bab i pklh

33
22 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas tentang Perubahan Iklim dan Pemanasan global (global warming). Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.

Upload: ciitraaweyasu

Post on 23-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pemanasan Global dan perubahan iklim

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I PKLH

22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah

diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas tentang Perubahan Iklim dan

Pemanasan global (global warming). Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan

yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia.

Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu

mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia

sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani

kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan

tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-

baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.

Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa

sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang

ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri

seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan

mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun

pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat

tinggal manusia dan kehidupannya.

Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi

lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah

berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan

sering disebut sebagai Global Warming yang diantara beberapa akibatnya adalah perubahan

iklim yang terjadi di bumi sekarang ini.

Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan

bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara

alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat

dibandingkan data yang terrekam sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah

tahun 1990.

Page 2: Bab I PKLH

22

Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang

terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang

ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang

dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa

manusia.

Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal

dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,

termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari

cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap

sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang

panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat

menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-

gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan

akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-

ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah ialah sebagai berikut :

Apakah yang dimaksud dengan pemanasan global ? 

Apa saja penyebab terjadinya pemanasan global ?

Apa saja dampak terjadinya pemanasan global ?

Bagaimana cara menanggulangi masalah pemanasan global ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen

pada mata kuliah PKLH. Selain itu penyusunan ini juga bertujuan untuk :

Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global

Mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global

Mengetahui dampak terjadinya pemanasan global

Mengetahui cara menanggulangi masalah pemanasan global

Page 3: Bab I PKLH

22

MANFAAT PENULISAN

Sedangkan manfaat dari dari penulisan makalah ini adalah:

Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh para mahasiswa untuk menambah

pengetahuan mereka tentang perubahan iklim dan pemanasan global

Para pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global.

Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pemanasan global.

Pembaca dapat mengetahui dampak terjadinya pemanasan global.

Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menanggulangi pemanasan global yang

sedang terjadi.

Page 4: Bab I PKLH

22

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses

peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada

permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun

terakhir. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya

curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.

Sedangkan, di belahan

bumi lain akan mengalami

musim kering yang

berkepanjangan

disebabkan kenaikan suhu.

Berdasarkan gambar di

samping, suhu rata-rata

udara di permukaan Bumi meningkat 0,75ºC pada abad lalu, tetapi naiknya berlipat ganda

dalam 50 tahun terakhir.

Badan PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), memproyeksikan

bahwa pada tahun 2100 suhu rata-rata dunia cenderung akan meningkat dari 1,8ºC

menjadi 4ºC dan skenario terburuk bisa mencapai 6,4ºC kecuali dunia mengambil

tindakan untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Sepertinya, angka tersebut memang

tidak begitu besar. Akan tetapi, perlu diketahui selama Zaman Es terakhir sekitar 11.500

tahun yang lalu, suhu rata-rata dunia hanya 5ºC lebih rendah daripada suhu udara

sekarang, dan saat itu hampir seluruh benua Eropa tertutup lapisan es tebal. Jika tren

pemanasan ini terus berlanjut maka 11 tahun terpanas dalam sejarah semuanya terjadi

hanya dalam 12 tahun terakhir.

Page 5: Bab I PKLH

22

2. Penyebab terjadinya Pemanasan Global

Matahari

Bumi semakin panas akibat dari matahari yg

semakin bergejolak. matahari dalam seabad ini sering

muncul bintik-bintik matahari akibat ledakan energi

hidrogen. berdasarkan penelitian, ternyata semakin

banyak jumlah bintik-bintik itu, maka energi panas yg

dipancarkan oleh matahari juga semakin tinggi yang akan

mempengaruhi juga panas di bumi.

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan

kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam

pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah

kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek

rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak

telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi

kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek

pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena

radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan

efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun

1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin

telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan

bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-

rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott

dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat

estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh

Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan

aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan

bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari

sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini

disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Page 6: Bab I PKLH

22

Efek Rumah Kaca (ERK)

Matahari memancarkan

sinarnya dalam bentuk radiasi

ultraviolet ke bumi yang akan

diterima oleh bumi dan dipantulkan

kembali dalam bentuk radiasi

inframerah.  Sinar matahari masuk

ke bumi sebagai panas, yang

sebagiannya dipantulkan kembali ke

angkasa, sebagiannya lagi diserap

baik oleh permukaan bumi yang

berwarna agak gelap maupun oleh

“gas-gas rumah kaca” yang terkandung dalam atmosfer.  Gas-gas rumah kaca ini bertindak

seperti layaknya “benda hitam”, di mana cahaya yang datang akan dipantulkan kembali

sebagai panas (cahaya dengan panjang gelombang pendek yang disebut inframerah.  Semakin

pendek panjang gelombangnya, semakin panas).  Semakin banyak kandungan atau

konsentrasi gas-gas rumah kaca ini, semakin banyak panas yang dilepaskan, maka semakin

panaslah atmosfer bumi.  Ini yang disebut sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect).

Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua

makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana

(CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih

dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca

meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6

derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.

Bukti terjadinya Efek Rumah Kaca sebagai berikut:

1. Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk menahan

panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.

2. Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat konsentrasi

Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini berhubungan dengan emisi

Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia lainnya.

3. Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es telah berusia

250 ribu tahun . Artinya: Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu

dan masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan temperatur. Konsentrasi Gas

Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa pra industri.

Page 7: Bab I PKLH

22

Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer.

Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.

Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi

yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas.

Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,

awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 %

diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke

permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang

telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu.

Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap

dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Secara sederhana, proses

terjadinya efek rumah kaca dimulai

saat panas matahari merambat dan

masuk ke permukaan bumi.

Kemudian panas matahari tersebut

akan dipantulkan kembali oleh

permukaan bumi ke angkasa

melalui atmosfer. Sebagian panas

matahari yang dipantulkan tersebut

akan diserap oleh gas rumah kaca

yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi,

tidak bisa melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.

Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2),

metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC),

sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar

bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar

dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi

dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya

(HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%.

Page 8: Bab I PKLH

22

Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam : 

1. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi

2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit,

sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit!

Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara akan

mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!

2. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar

sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya

akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan

bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk

ke atmosfer per tahun?

Efek Umpan Balik

Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan

balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan

akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan

menyebabkan lebih banyaknya air yang

menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri

merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan

terus berlanjut dan menambah jumlah uap air

di udara sampai tercapainya suatu

kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek

rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar

bila dibandingkan oleh akibat gas

CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini

meningkatkan kandungan air absolut di udara,

kelembaban relatif udara hampir konstan atau

bahkan agak menurun karena udara menjadi

menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki

usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.

Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan,

sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut

Page 9: Bab I PKLH

22

akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga

meningkatkan efek pendinginan.

Bocornya lapisan ozon

Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu

oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya

penipisan lapisan ozon. Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini

rusak,atau bahkan bolong.

Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro

Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es, air

conditioner,bahan pendorong pada penyembur, pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.

Penebangan Hutan

Dengan adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30 juta hektar,

jelas turut memperparah keadaan. Hutan yang selama ini menjadi pelindung bagi berbagai

jenis satwa dari ancaman pemanasan global seharusnya dapat membantu mengurangi

pemanasan global .Tapi , dalam kenyataan di lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni

hutan amazon, yang hampir 70% wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam rangka

produksi hasil daging. Sedangkan di Indonesia itu sendiri, masalah pembabatan hutan

tersebut disebabkan karena pembukaan lahan baru yang bertujuan membuka perkebunan,

keinginan memperoleh penghasilan dari penjualan kayu atau hasil hutan yang jika dilakukan

secara ilegal memerlukan biaya yang sangat tinggi. Hal tersebut dipengaruhi karena tingkat

kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih sangat rendah.

Sejak tahun 1970-an, kerusakan hutan mulai menjadi isu penting, dimana penebangan

hutan secara komersial mulai dibuka secara besar-besaran. Menurut data Forest Watch

Indonesia, laju kerusakan hutan pada tahun 1985-1997 telah mencapai sebesar 2,2 juta per

tahun (FWI, 2001). Kerusakan hutan terutama disebabkan oleh penebangan liar, kebakaran

hutan (yang disengaja dan tidak disengaja), perkebunan skala besar serta kerusakan-

kerusakan yang ditimbulkan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman

Industri). Salah satu fungsi hutan sendiri adalah sebagai penyerap emisi GRK (biasa juga

disebut emisi karbon). Hutan dapat menyerap dan mengubah karbondioksida (CO2), salah

satu jenis GRK, menjadi oksigen (O2) yang merupakan kebutuhan utama bagi mahluk hidup.

