bab i - rb.pom.go.idrb.pom.go.id/sites/default/files/pokja/laporan... · 3. serta menjadi bahan...

14

Upload: trantu

Post on 05-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

INFORMASI UMUM

A. DASAR HUKUM

Dasar hukum dari kegiatan Inspektorat Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan

(Badan POM) adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme;

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan

Pengawas Obat dan Makanan;

8. Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

9. Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 tentang

Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan;

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawas Instansi

Pemerintah;

12. Keputusan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Nomor KEP-

005/AAIPI/DPN/2014 tentang Pemberlakuan Kode Etik Auditor Intern

Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, dan

Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern Indonesia;

13. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2

B. STRUKTUR ORGANISASI TIM MONITORING DAN EVALUASI INSPEKTORAT II

Penanggung Jawab

Dra. Zulaimah, Apt., M.Si.

Wakil Penanggung Jawab

Mochammad Fachrul Rizal, SH

Pengendali Teknis

Agus Sulisno, S.Si., Apt.

Ketua Tim

Wikan Yogi Pratomo,S.E

Anggota

1. Ardianto Nugroho, S. Farm., Apt

2. Brigitta Melati Iswahyulianti O., S. Farm., Apt

3. Achmad Bagus Yustiawan, SE

C. TUJUAN PENYUSUNAN PELAPORAN

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 80 mengenai Badan Pengawas Obat dan

Makanan pasal 27 yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Kepala Badan POM nomor

26 tahun 2017 pasal 361 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat

dan Makanan, mengatur perubahan Inspektorat yang secara struktural menjadi

Inspektorat Utama. Sesuai peraturan tersebut, Inspektorat Utama terdiri dari 2 (dua)

unit kerja Eselon II yaitu Inspektorat I dan Inspektorat II.

Inspektorat II sepenuhnya mendukung Badan POM dalam menjalankan peran

strategisnya. Melalui implementasi core business dengan melaksanakan peran

pengawasan internal yang optimal, Inspektorat II Badan POM dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya senantiasa berusaha merumuskan paradigma baru

dalam pelaksanaan pengawasan. Perubahan sikap auditan yang tidak menginginkan

pengawasan internal berubah menjadi membutuhkan pengawasan internal,

pengawasan internal dapat menjadi solusi atas keluhan dan hambatan pencapaian

kinerja serta berusaha menjadi agent of change bagi organisasi Badan POM.

Tujuan penyusunan Laporan Monitoring dan Evaluasi ini dimaksudkan untuk:

3

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi hasil pengawasan intern dan ekstern

pemerintah sehingga diperoleh gambaran tentang kinerja hasil pengawasan

APIP untuk meningkatkan kinerja pengawasan intern pemerintah;

2. Tersedianya informasi hasil pengawasan APIP dan hasil pemeriksaan BPK

sebagai dasar untuk pertimbangan manajemen serta penentuan rencana aksi

selanjutnya dalam menuntaskan tindak lanjut;

3. Serta menjadi bahan dalam penyusunan laporan pengawasan APIP dan laporan

tahunan evaluasi kinerja pengawasan intern Inspektorat kepada stakeholder-

nya.

Dalam Laporan Monitoring dan Evaluasi Triwulan II Tahun Anggaran 2018

disampaikan hasil kegiatan pengawasan atas pelaksanaan Audit Operasional. Dan

Audit Kinerja. Disamping menyajikan hasil kegiatan pengawasan, Laporan

Monitoring dan Evaluasi Triwulan II digunakan sebagai media pertanggungjawaban

dan pertimbangan manajemen dalam pengampilan keputusan untuk menuntaskan

tindak lanjut. Tuntasnya tindak lanjut diharapkan dapat menjadi sumbangan terdapat

peningkatan kinerja bagi Inspektorat II.

4

BAB II

HASIL PENGAWASAN

A. AUDIT OPERASIONAL

Dalam rangka menjalankan peran utamanya sebagai quality assurance, Aparat

Pengawas Internal Pemerintah (APIP) perlu melakukan audit untuk memberikan

penilaian atas kinerja penggunaan dana DIPA. Ruang lingkup audit operasional

berupa audit terhadap efektivitas, efisiensi dan keekonomisan penggunaan

anggaran serta ketaatan pelaksanaan kegiatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Audit Operasional mencakup pelaksanaan program dan kegiatan Satker/Unit Kerja

beserta pertanggungjawaban keuangan atas dana DIPA Satker/Unit Kerja. Audit

tersebut menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Satker/Unit Kerja yang didanai oleh APBN melalui DIPA Satker/Unit Kerja serta

memberikan rekomendasi dalam rangka membantu dan meningkatkan kinerja

manajemen/Pimpinan Satker/Unit Kerja.

