bab i sampai bab v_36
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKLM
Sejak tahun 2005, IAIN Sunan Gunung Djati Bandung secara resmi telah
berubah status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Sebagai konsekuensi
perubahan ini, maka Uin Sunan Gunung Djati Bandung telah menyelaraskan
orientasi penyelenggaraan program pendidikannya dari yang semula hanya
menyelenggarakan pendidikan bidang keagamaan menjadi institut pendidikan
tinggi yang juga menyelenggarakan pendidikan umum. Sejalan dengan hal ini,
maka UIN SGD Bandung terus menerus berbenah diri agar mampu menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang tidak saja dapat mengisi kebutuhan tenaga
pada bidang keagamaan, tetapi mampu memberikan kontribusi terhadap bidang
lain seperti ekonomi dan manjemen.
Salah satu wujud komitmen Uin SGD bandung untuk memberikan
kontribusi dalam pembangunan sumber daya manusia di bidang ekonomi dan
manjemen adalah dengan membuka program Studi (Prodi) manajemen sebagai
cikal bakal akan dibukanya Fakultas Sosial dan Ekonomi. Agar menghasilkan
lulusan yang berkualitas maka kurikulum prodi manajemen disusun dan
dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan perubahan lingkungan serta
tuntutan dan dinamika yangterjadi dalam dunia ekonomi, manajemen, dan
bisnis.
Program Praktik Kerja Lapangan Manajemen (PKLM) Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung adalah bagian dari kurikulum, program
PKLM dilakukan melalui proses sismetik berkaitan dengan aplikasi teori-teori
manajemen yang didapatkan di perguruan Tinggi dengan nilai-nilai yang berlaku
dilapangan hingga menemukan keselarasan antara teori dan praktek. Maksud
program Kuliah Kerja Lapangan Manajemen adalah untuk (1) Meningkatkan
1
kompetensi dalam manajemen; (2) meningkatkan relevansi program studi
dengan dunia kerja; dan (3) membangu jejaring kmitraan dengan stakeholder
jurusan manajemen.
B. Landasan Penyelenggaraan
Landasan penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan Manajemen (PKLM)
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan presiden No. 57 Tahun 2005 tentang Perubahan IAIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
4. Keputusan Mentri Agama Nomor 06 Tahun 2006 tentang organisasi dan
tata kerja Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
5. Keputusan Rektor UIN SGD Bandung No. 03 Tahun 2005 tentang
Pedoman Akademik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
6. Keputusan Rektor UIN SGD Bandung No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Kurikulum UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
C. Tujuan
Program Praktek Kerja Lapangan Manajemen (PKLM) dimaksukan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa dalam bidang
manajemen, atas dasar;
1. Partnership dengan tujuan lembaga pendidikan dan lembaga / perusahaan
memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencerdaskan dan membekali anak
bangsa sebagai generasi penerus.
2. Learning process yang saling menguntungkan antara mahasiswa dengan
lembaga / perusahaan.
3. Sinergitas kalitas lulusan dengan memanfaatkan pengalaman keberhasilan
masing-masing.
2
4. Enrichment (memperkaya) baik secara personal maupun organisasi,
sehingga kedua belah pihak saling mendukung dan saling memperkuat jejaring
kelembagan.
D. Status PKLM
Praktek Kerja Lapangan Manajemen (PKLM) merupakan kegiatan
kurikulum yang mengikat secara akademik dan merupakan salah satu syarat bagi
mahasiswa untuk mengikuti ujian komprehenshif dan sidang munaqosah.
E. Tahapan Kegiatan
1. Tahap Pembekalan
a. Surat menyurat yang ditujukkan kepada perusahaan yang dituju (Dana
Pensiun POS Indonesia).
b. Menunggu konfirmasi keterangan penerimaan observasi dari
perusahaan.
c. Mengatur jadwal observasi
2. Tahap Pelaksanaan
Mendatangi perusahaan DAPEN Pos Indonesia Bandung kemudian
bertemu dengan asisten manajer (Ibu Dewi) untuk mengarahkan dalam
pelaksanan PKLM di perusahaan DANA PENSIUN POS INDONESIA yang
bertempat di kantor gedung Wahana Bakti POS Lt.6 Blok. A Jl. Banda No.
30 yang di mulai dari tanggal 18 Juli s/d 19 Agustus 2011.
3. Pelaporan
Untuk pelaporan hasil pelaksanaa Praktek Kerja Lapangan Manajemen
di laksanakan pada bulan November 2011.
F. Tahapan Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan Manajemen (PKLM) dilaksanakan dimulai dari
tanggal 18 Juli s/d 19 Agustus 2011, dimana penjelasan pelaksanaan Praktik
3
Kerja Lapangan Manajemen (PKLM) sehari-hari terlampir pada lembar
evaluasi Praktik Kerja Lapangan Manajemen (PKLM).
G. Penyelenggaraan Kegiatan
a. Tempat Kegiatan
Tempat kegiatan Praktek Kerja Lapangan Manajemen (PKLM) UIN
Sunan Gunung Djati Bandung diselenggarakan di lembaga / perusahaan
yang telah memiliki badan hukum diwilayah Jawa Barat yang telah
ditetapkan berdasarkan ajuan yang di ajukan oleh mahasiswa kepada
jurusan, yaitu di Dana Pensiun PT. Pos Indonesia (Persero).
b. Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan Praktik Kerja Lapangan Manajemen UIN Sunan Gunung Djati
Bandung di tetapkan berdasarkan kesepakatan waktu yang ditetapkan oleh
mahasiswa, perusahaan dan pembimbing pada kurun waktu bulan Juli-November
2011. Sedangkan tanggal efektif dimulainya Praktik Kerja Lapangan Manajemen
di Dana Pensiun PT. Pos Indonesia (Persero) dari tanggal 18 Juli s/d 19 Agustus
2011.
4
BAB II
KONDISI OBJEKTIF DANA PENSIUN PT. POS INDONESIA
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Dapenpos
Dana Pensiun Pos Indonesia yang semula berbentuk Yayasan Dana
Pensiun Pegawai Perum Pos dan Giro dengan persetujuan Menteri
Keuangan RI berdasarkan surat Nomor: S-721/KM.13/1998 tanggal 26
September 1988, kemudian disesuaikan dengan Undang-Undang Dana
Pensiun Nomor: 11 tahun 1992 dan Peraturan Pelaksanaannya, dengan
nama Dana Pensiun PT. Pos Indonesia (Persero) yang disahkan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
Kep-397/KMK.17/1998 tanggal 27 Juli 1998 dan dimuat pada Tambahan
Berita Negara RI tanggal 23 Oktober 1998 Nomor: 85. Kemudian berubah
nama menjadi Dana Pensiun Pos Indonesia yang disahkan Menteri
Keuangan dengan surat Nomor: KEP-113/KMK.17/2000 tanggal 3 April
2000 tentang Pengesahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos
Indonesia, dan telah dilakukan perubahan dan penyempurnaan dengan
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP-044/KM.5/2005 tanggal 18
Januari 2005 tentang Pengesahan atas Peraturan Dana Pensiun dari Dana
Pensiun Pos Indonesia.
5
B. Visi dan Misi
Visi Dapenpos adalah menjadi Dana Pensiun Pemberi Kerja yang
profesional serta mampu memberikan kepuasan dan nilai tambah bagi
Peserta, Pendiri, Karyawan Dapenpos dan Mitra Kerja.
Misi Dapenpos adalah:
Mengelola pembayaran Manfaat Pensiun berkala tepat waktu, tepat
jumlah dan tepat penerima.
Mengelola dana dengan pertumbuhan yang dinamis dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan Peserta dan meringankan kewajiban
Pendiri.
Turut serta membangun semangat kerja dan ikatan yang lestari
diantara Peserta.
C. Dewan Pengawas dan Pengurus Dapenpos (Periode Per 31 Desember
2010)
Dewan Pengawas :
1. Entis Sutisna sebagai Ketua
2. R. Sunarto Soediono sebagai Wakil Ketua
3. Endang Wahyudin sebagai Sekretaris
4. Sri Susilastuti sebagai Anggota
6
5. Budi Setiawan sebagai Anggota
6. Mamat Rahmat sebagai Anggota
7. Muhammad Sutarsa sebagai Staf Ahli
8. Aris Yusanto sebagai Staf Ahli
Pengurus :
1. Tubagus Rusbandi sebagai Direktur Utama
2. Lynna Herlyanna NP. sebagai Direktur Investasi
3. Andang Wijaya sebagai Direktur Keuangan
4. Mohammad Sabarudin sebagai Direktur Kepesertaan dan Umum
7
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dapenpos berdasarkan Keputusan Pengurus Dana
Pensiun Pos Indonesia Nomor: 14/SK/Dirut/0509 tanggal 1 Mei 2009
tentang Struktur Organisasi dan Role Statement Unit Kerja Dana Pensiun
Pos Indonesia.
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR INVESTASI
DIREKTUR KEPESERTAAN & UMUM
DIREKTUR KEUANGAN
MANAJER Keuangan dan
Anggaran
MANAJER Pengendalian
MANAJER Pasar Modal dan Pasar
MANAJER PLS dan Properti
MANAJER SDM & Umum
MANAJER Kepesertaan
ASISTEN MANAJER
ASISTEN MANAJER
ASISTEN MANAJER
ASISTEN
ASISTEN
ASISTEN
ASISTEN
ASISTEN
ASISTEN
8
BAGIAN 2
KEBIJAKAN UMUM
SISTEM PERENCANAAN DAN ANGGARAN
A. Sasaran Strategis
Sebagai salah satu kontribusi kepada Pendiri PT. Pos Indonesia
(Persero), sasaran strategis Dapenpos Tahun 2011 adalah mempercepat
pencapaian Rasio Kecukupan Dana (RKD) sehingga mencapai dana
terpenuhi (fully funded).
