bab i pendahuluan (tgs livi)

19

Click here to load reader

Upload: livi-pungus

Post on 27-Jun-2015

2.589 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i pendahuluan (tgs livi)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, dan paling

sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya termasuk diantaranya

Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lainnya. Oleh karena itu ia telah menjadi

sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. Hampir semua

lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak

karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya.

Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-

masing, tetapi sampai sekarang para ahli belum mencapai kata sepakat

tentang manusia. Ini terbukti dari banyaknya penamaan manusia,

misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia

ekonomi) yang kadangkala disebut Economical Animal (Binatang

ekonomi), dan sebagainya.

Dalam hal ini agama Islam tidak menggolongkan manusia kedalam

kelompok binatang (animal) selama manusia mempergunakan akalnya

dan karunia Tuhan lainnya. Namun, kalau manusia tidak mempergunakan

akal dan berbagai potensi pemberian Tuhan yang sangat tinggi nilainya

yakni pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga, serta panca indera secara baik

dan benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan seperti

yang dinyatakan Allah didalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179 yang

berbunyi : “Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)

kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak

dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka

mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-

tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai

binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-

orang yang lalai.

Page 2: Bab i pendahuluan (tgs livi)

2

Begitu menariknya pembahasan tentang mansuia itulah yang membuat

penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang Konsep Manusia Menurut

Pandangan Agama Islam.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini permasalahan yang kami tinjau adalah :

1. Apakah pengertian manusia secara umum?

2. Apakah pengertian manusia secara Islam?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan pengertian manusia secara umum

2. Menjelaskan pengertian manusia secara Islam

3. Secara praktik

a. Sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

b. Sebagai bahan diskusi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam

D. METODE PENELITIAN

Didalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode,

antara lain seperti :

1. Library Reseach atau Kepustakaan. Maksudnya bahwa dalam

pembuatan atau penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan kajian atau

telaahan dari berbagai buku kepustakaan, terutama yang ada hubungan

dengan judul yang penulis kemukakan, yang penulis kutip secara

langusung ataupun tidak langsung.

Page 3: Bab i pendahuluan (tgs livi)

3

2. Metode Komperatif, yaitu dengan cara membandingkan beberapa

pendapat orang lain dan pengalaman penulis sendiri untuk dapat dijadikan

satu kesimpulan-kesimpulan yang dipandang penting oleh penulis.

E. Sistematika Penulisan

Bab I, berisikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan,

Metode Penulisan dan Sistematikan Penulisan.

Bab II, berisikan Teori Manusia secara umum dan Manusia menurut Islam

yang menguraikan Hakekat Manusia dan Manusia Asal

Bab III, yaitu Penutup yang berisikan Kesimpulan dan Saran-Saran.

c.

Page 4: Bab i pendahuluan (tgs livi)

4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA SECARA UMUM

1. Pengertian Manusia Menurut Ilmu Sains

Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai

esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu

gejala yang bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur

dalam alam yang independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan

mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan

alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab

yang tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada

sistem nilai.

2. Pengertian Manusia Menurut Ilmu Sosiologi

Pengertian manusia menurut ilmu sosiologi adalah bagian dari

masyarakat yang dibedakan menjadi dua, yaitu manusia sebagai makluk

individu dan manusia sebagai makluk sosial yang melakukan interaksi

dalam kehidupanya.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan

rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan

sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam

dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang

tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan

rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan

jiwanya.

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk

bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang

berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan

Page 5: Bab i pendahuluan (tgs livi)

5

manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan

manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan

selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan

sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia

ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan

orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau

tidak hidup di tengah-tengah manusia.

3. Pengertian Manusia Menurut Ilmu Biologi

Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens

(Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan

mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Maanusia biasanya

dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi.

Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis

serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan.

Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo

sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini

adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-

satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia

menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.

Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai

depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari

jempol (ibu jari).

Ada 3 teori dalam konsepsi manusia yaitu :

1. Teori Evolusi.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang sarjana Perancis

J.B de Lamarck yang menyatakan bahwa kehidupan berkembang dari

tumbuh – tumbuhan menuju binatang dan dari binatang menuju manusia.

Teori ini merupakan perubahan atau perkembangan secara berlahan –

Page 6: Bab i pendahuluan (tgs livi)

6

lahan dari tidak sempurna menjadi perubahan yang sempurna.

2. Teori Revolusi

Teori revolusi ini merupakan perubahan yang amat cepat bahkan

mungkin dari tidak ada menjadi ada. Teori ini sebenarnya merupakan kata

lain untuk menanamkan pandangan pencipta dengan kuasa Tuhan atas

makhluk-Nya. Pandangan ini gabungan pemikiran dari umat manusia

yang berbeda keyakinan yaitu umat Kristen dan umat Islam tentang

proses kejadian manusia yang dihubungkan dengan keMaha Kuasaan

Tuhan.