Sampai dengan Triwulan II tahun 2018, Inspektorat II telah melaksanakan Audit

Operasional sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu pada BBPOM di Medan, BBPOM di

Serang, BBPOM di Pontianak, BBPOM di Jayapura, BBPOM di Banjarmasin, BPOM

di Sofifi dan BPOM di Kendari.

Namun hingga periode pelaporan monitoring dan evaluasi Triwulan II Laporan Hasil

Audit (LHA) dari Balai Besar/Balai yang telah di audit belum selesai di susun.

A. AUDIT KINERJA

Sesuai amanat PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah juga memberikan kewenangan pada Aparat Pengawas Intern

Pemerintah untuk melaksanakan audit kinerja, sebagai suatu bentuk pengawasan.

Audit kinerja dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan kinerja suatu

Kementerian/Lembaga Pemerintah, untuk memastikan sesuai atau tidaknya sasaran

5

atau kegiatan yang menggunakan anggaran. Oleh karena itu Audit Kinerja

merupakan perluasan dari audit keuangan yang meliputi aspek ekonomi, efisien dan

efektifitas serta ketaatan pada peraturan yang mencakup audit kinerja atas

pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengawas

Obat dan Makanan.

Tahun 2018, Inspektorat II Badan POM telah melakukan audit kinerja di Kedeputian

Bidang Penindakan. Dalam rangka menunjang hasil Audit Kinerja pada Kedeputian

Bidang Penindakan, Inspektorat II juga melaksanakan sampling atas implementasi

kebijakan kedeputian terkait pada Balai Besar/Balai POM.

Sampai dengan Triwulan II tahun 2018, Inspektorat II telah melaksanakan sampling

pada Balai Besar/Balai POM dalam rangka Audit Kinerja sebanyak 7 (tujuh) kali

yaitu pada BBPOM di Medan, BBPOM di Semarang, BBPOM di Serang, BBPOM di

Jayapura, BBPOM di Banjarmasin, BPOM di Sofifi dan BPOM di Kendari.

Namun hingga periode pelaporan monitoring dan evaluasi Triwulan II Laporan Hasil

Audit belum selesai disusun.

6

BAB III

HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT

Inspektorat II telah melaksanakan monitoring berkelanjutan sebagai upaya dalam

menindaklanjuti temuan pemeriksaan yang masih belum tuntas dengan hasil

sebagaimana tercantum dibawah ini.

A. Audit Operasional

Berdasarkan hasil pemantauan tindak lanjut pengawasan Audit Operasional pada

Unit/Satuan Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan, total jumlah rekomendasi

tahun 2013 sampai dengan Juni tahun 2018 adalah 760 rekomendasi dengan nilai

setor sebesar Rp1.301.460.808,00 dengan rincian sebagai berikut:

1. Rekomendasi yang sudah ditindaklanjuti Sesuai Saran (SS) sebanyak 671

rekomendasi atau 88.29% dengan nilai Rp1.178.007.233,00;

2. Rekomendasi yang ditindaklanjuti Belum Sesuai Saran (BSS) sebanyak 78

rekomendasi atau sebesar 10,26%;

3. Rekomendasi yang Belum Tindak Lanjut (BTL) 11 rekomendasi atau 1,45%;

4. nilai penyetoran ke kas negara yang belum diselesaikan sebesar

Rp123.496.262,00

B. Audit Kinerja

Hasil temuan audit kinerja belum dapat dilakukan pemantauan hingga periode

pelaporan monitoring dan evaluasi Triwulan II karena Laporan Hasil Audit belum

selesai disusun.

