laporan hasil pengawasan wilayah provinsi

70
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 NOMOR : LHPP - 18/PW17/1/2015 TANGGAL : 14 JANUARI 2015

Upload: trinhdieu

Post on 15-Jan-2017

343 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN HASIL PENGAWASANWILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2014

NOMOR : LHPP - 18/PW17/1/2015TANGGAL : 14 JANUARI 2015

Page 2: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 i

KATA PENGANTAR

Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014 menggambarkan hasil-hasil pengawasan

yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam

melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan Instruksi

Presiden Nomor 4 Tahun 2011, yang menginstruksikan kepada BPKP untuk

membantu Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah guna meningkatkan

kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah.

Laporan ini disusun sebagai bagian dari bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas pengawasan intern oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur terhadap

peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah kepada Gubernur

Kalimantan Timur selaku wakil pemerintah pusat di daerah, sebagaimana yang

dimaksud dalam PP Nomor 19 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PP Nomor 23

Tahun 2011.

Pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan melalui

kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pembinaan SPIP (sosialisasi,

kediklatan, asistensi, bimbingan teknis, dan pengembangan kapasitas APIP), baik

kepada pemerintah daerah, instansi vertikal di daerah (satker K/L), dan

BUMN/BUMD/BLUD, maupun terhadap berbagai isu strategis. Kegiatan pengawasan

tersebut lebih bersifat preventif (pencegahan) dengan memberikan rekomendasi

yang konstruktif kepada kepala daerah, pimpinan BUMN/D, dan pimpinan satuan

kerja kementerian/lembaga untuk terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik

(good governance).

Dalam hal pengawasan yang bersifat represif untuk percepatan pencegahan dan

pemberantasan korupsi, BPKP juga telah memberikan kontribusi untuk membantu

aparat penegak hukum melalui kegiatan audit investigatif, bantuan penghitungan

kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.

Selama tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah

memberikan kontribusi dalam peningkatan potensi penghematan pengeluaran

keuangan negara, kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah

Page 3: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI
Page 4: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden, Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu unit kerja BPKP, secara

konsisten melaksanakan kegiatan pengawasan untuk memberikan keyakinan yang

memadai atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif

akuntabilitas pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara/daerah dan

pengelolaan aset/uang negara, perwujudan iklim bagi terselenggaranya

kepemerintahan yang baik dan bersih, pengelolaan program lintas sektoral

pemerintah, serta penguatan SPIP dan tata kelola.

Dari perspektif akuntabilitas pelaporan keuangan, terjadi peningkatan

akuntabilitas pelaporan keuangan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Pada tahun 2014 dari sebelas LKPD terdapat tiga pemda yang memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk tahun buku 2013 (pada tahun sebelumnya

hanya dua pemda yang memperoleh opini WTP) dan tujuh pemda lainnya

memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Untuk Pemerintah

Kabupaten Mahakam Ulu belum/tidak dilakukan audit oleh BPK RI.

Berdasarkan analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah se-Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 menunjukkan adanya kenaikan total Aset

pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp11,712 Trilyun atau

12,85% dibandingkan tahun 2012, walaupun nilai total kewajiban juga mengalami

kenaikan sebesar Rp330,579 Milyar atau sebesar 28,22%. Hal tersebut tidak

menghalangi naiknya nilai ekuitas sebesar Rp11,382 Trilyun atau 12,65%

dibandingkan tahun 2012.

Page 5: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 iv

Beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan dalam rangka mencapai

opini WTP antara lain: kelemahan dalam pengelolaan barang/aset milik daerah,

kesesuaian laporan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, masih lemahnya

sistem pengendalian internal pemerintah, dan kompetensi SDM pengelola keuangan

daerah masih belum memadai.

Upaya pengawasan dilakukan melalui kegiatan pendampingan dan asistensi

kepada pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah.

Selama tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

melakukan upaya-upaya mencakup penguatan SPIP dan pendampingan

penyusunan LKPD, pendampingan pengelolaan keuangan daerah dengan

implementasi aplikasi berbasis informasi teknologi yakni SIMDA Keuangan, SIMDA

BMD, SIMDA Gaji, SIMDA Pendapatan, dan SIMDA SAKIP, sinergi reviu atas LKPD

dengan Inspektorat Kabupaten, dan peningkatan kapasitas SDM APIP daerah.

Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD/RSUD/BLUD, telah dilakukan

pedampingan penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP

Terhadap Instansi Vertikal di daerah juga telah dilakukan asistensi penyusunan

dan reviu laporan keuangan. Dalam rangka audit atas kewajaran laporan keuangan,

dilakukan audit dukungan atas audit umum (general audit) untuk laporan keuangan

proyek/kegiatan yang sumber dananya berasal dari PHLN.

Dalam upaya meningkatkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum

negara/daerah dan pengelolaan aset melakukan kegiatan Evaluasi Penyerapan

Anggaran Belanja Daerah, Audit Klaim; Audit Operasional dan Audit Kinerja; Audit

Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN); dan Pendampingan Penatausahaan Barang

Milik Negara/ Daerah (BMN/D).

Kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke

tahun 2013. Hal ini terlihat dari hasil analisis Laporan Realisasi Anggaran

Pemerintah Daerah se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Page 6: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 v

1. Secara umum, PAD seluruh Pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan

Timur mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebesar 13,75%,

namun demikian jika PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan, untuk

tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 19,47% dan 22,29%. Hal ini

menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan di daerah ini masih tergantung

dari Pendapatan Transfer.

2. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012

dan 2013 menunjukkan angka sebesar 36,09% dan 41,74%. Sementara itu, rasio

Belanja Pegawai dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan

2013 menunjukkan angka sebesar 25,26% dan 22,87%. Namun demikian

Belanja Modal tersebut belum diimbangi dengan pengelolaan aset secara baik.

Untuk mengatasi hal tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

melakukan asistensi/bimbingan teknis pengelolaan aset dengan memanfaatkan

aplikasi SIMDA BMD. Hasil yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi dan

pencatatan atas barang milik Daerah (BMD) serta peningkatan akuntabilitas

pengelolaan barang milik daerah melalui implementasi SIMDA BMD adalah

sebagai berikut:

a. Pos Aktiva Tetap di Neraca telah didukung oleh pencatatan dan pelaporan

aset yang memadai melalui program aplikasi SIMDA BMD;

b. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Daerah (BMD) telah dilakukan

secara akurat dan telah memenuhi pelaporan sesuai Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah.

Page 7: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 vi

Hasil pengawasan menunjukkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum

negara dan pengelolaan aset di wilayah Provinsi Kalimantan Timur masih

memerlukan perbaikan. Hal tersebut terlihat dari hasil pengawasan, yang

menghasilkan penghematan keuangan negara sebesar Rp10.609.635.290,00 dan

persentase penyerapan belanja daerah pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan

Timur yang masih rendah, yaitu tahun anggaran 2013 sebesar 82,14% dan tahun

anggaran 2014 berdasarkan angka sementara (unaudited) sebesar 79,99%.

Dari perspektif akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan

bersih, Pengawasan yang dilakukan meliputi pendampingan pengembangan sistem

pencegahan KKN/Fraud Control Plan (FCP) dan sosialisasi Program Anti Korupsi

(SOSPAK). Pencegahan KKN melalui upaya represif dilakukan melalui audit

Investigatif, bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), dan

Pemberian Keterangan Ahli (PKA), penyelenggaraan SPIP, Fraud Control Plan

(FCP), dan Good Corporate Governance (GCG).

Hasil pengawasan dalam perspektif ini, antara lain meliputi Quality Assurance

Probity Audit pada Inspektorat, pendampingan proses lelang, pendampingan/reviu

terhadap penilaian progres berbagai proyek pembangunan oleh Pemda dan BUMN

(PT Pupuk Kaltim), pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Pemda

dan instansi vertikal di daerah.

Dalam rangka peningkatan tata kelola BUMD/BLUD dilakukan kegiatan

mengenai Good Corporate Governance (GCG) berupa sosialisasi, bimbingan teknis,

dan assessment. Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP dilakukan sosialisasi

dan evaluasi penerapan tata kelola APIP, SPIP berupa bimbingan teknis dan diklat.

Hasil pengawasan dalam perspektif ini antara lain berhasil menyelamatkan

keuangan negara sebesar Rp43.317.019.763,68.

Dalam pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral

dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro growth, pro poor,

dan pro jobs. Kegiatan yang dilakukan mencakup pengawasan atas implementasi

kebijakan publik, penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah daerah

Page 8: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 vii

termasuk debottlenecking dalam upaya menangani hambatan terhadap implementasi

pelaksanaan program di lapangan.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur antara lain:

1. Audit kinerja atas berbagai program, antara lain PPIP, Raskin, Program

Pembangunan Infrastruktur Sumberdaya Air;

2. Evaluasi atas berbagai program strategis termasuk ketahanan pangan,

3. Reviu proses PBJ;

4. Audit dan pendampingan audit;

5. Monitoring pemberian Tunjangan Profesi Guru.

Hasil audit atas program tersebut secara umum sudah berjalan dengan baik,

meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Atas

kelemahan yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada

penanggungjawab program terkait.

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan

pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:

1. Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring berbagai prioritas

pembangunan, implementasi BPJS dan evaluasi atas penyerapan anggaran.

2. Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring

Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013.

Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan

rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.

Page 9: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

BAB I SIMPULAN DAN SARAN

1. SIMPULAN ............................................................................................ 1

1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ................................................ 1

2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan

Pengelolaan Aset ............................................................................ 7

3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan

Bersih .............................................................................................. 10

4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ....................... 13

2. SARAN .................................................................................................. 15

BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN

1. Ruang Lingkup dan Batasan Tanggung Jawab ..................................... 17

2. Informasi Umum .................................................................................... 18

3. Uraian Hasil Pengawasan ..................................................................... 20

1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ................................................. 20

(1) Kualitas Laporan Keuangan .................................................... 20

(2) Evaluasi Kinerja ...................................................................... 28

a. Evaluasi AKIP ................................................................ 28

b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah ............................................................................. 30

c. Evaluasi Kinerja BUMD ....................................................

d. Evaluasi Kinerja BLUD .....................................................

31

32

e. Evaluasi Pelayanan Publik ...............................................

f. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD ..................

33

34

(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ............ 35

2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan

Pengelolaan Aset ............................................................................ 41

(1) Evaluasi atas Penyerapan Anggaran Belanja Daerah ............ 41

(2) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan

Optimalisasi Pendapatan Negara (OPN) ................................ 43

(3) Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah ........................... 44

a. Audit Penyesuaian Harga ................................................

b. Audit Operasional dan Audit Kinerja ................................

44

45

c. Audit Pinjam Hibah Luar Negeri (PHLN) ..........................

d. Audit atas permintaan stakeholder ..................................

45

46

(4) Pengelolaan Aset Negara/Daerah .......................................... 47

Page 10: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 ix

3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan

Bersih .............................................................................................. 48

4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ....................... 55

Page 11: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah diWilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009 – 2013 ............................... 21

Tabel 2 Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/BLUD yang MendapatkanPendampingan dari BPKP di Provinsi Kalimantan Timur Tahun2010 – 2013 ................................................................................................... 23

Tabel 3 Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L Tahun 2011 – 2014 ... 26

Tabel 4 Hasil Penilaian atas Sistem AKIP Pemerintah Daerah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2010 – 2013 ............................................................................. 29

Tabel 5 Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan PemerintahanDaerah se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 – 2013 ........................... 30

Tabel 6 Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang MendapatkanPendampingan dari BPKP Se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun2011 – 2013 ................................................................................................... 31

Tabel 7 Perkembangan Tingkat Kesehatan RSUD/BLUD yang MendapatkanPendampingan dari BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2011 – 2013 .. 32

Tabel 8 Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada Pemda di WilayahProvinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2013 – 2014 ............................ 34

Tabel 9 Kompilasi Neraca Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2012 - 2013 .................................. ........................................... 35

Tabel 10 Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah di WilayahProvinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 – 2013 ............................................ 36

Tabel 11 Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja Daerah Pemerintah DaerahSe-Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 – 2014 ......................... 42

Tabel 12 Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara Tahun 2014 ........... 44

Tabel 13 Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur Sampai Dengan Akhir Tahun 2014 ... 49

Tabel 14 Hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara diWilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 ........................................... 51

Tabel 15 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK di Wilayah ProvinsiKalimantan Timur Tahun 2014 ...................................................................... 51

Tabel 16 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tata Kelola BUMD/BLUD di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 ......................................... 52

Tabel 17 Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa yang difasilitasi BPKPTahun 2014 ................................................................................................... 53

Tabel 18 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi KalimantanTimur Tahun 2012 dan 2014 ......................................................................... 55

Page 12: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 1

BAB I

SIMPULAN DAN SARAN

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur mendapat amanah untuk secara konsisten melaksanakan kegiatan

pengawasan terhadap program/kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum

negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara, dan kegiatan pengawasan umum lainnya atas penugasan Presiden.

