laporan hasil pengawasan wilayah provinsi
TRANSCRIPT
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAPORAN HASIL PENGAWASANWILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2014
NOMOR : LHPP - 18/PW17/1/2015TANGGAL : 14 JANUARI 2015
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 i
KATA PENGANTAR
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014 menggambarkan hasil-hasil pengawasan
yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam
melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan Instruksi
Presiden Nomor 4 Tahun 2011, yang menginstruksikan kepada BPKP untuk
membantu Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah guna meningkatkan
kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah.
Laporan ini disusun sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas pengawasan intern oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur terhadap
peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah kepada Gubernur
Kalimantan Timur selaku wakil pemerintah pusat di daerah, sebagaimana yang
dimaksud dalam PP Nomor 19 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PP Nomor 23
Tahun 2011.
Pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan melalui
kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pembinaan SPIP (sosialisasi,
kediklatan, asistensi, bimbingan teknis, dan pengembangan kapasitas APIP), baik
kepada pemerintah daerah, instansi vertikal di daerah (satker K/L), dan
BUMN/BUMD/BLUD, maupun terhadap berbagai isu strategis. Kegiatan pengawasan
tersebut lebih bersifat preventif (pencegahan) dengan memberikan rekomendasi
yang konstruktif kepada kepala daerah, pimpinan BUMN/D, dan pimpinan satuan
kerja kementerian/lembaga untuk terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik
(good governance).
Dalam hal pengawasan yang bersifat represif untuk percepatan pencegahan dan
pemberantasan korupsi, BPKP juga telah memberikan kontribusi untuk membantu
aparat penegak hukum melalui kegiatan audit investigatif, bantuan penghitungan
kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.
Selama tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah
memberikan kontribusi dalam peningkatan potensi penghematan pengeluaran
keuangan negara, kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu unit kerja BPKP, secara
konsisten melaksanakan kegiatan pengawasan untuk memberikan keyakinan yang
memadai atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif
akuntabilitas pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara/daerah dan
pengelolaan aset/uang negara, perwujudan iklim bagi terselenggaranya
kepemerintahan yang baik dan bersih, pengelolaan program lintas sektoral
pemerintah, serta penguatan SPIP dan tata kelola.
Dari perspektif akuntabilitas pelaporan keuangan, terjadi peningkatan
akuntabilitas pelaporan keuangan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Pada tahun 2014 dari sebelas LKPD terdapat tiga pemda yang memperoleh opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk tahun buku 2013 (pada tahun sebelumnya
hanya dua pemda yang memperoleh opini WTP) dan tujuh pemda lainnya
memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Untuk Pemerintah
Kabupaten Mahakam Ulu belum/tidak dilakukan audit oleh BPK RI.
Berdasarkan analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah se-Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 menunjukkan adanya kenaikan total Aset
pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp11,712 Trilyun atau
12,85% dibandingkan tahun 2012, walaupun nilai total kewajiban juga mengalami
kenaikan sebesar Rp330,579 Milyar atau sebesar 28,22%. Hal tersebut tidak
menghalangi naiknya nilai ekuitas sebesar Rp11,382 Trilyun atau 12,65%
dibandingkan tahun 2012.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 iv
Beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan dalam rangka mencapai
opini WTP antara lain: kelemahan dalam pengelolaan barang/aset milik daerah,
kesesuaian laporan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, masih lemahnya
sistem pengendalian internal pemerintah, dan kompetensi SDM pengelola keuangan
daerah masih belum memadai.
Upaya pengawasan dilakukan melalui kegiatan pendampingan dan asistensi
kepada pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah.
Selama tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melakukan upaya-upaya mencakup penguatan SPIP dan pendampingan
penyusunan LKPD, pendampingan pengelolaan keuangan daerah dengan
implementasi aplikasi berbasis informasi teknologi yakni SIMDA Keuangan, SIMDA
BMD, SIMDA Gaji, SIMDA Pendapatan, dan SIMDA SAKIP, sinergi reviu atas LKPD
dengan Inspektorat Kabupaten, dan peningkatan kapasitas SDM APIP daerah.
Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD/RSUD/BLUD, telah dilakukan
pedampingan penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP
Terhadap Instansi Vertikal di daerah juga telah dilakukan asistensi penyusunan
dan reviu laporan keuangan. Dalam rangka audit atas kewajaran laporan keuangan,
dilakukan audit dukungan atas audit umum (general audit) untuk laporan keuangan
proyek/kegiatan yang sumber dananya berasal dari PHLN.
Dalam upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum
negara/daerah dan pengelolaan aset melakukan kegiatan Evaluasi Penyerapan
Anggaran Belanja Daerah, Audit Klaim; Audit Operasional dan Audit Kinerja; Audit
Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN); dan Pendampingan Penatausahaan Barang
Milik Negara/ Daerah (BMN/D).
Kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke
tahun 2013. Hal ini terlihat dari hasil analisis Laporan Realisasi Anggaran
Pemerintah Daerah se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 v
1. Secara umum, PAD seluruh Pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebesar 13,75%,
namun demikian jika PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan, untuk
tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 19,47% dan 22,29%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan di daerah ini masih tergantung
dari Pendapatan Transfer.
2. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012
dan 2013 menunjukkan angka sebesar 36,09% dan 41,74%. Sementara itu, rasio
Belanja Pegawai dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan
2013 menunjukkan angka sebesar 25,26% dan 22,87%. Namun demikian
Belanja Modal tersebut belum diimbangi dengan pengelolaan aset secara baik.
Untuk mengatasi hal tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan asistensi/bimbingan teknis pengelolaan aset dengan memanfaatkan
aplikasi SIMDA BMD. Hasil yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi dan
pencatatan atas barang milik Daerah (BMD) serta peningkatan akuntabilitas
pengelolaan barang milik daerah melalui implementasi SIMDA BMD adalah
sebagai berikut:
a. Pos Aktiva Tetap di Neraca telah didukung oleh pencatatan dan pelaporan
aset yang memadai melalui program aplikasi SIMDA BMD;
b. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Daerah (BMD) telah dilakukan
secara akurat dan telah memenuhi pelaporan sesuai Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 vi
Hasil pengawasan menunjukkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum
negara dan pengelolaan aset di wilayah Provinsi Kalimantan Timur masih
memerlukan perbaikan. Hal tersebut terlihat dari hasil pengawasan, yang
menghasilkan penghematan keuangan negara sebesar Rp10.609.635.290,00 dan
persentase penyerapan belanja daerah pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan
Timur yang masih rendah, yaitu tahun anggaran 2013 sebesar 82,14% dan tahun
anggaran 2014 berdasarkan angka sementara (unaudited) sebesar 79,99%.
Dari perspektif akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan
bersih, Pengawasan yang dilakukan meliputi pendampingan pengembangan sistem
pencegahan KKN/Fraud Control Plan (FCP) dan sosialisasi Program Anti Korupsi
(SOSPAK). Pencegahan KKN melalui upaya represif dilakukan melalui audit
Investigatif, bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), dan
Pemberian Keterangan Ahli (PKA), penyelenggaraan SPIP, Fraud Control Plan
(FCP), dan Good Corporate Governance (GCG).
Hasil pengawasan dalam perspektif ini, antara lain meliputi Quality Assurance
Probity Audit pada Inspektorat, pendampingan proses lelang, pendampingan/reviu
terhadap penilaian progres berbagai proyek pembangunan oleh Pemda dan BUMN
(PT Pupuk Kaltim), pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Pemda
dan instansi vertikal di daerah.
Dalam rangka peningkatan tata kelola BUMD/BLUD dilakukan kegiatan
mengenai Good Corporate Governance (GCG) berupa sosialisasi, bimbingan teknis,
dan assessment. Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP dilakukan sosialisasi
dan evaluasi penerapan tata kelola APIP, SPIP berupa bimbingan teknis dan diklat.
Hasil pengawasan dalam perspektif ini antara lain berhasil menyelamatkan
keuangan negara sebesar Rp43.317.019.763,68.
Dalam pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral
dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro growth, pro poor,
dan pro jobs. Kegiatan yang dilakukan mencakup pengawasan atas implementasi
kebijakan publik, penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah daerah
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 vii
termasuk debottlenecking dalam upaya menangani hambatan terhadap implementasi
pelaksanaan program di lapangan.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur antara lain:
1. Audit kinerja atas berbagai program, antara lain PPIP, Raskin, Program
Pembangunan Infrastruktur Sumberdaya Air;
2. Evaluasi atas berbagai program strategis termasuk ketahanan pangan,
3. Reviu proses PBJ;
4. Audit dan pendampingan audit;
5. Monitoring pemberian Tunjangan Profesi Guru.
Hasil audit atas program tersebut secara umum sudah berjalan dengan baik,
meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Atas
kelemahan yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada
penanggungjawab program terkait.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan
pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:
1. Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring berbagai prioritas
pembangunan, implementasi BPJS dan evaluasi atas penyerapan anggaran.
2. Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring
Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013.
Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan
rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x
BAB I SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN ............................................................................................ 1
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ................................................ 1
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan
Pengelolaan Aset ............................................................................ 7
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan
Bersih .............................................................................................. 10
4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ....................... 13
2. SARAN .................................................................................................. 15
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN
1. Ruang Lingkup dan Batasan Tanggung Jawab ..................................... 17
2. Informasi Umum .................................................................................... 18
3. Uraian Hasil Pengawasan ..................................................................... 20
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ................................................. 20
(1) Kualitas Laporan Keuangan .................................................... 20
(2) Evaluasi Kinerja ...................................................................... 28
a. Evaluasi AKIP ................................................................ 28
b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah ............................................................................. 30
c. Evaluasi Kinerja BUMD ....................................................
d. Evaluasi Kinerja BLUD .....................................................
31
32
e. Evaluasi Pelayanan Publik ...............................................
f. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD ..................
33
34
(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ............ 35
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan
Pengelolaan Aset ............................................................................ 41
(1) Evaluasi atas Penyerapan Anggaran Belanja Daerah ............ 41
(2) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan
Optimalisasi Pendapatan Negara (OPN) ................................ 43
(3) Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah ........................... 44
a. Audit Penyesuaian Harga ................................................
b. Audit Operasional dan Audit Kinerja ................................
44
45
c. Audit Pinjam Hibah Luar Negeri (PHLN) ..........................
d. Audit atas permintaan stakeholder ..................................
45
46
(4) Pengelolaan Aset Negara/Daerah .......................................... 47
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 ix
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan
Bersih .............................................................................................. 48
4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ....................... 55
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diWilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 – 2013 ............................... 21
Tabel 2 Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/BLUD yang MendapatkanPendampingan dari BPKP di Provinsi Kalimantan Timur Tahun2010 – 2013 ................................................................................................... 23
Tabel 3 Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L Tahun 2011 – 2014 ... 26
Tabel 4 Hasil Penilaian atas Sistem AKIP Pemerintah Daerah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2010 – 2013 ............................................................................. 29
Tabel 5 Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan PemerintahanDaerah se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 – 2013 ........................... 30
Tabel 6 Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang MendapatkanPendampingan dari BPKP Se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun2011 – 2013 ................................................................................................... 31
Tabel 7 Perkembangan Tingkat Kesehatan RSUD/BLUD yang MendapatkanPendampingan dari BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 – 2013 .. 32
Tabel 8 Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada Pemda di WilayahProvinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2013 – 2014 ............................ 34
Tabel 9 Kompilasi Neraca Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2012 - 2013 .................................. ........................................... 35
Tabel 10 Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah di WilayahProvinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 – 2013 ............................................ 36
Tabel 11 Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja Daerah Pemerintah DaerahSe-Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 – 2014 ......................... 42
Tabel 12 Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara Tahun 2014 ........... 44
Tabel 13 Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur Sampai Dengan Akhir Tahun 2014 ... 49
Tabel 14 Hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara diWilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 ........................................... 51
Tabel 15 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK di Wilayah ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2014 ...................................................................... 51
Tabel 16 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tata Kelola BUMD/BLUD di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 ......................................... 52
Tabel 17 Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa yang difasilitasi BPKPTahun 2014 ................................................................................................... 53
Tabel 18 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2012 dan 2014 ......................................................................... 55
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 1
BAB I
SIMPULAN DAN SARAN
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur mendapat amanah untuk secara konsisten melaksanakan kegiatan
pengawasan terhadap program/kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum
negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan kegiatan pengawasan umum lainnya atas penugasan Presiden.
