bab i pengembangan konsep -...

18
33 BAB I PENGEMBANGAN KONSEP Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja setrika yang baru berdasarkan hasil dari analisis House of Quality yang paling penting untuk diperbaiki. 1.1 Studi Spesifikasi Konsep dengan FAST Diagram Dalam melakukan penyusunan konsep produk, sebaiknya dimulai dengan memperjelas masalah mencakup pengertian umum dan pemecahan masalah menjadi submasalah. Hal ini dilakukan dengan dekomposisi masalah, dimana masalah yang kompleks akan dibagi menjadi submasalah yang lebih sederhana dengan pendekatan fungsional, sehingga perlu menggambarkan ulang mekanisme produk, misalnya dengan menggunakan Fast Diagram. Diagram FAST memberikan gambaran grafis tentang bagaimana fungsi yang ada saling berhubungan atau saling bekerja sama dalam suatu sistem (produk atau proses) untuk memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Dengan berfokus pada fungsi, tim maupun individu dapat berfokus pada apa yang benar-benar penting dan tidak dibatasi oleh fitur fisik dari produk atau proses, yang mengarah pada definisi masalah yang lebih baik dan jalur yang lebih jelas menuju solusi. Berikut ini merupakan langkah pembuatan FAST Diagram. 1. Menentukan produk yang akan dibuat diagram FAST 2. Menentukan fungsi dasar (basic function) dari produk, biasanya merupakan karakteristik ataupun tugas dari sudut pandang pengguna yang merupakan alasan utama dibuatnya suatu produk. Fungsi ini diturunkan dari fungsi yang paling tinggi, misalnya produk meja setrika : “Alas Menyetrika” 3. Menentukan fungsi sekunder dari produk yang dibuat, adalah fungsi yang dirancang untuk menyebabkan atau membiarkan fungsi dasar (basic function) terjadi. Misalnya pada produk meja setrika : “Memastikan Kenyamanan” 4. Memastikan fungsi sekunder dari produk yang dibuat sesuai dengan HOQ yang telah dibuat, yaitu pada respon teknis (Room 2), contohnya respon teknis “Tinggi Meja Setrika” dapat dijelakan pada fungsi sekunder FAST dengan “Menyesuaikan postur tubuh”

Upload: buikien

Post on 13-Jun-2019

274 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

33

BAB I

PENGEMBANGAN KONSEP

Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan

pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja

setrika yang baru berdasarkan hasil dari analisis House of Quality yang paling penting untuk

diperbaiki.

1.1 Studi Spesifikasi Konsep dengan FAST Diagram

Dalam melakukan penyusunan konsep produk, sebaiknya dimulai dengan memperjelas

masalah mencakup pengertian umum dan pemecahan masalah menjadi submasalah. Hal ini

dilakukan dengan dekomposisi masalah, dimana masalah yang kompleks akan dibagi menjadi

submasalah yang lebih sederhana dengan pendekatan fungsional, sehingga perlu

menggambarkan ulang mekanisme produk, misalnya dengan menggunakan Fast Diagram.

Diagram FAST memberikan gambaran grafis tentang bagaimana fungsi yang ada saling

berhubungan atau saling bekerja sama dalam suatu sistem (produk atau proses) untuk

memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Dengan berfokus pada fungsi, tim maupun

individu dapat berfokus pada apa yang benar-benar penting dan tidak dibatasi oleh fitur fisik

dari produk atau proses, yang mengarah pada definisi masalah yang lebih baik dan jalur yang

lebih jelas menuju solusi. Berikut ini merupakan langkah pembuatan FAST Diagram.