Pengawasan tersebut ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif akuntabilitas pelaporan

keuangan negara, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset/uang negara,

perwujudan iklim bagi terselenggaranya kepemerintahan yang baik dan bersih,

pengelolaan program lintas sektoral pemerintah, serta penguatan SPIP dan tata

kelola dengan simpulan sebagai berikut.

1. SIMPULAN

1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

(1) Kualitas Laporan Keuangan

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah antara

lain ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang

memadai, yang meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) dan Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga (LK K/L).

Dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan

keuangan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terlihat dari

kenaikan kualitas opini BPK atas LKPD Kabupaten/Kota/Provinsi. Untuk

laporan keuangan tahun 2013, dari 11 LKPD terdapat tiga LKPD yang

memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah

Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.

Page 13: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 2

Sedangkan pada tahun sebelumnya hanya dua yang memperoleh opini

WTP yaitu Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Provinsi

Kalimantan Timur.

Berdasarkan analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

se-Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 dan 2013 menunjukkan

adanya kenaikan total Aset sebesar Rp11,712 Trilyun atau 12,85%

dibandingkan tahun 2012, walaupun nilai total kewajiban juga mengalami

kenaikan sebesar Rp330,579 Milyar atau sebesar 28,22%. Hal tersebut

tidak menghalangi naiknya nilai ekuitas sebesar Rp11,382 Trilyun atau

12,65% dibandingkan tahun 2012.

Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan

dalam rangka mencapai opini WTP antara lain:

a. Kelemahan dalam pengelolaan barang/aset milik daerah;

b. Laporan Keuangan belum disusun sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan;

c. Masih lemahnya sistem pengendalian internal pemerintah; dan

d. Kompetensi SDM pengelola keuangan daerah masih belum

memadai.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan kegiatan

pembinaan dan pengawasan dalam upaya peningkatan kualitas

akuntabilitas pelaporan keuangan, selama tahun 2014 mencakup

bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada

11 pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran,

penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi

SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD; sinergi reviu

atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Daerah.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga membantu pemerintah

daerah se-Provinsi Kalimantan Timur dalam penyusunan draft peraturan

kepala daerah tentang kebijakan akuntansi berbasis akrual, sosialisasi

penerapan standar akuntansi berbasis akrual dan workshop penggunaan

SIMDA Keuangan berbasis akrual.

Page 14: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 3

Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD telah dilakukan pedampingan

penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP terhadap 9 PDAM, lima

RSUD/BLUD, dan satu UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur. Dari 9 PDAM tersebut empat PDAM telah memperoleh

opini WTP, yaitu PDAM Kota Samarinda, PDAM Kota Balikpapan, PDAM

Kota Bontang dan PDAM Kabupaten Paser. Sedangkan dari lima

RSUD/BLUD semuanya telah memperoleh opini WTP, yaitu RSUD Adji

Batara Agung, RSUD A.M. Parikesit, RSUD Kanujoso Djatiwibowo,

RSUD A.W. Syahranie dan RSUD Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.

UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memperoleh

opini WDP untuk tahun buku 2013.

Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga

dilakukan terhadap 235 satuan kerja yang berada pada

14 kementerian/lembaga yang berada di wilayah kerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur.

(2) Evaluasi Kinerja

Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas

keuangan juga diukur dari hasil evaluasi pelaporan kinerja (LAKIP)

pemerintah daerah oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi yang dibantu oleh BPKP serta Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) terhadap pemerintah

kabupaten/kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD

Provinsi Kalimantan Timur.

a. Evaluasi LAKIP

Dari hasil evaluasi atas LAKIP pemerintah daerah yang dilakukan

oleh BPKP pada tahun 2010 - 2013 yang diuji petik belum ada

pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Timur yang memperoleh

peringkat “Baik”.

Penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP adalah

sebagai berikut:

Page 15: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 4

a) RPJMD dan Renstra SKPD serta Rencana Kinerja Tahunan

(RKT) belum dilengkapi sasaran dan indikator kinerja yang

berorientasi hasil dan baik serta target kinerja;

b) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Indikator

Kinerja Utama (IKU);

c) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang memadai

serta informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan; dan

d) LAKIP belum digunakan sebagai alat pengukur dan peningkatan

kinerja.

Terhadap penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP

tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah

terkait.

b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Tim Daerah EKPPD Provinsi

Kalimantan Timur, menunjukkan 4 (empat) pemerintah

kabupaten/kota yang memperoleh skor lebih besar dari tiga atau

peringkat “sangat tinggi”, sisanya sejumlah lima pemerintah daerah

mendapat peringkat “tinggi”. Beberapa kelemahan yang masih terjadi

sebagai hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

antara lain disebabkan oleh:

a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara

memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap

pencapaian kinerja;

b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap

perkembangan pencapaian IKK oleh masing-masing SKPD;

c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/Kota belum menjalankan fungsinya

secara memadai dalam melakukan self assessment atas IKK

SKPD;

d) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.

Page 16: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 5

c. Evaluasi Kinerja BUMD

Tingkat kesehatan PDAM pada umumnya adalah “cukup”, hanya

PDAM Kota Balikpapan yang memperoleh peringkat “baik”. Hal ini

disebabkan perusahaan umumnya masih mengalami kerugian,

peningkatan pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan biaya,

harga pokok air melebihi harga jual (tidak full cost recovery),

rendahnya cakupan layanan dan masih tingginya tingkat kebocoran

air.

d. Evaluasi Kinerja BLUD

Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

melakukan evaluasi kinerja terhadap 5 (lima) RSUD. Hasil evaluasi

kinerja menunjukkan tingkat kesehatan BLUD/RSUD pada umumnya

adalah “Sehat”. Hal ini disebabkan meningkatnya kinerja pelayanan

baik aspek keuangan dan non keuangan, sedangkan tidak

dilakukannya evaluasi kinerja terhadap beberapa RSUD dikarenakan

belum ada permintaan dari mitra kerja.

e. Evaluasi Pelayanan Publik

Perwakilan BPKP Kalimantan Timur pada tahun 2014 melakukan

validasi/evaluasi pelayanan publik terhadap 2 (dua) pemerintah

kabupaten/kota, yaitu Kota Bontang dan Kabupaten Kutai

Kartanegara untuk dua bidang yaitu Pendidikan dan Kesehatan.

Evaluasi pelayanan publik ini merupakan permintaan Kementerian

PAN dan RB dan pelaksanaannya berdasarkan hasil koordinasi

antara BPKP dengan Kementerian PAN dan RB.

Penilaian Pelayanan Publik di tahun 2014 dilaksanakan secara desk

evaluation dan tidak menghasilkan scoring maupun pemeringkatan

namun memberikan penilaian secara kualitatif termasuk

rekomendasi perbaikan.

Page 17: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 6

f. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD

Dari evaluasi atas penyusunan dan penetapan APBD Tahun 2014,

masih terdapat pemerintah daerah yang tidak tepat waktu dalam

penyusunan dan penetapan APBD, yaitu Kabupaten Penajam Paser

Utara. Beberapa penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun

Anggran 2014 antara lain sebagai berikut:

a) Kurangnya koordinasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TAPD);

b) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan; dan

c) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD.

(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan analisis terhadap Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran

Tahun 2012 - 2013 diperoleh simpulan sebagai berikut:

a. Total aset seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan

Timur mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar Rp11,712

trilyun atau 12,85%, sedangkan kewajiban mengalami kenaikan

sebesar Rp330,579 milyar atau 28,22% serta ekuitas mengalami

kenaikan sebesar Rp11,382 trilyun atau 12,65%.

b. Secara umum, PAD seluruh Pemerintah daerah di wilayah Provinsi

Kalimantan Timur mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga tahun

2013 sebesar 13,75%, namun demikian jika PAD dibandingkan

dengan Jumlah Pendapatan untuk tahun 2012 dan 2013 diperoleh

angka masing-masing sebesar 19,47% dan 22,29%. Hal ini

menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan di daerah ini masih

tergantung dari Pendapatan Transfer.

c. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja untuk

tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka sebesar 36,09% dan

41,74%. Sementara itu, rasio Belanja Pegawai dibandingkan dengan

Jumlah Belanja untuk tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka

sebesar 25,26% dan 22,87%.

Page 18: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 7

2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan Pengelolaan

Aset

Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara

ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan

umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas permintaan pimpinan

daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan dan aset daerah, dilaksanakan

melalui berbagai kegiatan pengawasan yaitu audit, evaluasi, monitoring,

pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan

negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja) negara/daerah serta

rekomendasi kebijakan lainnya.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan kualitas

akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah dan pengelolaan aset

melakukan kegiatan:

(1) Evaluasi atas Penyerapan Anggaran Belanja Daerah

Rata-rata penyerapan belanja daerah pada kabupaten/kota di wilayah

Kalimantan Timur adalah sebesar 82,14% untuk tahun anggaran 2013

dan tahun anggaran 2014 adalah sebesar 79,99%.

(2) Pendampingan Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (OPAD)

Dalam periode Tahun 2014 kegiatan optimalisasi PAD dilaksanakan

mulai bulan Agustus di kota Samarinda dan Kabupaten Berau. Kegiatan

optimalisasi pendapatan asli daerah sebagian besar dilaksanakan

terhadap pajak hotel dan restoran yang memberikan kontribusi signifikan

terhadap sumber pembiayaan pembangunan daerah.

Guna melengkapi kegiatan OPAD seyogyanya diimplementasikan pula

aplikasi berbasis teknologi informasi yaitu SIMDA Pendapatan dari

BPKP. Aplikasi memudahkan administrasi database wajib pajak daerah

mulai dari penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/ atau Retribusi Daerah

sampai dengan penerimaan pendapatan daerah. Hingga tahun 2014,

Page 19: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 8

terdapat 4 (empat) pemda di Provinsi Kalimantan Timur yang telah

menggunakan SIMDA Pendapatan yaitu Kabupaten Kutai Timur dan

Kota Samarinda yang telah pada tahap implementasi, serta Kabupaten

Paser dan Kabupaten Berau baru tahap sosialisasi.

(3) Optimalisasi Penerimaan Negara

Hasil yang dicapai dari Verifikasi Piutang PNBP atas Rekening Giro

Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang Verstek yang dititipkan pada

rekening atas nama Kejaksaaan Negeri pada PT. Bank Rakyat Indonesia

di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah identifikasi jumlah giro uang

titipan dan biaya tilang, identifikasi saldo rekening giro uang titipan denda

dan biaya tilang, identifikasi rincian saldo rekening giro uang titipan

denda dan biaya tilang serta penyempurnaan sistem pembinaan

administrasi uang titipan dengan dan biaya tilang. Nilai temuan atas

pemeriksaan tersebut sebesar Rp2.944.734.750,00,

(4) Audit Penyesuaian Harga

Selama tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

melaksanakan audit atas permintaan penyesuaian harga atas 4 (empat)

kegiatan dan terdapat penghematan pengeluaran negara melalui koreksi

audit sebesar Rp.6.399.903.732,00,

(5) Audit Operasional dan Audit Kinerja

Audit operasional, audit kinerja dan reviu pada tahun 2014 dilakukan

terhadap 83 satuan kerja pada 6 Kementerian/Lembaga dengan nilai

temuan sebesar Rp2.853.117.883,00, dan telah ditindaklanjuti sebesar

Rp479.375.503,00.

(6) Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)

Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)

atas laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber

dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun buku 2013 yang

terdiri atas PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesan yang sumber

Page 20: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 9

dananya berasal dari Loan IBRD, serta DAM Operasional Improvement

and Safety Project (DOISP) yang sumber dananya berasal dari IBRD

Loan No. 7669-ID.

Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah

dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih

terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain kelebihan

pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan

terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang

dimanfaatkan.

(7) Pendampingan penataan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

Kegiatan terkait pengelolaan aset negara/daerah yang dilakukan di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah membantu

10 pemerintah daerah melalui:

a. Supervisi pelaksanaan inventarisasi dan pencatatan atas barang

milik Daerah (BMD); dan

b. Implementasi SIMDA BMD, yang selanjutnya dicatat dalam neraca

laporan keuangan pemerintah daerah.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan di atas adalah sebagai berikut.

a. Pos aset tetap di neraca telah didukung dengan pencatatan dan

pelaporan yang memadai melalui program aplikasi SIMDA-BMD.

b. Pencatatan dan Pelaporan BMD dilakukan secara akurat dan sesuai

dengan Permendagri 17 Tahun 2007 tentang Pedoman teknis

Pengelolaan BMD.

Setidaknya kedua kegiatan BPKP di atas telah ikut menyumbang

tertatanya aset daerah-daerah yang LKPD Tahun 2013 memperoleh

opini WTP Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser,

dan Kota Balikpapan.

