reaksi-reaksi trigliserida

Upload: yunitaparer

Post on 02-Jun-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    1/21

    LAPORAN PRAKTIKUM

    BIOKIMIA

    REAKSI-REAKSI TRIGLISERIDA

    NAMA : YUNITA PARE ROMBE NIM : H311 12 012KELOMPOK : I (SATU)HARI/TGL PERC. : KAMIS/19 MARET 2014ASISTEN : AGUSTIANI

    LABORATORIUM BIOKIMIA

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Trigliserida merupakan triester dari asam lemak dan gliserol, tergolong

    sebagai lipid sederhana. Lipid mempunyai peranan penting bagi manusia, hewan dan

    tumbuhan. Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak,

    mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum.

    Sebagian besar lipid sel jaringan terdapat sebagai komponen utama membran sel dan

    berperan mengatur jalannya metabolisme di dalam sel.

    Lipid (dari bahasa Yunani, lipos , lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau

    hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut

    dalam pelarut organik nonpolar. Lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan dengan

    pelarut organik. Sifat kelarutan ini membedakan lipid dengan tiga golongan utama

    lainnya, yaitu karbohidrat, protein dan asam nukleat yang pada umumnya tidak larut

    dalam pelarut organik.

    Kita akan melakukan dua tes pada percobaan ini untuk mengidentifikasi

    adanya kandungan gliserol yaitu tes akrolein dan tes kolorimetri. Dimana tes akrolein

    ditandai dengan adanya bau khas dari gliserol, sedangkan pada kalorimetri adanya

    gliserol ditandai dengan timbulnya warna hijau zamrud. Kedua tes ini sangat berguna

    bagi industri minyak yaitu untuk mengetes pemalsuan minyak. Di mana contoh lipid

    yang diidentifikasikan adalah gliserol. Bahan yang akan diuji kandungan gliserolnya

    adalah mentega, minyak sawit, minyak wijen, dan lilin.

    Melihat betapa besar manfaat zat-zat yang tergolong dalam kelompok lipid

    sehingga kita perlu untuk mengetahui banyak hal tentang lipid, salah satunya yaitu

    dengan melakukan percobaan ini.

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    3/21

    1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

    1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari danmengetahui adanya gliserol dalam senyawa lipid dengan menggunakan metode

    tertentu.

    1.2.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dilakukannya percobaan ini, yaitu :

    1. Mengetahui adanya gliserol dalam beberapa sampel dengan menggunakan tes

    akrolein.

    2. Mengetahui adanya gliserol dalam beberapa sampel dengan menggunakan tes

    kalorimetri.

    1.3 Prinsip Percobaan

    Prinsip dari percobaan ini adalah :

    1. Mengidentifikasi keberadaan gliserol pada beberapa sampel melalui penambahan

    KHSO 4 dan pemanasan sehingga timbul bau karakteristik (tengik).

    2. Mengidentifikasi keberadaan gliserol dalam beberapa sampel melalui

    penambahan pereaksi seperti H 2SO 4, HCl, NaOCl dan -naftol hingga terbentuk

    warna hijau zamrud.

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    4/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa

    golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid

    dalam tiga golongan besar yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan

    berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin ( waxes ); (2) lipid

    gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya

    fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh hasil

    hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol. Di samping itu

    berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang

    besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa

    contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid

    (Poedjiadi, 1994).

    Lemak dan minyak umumnya merupakan trigliserida yang tidak homogen

    dengan beberapa kekecualian. Oleh sebab itu kebanyakan trigliserida mengandungt

    dua atau tiga asam lemak yang berbeda, misalnya satu asam palmitat, satu asam

    stearat dan satu asam oleat sebagai esternya. Golongan asam lemak yang spesifik

    yang ada dalam trigliserida tergantung pada jenis spesies dan koindisi lainnya,

    misalnya makanan yang dimakan dan temperatur yang mempengaruhi kehidupannya

    (Fessenden, 1997).

