bab i segmentasi pasar - lab-srk.ub.ac.idlab-srk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/modul-1.pdf ·...

22
1 BAB I SEGMENTASI PASAR Dalam perancangan produk, segmentasi pasar digunakan untuk melakukan pengkategorian pelanggan ke dalam segmentasi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk membagi pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut. Pembagian suatu pasar menjadi segmen-segmen ini dilakukan perusahaan untuk mempertimbangkan kebijakan yang harus diambil terhadap pesaing dan untuk menentukan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Dengan memetakan produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana yang menyebabkan kelemahan lini produksi dan produk mana yang mampu memanfaatkan kelemahan tersebut. 1.1 Jenis-Jenis Segmentasi Pasar Berikut ini merupakan jenis-jenis dari segmentasi pasar menurut Philip Kohler. 1. Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target operasi perusahaan. 2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan. 3. Segmentasi Pasar berdasarkan Sociocultural Segmentasi sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap pada: daur hidup keluarga, kelas sosial, budaya dan sub budaya, lintas budaya atau segmentasi pemasaran global. 4. Segmentasi Pasar berdasarkan Tingkah Laku Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi pembeli terhadap suatu produk.

Upload: vanhanh

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

SEGMENTASI PASAR

Dalam perancangan produk, segmentasi pasar digunakan untuk melakukan

pengkategorian pelanggan ke dalam segmentasi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk

membagi pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang

homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai

dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.

Pembagian suatu pasar menjadi segmen-segmen ini dilakukan perusahaan untuk

mempertimbangkan kebijakan yang harus diambil terhadap pesaing dan untuk menentukan

kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas.

Dengan memetakan produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam

segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana yang

menyebabkan kelemahan lini produksi dan produk mana yang mampu memanfaatkan

kelemahan tersebut.

1.1 Jenis-Jenis Segmentasi Pasar

Berikut ini merupakan jenis-jenis dari segmentasi pasar menurut Philip Kohler.

1. Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi

Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara,

wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan

akan menjadi target operasi perusahaan.

2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi

Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian

usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan.

3. Segmentasi Pasar berdasarkan Sociocultural

Segmentasi sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis

(budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap pada: daur hidup keluarga, kelas sosial,

budaya dan sub budaya, lintas budaya atau segmentasi pemasaran global.

4. Segmentasi Pasar berdasarkan Tingkah Laku

Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi

pembeli terhadap suatu produk.

2

1.2 Manfaat Segmentasi

Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan

variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat

dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan

meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam

jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991). Manfaat

yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:

1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-

kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.

2. Dapat mendesain produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.

3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.

4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen

yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-

periode dimana reaksi pasar cukup besar.

1.3 Langkah Pengerjaan Segmentasi Pasar

Untuk melakukan segmentasi pasar, yang dilakukan adalah:

1. Menentukan produk

2. Menetapkan segmentasinya

3. Melakukan benchmark

4. Menaruh di peta segmentasi

Dalam buku Ulrich diberikan contoh bahwa untuk bentuk segmentasi dari beberapa

produk Xerox, di mana segmentasinya berdasarkan jumlah pengguna yang berbagi peralatan

kantor.

Pada guide book perancangan produk ini, produk yang digunakan adalah meja setrika.

Segmentasi pasar yang kami gunakan dalam pengembangan produk meja setrika ini dilihat

berdasarkan demografi dan tingkah laku. Segmentasi pasar berdasarkan demografi, dari segi

usia meja setrika ditujukan bagi remaja hingga dewasa dan dari segi jenis pekerjaan ditujukan

bagi ibu rumah tangga dan pekerja laundry serta dari segi tingkat ekonomi ditujukan bagi

semua kalangan yang terbagi atas tingkat ekonomi bawah, menengah dan ekonomi atas. Dan

untuk segmentasi pasar berdasarkan tingkah laku yaitu produk meja setrika ini ditujukan untuk

seseorang yang melakukan kegiatan setrika.

