bab ifrf

8
BAB I PENDAHULUAN A. Profil Proses Pembelajaran di kelas Program Pemantapan Profesi Keguruan atau yang sering di singkat menjadi P2K berlokasi di SMA Negeri 14 Bulukumba, desa Salassae kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Menempatkan penulis sebagai peneliti dimana meninjau pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dimana kelas yang dipilih di sini adalah kelas yang benar – benar siswanya adalah heterogen. Agar apa yang akan diteliti jelas terlihat perubahan yang terjadi. Kelas yang dipilih adalah kelas X 3 , kelas ini merupakan salah satu kelas yang termasuk heterogen dari beberapa kelas di sekolah tersebut. Keadaan siswanya sangat bervariasi, ada yang memang pintar dalam hal matematika atau menguasai pelajaran matematika, ada juga yang sedang atau biasa – biasa saja, ada juga

Upload: dewi-nurhayati

Post on 03-Jan-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vvvvvvvvvvvvvvvvvgf

TRANSCRIPT

Page 1: BAB Ifrf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Profil Proses Pembelajaran di kelas

Program Pemantapan Profesi Keguruan atau yang sering di singkat

menjadi P2K berlokasi di SMA Negeri 14 Bulukumba, desa Salassae

kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Menempatkan penulis sebagai

peneliti dimana meninjau pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dimana

kelas yang dipilih di sini adalah kelas yang benar – benar siswanya adalah

heterogen. Agar apa yang akan diteliti jelas terlihat perubahan yang terjadi.

Kelas yang dipilih adalah kelas X3, kelas ini merupakan salah satu kelas yang

termasuk heterogen dari beberapa kelas di sekolah tersebut. Keadaan siswanya

sangat bervariasi, ada yang memang pintar dalam hal matematika atau

menguasai pelajaran matematika, ada juga yang sedang atau biasa – biasa saja,

ada juga yang sama sekali tidak suka atau memang tidak senang dalam belajar

matematika. Informasi tersebut di peroleh dari hasil observasi yang dilakukan.

Dalam kelas tersebut siswanya berjumlah 25 orang yang terdiri dari 11

siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dalam proses belajar mengajar yang

dilakukan, dipilih sebuah model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan

situasi dan kondisi para siswanya. Sebelumnya menurut guru matematika di

sekolah tersebut hanya menggunakan satu model pembelajaran saja. Yakni

model pembelajaran secara langsung. Model pembelajaran macam ini di

anggap sudah biasa dan diperlukan suatu model yang lebih sesuai dan

Page 2: BAB Ifrf

merupakan hal baru bagi guru dan siswa – siswanya. Model pembelajaran

yang berusaha diterapkan adalah model pembelajaran Kooperatif dengan Tipe

Numbered Head Together (NHT).

Proses pembelajaran berlangsung dengan mengutamakan pemberian

tindakan secara langsung kepada peserta didik. Sesuai dengan penelitian yang

akan dilaksanakan yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pemberian

perlakuan langsung dalam bentuk tindakan ini, diharapkan dapat lebih

meningkatkan motivasi belajar siswa, aktifitas siswa, kreatifitas siswa, terlebih

dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang selama ini dianggap masih

kurang. Dengan demikian, maka peneliti menganggap perlu adanya suatu

metode atau model pembelajaran yang diberikan dalam bentuk sebuah

tindakan. Agar pembelajaran dalam kelas juga tidak berlangsung secara

menoton dan terjadi hanya satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Tapi lebih dari

itu, peneliti berharap dengan penerapan model pembelajaran ini, maka

diharapkan terjadi komunikasi dua arah antara guru ke siswa dan siswa ke

guru.

Dalam pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 3 sampai 5 orang, siswa

diajak untuk lebih kreatif, inovatif dan memiliki rasa kebersamaan yang kuat

dalam tim masing – masing. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan ada

beberapa aspek yang diperhatikan disini, yakni, minat siswa, perhatian siswa,

partisipasi siswa, serta presentasi siswa di kelas. Proses pembelajaran di kelas

berlangsung dalam bentuk siklus. Ada beberapa kegiatan yang perlu

Page 3: BAB Ifrf

diperhatikan seorang guru dalam proses belajar mengajar yakni, Apersepsi,

Penjelasan materi, Penjelasan metode Kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT), teknik pembagian kelompok, pengelolaan kegiatan diskusi,

pemberian pertanyaan atau kuis, kemampuan melakukan evaluasi,

memberikan penghargaan individu dan kelompok, menentukan nilai individu

dan kelompok menyimpulkan materi pembelajaran dan menutup

pembelajaran.

Melalui model pembelajaran inilah, diharapkan hasil belajar siswa

semakin meningkat. Oleh karena itu, maka peneliti merasa perlu

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) ini pada siswa kelas X3. karena dengan melihat kondisi pembelajaran

sebelumnya, serta melihat keadaan siswa di kelas tersebut sangat heterogen.

B. Profil Hasil Pembelajaran di Kelas

Setelah melihat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas selama

siklus pertama berjalan, terlihat bahwa hasil pembelajaran siswa meningkat.

Ini terlihat dari hasil pemberian tugas kepada siswa dalam bentuk kuis. Juga

telah tergambar dari hasil ujian akhir siklus yang telah dilaksanakan, setiap

siswa mengalami peningkatan masing – masing. (Dapat dilihat di lampiran

lembar observasi Perbandingan rata – rata hasil belajar siswa antara

Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan tanpa

tipe model tersebut).

Page 4: BAB Ifrf

Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajara

Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) hasil belajar siswa

mengalami kemajuan. termasuk minat, perhatian, partisipasi, dan juga

presentasi siswa di kelas mengalami kemajuan. Guru pembimbing pun berkata

demikian bahwa, minat siswa lebih terpacu, perhatiannya juga lebih fokus,

serta partisipasi masing – masing siswa lebih banyak, siswa pun tidak

tanggung – tanggung untuk tampil depan kelas dalam mempresentasikan apa

yang telah mereka pelajari.

Sejauh yang dilaksanakan dalam siklus ini, telah memberikan perubahan

sikap siswa ke arah yang baik. Hasil belajar yang di perlihatkan siswa telah

membuktikan bahwa model pembelajaran ini cocok digunakan dalam kelas

X3. Mengingat bahwa untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa yang

lebih konkrit maka tidak hanya diperlukan perlakuan dalam satu siklus saja,

tetapi ada siklus berikutnya yang bisa menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran ini valid dan memang sesuai untuk digunakan di kelas tersebut,

maka diharapkan pada siklus kedua tersebut hasil belajar siswa lebih

meningkat lagi dari siklus pertama.

C. Rumusan Masalah berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil

belajar

Berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil belajar, maka di

rumuskanlah suatu masalah yakni: “Apakah dengan penggunaan model

pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat

Page 5: BAB Ifrf

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 SMA NEGERI 14

BULUKUMBA.”?

D. Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah

Bentuk tindakan yang dilakukan dalam memecahkan masalah sesuai

dengan masalah yang ada dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT). Dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperative tipe ini, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X3 .

E. Argumentasi logis pilihan tindakan

Argumentasi logis dari pemilihan tindakan ini adalah “Jika menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT),

maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 SMA Negeri 14

Bulukumba”.

F. Tujuan

Mengacu pada permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Untuk meningkatkan hasil

belajar siswa X3 dengan penggunaan model pembelajaran Kooperative tipe

Numbered Head Together (NHT).”