Download - Bab I PKLH
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pengajar. Makalah ini membahas tentang Perubahan Iklim dan
Pemanasan global (global warming). Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan
yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia.
Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia
sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani
kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan
tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-
baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa
sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang
ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri
seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan
mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun
pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat
tinggal manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi
lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan
sering disebut sebagai Global Warming yang diantara beberapa akibatnya adalah perubahan
iklim yang terjadi di bumi sekarang ini.
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan
bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara
alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat
dibandingkan data yang terrekam sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah
tahun 1990.
22
Pemanasan global telah menyebabkan perubahan iklim yang signifikan, seperti yang
terjadi di negara kita, efek dari pemanasan ini telah menyebabkan perubahan iklim yang
ekstrim. Di beberapa daerah sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang
dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa
manusia.
Seperti yang telah kita ketahui segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Namun, sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-
gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan
akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-
ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah ialah sebagai berikut :
Apakah yang dimaksud dengan pemanasan global ?
Apa saja penyebab terjadinya pemanasan global ?
Apa saja dampak terjadinya pemanasan global ?
Bagaimana cara menanggulangi masalah pemanasan global ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen
pada mata kuliah PKLH. Selain itu penyusunan ini juga bertujuan untuk :
Mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global
Mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global
Mengetahui dampak terjadinya pemanasan global
Mengetahui cara menanggulangi masalah pemanasan global
22
MANFAAT PENULISAN
Sedangkan manfaat dari dari penulisan makalah ini adalah:
Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh para mahasiswa untuk menambah
pengetahuan mereka tentang perubahan iklim dan pemanasan global
Para pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global.
Pembaca dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pemanasan global.
Pembaca dapat mengetahui dampak terjadinya pemanasan global.
Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menanggulangi pemanasan global yang
sedang terjadi.
22
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun
terakhir. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya
curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi.
Sedangkan, di belahan
bumi lain akan mengalami
musim kering yang
berkepanjangan
disebabkan kenaikan suhu.
Berdasarkan gambar di
samping, suhu rata-rata
udara di permukaan Bumi meningkat 0,75ºC pada abad lalu, tetapi naiknya berlipat ganda
dalam 50 tahun terakhir.
Badan PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), memproyeksikan
bahwa pada tahun 2100 suhu rata-rata dunia cenderung akan meningkat dari 1,8ºC
menjadi 4ºC dan skenario terburuk bisa mencapai 6,4ºC kecuali dunia mengambil
tindakan untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Sepertinya, angka tersebut memang
tidak begitu besar. Akan tetapi, perlu diketahui selama Zaman Es terakhir sekitar 11.500
tahun yang lalu, suhu rata-rata dunia hanya 5ºC lebih rendah daripada suhu udara
sekarang, dan saat itu hampir seluruh benua Eropa tertutup lapisan es tebal. Jika tren
pemanasan ini terus berlanjut maka 11 tahun terpanas dalam sejarah semuanya terjadi
hanya dalam 12 tahun terakhir.
22
2. Penyebab terjadinya Pemanasan Global
Matahari
Bumi semakin panas akibat dari matahari yg
semakin bergejolak. matahari dalam seabad ini sering
muncul bintik-bintik matahari akibat ledakan energi
hidrogen. berdasarkan penelitian, ternyata semakin
banyak jumlah bintik-bintik itu, maka energi panas yg
dipancarkan oleh matahari juga semakin tinggi yang akan
mempengaruhi juga panas di bumi.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam
pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek
rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak
telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi
kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek
pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena
radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun
1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin
telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan
bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-
rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott
dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat
estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh
Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan
aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan
bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari
sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
22
Efek Rumah Kaca (ERK)
Matahari memancarkan
sinarnya dalam bentuk radiasi
ultraviolet ke bumi yang akan
diterima oleh bumi dan dipantulkan
kembali dalam bentuk radiasi
inframerah. Sinar matahari masuk
ke bumi sebagai panas, yang
sebagiannya dipantulkan kembali ke
angkasa, sebagiannya lagi diserap
baik oleh permukaan bumi yang
berwarna agak gelap maupun oleh
“gas-gas rumah kaca” yang terkandung dalam atmosfer. Gas-gas rumah kaca ini bertindak
seperti layaknya “benda hitam”, di mana cahaya yang datang akan dipantulkan kembali
sebagai panas (cahaya dengan panjang gelombang pendek yang disebut inframerah. Semakin
pendek panjang gelombangnya, semakin panas). Semakin banyak kandungan atau
konsentrasi gas-gas rumah kaca ini, semakin banyak panas yang dilepaskan, maka semakin
panaslah atmosfer bumi. Ini yang disebut sebagai efek rumah kaca (greenhouse effect).
Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua
makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah Kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana
(CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih
dingin. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca
meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6
derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Bukti terjadinya Efek Rumah Kaca sebagai berikut:
1. Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa gas mempunyai kemampuan untuk menahan
panas. Tak ada yang patut diragukan dari pernyataan ini.
2. Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak tahun 1950-an menunjukkan tingkat konsentrasi
Gas Rumah Kaca meningkat secara tetap, dan peningkatan ini berhubungan dengan emisi
Gas Rumah Kaca yang dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia lainnya.
3. Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang terperangkap di dalam gunung es telah berusia
250 ribu tahun . Artinya: Konsentrasi Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu
dan masa kini. Perbedaan ini menunjukkan adanya perubahan temperatur. Konsentrasi Gas
Rumah Kaca terbukti meningkat sejak masa pra industri.
22
Lapisan atmosfir bumi terdiri atas troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer.
Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.
Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi
yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas.
Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas,
awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 %
diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke
permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang
telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu.
Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Secara sederhana, proses
terjadinya efek rumah kaca dimulai
saat panas matahari merambat dan
masuk ke permukaan bumi.
Kemudian panas matahari tersebut
akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa
melalui atmosfer. Sebagian panas
matahari yang dipantulkan tersebut
akan diserap oleh gas rumah kaca
yang berada di atmosfer. Panas matahari tersebut kemudian terperangkap di permukaan bumi,
tidak bisa melalui atmosfer sehingga suhu bumi menjadi lebih panas.
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca adalah karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC),
sampai sulfur heksafluorida (SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar
bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi
dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya
(HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%.
22
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam :
1. Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi
2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit,
sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit!
Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara akan
mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
2. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar
sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya
akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan
bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk
ke atmosfer per tahun?
Efek Umpan Balik
Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan
terus berlanjut dan menambah jumlah uap air
di udara sampai tercapainya suatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek
rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar
bila dibandingkan oleh akibat gas
CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini
meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau
bahkan agak menurun karena udara menjadi
menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki
usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini.
Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan,
sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut
22
akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga
meningkatkan efek pendinginan.
Bocornya lapisan ozon
Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu
oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya
penipisan lapisan ozon. Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini
rusak,atau bahkan bolong.
Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro
Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es, air
conditioner,bahan pendorong pada penyembur, pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
Penebangan Hutan
Dengan adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30 juta hektar,
jelas turut memperparah keadaan. Hutan yang selama ini menjadi pelindung bagi berbagai
jenis satwa dari ancaman pemanasan global seharusnya dapat membantu mengurangi
pemanasan global .Tapi , dalam kenyataan di lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni
hutan amazon, yang hampir 70% wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam rangka
produksi hasil daging. Sedangkan di Indonesia itu sendiri, masalah pembabatan hutan
tersebut disebabkan karena pembukaan lahan baru yang bertujuan membuka perkebunan,
keinginan memperoleh penghasilan dari penjualan kayu atau hasil hutan yang jika dilakukan
secara ilegal memerlukan biaya yang sangat tinggi. Hal tersebut dipengaruhi karena tingkat
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih sangat rendah.
Sejak tahun 1970-an, kerusakan hutan mulai menjadi isu penting, dimana penebangan
hutan secara komersial mulai dibuka secara besar-besaran. Menurut data Forest Watch
Indonesia, laju kerusakan hutan pada tahun 1985-1997 telah mencapai sebesar 2,2 juta per
tahun (FWI, 2001). Kerusakan hutan terutama disebabkan oleh penebangan liar, kebakaran
hutan (yang disengaja dan tidak disengaja), perkebunan skala besar serta kerusakan-
kerusakan yang ditimbulkan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman
Industri). Salah satu fungsi hutan sendiri adalah sebagai penyerap emisi GRK (biasa juga
disebut emisi karbon). Hutan dapat menyerap dan mengubah karbondioksida (CO2), salah
satu jenis GRK, menjadi oksigen (O2) yang merupakan kebutuhan utama bagi mahluk hidup.
Ini berarti dengan luasan hutan Indonesia yang cukup luas, sekitar 144 juta ha (tahun 2002),
22
sudah tentu emisi karbon yang dapat diserap jumlahnya tak sedikit, sehingga laju terjadinya
pemanasan global dan perubahan iklim dapat dihambat.