Ini berarti dengan luasan hutan Indonesia yang cukup luas, sekitar 144 juta ha (tahun 2002),

Page 10: Bab I PKLH

22

sudah tentu emisi karbon yang dapat diserap jumlahnya tak sedikit, sehingga laju terjadinya

pemanasan global dan perubahan iklim dapat dihambat.

3. Dampak Pemanasan Global

Dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim disebutkan bahwa rata-rata

temperatur global telah naik 1,3°F (setara 0,72 °C) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut

mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Fakta tersebut mau

tidak mau memberikan dampak bagi makhluk hidup maupun lingkungan. Dampak

pemanasan global tersebut diantaranya:

Perubahan Iklim (Climate Change)

Penting untuk dimengerti perbedaan antara iklim dan cuaca. Iklim adalah pola cuaca

umum yang terjadi selama bertahun-tahun dalam jangka waktu panjang , antara 30-100 tahun.

Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin. Cuaca adalah kondisi harian gejala

alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin , yang terjadi dan berubah dalam

waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara

dari belahan Bumi Utara (Northern ) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.

Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah hangat akan

menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum

begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan

pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah

kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasipada atmosfer. Akan tetapi,

uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan

memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan

proses pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,

sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia

telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih

sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan

menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin

dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari

penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,

beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak

terprediksi dan lebih ekstrim.

Page 11: Bab I PKLH

22

Dampak-dampak perubahan iklim lainnya:

1. Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati

2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir

3. Mencairnya es dan glasier di kutub

4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena

kekeringan yang berkepanjangan

5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100

diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.

6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral

bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia

7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan

8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru

karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)

9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.

Peningkatan Permukaan Laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,

sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga

akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, sehingga memperbanyak

volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm (4 – 10 inchi)

selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9–88 cm (4-

35 inchi) pada abad ke-21. Berikut diberikan data perubahan tinggi rata-rata permukaan laut

diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.

Perubahan tinggi permukaan air laut akan

sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.

Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan

6 persen daerah Belanda, 17,5 persen

daerah Bangladesh, dan banyak pulau-

pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir

akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai

muara sungai, banjir akibat air pasang akan

meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk

melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat

Page 12: Bab I PKLH

22

melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan

sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan

separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk,

tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan

menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan

Pemanasan global (Global Warming) memberi dampak pada berbagai aspek

kehidupan manusia, termasuk pada bidang kesehatan. The Washington

Post menggambarkannya dalam sebuah diagram yang menarik:

Page 13: Bab I PKLH

22

Pada gambar di atas, dapat dilihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi

perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan

degradasi lingkungan.

Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global

(panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan

panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis.

Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul

kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut

akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan

dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya

bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian

dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma

psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air

(Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).

Contohnya yaitu meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai

vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah

yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas

dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global

Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai

meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini

berkembang biak.

Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga

berkontribusi padawaterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan

polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi

terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,

penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Jika terjadi  kenaikan air laut di indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau kecil

merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi dan

ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik mengingat pulau terluar merupakan pijakan penting

dalam menentukan batas wilayah dengan negara lain.

Page 14: Bab I PKLH

22

Pemanasan global mengakibatkan suhu air laut meningkat sehingga mengakibatkan

rusaknya terumbu karang dan akan sangat mengganggu kegiatan sosial ekonomi masyarakat,

mengingat terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan dan bertelur, sehingga

sangat mempengaruhi stok ikan. Berdasarkan data, sekitar 30 juta nelayan di dunia

tergantung pada ikan-ikan karang. Dan, setengah kebutuhan protein dan kandungan gizi

untuk 400 juta orang miskin di dunia disuplai dari ikan. Belum lagi nilai ekonomi untuk

wisata bahari juga akan terpengaruh. Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir

akan menjadi korban yang begitu nyata, beberapa nelayan yang menangkap ikan disana,

sebagian besar merasakan dampak terhadap cuaca yang semakin sulit ditentukan kapan

sebaiknya melaut karena musim ikan semakin sulit diprediksi.

4. Menanggulangi Pemanasan Global

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah

kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke

atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini

disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas

rumah kaca.

Menghilangkan karbon (carbon sequestration)dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu:

1). Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah

Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO

lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang

dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak

dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan

memompakan CO2 kedalam tempat-tempat

penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu

mempermudah pengambilan minyak atau gas yang

masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya

penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara

yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida. Lautan juga dapat menyimpan

banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad

lingkungan hidup di dalam laut.