Penetapan sasaran strategis Dapenpos dilakukan melalui
pendekatan yang mengarah kepada kepentingan Pendiri dan Peserta
dengan tetap memperhatikan peran dan mempertahankan motivasi
seluruh pengelola Dapenpos.
B. Kebijakan Dapenpos
1. Bidang Investasi
Kebijakan Investasi senantiasa diarahkan pada pengelolaan
dana investasi yang memenuhi prinsip Good Pension Fund
Governance (GPFG), melalui sistem pengawasan yang berbasis risiko
dengan tetap berpedoman pada regulasi yang berlaku serta Arahan
Investasi yang ditetapkan Pendiri serta memperhatikan sasaran
strategis tercapainya rasio kecukupan dana fully funded.
Kebijakan dalam pengelolaan Unit Usaha sebagai salah satu
portofolio investasi Dapenpos, tetap menjadi prioritas yang diarahkan
pada kemandirian serta profesionalisme dalam mengelola kegiatan
bisnis sesuai kompetensi inti yang dimiliki, disertai penerapan prinsip
9
GCG, serta pertumbuhan bisnis yang signifikan, yang mampu
menghasilkan laba dan memberikan kontribusi yang optimal kepada
Dapenpos dari perolehan dividen.
2. Bidang Kepesertaan dan Umum
Diarahkan untuk meningkatkan kualitas layanan pada peserta
dan pembenahan berkelanjutan terhadap sistem informasi
kepesertaan sebagai upaya meminimalkan risiko di bidang
kepesertaan dengan menerapkan dukungan teknologi, sehingga
pelaksanaan pembayaran Manfaat Pensiun maupun hak-hak peserta
dapat dilaksanakan secara cepat, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat
sasaran.
Sejalan dengan kebijakan Departemen Keuangan untuk
mengimplementasikan sistem Pengawasan Dana Pensiun Berbasis
Risiko (Speris Sanberis), maka pengembangan organisasi Dapenpos
lebih diarahkan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi karyawan
melalui sistem pengendalian internal dalam mendukung kinerja
investasi yang optimal dan risiko minimal, serta penyempurnaan
standar prosedur operasional sesuai dengan perkembangan
kebutuhan Dapenpos.
Untuk mendukung terlaksananya kebijakan tersebut diperlukan
sumber daya manusia pengelola yang profesional serta memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan dan dibutuhkan Dapenpos.
Peningkatan kompetensi dan profesionalisme dilakukan secara
berkesinambungan dengan mengikut sertakan karyawan dalam
pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan pengelolaan Dana
Pensiun. Disamping itu, upaya peningkatan motivasi kerja dilakukan
melalui penyesuaian kesejahteraan maupun penerapan sistem reward
and punishment berbasis equal treatment.
10
3. Bidang Keuangan
Kebijakan sistem pengendalian internal yang sejalan dengan
penerapan Tata Kelola Dapenpos berbasis Good Pension Fund
Governance (GPFG) diarahkan pada pola pengawasan dan verifikasi
yang dapat menghindari terjadinya kekeliruan dan kerugian, serta
sistem pelaporan keuangan yang tepat waktu, cermat dan akurat
dengan tetap berpedoman pada Standard Operating Procedure (SOP)
yang berlaku.
Risk management terkait dengan aspek finansial harus melekat
pada masing-masing unit atau fungsi dimana setiap unit/fungsi harus
mampu mengukur dan menilai tingkat risiko dari setiap aktivitas yang
akan dilaksanakan serta memonitor dan mengevaluasi setiap hasil
pelaksanaannya.
C. Proses Penyusunan dan Penetapan RKA Tahun 2011
Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero),
Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia Nomor: KD 53/Dirut/1204 tanggal 6
Desember 2004 tentang Peraturan Dana Pensiun Pos Indonesia Pasal 12
ayat (7), menyatakan bahwa salah satu tugas dan kewajiban Pengurus
Dapenpos adalah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran yang
didalamnya memuat Rencana Investasi Tahunan. Rencana Kerja dan
Anggaran Dapenpos tahun 2011 disusun dengan berpedoman pada:
1. Undang-Undang Nomor: 11 tahun 1992 tanggal 20 April 1992
tentang Dana
Pensiun.
2. Peraturan Pemerintah Nomor: 76 tahun 1992 tanggal 30 November
1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja.
11
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 138/KMK.03/2002 tanggal 8
April 2002 tentang Perubahan Atas Jenis-jenis Harta Yang Termasuk
Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan
Penyusutan.
4. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 509/KMK.06/2002 tanggal
4 Desember 2002 tentang Laporan Keuangan Dana Pensiun.
5. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: 510/KMK.06/2002 tanggal
4 Desember 2002 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun
Pemberi Kerja, yang telah diubah berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 113/KMK.05/2005 tanggal 18 November 2005.
6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: KEP-044/KM.5/2005 tanggal
18 Januari 2005 tentang Pengesahan atas Peraturan Dana Pensiun
dari Dana Pensiun Pos Indonesia.
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 199/PMK.010/2008 tanggal 5
Desember 2008 tentang Investasi Dana Pensiun.
8. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: KEP-136/BL/2006 tanggal 21 Desember 2006
tentang Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun.
9. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: PER-08/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008 tentang
Perubahan Pertama Keputusan Direktur Jenderal Lembaga
Keuangan Nomor: KEP-2345/LK/2003 tahun 2003 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun.
10. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: PER-01/BL/2009 tanggal 15 Januari 2009 tentang
Dasar Penilaian Jenis-jenis Investasi Dana Pensiun.
11. Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: PER-01/BL/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang
Isi dan Susunan Laporan Investasi Tahunan Dana Pensiun.
12
12. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor: KEP-
2345/LK/2003 tanggal 14 April 2003 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Keuangan Dana Pensiun.
13. Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Pendiri Dana Pensiun
Pos Indonesia Nomor: KD 53/Dirut/1204 tanggal 6 Desember 2004
tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pos Indonesia.
14. Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Nomor: KD
46A/Dirut/0605 tanggal 27 Juni 2005 tentang Uraian Tugas dan
Prosedur Tetap Pekerjaan Pengurus Dana Pensiun Pos Indonesia.
15. Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Nomor: KD
73/Dirut/1207 tanggal 28 Desember 2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tata Kelola Dana Pensiun Pos Indonesia beserta
Pedoman Teknis yang ditetapkan Pengurus Dana Pensiun Pos
Indonesia sebagai bagian tidak terpisahkan dari Pedoman ini.
16. Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Pendiri Dana Pensiun
Pos Indonesia Nomor: KD.51/Dirut/0909 tanggal 7 September
2009 tentang Arahan Investasi Dana Pensiun Pos Indonesia.
17. Laporan Aktuaris PT. Gemma Mulia Inditama Valuasi per 31
Desember 2007.
13
BAGIAN 3
ARAHAN INVESTASI
A. Umum
Terhitung mulai tanggal 5 Desember 2008 telah dikeluarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 199/PMK.010/2008 tentang
Investasi Dana Pensiun dan Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero)
Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia Nomor: KD.51/Dirut/0909 tanggal 7
September 2009 tentang Arahan Investasi, sebagai penyesuaian terhadap
Peraturan Menteri Keuangan dimaksud. Dalam Keputusan Direksi PT. Pos
Indonesia (Persero) Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia Nomor:
KD.51/Dirut/0909 tanggal 7 September 2009 tentang Arahan Investasi
Dana Pensiun Pos Indonesia Pasal 3 ayat (1), disebutkan bahwa Pengurus
wajib menyusun rencana investasi tahunan yang memuat sekurang-
kurangnya:
1. Rencana komposisi jenis investasi
2. Perkiraan tingkat hasil investasi untuk masing-masing jenis investasi
3. Pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi
Rencana Investasi sebagaimana dimaksud butir 1 s.d 3 di atas
merupakan penjabaran Arahan Investasi serta penerapan prinsip
penyebaran risiko dan keputusan investasi yang objektif semata-mata
untuk kepentingan Peserta, Dana Pensiun dan Pemberi Kerja. Dalam
penyusunan/pengevaluasian Rencana Investasi Tahunan, Pengurus
berpedoman kepada Arahan Investasi dari Pendiri dengan fokus
perolehan hasil investasi yang optimal namun tetap memperhatikan
prinsip kehati-hatian. Surat Pengakuan Utang yang dimiliki Dana Pensiun
sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
14
199/PMK.010/2008 ini dapat diperhitungkan sebagai investasi sampai
dengan jatuh temponya.