1. Menentukan produk yang akan dibuat diagram FAST

2. Menentukan fungsi dasar (basic function) dari produk, biasanya merupakan karakteristik

ataupun tugas dari sudut pandang pengguna yang merupakan alasan utama dibuatnya suatu

produk. Fungsi ini diturunkan dari fungsi yang paling tinggi, misalnya produk meja setrika

: “Alas Menyetrika”

3. Menentukan fungsi sekunder dari produk yang dibuat, adalah fungsi yang dirancang untuk

menyebabkan atau membiarkan fungsi dasar (basic function) terjadi. Misalnya pada produk

meja setrika : “Memastikan Kenyamanan”

4. Memastikan fungsi sekunder dari produk yang dibuat sesuai dengan HOQ yang telah dibuat,

yaitu pada respon teknis (Room 2), contohnya respon teknis “Tinggi Meja Setrika” dapat

dijelakan pada fungsi sekunder FAST dengan “Menyesuaikan postur tubuh”

Page 2: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

34

5. Melanjutkan penyusunan fungsi sekunder dari produk, hingga mencapai fungsi

yang paling rendah dari produk yang dibuat.

6. Melakukan pengecekan pada FAST diagram dengan menggunakan logika

“Bagaimana” dari kiri ke kanan, serta logika “Mengapa” dari kanan ke kiri.

Berikut merupakan contoh FAST diagram dari produk meja setrika.

Gambar 1.1 FAST Diagram Produk Meja Setrika

1.2 Alternatif Konsep (Morphological Chart)

Alternatif konsep merupakan sebuah alternatif baru yang dimunculkan dari setiap fungsi

yang dibuat sebelumnya. Dalam alternatif konsep menggunakan tabel kombinasi konsep yang

menyediakan sebuah cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis yaitu

dengan Morphological Chart. Di dalam chart ini dibuat kombinasi dari berbagai kemungkinan

solusi untuk suatu produk. Berikut merupakan langkah-langkah dalam pembuatan

Morphological Chart:

1. Membuat daftar kriteria berdasarkan pada fungsi produk yang telah dijabarkan pada Fast

Diagram. Dimana daftar kriteria tersebut didasarkan pada prioritas yang harus

dikembangkan, diperoleh dari relative important pada HOQ.

Page 3: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

35

2. Daftar semua alternatif yang mungkin untuk mencapai setiap fungsi dari produk.

3. Membuat chart untuk mencantumkan semua kemungkinan alternatif.

4. Identifikasi kombinasi alternatif yang layak dilakukan.

Berikut susunan tabel alternatif konsep untuk produk meja setrika.

Tabel 1.1 Alternatif Konsep – Morphological Chart

Kriteria

Fungsi

Kriteria Pilihan Desain

Memastikan

Kenyamanan

Sistem

Adjustable

(A)

Ada (A1)

Tidak Ada (A2)

Jenis Busa

pada Alas

Meja

(B)

Rebonded (B1)

General (B2)

Inoac (B3)

Material

tempat

meletakkan

setrika

(C)

Besi (C1)

Aluminium (C2)

Kayu (C3)

Memastikan

Keamanan

JenisKain

(D)

KainAteja (D1)

Kain Polyester (D2)

Kain Katun ( D3)

93

-12

0

Page 4: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

36

Kriteria

Fungsi Kriteria Pilihan Desain

Memastikan

Keandalan

Jenis

Material

Kerangka

(E)

Kayu(E1)

Stainless steel (E2)

Besi (E3)

MaterialRakB

aju

(F)

Stainless steel (F1)

Kayu (F2)

Plastik (F3)

Meningkatan

Fleksibelitas

SistemLipat

(G)

Ada (G1)

Tidak Ada (G2)

Page 5: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

37

Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1

Penjelasan : Pada konsep A memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja

menggunakan busa general, material tempat meletakkan setrika menggunakan jenis

aluminium, jenis kain yang digunakan ialah kain polyester, jenis material kerangka

menggunakan besi, bahan material rak baju terbuat dari stainless steel serta memiliki fitur

sistem lipat pada meja setrika.