Pengawasan tersebut ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif akuntabilitas pelaporan
keuangan negara, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset/uang negara,
perwujudan iklim bagi terselenggaranya kepemerintahan yang baik dan bersih,
pengelolaan program lintas sektoral pemerintah, serta penguatan SPIP dan tata
kelola dengan simpulan sebagai berikut.
1. SIMPULAN
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan
(1) Kualitas Laporan Keuangan
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah antara
lain ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang
memadai, yang meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dan Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LK K/L).
Dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan
keuangan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terlihat dari
kenaikan kualitas opini BPK atas LKPD Kabupaten/Kota/Provinsi. Untuk
laporan keuangan tahun 2013, dari 11 LKPD terdapat tiga LKPD yang
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah
Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 2
Sedangkan pada tahun sebelumnya hanya dua yang memperoleh opini
WTP yaitu Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Provinsi
Kalimantan Timur.
Berdasarkan analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 menunjukkan
adanya kenaikan total Aset sebesar Rp11,712 Trilyun atau 12,85%
dibandingkan tahun 2012, walaupun nilai total kewajiban juga mengalami
kenaikan sebesar Rp330,579 Milyar atau sebesar 28,22%. Hal tersebut
tidak menghalangi naiknya nilai ekuitas sebesar Rp11,382 Trilyun atau
12,65% dibandingkan tahun 2012.
Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan
dalam rangka mencapai opini WTP antara lain:
a. Kelemahan dalam pengelolaan barang/aset milik daerah;
b. Laporan Keuangan belum disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan;
c. Masih lemahnya sistem pengendalian internal pemerintah; dan
d. Kompetensi SDM pengelola keuangan daerah masih belum
memadai.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan kegiatan
pembinaan dan pengawasan dalam upaya peningkatan kualitas
akuntabilitas pelaporan keuangan, selama tahun 2014 mencakup
bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada
11 pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran,
penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi
SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD; sinergi reviu
atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Daerah.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga membantu pemerintah
daerah se-Provinsi Kalimantan Timur dalam penyusunan draft peraturan
kepala daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual, sosialisasi
penerapan standar akuntansi berbasis akrual dan workshop penggunaan
SIMDA Keuangan berbasis akrual.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 3
Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD telah dilakukan pedampingan
penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP terhadap 9 PDAM, lima
RSUD/BLUD, dan satu UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur. Dari 9 PDAM tersebut empat PDAM telah memperoleh
opini WTP, yaitu PDAM Kota Samarinda, PDAM Kota Balikpapan, PDAM
Kota Bontang dan PDAM Kabupaten Paser. Sedangkan dari lima
RSUD/BLUD semuanya telah memperoleh opini WTP, yaitu RSUD Adji
Batara Agung, RSUD A.M. Parikesit, RSUD Kanujoso Djatiwibowo,
RSUD A.W. Syahranie dan RSUD Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.
UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memperoleh
opini WDP untuk tahun buku 2013.
Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga
dilakukan terhadap 235 satuan kerja yang berada pada
14 kementerian/lembaga yang berada di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur.
(2) Evaluasi Kinerja
Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas
keuangan juga diukur dari hasil evaluasi pelaporan kinerja (LAKIP)
pemerintah daerah oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi yang dibantu oleh BPKP serta Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) terhadap pemerintah
kabupaten/kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD
Provinsi Kalimantan Timur.
a. Evaluasi LAKIP
Dari hasil evaluasi atas LAKIP pemerintah daerah yang dilakukan
oleh BPKP pada tahun 2010 - 2013 yang diuji petik belum ada
pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Timur yang memperoleh
peringkat “Baik”.
Penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP adalah
sebagai berikut:
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 4
a) RPJMD dan Renstra SKPD serta Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) belum dilengkapi sasaran dan indikator kinerja yang
berorientasi hasil dan baik serta target kinerja;
b) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Indikator
Kinerja Utama (IKU);
c) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang memadai
serta informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan; dan
d) LAKIP belum digunakan sebagai alat pengukur dan peningkatan
kinerja.
Terhadap penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah
terkait.
b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Tim Daerah EKPPD Provinsi
Kalimantan Timur, menunjukkan 4 (empat) pemerintah
kabupaten/kota yang memperoleh skor lebih besar dari tiga atau
peringkat “sangat tinggi”, sisanya sejumlah lima pemerintah daerah
mendapat peringkat “tinggi”. Beberapa kelemahan yang masih terjadi
sebagai hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
antara lain disebabkan oleh:
a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara
memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap
pencapaian kinerja;
b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap
perkembangan pencapaian IKK oleh masing-masing SKPD;
c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/Kota belum menjalankan fungsinya
secara memadai dalam melakukan self assessment atas IKK
SKPD;
d) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 5
c. Evaluasi Kinerja BUMD
Tingkat kesehatan PDAM pada umumnya adalah “cukup”, hanya
PDAM Kota Balikpapan yang memperoleh peringkat “baik”. Hal ini
disebabkan perusahaan umumnya masih mengalami kerugian,
peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan biaya,
harga pokok air melebihi harga jual (tidak full cost recovery),
rendahnya cakupan layanan dan masih tingginya tingkat kebocoran
air.
d. Evaluasi Kinerja BLUD
Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melakukan evaluasi kinerja terhadap 5 (lima) RSUD. Hasil evaluasi
kinerja menunjukkan tingkat kesehatan BLUD/RSUD pada umumnya
adalah “Sehat”. Hal ini disebabkan meningkatnya kinerja pelayanan
baik aspek keuangan dan non keuangan, sedangkan tidak
dilakukannya evaluasi kinerja terhadap beberapa RSUD dikarenakan
belum ada permintaan dari mitra kerja.
e. Evaluasi Pelayanan Publik
Perwakilan BPKP Kalimantan Timur pada tahun 2014 melakukan
validasi/evaluasi pelayanan publik terhadap 2 (dua) pemerintah
kabupaten/kota, yaitu Kota Bontang dan Kabupaten Kutai
Kartanegara untuk dua bidang yaitu Pendidikan dan Kesehatan.
Evaluasi pelayanan publik ini merupakan permintaan Kementerian
PAN dan RB dan pelaksanaannya berdasarkan hasil koordinasi
antara BPKP dengan Kementerian PAN dan RB.
Penilaian Pelayanan Publik di tahun 2014 dilaksanakan secara desk
evaluation dan tidak menghasilkan scoring maupun pemeringkatan
namun memberikan penilaian secara kualitatif termasuk
rekomendasi perbaikan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 6
f. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD
Dari evaluasi atas penyusunan dan penetapan APBD Tahun 2014,
masih terdapat pemerintah daerah yang tidak tepat waktu dalam
penyusunan dan penetapan APBD, yaitu Kabupaten Penajam Paser
Utara. Beberapa penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun
Anggran 2014 antara lain sebagai berikut:
a) Kurangnya koordinasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD);
b) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan; dan
c) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD.
(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan analisis terhadap Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran
Tahun 2012 - 2013 diperoleh simpulan sebagai berikut:
a. Total aset seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar Rp11,712
trilyun atau 12,85%, sedangkan kewajiban mengalami kenaikan
sebesar Rp330,579 milyar atau 28,22% serta ekuitas mengalami
kenaikan sebesar Rp11,382 trilyun atau 12,65%.
b. Secara umum, PAD seluruh Pemerintah daerah di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga tahun
2013 sebesar 13,75%, namun demikian jika PAD dibandingkan
dengan Jumlah Pendapatan untuk tahun 2012 dan 2013 diperoleh
angka masing-masing sebesar 19,47% dan 22,29%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan di daerah ini masih
tergantung dari Pendapatan Transfer.
c. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk
tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka sebesar 36,09% dan
41,74%. Sementara itu, rasio Belanja Pegawai dibandingkan dengan
Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka
sebesar 25,26% dan 22,87%.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 7
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan Pengelolaan
Aset
Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara
ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan
umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas permintaan pimpinan
daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan dan aset daerah, dilaksanakan
melalui berbagai kegiatan pengawasan yaitu audit, evaluasi, monitoring,
pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan
negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja) negara/daerah serta
rekomendasi kebijakan lainnya.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan kualitas
akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah dan pengelolaan aset
melakukan kegiatan:
(1) Evaluasi atas Penyerapan Anggaran Belanja Daerah
Rata-rata penyerapan belanja daerah pada kabupaten/kota di wilayah
Kalimantan Timur adalah sebesar 82,14% untuk tahun anggaran 2013
dan tahun anggaran 2014 adalah sebesar 79,99%.
(2) Pendampingan Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (OPAD)
Dalam periode Tahun 2014 kegiatan optimalisasi PAD dilaksanakan
mulai bulan Agustus di kota Samarinda dan Kabupaten Berau. Kegiatan
optimalisasi pendapatan asli daerah sebagian besar dilaksanakan
terhadap pajak hotel dan restoran yang memberikan kontribusi signifikan
terhadap sumber pembiayaan pembangunan daerah.
Guna melengkapi kegiatan OPAD seyogyanya diimplementasikan pula
aplikasi berbasis teknologi informasi yaitu SIMDA Pendapatan dari
BPKP. Aplikasi memudahkan administrasi database wajib pajak daerah
mulai dari penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/ atau Retribusi Daerah
sampai dengan penerimaan pendapatan daerah. Hingga tahun 2014,
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 8
terdapat 4 (empat) pemda di Provinsi Kalimantan Timur yang telah
menggunakan SIMDA Pendapatan yaitu Kabupaten Kutai Timur dan
Kota Samarinda yang telah pada tahap implementasi, serta Kabupaten
Paser dan Kabupaten Berau baru tahap sosialisasi.
(3) Optimalisasi Penerimaan Negara
Hasil yang dicapai dari Verifikasi Piutang PNBP atas Rekening Giro
Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang Verstek yang dititipkan pada
rekening atas nama Kejaksaaan Negeri pada PT. Bank Rakyat Indonesia
di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah identifikasi jumlah giro uang
titipan dan biaya tilang, identifikasi saldo rekening giro uang titipan denda
dan biaya tilang, identifikasi rincian saldo rekening giro uang titipan
denda dan biaya tilang serta penyempurnaan sistem pembinaan
administrasi uang titipan dengan dan biaya tilang. Nilai temuan atas
pemeriksaan tersebut sebesar Rp2.944.734.750,00,
(4) Audit Penyesuaian Harga
Selama tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melaksanakan audit atas permintaan penyesuaian harga atas 4 (empat)
kegiatan dan terdapat penghematan pengeluaran negara melalui koreksi
audit sebesar Rp.6.399.903.732,00,
(5) Audit Operasional dan Audit Kinerja
Audit operasional, audit kinerja dan reviu pada tahun 2014 dilakukan
terhadap 83 satuan kerja pada 6 Kementerian/Lembaga dengan nilai
temuan sebesar Rp2.853.117.883,00, dan telah ditindaklanjuti sebesar
Rp479.375.503,00.
(6) Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)
atas laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber
dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun buku 2013 yang
terdiri atas PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesan yang sumber
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 9
dananya berasal dari Loan IBRD, serta DAM Operasional Improvement
and Safety Project (DOISP) yang sumber dananya berasal dari IBRD
Loan No. 7669-ID.
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah
dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain kelebihan
pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang
dimanfaatkan.
(7) Pendampingan penataan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).
Kegiatan terkait pengelolaan aset negara/daerah yang dilakukan di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah membantu
10 pemerintah daerah melalui:
a. Supervisi pelaksanaan inventarisasi dan pencatatan atas barang
milik Daerah (BMD); dan
b. Implementasi SIMDA BMD, yang selanjutnya dicatat dalam neraca
laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan di atas adalah sebagai berikut.
a. Pos aset tetap di neraca telah didukung dengan pencatatan dan
pelaporan yang memadai melalui program aplikasi SIMDA-BMD.
b. Pencatatan dan Pelaporan BMD dilakukan secara akurat dan sesuai
dengan Permendagri 17 Tahun 2007 tentang Pedoman teknis
Pengelolaan BMD.