Hasil pemantauan tindak lanjut pengawasan APIP disajikan pada tabel berikut:

7

TABEL 1

HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT OPERASIONAL

APARAT/UR PENGAWAS INTERN PEMERINTAH (APIP) TAHUN 2013 - TRIWULAN II TAHUN 2018

WILAYAH PENGAWASAN INSPEKTORAT II

No Nama Unit Kerja Tahun

Audit

Σ

Temuan

Σ

Rekomendasi SS BSS BTL

Nilai Setor

(Rp)

Telah Setor

(Rp)

Kurang (Lebih)

Setor (Rp)

1 BBPOM di Medan 2014 5 15 15 0 0 34,195,041 34,195,041 -

2015 3 7 7 0 0 6,310,000 6,310,000 -

2016 6 12 8 4 0 1,981,111 1,981,111 -

2017 4 4 0 2 2 - - -

2 BBPOM di Padang 2013 9 20 20 0 0 42,154,470 42,154,470 -

2014 8 27 25 2 0 105,972,916 40,136,390 65,836,526

2015 6 10 10 0 0 13,794,750 13,794,750 -

2016 5 14 12 2 0 12,848,543 8,336,993 4,511,550

2017 2 4 1 3 0 - - -

3 BPOM di Bengkulu 2013 8 15 15 0 0 1,788,723 1,788,723 -

2015 4 14 14 0 0 17,870,767 17,870,767 -

2016 5 14 13 1 0 3,885,500 3,885,500 -

2017 3 7 4 3 0 23,544,990 23,544,990 -

4 BPOM di Batam 2014 1 16 16 0 0 30,103,030 30,103,030 -

2015 5 12 12 0 0 4,630,000 4,630,000 -

2016 6 22 12 10 0 203,380 203,380 -

5 BPOM di

Pangkalpinang

2013 8 17 17 0 0 27,066,900 27,066,900 -

2014 7 19 18 1 0 54,094,566 44,199,566 9,895,000

8

No Nama Unit Kerja Tahun

Audit

Σ

Temuan

Σ

Rekomendasi SS BSS BTL

Nilai Setor

(Rp)

Telah Setor

(Rp)

Kurang (Lebih)

Setor (Rp)

2016 7 13 13 0 0 6,085,000 6,115,000 -

2017 7 13 13 0 0 - - -

6 BPOM di Serang 2015 3 10 10 0 0 22,858,098 22,858,098 -

7 BBPOM di Semarang 2015 3 10 10 0 0 22,858,098 22,858,098 -

2017 5 11 11 0 0 9,611,750 9,611,750 -

8 BBPOM di Yogyakarta 2014 9 16 16 0 0 179,790,228 179,790,228 -

2017 7 16 6 10 0 - - -

9 BBPOM di Denpasar 2016 3 10 10 0 0 41,826,541 41,826,541 -

10 BBPOM di Pontianak 2014 7 18 18 0 0 109,321,215 109,321,215 -

2015 4 7 7 0 0 7,059,740 7,059,740 -

2016 7 13 9 4 0 4,159,000 4,159,000 -

11 BBPOM di

Banjarmasin

2014 9 25 25 0 0 43,122,693 43,122,693 -

2015 6 11 9 2 0 8,162,782 8,175,468 -

2016 5 19 9 6 4 - - -

2017 3 7 2 4 1 974,489 974,489 -

12 BPOM di Mamuju 2017 7 14 14 0 0 6,575,000

6,575,000

13 BBPOM di Manado 2014 7 16 16 0 0 12,667,504 12,667,504 -

2015 6 15 15 0 0 29,073,935 29,073,935 -

2016 6 22 21 1 0 23,345,011 10,842,000 12,503,011

14 BBPOM di Kendari 2013 9 25 25 0 0 74,315,471 74,315,471 -

2014 9 20 20 0 0 149,251,652 149,251,652 -

2015 3 7 7 0 0 6,310,000 6,310,000 -

2016 7 14 11 3 0 - - -

9

No Nama Unit Kerja Tahun

Audit

Σ

Temuan

Σ

Rekomendasi SS BSS BTL

Nilai Setor

(Rp)

Telah Setor

(Rp)

Kurang (Lebih)

Setor (Rp)

