bab i pendahuluan - gadjah mada university |...

66
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan atau abnormal dalam tubuh sehingga dapat mengganggu kesehatan. Data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa rata-rata 68 % penduduk Amerika Serikat dewasa mengalami overweight atau obesitas, 73 % laki-laki dan 64 % perempuan (Go et al., 2013). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, 35% orang di dunia usia 20 tahun keatas mengalami overweight (BMI 25 kg/m2), 34% laki- laki dan 35% perempuan. Prevalensi obesitas dunia meningkat dua kali dari tahun 1980 dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2008, 10% laki-laki dan 14% wanita di dunia mengalami obesitas(BMI 30 kg/m2), sedangkan tahun 1980 sekitar 5% laki-laki dan 8% perempuan mengalami obesitas. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, di Indonesia prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia 15 tahun adalah 19,1%, dengan prevalensi laki- laki 13,9 % dan perempuan 23,8 %(Departemen kesehatan (Depkes) 2007). Pada orang obesitas, konsentrasi asam lemak bebas,

Upload: lediep

Post on 27-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Obesitas adalah akumulasi lemak secara berlebihan

atau abnormal dalam tubuh sehingga dapat mengganggu

kesehatan. Data National Health and Nutrition

Examination Survey (NHANES) tahun 2007-2010 menunjukkan

bahwa rata-rata 68 % penduduk Amerika Serikat dewas a

mengalami overweight atau obesitas, 73 % laki-laki dan

64 % perempuan (Go et al., 2013).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO)

pada tahun 2008, 35% orang di dunia usia ≥20 tahun

keatas mengalami overweight (BMI ≥ 25 kg/m2), 34% laki-

laki dan 35% perempuan. Prevalensi obesitas dunia

meningkat dua kali dari tahun 1980 dibandingkan tah un

2008. Pada tahun 2008, 10% laki-laki dan 14% wanita di

dunia mengalami obesitas(BMI ≥30 kg/m2), sedangkan

tahun 1980 sekitar 5% laki-laki dan 8% perempuan

mengalami obesitas. Menurut data Riset Kesehatan Da sar

(Riskesdas) pada tahun 2007, di Indonesia prevalens i

nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥15 tahun

adalah 19,1%, dengan prevalensi laki- laki 13,9 % d an

perempuan 23,8 %(Departemen kesehatan (Depkes) 2007 ).

Pada orang obesitas, konsentrasi asam lemak bebas,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

2

trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B l ebih

tinggi dibandingkan orang non-obes. Penelitian yang

dilakukan Zelzer pada tahun 2011 tentang hubungan

obesitas dengan dislipidemia menunjukkan bahwa obes itas

berhubungan dengan dislipidemia.

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan tiga abnormalitas lipid yaitu

peningkatan serum trigliserida, peningkatan small low-

density lipoprotein particles (sdLDL) dan penurunan

high-density lipoprotein (HDL). Peningkatan

trigliserida ≥150 mg/dl ditambah dengan kolesterol HDL

yang rendah <40 mg/dl didefinisikan sebagai atherogenic

dyslipidemia ( National cholesterol education program-

adult treatment panel (NCEP-ATP) III, 2001).

Salah satu cara untuk mengukur obesitas adalah

dengan mengukur indeks massa tubuh(IMT) yaitu berat

badan(kilogram) dibagi tinggi badan(meter) kuadrat. IMT

lebih dari 25 dinyatakan sebagai kelebihan berat ba dan,

IMT 25-27 dinyatakan sebagai overweight dan IMT lebih

dari 27 dinyatakan sebagai obesitas(Depkes, 2007).

Obesitas sering disertai dengan hiperlipidemia.

Peningkatan massa adiposit dan diikuti penurunan

sensitifitas insulin berhubungan dengan obesitas ya ng

mempunyai banyak efek pada metabolisme lipid(Fauci et

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

3

al., 2008). Kurang lebih 38 % orang dengan IMT 27

adalah penderita hiperkolesterolemia(Hardani, 2012) .

Manajemen utama yang dilakukan untuk orang obesitas

adalah penurunan berat badan. Penurunan berat badan

mempunyai efek yang menguntungkan terhadap komorbid

obesitas, bahkan penurunan berat badan sebesar 5-10 %

dari berat awal dapat mengakibatkan perbaikan keseh atan

yang signifikan. Bukti yang kuat yang menunjukkan b ahwa

penurunan berat badan pada individu obese dan

overweight mengurangi faktor resiko diabetes tipe 2 ,

penyakit kardiovaskular, menurunkan tekanan darah p ada

individu normotensi dan hipertensi, mengurangi seru m

trigliserida, meningkatkan kolesterol HDL dan secar a

umum dapat menurunkan kolesterol total serta kolest erol

LDL (Sugondo, 2009).

Berdasarkan guideline American Heart

Association (AHA) tahun 2013 terapi dislipidemia yang

disarankan adalah golongan statin. Statin adalah te rapi

lini pertama untuk menurunkan kadar kolesterol LDL pada

pasien yang memiliki faktor resiko yang tinggi untu k

terjadinya atherosclerotic cardiovascular disease

(ASCVD) . Statin menurunkan kadar kolesterol dengan cara

menginhibisi kerja enzim 3-hydroxy 3 methyl glutaryl

coenzyme A (HMG CoA) reduktase pada sintesis kolesterol

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

4

di hati. Simvastatin cenderung menurunkan trigliserida

dan meningkatkan kolesterol HDL (Lullman et al., 2005).

Salah satu golongan statin yang sering digunakan un tuk

terapi dislipidemia adalah simvastatin. Dosis

simvastatin 10 mg untuk terapi statin intensitas

rendah, dosis 20 mg untuk terapi statin intensitas

sedang yang dapat menurunkan LDL kira-kira 30%-50%.

Dosis 80 mg dapat menimbulkan efek berbahaya (Go et

al., 2013). Obat ini dinyatakan aman dan memiliki efek

samping yang rendah pada dosis yang tepat, namun pa da

pasien tertentu dapat terjadi efek samping yang ser ius

yaitu rhabdomiolisis (Lullman et al., 2005), penyakit

mata (miopati) dan gagal ginjal akut, sehingga

penggunaan obat ini perlu pengawasan(Grundi, 2005).

Dengan demikian sehingga perlu dicari obat baru unt uk

terapi dislipidemia yang juga dapat mengurangi resi ko

peningkatan berat badan dengan efek samping yang le bih

sedikit.

Masyarakat Indonesia sering menggunakan obat

tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit .

Salah satu tanaman yang berkhasiat obat adalah meni ran

(Phyllanthus niruri). Phyllanthus niruri adalah famili

Euphorbiaceae . Pyllanthus niruri menarik perhatian

para peneliti karena memiliki efek melindungi hepar

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

5

(hepatoprotective), sehingga di China digunakan untuk

pengobatan hepatitis B dan penyakit hati. Senyawa y ang

terdapat di meniran adalah flavonoid, alkaloid,

terpenoid, lignan, polyphenol, tannin, coumarin dan

saponin. Flavonoid, terutama quercetin memiliki efe k

memperbaiki dislipidemia dengan menstimulasi lipoli sis,

meningkatkan beta oksidasi dari lipid, dan dapat

memperkecil lesi aterosklerosis yang ada pada pembu luh

darah (Salvamani et al., 2013).Ekstrak dari tanaman ini

terbukti mempunyai efek terapetik pada berbagai st udi

klinis. Berdasarkan penelitian, diketahui senyawa p ada

ekstrak Phyllanthus niruri bermanfaat untuk melindungi

hepar, mempunyai aktivitas menurunkan lipid ( lipid

lowering activity) , antidiabetes dan anti jamur

(Paithankar et al., 2011) . Senyawa pada ekstrak

Phyllanthus niruri yang dapat menurunkan kadar

trigliserida dalam darah adalah rutin dan lupeol (I toh

et al., 2009; Kanashiro et al., 2009; Park et al.,

2002; Pulok, 2001; Sudhahar et al., 2006). Menurut

penelitian Khatun pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

Phyllantus niruri juga mengandung sterol yang diketahui

dapat menurunkan kolesterol dalam plasma darah, ste rol

ini diyakini menggangu esterifikasi kolesterol. Sen yawa

lain dari ekstrak meniran yang dapat menurunkan kad ar

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

6

kolesterol dan lipid adalah tanin, saponin, alkaloi d

(Samali et al., 2012; Reddy et al., 2009). Dari

beberapa bukti penelitian yang telah ada, Profil Ba dan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melakukan

penelitian untuk mengetahui karakteristik tanaman

meniran sehingga dapat digunakan untuk melakukan

budidaya meniran.

Latar belakang tersebut mendorong penulis untuk

meneliti lebih lanjut tentang pengaruh pemberian

ekstrak Phyllanthus niruri terhadap berat badan dan

tebal lemak subkutan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah

diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian seba gai

berikut :

1. Apakah pemberian ekstrak Phyllanthus niruri dapat

menurunkan resiko peningkatan berat badan dan tebal

lemak subkutan tikus Rattus novergicus ?