3. Teori Evolusi Terbatas.

Teori ini adalah gabungan pemikiran dari pihak-pihak agama yang

berlandaskan dengan alasan-alasan serta pembuktian dari pihak sarjana

penganut teori evolusi. Seperti yang dikemukakan oleh FransDahler, yang

mengakui bahwa tumbuh-tumbahan, binatang, dan manusia selama

ribuan atau jutaan tahun yang benar-benar mengalami mutasi

(perubahan) yang tidak sedikit.

B. PENGERTIAN MANUSIA SECARA ISLAM

1. Hakikat Manusia

Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga

istilah pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun,

dan sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan

kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.

Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata

yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar

kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Al-Qur’an

menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan

Page 7: Bab i pendahuluan (tgs livi)

7

sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut

lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan

demikian, kata basyar dalam Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material

manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini

lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia.

Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia

terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.

Allah swt. berfirman:

� ون ر� تش� تن بشر �م ت أن �ذا إ �م� ث �راب� ت م�ن �م خلقك أن �ه� آيات وم�ن

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu

dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang

biak. (Q.S. ar-Rum [30]: 20)

Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak,

harmonis, dan tampak. Musa Asy’arie menambahkan bahwa kata insan

berasal dari tiga kata: anasa yang berarti melihat, meminta izin, dan

mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti jinak.

Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih

tepat daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari

kata nasiya (lupa) dan kata naasa-yanuusu (berguncang). Dalam Al-

Qur’an, kata insaan disebut sebanyak 65 kali. Kata insaan digunakan Al-

Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa

dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi’ menegaskan bahwa makna

kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang

membuatnya pantas menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban

takliif dan amanat kekuasaan.

Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup

menggambarkan hakikat manusia dalam Al-Qur’an. Dari dua kata ini, kami

menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah makhluk Allah yang paling

sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa

Page 8: Bab i pendahuluan (tgs livi)

8

dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi

wakil Allah di muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl).

2. Asal-usul Penciptanya

Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita mengenai

proses penciptaan manusia melalui beberapa fase: dari tanah menjadi

lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk, menjadi tanah kering, kemudian

Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam a.s.[14] Hal ini

diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72.

وح�ي . ر� م�ن ف�يه� ونفخت� �ه� ت سو�ي �ذا فإ ط�ين� م�ن ا بشر/ �ق خال 2ي �ن إ �كة� مالئ �ل ل 8ك رب قال �ذ إ

ساج�د�ين له� . فقع�وا

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya

Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah

Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku,

maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud kepadanya.” (Q.S.

Shaad [38]: 71-72.)

Perhatikan juga firman Allah dalam Surah al-H{ijr [15] ayat 28-29.

. �ه� ت سو�ي �ذا فإ �ون� ن مس � حمإ م�ن صال� صل م�ن ا بشر/ �ق خال 2ي �ن إ �كة� مالئ �ل ل 8ك رب قال �ذ وإ

ساج�د�ين له� فقع�وا وح�ي ر� م�ن ف�يه� . ونفخت�

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,

“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat

kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila

Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke

dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan

bersujud.” (Q.S. al-Hijr [15]: 28-29)

Dalam Al-Qur’an, kata ruh (ar-ruh) mempunyai beberapa arti.

Pengertian ruh yang disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan

penciptaan Adam a.s. adalah ruh dari Allah swt. yang menjadikan

manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti

Page 9: Bab i pendahuluan (tgs livi)

9

kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul

dibanding seluruh makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari

Allah ini menjadikan manusia cenderung untuk mengenal Allah swt. dan

beribadah kepada-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan

menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-

nilai luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang

dapat mengangkat derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang

tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak menjadi khalifah Allah swt.

Ruh dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu

kesatuan yang saling melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan

keduanya ini terbentuklah diri manusia dan kepribadiannya. Dengan

memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan dua

unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian

manusia secara akurat.

Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan

penciptaan manusia yang berasal dari tanah.

م�ن �م� ث �طفة� ن م�ن �م� ث �راب� ت م�ن �م خلقناك �ا �ن فإ بعث� ال م�ن ب� ري ف�ي �م ت �ن ك �ن إ �اس� الن 8ها أي يا

�لى إ نشاء� ما � حام ر األ ف�ي �ق�ر8 ون �م لك 2ن �بي �ن ل �قة� م�خل ر� وغي �قة� م�خل م�ضغة� م�ن �م� ث علقة�

�رد8 ي من �م ك وم�ن �توف�ى ي من �م ك وم�ن �م د�ك أش� �غ�وا ل �تب ل �م� ث ط�فال/ �م �خر�ج�ك ن �م� ث م�سمRى أجل�

ها علي نا زل أن �ذا فإ هام�دة/ ض ر األ وترى /ا ئ شي � م ع�ل بعد� م�ن يعلم ال �كي ل ع�م�ر� ال ذل� أر �لى إ