Setidaknya kedua kegiatan BPKP di atas telah ikut menyumbang
tertatanya aset daerah-daerah yang LKPD Tahun 2013 memperoleh
opini WTP Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser,
dan Kota Balikpapan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 10
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan Bersih
Ukuran kualitas akuntabilitas penyelamatan keuangan negara dan
perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih adalah melalui
capaian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari lembaga independen, Indeks
Layanan Publik (ILP) yang diterbitkan Kementerian PAN dan Reformasi
Birokrasi, dan Indeks Inisiatif Pemberantasan Korupsi (IIPK) dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Transparency International, IPK Indonesia pada tahun 2014
mencapai 3,4 atau naik 0,2 bila dibandingkan dengan IPK tahun 2013
sebesar 3,2. Namun bila dibandingkan dengan target Pemerintah
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
periode 2010 - 2014, sampai dengan tahun 2014 IPK ditargetkan sebesar
5,0, maka peningkatan IPK di tahun 2014 belum menunjukkan prestasi yang
menggembirakan.
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas penyelamatan keuangan negara
dan perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih, kegiatan
pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dengan cara preventif, edukatif dan represif, meliputi kegiatan sebagai
berikut:
(1) Pencegahan KKN melalui Upaya Preventif dan Edukatif yang
dilaksanakan bekerjasama dengan KPK, meliputi kegiatan:
a. Kordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) pada Kota
Samarinda untuk Bidang Pengelolaan APBD 2013 - 2014,
Pertambangan, dan Pendapatan Kota Samarinda;
b. Korsupgah pada Kabupaten Kutai Kartanegara untuk Bidang
Pengelolaan APBD 2013 - 2014, dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Kutai Kartanegara; dan
c. Monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut hasil korsupgah tahun
2012 - 2013 pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kota
Samarinda dan kantor instansi vertikal yaitu Kantor Imigrasi
Samarinda.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 11
(2) Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk “helpdesk PBJ” yang
membantu pemecahan masalah terkait pengadaan barang dan jasa di
daerah. Daftar permasalahan pengadaan barang dan jasa yang
difasilitasi BPKP selama Tahun 2014 sebanyak 15 (lima belas) kegiatan
sebagai berikut:
a. Quality Assurance Probity Audit pada Inspektorat Provinsi
Kalimantan Timur terdiri dari:
a) Paket lelang pembangunan konstruksi sisi udara bandara
Samarinda Baru.
b) Paket lelang pembangunan jembatan Pulau Balang bentang
pendek (400 M).
c) Paket pembangunan Education Centre.
b. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugas
pengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah se-Provinsi
Kalimantan Timur;
c. Pendampingan terhadap penilaian progres pembangunan Rumah
Sakit Jiwa Atma Husada;
d. Pendampingan Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim- 5, PT Pupuk
Kalimantan Timur;
e. Pendampingan Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT Pupuk
Kaltim;
f. Pembangunan Gudang Urea Built Storage (UBS) pada PT Pupuk
Kalimantan Timur;
g. Pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Dinas Bina
Marga dan Pengairan Kota Samarinda;
h. Reviu atas proses pengadaan barang/ jasa pada kegiatan
pembangunan pasar Rawa Indah Dinas PU Kota Bontang Tahun
anggaran 2014;
i. Reviu pengadaan alat kesehatan, meubelair, alat informasi teknologi
dan jasa transportrasi penyeberangan pada RSUD A.M. Parikesit,
Kutai Kartanegara;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 12
j. Rencana Pengelolaan Sistem Kelistrikan Pada Kawasan Industri
Maloy;
k. Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUD Penajam Paser Utara;
l. Belanja Modal pada Distrik Navigasi Kelas I Samarinda;
m. Belanja Modal pada Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas
Pelabuhan Kelas II Samarinda;
n. Proses Lelang pada Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan;
o. Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Kuala
Samboja pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Kuala
Samboja/Sebulu.
(3) Penguatan SPIP pada pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi,
bimbingan teknis, dan pemetaan penerapan SPIP (diagnostic
assessment/DA). Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur sampai
dengan akhir tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut:
No Uraian / Dokumen SPIPJumlah
Pemerintahdaerah
1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 10
2.Perkada/ keputusan kepala daerah tentangpetunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP
2
3. Grand design SPIP 24. Diagnostic Assesment (DA) SPIP 75. Monitoring perbaikan SPIP 46. Monitoring lanjutan SPIP 47. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 9
Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan penerapan SPIP
melalui berbagai kegiatan, yaitu: Penyusunan RTP pada lima pemerintah
daerah, Sosialisasi SPIP pada enam pemerintah daerah, dan Workshop
SPIP dengan pendekatan Control Self Assesment (CSA) pada tujuh
pemerintah daerah.
(4) Pencegahan KKN melalui upaya represif meliputi kegiatan sebagai
berikut:
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 13
a. Audit Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)
sebanyak 22 kasus senilai 43.317.019.763,68.
b. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) telah dilaksanakan oleh auditor
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 52 perkara,
yaitu dengan Kejaksaan sebanyak 37 perkara, dan Kepolisian
sebanyak 15 perkara. PKA dilaksanakan pada Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Samarinda.
4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada
keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program
tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif,
namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat
capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat
pengendalian kebijakan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan
pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 telah melakukan
pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-
program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas
nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang
berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur antara lain:
1. Audit kinerja atas berbagai program, antara lain PPIP, Raskin, Program
Pembangunan Infrastruktur Sumberdaya Air;
2. Evaluasi atas berbagai program strategis termasuk ketahanan pangan,
3. Reviu proses PBJ;
4. Audit dan pendampingan audit; dan
5. Monitoring pemberian Tunjangan Profesi Guru.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 14
Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada
audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas
sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam
rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).
Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan akhir
Desember Tahun 2014 dapat disampaikan bahwa sebagian program
prioritas sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa
kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang
ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung
jawab program terkait.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan
pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:
(1) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan
Nasional Per 31 Desember 2013 pada 6 kabupaten/kota dalam wilayah
Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Timur.
(2) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Implementasi BPJS
Kesehatan per 31 Maret 2014 pada tiga kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Timur.
(3) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Evaluasi atas Penyerapan
Anggaran semester I Tahun 2014 pada 14 kabupaten/kota dalam
wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
(4) Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring
Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013 di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Hasil monitoring berupa identifikasi permasalahan
terkait kepastian pemesanan, kepastian pembayaran, kepastian
penerimaan serta permasalahan lain yang dijumpai pada saat
pelaksanaan monitoring.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 15
Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan
rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.
2. SARAN
Berdasarkan hasil pengawasan tahun 2014, kami menyarankan kepada
Gubernur Kalimantan Timur selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah sebagai
berikut:
1) Mempercepat penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) untuk terwujudnya pelaksanaan kegiatan yang efisien dan efektif,
pelaporan keuangan yang dapat diandalkan, pengelolaan aset negara yang
tertib dan akuntabel, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
2) Meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara melalui pengelolaan
keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta lebih
mendorong efektivitas peran Inspektorat Daerah.
3) Melakukan penataan aset tetap secara komprehensif yang melibatkan
seluruh SKPD.
4) Mendorong Bupati/Walikota untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik
pada seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur.
5) Mendorong Bupati untuk meningkatkan ketepatan waktu penyusunan APBD,
khususnya pada Kabupaten Penajam Paser Utara.
6) Meningkatkan penyerapan anggaran belanja daerah pada seluruh
kabupaten/kota di Kalimantan Timur melalui monitoring disbursment plan
secara periodik.
7) Mendorong Bupati/Walikota untuk meningkatkan tata kelola kepemerintahan
yang baik (good governance) melalui kegiatan pencegahan tindak pidana
korupsi yang dapat merugikan keuangan negara dengan langkah-langkah
preventif- edukatif berupa penerapan sistem cegah dini (early warning
system), perbaikan tata kelola, penandatanganan Pakta Integritas dan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 16
Pernyataan Kepatuhan terhadap Aturan Perilaku Pegawai, pencanangan
Pakta Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi serta langkah represif berupa
pengungkapan kasus/pelanggaran hukum dengan mengoptimalkan peran
Inspektorat Daerah.
8) Meningkatkan pengawasan pelaksanaan program lintas sektoral dengan
mengoptimalkan peran Inspektorat Daerah.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BP
BAB II
URAIAN HASIL PENGAWASAN
1. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB
Laporan hasil pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas
akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan
menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur serta mengacu pada empat dimensi (perspektif)
sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini.
AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANG
Indikator
Upaya Perbaikan Kewajaran LaporaKeuanganTerhadap K/ L/ Pemda (Op
BPK, BPKP, dan Eksternal Auditor Lain
AKUNTABILITAS PENGELOLAANPROGRAM LINTAS SEKTORAL
Indikator
Efisiensi, Keekonomisan dan EfekfiviProgram Lintas Sektoral, Perbaikan Kin
Pelayanan Publik, dan PenangananHambatan Kelancaran Pembanguna
(Debottlenecking)
Gambar 1 : Perspektif Informasi Hasi
MAkuntabil
Hasil Pengawasan:eningkatnya Kualitas
itas Keuangan Negara/Daerah
KP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 17
AN AKUNTABILITAS KEBENDAHARAANUMUM
NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET
Indikator
nininya)
Penyerapan Anggaran, OptimalisasiPenerimaan Negara/ Daerah,
Peningkatan Cost Saving (Klaim,EskalasiHarga, dan Pengelolaan Aset Negara/
Daerah)
AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIMBAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
DAN BERSIH
Indikator
taserja
n
Pengungkapan Kasus/ Pelanggaran yangDiduga Merugikan Keuangan Negara
danPenyelenggaraan SPIP, FCP dan GCG
l Pengawasan (Accountability 4.0)
C
B
e
A
D
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 18
Laporan Hasil Pengawasan kepada pemerintah daerah Tahun 2014 adalah
laporan hasil pengawasan Tahun 2014 yang disampaikan kepada Gubernur
selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah.
Ruang lingkup Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014 meliputi:
1) akuntabilitas pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara/daerah dan
pengelolaan aset; dan
2) perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dan pengelolaan
program lintas sektoral sampai dengan 31 Desember 2014 pada Provinsi
Kalimantan Timur.
Laporan ini menggambarkan hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan
sesuai dengan fungsi dan peran BPKP sebagaimana diamanahkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dengan menggunakan data
eksternal dan internal hasil pengawasan BPKP periode tahun 2014.
Substansi atas data eksternal menjadi tanggung jawab pihak yang menerbitkan
data eksternal dimaksud. Sedangkan substansi data internal hasil pengawasan
menjadi tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
2. INFORMASI UMUM
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan unit perwakilan dari
BPKP yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun
2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan
berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal
30 Mei 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang bertanggung
jawab langsung kepada Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2014 mencakup wilayah Provinsi
Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara, dengan jumlah 17 pemerintah
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 19
daerah, terdiri dari: dua pemerintah provinsi, sebelas pemerintah kabupaten, dan
empat pemerintah kota. BPKP merencanakan pendirian kantor perwakilan baru
di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2015.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berperan aktif dalam menanggapi
perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan mereposisi
perannya yang baru sebagai pemberi jasa consulting and assurance bagi
pemerintah melalui strategi 4C yaitu melalui pelaksanaan capacity building,
current issues, clearing house, dan check and balances yang kesemuanya
diperlukan untuk mendukung sistem akuntabilitas.
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BPKP semakin memantapkan
perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang baik melalui peran
pembinaan atas sistem pengendalian intern pemerintah. Akuntabilitas itu sendiri
merupakan salah satu prinsip dari good governance.
Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance
dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011, maka Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur berkewajiban menyampaikan informasi yang terkait dengan kualitas
akuntabilitas pemerintah daerah kepada Gubernur Kalimantan Timur selaku
Wakil Pemerintah Pusat di daerah.
Sebagai pelaksanaan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008
maka BPKP sebagai Auditor Presiden selalu mengedepankan pendekatan
pencegahan yaitu dengan menyarankan berbagai langkah kegiatan
pengendalian (control activities) guna mengatasi risiko-risiko dalam upaya
pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya BPKP lebih
mengutamakan pencegahan terhadap hal-hal yang dapat menghambat
pencapaian tujuan dan program-program pemerintah, bukan sekedar melakukan
kegiatan pengawasan yang bersifat represif.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 20
3. URAIAN HASIL PENGAWASAN
1) AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN
(1) Kualitas Laporan Keuangan
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah antara
lain ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang
memadai, yang meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD), BUMD, RSUD/BLUD dan Laporan
Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L).
Dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan
keuangan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terlihat dari
kenaikan kualitas opini BPK atas LKPD Kabupaten/Kota/Provinsi. Untuk
laporan keuangan tahun 2013, dari 11 LKPD terdapat 3 (tiga) LKPD yang
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah
Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.
Sedangkan pada tahun sebelumnya yang memperoleh opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Untuk tahun 2014, berdasarkan data yang ada BPK RI Perwakilan
Provinsi Kalimantan Timur telah memberikan opini atas 10 LKPD di
Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan atas LKPD Kabupaten Mahakam
Hulu belum/tidak dilakukan audit. Dari LKPD yang telah selesai diaudit
sampai dengan tahun 2013, opini BPK atas LKPD sebagaimana dalam
Tabel 1 di bawah ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 21
Tabel 1
Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan PemerintahDaerah di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2009 – 2013
No. Pemerintah DaerahOpini BPK Per Tahun Buku
2009 2010 2011 2012 2013
1 Provinsi Kalimantan Timur TW WDP WDP WTP WDP
2 Kota Balikpapan WDP WDP WDP WDP WTP
3 Kota Samarinda TMP TMP TMP WDP WDP
4 Kota Bontang WDP WDP WDP WDP WDP
5 Kabupaten Kutai Timur TMP TW TW WDP WDP
6Kabupaten KutaiKartanegara
TMP TMP TMP WTP WTP
7 Kabupaten Kutai Barat TW TW WDP WDP WDP
8 Kabupaten Paser TW TW WDP WDP WTP
9Kabupaten Penajam PaserUtara
TW TW WDP WDP WDP
10 Kabupaten Berau TW WDP WDP WDP WDP
11. Kabupaten Mahakam Hulu - - - -Tidakdiaudit
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPKKeterangan: WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;
TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Meningkatnya kualitas opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
se-Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa akuntabilitas
pelaporan keuangan pemerintah daerah 5 (lima) tahun terakhir
mengalami peningkatan, meskipun LKPD Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2013 mengalami penurunan opini dari Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Beberapa faktor yang masih menjadi catatan BPK atas LKPD Tahun
2013 antara lain:
a. Masih terdapat pos-pos dalam Laporan Keuangan yang belum
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 22
b. Masih lemahnya sistem pengendalian internal pemerintah, seperti
pengelolaan barang/aset milik daerah yang masih belum memadai;
c. Masih terdapat ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-
undangan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah; dan
d. Kompetensi SDM pengelola keuangan daerah masih belum
memadai.
Peningkatan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada pemerintah
daerah sedikit banyak menunjukkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur telah berperan secara aktif melalui kegiatan
pendampingan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan kegiatan
pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman atau
Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah daerah.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama tahun Tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah
kepada seluruh pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Timur
meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan
penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, dan/atau
asistensi pengelolaan/ penatausahaan BMD;
b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Kabupaten
Kutai Kartanegara.
Dalam rangka penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Pendampingan penyusunan peraturan kepala daerah tentang
kebijakan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur, Kabupaten Paser, Kota Balikpapan, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kota Samarinda.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 23
b. Sosialisasi penerapan peraturan kepala daerah tentang kebijakan
akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Povinsi Kalimantan
Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Mahakam Ulu.
c. Workshop penerapan standar akuntansi berbasis akrual dengan
menggunakan aplikasi SIMDA-Keuangan berbasis akrual pada
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kota Samarinda, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai
Barat, Kabupaten Mahakam Ulu dan Kabupaten Kutai Timur.
Dalam hal peningkatan akuntabilitas pengelolaan BUMD dan
RSUD/BLUD telah dilakukan pendampingan penyusunan Laporan
Keuangan terhadap 3 (tiga) PDAM dan 8 (delapan) RSUD/BLUD.
Tabel di bawah ini menunjukkan gambaran opini atas seluruh PDAM dan
RSUD/BLUD yang mendapatkan pendampingan penyusunan Laporan
Keuangan dari BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, baik yang
diaudit oleh BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur maupun Kantor
Akuntan Publik empat tahun terakhir seperti tercantum dalam Tabel 2 di
bawah ini.
Tabel 2
Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/BLUD yang MendapatkanPendampingan dari BPKP di Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2010 – 2013
No. Nama BUMD/ RSUD/BLUDOpini Per Tahun Buku
2010 2011 2012 2013
1 PDAM Kota Balikpapan WTP WTP WTP WTP
2 PDAM Kota Samarinda WDP WTP WTP WTP
3 PDAM Kota Bontang WDP WDP WDP WTP
4 PDAM Kab. Kutai Timur WDP WDP WDP WDP
5PDAM Kab. KutaiKartanegara
WDP WDP WDP WDP
6 PDAM Kab. Kutai Barat WDP WDP WDP WDP
7 PDAM Kab. Paser WDP WTP WTP WTP
8 PDAM Kab. PPU - - WDP WDP
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 24
No. Nama BUMD/ RSUD/BLUDOpini Per Tahun Buku
2010 2011 2012 2013
9 PDAM Kab. Berau WDP WDP WDP WDP
10 RSUD KanujosoDjatiwibowo, KotaBalikpapan
WDP WTP WTP WTP
11RSUD A.W. Sjahranie,Samarinda
WDP WTP WTP WTP
12RSUD I.A. MoeisSamarinda
- - WDP WDP
13RSUD Adji Batara Agung,Kab Kutai Kartanegara
WTP WTP WTP WTP
14RSUD A.M. Parikesit, KabKutai Kartanegara
WDP WDP WTP WTP
15RSUD Sangatta, KabupatenKutai Timur
- - - WTP
16 RSUD Harapan InsanSendawar Kab Kutai Barat
WTP WTP WTP WTP
17 UPTD LaboratoriumKesehatan ProvinsiKalimantan Timur
- - WDP WDP
Keterangan : PDAM Kab Tana Tidung baru terbentuk akhir tahun 2013
Pada Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas
pengelolaan BUMN/D dan RSUD melalui bimbingan teknis dan reviu
laporan keuangan sebagai berikut:
a. Bimbingan teknis pemenuhan persyaratan BLUD pada Balai
Kesehatan Mata dan Olah Raga Masyarakat (BKMOM) Provinsi
Kalimantan Timur;
b. Bimbingan teknis/pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
pada RSUD Sangatta, RSUD I.A. Moeis Samarinda, RSUD
A.M.Parikesit, RSUD Aji Batara Agung Samboja, RSUD Penajam
Paser Utara dan RSJD Atmahusada Samarinda, RSUD Paser dan
Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur;
c. Reviu laporan keuangan pada RSUD A.W. Sjahranie Samarinda,
RSJD Atma Husada Samarinda, RSUD Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan, RSUD A.M. Parikesit Tenggarong, RSUD Aji Batara
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 25
Agung Dewa Sakti Samboja, RSUD Kabupaten Penajam Paser
Utara, dan RSUD I.A. Moeis Samarinda;
d. Pendampingan penyusunan legal drafting paska penetapan PPK
BLUD secara penuh pada RSUD A.M. Parikesit Tenggarong;
e. Bimbingan teknis Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang dan
Jasa pada BLUD UPTD Akademi Keperawatan Provinsi Kalimantan
Timur dan UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur;
f. Bimbingan Teknis penerapan aplikasi SIA BLUD pada RSUD
Penajam Paser Utara dan RSJD Atma Husada Samarinda;
g. Bimbingan Teknis penerapan aplikasi SIA PDAM (SIKOMPAK) pada
PDAM Penajam Paser Utara dan PDAM Kutai Kartanegara;
h. Reviu Pembangunan Proyek Kaltim-5 dan proyek UBS-6 & CS pada
PT Pupuk Kalimantan Timur;
Khusus untuk Proyek Kaltim-5 (Pembangunan Pabrik Amonia dan
Urea dengan nilai US$ 446,340,877 dan Rp 1.661.404.829.954,00)
pendampingan tersebut dilakukan sejak tahap pelelangan sampai
dengan tahap pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan
dengan progress sebesar 99,60%.
i. Pendampingan dalam Pembangunan Proyek Boiler Batubara,
Proyek Penyiapan Lahan Industri dan Proyek Pembangunan Gudang
pada PT Pupuk Kalimantan Timur;
j. Pendampingan/reviu naskah perjanjian kerjasama antara PT Migas
Mandiri Pratama (PT MMP) dengan Pihak Ketiga;
k. Pendampingan Joint Stock Taking Spare Part PT Kaltim Pasifik
Amoniak (PT KPA);
l. Pendampingan pada Perusda Ketenagalistrikan Provinsi Kalimantan
Kalimantan Timur, dalam rangka Pembangunan dan Pengelolaan
Kelistrikan di Kawasan Industri Maloy Kabupaten Kutai Timur;
m. Bimbingan Teknis Penyusunan Pedoman Key Performance Indicator
(KPI) pada PDAM Kabupaten Kutai Timur;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 26
n. Bimbingan Teknis Penyusunan Corporate Plan pada PDAM
Kabupaten Paser;
o. Evaluasi Satuan Pengawas Intern (SPI) pada PT Pupuk Kalimantan
Timur;
p. Evaluasi Ketahanan Pangan dan Verifikasi GP3K PT Pupuk
Kalimantan Timur; dan
q. Audit tujuan tertentu/ clearance asset PT PPI.
Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga
dilakukan terhadap satuan kerja kementerian/lembaga yang berada di
wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana
dalam Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3
Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L
Tahun 2011 – 2014
No. Kegiatan
Jumlah Satuan Kerja K/ L
2011 2012 2013 2014
Jml % Jml % Jml % Jml %
1. Pendampinganpenyusunan/ reviulaporan keuanganSatker K/ L
203 89,82 225 95,74 279 86.64 235 89.69
2. Inventarisasi aset 8 3,55 1 0,43 2 0.62 0 0.00
3. Audit operasional danadekon & TugasPerbantuan
5 2,21 2 0,85 11 3.42 0 0.00
4. Pendampingan lainnya 10 4,42 7 2,99 30 9.32 27 10,31
Jumlah 226 100 235 100 322 100 262 100
Pendampingan penyusunan/reviu laporan keuangan Satker K/L sampai
dengan tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas dilakukan
terhadap 235 satuan kerja yang berada pada 14 K/L yang ada dalam
wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan pendampingan penyusunan
laporan keuangan pada 14 K/L tersebut telah mendukung K/L terkait
untuk memperoleh opini WTP dari BPK.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 27
Pendampingan lainnya sampai dengan tahun 2014 sebagaimana pada
tabel 3 di atas dilakukan terhadap 27 satuan kerja yang berada pada 5
K/L yang terdapat dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan
pendampingan lainnya tersebut antara lain:
a. Pendampingan Penyusunan Rincian Kerja Anggaran Dana Hibah
Pilkada Tahun 2015 pada Komisi Pemilihan Umum Kab. Kutai
Kartanegara;
b. Laporan Hasil Pendampingan Penyusunan Rencana Kebutuhan
Biaya Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2015
pada Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda;
c. Laporan Hasil Pendampingan dalam Penerapan Manajemen
Pengelolaan Keuangan yang Transparan dan Akuntabel,
Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan dan Pengelolaan
BMN pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur;
d. Narasumber dalam Bimtek SPIP di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Samarinda;
e. Narasumber dalam Bimtek Pra Implementasi SPIP di Kantor Imigrasi
Kelas I Balikpapan;
f. Narasumber dalam Lokakarya Penerapan SPIP di Lingkungan
Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan;
g. Narasumber dalam Bimtek SPIP di Lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kalimantan Timur; dan
h. Konsinyasi Pemutakhiran TL Temuan Hasil Pemeriksaan BPKP
pada Satker di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum.
i. Pendampingan atas audit Pengelolaan Dana Dekon Bidang
Lingkungan Hidup tahun 2014 pada BLH Provinsi Kalimantan Timur.
Pada tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas, tidak ada kegiatan
inventarisasi aset dan audit operasional dana dekon & Tugas
Perbantuan pada satker K/L yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 28
Dalam pelaksanaan pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur terhadap satuan kerja K/L dan pemerintah daerah di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terdapat beberapa kendala atau
hambatan yaitu minimnya tenaga berlatar belakang pendidikan akuntansi
pada pemerintah daerah yang bersangkutan.
