studi analisis kisah nabi sulaiman as dalam buku cerita

113
STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA ANAK: KOMPARASI ATAS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM TAFSIR AL-QUR’AN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Siti Nafisah 11150340000189 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU

CERITA ANAK: KOMPARASI ATAS KISAH NABI SULAIMAN

AS DALAM TAFSIR AL-QUR’AN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Siti Nafisah

11150340000189

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU

CERITA ANAK: KOMPARASI ATAS KISAH NABI SULAIMAN

AS DALAM TAFSIR AL-QUR’AN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Siti Nafisah

11150340000189

Dosen Pembimbing

Syahrullah, MA.

NIP: 197808182009011016

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 3: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA
Page 4: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

dc

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN A.S DALAM BUKU CERITA ANAK: KOMPARASI ATAS KISAH NABI SULAIMAN A.S DALAM TAFSIR AL-QUR'AN telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 September 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 21 Oktober 2020

Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, MA.

Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. M. Suryadinata, M.Ag

DR. H. Mafri Amir, M.Ag NIP. 19600908 198903 1 005 NIP. 19580301 1992031 001

Pembimbing,

Syahrullah, MA. NIP. 19780818 200901 1 016

USER
Typewritten text
iii
Page 5: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

iv

ABSTRAK

Siti Nafisah

“Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Buku Cerita Anak: Studi Analisis

atas Kisah Nabi dalam Al-Qur’an”

Terdapat banyak kisah-kisah Nabi yang ada di dalam buku cerita

anak yang menggambarkan dan menceritakan sesuatu yang tidak tertulis

sebagaimana yang tertulis di al-Qur‘an. Ada hal yang kurang atau kurang

tepat dalam menyikapi kisah Nabi dalam al-Qur‘an yang banyak

diadaptasi menjadi buku cerita anak.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif analisis dan merupakan penelitian kepustakaan (library

research). Jenis penelitian ini kualitatif sesuai untuk diterapkan pada

penelitian ini, karena penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan

secara komprehensif sumber-sumber kepustakaan, dan digunakan untuk

menjawab pokok permasalahan yang telah dirumuskan.

Penyajian Kisah Nabi Sulaiman a.s oleh Iwok Abqary cukup

sederhana dan dapat dengan mudah dipahami. Meski belum sesederhana

yang diharapkan, tapi bahasa penulisannya cukup bisa dipahami anak-

anak usia dasar dan pra-sekolah. Penggambaran dalam buku cerita karya

Iwok Abqary juga tidak asal, para nabi dan rasul tidak diwujudkan dalam

gambar. Hanya makhluk hidup yang ada di bumi yang digambarkan secara

jenaka. Para pembaca, yang notabene adalah anak-anak, dapat menjadi

lebih tertarik karena dilengkapi gambar yang full colour. Di dalam buku

Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Iwok Abqary belum disajikan poin-poin

penting tentang isi cerita. Jadi, masih butuh peranan orang tua untuk

menjelaskan kepada anak tentang inti cerita sekaligus ibrah apa yang dapat

diambil.

Kata Kunci: Nabi Sulaiman a.s, cerita anak.

Page 6: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

v

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat

rahmat nikmat serta anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul ―Studi Analisis Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Buku Cerita

Anak: Komparasi atas Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Tafsir Al-Qur‘an‖

Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Agung

Muhammad Saw yang selalu memberi syafaat kepada umatnya dari setiap

lafal shalawat yang terucap.

Penulis sadar bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari

dukungan, arahan dan bantuan banyak pihak, dengan segala kerendahan

hati dan rasa syukur penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA., Selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA., Selaku Ketua Program Studi Ilmu al-

Qur‘an Dan Tafsir dan Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH Selaku

Sekertaris Program Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Muslih, Lc., M.Ag., Selaku Dosen Pembimbing akademik

yang telah memberikan banyak nasihat dan kemudahan bagi penulis

dalam mengurus administrasi dan penyelesaian skripsi.

5. Bapak Syahrullah, MA., Selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

serta mengkoreksi dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh guru besar dan dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan

Page 7: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

vi

serta pengalaman kepada penulis. Serta para staf dan karyawan

Fakultas Ushuluddin yang sudah memberikan kemudahan dalam

mengurus administrasi dan berkaitan dengan skripsi penulis.

7. Untuk kedua orang tua yang penulis cintai Alm. Papa Ahmad

Muhammad Nur, dan Mama Hilda Farida Asma, yang selalu

mendoakan kebaikan dalam segala aktivitas penulis dan selalu

memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa yang tak

pernah putus selama ini. Terima kasih atas segalanya semoga selalu

dapat membahagiakan dan membanggakan sehingga dapat menjadi

anak yang berbakti.

8. Untuk kakak saya Nuraida Maharani Ahmad dan adik saya Nuraini

Salsabillah Ahmad yang selalu memberikan dukungan dan doanya

kepada penulis di saat penulis terbentur pada kesulitan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Sekali lagi terima kasih atas segalanya

semoga kelak kita akan menjadi anak yang membanggakan bagi Papa

dan Mama.

9. Untuk diri saya sendiri, terima kasih banyak telah mau berjuang

hingga titik akhir perkuliahan. Semoga semakin giat belajar kembali

mendalami apa yang sudah dipelajari selama perkuliahan.

10. Untuk sahabat seperjuangan penulis dibangku kuliah Kholishoh

Qothrunnada, Nabila Bulqois, Nada Silvia Ady Sanusi, Ulfa Fauziah,

Fiza Intan Naumi, Winda Ayu Pertiwi, Fitrah Amaliah, Munirah

Humayirah Imran terima kasih telah berbagi canda, tawa, suka

maupun duka kepada penulis selama ini, dan terima kasih juga kepada

Muftie Arief atas segala bantuan dan dukungan serta hiburan dalam

merampungkan penulisan ini.

11. Untuk saudara sekamar selama perkuliahan sampai saat ini Ahdani

Samsul Anwar, Annisa Muvie Sabrina, Fitri Sulastri, Faizah Azizah,

Page 8: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

vii

Faizah Nurhidayah terima kasih telah menemani penulis dua puluh

empat jam di perantauan selama ini.

12. Untuk teman-teman Tafsir Hadist 2015, terkhusus bagi teman-teman

TH E yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga silaturrahim

kita tetap terjaga dan takkan retak walaupun jarak memisahkan kita.

13. Kepada teman-teman KKN 033 ―Mabar‖ 2018 Mauk Barat

Kabupaten Tangerang, terima kasih atas pelajaran dan pengalaman

berharga yang tidak bisa dilupakan.

14. Kepada saudariku ISYKAMELA 625 Jabodetabek & HIKAM

Jabodetabek yang telah membantu dan memberikan semangat dalam

penulisan karya ini. Semoga ukhuwah kita tetap terjalin.

15. Seluruh rekanita PC IPPNU Tangsel dan PP IPPNU, tidak

mengurangi rasa hormat, terima kasih atas pengalaman, pembelajaran,

dan perjuangan bersama-sama kalian dan menjadi bagian dari

keluarga besar IPPNU.

16. Seluruh keluarga Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA)

UIN Jakarta, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat, terima kasih atas ilmu

dan pengetahuan yang telah diberikan, senang bisa berkontribusi

bersama HIQMA UIN Jakarta.

17. Teman-teman UKM (Unit Kuy Mahasiswa) teman berbagi kepenatan

dan ―selalu kuy‖ Adji Vikiantoro, Gusti Fatia Cahyani, Amar Habibi,

Isa, Awaluddin Jauhar, Ahmad Saogi, Fahriza Hafiz, Imaduddin

Zikky, Atika Fitriana, Ulul Albab, Rif‘at Sayuqi, Amirullah, Ahmad

Ridwan, Siti Mudrikah dan Meliana.

18. Kawan-kawan yang telah memberikan cerita dan bersedia

meluangkan waktu berbagi keluh kesah selama penulis mengerjakan

penelitian ini, Gita Safitri Ilusi, Nurfaidah Mahmudah, Nur Afiatul

Page 9: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

viii

Azizah, Riza Muhammad, Ahmad Dalihan, Bilqis Khoiriyyah, Asep

Muhammad Nasrudin Hasyim, Rinaldi Kusuma, Muhammad Irfan,

Evan Rinaldi Karimullah, Zulfahmi.

19. Terakhir kepada seluruh pihak yang tidak bisa diucapkan satu persatu

yang telah membantu penulisan ini, semoga Allah senantiasa

memberikan rahmat dan pertolongan serta membalas setiap kebaikan

kalian, Jazākumullah Khairan Jazā.

Demikianlah ucapan terimakasih yang penulis haturkan atas semua

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Jakarta, 10 Juni 2020

Penulis,

Page 10: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan

bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543/U/1987

1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin

dapat dilihat pada tabel berikut:

No Huruf

Arab

Huruf

Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا .1

B Be ب .2

T Te خ .3

Ṡ Es dengan titik atas ث .4

J Je ج .5

Ḥ h dengan titik bawah ح .6

KH ka dan ha ر .7

D De د .8

Ż Z dengan titik atas ذ .9

R Er ر .10

Z Zet ز .11

S Es س .12

Sy es dan ya ش .13

Ṣ es dengan titik di bawah ص .14

Ḍ de dengan titik di bawah ض .15

Ṭ te dengan titik di bawah ط .16

Ż zet dengan titik di bawah ظ .17

Page 11: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

x

koma terbalik di atas hadap kanan ع .18

G Ge غ .19

F Ef ف .20

Q Ki ق .21

K Ka ك .22

L El ل .23

M Em م .24

N En ى .25

W We و .26

H Ha ه .27

Apostrof ˋ ء .28

Y Ye ي .29

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa

diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis

dengan tanda (‘).

a. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam vokal bahasa Indonesia,

terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fatḥah

I Kasrah

U Ḍammah

Page 12: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

xi

Adapun untuk vokal rangkap bahasa Arab, yang lambangnya berupa

gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan

huruf yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai Fatḥah dan ya ا ي

Au Fatḥah dan wau ا و

b. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan garis di atas تا

Ī i dengan garis di atas ت ي

Ū u dengan garis di atas ت ى

c. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiah

maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-dīwān bukan

ad- dāwān.

d. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydìd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda tasydìd ) ) dalam alih aksara ini dilambangkan

dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima

Page 13: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

xii

tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-

huruf syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورج) tidak ditulis ad-ḍarūrah

melainkan al-ḏarūrah, demikian seterusnya.

e. Ta Marbūṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada

kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut di alih aksarakan menjadi

huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta

marbûah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun,

jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Ṭarīqah طريقح 1

al-Jāmi‗ah al-Islāmiyyah الجاهعح الإسلاهيح 2

الىجىد وددج 3 Waḥdat al-wujūd

f. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain

untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid al-

Ghazālī bukan Abū Hāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis

Page 14: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

xiii

dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,

demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan

meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak ‗Abd al-Samad al-Palimbani: Nuruddin

al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

g. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‟l) , kata benda (ism), maupun huruf

(harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

atas kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab, dengan berpedoman pada

ketentuan di atas.

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustādzu الأستاذ ذهة

tsabata al-ajru الأجر ثثد

al-ḥarakah al-„asriyyah العصري د الذرمد

asyhadu an lā ilāha illā Allāh الله إلا إله لا اى أشهد

maulāna Malik al-sāliẖ الصالخ هلل هىلانا

yu‟atstsirukum Allāh الله يؤثرمن

Al-maẓāhir al-„aqliyyah العقليد الوظاهر

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu di

alih aksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;

Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-

Rahmān.

Page 15: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................iii

ABSTRAK ................................................................................................iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI........................................................... ix

DAFTAR ISI ..........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Permasalahan.......................................................................................... 7

1. Identifikasi Masalah................................................................................ 7

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................8

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian..................................................................................9

E. Kajian Pustaka.........................................................................................9

F. Metodologi Penelitian............................................................................18

1. Jenis Penelitian.......................................................................................18

2. Metode Pengumpulan Data ...................................................................18

3. Metode Pembahasan............................................................................. 19

4. Teknik Penulisan................................................................................... 21

G.Sistematika Penulisan ...........................................................................21

BAB II KISAH-KISAH AL-QUR’AN DALAM ULUM AL-QUR’AN

A. Definisi Kisah.......................................................................................23

B. Cerita Dalam Al-Qur‘an....................................................................... 24

1. Macam-macam Cerita Dalam Al-Qur‘an ..............................................25

C. Pengertian Kisah Dalam Al-Qur‘an..................................................... 27

D. Hikmah Kisah Dalam Al-Qur‘an .........................................................29

Page 16: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

xv

E. Karakteristik Kisah Dalam Al-Qur‘an.................................................. 32

F. Berulangnya Kisah Dalam Al-Qur‘an ..................................................36

G. Macam-macam Kisah Dalam Al-Qur‘an .............................................37

H. Tujuan Kisah Dalam Al-Qur‘an........................................................... 45

BAB III BIOGRAFI IWOK ABQARY DAN KARYA-KARYANYA

A. Biografi Iwok Abqary...........................................................................47

B. Karya-karya Iwok Abqary.....................................................................49

C. Cerita Singkat Buku Cerita Anak Kisah 25 Nabi & Rasul...................51

BAB IV ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU

CERITA ANAK 25 NABI DAN RASUL KARYA IWOK ABQARY

A. Gaya Penulisan Iwok Abqary ..............................................................53

B. Refrensi Yang Digunakan Iwok Abqary...............................................55

C. Penafsiran Kisah Nabi Sulaiman a.s Dalam Buku Iwok Abqary .........60

D. Pandangan Mufassir Terhadap Kisah Nabi Sulaiman a.s.....................62

1. Penafsiran Tafsir Ibn Katsir Tentang Kisah Nabi Sulaiman a.s............63

2. Penafsiran Tafsir Al-Misbah Tentang Kisah Nabi Sulaiman a.s...........65

3. Penafsiran Tafsir Al-Thabari Tentang Kisah Nabi Sulaiman a.s...........66

E. Kontekstualitas Kisah Nabi Sulaiman: Antara Pesan Moral dan Fakta

Sejarah......................................................................................................10

F. Kritik terhadap Pola Penyajian Kisah Nabi Sulaiman dalam Buku Cerita

Anak Kisah 25 Nabi & Rasul Karya Iwok Abqary................................... 73

G. Pesan Moral dari Kisah Nabi Sulaiman a.s dan Semut ........................75

1. Tolong Menolong Antar Sesama ..........................................................76

2. Menabung Sebagai Amal Kebaikan ......................................................78

3. Sabar .....................................................................................................79

4. Etos Kerja ..............................................................................................82

5. Bersyukur Atas Nikmat .........................................................................83

Page 17: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

xvi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................87

B. Kritik dan Saran ...................................................................................89

Daftar Pustaka ...........................................................................................91

Page 18: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‘an al-Karim merupakan suatu mukjizat bagi Islam yang

bersifat kekal, dan bukan rahasia umum lagi jikalau kemajuan ilmu

pengetahuan yang terjadi pada saat ini, bahwasaanya telah dijelaskan

terlebih dahulu di dalam al-Qur‘an. Salah satu mukjizat yang diturunkan

oleh Allah terhadap Nabi Muhammad Saw. ini bertujuan membebaskan

manusia dari segala belenggu ataupun kegelapan menuju jalan yang

terang, karena al-Qur‘an sendiri merupakan suatu petunjuk menuju jalan

yang lurus.1

Sejak Islam lahir, telah memberikan berbagai sumbangsih dalam

kehidupan yang di antaranya yakni dedikasi yang begitu besar terhadap

ilmu pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan wahyu yang diturunkan

pertama kali terhadap Nabi Muhammad Saw. sebagaimana bunyinya: نإ لمإ علم الإ رم (2) الذي علم بالإقلم (1) سان ما لإ ي عإ كإ رأإ وربك الإ نإسان منإ (3) اق إ خلق الإ

م ربك الذي خلق (4) علق رأإ باسإ (5) اق إ

―Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (1) Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah, (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (4) Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)‖ (Q. S. al-‗Alaq [96]:

1-5)

Dari ayat tersebut, diingatkan bahwa sejak awal Islam datang

membawa semangat keilmuan. Sebagaimana ayat di atas yang menyeru

manusia agar gemar membaca, dalam artian sesuatu yang berhubungan

dengan keilmuan, seperti menulis ataupun melakukan suatu penelitian.2

1Mudakir AS, Studi Ilmu-ilmu Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera antar Nusa, cet. 10,

2007), 1. 2Yusuf Qardhawi, Al-Qur‟an Berbicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan,

(Jakarta: Gema Insani, 1999), 91.

Page 19: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

2

Al-Qur‘an suatu kitab pendidikan yang luhur, bukan hanya sekedar

untuk dibaca maupun dihafal, melainkan juga agar dipahami dan

dipelajari. Sebagai halnya kisah-kisah umat terdahulu yang terdapat di

dalam al-Qur‘an, salah satu adanya penyebutan kisah-kisah umat tedahulu

guna memberikan pelajaran bagi umat-umat yang hidup setelahnya. Dari

setiap kisah yang disebutkan di dalam al-Qur‘an, tentunya memiliki pesan

moral sehingga sebagai umat Nabi Muhammad Saw. dapat mengambil sisi

baiknya dan membuang sisi buruknya. Sebagaimana firman-Nya.

لإباب رة لول الإ ديق الذي لقدإ كان ف قصصهمإ عب إ ت رى ولكنإ تصإ ما كان حديثا ي فإمنون م ي ؤإ ة لقوإ ء وىدى ورحإ صيل كل شيإ يديإو وت فإ ب يإ

―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-

orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,

akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala

sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.‖ (Q. S.

Yusuf [12]: 111)

Kisah pada al-Qur‘an tidak hanya mendeskripsikan kejadian lokal

yang terikat pada satu waktu yang eksklusif, dan juga mendeskripsikan

insiden yang terpisah dari satu tanda-tanda kehidupan yang lebih besar.

Selain itu, kisah pula adalah bagian dari gelombang sejarah kehidupan

semua umat manusia. Dalam artian, semua kisah yang disebutkan di dalam

al-Qur‘an merupakan dan ditujukan untuk semua umat manusia tanpa

terkecualipun.

Pada kehidupan sehari-hari, kisah-kisah yang disebutkan di dalam al-

Qur‘an sangatlah menyatu dengan masyarakat. Beraneka macam bentuk

penyampaian telah dilakukan, di antaranya publikasi serta dokumentasi,

seperti buku serta majalah yang spesifik membahas perihal kisah pada al-

Qur‘an yang telah banyak disusun. Banyak penceramah atau para

pendakwah yang tak jarang menorehkan kisah pada setiap isi pidato yang

disampaikan terhadap para pendengarnya atau jamaah.

Page 20: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

3

Sampai pada fase sekarang ini, seiring kemajuan teknologi yang

semakin pesat, penyampaian kisah telah mengalami banyak sekali

kemajuan. Seperti yang telah diketahui, berbagai penayangan konten

islami dalam stasiun televisi telah dilakukan. Salah satu konten islami

tersebut di antaranya adalah menyajikan kisah yang terdapat di dalam al-

Qur‘an, seperti kisah para nabi serta kisah teladan yang lain. Menariknya,

tayangan ini menjadi salah satu tayangan yang menempati posisi dengan

rating tertinggi, adapun salah satu penyebab hal tersebut adalah adanya

minat penonton yang sangat tinggi.

Selain ditayangkan dalam acara televisi, kisah-kisah dalam al-Qur‘an

terutama yang berkaitan dengan kisah 25 nabi dan rasul ditulis dalam

bentuk buku cerita atau yang biasa dikenal buku cerita anak. Menariknya

di sini adalah jika pada al-Qur‘an tidak dijelaskan secara menditail, seperti

penggambaran dalam cerita Nabi Sulaiman yang memiliki beberapa versi

ketika dipaparkan di dalam buku cerita anak. Misalnya, bagian dalam

istana Nabi Sulaiman yang mana di dalam buku cerita disuguhkan secara

jelas. Lalu bagaimana buku cerita bisa menggambarkan nabi hanya dalam

sekejap mata dapat berbicara dengan hewan ataupun makhluk hidup yang

lain?

Akan hal tersebut, timbullah suatu pertanyaan apakah pembaca telah

mampu atau bisa menyimpulkan pesan yang sejatinya sebagai misi primer

sebuah kisah nabi yang terdapat dalam buku cerita anak? Apakah pembaca

telah mengambil „ibrah atau pembelajaran yang secara eksplisit tertuang

jelas dalam kisah nabi di buku cerita anak? Kenyataannya, apakah telah

berlangsung perubahan pada masyarakat ke arah yang lebih baik seiring

banyaknya penyampaian kisah nabi yang telah disebarluaskan oleh

beraneka macam media di berbagai kalangan?

Page 21: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

4

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab menggunakan

penelitian secara langsung dengan melihat kondisi masyarakat pada

sekarang ini. Menurut penulis, terjadi ketidak-sinambungan dalam jati diri

masyarakat antara banyaknya penyampaian kisah menuju perubahan ke

arah yang lebih baik yang justru sebagai pesan atau misi primer sebuah

kisah. Kemudian apa penyebab ketidak-sinambungan tadi dapat terjadi?

Apakah materi kisah tersebut yang harus diulas kembali baik dalam

bentuk pemahamannya sekalipun? Lalu bagaimana sudut pandang

masyarakat terhadap kisah yang wajib diulas kembali?

Sejatinya, kisah merupakan bagian integral dari al-Qur‘an yang

diyakini akan keabsahannya, sebab keaslian sebuah kisah telah

memperoleh jaminan langsung dari Allah Swt. Sebagaimana yang telah

dipaparkan dalam surah Âli ‗Imrân ayat 62 dan Yûsuf ayat 111 yang

menyatakan bahwasanya kebenaran sebuah kisah menjadi petunjuk dan

sekaligus sebagai suatu pembelajaran.

ق ذا لو الإقصص الإ و إل اللو إن ى كيم وما منإ إل وإن اللو لو الإعزيز الإ―Sesunguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana.‖ (Q. S. Âli ‗Imrân [3]: 62)

لإباب رة لول الإ ديق الذي لقدإ كان ف قصصهمإ عب إ ت رى ولكنإ تصإ ما كان حديثا ي فإ منون ب يإ م ي ؤإ ة لقوإ ء وىدى ورحإ صيل كل شيإ يديإو وت فإ

―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-

orang yang mempunyai akal. Al-Qur‘an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,

akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala

sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.‖ (Q. S.

Yûsuf [12]: 111)

Berdasarkan dua ayat tersebut, jelaslah akan aktualitas kisah nabi

yang terdapat di dalam al-Qur‘an. Jika terjadi perbedaan atau melahirkan

pengungkapan kisah yang berbeda-beda, maka hal tersebut merupakan

Page 22: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

5

kesalahan yang lahir dari masyarakat dalam upaya memahami dan

mempelajari kisah nabi dalam al-Qur‘an itu sendiri. Lahirnya berbagai

pemahaman inilah yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara

banyaknya penyajian kisah dengan hasil yang menjadi tujuan dari kisah itu

sendiri.3

Dari beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di atas, menurut

penulis kajian yang fokus membahas tentang kisah nabi dalam buku cerita

anak perlu diterapkan dalam konteks sosial modern. Hal ini bertujuan agar

dapat dipetik hikmah serta pelajaran („ibrah) sehingga perbaikan kondisi

masyarakat Indonesia dapat terlaksana terutama dalam situasi krisis moral

seperti saat ini, misalnya tindakan korupsi, perusakan alam, hingga

menngkatnya kasus kriminalitas (kejahatan). Pemahaman yang baik dan

benar perihal kisah di dalam al-Qur‘an diharapkan dapat mengobati

berbagai penyakit sosial yang berada di tengah-tengah masyarakat.

Dari beberapa yang telah penulis telusuri sebelumnya, telah

ditemukan separo dari buku cerita anak yang tersebar di kalangan

masyarakat tidak sesuai dengan apa yang telah tercantum di dalam al-

Qur‘an. Oleh sebab itu, dibutuhkan pendekatan baru yang lebih baik

tatkala mempelajari kisah nabi dalam buku cerita anak. Akan tetapi,

sebuah pendekatan baru cenderung relatif, karena sejatinya menceritakan

sebuah peristiwa yang terdapat dalam kisah al-Qur‘an tidaklah cukup,

tentunya harus disertai dengan cara-cara baru agar sebuah kisah tidak

hanya dapat dijadikan sebagai pembelajaran melainkan juga untuk

membangun tatanan kehidupan yang selaras menggunakan misi utama

yaitu al-Qur‘an. Dengan melihat kembali tujuan al-Qur‘an itu sendiri,

yakni menjadi pedoman hidup umat manusia yang berisi kebenaran.

