pemeriksaan kolesterol, hdl, & ldl

42
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK ”Pemeriksaan Kolestrol Total, HDL Kolestrol, dan Trigeliserid”

Upload: denny-priyanto

Post on 26-Dec-2015

1.699 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

meliputi metode yang digunakan, perhitungan kadar, alat-bahan, keadaan yang mempengaruhi, kesalahan yang mungkin terjadi.Faktor yang lain dapat mempengaruhi temuan laboratorium dasar teori tentang lemaknilai normal kolesterol, hdl, dan ldldsb

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK

”Pemeriksaan Kolestrol Total, HDL Kolestrol, dan Trigeliserid”

Page 2: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam menjalani profesi di bidang kedokteran, seorang dokter dituntut untuk

melakukan pekerjaannya secara professional dan menangani pasiennya dengan tepat.

Dalam hal ini, segala hal yang berhubungan dengan keluhan serta penyakit yang diderita

oleh pasien harus dipahami secara benar untuk memberikan penanganan lebih lanjut

terhadap penyakit ataupun persoalan yang terjadi pada pasien. Untuk menganalisa keluhan

pasien demi memahami penyakit apa yang diderita berdasarkan gejala-gejala yang ada,

seorang dokter perlu melakukan diagnosa penyakit secara tepat dan benar. Dengan

dilakukannya diagnosa yang baik, nantinya hal tersebut akan berguna bagi seoang dokter

untuk memberikan penanganan lebih lanjut secara tepat.

Adapun pekerjaan seorang dokter dalam mendiagnosa penyakit pasien, selain

melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, terkadang seorang dokter perlu melakukan

pemeriksaan penunjang berupa uji laboraorium terhadap sampel dari tubuh pasien yang

kemungkinan berhubungan dengan penyakit tertentu. Misalnya saja seorang dokter

melakukan uji klinik, atau uji mikrobiologi, uji biokimia, dan masih banyak lagi jenis

pemeriksaan yang menggunakan fasilitas laboratorium. Uji laboratorium secara spesifik

akan dapat membantu seorang dokter untuk menegakan diagnosa penyakit pasien secara

tepat. Untuk itulah dalam melakukan uji laboratorium, dibutuhkan keterampilan yang baik

serta keahlian khusus bagi petugas medik dalam menangani masalah uji laboatorium ini.

Adapun pemeriksaan fisik spesifik yang biasa dilakukan untuk mengamati kesehatan

jantung ialah pemeriksaan kadar lemak jenuh dan kolestrol didalam tubuh. Pemeriksaan ini

sangatlah penting bagi seorang dokter untuk menilai status gizi dari pasiennya terkait

dengan kesehatan dari jantung pasien itu sendiri. Banyak sedikitnya kadar kolestrol dan

lemak jenuh akan sangat mempengaruhi kesehatan jantung. Orang yang sehat dengan

status gizi yang seimbang serta sering berolahraga secara teratur akan memiliki kadar

kolestrol yang rendah pada umumnya dan memiliki jantung yang sehat. Sebaliknya pada

orang yang tidak pernah mengontrol pola makannya dan sering memakan makanan yang

Page 3: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

mengandung kadar lemak tinggi tanpa disertai olahraga yang cukup, hal ini akan membuat

kadar lemak didalam tubuhnya menumpuk dan dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Dalam praktikum yang akan dilakukan kali ini, mahasiswa akan mempraktikan

prosedur pemeriksaan kolestrol dan lemak jenuh yang didalam perhitungannya akan

dikaitkan pula dengan pemeriksaan HDL dan trigeliserid. Tentu saja pemeriksaan semacam

ini akan dibutuhkan bagi seorang dokter nantinya untuk mengamati status kesehatan pasien

melalui status gizinya. Perlu diketahui sebelumnya bila kadar lemak yang tinggi tidak pasti

terjadi pada orang-orang yang gemuk saja. Semua orang baik itu kurus maupun gemuk

memiliki potensi memiliki kadar lemak yang tinggi dan tidak sehat. Karena pentingnya

pemeriksaan status gizi terhadap kaitannya dengan masalah kesehatan secara klinik inilah

maka dilakukan praktikum patologi klinik ini agar mahasiswa mendapat pembekalan yang

dapat berguna nantinya di kemudian hari.

Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan status gizi yang berhubungan dengan

kesehatan jantung, terkait didalamnya termasuk perhitungan kolestrol total, HDl,

serta trigeliserid.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisa hasil uji praktikum yang

terkait dalam perhitungan kolestrol total, HDL, serta trigeliserid.

Page 4: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

BAB II

LANDASAN TEORI

Metabolisme Lipid

Kebanyakan lipid, termasuk triglyceride merupakan molekul non-polar sehingga hal

itu menjadikannya sebagai molekul yang sangat hidrofobik. Mereka tidak larut dalam air.