(2) Evaluasi Kinerja
Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas
keuangan juga diukur dari hasil evaluasi Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) pemerintah daerah oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang dibantu
oleh BPKP dan Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur. Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD), terhadap pemerintah
kabupaten/kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD
Provinsi Kalimantan Timur. Kedua kegiatan evaluasi kinerja tersebut
melibatkan BPKP.
a. Evaluasi AKIP
Pada Tahun 2014 telah dilaksanakan evaluasi atas AKIP Pemda
kabupaten/kota untuk tahun pelaporan 2013 oleh Inspektorat
Provinsi Kalimantan Timur. BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan
Timur atas nama Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan evaluasi SAKIP pada Kabupaten Kutai Timur dan
Kabupaten Paser. Sedangkan Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur
sendiri mengevaluasi SAKIP pada Pemerintah Kota Balikpapan, Kota
Bontang, Kabupaten Berau, dan Kabupaten Kutai Barat.
Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Pemerintah Daerah
(SAKIP) Tahun pelaporan 2013 dilaksanakan berdasarkan
koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB. Hasil evaluasi atas
SAKIP Pemda tahun 2013 terhadap 6 (enam) pemerintah
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan
seluruhnya berada pada peringkat CC. Terhadap pemda yang lain di
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 29
Provinsi Kalimantan Timur, seusai arahan KemenPAN RB tidak
dilaksanakan evaluasi AKIP.
Hasil evaluasi oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur dan
Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi menunjukkan adanya
kemajuan pada SAKIP dari Tahun 2011 ke Tahun 2013 untuk
Kabupaten Kutai Barat seperti dalam Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4
Hasil Penilaian atas Sistem AKIPPemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2010 – 2013
No Pemerintah Daerah 2010 2011 2012 2013
1 Provinsi Kalimantan Timur B B B -
2 Kota Balikpapan C C CC CC
3 Kota Samarinda - C - -
4 Kota Bontang C CC CC CC
5 Kabupaten Kutai Timur D CC CC CC
6Kabupaten KutaiKartanegara
- D CC -
7 Kabupaten Kutai Barat - C - CC
8 Kabupaten Paser - CC - CC
9Kabupaten Penajam PaserUtara
D CC CC -
10 Kabupaten Berau - C CC CC
Keterangan: AA = Memuaskan; A = Sangat Baik; B = Baik; CC = Cukup BaikC = Agak Kurang; D = Kurang
Penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP adalah:
(a) RPJMD, RKT, dan Renstra SKPD belum dilengkapi indikator
kinerja yang berorientasi hasil dan baik serta target kinerja;
(b) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Indikator
Kinerja Utama (IKU);
(c) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang memadai
serta informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan; dan
(d) LAKIP belum digunakan sebagai alat pengukur dan peningkatan
kinerja.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 30
Terhadap penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memberikan
rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah terkait.
b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur turut berperan dalam
evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Tim Daerah EKKPD Provinsi
Kalimantan Timur. BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur atas
nama Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan evaluasi
LPPD pada Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Timur.
Dari hasil evaluasi atas LPPD, pada umumnya Pemerintah Daerah di
Kalimantan Timur menunjukkan peningkatan kinerja meskipun
terdapat beberapa daerah yang nilainya malah menurun. Adapun
hasil evaluasi LPPD tahun 2011, 2012 dan 2013 sebagaimana pada
Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5
Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja PenyelenggaraanPemerintahan Daerah se-Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2011 – 2013
No. Nama Pemda2011 2012 2013
Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 Kota Balikpapan 2,9654 T 3,1240 ST 3,0103 ST
2 Kota Samarinda 2,9441 T 3,0087 ST 3,1748 ST
3 Kota Bontang 2,7996 T 3,0295 ST 3,0654 ST
4 Kabupaten Kutai Timur 2,2681 T 2,3696 T 2,6940 T
5 Kab. Kutai Kartanegara 2,6596 T 3,0987 ST 3,1845 ST
6 Kab. Kutai Barat 2,4439 T 2,4377 T 2,6276 T
7 Kab. Paser 2,6129 T 2,1023 T 2,5405 T
8Kab. Penajam PaserUtara 2,7245 T 2,5590 T 2,6638 T
9 Kab. Berau 2,7574 T 2,8351 T 3,0160 T
Sumber : Laporan Kompilasi EKPPD Provinsi Kalimantan TimurST= Sangat Tinggi, T=Tinggi , S=Sedang, R=Rendah
Tabel di atas menunjukkan empat kabupaten/kota memperoleh skor
lebih besar dari nilai dua atau peringkat “sangat tinggi”, sedangkan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 31
lima kabupaten memperoleh prestasi “tinggi”. Beberapa kelemahan
yang diperoleh dari hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah sebagai berikut:
(a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara
memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap
pencapaian kinerja;
(b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap
perkembangan pencapaian IKK oleh masing-masing SKPD;
(c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/Kota belum melakukan fungsi yang
memadai dalam melakukan self assesment atas IKK SKPD; dan
(d) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur bersama dengan Biro
Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur memberikan bimbingan
teknis penyusunan LPPD antara lain kepada Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara, terutama dalam rangka meningkatkan sistem
pengumpulan data kinerja penyelenggaraan daerah kabupaten/kota.
c. Evaluasi Kinerja BUMD
Evaluasi kinerja BUMD tahun buku 2014 telah dilaksanakan pada
sembilan PDAM di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hasil evaluasi
kinerja tersebut menunjukkan peningkatan kinerja PDAM
sebagaimana data kinerja PDAM tiga tahun seperti tercantum pada
Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang MendapatkanPendampingan dari BPKPSe-Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2011 – 2013
No. Nama PDAM
Tingkat Kesehatan per TahunBuku
2011 2012 2013
1 PDAM Kota Balikpapan Baik Baik Baik
2 PDAM Kota Samarinda Cukup Cukup Cukup
3 PDAM Kota Bontang Cukup Cukup Cukup
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 32
No. Nama PDAM
Tingkat Kesehatan per TahunBuku
2011 2012 2013
4 PDAM Kab. Kutai Timur Cukup Kurang Cukup
5PDAM Kab. KutaiKartanegara
Cukup Cukup Cukup
6 PDAM Kab. Kutai BaratTidakdiaudit
Kurang Cukup
7 PDAM kab. Paser Cukup Cukup Cukup
8 PDAM Kab. PPUTidakdiaudit
Kurang Cukup
9 PDAM Kab. Berau Cukup Baik Cukup
Berdasarkan tabel 6 tersebut menunjukkan tingkat kesehatan PDAM
pada umumnya adalah “cukup”, kecuali PDAM Kota Balikpapan
memperoleh predikat “Baik”. Hal ini disebabkan perusahaan masih
mengalami kerugian, peningkatan pendapatan tidak sebanding
dengan peningkatan biaya, harga pokok air melebihi harga jual (tidak
full cost recovery), rendahnya cakupan layanan dan masih tingginya
tingkat kebocoran air.
d. Evaluasi Kinerja BLUD
Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melakukan evaluasi kinerja terhadap lima RSUD di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Hasil evaluasi kinerja menunjukkan peningkatan
kinerja BLUD/RSUD sebagaimana data kinerja BLUD/RSUD tiga
tahun seperti tercantum pada Tabel 7 berikut ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 33
Tabel 7
Perkembangan Tingkat KesehatanRSUD/BLUD yang Mendapatkan
Pendampingan dari BPKP Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 – 2013
No Nama RSUDTingkat Kesehatan per Tahun Buku
2011 2012 2013
1RSUD dr. KanujosoDjatiwibowoBalikpapan
Tidakdievaluasi
SehatTidak
dievaluasi
2RSUD Kab. PenajamPaser Utara
- -KurangSehat
3RSUD A.W.SjahranieSamarinda
Tidakdievaluasi
Tidakdievaluasi
Sehat
4RSUD A.M. ParikesitTenggarong
KurangSehat
Sehat Sehat
5RSUD Aji BataraAgung Dewa SaktiSamboja
KurangSehat
Sehat Sehat
6RSUD Kab. KutaiTimur
Tidakdievaluasi
Tidakdievaluasi
Sehat
7RSUD Harapan InsanSendawar Kab. KutaiBarat
Tidakdievaluasi
Tidakdievaluasi
Tidakdievaluasi
8RSUD I.A. MoeisSamarinda
Tidakdievaluasi
Tidakdievaluasi
Tidakdievaluasi
Dari tabel 6.1 diatas menunjukkan tingkat kesehatan BLUD/RSUD
pada umumnya adalah “Sehat”. Hal ini disebabkan meningkatnya
kinerja pelayanan baik aspek keuangan dan non keuangan,
sedangkan tidak dilakukannya evaluasi kinerja terhadap beberapa
RSUD dikarenakan belum ada permintaan dari mitra kerja.
e. Evaluasi Pelayanan Publik
Pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Kalimantan Timur melakukan
validasi/evaluasi pelayanan publik terhadap dua pemerintah
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Kota Bontang
dan Kabupaten Kutai Kartanegara untuk dua bidang yaitu Pendidikan
dan Kesehatan. Evaluasi pelayanan publik ini merupakan permintaan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 34
Kementerian PAN dan RB dan pelaksanaannya berdasarkan hasil
koordinasi antara BPKP dengan Kementerian PAN dan RB.
Penilaian Pelayanan Publik di tahun 2014 dilaksanakan secara desk
evaluation dan tidak menghasilkan scoring maupun pemeringkatan,
namun memberikan penilaian secara kualitatif termasuk
rekomendasi perbaikan.
f. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD
Pada Tahun 2014 tidak terdapat kegiatan evaluasi penyusunan dan
penetapan APBD. Sedangkan dari data eksternal yang ada diperoleh
gambaran ketepatan penyusunan dan penetapan APBD seperti
Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8
Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBDpada Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun Anggaran 2013 – 2014
No Pemda
TA 2013 TA 2014
Tanggal
Perda
Kete-patan
Tanggal
Perda
Kete-patan
1.Provinsi KalimantanTimur
27/12/2012 TW 31/12/2013 TW
2. Kota Balikpapan 19/12/2012 TW 31/12/2013 TW
3. Kota Samarinda 28/12/2012 TW 31/12/2013 TW
4. Kota Bontang 27/12/2012 TW 31/12/2013 TW
5. Kabupaten Kutai Timur 3/01/2013 TTW 31/12/2013 TW
6.Kabupaten KutaiKartanegara
27/12/2012TW
27/12/2013 TW
7. Kabupaten Kutai Barat 20/12/2012 TW 31/12/2013 TW
8. Kabupaten Paser 27/12/2012 TW 31/12/2013 TW
9.Kabupaten MahakamUlu
- -31/12/2013 TW
10.Kabupaten PenajamPaser Utara
28/12/2012 TW 3/2/2014 TTW
11 Kabupaten Berau 13/12/2012 TW 11/12/2013 TW
Keterangan: TW: Tepat Waktu; TTW: Tidak Tepat Waktu
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 35
Dari tabel di atas menunjukkan pada Tahun Anggaran 2014 terdapat
satu pemda di Provinsi Kalimantan Timur yang terlambat menyusun
dan menetapkan APBD yaitu Pemerintah Kabupaten Penajam Paser
Utara. Keterlambatan tersebut secara umum disebabkan kondisi
sebagai berikut:
(a) Keterlambatan Musrenbang Kabupaten/Kota;
(b) Terkonsentrasinya pada penyelesaian kegiatan tahun berjalan;
(c) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan;
(d) Kurang koordinasi antara anggota TAPD; dan
(e) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD.
Atas penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun Anggaran
2014 tesebut di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
telah memberikan rekomendasi perbaikan.
(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas keuangan
daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh Pemda di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur, BPKP melakukan kompilasi dan
analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan dan rasio keuangan.
Kegiatan analisis atas LKPD tahun 2013 masih dilaksanakan secara
gabungan terhadap LKPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang
dilaksanakan setelah laporan hasil audit BPK diterbitkan.