3. Dampak Pemanasan Global
Dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim disebutkan bahwa rata-rata
temperatur global telah naik 1,3°F (setara 0,72 °C) dalam 100 tahun terakhir. Muka air laut
mengalami kenaikan rata-rata 0,175 centimeter setiap tahun sejak 1961. Fakta tersebut mau
tidak mau memberikan dampak bagi makhluk hidup maupun lingkungan. Dampak
pemanasan global tersebut diantaranya:
Perubahan Iklim (Climate Change)
Penting untuk dimengerti perbedaan antara iklim dan cuaca. Iklim adalah pola cuaca
umum yang terjadi selama bertahun-tahun dalam jangka waktu panjang , antara 30-100 tahun.
Contoh: iklim tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin. Cuaca adalah kondisi harian gejala
alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin , yang terjadi dan berubah dalam
waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara (Northern ) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah hangat akan
menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasipada atmosfer. Akan tetapi,
uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan
proses pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia
telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan
menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin
dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari
penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrim.
22
Dampak-dampak perubahan iklim lainnya:
1. Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati
2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
3. Mencairnya es dan glasier di kutub
4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena
kekeringan yang berkepanjangan
5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral
bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah -daerah baru
karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
9. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian.
Peningkatan Permukaan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, sehingga memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm (4 – 10 inchi)
selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9–88 cm (4-
35 inchi) pada abad ke-21. Berikut diberikan data perubahan tinggi rata-rata permukaan laut
diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.
Perubahan tinggi permukaan air laut akan
sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan
6 persen daerah Belanda, 17,5 persen
daerah Bangladesh, dan banyak pulau-
pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir
akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai
muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
22
melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan
sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan
separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk,
tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan
menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
Pemanasan global (Global Warming) memberi dampak pada berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk pada bidang kesehatan. The Washington
Post menggambarkannya dalam sebuah diagram yang menarik:
22
Pada gambar di atas, dapat dilihat bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi
perubahan lingkungan seperti: perubahan cuaca dan lautan, pergeseran ekosistem dan
degradasi lingkungan.
Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global
(panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya
bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian
dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Contohnya yaitu meningkatnya kejadian Demam Berdarah. Nyamuk Aedes aegypti sebagai
vektor penyakit ini memiliki pola hidup dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah
yang menyebabkan penyakit ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas
dibandingkan dengan daerah pegunungan yang dingin. Namun dengan terjadinya Global
Warming, dimana terjadi pemanasan secara global, maka daerah pegunungan pun mulai
meningkat suhunya sehingga memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembang biak.
Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi padawaterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Jika terjadi kenaikan air laut di indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau kecil
merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi dan
ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik mengingat pulau terluar merupakan pijakan penting
dalam menentukan batas wilayah dengan negara lain.
22
Pemanasan global mengakibatkan suhu air laut meningkat sehingga mengakibatkan
rusaknya terumbu karang dan akan sangat mengganggu kegiatan sosial ekonomi masyarakat,
mengingat terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan dan bertelur, sehingga
sangat mempengaruhi stok ikan. Berdasarkan data, sekitar 30 juta nelayan di dunia
tergantung pada ikan-ikan karang. Dan, setengah kebutuhan protein dan kandungan gizi
untuk 400 juta orang miskin di dunia disuplai dari ikan. Belum lagi nilai ekonomi untuk
wisata bahari juga akan terpengaruh. Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir
akan menjadi korban yang begitu nyata, beberapa nelayan yang menangkap ikan disana,
sebagian besar merasakan dampak terhadap cuaca yang semakin sulit ditentukan kapan
sebaiknya melaut karena musim ikan semakin sulit diprediksi.
4. Menanggulangi Pemanasan Global
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke
atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini
disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.
Menghilangkan karbon (carbon sequestration)dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1). Di bawah tanah atau penyimpanan air tanah
Bawah tanah atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO
lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang
dapat digunakan adalah penyimpanan alami minyak
dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan CO2 kedalam tempat-tempat
penyimpanan minyak di perut bumi akan membantu
mempermudah pengambilan minyak atau gas yang
masih tersisa. Hal ini bisa menutupi biaya
penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara
yang dalam juga bisa menyembunyikan karbon dioksida. Lautan juga dapat menyimpan
banyak karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belum dapat menetapkan pengaruhnya terhapad
lingkungan hidup di dalam laut.
22
2). Penyimpanan di dalam tanaman hidup
Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk tumbuh. Kombinasi
karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk gula
sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka
tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-
tumbuhan yang berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan
lebih banyak karbon, tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga
ekosistem agar tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas
kembali ke atmosfer.
Membatasi emisi CO2 untuk mengurangi produksi gas rumah kaca
Teknik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi
minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin. Energi alternatif yang dapat digunakan
diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi. Kincir angin dapt merubah
energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari juga dapat dirubah menjadi energi listrik
atau sumber panas yang bisa dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi
panas bumi bisa dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif
memang lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu
untuk lebih menekan biaya.
Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa lebih hemat bahan bakar. Para
ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk menciptakan mesin yang hemat bahan bakar.
Penemuan-penemuan telah mengembangkan alat untuk menggantikan mesin pembakaran
atau menggunakan mesin yang lebih kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah
memasuki pasar, tetapi masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan
bakar sel yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa
dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.
Pemanasan global disebabkan oleh matahari, Efek Rumah Kaca (ERK), sinar kosmik,
efek umpan balik, bocornya lapisan ozon, penebangan hutan.
Efek rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global apabila gas-gas rumah kaca
telah berlebihan di atmosfer dan akan mengakibatkan pemanasan global karena
dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek Rumah Kaca terjadi alami karena memungkinkan kelangsungan hidup semua
makhluk di bumi.
Penyebab lain pemanasan global adalah pengaruh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.
Pemanasan global juga memberikan dampak, antara lain perubahan iklim,
peningkatan permukaan laut, dampak pemanasan global terhadap kesehatan, dan
dampak terhadap sosial ekonomi.
Akibat pemanasan global, ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan
juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut.
Dampak pemanasan global jelas akan meningkatkan suhu global. Adanya peningkatan
suhu ini tidak selamanya akan memberikan keuntungan bagi manusia terutama dalam
hal produksi pangan.
Pemanasan gobal juga akan berdampak terhadap kesehatan manusia karena
pemanasan global ini akan mempengaruhi kondisi tempat lingkungan tinggal
manusia. Perubahan terhadap kondisi lingkungan ini akan berpengaruh terhadap
kesehatan.
Pemanasan global juga akan berdampak terhadap kondisi sosial dan ekonomi. Sebagai
contoh, Jika terjadi kenaikan air laut di Indonesia maka akan hilangnya pulau-pulau
kecil merupakan ancaman langsung, tidak saja berpengaruh terhadap kondisi sosial
22
ekonomi dan ekosistem tetapi juga terhadap Geopolitik mengingat pulau terluar
merupakan pijakan penting dalam menentukan batas wilayah dengan negara lain.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca sebagai penyebab pemanasan global. Pertama, mencegah karbon dioksida
dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di
tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksi gas rumah kaca.
Menghilangkan karbon (carbon sequestration) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
di bawah tanah atau penyimpanan air tanah dan penyimpanan di dalam tanaman hidup
Sedangkan teknik yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni
mengganti energi minyak dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan
karbon dan yang kedua penggunaan energi minyak sehemat mungkin.
Energi alternatif yang dapat digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi
nuklir, dan panas bumi.
B. SARAN
Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta
mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate
Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh
semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya seperti hal-hal berikut ini:i,
diantaranya:
Hemat energi, dengan cara:
Mematikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan.
Hanya menggunakan peralatan listrik ketika kita membutuhkannya.
Tidak menggunakan peralatan yang menggunakan listrik; jika dapat dengan
mudah dilakukan dengan tangan, seperti membuka kaleng, botol dsb.
Hubungkan lampu di halaman rumah dengan sebuah alat pengatur waktu (timer)
atau fotocel sinar matahari.
Gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi untuk menghemat
listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros listrik daripada
lampu pijar.
Mematikan peralatan listrik dan menggunakan penerangan seminimal mungkin di
malam hari ketika akan pergi tidur.
Mematikan pemanas air sebelum Anda berangkat untuk pergi berlibur.
22
Membersihkan dan mengeluarkan barang/makanan yang tidak perlu dari kulkas
setiap minggu.
Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu lemari es, karena
akan boros listrik.
Menggunakan produk ramah lingkungan
Stop penebangan hutan
Membuang sampah pada tempatnya
Menanam pohon
Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya,
sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan
dan menyehatkan kita. Jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah
koleksi tanaman di halaman rumah, misalnya tanaman hias, bunga, buah atau apotik
hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Jika sebagian besar warga bumi
melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi
CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam.
Hemat air
Tidak mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.
Tidak menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan
banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter.
Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada memakai
kran shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’. Demikian pula
untuk mencuci mobil, cukup menggunakan ember dan gayung daripada
menggunakan selang dengan air mengalir.
Menggunakan air bilasan cucian beras, buah dan sayur juga untuk menyiram
tanaman.
Menadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan
lantai dsb.
Menggunakan prinsip reuse, reduse, dan recycle.
Reuse
22
Mengunakan keramik atau gelas cangkir
kopi bukan cangkir sekali pakai seperti
yang terbuat dari plastic dan Styrofoam.
Mengunakan kembali kantong plastik dan
wadah penyimpan barang lainnya.
Menggunakan kertas bekas surat dan
amplopnya, kalender bekas, untuk kertas
corat-coret atau catatan keperluan sehari-
hari.
Mengunakan kembali kertas HVS yang
baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.
Mengunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada
kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.
Menggunakan ‘reusable‘ piring, botol minum dan alat makan yang bukan
sekali pakai.
Menggunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan
makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya.
Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang
Menggunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’
barang.
Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan
cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
Reduse
Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah
digunakan daripada sering membeli baru.
Hanya membeli perangkat mebel yang benar-benar digunakan.
Membeli dan menggunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering
digunakan.
Memprioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
Membeli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari
transportasi.
Membeli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih murah dan
lebih terjamin kesegarannya.
22
Membeli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
Menghindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup.
Dengan kata lain jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih
murah dan hemat kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh
banyak kemasan. Contoh pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada
ukuran sachet kecil.
Menghindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah
styrofoam karena tidak dapat didaur ulang.
Menghindari atau mengurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti
sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik.
Menghindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah
terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.
Minimalkan penggunaan pestisida. Menghindari penggunaan ‘racun tikus’ dari
bahan kimia, jika ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi menggunakan
jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin misalnya.
Mengurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah.
Tidak membeli produk yang dibuat dari hewan langka.
Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah
vegetarian.
Recycle
Menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Menggunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan.
Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium
serta bahan anorganik lainnya.
Memanfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan
tangan yang indah.
Mengumpulkan sampah dan membuang di tempat yang sesuai dengan
peruntukkannya, jika memungkinkan memisahkan yang organik dan non organik.
Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non
organik bisa diolah kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada
dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat
dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal
22
mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai
waktu 200 tahun.
Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman
dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.
Pemanfaatkan Sumber Energi dari Alam :
Membuka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan
menyegarkan ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk udara
buatan yang boros listrik seperti AC. Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa
bersihkan AC secara teratur, akan menghemat listrik. Jangan lupa setel ‘timer’
pada AC agar berhenti pada saat sebelum fajar. Exhaust fan juga bisa digunakan
untuk membantu pertukaran udara segar di dalam ruang, jika sirkulasi angin
belum maksimal.
Jika ingin membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan sirkulasi udara
angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal. Pada Negara yang sudah
sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark dan juga Jepang, pemakaian listrik
sudah mulai memanfaatkan tenaga kincir angin dan panel surya, semoga di
Indonesia bisa segera diterapkan juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang
belum bisa menjangkau seluruh pelosok daerah terutama daerah terpencil.
Dengan melakukan salah satu dari di atas maka kita semua sudah dapat
menyelamatkan bumi dari kehancuran, stop global warming sangat tidak mungkin,
mengurangi dampak pemanasan global adalaha jawaban yang mungkin.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pemanasan global dan perubahan iklim. http://earthhotter2.blogspot.com/2011/12/29/pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html. Diakses pada Senin, 9 Maret 2015.
Dina, Nang. 2014. Makalah Perubahan Lingkungan Akibat Global Warming (Pemanasan Global). http://nangdina14.blogspot.com/2014/03/17/Makalah-Perubahan-Lingkungan-Akibat-Global-Warming.html. Diakses pada Senin, 9 Maret 2015.
Ramot M. V. Sianturi. 2007. Tindakan Penanggulangan Pemanasan Global.http://kontektekim.blogspot.com/2007/10/tindakan-penanggulangan-pemanasan.html. Diakses pada tanggal Selasa, 10 Maret 2015.
Wawan Nawansta. 2013. Dampak Global Warming. http://dampakglobalwarming.blogspot.com/2013/07/dampakglobalwarmingpenyebab-dan-cara.html. Diakses pada Selasa, 10 Maret 2015.