bab i revisi a.n sulaiman

13
HUBUNGAN ANTARA DURASI PELAKSANAAN HEMODIALISIS DENGAN FATIGUE PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PROPOSAL PENELITIAN DISUSUN OLEH : SULAIMAN 201310201192 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

Upload: eka-kurnia-putra-djaelani

Post on 07-Feb-2016

52 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Bab i Revisi a.n Sulaiman

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Revisi a.n Sulaiman

HUBUNGAN ANTARA DURASI PELAKSANAAN HEMODIALISIS

DENGAN FATIGUE PADA PASIEN GAGAL GINJAL

DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :SULAIMAN

201310201192

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN 2013

Diyah , 10/26/14,
Hubungan Lama Melakukan Hemodialisa Dengan Kejadian Fatigue Pada Pasien Gagal Ginjal di PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Diyah , 10/26/14,
2014
Page 2: Bab i Revisi a.n Sulaiman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi

ginjal yang irreversibel dan memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis

atau transplantasi ginjal (Sukandar, 2006).

Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami

penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan

pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti

sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin. Penyakit gagal ginjal berkembang

secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu

bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal

yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Anonim, 2010).

Uremia adalah kadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi bila

fungsi ginjal tidak dapat membuang urea keluar dari tubuh sehingga urea menumpuk

dalam darah. Uremia dapat menyebabkan gangguan pada keping darah dan hipersomnia serta

efek lainnya.

Fenomena Penyakit Gagal Ginjal digambarkan seperti fenomena gunung es. Hanya

sekitar 0,1 % kasus yang terdeteksi, sedangkan yang tidak terdeteksi sekitar 11-16%.

Menurut data statistik PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia), jumlah pasien gagal

ginjal di Indonesia mencapai 70.000 orang dan hanya sekitar 13.000 orang yang melakukan

cuci darah atau hemodialisis (Santoso, 2010).

Menurut laporan dari 4th Report Renal Registry tahun 2011 jumlah pasien yang baru

terdiagnosis gagal ginjal di Indonesia setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Kenaikan

sangat drastis terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 9649 orang pasien gagal ginjal baru,

Diyah , 10/26/14,
Sumbernya?
Diyah , 10/26/14,
Satu paragraf terdiri lebih dari 2 kalimat.Lebih baik paragraf 1 dan 2 digabung.
Page 3: Bab i Revisi a.n Sulaiman

dimana pada tahun 2011 meningkat drastis menjadi 15353 orang. Pada tahun 2011 penderita

gagal ginjal di Indonesia sebanyak 13619 orang mengalami gagal ginjal terminal, 1017 orang

mengalami gagal ginjal akut dan sisanya 717 orang gagal ginjal akut pada gagal ginjal kronis

yang sudah stabil.

Hemodialisis masih sebagai terapi utama dalam penanganan gangguan ginjal kronik,

namun memiliki dampak bervariasi, diantaranya komplikasi intradialisis, efek hemodialisis

kronik berupa fatigue. Terdapat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kondisi fatigue

pada pasien hemodialisis menurut Jhamb (2008) dan Brunner & Suddarth (2001) yaitu

uremia, anemia, malnutrisi, depresi, dan kurangnya aktivitas fisik. Uremia pada pasien

hemodialisis dapat menyebabkan pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah, kehilangan

energi dan protein, dan penurunan produksi karnitin yang menyebabkan penurunan produksi

energy untuk skeletal dan mengakibatkan fatigue.

Fatigue memiliki prevalensi yang tinggi pada populasi pasien dialisis (Kring &

Crane, 2009). Pada pasien yang menjalani hemodialisis dalam waktu lama, simptom fatigue

dialami 82% sampai 90% pasien (Kring & Crane, 2009). Fatigue adalah perasaan subyektif

yang tidak menyenangkan berupa kelelahan, kelemahan, dan penurunan energi dan

merupakan keluhan utama pasien dengan dialisis (prevalensinya mencapai 60-97%). Kondisi

fatigue pada pasien hemodialisis dapat menyebabkan konsentrasi menurun, malaise,

gangguan tidur, gangguan emosional, dan penurunan kemampuan pasien dalam melakukan

aktivitas sehariharinya, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup pasien

hemodialisis (Jhamb, 2008).

Hemodialisis merupakan suatu terapi yang dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama

waktu 4-5 jam, yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein dan

mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (Ignatavicius, 2006). Proses terapi

Diyah , 10/26/14,
sehari-hari
Page 4: Bab i Revisi a.n Sulaiman

hemodialisis yang membutuhkan waktu selama 5 jam, umumnya akan menimbulkan stres

fisik pada pasien setelah hemodialisis. Pasien akan merasakan kelelahan, sakit kepala dan

keluar keringat dingin akibat tekanan darah yang menurun, sehubungan dengan efek

hemodialisis. Adanya status nutrisi yang buruk juga dapat menyebabkan penderita mengeluh

malaise dan fatigue. Selain itu kadar oksigen rendah karena anemia akan menyebabkan tubuh

mengalami kelelahan yang ekstrem (fatigue) dan akan memaksa jantung bekerja lebih keras

untuk mensuplay oksigen yang dibutuhkan (Black, 2005).

Koyama (2010) meneliti 788 pasien hemodialisis dan menemukan bahwa terdapat

hubungan antara level fatigue dengan meningkatnya resiko penyakit cardiovaskuler. Oleh

karena itu pengukuran fatigue diperlukan untuk menentukan level dan meminimalkan

progresifitas dan komplikasi yang terjadi akibat fatigue pada pasien hemodialisis. Jham et al

(2008) juga mengemukakan bahwa 94% pasien hemodialisis mengalami peningkatan level

fatigue dan penurunan skor kualitas hidup. Ketergantungan pasien terhadap mesin

hemodialisis seumur hidup, perubahan peran, kehilangan pekerjaan dan pendapatan

merupakan stressor yang dapat menimbulkan depresi pada pasien hemodialisis dengan

prevalensi 15%-69%.

Kondisi depresi dapat mempengaruhi fisik pasien sehingga timbul fatigue, gangguan

tidur, dan penurunan minat untuk melakukan aktivitas. Penurunan aktivitas fisik pada pasien

hemodialisis mempengaruhi level fatigue. Sebagian besar pasien hemodialisis (75%) hanya

berpartisipasi dalam aktivitas rumah tangga yang dianggap ringan. Aktivitas fisik yang

menurun mengakibatkan penurunan massa otot, atropi otot, kelemahan dan fatigue.

Terapi Pengganti ginjal menjadi satu-satunya pilihan bagi klien dengan penyakit

ginjal tahap akhir untuk mempertahankan fungsi tubuh (Lemone & Burke, 2008). Terapi

pengganti ginjal dapat berupa transpalasi atau dialysis, yang terdiri dari dialysis peritoneal

Diyah , 10/26/14,
Sumbernya?
Diyah , 10/26/14,
et al. (ditulis miring)
Page 5: Bab i Revisi a.n Sulaiman

dan hemodialisis. Saat ini hemodialisi merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak

dilakukan dan jumlah dari tahun ke tahun terus meningkat.

Prosedur hemodialisis sangat bermanfaat bagi klien bagi penyakit ginjal tahap akhir,

namun bukan berarti tidak berisiko dan mempunyai efek samping. Berbagai permasalahan

dan komplikasi dapat terjadi pada klien yang menjalani pelaksanaan hemodialisis.

Komplikasi hemodialisis menimbulkan ketidaknyamanan, meningkatkan stress dan

mempengaruhi kualitas hidup klien. Dengan kata lain tindakan hemodialisis secara signifikan

berdampak atau mempengaruhi kualitas hidup dari klien diantaranya kesehatan fisik,

psikologis, spiritual, status social ekonomi dan dinamika keluarga (Charuwanno, 2005).

Komplikasi atau dampak pelaksanaan Hemodilisis terhadap fisik menjadikan lemah

dan lelah dalam menjalani kehidupan kehidupan sehari-hari trauma seltelah hemodialisis

(Sullivan, 2009). Kelemahan dana kelelahan pada klien hemodialisis diakibatkan karena

anemia yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon akibat kerusakan fungsi ginjal

(Thomas, 2003). Selain kelelahan dan kelemahan, komplikasi yang terjadi saat

berlangsungnya hemodialisis yaitu Dialysis disequilibrium syndrome (DSS). Dialysis

disequilibrium syndrome didapatkan terjadi proses pengeluaran cairan dan urea dari dalam

darah yang terlalu cepat selama hemodialisis. Tanda dari DSS berupa sakit kepala tiba-tiba,

penglihatan kabur, pusing, mual, muntah, jantung berdebar-debar, disorientasi dan kejang.

Apabila DSS tidak terdeteksi klien dapat menjadi koma yang berakhir kematian (Ross dan

Kearney, 2000).

Di Negara Indonesia penderita GGK angka kejadiannya cukup tinggi. PERNEFRI

(Persatuan Nefrologi Indonesia) tahun 2011 melaporkan bahwa perkiraan ada 70 ribu

penderita gagal ginjal di Indonesia, namun yang terdeteksi menderita GGK tahap akhir dan

menjalani hemodialisis hanya sekitar 4-5 ribu saja. Banyak yang telah menjalani terapi

Page 6: Bab i Revisi a.n Sulaiman

dialysis meninggal dunia karena mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk berobat dan proses

dialysis (Fransisca, 2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “apakah

ada hubungan antara lamanya pelaksanaan hemodialisis dengan fatigue pasien CKD di RS

PKU Yogyakarta”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan lamanya pelaksaan

hemodialisis dengan fatigue pasien CKD di RS PKU Yogyakarta

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran kelelahan fisik pada pasien gagal ginjal yang menjalani

hemodialisis

b. Terekplorasinya kelelahan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani pelaksanaan

lamanya hemodialisis

c. Tereksplorasinya gejala kelelahan yang dialami oleh responden

3. Ruang Lingkup

a. Ruang lingkup materi

Ruang lingkup materi penelitian ini adalah keperawatan dewasa atau keperawatan

medikal bedah

b. Ruang Lingkup Responden

Ruang lingkup responden adalah pasien Gagal Ginjal yang menjalani pelaksaan

Hemodilisa

Diyah , 10/26/14,
Ruang lingkup harus disertai justifikasi/alasan mengapa memilih tema tsb, responden tsb, tempat penelitian tsb.
Diyah , 10/26/14,
2. Untuk mengetahui berapa lama responden melakukan hemodialisa3. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara lama melakukan hemodialisa dengan kejadian fatigue
Diyah , 10/26/14,
Saat proposal, kata *diketahui* diganti *untuk mengetahui*
Diyah , 10/26/14,
Dihilangkan saja, diganti hasil studi pendahuluan di PKU
Page 7: Bab i Revisi a.n Sulaiman

c. Tempat

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di unit Hemodialisis RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta

d. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian akan dilakukan pada tanggal Oktober 2014 di PKU Muhammadiyah

Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Meningkatkan pengetahuan para tenaga medis (perawat dan dokter) tentang hubungan

antara lamanya hemodialisis dengan kualitas hidup pasien ygagal ginjal.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan referensi yang memberikan informasi untuk tenaga medis dan

pasien tentang kualitas hidup pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di

RS PKU Yogyakarta

b. Sebagai bahan referensi tenaga medis dan pasien gagal ginjal dalam mengambil

keputusan tentang pemilihan terapi untuk kondisi sakitnya

3. Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi unit hemodialisi RS PKU Yogyakarta untuk meningkatkan

kualitas pelayanan. Sebagai referensi, acuan dan masukan kepada peneliti lain yang

mengadakan penelitian yang berhubungan dengan hemodialisis dan penyakit gagal

ginjal.

Page 8: Bab i Revisi a.n Sulaiman

E. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan ini,

antara lain:

1. Penelitian oleh Septiwi yang berjudul “Pengaruh Breathing Exercise terhadap Level

Fatigue Pasien Hemodialisi Di RSPAD Gatot Subroto Jakarta”. Desain yang

digunakan dalampenelitian ini adalah quasi eksperimendengan pendekatan pre-post

test design. Populasi dalam penelitian ini adalahsemua pasien di Unit Hemodialisis

RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien yang

menjalani hemodialisis reguler 2 kali/minggu, usia pasien 20-60 tahun, dapat

berkomunikasi dengan baik, tidak menderita kelainan mental, dan tidak mempunyai

komplikasi penyakit yang membahayakan. Data diuji menggunakan uji statistik uji T

berpasangan (paired t test). Dimana penelitian mengukur level fatigue pre/post

breathing exercise dan hasilnya mengalami level fatigue yang bervariasi, yang

membedakan penelitian diatas yaitu dilakukan pengukuran fatigue dengan subyektif

perasaan yang tidak menyenangkan dengan pasien yang menjalani Hemodialisis yang

lama.

2. Penelitian oleh Sulistini yang berjudul “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Fatigue

Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis”. Prevalensi fatigue tinggi pada pasien

hemodialisis. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan

Fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian analitik

observasional. Teknik non probability sampling. Hasil penelitian tidak ada hubungan

tingkat fatigue dengan pekerjaan, status dukungan, jenis kelamin merokok, status

nutrisi dan jarak fasilitas. Ada hubungan tingkat Fatigue dengan latihan fisik, lama

menjalani hemodialisis, kadar hemoglobin, penghasilam dan pendidikan. Faktor yang

dominan adalah penghasilan.

Diyah , 10/26/14,
Setiap penelitian yg dijadikan rujukan, dicari perbedaannya dengan penelitian Anda. Misal: variabel, tempat, responden, dll.