    Pada umumnya, lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan

    rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang

    menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi

    terhadap asam lemak tak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    5/21

    tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan

    selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan

    rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi, dan adanya

    bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak

    (Poedjiadi, 1994).

    Struktur dan sifat-sifat asam lemak ditemukan dalam bentuk ester dengan

    gliserol dalam lemak dan minyak. Komponen asam lemak yang umumnya ditemukan

    pada binatang dan tumbuh-tumbuhan merupakan trigliserida yang mengandung atom

    karbon derngan jumlah yang sama dalam rantai hidrokarbon yang tidak mempunyai

    cabang. Rantai hidrokarbon yang panjang dari asam lemak mungkin dalam bentuk

    jenuh atau mengandung satu atau lebih karbon-karbon ikatan rangkap. Ikatan

    rangkap dalam asam lemak yang tidak jenuh berada dalam bentuk cis dan homoalil

    dan tidak dalam bentuk konjugasi (Fessenden, 1997).

    Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak

    dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida. Pada

    lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu

    lemak adalah (Poedjiadi, 1994) :

    Suatu trigliserida R 1 COOH, R 2 COOH, dan R 3 COOH adalah molekul

    asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama,

    boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat dalam alam adalah asam palmitat, stearat,

    oleat, dan linoleat (Poedjiadi, 1994).

    H2C

    HC

    H2C OH

    OH

    OH

    gliserol

    H2C

    HC

    H2C OH

    OH

    OCO R 1

    monogliserida

    H2C

    HC

    H2C OCO

    OCO

    OCO

    R2

    R3

    R1

    trigliserida

    H2C

    HC

    H2C OCO

    OCO

    OH

    R2

    R3

    digliserida

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    6/21

    Sumber-sumber lemak dan minyak pada hewan. Banyak dalam jaringan yang

    berminyak langsung dibawah kulit, antara otot-otot, dalam sumsung tulang. Sumber

    asam lemak pada tumbuh-tumbuhan terdapat dalam minyak kelapa, palam kacang(Riawan, 1990).

    Reaksi-reaksi pada trigilserida dengan cara hidrolisis yaitu dengan air

    berlebihan, larutan basa steapsin, hidrolisis dengan hidrokarbon berlebihan dapat

    dilakukan dengan katalisator asam dan emulgator (Riawan, 1990).

    Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu,

    lilin yang terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung terhadap air,

    misalnya yang terdapat pada daun dan buah. Demikian pula lilin memegang peranan

    penting sebagai penahan air pada binatang, misalnya domba, burung dan serangga.

    Lilin tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim

    yang menguraikan lemak. Oleh karenanya lilin tidak berfungsi sebagai bahan

    makanan (Poedjiadi, 1994).

    Perbedaan lemak dan minyak adalah pada sifat fisiknya. Pada temperatur

    kamar, lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair. Suatu kekecualian adalah

    minyak nabati yaitu minyak kelapa, yang mencair pada temperatur 21 0C 25 0C,

    hampir sama dengan temperatur kamar di daerah beriklim dingin dan dibawah

    temperatur kamar didaerah tropis. Lemak dan minyak pada umumnya merupakan

    trigliserida yang tidak homogen dengan beberapa pengecualian. Oleh sebab itu,

    kebanyakan trigliserida mengandung dua atau tiga asam lemak yang berbeda,

    misalnya satu asam palmitat, satu asam stearat dan satu asam oleat sebagai esternya.

    Golongan asam lemak yang spesifik yang ada dalam trigliserida tergantung pada

    jenis spesies dan kondisi lainnya, misalnya makanan yang dimakan dan temperatur

    yang mempengaruhi kehidupannya. Binatang berdarah panas cenderung melakukan

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    7/21

    biosintesa lemak yang berbentuk cair pada temperatur tubuhnya. Tumbuh-tumbuhan

    yang hidup pada temperatur yang lebih rendah, maka tanaman ini lebih banyak

    membentuk trigliserida yang mempunyai titik leleh lebih rendah ( Fessenden dan

    Fessenden, 1997).