Page 15: Bab I PKLH

22

2). Penyimpanan di dalam tanaman hidup

Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi

karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula

sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka

tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-

tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan

lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga

ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas

kembali ke atmosfer.

Membatasi emisi CO2 untuk mengurangi produksi gas rumah kaca

Teknik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi

minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua

penggunaan energi minyak sehemat mungkin. Energi alternatif yang dapat digunakan

diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah

energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik

atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi

panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif

memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu

untuk lebih menekan biaya.

Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para

ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar.

Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran

atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah

memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan

bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa

dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.

Page 16: Bab I PKLH

22

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan

daratan bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±

0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.

Pemanasan global disebabkan oleh matahari, Efek Rumah Kaca (ERK), sinar kosmik,

efek umpan balik, bocornya lapisan ozon, penebangan hutan.

Efek rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global apabila gas-gas rumah kaca

telah berlebihan di atmosfer dan akan mengakibatkan pemanasan global karena

dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak

panas yang terperangkap di bawahnya. 

Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua

makhluk di bumi.

Penyebab lain pemanasan global adalah pengaruh berbagai proses umpan balik yang

dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Efek rumah kaca yang

dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.

Pemanasan global juga memberikan dampak, antara lain perubahan iklim,

peningkatan permukaan laut, dampak pemanasan global terhadap kesehatan, dan

dampak terhadap sosial ekonomi.

Akibat pemanasan global, ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan

juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi

permukaan laut.

Dampak pemanasan global jelas akan meningkatkan suhu global. Adanya peningkatan

suhu ini tidak selamanya akan memberikan keuntungan bagi manusia terutama dalam

hal produksi pangan.

Pemanasan gobal juga akan berdampak terhadap kesehatan manusia karena

pemanasan global ini akan mempengaruhi kondisi tempat lingkungan tinggal

manusia. Perubahan terhadap kondisi lingkungan ini akan berpengaruh terhadap

kesehatan.

Pemanasan global juga akan berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Sebagai

contoh, Jika terjadi  kenaikan air laut di Indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau

kecil merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial

Page 17: Bab I PKLH

22

ekonomi dan ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik mengingat pulau terluar

merupakan pijakan penting dalam menentukan batas wilayah dengan negara lain.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah

kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida

dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di

tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,

mengurangi produksi gas rumah kaca.

Menghilangkan karbon (carbon sequestration) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

di bawah tanah atau penyimpanan air tanah dan penyimpanan di dalam tanaman hidup

Sedangkan teknik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni

mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan

karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.

Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi

nuklir, dan panas bumi.

B. SARAN

Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta

mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate

Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh

semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya seperti hal-hal berikut ini:i,

diantaranya:

Hemat energi, dengan cara:

Mematikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan.

Hanya menggunakan peralatan listrik ketika kita membutuhkannya.

Tidak menggunakan peralatan yang menggunakan listrik; jika dapat dengan

mudah dilakukan dengan tangan, seperti membuka kaleng, botol dsb.

Hubungkan lampu di halaman rumah dengan sebuah alat pengatur waktu (timer)

atau fotocel sinar matahari.

Gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi untuk menghemat

listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros listrik daripada

lampu pijar.

Mematikan peralatan listrik dan menggunakan penerangan seminimal mungkin di

malam hari ketika akan pergi tidur.

Mematikan pemanas air sebelum Anda berangkat untuk pergi berlibur.

Page 18: Bab I PKLH

22

Membersihkan dan mengeluarkan barang/makanan yang tidak perlu dari kulkas

setiap minggu.

Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu lemari es, karena

akan boros listrik.

Menggunakan produk ramah lingkungan

Stop penebangan hutan

Membuang sampah pada tempatnya

Menanam pohon

Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya,

sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan

dan menyehatkan kita. Jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah

koleksi tanaman di halaman rumah, misalnya tanaman hias, bunga, buah atau apotik

hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Jika sebagian besar warga bumi

melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi

CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam.

Hemat air

Tidak mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.

Tidak menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan

banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter.

Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada memakai

kran shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’. Demikian pula

untuk mencuci mobil, cukup menggunakan ember dan gayung daripada

menggunakan selang dengan air mengalir.

Menggunakan air bilasan cucian beras, buah dan sayur juga untuk menyiram

tanaman.

Menadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan

lantai dsb. 

Menggunakan prinsip reuse, reduse, dan recycle.

Reuse

Page 19: Bab I PKLH

22

Mengunakan keramik atau gelas cangkir

kopi bukan cangkir sekali pakai seperti

yang terbuat dari plastic dan Styrofoam.

Mengunakan kembali kantong plastik dan

wadah penyimpan barang lainnya.

Menggunakan kertas bekas surat dan

amplopnya, kalender bekas, untuk kertas

corat-coret atau catatan keperluan sehari-

hari.

Mengunakan kembali kertas HVS yang

baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.

Mengunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada

kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.

Menggunakan ‘reusable‘  piring, botol minum dan alat makan yang bukan

sekali pakai.

Menggunakan wadah  yang dapat digunakan kembali  untuk menyimpan

makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya.

Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang

Menggunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’

barang.

Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan

cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.

Reduse

Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah

digunakan daripada sering membeli baru.

Hanya membeli perangkat mebel yang benar-benar digunakan.

Membeli dan menggunakan  baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering

digunakan.

Memprioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.

Membeli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari

transportasi.

Membeli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih murah dan

lebih terjamin kesegarannya.

Page 20: Bab I PKLH

22

Membeli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.

Menghindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup.

Dengan kata lain jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih

murah dan hemat kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh

banyak kemasan. Contoh pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada

ukuran sachet kecil.

Menghindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah

styrofoam karena  tidak dapat didaur ulang.

Menghindari atau mengurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti

sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik.

Menghindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah

terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.

Minimalkan penggunaan pestisida. Menghindari penggunaan ‘racun tikus’ dari

bahan kimia, jika ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi menggunakan

jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin misalnya.

Mengurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah.

Tidak membeli produk yang dibuat dari hewan langka.

Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah

vegetarian.  

Recycle

Menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.

Menggunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan.

Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium

serta bahan anorganik lainnya.

Memanfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan

tangan yang indah.

Mengumpulkan sampah dan membuang di tempat yang sesuai dengan

peruntukkannya, jika memungkinkan memisahkan yang organik dan non organik.

Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non

organik bisa diolah kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada

dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat

dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal

Page 21: Bab I PKLH

22

mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai

waktu 200 tahun.

Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman

dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.

Pemanfaatkan Sumber Energi dari Alam :

Membuka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan

menyegarkan  ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk udara

buatan yang boros listrik seperti AC.  Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa

bersihkan AC secara teratur, akan menghemat listrik. Jangan lupa setel ‘timer’

pada AC agar berhenti pada saat sebelum fajar. Exhaust fan juga bisa digunakan

untuk membantu pertukaran udara segar di dalam ruang, jika sirkulasi angin

belum maksimal.

Jika ingin membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan sirkulasi udara

angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal. Pada Negara yang sudah

sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark dan juga Jepang, pemakaian listrik

sudah mulai memanfaatkan tenaga kincir angin dan panel surya, semoga di

Indonesia bisa segera diterapkan juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang

belum bisa menjangkau seluruh pelosok daerah terutama daerah terpencil.

Dengan melakukan salah satu dari di atas maka kita semua sudah dapat

menyelamatkan bumi dari kehancuran, stop global warming sangat tidak mungkin,

mengurangi dampak pemanasan global adalaha jawaban yang mungkin.

Page 22: Bab I PKLH

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pemanasan global dan perubahan iklim. http://earthhotter2.blogspot.com/2011/12/29/pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html. Diakses pada Senin, 9 Maret 2015.

Dina, Nang. 2014. Makalah Perubahan Lingkungan Akibat Global Warming (Pemanasan Global). http://nangdina14.blogspot.com/2014/03/17/Makalah-Perubahan-Lingkungan-Akibat-Global-Warming.html. Diakses pada Senin, 9 Maret 2015.

Ramot M. V. Sianturi. 2007. Tindakan Penanggulangan Pemanasan Global.http://kontektekim.blogspot.com/2007/10/tindakan-penanggulangan-pemanasan.html. Diakses pada tanggal Selasa, 10 Maret 2015.

Wawan Nawansta. 2013. Dampak Global Warming. http://dampakglobalwarming.blogspot.com/2013/07/dampakglobalwarmingpenyebab-dan-cara.html. Diakses pada Selasa, 10 Maret 2015.