Adapun perkembangan hasil kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran
2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10 berikut ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 36
Tabel 9
Kompilasi Neraca Pemerintah Daerahdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2012 - 2013 (dalam Jutaan rupiah)
. UraianTahun2012
Tahun2013
Kenaikan/(Penurunan)
%
Aset Lancar 14.833.468,24 11.038.805,29 (3.794.662,95) (25,58)
Investasi Jangka Panjang 4.589.295,51 4.952.931,33 363.635,82 7,92
Aset Tetap 69.795.088,13 85.435.889,28 15.640.801,15 22,41
Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00
Aset Lainnya 1.933.867,85 1.436.949,46 (496.918,39) (25,70)
Total Aset 91.151.719,72 102.864.575,36 11.712.855,64 12,85
Kewajiban Jangka Pendek 1.081.163,71 1.389.971,95 308.808,24 28,56
Kewajiban Jangka Panjang 90.259,64 112.030,62 21.770,98 24,12
Total Kewajiban 1.171.423,35 1.502.002,57 330.579,22 28,22
Ekuitas Dana Lancar 13.771.844,80 9.661.757,06 (4.110.087,74) (29,84)
Ekuitas Dana Investasi 76.208.451,58 91.700.815,74 15.492.364,16 20,33
Total Ekuitas Dana 89.980.296,38 101.362.572,80 11.382.276,42 12,65
Total Kewajiban danEkuitas
91.151.719,73 102.864.575,37 11.712.855,64 12,85
SILPA 12.268.036,17 7.706.588,12 (4.561.448,04) (37,18)
Sumber: Diolah dari LKPD Tahun 2013 Audited se-Kalimantan Timur
Tabel 10
Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerahdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2012 - 2013 (dalam Jutaan rupiah)
UraianTahun
2012
Tahun
2013
Kenaikan/
(Penurunan)%
PAD 6.765.648,54 7.695.649,59 930.001,05 13,75
Pendapatan Transfer 25.638.903,09 24.956.119,93 (682.783,16) (2,66)
Lain lain pendapatan yang sah 2.343.667,10 1.875.300,03 (468.367,07) (19,98)
Jumlah Pendapatan 34.748.218,73 34.527.069,55 (221.149,18) (0,64)
Belanja Operasi 18.118.329,68 20.997.203,67 2.878.873,99 15,89
Belanja Modal 10.262.379,01 15.056.078,61 4.793.699,60 46,71
Belanja Tak Terduga 58.721,74 20.914,09 (37.807,65) (64,38)
Jumlah Belanja 28.439.430,44 36.074.196,37 7.634.765,93 26,85
Jumlah Transfer 2.180.592,25 2.692.808,04 512.215,79 23,49
Jumlah Belanja dan Transfer 30.620.022,69 38.767.004,42 8.146.981,73 26,61
Penerimaan Pembiayaan 7.658.273,91 12.292.195,77 4.633.921,86 60,51
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 37
UraianTahun
2012
Tahun
2013
Kenaikan/
(Penurunan)%
Pengeluaran Pembiayaan 556.377,86 326.089,32 (230.288,54) (41,39)
Pembiayaan Netto 7.101.896,05 11.966.106,44 4.864.210,39 68,49
Belanja Pegawai 7.183.004,91 8.251.595,70 1.068.590,79 14,88
Sumber: Diolah dari LKPD Tahun 2013 Audited se-Kalimantan Timur
Analisis atas LKPD Provinsi Kalimantan Timur se-Provinsi Kalimantan
Timur sebagai berikut.
a. Pertumbuhan Total Aset dan Aset Tetap
Pertumbuhan total aset dalam Neraca Kompilasi per 31 Desember
2013 sebesar Rp11.712.855,64 Juta atau 12,85% dibandingkan aset
per 31 Desember 2012. Pertumbuhan total aset tertinggi terjadi pada
Kabupaten Kutai Barat sebesar 26,46% sedangkan pertumbuhan
total aset terendah terjadi pada Kabupaten Berau sebesar (7,95)%.
Pertumbuhan aset tetap dalam Neraca Kompilasi per 31 Desember
2013 sebesar Rp15.640.801,15 Juta atau 22,41% dibandingkan aset
tetap per 31 Desember 2012. Pertumbuhan aset tetap tertinggi
terjadi pada Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 38,07%
sedangkan pertumbuhan aset tetap terendah terjadi pada Kabupaten
Berau sebesar (16,66)%.
b. Pertumbuhan Total Kewajiban
Pertumbuhan total kewajiban dalam Neraca Kompilasi per
31 Desember 2013 sebesar Rp330.579,22 Juta atau 28,22%
dibandingkan total kewajiban per 31 Desember 2012.
c. Pertumbuhan Total Ekuitas Dana
Pertumbuhan total ekuitas dana dalam Neraca Kompilasi per
31 Desember 2013 sebesar Rp11.382.276,42 Juta atau 12,65%
dibandingkan total ekuitas dana per 31 Desember 2012.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 38
d. Pertumbuhan SiLPA
SiLPA secara keseluruhan menunjukkan adanya penurunan sebesar
(Rp4.561.448,04) Juta atau (37,18)% dari SiLPA per
31 Desember 2012. Pertumbuhan SiLPA tertinggi terjadi pada
Kabupaten Berau sebesar 11,08%.
e. Analisis Tingkat Likuiditas
Rasio likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan pemerintah
daerah memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas
dihitung dengan membandingkan aset lancar terhadap kewajiban
lancarnya. Rasio likuiditas tahun 2012 dan 2013 seluruh pemerintah
daerah se-Provinsi Kalimantan Timur sebesar 13,72 dan 7,94. Hal ini
berarti pemerintah daerah memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
f. Analisis Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana
Rasio Hutang terhadap ekuitas dana ini digunakan untuk mengetahui
bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan hutang. Rasio ini mengindikasikan seberapa besar
pemerintah daerah terbebani oleh hutang. Rasio ini dihitung dengan
membandingkan total hutang terhadap jumlah ekuitas dana. Rasio
hutang terhadap ekuitas dana untuk tahun 2012 dan 2013 seluruh
pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Timur sebesar 0,013 dan
0,015. Hal ini berarti pemerintah daerah memiliki total hutang yang
lebih kecil daripada ekuitas dana yang ada.
g. Derajat Desentralisasi
Hasil analisis atas proporsi realisasi PAD dibandingkan dengan
realisasi total pendapatannya disebut sebagai derajat desentralisasi.
Derajat desentralisasi tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka
sebesar 19,47% dan 22,29%. Derajat desentralisasi terbesar pada
Provinsi Kalimantan Timur dengan proporsi sebesar 50,60%,
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 39
sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Kutai Timur dengan
tingkat proporsi sebesar 2,62%.
h. Derajat Ketergantungan Keuangan Daerah
Hasil analisis proporsi realisasi pendapatan transfer pemerintah
daerah dibandingkan dengan realisasi total pendapatan untuk tahun
2012 dan 2013 masing-masing sebesar 73,78% dan 72,28%.
Peringkat tertinggi ketergantungan daerah dialami Kabupaten Kutai
Timur dengan proporsi sebesar 97,38%. Sedangkan Provinsi
Kalimantan Timur memperoleh angka terkecil ketergantungan
daerah yaitu sebesar 45,87%.
i. Derajat Kemandirian Daerah
Hasil analisis terhadap jumlah realisasi PAD Pemda dibandingkan
dengan realisasi total pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat
dan Provinsi serta pinjaman daerah yang disebut derajat
kemandirian daerah untuk tahun 2012 dan 2013 adalah sebesar
26,39% dan 30,84%.
Peringkat tertinggi derajat kemandirian daerah adalah Provinsi
Kalimantan Timur dengan angka 110,3%, sedangkan peringkat
terendah adalah Kabupaten Kutai Timur dengan tingkat proporsi
sebesar 2,7 %.
j. Analisis Keserasian Belanja
a) Rasio Belanja per Fungsi terhadap Total Belanja
Analisis terhadap jumlah belanja tahun 2013 per fungsi
dibandingkan dengan total belanjanya menunjukkan bahwa porsi
terbesar realisasi belanja adalah belanja terkait fungsi pelayanan
umum dengan angka 32,55%. Realisasi belanja terkait fungsi
pendidikan yang melebihi 20% terdapat pada 6 (enam)
pemerintah daerah yang rasio belanja fungsi pendidikan di atas
20% yaitu Pemerintah Kota Balikpapan, Kota Samarinda,
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 40
Kabupaten Kutai Kartanegaran, Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Berau.
b) Rasio Belanja Operasi terhadap Total Belanja
Analisis belanja operasi terhadap total belanja merupakan
perbandingan total belanja operasi dengan belanja daerah.
Rasio ini menggambarkan porsi belanja daerah yang
dialokasikan untuk belanja operasi. Rasio realisasi belanja
operasional terhadap total belanja untuk tahun 2012 dan 2013
masing-masing sebesar 63,71% dan 58,21%.
Rasio tertinggi terdapat pada Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur dengan nilai sebesar 67,07%, sedangkan terendah pada
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat sebesar 50,71%.
c) Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja
Analisis belanja modal terhadap total belanja merupakan
perbandingan total belanja modal dengan belanja daerah. Rasio
ini menggambarkan porsi belanja daerah yang dialokasikan
untuk belanja modal. Rasio realisasi belanja modal terhadap total
belanja untuk tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar
36,09% dan 41,74%.
Rasio tertinggi belanja modal terhadap total belanja adalah
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dengan rasio 49,17 %,
sedangkan rasio terendah adalah Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur dengan rasio sebesar 32,93 %.
d) Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja
Analisis belanja pegawai terhadap total belanja merupakan
perbandingan total belanja pegawai dengan belanja daerah.
Rasio ini menggambarkan porsi belanja daerah yang
dialokasikan untuk belanja pegawai. Rasio realisasi belanja
pegawai terhadap total belanja untuk tahun 2012 dan 2013
masing-masing sebesar 25,26% dan 22,87%.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 41
Rasio tertinggi belanja pegawai terhadap total belanja adalah
Pemerintah Kota Samarinda 40,63%, sedangkan rasio terendah
adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebesar 12,15 %.
2) AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA/DAERAH DAN
PENGELOLAAN ASET
Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang
ditetapkan dalam APBN dan APBD berdasarkan landasan hukum di bidang
administrasi keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara yang menganut asas kesatuan, asas
universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas serta mendorong
profesionalitas dan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan anggaran.
Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara
ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara,
sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan
umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas permintaan pimpinan
daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan dan aset daerah, dilaksanakan
melalui berbagai kegiatan pengawasan antara lain meliputi audit, evaluasi,
monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi
penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja)
negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya.
(1) Evaluasi atas Anggaran Belanja Daerah/Negara
Perkembangan penyerapan anggaran belanja daerah pada pemerintah
daerah se-Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 - 2014 dapat
digambarkan pada Tabel 11 berikut ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 42
Tabel 11
Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja DaerahPemerintah Daerah Se-Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2013 - 2014 (dalam Jutaan rupiah)
No.Pemerintah
Daerah
Tahun 2013 Tahun 2014 *)
AnggaranBelanja
Realisasi %AnggaranBelanja
Realisasi %
1Provinsi KalimantanTimur
12.379.865,47 11.087.436,86 89,56 12.217.683,00 11.088.993,59 90,76
2 Kota Balikpapan 3.167.626,10 2.420.847,44 76,42 3.171.727,53 2.428.437,10 76,57
3 Kota Samarinda 3.841.356,81 2.869.579,63 74,70 3.890.928,66 3.187.419,91 81,92
4 Kota Bontang 1.796.266,77 1.488.260,56 82,85 1.709.514,27 1.352.928,37 79,14
5Kabupaten KutaiTimur
3.288.378,64 2.998.500,93 91,18 2.609.448,70 2.390.223,75 91,60
6Kab. KutaiKartanegara
9.242.954,64 7.382.595,06 79,87 7.600.899,26 6.361.360,82 83,69
7Kabupaten KutaiBarat
2.686.001,43 2.417.045,04 89,99 2.270.644,69 1.792.096,71 78,92
8 Kabupaten Paser 2.660.328,35 2.292.916,01 86,19 2.347.486,32 1.979.282,04 84,31
9 Kabupaten PPU 1.746.200,00 1.394.134,04 79,84 1.795.078,50 312.987,65 17,44
10 Mahakam Ulu 0,00 0,00 832.745,11 457.746,79 54,97
11 Kabupaten Berau 3.107.005,54 1.722.880,79 55,45 3.482.976,00 2.185.571,58 -
Jumlah 43.915.983,75 36.074.196,38 82,14 41.929.132,05 33.537.048,32 79,99
*) Angka sementara (Unaudited).
Dari tabel 11 tersebut menunjukkan rata-rata penyerapan belanja daerah
tahun anggran 2013 adalah sebesar 82,14%. Sedangkan tahun
anggaran 2014 sebesar 79,99% berdasarkan realisasi belanja daerah
sementara (Unaudited).