    Penggunaan trigliserida yaitu sebagai isolator, sebagai zat pelindung, sebagai

    makanan lemak. Penggunaan trigliserida sebagai isolator karena lemak adalah

    pengantar panas yang buruk, maka lemak menghalangi keluarnya panas dari tubuh

    (Riawan, 1990).

    Kadar trigliserida darah juga dipengaruhi oleh aktivitas enzim LPL

    (Lipoprotein Lipase) yang berfungsi untuk menghidralisis trigliserida menjadi asam

    lemak dan gliserol. Rendahnya aktifitas LPL ini akan dapat meningkatkan kadar

    trigliserida darah. Kadar trigliserida darah tertinggi terdapat pada kelompok diet

    tinggi lemak yaitu 169 mg/dl, diikuti diet tinggi Karbohidrat sebesar 130,2 mg/dl dan

    yang terendah adalah diet normal yaitu 81.2 mg/dl. Statistik terhadap kadar

    Trigliserida serum antar kelompok diet menunjukan perbedaan bermakna (p= 0,011)

    (Tsalissavrina, dkk., 2006).

    Trigliserida salah satu lemak yang merupakan prekursor pembentukan energi.

    Sebagian besar energi yang disimpan dalam tubuh itik berbentuk trigliserida. Apabila

    sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida

    menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya kedalam pembuluh darah. Asam

    lemak selanjutnya akan dihidrolisis didalam hati dan akan menghasilkan produk

    sampingan antara lain kolesterol (Wijaya, dkk., 2013).

    Perbedaan dari jenis komposisinya, minyak mengandung persentase asam

    lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan lemak. Contohnya kebayakan

    minyak nabati menghasilakn sekitar 80 % (Hart, 2003).

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    8/21

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    9/21

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan Percobaan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah gliserol, minyak

    sawit, minyak wijen, minyak kelapa, mentega, lilin (wax), minyak VCO, NaOCl

    2 %, H 2SO 4 pekat, KHSO 4, HCl pekat, -naftol, korek api, kertas label, sabun cair,

    cairan spritus, akuades, dan tissu roll .

    3.2 Alat Percobaan

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak

    tabung, pipet tetes, sendok tanduk, lampu spiritus, sikat tabung, pinset, dan gegep.

    3.3 Prosedur Percobaan

    3.3.1 Tes Akrolein

    Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan sebanyak 7 buah,

    masing-masing tabung reaksi diisi dengan 1 mL larutan contoh (lilin, mentega,

    minyak sawit, minyak wijen, minyak kelapa, gliserol, dan minyak VCO). KHSO 4

    ditambahkan secukupnya 0,5 gram ke dalam masing-masing tabung, kemudian

    tiap-tiap tabung reaksi tersebut dipanaskan dengan api kecil. Timbulnya bau tengik

    pada tabung menandakan adanya gliserol pada larutan contoh.

    3.3.2 Tes Kolorimetri

    Tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan sebanyak 8 buah, 7 tabung

    reaksi masing-masing diisi dengan 1 mL larutan contoh (lilin, mentega, minyak

    sawit, minyak wijen, minyak kelapa, minyak VCO dan gliserol), dan 1 tabung reaksi

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    10/21

    lainnya diisi dengan blanko (akuades). Larutan NaOCl 2% ditambahkan ke dalam

    tiap-tiap tabung reaksi sebanyak 1 mL, setelah 2 - 3 menit ditambahkan 4 tetes HCl

    pekat, kemudian dididihkan selama 1 menit untuk membuang kelebihan asam.

    Larutan -naftol 0,1% 0,2 mL ditambahkan ke dalam tabung reaksi, lalu

    ditambahkan 1 mL H 2SO 4 pekat, kemudian semua tabung reaksi dikocok dengan

    hati-hati dan diamati perubahan warnanya. Terbentuknya warna hijau zamrud

    menandakan adanya gliserol dalam larutan contoh.

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    11/21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    4.1.1 Tes Akrolein

    Tes akrolein adalah metode untuk uji kualitatif lipid. Pada tes ini terjadi

    dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan

    aldehid akrilat atau akrolein. Berdasarkan pengamatan diperoleh hasil sebagai

    berikut:

    Tabel 1. Hasil Tes Akrolein

    Contoh 0,5 gram KHSO 4 Panaskan (Bau)

    Minyak Wijen Tidak bareaksi -

    Minyak Kopra Bereaksi +++

    Minyak Sawit Bereaksi ++

    Mentega Bereaksi +++

    Gliserol Bereaksi ++++

    Lilin Tidak Bereaksi -

    Minyak VCO Bereaksi ++

    Keterangan :

    ++++ : sangat berbau

    +++ : berbau

    ++ : cukup berbau

    + : kurang berbau

    - : tak berbau

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    12/21

    4.1.2 Tes Kolorimeter

    Tes kolorimeter merupakan salah satu metode yang digunakan untuk

    mengidentifikasi kandungan gliserol pada suatu larutan sampel yang ditandai denganterbentuknya warna hijau zamrud pada larutan sampel tersebut. Berdasarkan

    pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 2. Hasil Tes Kolorimeter

    Contoh Fasa yang terbentuk Warna yang terbentuk (atas,bawah)

    Gliserol 1 fasa Hijau zamrud

    Minyak sawit 2 fasa Hijau, hitam

    minyak kopra 2 fasa Hijau zamrud, kuning pekat

    Minyak Wijen 2 fasa Hijau zamrud, cokelat

    Mentega 2 fasa Hijau, orange

    Lilin 2 fasa Hijau zamrud, hitam kecoklatan

    Minyak VCO 2 fasa Hijau bening

    Blanko 1 fasa Hijau zamrud

    4.2 Reaksi

    4.2.1 Tes Akrolein

    a. Lilin

    H2C (CH 2)14 C OCH 2 (H 2C) 14 CH 3 + KHSO 4

    O

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    13/21

    b. Minyak

    H 2 C O C (CH 2 ) 16 CH 2

    H 2 C O C (CH 2 ) 16 CH 2

    HC O C (CH 2 ) 16 CH 2

    O

    O

    O + KHSO 4

    H 2 C OH

    HC OH

    H 2 C OH

    + C 8 H 15 C OH3 C 9 H 18O

    H 2 C CH C H + 2 H 2 OO

    A k ro le in

    c. Gliserol

    d. Mentega

    H 2 C O C (CH 2 ) 14 CH 3

    H 2 C O C (CH 2 ) 14 CH 3

    HC O C (CH 2 ) 14 CH 3

    O

    O

    O

    H 2 C OH

    HC OH

    H 2 C OH

    + H 2 C CH C H + 2H 2 OO

    A k ro l e in

    OH

    O

    (H 2 C) 14 C3CH 3 3

    KHSO4

    H 2 C OH

    HC

    H 2 C

    OH

    OH

    + KHSO 4

    CH 2

    CH

    HC O

    Akrolein

    + 2H 2 O

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    14/21

    4.2.2 Tes Kolorimetri

    a. Gliserol

    H2C OH

    HC OH

    H2C OH

    +

    H2C ONa

    HC ONa

    H2C ONa

    +

    H2C OH

    HC OH

    H2C OH

    + H2SO4

    H2C O

    HC O

    H2C O

    OH +

    3

    3 HOCl + HCl

    3 H2O3 NaCl

    3 NaOCl

    b. Minyak Kelapa

    H2C O C (CH2)16CH3

    H2C O C (CH2)16CH3

    HC O C (CH2)16CH3

    O

    O

    O+

    H2C ONa

    HC ONa

    H2C ONa

    + C8H15 C OClO

    H2C OH

    HC OH

    H2C OH

    +H2SO4

    H2C O

    HC O

    H2C O

    OH

    +3 3 H2O

    3 C9H183 NaOCl + HCl

    H2C O C

    O

    (CH 2)16CH3

    H2C O

    H2C O

    C

    O

    (CH 2)16CH3

    C

    O

    (CH 2)16CH3

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    15/21

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    16/21

    4.3 Pembahasan

    4.3.1 Tes Akrolein

    Percobaan tes akrolein yang dilakukan pada larutan sampel, yakni gliserol,minyak sawit, minyak kelapa, minyak wijen, mentega, minyak VCO dan lilin

    menimbulkan bau karakteristik yakni berupa ketengikan setelah diberikan perlakuan

    seperti penambahan KHSO 4 dan pemanasan. Penambahan KHSO 4 bertujuan untuk

    mengidentifikasi adanya gliserol pada sampel tersebut dan berfungsi sebagai katalis

    dalam hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan gliserol, sedangkan pemanasan akan

    mempercepat terbentuknya akrolein atau agar terjadi proses hidrasi pada sampel

    sehingga H 2O hilang akan terbentuk akrolein atau akrildehida yang ditandai dengan

    timbulnya bau yang khas (tengik).

    Menurut teori yang ada, trigliserida cepat menjadi tengik dikarenakan asam

    lemak yang mudah menguap (terutama asam butirat) menyebabkan bau tengik

    tersebut. Akan tetapi, proses oksidasi (bukan hidrolisis) adalah penyebab utama

    ketengikan bahan pangan. Udara hangat dan membiarkan pangan di udara terbuka

    merangsang ketengikan oksidatif. Pada ketengikan oksidatif, ikatan ganda dua dalam

    ikatan komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus, membentuk

    aldehida berbobot molekul rendah dengan bau tak sedap. Aldehida kemudian

    dioksidasi menjadi asam lemak berbobot molekul rendah yang juga berbau tidak

    enak.

    Sampel yang berbentuk padat seperti lilin dan mentega, dipanaskan terlebih

    dahulu supaya mencair, hal ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi. Dari

    percobaan yang dilakukan mentega, minyak kelapa, minyak sawit, minyak wijen,

    lilin, minyak VCO dan gliserol, menimbulkan bau karakteristik yang menyengat,

    dimana gliserol > mentega > minyak vco > minyak kopra > minyak sawit namun

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    17/21

    tidak demikian pada lilin dan minyak wijen. Hal ini disebabkan karena pada saat

    dihidrolisis lilin hanya menghasilkan asam lemak dan alkohol, ini menunjukkan

    bahwa lilin tidak memilki kandungan gliserol.

    4.3.2 Tes Kolorimeter

    Pada tes kolorimetri yang dilakukan pada larutan sampel yakni, gliserol,

    minyak kelapa, minyak sawit, minyak wijen, mentega, lilin, minyak VCO dan air,

    hasil pengamatan menunjukkan adanya kandungan gliserol dalam setiap sampel. Hal

    ini ditandai oleh timbulnya warna hijau zamrud setelah penambahan H 2SO 4 pekat.

    Pada lilin, minyak kelapa, minyak wijen, minyak sawit, mentega, minyak VCO

    terbentuk dua fasa larutan yang sudah terlihat jelas setelah dilakukan pendidihan

    selama kurang lebih satu menit. Warna orange pada fasa atas dari minyak wijen dan

    minyak sawit merupakan efek dari penambahan H 2SO 4 yang berlebihan. Sedangkan

    blanko (air) dan gliserol disini digunakan sebagai pembanding.