Page 21: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 10

3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

Ukuran kualitas akuntabilitas penyelamatan keuangan negara dan

perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih adalah melalui

capaian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari lembaga independen, Indeks

Layanan Publik (ILP) yang diterbitkan Kementerian PAN dan Reformasi

Birokrasi, dan Indeks Inisiatif Pemberantasan Korupsi (IIPK) dari Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Transparency International, IPK Indonesia pada tahun 2014

mencapai 3,4 atau naik 0,2 bila dibandingkan dengan IPK tahun 2013

sebesar 3,2. Namun bila dibandingkan dengan target Pemerintah

berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

periode 2010 - 2014, sampai dengan tahun 2014 IPK ditargetkan sebesar

5,0, maka peningkatan IPK di tahun 2014 belum menunjukkan prestasi yang

menggembirakan.

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas penyelamatan keuangan negara

dan perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih, kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur dengan cara preventif, edukatif dan represif, meliputi kegiatan sebagai

berikut:

(1) Pencegahan KKN melalui Upaya Preventif dan Edukatif yang

dilaksanakan bekerjasama dengan KPK, meliputi kegiatan:

a. Kordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) pada Kota

Samarinda untuk Bidang Pengelolaan APBD 2013 - 2014,

Pertambangan, dan Pendapatan Kota Samarinda;

b. Korsupgah pada Kabupaten Kutai Kartanegara untuk Bidang

Pengelolaan APBD 2013 - 2014, dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Kutai Kartanegara; dan

c. Monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut hasil korsupgah tahun

2012 - 2013 pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kota

Samarinda dan kantor instansi vertikal yaitu Kantor Imigrasi

Samarinda.

Page 22: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 11

(2) Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa, Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk “helpdesk PBJ” yang

membantu pemecahan masalah terkait pengadaan barang dan jasa di

daerah. Daftar permasalahan pengadaan barang dan jasa yang

difasilitasi BPKP selama Tahun 2014 sebanyak 15 (lima belas) kegiatan

sebagai berikut:

a. Quality Assurance Probity Audit pada Inspektorat Provinsi

Kalimantan Timur terdiri dari:

a) Paket lelang pembangunan konstruksi sisi udara bandara

Samarinda Baru.

b) Paket lelang pembangunan jembatan Pulau Balang bentang

pendek (400 M).

c) Paket pembangunan Education Centre.

b. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugas

pengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah se-Provinsi

Kalimantan Timur;

c. Pendampingan terhadap penilaian progres pembangunan Rumah

Sakit Jiwa Atma Husada;

d. Pendampingan Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim- 5, PT Pupuk

Kalimantan Timur;

e. Pendampingan Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT Pupuk

Kaltim;

f. Pembangunan Gudang Urea Built Storage (UBS) pada PT Pupuk

Kalimantan Timur;

g. Pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kota Samarinda;

h. Reviu atas proses pengadaan barang/ jasa pada kegiatan

pembangunan pasar Rawa Indah Dinas PU Kota Bontang Tahun

anggaran 2014;

i. Reviu pengadaan alat kesehatan, meubelair, alat informasi teknologi

dan jasa transportrasi penyeberangan pada RSUD A.M. Parikesit,

Kutai Kartanegara;

Page 23: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 12

j. Rencana Pengelolaan Sistem Kelistrikan Pada Kawasan Industri

Maloy;

k. Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUD Penajam Paser Utara;

l. Belanja Modal pada Distrik Navigasi Kelas I Samarinda;

m. Belanja Modal pada Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas

Pelabuhan Kelas II Samarinda;

n. Proses Lelang pada Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan;

o. Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Kuala

Samboja pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Kuala

Samboja/Sebulu.

(3) Penguatan SPIP pada pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi,

bimbingan teknis, dan pemetaan penerapan SPIP (diagnostic

assessment/DA). Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur sampai

dengan akhir tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut:

No Uraian / Dokumen SPIPJumlah

Pemerintahdaerah

1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 10

2.Perkada/ keputusan kepala daerah tentangpetunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP

2

3. Grand design SPIP 24. Diagnostic Assesment (DA) SPIP 75. Monitoring perbaikan SPIP 46. Monitoring lanjutan SPIP 47. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 9

Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan penerapan SPIP

melalui berbagai kegiatan, yaitu: Penyusunan RTP pada lima pemerintah

daerah, Sosialisasi SPIP pada enam pemerintah daerah, dan Workshop

SPIP dengan pendekatan Control Self Assesment (CSA) pada tujuh

pemerintah daerah.

(4) Pencegahan KKN melalui upaya represif meliputi kegiatan sebagai

berikut:

Page 24: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 13

a. Audit Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)

sebanyak 22 kasus senilai 43.317.019.763,68.

b. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) telah dilaksanakan oleh auditor

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 52 perkara,

yaitu dengan Kejaksaan sebanyak 37 perkara, dan Kepolisian

sebanyak 15 perkara. PKA dilaksanakan pada Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Samarinda.

4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada

keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program

tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif,

namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai

pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat

capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat

pengendalian kebijakan.

Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan

pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 telah melakukan

pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-

program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas

nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang

berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur antara lain:

1. Audit kinerja atas berbagai program, antara lain PPIP, Raskin, Program

Pembangunan Infrastruktur Sumberdaya Air;

2. Evaluasi atas berbagai program strategis termasuk ketahanan pangan,

3. Reviu proses PBJ;

4. Audit dan pendampingan audit; dan

5. Monitoring pemberian Tunjangan Profesi Guru.

Page 25: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 14

Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada

audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas

sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam

rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan akhir

Desember Tahun 2014 dapat disampaikan bahwa sebagian program

prioritas sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa

kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang

ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung

jawab program terkait.

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan

pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:

(1) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan

Nasional Per 31 Desember 2013 pada 6 kabupaten/kota dalam wilayah

Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Timur.

(2) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Implementasi BPJS

Kesehatan per 31 Maret 2014 pada tiga kabupaten/kota di Provinsi

Kalimantan Timur.

(3) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Evaluasi atas Penyerapan

Anggaran semester I Tahun 2014 pada 14 kabupaten/kota dalam

wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

(4) Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring

Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013 di wilayah Provinsi

Kalimantan Timur. Hasil monitoring berupa identifikasi permasalahan

terkait kepastian pemesanan, kepastian pembayaran, kepastian

penerimaan serta permasalahan lain yang dijumpai pada saat

pelaksanaan monitoring.

Page 26: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 15

Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan

rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.

2. SARAN

Berdasarkan hasil pengawasan tahun 2014, kami menyarankan kepada

Gubernur Kalimantan Timur selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah sebagai

berikut:

1) Mempercepat penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) untuk terwujudnya pelaksanaan kegiatan yang efisien dan efektif,

pelaporan keuangan yang dapat diandalkan, pengelolaan aset negara yang

tertib dan akuntabel, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

2) Meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara melalui pengelolaan

keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta lebih

mendorong efektivitas peran Inspektorat Daerah.

3) Melakukan penataan aset tetap secara komprehensif yang melibatkan

seluruh SKPD.

4) Mendorong Bupati/Walikota untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik

pada seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur.

5) Mendorong Bupati untuk meningkatkan ketepatan waktu penyusunan APBD,

khususnya pada Kabupaten Penajam Paser Utara.

6) Meningkatkan penyerapan anggaran belanja daerah pada seluruh

kabupaten/kota di Kalimantan Timur melalui monitoring disbursment plan

secara periodik.

7) Mendorong Bupati/Walikota untuk meningkatkan tata kelola kepemerintahan

yang baik (good governance) melalui kegiatan pencegahan tindak pidana

korupsi yang dapat merugikan keuangan negara dengan langkah-langkah

preventif- edukatif berupa penerapan sistem cegah dini (early warning

system), perbaikan tata kelola, penandatanganan Pakta Integritas dan

Page 27: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 16

Pernyataan Kepatuhan terhadap Aturan Perilaku Pegawai, pencanangan

Pakta Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi serta langkah represif berupa

pengungkapan kasus/pelanggaran hukum dengan mengoptimalkan peran

Inspektorat Daerah.

8) Meningkatkan pengawasan pelaksanaan program lintas sektoral dengan

mengoptimalkan peran Inspektorat Daerah.

Page 28: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BP

BAB II

URAIAN HASIL PENGAWASAN

1. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB

Laporan hasil pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas

akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan

menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur serta mengacu pada empat dimensi (perspektif)

sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini.

AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANG

Indikator

Upaya Perbaikan Kewajaran LaporaKeuanganTerhadap K/ L/ Pemda (Op

BPK, BPKP, dan Eksternal Auditor Lain

AKUNTABILITAS PENGELOLAANPROGRAM LINTAS SEKTORAL

Indikator

Efisiensi, Keekonomisan dan EfekfiviProgram Lintas Sektoral, Perbaikan Kin

Pelayanan Publik, dan PenangananHambatan Kelancaran Pembanguna

(Debottlenecking)

Gambar 1 : Perspektif Informasi Hasi

MAkuntabil

Hasil Pengawasan:eningkatnya Kualitas

itas Keuangan Negara/Daerah

KP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 17

AN AKUNTABILITAS KEBENDAHARAANUMUM

NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET

Indikator

nininya)

Penyerapan Anggaran, OptimalisasiPenerimaan Negara/ Daerah,

Peningkatan Cost Saving (Klaim,EskalasiHarga, dan Pengelolaan Aset Negara/

Daerah)

AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIMBAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

DAN BERSIH

Indikator

taserja

n

Pengungkapan Kasus/ Pelanggaran yangDiduga Merugikan Keuangan Negara

danPenyelenggaraan SPIP, FCP dan GCG

l Pengawasan (Accountability 4.0)

C

B

e

A

D

Page 29: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 18

Laporan Hasil Pengawasan kepada pemerintah daerah Tahun 2014 adalah

laporan hasil pengawasan Tahun 2014 yang disampaikan kepada Gubernur

selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah.

Ruang lingkup Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2014 meliputi:

1) akuntabilitas pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara/daerah dan

pengelolaan aset; dan

2) perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dan pengelolaan

program lintas sektoral sampai dengan 31 Desember 2014 pada Provinsi

Kalimantan Timur.

Laporan ini menggambarkan hasil-hasil pengawasan yang telah dilakukan

sesuai dengan fungsi dan peran BPKP sebagaimana diamanahkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dengan menggunakan data

eksternal dan internal hasil pengawasan BPKP periode tahun 2014.

Substansi atas data eksternal menjadi tanggung jawab pihak yang menerbitkan

data eksternal dimaksud. Sedangkan substansi data internal hasil pengawasan

menjadi tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.

2. INFORMASI UMUM

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan unit perwakilan dari

BPKP yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun

2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,

dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah

beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun

2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan

berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal

30 Mei 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan

Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur merupakan unsur pelaksana BPKP Pusat di daerah yang bertanggung

jawab langsung kepada Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur sampai dengan tahun 2014 mencakup wilayah Provinsi

Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara, dengan jumlah 17 pemerintah

Page 30: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 19

daerah, terdiri dari: dua pemerintah provinsi, sebelas pemerintah kabupaten, dan

empat pemerintah kota. BPKP merencanakan pendirian kantor perwakilan baru

di Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2015.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berperan aktif dalam menanggapi

perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan mereposisi

perannya yang baru sebagai pemberi jasa consulting and assurance bagi

pemerintah melalui strategi 4C yaitu melalui pelaksanaan capacity building,

current issues, clearing house, dan check and balances yang kesemuanya

diperlukan untuk mendukung sistem akuntabilitas.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BPKP semakin memantapkan

perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang baik melalui peran

pembinaan atas sistem pengendalian intern pemerintah. Akuntabilitas itu sendiri

merupakan salah satu prinsip dari good governance.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance

dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur

sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011, maka Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Timur berkewajiban menyampaikan informasi yang terkait dengan kualitas

akuntabilitas pemerintah daerah kepada Gubernur Kalimantan Timur selaku

Wakil Pemerintah Pusat di daerah.

Sebagai pelaksanaan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008

maka BPKP sebagai Auditor Presiden selalu mengedepankan pendekatan

pencegahan yaitu dengan menyarankan berbagai langkah kegiatan

pengendalian (control activities) guna mengatasi risiko-risiko dalam upaya

pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya BPKP lebih

mengutamakan pencegahan terhadap hal-hal yang dapat menghambat

pencapaian tujuan dan program-program pemerintah, bukan sekedar melakukan

kegiatan pengawasan yang bersifat represif.

Page 31: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 20

3. URAIAN HASIL PENGAWASAN

1) AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN

(1) Kualitas Laporan Keuangan

Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah antara

lain ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan keuangan yang

memadai, yang meliputi kewajaran penyajian Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD), BUMD, RSUD/BLUD dan Laporan

Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L).