3

Pada tahun 2012 muncul kompetitor pertama yaitu Affga dan pada tahun 2015 muncul

kembali kompetitor kedua yang memiliki desain meja setrika yang lebih inovatif yaitu Modera

Clio. Meskipun begitu, produk meja setrika Affga tetap memiliki harga yang lebih murah dari

pada meja setrika Modera Clio. Selain memiliki harga yang lebih murah, meja setrika juga

memiliki kelebihan pada fungsi kepraktisannya karena dapat dilipat, namun sayangnya

memiliki tempat penyimpanan baju yang telah disetrika berukuran kecil. Sedangkan meja

setrika Modera Clio memiliki kelebihan tempat penyimpanan baju yang berukuran cukup besar.

Namun desain yang lebih inovatif dan menarik tersebut tidak dilengkapi dengan adanya lipatan

sehingga meja setrika dapat lebih fleksibel karena dapat dilipat dan harga yang relatif mahal.

Dan berikut merupakan contoh segmentasi untuk produk meja setrika.

Gambar 1.1 Peta Segmentasi Pasar

Keterangan:

: Kompetitor “Affga”

: Kompetitor “Modera Clio”

: Produk meja setrika yang kita keluarkan

Kayu +

Kain

Kayu Partikel

Board + Kain

Aterja

Produk

Baru

> 300.000

100.000 – 300.000

< 100.000

2012 2014 2016 2018

4

POIN PENTING

- Segmentasi bertujuan membagi pasar yang berbeda-beda ditargetkan untuk

memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik

pembeli yang ada di pasar tersebut.

- Pada saat melakukan segmentasi pasar, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan

produk, melakukan benchmark, menetapkan segmentasinya, dan menerapkan pada

kurva segmentasi.

- Pada kurva segmentasi pasar, kita terapkan hasil segmentasi pasar yang telah

dilakukan sebelumnya dengan membandingkan satu atau lebih kompetitor sehingga

bisa diketahui produk baru yang akan dibuat berada di posisi mana.

5

BAB II

IDENTIFIKASI PELUANG

Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber, di antaranya :

1. Personal pemasaran dan penjualan

2. Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi

3. Tim pengembangan produk saat ini

4. Manufaktur dan operasional organisasi

5. Pelanggan sekarang atau potensial

6. Serta pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner-partner bisnis.

Proses identifikasi peluang pengembangan produk berhubungan dengan kegiatan

mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:

1. Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk yang ada.

2. Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh

pengguna dan modifikasi-modifikasi yang dilakukan oleh para pengguna terhadap produk

yang ada.

3. Mempertimbangkan implikasi terdahap adanya kecenderungan-kecenderungan dalam

gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan peluang-

peluang kategori produk baru.

4. Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis melalui tenaga

penjualan dan sistem pelayanan pelanggan.

5. Studi para pesaing produk dilakukan secara hati-hati dengan berdasarkan pada basis

sekarang (keunggulan-keunggulan pesaing).

6. Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi perpindahan teknologi

yang tepat dari penelitian kearah pengembangan produk.

2.1 Tahap-Tahap Identifikasi Peluang

Berikut merupakan tahap-tahap dalam mengidentifikasi peluang:

2.1.1 Mengumpulkan Data Mentah

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang nantinya dapat diolah sebagai

kebutuhan pelanggan untuk menetapkan produk baru. Berikut merupakan metode yang biasa

digunakan untuk mengidentifikasi peluang.

6

1. Interview

2. Focus Group

3. Survei tertulis (Kuesioner)

4. Observasi produk saat ini

Dalam melakukan metode-metode tersebut, salah satu contohnya dapat menggunakan

kuesioner sebagai alat bantu. Kuesioner adalah daftar pertanyaan untuk mendapatkan

keterangan dari sampel atau sumber yang beranekaragam (agar sampel dapat mewakili

populasi). Ada 2 jenis kuisioner, yaitu:

a. Kuisioner terbuka

Kuesioner ini memberikan kesempatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa

perlu oleh responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan

masalah penelitian dan meminta responden menguraikan pendapat atau pendiriannya

dengan panjang lebar bila diinginkan.

b. Kuisioner tertutup

Kuesioner tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban

tertentu sebagai pilihan. Responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan

pendiriannya Responden adalah orang yang memberi informasi melalui kuesioner.

Sebaiknya responden adalah pengguna utama atau stakeholder yang berhubungan dengan

produk tersebut.