Selain melakukan evaluasi terhadap belanja daerah, dalam rangka
melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga melaksanakan
evaluasi atas penyerapan anggaran belanja tahun 2014 pada satuan
kerja kementerian/lembaga yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 43
(2) Pendampingan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan
Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN)
a. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan SIMDA
Pendapatan
Dalam periode Tahun 2014 kegiatan Optimalisasi PAD (OPAD)
dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 di Kota Samarinda dan
Kabupaten Berau. Pengawasan atas optimalisasi pendapatan asli
daerah sebagian besar dilaksanakan terhadap pajak hotel dan
restoran yang memberikan kontribusi signifikan terhadap sumber
pembiayaan pembangunan daerah.
Guna melengkapi kegiatan OPAD seyogyanya diimplementasikan
pula aplikasi berbasis teknologi informasi yaitu SIMDA Pendapatan
dari BPKP. Aplikasi memudahkan administrasi database wajib pajak
daerah mulai dari penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/atau
Retribusi Daerah sampai dengan penerimaan pendapatan daerah.
Hingga tahun 2014, terdapat empat pemda di Provinsi Kalimantan
Timur yang telah menggunakan SIMDA Pendapatan yaitu Kabupaten
Kutai Timur dan Kota Samarinda yang telah pada tahap
implementasi, serta Kabupaten Paser dan Kabupaten Berau baru
tahap sosialisasi.
b. Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN)
Hasil yang dicapai dari Verifikasi Piutang PNBP atas Rekening Giro
Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang Verstek yang dititipkan pada
rekening atas nama Kejaksaaan Negeri pada PT. Bank Rakyat
Indonesia di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah
teridentifikasinya;
a) jumlah giro uang titipan dan biaya tilang;
b) saldo rekening giro uang titipan denda dan biaya tilang;
c) rincian saldo rekening giro uang titipan denda; dan
d) biaya tilang serta penyempurnaan sistem pembinaan
administrasi uang titipan dengan dan biaya tilang.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 44
Nilai temuan hasil verifikasi tersebut sebesar Rp2.944.734.750,00.
(3) Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah
Kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan dalam rangka
penyelamatan pengeluaran keuangan negara, dapat digambarkan dalam
Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12
Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan NegaraTahun 2014
No UraianK/L/Pemda/
BUMD/BLUD
JumlahKegiatan
Penghematan(Rupiah)
1.Audit PenyesuaianHarga
3 4 6.399.903.732,00
2.Audit Operasional,Kinerja, dan Reviu
6 84 2.853.117.883,00
3. Audit PHLN 3 16 1.356.613.675,00
Jumlah 12 104 10.609.635.290,00
Sumber: Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 2014
a. Audit Penyesuaian Harga
Selama Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan audit penyesuaian harga dan diperoleh penghematan
sebesar Rp6.399.903.732,00 yang terdiri dari:
a) Pekerjaan Package C4-150 KV sub stations Karang Joang and
Kuaro pada PLN UIPX Kalimantan;
b) Pekerjaan Pelebaran Jalan Kelay-Labanan pada Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Kalimantan
Timur;
c) Pekerjaan Pelebaran Jalan Kuaro-Kademan pada Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kalimantan; dan
d) Pekerjaan Pelebaran Jalan Kademan-Penajam pada Satuan
Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi
Kalimantan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 45
b. Audit Operasional dan Audit Kinerja
Audit operasional, audit kinerja dan reviu pada tahun 2014 dilakukan
terhadap 83 satuan kerja pada 6 Kementerian/Lembaga dengan nilai
temuan sebesar Rp2.853.117.883,00. Dari jumlah temuan sebesar
Rp2.853.117.883,00 tersebut telah ditindaklanjuti sebesar
Rp479.375.503,00.
c. Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)
atas laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya
bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun buku
2013 yang terdiri dari:
a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari
Loan IBRD.
b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari
Loan IBRD.
c) DAM Operasional Improvement and Safety Project (DOISP)
yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No. 7669-ID
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah
dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun
masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain
kelebihan pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis,
ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang
kurang dimanfaatkan. Atas permasalahan yang dijumpai telah kami
rekomendasikan kepada satker terkait. Hasil audit yang menjadi
temuan penghematan keuangan negara sebesar
Rp1.356.613.675,00, dari jumlah tersebut sebesar
Rp520.411.211,00 telah ditindaklanjuti pada periode tahun 2014.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 46
c. Audit atas permintaan stakeholder
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan
pengawasan atas permintaan stakeholder, yaitu:
a) Kegiatan Pelaksanaan Kajian Ease Of Doing Bussiness (EoDB)
Tahun 2014 pada satker di lingkungan Wilayah Kota Samarinda.
b) Audit Operasional atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru
(TPG) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk periode tahun 2010 sampai dengan 2013 yang dilakukan
pada seluruh pemerintah daerah (kabupaten/ kota/provinsi) di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Dari hasil audit tersebut
diperoleh simpulan bahwa total tunggakan menurut
Kemendikbud adalah sebesar Rp43.845.895.355,00.
Berdasarkan hasil audit terdapat koreksi positif sebesar
Rp6.963.183.946,00 sehingga total tunggakan setelah koreksi
audit adalah sebesar Rp36.882.711.409,00.
c) Audit TPG di lingkungan Kementerian Agama untuk periode
tahun 2010 sampai dengan 2013 dilakukan pada seluruh satuan
kerja Kementerian Agama yang berada dalam wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan
bahwa total tunggakan menurut Kemenag adalah sebesar
Rp20.794.490.783,00. Berdasarkan hasil audit terdapat koreksi
negatif sebesar Rp1.533.117.000,00 sehingga total tunggakan
setelah koreksi audit adalah sebesar Rp22.327.607.783,00.
d) Audit atas Kekurangan Dana Klaim Jamkesmas untuk periode
Tahun 2008 sampai dengan 2013 yang dilakukan pada 25 Pusat
Pelayanan Kesehatan Tingkat LanJutan dalam wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan
bahwa total tunggakan menurut P2JK Kemenkes adalah sebesar
Rp256.248.450.389,00, berdasarkan hasil audit terdapat koreksi
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 47
negatif sebesar Rp106.245.395,00 sehingga total tunggakan
setelah koreksi audit adalah sebesar Rp256.142.204.994,00.
e) Verifikasi atas Bukti Belanja/Pengeluaran Hasil Kerja Sama
Pihak ke-3 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman TA 2011 s.d. 2013.
f) Audit Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Sarana dan
Prasana Teknologi Informasi Komunikasi Tahun 2011 pada
Universitas Mulawarman.
g) Audit tujuan tertentu/ clearance asset BUMN di PT Perusahaan
Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Balikpapan
(4) Pengelolaan Aset Negara/Daerah
Kegiatan terkait pengelolaan aset negara/daerah yang dilakukan di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah membantu
10 pemerintah daerah melalui:
a. Supervisi pelaksanaan inventarisasi dan pencatatan atas barang
milik Daerah (BMD);
b. Implementasi SIMDA BMD, yang selanjutnya dicatat dalam neraca
laporan keuangan pemerintah daerah.
Ke sepuluh pemerintah daerah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Provinsi Kalimantan Timur;
b. Kabupaten Kutai Kartanegara;
c. Kabupaten Penajam Paser Utara;
d. Kota Balikpapan;
e. Kota Samarinda;
f. Kabupaten Berau;
g. Kabupaten Kutai Barat;
h. Kabupaten Kutai Timur;
i. Kabupaten Paser; dan
j. Kabupaten Mahakam Ulu.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 48
Hasil yang diperoleh dari kegiatan di atas adalah sebagai berikut.
a. Pos aset tetap di neraca telah didukung dengan pencatatan dan
pelaporan yang memadai melalui program aplikasi SIMDA-BMD; dan
b. Pencatatan dan Pelaporan BMD dilakukan secara akurat dan sesuai
dengan Permendagri 17 Tahun 2007 tentang Pedoman teknis
Pengelolaan BMD.
Kedua kegiatan tersebut telah ikut menyumbang kepada tertatanya aset
daerah-daerah yang LKPD Tahun 2013 memperoleh opini WTP
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Kota
Balikpapan.
3) AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG
BAIK DAN BERSIH
Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, efektif, dan efisien
sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani. Hal ini
terkait dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara
tiga subyek (pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat) maupun
keseimbangan antara tiga kepentingan (politik, sosial, dan ekonomi).
Kepemerintahan yang baik dan bersih juga mensyaratkan adanya
pengaturan kelembagaan serta kompetensi birokrasi sebagai pelaksana
kebijakan politik/publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran
negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.
Penerapan SPIP merupakan bagian integral dalam perwujudan iklim bagi
kepemerintahan yang baik dan bersih. Penguatan SPIP pada pemerintah
daerah dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan
pemetaan penerapan SPIP. Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP
pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur sampai
dengan akhir tahun 2013 dan Tahun 2014 dapat digambarkan pada
Tabel 13 berikut ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 49
Tabel 13
Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur
Sampai Dengan Akhir Tahun 2014
No Uraian / Dokumen SPIPJumlahPemda
1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 10
2.Perkada/ keputusan kepala daerah tentang petunjukpelaksanaan penyelenggaraan SPIP
2
3. Grand design SPIP 2
4. Diagnostic Assesment (DA) SPIP 7
5. Monitoring perbaikan SPIP 4
6. Monitoring lanJutan SPIP 4
7. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 9
Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan SPIP melalui berbagai
kegiatan, yaitu : Penyusunan RTP pada lima pemerintah daerah, Sosialisasi
SPIP pada enam pemerintah daerah, dan Workshop SPIP dengan
pendekatan Control Self Assesment (CSA) pada tujuh pemerintah daerah.
Selain itu, pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas perwujudan iklim
bagi kepemerintahan yang baik dan bersih juga dilaksanakan melalui:
(i) strategi preventif-edukatif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi yang
sistemik.
Strategi preventif-edukatif berupa sosialisasi program anti korupsi (SOSPAK)
dan penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai metode cegah dini dan
perbaikan tata kelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka
penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan
Tindak Pidana Korupsi (TPK). Adapun solusi yang bersifat sistemik dilakukan
melalui assesment penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada
BUMN/D, pendampingan pengadaan barang dan jasa, dan peningkatan
kapasitas APIP. Assesment penerapan Good Corporate Governance (GCG)
dilakukan terhadap satu BUMN/D yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 50
Kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan terhadap
sepuluh kegiatan pada lima pemerintah daerah, lima instansi vertikal dan
satu BUMN/D.
Peningkatan kapasitas APIP dilakukan melalui kegiatan Control Self
Assesment dan Tata Kelola APIP yang dilaksanakan terhadap seluruh
inspektorat pada masing- masing pemerintah daerah di Kalimantan Timur.
Selama Tahun 2014, kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur dalam Strategi preventif-edukatif berupa
sosialisasi program anti korupsi (SOSPAK) dilaksanakan kepada siswa SMA
Negeri I Samarinda. Sedangkan dalam rangka penerapan strategi preventif
pada berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi Fraud Control Plan
(FCP) berupa:
a. Sosialisasi FCP pada RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, Kantor
Pertanahan Kota Balikpapan, dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur.
b. Diagnostic Assesment (DA) pada Kantor Pertanahan Kota Balikpapan
Dalam tahun 2014 BPKP juga melakukan kerja sama dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan koordinasi, supervisi dan
pencegahan kasus korupsi meliputi:
a. Pengamatan, evaluasi, dan pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD
2013-2014, Pertambangan, dan Pendapatan Kota Samarinda;
b. Pengamatan, evaluasi, dan pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD
2013-2014, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara; dan
c. Monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut hasil pengamatan, evaluasi
dan pengujian korsupgah tahun 2012-2013 pada Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur, Kota Samarinda dan kantor instansi vertikal antara
lain Kantor Imigrasi Samarinda.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi represif pada berbagai
satuan kerja K/L dan Pemda meliputi audit investigatif, audit Penghitungan
Kerugian Keuangan Negara (PKKN), audit investigatif atas permintaan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 51
instansi lain, dan pemberian keterangan ahli. Rangkuman hasil kegiatan
pengawasan dimaksud selama Tahun 2014 adalah sebagaimana tampak
pada Tabel 14 dan Tabel 15 berikut ini.
Tabel 14
Hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan Negaradi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2014
No Instansi
Tahun 2013 (gabunganProvinsi Kaltim dan Provinsi
Kaltara)
Tahun 2014
(Provinsi Kaltim)
JmlKasus
Nilai (Rp)Jml
KasusNilai (Rp)
1. Satuan Kerja K/ L 1 4.064.759.427,00 1 10.178.240.589,81
2.Pemerintah
Provinsi3 530.602.740,00 2 1.080.355.500,00
3.Pemerintahkabupaten 15 37.069.730.357,50 13 18.042.350.132,50
4. Pemerintah kota 6 2.719.793.929,02 5 11.947.861.348,37
5. BUMN/ BUMD 2 1.352.727.277,00 1 2.068.212.193,00
Jumlah 27 45.737.613.730,52 22 43.317.019.763,68
Tabel 15
Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPKdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2014
No. InstansiJumlah Perkara
2013 2014
1. Kejaksaan 29 37
2. Kepolisian 9 15
Jumlah 38 52
Pemberian Keterangan Ahli atas Kasus berindikasi TPK dari Polres dan
Kejari di Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 52
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi melalui perbaikan
sistem, antara lain meliputi assessment penerapan GCG, pengembangan
Key Performance Indicator (KPI), Risk Management (RM), Internal Control
System (ICS) dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan akuntabilitas
dan kinerja BUMD/BLUD. Pada Tabel 16 berikut adalah rangkuman hasil
kegiatan dimaksud.
Tabel 16
Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tata Kelola BUMD/BLUD di Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2014
No. KegiatanBUMD/BLUD
Tahapan
1 Assessment penerapan GCG 1 Assessment
2 Asistensi Penerapan GCG PDAM 1 Bimtek
3 Sosialisasi GCG PDAM 1 Sosialisasi
4 Bimtek Penerapan PPK – BLUD di RSUD 9 Bimtek
5 Bimtek Penyusunan Corporate Plan (CP)/ Key Performance Indicator (KPI)
2 Bimtek
6 Bimtek Sistem Informasi AkuntansiPDAM
3 Bimtek
7 Bimtek SIA RSUD 2 Bimtek
Jumlah 19
Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk “helpdesk PBJ” yang
membantu pemecahan masalah terkait pengadaan barang dan jasa di
daerah. Pada Tabel 17 di bawah ini diuraikan daftar permasalahan yang
menonjol dan telah dibantu penyelesaiannya oleh Perwakilan BPKP selama
tahun 2014.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 53
Tabel 17
Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasayang difasilitasi BPKP Tahun 2014
No. Permasalahan
1. Quality Assurance Probity Audit pada Inspektorat Provinsi KalimantanTimur terdiri dari:
1) Paket lelang pembangunan konstruksi sisi udara bandaraSamarinda Baru,
2) Paket lelang pembangunan jembatan Pulau Balang bentang pendek(400 M)
3) Paket pembangunan Education Centre
2. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugaspengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah se ProvinsiKalimantan Timur
3. Pendampingan terhadap penilaian progres pembangunan Rumah SakitJiwa Atma Husada
4. Pendampingan Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim- 5, PT PupukKalimantan Timur
5 Pendampingan Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT Pupuk Kaltim
6 Pembangunan Gudang Urea Built Storage (UBS) pada PT PupukKalimantan Timur
7 Pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Dinas BinaMarga dan Pengairan Kota Samarinda
8. Reviu atas proses pengadaan barang/ jasa pada kegiatanpembangunan pasar Rawa Indah Dinas PU Kota Bontang Tahunanggaran 2014
9. Reviu pengadaan alat kesehatan, meubelair, alat informasi teknologidan jasa transportrasi penyeberangan pada RSUD A.M. Parikesit, KutaiKartanegara
9. Rencana Pengelolaan Sistem Kelistrikan pada Kawasan Industri Maloy
10. Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUD Penajam Paser Utara
11. Belanja Modal pada Distrik navigasi Kelas I Samarinda
12. Belanja Modal pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas PelabuhanKelas II Samarinda
13. Proses Lelang pada Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan
14. Pekerjaan LanJutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut KualaSamboja/Sebulu pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 54
Khusus untuk Proyek Kaltim-5 (Pembangunan Pabrik Amonia dan Urea milik
PT Pupuk Kaltim dengan nilai US$446,340,877 dan
Rp1.661.404.829.954,00) pendampingan dilakukan sejak tahap pelelangan
sampai dengan tahap pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan
dengan progress sebesar 99,60% (s.d 12 Desember 2014). Proyek Kaltim-5
ini sesuai dengan rencana/ jadwal kontrak selesai pada bulan Juni 2014.
Namun jadwal penyelesaian tersebut tidak dapat terpenuhi antara lain
karena adanya peralatan yang penyelesaiannya oleh pabrikan/ vendor tidak
sesuai jadwal, permasalahan cuaca, material keras di bawah tanah yang
tidak terdeteksi dan pergerakan tanah pada sebagian area konstruksi. Oleh
karena itu target penyelesaiannya Proyek Kaltim-5 menjadi bulan Maret
2015. Apabila Proyek tersebut selesai dan operasional sebagaimana
mestinya, maka akan mampu menghasilkan 2.500 Ton amoniak dan 3.500
Ton urea perhari, merupakan pabrik pupuk terbesar di Asia Tenggara dan
nomor dua di dunia.
Ruang lingkup pendampingan Proyek Kaltim-5 adalah melakukan reviu atas
laporan bulanan pelaksanaan Proyek Kaltim-5 dan jika dimungkinkan
melakukan hal- hal, antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan saran dan masukan atas verifikasi proposal perubahan
yang ada, baik dari sisi kuantitas/volume perubahan maupun harga/
commercial apabila terjadi change (perubahan) scope of work dari
kontrak Proyek Kaltim-5;
b. Memberikan saran dan masukan kepada Tim Proyek Kaltim-5, apabila
terjadi kendala/ permasalahan dalam implementasi sistem dan prosedur
serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dalam
pelaksanaan Proyek Kaltim-5; dan
c. Reviu atas Laporan Akhir Proyek Kaltim-5 (Closed Out Report).
Tanggung jawab BPKP terbatas pada saran/rekomendasi yang diberikan
kepada PT Pupuk Kaltim terkait dengan kegiatan sebagaimana diuraikan di
atas. Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan Proyek Kaltim-5 dan
pelaksanaan saran/ rekomendasi baik dari sisi keuangan maupun ketaatan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 55
sistem dan prosedur serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang
berlaku secara formal maupun material sepenuhnya berada pada PT Pupuk
Kaltim.
Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, BPKP berperan melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional
Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP.
Tabel 18 di bawah ini menyajikan peran BPKP dalam peningkatan kapasitas
APIP di lingkungan pemerintah daerah.
Tabel 18
Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIPdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2012 dan 2014
No. KegiatanJumlah Pemda
Tahun 2013 Tahun 2014
1. Penerapan Tata Kelola APIP 4 8
2. Pendidikan dan Latihan SPIP 8 -
3. Pembinaan JFA 12 3
4. Pengadaan Barang dan Jasa 4 -
5. Pendidikan dan PelatihanSertifikasi Auditor
1 -
6. Evaluasi AKIP SKPD - 7
7. Penganggaran danPertanggungjawaban APBD
- -
Jumlah 29 18
4) AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL
Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada
keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program
tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif,
namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 56
capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat
pengendalian kebijakan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan
pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 telah melakukan
pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-
program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas
nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang
berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada
audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas
sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam
rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).
Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan akhir
Desember tahun 2014 diuraikan sebagai berikut.
(1) Audit Interim atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;
(2) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;
(3) Monitoring Pelaksanaan Tunjangan Profesi Guru Pada Kementerian
Pendidikan;
(4) Audit atas Klaim Dana Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan
Jampersal;
(5) Audit atas Klaim Dana Jamkesmas pada Pemberi Pelayanan
Kesehatan (PPK) LanJutan;
(6) Audit Kinerja atas Program Raskin;
(7) Pendampingan atas Audit Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Bidang
Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup pada Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur;
(8) Evaluasi Program Ketahanan Pangan di Provinsi Kalimantan Timur;
(9) Reviu Tahap Persiapan, Lelang, dan Seleksi Pelaksanaan Kegiatan
Pengadaan Barang dan Jasa;
(10) Audit Kinerja atas Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil; dan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 57
(11) Evaluasi atas Sarana dan Prasarana Transportasi Udara pada
Kabupaten Berau dan Kabupetan Kutai Kartanegara.
Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas sudah
berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam
pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang ditemukan telah
diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program
terkait.
Dalam pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral, BPKP melakukan
penugasan pengawasan yang bersifat new initiative yang diharapkan dapat
memberikan saran dan rekomendasi yang bersifat strategis dan makro untuk
menunjang pembangunan nasinal. Kegiatan pengawasan yang dimaksud
yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah:
(1) Evaluasi atas Sarana dan Prasarana Perhubungan pada Kabupaten
Berau dan Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
(2) Evaluasi atas Hibah dan Bantuan Sosial.
Dari hasil kegiatan pengawasan tersebut BPKP telah memberikan
saran/rekomendasi yang strategis antara lain:
a. Atas evaluasi sarana dan prasarana transportasi udara BPKP
menyarankan agar pengembangan srana transportasi udara dilakukan
secara terintegrasi dengan sarana dan prasarana perhubungan lainnya
khususnya darata agar keberadaan bandara memberi manfaat yang
lebih besar bagi wilayah sekitarnya.
b. Atas evaluasi bansos dan hibah disarankan pada kepala daerah untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga alokasi bansos dan
hibah tidak timpang dengan pendapatan asli daerah.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan
pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:
(1) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan
Nasional Per 31 Desember 2013 pada 6 kabupaten/kota dalam wilayah
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 58
Provinsi Kalimantan Timur terhadap 13 program rencana aksi yang
dilaksanakan oleh 7 kementerian/lembaga di 127 titik lokasi monitoring.
(2) Kemudian Monitoring Implementasi Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan pada kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi
Kalimantan Timur di 65 titik lokasi monitoring yang terdiri dari 8 Rumah
Sakit dan 57 Puskesmas. Hasil monitoring telah disampaikan kepada
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) sebagai bahan laporan kepada Presiden. Hasil
monitoring yang kami laksanakan dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu “tidak bermasalah” (target tercapai), “perlu perhatian”
(deviasi 20% dari target), dan “perlu perhatian khusus” (deviasi di atas
20% dari target. Dari hasil monitoring dapat disimpulkan bahwa
sebagaian besar capaian program rencana aksi masing-masing
kementerian/lembaga yang disampel tersebut berada dalam kategori
“tidak bermasalah”.
(3) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Evaluasi atas Penyerapan
Anggaran semester I Tahun 2014 pada 14 kabupaten/kota dalam
wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh 16
kementerian/lembaga di 76 satuan kerja. Monitoring dilaksanakan
terhadap satker dengan realisasi belanja s.d. 30 Juni 2014 kurang dari
30%. Hasil monitoring berupa identifikasi permasalahan yang dihadapi
oleh masing-masing satker dalam pencapaian target penyerapan
anggaran serta rekomendasi kami dalam rangka percepatan penyerapan
anggaran. Hasil monitoring telah disampaikan kepada Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)
sebagai bahan laporan kepada Presiden.
(4) Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring
Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013 di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur. Monitoring dilaksanakan terhadap Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kota Samarinda sebagai sampel, dan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 59
sekolah SD, SMP, SMA/ SMK dengan sampel masing-masing jenjang
pendidikan terdiri dari 2 sekolah. Hasil monitoring berupa identifikasi
permasalahan terkait kepastian pemesanan, kepastian pembayaran,
kepastian penerimaan serta permasalahan lain yang dijumpai pada saat
pelaksanaan monitoring dalam rangka:
a. mengkaji alternatif penggunaan dana yang masih ada di pusat untuk
kepastian pembayaran atau alternatif lain yang mungkin dilakukan
untuk menjamin kepastian pembayaran oleh sekolah.
b. memberikan masukan kebijakan yang perlu diambil pemerintah agar
distribusi buku pelajaran kurikulum Tahun 2013 Semester I sudah
diterima sekolah paling lambat tanggal 20 Oktober 2013 dan buku
pelajaran kurikulum Tahun 2013 Semester II sudah diterima oleh
sekolah sebelum kegiatan Semester II dimulai.
Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan
rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.