به�يج� زوج� �ل2 ك م�ن بتت وأن وربت ت اهتز� ماء . ال

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),

maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah,

kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian

dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak

sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam

rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,

kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan

berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara

Page 10: Bab i pendahuluan (tgs livi)

10

kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang

dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi

sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini

kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah

bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-

tumbuhan yang indah. (Q.S. al-Hajj [22]: 5)

فخلقنا . م�ضغة/ علقة ال فخلقنا علقة/ 8طفة الن خلقنا �م� ث مك�ين� قرار� ف�ي �طفة/ ن ناه� جعل �م� ث

أحسن� �ه� الل فتبارك آخر ق/ا خل ناه� شأ أن �م� ث لحم/ا ع�ظام ال فكسونا ع�ظام/ا م�ضغة ال

�ق�ين خال . ال

Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat

yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah,

lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal

daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami

bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang

(berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik.

(Q.S. al-Mu’minuun [23]: 13-14)

Itulah di antara sekian banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan

tentang asal-usul penciptaan manusia. Penciptaan manusia yang bermula

dari tanah ini tidak berarti bahwa manusia dicetak dengan memakai bahan

tanah seperti orang membuat patung dari tanah. Akan tetapi, penciptaan

manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang

merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan

Al-Qur’an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini

merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh karena itu, Al-Qur’an

menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai,

maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah.

Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses

penciptaan manusia terbagi ke dalam beberapa fase kehidupan sebagai

berikut. Pertama, fase awal kehidupan manusia yang berupa tanah.

Page 11: Bab i pendahuluan (tgs livi)

11

Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal: (1) manusia adalah

keturunan Nabi Adam a.s. yang diciptakan dari tanah; (2) sperma atau

ovum yang menjadi cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan

yang berasal dari tanah. Kedua, saripati makanan yang berasal dari tanah

tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-Qur’an dengan

istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan

menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio (‘alaqah). Keempat,

proses selanjutnya, embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging

(mudlghah). Kelima, proses ini merupakan kelanjutan dari mudlghah.

Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai

berubah menjadi tulang belulang (‘idzaam). Keenam, proses penciptaan

manusia selanjutnya adalah menjadi daging (lahmah). Ketujuh, proses

peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah berubah menjadi bayi dan

mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya, akhirnya

lahirlah bayi tersebut ke atas dunia.

Manusia islam pula manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu :

a) Jasmani

Yang terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah

b) Ruh.

Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk

menghidupkan jasmani saja.

c) Jiwa. (An Nafsun/rasa dan perasaan).

Terdiri atas 3 unsur:

a. Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin,

sifatnya adalah: Rakus, pemalas, Serakah, dll

(kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat.

b. Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat

Iblis, Sifatnya adalah: Sombong, Merusak, Angkara murka

dll (Menentang)-Menjadi pengacau masyarakat.

c. Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat

Page 12: Bab i pendahuluan (tgs livi)

12

malaikat, Sifatnya adalah: Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur,

Berachlak Tinggi dan Mulia- Menciptakan kedamaian dan

kasih sayang.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan pada Bab terdahulu

dapat disimpulkan bahwa :

a. Manusia adalah makhluk yang sangat menarik. Penamaan

manusia, biasa disebut dengan nama homo sapien (manusia

berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang

kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi),

dan sebagainya.

b. Islam adalah : Kedamaian, kesejahteraan, keselamatan,

penyerahan (diri), ketaatan dan kepatuhan. Dari perkataan

selamat, salm tersebut timbul ungkapan Assalmualaikum

yang telah membudaya dalam masyarakat Indonesia.

Artinya (mengandung do’a dan harapan) semoga anda

selamat, damai, sejahtera.

c. Pengertian manusia menurut agama Islam adalah makhluk

ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman (kepada

Allah), dengan mempergunakan akalnya mampu memahami

dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala

alam, bertanggung jawab atas perbuatannya dan berakhlak.

B. SARAN

Saran yang dapat penulis berikan kepada para pembaca tentang makalah

ini adalah semoga dengan para pembaca sekalian membaca makalah ini

dapat menambah sedikit ilmu pengetahuan, tidak hanya mengerti tetapi

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, serta saran yang diberikan

Page 13: Bab i pendahuluan (tgs livi)

13

kepada para pembaca mengenai isi makalah ini diharapkan kita sebagai

manusia selalu ingat bahwa kita adalah makhluk yang sempurna yang

diciptakan oleh Tuhan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/pengertian-hakikat-manusia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia#Kerohanian_dan_Agama

http://my.opera.com/HinaKu/blog/2009/01/19/tinjauan-manusia-menurut-

sains-al-qi

http://www.oocities.org/bakhtiarkhatib/C.html

http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-

individu-dan-makhluk-sosial/