Konsep B : A1 – B1 – C1 – D1 – E2 – F1 – G1

Penjelasan: Pada Konsep B memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja

menggunakan busa rebonded, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan besi,

jenis kain yang digunakan yaitu kain Ateja, jenis material kerangka menggunakan stainless

steel, bahan material rak baju terbuat dari stainless steel serta memiliki fitur sistem lipat pada

meja setrika.

Konsep C : A2 – B3 – C3 – D3 – E1 – F3 – G1

Penjelasan: Pada Konsep C tidak memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja

menggunakan busa Inoac, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan kayu, jenis

kain yang digunakan yaitu kain katun, jenis material kerangka menggunakan kayu, bahan

material rak baju terbuat dari plastik serta memiliki fitur sistem lipat pada meja setrika.

Konsep D : A1 – B1 – C1 – D2 – E3 – F1 – G2

Penjelasan: Pada Konsep D memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja

menggunakan busa rebonded, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan besi,

jenis kain yang digunakan yaitu kain polyester, jenis material kerangka menggunakan besi,

bahan material rak baju terbuat dari stainless steel serta tidak memiliki fitur sistem lipat pada

meja setrika.

Konsep E : A2 – B2 – C2 – D3 – E1 – F2 – G2

Penjelasan: Pada Konsep E tidak memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja

menggunakan busa general, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan

aluminium, jenis kain yang digunakan yaitu kain katun, jenis material kerangka menggunakan

kayu, bahan material rak baju terbuat dari kayu serta tidak memiliki fitur sistem lipat pada meja

setrika.

Konsep F : A2 – B3 – C3 – D1 - E2 – F1 – G2

Penjelasan: Pada Konsep F tidak memiliki sistem adjustable, jenis busa pada alas meja

menggunakan busa Inoac, jenis material tempat meletakkan setrika menggunakan kayu, jenis

kain yang digunakan ialah kain ateja, jenis material kerangka menggunakan stainless steel,

Page 6: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

38

bahan material rak baju dari stainless steel serta tidak memiliki fitur sistem lipat pada meja

setrika.

Berikut merupakan ringkasan dari penjelasan konsep-konsep meja setrika yang akan

dibuat yang dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 1.2 Ringkasan Konsep-Konsep yang akan dibuat

KONSEP

A B C D E F

Sistem Adjustable Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada

Jenis busa pada alas meja General Rebonded Inoac Rebonded General Inoac

Material tempat meletakkan

setrika Aluminium Besi Kayu Besi Aluminium Kayu

Jenis kain Kain

Polyester Kain Ateja Kain Katun

Kain

Polyester Kain Katun Kain Ateja

Jenis material kerangka Besi Stainles

steel Kayu Besi Kayu

Stainles

Steel

Material rak baju

Stainles

steel

Stainles

steel Plastik

Stainles

Steel Kayu

Stainles

Steel

Sistem Lipat Ada Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Page 7: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

39

POIN PENTING

- Pada Pembuatan FAST diagram, pengecekan logika dengan “how” dan “why” dilakukan

secara berulang kali untuk memastikan fungsi-fungsi dari produk yang akan dirancang

telah tercakup dengan baik.

- Tidak ada FAST diagram yang “mutlak benar”, baik untuk produk maupun prosesnya,

adapun variasinya bergantung pada : Fokus analisis, Fokus teknologi atau konsumen,

tujuan pengembangan produk.

- Penulisan fungsi pada FAST diagram dengan menggunakan aturan dua kata verb-noun

berfungsi untuk : Mempromosikan pemikiran kreatif dengan cara-cara alternatif untuk

memberikan sebuah fungsi dan membatasinya dengan memberikan batasan pada

perspektif untuk hanya melihat fungsi dengan bingkai yang positif

- Pada pembuatan kriteria Morphological Chart perlu disesuaikan berdasarkan pada fungsi

produk yang dijabarkan pada Fast Diagram dan kriteria tersebut juga didasarkan pada

prioritas pada relative important HOQ.