2.1.1.1 Metode Sampling

Dalam pembahasan metode sampling ini akan dibahas tentang definisi populasi dan

sampel, metode sampling serta teknik penentuan jumlah sampel.

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan objek-objek atau orang-orang yang akan dipelajari atau

diteliti. Karakteristik populasi dinamakan parameter. Sedangkan sampel adalah bagian dari

populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang dianggap mewakili populasi.

Karakteristik sampel dinamakan statistik.

2. Metode Sampling

Metode sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen

populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi. Berbeda dengan sensus, sensus

merupakan cara pengumpulan data yang mengambil setiap elemen populasi atau

karakteristik yang ada dalam populasi. Alasan dipilihnya sampling yaitu objek penelitian

yang homogen, objek penelitian yang mudah rusak, penghematan biaya dan waktu,

7

masalah ketelitian, ukuran populasi, dan faktor ekonomis. Berikut merupakan jenis-jenis

metode sampling:

a. Sampling Random

1) Sampling Random Sederhana

Sampling random sederhana dilakukan apabila elemen populasi (dianggap)

homogen dan tidak diketahui elemen-elemen populasi yang terbagi ke dalam

golongan- golongan serta ukuran populasi yang relatif kecil. Berikut langkah-

langkah melakukan sampling random sederhana.

a) Susun kerangka sampling

b) Tetapkan jumlah sampel

c) Tentukan jumlah sampel

d) Tentukan alat pengambilan sampel

e) Pilih sampel sampai dengan jumlah sampel terpenuhi

Sampling random sederhana ini dipilih ketika tiap sampel yang berukuran

sama memiliki probabilitas sama untuk terpilih dari populasi. Terdapat dua

metode pengacakan sampel yaitu metode undian dan tabel random.

2) Sampling Random Berlapis

Sampling random berlapis adalah bentuk sampling random yang populasi atau

elemen populasinya dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata.

Sampling random berlapis ini dilakukan bila:

a) Elemen populasi heterogen.

b) Ada kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasn populasi

ke dalam stratum-stratum.

c) Ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang akan digunakan

untuk stratifikasi.

d) Dapat diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan individu dari setiap

statum dalam populasi.

3) Sampling Random Sistematis

Sampling sistematis adalah bentuk sampling random yang mengambil elemen-

elemen yang akan diselidiki berdasarkan urutan tertentu dari populasi yang telah

disusun secara teratur. Sampling sistematis ini dilakukan apabila identifikasi atau

nama dari elemen-elemen dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar dan

populasi memiliki pola beraturan. Berikut merupakan langkah-langkah untuk

melakukan sampling sistematis:

8

a) Jumlah elemen populasi dibagi dengan jumlah elemen sampel, sehingga

didapatkan subpopulasi-subpopulasi yang memiliki jumlah elemen sama

(memilihi interval sama).

b) Dari subpopulasi pertama dipilih sebuah anggota dari sampel yang

dikehendaki, biasanya menggunakan tabel bilangan random.

c) Anggota dari subsampel pertama yang terpilih, digunakan sebagai titik acuan

untuk memilih sampel berikutnya, pada setiap jarak/interval tertentu.

4) Sampling Random Kelompok

Sampling random kelompok adalah bentuk sampling random yang populasinya

dibagi menjadi beberapa kelompok (cluster) dengan menggunakan aturan-aturan

tertentu, seperti batas alam dan wilayah administrasi pemerintah. Berikut langkah-

langkah untuk melakukan sampling kelompok.

a) Membagi populasi ke dalam beberapa kelompok.

b) Memilih satu atau sejumlah kelompok dari kelompok-kelompok tersebut

secara random.

c) Menentukan sampel dari satu atau sejumlah kelompok yang terpilih secara

random.

b. Sampling Non Random

1) Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang diinginkan. Anggota

populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah, yang penting

mempunyai ciri-ciri tertentu dan sesuai dengan jumlah kuota yang ditetapkan. Hal

yang terlebih dahulu dilakukan pada sampling kuota ini adalah menetapkan

berapa jumlah kuota sebagai jumlah sampelnya.

2) Convenience Sampling

Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai

pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil

sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut berada di situ atau kebetulan dia

mengenal orang tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa penulis menggunakan

istilah accidental sampling - tidak disengaja - atau juga captive sample (man-on-

the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian

penjajakan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya

diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis

9

sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

3) Snowball Sampling

Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu

tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang

berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan

lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang

lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan

berdasarkan informasi dari responden sebelumnya.