Dalam 5 (lima) tahun terakhir terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan

keuangan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terlihat dari

kenaikan kualitas opini BPK atas LKPD Kabupaten/Kota/Provinsi. Untuk

laporan keuangan tahun 2013, dari 11 LKPD terdapat 3 (tiga) LKPD yang

memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu Pemerintah

Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.

Sedangkan pada tahun sebelumnya yang memperoleh opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Untuk tahun 2014, berdasarkan data yang ada BPK RI Perwakilan

Provinsi Kalimantan Timur telah memberikan opini atas 10 LKPD di

Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan atas LKPD Kabupaten Mahakam

Hulu belum/tidak dilakukan audit. Dari LKPD yang telah selesai diaudit

sampai dengan tahun 2013, opini BPK atas LKPD sebagaimana dalam

Tabel 1 di bawah ini.

Page 32: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 21

Tabel 1

Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan PemerintahDaerah di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2009 – 2013

No. Pemerintah DaerahOpini BPK Per Tahun Buku

2009 2010 2011 2012 2013

1 Provinsi Kalimantan Timur TW WDP WDP WTP WDP

2 Kota Balikpapan WDP WDP WDP WDP WTP

3 Kota Samarinda TMP TMP TMP WDP WDP

4 Kota Bontang WDP WDP WDP WDP WDP

5 Kabupaten Kutai Timur TMP TW TW WDP WDP

6Kabupaten KutaiKartanegara

TMP TMP TMP WTP WTP

7 Kabupaten Kutai Barat TW TW WDP WDP WDP

8 Kabupaten Paser TW TW WDP WDP WTP

9Kabupaten Penajam PaserUtara

TW TW WDP WDP WDP

10 Kabupaten Berau TW WDP WDP WDP WDP

11. Kabupaten Mahakam Hulu - - - -Tidakdiaudit

Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPKKeterangan: WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;

TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.

Meningkatnya kualitas opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

se-Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa akuntabilitas

pelaporan keuangan pemerintah daerah 5 (lima) tahun terakhir

mengalami peningkatan, meskipun LKPD Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2013 mengalami penurunan opini dari Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Beberapa faktor yang masih menjadi catatan BPK atas LKPD Tahun

2013 antara lain:

a. Masih terdapat pos-pos dalam Laporan Keuangan yang belum

disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;

Page 33: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 22

b. Masih lemahnya sistem pengendalian internal pemerintah, seperti

pengelolaan barang/aset milik daerah yang masih belum memadai;

c. Masih terdapat ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-

undangan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah; dan

d. Kompetensi SDM pengelola keuangan daerah masih belum

memadai.

Peningkatan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada pemerintah

daerah sedikit banyak menunjukkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur telah berperan secara aktif melalui kegiatan

pendampingan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan kegiatan

pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman atau

Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah daerah.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama tahun Tahun 2014 adalah

sebagai berikut:

a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah

kepada seluruh pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Timur

meliputi antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan

penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, dan/atau

asistensi pengelolaan/ penatausahaan BMD;

b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan Inspektorat Kabupaten

Kutai Kartanegara.

Dalam rangka penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pendampingan penyusunan peraturan kepala daerah tentang

kebijakan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur, Kabupaten Paser, Kota Balikpapan, Kabupaten

Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kota Samarinda.

Page 34: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 23

b. Sosialisasi penerapan peraturan kepala daerah tentang kebijakan

akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Povinsi Kalimantan

Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Mahakam Ulu.

c. Workshop penerapan standar akuntansi berbasis akrual dengan

menggunakan aplikasi SIMDA-Keuangan berbasis akrual pada

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai

Kartanegara, Kota Samarinda, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai

Barat, Kabupaten Mahakam Ulu dan Kabupaten Kutai Timur.

Dalam hal peningkatan akuntabilitas pengelolaan BUMD dan

RSUD/BLUD telah dilakukan pendampingan penyusunan Laporan

Keuangan terhadap 3 (tiga) PDAM dan 8 (delapan) RSUD/BLUD.

Tabel di bawah ini menunjukkan gambaran opini atas seluruh PDAM dan

RSUD/BLUD yang mendapatkan pendampingan penyusunan Laporan

Keuangan dari BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, baik yang

diaudit oleh BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur maupun Kantor

Akuntan Publik empat tahun terakhir seperti tercantum dalam Tabel 2 di

bawah ini.

Tabel 2

Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/BLUD yang MendapatkanPendampingan dari BPKP di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2010 – 2013

No. Nama BUMD/ RSUD/BLUDOpini Per Tahun Buku

2010 2011 2012 2013

1 PDAM Kota Balikpapan WTP WTP WTP WTP

2 PDAM Kota Samarinda WDP WTP WTP WTP

3 PDAM Kota Bontang WDP WDP WDP WTP

4 PDAM Kab. Kutai Timur WDP WDP WDP WDP

5PDAM Kab. KutaiKartanegara

WDP WDP WDP WDP

6 PDAM Kab. Kutai Barat WDP WDP WDP WDP

7 PDAM Kab. Paser WDP WTP WTP WTP

8 PDAM Kab. PPU - - WDP WDP

Page 35: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 24

No. Nama BUMD/ RSUD/BLUDOpini Per Tahun Buku

2010 2011 2012 2013

9 PDAM Kab. Berau WDP WDP WDP WDP

10 RSUD KanujosoDjatiwibowo, KotaBalikpapan

WDP WTP WTP WTP

11RSUD A.W. Sjahranie,Samarinda

WDP WTP WTP WTP

12RSUD I.A. MoeisSamarinda

- - WDP WDP

13RSUD Adji Batara Agung,Kab Kutai Kartanegara

WTP WTP WTP WTP

14RSUD A.M. Parikesit, KabKutai Kartanegara

WDP WDP WTP WTP

15RSUD Sangatta, KabupatenKutai Timur

- - - WTP

16 RSUD Harapan InsanSendawar Kab Kutai Barat

WTP WTP WTP WTP

17 UPTD LaboratoriumKesehatan ProvinsiKalimantan Timur

- - WDP WDP

Keterangan : PDAM Kab Tana Tidung baru terbentuk akhir tahun 2013

Pada Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas

pengelolaan BUMN/D dan RSUD melalui bimbingan teknis dan reviu

laporan keuangan sebagai berikut:

a. Bimbingan teknis pemenuhan persyaratan BLUD pada Balai

Kesehatan Mata dan Olah Raga Masyarakat (BKMOM) Provinsi

Kalimantan Timur;

b. Bimbingan teknis/pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

pada RSUD Sangatta, RSUD I.A. Moeis Samarinda, RSUD

A.M.Parikesit, RSUD Aji Batara Agung Samboja, RSUD Penajam

Paser Utara dan RSJD Atmahusada Samarinda, RSUD Paser dan

Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur;

c. Reviu laporan keuangan pada RSUD A.W. Sjahranie Samarinda,

RSJD Atma Husada Samarinda, RSUD Kanujoso Djatiwibowo

Balikpapan, RSUD A.M. Parikesit Tenggarong, RSUD Aji Batara

Page 36: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 25

Agung Dewa Sakti Samboja, RSUD Kabupaten Penajam Paser

Utara, dan RSUD I.A. Moeis Samarinda;

d. Pendampingan penyusunan legal drafting paska penetapan PPK

BLUD secara penuh pada RSUD A.M. Parikesit Tenggarong;

e. Bimbingan teknis Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang dan

Jasa pada BLUD UPTD Akademi Keperawatan Provinsi Kalimantan

Timur dan UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan

Timur;

f. Bimbingan Teknis penerapan aplikasi SIA BLUD pada RSUD

Penajam Paser Utara dan RSJD Atma Husada Samarinda;

g. Bimbingan Teknis penerapan aplikasi SIA PDAM (SIKOMPAK) pada

PDAM Penajam Paser Utara dan PDAM Kutai Kartanegara;

h. Reviu Pembangunan Proyek Kaltim-5 dan proyek UBS-6 & CS pada

PT Pupuk Kalimantan Timur;

Khusus untuk Proyek Kaltim-5 (Pembangunan Pabrik Amonia dan

Urea dengan nilai US$ 446,340,877 dan Rp 1.661.404.829.954,00)

pendampingan tersebut dilakukan sejak tahap pelelangan sampai

dengan tahap pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan

dengan progress sebesar 99,60%.

i. Pendampingan dalam Pembangunan Proyek Boiler Batubara,

Proyek Penyiapan Lahan Industri dan Proyek Pembangunan Gudang

pada PT Pupuk Kalimantan Timur;

j. Pendampingan/reviu naskah perjanjian kerjasama antara PT Migas

Mandiri Pratama (PT MMP) dengan Pihak Ketiga;

k. Pendampingan Joint Stock Taking Spare Part PT Kaltim Pasifik

Amoniak (PT KPA);

l. Pendampingan pada Perusda Ketenagalistrikan Provinsi Kalimantan

Kalimantan Timur, dalam rangka Pembangunan dan Pengelolaan

Kelistrikan di Kawasan Industri Maloy Kabupaten Kutai Timur;

m. Bimbingan Teknis Penyusunan Pedoman Key Performance Indicator

(KPI) pada PDAM Kabupaten Kutai Timur;

Page 37: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 26

n. Bimbingan Teknis Penyusunan Corporate Plan pada PDAM

Kabupaten Paser;

o. Evaluasi Satuan Pengawas Intern (SPI) pada PT Pupuk Kalimantan

Timur;

p. Evaluasi Ketahanan Pangan dan Verifikasi GP3K PT Pupuk

Kalimantan Timur; dan

q. Audit tujuan tertentu/ clearance asset PT PPI.

Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga

dilakukan terhadap satuan kerja kementerian/lembaga yang berada di

wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana

dalam Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3

Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/L

Tahun 2011 – 2014

No. Kegiatan

Jumlah Satuan Kerja K/ L

2011 2012 2013 2014

Jml % Jml % Jml % Jml %

1. Pendampinganpenyusunan/ reviulaporan keuanganSatker K/ L

203 89,82 225 95,74 279 86.64 235 89.69

2. Inventarisasi aset 8 3,55 1 0,43 2 0.62 0 0.00

3. Audit operasional danadekon & TugasPerbantuan

5 2,21 2 0,85 11 3.42 0 0.00

4. Pendampingan lainnya 10 4,42 7 2,99 30 9.32 27 10,31

Jumlah 226 100 235 100 322 100 262 100

Pendampingan penyusunan/reviu laporan keuangan Satker K/L sampai

dengan tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas dilakukan

terhadap 235 satuan kerja yang berada pada 14 K/L yang ada dalam

wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan pendampingan penyusunan

laporan keuangan pada 14 K/L tersebut telah mendukung K/L terkait

untuk memperoleh opini WTP dari BPK.

Page 38: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 27

Pendampingan lainnya sampai dengan tahun 2014 sebagaimana pada

tabel 3 di atas dilakukan terhadap 27 satuan kerja yang berada pada 5

K/L yang terdapat dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan

pendampingan lainnya tersebut antara lain:

a. Pendampingan Penyusunan Rincian Kerja Anggaran Dana Hibah

Pilkada Tahun 2015 pada Komisi Pemilihan Umum Kab. Kutai

Kartanegara;

b. Laporan Hasil Pendampingan Penyusunan Rencana Kebutuhan

Biaya Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2015

pada Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda;

c. Laporan Hasil Pendampingan dalam Penerapan Manajemen

Pengelolaan Keuangan yang Transparan dan Akuntabel,

Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan dan Pengelolaan

BMN pada Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur;

d. Narasumber dalam Bimtek SPIP di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda;

e. Narasumber dalam Bimtek Pra Implementasi SPIP di Kantor Imigrasi

Kelas I Balikpapan;

f. Narasumber dalam Lokakarya Penerapan SPIP di Lingkungan

Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan;

g. Narasumber dalam Bimtek SPIP di Lingkungan Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kalimantan Timur; dan

h. Konsinyasi Pemutakhiran TL Temuan Hasil Pemeriksaan BPKP

pada Satker di Lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Kementerian Pekerjaan Umum.

i. Pendampingan atas audit Pengelolaan Dana Dekon Bidang

Lingkungan Hidup tahun 2014 pada BLH Provinsi Kalimantan Timur.

Pada tahun 2014 sebagaimana pada tabel 3 di atas, tidak ada kegiatan

inventarisasi aset dan audit operasional dana dekon & Tugas

Perbantuan pada satker K/L yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur.

Page 39: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 28

Dalam pelaksanaan pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur terhadap satuan kerja K/L dan pemerintah daerah di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terdapat beberapa kendala atau

hambatan yaitu minimnya tenaga berlatar belakang pendidikan akuntansi

pada pemerintah daerah yang bersangkutan.