Untuk dapat ditransport dalam darah, molekul ini perlu dibuat agar dapat larut didalam air

dengan mengombinasikannya dengan protein yang diproduksi di liver dan usus. Kombinasi

molekul lipid dan protein akan membentuk lipoprotein, yakni partikel bulat dengan sebuah

kulit yang merupakan lapisan dari molekul protein, fosfolipid, dan kolestrol yang

mengelilingi molekul inti berupa triglyceride dan lipid lainnya. Pada lipoprotein terdapat

pula protein diluar kulit yang disebut dengan apoprotein. (Tortora, 2009: 990)

Masing-masing dari beberapa tipe lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda, tapi

semua pada dasarnya adalah alat untuk transportasi. Mereka menghantarkan lipid dari

sistem sirkulasi ketika tubuh membutuhkannya dan sewaktu-waktu dapat dihapus dari

peredaran ketika mereka tidak diperlukan. Lipoprotein dikategorisasikan dan dinamai

berdasarkan kepadatannya, yang bervariasi dengan rasio lipid (yang memiliki kepadatan

rendah) sampai protein (yang memiliki kepadatan tinggi). Dari terbesar ke terkecil dan

teringan dan terberat, empat kelompok utama lipoprotein adalah cylomicrons, very low-

density lipoproteins (VLDLs), low-density lipoproteins (LDLs), dan high-density lipoproteins

(HDLs). (Tortora, 2009: 990)

Chylomicrons yang dibentuk di sel epitel mukosa dari usus, mentransport lipid dari

makanan yang dicerna menuji jaringan adipose untuk disimpan..Molekul ini mengandung 1-

2 % proteins, 85% triglycerides, 7% fosfolipid, dan 6-7% kolestrol, ditambah sejumlah kecil

vitamin yang larut dalam lemak. Kilomikron masuk lacteals dari vili usus dan dibawa oleh

getah bening ke dalam darah venois dan kemudian ke dalam sirkulasi sistemik. Kehadiran

mereka memberikan plasma darah penampilan susu, tetapi mereka tetap dalam darah

hanya beberapa menit. Sebagai kilomikron beredar melalui kapiler jaringan adiposa, salah

satu apoproteins mereka, apo C-2, mengaktifkan lipase lipoprotein endotel, sebuah enzim

yang memindahkan asam lemak dari trigliserida kilomikron dan oleh sel otot untuk produksi

ATP. Hepatosit menghilangkan sisa-sisa kilomikron dari dalam darah melalui endositosis

Page 5: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

reseptor termediasi, di mana lain apoprotein kilomikron, apo E, adalah protein terkait.

(Tortora, 2009: 990)

Very low-density lipoproteins (VLDLs) yang dibentuk di sel-sel hati, terutama

mengandung lipid endogen (dibuat didalam tubuh). VLDLs mengandung hampir 10%

protein, 50% triglycerides, 20% fosfolipid, dan 20% kolestrol. VLDLs mentransport

triglycerides yang disintesis di sel-sel hati ke sel-sel adipose untuk disimpan. Seperti

chylomicrons, mereka kehilangan trigliserida sebagai apo C-2 mereka dan mengaktifkan

mengaktifkan lipoprotein lipase endotel, dan asam lemak yang dihasilkan diambil oleh sel-

sel adipose untuk disimpan dan oleh sel otot untuk produksi ATP. Ketika mereka

mendeposit beberapa trigliserida di sel adiposa, VLDLs dikonversi ke LDL. (Tortora, 2009:

991)

Low-density lipoproteins (LDLs) mengandung 25% protein, 5% triglycerides, 20%

fosfolipid, dan 50% kolestrol. Mereka mengangkut hampir 75% dari total kolestrol didalam

darah dan mengantarnya ke sel-sel seluruh tubuh untuk digunakan dalam perbaikan

membran sel dan sintesis hormon steroid dan garam empedu. (Tortora, 2009: 991)

High-density lipoproteins (HDLs) mengandung 40-45% protein, 5-10% triglycerides,

30% fosfolipid, dan 20% kolestrol, membuang kelebihan kolesterol dari sel-sel tubuh dan

darah dan mengangkutnya ke hati untuk penghapusan. Karena HDL mencegah akumulasi

kolesterol dalam darah, tingkat HDL yang tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit

arteri koroner.Untuk alasan ini, HDL-kolesterol dikenal sebagai kolesterol "baik". (Tortora,

2009: 991)

Pemeriksaan Lipid

Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam

air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang dapat

dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. (Riswanto, 2010).

Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam

lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid yang

berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar

dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan untuk

Page 6: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk

menghasilkan energi. (Riswanto, 2010).

Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa

yang diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari

95% lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari

asam lemak dalam diet (eksogenus), dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron

(droplet lemak kecil yang diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu atau

krim pada serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya.

(Riswanto, 2010).

Kolestrol adalah salah satu jenis lemak atau senyawa lipid dalam tubuh. Kolesterol

berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol dalam

makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan sebaginya terutama dalam

keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol esterase

yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh mukosa usus

dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke sirkulasi vena.

Kira-kira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam lemak), serta 30%

dalam bentuk bebas. (Riswanto, 2010).

Kolesterol disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran sel,

dan otot. (Riswanto, 2010).

Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil koenzim A

melalui betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel

dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk

membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk pencernaan lemak dan untuk

pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen, androgen) oleh kalenjar adrenal,

ovarium, dan testis. (Riswanto, 2010).

Fosfolipid, lesitin, sfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada

membrane sel dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan permukaan cairan

(misal aktifitas surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus,

serta dalam jumlah kecil sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut

serta dalam metabolisme sel dan juga dalam koagulasi darah. (Riswanto, 2010).

Karena lipid tidak dapat larut dalam air, maka itu memerlukan suatu ‘pengangkut’

agar bisa masuk dalam sirkulasi darah. Pengangkut itu adalah suatu protein yang dinamakan

Page 7: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

lipoprotein. Lipoprotein dalam sirkulasi terdiri dari partikel berbagai ukuran yang juga

mengandung kolesterol, trigliserida, fosfolipid, protein dalam jumlah berbeda sehingga

masing-masing lipoprotein memiliki karakteristik densitas yang berbeda. Lipoprotein

terbesar dan paling rendah densitasnya adalah kilomikron, diikuti oleh lipoprotein densitas

sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah (low density

lipoprotein, LDL), lipoprotein densitas sedang (intermediate density lipoprotein, IDL), dan

lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein, HDL). (Riswanto, 2010).

Sebagian besar trigliserida pada plasma tidak dalam keadaan puasa terdapat dalam

bentuk kilomikron, sedangkan pada sampel plasma puasa, trigliserida terutama terdapat

dalam bentuk VLDL. Sebagian kolesterol plasma terkandung dalam LDL. Sebagian kecil (15-

25%) kolesterol berada dalam HDL. (Riswanto, 2010).

Jalur eksogen atau makanan pengangkutan lemak melibatkan penyerapan

trigliserida dan kolesterol melalui usus, disertai pembentukan dan pembebasan kilomikron

ke dalam limfe dank e aliran darah melalui duktur torasikus. Kilomikron membebaskan

trigliserida ke jaringan adiposa sewaktu beredar dalam sirkulasi. Selain itu, juga

mengaktifkan lipoprotein lipase yang dapat melepaskan asam lemak bebas dari trigliserida

sehingga ukuran kilomikron berkurang menjadi sisa yang akhirnya diserap oleh hati. Asam-

asam lemak yang dikeluarkan pada gilirannya diserap oleh sel otot dan adiposa. (Riswanto,

2010).

VLDL terutama dibentuk oleh sel hati, sebagian oleh usus. VLDL terutama terdiri dari

trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. Ia bertugas membawa

kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan

energi. (Riswanto, 2010).

LDL berasal dari katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam plasma

darah ke jaringan perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL mengandung 45% kolesterol.

LDL ini mudah sekali menempel pada dinding pembuluh koroner sehingga menimbulkan

kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya LDL sering disebut sebagai “kolesterol jahat”.

(Riswanto, 2010).

HDL dibentuk oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di

jaringan tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke dalam

empedu. Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila HDL rendah, maka

kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri. (Riswanto, 2010).

Page 8: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Pengukuran Lipid

Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga menggunakan

plasma EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari

sel-sel darah dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es supaya

distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat mengubah proporsi

lipoprotein. Sampel darah harus diperoleh setelah klien berpuasa 10 – 12 jam sebelum

pengambilan. (Riswanto, 2010).

Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida,

kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Pengukuran lipid dapat dilakukan dengan metode

kimiawi kolorimetrik. (Riswanto, 2010).

Pengukuran kolesterol total dapat menggunakan enzim kolesterol oksidase.

Trigliserida diukur melalui pengeluaran asam lemak secara hidrolisis diikuti oleh kuantifikasi

gliserol yang dibebaskan. Pengukuran kolesterol HDL menggunakan pengendapan semua

lipoprotein selain HDL, kemudian kolesterol HDL yang tersisa dalam larutan diukur.

Sedangkan kolesterol LDL diukur dari pengukuran trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol

HDL dengan pendekatan Friedewald sebagai berikut :

Kolesterol LDL = Kolesterol total – kolesterol HDL – (trigliserida/5)

Kalkulasi ini masih sahih untuk kadar trigliserida sampai sekitar 400 mg/dL. (Riswanto,

2010).

Sekarang pengukuran kolesterol LDL dapat dilakukan langsung dengan tehnik

imunopresipitasi selektif fraksi lipoprotein lain. (Riswanto, 2010).

Nilai Rujukan

Trigliserida (Riswanto, 2010).

DEWASA : Usia 12-29 tahun : 10 – 140 mg/dl. Usia 30 – 39 tahun : 20 – 150 mg/dl. Usia 40-

49 tahun : 30 – 160 mg/dl. Usia > 50 tahun : 40 – 190 mg/dl.

ANAK : Bayi : 5 – 40 mg/dl. Usia 5-11 tahun : 10 – 135 mg/dl.

Page 9: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Kolesterol total (Riswanto, 2010).

DEWASA. Nilai ideal : Risiko sedang : 200 – 240 mg/dl. Risiko tinggi : > 240

mg/dl. Kehamilan : kadar berisiko tinggi, tetapi akan kembali normal seperti sebelum

kehamilan 1 bulan setelah kelahiran.

ANAK. Bayi : 90 – 130 mg/dl. Anak usia 2 – 19 tahun : nilai ideal 130 – 170 mg/dl, risiko

sedang 171 – 184 mg/dl, risiko tinggi > 185 mg/dl.

Kolesterol HDL (Riswanto, 2010).

Usia 20-24 tahun : 30 – 79 mg/dl. Usia 25-29 tahun : 31 – 83 mg/dl. Usia 30-34 tahun : 28 –

77 mg/dl. Usia 35-39 tahun : 36 – 62 mg/dl. Usia 40-44 tahun : 34 – 67 mg/dl. Usia 45-49

tahun : 30 – 87 mg/dl. Usia 50-54 tahun : 28 – 92 mg/dl.

Kolesterol LDL (Riswanto, 2010).

Yang dianjurkan : Risiko sedang : 130 – 159 mg/dl. Risiko tinggi : >= 160 mg/dl.

Sedangkan menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) tahun 2004, kadar

lipid serum yang dianggap optimal dan yang abnormal dapat dilihat pada tabel berikut

(Riswanto, 2010).:

Kolesterol total (mg/dl)

200 atau kurang Yang diinginkan

200 – 239 Batas tinggi

240 atau lebih Tinggi

Page 10: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Kolesterol LDL (mg/dl)

100 atau kurang Optimal

100 – 129 Mendekati optimal

160 – 189 Tinggi

190 atau lebih Sangat Tinggi

Kolesterol HDL (mg/dl)

40 atau kurang Rendah (kurang baik)

60 atau lebih Tinggi (baik)

Trigliserida (mg/dl)

150 atau kurang Normal

150 – 199 Batas tinggi

200 – 499 Batas tinggi

500 atau lebih Sangat tinggi

Masalah Klinis

Peningkatan kadar lemak darah dapat menimbulkan risiko penyakit arteri koronaria

atau penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia)

menyebabkan penumpukan kerak lemak di arteri koroner (arteriosklerosis) dan risiko

penyakit jantung (infark miokardial). Kadar kolesterol serum tinggi dapat berhubungan

dengan kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier, dan/atau asupan diet.

Peningkatan trigliserid dalam waktu yang lama akan menjadi gajih di bawah kulit dan

menyebabkan obesitas. Gajih yang berlebih akan diubah juga menjadi kolesterol LDL.

Kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah merupakan risiko penyakit

aterosklerosis. Sebaliknya, kolesterol LDL yang rendah dan kolesterol HDL tinggi dapat

menurunkan risiko penyakit arteri koronaria. (Riswanto, 2010).

Peningkatan kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infak miokardial (MCI) akut,

aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, hiperlipoproteinemia tipe II, III dan V, diet

tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada : hipotiroidisme, obstruksi

bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa, DM yang tidak terkontrol, sindrom

nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester III, periode stress berat. Pengaruh obat :

Page 11: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

aspirin, kostikosteroid, steroid (agens anabolic dan androgen), kontrasepsi oral, epinefrin

dan norepinefrin, bromide, fenotiazin (klorpromazin [Thorazine], trifluoperazin [Stelazine]),

Vitamin A dan D, sulfonamide, fenitoin (Dilantin). (Riswanto, 2010).

Peningkatan kadar trigliserida dapat dijumpai pada : hiperlipoproteinemia, infark

miokardial akut, hipertensi, thrombosis serebral, arteriosklerosis, diet tinggi karbohidrat.

Juga dapat dijumpai pada : hipotiroidisme, sindrom nefrotik, sirosis Laennec atau alkoholik,

DM tak terkontrol, pancreatitis, sindrom Down, stress, kehamilan. Pengaruh obat : Estrogen,

kontrasepsi oral. (Riswanto, 2010).

Peningkatan lemak darah umumnya dipengaruhi oleh faktor makanan. Konsumsi

makanan tinggi kalori dalam jangka waktu lama terutama yang banyak mengandung lemak,

menyebabkan peningkatan persisten trigliserida yang terutama berada dalam partikel VLDL.

Asupan karbohidrat yang tinggi menyebabkan peningkatan cepat trigliserida dan VLDL.

Kolesterol dalam makanan meningkatkan kandungan kolesterol LDL, demikian juga asupan

asam lemak jenuh melalui makanan; konsumsi asam lemak tak jenuh mungkin menurunkan

kolesterol total. Alkohol meningkatkan konsentrasi trigliserida, terutama mempengaruhi

VLDL dan kadang-kadang kilomikron. (Riswanto, 2010).

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium (Riswanto, 2010). :

Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar

kolesterol serum,

Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan

peningkatan kadar kolesterol serum,

Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,

Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum

meningkat,

Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar trigliserida serum.

Page 12: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Spektrofotometer

Gambar 1. Spektrophotometer

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan

diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan

sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. (Anonim. 2010)

Metode Pemeriksaan

a. Pemeriksaan Kolestrol Total (metode CHOD-PAP)

Kolestrol total dan bentuk esternya dibebaskan dari lipoprotein. Bentuk ester

dari kolestrol dihidrolisis oleh kolestrol esterase. Kolestrol dioksidasi oleh kolestrol

oksidase sehingga terbentuk peroksid. Bentuk peroksid, dengan bantuan katalase

peroksidase mengubah 4-aminoantipirin dan fenol menjadi quinonimine.

Quinonimine merupakan produk berwarna, intensitasnya diukur secara fotometrik.

b. Pemeriksaan HDL (metode CHOD-PAP)

Chylomicrons, VLDL dan LDL yang diendapkan dengan menambahkan asam

phospotungistic dan ion magnesium dengan menambahkan asam phospotungistic

dan ion magnesium untuk sampel. Sentrifugasi meninggalkan hanya HDL dalam

supernatan. Isi kolesterol mereka ditentukan secara enzimatis menggunakan DiaSys

kolesterol FS

c. Pemeriksaan Trigeliserid (metode GPO)

Penentuan trigliserida setelah membelah secara enzimatic dengan lipase

lipoprotein. Indikatornya adalah quinonimine yang dihasilkan dari 4-

Page 13: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

aminoantipyrine dan 4-klorofenol oleh peroksida hidrogen di bawah aksi katalitik

peroksidase

Page 14: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

BAB III

METODOLOGI

A. Kolesterol Total

1. Alat dan Bahan

Serum 30 µL

Air 30 µL

Reagen 9 mL

Larutan Standard 30 µL

Tabung reaksi

Mikro pipet

Spekofotometrik

Rak tabung

Alat sentrifuge

2. Cara Kerja

Siapkan 3 tabung, masing – masing tabung diberi label

Tabung I (Blanko) 30 µL air + 3 mL reagen

Tabung II (Standard) 30 µL larutan standard + 3 mL reagen

Tabung III ( Sampel) 30 µL sampel + 3 mL reagen

Inkubasi pada suhu kamar selama 20 menit

Dibaca pada alat fotometrik

B. HDL Precipitant

1. Alat dan Bahan

Serum 200 µL

Larutan standard 200 µL

Precipitant 1000 µL

Larutan supernatan

Tabung reaksi

Spektofotometrik

Mikro pipet

Alat sentrifuge

Page 15: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Rak tabung

2. Cara kerja

Siapkan 4 tabung, kemudian berikan label pada masing – masing tabung

Tabung I (Sampel) 200 µL sampel + 500 µL reagen precipitant kemudian

dicampurkan dan di unkubasi selama 15 menit pada suhu kamar, kemudian

di sentrfuge selama 20 menit

Dari tabung I tadi ada endapan dan supernatant sebanyak 300µL, lalu

larutan supernatannya diambil akan di masukkan ke tabung III

Tabung II (Standar) 200 µL larutan standar + 500 µL reagen precipitant

kemudian dicampurkan dan di unkubasi selama 15 menit pada suhu kamar,

kemudian di sentrfuge selama 20 menit

Dari tabung II diambil larutan sebanyak 300µL, lalu di masukkan ke tabung

IV.

Tabung III ( supernatan ), 300 µL larutan supernatan dari tabung ke I + 3000

µL reagen kolesterol. Dicampurkan dan di inkubasi pada suhu kamar selama

10 menit. Kemudian dibaca hasilnya pada alat fotometrik.

Tabung IV ( standar 2 ), 300 µL larutan standar II + 3000 µL reagen

kolesterol. Dicampurkan dan di inkubasi pada suhu kamar selama 10 menit.

Kemudian dibaca hasilnya pada alat fotometrik.

Tabung V (blangko), ambilah reagen kolesterol sebanyak 3000 µL. Lalu

hasilnya dibaca pada alat fotometrik.

C. Triglisedrida

1. Alat dan Bahan

Serum

Reagen trigliserid

Air 120 µL

Larutan standard

Tabung reaksi

Spektofotometrik

Mikro pipet

Rak tabung

Page 16: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Alat sentrifuge

2. Cara Kerja

Siapkan 3 tabung

Di masing – masing tabung berikan label

Tabung I (Blanko) 30 µL air + 3 mL reagen. Dihomogenkan kemudian di

inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.

Tabung II (Standard) 30 µL larutan standard + 3 mL reagen. Dihomogenkan

kemudian di inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.

Tabung III (sampel) 30 µL sampel + 3 mL reagen.Dihomogenkan kemudian di

inkubasi selama 20 menit pada suhu kamar.

Baca pada alat spektofotometrik.

Page 17: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Kolestrol Total

Standart : λ = 33,5 0,482 (OD)

Sampel : λ = 53 0,276 (OD)

Perhitungan konsentrasi Kolestrol total

Koletrol ¿OD sampelODstandart

x 200mg /dl

Jadi

Kolestrol ¿0 ,2760 ,482

x 200mgdl

=114,6 mgdl

2. HDL

Standart :λ = 16 0,796 (OD)

Sampel :λ = 75 → 0,125 (OD)

Perhitungan konsentrasi HDL

HDL ¿OD sampelODstandart

x 200mg /dl

Jadi

Page 18: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

HDL ¿0,1250,796

x 200mgdl

=31,4mg /dl

3. Trigeliserid

Standart : λ = 60 0,222 (OD)

Sampel : λ = 61 → 0,215 (OD)

Perhitungan konsentrasi Kolestrol total

Koletrol ¿OD sampelODstandart

x 200mg /dl

Jadi

Kolestrol ¿0 ,2150 ,222

x200mgdl

=193,7mg /dl

4. Penghitungan Kadar LDL

Penghitungan LDL ditetapkan melalui rumus

Perhitungan:

LDL¿Kolestrol−HDL−(15.trigliserid )

Jadi:

LDL ¿114,6mgdl

−31,4mg /dl−( 15 .193,7)mg /dl¿83,2 mg

dl−38,7mg /dl

¿44,5 mg/dl

B. PEMBAHASAN

Page 19: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Dalam praktikum yang dilakukan kali ini, dilakukan pemeriksaan terhadap kadar

HDL, kolestrol total, serta triglyserid dalam plasma probandus. Dari hasil pemeriksaan

ketiganya, maka akan didapatkan pula nilai kadar LDL yang hasilnya merupakan hasil

penggunaan rumus yang melibatkan kadar kolestrol total, HDL, serta triglyserid itu sendiri

(akan dibahas nanti pada pemeriksaan LDL). Adapun pemeriksaan terhadap probandus,

digunakan serum yang berasal dari darah probandus. Pengambilan serum dilakukan dengan

pemusingan terhadap darah probandus selama 20 menit menggunakan alat sentrifuge (lihat

langkah kerja mengenai pengambilan serum probandus). Karena cairan darah yang diambil

kemudian tidak dicampur dengan antikoagulan, maka lebih tepat apabila cairan yang

diambil disebut sebagai serum, bukan plasma (untuk menghindari kesalahpahaman

mengenai penulisan “serum atau plasma” seperti yang telah tertulis pada langkah kerja).

Seperti yang tertulis pada langkah kerja, dimana pada pemeriksaan kadar senyawa

lipid (kolestrol total, HDL, serta triglyserid) digunakan 3 buah tabung reaksi yang berbeda

dimana pada pemeriksaan masing-masing, ketiga tabung ini berfungsi sebagai;

1. Tabung reaksi yang berisi blanko yang merupakan reagen (pada praktikum ini

digunakan 1000 μml)

2. Tabung reaksi yang berisi larutan standar (pada praktikum ini digunakan 100 μml)

3. Tabung reaksi yang berisi larutan sample yang merupakan serum darah tanpa

antikoagulan. (khusus untuk HDL menggunakan filtrat hasil presipitasi). Pada

praktikum digunakan 100 μml sample.

Perlu diperhatikan bila pada hasil pemeriksaan, dicantumkan dua buah sampel yang

berasal dari serum probandus yang berbeda. Dalam hal ini, percobaan masing-masing

dilakukan satu persatu (dilakukan oleh kelompok yang berbeda) dengan tetap

menggunakan tiga buah tabung reaksi, serta menggunakan prinsip kerja yang sama seperti

yang telah tertulis dalam landasan teori maupun pada langkah kerja.

Adapun larutan hasil yang didapat setelah dilakukan penyampuran untuk mendapat

reaksi kimia atas ketiga percobaan (lihat landasan teori mengenai prinsip kerja; untuk

keterangan lebih lanjut mengenai prinsip pemeriksaan, akan dibahas kemudian), maka hasil

yang diperoleh diukur intensitasnya melalui alat spektrofotometer. Untuk melakukan

Page 20: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

pengukuran melalui spektrofotometer, maka untuk masing-masing percobaan, larutan hasil

yang terdapat pada ketiga tabung reaksi harus dipindahkan ke dalam kuvet (lihat langkah

kerja mengenai pengukuran dengan spektrofotometri). Alasan pemindahan dilakukan ialah

karena pada dasarnya kuvet merupakan tabung pemeriksaan bening dan bersih yang

memang digunakan untuk pemeriksaan spektrofotometri. Kebersihan dan ketidak keruhan

dari kuvet diperlukan dalam pemeriksaan intensitas warna, agar cahaya yang lewat benar-

benar murni dibiaskan langsung dari larutan yang akan diteliti intensitasnya.

Seperti yang tertera pada langkah kerja, dimana sebelum penggunaan

spektrofotometer, jarum spektrofotometer harus diposisikan dulu pada posisis nol (0).

Setelah dinolkan, kuvet yang berisi blanko (reagen) dimasukkan, maka jarum akan bergerak.

Dalam hal ini, jarum dibuat bergerak menuju angka 100. Setelah dilakukan pembacaan

terhadap kuvet blanko, dilakukan pembacaan terhadap kuvet yang berisi larutan standar,

dan kemudian dilakukan pembacaan nilai yang tertera. Setelah dilakukan penguruan

terhadap kuvet berisi larutan standar, dilakukan pula pemeriksaan spektrofotometri

terhadap kuvet yang berisi dengan sample. Adapun hasil pembacaan yang didapat, hasilnya

kemudian dicocokan dengan tabel yang telah tersedia untuk mengetahui nilai OD (tabel

yang ada merupakan tabel hasil perumusan dan perhitungan terkait bidang fisika mengenai

intensitas cahaya, dan dalam laporan kali ini tidak akan dibahas secara detail mengenai

prinsip pemeriksaan spektrofotometri). Nilai OD yang didapat nantinya akan digunakan

untuk mengetahui kadar masing-masing lipid yang diperiksa dan akan dikaitkan dengan

rumus yang ada (lihat pada hasil kerja)

1. Pemeriksaan Kolestrol Total

Pada praktikum menghitung kadar kolestrol total, dilakukan penghitungan

kadar kolestrol dari plasma darah probandus yang telah dipusingkan.

Penghitungan kadar kolestrol dilakukan dengan metode CHOD PAP. Prinsip

pemeriksaan dan pengukuran kadar kolestrol ini ialah mengukur nilai kolestrol

yang didapat dari lipoprotein yang telah melalui proses oksidasi dan hidrolisis

Page 21: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

enzimatik (lihat landasan teori mengenai prinsip pemeriksaan kolestrol). Dari

proses ini akan terbentuk indikator kuinonimin dari hydrogen peroksida dan 3-

aminofenanzon yang berasal dari fenol dan peroksidase. Apabila reaksi ini

dituliskan dalam persamaan reaksi kimianya, maka akan dipoleh persamaan

reaksi sebagai berikut:

Dari persamaan reaksi tersebut, dapat dilihat apabila hasil akhir dari proses

enzimatik dan hidrolisis dari kolestrol plasma, akan menghasilkan produk akhir

berupa senyawa quinonimine yang merupakan sebuah indikator atau produk

berwarna pink, dimana dari produk inilah dapat dilakukan pengukuran intensitas

warna menggunakan spektrofotometer untuk mengetahui kadar kolestrol total

dalam larutan.

Adapun hasil yang diperoleh mengenai kadar kolestrol total setelah dilakukan

perhitungan rumus untuk masing-masing probandus yakni:

- Yyn didapat nilai kadar kolestrol yang tertera ialah 115, 9 mg/dl

- Ant didapat nilai kadar kolestrol yang tertera ialah 194, 2 mg/dl

Apabila hasil ini dibandingkan dengan nilai profil lipid yang ada (lihat pada

landasan teori mengenai profil lipid), yakni:

Kolesterol total (mg/dl)

200 atau kurang Yang diinginkan

200 – 240 Batas tinggi

Page 22: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

240 atau lebih Tinggi

(digunakan standar profil yang dikeluarkan oleh PERKENI tahun 2004)

Maka hasil yang diperoleh untuk kedua probandus termasuk dalam batas kadar

kolestrol total yang diinginkan (ideal atau normal).

Apabila seseorang memiliki nilai kolestrol yang tinggi, maka apabila hal ini

dikaitkan dengan masalah klinis yang terjadi (lihat pada landasan teori mengenai

masalah klinis pada profil lipid), tingginya angka kolestrol akan meningkatkan

resiko terjadinya penyakit arteri koronaria atau penyakit kardiovaskuler.

Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) menyebabkan penumpukan

kerak lemak di arteri koroner (arteriosklerosis) dan risiko penyakit jantung (infark

miokardial). Kadar kolesterol serum tinggi dapat berhubungan dengan

kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier, dan/atau asupan diet.

Seperti yang telah dijelaskan pada landasan teori bila peningkatan kadar

kolesterol dapat dijumpai pada keadaan-keadaan seperti infak miokardial (MCI)

akut, aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, hiperlipoproteinemia tipe II, III

dan V, diet tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada

hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa, DM

yang tidak terkontrol, sindrom nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester III,

periode stress berat. Banyaknya keadaan yang biasa terjadi apabila tingginya

angka kolestrol, dapat dijadikan faktor resiko penyakit yang mungkin dapat terjadi

apabila seseorang memiliki kadar kolestrol yang tinggi. Untuk itulah penentuan

kadar kolestrol akan sangat berguna dalam membantu diagnosa suatu penyakit

pada pasien, baik sebagai faktor resiko penyakit yang dapat terjadi, maupun

sebagai penyakit yang sudah terjadi. Untuk itulah bagi seseorang yang memiliki

kadar kolestrol tinggi perlu berhati-hati terhadap resiko-resiko penyakit yang

mungkin saja dapat terjadi.

Selain resiko penyakit yang mungkin terjadi pada seseorang dengan kadar

kolestrol tinggi, perlu diperhatikan pula apabila peningkatan kadar kolesterol juga

Page 23: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

dijumpai karena pengaruh obat-obatan seperti aspirin, kortikosteroid, dan

hidantoin (lihat landasan teori mengenai pengaruh obat pada kadar kolestrol

total). Untuk itulah seorang dokter dalam mendiagnosa kemungkinan penyakit

perlu berhati-hati terhadap hasil pemeriksaan ketika pasien telah mengonsumsi

obat ini sebelumnya.

2. Pemeriksaan HDL

Pada praktikum menghitung kadar HDL, dilakukan penghitungan kadar

kolestrol dari serum darah probandus yang telah dipusingkan. Khusus untuk

pemeriksaan HDL digunakan serum yang dicampurkan dengan reagen presipitasi

dan dipusingkan lagi selama 20 menit sehingga didapatkan filtrat HDL (lihat pada

langkah kerja). Penghitungan kadar HDL semacam ini merupakan metode

pemeriksaan yang dilakukan dengan metode CHOD PAP.

Adapun hasil yang didapat pada praktikum kali ini ialah pada masing-masing

probandus didapat nilai HDL sebesar:

- Yyn didapat nilai kadar HDL yang tertera sebesar 20, 4 mg/dl

- Ant didapat nilai kadar HDL yang tertera sebesar 18, 4 mg/dl

Apabila hasil ini dibandingkan dengan nilai profil lipid yang ada (lihat pada

landasan teori mengenai profil lipid), yakni:

Kolesterol HDL (mg/dl)

≥ 35 Tinggi (baik)

Maka hasil yang diperoleh untuk kedua probandus termasuk dalam kategori

kurang baik karena HDL probandus kurang dari 40 (golongan rendah).

Page 24: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Jumlah HDL yang rendah merupakan inidikasi yang cukup kuat dimana resiko

seseorang terkena penyakit jantung koroner cukup besar, sedangkan jumlah HDL

yang tinggi memberikan efek protektif terhadap perkembangan atherosklerosis

(lihat pula pada landasan teori mengenai masalah klinis pada profil lipid).

Kadar HDL yang tinggi lebih baik daripada kadar HDL yang rendah sebab HDL

berperan dalam “reverse cholesterol transport” yang merupakan kebalikan dari

LDL, yaitu mengangkut kelebihan kolesterol pada jaringan dan diangkut ke hati. Di

hati kelebihan kolesterol akan diubah menjadi empedu atau diubah menjadi

steroid. HDl juga berperan dalam perbaikan dinding endotel pembuluh darah dan

menurunkan terjadinya trombosis. Jumlah HDL bisa ditingkatkan dengan olah

raga, penurunan berat badan, konsumsi minyak ikan dan penggunaan alkohol.

Peningkatan juga bisa dilakukan dengan obat-obatan seperti statin, niacin dan

fibrates.

3. Pemeriksaan Triglyserid

Pada praktikum menghitung kadar triglyserid, dilakukan penghitungan kadar

kolestrol dari plasma darah probandus yang telah dipusingkan. Penghitungan

kadar kolestrol dilakukan dengan metode CHOD PAP.

Adapun hasil yang diperoleh mengenai kadar triglyserid setelah dilakukan

perhitungan rumus untuk masing-masing probandus yakni (lihat pula pada hasil

praktikum):

- Yyn didapat nilai kadar triglyserid yang tertera yakni 60, 7 mg/dl

- Ant didapat nilai kadar triglyserid yang tertera yakni 142, 3 mg/dl

Apabila hasil ini dibandingkan dengan nilai profil lipid yang ada (lihat pada

landasan teori mengenai profil lipid), yakni:

Trigliserida (mg/dl)

< 200 Normal

200 – 400 Batas tinggi

> 400 Tinggi

Page 25: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

(digunakan standar profil yang dikeluarkan oleh PERKENI tahun 2004)

Maka hasil yang diperoleh untuk kedua probandus termasuk dalam batas kadar

triglyserid yang diinginkan (ideal atau normal).