4) Judgment Sampling

Merupakan teknik sampling yang satuan sampling-nya dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang

memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel.

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang

diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui

informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini

dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan quota sampling.

3. Teknik Penentuan Jumlah Sampel

a. Pendapat Slovin

Asumsinya bahwa populasi berdistribusi normal.

Dengan rumus:

𝑛 = 𝑁

1+𝑁𝑒2 untuk populasi kecil (< 10.000)

Dimana:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

10

b. Pendapat Gay

Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian

yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

1) Metode deskriptif : 10% populasi, untuk populasi relatif kecil minimal 20 %

populasi.

2) Metode deskriptif korelasional, minimal 30 subjek.

3) Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.

2.1.1.2 Rancangan Kuesioner Terbuka

Kuesioner disebarkan dengan menggunakan metode sampling random kelompok sesuai

dengan kelompok yang menunjang segmentasi yang disasar. Jumlah kuesioner yang disebarkan

minimal 30 kuesioner yaitu berdasarkan pendapat Gay metode deskriptif korelatif. Kuesioner

bermaksud untuk mengetahui 6 hal mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu, alasan

menggunakan produk, pengalaman selama menggunakan produk, yang disukai dan tidak

disukai dari produk yang sekarang, pertimbangan dalam memilih produk, serta perbaikan atau

inovasi baru terhadap produk yang sekarang. Berikut merupakan contoh kuesioner terbuka yang

digunakan

11

Gambar 2.1 Kuesioner Terbuka

Hasil interaksi dengan responden harus didokumentasikan sebagai bukti bahwa

pengambilan data telah dilakukan. Metode untuk dokumentasi di antaranya adalah:

a. Rekaman Video

b. Rekaman suara

c. Catatan

d. Foto

2.1.1.3 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yang telah dikumpulkan dan

disajikan dalam laporan penimbangan tersebut adalah cukup secara obyektif. Berikut macam-

macam metode uji kecukupan data.

Meja setrika merupakan alat bantu yang digunakan untuk kita dalam melakukan kegiatan menyetrika pakaian

agar lebih mudah dan praktis. Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui inovasi apa yang dibutuhkan dari meja

setrika. Berikut gambar macam-macam meja setrika.

Apakah Anda sering menggunakan meja setrika?

Jawab:..........................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................

Apakah dengan produk yang sekarang ada, Anda pernah mengalami kecelakaan atau cidera saat

menggunakannya? Jelaskan jika pernah?

Jawab:..........................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ........................................

Apa yang Anda sukai pada saat menggunakan meja setrika?

Jawab:..........................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ........................................

Apa yang tidak Anda sukai pada saat menggunakan meja setrika?

Jawab:..........................................................................................................................................................

........................................................................................................................... ..........................................

Inovasi apa yang Anda inginkan pada saat menggunakan terhadap meja setrika?

Jawab:..........................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ........................................

:

:

:

Nama

Pekerjaan

Usia

KUESIONER TERBUKA

12

1. Uji Kecukupan Data dengan Data Pengamatan

Dalam hal ini uji kecukupan data menggunakan data hasil pengamatan bukan jumlah

kuesioner. data hasil pengamatan itu contohnya tinggi pertumbuhan anak, lebar kepala anak,

waktu pengamatan dan yang lainnya yang bersifat eksperimen. Untuk uji kecukupan data ini

menggunakan rumus berikut:

𝑁′ = [

𝑘

𝑠√𝑁 ∑ 𝑋𝑖

2−(∑ 𝑋𝑖)2

∑ 𝑋𝑖]

2

(1- 1)

Dimana:

N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan

k = Tingkat kepercayaan dalam pengamatan

Jika tingkat keyakinan 99%,maka k=2,58 ≈ 3

Jika tingkat keyakinan 95%,maka k=1,96≈ 2

Jika tingkat keyakinan 68%,maka k≈ 1

s = Derajat ketelitian dalam pengamatan.

Jika tingkat keyakinan 99% maka s=1%

Jika tingkat keyakinan 95% maka s=5%, dst.