(2) Evaluasi Kinerja

Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas akuntabilitas

keuangan juga diukur dari hasil evaluasi Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) pemerintah daerah oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang dibantu

oleh BPKP dan Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur. Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD), terhadap pemerintah

kabupaten/kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD

Provinsi Kalimantan Timur. Kedua kegiatan evaluasi kinerja tersebut

melibatkan BPKP.

a. Evaluasi AKIP

Pada Tahun 2014 telah dilaksanakan evaluasi atas AKIP Pemda

kabupaten/kota untuk tahun pelaporan 2013 oleh Inspektorat

Provinsi Kalimantan Timur. BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan

Timur atas nama Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur

melaksanakan evaluasi SAKIP pada Kabupaten Kutai Timur dan

Kabupaten Paser. Sedangkan Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur

sendiri mengevaluasi SAKIP pada Pemerintah Kota Balikpapan, Kota

Bontang, Kabupaten Berau, dan Kabupaten Kutai Barat.

Pelaksanaan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Pemerintah Daerah

(SAKIP) Tahun pelaporan 2013 dilaksanakan berdasarkan

koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB. Hasil evaluasi atas

SAKIP Pemda tahun 2013 terhadap 6 (enam) pemerintah

kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan

seluruhnya berada pada peringkat CC. Terhadap pemda yang lain di

Page 40: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 29

Provinsi Kalimantan Timur, seusai arahan KemenPAN RB tidak

dilaksanakan evaluasi AKIP.

Hasil evaluasi oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur dan

Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi menunjukkan adanya

kemajuan pada SAKIP dari Tahun 2011 ke Tahun 2013 untuk

Kabupaten Kutai Barat seperti dalam Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4

Hasil Penilaian atas Sistem AKIPPemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2010 – 2013

No Pemerintah Daerah 2010 2011 2012 2013

1 Provinsi Kalimantan Timur B B B -

2 Kota Balikpapan C C CC CC

3 Kota Samarinda - C - -

4 Kota Bontang C CC CC CC

5 Kabupaten Kutai Timur D CC CC CC

6Kabupaten KutaiKartanegara

- D CC -

7 Kabupaten Kutai Barat - C - CC

8 Kabupaten Paser - CC - CC

9Kabupaten Penajam PaserUtara

D CC CC -

10 Kabupaten Berau - C CC CC

Keterangan: AA = Memuaskan; A = Sangat Baik; B = Baik; CC = Cukup BaikC = Agak Kurang; D = Kurang

Penyebab rendahnya hasil penilaian atas Sistem AKIP adalah:

(a) RPJMD, RKT, dan Renstra SKPD belum dilengkapi indikator

kinerja yang berorientasi hasil dan baik serta target kinerja;

(b) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN) dan Indikator

Kinerja Utama (IKU);

(c) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang memadai

serta informasi mengenai kinerja belum dapat diandalkan; dan

(d) LAKIP belum digunakan sebagai alat pengukur dan peningkatan

kinerja.

Page 41: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 30

Terhadap penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP tersebut,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memberikan

rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah terkait.

b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur turut berperan dalam

evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Tim Daerah EKKPD Provinsi

Kalimantan Timur. BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur atas

nama Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan evaluasi

LPPD pada Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Timur.

Dari hasil evaluasi atas LPPD, pada umumnya Pemerintah Daerah di

Kalimantan Timur menunjukkan peningkatan kinerja meskipun

terdapat beberapa daerah yang nilainya malah menurun. Adapun

hasil evaluasi LPPD tahun 2011, 2012 dan 2013 sebagaimana pada

Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5

Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja PenyelenggaraanPemerintahan Daerah se-Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2011 – 2013

No. Nama Pemda2011 2012 2013

Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket

1 Kota Balikpapan 2,9654 T 3,1240 ST 3,0103 ST

2 Kota Samarinda 2,9441 T 3,0087 ST 3,1748 ST

3 Kota Bontang 2,7996 T 3,0295 ST 3,0654 ST

4 Kabupaten Kutai Timur 2,2681 T 2,3696 T 2,6940 T

5 Kab. Kutai Kartanegara 2,6596 T 3,0987 ST 3,1845 ST

6 Kab. Kutai Barat 2,4439 T 2,4377 T 2,6276 T

7 Kab. Paser 2,6129 T 2,1023 T 2,5405 T

8Kab. Penajam PaserUtara 2,7245 T 2,5590 T 2,6638 T

9 Kab. Berau 2,7574 T 2,8351 T 3,0160 T

Sumber : Laporan Kompilasi EKPPD Provinsi Kalimantan TimurST= Sangat Tinggi, T=Tinggi , S=Sedang, R=Rendah

Tabel di atas menunjukkan empat kabupaten/kota memperoleh skor

lebih besar dari nilai dua atau peringkat “sangat tinggi”, sedangkan

Page 42: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 31

lima kabupaten memperoleh prestasi “tinggi”. Beberapa kelemahan

yang diperoleh dari hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah adalah sebagai berikut:

(a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara

memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap

pencapaian kinerja;

(b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap

perkembangan pencapaian IKK oleh masing-masing SKPD;

(c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/Kota belum melakukan fungsi yang

memadai dalam melakukan self assesment atas IKK SKPD; dan

(d) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur bersama dengan Biro

Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur memberikan bimbingan

teknis penyusunan LPPD antara lain kepada Pemerintah Kabupaten

Kutai Kartanegara, terutama dalam rangka meningkatkan sistem

pengumpulan data kinerja penyelenggaraan daerah kabupaten/kota.

c. Evaluasi Kinerja BUMD

Evaluasi kinerja BUMD tahun buku 2014 telah dilaksanakan pada

sembilan PDAM di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hasil evaluasi

kinerja tersebut menunjukkan peningkatan kinerja PDAM

sebagaimana data kinerja PDAM tiga tahun seperti tercantum pada

Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6

Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang MendapatkanPendampingan dari BPKPSe-Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2011 – 2013

No. Nama PDAM

Tingkat Kesehatan per TahunBuku

2011 2012 2013

1 PDAM Kota Balikpapan Baik Baik Baik

2 PDAM Kota Samarinda Cukup Cukup Cukup

3 PDAM Kota Bontang Cukup Cukup Cukup

Page 43: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 32

No. Nama PDAM

Tingkat Kesehatan per TahunBuku

2011 2012 2013

4 PDAM Kab. Kutai Timur Cukup Kurang Cukup

5PDAM Kab. KutaiKartanegara

Cukup Cukup Cukup

6 PDAM Kab. Kutai BaratTidakdiaudit

Kurang Cukup

7 PDAM kab. Paser Cukup Cukup Cukup

8 PDAM Kab. PPUTidakdiaudit

Kurang Cukup

9 PDAM Kab. Berau Cukup Baik Cukup

Berdasarkan tabel 6 tersebut menunjukkan tingkat kesehatan PDAM

pada umumnya adalah “cukup”, kecuali PDAM Kota Balikpapan

memperoleh predikat “Baik”. Hal ini disebabkan perusahaan masih

mengalami kerugian, peningkatan pendapatan tidak sebanding

dengan peningkatan biaya, harga pokok air melebihi harga jual (tidak

full cost recovery), rendahnya cakupan layanan dan masih tingginya

tingkat kebocoran air.

d. Evaluasi Kinerja BLUD

Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah

melakukan evaluasi kinerja terhadap lima RSUD di wilayah Provinsi

Kalimantan Timur. Hasil evaluasi kinerja menunjukkan peningkatan

kinerja BLUD/RSUD sebagaimana data kinerja BLUD/RSUD tiga

tahun seperti tercantum pada Tabel 7 berikut ini.

Page 44: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 33

Tabel 7

Perkembangan Tingkat KesehatanRSUD/BLUD yang Mendapatkan

Pendampingan dari BPKP Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 – 2013

No Nama RSUDTingkat Kesehatan per Tahun Buku

2011 2012 2013

1RSUD dr. KanujosoDjatiwibowoBalikpapan

Tidakdievaluasi

SehatTidak

dievaluasi

2RSUD Kab. PenajamPaser Utara

- -KurangSehat

3RSUD A.W.SjahranieSamarinda

Tidakdievaluasi

Tidakdievaluasi

Sehat

4RSUD A.M. ParikesitTenggarong

KurangSehat

Sehat Sehat

5RSUD Aji BataraAgung Dewa SaktiSamboja

KurangSehat

Sehat Sehat

6RSUD Kab. KutaiTimur

Tidakdievaluasi

Tidakdievaluasi

Sehat

7RSUD Harapan InsanSendawar Kab. KutaiBarat

Tidakdievaluasi

Tidakdievaluasi

Tidakdievaluasi

8RSUD I.A. MoeisSamarinda

Tidakdievaluasi

Tidakdievaluasi

Tidakdievaluasi

Dari tabel 6.1 diatas menunjukkan tingkat kesehatan BLUD/RSUD

pada umumnya adalah “Sehat”. Hal ini disebabkan meningkatnya

kinerja pelayanan baik aspek keuangan dan non keuangan,

sedangkan tidak dilakukannya evaluasi kinerja terhadap beberapa

RSUD dikarenakan belum ada permintaan dari mitra kerja.

e. Evaluasi Pelayanan Publik

Pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Kalimantan Timur melakukan

validasi/evaluasi pelayanan publik terhadap dua pemerintah

kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Kota Bontang

dan Kabupaten Kutai Kartanegara untuk dua bidang yaitu Pendidikan

dan Kesehatan. Evaluasi pelayanan publik ini merupakan permintaan

Page 45: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 34

Kementerian PAN dan RB dan pelaksanaannya berdasarkan hasil

koordinasi antara BPKP dengan Kementerian PAN dan RB.

Penilaian Pelayanan Publik di tahun 2014 dilaksanakan secara desk

evaluation dan tidak menghasilkan scoring maupun pemeringkatan,

namun memberikan penilaian secara kualitatif termasuk

rekomendasi perbaikan.

f. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD

Pada Tahun 2014 tidak terdapat kegiatan evaluasi penyusunan dan

penetapan APBD. Sedangkan dari data eksternal yang ada diperoleh

gambaran ketepatan penyusunan dan penetapan APBD seperti

Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8

Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBDpada Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun Anggaran 2013 – 2014

No Pemda

TA 2013 TA 2014

Tanggal

Perda

Kete-patan

Tanggal

Perda

Kete-patan

1.Provinsi KalimantanTimur

27/12/2012 TW 31/12/2013 TW

2. Kota Balikpapan 19/12/2012 TW 31/12/2013 TW

3. Kota Samarinda 28/12/2012 TW 31/12/2013 TW

4. Kota Bontang 27/12/2012 TW 31/12/2013 TW

5. Kabupaten Kutai Timur 3/01/2013 TTW 31/12/2013 TW

6.Kabupaten KutaiKartanegara

27/12/2012TW

27/12/2013 TW

7. Kabupaten Kutai Barat 20/12/2012 TW 31/12/2013 TW

8. Kabupaten Paser 27/12/2012 TW 31/12/2013 TW

9.Kabupaten MahakamUlu

- -31/12/2013 TW

10.Kabupaten PenajamPaser Utara

28/12/2012 TW 3/2/2014 TTW

11 Kabupaten Berau 13/12/2012 TW 11/12/2013 TW

Keterangan: TW: Tepat Waktu; TTW: Tidak Tepat Waktu

Page 46: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 35

Dari tabel di atas menunjukkan pada Tahun Anggaran 2014 terdapat

satu pemda di Provinsi Kalimantan Timur yang terlambat menyusun

dan menetapkan APBD yaitu Pemerintah Kabupaten Penajam Paser

Utara. Keterlambatan tersebut secara umum disebabkan kondisi

sebagai berikut:

(a) Keterlambatan Musrenbang Kabupaten/Kota;

(b) Terkonsentrasinya pada penyelesaian kegiatan tahun berjalan;

(c) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan;

(d) Kurang koordinasi antara anggota TAPD; dan

(e) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD.

Atas penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun Anggaran

2014 tesebut di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

telah memberikan rekomendasi perbaikan.

(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas keuangan

daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh Pemda di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur, BPKP melakukan kompilasi dan

analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan dan rasio keuangan.

Kegiatan analisis atas LKPD tahun 2013 masih dilaksanakan secara

gabungan terhadap LKPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang

dilaksanakan setelah laporan hasil audit BPK diterbitkan.

Adapun perkembangan hasil kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi

Anggaran Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran

2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10 berikut ini.