Apabila seseorang memiliki nilai triglyserid yang tinggi, maka apabila hal ini

dikaitkan dengan masalah klinis yang terjadi (lihat pada landasan teori mengenai

masalah klinis pada profil lipid), tingginya angka triglyserid akan meningkatkan

resiko terjadinya penyakit atau pada keadaan hiperlipoproteinemia, infark

miokardial akut, hipertensi, thrombosis serebral, arteriosklerosis, diet tinggi

karbohidrat. Kadar yang tinggi ini juga dapat dijumpai pada hipotiroidisme,

sindrom nefrotik, sirosis Laennec atau alkoholik, DM tak terkontrol, pancreatitis,

sindrom Down, stress, kehamilan. Beberapa keadaan penyakit yang biasa ditandai

dengan adanya kadar triglyserid yang tinggi dapat menjadikan pemeriksaan

trygliserid sebagai penanda seseorang memiliki resiko penyakit seperti yang telah

disebutkan sebelumnya. Namun perlu diperhatikan pula bila kadar triglyserid juga

dapat dipengaruhi oleh pengaruh obat seperti estrogen, dan obat kontrasepsi

oral. (lihat pada landasan teori mengenai pengaruh obat-obatan terhadap kadar

triglyserid). Untuk itulah seorang dokter dalam mendiagnosa kemungkinan

penyakit perlu berhati-hati terhadap hasil pemeriksaan ketika pasien telah

mengonsumsi obat ini sebelumnya.

4. Pemeriksaan LDL

Pada pemeriksaan LDL, kadar LDL didapat dari hasil nilai kolestrol total

dikurang kadar HDL dikurang lagi 1/5 dari kadar triglyserid (lihat pada hasil

pembahasan pada perhitungan LDL). Dari praktikum yang dilakukan, didapat

kadar LDL dari masing-masing probandus, yakni:

- Yyn didapat nilai kadar LDL yang tertera yakni 83 mg/dl

- Ant didapat nilai kadar LDL yang tertera yakni 148 mg/dl

Apabila hasil ini dibandingkan dengan nilai profil lipid yang ada (lihat pada

landasan teori mengenai profil lipid), yakni:

Page 26: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Kolesterol LDL (mg/dl)

100 atau kurang Optimal

100 – 129 Mendekati optimal

130 – 159 Batas tinggi

160 – 189 Tinggi

190 atau lebih Sangat Tinggi

(digunakan standar profil yang dikeluarkan oleh PERKENI tahun 2004)

Maka hasil yang diperoleh untuk probandus berinisial Yyn termasuk dalam

batas kadar LDL yang optimal/baik, sedangkan untuk probandus berinisial Ant,

kadar LDLnya termasuk batas tinggi.

Apabila seseorang memiliki nilai LDL yang tinggi, maka apabila hal ini

dikaitkan dengan masalah klinis yang terjadi (lihat pada landasan teori mengenai

masalah klinis pada profil lipid), tingginya angka LDL akan meningkatkan resiko

terjadinya atherosklerosis. Konsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan

lemak serta faktor predisposisi genetik akan mengakibatkan akumulasi LDL pada

serum sehingga mengakibatkan tingginya level LDL pada aliran darah. Jika level

LDL pada darah tinggi maka akan lebih beresiko terjadinya atherosklerosis karena

pathogenesis atherosklerosis terjadi karena oksidasi LDL, migrasi LDL pada

dinding pembuluh darah dan fagositosis LDL oleh makrofag. Semakin tinggi LDL

dalam darah makin tinggi juga resiko terjadinya ketiga hal tersebut. LDL juga

menyebabkan injury/perlukaan pada dinding pembuluh darah, inflamasi dan

respon sistem imun yang sangat penting dalam atherogenesis (lihat pula pada

landasan teori pada masalah klinis profil lipid mengenai resiko peningkatan kadar

LDL dalam tubuh).

Page 27: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

Adapun kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi ataupun keadaan-keadaan yang

dapat mempengaruhi dalam praktikum kali ini yakni:

- Pembacaan spektrofotometer yang tidak benar

- Kesalahan kerja dalam melaksanakan praktikum seperti kurang tepatnya

penuangan volume larutan yang diperlukan

- Kuvet yang digunakan keruh sehingga mempengaruhi pembacaan hasil

spektrofotometer

Faktor yang lain dapat mempengaruhi temuan laboratorium (lihat landasan teori pada profil

lipid):

Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar

kolesterol serum,

Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan

peningkatan kadar kolesterol serum,

Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,

Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum

meningkat,

Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar trigliserida serum.

Page 28: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan yaitu :

1. Penghitungan kadar lipid dapat digunakan sebagai alat bantu penegakan diagnosa

ketika seorang dokter melakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang dikeluhkan

pasiennya.

2. Keadaan abnormal lipid dalam plasma seseorang dapat digunakan sebagai penentu

atau indikator seseorang memiliki resiko penyakit jantung atau tidak.

Page 29: Pemeriksaan Kolesterol, HDL, & LDL

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim].2010. Spektrofotometer. http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer. [12

Agustus 2010]

[Felicia, Amelia CP]. 2010. Praktikum Biokimia: “Penentuan Kadar Kolesterol Dengan

Metode CHOD PAP”. http://www.scribd.com/doc/32769631/PENENTUAN-KADAR-

KOLESTEROL-DENGAN-METODE-CHOD-PAP. [16 Noveber 2010]

J., Gerard Tortora. 2009. Principles of Anatomy and Physiology, 12th edition. Printed in Asia

by Wiley.

[Riswanto]. 2010. Pemeriksaan Lipid.

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan-lipid.html. [4 Februari 2010]