N = Jumlah Pengamatan yang sudah dilakukan

Xi = Data Pengamatan

2. Uji Kecukupan Data dengan Jumlah Data Cacat

Untuk uji kecukupan data dengan memakai jumlah data cacat memiliki rumus tersendiri

yakni:

𝑁 = 𝑍2𝑝𝑞

𝑒2 (1- 2)

Dimana:

N = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.

Z = Z (tabel normal) yang berhubungan dengan tingkat ketelitian

p = Persentase kuesioner layak dengan p = (total kuesioner yang disebar - total kuesioner

cacat)/total kuesioner yang disebar

q = Persentase kuesioner cacat dengan q = 1- p

e = Persentase kelonggaran ketelitian

13

3. Slovin's Formula

Digunakan untuk menghitung ukuran sampel dengan jumlah populasi (N) dan error (e). Ini

adalah teknik random sampling untuk mengetahui ukuran sampel. Banyak digunakan jika

pertanyaan yang diajukan bersifat kategorikal.

𝑛 = 𝑁

1+𝑁𝑒2 (1-3)

Dimana:

N = jumlah populasi;

e = error yang diharapkan

n = jumlah sampel

Setelah didapatkan hasil dari kuisioner terbuka, dilakukan uji kecukupan data terlebih

dahulu. Uji kecukupan data untuk kuesioner terbuka adalah Uji Slovin. Untuk menggunakan

rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini

dinyatakan dengan persentase ditentukam toleransi kesalahan 10 % dan proporsi pengguna

meja setrika 30 orang.

Dengan menggunakan rumus Slovin:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒2=

30

1 + (30)(0,1)2= 23,07692 ≈ 23

Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 23.

2.1.2 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan

Selanjutnya hasil kuesioner yang didapat direkap per sub bahasan. Hasil direkap dengan

menggunakan tabel agar lebih informatif. Berikut contoh tabel rekap kuesioner mengenai

pertimbangan dalam membeli meja setrika

.

14

Tabel 2.1 Rekap Hasil Kuesioner Terbuka

Pertanyaan Jawaban Jumlah

Responden

Apakah anda sering menggunakan

meja setrika ?

Sering 22

Lumayan sering 8

Apakah dengan produk yang

sekarang ada, anda pernah

mengalami kecelakaan/cidera saat

menggunakannya? Jelaskan jika

pernah

Tidak pernah 19

Cidera punggung 3

Setrika jatuh 3

Tangan terkena setrika 3

Lengan sakit 1

Meja Terjungkal 1

Apa yang anda sukai pada saat

menggunakan meja setrika?

Nyaman 8

Menyetrika jadi lebih mudah 9

Bentuknya yang datar/besar 7

Praktis 3

Biasa aja 3

Apa yang tidak anda sukai pada

saat menggunakan meja setrika?

Kurang panjang/luas 8

Alas meja menggunakan bahan yang tidak

tahan panas

2

Capek 3

Tidak adjustable 2

Meja kurang kuat 3

Mahal 2

Tidak ada tempat untuk meletakkan setrika 3

Tidak praktis 7

Inovasi apa yang anda inginkan

pada saat menggunakan meja

setrika ?

Alas dipertebal agar tidak membutuhkan

kain tambahan 1

Permukaan meja di perluas 8

Diberi tempat untuk meletakkan baju yang

sudah dan sebelum disetrika 3

Tinggi meja dibuat adjustable 6

15

Pertanyaan Jawaban Jumlah

Responden

Meja bisa dilipat 3

Meja di beri bantalan empuk dan tahan

panas 1

Meja diberi gantungan pakaian 1

Diberi tempat duduk yang empuk 1

Colokan listrik ada pada meja setrika 1

Permukaan meja dibuat lebih panjang 1

Permukaan meja dibuat licin 1

Meja diberikan penyangga untuk kaki 2

Warna yang menarik 1

2.1.3 Memfilter Kebutuhan Pelanggan

Kemudian dilakukan penyaringan (filter) kebutuhan pelanggan terhadap produk yang akan

diproduksi. Berikut ini merupakan tabel filter kebutuhannya.