Page 47: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 36

Tabel 9

Kompilasi Neraca Pemerintah Daerahdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2012 - 2013 (dalam Jutaan rupiah)

. UraianTahun2012

Tahun2013

Kenaikan/(Penurunan)

%

Aset Lancar 14.833.468,24 11.038.805,29 (3.794.662,95) (25,58)

Investasi Jangka Panjang 4.589.295,51 4.952.931,33 363.635,82 7,92

Aset Tetap 69.795.088,13 85.435.889,28 15.640.801,15 22,41

Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

Aset Lainnya 1.933.867,85 1.436.949,46 (496.918,39) (25,70)

Total Aset 91.151.719,72 102.864.575,36 11.712.855,64 12,85

Kewajiban Jangka Pendek 1.081.163,71 1.389.971,95 308.808,24 28,56

Kewajiban Jangka Panjang 90.259,64 112.030,62 21.770,98 24,12

Total Kewajiban 1.171.423,35 1.502.002,57 330.579,22 28,22

Ekuitas Dana Lancar 13.771.844,80 9.661.757,06 (4.110.087,74) (29,84)

Ekuitas Dana Investasi 76.208.451,58 91.700.815,74 15.492.364,16 20,33

Total Ekuitas Dana 89.980.296,38 101.362.572,80 11.382.276,42 12,65

Total Kewajiban danEkuitas

91.151.719,73 102.864.575,37 11.712.855,64 12,85

SILPA 12.268.036,17 7.706.588,12 (4.561.448,04) (37,18)

Sumber: Diolah dari LKPD Tahun 2013 Audited se-Kalimantan Timur

Tabel 10

Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerahdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2012 - 2013 (dalam Jutaan rupiah)

UraianTahun

2012

Tahun

2013

Kenaikan/

(Penurunan)%

PAD 6.765.648,54 7.695.649,59 930.001,05 13,75

Pendapatan Transfer 25.638.903,09 24.956.119,93 (682.783,16) (2,66)

Lain lain pendapatan yang sah 2.343.667,10 1.875.300,03 (468.367,07) (19,98)

Jumlah Pendapatan 34.748.218,73 34.527.069,55 (221.149,18) (0,64)

Belanja Operasi 18.118.329,68 20.997.203,67 2.878.873,99 15,89

Belanja Modal 10.262.379,01 15.056.078,61 4.793.699,60 46,71

Belanja Tak Terduga 58.721,74 20.914,09 (37.807,65) (64,38)

Jumlah Belanja 28.439.430,44 36.074.196,37 7.634.765,93 26,85

Jumlah Transfer 2.180.592,25 2.692.808,04 512.215,79 23,49

Jumlah Belanja dan Transfer 30.620.022,69 38.767.004,42 8.146.981,73 26,61

Penerimaan Pembiayaan 7.658.273,91 12.292.195,77 4.633.921,86 60,51

Page 48: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 37

UraianTahun

2012

Tahun

2013

Kenaikan/

(Penurunan)%

Pengeluaran Pembiayaan 556.377,86 326.089,32 (230.288,54) (41,39)

Pembiayaan Netto 7.101.896,05 11.966.106,44 4.864.210,39 68,49

Belanja Pegawai 7.183.004,91 8.251.595,70 1.068.590,79 14,88

Sumber: Diolah dari LKPD Tahun 2013 Audited se-Kalimantan Timur

Analisis atas LKPD Provinsi Kalimantan Timur se-Provinsi Kalimantan

Timur sebagai berikut.

a. Pertumbuhan Total Aset dan Aset Tetap

Pertumbuhan total aset dalam Neraca Kompilasi per 31 Desember

2013 sebesar Rp11.712.855,64 Juta atau 12,85% dibandingkan aset

per 31 Desember 2012. Pertumbuhan total aset tertinggi terjadi pada

Kabupaten Kutai Barat sebesar 26,46% sedangkan pertumbuhan

total aset terendah terjadi pada Kabupaten Berau sebesar (7,95)%.

Pertumbuhan aset tetap dalam Neraca Kompilasi per 31 Desember

2013 sebesar Rp15.640.801,15 Juta atau 22,41% dibandingkan aset

tetap per 31 Desember 2012. Pertumbuhan aset tetap tertinggi

terjadi pada Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 38,07%

sedangkan pertumbuhan aset tetap terendah terjadi pada Kabupaten

Berau sebesar (16,66)%.

b. Pertumbuhan Total Kewajiban

Pertumbuhan total kewajiban dalam Neraca Kompilasi per

31 Desember 2013 sebesar Rp330.579,22 Juta atau 28,22%

dibandingkan total kewajiban per 31 Desember 2012.

c. Pertumbuhan Total Ekuitas Dana

Pertumbuhan total ekuitas dana dalam Neraca Kompilasi per

31 Desember 2013 sebesar Rp11.382.276,42 Juta atau 12,65%

dibandingkan total ekuitas dana per 31 Desember 2012.

Page 49: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 38

d. Pertumbuhan SiLPA

SiLPA secara keseluruhan menunjukkan adanya penurunan sebesar

(Rp4.561.448,04) Juta atau (37,18)% dari SiLPA per

31 Desember 2012. Pertumbuhan SiLPA tertinggi terjadi pada

Kabupaten Berau sebesar 11,08%.

e. Analisis Tingkat Likuiditas

Rasio likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan pemerintah

daerah memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas

dihitung dengan membandingkan aset lancar terhadap kewajiban

lancarnya. Rasio likuiditas tahun 2012 dan 2013 seluruh pemerintah

daerah se-Provinsi Kalimantan Timur sebesar 13,72 dan 7,94. Hal ini

berarti pemerintah daerah memiliki kemampuan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

f. Analisis Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana

Rasio Hutang terhadap ekuitas dana ini digunakan untuk mengetahui

bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk

keseluruhan hutang. Rasio ini mengindikasikan seberapa besar

pemerintah daerah terbebani oleh hutang. Rasio ini dihitung dengan

membandingkan total hutang terhadap jumlah ekuitas dana. Rasio

hutang terhadap ekuitas dana untuk tahun 2012 dan 2013 seluruh

pemerintah daerah se-Provinsi Kalimantan Timur sebesar 0,013 dan

0,015. Hal ini berarti pemerintah daerah memiliki total hutang yang

lebih kecil daripada ekuitas dana yang ada.

g. Derajat Desentralisasi

Hasil analisis atas proporsi realisasi PAD dibandingkan dengan

realisasi total pendapatannya disebut sebagai derajat desentralisasi.

Derajat desentralisasi tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka

sebesar 19,47% dan 22,29%. Derajat desentralisasi terbesar pada

Provinsi Kalimantan Timur dengan proporsi sebesar 50,60%,

Page 50: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 39

sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Kutai Timur dengan

tingkat proporsi sebesar 2,62%.

h. Derajat Ketergantungan Keuangan Daerah

Hasil analisis proporsi realisasi pendapatan transfer pemerintah

daerah dibandingkan dengan realisasi total pendapatan untuk tahun

2012 dan 2013 masing-masing sebesar 73,78% dan 72,28%.

Peringkat tertinggi ketergantungan daerah dialami Kabupaten Kutai

Timur dengan proporsi sebesar 97,38%. Sedangkan Provinsi

Kalimantan Timur memperoleh angka terkecil ketergantungan

daerah yaitu sebesar 45,87%.

i. Derajat Kemandirian Daerah

Hasil analisis terhadap jumlah realisasi PAD Pemda dibandingkan

dengan realisasi total pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat

dan Provinsi serta pinjaman daerah yang disebut derajat

kemandirian daerah untuk tahun 2012 dan 2013 adalah sebesar

26,39% dan 30,84%.

Peringkat tertinggi derajat kemandirian daerah adalah Provinsi

Kalimantan Timur dengan angka 110,3%, sedangkan peringkat

terendah adalah Kabupaten Kutai Timur dengan tingkat proporsi

sebesar 2,7 %.

j. Analisis Keserasian Belanja

a) Rasio Belanja per Fungsi terhadap Total Belanja

Analisis terhadap jumlah belanja tahun 2013 per fungsi

dibandingkan dengan total belanjanya menunjukkan bahwa porsi

terbesar realisasi belanja adalah belanja terkait fungsi pelayanan

umum dengan angka 32,55%. Realisasi belanja terkait fungsi

pendidikan yang melebihi 20% terdapat pada 6 (enam)

pemerintah daerah yang rasio belanja fungsi pendidikan di atas

20% yaitu Pemerintah Kota Balikpapan, Kota Samarinda,

Page 51: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 40

Kabupaten Kutai Kartanegaran, Kabupaten Kutai Timur,

Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Berau.

b) Rasio Belanja Operasi terhadap Total Belanja

Analisis belanja operasi terhadap total belanja merupakan

perbandingan total belanja operasi dengan belanja daerah.

Rasio ini menggambarkan porsi belanja daerah yang

dialokasikan untuk belanja operasi. Rasio realisasi belanja

operasional terhadap total belanja untuk tahun 2012 dan 2013

masing-masing sebesar 63,71% dan 58,21%.

Rasio tertinggi terdapat pada Pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur dengan nilai sebesar 67,07%, sedangkan terendah pada

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat sebesar 50,71%.

c) Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja

Analisis belanja modal terhadap total belanja merupakan

perbandingan total belanja modal dengan belanja daerah. Rasio

ini menggambarkan porsi belanja daerah yang dialokasikan

untuk belanja modal. Rasio realisasi belanja modal terhadap total

belanja untuk tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar

36,09% dan 41,74%.

Rasio tertinggi belanja modal terhadap total belanja adalah

Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dengan rasio 49,17 %,

sedangkan rasio terendah adalah Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur dengan rasio sebesar 32,93 %.

d) Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja

Analisis belanja pegawai terhadap total belanja merupakan

perbandingan total belanja pegawai dengan belanja daerah.

Rasio ini menggambarkan porsi belanja daerah yang

dialokasikan untuk belanja pegawai. Rasio realisasi belanja

pegawai terhadap total belanja untuk tahun 2012 dan 2013

masing-masing sebesar 25,26% dan 22,87%.

Page 52: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 41

Rasio tertinggi belanja pegawai terhadap total belanja adalah

Pemerintah Kota Samarinda 40,63%, sedangkan rasio terendah

adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebesar 12,15 %.

2) AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA/DAERAH DAN

PENGELOLAAN ASET

Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang

ditetapkan dalam APBN dan APBD berdasarkan landasan hukum di bidang

administrasi keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara yang menganut asas kesatuan, asas

universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas serta mendorong

profesionalitas dan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas dalam

pelaksanaan anggaran.

Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara

ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara,

sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan

umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas permintaan pimpinan

daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan dan aset daerah, dilaksanakan

melalui berbagai kegiatan pengawasan antara lain meliputi audit, evaluasi,

monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi

penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja)

negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya.

(1) Evaluasi atas Anggaran Belanja Daerah/Negara

Perkembangan penyerapan anggaran belanja daerah pada pemerintah

daerah se-Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 - 2014 dapat

digambarkan pada Tabel 11 berikut ini.

Page 53: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 42

Tabel 11

Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja DaerahPemerintah Daerah Se-Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2013 - 2014 (dalam Jutaan rupiah)

No.Pemerintah

Daerah

Tahun 2013 Tahun 2014 *)

AnggaranBelanja

Realisasi %AnggaranBelanja

Realisasi %

1Provinsi KalimantanTimur

12.379.865,47 11.087.436,86 89,56 12.217.683,00 11.088.993,59 90,76

2 Kota Balikpapan 3.167.626,10 2.420.847,44 76,42 3.171.727,53 2.428.437,10 76,57

3 Kota Samarinda 3.841.356,81 2.869.579,63 74,70 3.890.928,66 3.187.419,91 81,92

4 Kota Bontang 1.796.266,77 1.488.260,56 82,85 1.709.514,27 1.352.928,37 79,14

5Kabupaten KutaiTimur

3.288.378,64 2.998.500,93 91,18 2.609.448,70 2.390.223,75 91,60

6Kab. KutaiKartanegara

9.242.954,64 7.382.595,06 79,87 7.600.899,26 6.361.360,82 83,69

7Kabupaten KutaiBarat

2.686.001,43 2.417.045,04 89,99 2.270.644,69 1.792.096,71 78,92

8 Kabupaten Paser 2.660.328,35 2.292.916,01 86,19 2.347.486,32 1.979.282,04 84,31

9 Kabupaten PPU 1.746.200,00 1.394.134,04 79,84 1.795.078,50 312.987,65 17,44

10 Mahakam Ulu 0,00 0,00 832.745,11 457.746,79 54,97

11 Kabupaten Berau 3.107.005,54 1.722.880,79 55,45 3.482.976,00 2.185.571,58 -

Jumlah 43.915.983,75 36.074.196,38 82,14 41.929.132,05 33.537.048,32 79,99

*) Angka sementara (Unaudited).

Dari tabel 11 tersebut menunjukkan rata-rata penyerapan belanja daerah

tahun anggran 2013 adalah sebesar 82,14%. Sedangkan tahun

anggaran 2014 sebesar 79,99% berdasarkan realisasi belanja daerah

sementara (Unaudited).

Selain melakukan evaluasi terhadap belanja daerah, dalam rangka

melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang

Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara,

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga melaksanakan

evaluasi atas penyerapan anggaran belanja tahun 2014 pada satuan

kerja kementerian/lembaga yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan

Timur.

Page 54: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 43

(2) Pendampingan Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan

Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN)

a. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan SIMDA

Pendapatan

Dalam periode Tahun 2014 kegiatan Optimalisasi PAD (OPAD)

dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 di Kota Samarinda dan

Kabupaten Berau. Pengawasan atas optimalisasi pendapatan asli

daerah sebagian besar dilaksanakan terhadap pajak hotel dan

restoran yang memberikan kontribusi signifikan terhadap sumber

pembiayaan pembangunan daerah.

Guna melengkapi kegiatan OPAD seyogyanya diimplementasikan

pula aplikasi berbasis teknologi informasi yaitu SIMDA Pendapatan

dari BPKP. Aplikasi memudahkan administrasi database wajib pajak

daerah mulai dari penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/atau

Retribusi Daerah sampai dengan penerimaan pendapatan daerah.

Hingga tahun 2014, terdapat empat pemda di Provinsi Kalimantan

Timur yang telah menggunakan SIMDA Pendapatan yaitu Kabupaten

Kutai Timur dan Kota Samarinda yang telah pada tahap

implementasi, serta Kabupaten Paser dan Kabupaten Berau baru

tahap sosialisasi.

b. Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN)

Hasil yang dicapai dari Verifikasi Piutang PNBP atas Rekening Giro

Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang Verstek yang dititipkan pada

rekening atas nama Kejaksaaan Negeri pada PT. Bank Rakyat

Indonesia di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah

teridentifikasinya;

a) jumlah giro uang titipan dan biaya tilang;

b) saldo rekening giro uang titipan denda dan biaya tilang;

c) rincian saldo rekening giro uang titipan denda; dan

d) biaya tilang serta penyempurnaan sistem pembinaan

administrasi uang titipan dengan dan biaya tilang.

Page 55: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 44

Nilai temuan hasil verifikasi tersebut sebesar Rp2.944.734.750,00.

(3) Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah

Kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan dalam rangka

penyelamatan pengeluaran keuangan negara, dapat digambarkan dalam

Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12

Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan NegaraTahun 2014

No UraianK/L/Pemda/

BUMD/BLUD

JumlahKegiatan

Penghematan(Rupiah)

1.Audit PenyesuaianHarga

3 4 6.399.903.732,00

2.Audit Operasional,Kinerja, dan Reviu

6 84 2.853.117.883,00

3. Audit PHLN 3 16 1.356.613.675,00

Jumlah 12 104 10.609.635.290,00

Sumber: Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 2014

a. Audit Penyesuaian Harga

Selama Tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur

melakukan audit penyesuaian harga dan diperoleh penghematan

sebesar Rp6.399.903.732,00 yang terdiri dari:

a) Pekerjaan Package C4-150 KV sub stations Karang Joang and

Kuaro pada PLN UIPX Kalimantan;

b) Pekerjaan Pelebaran Jalan Kelay-Labanan pada Satuan Kerja

Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Kalimantan

Timur;

c) Pekerjaan Pelebaran Jalan Kuaro-Kademan pada Satuan Kerja

Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Kalimantan; dan

d) Pekerjaan Pelebaran Jalan Kademan-Penajam pada Satuan

Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi

Kalimantan.

Page 56: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 45

b. Audit Operasional dan Audit Kinerja

Audit operasional, audit kinerja dan reviu pada tahun 2014 dilakukan

terhadap 83 satuan kerja pada 6 Kementerian/Lembaga dengan nilai

temuan sebesar Rp2.853.117.883,00. Dari jumlah temuan sebesar

Rp2.853.117.883,00 tersebut telah ditindaklanjuti sebesar

Rp479.375.503,00.

c. Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)

Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)

atas laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya

bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun buku

2013 yang terdiri dari:

a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari

Loan IBRD.

b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari

Loan IBRD.

c) DAM Operasional Improvement and Safety Project (DOISP)

yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No. 7669-ID

Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah

dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun

masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki antara lain

kelebihan pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis,

ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang

kurang dimanfaatkan. Atas permasalahan yang dijumpai telah kami

rekomendasikan kepada satker terkait. Hasil audit yang menjadi

temuan penghematan keuangan negara sebesar

Rp1.356.613.675,00, dari jumlah tersebut sebesar

Rp520.411.211,00 telah ditindaklanjuti pada periode tahun 2014.

Page 57: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 46

c. Audit atas permintaan stakeholder

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan

pengawasan atas permintaan stakeholder, yaitu:

a) Kegiatan Pelaksanaan Kajian Ease Of Doing Bussiness (EoDB)

Tahun 2014 pada satker di lingkungan Wilayah Kota Samarinda.

b) Audit Operasional atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru

(TPG) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

untuk periode tahun 2010 sampai dengan 2013 yang dilakukan

pada seluruh pemerintah daerah (kabupaten/ kota/provinsi) di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Dari hasil audit tersebut

diperoleh simpulan bahwa total tunggakan menurut

Kemendikbud adalah sebesar Rp43.845.895.355,00.

Berdasarkan hasil audit terdapat koreksi positif sebesar

Rp6.963.183.946,00 sehingga total tunggakan setelah koreksi

audit adalah sebesar Rp36.882.711.409,00.

c) Audit TPG di lingkungan Kementerian Agama untuk periode

tahun 2010 sampai dengan 2013 dilakukan pada seluruh satuan

kerja Kementerian Agama yang berada dalam wilayah Provinsi

Kalimantan Timur. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan

bahwa total tunggakan menurut Kemenag adalah sebesar

Rp20.794.490.783,00. Berdasarkan hasil audit terdapat koreksi

negatif sebesar Rp1.533.117.000,00 sehingga total tunggakan

setelah koreksi audit adalah sebesar Rp22.327.607.783,00.

d) Audit atas Kekurangan Dana Klaim Jamkesmas untuk periode

Tahun 2008 sampai dengan 2013 yang dilakukan pada 25 Pusat

Pelayanan Kesehatan Tingkat LanJutan dalam wilayah Provinsi

Kalimantan Timur. Dari hasil audit tersebut diperoleh simpulan

bahwa total tunggakan menurut P2JK Kemenkes adalah sebesar

Rp256.248.450.389,00, berdasarkan hasil audit terdapat koreksi

Page 58: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 47

negatif sebesar Rp106.245.395,00 sehingga total tunggakan

setelah koreksi audit adalah sebesar Rp256.142.204.994,00.

e) Verifikasi atas Bukti Belanja/Pengeluaran Hasil Kerja Sama

Pihak ke-3 pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Mulawarman TA 2011 s.d. 2013.

f) Audit Dengan Tujuan Tertentu Atas Pengadaan Sarana dan

Prasana Teknologi Informasi Komunikasi Tahun 2011 pada

Universitas Mulawarman.

g) Audit tujuan tertentu/ clearance asset BUMN di PT Perusahaan

Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Balikpapan

(4) Pengelolaan Aset Negara/Daerah

Kegiatan terkait pengelolaan aset negara/daerah yang dilakukan di

wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah membantu

10 pemerintah daerah melalui:

a. Supervisi pelaksanaan inventarisasi dan pencatatan atas barang

milik Daerah (BMD);

b. Implementasi SIMDA BMD, yang selanjutnya dicatat dalam neraca

laporan keuangan pemerintah daerah.

Ke sepuluh pemerintah daerah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Provinsi Kalimantan Timur;

b. Kabupaten Kutai Kartanegara;

c. Kabupaten Penajam Paser Utara;

d. Kota Balikpapan;

e. Kota Samarinda;

f. Kabupaten Berau;

g. Kabupaten Kutai Barat;

h. Kabupaten Kutai Timur;

i. Kabupaten Paser; dan

j. Kabupaten Mahakam Ulu.

Page 59: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 48

Hasil yang diperoleh dari kegiatan di atas adalah sebagai berikut.

a. Pos aset tetap di neraca telah didukung dengan pencatatan dan

pelaporan yang memadai melalui program aplikasi SIMDA-BMD; dan

b. Pencatatan dan Pelaporan BMD dilakukan secara akurat dan sesuai

dengan Permendagri 17 Tahun 2007 tentang Pedoman teknis

Pengelolaan BMD.

Kedua kegiatan tersebut telah ikut menyumbang kepada tertatanya aset

daerah-daerah yang LKPD Tahun 2013 memperoleh opini WTP

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Kota

Balikpapan.

3) AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG

BAIK DAN BERSIH

Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, efektif, dan efisien

sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani. Hal ini

terkait dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara

tiga subyek (pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat) maupun

keseimbangan antara tiga kepentingan (politik, sosial, dan ekonomi).

Kepemerintahan yang baik dan bersih juga mensyaratkan adanya

pengaturan kelembagaan serta kompetensi birokrasi sebagai pelaksana

kebijakan politik/publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran

negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.

Penerapan SPIP merupakan bagian integral dalam perwujudan iklim bagi

kepemerintahan yang baik dan bersih. Penguatan SPIP pada pemerintah

daerah dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan

pemetaan penerapan SPIP. Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP

pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur sampai

dengan akhir tahun 2013 dan Tahun 2014 dapat digambarkan pada

Tabel 13 berikut ini.

Page 60: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 49

Tabel 13

Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur

Sampai Dengan Akhir Tahun 2014

No Uraian / Dokumen SPIPJumlahPemda

1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 10

2.Perkada/ keputusan kepala daerah tentang petunjukpelaksanaan penyelenggaraan SPIP

2

3. Grand design SPIP 2

4. Diagnostic Assesment (DA) SPIP 7

5. Monitoring perbaikan SPIP 4

6. Monitoring lanJutan SPIP 4

7. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 9

Pada tahun 2014 telah dilaksanakan peningkatan SPIP melalui berbagai

kegiatan, yaitu : Penyusunan RTP pada lima pemerintah daerah, Sosialisasi

SPIP pada enam pemerintah daerah, dan Workshop SPIP dengan

pendekatan Control Self Assesment (CSA) pada tujuh pemerintah daerah.

Selain itu, pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas perwujudan iklim

bagi kepemerintahan yang baik dan bersih juga dilaksanakan melalui:

(i) strategi preventif-edukatif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi yang

sistemik.

Strategi preventif-edukatif berupa sosialisasi program anti korupsi (SOSPAK)

dan penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai metode cegah dini dan

perbaikan tata kelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka

penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan

Tindak Pidana Korupsi (TPK). Adapun solusi yang bersifat sistemik dilakukan

melalui assesment penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada

BUMN/D, pendampingan pengadaan barang dan jasa, dan peningkatan

kapasitas APIP. Assesment penerapan Good Corporate Governance (GCG)

dilakukan terhadap satu BUMN/D yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur.

Page 61: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 50

Kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan terhadap

sepuluh kegiatan pada lima pemerintah daerah, lima instansi vertikal dan

satu BUMN/D.

Peningkatan kapasitas APIP dilakukan melalui kegiatan Control Self

Assesment dan Tata Kelola APIP yang dilaksanakan terhadap seluruh

inspektorat pada masing- masing pemerintah daerah di Kalimantan Timur.

Selama Tahun 2014, kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Timur dalam Strategi preventif-edukatif berupa

sosialisasi program anti korupsi (SOSPAK) dilaksanakan kepada siswa SMA

Negeri I Samarinda. Sedangkan dalam rangka penerapan strategi preventif

pada berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi Fraud Control Plan

(FCP) berupa:

a. Sosialisasi FCP pada RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, Kantor

Pertanahan Kota Balikpapan, dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Timur.

b. Diagnostic Assesment (DA) pada Kantor Pertanahan Kota Balikpapan

Dalam tahun 2014 BPKP juga melakukan kerja sama dengan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan koordinasi, supervisi dan

pencegahan kasus korupsi meliputi:

a. Pengamatan, evaluasi, dan pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD

2013-2014, Pertambangan, dan Pendapatan Kota Samarinda;

b. Pengamatan, evaluasi, dan pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD

2013-2014, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Kartanegara; dan

c. Monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut hasil pengamatan, evaluasi

dan pengujian korsupgah tahun 2012-2013 pada Pemerintah Provinsi

Kalimantan Timur, Kota Samarinda dan kantor instansi vertikal antara

lain Kantor Imigrasi Samarinda.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi represif pada berbagai

satuan kerja K/L dan Pemda meliputi audit investigatif, audit Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara (PKKN), audit investigatif atas permintaan

Page 62: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 51

instansi lain, dan pemberian keterangan ahli. Rangkuman hasil kegiatan

pengawasan dimaksud selama Tahun 2014 adalah sebagaimana tampak

pada Tabel 14 dan Tabel 15 berikut ini.