3Muhammad Ahmad Khalafullâh, al- Fann al- Qasasî fî al-Qur‟an al-Karîm

(Beirut: Sîna li al-Nasyr, 1999), 6.

Page 23: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

6

Hal menarik lainnya adalah menceritakan sebuah kisah dipercaya

menjadi cara untuk menarik perhatian beraneka ragam kalangan yang

tidak terbatas, baik dalam usia tua atau masih belia, kaya atau kurang

mampu, baik selaku penguasa ataupun rakyat biasa, dan lain sebagainya.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan lahirnya buku cerita anak yang

di dalamnya mengupas seputar kisah-kisah dalam al-Qur‘an. Yang

menjadi pertanyaan di sini, apakah kisah nabi dalam buku cerita anak

terdapat penambahan atau justru terdapat penghapusan cerita serta dari

mana sumber yang menjadi landasan dalam buku cerita anak. Faktor

tersebut merupakan salah satu yang menjadikan penulis tertarik untuk

menindak lanjuti kisah nabi dalam al-Qur‘an yang diadaptasi dalam buku

cerita anak.

Pada redaksinya, kisah nabi didalam al-Qur‘an tak tersusun sesuai

kronologi insiden yang sebenarnya, tetapi diadaptasi menggunakan tujuan

kisah dan keadaan jiwa Nabi Muhammad Saw. Pada saat turunnya wahyu.

Berkaitan dengan hal ini, Muhammad ‗Abduh beropini bahwa al-Qur‘an

tidak bermaksud menggambarkan materi sejarah atau membahas insiden

secara kronologis dan jelas.4 Selaras dengan adanya ungkapkan tersebut

menunjukkan pentingnya menindaklanjuti, seperti mengharuskan adanya

perbandingan untuk memahami, mengetahui, serta mencocokkan kisah

nabi di dalam al-Qur‘an dengan yang terdapat di dalam buku cerita anak.

Demikian penggambaran ini yang merupakan latar belakang penulis

ingin menelisik salah satu kisah yang terdapat dalam buku cerita anak

yang telah mengadaptasi kisah nabi dari al-Qur‘an. Sementara itu, penulis

menggunakan orientasi (arah) komparatif dengan menggunakan al-Qur‘an

dan pendapat para mufassir lainnya. Penelitian tersebut akan penulis

4Muhammad Rasyîd Rida, Tafsîr al-Manâr (Kairo: Matba‘ah Hijazi, 1959), jilid I,

327.

Page 24: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

7

sajikan dalam skripsi ini dengan judul Studi Analisis Kisah Nabi

Sulaiman a.s dalam Buku Cerita Anak: Komparasi atas Kisah Nabi

Sulaiman a.s dalam Tafsir Al-Qur’an.

B. Permasalahan

Sebagaimana latar belakang permasalahan di atas, maka untuk

mempermudah dalam penulisan, penulis akan memberi identifikasi,

pembatasan serta perumusan masalah yang akan dibahas.

1. Identifikasi Masalah

Akan pemaparan yang telah dituangkan melalui latar belakang

permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

yang timbul kemudian. Adapun permasalahan tersebut antara lain:

a. Dalam buku cerita anak yang menjelaskan kisah para nabi dengan

kisah nabi yang ada di dalam al-Qur‘an tentunya memiliki

maksud atau pesan yang ingin disampaikan terhadap pembaca,

maka pesan apa yang akan ditonjolkan teruntuk penikmat buku

cerita anak?

b. Dari berbagai kisah nabi yang telah diuraikan melalui buku cerita

anak, terjadi pengembangan ketika dalam menjelaskan suatu

kejadian dari yang telah dijelaskan dalam al-Qur‘an. Untuk itu,

bagaimana dengan kesesuain kisah tersebut jikalau terdapat

perbedaan dari kisah aslinya. Maka, apakah penyebab atau yang

menjadikan keduanya nampak berbeda.

c. Terdapat beberapa kisah nabi yang tidak bisa disampaikan dalam

bentuk buku cerita. Sesungguhnya menggambarkan sesuatu yang

tidak tertulis di dalam cerita al-Qur‘an pun sudah menjadi

Page 25: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

8

masalah. Apa ibrah yang didapat dari kisah nabi dalam buku

cerita anak-anak? Ketika diadaptasi menjadi buku cerita anak,

adakah cerita yang kurang atau sebaliknya? Lantas dari mana

sumber informasi terkait dengan sesuatu yang tidak dijelaskan di

al-Qur‘an? Sudah sesuaikah dengan penafsiran utama? Apakah

kisah yang ada di dalam al-Qur‘an diadaptasi dengan baik oleh

penulis buku cerita?

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sesudah melakukan proses identifikasi masalah, lalu yang menjadi

penekanan fokus penelitian ini ialah cerita atau kisah Nabi Sulaiman yang

dikemas dalam buku cerita anak kisah 25 Nabi & Rasul. Adapun fokus

cerita tersebut menggunakan karangan Iwok Abqary yaitu ada berapa

kisah yang ditulis Iwok Abqary? Apakah hanya kisah Nabi Sulaiman?

Tidak kisah yang lainnya? Dalam surah dan ayat berapa terdapat kisah

Nabi Sulaiman? Penulis hanya memfokuskan pada kisah Nabi Sulaiman,

karena adapun masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini adalah

bagaimana bentuk penggambaran kisah Nabi Sulaiman dalam buku cerita

anak kisah 25 Nabi karya Iwok Abqary?

C. Tujuan Penelitian

Melihat dari permasalahan di atas dapat dijelaskan tujuan penulisan

skripsi ini adalah:

1. Mendeteksi kisah Nabi Sulaiman a.s yang ada di dalam buku cerita

anak.

2. Menganalisis dan mengkritisi penafsiran yang berkaitan tentang kisah

Nabi Sulaiman a.s.

Page 26: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

9

3. Menjelaskan dan melakukan komparasi pesan yang ingin disampaikan

oleh al-Qur'an dalam kisah Nabi Sulaiman a.s yang diadaptasi

menjadi buku cerita anak.

4. Mengetahui serta menambah wawasan tujuan akademik dan

memenuhi tugas dalam memenuhi Sarjana Strata 1 (S1).

D. Manfaat Penelitian

1. Kegunaan teoritis adalah untuk menambah wawasan para pengkaji

tafsir, mengenai kisah Nabi Sulaiman a.s dalam al-Qur'an yang

diadaptasi dalam bentuk bacaan buku cerita anak.

2. Kegunaan praktis adalah sebagai bahan tambahan ajar pada mata

kuliah Tafsir seperti, Pendekatan Modern Kajian al-Qur'an,

Metodologi Penelitian Tafsir dan Hadits, serta Kajian Barat terhadap

al-Qur'an dan Hadits.

3. Menambah literasi dan wawasan untuk masyarakat.

E. Kajian Pustaka

Agar mencapai hasil penelitian yang baik, dibutuhkan data-data valid

agar bisa menjawab secara komprehensif permasalahan yang ada. Hal ini

digunakan untuk menghindari kecenderungan penulisan terhadap

penelitian lain, maka dicarilah penelitian-penelitian sebelumnya baik itu

berupa skripsi, tesis, dan disertasi yang memiliki kemiripan tema serta

judul dengan rencana penelitian penulis.

Pengisahan Nabi Yûsuf Dalam al-Qur‟an dan Injil (Analisis

Perbandingan Tafsir Ibn Kātsīr dan Tjerita-Tjerita Al-Kitab) Skripsi oleh

Umar Ubaidillah.5 Perhatian utama penulis dalam skripsi ini ialah

5Umar Ubaidillah, Pengisahan Nabi Yusuf Dalam Al-Qur‟an dan Injil (Analisis

Perbandingan Tafsir Ibn Katsir dan Tjerita-Tjerita Al-Kitab), (Skripsi Program Studi

Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013)

Page 27: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

10

mengkaji kisah Nabi Yûsuf dalam kitab Tafsir Ibn Kātsīr karya Abu al-

Fida al-Hafiz Ibn Kātsīr atau yang terkenal dengan sebutan Tafsir al-

Qur‘an al Azim dan buku Tjerita Tjerita Alkitab karya Anne de Vries.

Karena di dalamnya (baik tafsir Ibn Kātsīr dan buku Tjerita Alkitab)

membahas kisah Nabi Yûsuf yang banyak mengandung hikmah. Melalui

dua kitab ini, penulis meneliti persamaan dan perbedaan baik dalam kitab

Tafsir Ibn Kātsīr dan Tjerita Alkitab mengenai kisah Nabi Yûsuf. Hikmah

kisah Nabi Yûsuf dari kedua kitab ini juga tidak luput dari pembahasan

penulis.

Penulis juga memaparkan secara detail apa yang dimaksud dengan

kisah, macam-macam kisah serta tujuannya. Terutama asas al-Qur‘an.

Sehingga term qasas al-Qur‘an ini menjadi pijakan untuk memahami arti

sebuah kisah/cerita dalam kedua kitab tersebut. Melalui pembacaan kedua

kitab tersebut, penulis mengetahui sumber rujukan kisah Nabi Yûsuf yang

terdapat dalam kitab Tafsir Ibn Kātsīr. Ibn Kātsīr banyak mengutip

riwayat atau hadis dan pendapat para mufasir sebelumnya, salah satunya

dari Ibn Jarir al-Thabari dalam menjelaskan kisah Nabi Yûsuf. Dalam ilmu

tafsir, metode ini merupakan bagian dari tafsir bi ma‘tsur. Sedangkan

Anne de Vries hanya memaparkan kisah secara panjang lebar yang

bersumber dari Injil berdasarkan pemahamannya.

Interpretasi Jannah Dalam Kisah Nabi Adam Perspektif Muhammad

Abduh, Skripsi oleh Ahmad Nur Ahsan.6 Keberagaman penafsiran pada

dasarnya menambah kekayaan khazanah keilmuan. Beberapa penafsiran

bisa berjalan beriringan namun terkadang bisa saling berlawanan.

Penafsiran yang paling baik adalah menafsirkan ayat dengan ayat yang

lain atau dengan hadis shahih. Sebuah perbedaan yang menarik untuk

6Ahmad Nur Ahsan, Penafsiran Jannah Dalam Kisah Nabi Adam Prespektif

Muhammad Abduh, (Skripsi Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2015)

Page 28: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

11

dikaji adalah perbedaan penafsiran antara Muhammad Abduh dengan

Muhammad Quraish Shihab dalam menafsirkan Jannah yang disebutkan

pada kisah Nabi Adam a.s. Kedua mufassir ini sama-sama mufassir

kontemporer dan sama-sama lulusan al-Azhar Kairo.

Keberagaman itu muncul karena perbedaan latar belakang kehidupan

mufassir yang berbeda dan latar belakang pemikiran yang berbeda pula.

Sejarah Muhammad Abduh lebih menghadapi dunia perkembangan eropa

yang sedang maju, ditambah menghadapi masyarakat yang sangat

mengagungkan taqlid tanpa mengkaji asal muasal hukumnya. Latar

belakang seperti ini tidak sama dengan yang dialami oleh Quraish Shihab.

Hakikatnya makna tersirat kisah di dalam al-Qur‘an bukanlah untuk

diperdebatkan detail kisahnya, namun untuk diambil hikmah dan pelajaran

yang terkandung di dalamnya.

Penafsiran Kisah-kisah al-Qur‟an; Telaah terhadap Pemikiran

Muhammad Ahmad Khalafullah Dalam al Fann al Qasasiy fi al-Qur‟an

al-Karîm, skripsi oleh Muhammad Khotib.7 Skripsi ini berusaha

memecahkan konflik mengenai pandangan Khalafullâh perihal kisah di

dalam al-Qur‘an yang ada pada buku al Fann al-Qasasiy fi al-Qur‘an al-

Karîm. Khalafullâh memaparkan qasas al Qur‘an bukan cerita biasa, sebab

terkadang tidak mempedulikan unsur sejarah. Qasas al-Qur‘an

dipergunakan al-Qur‘an agar memberikan hudan/petunjuk untuk seluruh

manusia.

Lebih dalam lagi Khalafullâh mengkomparasikan antara materi kisah

serta tujuan atau pesan yang ada di dalam al-Qur‘an. Lebih lanjut perihal

bagaimana Khalafullah mempelajari kisah-kisah di dalam al-Qur‘an?

7Muhammad Khotib, Penafsiran Kisah-kisah Al-Qur‟an; Telaah terhadap

Pemikiran Muhammad Ahmad Khalafullah Dalam al Fann al Qasasiy fi al-Qur‟an al-

Karim, (Skripsi Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2009)

Page 29: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

12

Itulah yang akan diungkap dalam skripsi ini. Sebagai kitab petunjuk, al-

Qur‘an memakai beraneka ragam bentuk atau redaksi ayat yang majemuk

dalam hal menyapa umat. Hal ini menjadi bukti nyata kemukjizatan al-

Qur‘an yang dapat diadaptasi menggunakan kemampuan logika

masyarakat yang sebagai objeknya. Hal ini juga bertujuan supaya mudah

dipahami dan dapat diambil manfaatnya sebagai kitab petunjuk. Salah satu

bentuk redaksi ayat al-Qur‘an adalah berupa ayat-ayat tentang kisah.

Selanjutnya, sebagai sebuah karya ilmiah penulis menggunakan metode

pengumpulan data serta analaisis isi melalui penelitian kepustakaan.

Skripsi oleh Sovie Safitri S,8 yang berjudul Analisis Isi Pesan Akhlak

Dalam Komik Pengen Jadi Baik 1 Karya Squ. Analisis Isi Pesan Akhlak

pada Komik Pengen Jadi Baik 1 Karya Squ, aktivitas dakwah adalah salah

satu metode komunikasi, pada kegiatan dakwah ada pesan dakwah yang

diberikan, ialah pesan aqidah, akhlak, serta syariah. Akhlak sendiri

menelaah perihal sikap atau amal manusia yang baik mapun buruk.

Mulanya pesan akhlak hanya disampaikan melalui bentuk verbal, tetapi

sekarang dapat melewati media massa, seperti halnya ialah komik. Komik

merupakan bentuk seni yang memakai gambar yang tidak bergerak yang

dirancang supaya membentuk jalan cerita yang menyesuaikan teks dengan

gambar. Komik diklaim menarik sebab kontennya tidak membosankan

secara terus menerus, oleh karena itu penerapan pesan akhlak bisa

dilakukan dengan cara efektif melalui media komik.

Skripsi oleh Tengku Abubakar,9 yang berjudul Analisis Semiotika

Nilai-nilai Kepemimpinan Dalam Komik 99 Pesan Nabi Karya VBI

8 Sovie Safitri S, Analisis Isi Pesan Akhlak Dalam Komik Pengen Jadi Baik 1 Karya

Squ, (Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018) 9Tengku Abubakar, Analisis Semiotika Nilai-nilai Kepemimpinan Dalam Komik 99

Pesan Nabi Karya VBI Djenggotten. (Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016)

Page 30: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

13

Djenggotten. Analisis Semiotika Nilai-nilai Kepemimpinan pada Komik

99 Pesan Nabi Dewasa ini, banyak masyarakat saat ini sadar bahwa komik

tidak hanya sebatas sarana hiburan. Komik acap kali dipergunakan sebagai

misi-misi eksklusif, misalnya media dakwah atau layaknya komik politik

ataupun komik propaganda.

Komik ini menyampaikan ilustrasi yang berasal dari hadits-hadits

Bukhari dan Muslim yang terkenal. Komik ini menyampaikan arti dan

maksud dari perilaku kehidupan sehari-hari, ada pula yang menyalurkan

ari dan maksud mengenai nilai-nilai kepemimpinan khususnya pemimpin

yang ada di Indonesia. Setelah itu timbullah pertanyaan, apa maksud

denotatif, maksud konotatif, dan juga mitos yang terangkum di dalam

komik 99 Pesan Nabi? Melihat konteks yang dirancang oleh pertanyaan

penelitian tadi, artinya tinjauan teoritis yang dipergunakan ialah teori

semiotika dari Rolland Barthes yaitu melihat maksud tanda yang da di

denotasi dan konotasi, serta yang biasa dinamakan two order of

signification (signifikasi dua term atau dua tatanan pertanda). Signifikasi

term pertama adalah korelasi antara signifier (aktualisasi diri) serta

signified (isi) pada sebuah tanda terhadap empiris yang eksternal.

Skripsi oleh Muhammad Idham Kholid,10

yang berjudul Karakteristik

Metode Pembelajaran Cerita dalam al-Qur'an Surat al-Qashash Ayat 76-

81. Tujuan penelitian tersebut ialah guna mempelajari bagaimana ciri-ciri

langkah pemahaman qasas al-Qur‘an, khususnya surah al-Qashash ayat

76-81. Berangkat dari kekhawatiran penulis semakin berkurangnya anak-

anak di sekolah yang tahu dan menerima cerita-cerita yang baik dari guru-

guru di sekolah mereka. Arti kisah yang baik adalah kisah yang berasal

dari al-Qur‘an. al-Qur‘an telah memberi gambaran dan contoh bagaimana

10

Muhammad Idham Kholid, Karakteristik Metode Pembelajaran Cerita dalam Al-

Qur'an Surat Al-Qashash Ayat 76-81. (Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah & Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014)

Page 31: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

14

cara bercerita dengan baik dan benar, yang bisa menarik pesan dan

pembelajaran pada setiap cerita, tak hanya menjadi hiburan semata.

Hasil penelitian yang dilaksanakan penulis dapat diambil kesimpulan

bahwasanya karakteristik al-Qur‘an dalam mengungkap cerita khususnya

surah al-Qashash ayat 76-81 adalah singkat, tepat sasaran, dan jelas serta

tak bertele-tele. Selalu terdapat pesan yang tersirat dan kebijaksanaan dari

semua cerita yang diceritakan serta menekankan pada kebenaran dan juga

terdapat pesan yang disampaikan pada tengah dan akhir cerita,

sebagaimana cerita ini bukan hanya seperti media massa hiburan layaknya

kisah sastra lainnya, akan tetapi menjadi langkah pembelajaran yang

efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan-pesan religius.

Skripsi oleh Nuraini Mardhiyah,11

yang berjudul Analisis

Representasi Hadis Bukhari-Muslim Pada Komik 33 Pesan Nabi (Jaga

mata, jaga telinga, jaga mulut) Sebagai Kritik Perilaku Masyarakat.

Permasalahannya adalah ―bagaimana Komik 33 Pesan Nabi (Jaga Mata,

Jaga Telinga, Jaga Mulut) mengkritik perilaku masyarakat melalui hadis

Bukhari-Muslim‖ dengan tujuan penelitian mendapatkan bentuk penanda

dan petanda denotatif (zahir) dan konotatif (batin), tanda denotatif dan

konotatif serta makna mitos hadis Bukhari-Muslim dari komik tersebut.

Skripsi oleh M. Maulana Mahmudah,12

yang berjudul Berdakwah

Melalui Komik: Analisis Pesan Dakwah Dalam Komik Pengen Jadi Baik

2. Di era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ditandai dengan

maraknya media massa sebagai sarana komunikasi massa dan alat

pembentuk opini publik, para mubalig dan aktivis dakwah telah

11

Nuraini Mardhiyah, Analisis Representasi Hadis Bukhari-Muslim Pada Komik 33

Pesan Nabi (Jaga mata, jaga telinga, jaga mulut) Sebagai Kritik Perilaku Masyarakat.

(Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa Serang 2015) 12

M. Maulana Mahmudah, Berdakwah Melalui Komik: Analisis Pesan Dakwah

Dalam Komik Pengen Jadi Baik 2. (Skripsi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi UIN Banjarmasin 2019)

Page 32: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

15

memanfaatkan media massa sebagai sarana untuk berdakwah. Dakwah

dilakukan secara Darling dan Luring, namun dapat dilakukan dengan

media tulisan seperti buku, novel, cerpen, dan komik.

Kisah dikemas dengan model lucu, menarik, dan ringan membuat

komik amat disukai. Oleh sebab itu banyak yang menggunakan komik

sebagai media dakwah seperti halnya SQU yang bernama asli Ardian

Candra Susila penulis komik Islami berjudul pengen jadi baik 2. Komik

pengen jadi baik 2 merupakan komik Islami yang mengisahkan

pengalaman-pengalaman kecil di kehidupan sehari-hari penulis dan

keluarganya yang ditokohkan dalam Abah, Kevin, dan Mama K. Komik

ini ditulis dengan bahasa yang ringan, lucu dan syarat akan nilai-nilai

dakwah.

Skripsi oleh Muhammad Nasrullah,13

yang berjudul Konsepsi seni

rupa dalam al-Qur‟an: studi analisis surat Saba‟ ayat 13 dalam perspektif

para mufassir. Seni rupa di zaman sekarang ini banyak timbul alasan yang

menuai pro dan kontra apalagi tentang patung dan gambar. Hal ini

dikarenakan seni rupa pekerjaan yang dosa atau kegiatan yang muncul

akan dosa. Munculnya penelitian ini di latar belakangi dengan adanya

pembuktian para mufassir dari zaman klasik hingga modern yang

membolehkan kegiatan tersebut atau menjadi suatu pekerjaan yang

sebagaimana telah disebutkan di dalam al-Qur‘an surat Saba‘ ayat 13.

Penelitian ini mencoba menganalisis antara penafsiran at-Thabari, al-

Qurtubi, dan Quraish Shihab yang masyhur dengan corak fikih atau

hukum dan adab ijtimai‘ serta relevansinya terhadap pakar seni rupa

modern.

13

Muhammad Nasrullah, Konsepsi seni rupa dalam al-Qur‟an: studi analisis surah

saba‟ ayat 13 dalam perspektif para mufassir. (Skripsi Jurusan Ilmu Al-Qur‘an & Tafsir

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel Surabaya 2019)

Page 33: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

16

Karenanya, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan mengenai

surah Saba‘ ayat 13 atas dasar pemahaman dari tiga mufassir dan

menganalisis metode dan pendekatan para mufassir terhadap surah Saba‘

ayat 13. Model penelitian yang saat ini digunakan adalah kualitatif, dalam

segi penyajiannya menggunakan tehnik deskriptif analisis. Penelitian ini

berobjek pada penafsiran al-Tabari, al-Qurthubi, dan Quraish Shihab

terhadap surat Saba‘ ayat 13 dan relevansinya dengan pakar seni rupa

modern. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu library research, yaitu mengkhususkan terhadap literatur-literatur

baik primer maupun sekunder.

Pada akhirnya, penelitian ini memberikan jawaban bahwa, ada

kenyataanya, menurut ketiga mufassir tersebut yaitu al-Tabari, al-

Qurthubi, dan Quraish Shihab adalah apabila seni rupa membawa manfaat

bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama,

mengabdikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta mengembangkan

serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi

mendukung, tidak menentangnya. Kemudian ketiga-tiganya para mufassir

tersebut menggunakan metode tahlili, bercorak fikih atau hukum dan adab

ijtimai‘, dan menggunakan pendekatan bil-matsur.

Tesis Diploma oleh Firdayanti Nopiana,14

yang berjudul Analisis

Pesan Dakwah dalam Komik 90++ Nasihat Nabi untuk Perempuan Karya

Angga Priatna. Aktivitas dakwah tidak hanya dilakukan di atas mimbar

tetapi kegiatan dakwah bisa dilakukan dengan bermacam media. Kegiatan

dakwah tidak hanya dilakukan dengan cara trasidional seperti ceramah dan

pengajian yang masih menggunakan media komunikasi tutur. Dengan

perkembangan zaman kegiatan dakwah dapat disampaikan melalui media

14

Firdayanti Nopiana, Analisis Pesan Dakwah dalam Komik 90++ Nasihat Nabi

untuk Perempuan Karya Angga Priatna. (Tesis Diploma Jurusan Komunikasi &

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah & Komunikasi 2018)

Page 34: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

17

cetak, salah satunya adalah komik. Keberadaan komik religi tidak hanya

untuk menyampaikan informasi tetapi untuk hiburan yang mendidik, pada

saat ini komik religi mudah ditemukan dan didapatkan salah satu komik

yang bernuansa religi dan memiliki pesan-pesan kebaikan seperti komik

90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan karya Angga Priatna.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pesan dakwah

dari Samsul Munir Amin berpendapat bahwa klasifikasi pesan dakwah

dibagi menjadi tiga yaitu akhlak, syariah dan aqidah. Tujuan Penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pesan akhlak yang terkandung dalam komik 90++

Nasihat Nabi Untuk Perempuan, untuk mengetahui pesan syariah dalam

komik 90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan, dan untuk mengetahui pesan

aqidah dalam komik 90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan. Metode

penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan jenis

pendekatan deskriptif, penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan

tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam komik 90++ Nasihat

Nabi untuk Perempuan.