Page 8: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

40

Page 9: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

41

BAB II

PEMILIHAN KONSEP

Pemilihan konsep atau seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan

memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan

relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan

pengembangan selanjutnya.

2.1 Metode Pemilihan Konsep

Pemilihan konsep didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh yang disebut

seleksi konsep PUGH. Terdapat 2 tahap pemilihan konsep, yaitu tahapan pertama disebut

penyaringan konsep dan tahapan kedua disebut penilaian konsep (Ulrich dan Eppinger, 2001).

a. Penyaringan Konsep

Penyaringan adalah proses yang evaluasinya masih perkiraan yang ditujukan untuk

mempersempit alternatif. Berikut merupakan langkah-langkah penyaringan konsep:

1. Menyiapkan Matriks Seleksi

- Memasukkan kriteria seleksi, dimana kriteria seleksi diperoleh dari fungsi produk yang

telah dijabarkan pada Diagram Fast

2. Menilai Konsep

- Melakukan penilaian konsep dimana: “lebih baik” (+), “sama dengan” (0), atau lebih

buruk “(-)”

- Membandingkan setiap konsep dengan konsep referensi

3. Merangking Konsep

- Memberi peringkat pada setiap konsep

4. Menggabungkan dan Memperbaiki Konsep

5. Memilih Satu atau Lebih Konsep

6. Merefleksikan Hasil dan Proses

Page 10: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

42

Tabel 2.1 Matriks PUGH Penyaringan Konsep

Kriteria

KONSEP-KONSEP

A B C D E F REEF

Memastikan kenyamanan 0 + - + - - 0

Memastikan keandalan + + - + 0 + 0

Memastikan keamanan + + 0 + 0 + 0

Meningkatkan Fleksibilitas 0 0 0 - - - 0

Jumlah + 2 3 0 3 0 2

Jumlah 0 (sama) 1 2 2 1 2 0

Jumlah - 0 0 2 1 2 2

Nilai Akhir 2 3 -2 2 -2 0

Ranking 1 2 6 4 5 3

Lanjutkan? Gabungkan Ya Tidak Gabungkan Tidak Perbaiki

Berdasarkan tahap penyaringan terdapat 2 konsep yang diterima dalam penyaringan konsep

yaitu konsep A dan B, serta 1 konsep yang akan diperbaiki yaitu konsep F. Berikut merupakan

tabel gabungan dan perbaikan konsep.

Tabel 2.2 Konsep Tersaring

Konsep Sistem

Adjustable

Jenis busa

pada alas

meja

Material tempat

meletakkan

setrika

Jenis

kain

Jenis

material

kerangka

Jenis

material

rak baju

Sistem

lipat

AD Ada Rebonded Besi

Kain

Polyest

er

Besi Stainles

Steel

Ada

B Ada Rebonded Besi Kain

Ateja

Stainless

steel

Stainless

steel

Ada

F Tidak Ada Inoac Kayu Kain

Ateja

Stainless

steel

Stainless

steel

Tidak

Ada

b. Penilaian Konsep

Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu

konsep dengan memberikan bobot kepentingan relatif pada setiap kriteria seleksi.

Page 11: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

43

Berikut merupakan langkah-langkah penilaian konsep:

1. Menyiapkan Matriks Seleksi

- Memasukkan kriteria seleksi dan tambahkan bobot kepentingan untuk setiap kriteria

2. Menilai Konsep

- Melakukan penilaian konsep dengan skala penilaian yang direkomendasikan adalah 1

sampai 5.

Tabel 2.3 Kinerja Relatif

Kinerja relatif Nilai

Sangat buruk dibandingkan referensi 1

Buruk dibandingkan referensi 2

Sama seperti referensi 3

Lebih baik dari referensi 4

Sangat lebih baik dari referensi 5

3. Merangking Konsep

- Nilai berbobot dihitung dengan mengalikan nilai dengan bobot kriteria/beban, lalu diberi

peringkat sesuai dengan total nilainya. Dimana bobot kriteria diperoleh dari relative

important pada HOQ.