Tabel 2.2 Filter Kebutuhan Pelanggan Raw Oppurtunities Filter I (Exceptional Oppurtunities)

Membuat mudah lelah

Desain meja ergonomis

Mudah capek

Dapat menyebabkan cidera punggung

Tangan terkena setrika

Lengan sakit

Tinggi meja tidak adjustable

Permukaan meja kurang luas

Permukaan meja setrika luas Permukaan meja kurang panjang

Alas meja diperlebar

16

Raw Oppurtunities Filter I (Exceptional Oppurtunities)

Meja tidak praktis

Meja setrikatidak praktis Meja bisa dilipat

Meja praktis

Tidak ada tempat untuk meletakkan setrika

Memiliki tempat penyimpanan

Memiliki tempat untuk meletakkan pakaian

Meja diberi tempat untuk menggantung pakaian

Meja memiliki rak untuk pakaian

Bantalan meja empuk

Material alas permukaan meja tebal

Alas meja terbuat dari bahan tidak tahan panas

Alas meja dipertebal

Memerlukan kain tambahan pada setiap permukaan meja

Nyaman

Meja setrika nyaman digunakan Memiliki penyangga kaki

Memiliki tempat duduk

Meja kurang kuat Material kerangka meja kuat

POIN PENTING

- Tahap-tahap identifikasi peluang yaitu mulai dari mengumpulkan data mentah,

menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan, dan memfilter

kebutuhan pelanggan.

- Pada tahap mengumpulkan data mentah terdapat 4 metode yang digunakan untuk

identifikasi peluang yaitu interview, focus group, survei tertulis (kuesioner), dan

observasi produk saat ini yang ditujuka sesuai dengan segmentasinya

- Tahap terakhir adalah memfilter kebutuhan pelanggan yang sejenis menjadi lebih

global.

-

17

BAB III

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN

3.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dari proses

pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat dengan

proses diferensiasi konsep, seleksi konsep, benchmark dengan pesaing, dan menetapkan

spesifikasi produk.

3.2 Daftar Pernyataan dan Kebutuhan Pelanggan

Berikut ini merupakan syarat-syarat penyusunan kuesioner tertutup yang benar:

1. Sesuaikan jumlah pertanyaan atau pernyataan (jangan terlalu banyak/sedikit)

2. Semakin banyak responden akan mempermudah dalam melakukan uji validitas dan

reliabilitas

3. Setiap pertanyaan atau pernyataan tidak boleh ambigu

4. Gunakan kalimat positif

Dibawah ini adalah contoh transformasi pernyataan pelanggan menjadi pernyataan

kebutuhan.

Tabel 3.1 Daftar Pernyataan dan Kebutuhan Pelanggan

No Pernyataan Pelanggan Pernyataan Kebutuhan

1 Penggunaan meja setrika cepat membuat lelah

Penggunaan meja setrika tidak cepat membuat

lelah

2 Permukaan meja setrika yang sempit Permukaan meja setrika luas

3 Meja setrika tidak praktis Meja setrika praktis

4 Meja setrika memiliki tempat penyimpanan yang

terbatas Meja setrika memiliki tempat penyimpanan yang

cukup

5 Material alas permukaan meja setrika tipis

Material alas permukaan meja setrika tebal

6 Material kerangka meja kurang kuat / ringkih

Material kerangka meja kuat

7 Meja setrika kurang nyaman digunakan

Meja setrika nyaman digunakan

3.3 Rancangan Kuisioner Tertutup

Setelah didapatkan daftar kebutuhan pelanggan, maka dilakukan kuisioner tertutup guna

mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, nilai kepentingan dari masing- masing

18

kebutuhan, serta sebagai perbandingan dengan competitor. Rancangan kuisioner tertutup untuk

produk meja setrika adalah sebagai berikut:

19

3.4 Pengujian Data

Setelah kuisioner disebarkan, kuisioner perlu dilakukan pengujian data guna

data pada instrument bisa digunakan untuk menilai dan mengukur isi dari kuisioner

yang disebarkan. Sebelum digunakan untuk keperluan pengembangan produk,

hasil kusioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

1. Validitas

Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur tertentu

dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji validitas yang digunakan adalah validitas

internal berupa validitas konstruk karena kuisioner digunakan untuk mengukur

gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Adapun pengujian yang dilakukan adalah

menggunakan korelasi.