Setelah menganalisis penelitian, dapat diketahui bahwa pesan-pesan

dakwah pada komik 90++ Nasihat Nabi Untuk Perempuan sebanyak 93

tema pesan dakwah, yang diklasifikasikan menjadi tiga pesan dakwah

yaitu kategori pesan akhlak, kategori pesan syariah dan kategori pesan

aqidah, pada pesan akhlak terdapat beberapa bagian kategori seperti

akhlak terpuji, akhlak tercela, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada

tetangga dan akhlak suami istri, setelah itu kategori pesan syariah pun di

bagi beberapa kategori yaitu tentang anjuran ibadah, anjuran

menggunakan perhiasan bagi wanita, kewajiban menutup aurat dan

tentang pernikahan, pada kategori pesan aqidah dibagi beberapa kategori

yaitu kategori Iman Kepada Allah dan Iman Kepada hari Akhir.

Page 35: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

18

Dari literatur kajian pustaka yang ada di atas, dan dari sejumlah

penelitian yang ada sebelumnya, belum pernah ada yang meneliti tentang

Studi Analisis Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Buku Cerita Anak:

Komparasi atas Kisah Nabi Sulaiman a.s dalam Tafsir Al-Qur‟an, mereka

hanya fokus dalam persoalan yang lain. Oleh karena itu dari beberapa

kajian pustaka tersebut, penulis hanya memfokuskan posisi penelitian ini

pada analisis penyajian kisah Nabi Sulaiman a.s dalam buku cerita anak.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pembahasan pada penelitian ini menerapkan metode penelitian

kualitatif yang mana penelitian ini menggunakan teknik pencarian makna,

pemahaman, pengertian tentang suatu fenomena, kejadian maupun

kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan/atau tidak langsung

dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh.15

Penelitian

kualitatif lebih menelisik terhadap data yang sebenarnya serta yang

absolut, yang artinya suatu nilai di balik data yang nyata.16

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan menggunakan

metode analisis dan kepustakaan. Ada juga sumber data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu al-Qur'an, buku cerita kisah nabi anak, kamus

klasik bahasa Arab, beraneka macam kitab tafsir dan buku-buku yang

membicarakan perihal kisah dan cerita di dalam al-Qur'an. Adapun untuk

merealisasikan teknik tersebut penulis menggunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

15

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Edisi 1, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 328 16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 9.

Page 36: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

19

Pada penelitian ini penulis memakai al-Qur'an dan

terjemahannya, banyak kitab tafsir, beraneka macam buku yang

membicarakan perihal kisah dan cerita di dalam al-Qur'an, dimana

dalam hal ini khusus penulis menggunakan buku cerita anak kisah-

kisah nabi karya Iwok Abqary.

b. Sumber Data Sekunder

Dalam hal ini penulis menggunakan Kitab tafsir, buku-buku,

jurnal, skripsi, artikel, internet dan alat informasi lainnya yang

berkaitan dengan informasi atau pembahasan ini guna dijadikan

informasi tambahan, serta dapat dipertanggungkan kebenaran datanya.

3. Metode Pembahasan

Data yang sudah ada akan penulis analisa dengan menggunakan

metode deskriptif analisis17

yang bersifat kualitatif. Penggunaan metode

deskriptif analisis ini diharapkan mampu untuk mendeskripsikan

permasalahan dan data yang berkaitan dengan tema penelitian menurut

kategori yang telah disusun guna memperoleh kesimpulan tentang pesan

yang ingin disampaikan dari Al-Qur‘an kisah Nabi Sulaiman As. yang

diadaptasi menjadi buku cerita anak.

a. Deskripsi

Yaitu menggambarkan keadaan atau status fenomena.

Maksudnya adalah menggambarkan bagaimana kedua sumber yaitu

al-Qur‘an dan buku cerita anak dalam mengkisahkan Cerita kisah

Nabi Sulaiman As. dengan kesesuaian tafsir utama.

17

Deskriptif analisis adalah sebagai upaya mengkaji kemudian memaparkan

keadaan objek yang akan diteliti dengan merujuk pada data-data yang sudah ada (primer

maupun sekunder) kemudian menganalisanya secara komprehensif melalui pendekatan

komparatif, sehingga akan tampak jelas perbedaan yang ada dan jawaban atas persoalan

yang berhubungan dengan pokok permasalahan kemudia menghasilakan pengetahuan

yang valid. Lihat: John W. Creswell, Research Design, Qualitative, Quantitative, anfd

Mixed Methods Apporoach, Penerjemah: Achmad Fawaid dan Rianayati Pancasari

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 262.

Page 37: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

20

b. Analisis

Pada penyusunan penelitian skripsi ini, penulis memakai langkah

pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan (library research).

Penulis juga mencari, mengumpulkan serta mengkaji beberapa buku,

jurnal, dan sumber bacaan yang terdapat beberapa kaitannya pada

pembahasan skripsi ini. Dengan karya Iwok Abqary buku cerita kisah

25 nabi & rasul yang sebagai sumber primer penulisan penelitian

skripsi. Hal ini sangat krusial dilaksanakan agar memperoleh data,

kerangka teori, serta pemikiran dari para ahli yang berkompeten

sesuai bidangnya perihal masalah yang penulis bahas. Dalam hal

menganalisis data-data, penulis memakai metode deskriptif analitis.

Secara deskriptif artinya menjelaskan dan menafsirkan data yang

berkaitan dengan fakta keadaan saat ini, variabel serta fenomena dan

kenyataan yang terjadi ketika penelitian sedang terjadi dan juga

menyajikan secara sederhana.18

Pada saat ini, penulis akan

mendeskripsikan dan menerangkan pemahaman Iwok Abqary yang

tertulis dalam buku karangannya pada ayat-ayat kisah Nabi Sulaiman

as seperti di dalam al-Qur‘an.

Analitis menjadi upaya eksplorasi dan juga penjelasan terkait

fenomena pemahaman, pemaknaan, interpretasi al-Qur‘an, dan

menguatkan pengetahuan terkait banyak sekali macam eksperimen

tadi. Analisis isi (content analysis) dilakukan guna menganalisis

pemahaman Iwok Abqary terkait ayat-ayat kisah di dalam al-Qur‘an.

4. Teknik Penulisan

18

M. Subana, dan Sudarajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka

Setia, 2001), h. 89.

Page 38: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

21

Penulisan skripsi ini mengacu kepada Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis membagi

pembahasannya menjadi beberapa subbab dengan sistematika sebagai

berikut:

Bab pertama, ialah pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang

persoalan yang timbul dalam penelitian ini, sesudahnya permasalahan

tersebut diteliti serta dipecahkan, dibatasi dalam perumusan masalahnya,

lalu disebutkan juga tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Adapun

tinjauan pustaka dilaksanakan yang memiliki tujuan untuk mengetahui

letak penelitian ini diantara studi kasus yang lain, begitu pula pada

penerangan tentang metode penelitian yang digunakan guna menuntaskan

penelitian skripsi ini. Serta pembahasan terakhir adalah penjelasan

mengenai sistematika pembahasan yang dibahas dalam penelitian ini.

Bab kedua, menjelaskan ilustrasi secara umum perihal kisah Nabi di

dalam al-Qur‘an pada kajian ‗Ulum al-Qur‘an. Bab ini mencakup definisi

kisah, pesan yang tersirat serta hikmah dan tujuan kisah, karakteristik dan

berbagai macam kisah Nabi di dalam al-Qur‘an.

Bab ketiga, menguraikan seputar biografi Iwok Abqary, karya-karya

dari Iwok Abqary, serta tentang penerbit buku.

Bab keempat, berisi perihal kisah Nabi Sulaiman As. pada buku cerita

anak karya Iwok Abqary. Bab ini mencakup penafsiran kisah-kisah pada

al-Qur‘an karya Iwok Abqary serta kontekstualitas kisah Nabi Sulaiman di

dalam al-Qur‘an: antara ibrah dan kenyataan liputan sejarah selanjutnya

Bab ini diakhiri dengan analisis pada pemahaman kisah menurut Iwok

Abqary.

Page 39: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

22

Bab kelima penutup, pada epilog bagian ini menjawab seluruh

masalah yang diangkat dan memberikan rekomendasi atau saran yang

berguna dilakukan praktis serta untuk penelitian selanjutnya.

Page 40: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

23

BAB II

PENAFSIRAN KISAH AL-QUR’AN

A. Definisi Kisah

Arti kata kisah menurut KBBI adalah suatu riwayat atau biasa disebut

sebagai cerita maupun peristiwa yang telah terjadi pada kehidupan setiap

individu.1 Kata-kata dari kata dasar kisah yaitu berkisah, kisahan,

mengisahkan, pengisahan, terkisah.

Kisah merupakan rentetan suatu peristiwa atau kejadian di dalam

lingkup kehidupan setiap insan. Sedangkan maksud dari kata berkisah

adalah bercerita tentang, mengisahkan atau menceritakan suatu kejadian

yang telah terjadi. Lain halnya dengan terkisah, diceritakan; dikisahkan;

kisahan yang menjelaskan tentang wacana yang bersifat cerita, baik

berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan rekaman. Sama halnya

dengan narasi yakni pengisahan atau proses, cara, dalam menguraikan

maupun perbuatan mengisahkan.

Secara definisi bahasa, yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), kisah merupakan suatu penuturan yang

mendeskripsikan atau menjelaskan bagaimana suatu hal dapat terjadi.2

Cerita mempunyai makna yang hampir sama dengan kisah, yang mana

kisah sendiri merupakan istilah serapan yang berasal dari kata qishshah di

dalam bahasa Arab, yang berasal dari kata dasar qaf ṣad ha‟ yang

memiliki arti kisah, cerita, berita atau keadaan. Menurut Abdul Aziz

Abdul Majid, kisah merupakan suatu macam sastra yang mempunyai

estetika keindahan serta kenyamanan tersendiri serta merupakan salah satu

bentuk sastra yang mampu dibaca atau walau hanya didengar oleh orang

1Database utama KBBI merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa) 2Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 283.

Page 41: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

24

yang tak mampu membaca.3 Lain halnya dengan Sa‘id Mursy yang

mengungkapkan bahwasanya kisah merupakan penjelasan ilmu

pengetahuan pada anak-anak menggunakan bahasa yang sederhana serta

mudah untuk dipahami.4

A. Hanafi mengutip pendapat Dr. Muhammad Khalafullah pada

bukunya al-Fannu al-Qaṣaṣī fī al-Qur‘ān al-Karīm yang memiliki definisi

bahwasanya kisah artinya sebuah karya kesusasteraan yang artinya suatu

hasil khayalan pengarang kisah kepada kejadian-kejadian yang

berlangsung atas satu orang pelaku yang kenyataaannya tidak nyata.

Ataupun, berasal dari satu orang pelaku yang benar-benar ada dan nyata.

Akan tetapi suatu perkara kejadian yang berkisar dalam dirinya pada kisah

tersebut mustahil untuk terjadi. Atau mungkin, kejadian tersebut

berlangsung pada diri pelaku, namun pada kisah tersebut ditumpuk atas

dasar seni yang memiliki estetika lebih, yang separuh dari insiden tersebut

didahulukan serta sebagiannya lagi dikemudiankan, sebagiannya yang lain

disebutkan lalu sebagiannya lagi dihilangkan. Adapun, perihal peristiwa

yang faktanya benar terjadi tersebut dibubuhi kejadian baru yang tak

terjadi atau dilebih-lebihkan dalam pengilustrasikannya, sebagai akibatnya

para pelaku sejarah keluar dari kebenaran dan kenyataan yang biasa dan

telah menjadi sebagai para pelaku khayali.5

B. Cerita dalam al-Qur’an

Telah dijelaskan sebelumnya dalam buku ―Metode Dakwah‖ yang

diterbitkan oleh Departemen Agama RI bahwa di dalam dalam al-Qur‘an

telah banyak teks-teks atau ayat yang menjelaskan akan kisah umat

3Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Terjemah Neneng Yanti dan Iip

Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT Remaja Rosda Kalya, 2001), 8. 4Muhammad Sa‘id Mursy, Seni Mendidik Anak, (Jakarta: Arroyan, 2001), 117.

5A. Hanafi, Segi-Segi Kesusastraan Pada Kisah-Kisah Al-Qur‘an, (Jakarta: Pustaka

Alhusna, 1984), Cet.1, 15.

Page 42: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

25

terdahulu bisa dijadikan sebagai materi sekaligus menjadi alat yang

komparatif guna melakukan kegiatan dalam berdakwah serta untuk

mendidik.

1. Macam-Macam Cerita dalam al-Qur’an

Cerita-cerita yang telah dipaparkan secara jelas dalam al-Qur‘an

memiliki kesinambungan dalam kehidupan setiap para utusan Allah.

Begitu halnya yang berkaitannya dengan segala sesuatu sesuatu yang

berhubungan dengan para Nabi, seperti Iblis, Qabil-Habil, Khidir, Qarun,

Firaun, dan lain sebagainya. Segala kisah yang dijelaskan di dalam al-

Qur‘an, tidak hanya menerangkan kisah para Nabi saja, melainkan juga

menceritakan kejadian yang dialami oleh seseorang yang hidup bukan

pada zaman nabi, seperti kisah Aṣḥab al-Kahfi, Żulqarnain, Aṣḥab al-

Ukhdud, dan lain seagainya.

Dari sekian banyak kisah yang dituangkan di dalam al-Qur‘an,

terdapat kisah yang diceritakan kembali guna menjawab pertanyaan para

sahabat kala itu, seperti kisah Aṣḥab al-Kahfi, dan Żulqarnain (Qs. al-

Kahfi ayat 9-20 dan 83). Adapun sebagian besar kisah lainnya

difirmankan tanpa ada penyebab atau sebuah permintaan.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya cerita atau

kisah di dalam al-Qur‘an mencakup banyak hal, seperti sebuah peringatan,

ibarat, pertanda, dan tentunya pesan untuk seluruh umat manusia. Berikut

pembagian cerita yang ada di dalam al-Qur‘an.

a. Dilihat dari segi waktu kejadian sebuah peristiwa atau insiden

yang disebutkan di dalam al- Qur‘an, ada tiga jenis yakni:

Cerita yang mengandung hal gaib dan terjadi pada masa lalu,

maksudnya suatu peristiwa atau kejadian gaib dalam artian

tidak bisa ditangkap oleh panca indra, seperti cerita-cerita

Nabi, dan lain sebaginya.

Page 43: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

26

Cerita hal-hal gaib pada masa kini, yaitu menjelaskan

kejadian-kejadian gaib pada masa sekarang (meski sudah ada

sejak dahulu dan akan tetap ada sampai pada masa yang akan

datang), dan yang menyingkap rahasia orang-orang munafik.

Menceritakan perihal gaib pada masa yang akan datang yang

belum pernah terjadi pada saat turunnya al-Qur‘an, lalu

insiden itu benar-benar terjadi begitu saja.

b. Selanjutnya, kisah yang dicermati dari tahap materi, terdapat tiga

macam di antaranya:

Kisah atau cerita para utusan Allah yang berkaitan dengan

dakwah mereka dari segala arah dan perkembangannya,

mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada nabi terpilih,

kemudian kedudukan yang didapatkan oleh para

pembangkang, dan yang terakhir kisah yang menjelaskan

akan dampak dari orang-orang yang telah yakin dan yang

membohongi mereka dan masih banyak lagi. Contohnya

seperti dalam cerita Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa,

Muhammad, dan nabi serta rasul yang lainnya.

Kisah atau cerita yang datang dari tokoh ataupun sekelompok

manusia pilihan Allah, seperti kisah Lukman al-Ḥakim,

Aṣḥab al-Kahfi dan lain-lain. Selanjutnya kisah masa lampau

yang mana keberadaannya tidak bisa dipastikan secara

langsung apakah mereka benar-benar nabi atau bukan,

contohnya cerita Thalut dan Jalut, dua putra Adam,

Żulqarnain, Qarun, Maryam, serta Aṣḥab al-Ukhdud, dan

lain-lain.

Kisah atau suatu peristiwa besar yang berlangsung pada masa

Rasulullah Saw serta melibatkan Rasulullah saw. di

Page 44: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

27

dalamnya. Di antaranya seperti cerita perang badar serta

perang uhud dalam surah Ali Imran, perang hunain dan

perang tabuk dalam surah at-Taubah, perang Ahzab dalam

surah al-Ahzab, kejadian tentang hijrah, Isra‘ Mi‘raj dan lain

sebagainya.6

C. Pengertian Kisah dalam al-Qur’an

Menurut bahasa, kata qaṣṣaṣ merupakan bentuk jamak dari kata

qiṣah, yang memiliki arti mengikuti jejak7 atau menelusuri bekas dari

suatu peristiwa.8 Kata al-qaṣaṣ adalah bentuk Masdar dari kata qaṣṣa-

yaquṣṣu-qaṣaṣan,9. Qaṣaṣ berarti berita yang berurutan. Sedang al-qiṣṣah

berarti urusan, berita, perkara, dan keadaan. al-Qur‘an selalu

menggunakan terminologi qaṣaṣ untuk menunjukan bahwa kisah yang

disampaikannya itu benar dan tidak mengandung kemungkinan salah atau

dusta. Sementara cerita-cerita lain yang mengandung kemungkinan salah

dan benar biasanya bentuk jamaknya diungkapkan dengan istilah qiṣaṣ.

Di dalam al-Qur‘an sendiri, telah dijelaskan mengenai pengertian

qaṣṣaṣ, seperti terlihat dalam ayat-ayat berikut ini.

لك ما كنا ن بإغ ا ع قال ذ لى آثارها قصصافارإتد―Musa berkata: ‗Itulah (tempat) yang kita cari‘. Lalu keduanya kembali,

mengikuti jejak mereka semula‖. (Qs. al-Kahfi[18]: 64)

6 FKMT Penamas Departemen Agama Dki Jakarta dan Direktorat Pendidikan

Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid Direktur Jenderal

Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Metode Dakwah, (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2004), 128. 7 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, (Cet. 18, Bogor: Pustaka

LiteraAntarNusa, 2015), 435. 8Muhammad Warson, Kamus Al Munawwir, (Yogyakarta: UPBIK Pondok

Pesantren Krapyak, 1984), 348. 9 Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Cet. 1,

Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 345.

Page 45: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

28

Dalam ayat ini lafaẓ qaṣaṣ menunjukkan arti mengikuti jejak yang

sama dengan menelusuri bekas. Selanjutnya dijelaskan pula pengertian

lain, sebagaimana dalam firman-Nya:

يو تو قص عرون وقالتإ لخإ ف بصرتإ بو عنإ جنب وىمإ ل يشإ―Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: ‗Ikutilah dia‘

Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak

mengetahuinya‖. (Qs. al-Qaṣaṣ[28]: 11)

Dari ayat tersebut, jelaslah bahwa lafaẓ quṣi/qaṣṣaṣ memiliki

pengertian mengikuti.

ق ذا لو الإقصص الإ و إل إن ى كيم اللو وما منإ إل وإن اللو لو الإعزيز الإ―Sesunguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana. (Qs. Āli ‗Imrān[3]: 62)

لإباب لقدإ ك رة لول الإ ديق الذي ان ف قصصهمإ عب إ ت رى ولكنإ تصإ ما كان حديثا ي فإمنون م ي ؤإ ة لقوإ ء وىدى ورحإ صيل كل شيإ يديإو وت فإ ب يإ

―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-

orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,

akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala

sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman‖. (Qs.

Yusūf[12]: 111)

Dari ayat-ayat di atas menjelaskan pengertian kisah secara bahasa dari

sudut pandang al-Qur‘an. Sedangkan menurut istilah, qaṣṣaṣ al-Qur‟an

berarti suatu kisah yang telah tertera di dalam al-Qur‘an yang di dalamnya

menceritakan para utusan-Nya, ikhwal umat terdahulu serta peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini maupun masa yang

akan datang. Di dalam al-Qur‘an sendiri, telah banyak menggambarkan

kejadian yang dialami oleh Nabi/Rasul dan para pengikutnya.10

10

Abdul Djalal, Ulumul Qur‟an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), 294.

Page 46: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

29

Qaṣaṣ al-Qur‟an dengan kata lain merupakan suatu pemberitaan yang

datang dari al-Qur‘an perihal ihwal umat terdahulu, nubuwat (kenabian)

serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Di dalam al-Qur‘an banyak

ditemukan pembahasan mengenai kejadian pada masa lalu, sejarah

bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap

umat yang tentunya penyampainnya pun sangatlah menarik dan

mempesona.

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kisah merupakan suatu berita atau peristiwa mengenai

suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berurutan. Baik berupa

pemberitaan mengenai ihwal umat yang telah lalu, nubuwwat (kenabian)

yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah, maupun yang sedang

terjadi.

D. Hikmah Kisah dalam Al-Qur’an

Segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki hikmah atau pelajaran di

baliknya. Adapun Hikmah yang dapat dipetik akan kisah yang Allah

sebutkan dalam al-Qur‘an tampak dari beragam sisi, penulis sebutkan

sebagai mana berikut;

1) Hendaknya mampu memahami apa yang ada pada kisah-kisah

tersebut berupa kabar, fakta, makna, dan metode dalam pertarungan

antara yang hak dengan yang bathil agar kita dapat mengambil ibrāh

(pelajaran) darinya. Sebagaimana kisah yang telah Allah sampaikan

mengenai kisah para nabi dan apa yang menimpa mereka beserta para

pengikutnya, seperti yang menimpa para pengikut nabi dan Allah

menolong mereka dan menjadikan akhir yang baik bagi mereka. Di

sinilah nampak jelas tauladan bagi kaum mukminin. Allah SWT

berfirman,

Page 47: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

30

لإباب لقدإ كان ف قصص رة لول الإ ديق همإ عب إ ت رى ولكنإ تصإ ما كان حديثا ي فإمنون م ي ؤإ ة لقوإ ء وىدى ورحإ صيل كل شيإ يديإو وت فإ الذي ب يإ

―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-

orang yang mempunyai akal. Al-Qurān itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,

akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan

segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.‖

(QS. Yusūf [12]: 111)

2) Dalam kisah al-Qur‘an terdapat keterangan tentang Sunnah Allah

pada makhluk-Nya, baik berkaitan tentang umat, kelompok, maupun

individu. Dan Sunnah itu berlaku bagi kaum terdahulu dan bergulir

terus menuju generasi yang datang berikutnya agar kaum mukmin

dapat mengambil ibrāh (pelajaran). Oleh karena itu, kisah-kisah al-

Qur‘an bukan hanya sekedar menjelaskan ataupun mengisahkan

sejarah umat atau tokoh saja, terdapat pula penyebutan suatu bencana

yang dialami oleh suatu umat pada kala itu, namun ketika dalam

penyebutannya tidak disebutkan secara menyeluruh (mendetail) dan

tidak pula secara berurutan. Akan tetapi, inti pokok dari kesemuanya

adalah ibrāh, ungkapan (nasihat), dan peringatan, sebagaimana

firman-Nya,

عظة بو ف ؤادك وكل ن قص عليإك منإ أن إباء الرسل ما ن ثبت ق وموإ ذه الإ وجاءك ف ىمني رى للإمؤإ وذكإ

―Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-

kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah

datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-

orang yang beriman.‖ (QS. Hūd [11]: 120)

3) Dalam kisah al-Qur‘an terdapat keterangan tentang manhāj (metode)

para nabi dalam berdakwah kepada Allah, bagaimana iltizām

(ketegaran) dan kesabaran mereka dalam memegang manhāj tersebut

dan menjadikan para Nabi tauladan bagi setiap manusia dalam artian

menjadikan mereka sebagai panutaan dan tauladan dalam hal uslūb

Page 48: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

31

(cara) dan metode dakwahnya. Berikut ayat al-Qur‘an yang

menjelaskan akan hal tersebut.

تدهإ دى اللو أولئك الذين ى را فبهداىم اق إ ألكمإ عليإو أجإ إنإ ىو إل قلإ ل أسإرى للإعالمي ذكإ

―Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka

ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu

dalam menyampaikan (Al-Qur‘an)". Al-Qur‘an itu tidak lain hanyalah

peringatan untuk seluruh ummat.‖ (QS. al-An‘ām [6]: 90)

4) Dalam al-Qur‘an dijelaskan pula perihal kisah suatu kaum yang

memiliki sikap sabar dan tegar di atas jalan yang hak, juga disebutkan

pula keterangan interaksi mereka terhadap orang-orang kafir mujrimīn

(jahat) yang mengambil sikap permusuhan terhadap orang-orang yang

beriman kepada Allah dan kufur terhadap ṭaguṭ. Allah Swt berfirman,

ميد وما منوا باللو الإعزيز الإ همإ إل أنإ ي ؤإ ن قموا من إ―Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena

orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi

Maha Terpuji,‖ (QS. al-Burūj [85]: 8)

5) Penyebutan kisah dalam al-Qur‘an meiliki penjelasan akan tabiat

manusia dan apa yang Allah gariskan padanya berupa sifat-sifat dan

beragam watak. Kemudian dijelaskan pula dampak ataupun akibat

atas segala perilaku maupun sikap manusia pada saat berinteraksi

dengan manusia lainnya.

6) Dalam kisah-kisah yang disebutkan di al-Qur‘an terdapat keterangan

mengenai keadaan manusia dengan sifat kecongkakannya terhadap

harta dan kedudukan. Selanjutnya dijelaskan pula kandungan lain dari

kisah lainnya yang ada di dalam al-Qur‘an tentang seseorang yang

mendapat porsi besar dalam kitab Allah yang mulia.

Page 49: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

32

7) Segala bentuk kisah yang tertera di dalam al-Qur‘an mengandung hakikat

ilmiah yang berhubungan dengan alam semesta baik itu manusia, flora dan

fauna, bumi, bintang, langit. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan-

penemuan yang telah tersingkap pada masa modern sekarang ini yang

sejatinya telah disebutkan terlebih dahulu dalam al-Qur‘an. Dengan

mengetahui hal tersebut, bertambahlah ilmu dan memperkuat keimanan

atas kebenaran ajaran agama Islam.

E. Karakteristik Kisah dalam Al-Qur’an

Secara umum, al-Qur‘an tidak menceritakan kejadian dan peristiwa

secara berurutan (kronologis) dan memaparkan kisah-kisah itu secara

panjang lebar, namun ditemukan beberapa kisah dalam penyebutannya

disebutkan secara berulang dibeberapa tempat. Terdapat pula kisah yang

tertera di dalam al-Qur‘an disebutkan dalam bentuk yang berbeda dalam

artian memiliki penggambaran yang berbeda. Misalnya, pada suatu surah

atau ayat ada beberapa konteks yang didahulukan atau disebutkan terlebih

dahulu sebelum membahas perihal lainnya, kemudian disurah lain atau di

tempat lain disebutkan di akhir. Terkadang suatu kisah di dalam al-Qur‘an

digambarkan secara ringkas dan tak jarang pula melalui penggambaran

yang lebih rinci atau Panjang lebar.

Mengenai permasalahan tersebut, melahirkan dua kelompok yang

saling berlawanan yakni kalangan orang yang meyakini dan orang-orang

yang meragukan al-Qur‘an. Bagi sekelompok orang yang meragukan al-

Qur‘an mempertanyakan perihal tersebut. Menurutnya kisah yang tertera

dalam al-Qur‘an tidak disusun secara kronologis dan sistematis yang

seharusnya menjadikannya lebih mudah dipahami, membuatnya seolah-

olah tidak efektif dan efisien.11

11

Muhammad Chirjin, al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: Dana Bakti

Prima Yasa, 1989), 11.

Page 50: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

33

Menurut Manna Khalil al-Qaṭṭān12

, kisah yang tertera jelas di dalam

al-Qur‘an tentunya memiliki beragam hikmah yang dapat dipetik, adapun

di antaranya:

1. Dengan adanya penggambaran mengenai suatu peritiwa dalam al-

Qur‘an semakin membuktikan akan kehebatan mukjizat al-Qur'an itu

sendiri.

2. Suatu peristiwa yang telah dijelaskan secara gamblang di dalam al-

Qur‘an, baik mengenai perihal baik ataupun buruk mampu

membentuk serta menguatkan kesan yang mantap dan melekat dalam

jiwa.

3. Memperlihatkan terhadap umat manusia pada umumnya dan umat

muslim pada khususnya bahwa terdapat perbedaan tujuan

diungkapkannya kisah tersebut.

Berbagai kisah yang dijelaskan di dalam al-Qur‘an memberikan

faedah yang sangat tinggi dan tentunya memberikan karakter tersendiri di

setiap penggambarannya.13

1. Menuturkan syariat yang telah dibawa oleh setiap utusan Allah serta

menunjukkan prinsip-prinsip dakwah yang mereka ajarkan. (Qs. al-

Anbiyā‘ [21]: 25)

2. Meneguhkan hati Rasulullah dan para pengikutnya perihal membela

dan menegakkan agama Allah Swt, serta menegakkan kepercayaan

orang-orang yang beriman dengan didatangkannnya pertolongan

Allah Swt dan dibuktikan dengan dilihatkannya kehancuran mereka

yang mendukung suatu kebatilan. (Qs. Hūd [11]: 120)

12Manna‘ al-Qattahan, Mabahits fi Ulum al-Qur‟an, (Riyadh: Muassasah al-Risalah,

1976), 41. 13

Muhammad Chirjin, al Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: Dana Bakti

Prima Yasa, 1989), 30.

Page 51: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

34

3. Mengisahkan rekaman-rekaman atau jejak nabi terdahulu dan

mengingatkan kembali melalui kisahnya.

4. Menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad Saw dalam penuturannya

mengenai orang-orang terdahulu

5. Membuktikan kekeliruan terhadap mereka (ahl al-kitāb) yang telah

menyembunyikan keterangan dan petunjuk. (QS. Āli ‗Imrān [3]: 93)

6. Kisah yang diyakini sebagai salah satu cabang sastra yang menarik

bagi setiap pendengarnya dan di dalamnya berisikan pengajaran yang

tertanam dalam jiwa, (QS. Yusūf [12]: 111)

Selanjutnya penulis akan menguraikan karakteristik atau bentuk

pelafalan kisah yang terdapat dalam al-Qur‘an antara lain:

1. Penggambaran kisah dalam al-Qur‘an tidak semuanya dijelaskan

secara berurutan dan merinci atau panjang lebar, tidak sedikit pula di

lain tempat dijelaskan secara ringkas atau bahkan sangat ringkas.

2. Ada kalanya penyebutan kisah di dalam al-Qur‘an dikemukakan

secara berulang-ulang dan tentunya dikemukakan dalam berbagai

bentuk yang berbeda-beda.

Kedua karakteristik inilah yang sering menimbulkan pedebatan antara

orang-orang yang meyakini kebenaran al-Qur‘an dan orang-orang yang

meragukan kebenaran al-Qur‘an. Bagi mereka yang meragukan al-Qur‘an

mereka memandang bahwa adanya pengulangan kisah-kisah dalam al-

Qur‘an merupakan suatu hal yang dianggap kurang efektif dan efisien.

Menurut mereka jikalau kisah-kisah tersebut (dalam al-Qur‘an)

diceritakan secara kronologis dan sistematis memudahkan untuk

memahami.

Fiktif atau tidaknya suatu kisah, bahwa kisah-kisah dalam al-Qur‘an

merupakan karya seni yang tunduk pada daya cipta dan kreativitas yang

Page 52: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

35

ada dalam seni, tanpa harus memeganginya sebagai kebenaran sejarah.14

Akan hal tersebut, al-Qur‘an telah membuktikan akan kebenarannya.

را لكمإ ق منإ ربكمإ فآمنوا خي إ فروا فإن للو يا أي ها الناس قدإ جاءكم الرسول بالإ وإنإ تكإض ما ف رإ ماوات والإ وكان اللو عليما حكيما الس

―Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu

dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah

yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak

merugikan Allah sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di

bumi itu adalah kepunyaan Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana‖. (QS. An-Nisa‘ [4]: 170)

ق مصد يديإو من الإكتاب ومهيإمنا عليإو وأن إزلإنا إليإك الإكتاب بالإ كمإ قا لما ب يإ فاحإن همإ با أن إزل اللو ق ب ي إ ا جاءك من الإ واءىمإ عم لكل جعلإنا منإكمإ شرإعة ول ت تبعإ أىإ

هاجا لوكمإ ف ما آتاكمإ ولوإ شاء اللو لعل ومن إ ة واحدة ولكنإ ليب إ تبقوا كمإ أم فاسإرات ي إ يعا ف ي نبئكمإ با كنإتمإ فيو تإتلفون الإ إل اللو مرإجعكمإ ج

―Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur‘an dengan membawa kebenaran,

membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan

sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka

putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah

kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah

datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan

jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya

satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya

kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah

kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu

perselisihkan itu‖. (QS. Al-Ma‘idah [5]: 48)

Dari penyebutan dua ayat di atas, menyatakan bahwa firman Allah

merupakan suatu kebenaran. Begitu pula dengan kisah-kisah yang terdapat

di dalam al-Qur‘an, karena sejatinya al-Qur‘an adalah kitab yang

diturunkan dari sisi Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana,

14

Muhammad Chirzin, Al Qur‟an & Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Dhana Bhakti

Prima Yasa, 1998), 22.

Page 53: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

36

dalam beritanya tidak ada kecuali sebuah kebenaran. Sebagaimana telah

dijelaskan melalui firman-Nya:

كيم ق وما منإ إلو إل اللو وإن اللو لو الإعزيز الإ إن ىذا لو الإقصص الإ―Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana.‖ (QS. Ali Imran [3]: 62)

ق ناىمإ ىدى نإن ن قص عليإك ن بأىمإ بالإ مإ وزدإ ية آمنوا برب إن همإ فت إ ―Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya

mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami

tambah pula untuk mereka petunjuk.‖ (QS. Al-Kahfi [18]: 13)

يديإو قا لما ب يإ ق مصد نا إليإك من الإكتاب ىو الإ ن اللو بعباده لبير إ والذي أوإحي إ بصير

―Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Yaitu Al kitab (Al Quran)

Itulah yang benar, dengan membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya.

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha mengetahui lagi Maha melihat (keadaan)

hamba-hamba-Nya.‖ (QS. Fatir[35]: 31)

F. Berulangnya Kisah dalam Al-Qur’an

Sebagaimana yang telah penulis ulas pada pembahasan sebelumnya

bahwa terdapat beberapa kisah dalam al-Qur‘an yang dalam

penyebutannya dijelaskan secara berulang di berbagai tempat, dan

tentunya dengan gaya bahasa yang berbeda. Mengenai hal itu tentunya

mempunyai tujuan, adapun tujuan yang dimaksud adalah:

1. Membuktikan dan menjelaskan bahwasannya balaghah al-Qur‘an

berada dalam tingkat paling tinggi, dibuktikan dengan beberapa

kaidah yang diulang pada tempat yang berbeda, dengan uslub yang

berbeda pula.

2. Sebagai salah satu pembuktian akan kemukjizatan dan kebenaran al-

Qur‘an, sebab susunan kalimat dalam al-Qur‘an terbukti sangat indah

Page 54: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

37

bahkan tidak ada seorang pun yang mampu menandinginya sekalipun

itu seorang sastrawan nan hebat.

3. Dengan adanya pengulangan atau penyebutan secara berulang di

maksudkan sebagai pengukuhan kandungan kisah dalam ayat tersebut,

karena begitu pentingnya pesan yang disampaikan dalam ayat

tersebut.

4. Menunjukkan tujuan yang berbeda yang karenanya kisah itu

diungkapkan. Sebagian dari penjelasan kandungan maknanya

diterangkan dalam satu tempat. Sedangkan makna-makna lainnya

diungkapkan dalam tempat lain, yang tentunya setiap penempatannya

menyesuaikan dengan kebutuhan menurut kondisi yang ada.

G. Macam-macam Kisah dalam Al-Qur’an

Menurut Manna Khalil al-Qaṭṭān15

, penggambaran kisah-kisah yang

tertera di dalam al-Qur'ān terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Dilihat dari sisi pelaku

Jika dilihat dari sudut pandang pelaku, kisah dalam al-Qur'an dapat

lagi dibedakan menjadi tiga macam di antaranya:

a) Kisah (qaṣaṣ) para Nabi

Pada bagian ini, kisah dalam al-Qur'an berisikan tentang

seruan para Nabi terhadap kaumnya dan mengajak umatnya menuju

jalan yang lurus, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya,

berhadapan dengan orang pembangkang (orang-orang yang

memusuhinya), tahapan-tahapan dakwah yang dilakukannya disertai

dengan perkembangannya serta kesudahan bagi mereka yang

golongan yang mendustakan para Nabi. Misalnya kisah Nabi Nuh a.s,

15

Manna Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulum al-Qur‟an, (Mansyurat al-Asr al-Hadis,

1973), 306.

Page 55: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

38

Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, Nabi Isa a.s, Nabi

Muhammad Saw, dan nabi-nabi serta rasul lainnya.

b) Kisah yang berhubungan dengan masa lalu dan orang-orang yang

tidak disebutkan kenabiannya

Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halamannya,

yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut,

dua orang putera Adam, Aṣhabul Kahfi, Zul Qarnain, Qarūn, Aṣhabus

Sabti (orang–orang yang menangkap ikan pada hari sabtu), misalnya

Maryam, Aṣhabul ukhdud, Aṣhabul Fīl dan lain-lain.

c) Kisah yang terjadi pada masa Rasulullah Saw

Adapun kisah pada masa Rasulullah saw. yang dijelaskan oleh al-

Qur‘an, seperti perang badar dan uhud dalam QS. Āli ‗Imrān, perang

Hunain dan Tabuk dalam QS. at-Taubah, perang al-Akhzab,

Hijrah, Isra‘ dan lain-lain. Sejatinya, penjelasan mengenai kisah para

Nabi yang tertera di al-Qur'an ketika dalam penyebutannya bervariasi.

Akan tetapi, setiap utusan Allah memiliki tujuan yang sama yakni

pemberi peringatan yang mendapat perlindungan Allah Swt. kepada

para hamba-Nya. Yang dimaksdukan perlindungan ini adalah, seperti

yang dirasakan oleh Nabi Ibrahim a.s. yang diselamatkan dari api

(QS. Al-Anbiyā‘ [21]: 68-71). Nabi Isa As. Diselamatkan dengan

diberikannya mukjizat oleh Allah dengan menghalanginya dari orang-

orang Yahudi dari menyalibnya (QS. An-Nisā‘ [4]: 157)16

.

2. Dilihat dari panjang pendeknya

Dalam kategori ini, segala kisah yang tertera dalam al-Qur‘an dapat

dibedakan menjadi tiga bagian17

, yakni:

16

Hasan Basri, Horizon al Qur‟an, dari judul asli Les Grens Themes Du Coran oleh

Jacquis Joner (Cet. I; Jakarta: Balai Kajian Tafsir al-Qur‘an Pase, 2002), 82. 17

Hanafi, Segi-segi Kesusesteraan pada Kisah-kisah al Qur‟an (Jakarta: Pustaka al

Husna, 1984), 1516.

Page 56: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

39

a. Kisah yang panjang, contohnya kisah Nabi Yusuf a.s dalam

(QS. Yusūf [12]) yang hampir seluruh ayatnya mengungkapkan

kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-kanak sampai dewasa

dan memiliki kekuasaan.

b. Kisah yang sedang, seperti kisah Nabi Musa a.s dalam (QS. al-

Qaṣaṣ [28]), kisah Nabi Nuh a.s dan kaumnya dalam

(QS. Nūḥ [71]), dan lain-lain. Kisah yang lebih pendek dari kisah

yang sedang, seperti kisah Maryam dalam (QS. Maryam [19]),

kisah Aṣhab al-Kahfi pada (QS. al-Kahfi [18]), kisah Nabi Adam

a.s dalam (QS. al-Baqarah [2]), dan (QS. Thaha [20]), yang

terdiri atas sepuluh atau beberapa belas ayat saja.

c. Kisah yang pendek, yaitu kisah yang jumlahnya kurang dari

sepuluh ayat, misalnya kisah Nabi Luth a.s dalam (QS. al-A‘rāf

[7]), kisah Nabi Ṣalih As dalam (QS. Hūd [110]), dan lain-lain.

3. Dilihat dari jenisnya

Apabila dilihat dari segi jenisnya, kisah-kisah dalam al-Qur‘an dapat

dibagi menjadi tiga macam,18

di antaranya:

a. Kisah sejarah (al-qiṣaṣ al-tarīkhiyyah), yakni berisikan peristiwa-

peristiwa sejarah, seperti para Nabi dan Rasul.

b. Kisah perumpamaan (al-qiṣaṣ al-tamṡlsiyah), yakni ditujukan

untuk memberi penjelasan bahwa peristiwa itu tidak benar terjadi

tetapi hanya perkiraan.

c. Kisah asatir, merupakan suatu kisah yang digunakan untuk

mewujudkan tujuan-tujuan ilmiah atau menafsirkan fenomena

yang ada atau untuk memecahkan suatu masalah yang sulit

diterima oleh akal.

18

Hanafi, Segi-segi Kesusesteraan pada Kisah-kisah al Qur‟an (Jakarta: Pustaka al

Husna, 1984), 74.

Page 57: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

40

Apabila ditinjau dari sudut pandang yang lain, kisah yang tertera

di dalam al-Qur‘an mencakup tiga macam19

yaitu:

1. Pelaku (al-sakhsiyyat), kisah-kisah yang terkandung di dalam al-

Qur‘an tak hanya manusia saja, layaknya dalam (QS. an-

Naml [27]: 23), namun ada juga Malaikat, layaknya dalam

(QS. Hūd [11]: 69-83), adapun Jin seperti dalam (QS. Sabā‘ [34]:

12), serta hewan (burung, semut, dll), seperti dalam (QS. an-

Naml [27]: 18-19).

2. Kejadian/insiden (ahdas), yang dikelompokkan menjadi: kejadian

atau peristiwa yang akan terus berlanjut, kejadian yang diklaim

sangat luar biasa, seperti halnya dalam (QS. al-Māidah [5]: 110-

115), terakhir kejadian yang dianggap biasa saja, layaknya dalam

(QS. al-Māidah [5]: 116-118).

3. Obrolan (al-hiwar), contohnya dalam (QS. al-A‘rāf [7]: 11-

25), (QS. Ṭaha [20]: 9-99).

Dr. Mardan20

mengelompokkan beberapa kisah yang ada pada al-

Qur‘an, dengan mengidentifikasinya dan membaginya dalam

beberapa aspek, di antaranya:

1. Dari sisi penyebutannya. Pada titik ini, bisa dibedakan;

a. Tak jarang Allah Swt mengungkap sebuah kisah hingga

berulang kali pada uṣlub yang tidak sesuai tanpa memberi

kesan yang membosankan, oleh karena itu terkadang

ditemukan beberapa surah yang membahas mengenai kisah

nabi dengan pembahasan yang sama, seperti halnya kisah

Nabi Musa a.s.

19

Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir (Crt. III; Bandung: Pustaka Setia, 2006), 67-72. 20

Lihat, Mardan, Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur‟an Secara Utuh (Cet, I,

Jakarta: Pustaka Mapan, 2009), 194-198.

Page 58: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

41

b. Tak jarang juga Allah Swt mengungkap kisah salah seorang

Nabi di surah tertentu yang ada pada al-Qur‘an, seperti

halnya kisah Nabi Yusuf a.s.

2. Dari sisi pengurutan konflik yang disebutkan. pada bagian ini

bisa ditelisik,

a. Biasanya, dalam penggambaran suatu kisah diungkapkan

terlebih dahulu mengenai intisari atau ringkasan dari kisah

tersebut, kemudian dijelaskan perinciannya dari awal sampai

akhir, seperti kisah Aṣhabul Kahfi.

b. Terdapat pula pengungkapan kisah yang dimulai dari akhir,

selanjutnya kisah tersebut diulangi kembali sejak awal

hingga akhir, seperti kisah Nabi Musa dengan Fir‘aun.

c. Terkadang dapat dijumpai suatu kisah yang diuraikan secara

langsung tanpa didahului oleh pendahuluan ataupun

kesimpulan, seperti kisah Maryam di saat kelahiran Nabi Isa

a.s.

d. Pada tempat lain ditemukan pula suatu kisah yang dalam

penggambarannya seperti layaknya drama, misalnya kisah

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika membangun Ka‘bah.

3. Dilihat dari sudut dimulainya kisah dan perkembangan tokohnya.

Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi,

a. Penyebutan kisah dalam al-Qur‘an yang diawali dari

kelahiran tokohnya, seperti kisah Nabi Adam a.s, kisah Nabi

Isa a.s, dan lain-lain

b. Selanjutnya suatu kisah terkadang dalam penyebutannya

dimulai tidak terlalu awal suatu kelahiran ataupun penjelasan

akhir kehidupan tokohnya, seperti kisah Nabi Yusuf a.s,

demikian juga dengan kisah Nabi Ibrahim a.s.

Page 59: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

42

c. Terakhir ditemukan pula kisah yang dimulai dari

perkembangan akhir kehidupan tokohnya, seperti kisah Nabi

Nuh a.s, Nabi Hud a.s, dan lain-lain.

4. Dilihat dari segi penyebutan tempat dan tokohnya. Dalam hal ini

dapat dibedakan menjadi,

a. Pertama, terdapat beberapa kisah dalam al-Qur‘an yang

dijelaskan tempat, tokoh dan gambaran peristiwanya, seperti

kisah Nabi Musa a.s dengan Fir‘aun, kisah Nabi Ibrahim a.s

dan Nabi Ismail a.s, kisah Nabi Syuaib a.s, kisah Nabi Nuh

a.s, dan lain-lain.

b. Kedua, terdapat beberapa kisah yang mengemukakan

peristiwa atau keadaan tertentu dari pelaku tanpa

menyebutkan nama tokoh dan tempatnya, seperti kisah dua

putra Nabi Adam a.s yang melaksanakan kurban dalam

(QS. al-Mā‘idah [5]: 27-30).

c. Terakhir, penggambaran kisah ada yang melalui bentuk

dialog dengan tidak menyebut pelaku begitu pula tempatnya,

seperti kisah dua orang pemilik kebun dalam (QS. al-

Kahfi [18]: 32-43).

5. Dilihat dari segi isi dan kandungan. Dalam hal ini dapat

dibedakan atas,

a. Kisah para nabi dan rasul, pada kisah ini menjelaskan akan

seruan para nabi dan rasul yang ditujukan terhadap kaumnya;

dalam artian kisah ini berhungan dengan kejadian-kejadian

masa lampau.

b. Peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad Saw

seperti kisah hijrah, kisah isra‘, dan lain-lain.

Page 60: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

43

Diambil dari sebuah buku yang membahas Ulumul Qur‟an21

,

dijelaskan bahwa kisah-kisah dalam al-Qur‘an itu terbagi menjadi tiga

bagian, penjelasnnya adalah sebagai berikut.

1. Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu

Tidak semua Nabi dan Rasul disebutkan kisahnya di dalam al-

Qur‘an, Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam al-Qur‘an hanyalah

berjumlah 25, dimulai dari Nabi Adam a.s sampai dengan Nabi

Muhammad Saw. Dari 25 nabi dan rasul ini, jika ditarik secara garis

besar dan dari sisi panjang atau singkatnya kisahnya, terbagi menjadi

tiga kelompok, yaitu:

a. Kisah yang disebutkan dengan panjang lebar

Kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi

Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa dan Harun, Daud dan

Sulaiman, Isa „alaihimu al-salam serta nabi Muhammad saw.

Dari kesemuanya, kisah Nabi Yusuf merupakan kisah paling

panjang yang dijelaskan di dalam al-Qur‘an. Dianggap paling

panjang karena diceritakan secara lengkap, mulai dari masa

kecilnya hingga menjadi penguasa Mesir. Begitu pula dengan

kisah dari Nabi Muhammad Saw, bisa dikategorikan dalam hal

ini, karena dalam penggambaran kisahnya dimulai dari peristiwa

yang yang dialami Rasulullah sewaktu kecil, permulaan dakwah,

hijrah, dan beberapa perang yang dialami serta beberapa

gambaran kehidupan keluarga beliau.

b. Kisah yang disebutkan dengan sedang

21

Ilyas Yunahar, Kuliah Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Itqan Publishing, 2013),52.

Page 61: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

44

Kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi

Hud, Luth, Shaleh, Isma‘il, Ishaq, Ya‘qub, Zakariya dan Yahya

„alaihimu al-salam.

c. Kisah yang disebutkan dengan sekilas

Kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi

Idris, Ilyasa‘ dan Ilyas.

2. Kisah ummat, tokoh, atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa-

peristiwa masa lalu

Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam al-Qur‘an

adalah dua orang putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Al-Qur‘an

menceritakan suatu pembunuhan pertama yang terjadi sepanjang

sejarah umat Islam, ketika Qabil membunuh saudaranya sendiri

dikarenakan sifat dengkinya. Kemudian masih banyak lagi kisah-

kisah seorang tokoh yang diceritakan dalam al-Qur‘an, seperti:

a. Kisah Qarun yang hidup pada zaman Nabi Musa a.s

b. Kisah peperangan antara Jalut dan Thalut

c. Kisah tentang Ashabul Kahfi

d. Kisah Raja Dzul Qarnain

e. Kisah kaum Ashabul Ukhdud

f. Kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakariya a.s

Dan beberapa kisah lain yang tidak bisa disebutkan oleh penulis

secara lengkap.

3. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad Saw

Beberapa peristiwa besar yang terjadi pada masa Nabi

Muhammad, salah satunya di antaranya peristiwa penyerangan

dengan maksud menghancurkan Ka‘bah yang dipimpin oleh Raja

Abrahah. Diceritakan pula kisah Nabi Muhammad menjadi anak

yatim sedari kecil. Kemudian diceritakan pula peristiwa setelah beliau

Page 62: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

45

diangkat menjadi Rasul, yaitu peristiwa Isra‘ dan Mi‘raj, hijrah,

perang badar, perang uhud, perang azhab atau perang khandaq, dan

perang humain, juga kisah-kisah seputar fathul Makkah dan peristiwa

lainnya yang juga tidak bisa disebutkan oleh penulis secara lengkap.

H. Tujuan Kisah dalam Al-Qur’an

Di dalam al-Qur‘an ditemukan banyak sekali kisah Nabi, Rasul dan

para umat masa lampau. Penyebutan kisah tersebut tentunya memiliki

maksud atau tujuan yaitu untuk dijadikan sebagai pembelajaran serta

pedoman yang bermanfaat bagi para pejuang kebenaran dan yang berseru

atas dasar kebenaran.22

Menurut orang yang berjuang atas dasar pada

kebenaran, langkah-langkah yang wajib dilalui untuk menghadapi kaum

yang dilawan oleh para pejuang kebenaran dapat ditinjau dari surah yang

menyebutkan kisah perjuangan para nabi dan rasul dalam rangka

berdakwah mentauhidkan kaum-kaumnya. Seperti contohnya, Nabi Nuh

mengawali perjuangannya dengan menyebarkan rasa takut dan khawatir

yang luar biasa. Nabi Hud mengawali penaklukannya dengan

menyebarkan berita gembira, Nabi Shalih mengawali perjuangannya

dengan memberi peringatan kepada seluruh umat akan besarnya nikmat

yang berasal dari Allah Swt.

Ada pula Nabi Syuaib menggunakannya dengan tandzir dan tadzkir

(menakut-nakuti, menyebarkan berita gembira, memberi peringatan akan

semua nikmat itu).23

Syaikh Muḥammad al-Gazali dalam salah satu

karyanya yang berjudul Kayfa Nata‟amal Ma‟ al-Qur‟an yang di

dalamnya mengkritisi mayoritas orang yang menulis kisah seperti di

dalam al-Qur‘an berlebihan dalam menunjukkan sisi estetika sastranya,

22

Harun Yahya. Misinterpretasi Terhadap Al-Qur‘an Mewaspadai Penyimpangan

dalam Menafsirkan Al-Qur‘an, (Jakarta: Robbani Press, 2001), 72. 23

Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur‘an dan

Tafsir, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009), 123.

Page 63: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

46

dari pada kesempurnaan kisah tersebut. Segi estetika suatu sastra seakan-

akan menjadi tujuan akhir di dalam karya mereka. Akan tetapi

kesusasteraan hanya sebatas perantara bukan tujuannya. Pada hal tersebut

yang mengakibatkan tujuan utama yang primer dari kisah yang tertera di

dalam al-Qur‘an sama sekali tidak ada yang menerima perhatian begitu

pula peminatnya karena perantara atau prasarana tersebut beralih fungsi

dari tujuan pokok.24

Adapun maksud yang melatar belakangi disebutkannya kisah-kisah

dalam al-Qur‘an adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan ajaran atau syari‘at yang dibawa oleh setiap utusan Allah

serta menuturkan asas-asas dakwah yang dilakukannya.

2. Dengan memberikan gambaran peritiwa yang telah terjadi pada umat

terdahulu menjadikan suatu peneguhan terhadap orang-orang yang

beriman bahwasanya yang benar akan mengalahkan suatu kebatilan.

3. Membenarkan para Nabi terdahulu, mengenang, dan mengabadikan

jejak perjuangan mereka.

4. Menjadi sebuah bukti nyata bahwa setiap nabi yang diutus oleh Allah

Swt membawa suatu kebenaran dan kitab suci al-Qur‘an merupakan

salah satu bukti mukjizat Allah yang diturunkan terhadap nabi

Muhammad yang di dalamnya berisikan firman Allah.

5. Menjadi pelajaran (ibrah) bagi ummat manusia dari berbagai persolan

peristiwa ataupun sejarah yang diceritakan oleh al-Qur‘an.

24

Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Al-Qur‘an Kitab Zaman Kita: Mengaplikasikan

Pesan Kitab Suci Dalam Konteks Masa Kini, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008), 88.

Page 64: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

47

BAB III

BIOGRAFI IWOK ABQARY DAN KARYA-KARYANYA

A. Biografi Iwok Abqary dan Karya-karyanya

Iwok Abqary, lahir di Madiun, 28 Desember 1978. Saat ini Iwok

tinggal di pinggir sebuah pemakaman umum di Tasikmalaya. Selain

menulis, Iwok bekerja di sebuah Koperasi Instansi Telekomunikasi di

Tasikmalaya.

Pengalaman kerja Iwok adalah sebagai penulis di Penerbit Mediatama

sejak Agustus 2009 sampai saat ini, kemudian menjadi penulis juga di PT.

Mizan Pustaka sejak Januari 2006 sampai saat ini, kemudian di bidang

SDM (sumber daya manusia) di Perusahaan Citra Caraka Emas sejak

Agustus 1998 sampai saat ini. Dalam pendidikan Iwok adalah alumnus D

III program studi Sastra Inggris Universitas Padjajaran 1994-1997.

Semasa kuliah Iwok juga aktif sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Sastra

Inggris Diploma (HIMASID) tahun 1996. Sedangkan di bangku sekolah,

Iwok duluny bersekolah di SMA Negeri 1 Tasikmalaya tahun 1986-1989.1

Dari sekian banyak buku cerita anak yang telah tersebar di

masyarakat, karya dari alumnus Universitas Padjajaran Bandung inilah

yang mendapat posisi di tengah-tengah masyarakat. Sebagian besar buku

karya Iwok mengisahkan beragam warna yang sesuai dengan dunia anak

dan remaja. Iwok mampu menyuguhkan warna baru dengan memberikan

nama yang cukup unik pada setiap bukunya sehingga mampu menduduki

posisi buku terlaris yang ada.

Bakat menulisnya pun telah namapak sedari kecil, dibuktikan dengan

berbagai cerita yang telah ditulis semenjak berada di bangku sekolah

dasar. Iwok selalu berdekatan dengan kertas dan bolpoin dalam artian

ketika anak seusianya berbagi cerita dengan temannya makai a berbagi

1 http://iwok.blogspot.com

Page 65: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

48

cerita dengan menorehkannya melalui tinta. Sebagaimana pepatah

menyatakan bahwa alam pikiran seorang anak ibarat sebuah kotak

imajinasi. Begitu kotak dibuka, imajinasi berebut melesat, berkeliaran

tanpa henti.

Kesuksesan seorang anak tentunya tak lepas dari sosok pendukung

yang berada di belakangnya. Adapun sosok tersebut adalah orang tuanya

yang selalu mendukungnya tanpa henti. Sang Ibu (almarhumah Naskah

Alimah) yang memiliki peran penting. Ibu adalah suporter terhebat yang

Iwok miliki. Segala cara usaha dikerahkan oleh sosok yang tiada duanya

ini. Berbanding terbalik dengan sang ayah (almarhum M. Rasidi),

keinginan Iwok sempat ditentang keras olehnya. Ayahnya yang seorang

tentara, tidak suka bila puteranya hanya bergulat dengan kertas, tinta, dan

imajinasi, namun seiring berjalannya waktu dengan ketekunan yang iwok

jalani membuat sang ayah pun memaklumi. Bahkan beliau akhirnya

menjadi promotor terbaik buku-buku Iwok. Sejatinya, dukungan keluarga

ibarat bahan bakar yang menjaga bara semangat Iwok untuk terus

melahirkan berbagai karya. Usaha tak menghianati hasil, inilah yang

dirasakan oleh Iwok kini puluhan buku karyanya bertengger di setiap

sudut took buku ternama.

Terlepas dari dunia menulis, Iwok memiliki kesibukan lain sebagai

pegawai personalia di koperasi sebuah perusahaan telekomunikasi

terkemuka di Tasikmalaya dan tentunya sesibuk apapun Iwok tak pernah

alpa dari agenda menulis. Ayah dari Dhabith Aufa Abqary (7 tahun) dan

Rayya Izarra Abqary (2,5 tahun) ini selalu meluangkan waktunya

sekalipun hanya beberapa kalimat setiap harinya.

Bagi Iwok, dunia tulis menulis memiliki posisi istimewa. Ibarat

pelaku film/sinetron, seorang penulis harus bisa memainkan berbagai

peran (karakter tokoh) dalam sebuah cerita yang ditulisnya, dengan baik.

Page 66: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

49

Penulis juga tak ubahnya sutradara yang bisa menghidupkan atau

mematikan karakter tokoh. Bahkan, mengutip kalimat Stephen King,

penulis bisa menciptakan sebuah dunia sendiri, dunia yang tidak nyata dan

hanya bisa ditelusuri dengan daya khayal.

Walaupun dunia menulis tidak tidak cukup menjanjikan, namun

beberapa penulis mengandalkan hidup dari mata pencaharian ini. Terlebih

sekarang berada pada era media cetak dan industri penerbitan kian

menggurita. Sekarang pun banyak ditemukan penulis berumur belia. Tak

dapat dipungkiri selain konsistensi, kualitas, serta produktivitas seorang

penulis juga harus paham akan teknologi. Teknologi bisa dimanfaatkan

untuk setting cerita, sekaligus menyebarkan informasi seputar tulisan-

tulisan. Pembaca juga menjadi lebih dekat karena adanya fasilitas email,

blog, facebook, dan sebagainya.

Di beberapa kesempatan Iwok selain menjadi penulis juga didaulat

menjadi pembicara dalam pelatihan penulisan. Kemampuan menulis yang

didapatkannya secara autodidak pun membuatnya berhati-hati dalam

menyampaikan ilmu jurnalistik terhadap audiens. Iwok yang selalu

memegang teguh prinsip bahwa penulis tak boleh malas dan dunia menulis

adalah dunia kerja keras ini, mengaku masih punya cita yang belum

tergapai. Menulis novel fantasi dan thriller adalah mimpi Iwok.

B. Karya-karya Iwok Abqary

Pada pembahasan kali ini, penulis akan memperkenal Iwok Abqary

lebih dekat melalui beberapa karya yang telah diterbitkannya yang sampai

saat ini telah lahir 51 buku di antarnya:2

Victory Lane (Elexmedia, September 2011)

Cewek-cewek Tulalit (Lingkar Pena Publishing House, juli 2011)

Dog's Love (GPU, Juni 2011)

2 http://forumpba.blogspot.com/2011/01/profil-iwok-abqary.html

Page 67: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

50

Iron Man-Pahlawan Pembela Penampilan (Lingkar Pena Publishing

House, 2011)

Gokil School Musical (ditulis bareng Oben Cedric) - Gradien

Mediatama

Gokil Dad (Gradien Mediatama)

Batman Saroong (Sygma Examedia)

Ganteng is Dumb (GPU)

Pulau Huntu (Sygma Examedia)

TIKIL-kami antar kami nyasar (Gagasmedia)

Suster Nengok (Sygma Examedia)

Tiga Hati mengejar Cinta (Penerbit Talikata)

Lindaniel (Penerbit LP-FEUI)

HSSGokil School Musical (Gradien Mediatama, 2010)

KING (Gradien Mediatama)

Tidak hanya itu Iwok juga telah menghasilkan puluhan buku anak, di

antaranya:

99 Kisah Menakjubkan Dalam Alquran (Dar!Mizan)

Masa Kecil Nabi dan Rasul (Dar!Mizan)

Nabi Muhammad Saw, Nabi Cinta (Dar!Mizan)

Sepeda Ontel Kinanti (Dar!Mizan)

Misteri Payung Terbakar (Dar!Mizan)

Misteri lemari Terkunci (Dar!Mizan)

Sandal Jepit Beda Warna (Dar!Mizan)

Misteri Prasasti Hutan Larangan (Penerbit Talikata)

Misteri Terowongan Bawah Tanah (Penerbit Talikata)

Dan lain sebagainya.

Page 68: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

51

Berbagai penghargaan pun telah digenggam oleh Iwok Abqary,

adapun di anatarnya sebagai berikut.

Pemenang Berbakat Lomba Penulisan Novel Konyol - Gramedia 2008

Juara 2 Lomba Cerpen BWS 2010

Kickin' Party in Bali (Word Cup) Yahoo Asia 2002

C. Cerita Singkat Buku Cerita Anak Kisah 25 Nabi & Rasul

Buku cerita anak yang mengemas mengenai kisah 25 nabi dan rasul

ini telah melewati proses pembelajaran dan implementasi nilai-nilai Islam

yang sangat kontekstual dalam segala dimensi, ruang maupun waktu.

Terdiri di dalamnya kisah 25 Nabi dan Rasul yang sangat erat

kaitannya dengan pesan akhlak, terlebih mengandung suri tauladan bagi

anak-anak, di antaranya adalah kisah Nabi Adam As. sampai dengan nabi

Muhammad saw. Dengan gaya kartun, bergambar, cerita-ceritanya syarat

akan Kebesaran Allah SWT sehingga dapat diterima oleh pembaca

khususnya anak-anak.

Page 69: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

52

Page 70: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

53

BAB IV

ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS

DALAM BUKU CERITA ANAK 25 NABI DAN RASUL

KARYA IWOK ABQARY

A. Gaya Penulisan Iwok Abqary

Setelah menjelaskan secara singkat mengenai biografi Iwok Abqari

pada pembahasan sebelumnya, maka pada sub bab ini penulis akan

menyuguhkan gaya penulisan yang digunakan oleh Iwok Abqary dalam

bukunya 25 Kisah Nabi dan Rasul. Ketika berpikir tentang ide cerita, kira-

kira berapa rentang umur anak-anak yang akan membacanya?

Kemampuan membaca anak-anak berkembang dengan pesat. Untuk itu,

harus disesuaikan dengan kelompok umur yang spesifik. Supaya

mempermudah gambaran, dapat dikelompokkan anak umur 2-6 tahun,

anak umur 7-11 tahun, anak di atas 12 tahun.

Anak-anak dengan umur 5 dan 6 tahun kemungkinan akan membaca

lebih banyak kata daripada anak yang berumur 3 tahun. Ini merupakan hal

yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan kapan dan dapat

menentukan jumlah gambar dan kata di dalam buku. Iwok Abqary yang

berpikir bahwa buku cerita anak karangannya dapat dibaca semua anak-

anak, padahal tidak demikian.

Aspek krusial lainnya adalah pemilihan tema.1 Buku cerita anak perlu

sebuah tema yang dapat menarik perhatian target. Apa yang penting untuk

mereka? Ini lah yang menjadi salah satu tugas penting yakni menentukan

dan membayangkan apa yang ada dalam benak pikiran mereka. Apa

kesulitan yang ada di umur-umur mereka dan bagaimana penyelesaian

yang baik. Jangan menulis dari perspektif orang dewasa. Masuklah ke

1 Riris K. Toha Sarumpaet, ―Struktur Bacaan Anak‖, Teknik Menulis Cerita Anak.

(Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati, 2003), 33

Page 71: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

54

dalam pikiran anak-anak dan jangan memberi solusi yang rumit. Semakin

sederhana semakin baik. Dengan begitu, anak-anak dapat mengidentifikasi

masalahnya secara visual sebaik tulisan naratif dan gambar ilustrasi.

Iwok Abqary harus dapat membawa perasaan pembacanya. Cerita

harus dibangun naik dan turun supaya tidak monoton. Jangan kira, anak-

anak pun sudah dapat merasakannya. Ceritakan saja bila ada kejadian

sedih, bila ada kejadian marah, dan lain-lain karena hal-hal itu merupakan

bagian dari hidup. Dengan adanya berbagai macam emosi itu, anak-anak

dapat lebih peka terhadap segala situasi.

Permulaan harus dimulai dengan halus, jangan langsung

memperlihatkan masalah besar. Hal ini supaya tidak mengagetkan anak.

Kmudian mulai bertemu masalah. Pastikan tetap logis, ada pertanyaan

kenapa yang mendasarinya. Lalu puncak masalah: bagaimana. Dilanjutkan

dengan solusi, dan jangan lupa resolusi ke depannya supaya anak-anak

merasakan bahwa buku cerita anak dapat memberikan petuah baik tidak

hanya saat masalah ada, tetapi hal-hal baik yang perlu dilakukan ke

depannya.2

Hanya karena buku cerita anak punya pesan besar, bukan berarti

pesan yang disampaikan dengan cara orang dewasa. Cerita tetap harus

dinamis, artinya ia dapat mengaduk-aduk emosi pembacanya. Iwok

Abqary begitu piawai mengolah kata yang sesuai untuk anak-anak. Bahasa

yang digunakan tidak sulit dan kalimatnya dibuat singkat, tidak berbelit-

belit. Terlebih lagi, buku ini juga berillustrasi full color. Tujuannya agar

menambah minat dan semangat anak dalam membaca kisah 25 Nabi dan

Rasul hingga tuntas.

Karena cerita anak adalah cerita pendek, Iwok Abqary telah

menyampaikan cerita dengan efektif. Seimbangnya kata dan gambar

2WS Titik, dkk, Kreatif Menulis Cerita Anak. (Bandung: Nuansa, 2012), 81.

Page 72: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

55

membuat cerita yang dapat meningkatkan kualitas buku cerita anak. Rata-

rata buku cerita anak memiliki kata sebanyak 50-1000 kata. Penulisan

Iwok sangat singkat, padat, dan jelas. Iwok pun menghindari penggunaan

istilah, kiasan, atau kata-kata lain yang konotatif. Gambar pun disesuaikan

dengan tulisan. Gambar ilustrasi yang baik disesuaikan dengan kata kerja

utama yang menjadi inti cerita. Semisal adegan Nabi Sulaiman mendengar

teriakan koloni semut, maka gambar adegan ketika semut sedang

berkumpul.3

Menulis buku cerita anak sungguh tidak mudah. Ambil waktu dan

pikirkan baik-baik. Tulis dalam draf-draf ide-ide yang terpikirkan. Buat

plot cerita yang baik yang kira-kira dapat disampaikan dengan efektif.

Setelah proses buku cerita anak dimulai, koreksi lagi kembali. Menulis

buku cerita anak bukan proses sekali jadi. Harus berhati-hati karena anak-

anak sangat cepat menyerap informasi yang dikonsumsinya.

Penulis tahu, yang unik adalah yang diinginkan semua pembaca. Apa

yang membuat buku cerita anak unik? Bagaimana cerita dapat menjadi

unik? Jangan terpaku pada satu bentuk cerita. Tetap dapat menjadikan

buku cerita anak buku yang unik, yang seru, atau yang lucu, dan lain-lain.

Salah satunya dapat menceritakan kisah Nabi dan Rasul. Minat setiap

orang tentu berbeda-beda. Dapat menemukan ide cerita dengan mengorek

lagi memori yang pernah dialami. Selain itu, juga dapat menggunakan

karakter tokoh yang berpengaruh seperti cerita-cerita 25 Nabi dan Rasul.

B. Referensi yang Digunakan Iwok Abqary

Kisah cerita nabi dan rasul pada buku ini disajikan secara berurutan

berdasarkan urutan sejarahnya, dimulai dari Nabi Adam AS sampai

dengan Nabi Muhammad saw. dan hanya ada 1 kitab yang menjadi

3B Nurgiantoro, Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2013), 39.

Page 73: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

56

referensi dan rujukan utama Iwok Abqary dalam menyusun buku kisah

nabi ini yaitu Al-Quran dan Terjemah

Setiap kisah nabi di dalam buku ini selalu diakhiri dengan faidah dan

pelajaran penting yang dapat dipetik oleh anak atau pembaca buku ini.

Para utusan Allah yakni Nabi dan Rasul merupakan orang pilihan Allah

swt. yang mana mereka diutus oleh Allah untuk menyebar risalah-Nya

kepada seluruh umat manusia. Ada 25 Nabi dan Rasul yang harus kita

imani karena Allah. Selain mengimani mereka, agar anak-anak juga wajib

meneladani sifat-sifatnya yang mulia. Kemuliaan Nabi dan Rasul ini,

terletak pada ketakwaan dan kesabaran di jalan Allah. Mengetahui kisah-

kisah hidupnya, akan membuat anak-anak semakin percaya dan mencintai

manusia-manusia pilihan Allah ini.

Inilah yang juga menjadi tujuan Iwok Abqary dalam buku 25 Kisah

Nabi dan Rasul ini. Melalui kisah para Nabi dan Rasul pada buku ini,

diharapkan dapat menumbuhkan keimanan dan cinta di hati si Kecil. Ya,

pengenalan dan penanaman kepercayaan pada Nabi dan Rasul memang

harus diberikan sejak dini, sejak buah hati dalam masa kanak-kanak.

Dengan begitu, hingga dewasa nanti mereka akan membawa sifat-sifat

mulia yang dimiliki 25 Nabi dan Rasul ini dalam kesehariannya serta

dalam bersosialisasi. Tentunya, mengimani para Nabi dan Rasul Allah ini

juga tercantum dalam rukun iman yang ke-4.

Pada setiap akhir cerita yang disuguhkan juga disuguhkan hikmah

cerita yang bisa diambil anak sebagai pelajaran di hidupnya. Selain itu,

agar si Kecil lebih memahami inti cerita dari kisah perjuangan 25 Nabi

dan Rasul ini di jalan Allah. Menariknya buku ini, tidak hanya itu saja.

Kisah Nabi Sulaiman AS yang penulis teliti ini adalah satu dari 25

kisah Nabi dan Rasul yang terdapat dalam buku ini. Kisah nabi Idris as.,

nabi Nuh as., nabi Hud as., nabi Shalih as., nabi Ibrahim as., nabi Luth as.,

Page 74: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

57

nabi Ismail as., dan lainnya juga patut diketahui anak-anak. Iwok Abqary

berharap buku tersebut dapat menjadi jembatan bagi anak-anak, agar

bertambah kesalehannya karena meneladani sifat-sifat mulia 25 manusia

pilihan Allah. Buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Iwok Abqary, sangat

bermanfaat untuk dibaca dan dimiliki anak-anak.

Sebagaimana Allah Swt telah mengatakan tentang semut melalui

surah al-Naml supaya manusia bisa memetik pembelajaran dari kisah yang

disajikan dalam surah tersebut. Seperti Allah Swt mengajarkan kepada

Nabi Sulaiman a.s tentang bahasa hewan. Allah SWT berfirman, ―Hingga

ketika mereka sampai di Lembah Semut, berkatalah ratu semut, “Wahai

kawanan semut, masuklah ke rumah kalian masing-masing. Jangan

sampai Sulaiman dan pasukannya memecahkanmu, sedangkan mereka

tidak merasa” (Qs. al-Naml[27]: 18).4

Az-Zamakhsyari berkata, ―Sulaiman a.s mendengar perkataan semut

tersebut dari jarak tiga mil. Semut tersebut berjalan pincang mengendap-

endap. Ada yang mengatakan nama semut itu adalah Thakiah‖.5

Sebagaimana yang telah dikisahkan ketika Sulaiman melangkah

bersamaan dengan bala tentaranya yang terdiri dari jin, manusia, dan

burung di daerah kekuasaan Sulaiman. Lalu Sulaiman mengarungi lembah

semut bersama bala tentaranya.6 Seekor semut telah melihat Sulaiman

beserta semua bala tentaranya yang jumlahnya sangat banyak. Seekor

4Mashur ‗Abdul Hakim, Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History, Terj

Umi Nurun Ni‘mah (Bandung: Mizania, 2016), 59 5Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, Terj Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Rana

Mengala, (Jakartaa: Pustaka Azzam, 2009), 429. 6Ahli Tafsir menyebutkan bahwa semut itu terdapat di Syam, dimana lembah

tersebut dihuni oleh banyak semut sehingga disebut wadin-naml. (Lihat M. Quraish

Shihab, ed. Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, 704). Lembah semut al-Naml

(tempat Nabi Sulaiman mendengar percakapan sekawanan semut) terletak di daerah

Ashqelon, antara Ashdod dan Gazzah. (Lihat Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Qur‟an, Perj.

Ahsin Sakho Muhammad dan Sayuti Anshari Nasution, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu,

2006), 121.

Page 75: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

58

semut tadi sangat khawatir dengan pasukannya, ia khawatir jika ia dan

pasukan semut lainnya terinjak. Semut pun lalu berteriak pada pasukannya

supaya bergegas masuk ke dalam sarangnya. Berkat mukjizat dari Allah

swt, Sulaiman as. mendengarnya.7

Setelahnya Sulaiman pun menyadarinya dengan senyuman dan

tertawa8 sebab Sulaimaan juga mendengar perkataan semut yang berkata

bahwasanya Sulaiman a.s bersama bala tentaranya tak ada niat untuk

menghancurkan mereka para semut apalagi berbuat jahat kepada mereka

para semut, serta Raja Semut juga berkata bahwasanya apabila ada

diantara semut-semut itu diinjak oleh Nabi Sulaiman beserta bala

tentaranya, hal itu bukanlah ada unsur kesengajaan namun itu disebabkan

Nabi Sulaiman beserta bala tentaranya tidak melihat mereka para semut,

sebab tubuh mereka yang amat sangat mungil.9 Kemudian Nabi Sulaiman

as berdoa

م ت علي وعلى ف تبس متك الت أن إعمإ كر نعإ ن أنإ أشإ زعإ لا وقال رب أوإ ضاحكا منإ ق وإتك ف عبادك الصالي خلإن برحإ مل صالا ت رإضاه وأدإ والدي وأنإ أعإ

―Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.

Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-

Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku

dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku

dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.‖ (Qs. al-

Naml[27]: 19).10

7Mashur ‗Abdul Hakim, Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History, Terj.

Umi Nurun Ni‘mah, 60. 8Tawa Nabi Sulaiman a.s adalah bukanlah tawa yang disertai dengan suara, tetapi

hampir saja senyum beliau itu disertai dengan suara. (M. Quraish Shihab, Tafsir al-

Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol 15,

425. 9Zaini Dahlan, dkk. Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, (Yogyakarta: Universitas

Islam Indonesia, 1991), 219. 10Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, Terj. Ahsan

Askan dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) Jilid 19, 801.

Page 76: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

59

Berkat doa dari Nabi Sulaaiman as. tersebut bisa dimengerti bahwa

permintaan Nabi Sulaiman kepada Allah Swt adalah kebahagiaan yang

abadi kelak di surga Allah Swt. Meskipun Allah Swt sudah mecurah

limpahkan bermacam-macam kenikmataan serta kekuasaan kekuatan yang

bersifat duniawi kepada Sulaiman, tetapi ia tak tergiur jauh akan

kekuasaan, kekuatan, dan kenikmatan duniawi tersebut merupakan

kelebihan yang hanya sementara dan tidak kekal abadi.11

Amal perbuatan

baik lagi shalih pula adalah bonus dari Allah yang mana manusia yang

mampu bersyukur dan taat hanya kepada Allah akan dilimpahkan taufik

untuk mengamalkan perbuatan yang baik dan shalih. Nabi Sulaiman a.s

yang cerdas dalam mensyukuri semua nikmat memohon pertolongan

kepada Allah Swt supaya mengumpulkan segenap jiwa serta dirinya dan

juga memberikan taufik dan hidayah agar bersyukur atas nikmat-Nya.

Nabi Sulaiman pun amat sangat sadar bahwa kenyataannya amal shalih

tersebut adalah taufik dan nikmat lain yang datangnya dari Allah Swt.12

Pada suatu hadis Ibnu Abbas, mengatakan Nabi Muhammad Saw

sangat melarang apabila membunuh lebah, semut, burung ash-shurad,

serta burung hud-hud, ن إلنبىهع -صلى الله عليو وسلم-إ هى عهن كهتلى أرب نه إلنمله إبى وه نه إلد مى

د ه إلصر إليدىد وه وه إلنحله Berdasarkan hadis tersebut menurut Ibrahim al-Harbi . وه

bahwasanya Nabi sangat melarang membunuh burung Hud-hud, lebah dan

semut, sebab mereka tak menyakiti manusia, serta tak ada satu pun

mudharat bagi kehidupan manusia. Baginya, semut yang sering kali

menggigit itu dalam bahasa Arab disebut adz-dzarr bukan al-namlah,

yang dianggap adz-dzarr di sini apabila menyakiti manusia tak apa untuk

dibunuh. Sedangkan al-namlah posturnya yang kecil mungil tipis

11

Zaini Dahlan, dkk., Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, 219. 12

Sayyid Qutb, Tafsir di Zilalil Qur‟an, Terj. As‘ad Yasin, dkk., (Jakarta: Gema

Insani, 2004), 394.

Page 77: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

60

memiliki kaki empat yang panjang kebanyakan mereka hidup di gurun

pasir dan tidak pernah menyakiti manusia.13

C. Penafsiran Kisah Nabi Sulaiman AS dalam Buku Karya Iwok

Abqary

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan ayat-ayat al-Qur‘an yang

mengandung kisah Nabi Sulaiman a.s yang ada di dalam buku cerita karya

Iwok Abqary, dalam hal ini terdapat dalam surat An-Naml ayat 15-19.

Penulis menggunakan beberapa kitab tafsir rujukan untuk membantu

menjelaskan isi kandungan tiap ayat guna memperoleh hasil berupa pesan

moral dalam kisah Nabi Sulaiman a.s tersebut.

Setiap Nabi dan Rasul diberikan mukjizat yang mengagumkan. Satu

sama lain memiliki mukjizat yang berlainan. Begitu pula mukjizat

yang diterima Nabi Sulaiman As. Dia dapat berkomunikasi dengan

beragam hewan.14

Kisah Nabi Sulaiman di atas yang berasal dari buku cerita karya Iwok

sangat sesuai dengan kisah yang tertulis dalam al-Qur‘an, sebagai berikut:

كهالا إ انه عىلما وه سلهيمه إوده وه هينها ده هلهد أ ت ل نىينه )وه هى إلمؤمى بهادى ن عى لهنها عهلىه كهثىير مى ي فهض ى ى إل مد للى ( 51لحه

ن ء إ ن كى شه أوتىينها مى يرى وه قه إلط نطى منها مه ى ها إلناس عل كهاله يه أير إوده وه ان ده رىثه سلهيمه وه ين وه هيوه إلفهضل إلمبى إ ل ذه ىه

(51 )

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan

keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari

kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.‖ Dan Sulaiman telah mewarisi

Daud, dan dia berkata, "Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara

burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) itu benar-benar

suatu karunia yang nyata.‖ (QS. Al-Naml [27]: 15-16)

Perbedaan kisah yang ditulis dalam buku cerita anak Kisah 25 Nabi

dan Rasul Karya Iwok Abqary dengan kisah yang ada di al-Qur‘an sangat

13

M. Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, 703. 14

Iwok Abqary, Kisah 25 Nabi dan Rasul, (Dar Mizan, Jakarta: 2018), 105.

Page 78: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

61

terlihat di dalam buku karya Iwok Abqary. Di dalam buku karya Iwok

menceritakan bahwasanya:

Pernah suatu ketika di satu tempat, Nabi Sulaiman dan pasukannya berjalan

mendekat. Tiba-tiba Nabi Sulaiman berteriak memerintah agar pasukannya

menghentikan langkah.

Pasukannyya berhenti penuh waspada. ―Ada apa gerangan, wahai

Baginda?15

Ternyata Nabi Sulaiman mendengar teriakan. Ada koloni semut yang harus

diselamatkan. Tak jauh dari tempat itu, terlihat semut-semut berlarian.

Mereka menghindar secepatnya dari tepian jalan.

―Ayo, masuk ke dalam sarang!‖ seekor semut berteriak. ―Agar kita tidak

terinjak-injak.‖

Itulah sebabnya Nabi Sulaiman menghentikan pasukan, agar mereka tidak

menginjak semut di jalanan.16

Sekarang seluruh semut sudah berada di

tempat aman. Nabi Sulaiman dan pasukan melanjutkan perjalanan.17

Sedangkan al-Qur‘an sendiri tidak menceritakan bahwasanya Nabi

Sulaiman menghentikan pasukannya, agar mereka tidak menginjak semut

yang sedang berlarian ke dalam sarang, lalu kemudian Nabi Sulaiman dan

pasukannya melanjutkan perjalanan ketika semut sudah berada di tempat

yang aman. Seperti dalam Firman Allah SWT:

ن والنإس والطيرإ ف همإ يوزعون وحشر لسليإ حت إذا أت وإا على وادي (71)مان جنوده من الإخلوا مساكنكمإ ل يإطمنكمإ سليإمان وجنوده وىمإ ل ادإ ل قالتإ نإلة يا أي ها النمإ ل النمإ

عرون ت ف (71)يشإ متك الت أن إعمإ كر نعإ ن أنإ أشإ زعإ لا وقال رب أوإ م ضاحكا منإ ق وإ تبستك ف عبادك الصالي خلإن برحإ مل صالا ت رإضاه وأدإ (71)علي وعلى والدي وأنإ أعإ

―Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung; lalu

mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di

lembah semut, berkatalah seekor semut, Hai semut-semut, masuklah ke dalam

sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,

sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena

(mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku

ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh

15

Iwok Abqary, Kisah 25 Nabi dan Rasul, 105. 16

Iwok Abqary, Kisah 25 Nabi dan Rasul, 106.

Page 79: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

62

yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan

hamba-hamba-Mu yang saleh.‖ (Qs. al-Naml [27]: 17-19)

D. Pandangan Mufassir Terhadap Kisah Nabi Sulaiman

Dari beberapa mufassir yang menyinggung tentang kisah nabi

Sulaiman, penulis hanya akan mencantumkan penafsiran yang dating

dari kitab Tafsir Jami‟u al-Bayān „an Ta‟wīl ayi al-Qur‟an karya Abī

Ja‘far Muḥammad bin Jarīr al-Ṭabariyy, Tafsīr al-Qur‟an al-„Aẓīm

karya ‗Imāduddin Abī al-Fudā‘i Ismā‘īl bin ‗Umar Ibn Kaṡīr al-

Dimsyiqi, dan tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab.

Penulis mengambil penafsiran dari beberapa mufassir tersebut,

tentunya karena mereka memiliki metode dan corak penulisan yang

berbeda. Abī Ja‘far Muḥammad bin Jarir al-Tabariyy merupakan seorang

tokoh terkemuka yang menguasai berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya

menulis kitab tafsir, ia juga seorang pakar sejarah dan pakar hadiṡ.18

Dalam menafsirkan ia terlebih dahulu mengemukakan pendapat-

pendapat mengenai tafsir atau takwil dari suatu ayat, kemudian

dilanjutkan dengan menafsirkan menurut pandangan sahabat dan tabiin

yang diriwayatkan secara lengkap atau disebut dengan metode tafsir bi

al-matsur.

Selanjutnya ‗Imāduddin abī al-Fuda‘i Ismā‘īl bin ‗Umar Ibnu Katsīr

al-Dimsyiqi yang tidak hanya dikenal sebagai mufassir, namun juga

dikenal sebagai ahli fiqih, ahli hadiṡ dengan berbagai karangan kitabnya.

Dalam kitab tafsirannya ia menyertakan peringatan akan riwayat yang

tertolak dan riwayat-riwayat yang berbau isra‘liyat.19

Dan yang terakhir

M. Quraish Shihab ketika dalam menafsirkan ia selalu mengedepankan

18Mani‘ Abd Halim, Metodologi Tafsir: Kajian Komprehensif Metode Para Ahli

Tafsir (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 67. 19

Ali al-Sahbuni, Kamus al-Qur‟an: Quranic Explorer (Shahih, 2016), 190.

Page 80: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

63

agar dapat menjawab problem-problem yang membutuhkan penyelesaian

yang sedang ada di tengah-tengah masyarakat. Dalam penafsirannya ia

dikategorikan ke dalam kelompok tafsir tematik (mauḍu‟i).20

1) Penafsiran Tafsir Ibn Katsir tentang Kisah Nabi Sulaiman

Pada rangkaian ayat ini, Allah SWT mengabarkan tentang anugerah

yang dilimpahkan oleh Allah kepada dua orang hamba dan Rasul-Nya,

Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman As. Anugerah tersebut berupa aneka

ragam nikmat, pemberian yang sangat agung, serta sifat-sifat mereka yang

luhur dan terpuji. Mereka dilimpahi kebahagiaan yang berpadu, di dunia

dan di akhirat. Mereka dianugerahi kerajaan, kekayaan dan kekuasaan

yang paling sempurna dalam bidang keduniaan, serta derajat kerasulan

dalam bidang keagamaan.

Karenanya Allah SWT berfirman,

د للو الذي فضلنا على كثير منإ عباده الإ مإ نا داود وسليإمان علإما وقال الإ مني ولقدإ آت ي إ مؤإ―Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan

keduanya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari

kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.‖ (Qs.)

Selanjutnya Allah berfirman إوده ان ده رىثه سلهيمه وه Dan Sulaiman telah― وه

mewarisi Dawud.‖ Maksudnya, Sulaiman melanjutkan kerajaan sekaligus

kenabian Nabi Dawud As. Jika yang dimaksud firman Allah ini hanya

mewarisi kekayaan saja, niscaya Allah tidak akan secara khusus

menyebutkan nama Sulaiman. Tentunya Allah menyebutkan pula nama-

nama anak Nabi Dawud yang lainnya selain Sulaiman, karena Nabi

Dawud sendiri memiliki seratus orang istri (tentunya memiliki banyak

anak dari istri-istrinya). Jadi, yang dimaksud dengan kata ―mewarisi‖ di

20

Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur‟an di Indonesia (Solo: PT

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), 110.

Page 81: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

64

sini adalah mewarisi dalam bidang kenabian dan kedudukan raja Bani

Israil. Sebab para Nabi tidak mewariskan harta kepada keturunannya.

Sebagaimana hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW, ―Kami,

segenap para Nabi tidak pernah mewariskan harta. Apa yang kami

tinggalkan semuanya shadaqah.‖

Allah SWT berfirman,

ء وو نا منإطق الطيرإ وأوتينا منإ كل شيإ رث سليإمان داود وقال يا أي ها الناس علمإ―Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata, "Hai manusia, kami telah

diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu.‖ (Qs. )

Pada ayat ini Nabi Sulaiman mengabarkan tentang nikmat yang telah

Allah anugerahkan kepadanya, yaitu berupa kerajaan yang sempurna dan

kedudukan yang sangat agung, hingga ia mampu menaklukkan manusia,

jin dan burung. Ia pandai bahasa burung dan hewan-hewan lainnya.

Anugerah yang diberikan Allah terhadap nabi Sulaiman tidak pernah

Allah berikan kepada seorang pun dari kalangan manusia.

Allah SWT telah mengajarkan kepada Nabi Sulaiman tentang bahasa

yang dipergunakan oleh burung saat bercakap-cakap dengan sesamanya

diudara, berikut bahasa yang diucapkan oleh binatang-binatang lain

dengan segala ragam jenisnya. Karenanya Dia berfirman, يرى قه إلط نطى منها مه ى عل

ء ن كى شه أوتىينها مى Kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan― وه

kami diberi segala sesuatu,‖ yakni, segala sesuatu yang dibutuhkan

seorang raja dalam memimpin rakyatnya. ين هيوه إلفهضل إلمبى إ ل ذه ن ىه إ

―Sesungguhnyya (semua) ini benar-benar satu karunia yang nyata.‖ Yakni

karunia yang nyata dari Allah untuk kami.21

21

Ibnu Katsir, al-Mishbaahul Muniir Fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsiir (Riyadh:

Daarus Salaam Lin Nasyr Wet Tauzi‘: 2000 M), 661.

Page 82: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

65

2) Penafsiran Tafsir al-Misbah tentang Kisah Nabi Sulaiman

―Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Daud dan

Sulaiman, ilmu, dan keduanya mengucapkan: ―Segala puji bagi Allah

yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang mukmin.‖

(QS. Al-Naml [27]: 15)

Ayat-ayat berikut berbicara tentang Nabi Sulaiman dan Daud As.

Dalam pandangan Thabathaba‘i, uraian ayat ini masih merupakan

kelanjutan dari kelompok yang berkaitan dengan contoh berita gembira

yang dikandung oleh al-Qur‘an. Sedang, menurut Al-Biqa‘i, ia adalah

uraian tentang ilmu Allah, setelah pada kelompok ayat yang lalu berbicara

tentang hikmah kebijaksanaan-Nya.

Ayat di atas bagaikan berkata: ―Sesungguhya Kami telah

menganugerahkan kepada Musa dan Harun hikmah, petunjuk, serta

kemenangan kemuliaan menghadapi Fir‘aun dan kaumnya, dan

sesungguhnya Kami juga telah menganugerahkan kepada Daud dan

putranya, yaitu Sulaiman, sebagian ilmu yang sangat dalam dan berharga

yang tidak Kami anugerahkan kepada sembarang orang. Keduanya

menerapkan ilmu yang Kami anugerahkan itu untuk kebaikan makhluk

dan keduanya mensyukuri anugerah Kami serta mengucapkan ―Segala puji

bagi Allah Yang Maha Pemurah yang melebihkan kami dari banyak

hamba-hamba-Nya yang mukmin, yakni yang dekat kepada-Nya lagi

mantap imannya.‖

Nabi Daud As. tadinya adalah penggembala kambing ayahnya. Beliau

sangat pandai menggunakan senjata ketapel ketika menjadi salah seorang

anggota pasukan Thalut, beliau berhasil membunuh Jalut melalui

ketapelnya, dan setelah keberhasilannya itu beliau sangat disenangi dan

populer sehingga, setelah meninggalnya Thalut, beliau diangkat menjadi

Raja Bani Isra‘il. Nabi Daud As. wafat 1626 sebelum hijrah dalam usia 70

tahun setelah memerintah sekitar empat puluh tahun lamanya. Beliau

Page 83: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

66

dianugerahi 11 orang anak. Salah seorang di antaranya adalah Nabi

Sulaiman As. yang mewarisi kerajaannya sebagaimana digaris bawahi

ayat di atas. Nabi Sulaiman As. adalah putra Nabi Dawud As. yang

merupakan Nabi dan Raja yang sangat agung. Beliau wafat 1597 sebelum

hijrah.

Ilmu yang dianugerahkaan Allah kepada Nabi Dawud dan Sulaiman

As. sungguh banyak dan unik. Nabi Daud As. misalnya, dianugerahi

kemampuan membuat perisai (QS. Al-Anbiya‘ [21]: 80) dan diajari

hikmah dan kemampuan menyelesaikan perselisihan (QS. Shad [38]: 20),

sedang Nabi Sulaiman As. di samping dianugerahi hikmah dan

kemampuan memahami kasus-kasus perselisihan, juga antara lain

kemampuan memahami bahasa/suara burung (baca ayat 16 surah ini).

Ayat di atas menuntun setiap ilmuwan untuk mengakui terlebih

dahulu anugerah Allah atas ilmu yang dimilikinya, kemudian

mensyukurinya, bukan saja dengan pengakuan lisan, tetapi juga dengan

mengamalkan dan menyesuaikan diri dengan ilmu yang dimilikinya itu.

Ayat di atas menggabung kesyukuran mereka berdua dalam satu kata yang

berbentuk dua. Boleh jadi kesyukuran dan ucapan itu mereka ucapkan

bersama – sebagai anak dan ayah – dan kemungkinan yang lebih besar

adalah asing-masing mengucapkan – setiap saat – walau setelah mereka

berpisah dengan kematian Nabi Daud As.22

3) Penafsiran Tafsir Al-Thabari tentang Kisah Nabi Sulaiman

د للو الذي فضلنا على كثير منإ عباده الإ مإ نا داود وسليإمان علإما وقال الإ مني ولقدإ آت ي إ مؤإ(71)

―Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan

keduanya mengucapkan, ‗Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari

kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman‘.‖ (Qs. an-Naml [27]: 15)

22

M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah, (Lentera Hati, Jakarta:2002), 415.

Page 84: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

67

Allah Ta‘ala berfirman: نا داود وسليإمان Dan sesungguhnya― ولقدإ آت ي إ

Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman.‖ Maksudnya

adalah, pengetahuan tentang bahasa burung, hewan-hewan, dan

pengetahuan- pengetahuan lain yang khusus Allah anugerahkan

kepadanya.

Firman –Nya, مني لنا على كثير منإ عباده الإمؤإ د للو الذي فض مإ Dan― وقال الإ

keduanya mengucapkan, ‗Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami

dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman‘.‖ Maksudnya adalah,

Daud dan Sulaiman berkata, ―Segala puji bagi Allah yang telah

melebihkan kami dengan kelebihan yang khusus Dia anugerahkaan kepada

kami berupa ilmu yang hanya Dia berikan kepada kami, tidak kepada

makhluk-makhluk-Nya yang lain dari bangsa manusia pada masa kami ini,

atas kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya pada masa

kami ini.‖

ء إن ىذا لو وورث سليإمان داود وقال يا أي ها الناس علمإ نا منإطق الطيرإ وأوتينا منإ كل شيإل الإمبي (51) الإفضإ

―Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata, ‗Hai manusia, kami telah

diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu.

Sesungguhnya (semua) ini benar-benar satu karunia yang nyata.‖ (Qs. an-Naml

[27]: 16)

Allah Ta‘ala berfirman وورث سليإمان ―Dan Sulaiman telah mewarisi,‖

ayahnya. داود ―Daud,‖ ilmu yang telah diberikan Allah kepadanya semasa

hidupnya dan kerajaan yang khusus baginya, lalu Dia menjadikan kerajaan

tersebut menjadi miliknya, bukan anak ayahnya yang lain.

Page 85: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

68

نا منإطق الطيرإ Dan Dia berkata, ‗Hai manusia, Kami― وقال يا أي ها الناس علمإ

telah diberi pengertian tentang suara burung‘.‖ Maksudnya adalah,

Sulaiman berkata kepada kaumnya, ―Hai sekalian manusia, telah diajarkan

kepada kami bahasa burung, maka kami dapat memahami bahasanya. Juga

dijadikan pemahamannya tentang bahasa burung sama seperti

pemahamannya tentang tuturan seorang manusia.

Firman-Nya, ء ‖,Dan Kami diberi segala sesuatu― وأوتينا منإ كل شيإ

maksudnya adalah, dianugerahkan kepada kami segala kebaikan. إن ىذا لو

ل الإمبي Sesungguhnya (semua) ini benar-benar satu karunia yang― الإفضإ

nyata.‖ Sesungguhnya kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada kami ini

benar-benar merupakan kelebihan atas seluruh makhluk pada masa kami,

Yang nyata,‖ yang menjelaskan kepada orang yang merenungi dan― الإمبي

memikirkannya bahwa ia adalah kelebihan yang diberikan kepada kami

atas manusia selain kami.23

“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak

terinjak Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak

mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa seraya berdo‘a kepada

Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau,

yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan

masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.‖ (Q.S. an-

Naml Ayat 18-19).

Takwil firman Allah:

خلوا مساكنكمإ ل يإطمنك ل ادإ ل قالتإ نإلة يا أي ها النمإ إذا أت وإا على واد النمإ مإ حتعرون سليإمان وجنوده وىمإ ل يشإ

23

Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet I

2009) Tafsir at-thabari , 793.

Page 86: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

69

―Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ―Hai

semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang supaya kamu tidak diinjak oleh

Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.‖ (Qs.)

Maksud firman-Nya, ل إذا أت وإا على واد النمإ Hingga apabila mereka― حت

sampai di lembah semut,‖ adalah, hingga ketika Sulaiman dan pasukannya

sampai di lembah semut.

Firman-Nya, خلوا مساكنكمإ ل يإطمنكمإ سليإمان ل ادإ قالتإ نإلة يا أي ها النمإ

عرون ,Berkatalah seekor semut, ‗Hai semut-semut― وجنوده وىمإ ل يشإ

masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh

Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari‘.‖

Maksudnya adalah, jangan sampai Sulaiman dan pasukannya menginjak

serta membunuh kalian.

Firman-Nya, عرون ‖.Sedangkan mereka tidak menyadari― وىمإ ل يشإ

Maksudnya adalah, sementara mereka tidak tahu bahwa mereka

menginjak kalian.

Ibnu Basysyar menceritakan kepada kami, ia berkata: Abdurrahman

dan Yahya menceritakan kepada kami, mereka berdua berkata: Sufyan

menceritakan kepada kami dari Al A‘masy, dari seorang lelaki bernama

Al Hakam, dari Auf, tentang firman Allah,

ل Berkatalah seekor semut, ‗Hai semut-semut‘.‖ Ia― قالتإ نإلة يا أي ها النمإ

berkata, ―Maksudnya adalah, semut Sulaiman bin Daud ukurannya sebesar

lalat.‖24

24

Tafsir Ath-Thabari, jilid 19 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 799.

Page 87: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

70

Selanjutnya Allah berfirman ل إذا أت وإا على واد النمإ Hingga ketika― حت

mereka sampai di lembah semut,‖ maksudnya, ketika Sulaiman berikut

para prajurit dan bala tentaranya hendak melewati lembah semut.

عرون قالتإ نإلة يا خلوا مساكنكمإ ل يإطمنكمإ سليإمان وجنوده وىمإ ل يشإ ل ادإ أي ها النمإ

―Berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-

sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan

mereka tidak menyadari. (Qs.)

E. Kontekstualitas Kisah Nabi Sulaiman: Antara Pesan Moral dan

Fakta Sejarah

Al-Qur‘an menjadi kitab yang mengatakan sebagai pedoman bagi

manusia yang bertaqwa, al-Qur‘an acap kali memakai banyak sekali

macam pengertian guna menuntun seluruh umat manusia di bumi. Hal itu

memberi petunjuk bahwasanya al-Qur‘an amat sangat aplikatif serta

memiliki kekuatan adaptasi terhadap kemampuan umat manusia dalam

rangka mengambil hikmah dan pesan yang tersirat. Di antara berbagai

macam bentuk pengungkapan yang dimaksud ialah memakai bentuk

berupa penyajian kisah dalam bentuk buku cerita. Menjadi kitab pedoman

sudah selayaknya pasti banyak berbagai pesan dan hikmah yang tersirat

juga terkandung di dalamnya. Pada hal tersebut, penyampaian kisah dalam

buku cerita anak memiliki ciri karakteristik tersendiri dan yang paling

utama adalah tujuan penyampaian pesan moral yang dibalik kisah itu

mengandung keaslian serta penelusuran fakta sejarah yang benar. Dengan

ini kontekstualisasi kisah Nabi Sulaiman atau lebih tepatnya

pengungkapan kisah yang telah tertera jelas dalam al-Qur‘an menjadi

niscaya yang pasti sekaligus sah yang asli.

Beberapa alasan keaslian kontekstualitas Kisah Nabi Sulaiman adalah

pertama, Nabi Sulaiman a.s adalah pemimpin dari golongan manusia, jin,

Page 88: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

71

setan, burung-burung, binatang ternak, dan lain sebagainya pada masanya.

Bahkan beliau dapat berbicara dengan berbagai jenis binatang, seperti

semut, hingga burung-burung. Beliau juga mempunyai anak buah

yang‟alim di antaranya memiliki ism al-Aziz (nama Allah yang Agung).

Kedua, Nabi Sulaiman a.s ahli tentang kemajuan teknologi karena

beliau memiliki istana kerajaan yang sangat indah dan megah. Di dalam

istana beliau terdapat lantai kaca yang besar yang dalam kisah disebutkan

Ratu Bilqis pun menjadi salah duga karena mengira kolam air. Ratu Bilqis

yang memiliki istana berkilau pun masih tertipu, apalagi masyarakat biasa

yang tidak pernah menginjakkan kaki ke lingkungan istana.

Ketiga, Nabi Sulaiman juga telah dikisahkan membangun Masjidil

Aqsa yang besar dan indah yang pengerjaannya dilakukan oleh golongan

manusia dan jin. Memang, penaklukan Nabi Sulaiman a.s kepada

golongan jin merupakan hal yang menarik. Sebab, golongan jin di zaman

Nabi Sulaiman tadi benar-benar merasa tunduk dan tidak berani

membantah sedikitpun kepada beliau. Maka mereka selalu siap

melaksanakan perintah Nabi Sulaiman a.s, walaupun harus menyelam ke

dasar Samudera untuk mencari mutiara, intan permata, emas, dan

sebagainya untuk membuat kerajaan.25

Nabi Sulaiman a.s salah satu dari berbagai kisah yang diabadikan di

dalam al-Qur‘an, yakni dengan sifatnya yang senantiasa mengucapkan

syukur kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang telah dilimpahkan

terhadapnya. Nabi Sulaiman juga menyadari bahwa karunia tadi

sebenarnya merupakan ujian baginya yakni apakah beliau bisa bersyukur

atas karunia yang telah diberikan tadi ataukah justru kufur terhadap nikmat

yang telah diterima tadi. Jika ada orang yang bersyukur, maka itu untuk

25

Wawan Susetya, Perdebatan Langit dan Bumi, (Jakarta: Penerbit Republika,

2005), 59.

Page 89: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

72

kebaikan dirinya sendiri. Sedangkan jika manusia itu kufur, sesungguhnya

Allah itu Maha Kaya.

Hingga pada akhir hayatnya, berita meninggalnya Nabi Sulaiman a.s

hanya diketahui oleh rayap-rayap saja, sedangkan dari golongan jin dan

manusia yang sedang membaangun Masjidil Aqsha sama sekali tidak

mengetahui bahwa diam—diam beliau tidak berbau busuk. Namun, karena

rayap-rayap menggerogoti tongkat Nabi Sulaiman itu, maka lama-

kelamaan tongkat-nya menjadi keropos dan akhirnya menyebabkan

tersungkurnya jasad Nabi Sulaiman ke Bumi.

Meskipun Nabi Sulaiman a.s telah menguasai ilmu gaib, seperti

menundukkan berbagai macam golongan makhluk dan dapat berbicara

dengan mereka, namun hal itu semata-mata hanya karena karunia Allah.

Hendaknya, seseorang yang belajar masalah gaib, mempertimbangkan

terlebih dahulu nikmat yang telah diberikan Allah SWT secara normal.

Barangkali, menjadi manusia yang biasa saja lebih baik daripada harus

memaksakan diri ke dalam hal-hal yang berbau mistis atau gaib.

Hendaknya selalu mengupayakan konsentrasi untuk beribadah kepada

Allah SWT mengingat (dzikir) kepada-Nya.

Menggunakan alasan-alasan tersebut, segala usaha untuk mencoba

mengkontekstualisasikan kisah Nabi Sulaiman agar menjadi sesuatu

keniscayaan serta absah karena kisah yang terungkap dalam buku cerita

anak melekat kuat dengan konteks masyarakat saat ini maupun budaya

setempat yang menjadi pengatur sejarah kisah tersebut.

Signifikansi kontekstualisasi pemahaman berbagai macam teks Islam

ialah jelas yaitu supaya interpretasi itu secara permanen tetap eksis, namun

yang sinkron dengan perkembangan dan perubahan sosial, agar tetap

mempunyai energi semangat serta ruh dalam mengungkap beraneka ragam

persoalan aktual yang timbul pada zaman modern.

Page 90: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

73

Kontekstualisasi kisah Nabi Sulaiman menjadi krusial karena tujuan

dan sasaran yang utama dari buku cerita anak ialah mengambil hikmah

dan pembelajaran yang terkandung di balik kisah. Sebab, sudah tak

penting lagi menganggap pertanyaan yang apakah kisah Nabi Sulaiman

tersebut memiliki unsur faktual atau fiktif. Yang paling penting ialah

bagaimana kisah tersebut dapat menyalurkan inspirasi dan aspirasi yang

berguna sebagai kemaslahatan bersama serta menjadi contoh yang teladan.

Akan tetapi penelusuran fakta sejarah di dalam kisah Nabi Sulaiman telah

menjadi bukti nyata keabsahan bahwa al-Qur‘an itu bukan hasil tangan

ataupun karya nabi Muhammad Saw, seperti yang diisukan pembelok

umat Islam. Seiring berjalannya waktu dengan perkembangan inovasi

arkeologi bahwasanya telah banyak fakta sejarah yang sejalan beriringan

dengan penelusuran kisah 25 Nabi dan Rasul di dalam sebuah buku cerita

anak karya Iwok Abqary.

F. Kritik terhadap Pola Penyajian Kisah Nabi Sulaiman dalam

Buku Cerita Anak Kisah 25 Nabi & Rasul Karya Iwok Abqary

Menemukan buku kisah Nabi dan Rasul yang cocok dan shahih untuk

anak usia pra sekolah tentu merupakan suatu hal yang amat tidak mudah.

Dari beberapa buku yang telah beredar di kalangan masyarakat, penulis

belum menemukan buku kisah nabi yang pas untuk anak-anak pada

umumnya.

Adapun usaha yang penulis lakukan adalah: pertama, penulis

menelisik beberapa buku yang dalam penuturannya menggunakan Bahasa

yang ―ramah‖ dalam artian tidak terdapat dalil, karena sejatinya untuk

anak pra sekolah penulis berpandangan mereka yang memiliki usia

6 tahun ke bawah belum terlalu paham tentang dalil terlebih balita. Inilah

alasan penulis memilih buku karya Iwok Abqary adalah agar anak paham

betul jalan cerita dari sebuah kisah yang disampaikan. Bukan hanya

Page 91: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

74

sekedar hafal setiap kata dan ayat, tapi paham betul yang dibaca dan

didengar itu sebenarnya apa.

Dari sekian buku yang ada, penulis belum menemukan buku yang

bahasanya ―ramah‖ untuk anak usia pra sekolah. Mayoritas, bahasanya

lebih cocok untuk anak usia SMP-SMA bahkan mahasiswa. Walupun

sejatinya seorang penulis buku berusaha untuk menyampaikan kisah dari

sumber-sumber yang syar‘i. Agar cerita yang sahih yang tersampaikan.

Tapi penulis berpikir, menyampaikan cerita sahih bukan berarti tidak bisa

menggunakan bahasa anak-anak. Oleh sebab itu kebanyakan orang

merombak ulang bahasa redaksi dari buku-buku kisah nabi yang

dibacakan untuk anak-anaknya.

Kedua, jika dilhat dari segi kesahihan isi ceritanya ditemukan buku

kisah nabi yang bahasanya cocok untuk balita. Akan tetapi, isi cerita dari

kisah tersebut tidaklah ṣaḥīḥ. Bahkan penerbitnya tergolong salah satu

penerbit buku besar. Untuk bacaan anak-anak ini, memang harus lebih

selektif lagi.

Hingga pada akhirnya penulis menemukan buku kisah nabi dan rasul,

yang berjudul Kisah 25 Nabi dan Rasul. Dengan tampilan yang menarik

dan bahasa yang digunakan pun cukup bagus. Meski belum mencapai

tahap yang sesuai, namun penggunaan bahasanya cukup bisa dipahami

anak-anak usia dasar dan pra-sekolah.

Penggambaran dalam buku cerita karya Iwok Abqary juga tidak asal,

para Nabi dan Rasul tidak diwujudkan dalam bentuk gambar. Hanya

makhluk hidup yang ada di Bumi sajalah yang diilustrasikan melalui

gambar. Hal ini menjadikan para pembaca mudah menjelaskan ke anak-

anak karena beberapa fitur yang mendukung yakni dilengkapi gambar

yang full colour. Terlepas dari semua itu, di dalam buku karya Iwok

Abqary belum disajikan poin-poin penting mengenai isi cerita. Sehingga

Page 92: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

75

dibutuhkan peranan orangtua guna menjelaskan pada anak mengenai inti

cerita pada kisah tersebut.

G. Pesan Moral dari Kisah Nabi Sulaiman a.s dan Semut

Arti kata moral dalam segi linguistik berasal dari bahasa latin, mores

yaitu jamak dari mos yang memiliki arti suatu adat kebiasaan. Sedangkan

moral dari segi istilah merupakan sebuah istilah atau kata yang

dipergunakan untuk memilih batasan dari sifat, karakter, perangai,

kehendak, pendapat, opini, ataupun perbuatan yang dianggap pantas dan

bisa pula dikategorikan antara benar, salah, baik, maupun buruk.26

Salah

satu ciri-ciri moralitas di dalam Islam ialah mencakup semua perbuatan

dan amal manusia yang bekerja sama dengan diri sendiri dan juga orang

lain, baik itu individu, kelompok, masyarakat, ataupun negara.27

Nilai-nilai moral yang dikatakan di dalam Islam antara lain ialah

tentang cinta kasih, rasa persaudaraan, suka rela mengutamakan orang

lain, saling tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan dan

ketakwaan, bersama mengeratkan persatuan, serta maju bersama untuk

merapatkan barisan.28

Dalam bagian ini, penulis ingin kembali mengungkapkan serta

menekankan hal-hal apa saja yang sudah dituliskan dari ketiga kitab tafsir

itu perihal pesan moral di dalam kisah Nabi Sulaiman dan semut seperti

yang sudah disebutkan dalam surah al-Naml 15-19.

1. Tolong Menolong Antar Sesama

26

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), 77. 27

Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi

Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus

(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 104. 28

Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi

Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus

(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 48.

Page 93: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

76

Tolong menolong dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya

memohon bantuan, memberi bantuan, mengurangi beban.29

Saling tolong

menolong serta saling bantu membantu adalah ujung tombak kehidupan

umat manusia. Allah Swt pun memerintahkan supaya semua umat muslim

agar saling tolong menolong demi kebaikan bersama serta membantu

meringankan beban sesama saudara seiman.30

Allah Swt berfirman,

ي ول الإقلئد دإ رام ول الإ ر الإ هإ لوا شعائر اللو ول الش ي يا أي ها الذين آمنوا ل ت ول آموانا مإ ورضإ ل منإ رب رام ي بإت غون فضإ طادوا وإ الإب يإت الإ ول يإرمنكمإ ذا حللإتمإ فاصإ

تدوا رام أنإ ت عإ جد الإ وكمإ عن الإمسإ م أنإ صد وى شنآن ق وإ قإ ول وت عاونوا على الإب والت وان ثإ والإعدإ و شديد الإعقاب إن الل وات قوا اللو ت عاونوا على الإ

―Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,

dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)

binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)

mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari

kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan

ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)

kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya‖. (Qs. Al-Maidah [5]: 2)

Sebagaimana yang telah dicontohkan para semut pada segi kehidupan

semut dalam aktivitas sehari-hari juga mempunyai naluri dan insting yang

baik untuk saling tolong menolong satu sama lain. Apabila terdapat semut

yang lapar, maka semut lain yang kenyang akan menyalurkan sari-sari

makanan dari tubuhnya kepada semut yang lapar. Sebab kenyataannya,

semut telah diberi kekuatan dengan sistem pencernaan yang memiliki

29

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),

956. 30

Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi

Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus

(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 34.

Page 94: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

77

perangkat yang mana mereka dapat menyalurkan sari-sari makanan pada

semut lain ayan lapar. Rasulullah pun bersabda, “Tidak boleh seorang

mukmin menyimpan sesuatu yang mengenyangkan, sementara tetangga di

sampingnya kelaparan.” (HR. Ath-Thabrani dan al-Hakim dari Ibnu

Abbas)31

Sebagai makhluk sosial manusia dapat memetik pembelajaran dan

hikmah dari para semut yang suka tolong menolong, serta rasa kesetiaan

kepada kawan yang dapat dijadikan contoh yang tidak lepas dari pada

kehidupan sehari-hari. Agar saling tolong menolong satu sama lain serta

menghadirkan kembali rasa setia kawanan (solidaritas), maka manusia

yang lebih membutuhkan pertolongan ialah orang-orang yang kurang

mampu seperti para fakir, miskin, anak yatim piatu, para janda, dan

masyarakat yang penghidupannya amat sangat bergantung kepada bantuan

orang lain.32

Allah Swt pula memerintahkan manusia agar saling tolong-menolong

antar sesama dalam hal kebaikan bersamaan dengan bertaqwa kepada

Allah Swt. Karena di dalam taqwa, terdapat rida dan karunia dari Allah

Swt. maka ketika sedang berbuat kebaikan, semua orang pasti akan suka

dan simpati. Apabila ada orang yang menyatukan baik itu ridha yang

datangnya dari Allah serta rida dari manusia, sungguhnya sudah sempurna

kebahagiaannya dan telah melimpah pula nikmat yang diperoleh.33

Rasulullah Saw bersabda,

عنإ أنس رضي اللو عنإو قال: قال رسول اللو صلى اللو عليإو وسلم

31

Nadia Thayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur‟an. Terj M. Zaenal Arifin,

Nurkaib, dkk. (Jakarta: Zaman, 2013), 59. 32

Muhammad as-Sayyid Yusuf, Muhammad Abdul Qadir Hatim, Ensiklopedi

Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu Akbar Ahmad dan Iman Firdaus

(Jakarta: PT Kalam Publika, 2010), 36. 33

Galuh Widitya dan Armyza Oktasari, ―Manifestasi Konsep Ta‟awun dalam

Zaakwaarneming Prespektif Hukum Perikatan” Et-Tijarie, No. 1 Vol. 5 (2018), 20.

Page 95: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

78

انإصرإ أخاك ظالما أوإ مظإلوما. قالوا: يا رسول اللو، ىذا ن نإصره مظإلوما، فكيإف ن نإصره ق يديإو ظالما؟ قال: تأإخذ ف وإ

Diriwayatkan dari Anas r.a Anas berkata: Rasulullah bersabda:

―Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau dizalimi. Para sahabat

bertanya: ―Ya Rasulullah! Kami memang harus menolong orang yang di

zalimi, tetapi bagaimana cara kami harus menolong orang yang berbuat

zalim?‖ Rasulullah Saw bersabda: ―Cegah dia dari perbuatan zalim.‖34

2. Menabung Sebagai Amal Kebaikan

Semut adalah binatang yang senang menyimpan sari-sari makanan di

dalam sarang mereka. Terutama pada musim dingin, sari-sari makanan itu

disimpan guna mencukupi kebutuhan mereka untuk waktu yang jangka

panjang. Makanan yang mereka simpan pun juga dibagikan kepada semut

yang lainnya, jadi tidak semata-mata dimakan untuk mereka sendiri. Pada

hal ini, semut senang secara suka rela berbagi makanan kepada semut

yang lain.

Manusia juga dapat memetik pembelajaran dan hikmah dari semut

yakni dengan cara menabung. Seperti halnya yang sudah dicontohkan oleh

kaum semut. Namun yang harus ditanamkan pada hal ini ialah, tidak untuk

terus selalu menabung atau menyimpan harta untuk diri sendiri. Memang

benar bahwa menabung atau menyimpan sesuatu baik dalam wujud

makanan atau harta untuk kebutuhan manusia itu sendiri dalam kurun

waktu yang lama maupun sebentar. Alangkah baiknya sesama manusia

pun wajib saling berbagi satu sama lain yakni dengan bersedekah untuk

orang lain yang lebih membutuhkan. Hal itu adalah menjadi salah satu

tabungan amal bagi manusia di akhirat kelak. Sebab bersedekah juga

termasuk meringankan beban penderitaan orang lain, dapat menanamkan

jiwa social bagi setiap orang, dijauhkan dari sifat sombong dan riya‘, serta

34

Ringkasan Hadis Shahih al-Bukhari, Terj. Achmad Zaidun, (Jakarta: Pustaka

Amani, 2002), 516.

Page 96: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

79

menghapus segala dosa manusia. Kelak di akhirat nanti, amal sedekah

akan menjadi penyelamat manusia serta penghalang bagi manusia dari

siksa neraka. Maka itu tujuan bersedekah juga wajib atas dasar memohon

ridha dan karunia dari Allah Swt.

Selain menyimpan dan menabung untuk saling berbagi ke sesama.

terdapat langkah-langkah agar selalu berbuat baik untuk menabung adalah

dengan melaksanakan kewajiban yang telah Allah perintahkan serta

melakukan bermacam-macam sunah yang telah dianjurkan. Dan juga

meninggalkan segala larangan termasuk segala hal yang makruh.35

3. Sabar

Sabar berasal dari ب -صب ر را -يصإ صب إ (shabara-yasbiru-shabran)

artinya menunda, menahan, serta mengendalikan.36

Sabar mempunyai arti

kata umum yang memiliki makna bermacam-macam tergantung dengan

objek yang dilaluinya.37

Sabar ialah hati yang tabah tidak mengeluh ketika

dihadapkan dengan cobaan dan rintangan,38

mengatur serta menahan

perkataan dari mengadu serta menguasai anggota tubuh dari perbuatan

yang bisa menghambat, merusak dan juga mengacaukan diri sendiri dan

sekitar.39

Sama seperti halnya di dalam kehidupan kaum semut, mereka selalu

sabar akan apa yang sudah menjadi tugas mereka sesuai dengan kasta

35

Nurul H. Maarif, Menjadi Mukmin Kualitas Unggul, (Ciputat: Alifia Books,

2018), 144. Lihat juga, Thoriq Aziz Jayana, Meneladani Semut dan Lebah, 112. 36

M. Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, (Jakarta:

Lentera Hati, 2007), 891. Lihat juga Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, „Uddat sah-Shabir in:

Bekal Untuk Orang-orang Yang Sabar, Perj. Iman Firdaus, (Jakarta: Qisthi Press, 2010),

11. Lihat juga Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang

Dicintai Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq

Nuryana, (Jakarta: Darul Haq, 2017), 77. 37

M. Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata, (Jakarta:

Lentera Hati, 2007), 891 38

Achmad Mubarok, Psikologi Al-Qur‟an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), 73. 39

Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007),

13.

Page 97: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

80

mereka masing-masing. Segala sesuatu yang menjadi tugas mereka seperti

merawat bayi-bayi semut, membersihkan sarang dan bayi-bayi semut,

serta memberi makan bayi-bayi semut,40

membangun ―jalanan panjang‖

setiap hari di setiap pagi hingga malam terkecuali pada saat malam gelap

ketika tak ada sinar rembulan. Dengan segenap kehati-hatian dan

kesabaran yang besar mereka kerjakan sesuai dengan tugas mereka

masing-masing.41

Oleh sebab itu, sebagai manusia yang dikaruniai akal

serta hati sudah semestinya dapat melihat serta menjadikan contoh teladan

betapa mulianya kehidupan kaum semut, dengan maksud menjadikan

pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Maka bersabarlah manusia

dalam keadaan apapun. Adapun bentuk-bentuk sabar terbagi menjadi tiga

macam.

Pertama, sabar dalam beribadah. Sabar yang dimaksud ialah sabar

dalam ketaatan kepada Allah, karena ketaatan itu dilakukan secara terus-

menerus dan berulang-ulang. Oleh karenanya seorang hamba tidak boleh

mengesampikan hal teresbut karena dilakukan secara berulang. Jika

seorang hamba telah masuk dalam ketaatan, maka hendaknya ia bersabar,

menyempurnakan, dan tetap konsisten mempertahankan. Karena banyak

orang yang rajin ke masjid dan menjaga shalatnya, namun habis ia tidak

sabar, sehingga dengan mudahnya meninggalkan masjid dan shalatnya.

