bab i pendahuluan ppg

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi kurang mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang. Kekurangan gizi pada umumnya terjadi pada balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakat di mana masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Pemerintah terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya menangani masalah gizi balita karena hal itu berpengaruh terhadap pencapaian salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah lima tahun. Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan adalah periode emas karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan balita tidak dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya. Perlu dilakukan pemantauan pada balita agar dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita. Pemantauan pertumbuhan

Upload: dea-mustika-hapsari

Post on 24-Apr-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pendahuluan PPG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di

Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi

kurang mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini

sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang

sangat diperlukan di masa mendatang. Kekurangan gizi pada umumnya terjadi pada

balita karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita

termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakat di mana masa

itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan

orang dewasa. Pemerintah terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat khususnya menangani masalah gizi balita karena hal itu berpengaruh

terhadap pencapaian salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs)

pada tahun 2015 yaitu mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di

bawah lima tahun.

Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan adalah periode emas

karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan balita tidak

dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada

periode selanjutnya. Perlu dilakukan pemantauan pada balita agar dapat terdeteksi

apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan

sedini mungkin sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang

balita. Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program

perbaikan gizi, yang menitik beratkan pada upaya pencegahan dan peningkatan

keadaan gizi anak. Pemantauan pertumbuhan merupakan rangkaian kegiatan yang

terdiri: penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap

bulan, pengisian Kartu Menuju Sehat, penilaian status pertumbuhan berdasarkan

kenaikan berat badan. Mengingat pentingnya deteksi dini bagi bayi dan balita, perlu

dilakukan pemantauan gizi secara teratur salah satunya dengan dilakukan

penimbangan berat badan di Posyandu, apabila terjadi gangguan pertumbuhan dan

perkembangan akibat gizi, maka dapat dilakukan penanganan secara dini. Upaya-

upaya yang berkaitan dengan penanggulangan masalah gizi kurang antara lain

dengan penyelenggaraan posyandu.

Page 2: BAB I Pendahuluan PPG

Menurut Riskesdas 2007, penyebab kematian utama bayi adalah ganguan

pernapasan (35,9%) dan berat lahir rendah (32,4%), sedangkan kematian pada

balita paling banyak diakibatkan oleh diare, pneumonia dan hal yang berlatar pada

kekurangan gizi. Bukti anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi dengan

ditemukannya kasus gizi kurang sebesar 0,98% dan gizi buruk sebesar 0,06% pada

balita di Kota Semarang pada tahun 2011.

Salah satu tempat pemantauan pertumbuhan balita yaitu di Posyandu.

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN dimana (S) merupakan

seluruh jumlah balita di wilayah kerja posyandu, (K) jumlah balita yang memiliki

KMS, (D) balita yang ditimbang, (N) balita yang berat badannya naik. Pencapaian

angka N/S ini perlu didukung oleh pencapai angka partisipasi masyarakat D/S yang

tinggi pula. Dari data D/S tergambar baik atau kurangnya peran serta masyarakat

dalam penggunaan posyandu. D/S merupakan tingkat partisipasi masyarakat yang

diperoleh melalui perbandingan jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah balita

yang ada di suatu wilayah. Tingkat kehadiran balita di posyandu dapat dilihat dari

hasil angka D/S. D/S merupakan tingkat partisipasi masyarakat yang diperoleh

melalui perbandingan jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah balita yang ada di

suatu wilayah.

Hasil Riskesdas menunjukkan secara nasional cakupan penimbangan balita

(anak pernah ditimbang di Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama sebulan

terakhir) di Posyandu sebesar 74,5%. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang

tentang cakupan D/S selama tahun 2008 hingga tahun 2011 menunjukkan hasil

yang berubah-ubah. Cakupan D/S pada tahun 2008 mencapai 79,6%%, tahun 2009

sebesar 76,46%. Angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2010 yaitu

87,3% dan di tahun 2011 kembali menurun, hanya mencapai 77,21%. Target

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 yaitu 80%,

sehingga data cakupan D/S balita di Kota Semarang masih dibawah target

pencapaian. Data laporan bulanan di Posyandu di Kecamatan Miroto, Semarang

Tengah dari bulan Januari hingga Desember pada tahun 2012 menunjukkan

cakupan D/S yaitu 68,5%.

Page 3: BAB I Pendahuluan PPG

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui, menganalisa, dan mengevaluasi target pencapaian cakupan

balita yang datang untuk ditimbang (D/S) di Kecamatan Semarang Tengah,

Periode Januari – Desember 2012.

1.2.1 Tujuan Khusus

a. Mengetahui situasi yang mempengaruhi angka cakupan D/S Posyandu

di 5 RW Kecamatan Miroto, Semarang Tengah periode Januari –

Desember 2012.

b. Menganalisis dan mengevaluasi penyebab masalah cakupan balita

yang datang dan ditimbang (D/S) Posyandu di 5 RW Kecamatan

Miroto, Semarang Tengah periode Januari – Desembar 2012.

c. Menentukan prioritas masalah tentang cakupan balita yang datang

dan akan ditimbang (D/S) Posyandu di 5 RW Kecamatan Miroto,

Semarang Tengah periode Januari – Desember 2012.

d. Membuat perencanaan program dari prioritas masalah yan terpilih.