    Penambahan NaOCl 2% dilakukan untuk mereduksi asam lemak dan

    penambahan HCl pekat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi,

    sehingga setelah penambahan HCl larutan harus dipanaskan untuk membuang

    kelebihan asam akibat HCl. Kemudian ditambahkan -naftol dimana penambahan ini

    berfungsi untuk memberikan warna yang menunjukkan adanya gliserol. Setelah

    penambahan -naftol ditambahkan pula H 2SO 4 pekat, penambahan ini berfungsi

    untuk memisahkan gugus yang terikat dengan OH sehingga gugus benzene yang

    terikat pada -naftol bisa berikatan dengan gugus OH pada gliserol sehingga

    memberikan warna hijau bening.

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    18/21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil percobaan yakni :

    1. Larutan sampel (gliserol, minyak kelapa, minyak sawit, dan mentega)

    mengandung gliserol pada tes akrolein yang ditandai dengan bau yang khas

    (bau tengik), sedangkan lilin dan minyak wijen tidak mengandung gliserol karena

    tidak berbau tengik.

    2. Larutan sampel (gliserol, minyak kelapa, minyak wijen, akuades, lilin, minyak

    sawit, dan mentega) mengandung gliserol pada tes kolorimetri yang ditandai

    dengan terbentuknya larutan berwarna hijau zamrud.

    5.2 Saran

    5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

    Saran yang dapat saya berikan untuk laboratorium yakni ada baiknya jika

    disediakan alat yang dapat membandingkan bau tengik pada tes akrolein, sehingga

    perbandingan bau yang didapatkan betul-betul akurat dan praktikan tidak usah

    menggunakan lagi organ hidungnya untuk membandingkan bau tersebut, karena hal

    ini bisa mengakibatkan kesehatan praktikan terganggu walaupun memang efek yang

    dihasilkan kecil dan membuat praktikan tidak nyaman.

    5.2.2 Saran Untuk Percobaan

    Saran yang bisa saya berikan kepada percobaan yakni ada baiknya larutan

    contoh yang diidentifikasi diperbanyak agar dapat diketahui kandungan gliserol dari

    beberapa senyawa selain yang diujikan sebelumnya dan metode tes yang digunakan

    pun di variasikan sehingga wawasan dan keterampilan praktikan berkembang.

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    19/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik,Binarupa Aksara, Jakarta.

    Hart, C., dkk., 2003, Kimia Organik , Erlangga, Jakarta.

    Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia , UI-Press, Jakarta.

    Riawan, S., 1990, Kimia Organik , Binarupa Aksara, Jakarta.

    Tsalissavrina, I., dkk., 2006, Pengaruh Pemberian Diet Tinggi KarbohidratDibandingkan Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Dan HdlDarah Pada Rattus Novergicus Galur Wistar, Jurnal Kedokteran Brawijaya ,22 (2):80-89.

    Wijaya, V.G., dkk., 2013, Kajian Kadar Kolesterol Dan Trigliserida Darah BerbagaiJenis Itik Lokal Yang Pakannya Disuplementasi Dengan Probiotik, Jurnal

    Ilmiah Peternakan , 1(2): 661-668.

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    20/21

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 20 Maret 2014

    ASISTEN PRAKTIKAN

    (Agustiani) (Yunita Pare Rombe)

  • 8/10/2019 Reaksi-reaksi Trigliserida

    21/21

    Lampiran 1

    BAGAN KERJA

    1. Tes Akrolein

    2. Tes Kolorimetri

    - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda.

    - Ditambahkan NaOCl 2%.

    - Setelah 2-3 menit, ditambahkan HCl pekat

    - Dididihkan selama 1 menit.

    - Ditambahkan 0,2 mL -naftol.

    - Ditambahkan H 2SO 4 pekat.

    - Diamati warna yang terbentuk.

    -

    Larutan Sampel

    Larutan Sampel

    Blanko

    - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

    yang berbeda.

    - Ditambahkan KHSO 4

    - Dipanaskan di atas api kecil.- Diamati baunya.

    Data

    Data