B. Jenis Investasi
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 199/PMK.010/2008
menyatakan bahwa investasi kekayaan Dana Pensiun hanya dapat
ditempatkan pada jenis investasi sebagai berikut:
1. Surat Berharga Negara;
2. Tabungan pada Bank;
3. Deposito berjangka pada Bank;
4. Deposito on Call pada Bank;
5. Sertifikat Deposito pada Bank;
6. Sertifikat Bank Indonesia;
7. Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
8. Obligasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
9. Sukuk yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
10. Unit Penyertaan Reksa Dana dari:
a. Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa
Dana Campuran, dan Reksa Dana Saham;
b. Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan dan
Reksa Dana Indeks;
c. Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan
Terbatas;
d. Reksa Dana yang Unit Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa
Efek;
11. Efek Baragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset;
12. Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif;
15
13. Kontrak Opsi Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
14. Penempatan langsung pada saham;
15. Tanah di Indonesia; dan/atau
16. Bangunan di Indonesia.
C. Proporsi Kekayaan Untuk Setiap Jenis Investasi
1. Batas maksimum proporsi kekayaan untuk setiap jenis investasi
terhadap total investasi adalah sebagai berikut:
Jenis Investasi
Proporsi
PerMenKeu
199/PMK.010/20
08
Arahan
Investasi
(Maksimum)
1. Surat Berharga Negara 100% 75%
2. Tabungan 100% -
3. Deposito berjangka 100 % 100%
4. Deposito on call 100% 20%
5. Sertifikat deposito 100% 10%
6. Sertifikat Bank Indonesia 100% 20%
7. Saham yang tercatat di Bursa Efek 100% 20%
8. Obligasi yang tercatat di Bursa Efek 100% 75%
9. Sukuk yang tercatat di Bursa Efek 100% 75%
10. Unit Penyertaan Reksa Dana dari:
a. Reksa Dana Pasar Uang, Reksa
Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana
Campuran, dan Reksa Dana Saham
100% 20%
b. Reksa Dana Terproteksi, Reksa
Dana dengan Penjaminan dan Reksa
100% 20%
16
Dana Indeks
c. Reksa Dana Berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas
10% 10%
d. Reksa Dana yang Unit
Penyertaannya Diperdagangkan di Bursa
Efek
100% 20%
11. Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset
100% 20%
12. Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
100% 20%
13. Kontrak Opsi Saham yang tercatat di Bursa
Efek
10% 10%
14. Penempatan langsung pada saham 10 % 10 %
15. Tanah di Indonesia 15 % 10 %
16. Bangunan di Indonesia 15 % 10 %
17. Tanah dan Bangunan di Indonesia 15 % 10 %
D. Batasan Investasi
1. Investasi pada instrumen perbankan ditetapkan sebagai berikut:
a. Penempatan deposito berjangka, deposito on call dan sertifikat
deposito harus ditempatkan pada bank-bank yang benar-benar
sehat dan prudent. Bank yang bertalian memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti ketentuan CAMEL
yaitu kecukupan modal setor (CAR), Kualitas Aset (A), Kualitas
Manajemen/tata kelola prima (M), Ekuitas (E) dan Likuiditas (L).
17
b. Proporsi penempatan investasi deposito berjangka dan sertifikat
deposito pada bank adalah untuk Bank Pemerintah (BUMN/BUMD
yang berbentuk Perseroan Terbatas) minimum 35% (tiga puluh
lima perseratus) dan pada Bank Swasta maksimum 65% (enam
puluh lima perseratus) dari jumlah penempatan deposito.
c. Dalam hal tidak ada bank yang memenuhi syarat-syarat dimaksud,
Pengurus menempatkan depositonya pada bank-bank yang paling
mendekati persyaratan tersebut.
2. Investasi pada obligasi, sukuk dan Efek Beragun Aset dari Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset hanya dapat ditempatkan pada:
Obligasi, sukuk dan Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset yang memperoleh peringkat sekurang-kurangnya A
atau yang setara dari lembaga pemeringkat efek yang telah mendapat
izin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
3. Investasi pada Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset dan Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif hanya dapat ditempatkan pada:
Efek Beragun Aset dan Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang dilakukan melalui
penawaran umum sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
4. Investasi pada Kontrak Opsi Saham tidak dilakukan untuk tujuan
spekulasi dan hanya dapat ditempatkan pada:
18
a. Opsi jual (put option) dalam rangka lindung nilai atas investasi
yang telah dimiliki Dana Pensiun, yang dibuktikan dengan
dokumen strategi lindung nilai.
b. Dana Pensiun yang telah memiliki investasi pada saham yang
tercatat di Bursa Efek di Indonesia paling rendah 10% (sepuluh
perseratus) dari total investasi Dana Pensiun.
5. Investasi penempatan langsung pada saham hanya dapat dilakukan
pada:
a. Saham yang diterbitkan oleh badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia dan saham dimaksud tidak tercatat
di Bursa Efek di Indonesia maupun di luar negeri.
b. Dalam hal Dana Pensiun memiliki penempatan langsung pada
saham sebagaimana dimaksud di atas dan Dana Pensiun
merupakan pemegang saham terbesar atau memiliki paling
rendah 25% (dua puluh lima perseratus) saham dari perusahaan
dimaksud, Dana Pensiun harus:
1). Memiliki wakil pada anak perusahaan untuk memelihara dan
menjaga kepentingan Dana Pensiun selaku pemegang saham
berdasarkan perjanjian tertulis.
2). Memiliki hak untuk mendapatkan informasi keuangan dan
bisnis dari anak perusahaan secara berkala berdasarkan
perjanjian tertulis.
6. Investasi pada Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
Penyertaan Terbatas hanya dapat dilakukan oleh Dana Pensiun yang:
19
a. Memiliki total investasi paling sedikit Rp 200.000.000.000,00 (dua
ratus miliar rupiah); dan
b. Memiliki manajemen risiko yang memadai.
7. Investasi pada tanah dan/atau bangunan harus:
a. Dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas nama Dana Pensiun;
dan
b. Memberikan penghasilan kepada Dana Pensiun atau bertambah
nilainya karena pembangunan, penggunaan, dan/atau
pengelolaan oleh pihak lain yang dilakukan melalui transaksi yang
didasarkan pada harga pasar yang berlaku.
c. Transaksi sebagaimana dimaksud di atas harus didasarkan pada
perjanjian yang sah di hadapan notaris.
d. Penempatan pada tanah dan/atau bangunan tidak dapat
dilakukan pada tanah dan/ atau bangunan yang diagunkan, dalam
sengketa atau diblokir pihak lain.
8. Investasi pada Unit Penyertaan Reksa Dana berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas atau penempatan langsung
pada saham masing-masing dilarang melebihin 10% (sepuluh
perseratus) dari total investasi Dana Pensiun.
9. Investasi pada tanah dan/atau bangunan dilarang melebihi 15% (lima
belas perseratus) dari total investasi Dana Pensiun.
10. Seluruh investasi Dana Pensiun dapat ditempatkan pada Surat
Berharga Negara.
20
11. Jumlah seluruh investasi pada jenis investasi point 2 s.d 14 pada satu
Pihak dilarang melebihi 20% (dua puluh perseratus) dari total
investasi Dana Pensiun.
12. Investasi pada penempatan langsung pada saham pada satu Pihak
dilarang melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari total investasi Dana
Pensiun.
13. Jumlah seluruh investasi pada satu Pihak untuk Unit Penyertaan Reksa
Dana, Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun
Aset, dan/atau Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif adalah Unit Penyertaan Reksa Dana, Efek
Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
dan/atau Unit Penyertaan Dana Investasi Real Estat berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif yang dikelola oleh Manajer Investasi yang
sama.
14. Dana Pensiun yang berkedudukan di daerah yang tidak
memungkinkan dilakukannya penempatan kekayaan dalam bentuk
deposito berjangka, deposito on call dan sertifikat deposito dan di
dalam Arahan Investasi Dana Pensiun tersebut tidak ditetapkan jenis
investasi lain, dapat menempatkan kekayaan dalam bentuk-bentuk
investasi dimaksud pada setiap Bank di daerah tersebut melebihi
batas 20% (dua puluh perseratus) dari total investasi Dana Pensiun,
dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip penyebaran risiko.
15. Seluruh investasi Dana Pensiun yang ditempatkan pada:
21
a. Semua Pihak yang dalam tahun buku terakhir mengalami kerugian
atau mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban
keuangannya.
b. Penempatan langsung pada saham; dan
c. Tanah dan/atau bangunan;
dilarang melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari total investasi
Dana Pensiun.
16. Dana Pensiun dilarang melakukan transaksi derivatif atau memiliki
instrumen derivatif, kecuali:
a. Kontrak Opsi Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia.
b. Instrumen derivatif tersebut diperoleh Dana Pensiun sebagai
instrumen yang melekat pada saham atau obligasi yang tercatat di
Bursa Efek.
17. Dana Pensiun dapat menjual instrumen derivatif yang melekat pada
saham atau obligasi yang tercatat di Bursa Efek secara terpisah dari
saham atau obligasi yang bersangkutan.
18. Dalam hal terjadi penggabungan para Pihak tempat Dana Pensiun
melakukan investasi dan total investasi pada Pihak hasil
penggabungan tersebut menjadi lebih besar dari batas penempatan
pada satu Pihak, investasi Dana Pensiun pada Pihak hasil
penggabungan tersebut harus disesuaikan dengan ketentuan paling
lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penggabungan.
22
19. Dana Pensiun dilarang melakukan investasi baru pada Pihak hasil
penggabungan selama penyesuaian belum selesai dilakukan.
E. Sasaran Hasil Investasi
1. Nilai Hasil Investasi yang harus dicapai setiap tahun anggaran diukur
dengan tingkat hasil investasi terhadap rata-rata investasi (ROI) dan
tingkat hasil investasi terhadap rata-rata aktiva bersih (ROA).
2. Tingkat Hasil Investasi Return On Investment (ROI) setiap tahun yang
harus dicapai oleh Pengurus secara kuantitatif sekurang-kurangnya
10% (sepuluh perseratus) sedangkan untuk ROA ditetapkan
berdasarkan ketetapan dalam RKA.
3. Cara menghitung Tingkat Hasil Investasi (ROI) adalah pendapatan
investasi yang sudah terealisasi ditambah dengan pendapatan
investasi yang belum terealisasi dikurangi beban investasi dibagi nilai
wajar rata-rata investasi yang dihitung untuk periode laporan
berdasarkan nilai wajar awal investasi per bulan.
4. Cara menghitung Tingkat Hasil Investasi atas Aset (ROA) adalah
pendapatan investasi yang sudah terealisasi ditambah dengan
pendapatan investasi yang belum terealisasi dikurangi beban investasi
dibagi nilai rata-rata aktiva bersih yang dihitung untuk periode
laporan berdasarkan nilai rata-rata aktiva bersih semester pertama
dan aktiva bersih semester kedua.
BAB III
23
TINJAUAN TEORITIS
A. Dana Pensiun
1. Pengertian Dana Pensiun
Dana pensiun adalah lembaga atau badan hukum yang mengelola
program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada
karyawan pada suatu perusahaan terutama yang sudah pensiun.
Sedangkan menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah
“Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun.” Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun
adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank umum atau
asuransi jiwa.
Dana pensiun dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari
pendapatan para karyawan suatu perusahaan, kemudian membayarkan kembali
dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Pengertian sesuai perjanjian artinya
pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia
pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk
mendapatkan dana pensiun.
2. Tujuan dan Fungsi Dana Pensiun
a) Tujuan Dana Pensiun
Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari dua
atau tiga pihak yang terlibat. Jika hanya dua pihak berarti antara Pemberi Kerja
dengan Karyawannya sendiri. Sedangkan jika tiga pihak, yaitu Pemberi Kerja,
Karyawan, dan Lembaga Pengelola Dana Pensiun, di mana kemudian masing-
masing pihak memiliki tujuan sendiri.
Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan dana pensiun bagi
karyawannya adalah sebagai berikut.
24
1. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah
mengabdi di perusahaan tersebut.
2. Agar di masa usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil
yang diperoleh setelah bekerja di perusahaannya.
3. Memberikan rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat menurunkan
turn over karyawan.
4. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
5. Menigkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang
diperoleh dengan adanya pensiun adalah:
1. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah
masa pensiun.
2. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
Selanjutnya bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun tujuan
penyelenggaraan dana pensiun adalah:
1. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan
melakukan berbagai kegiatan investasi.
2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
b) Fungsi Dana Pensiun
Program Dana Pensiun pada dasarnya memiliki 3 fungsi utama, yaitu
fungsi asuransi, fungsi tabungan dan fungsi pensiun
Program ini memiliki fungsi asuransi karena memberikan jaminan kepada
peserta untuk mengatasi risiko kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh
kematian atau usia pensiun. Pada umumnya penyelenggara Program Pensiun
selalu menerapkan prinsip kebersamaan seperti halnya program asuransi.
Sehingga, bila peserta program pensiun mengalami musibah, baik cacat ataupun
meninggal dunia, yang mengakibatkan terputusnya pendapatan sebelum
25
memasuki masa pensiun, maka kepada peserta tersebut akan diberikan manfaat
sebesar yang dijanjikan atas beban Dana Pensiun.
Selain itu, program pensiun memiliki fungsi tabungan, karena selama
masa program peserta diwajibkan untuk membayar iuran secara periodik.
Progran pensiun bertugas untuk mengumpulkan dan mengembangkan dana yang
merupakan dana terakumulasi dari iuran peserta, yang diperlakukan seperti
program tabungan di Bank. Selanjutnya iuran tersebut akan dikelola dan
dikembangkan, sehinga pada saat pensiun atau di akhir masa program, dana
yang terkumpul akan digunakan untuk membayar manfaat pensiun peserta.
Jumlah manfaat yang akan diterima oleh setiap peserta bergantung pada
akumulasi dana yang disetor dan hasil pengembangan dari iuran tersebut.
Semakin panjang waktu kepesertaan akan semakin meningkatkan jumlah dana
setoran iuran peserta, sehingga akan meningkatkan akumulasi jumlah
tabungannya.
Fungsi selanjutnya adalah fungsi pensiun, yang merupakan jaminan atas
kelangsungan pendapatan peserta setelah memasuki usia pensiun. Pembayaran
manfaat pensiun tersebut dilakukan dalam empat metode, yaitu: Pensiun
normal, artinya pembayaran hak pensiun setelah mencapai usia pensiun normal
sesuai perjanjian. Pensiun dipercepat, artinya pembayaran hak pensiun minimal
10 tahun sebelum mencapai usia pensiun normal. Pensiun ditunda, artinya
pembayaran hak pensiun yang ditunda apabila berhenti bekerja minimal 3 tahun
masa kepesertaan dan belum mencapai pensiun dipercepat. Pensiun cacat,
artinya pembayaran hak pensiun bagi yang menderita cacat total (tetap) akibat
kecelakaan kerja.
3. Jenis Dana pensiun
a) Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana pensiun pemberi kerja adalah unit organisasi dalam suatu
perusahaan yang khusus menangani dana pensiun bagi pegawai perusahaan
26
tersebut.[5] DPPK dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan
karyawan, untuk menyelenggarakan program pensiun. Pendirian dan
penyelenggaraan program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi kerja
sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif
dari program dana pensiun kepada para karyawan, pemerintah sangat
menganjurkan kepada setiap pemberi kerja untuk mendirikan dana pensiun.
b) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Menurut UU No. 11 tahun 1992 pasal 1 butir 4 mengatakan bahwa Dana
Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti
bagi perorangan, baik karyawan, maupun pekerja mandiri yang terpisah dari
dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang
bersangkutan. Pihak yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun
hanyalah bank umum dan perusahaan asuransi jiwa. Dana pensiun lembaga
keuangan hanya dapat menjalankan program pensiun iuran pasti. Program ini
terutama diperuntukkan bagi para pekerja mandiri atau perorang, misalnya
dokter, pengacara, pengusaha yang bukan merupakan karyawan dari lembaga
atau orang lain. Biasanya mereka memiliki penghasilan yang berasal dari pemberi
kerja tetapi dari usahanya.
Jadi pengelolaan dana pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK)
atau lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan mempunyai beberapa alternatif.
Alternatif ini disesuaikan dengan tujuan perusahaan tanpa menghilangkan hak
karyawannya. Alternatif yang dapat dipilih tersebut antara lain:
1. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi karyawannya.
2. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh dana pensiun
lembaga keuangan lain.
3. Bergabung dengan dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja lain,
atau
27
4. Mendirikan dana pensiun secara bersama-sama dengan pemberi kerja
lainnya.
Selanjutnya penyelenggara dana pensiun lembaga keuangan dapat pula
dilakukan oleh bank umum atau asuransi jiwa setelah mendapat pengesahan
dari Menteri Keuangan (DPLK).
Menurut ketentuan di atas program pensiun yang dapat dijalankan
adalah sebagai berikut.
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Merupakan program pensiun yang besarnya manfaat pensiun ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun. Seluruh iuran merupakan beban
karyawan yang dipotong dari gajinya.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Besarnya manfaat pensiun tergantung dari hasil pengembangan kekayaan
dana pensiun. Iuran ditanggung bersama oleh karyawan dan perusahaan
pemberi kerja.
4. Manajemen Kekayaan Dana Pensiun
Pendanaan suatu program pensiun, apakah dalam rangka memenuhi
ketentuan atau untuk tujuan pengelolaan manajemen keuangan, akan
menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan, yang nantinya digunakan untuk
membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi. Penggunaan secara
produktif atas kekayaan dana pensiun akan mengurangi biaya-biaya langsung
suatu program pensiun manfaat pasti dan meningkatkan manfaat pensiun yang
dapat dibayarkan bagi pensiun iuran pasti. Misalnya, kekayaan program pensiun
manfaat pasti dengan pendanaan penuh (fully funded) dapat diinvestasikan
dengan cara tersebut untuk memperoleh tingkat keuntungan, misalnya sebesar
6% rata-rata dalam situasi ekonomi yang stabil.
a) Strategi Dan Kebijakan Investasi
28
Dana pensiun, terutama dana pensiun besar, biasanya mengembangkan
suatu kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya.
Kebijakan investasi tersebut kemudian dibicarakan dengan manajer investasinya,
yang secara periodik dapat diubah dan disesuaikan dengan keadaan
perekonomian dan perkembangan pasar modal atau dengan peraturan
pemerintah. Tidak semua program pensiun memiliki suatu kebijakan investasi
formal, kalaupun ada, biasanya relative sederhana dan tidak lengkap. Banyak
pendiri dana pensiun mendelegasikan pelaksanaan pengembangan kebijakan
investasinya kepada perusahaan investasi (investment company) atau
perusahaan asuransi.
b) Pokok-Pokok Kebijakan Investasi
Kebijakan investasi suatu dana pensiun, minimal mencakup komponen
yang antara lain mengenai tingkat keuntungan (rate of return), risiko yang dapat
diterima, cadangan likuiditas dan diversifikasi.
c) Tingkat Keuntungan.
Sasaran tingkat keuntungan (rate of return) dapat dinyatakan dalam
berbagai cara. Cara pertama, yang sangat umum, yaitu dengan tanpa
menyebutkan suatu jumlah, misalnya memaksimalkan keuntungan dengan
memperhatikan keamanan dana dan kebutuhan likuiditas. Beberapa strategi
atau kebijakan investasi langsung menyatakan berapa besarnya jumlah
pengembangan yang diinginkan, misalnya 10% dari total investasi. Pendekatan
yang paling sederhana yang dapat digunakan adalah dengan menyatakan tingkat
bunga nominal keuntungan atas jumlah agregat portofolio, meskipun cara
tersebut kurang begitu memuaskan.
29
d) Jenis-Jenis Investasi
Pada prinsipnya dana pensiun dapat melakukan investasi dalam berbagai
bentuk. Namun, kebebasan investasi dana pensiun biasanya tetap dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga pengawas. Portofolio
investasi dana pensiun umumnya didominasi dalam bentuk saham, obligasi
jangka menengah-panjang, instrumen pasar uang, kontrak anuitas grup, dan
jenis investasi konvensional lainnya. Porsi yang relatif lebih kecil diinvestasikan
dalarn real estate, mortgage, surat-surat berharga asing, dan instrumen investasi
baru yang dapat menawarkan prospek yang lebih tinggi daripada keuntungan
rata-rata. Dana pensiun di Indonesia belum diperkenankan melakukan investasi
dalam surat-surat berharga yang diterbitkan di luar negeri.
