bab i_ga
DESCRIPTION
general anestesiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Kata anestesia diperkenalkan oleh Oliver Wendell Holmes yang
menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara, karena pemberian
obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. Analgesia ialah
pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
pasien. Anestesiologi ialah ilmu kedokteran yang pada awalnya berprofesi
menghilangkan nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama dan sesudah
pembedahan.1
Anestesi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan
yang meliputi pemberian anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup dasar, pengobatan intensif
pasien gawat, terapi inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun.1
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu anestesi lokal, yaitu suatu
tindakan menghilangkan nyeri lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan
anestesi umum, yaitu keadaan ketidaksadaran yang reversible yang disebabkan
oleh zat anestesi, disertai hilangnya sensasi sakit pada seluruh tubuh. Sebagian
besar operasi ( 70-75 %) dilakukan dengan anestesi umum, lainnya dengan
anestesi lokal / regional.1
Dalam penatalaksanaan anestesi pada suatu operasi terdapat beberapa
tahap yang harus dilaksanakan yaitu tahap pra anestesi, tahap penatalaksanaan
anestesi dan pemeliharaan, serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi.
Tahap pra anestesi merupakan tahap persiapan yang sangat menentukan
keberhasilan suatu anestesi. Hal yang penting dalam tahap ini adalah menyiapkan
pasien, yang meliputi riwayat penyakit pasien, keadaan umum pasien, dan mental
pasien; menyiapkan teknik, obat-obat, dan macam anestesi yang digunakan;
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang timbul pada waktu pelaksanaan
anestesi dan komplikasi yang timbul pasca anestesi.1,2
Tahap pelaksanaan anestesi meliputi premedikasi, induksi, dan
pemeliharaan. Obat-obat yang diberikan dapat berupa obat inhalasi atau intravena,
sampai stadium anestesi dikehendaki. Perlunya pemantauan pada tahap ini yaitu
1
2
pernafasan, sirkulasi, dan kedalaman anestesi, dilakukan secara berkala dan terus-
menerus untuk menghindari penyulit atau komplikasi yang dapat terjadi. Pada
tahap pemulihan, pengawasan ketat masih harus dilakukan, sampai penderita
benar-benar pulih dan cukup stabil untuk dipindah ke bangsal.1,2