Langkah pengujian validitas menggunakan software SPSS ialah sebagai berikut:

a. Buka Variabe View pada SPSS, definisikan semua variable yang akan digunakan.

b. Buka Data View, masukkan data yang akan diuji.

c. Klik Analyze – Correlate – Bivariate

d. Masukkan seluruh variable beserta jumlah total variable kedalam kotak

variable, pilih pearson pada correlation coefficients, Klik OK

Berikut merupakan hasil pengujian validitas kuisioner tertutup untuk produk meja

setrika.

20

Tabel 3.2 Uji Validitas Kuisioner

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6

P1

Pearson Correlation 1 .677** .737** .505** .450** .819**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000

N 53 53 53 53 53 53

P2

Pearson Correlation .677** 1 .663** .554** .515** .654**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

P3

Pearson Correlation .737** .663** 1 .639** .560** .714**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

P4

Pearson Correlation .505** .554** .639** 1 .620** .606**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

P5

Pearson Correlation .450** .515** .560** .620** 1 .602**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

P6

Pearson Correlation .819** .654** .714** .606** .602** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

P7

Pearson Correlation .764** .627** .718** .506** .574** .862**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

TP

Pearson Correlation .843** .805** .863** .768** .762** .900**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 53 53 53 53 53 53

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

21

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa setiap data memiliki nilai lebih dari

0.3 dan memiliki nilai korelasi yang signifikan baik antara level 0.01 dan 0.05

sesuai dengan tanda yang ditunjukkan pada tabel. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap item pertanyaan valid untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau

diandalkan. Keandalan disini bisa berarti beberapa kali pun variable-variabel pada

kuisioner tersebut ditanyakan kepada responden maka hasilnya tidak menyimpang

terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden.

Pengujian reliabilitas dilakukan secara internal dengan menganalisis

konsistensi butir- butir yang ada pada kuisioner dengan menggunakan teknik

Cronbach-Alfa.

Langkah pengujian validitas menggunakan software SPSS ialah sebagai berikut:

a. Buka Variabe View pada SPSS, definisikan semua variable yang akan

digunakan.

b. Buka Data View, masukkan data yang akan diuji.

c. Klik Analyze – Scale- Reability Analysis

d. Masukkan seluruh variable kedalam kolom item, lalu Klik Statistics,

centang scale if item deleted, Klik OK

Berikut merupakan hasil pengujian reliabilitas kuisioner tertutup untuk produk meja

setrika.

Tabel 3.3 Tabel uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.921 7

22

Poin Penting:

• Pada proses identifikasi kebutuhan pelanggan, input yang digunakan merupakan

pernyataan pelanggan hasil dari kuesioner terbuka, kemudian dirubah menjadi kebutuhan

pelanggan.

• Setelah membuat daftar kebutuhan pelanggan, maka dibuat rancangan kuesioner

tertertutup, yang kemudian disebarkan kepada pelanggan.

• Melakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap hasil kesioner yang telah disebarkan.

• Pernyataan kebutuhan pelanggan digunakan sebagai input pada rancangan spesifikasi

Berdasarkan tabel diatas, nilai dari Chronbach Alpha bernilai lebih adri 0.6, maka

dapat dikatakan bahwa item pertanyaan dalam kuision reliable untuk digunakan.

3.4 Rekap Hasil Kuisioner Tertutup (Nilai Kepentingan)

Berikut merupakan rekap hasil kuisioner tertutup untuk produk otoped yang

akan dikembangkan

Tabel 3.4 Hasil Rekap Kuisioner Tertutup

No Pernyataan Kebutuhan

Rata-rata nilai

ekspektasi

produk

Rata-rata nilai

ekspektasi

produk Affga

Rata-rata nilai

ekspektasi

produk Modera

Clio

1 Desain meja sesuai postur

tubuh (ketinggian dapat diatur) 3.868 3.057 3.453

2 Permukaan meja setrika luas 3.774 3.245 3.189

3 Meja setrika praktis 3.792 3.396 2.830

4 Memiliki tempat penyimpanan 3.623 2.453 3.566

5 Material alas permukaan meja

tebal 3.472 3.302 3.164

6 Material kerangka meja kuat 3.811 3.189 3.491

7 Meja setrika nyaman digunakan 3.906 3.226 3.340