4. Menggabungkan dan memperbaiki Konsep

5. Memilih satu atau lebih konsep

6. Merefleksikan hasil dan proses

Berikut merupakan PUGH matrix pada tahap penilaian konsep untuk produk meja setrika.

Berdasarkan tahap penyaringan sebelumnya, terdapat 3 konsep yang dapat dilanjutkan, yaitu

gabungan konsep AD, konsep B, dan konsep F dengan perbaikan.

Tabel 2.4 Matriks PUGH Penilaian Konsep

Konsep

Kriteria Seleksi Beban AD B F

Memastikan kenyamanan 22,60 % 4 0,90 4 0,90 3 0,68

Memastikan keandalan 17,90 % 5 0,89 5 0,89 5 0,89

Memastikan keamanan 12,90 % 4 0,52 5 0,65 5 0,65

Meningkatkan fleksibelitas 46,60 % 3 1,40 3 1,40 2 0,93

Total Nilai Peringkat 3,71 3,84 3,15

Lanjutkan? Tidak Kembangkan Tidak

2.2 Analisis Konsep Terpilih

Berdasarkan analisis menggunakan PUGH Matrix, didapatkan konsep yang terpilih, yaitu

Page 12: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

44

POIN PENTING

- Langkah-langkah dalam metode pemilihan konsep dan penilaian konsep pada dasarnya sama. Namun,

yang membedakan pada langkah penilaian konsep. Dimana apabila pada pemilihan konsep dengan

penilaian “lebih baik” (+), “sama dengan” (0), atau lebih buruk “(-)”. Sedangkan pada penilaian konsep

menggunakan skala 1-5.

- Kriteria seleksi pada pemilihan konsep dan penilaian konsep disesuaikan dengan fungsi produk yang

dijabarkan pada FAST Diagram dan disesuaikan pula pada HOQ room 2 yakni pada technical response.

- Pada penilaian konsep juga terdapat bobot kriteria/beban, dimana bobot kriteria tersebut diperoleh dari relative important pada HOQ yang disesuaikan dengan kriteria seleksi.

konsep B. Sebelumnya, pada tahap penyaringan terdapat 3 konsep yang dapat dilanjutkan, yaitu

konsep B, gabungan konsep A dan D, dan konsep F yang perlu direvisi. Kemudian dilanjutkan

dengan tahap penilaian sehingga didapatkan satu konsep yang akan dikembangkan pada tahap

selanjutnya, yaitu konsep B yang mempunyai spesifikasi terdapat sistem adjustable, jenis busa

alas meja rebonded, jenis material tempat meletakkan setrika besi, jenis kain Ateja, jenis material

kerangka stainless steel, bahan material rak baju dari stainless steel serta memiliki fitur sistem

lipat pada meja setrika.

Tabel 2.5 Konsep Terpilih

Konsep Terpilih (B)

Sistem Adjustable Jenis Busa Pada Alas

Meja

Material Tempat

Meletakkan Setrika Jenis Kain

Ada

General

Aluminium

Kain Polyester

Jenis Material

Kerangka Material Rak Baju Sistem Lipat

Stainless steel

Stainless steel

Ada

93

-12

0

Page 13: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

45

BAB III

PENGUJIAN KONSEP

Pada sub bab ini akan berisikan pengujian yang dilakukan selama fase pengembangan konsep.

Pada tahap ini dibutuhkan respons dari pelanggan potensial yang merupakan target pasar yang

ingin dituju mengenai uraian dan gambaran konsep produk.