2. Apakah Phyllanthus niruri lebih menurunkan resiko

peningkatan berat badan berat badan dan tebal lemak

subkutan tikus Rattus novergicus dibandingkan

dengan simvastatin?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

7

I.3 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pemberian ekstrak

Phyllanthus niruri terhadap berat badan dan tebal lemak

subkutan belum pernah dilakukan. Beberapa penelitia n

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelit ian

oleh Kahono, J, K pada tahun 2010 yang melihat peng aruh

ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap

kadar trigliserida darah kadar tikus putih (rattus

novergicus). Hasil dari penelitian ini adalah pemberian

ekstrak Phyllantus niruri dapat menurunkan kadar

trigliserida darah tikus putih, namun penelitian

tersebut hanya melihat kadar trigliserida saja, tid ak

melihat berat badan dan tebal lemak subkutan. Begit u

juga dengan penelitian oleh Ari Revianto tahun 2010

yang melihat pengaruh ekstrak Phyllantus niruri

terhadap kadar HDL dan LDL darah tikus Putih”. Hasi lnya

adalah ekstrak Phyllantus niruri berpengaruh dalam

menghambat peningkatan LDL dan tidak berpengaruh

terhadap kadar HDL darah tikus putih.

I.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif

obat baru untuk treatment dislipidemia yang juga

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

8

dapat menurunkan berat badan dan tebal lemak

subkutan .

2. Tujuan khusus :

a. Mengetahui pengaruh pemberian Phyllanthus niruri

dalam menurunkan resiko peningkatan berat badan

dan tebal lemak subkutan tikus putih.

b. Mengetahui apakah pemberian ekstrak Phyllanthus

niruri lebih menurunkan resiko peningkatan berat

badan dan tebal lemak subkutan dibandingkan

dengan simvastatin.

I.5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi dan landasan bagi penelitian

selanjutnya, terutama uji pre klinik dan klinik, se rta

dapat menjadi obat alternatif yang memiliki manfaat

sama dengan simvastatin tetapi efek samping lebih

rendah dan harga lebih murah.

Memberikan dasar ilmiah tentang peran dan manfaat

Phyllanthus niruri sebagai tanaman yang mempuyai efek

untuk menurunkan berat dan menurunkan akumulasi lem ak

subkutan.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

10

dan sebagian kecil trigliserida dipakai untuk membe ntuk

semua membran sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi sel

yang lain.

Lipoproptein merupakan partikel kecil (lebih kecil

dari kilomikron tetapi komposisinya secara kualitat if

sama) yang mengandung trigliserida, kolesterol,

fosfolipid dan protein. Lipoprotein menyediakan

kendaraan untuk mengangkut komplek lipid dalam dara h

sebagai komplek yang larut dalam air dan memberikan

lipid ke sel-sel di seluruh tubuh.

Ada 4 tipe utama lipoprotein yang diklasifikasikan

berdasarkan densitasnya dan diukur dengan

ultrasentrifugasi :(1) Lipoprotein berdensitas sang at

rendah (very low density lipoprotein) disingkat VLDL

yang mengandung konsentrasi trigiserida yang tinggi dan

konsentrasi kolesterol serta fosfolipid yang sedang .

(2) Lipoprotein berdensitas sedang (intermediate-

density lipoprotein) disingkat IDL berasal dari VLDL

yang sebagian besar trigliseridanya sudah dikeluark an,

sehingga konsentrasi kolesterol dan fosfolipid

meningkat. (3) Lipoprotein berdensitas rendah (low

density lipoprotein) disingkat LDL berasal dari

lipoprotein berdensitas sedang yang mengeluarkan

hampir semua trigliseridanya, menyebabkan konsentra si

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

11

kolesterol sangat tinggi dan konsentrasi fosfolipid

menjadi cukup tinggi. (4) Lipoprotein berdensitas

tinggi (high density lipoprotein) disingkat HDL

mengandung protein berkonsentrasi tinggi, dengan

konsentrasi kolesterol dan fosfolipid yang jauh leb ih

kecil (Kronenberg et al., 2008)

II.1.2 Metabolisme lipoprotein

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga

jalur yaitu jalur metabolisme eksogen, jalur

metabolisme endogen dan jalur reverse cholesterol

transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan

metabolisme kolesterol LDL dan trigliserid sedang j alur

reverse cholesterol transport khusus mengenai

metabolisme kolestrol HDL.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

12

1. Jalur Metabolisme Eksogen

Gambar 1. Metabolisme lipoprotein eksogen dan endog en

(Fauci et al ., 2008)

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas

trigliserid dan kolesterol. Selain kolesterol yang

diperoleh dari makanan , dalam usus juga terdapat

kolesterol yang berasal dari hati yang diekskresi

bersama asam empedu ke usus halus. Kedua lemak ters ebut

adalah lemak eksogen. Trigliserid akan diserap seba gai

asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolester ol.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

13

Selama pencernaan, sebagian besar trigliserida dipe cah

menjadi monogliserida dan asam lemak. Kemudian keti ka

melewati epitel usus, monogliserida dan asam lemak

disintesis kembali menjadi trigliserida baru yang m asuk

ke dalam limfe dalam bentuk droplet kecil yang dise but

kilomikron, yang berdiameter antara 0,08 dan 0,6

mikron. Kira-kira 1 jam setelah makan makanan yang

mengandung sejumlah besar lemak, konsentrasi kilomi kron

dalam plasma akan meningkat 1 sampai 2 persen dari

total plasma, dan karena ukuran kilomikron besar ma ka

plasma akan terlihat keruh dan kadang-kadang kuning .

Akan tetapi, kilomikron mempunyai waktu paruh kuran g

dari 1 jam, sehingga plasma menjadi jernih lagi dal am

waktu beberapa jam. Pada keadaan setelah penyerapan ,

setelah semua kilomikron dikeluarkan dari darah mak a

lebih dari 95 % seluruh lipid dalam plasma berada d alam

bentuk lipoprotein (Guyton & Hall, 2007).

2. Jalur metabolisme endogen

Trigliserid dan kolesterol disintesis di hati dan

disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VL DL.

Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah

apolipoprotein(apo) B100. Dalam sirkulasi, triglise rid

di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim

lipoprotein lipase(LPL), dan VLDL berubah menjadi I DL

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

14

yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah men jadi

LDL. Sebagian dari VLDL, IDL dan LDL akan mengangku t

kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah

lipoprotein yang paling banyak mengandung kolestero l.

Sebagian dari kolesterol yang ada di LDL akan dibaw a ke

hati dan jarigan steroidogenik lainnya seperti kele njar

adrenal, testis dan ovarium yang mempunyai reseptor

untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL

akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor

scavenger-A(SR-A) di makrofag dan akan mejadi sel b usa

(foam cell) . Makin banyak kadar kolesterol LDL dalam

plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi da n

ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang aka n

teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang

terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi

tingkat oksidasi seperti : 1. Meningkatnya jumlah L DL

kecil padat (small dense LDL) seperti pada sindrom

metabolik dan diabetes melitus. 2. Kadar kolesterol

HDL, makin tinggi kadar kolesterol HDL akan bersifa t

protektif terhadap oksidasi LDL.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

15

3. Jalur reverse cholesterol transport

Gambar 2. Metabolisme lipoprotein reverse cholesterol

transport (Fauci et al ., 2008)

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin

kolesterol yang mengandung apo A,B,C dan E ; dan

disebut HDL nascent. HDL nascent berasal dari usus

halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengand ung

apo A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk

mengambil kolesterol yang disimpan di makrofag. Set elah

mengambil kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah

menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat

diambil oleh HDL nascent, kolesterol (kolesterol bebas)

di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke permu kaan

membran sel makrofag oleh suatu transporter yang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

16

disebut adenosine triphosphate-binding cassette

transporter-1 atau disingkat ABC-1.

Setelah mengambil kolesterol bebas dari makrofag,

kolesterol bebas akan diesterifikasi menjadi kolest erol

ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase

(LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol yang dibawa

oleh HDL akan mengambil 2 jalur. Jalur pertama iala h ke

hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B type

1 (SR-B1). Jalur kedua dalah kolesterol ester dalam H DL

akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL

dengan bantuan cholesterol ester transfer protein

(CETP). Fungsi HDL sebagai “penyerap” kolesterol da ri

makrofag mempunyai dua jalur yaitu langsung ke hati dan

jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk mem bawa

kolesterol kembali ke hati (Adam, 2009).

II.1.3 Sel Lemak dan Jaringan Lemak

Jaringan lemak merupakan depot penyimpanan energi

terbesar bagi mamalia. Tugas utama jaringan lemak

adalah menyimpan energi dalam bentuk trigliserida

melalui proses lipogenesis yang terjadi sebagai res pon

terhadap kelebihan energi dan memobilisasi energi

melalui lipolisis sebagai respon terhadap kekurang an

energi. Akumulasi lemak ditentukan oleh keseimbanga n

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

17

dari proses lipolisis(pemecahan lemak) dan

lipogenesis(sintesis lemak), selain itu juga ditent ukan

oleh faktor gender. Faktor yang berhubungan dengan

peningkatan resiko penyakit adalah kelebihan lemak

viscera dan bukan lemak subkutan pada tubuh (Sugond o,

2009).

II.1.4 Obesitas

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks

pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang

dikendalikan oleh beberapa fakor biologik spesifik.

Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor geneti k.

Obesitas secara fisiologis didefinisikan sebagai su atu

keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal at au

berlebihan di jaringan adiposa karena tidak seimban gnya

asupan energi dengan pemakaian energi. Gangguan

keseimbangan pengaturan energi tersebut dapat

disebabkan karena faktor eksogen(obesitas primer)

karena nutrisional(90%) maupun endogen(obesitas

sekunder) akibat adanya kelainan hormonal atau

genetik(10%). Jaringan adiposa dan kadar leptin dal am

darah akan meningkat apabila asupan energi lebih da ri

yang dibutuhkan. Leptin merangsang anorexigenic center

di hipotalamus agar menurunkan produksi neuro pepti de

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

18

Y(NPY) sehingga nafsu makan turun. Sebaliknya apabi la

kebutuhan energi lebih besar dari pada asupan energ i

maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsan gan

pada anorexigenic center di hipotalamus agar

meningkatkan produksi NPY sehingga nafsu makan

meningkat. Pada sebagian besar orang obesitas menga lami

resistensi leptin, sehingga kadar leptin yang tingg i

tidak dapat menurunkan nafsu makan(Hidajat et al.,

2006).

Pengukuran akumulasi lemak dapat dilakukan dengan

pengukuran indeks massa tubuh, pengukuran ketebalan

lipatan kulit dan pengukuran lingkar tubuh terutama

rasio pinggang-pinggul.

Tabel 1. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas

Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Ora ng Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO

Klasifikasi IMT (kg/m²) Berat badan kurang < 18,5 Kisaran Normal 18,5-24,9 Berat Badan Lebih >25 Pra-Obese 25,0-29,9 Obes tingkat I 30,0-34,9 Obes Tingkat II 35,0-39,9 Obese Tingkat III >40

Obesitas sentral

Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak subkutan

dan lemak intra abdominal. Jaringan lemak intra

abdominal terdiri dari lemak visceral atau

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

19

intraperitoneal yang tertama terdiri dari lemak ome ntal

dan mesenterial serta massa lemak retroperitoneal. Pada

laki-laki, massa retroperitoneal hanya merupakan

sebagian kecil dari lemak intra abdominal. Lemak

subkutan daerah abdomen sebagai komponen obesitas

sentral mempunyai korelasi yang kuat dengan resiste nsi

insulin seperti lemak viscera(Sugondo, 2009).

Obesitas sentral dapat dinilai dengan beberapa

cara. Cara yang paling baik adalah dengan computed

tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI),

tetapi kedua cara ini jarang digunakan karena mahal .

Pengukuran lingkar perut atau rasio antara lingkar

perut dengan lingkar pinggul (WHR, Waist-Hip Rasio )

dapat digunakan sebagai alternatif klinis karena

berhubungan dengan besarnya resiko untuk terjadinya

gangguan kesehatan. Pada penelitian di Belanda

didapatkan bahwa lingkar perut > 102 cm pada laki-l aki

dan >88 pada perempuan, berhubungan dengan peningka tan

substansial resiko obesitas dan komplikasi metaboli k.

Asia Pasifik memakai ukuran lingkar pinggang laki-l aki

: 90 cm dan perempuan 80 cm sebagai batasan(Sugondo ,

2009).

Pengobatan yang dilakukan untuk orang dengan

obesitas adalah pengaturan berat badan. Pengaturan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

20

berat badan merupakan dasar tidak hanya bagi obesit as

tetapi juga sindrom metabolik. Target penurunan ber at

badan adalah 5-10% dala tempo 6-12 bulan, dapat dic apai

dengan mengurangi asupan kalori 500 – 1000 kalori p er

hari ditunjang dengan aktifitas fisik yang sesuai.

Aktifitas fisik yang disarankan adalah selama 30 me nit

atau lebih setiap hari. Pemakaian obat-obatan dapat

berguna sehingga dipertimbangkan pada beberapa pasi en.

Dua obat yang dapat digunakan dalam menurunkan bera t

badan adalah sibutramin dan orsilat. Sibutramin car a

kerjanya di sentral memberikan efek mengurangi asup an

energi melalui efek mempercepat rasa kenyang dan

mempertahankan pengeluaran energi setelah berat bad an

turun. Terapi pembedahan dapat dipertimbangkan pada

pasien yang beresiko serius akibat obesitasnya

(Sugondo, 2009).

II.1.5 Atherogenic Dyslipidemia

Dyslpidemia ditandai dengan 3 abnormalitas lipid :

peningkatan trigliserida, partikel LDL kecil dan

penurunan kolesterol HDL(trias lipid). Trias lipid

merupakan faktor resiko penyakit jantung koroner,

sehingga trias lipid tersebut merupakan target dari

pengobatan dslipidemia (NCEP-ATP III, 2001).

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

21

Klasifikasi dislipidemia dapat dibagi berdasarkan

penyebabnya. Dislipidemia primer adalah dislipidemi a

yang tidak diketahui sebabnya, dislipidemia sekunde r

adalah dislipidemia yang disebabkan penderita mempu nyai

penyakit dasar seperti sindrom nefrotik, diabetes

melitus, hipotiroidism. Selain itu dislipidemia dap at

dibagi berdasarkan profil lipid yang menonjol, sepe rti

hiperkolesterolemi, hipertrigliseridemi, isolated low

HDL, dan dislipidemi campuran. Dislipidemia campuran

adalah bentuk yang paling sering ditemukan. Klasifi kasi

berdasarkan profil lipid yang menonjol akan memperm udah

dalam pemilihan obat.

II.1.6 Simvastatin

Simvastatin adalah agen penurun kadar kolesterol

yang derivatnya didapat secara sintesis dari produk

fermentasi Aspergillus terreus. Simvastatin menurun kan

kadar kolesterol dengan cara menginhibisi kerja enz im

3-hydroxy 3 methyl glutaryl coenzyme A (HMG CoA)

reduktase pada sintesis kolesterol di hati. HMG-CoA

reduktase bertanggung jawab untuk merubah HMG-CoA

menjadi asam mevalonat(Lullman et al., 2005). Inhibisi

kerja HMG-CoA reduktase menyebabkan penurunan sinte sis

kolesterol dan peningkatan reseptor LDL di membran sel

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

22

hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga menyebabk an

banyak LDL yang hilang dalam plasma (Probosari,

Hertanto & Puruhita, 2011).

Dosis 20 mg dan 40 mg untuk terapi statin

intensitas sedang yang dapat menurunkan LDL kira-ki ra

30%-50%. Dosis 80 mg dapat menimbulkan efek berbaha ya

(Go et al., 2013).

II.1.7 Meniran (Phyllanthus Niruri)

Gambar 3. Tanaman Phyllanthus niruri

Meniran ( Phyllanthus niruri) adalah salah satu

bahan obat-obatan tradisional.

Sistematika tumbuhan meniran adalah sebagai

berikut:

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

23

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri Linn

Meniran ( Phyllanthus niruri ) tumbuh liar di tempat

yang lembab dan berbatu, seperti di sepanjang salur an

air, semak-semak, dan tanah diantara rerumputan.

Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran renda h

sampai ketinggian 1000 meter(m) dari permukaan laut .

Meniran merupakan terna, semusim, tumbuh tegak, tin ggi

30-50 centimeter(cm), bercabang–cabang. Batang berw arna

hijau pucat, daun tunggal, letak berseling. Helaian

daun bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membul at,

permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi rata, panj ang

sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 milimeter(mm), berw arna

hijau. Dalam satu tanaman ada bunga betina dan bung a

jantan. Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun,

sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak daun.

Buahnya kotak, bulat pipih, licin, bergaris tengah 2-

2,5 mm. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal,

berwarna coklat (Hutapea & Syamsyuhidayat, 1991).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

24

Berbagai macam bahan organik telah ditemukan dalam

herba meniran ( Phyllantus niruri ). Beberapa golongan

zat utama yang terkandung adalah lignan, tanin,

polifenol, alkaloid, flavonoid, terpenoid dan stero id

(Murugaiyah, 2008; Taylor, 2003). Flavonoid, teruta ma

quercetin memiliki efek memperbaiki dislipidemia de ngan

menstimulasi lipolisis, meningkatkan beta oksidasi dari

lipid, dan dapat memperkecil lesi aterosklerosis ya ng

ada pada pembuluh darah (Salvamani et al.,

2013).Senyawa pada ekstrak Phyllanthus niruri yang

dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah ada lah

rutin dan lupeol (Itoh et al., 2009; Kanashiro et al.,

2009; Park et al., 2002; Pulok, 2001; Sudhahar et al.,

2006). Menurut penelitian Phyllantus niruri juga

mengandung sterol yang diketahui dapat menurunkan

kolesterol dalam plasma darah, sterol ini diyakini

menggangu esterifikasi kolesterol (Khatun et al.,

2011). Senyawa lain dari ekstrak meniran yang dapat

menurunkan kadar kolesterol dan lipid adalah tanin,

saponin, alkaloid (Samali et al., 2012; Reddy et al.,

2009).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

25

II.1.8 Rattus novergicus

Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tikus putih (rattus novergicus) galur Wistar jantan .

Penggunaan tikus putih tersebut karena kelengkapan

organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme, dan bio-kimi a-

nya cukup dekat dengan manusia (Schaerfer et al. dalam

Hartoyo et al., 2008). Menurut Ganong (2002) kolestrol

darah dipengaruhi oleh estrogen, sehingga pada

penelitian ini digunakan tikus jantan karena memili ki

estrogen yang lebih sedikit.

II.2 Landasan Teori

Obesitas secara fisiologis didefinisikan sebagai

suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak nor mal

atau berlebihan di jaringan adiposa karena tidak

seimbangnya asupan energi dengan pemakaian energi.

Obesitas sering disertai dengan dislipidemia.

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan penurunan maupun peningkatan fraksi

lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utam a

adalah penurunan kolesterol high-density lipoprotein

(HDL) dengan kadar <40mg/dl, peningkatan kolesterol

total dengan kadar ≥240mg/dl, peningkatan kolesterol

low-density lipoprotein (LDL) dengan kadar ≥160mg/dl,

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

26

dan peningkatan trigliserida dengan kadar ≥200mg/dl. 2

Simvastatin cenderung menurunkan trigliserida dan

meningkatkan kolesterol HDL.

Menurut Chandra R (2000) meniran mempunyai

aktivitas menurunkan lipid (Lipid lowering activity) .

Berdasarkan penelitian, diketahui senyawa pada ekst rak

Phyllanthus niruri yang dapat menurunkan kadar

trigliserida dalam darah adalah rutin dan lupeol (I toh

et al., 2009; Kanashiro et al., 2009; Park et al.,

2002; Pulok, 2001; Sudhahar et al., 2006). Phyllantus

niruri juga mengandung sterol yang diketahui dapat

menurunkan kolesterol dalam plasma darah, sterol in i

diyakini menggangu esterifikasi kolesterol (Khatun,

Billah & Quader, 2009) Senyawa lain dari ekstrak

meniran yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan

lipid adalah tanin, saponin, alkaloid (Samali et al.,

2012; Reddy et al., 2009).

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

27

II.3 Kerangka Teori

II.4 Kerangka Konsep

Variabel Terikat :

- Berat badan

- Tebal lemak subkutan

Variabel Bebas : - Kelompok tanpa

perlakuan - Kelompok dengan

induksi tinggi lemak

- Kelompok dengan terapi standar (simvastatin)

- Kelompok dengan terapi ekstrak meniran dosis 50 mg/200g BB

- Kelompok dengan terapi ekstrak meniran dosis 100mg/200gBB

Tikus galur Wistar

Variabel Terkendali : Usia , berat badan, jenis kelamin, pencahayaan matahari

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

28

II.5 Hipotesis

1. Pemberian ekstrak Phyllanthus niruri dapat

menurunkan resiko peningkatan berat badan dan tebal

lemak subkutan Rattus novergicus.

2. Phyllanthus niruri lebih menurunkan resiko

peningkatan berat badan dan tebal lemak subkutan

Rattus novergicus dibandingkan dengan simvastatin.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Rancangan penelitian

III.1.1 Variabel dan Definisi Operasional

III.1.1.1 Variabel

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelom pok

pakan standar, kelompok pakan tinggi lemak,

kelompok yang diterapi simvastatin dan pemberian

ekstrak phyllanthus niruri dosis 50 mg/200 gram

BB/hari dan 100 mg/200 gram BB/hari .

2. Variabel terikatnya adalah perubahan berat badan dan

tebal lemak subkutan.

3. Variabel terkendali :

a. Variabel subjek penelitian : galur, jenis

kelamin, umur dan berat badan yang rata – rata

sama.

b. Variabel perawatan : jenis, kualitas makanan dan

minuman tiap subjek sama.

c. Variabel bahan coba : ekstrak Phyllanthus niruri

dibuat dari sumber bahan, metode pembuatan dan

cara pemberian yang sama.

III.1.1.2 Definisi operasional

a. Ekstrak herba meniran ( Phyllantus niruri L.) yang

digunakan adalah ekstrak yang berasal dari hasil

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

30

ekstraksi tanaman meniran dengan etanol 70% di

Laboratorium Farmakologi FK UGM. Alat ukur

menggunakan timbangan digital dengan satuan

miligram. Dosis yang digunakan adalah 50 mg/ 200

gram BB/hari dan 100 mg/200 gram BB/hari.

b. Simvastatin adalah obat antihiperlipidemia kelas

HMG-KoA reduktase yang diberikan ke tikus putih

dalam bentuk cairan menggunakan sonde lambung

dengan dosis 0.8 mg/200 gram BB.

c. Pengukuran berat badan adalah pengukuran yang

dilakukan untuk mengukur berat badan badan tikus

dengan menggunakan timbangan digital bermerek

mettler toledo. Pengukuran dilakukan dengan

meletakkan tikus di di suatu wadah yang cukup besar

hingga tikus cukup, sebelum berat badan tikus

diukur, wadah tikus harus diletakkan terlebih

dahulu kemudian ditekan tombolnya hingga angka di

timbangan 0. Letakkan tikus di wadah, kemudian

pembacaan dilakukan ketika tikus diam dan angka di

timbangan berhenti.

d. Pengukuran tebal lemak subkutan. Pengukuran tebal

lemak subkutan dilakukan dengan mengukur secara

mikroskopis menggunakan mikroskop cahaya dengan dua

angka dibelakang koma dan satuan milimeter.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

31

III.1.2 Sampel

Sampel meniran ( Phyllantus niruri L.) yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari merap i

farma, Kamdanen, Yogyakarta. Sampel Phyllanthus niruri

yang diperoleh selanjutnya dideterminasi di Bagian

Biologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM. Hasil

pemeriksaan determinasi menunjukkan bahwa sampel

tersebut adalah Phyllanthus niruri (lampiran 9) .

Phyllanthus niruri dibuat ekstrak dengan pelarut

etanol di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokte ran

UGM. Bagian tanaman Phyllanthus niruri yang digunakan

adalah bagian daunnya saja. Hasil ekstrak etanol da ri

Phyllanthus niruri ini berupa cairan kental berwarna

hijau.

III.1.3 Subjek

Penelitian ini dilakukan pada tikus putih (Rattus

novergicus) jantan, galur Wistar, sehat dan

aktivitasnya normal. Umur kurang lebih 1,5 bulan de ngan

berat badan 150-220 gr, sebanyak 35 ekor. Subjek

penelitian diperoleh dari Laboratorium Penelitian d an

Pengujian Terpadu (LPPT) Unit IV.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

32

Besar subjek tiap kelompok dihitung dengan rumus

Frederer, dimana t merupakan jumlah ulangan untuk t iap

perlakuan (dalam penelitian ini ada 4 perlakuan) da n n

adalah jumlah perlakuan. Rumus yang digunakan yaitu

(Murti 2006) yaitu

(n-1) (t-1) > 15

Sehingga dalam percobaan ini jumlah subjek minimal

yang dibutuhkan per kelompok adalah sebagai berikut :

(n-1) (4-1) > 15 ; t = 4

(n-1) (3) > 15

3n – 3 > 15

3n > 18

n > 6 ; (n=6)

Dari perhitungan di atas jumlah tikus yang

digunakan minimal 6 ekor per kelompok. Sehingga dal am

penelitian ini jumlah tkus yang digunakan oleh penu lis

adalah 35 ekor (7 ekor tikus putih per kelompok).

III.1.4 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan jenis

quasi eksperimental dengan rancangan pretest and post

test control design untuk membandingkan perbedaan berat

badan di tikus galur Wistar dengan pemberian

simvastatin dan Phyllanthus niruri . Rancangan untuk

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

33

membandingkan tebal lemak subkutan tikus galur Wist ar

digunakan post test control design .

III.1.5 Alat

a. Kandang tikus

b. Spuit injeksi

c. Timbangan tikus

d. Sonde lambung

e. Gelas ukur

f. Alat bedah

g. Mikroskop cahaya

h. Kaca preparat

i. Tabung hematokrit

j. Pot penyimpanan organ

k. Tabung eppendorf

III.1.6 Bahan

a. Ekstrak meniran (Phyllanthus niruri)

b. Pakan standart AD II

c. Pakan tinggi lemak modifikasi AD II

d. Simvastatin

e. Etanol 70 %

f. Formalin 10 %

g. Hematoxyllin eosin

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

34

h. Ketamin

III.1.7 Cara Penentuan Dosis

a. Dosis meniran

Pada penelitian Khanna et al., (2002), diungkapkan

bahwa meniran dapat menurunkan kadar LDL dan VLDL d arah

tikus dengan dosis 250 mg/kg BB. Pada penelitian Ch asbi

et al. (2005) ditemukan bahwa tidak ada penurunan kadar

trigliserida dengan dosis di bawah 10 mg/200 gram B B.

Dosis 250mg/kg BB sama dengan 50 mg/ 200 grBB, sehi ngga

dalam penelitian ini kami menggunakan 2 dosis, yait u 50

mg/200 gram BB dan 100 mg/200 gram BB.

b. Dosis Simvastatin

Dosis simvastatin yang digunakan pada manusia

adalah 40 mg/ hari. Dari dosis tersebut, dikonversi kan

menjadi dosis tikus dengan rumus sebagai berikut :

Dosis simvastatin tikus

= 0,018 x 40 mg/200grBB/hari

= 0,72 mg/200 grBB/hari ≈ 0,8 mg/200 gr BB/hari

Angka 0,018 adalah faktor konversi berat badan

manusia normal ke berat badan tikus putih(lampiran 1).

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

35

III.1.8 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya fokus kepada pengaruh

terhadap berat badan dan tebal lemak subkutan sehin gga

tidak membahas tentang profil lipid dari masing-mas ing

tikus. Tikus sebelum diberi terapi sudah mengalami

dislipidemia yang dibuktikan dengan adanya kenaikan

kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta

penurunan kadar HDL pada tikus yang diinduksi denga n

pakan tinggi lemak. Penelitian ini tidak melihat ef ek

yang ditimbulkan tanaman meniran.

III.1.9 Jalannya Penelitian

a. Pengurusan Ethical Clearance

Penelitian ini bersarang pada penelitian berjudul

“Manfaat Phyllanthus niruri terhadap Profil Lipid dan

Kejadian Aterosklerosis pada Tikus Rattus Norvegicus

Dislipidemia” yang telah mendapatkan izin persetuju an

Komisi Etik FK UGM (nomor surat: KE/FK/434/EC)(lamp iran

7 dan 8).

b. Pembuatan sertifikat pengenalan tanaman

Sertifikat pengenalan tanaman didapatkan dari

Bagian Biologi Farmasi Fakutas Farmasi UGM. Sampel

untuk pengenalan tanaman di dapatkan dari Merapi Fa rma.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

36

c. Pembuatan ekstrak etanol meniran

Pembuatan ekstrak etanol bahan uji di lakukan di

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran UGM de ngan

menggunakan teknik maserasi. Meniran didapatkan dar i

merapi farma dalam bentuk simplisia, dan bagian tan aman

yang digunakan untuk di ekstraksi adalah bagian dau n.

Simplisia dalam keadaan kering dimana kadar air har us

kurang dari 10% untuk menghindari tumbuhnya bakteri dan

kapang. Setelah kering, bahan tersebut dibuat serbu k

sampai halus dan kemudian disaring dengan saringan

hingga didapatkan serbuk yang homogen. Serbuk yang

homogen ini akan dilakukan ekstraksi secara maseras i.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam dan mengadu k

serbuk dalam cairan penyari dengan perbandigan 1 ba gian

simplisia dengan 9 bagian cairan penyari selama kur ang

lebih 5 hari. Ini akan membuat zat aktif dari dalam

rongga sel akan larut akibat adanya perbedaan

konsentrasi. Kemudian zat aktif akan keluar dari se l.

Larutan yang terbentuk disaring kembali dan ampasny a

ditambah dengan cairan penyari sampai air yang

dihasilkan tidak berwarna lagi. Cairan yang dihasil kan

akan dipekatkan dengan evaporator hingga etanolnya

habis.

d. Penyediaan dan adaptasi hewan coba

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

37

Hewan percobaan adalah 35 ekor tikus putih galur

Wistar yang diperoleh dari LPPT UGM Unit IV dengan

kriteria inklusi yang sudah terpenuhi. Tikus dibagi

kedalam 5 kelompok. Tikus ditempatkan dalam kandang

yang berkuran panjang x lebar x tinggi = 40 cm x 30 cm

x 20 cm. Satu kandang tikus diisi dengan 7 ekor tik us.

Tikus pada masing-masing kelompok dilakukan adaptas i

selama 8 hari sebelum diukur berat badannya. Selama

masa adaptasi, tikus diberikan pakan AD II secara ad

libitum dan akuades, dengan pencahayaan selama 12 jam.

Suhu ruangan berkisar antara 25 oC, dan kelembaban

berkisar 67-81%.

e. Prosedur pengambilan sampel darah

Sampel darah diambil untuk melihat adanya

keberhasilan induksi pakan tinggi lemak. Sebelum

diambil darahnya, tikus dipuasakan selama 12 jam da n

dibius dengan ketamin 0,2 mg/ml yang diberikan seba nyak

0,3 ml per tikus kemudian ditunggu sampai berefek,

biasanya 15 menit setelah pemberian ketamin.

Pengambilan darah sesuai dengan standar Guacuc Standard

Procedure (2006). Jari telunjuk diletakkan pada wajah

untuk menarik kelopak mata dan jari lainnya diletak kan

di rahang bawah, kemudian masukkan pipa kapiler den gan

sudut 45 o secara pelan-pelan ke medial canthus dan

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

38

diputar untuk memecah konjunctiva bulbar hingga

mencapai tulang orbita dan sinus orbita pecah. Dara h

diambil sebanyak 3-5 mililiter(ml) melalui plexus

orbitalis media. Sampel darah dimasukkan ke dalam

tabung eppendorf untuk kemudian diperiksa kadar pro fil

lipid di LPPT unit I.

f. Induksi dislipidemia

Induksi dislipidemia dilakukan dengan memberikan

pakan AD II yang ditambah lemak babi 10% pada kelom pok

tikus II, III, IV, dan V. Induksi dislipidemia ini

ditujukan untuk meningkatkan profil lipid kolestero l

total, trigliserida, LDL, dan menurunkan HDL.

g. Pemeriksaan histopathologis tebal lemak subkutan

Pada akhir percobaan, semua tikus akan dikorbankan

dan akan diambil kulit dari bagian paha dan perut.

Pengambilan kulit dilakukan sampai bagian otot ikut

terambil. Kulit yang diambil akan difiksasi dalam

formalin 10 % selama 24 jam. Potongan kulit akan di cat

dengan pengecatan HE ( Hematoxylin Eosin ). Kulit akan

dipotong secara melintang, kemudian difiksasi lagi

dalam larutan formalin 10 % selama 24 jam. Tahap aw al

meliputi dehidrasi, kliring, dan embedding. Prepara t

akan dimasukkan ke dalam larutan alkohol secara

bertingkat berturut-turut 80 % satu kali, alkohol 9 5 %

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

39

dan 100 % dua kali kemudian preparat dimasukkan ke

dalam silol dua kali dan cairan parafin sebanyak ti ga

kali. Pada setiap larutan preparat direndam selama 60

menit.

Tahap kedua adalah pemotongan jaringan. Preparat

yang tebal akan dicetak dengan parafin blok,

didinginkan kemudian preparat yang telah dicetak in i

dipotong dengan ketebalan sekitar 4-5 mikron. Prepa rat

ditempatkan pada gelas objek yang telah diolesi May ers

egg albumin. Preparat dibiarkan selama kurang lebih 24

jam. Selanjutnya dilakukan pengecatan, dimana jarin gan

akan dimasukkan dalam larutan silol sebanyak dua ka li,

masing-masing 2 menit, kemudian dipindahkan dalam

larutan alkohol absolut dan alkohol 95% masing-masi ng

dua kali dalam 1 menit tiap larutan. Jaringan

dimasukkan ke dalam larutan HE selama 6 menit kemud ian

dicuci dengan mencelupkan ke dalam air sebanyak emp at

kali, kemudian dipindahkan ke air mengalir selama 5

menit. Jaringan dimasukkan ke dalam larutan eosin

alkohol selama 25 detik ke dalam larutan alkohol

berturut-turut dengan konsentrasi 95 % dan 100 %

masing-masing dua kali dalam 1 menit pada setiap

larutan. Jaringan akan dipindahkan ke larutan silol

sebanyak tiga kali masing-masing 2 menit, kemudian

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

40

dibersihkan dengan balsem Kanada dan ditutup dengan

gelas penutup. Preparat kemudian dibiarkan hingga

bening pada suhu kamar. Selanjutnya preparat diperi ksa

dengan mikroskop.

Perbesaran yang digunakan untuk melihat tebal

lemak subkutan adalah 4x (lensa objektif). Setelah

didapatkan gambaran, kemudian di diukur tebal lemak

subkutannya dari lapisan kulit yang paling bawah sa mpai

lapisan otot dengan menggunakan mikroskop cahaya de ngan

satuan milimeter. Pengukuran dilakukan 3 kali untuk

menghindari bias, pengukuran yang dilakukan adalah

dengan mengukur jarak yang paling kecil, menengah d an

jarak paling besar kemudian dihitung rata-ratanya.

III.1.10 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam rentang waktu 5 bulan

periode antara bulan Maret-Juli 2014. Pemeliharaan

hewan, pemberian perlakuan dan kontrol dilaksanakan di

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT )

unit IV. Pembuatan ekstrak Phyllanthus niruri

dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas

Kedokteran UGM. Pemeriksaan kadar kolesterol LDL,

kolesterol HDL, trigliserida dan kolesterol total

dilaksanakan di LPPT Unit I UGM. Pemeriksaan tebal

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

41

lemak subkutan dilaksanakan di laboratorium Patolog i

Anatomi Fakultas Kedokteran UGM.

III.2 Langkah Penelitian

Tabel 2. Langkah – langkah penelitian

HARI ke-

K1 K2 K3 K4 K5

1-8 Adaptasi tikus di kandang, diberi makanan standar AD II

9 Puasa 10 Pengukuran berat badan, pengambilan sampel darah da n

pemeriksaan kadar profil lipid I 10-43

Diberi makanan standar AD 2

Diberi makanan AD 2 dengan modifikasi tinggi lemak tinggi kolesterol

44 Puasa 45 Pengukuran berat badan, pengambilan sampel darah da n

pemeriksaan kadar profil lipid II 46-72

Diberi makanan standar (AD 2)

Diberi makanan AD 2 dengan modifikasi tinggi lemak tinggi kolesterol

73 Puasa 74 Pengukuran berat badan,pengambilan sampel darah dan

pemeriksaan kadar profil lipid III (pre test) 75-135

Diberi makanan standar (AD II)

Diberi makanan modifikasi (AD II)

Diberi makanan modifikasi(AD II)+ simvastatin 0.8 mg/200 gram BB/hari

Diberi makanan modifikasi(AD II)+ Phyllanthus niruri 50 mg/200 gram BB/hari

Diberi makanan modifikasi(AD II)+ Phyllanthus niruri 100 mg/200 gram BB/hari

136 Puasa 137 Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan kadar

profil lipid IV( post test ) 138 Dikorbankan, lalu diperiksa histopatologis tebal

lemak subkutan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

42

III.3 Analisis Hasil

Data ditampilkan dalam bentuk rata-rata ± standar

deviasi. Data diuji terlebih dahulu normalitasnya

menggunakan tes Saphiro-Wilk. Data dengan distribus i

normal, dilakukan uji lanjutan menggunakan ANOVA sa tu

jalur dengan tingkat signifikansi sebesar 95%. Data

yang menunjukkan signifikansi (p<0,05) dilanjutkan

dengan uji menggunakan Tukey HSD. Data yang tidak

terdistribusi normal, dilakukan transformasi terleb ih

dahulu. Data yang tetap tidak normal, dilanjutkan u ji

non-parametrik Kruskal-Wallis. Analisis data

menggunakan program statistik komputer.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Rata-rata berat badan saat adaptasi

Tabel 3. Rata-rata berat badan setelah adaptasi

(Baseline)

Kelompok Berat badan

1 115,90 ± 10,17

2 155,66 ± 17,49

3 141,34 ± 22,97

4 141,40 ± 17,99

5 146,74 ± 11,12

P 0,016

Keterangan : Pada masa adaptasi, semua kelompok tikus mendapat p akan yang sama yaitu AD II, dan belum ada perlakuan khusus.

Hasil rerata untuk berat badan terdistribusi normal

(p>0,05), sehingga dilanjutkan dengan ANOVA(lampira n

2). Hasil tes ANOVA menunjukkan ada perbedaan berat

badan yang signifikan sebelum dilakukan

induksi(p<0,05), kemudian dilanjutkan dengan post h oc

test untuk melihat perbedaan antar kelompok. Hasil post

hoc test menunjukkan bahwa kelompok 2 memiliki bera t

badan baseline yang paling besar dan berbeda secara

signifikan dengan kelompok 1(p=0,009)(lampiran 3).

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

44

IV.1.2 Berat badan sebelum dan sesudah terapi

Data berat badan setelah induksi ditetapkan

sebagai data pre test dan data berat badan setelah

terapi ditetapkan sebagai data post test.

Tabel 4. Perbandingan berat badan sebelum dan setel ah

terapi

Kel. Pre testi(A) Post test (B) B-A P

1 248,44 ± 13,27 274,72 ± 16,01 26,28 0,000

2 282,78 ± 24,81 316,16 ± 33,16 33,38 0,002

3 306,08 ± 46,34 343,40 ± 62,43 37,32 0,011

4 311,44 ± 47,03 352,58 ± 60,84 41,14 0,005

5 310,52 ± 36,62 317,60 ± 46,60 7,08 0,685

P 0,054 0,124 0,110

Keterangan : Kelompok 1 = Kelompok yang diberi pakan AD II Kelompok 2 = Kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi

lemak AD II Kelompok 3 = Kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi

lemak AD II + terapi simvastatin 0,8 mg/200grBB/hari

Kelompok 4 = kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi lemak AD II + terapi ekstrak meniran 50 mg/200grBB/hari

Kelompok 5 = Kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi lemak AD II + terapi ekstrak meniran 100 mg/200grBB/hari

Perbedaan rerata berat badan tikus pre test dan

perbedaan rerata berat badan post test menunjukkan

perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05)(lampiran 4 ).

Kelompok 1, 2, 3 dan 4 mengalami peningkatan berat

badan yang signifikan dari sebelum induksi dibandin gkan

dengan setelah terapi (p<0,05). Kelompok 5 mengalam i

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

45

peningkatan setelah terapi namun tidak signifikan

(p>0,05). Peningkatan berat badan yang paling kecil

memiliki resiko yang lebih kecil untuk mengalami

dislipidemia yang disertai obesitas.

IV.1.4 Pengukuran tebal lemak subkutan mikroskopis

Setelah dilakukan pemberian terapi, tikus

dikorbankan dan diambil kulitnya untuk diukur tebal

lemak subkutannya secara mikroskopis menggunakan

mikroskop. Untuk hasil perbandingan rata–rata tebal

lemak subkutan dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 5. Tebal lemak subkutan

Kelompok Tebal lemak subkutan

1 0,864101 ± 0,0301

2 0,877838 ± 0,0247

3 0,888334 ± 0,0318

4 0,899497 ± 0,0393

5 0,883997 ± 0,0298

P 0,504

Keterangan : Kelompok 1 = Kelompok yang diberi pakan AD II Kelompok 2 = Kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi

lemak AD II Kelompok 3 = Kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi

lemak AD II + terapi simvastatin 0,8 mg/200grBB/hari

Kelompok 4 = kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi lemak AD II + terapi ekstrak meniran 50 mg/200grBB/hari

Kelompok 5 = Kelompok yang diberi pakan modifikasi tinggi lemak AD II + terapi ekstrak meniran 100 mg/200grBB/hari

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

46

Rata-rata tebal lemak subkutan paling tinggi adalah

kelompok 4 dan rata-rata tebal lemak subkutan palin g

rendah adalah kelompok 1 namun hasil ANOVA menunjuk kan

tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok

(p>0,05)(lampiran 5).

K1

K2

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

47

K3

K4

K5

Gambar 4. Gambaran mikroskopis tebal lemak.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

48

IV.2 Pembahasan

Hasil pengukuran rerata berat badan dan tebal lemak

subkutan kelima kelompok dianalisis menggunakan uji

ANOVA untuk melihat perbandingan antar kelompok.

Pemberian pakan AD II ditambah dengan lemak babi 10 %

dapat meningkatkan berat badan tikus, hal tersebut

sesuai dengan penelitian Buettner et al., (2006).

Peningkatan berat badan ini disebabkan karena tingg inya

kandungan asam lemak dan kolesterol pada minyak bab i.

Lemak babi yang diberikan ad libitum pada Rattus

novergicus akan disintesis di usus menjadi trigliserida

dan didistribusikan dalam bentuk kilomikron (Gibney et

al., 2002).

Di dalam plasma, kilomikron yang tidak diabsorbsi

dipertahankan sebagai partikel yang terpisah.

Kilomikron tersebut cepat disimpan di jaringan adip osa,

sisanya di hati dan di otot. Lipoporotein lipase ya ng

berada di diatas permukaan endotel kapiler

bertanggungjawab dalam pengambilan kilomikron ke

jaringan ekstrahepatik. Kelebihan lemak akan umumny a

akan disimpan di jaringan adiposa di bawah kulit at au

di rongga perut. Setiap jumlah lemak dan karbohidra t

makanan yang tidak langsung digunakan akan disimpan di

jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida. Jaringa n

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

49

adiposa memiliki kapasitas menyimpan lemak yang ham pir

tidak terbatas. Penyimpanan kelebihan lemak dapat

terjadi diseluruh tubuh, namun cenderung menumpuk p ada

tempat yang tidak banyak mengganggu mobilitas yaitu di

perut, panggul, paha maupun pantat(Baron, 1994).

VI.2.1 Berat Badan

Pada kelompok yang diberi Phyllanthus niruri dosis

100 mg/200 grBB mengalami peningkatan berat badan y ang

paling kecil. Menurut Khatun et al., (2011) Phyllanthus

species mengandung sterol. Sterol diketahui dapat

menggangu esterifikasi kolesterol, sterol ini biasa nya

berikatan dengan sel mukosa intestinal dan menggang u

aliran kolesterol ester melalui interaksi dengan

lipoprotein ke pembuluh darah(Pamela et al., 1994).

Salah satu jenis flavonoid pada meniran, yaitu ruti n

dapat menurunkan aktivitas HMG-CoA reductase hepar

sehingga menurunkan lipogenesis oleh hepar. Rutin j uga

meningkatkan ekskresi fecal sterol sehingga terjadi

penurunan absorbsi lemak (Odbayar et al., 2006 ; Park

et al., 2002) Selain flavonoid, bisa juga diakibatkan

oleh tanin, yang mengakibatkan peningkatan pengelua ran

asam empedu dan menghambat absorbsi kolesterol (Teb ib

et al., 1994). Tanin dapat mengikat asam empedu,

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

50

kemudian menyebabkan gangguan pada micelles, yang

kemudian mengakibatkan presipitasi kolesterol pada

lumen usus. Lupeol yang merupakan salah satu jenis

terpene pada ekstrak meniran, dapat menghambat

penyerapan kolesterol pada usus (Sudhahar et al., 2008)

Cara kerjanya dengan menghambat absorbsi kolesterol dan

menurunkan konsentrasi kolesterol di hepar dan dara h.

Penurunan kadar kolesterol di hati menyebabkan

stimulasi terhadap reseptor LDL (up regulation)

sehingga kadarnya meningkat di permukaan hati. Rese ptor

LDL ini berfungsi sebagai clearance kolesterol LDL,

sehingga bila kadarnya meningkat, maka akan menyeba bkan

peningkatan clearance kolesterol LDL plasma (Menys et

al., 2009 ; Hess et al., 2006).

Kelompok tikus yang diberi ekstrak Phyllanthus

niruri dengan dosis 50mg/200grBB mengalami peningkatan

berat badan yang signifikan, hal tersebut membuktik an

dengan dosis ini belum dapat mengurangi resiko

peningkatan berat badan.

Simvastatin merupakan inhibitor enzim HMG-KoA

reduktase yang dapat mengganggu sintesis kolesterol

dalam hepar. Akibat gangguan dari biosintesis

kolesterol, maka pembentukan VLDL di hepar pun

terhambat sehingga kadar trigliserida darah jadi

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

51

menurun karena penurunan produksi VLDL yang berfung si

sebagai pengangkut trigliserida dalam pembuluh

darah(Kasim et al., 1992). Kadar trigliserida yang

menurun menyebabkan penyimpanan dalam jaringan adip osa

juga turun. Pada penelitian ini pada kelompok yang

diberi terapi dengan simvastatin mengalami peningka tan

berat badan yang signifikan, hal ini kurang sesuai

dengan teori diatas yang kemungkinan disebabkan ole h

faktor lain seperti faktor lingkungan, faktor tehni si

atau faktor tikus.

Pada kelompok yang diberi pakan tinggi lemak tanpa

terapi mengalami peningkatan berat badan yang

signifikan. Pakan yang diberikan yaitu AD II ditamb ah

dengan lemak babi 10%. Lemak babi dapat meningkatka n

berat badan tikus, hal tersebut sesuai dengan

penelitian Buettner (2006). Peningkatan berat badan ini

disebabkan karena tingginya kandungan asam lemak da n

kolesterol pada minyak babi.

Kelompok yang hanya diberi pakan AD II mengalami

peningkatan berat badan yang signifikan. Hal terseb ut

kemungkinan disebabkan karena faktor usia tikus dan

pemberian makan ad libitum serta aktifitas fisik yang

kurang. Kandungan pakan AD II terdapat lemak kasar

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

52

yang kemungkinan juga dapat meningkatkan berat bada n

(lampiran 6).

IV.2.2 Tebal lemak subkutan

Perbandingan tebal lemak subkutan antar kelompok

tidak berbeda signifikan. Kelompok 1 memiliki tebal

lemak subkutan paling kecil karena tidak diinduksi

dengan lemak babi 10 % berbanding terbalik dengan

kelompok yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak y ang

memiliki tebal lemak subkutan yang lebih besar.

Kelompok yang diinduksi pakan tinggi lemak akan

memiliki trigliserida yang berlebih sehingga akan

disimpan dalam jaringan adiposa dibawah kulit (Baro n,

1994).

Kelompok yang diberi simvastatin dan Phyllanthus

niruri 100 mg/200 grBB memiliki tebal lemak subkutan

yang tidak jauh berbeda. Simvastatin menghambat

sintesis kolesterol, menghambat pembentukan VLDL,

menurunkan trigliserida (Kasim et al., 1992).

Trigliserida yang turun menyebabkan penyimpanannya pada

jaringan adiposa juga turun.

Phyllanthus niruri memiliki kandungan seperti

sterol, tanin, rutin, lupeol yang dapat menghambat

absorbsi kolesterol, sehingga terjadi penurunan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

53

penyimpanan trigliserida dalam jaringan adiposa di

bawah kulit. Kelompok tikus yang diberi Pyllanthus

niruri dosis 50 mg/200 grBB memiliki tebal lemak

subkutan yang paling besar, hal ini disebabkan kare na

kelompok 4 memiliki berat badan paling besar sehing ga

tebal lemak subkutannya pun paling besar.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Pemberian ekstrak meniran dosis 100 mg/200 grBB/ hari

(Phyllanthus niruri) dapat menurunkan resiko

peningkatan berat badan tikus Rattus novergicus,

namun tidak dapat menurunkan resiko peningkatan

tebal lemak subkutan.

2. Pemberian ekstrak meniran dosis 100 mg/200 grBB/ hari

(Phyllanthus niruri) lebih menurunkan resiko

peningkatan berat badan dan tebal lemak subkutan

tikus Rattus novergicus dibanding simvastatin.

V.2 Saran

1. Mengingat adanya keterbatasan dan kekurangan dal am

penelitian ini maka diperlukan penelitian lebih

lanjut dengan penggunaan metode yang lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan

menginduksi tikus dengan tambahan kolesterol serta

asam folat agar kejadian dislipidemia lebih

signifikan.

3. Pakan untuk induksi juga dapat ditambahkan kunin g

telur agar induksi lebih baik.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

55

4. Perlu ditambahkan variasi dosis pemberian menira n

yang lebih besar sehingga dapat lebih diketahui

dosis yang paling tepat.

5. Penelitian selanjutnya perlu menggunakan tikus u sia

dewasa (±3 bulan) agar tidak terjadi peningkatan

berat badan yang signifikan pada kelompok kontrol.

6. Penelitian selanjutnya pemberian pakan dilakukan

secara terkontrol agar pakan yang diberikan antar

kelompok jumlahnya sama.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

56

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J.M.F., 2009, ‘Dislipidemia’, dalam A.W. Sudo yo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata & S. Setiati(eds), Buku ajar ilmu penyakit dalam , 5 edn, Interna Publising, Jakarta, pp.1984-1992.

Buettner, R., Parhofer, K.G., Woenckhaus, M., Wrede , C.E., Kunz - Schughart, L.A., Scholmerich, J. et al., 2006, ‘Defining high-fat-diet rat models: metabolic and molecular effects of different fat types’, J of Mol Endocryn, pp.485-501.

Chandra, R., 2000, ‘Lipid lowering activity of P. Niruri’ , Journal of Medicinal & Aromatic Plant Sciences, vol. 22, no. 1, pp. 29-30.

Fauci, A.S., Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L. et al., 2008, Harrison’s priciples of internal medicine , edn 17, McGraw-Hill Companies, Inc. , Unites States of America.

Go, A.S., Mozaffarian, D., Roger, V.L., Berry, J.D. , Blaha, M.J., Dai, S. et al., 2013, ‘ Heart disease and stroke statistics—2014 update: a report from the American Heart Association ’, Circulation Journal of American Heart Association, pp. e87-e95.

Gibney, M.J., Vorster, H.H. & Kok, F.J., 2002, Introduction to Human Nutrition , Oxford: Blackwell science, pp. 92-114.

Grover, S.A., Coupal, L., Zowall, H., Alexander, C.M., Weiss, T.W., Gomes, D.R., 2001, ‘How cost-effective is the treatment of dyslipidemia in patients with diabetes but without cardiovascular disease?’,Pubmed, vol. 24, no. 1, pp.45-50.

Grundy, S.M., 2005, ‘The issue of statin safety: wh ere do we stand?’, Circulation Journal of American Heart Association, no. 111, pp. 3016-3019.

Grundy, S.M., Becker, R.D., Clark, L.T., Cooper, R. S., Denke, M.A. & Howard, J., 2001, ’Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) ’ ,National Institutes of Health.

Guyton, A.C., Hall, J.E., 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , 11 edn, EGC, Jakarta.

Hata, K., Kazuyuki, H., Mizuho, I., Nao , S., Takay uki, W., Junichiro, T. et al., 2008, ‘Inhibitory effects

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

57

of lupeol on 3T3-L1 preadipocyte differentiation’, J Phytol .

Hatma, R.D., 2011, ‘Lipid Profiles Among Diverse Ethnic Groups in Indonesia’ , Department of Epidemiology, Faculty of Public Health, University of Indonesia, Depok.

Hess, D.C., Demchuk, A.M., Brass, L.M., Yatsu, F.M. , 2006, ‘HMGCoA reductase inhibitors (statins), J Ethnobiol Ethnomed , pp.1-11.

Hidayati, S.N., Irawan, R. & Hidayat, B., 2006, ‘Obesitas’, Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan anak Fk Unair/ RS. dr. Soetomo, Surabaya.

Itoh, M., Kazuyuki, H., Yukie, A., Fumiko, K., Gen, T., Junichiro, T. et al., 2009, ‘Lupeol reduces triglyceride and cholesterol synthesis in human hepatoma cells’, J Phytol, vol. 2, pp.176-178.

Kasim, S.E., Renee, C.L., Sheila, W., Lalitha, T., Dewundra, D. & Cathrine, J., 1992, ‘Mechanism of triglyceride-lowering effect of an HMG-CoA reductase inhibitor in a hypertriglyceridemic animal model, the Zucker obese rat, J Lipid Res , no. 33, pp. 1-7.

Khatun, M., Billah, M., Quader, M.A., 2009, ‘ Sterols and Sterol Glucoside from Phyllanthus Species ’, Department of Chemistry, University of Dhaka, vol. 60, no. 1, pp. 5-10.

Kronenberg, H.M., Melmed, S., Polonsky, K.S. & Lars en, P.R., 2008, ‘William textbook of endocrinology’ , 11 edn, Elsevier, Inc., Saunders.

Lullmann, H., Mohr, K., Hein, L. & Bieger, D., 2005 , Color atlas of pharmacology , 3 edn, Thieme, Newyork.

Menys, V., Betteridge, D.J., Colhoun, H., Fuller, J ., France, M., Hitman, G.A. et al., 2009, ‘Target of statin therapy: LDL cholesterol, non HDL cholesterol and apolipoprotein B in type 2 diabetes in the collaborative atorvastatin diabetes study (CARDS)’, Clinical Chemistry , pp.473-480.

Nicholls, S. & Lundman, P., 2004, ‘The emerging rol e of lipoproteins in atherogenesis: beyond LDL cholesterol’, Semin Vasc Med , pp. 187-195.

Odbayar, T.O., Demberel, B., Toshinori, K., Yoko, T ., Tokiro, T. & Takashi, I., 2006, ‘Comparative studies of some phenolic compounds (quercetin, rutin and ferulic acid) affecting hepatic fatty

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

58

acid syntesis in mice’, J Agric Food Chem , vol. 54, no.21, pp. 8261-8265.

Paithankar, V.V., Raut, K.S., Charde, R.M. & Vyas, J.V., 2011, ‘ Phyllanthus Niruri: A magic Herb’, Research on Pharmacy, vol.1, no. 4, pp. 1-11

Pamela, C., Chanpe, R.A. & Harvey, J.B., 1994, ‘ Lippincott's Illustrated reviews Biochemistry’ , 2 edn. Lippincott company Philadelphia, pp 306.

Park, S.Y., Song, H.B., Seon, M.J., Yong, B.P., Soon,J.L., Tae, S.J. et al., 2002, ‘Effect of rutin and tannic acid supplement on cholesterol metabolism in rat’, Nut Res , vol. 22, pp. 285-59

Pramono, L.A., 2009, ‘Dislipidemia’, Medika Jurnal Kedokteran Indonesia , viewed 20 September 2013, (http://www.jurnalmedika.com/component/content/article/73-artikel-penyegar/258-dislipidemia)

Reddy, K.P., Singh, A.B., Puri, A., Srivastava, A.K ., Narender, T., 2009.’Synthesis of novel triterpenoid (lupeol) derivatives and their in vivo antihyperglycemic and antidyslipidemic activity’, J BMCL, vol. 19, pp. 4463-4466.

Salvamani, S., Gunasekaran, B., Shaharuddin, N.A., Ahmad, S.A. & Shukor, M.Y., 2014, ’Antiartheroschlerotic effect of plant flavanoids’, BioMed Research International , pp. 1-11.

Schlesinger, D.P., 2011, ‘Raw food diets in compani on animals: A critical review ’, Canadian Veterinary Journal, vol. 52, no. 1, pp. 50-54

Setiono, L.Y., 2012, ‘Dislipidemia pada Obesitas da n Tidak Obesitas di RSUP Dr.Kariadi dan Laboratorium Klinik Swasta di Kota Semarang’, skripsi, Semarang, universitas Diponegoro

Soebardi, S., Purnamasari, D., Oemardi, M., Soewond o, P., Waspadji S. & Soegondo, S., 2009, ‘ Dyslipidemia in Newly Diagnosed Diabetes Mellitus The Jakarta Primary Non-communicable Disease Risk Factors Surveillance 2006’, Department of Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia

Sugondo, S., 2009, ‘Obesitas’, dalam A.W. Sudoyo, B . Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata & S. Setiati (eds), Buku ajar ilmu penyakit dalam , 5 edn, Interna Publishing, Jakarta, pp.1973-1984.

Sudhahar, V., Sekar, A.K., Palaninathan, V. & Sujat ha, V., 2008, ‘Protective effect of lupeol and lupeol linoleat in hypercholesterolemia associated renal damage’, Mol Cel Biochem J , vol.317, pp. 11-20.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

59

Tebib, K., Besancon, P. & Rouanet, J.M., 1994. Diet ary grape seed tannins affect lipoproteins, lipoprotein lipases and tissue lipids in rats fed. The Journal of Nutrition , 124, pp. 2451-2457. WHO 2013, ‘Cardiovascular disease’, viewed 20 september 2013,(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs317/en/

Zelzer, S., Fuchs, N., Almer, G., Raggam, R.B., Pruller, F., Trusching-Wilders, M. et al., 2011, ‘High density lipoprotein cholesterol level is a robust predictor of lipid peroxidation irrespective of gender, age, obesity,an inflammatory of metabolic biomarker’,Elsevier

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

60

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel konversi dosis manusia dan hewan

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

61

Lampiran 2. Uji normalitas dan ANOVA berat badan

baseline

Tests of Normality

Sampel Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

BeratBadan

baseline

1 ,312 5 ,124 ,847 5 ,184

2 ,176 5 ,200 * ,976 5 ,911

3 ,173 5 ,200 * ,987 5 ,970

4 ,282 5 ,200 * ,831 5 ,142

5 ,322 5 ,099 ,791 5 ,069

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

BeratBadan Baseline Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

Between Groups 4375,062 4 1093,766 3,950 ,016

Within Groups 5537,736 20 276,887

Total 9912,798 24

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

62

Lampiran 3 . Post hoc test berat badan baseline

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Berat Badan baseline

Tukey HSD

(I)

Sampel

(J)

Sampel

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error

Sig. 95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

1

2 -39,76000 * 10,52401 ,009 -71,2518 -8,2682

3 -25,44000 10,52401 ,151 -56,9318 6,0518

4 -25,50000 10,52401 ,150 -56,9918 5,9918

5 -30,84000 10,52401 ,057 -62,3318 ,6518

2

1 39,76000 * 10,52401 ,009 8,2682 71,2518

3 14,32000 10,52401 ,658 -17,1718 45,8118

4 14,26000 10,52401 ,662 -17,2318 45,7518

5 8,92000 10,52401 ,912 -22,5718 40,4118

3

1 25,44000 10,52401 ,151 -6,0518 56,9318

2 -14,32000 10,52401 ,658 -45,8118 17,1718

4 -,06000 10,52401 1,000 -31,5518 31,4318

5 -5,40000 10,52401 ,985 -36,8918 26,0918

4

1 25,50000 10,52401 ,150 -5,9918 56,9918

2 -14,26000 10,52401 ,662 -45,7518 17,2318

3 ,06000 10,52401 1,000 -31,4318 31,5518

5 -5,34000 10,52401 ,986 -36,8318 26,1518

5

1 30,84000 10,52401 ,057 -,6518 62,3318

2 -8,92000 10,52401 ,912 -40,4118 22,5718

3 5,40000 10,52401 ,985 -26,0918 36,8918

4 5,34000 10,52401 ,986 -26,1518 36,8318

*. The mean difference is significant at the 0.05 l evel.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

63

Lampiran 4. Uji normalitas dan ANOVA berat badan

setelah induksi ( pre test) dan setelah

terapi (post test)

Tests of Normality

Sampel Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Berat

Badan pre

test

1 ,246 5 ,200 * ,823 5 ,124

2 ,205 5 ,200 * ,953 5 ,758

3 ,208 5 ,200 * ,913 5 ,488

4 ,219 5 ,200 * ,906 5 ,446

5 ,239 5 ,200 * ,871 5 ,272

Berat

Badan post

test

1 ,241 5 ,200 * ,938 5 ,651

2 ,200 5 ,200 * ,976 5 ,915

3 ,220 5 ,200 * ,947 5 ,712

4 ,150 5 ,200 * ,978 5 ,925

5 ,426 5 ,003 ,640 5 ,002

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Berat

Badan pre

test

Between

Groups

14507,614 4 3626,904 2,793 ,054

Within

Groups

25967,988 20 1298,399

Total 40475,602 24

Berat

Badan post

test

Between

Groups

18379,110 4 4594,778 2,065 ,124

Within

Groups

44507,728 20 2225,386

Total 62886,838 24

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

64

Lampiran 5. Uji normalitas dan ANOVA tebal lemak

subkutan

Tests of Normality

Sampel Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Tebal

lemak

subkutan

1 ,341 5 ,058 ,817 5 ,110

2 ,262 5 ,200 * ,921 5 ,536

3 ,253 5 ,200 * ,948 5 ,722

4 ,431 5 ,003 ,617 5 ,001

5 ,285 5 ,200 * ,883 5 ,322

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA

Tebal lemak subkutan Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Between Groups 2,999 4 ,750 ,626 ,649

Within Groups 23,951 20 1,198

Total 26,950 24

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

65

Lampiran 6. Kandungan pakan AD II

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

66

Lampiran 7. Ethical clearance

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - Gadjah Mada University | …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79824/potongan/S1...2 trigliserida, kolesterol LDL dan apolipoprotein-B lebih tinggi dibandingkan

67

Lampiran 8. Amandemen Ethical Clearance