Tabel 14

Hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan Negaradi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2014

No Instansi

Tahun 2013 (gabunganProvinsi Kaltim dan Provinsi

Kaltara)

Tahun 2014

(Provinsi Kaltim)

JmlKasus

Nilai (Rp)Jml

KasusNilai (Rp)

1. Satuan Kerja K/ L 1 4.064.759.427,00 1 10.178.240.589,81

2.Pemerintah

Provinsi3 530.602.740,00 2 1.080.355.500,00

3.Pemerintahkabupaten 15 37.069.730.357,50 13 18.042.350.132,50

4. Pemerintah kota 6 2.719.793.929,02 5 11.947.861.348,37

5. BUMN/ BUMD 2 1.352.727.277,00 1 2.068.212.193,00

Jumlah 27 45.737.613.730,52 22 43.317.019.763,68

Tabel 15

Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPKdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2014

No. InstansiJumlah Perkara

2013 2014

1. Kejaksaan 29 37

2. Kepolisian 9 15

Jumlah 38 52

Pemberian Keterangan Ahli atas Kasus berindikasi TPK dari Polres dan

Kejari di Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan di Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Samarinda.

Page 63: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 52

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi melalui perbaikan

sistem, antara lain meliputi assessment penerapan GCG, pengembangan

Key Performance Indicator (KPI), Risk Management (RM), Internal Control

System (ICS) dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan akuntabilitas

dan kinerja BUMD/BLUD. Pada Tabel 16 berikut adalah rangkuman hasil

kegiatan dimaksud.

Tabel 16

Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tata Kelola BUMD/BLUD di Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2014

No. KegiatanBUMD/BLUD

Tahapan

1 Assessment penerapan GCG 1 Assessment

2 Asistensi Penerapan GCG PDAM 1 Bimtek

3 Sosialisasi GCG PDAM 1 Sosialisasi

4 Bimtek Penerapan PPK – BLUD di RSUD 9 Bimtek

5 Bimtek Penyusunan Corporate Plan (CP)/ Key Performance Indicator (KPI)

2 Bimtek

6 Bimtek Sistem Informasi AkuntansiPDAM

3 Bimtek

7 Bimtek SIA RSUD 2 Bimtek

Jumlah 19

Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa, Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk “helpdesk PBJ” yang

membantu pemecahan masalah terkait pengadaan barang dan jasa di

daerah. Pada Tabel 17 di bawah ini diuraikan daftar permasalahan yang

menonjol dan telah dibantu penyelesaiannya oleh Perwakilan BPKP selama

tahun 2014.

Page 64: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 53

Tabel 17

Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasayang difasilitasi BPKP Tahun 2014

No. Permasalahan

1. Quality Assurance Probity Audit pada Inspektorat Provinsi KalimantanTimur terdiri dari:

1) Paket lelang pembangunan konstruksi sisi udara bandaraSamarinda Baru,

2) Paket lelang pembangunan jembatan Pulau Balang bentang pendek(400 M)

3) Paket pembangunan Education Centre

2. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugaspengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah se ProvinsiKalimantan Timur

3. Pendampingan terhadap penilaian progres pembangunan Rumah SakitJiwa Atma Husada

4. Pendampingan Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim- 5, PT PupukKalimantan Timur

5 Pendampingan Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT Pupuk Kaltim

6 Pembangunan Gudang Urea Built Storage (UBS) pada PT PupukKalimantan Timur

7 Pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Dinas BinaMarga dan Pengairan Kota Samarinda

8. Reviu atas proses pengadaan barang/ jasa pada kegiatanpembangunan pasar Rawa Indah Dinas PU Kota Bontang Tahunanggaran 2014

9. Reviu pengadaan alat kesehatan, meubelair, alat informasi teknologidan jasa transportrasi penyeberangan pada RSUD A.M. Parikesit, KutaiKartanegara

9. Rencana Pengelolaan Sistem Kelistrikan pada Kawasan Industri Maloy

10. Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUD Penajam Paser Utara

11. Belanja Modal pada Distrik navigasi Kelas I Samarinda

12. Belanja Modal pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas PelabuhanKelas II Samarinda

13. Proses Lelang pada Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan

14. Pekerjaan LanJutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut KualaSamboja/Sebulu pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III

Page 65: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 54

Khusus untuk Proyek Kaltim-5 (Pembangunan Pabrik Amonia dan Urea milik

PT Pupuk Kaltim dengan nilai US$446,340,877 dan

Rp1.661.404.829.954,00) pendampingan dilakukan sejak tahap pelelangan

sampai dengan tahap pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan

dengan progress sebesar 99,60% (s.d 12 Desember 2014). Proyek Kaltim-5

ini sesuai dengan rencana/ jadwal kontrak selesai pada bulan Juni 2014.

Namun jadwal penyelesaian tersebut tidak dapat terpenuhi antara lain

karena adanya peralatan yang penyelesaiannya oleh pabrikan/ vendor tidak

sesuai jadwal, permasalahan cuaca, material keras di bawah tanah yang

tidak terdeteksi dan pergerakan tanah pada sebagian area konstruksi. Oleh

karena itu target penyelesaiannya Proyek Kaltim-5 menjadi bulan Maret

2015. Apabila Proyek tersebut selesai dan operasional sebagaimana

mestinya, maka akan mampu menghasilkan 2.500 Ton amoniak dan 3.500

Ton urea perhari, merupakan pabrik pupuk terbesar di Asia Tenggara dan

nomor dua di dunia.

Ruang lingkup pendampingan Proyek Kaltim-5 adalah melakukan reviu atas

laporan bulanan pelaksanaan Proyek Kaltim-5 dan jika dimungkinkan

melakukan hal- hal, antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan saran dan masukan atas verifikasi proposal perubahan

yang ada, baik dari sisi kuantitas/volume perubahan maupun harga/

commercial apabila terjadi change (perubahan) scope of work dari

kontrak Proyek Kaltim-5;

b. Memberikan saran dan masukan kepada Tim Proyek Kaltim-5, apabila

terjadi kendala/ permasalahan dalam implementasi sistem dan prosedur

serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dalam

pelaksanaan Proyek Kaltim-5; dan

c. Reviu atas Laporan Akhir Proyek Kaltim-5 (Closed Out Report).

Tanggung jawab BPKP terbatas pada saran/rekomendasi yang diberikan

kepada PT Pupuk Kaltim terkait dengan kegiatan sebagaimana diuraikan di

atas. Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan Proyek Kaltim-5 dan

pelaksanaan saran/ rekomendasi baik dari sisi keuangan maupun ketaatan

Page 66: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 55

sistem dan prosedur serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang

berlaku secara formal maupun material sepenuhnya berada pada PT Pupuk

Kaltim.

Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, BPKP berperan melalui

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional

Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP.

Tabel 18 di bawah ini menyajikan peran BPKP dalam peningkatan kapasitas

APIP di lingkungan pemerintah daerah.

Tabel 18

Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIPdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2012 dan 2014

No. KegiatanJumlah Pemda

Tahun 2013 Tahun 2014

1. Penerapan Tata Kelola APIP 4 8

2. Pendidikan dan Latihan SPIP 8 -

3. Pembinaan JFA 12 3

4. Pengadaan Barang dan Jasa 4 -

5. Pendidikan dan PelatihanSertifikasi Auditor

1 -

6. Evaluasi AKIP SKPD - 7

7. Penganggaran danPertanggungjawaban APBD

- -

Jumlah 29 18

4) AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada

keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program

tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif,

namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan berbagai

pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai tingkat

Page 67: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 56

capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat

pengendalian kebijakan.

Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan

pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 telah melakukan

pengawasan pada pelaksanaan program-program strategis. Program-

program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas

nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang

berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur.

Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada

audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas

sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam

rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan akhir

Desember tahun 2014 diuraikan sebagai berikut.

(1) Audit Interim atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;

(2) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;

(3) Monitoring Pelaksanaan Tunjangan Profesi Guru Pada Kementerian

Pendidikan;

(4) Audit atas Klaim Dana Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas dan

Jampersal;

(5) Audit atas Klaim Dana Jamkesmas pada Pemberi Pelayanan

Kesehatan (PPK) LanJutan;

(6) Audit Kinerja atas Program Raskin;

(7) Pendampingan atas Audit Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Bidang

Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup pada Badan

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur;

(8) Evaluasi Program Ketahanan Pangan di Provinsi Kalimantan Timur;

(9) Reviu Tahap Persiapan, Lelang, dan Seleksi Pelaksanaan Kegiatan

Pengadaan Barang dan Jasa;

(10) Audit Kinerja atas Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Infrastruktur Sumber Daya Air Irigasi Kecil; dan

Page 68: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 57

(11) Evaluasi atas Sarana dan Prasarana Transportasi Udara pada

Kabupaten Berau dan Kabupetan Kutai Kartanegara.

Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas sudah

berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam

pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang ditemukan telah

diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung jawab program

terkait.

Dalam pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral, BPKP melakukan

penugasan pengawasan yang bersifat new initiative yang diharapkan dapat

memberikan saran dan rekomendasi yang bersifat strategis dan makro untuk

menunjang pembangunan nasinal. Kegiatan pengawasan yang dimaksud

yang dilaksanakan pada tahun 2014 adalah:

(1) Evaluasi atas Sarana dan Prasarana Perhubungan pada Kabupaten

Berau dan Kabupaten Kutai Kartanegara, dan

(2) Evaluasi atas Hibah dan Bantuan Sosial.

Dari hasil kegiatan pengawasan tersebut BPKP telah memberikan

saran/rekomendasi yang strategis antara lain:

a. Atas evaluasi sarana dan prasarana transportasi udara BPKP

menyarankan agar pengembangan srana transportasi udara dilakukan

secara terintegrasi dengan sarana dan prasarana perhubungan lainnya

khususnya darata agar keberadaan bandara memberi manfaat yang

lebih besar bagi wilayah sekitarnya.

b. Atas evaluasi bansos dan hibah disarankan pada kepala daerah untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga alokasi bansos dan

hibah tidak timpang dengan pendapatan asli daerah.

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan

pengawasan atas perintah Presiden sebagaimana berikut:

(1) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan

Nasional Per 31 Desember 2013 pada 6 kabupaten/kota dalam wilayah

Page 69: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 58

Provinsi Kalimantan Timur terhadap 13 program rencana aksi yang

dilaksanakan oleh 7 kementerian/lembaga di 127 titik lokasi monitoring.

(2) Kemudian Monitoring Implementasi Badan Penyelenggaraan Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan pada kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi

Kalimantan Timur di 65 titik lokasi monitoring yang terdiri dari 8 Rumah

Sakit dan 57 Puskesmas. Hasil monitoring telah disampaikan kepada

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) sebagai bahan laporan kepada Presiden. Hasil

monitoring yang kami laksanakan dapat dikelompokkan menjadi 3

kategori yaitu “tidak bermasalah” (target tercapai), “perlu perhatian”

(deviasi 20% dari target), dan “perlu perhatian khusus” (deviasi di atas

20% dari target. Dari hasil monitoring dapat disimpulkan bahwa

sebagaian besar capaian program rencana aksi masing-masing

kementerian/lembaga yang disampel tersebut berada dalam kategori

“tidak bermasalah”.

(3) Melalui Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) dalam bentuk Evaluasi atas Penyerapan

Anggaran semester I Tahun 2014 pada 14 kabupaten/kota dalam

wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan oleh 16

kementerian/lembaga di 76 satuan kerja. Monitoring dilaksanakan

terhadap satker dengan realisasi belanja s.d. 30 Juni 2014 kurang dari

30%. Hasil monitoring berupa identifikasi permasalahan yang dihadapi

oleh masing-masing satker dalam pencapaian target penyerapan

anggaran serta rekomendasi kami dalam rangka percepatan penyerapan

anggaran. Hasil monitoring telah disampaikan kepada Unit Kerja

Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

sebagai bahan laporan kepada Presiden.

(4) Instruksi Wakil Presiden RI kepada Kepala BPKP berupa Monitoring

Pendistribusian Buku Pelajaran Kurikulum 2013 di wilayah Provinsi

Kalimantan Timur. Monitoring dilaksanakan terhadap Dinas Pendidikan

Provinsi, Dinas Pendidikan Kota Samarinda sebagai sampel, dan

Page 70: LAPORAN HASIL PENGAWASAN WILAYAH PROVINSI

Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 59

sekolah SD, SMP, SMA/ SMK dengan sampel masing-masing jenjang

pendidikan terdiri dari 2 sekolah. Hasil monitoring berupa identifikasi

permasalahan terkait kepastian pemesanan, kepastian pembayaran,

kepastian penerimaan serta permasalahan lain yang dijumpai pada saat

pelaksanaan monitoring dalam rangka:

a. mengkaji alternatif penggunaan dana yang masih ada di pusat untuk

kepastian pembayaran atau alternatif lain yang mungkin dilakukan

untuk menjamin kepastian pembayaran oleh sekolah.

b. memberikan masukan kebijakan yang perlu diambil pemerintah agar

distribusi buku pelajaran kurikulum Tahun 2013 Semester I sudah

diterima sekolah paling lambat tanggal 20 Oktober 2013 dan buku

pelajaran kurikulum Tahun 2013 Semester II sudah diterima oleh

sekolah sebelum kegiatan Semester II dimulai.

Atas permasalahan-permasalahan yang kami identifikasi, telah kami berikan

rekomendasi kepada masing-masing penanggungjawab kegiatan.