3.1 Mendefinisikan Maksud dari Pengujian Konsep

Tahap ini merupakan tahap pertama pada pengujian konsep, dimana anggota tim secara

eksplisit menuliskan pertanyaan - pertanyaan yang ingin dijawab melalui pengujian ini, beberapa

pertanyaan utama yang ditunjukkan pada pengujian konsep adalah :

3.2 Memilih Populasi Survei

Asumsi yang mendasari pengujian konsep adalah populasi pelanggan potensial yang

disurvei mencerminkan target pasar dari sebuah produk. Dalam pembuatan daftar pertanyaan, pada

umumnya diawali oleh pertanyaan saringan, yang digunakan untuk verifikasi apakah responden

sesuai dengan target pasar yang didefinisikan.

3.2.1 Memilih Format Survei

Berikut ini merupakan format survei yang biasa digunakan dalam pengujian konsep, antara

lain:

a. Interaksi langsung (face-to-face interaction)

Pada format survey ini, terjadi interaksi secara langsung antara tim pengembang dengan

pelanggan. Contoh: Bertanya kepada pengunjung di mall, ditaman, atau dijalan-jalan kota;

a. Konsep yang mana dari beberapa alternatif konsep yang akan dilanjutkan

pengembangannya?

b. Bagaimana konsep dapat diperbaiki sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

dengan lebih baik?

c. Kira-kira berapa banyak produk yang berhasil dijual?

d. Dapatkah proses pengembangan dilanjutkan?

Page 14: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

46

wawancara yang telah dirancang sebelumnya melalui telepon. Atau dapat juga dengan

kelompok fokus (diskusi kelompok) yang telah dirancang sebelumnya, dengan peserta antara

6 sampai 12 orang).

b. Telepon

Wawancara telepon dapat dirancang sebelumnya dan ditujukan terhadap individu yang sangat

spesial, contohnya dokter gigi. Atau dapat juga dilakukan melalui panggilan telepon secara

diam-diam (cold calls) terhadap consumer yang berasal dari populasi target.

c. Lewat surat yang dikirimkan melalui jasa pos

Pada survei melalui surat, bahan-bahan pengujian konsep dikirimkan dan responden diminta

untuk mengembalikan format yang telah diisi lengkap.

d. Surat elektronik (e-mail)

Survei melalui e-mail adalah sama dengan survei melalui jasa pos, namun kemungkinan

responden membalas e-mail lebih besar daripada surat melalui pos.

e. Internet

Dengan menggunakan internet, tim dapat menciptakan suatu situs pengujian konsep virtual.

Dengan metode itu peserta survei dapat mengamati konsep dan memberikan respon mereka.

3.2.2 Mengkomunikasikan Konsep

Konsep dapat dikomunikasikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

a. Uraian Verbal

Uraian verbal umumnya berupa paragraf singkat atau kumpulan butir - butir yang berisi

ringkasan konsep produk. Uraian ini dapat dibaca sendiri oleh responden atau dibacakan oleh

petugas yang melaksanakan survei.

b. Sketsa

Sketsa biasanya berupa garis - garis gambar yang menunjukkan produk dari berbagai sudut

pandang. Sketsa dapat dilengkapi dengan keterangan atau catatan penting.

c. Foto dan gambar (rendering)

Foto dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep ketika terdapat model nyata untuk

konsep produk.

Page 15: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

47

d. Storyboard

Storyboard adalah serangkaian gambar yang mengkomunikasikan urutan sementara dalam

penggunaan produk.

e. Video

Gambar- gambar video lebih dinamis daripada storyboard. Dengan video, bentuk produk

dapat dikomunikasikan dengan jelas, demikian juga dengan cara penggunaan produk.

f. Simulasi

Simulasi umumnya diimplementasikan sebagai software yang menirukan fungsi atau

gambaran interaktif dari produk.

g. Multimedia Interaktif

Multimedia interaktif mengkombinasikan kemampuan visual video dengan kemampuan

interaktif dari simulasi. Dengan menggunakan multimedia kita akan mendapatkan rekaman

dari video dan juga gambaran dari produk sekaligus.

h. Model Fisik

Model fisik, dikenal juga sebagai model yang mirip (looks-like models). Metode ini secara

jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk. Model ini seringkali terbuat dari kayu

atau busa polimer yang diwarnai menyerupai prosuk yang sebenarnya.

i. Prototipe yang Dioperasikan (Working Prototipes)

Jika tersedia, prototipe yang dioperasikan atau bekerja seperti model, akan sangat berguna

pada pengujian konsep. Akan tetapi, penggunaan working prototipes juga beresiko. Resiko

utamanya adalah responden akan menyamakan prototipe dengan produk akhir.