5. Mekanisme Dana Pensiun
a) Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima
oleh karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar
pensiun.
b) Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun
diatur dalam peraturan dana pensiun. Manfaat pensiun untuk program pensiun
manfaat pasti antara lain sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2.5%
dari dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan
bahwa:
30
1. Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya
75% dari penghasilan dasar pensiun.
2. Manfaat pensiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari
penghasilan dasar pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun
peserta.
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari
besarnya pensiun janda/duda.
c) Iuran Pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai
berikut:
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan
dasar pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan,
ditambah dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya
tersedia (initial liability). Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat
pula ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. luran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan
kepada Dana Pensiun selambat lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan
berikutnya.
d) Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum
mencapai usia pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5
(lima) tahun berhak atas iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat
dibayarkan sekaligus.
Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun
dengan memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima)
31
tahun berhak atas iurannya sendiri dan iuran perusahaan, ditambah
bunga.
B. Dana Pensiun Syari’ah
Dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dan investasi hanya boleh dilakukan pada
instrumen–instrumen yang dibenarkan menurut DSN-MUI. Sampai sekarang,
baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun syariah di antaranya;
Bank Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia) dan Allianz, BNI,
dan PT Asuransi Takaful Keluarga.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah (DPLKS) memiliki ketentuan sebagai
berikut :
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah hanya dapat menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Pasti Syariah.
Bank syariah dan perusahaan ta’min jiwa syariah dapat bertindak sebagai
pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dengan memenuhi
ketentuan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku.
Untuk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, bank atau
perusahaanta’min jiwa, wajib mengajukan permohonan pengesahan kepada
pejabat yang berwenang, dengan melampirkan peraturan Dana Pensiun.
Setiap perubahan atas peraturan Dana Pensiun Syariah wajib mendapatkan
pengesahan dari pejabat yang berwenang.
Kepesertaan dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah terbuka bagi
perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri.
Peserta berhak atas iurannya, termasuk di dalamnya iuran pemberi kerja atas
nama peserta, apabila ada, ditambah dengan hasil pengembangannya,
32
terhitung sejak tanggal kepesertaannya yang dibukukan atas nama peserta
pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah.
Dalam hal peserta meninggal dunia, maka hak peserta menjadi hak ahli
warisnya.
Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai pengurus
dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah dan bertanggung jawab atas
pengelolaan investasi syariah dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah
dengan memenuhi ketentuan tentang investasi syariah yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
Dalam hal bank Syariah atau perusahaan ta’min jiwa Syariah pendiri Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Syariah bubar, Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Syariah bubar, dan pejabat yang berwenang menunjuk likuidator untuk
melakukan penyelesaian.
Likuidator bank Syariah atau perusahaan ta’min jiwa pendiri Dana Pensiun
Lembaga Keuangan Syariah yang bubar dapat ditunjuk sebagai likuidator
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah.
Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah harus dikecualikan dari
setiap tuntutan hukum atas kekayaan bank atau perusahaan ta’min jiwa
syariah pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah.
Perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila dibandingkan
dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini terjadi di antaranya
disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi. Hal ini dapat terlihat
dalam beberapa hal:
1. Dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,
asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road
map strategi pengembangan masing-masing industri, dana pensiun
33
syariah belum disentuh sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Industri Dana Pensiun Tahun 2007-2011.
2. Dalam konteks regulasi. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan reksadana
syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-
MUI, maka dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan
fatwa yang mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional
dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang
umum dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
3. Ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana
Pensiun. Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah
mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah
mukayyadah/restricted investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat
dimasuki oleh DPLK Syariah. Produk mudharabah mukayyadah
merupakan produk bank syariah berupa investasi di bidang properti atau
infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.
Dana pensiun syariah tersebut tetap perlu diperkuat lebih jauh lagi
sehingga memungkinkan untuk terus berekspansi secara cepat dan
penerimaan masyarakat juga semakin meningkat.
Dalam konteks pengembangan Dana Pensiun Syariah, dibutuhkan
tindakan–tindakan penting yang harus diambil untuk memperkuat
kelembagaanya. Tindakan yang paling mendasar adalah menegakkan Good
Islamic Pension Fund Governance (GIPFG). Tanpa GIPFG yang efektif, kecil
kemungkinan untuk memperkuat dana pesiun syariah dan memungkinkan
mereka untuk berekspansi secara cepat serta menjalankan perannya secara
efektif.
Peserta dana pensiun telah berinvestasi dan mengambil bagian dalam
untung atau rugi pada sistem syariah, sehingga kepentingan mereka harus
34
dilindungi. Para pegawai juga memiliki kepentingan. Kontribusi mereka terhadap
kinerja dana pensiun syariah yang efisien dan imbalan mereka keduanya
ditentukan oleh struktur insentif perusahaan.
1. Pedoman dan Tata Kelola Dana Pensiun Syariah
Dalam rangka menyongsong ketentuan Bapepam-LK bagai dana pensiun
untuk menyusun sekaligus menerapkan Pedoman dan Tata Kelola Dana Pensiun
sejak 1 Januari 2008, maka industri dana pensiun syariah perlu segera
mempersiapkan diri. Untuk membangun sistem tata kelola yang efektif bagi dana
pensiun syariah dalam konteks ke-Indonesiaan saat ini, ada sejumlah pilar yang
mesti ditegakkan dalam mekanisme GIPFG. Beberapa pilar mendasar tersebut
diantaranya:
1. Peran strategis Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory Board). DPS
memiliki peran dan tanggung jawab sentral melalui mekanisme kerjanya
untuk memberikan keyakinan bahwa seluruh transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan tidak melanggar kaidah-kaidah syariah.
2. Dana pensiun syariah juga harus memiliki sistem internal kontrol dan
manajemen risiko yang tangguh. Dengan sistem ini, dana pensiun syariah
dapat mendeteksi dan menghindari terjadinya mis-management dan
fraud maupun kegagalan sistem dan prosedur pada lembaga dana
pensiun syariah.
3. Peningkatan sistem transparansi pengelolaan dana pensiun syari’ah.
4. Peran yang lebih luas auditor eksternal.
5. Transformasi budaya korporasi yang Islami dan peningkatan kualitas SDM
6. Perangkat hukum dan peraturan dari Bapepam-LK yang sesuai dengan
karakteristik dana pensiun syariah.
2. Potensi Pasar Dana Pensiun Syari’ah
35
Pengelolaan dana pensiun yang sesuai dengan ajaran Islam akan memiliki
banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang loyal terhadap
syariah. Al-Quran sendiri mengajarkan umatnya untuk tidak meninggalkan
keturunan yang lemah dan menyiapkan hari esok agar lebih baik. Ajaran tersebut
dapat dimaknai sebagai pentingnya pencadangan sebagian kekayaan untuk hari
depan. Hal ini sangat penting, mengingat setelah pensiun manusia masih
memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Dengan pencadangan tersebut
ketika seseorang memasuki masa kurang produktif, masih memiliki sumber
pendapatan.
Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di
Indonesia dengan sejumlah alasan. Pertama, masih sedikit sekali proporsi
masyarakat yang mau mengikuti program dana pensiun. Kedua, dengan
berkembangnya lembaga keuangan dan bisnis syariah, tentunya SDM yang
bekerja dalam institusi tersebut menjadi segmented target atau captive market
yang jelas bagi dana pensiun syariah. Dan ketiga, rasa percaya (trust), rasa
memiliki, dan awarness masyarakat terhadap pentingnya industri keuangan dan
bisnis syariah yang terus membaik
Program dana pensiun syariah Manulife yang berkembang relatif cukup
baik. Dana pensiun syariah Manulife Indonesia awalnya merupakan program
Principal Indonesia, dan tahun 2002 diambil alih oleh Manulife Indonesia. Sampai
dengan tahun 2005, dana pensiun syariah yang sudah dikelola telah mencapai
Rp15 miliar.
Dengan demikian dana pensiun syariah masih merupakan pilihan
masyarakat yang dianggap menarik dan trennya memang akan bergerak
demikian.Untuk itu kebijakan dan program akselerasi sangat dibutuhkan untuk
mempercepat pertumbuhan dana pensiun syariah.
36
BAB IV
ANALISIS LAPORAN KEGIATAN
A. Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2011
1. Rencana Kerja Dapenpos Tahun 2011 Secara Lengkap Beserta Jadwal
No. Sasaran Strategis Program Kerja Rincian
Aktivitas
KPI
Tolok Ukur
Target / Anggaran
Waktu Pendapatan /
Biaya
Korek
Bidang Investasi
1. Tercapainya hasil
investasi sesuai
target investasi.
Optimalisasi
pendapatan investasi
melalui strategi asset
alokasi fleksibel pada
instrumen pasar
modal.
1. Melakukan
trading saham,
obligasi, SBN
dan
Reksadana.
2. Melakukan
tindakan stop
Tercapainya ROI
sebesar 12,11%.
Triwulan
I – IV
Pendapatan:
Rp
107.530.778.061
Biaya:
Rp
2.820.882.197
37
loss point/cut
loss saham
untuk
mencegah
kerugian yang
lebih besar.
2. Terciptanya entitas
bisnis yang memiliki
bisnis yang lebih
prospektif.
Implementasi
pengalihan
pengelolaan Hotel
Poster.
Evaluasi kinerja
atas pengelolaan
Hotel Poster.
Tercapainya target
pendapatan
sebesar 100%.
Triwulan
I – IV
Pendapatan:
Rp
1.000.000.000
3. Peningkatan
performansi kinerja
Unit Usaha.
Percepatan investasi
bermasalah di Unit
Usaha:
Proyek Tanah
Sumedang.
Proyek Pegadaian
Cimahi.
Piutang Kopposindo
Jakarta dan Koppos
Bandung.
Melaksanakan
pemantauan dan
evaluasi melalui
optimalisasi
peran Komisaris.
1. Progres
Penyelesaian
investasi
bermasalah.
2. Perbaikan
tingkat cash
flow.
Triwulan
I – IV
38
4. Penyelesaian
investasi bermasalah.
Penyelesaian Piutang
STMIK PMBI.
Melaksanakan
kerjasama
dengan Notaris
atau Lawyer.
Beralihnya
kepemilikan tanah
jaminan menjadi
milik Dapenpos.
Triwulan
III
Bidang Kepesertaan dan Umum
1. Peningkatan kualitas
layanan terhadap
Peserta.
Validasi Data Peserta
Karyawan terkait
dengan pengembangan
karir karyawan.
1. Melakukan
koordinasi
dengan PT. Pos
Indonesia.
2. Melakukan
entry data.
3. Melakukan
verifikasi atas
data yang telah
dientry.
4. Menata arsip
hardcopy
Peserta
Terbangunnya data
base Peserta Aktif
yang up to date.
Terintegrasinya SIM
SDM Pos dengan
Program SIDPA
Dapenpos.
Triwulan
I – IV
Honor Tim
Rapat-Rapat
Jamuan Rapat
8111000
8601001
8601005
39
Program validasi data
Peserta Pensiunan dan
Pensiun Tunda.
Karyawan.
1. Melakukan
cetak FDU dari
program
SIDPA.
2. Mengirimkan
FDU tersebut
kepada UPT
untuk
diserahkan
kepada
Pensiunan.
3. Melakukan
verifikasi atas
FDU yang telah
diterima oleh
Dapenpos
pada Dapem.
4. Melakukan
entry update
FDU pada
Terbangunnya data
base Peserta
Pensiunan yang up
to date.
Triwulan
II – IV
Alat Tulis Menulis
Administrasi
Kantor
Uang Lembur &
Uang Lelah
8201001
8201005
8114000
40
Pembuatan Kartu
Peserta (Pasif & Aktif).
Sosialisasi Pengelolaan
Dapenpos kepada
Peserta.
program
SIDPA.
5. FDU yang telah
dientry
dimasuk- kan
ke dalam
Bundel
Peserta.
1. Membuat draft
Kartu Peserta.
2. Memeriksa
kebenaran
data yang
tertulis dalam
kartu.
3. Mendistribusik
an Kartu
Peserta.
1. Penyusunan
Terdistribusikannya
Kartu Peserta tepat
waktu dan tepat
penerima.
Tersosialisasikanny
a informasi
pengelolaan
Dapenpos kepada
Peserta.
Triwulan
I – IV
Triwulan
I – IV
Alat Tulis Menulis
Rp 133.000.000
Rp 38.700.000
Rp 313.000.000
8201001
8601002
41
Pembayaran Manfaat
Pensiun tepat waktu,
tepat jumlah, tepat
penerima.
materi,
metoda, dan
jadual
sosialisasi.
2. Melaksanakan
sosialisasi
kepada Peserta
Pasif dan Aktif.
Melaksanakan
pembayaran
Manfaat Pensiun.
Pembayaran tepat
waktu, tepat
jumlah, tepat
penerima.
Triwulan
I – IV
Rp
92.202.800.000
Rp
791.800.000
8601004
4206000
8601008
2. Peningkatan
Kemitraan
Implementasi PKS
antara Dapenpos
dengan PT. Pos
Indonesia.
1. Melaksanakan
rekonsiliasi
berkala.
2. Melaksanakan
evaluasi PKS.
3. Melakukan
sosialisasi
kepada
Pembayaran MP
tepat waktu, tepat
jumlah dan tepat
sasaran.
Triwulan
I – IV
Rapat-Rapat
Jamuan Rapat
Perjalanan Dinas
8601001
8601005
8601004
42
petugas
pembayaran
MP di Wilpos
yang
ditemukenali
banyak
masalah terkait
dengan
pelaksanaan
pembayaran
MP.
4. Melakukan
perhitungan
denda
pengiriman
LPJP dan
denda iuran.
5. Pengawasan
penerimaan
43
Mempercepat
Penerbitan SK Pensiun.
denda.
6. Memantau
perkembangan
perubahan
PDP baru
(posisi draft
ada di Pendiri).
Koordinasi
dengan PT. Pos
Indonesia untuk
proses
percepatan
penyampaian
Skep PHK.
Percepatan
Penerbitan Surat
Keputusan
Pensiun.
Triwulan
I – IV
3. Peningkatan Kualitas
Sistem Informasi
Pengelolaan
Dapenpos.
Menindaklanjuti PKS
dengan Konsultan
perihal Aplikasi Modul
SIDPA yang masih
1. Evaluasi
terhadap
aplikasi SIDPA
dan
Aplikasi seluruh
modul SIDPA
terimplementasi di
Dapenpos.
Triwulan
I – IV
Rp 220.400.000
Jamuan Rpat
8501001
8601005
44
tertunda.
Penyempurnaan sistem
file data dan arsip
Dapenpos (surat masuk
dan keluar).
penyempurnaa
n Web
Dapenpos.
2. Memonitor
pelaksanaan
program
pemeliharaan
SIDPA oleh
Konsultan.
Pencetakan data
base pada arsip
Dapenpos.
Cetak surat masuk
dan surat keluar. Triwulan
I – III
4. Pembangunan
gedung untuk Kantor
Dapenpos.
Lokasi Kantor
Dapenpos Jl.
Tasikmalaya No. 1
Bandung.
Menunjuk
Konsultan
Perencanaan dan
Pengawasan,
Membuat Surat
Ruang Kerja yang
ergonomis untuk
produktivitas kerja
dan efisiensi.
Triwulan
I – IV
Rp 2.750.000.000 3115000
45
Izin Membangun
(IMB) sesuai
dengan kondisi
keuangan
Dapenpos serta
pertimbangan
aspek lainnya.
5. Pengembangan SDM
Dapenpos.
Meningkatkan
kompetensi pengelola
Dapenpos.
1. Melaksanakan
kegiatan
Peningkatan
Motivasi Kerja
Karyawan.
2. Melaksanakan
kegiatan
pelatihan,
seminar,
workshop bagi
Dewas,
Pengurus, dan
Karyawan.
Peningkatan
kompetensi dan
motivasi.
Triwulan
I – IV
Rp 119.400.000 8601003
46
3. Memberikan
sumbangan
biaya
pendidikan
bagi karyawan.
6. Pengembangan
Organisasi dan
Perencanaan SDM.
Penetapan Formasi
Dapenpos sesuai
dengan kebutuhan.
1. Penyusunan
Formasi dan Isi
Formasi
Dapenpos.
2. Mengisi
Formasi.
3. Menerima
karyawan baru
dan
mengoptimalk
an SDM
Dapenpos.
Formasi Dapenpos
secara kuantitas
dan kualitas.
Triwulan
I - II
7. Peningkatan Mutu
Organisasi dan
Pemetaan nilai jabatan
(job evaluasi) seluruh
1. Pembentukan
Tim.
Pemetaan posisi
sesuai bobot tugas
Triwulan
II
Biaya Konsultan
Rp 20.000.000
8501001
47
Pengendalian Kinerja. posisi di Dapenpos.
Implementasi
Manajemen Kinerja
Individu dan
terbangunnya aplikasi
Sistem Manajemen
Kinerja Individu dalam
program SIDPA.
2. Pelaksanaan.
3. Revisi
Pengaturan
terkait dengan
penetapan
posisi apabila
diperlukan.
1. Mengkoordinir
penyusunan
Target Kerja
setiap
karyawan.
2. Mengkoordinir
pelaksanaan
penilaian
kinerja
karyawan.
3. Mengkoordinir
pelaksanaan
Penilaian
Kinerja
dan
tanggungjawab.
Terimplementasika
n-nya Sistem
Penilaian Kinerja
Karyawan sehingga
mendorong
peningkatan
motivasi dan
produktivitas kerja
karyawan.
Triwulan
I – IV
48
Pemilihan Karyawan
Terbaik.
Semester.
4. Mengkoordinir
pelaksanaan
Penilaian
Kinerja
Tahunan.
Menyusun
Kriteria Kinerja
Terbaik.
Terpilihnya
karyawan terbaik.
Triwulan
III
8121000
8. Peningkatan Motivasi
dan Produktivitas
Kerja Karyawan.
Meningkatnya motivasi
dan Produktivitas Kerja
Karyawan.
Pembayaran Gaji
Karyawan,
Pengurus, Honor
Dewas.
Tepat waktu, tepat
jumlah, tepat
penerima.
Triwulan
I – IV
Rp 2.241.000.000
Rp 609.000.000
8110000
8111000
Pembayaran
Insentif Tahunan.
Tepat waktu, tepat
jumlah, tepat
penerima.
Triwulan
II
Rp 464.213.000 8112000
49
Pembayaran
Uang Makan
Pengurus.
Tepat waktu, tepat
jumlah, tepat
penerima.
Triwulan
I – IV
Rp 26.485.000 8113000
Pembayaran
Uang Lelah dan
Uang Lembur
(Program Validasi
Data).
Efektif dan efisien. Triwulan
I – IV
Rp 30.000.000 8114000
Pembayaran
Pakaian Seragam
Dewas, Pengurus
dan Karyawan.
Tepat waktu, tepat
jumlah, tepat
penerima.
Triwulan
I, III
Rp 65.400.000 8115000
Peningkatan
Premi terkait
Efektif dan efisien. Triwulan
I – IV
Rp 270.900.000 8116000
50
Pemeliharaan
Kesehatan
Karyawan dan
Pengurus.
Sumbangan DPLK,
Jamsostek
Karyawan, dan
Cadangan
Pesangon sesuai
PSAK 24.
Efektif dan efisien. Triwulan
I – IV
Rp 73.800.000
Rp 231.300.000
8117000
8119000
Pembayaran
Tunjangan Hari
Raya.
Tepat waktu. Triwulan
III
Rp 464.000.000 8118000
Pembayaran
Transpor Dewas.
Tepat waktu, tepat
jumlah, tepat
penerima.
Triwulan
I – IV
Rp 34.776.000 8120000
51
Adanya
peningkatan
Pembayaran
Fasilitas
Karyawan dan
Pengurus.
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 434.460.000 8121000
Pelaksanaan
Rekreasi dan HUT
Dapenpos.
Efektif, efisien. Triwulan
III
Rp 85.000.000 9204001
Pelaksanaan
pembinaan
Karyawan
(ceramah, SKJ).
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 25.000.000 9204001
52
Sumbangan
kepada PPPOs.
Efektif. Triwulan
III
Rp 15.000.000 9204001
Sumbangan Duka. Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 25.000.000 8204002
9. Pengelolaan sumber
daya Dapenpos.
Mengelola sumber
daya Dapenpos secara
efektif dan efisien.
Pembelian
Peralatan
Komputer sesuai
kebutuhan.
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 121.500.000 3113000
Pembelian
Peralatan Kantor
sesuai
kebutuhan.
Efektif, efisien. Triwulan
I – II
Rp 30.000.000 3114000
Pembelian Alat Efektif, efisien. Triwulan Rp 133.000.000 8201001
53
Tulis Menulis. I – IV
Penyediaan
Media Informasi,
berupa media
cetak.
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 38.700.000 8201002
Penyediaan
Media
komunikasi
secara optimal
melalui Web
Dapenpos,
maupun buletin
lainnya.
Komunikasi
dilaksanakan
secara efektif dan
efisien.
Triwulan
I – IV
Rp 96.000.000 8201003
Penyediaan
Media
Penerangan
Efektif, efisien Triwulan
I – IV
Rp 42.000.000 8201004
54
Kantor.
Pembayaran
biaya
administrasi surat
menyurat, Bank
dan Giropos.
Pengiriman surat
lancar.
Triwulan
I – IV
Rp 44.500.000
Rp 15.000.000
8201005
8601008
Pemeliharaan
Aktiva
Operasional
Dapenpos.
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 177.200.000 8302000
Pembayaran
Premi Asuransi
Kendaraan Dinas
Dapenpos.
Efektif dan tepat
waktu.
Triwulan
I, III
Rp 14.000.000 8303000
55
Pemeliharaan
Kebersihan
Efektif, efisien Triwulan
I – IV
Rp 33.000.000 8304000
Pelaksanaan
Keamanan dan
Ketertiban Kantor
Dapenpos.
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 30.000.000 8305000
Pembayaran
Sewa Gedung
Kantor Dapenpos.
Efektif, efisien. Triwulan
II
Rp 429.300.000 8201006
10. Peningkatan kualitas
pengelolaan
Dapenpos.
Bantuan Konsultan
sesuai kebutuhan
Dapenpos.
1. Pelaksanaan
Audit Investasi
dan Keuangan.
2. Pelaksanaan
pemeliharaan
software
SIDPA.
3. Penyelesaian
Efektif, efisien. Triwulan
I – IV
Rp 220.400.000
Rp 50.000.000
8501001
8501002
56
masalah yang
memerlukan
jasa konsultan
hukum sesuai
kebutuhan
Dapenpos.
4. Konsultan
Perencanaan
dan
Pengawasan
gedung.
Pelaksanaan Rapat
sesuai kebutuhan, dan
pembentukan Tim.
Pengelolaan
kehumasan Dapenpos.
1. Mencetak
kalender.
2. Majalah
Purnabaktipos.
3. Sumbangan
Efektif, efisien.
Efektif, dan efisien.
Triwulan
I – IV
Triwulan
I – IV
Rp 175.000.000
Rp 296.000.000
Rp 14.000.000
Rp 15.000.000
8601001
8601002
8601002
8601002
57
Pengelolaan Perjalanan
Dinas Dapenpos.
Pengelolaan Jamuan
Rapat termasuk untuk
Konsultan
Restrukturisasi Unit
Usaha Dapenpos.
acara (Muswil
PPPos).
4. Membayar
Iuran ADPI.
5. Pembinaan
Kemitraan
Pelaksanaan
perjalanan dinas
sesuai kebutuhan
Dapenpos,
termasuk untuk
konsultan dan
tamu sesuai
kebutuhan.
Penyediaan
jamuan rapat
sesuai
kebutuhan.
Efektif, dan efisien.
Efektif, dan efisien.
Triwulan
I – IV
Jan –
Des
Rp 8.000.000
Rp 55.000.000
Rp 313.000.000
Rp 75.000.000
8601003
8601002
8601004
8601005
58
Bidang Keuangan
1. Penerimaan besarnya
iuran Peserta dan
iuran normal
Pemberi Kerja.
Rekonsiliasi Data
Peserta Aktif.
Monitoring iuran
yang diterima
dari UPT dan
Pemberi Kerja.
Penerimaan iuran
tepat jumlah, tepat
waktu (paling
lambat tanggal 10
bulan berikutnya).
Triwulan
I – IV
59
2. Terciptanya data
Laporan Keuangan
yang akurat dan
sesuai dengan
dokumen sumber.
Rekonsiliasi Data
Keuangan.
Melakukan
rekonsiliasi data
dengan Bidang
Investasi dan
Bidang
Kepesertaan dan
Umum.
Laporan Keuangan
dan
pengungkapannya
lengkap dan akurat.
Triwulan
I IV
3. Optimalisasi
pengendalian
rekening Giro Bank
dan Giropos secara
on line.
Penggunaan IT
melalui :
e-Banking
Giro Gold
Melakukan
monitoring saldo
dan
perubahannya
(transaksi masuk
dan keluar).
Pemanfaatan dana
optimal (time value
of money).
Setiap
hari
kerja.
4. Tereleminasinya
timbulnya risiko dari
dokumen dalam
proses pencatatan
dan pelaporan data
keuangan.
Implementasi
Manajemen Risiko
Bidang Keuangan
melalui intensifikasi
pengendalian internal.
Melakukan
pencatatan
berdasarkan
dokumen
sumber.
Terciptanya data
keuangan yang
valid.
Triwulan
I IV
60
5. Pengawasan
anggaran biaya yang
ditetapkan dalam
RKA Dapenpos.
Implementasi dari
modul anggaran pada
SIDPA.
Melakukan
pengawasan
anggaran dengan
realisasinya
sesuai kode
rekening.
Terciptanya
penggunaan
anggaran secara
tepat.
Setiap
bulan.
6. Monitoring dan
penyesuaian
terhadap setiap
kebijakan
pemerintah di bidang
akuntansi dan
perpajakan.
Implementasi terhadap
setiap kebijakan
pemerintah di bidang
akuntansi dan
perpajakan.
Melakukan
pencatatan
dengan
berpedoman
pada peraturan
yang berlaku.
Terciptanya data
keuangan yang
valid.
Triwulan
I IV
61
2. Penjelasan Rencana Kerja
a. Bidang Investasi
Untuk mencapai sasaran hasil investasi tahun 2011 sebesar 12,11%
dan dengan didasarkan pada asumsi di atas, maka strategi investasi
yang akan dilaksanakan pada Rencana Kerja dan Anggaran Investasi
2011 adalah sebagai berikut:
1). Optimalisasi pendapatan investasi melalui strategi aset alokasi
yang difokuskan pada instrumen pasar modal sebesar 91,82%
dengan fokus pada instrumen investasi yang memberikan return
tinggi tanpa mengabaikan tingkat risiko yang terukur.
2). Implementasi percepatan pengalihan pengelolaan Hotel Posters,
dengan melibatkan pihak Unit Usaha terkait.
3). Percepatan penyelesaian investasi bermasalah di Unit Usaha
khususnya mengenai proyek GMP, proyek Tanah Sumedang dan
proyek gedung Pegadaian Cimahi.
b. Bidang Kepesertaan dan Umum
1). Bidang Kepesertaan
a). Jumlah Peserta
(1). Jumlah Peserta Karyawan direncanakan sebanyak
20.413 orang (sudah termasuk karyawan baru per 1
Januari 2010).
62
(2). Jumlah Peserta Pensiunan (termasuk Pensiun
Janda/Duda/Anak)
sebanyak 16.559 orang.
(3). Jumlah Peserta Pensiun Ditunda direncanakan sebanyak
711 orang.
Penerbitan Kartu Peserta:
(1). Jumlah kartu Peserta Pensiunan akan diterbitkan
sebanyak 1.000 kartu.
(2). Jumlah kartu Peserta Karyawan yang akan diterbitkan
sebanyak 700.
Melanjutkan pembuatan Map Arsip Peserta Aktif sebanyak
4.000 Peserta.
b). Melaksanakan sosialisasi informasi kepada Peserta melalui
kegiatan Muswil PPPos maupun kegiatan lain serta melalui
media komunikasi lainnya dengan melakukan penyusunan
materi, metode dan jadual sosialisasi.
c). Manajemen Risiko Kepesertaan
(1). Verifikasi dan entry data Formulir Data Ulang ke program
SIDPA.
(2). Penyempurnaan program SIDPA seiring dengan
perkembangan validasi data Peserta yang dilakukan
secara terus menerus.
63
(3). Sosialisasi kepada petugas pembayaran manfaat pensiun
berdasarkan tata cara pembayaran dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sekaligus rekonsiliasi data.
(4). Rekonsiliasi data iuran Peserta Karyawan (PhDP) dilakukan
secara berkala sebagai basis perhitungan iuran Pendiri
dengan Dapenpos.
(5). Updating personal account Peserta Karyawan secara
berkala setiap terjadinya mutasi, kenaikan pangkat
maupun kenaikan gaji karyawan.
(6). Evaluasi PKS atas realisasi pembayaran manfaat pensiun.
(7). Rekonsiliasi pembayaran manfaat pensiun dengan
Pendiri.
(8). Perhitungan denda atas keterlambatan pengiriman LPJP
dan penerimaan Iuran Normal Peserta.
2). Bidang SDM dan Umum
a). Perencanaan SDM dan Organisasi
Perencanaan organisasi dan Sumber Daya Manusia Dapenpos
dilakukan setiap tahun sekali melalui penyusunan formasi
Dapenpos sebagai berikut:
Susunan Formasi Pengelola Dapenpos Tahun 2011
Nama Posisi Bidang
Investas
i
Bidang
Keuangan
Bidang
Kep&Um
Bagian
Pengendalia
n Internal
Jumlah
Dewan Pengawas 6
64
Staf Dewas 2
Sekretariat
Dewas
1
Direktur Utama 1
Direktur 1 1 1 - 3
Manajer 3 1 2 1 7
Asisten Manajer 3 4 4 1 12
Staf 3 - 7 - 10
Pengemudi - - 2 *) - 2
Caraka - - 1 *) - 1
IT - - 1 - 1
Jumlah 10 6 18 2 46
*) melayani seluruh bidang
Isi Susunan Formasi Pengelola Dapenpos Tahun 2011
Nama Posisi Bidang
Investas
i
Bidang
Keuangan
Bidang
Kep&U
m
Bagian
Pengendalia
n Internal
Jumlah
Dewan Pengawas 6
Staf Dewas 2
Sekretariat
Dewas
1
Direktur Utama 1
Direktur 1 1 1 - 3
Manajer 3 1 2 1 7
Asisten Manajer 3 4 4 1 12
Staf 3 - 7 - 10
Pengemudi - - 2 *) - 2
Caraka - - 1 *) - 1
65
IT - - 1 - 1
Jumlah 10 6 18 2 46
*) melayani seluruh bidang
b). Pembinaan dan Pengembangan SDM dan Umum
(1). Melaksanakan upaya peningkatan kompetensi pengelola
Dapenpos secara berkesinambungan melalui berbagai
kegiatan diklat, pelatihan, seminar dan workshop
maupun study banding ke Dana Pensiun lainnya.
(2). Mengaktifkan kegiatan transfer knowledge melalui
sharing informasi secara rutin dilaksanakan di lingkungan
Dapenpos untuk meningkatkan achievement motive dan
kesadaran continous improvement karyawan.
(3). Melaksanakan pemetaan jabatan (job evaluasi) seluruh
posisi di Dapenpos.
(4). Melaksanakan penilaian kinerja karyawan berbasis
kompetensi dan prestasi melalui implementasi Sistem
Manajemen Kinerja Individu.
(5). Melaksanakan pemilihan karyawan terbaik.
c). Manajemen Risiko Bidang SDM dan Umum
(1). Melakukan evaluasi terhadap aplikasi SIDPA dan web
Dapenpos.
(2). Memonitor pelaksanaan program pemeliharaan SIDPA
oleh konsultan.
66
(3). Melakukan pembangunan Gedung Kantor Dapenpos Jl.
Tasikmalaya No. 1 Bandung.
(4). Integrasi aplikasi Sistem Manajemen Kinerja Individu
dalam program SIDPA.
(5). Menyempurnakan sistem file data dan arsip Dapenpos.
(6). Peningkatan peran pengawasan dan fungsi Bidang
Keuangan dan Bidang Kepesertaan dalam proses validasi
penerimaan besarnya Iuran Peserta dan Iuran Normal
Pemberi Kerja sesuai data yang diberikan oleh Bidang
Kepesertaan dan pengembalian pembayaran manfaat
pensiun serta jumlah denda yang disetorkan.
c. Bidang Keuangan
1). Percepatan penyelesaian Laporan Keuangan tahun 2010,
diperkirakan selesai audit pada bulan Februari 2011 dan disahkan
oleh Pendiri akhir Triwulan I/2011.
2). Implementasi dari modul anggaran pada SIDPA dengan melakukan
pengawasan anggaran yang telah ditetapkan terhadap realisasinya
sesuai kode rekening.
3). Optimalisasi peran dan fungsi bidang keuangan dengan melakukan
verifikasi dan rekonsiliasi atas mutasi / transaksi bidang investasi
dalam rangka penyajian Laporan Keuangan dan Laporan Investasi
yang valid dan akurat.
4). Manajemen Risiko Keuangan
67
a). Pengendalian biaya operasional
Pengendalian terhadap anggaran dan realisasi khususnya
menyangkut transaksi-transaksi seluruh bidang yang terkait
dengan biaya operasional dalam rangka efisiensi dan efektifitas
anggaran dan kegiatan.
b). Rekonsiliasi dan verifikasi transaksi dengan Bidang Investasi
Peningkatan peran dan fungsi Karyawan Bidang Keuangan
dalam melakukan rekonsiliasi dan verifikasi atas mutasi /
transaksi Bidang Investasi dalam rangka penyajian laporan
keuangan yang valid dan akurat.
c). Rekonsiliasi dengan Bidang Kepesertaan
Peningkatan peran dan fungsi karyawan Bidang Keuangan
dalam proses validasi penerimaan besarnya iuran Peserta dan
iuran normal Pemberi Kerja sesuai data yang diberikan oleh
Bidang Kepesertaan.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dana pensiun terdiri dari dua kata, yaitu dana dan pensiun. Dana sering
disamakan dengan uang kontan. Dana merupakan bentuk yang paling
mudah yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai ekonomis dan karena
dana atau uang dapat dengan segera dirubah dalam bentuk barang dan jasa.
Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah
bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-
sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan (Kasmir, SE, MM,
2001).
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua bagi pegawai
negeri pada saat mencapai usia pensiun dan sebagai penghargaan/ balas
jasa pemerintah atas pengabdiannya terhadap negara.
Tujuan dari dana pensiun adalah:
a. Mencapai perangsang kerja bagi pegawai
b. Meningkatkan kesejahteraan dan ketentraman bagi pegawai dan
keluarganya.
c. Meningkatkan kesetiaan loyalitas pegawai
d. Memberikan ketenangan kerja bagi pegawai yang bersangkutan
maupun keluarganya.
Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternatif untuk
memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Adanya jaminan
kesejahteraan tersebut memungkinkan karyawan untuk memperkecil
masalah-masalah yang timbul dari risiko-risiko yang akan dihadapi dalam
perjalanan hidupnya, misalnya risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, dan
69
kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan mungkin
kematian. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak finansial, terutama
bagi kehidupan karyawan dan keluarganya. Sehingga kesejahteraan yang
bersangkutan secara otomatis akan terganggu dan menimbulkan guncangan-
guncangan, yang pada gilirannya akan mengganggu kelangsungan hidupnya.
Penghasilan dana pensiun yang diperoleh dari kegiatan pada bidang-
bidang tertentu tidak digolongkan sebagai objek pajak. Sementara itu, dana
pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Program pensiun syariah saat ini masih
dilakukan secara terbatas oleh DPLK di bebrapa bank dan asuransi syariah,
selain itu juga pada umumnya produk DPLK syariah hanya memiliki beberapa
produk, yaitu asuransi dan tabungan, sedangkan yang bersifat investasi
belum mendapat regulasi dari DSN-MUI.
B. Saran
Guna memberikan pelayanan yang baik terhadap para pensiunan PT.POS
Indonesia dan lebih bermanfaat bagi DAPENPOS, penulis memberikan beberapa
saran yang mungkin berguna bagi DAPENPOS.
saran-saran itu adalah:
1. Dalam meningkatkan pelayanan manfaat pensiun diadakan peningkatan
ilmu dan keterampilan bagi para karyawan DAPENPOS dan berusaha
menciptakan iklim kerja sama yang baik dengan para cabang-cabang
kantor pos.
2. Untuk berhasilnya pelaksanaan pemberian manfaat pendiun itu perlu
adanya kerjasama yang baik antara sesama instansi terkait yakni
DAPENPO yang mengeluarkan dana pensiun dengan pihak bendahara
70
yang diberikan kuasa oleh debitur untuk memotong uang pensiun dan
membayarkannya guna pelunasan hutang debitur sehingga pihak debitur
tidak dirugikan.
3. Untuk pengajuan pensiun baiknya persyaratan-persyaratan agar lebih
dipermudah lagi atau tidak sulit dan juga agar tahap ralisasi manfaat
pensiun lebuh dipercepat lagi sehingga bagi debitur yang benar-benar
memerlukan atau membutuhkan dana dengan cepat bisa terlaksana.
Keberhasilan yang dicapai oleh DAPENPOS dalam pelayanan dan memberikan
manfaat pensiun agar tetap dipertahankan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan lain.Jakarta: Raja Grifindo
Soemitra Andri, MA, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenada
Media Group, Rawamangun-Jakarta. 2009.
http://iB Zone ShareThis/Dana Pensiun Syariah Kurang Perhatian/14 May 2010/.
http://manajemen dana pensiun/
72