Hal yang serupa menimpa banyak orang yang memulai menghafal al-

Qur‘an kemudian hilang kesabarannya. Oleh karena itu hendaknya kita

bersabar agar tetap berada dalam ketaatan.42

40

M. Quraish Shihab, Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Di Balik Setiap

Fenomena, (Jakarta: Lentera Hati, 2010), 305. 41

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati), 423. 42

Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang Dicintai

Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana,

(Jakarta: Darul Haq, 2017), 83.

Page 98: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

81

Kedua, sabar untuk menjauhi kemaksiatan. Maksiat yang paling

berdampak mudharat bagi manusia adalah zina dan riba. Karena itu Allah

memerintahkan untuk bersabar dan menjauhi kedua hal tersebut.43

Seringkali kita dihadapkan dengan situasi yang membuat bimbang

dikarenakan godaan syetan yang berusaha mempengaruhi manusia untuk

berperilaku keji, seperti hal-hal yang dilarang Allah yaitu mabuk, berjudi,

berzina, mencuri, dan korupsi. Sebagai seorang hamba hendaknya kita

dapat menahan diri dan bersabar agar tidak mengerjakan larangan-

larangan tersebut.44

Ketiga, sabar atas takdir baik dan buruk (musibah) dari Allah.45

Sabar

jika ditimpa musibah seperti kecelakaan, kematian, usaha bangkrut,

dipecat dari pekerjaan, difitnah, dan lain sebagainya. Seorang hamba harus

bersabar dalam menghadapi segala bentuk musibah yang

menghampirinya, karena musibah tersebut merupakan ujian dari Allah.

Guna mengukur kadar iman seorang hamba, jika ia menjalaninya dengan

berkeluh kesah maka ia dianggap tidak lolos dalam ujian tersebut atau jika

ia menjalani dengan senantiasa bersabar maka Allah akan mendatangkan

kemudahan dibalik musibah tersebut. Karena sesungguhnya nikmat yang

diterima dari Allah masih lebih besar daripada musibah yang menimpa.46

4. Etos Kerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos memiliki makna

pandangan hidup yang khas dari satu golongan sosial. Sedangkan etos

kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan

43

Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang Dicintai

Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana,

(Jakarta: Darul Haq, 2017), 88. 44

Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007), 4. 45

Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang Dicintai

Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj. Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana,

(Jakarta: Darul Haq, 2017), 83. 46

Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007), 4.

Page 99: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

82

seseorang atau suatu kelompok. Etos melingkupi semangat hidup dan

termasuk semangat bekerja, menuntut ilmu, dan mengembangkan skill

kerja seseorang agar dapat meningkatkan taraf hidup lebih baik di masa

depan.47

Dalam pandangan Islam etos kerja merupakan hal yang cukup

penting dan mendasar karena etos kerja berperan dalamm mewujudkan

apa yang diinginkan umat Islam sebagai bekal hidup di akhirat kelak. Oleh

karena itu nilai etos kerja sangat mahal, dalam Islam orang-orang yang

memiliki etos kerja sangat dihargai karena mempunyai karakter yang

tinggi sesuai dengan ajaran Islam.48

Dapat dianalogikan dengan melihat semut yang juga memiliki

semangat etos kerja yang tinggi. Karena semut dikenal sebagai hewan

yang gigih dan tidak mengenal lelah dalam melakukan usaha serta tidak

pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan. Bekerja sambil

beribadah. Itulah kalimat yang pantas disandingkan dengan etos kerja

semut. Semut bekerja tidak semata-mata untuk dirinya sendiri, akan tetapi

untuk kepentingan bersama. Semut mulai menerima program kerja sejak

masih menjadi larva. Sehingga ia menjadi terbiasa, dan tidak pernah

merasa kebingungan mengenai yang seharusnya mereka lakukan setelah

menjadi semut kecil.49

Itulah salah satu hal istimewa yang dimiliki semut,

dengan menerapkan sikap etos kerja yang tinggi dan sangat berhati-hati

melakukan pekerjaan.

Bekerja merupakan ibadah dalam ajaran Islam, sebagai bukti

pengabdian dan rasa syukur untuk menjaga serta memenuhi panggilan

Illahi agar mampu menjadi seorang hamba terbaik sehingga mereka sadar

47

Sudirman Tebba, Hidup Bahagia Cara Sufi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2007),

11. 48

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan

Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), 122. 49

Thoriq Aziz Jayana, Meneladani Semut dan Lebah, 122.

Page 100: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

83

bahwasanya bumi diciptakan sebagai teempat ujian bagi orang-orang salih

yang memiliki etos yang terbaik. Sebagaimana firman Allah Swt,

سن عمل إ لوىمإ أي همإ أحإ ض زينة لا لنب إ رإ نا جعلإنا ما على الإ―Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami

menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya‖. (QS. Al-

Kahfi [18]: 7)

Ayat tersebut memberi gambaran bahwa agama menjadi pedoman

hidup manusia menuju kedamaian baik di dunia dan di akhirat, secara lahir

maupun batin. Seperti halnya semua muslim dapat mengamalkan etos

kerja dalam hal itu melakukan suatu pekerjaan dengan kualitas dan

kuantitas yang tinggi. Sebagaimana Islam telah menganjurkan dan

memberi ruang yang praktis dan sesuai dengan pola hidup.50

Dengan percaya bahwa bekerja adalah sebagian dari ibadah, percaya

bahwa itu merupakan perintah yang mulia dari Allah Swt, dan juga

memantaskan diri menjadi lebih baik sebagai manusia pilihan Allah Swt.

Itu adalah ciri-ciri etos kerja dalam sikap dan perbuatan.51

Dengan

mengerjakan yang mereka imani dan mereka yakini merupakan bukti

nyata dari etos kerja yang praktis dalam ajaran Islam. Dan juga akan

membuat moral menjadi suci, menghargai waktu, mengedepankan

kejujuran, berkomitmen kuat, dan lain sebagainya.52

5. Bersyukur Atas Nikmat

Nabi Sulaiman terkejut dan sangat senang dengan pengertian semut

dan perkataan semut itu dari perkataannya. Seperti dalam surah al-Naml

ayat 19 diceritakan bahwasanya Nabi Sulaiman tersenyum saat mendengar

50

Sulaeman Jajuli, Ekonomi dalam Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Deepublish, 2018),

207. 51

Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa,

1995), 29. 52

Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan

Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), 100.

Page 101: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

84

perkataan raja semut kepada kaum semut lainnya. Dan juga Nabi

Sulaiman tak pernah terlintas dan terbesit untuk menyakiti dan

menghancurkan kaum semut dengan ikhlas Nabi Sulaiman berusaha untuk

sadar akan hal itu dan mensyukurinya.53

Mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman yang dapat

memahami dan mengartikan perkataan raja semut, dan anggapan baik dari

raja semut dan kaumnya kepada Sulaiman dan bala tentaranya, lalu

Sulaiman berdo‘a

ت عل متك الت أن إعمإ كر نعإ ن أنإ أشإ زعإ مل صالا ت رإضاه رب أوإ ي وعلى والدي وأنإ أعإتك ف عبادك الصالي خلإن برحإ وأدإ

―Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah

Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk

mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan

rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh‖.

Nabi Sulaiman telah banyak dilimpahi berbagai macam kesenangan

duniawi dan kekuasaan dari Allah Swt, tetapi Sulaiman tidak hanyut akan

itu semua yang sifatnnya hanya sementara dan tidak kekal abadi. Dapat

dipahami doa Nabi Sulaiman kepada Allah Swt yaitu kesejahteraan yang

abadi di akhirat kelak. 54

Sebagai hamba yang bersyukur atas nikmat yang datangnya dari Allah

Swt yaitu dilakukan dalam beberapa tahapan, Pertama, bersyukur dengan

hati, yaitu keikhlasan batin atas segala bentuk nikmat yang datang dari

Allah Swt. Kedua, bersyukur dengan lidah, yaitu mempercayai dan

memuji segala macam nikmat dan pemberian dari Allah Swt. Ketiga,

bersyukur dengan perbuatan, yaitu mengamalkan dengan baik dan

53

Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilalil Qur‟an, Terj. Syihabuddin, (Jakarta: Gema Insani

Press, 1999), 393. 54

Zaini Dahlan, dkk., Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, 219.

Page 102: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

85

bermanfaat segala bentuk nikmat yang Allah Swt berikan.55

Bersyukur

merupakan bukti nyata atas segala hal dan bentuk yang diberikan

sebenarnnya itu adalah tugas yang mulia dari Allah Swt. Sebagai manusia

senantiasa harus selalu bersyukur atas sela bentuk nikmat yang diberikan

Allah Swt. Nabi Sulaiman yang selalu bersyukur atas segala bentuk

kelebihan yang datangnya dari Allah, sebagai manusia pun kita harus

meneladani itu dan memetik pembelajaran dari Nabi Sulaiman untuk

selalu bersyukur. Sebab Allah melihat derajat manusia bukan dari derajat

dan harta kekayaan yang dimiliki akan tetapi ketaqwaannya kepada Sang

Pencipta.

55

Muhammad Gufron Hidayat, Berburu Warisan Nabi Yusuf dan Nabi Sulaiman,

(Media Pressindo, 2015), 105.

Page 103: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

86

Page 104: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis paparkan pada bab-bab

sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

Iwok Abqary begitu piawai mengolah kata yang sesuai untuk anak-

anak. Bahasa yang digunakan tidak sulit dan kalimatnya dibuat singkat,

tidak berbelit-belit. Tujuannya agar memudahkan anak dalam menalar

kisah yang dipaparkan.

Karena cerita anak adalah cerita pendek, Iwok Abqary telah

menyampaikan cerita dengan efektif. Seimbangnya kata dan gambar

membuat cerita yang dapat meningkatkan kualitas buku cerita anak. Rata-

rata buku cerita anak memiliki kata sebanyak 50-1000 kata. Penulisan

Iwok sangat singkat, padat, dan jelas. Iwok pun menghindari penggunaan

istilah, kiasan, atau kata-kata lain yang konotatif. Gambar pun disesuaikan

dengan tulisan. Gambar ilustrasi yang baik disesuaikan dengan kata kerja

utama yang menjadi inti cerita. Semisal adegan Nabi Sulaiman mendengar

teriakan koloni semut, maka gambar adegan ketika semut sedang

berkumpul.

Setiap kisah nabi di dalam buku ini selalu diakhiri dengan faidah dan

pelajaran penting yang dapat dipetik oleh anak atau pembaca buku ini.

Allah SWT menjadikan Nabi dan Rasul sebagai orang saleh pilihan, yang

sambung-menyambung menyebar risalah-Nya kepada seluruh umat

manusia. Ada 25 Nabi dan Rasul yang harus di imani karena Allah. Selain

mengimani mereka, agar anak-anak juga wajib meneladani sifat-sifatnya

yang mulia. Kemuliaan Nabi dan Rasul ini, terletak pada ketakwaan dan

kesabaran di jalan Allah. Mengetahui kisah-kisah hidupnya, akan

Page 105: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

88

membuat anak-anak semakin percaya dan mencintai manusia-manusia

pilihan Allah ini.

Perlu ditegaskan kembali bahwa Iwok Abqary dalam menuturkan

ceritanya ia menggunakan al-Qur‘an terjemah sebagai referensi yang

kemudian ia kemas sedemikian rupa supaya cerita tersebut dapat diterima

dengan baik oleh anak-anak yang membacanya. Namun, dalam

memvisualisasi ayat-ayat yang bertajuk kisah dalam al-Qur‘an menjadi

kisah yang menggugah perlu memperhatikan teks dan konteks ayat yang

digunakan sehingga alih-alih tidak terlalu ―sembrono‖ hanya demi

membuat kisah tersebut terlihat menarik. Dalam hal ini, Iwok Abqary pada

beberapa bagian dalam kisah Nabi Sulaiman memaparkan secara koheren

dengan ayat al-Qur‘an, Namun, pada beberapa bagian yang lain Iwok

Abqary terkesan memperindah ceritanya sedangkan hal tersebut tidak

disebutkan sama sekali dalam al-Qur‘an. Kemudian kekurangan dari buku

cerita karya Iwok Abqary adalah minimnya cerita yang disajikan sehingga

terkesan mengambang dan kurang puas bagi pembaca untuk membacanya.

Penyajian Kisah Nabi Sulaiman a.s oleh Iwok Abqary cukup

sederhana dan dapat dengan mudah dipahami. Meski belum sesederhana

yang diharapkan tapi, bahasa penulisannya cukup bisa dipahami anak-

anak usia dasar dan pra-sekolah. Penggambaran dalam buku cerita karya

Iwok Abqary juga tidak asal, para Nabi dan Rasul tidak diwujudkan dalam

gambar. Hanya makhluk hidup yang ada di Bumi yang digambarkan

secara jenaka. Para pembaca, yang notabene adalah anak-anak, dapat

menjadi lebih tertarik karena dilengkapi gambar yang full colour.

Di dalam buku Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Iwok Abqary belum

disajikan poin-poin penting tentang isi cerita. Jadi, masih butuh peranan

orang tua untuk menjelaskan kepada anak tentang inti cerita sekaligus

ibrah apa yang dapat diambil.

Page 106: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

89

B. Kritik dan Saran

a. Untuk para pegiat cerita anak atau pihak-pihak yang mempunyai

minat dan ketertarikan terhadap kisah-kisah dalam al-Qur‘an

yang kemudian dituangkan ke dalam cerita yang menarik dan

menggugah kiranya perlu memerhatikan dengan cermat teks dan

konteks ayat al-Qur‘an yang digunakan. Hal ini menjadi krusial

mengingat tujuan kisah-kisah yang dibuat sedemikian rupa

bertujuan untuk mengedukasi tanpa perlu memantik imajiner

anak sampai menyeleweng dari teks dan konteks asli dalam al-

Qur‘an.

b. Skripsi ini hanyalah sumbangan kecil dalam dunia akademik dan

keilmuan khususnya dalam bidang literasi dan tafsir. Penulis

sangat mengharapkan ke depannya akan hadir peneliti-peneliti

yang membawa inovasi-inovasi baru dengan seperangkat ide

cemerlang sehingga dapa melengkapi, memperbaiki dan

memperkuat kajian dalam bidang ini.

c. Setelah penulis menyelesaikanpenelitian ini, ppenulis sangat

menyadari bahwasanya penelitian ini memiliki banyak

kekurangan. Sehingga penelitian ini tidak dapat dikataan selesai,

masih banyak hal yang dapat dikaji dan diteliti dari hasil

penelitian ini secara lebih mendalam dan perlu pengkajian secara

mendetail mengenai Studi Analisis Kisah Nabi Sulaiman a.s

dalam Buku Cerita Anak: Komparasi atas Kisah Nabi Sulaiman

a.s dalam Tafsir Al-Qur‟an.

Page 107: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

90

Page 108: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

91

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Tengku, ―Analisis Semiotika Nilai-nilai Kepemimpinan Dalam

Komik 99 Pesan Nabi Karya VBI Djenggotten.‖ Skripsi S1.,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Abqary, Iwok. Kisah 25 Nabi dan Rasul, Jakarta: Dar Mizan, 2018.

Ahsan, Ahmad Nur, ―Penafsiran Jannah Dalam Kisah Nabi Adam

Prespektif Muhammad Abduh.‖ Skripsi S1., UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015.

Anshori, Ulumul Qur‟an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Cet.

1, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Anwar, Rosihon. Ilmu Tafsir, Cet. III, Bandung: Pustaka Setia, 2006.

AS, Mudakir. Studi Ilmu-ilmu Qur‟an, Bogor: Pustaka Litera antar Nusa,

cet. 10, 2007.

Basri, Hasan. Horizon al Qur‟an, dari judul asli Les Grens Themes Du

Coran oleh Jacquis Joner, Cet. I, Jakarta: Balai Kajian Tafsir al-

Qur‘an Pase, 2002.

Chirjin, Muhammad. Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an, Yogyakarta: Dana

Bakti Prima Yasa, 1989.

Creswell, John W. Research Design, Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Apporoach, Penerjemah: Achmad Fawaid dan Rianayati

Pancasari, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.

Dahlan, Zaini dkk. Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid VII, Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia, 1991.

Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit dan

Pesan Moral Ajaran Bumi, Jakarta: Penebar Plus, 2012.

Djalal, Abdul. Ulumul Qur‟an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.

FKMT Penamas Departemen Agama Dki Jakarta dan Direktorat

Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat dan Pemberdayaan

Masjid Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen

Page 109: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

92

Agama RI. Metode Dakwah, Jakarta: Departemen Agama RI,

2004.

Al-Ghazali, Syaikh Muhammad. Al-Qur‟an Kitab Zaman Kita:

Mengaplikasikan Pesan Kitab Suci Dalam Konteks Masa Kini,

Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008.

Hakim, Mashur ‗Abdul. Sulaiman The World‟s Greatest Kingdom History,

Terj. Umi Nurun Ni‘mah, Bandung: Mizania, 2016.

Hanafi, Ahmad. Segi-Segi Kesusastraan Pada Kisah-Kisah Al-Qur‟an,

Cet. 1, Jakarta: Pustaka Alhusna, 1984.

Hidayat, Muhammad Gufron. Berburu Warisan Nabi Yusuf dan Nabi

Sulaiman, Jakarta: Media Pressindo, 2015.

http://iwok.blogspot.com

http://iwok.multiply.com.

http://forumpba.blogspot.com/2011/01/profil-iwok-abqary.html

Jajuli, Sulaeman. Ekonomi dalam Al-Qur‟an, Yogyakarta: Deepublish,

2018.

Al-Jauziyyah, Ibnul Qayyim. „Uddat sah-Shabir in: Bekal Untuk Orang-

orang Yang Sabar, Perj. Iman Firdaus, Jakarta: Qisthi Press, 2010.

Al-Khalafi, Abdul Azhim bin Badawi. 40 Karakteristik Mereka yang

Dicintai Allah Berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, Perj.

Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana, Jakarta: Darul Haq, 2017.

Khalil, Syauqi Abu. Atlas Al-Qur‟an, Perj. Ahsin Sakho Muhammad dan

Sayuti Anshari Nasution, Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2006.

Khalafullah, Muhammad Ahmad. al- Fann al- Qasasî fî al-Qur‟an al-

Karîm, Beirut: Sîna li al-Nasyr, 1999.

Katsir, Ibnu. al-Mishbaahul Muniir Fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsiir,

Riyadh: Daarus Salaam Lin Nasyr Wet Tauzi‘: 2000.

Khotib, Muhammad, ―Penafsiran Kisah-kisah Al-Qur‘an; Telaah terhadap

Pemikiran Muhammad Ahmad Khalafullah Dalam al Fann al

Page 110: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

93

Qasasiy fi al-Qur‘an al-Karim.‖ Skripsi S1., UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2009.

Kholid, Muhammad Idham, ―Karakteristik Metode Pembelajaran Cerita

dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashash Ayat 76-81.‖ Skripsi S1,. UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Maarif, Nurul H. Menjadi Mukmin Kualitas Unggul, Ciputat: Alifia

Books, 2018.

Mahmudah, Maulana, ―Berdakwah Melalui Komik: Analisis Pesan

Dakwah Dalam Komik Pengen Jadi Baik 2.” Skripsi S1,. UIN

Banjarmasin, 2019.

Majid, Abdul Aziz Abdul. Mendidik dengan Cerita, Terjemah Neneng

Yanti dan Iip Dzulkifli Yahya, Bandung: PT Remaja Rosda Kalya,

2001.

Mardan. Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur‟an Secara Utuh, Cet, I,

Jakarta: Pustaka Mapan, 2009.

Mardhiyah, Nuraini, ―Analisis Representasi Hadis Bukhari-Muslim Pada

Komik 33 Pesan Nabi (Jaga mata, jaga telinga, jaga mulut) Sebagai

Kritik Perilaku Masyarakat.‖ Skripsi S1,. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa Serang, 2015.

Mubarok, Achmad. Psikologi Al-Qur‟an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Mursy, Muhammad Sa‘id. Seni Mendidik Anak, Jakarta: Arroyan, 2001.

Nasrullah, Muhammad, ―Konsepsi seni rupa dalam al-Qur‟an: studi

analisis surah saba‟ ayat 13 dalam perspektif para mufassir.”

Skripsi S1,. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019.

Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010.

Nopiana, Firdayanti, ―Analisis Pesan Dakwah dalam Komik 90++

Nasihat Nabi untuk Perempuan Karya Angga Priatna.” Tesis

Diploma Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah & Komunikasi, 2018.

Page 111: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

94

Nurgiatoro, B. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013.

Penyusun, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1988.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,

Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Qardhawi, Yusuf. Al-Qur‟an Berbicara tentang Akal dan Ilmu

Pengetahuan, Jakarta: Gema Insani, 1999.

Al-Qattan, Manna Khalil. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur‟an, Cet. 18, Bogor:

Pustaka LiteraAntarNusa, 2015.

Al-Qattan, Manna Khalil. Mabahits fi Ulum al-Qur‟an, Riyadh:

Muassasah al-Risalah, 1976.

Al-Qurthubi. Tafsir al-Qurthubi, Terj. Muhyiddin Mas Rida dan

Muhammad Rana Mengala, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Qutb, Sayyid. Tafsir di Zilalil Qur‟an, Terj. As‘ad Yasin, dkk., Jakarta:

Gema Insani, 2004.

Rida, Muhammad Rasyid, Tafsîr al-Manâr, Jilid I, Kairo: Matba‘ah

Hijazi, 1959.

Safitri, Sovie, ―Analisis Isi Pesan Akhlak Dalam Komik Pengen Jadi Baik

1 Karya Squ.‖ Skripsi S1,. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Sarumpaet, Riris K. Toha. “Struktur Bacaan Anak”, Teknik Menulis

Cerita Anak, Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati,

2003.

Al-Shiddieqy, Teungku M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Lentera Hati, Jakarta:2002.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur‟an, Vol. 15, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Page 112: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

95

Shihab, M. Quraish.. ed., Ensiklopedia Al-Qur‟an: Kajian Kosakata,

Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Shihab, M. Quraish. Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Di Balik Setiap

Fenomena, Jakarta: Lentera Hati, 2010.

Subana, M. dan Sudarajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:

Pustaka Setia, 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2013.

Susetya, Wawan. Perdebatan Langit dan Bumi, Jakarta: Penerbit

Republika, 2005.

Al-Thabari, Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari, Terj.

Ahsan Askan dkk, Jilid 19, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.

Thayyarah, Nadia. Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur‟an. Terj M. Zaenal

Arifin, Nurkaib, dkk., Jakarta: Zaman, 2013.

Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta: PT Dana Bhakti

Prima Yasa, 1995.

Tebba, Sudirman. Hidup Bahagia Cara Sufi, Tangerang: Pustaka Irvan,

2007.

Titik, WS, dkk, Kreatif Menulis Cerita Anak, Bandung: Nuansa, 2012).

Ubaidillah, Umar, ―Pengisahan Nabi Yusuf Dalam Al-Qur‘an dan Injil

(Analisis Perbandingan Tafsir Ibn Katsir dan Tjerita-Tjerita Al-

Kitab).‖ Skripsi S1., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Warson, Muhammad. Kamus Al-Munawwir, Yogyakarta: UPBIK Pondok

Pesantren Krapyak, 1984.

Widitya, Galuh dan Armyza Oktasari. ―Manifestasi Konsep Ta‟awun

dalam Zaakwaarneming Prespektif Hukum Perikatan” Et-Tijarie,

No. 1 Vol., 2018.

Yahya, Harun. Misinterpretasi Terhadap Al-Qur‟an Mewaspadai

Penyimpangan dalam Menafsirkan Al-Qur‟an, Jakarta: Robbani

Press, 2001.

Page 113: STUDI ANALISIS KISAH NABI SULAIMAN AS DALAM BUKU CERITA

96

Yunahar, Ilyas. Kuliah Ulumul Qur‟an, Yogyakarta: Itqan Publishing,

2013.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Edisi 1, Jakarta: Kencana, 2014.

Yusuf, Muhammad as-Sayyid, Muhammad Abdul Qadir Hatim.

Ensiklopedi Metodologi al-Qur‟an: Kehidupan Sosial, Perj Abu

Akbar Ahmad dan Iman Firdaus, Jakarta: PT Kalam Publika, 2010.

Zaidun, Achmad, Ringkasan Hadis Shahih al-Bukhari, Terj. Achmad

Zaidun, Jakarta: Pustaka Amani, 200.