3.3 Mengukur Respons Pelanggan

Sebagian besar survei pengujian konsep dimulai dengan mengkomunikasikan konsep

produk dan kemudian mengukur respon pelanggan. Ketika pengujian konsep dilakukan pada

awal fase pengembangan konsep, respon pelanggan biasanya diukur dengan meminta pelanggan

untuk memilih salah satu dari dua atau lebih konsep alternatif. Berikut merupakan contoh kuisioner

pengujian konsep yang diberikan ke pelanggan.

Page 16: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

48

SURVEY PENGUJIAN KONSEP MEJA SETRIKA

Nama : Usia :

Jenis Kelamin : No. Telpon :

Pada saat ini kami sedang mengadakan peniltian terkait dengan identifikasi kebutuhan pelanggan terhadap

produk meja setrika. Kami sangat menghargai kejujuran dan kesungguhan anda dalam mengisi kuisioner ini.

Terima kasih atas partisipasi anda untuk mengisi kuisioner in i:

1. Apakah anda menggunakan meja setrika dalam kegiatan menyetrika?

(jika jawabannya tidak, kami mengucapkan terimakasih dan survei berakhir disini)

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda pernah mengalami saat menggunakan meja setrika?

a. Ya

b. Tidak

3. Jika ya, masalah apakah yang pernah anda alami saat menggunakan meja setrika?

a. Sakit punggung

b. Terkena setrika panas

c. Lainnya (....................................................................................................................................)

Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai detail produk kami:

Meja setrika kami memiliki sistem dimana dapat diatur ketinggiannya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh

karena itu, dapat mengakomodasi penggunaan meja setrika oleh orang yang memiliki postur tubuh yang berbeda-

beda agar tidak mudah letih. Meja setrika kami memiliki material yang berkualitas dengan jenis busa yang general.

Jenis material busa ini baik dalam menyerap panas dan memiliki kepadatan yang baik sehingga memudahkan

kegiatan penyetrikaan. Meja setrika dilengkapi dengan tempat peletakan setrika yang terbuat dari aluminium yang

kuat dalam menahan beban dan menyerap panas. Jenis kain pelindung adalah polyester yang memiliki sifat tahan

panas sehingga menghindari kerusakan yang diakibatkan panas berlebih. Pada bagian kerangka dan rak baju dibuat

dari stainless steel yang anti karat dan kuat. Selain itu, meja setrika kami memiliki sistem lipatr sehingga dapat

memudahkan pengguna untuk menyimpan ketika sedang tidak digunakan.

4. Jika produk ini berkisar harga Rp300.000,- sampai Rp500.000,- dan dijual di toko terdekat. Bagaimana

peluang anda untuk membeli produk dalam satu tahun mendatang?

a. Saya pasti akan membeli meja setrika ini.

b. Saya mungkin akan membeli meja setrika ini.

c. Saya mungkin atau tidak membeli meja setrika ini.

d. Saya mungkin tidak akan membeli meja setrika ini.

e. Saya pasti tidak akan membeli meja setrika ini.

5. Menurut anda, bagaimanakah produk kami? Dan apa yang harus diperbaiki dari produk kami?

............................................................................................................................. ..........................................

.......................................................................................................................................

Terimakasih atas partisipasi anda dalam pengujian konsep produk kami.

Malang, Januari 2018

Responden

(...........................................)