2017 3 10 8 1 1 4,850,340 - 4,850,340

15 BBPOM di Sofifi 2016 8 20 16 2 2 4,000,000 - 4,000,000

2017 5 14 10 4 0 5,179,417 - 5,179,417

16 BBPOM di Ambon 2013 7 19 19 0 0 57,629,100 57,629,100 -

2014 7 22 22 0 0 19,417,650 19,417,650 -

2015 5 13 13 0 0 6,981,900 6,981,900 -

2016 8 15 14 1 0 4,914,206 4,914,206 -

2017 5 12 6 5 1 820,400 820,400 -

17 BBPOM di Jayapura 2013 9 25 25 0 0 10,784,650 10,784,650 -

2015 5 11 10 1 0 33,287,000 23,141,582 10,145,418

2016 5 12 6 6 0 15,783,252 15,783,252 -

2017 2 3 3 0 0 - - -

18 Dit. Insert OT, Kos, SM 2015 3 2 2 0 0 - - -

19 Dit. Insert Pangan 2015 5 1 1 0 0 - - -

Jumlah

311 760 671 78 11 1,301,460,808 1,178,007,233 123,496,262

Persentase

88.29% 10.26% 1.45%

90.51% 9.49%

10

TABEL 3

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN TINDAK LANJUT TEMUAN

APARATUR PENGAWAS INTERN PEMERINTAH (APIP) TAHUN 2013 - TRIWULAN II 2018

WILAYAH PENGAWASAN INSPEKTORAT II BADAN POM

NO Nama Unit Kerja Σ

Temuan Σ Rekomendasi SS BSS BTL

Nilai Setor

(Rp)

Telah Setor

(Rp)

Kurang (Lebih)

Setor (Rp)

1. Audit Operasional 311 760 671 78 11 1,301,460,808 1,178,007,233 123,496,262

2. Audit Kinerja - - - - - - - -

Jumlah 311 760 671 78 11 1,301,460,808 1,178,007,233 123,496,262

11

BAB IV

SIMPULAN, HAMBATAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

1. Inspektorat II sepenuhnya mendukung Badan POM dalam menjalankan peran

strategisnya melalui implementasi core business Inspektorat II dengan

melaksanakan peran pengawasan internal yang optimal;

2. Hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi Audit Operasional Inspektorat II

sampai triwulan II tahun 2018 sejumlah 671 (88,29%) rekomendasi sesuai saran

(SS), sebanyak 78 (10,26%) rekomendasi yang ditindaklanjuti belum sesuai saran

(BSS) dan sebanyak 11 (1,45%) rekomendasi yang belum ditindak lanjuti (BTL)

dari total 760 rekomendasi yang diberikan oleh Inspektorat II, dengan total

penyetoran ke kas negara sebesar Rp1.178.007.233,00 (90,51%) dari

Rp1.301.460.808,00;

B. HAMBATAN

Pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Triwulan II tahun 2018, Inspektorat II

masih memiliki beberapa hambatan antara lain:

1. Hambatan internal

a. Meningkatnya peran Inspektorat II dalam fungsi pengawasan secara luas,

namun belum didukung jumlah sumber daya manusia yang memadai

b. Belum tersedianya sistem monitoring dan evaluasi tindak lanjut pengawasan

berbasis aplikasi

c. Pada aspek tindak lanjut atas temuan hasil pengawasan internal masih

terdapat ketidaksesuaian saran tindak lanjut yang diberikan oleh auditor

dengan kondisi yang ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan

d. Penyusunan Laporan Hasil Audit yang tidak tepat waktu

12

2. Hambatan eksternal

a. Tindak lanjut hasil pengawasan unit kerja yang melibatkan pihak ke III (tiga)

banyak mengalami kendala terutama dalam hal penyetoran denda

keterlambatan dan kelebihan pembayaran

b. Satuan Kerja/Unit terkait kurang memahami rekomendasi sehingga tindak

lanjut kurang memberikan perbaikan yang berarti serta masih menimbulkan

temuan berulang

c. Unit kerja tidak segera berkoordinasi dengan unit terkait untuk melaksanakan

rekomendasi hasil pengawasan sehingga rekomendasi tidak dapat ditindak

lanjuti

C. REKOMENDASI

a. Membangun perencanaan audit pengawasan berbasis risiko, dan

memaksimalkan proses manajemen resiko pada masing-masing unit kerja

b. Memperkuat pengelolaan data hasil pengawasan sehingga dapat dijadikan

pertimbangan bagi manajemen

c. Mengintensifkan koordinasi dengan Satuan Kerja/ Unit terkait dalam

pemantauan tindak lanjut temuan Inspektorat II sehingga rekomendasi dapat

ditindaklanjuti Sesuai Saran (SS).