prestasi belajar sebagai berikut pertama Faktor internal (fakktor dalam

siswa), yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani siswa kedua Faktor

eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar

siswa ketiga Faktor pendekatan belajar (approach to lerarning), yakni

jenis belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.35

Ketiga faktor diatas saling berkaitan satu dengan lainnya. Karena

faktor-faktor tersebut yang memunculkan siswa untuk memliki prestasi

belajar tinggi atau sebaliknya. Jika ketiga faktor tersebut dapat berjalan

seimbang maka siswa aka berhasil dalam belajarnya.

Faktor interal merupakan salah satu dari ketiga faktor tersebut,

banyak aspek yang mempengaruhinya seperti : aspek fisiologis,

psikologis, tingkat kecerdasan / inteligensi, sikap, bakat, minat dan

motivasi siswa.

Salah satu dari aspek tersebut adalah motivasi siswa. Disini

motivasi diartikan sebagai kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu.36 Kaitannya dengan siswa yaitu terdorong

untuk rajin belajar, bertanya, mengerjakan tugas, menghormati guru dan

lain sebagainya.

Dalam lapangan ada fenomena yang muncul yaitu siswa yang rajin

bertanya memiliki prestasi belajar yang bagus jika dibandingkan dengan

35 Muhibin Syah, Ibid., hlm. 130 36 Noehi Nasution, dkk., Psikologi Pendidikan (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam, 1991) hlm. 9

26

siswa yang tidak pernah bertanya, maka dapat disimpulkan bahwa

keberanian bertanya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.37

Sehubungan dengan pendapat tersebut diatas, maka hipotesis adalah

Kesimpulan yang belum final masih harus dibuktikan kebenarannya. 38

Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah bahwa ada korelasi

positif antara keberanian bertanya dengan prestasi belajar. Jadi semakin

sering siswa bertanya maka semakin baik prestasi belajarnya.

37 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002) hlm. 67. 38 Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung :Tarsito, 1972), Hal. 58.