Page 17: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

49

Skala ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur keinginan pelanggan untuk membeli

dibagi menjadi lima kategori :

• Pasti akan membeli

• Mungkin akan membeli

• Mungkin atau tidak akan membeli

• Mungkin tidak akan membeli

• Pasti tidak akan membeli

Terdapat banyak alternatif untuk skala ini, termasuk menyediakan tujuh atau lebih kategori

respon. Alternatif lain adalah meminta langsung kepada pelanggan untuk menyebutkan angka

peluang untuk menbeli produk.

3.4 Menginterpretasikan Hasil

Sebelum melanjutkan ke tahap model, perlu diperhatikan bahwa prediksi penjualan produk

baru mengandung sejumlah besar ketidakpastian, dan akan menghasilkan kesalahan (error) yang

tinggi. Walaupun demikian, prediksi penjualan cenderung berhubungan dengan permintaan yang

sebenarnya. Karena itu, prediksi penjualan merupakan informasi yang berharga bagi tim

pengembang. Pada model berikut ini akan diestimasikan Q (jumlah produk yang diharapkan terjual

selama periode waktu tertentu) sebagai :

𝑸 = 𝑵 𝒙 𝑨 𝒙 𝑷 (3- 1)

Keterangan :

Q : Jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode waktu tertentu

N : Jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian selama periode waktu

tertentu (untuk kategori produk yang sudah ada dan stabil, N adalah jumlah pembelian yang

diharapkan akan terjadi terhadap kategori produk yang sudah ada selama periode waktu

tertentu)

A : Proporsi pelanggan potensial atau pembelian produk yang tersedia (available) dan pelanggan

menyadari (aware) keberadaan produk tersebut (hal ini terjadi jika kesadaran dan

ketersediaan diasumsikan merupakan faktor yang terpisah, hasil kali kedua faktor ini akan

menghasilkan nilai A)

P : Peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari keberadaan produk

tersebut.

Page 18: BAB I PENGEMBANGAN KONSEP - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/id/wp-content/uploads/2018/02/MODUL-3.pdf · 37 Konsep A : A1 – B2 – C2 – D2 – E3 – F1 – G1 Penjelasan : Pada

50

𝑷 = 𝑪𝒅𝒆𝒇𝒊𝒏𝒊𝒕𝒆𝒍𝒚 𝒙 𝑭𝒅𝒆𝒇𝒊𝒏𝒊𝒕𝒆𝒍𝒚 𝒙 𝑪𝒑𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒍𝒚 𝒙 𝑭𝒑𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒍𝒚 (3- 2)

Keterangan :

𝑭𝒅𝒆𝒇𝒊𝒏𝒊𝒕𝒆𝒍𝒚 : proporsi responden survei yang memilih skala “pasti akan membeli”

𝑭𝒑𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒍𝒚 : proporsi responden survei yang memilih skala “mungkin akan membeli”

𝑪𝒅𝒆𝒇𝒊𝒏𝒊𝒕𝒆𝒍𝒚 dan 𝑪𝒑𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒍𝒚 : adalah konstanta kalibrasi yang biasanya ditetapkan berdasarkan

pengalaman perusahaan dengan produk yang sama. Umumnya bernilai sekitar 0.10 < 𝑪𝒅𝒆𝒇𝒊𝒏𝒊𝒕𝒆𝒍𝒚

< 0.50, dan 0 < 𝑪𝒑𝒓𝒐𝒃𝒂𝒃𝒍𝒚 < 0.25. (Ulrich, 2001)

3.5 Merefleksikan Hasil dan Proses

Manfaat utama dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari pelangan

potensial. Pandangan kualitatif yang dikumpulkan melalui suatu diskusi terbuka dengan

responden tentang konsep- konsep yang diusulkan mungkin merupakan hasil yang paling penting

dari pengujian konsep, terutama pada awal proses pengembangan.

Tim akan diuntungkan oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang terdapat

pada model prediksi, yaitu: (1) ukuran pasar keseluruhan, (2) ketersediaan kesadaran tentang

produk, (3) proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk.