bab i pendahuluan a.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/ika lestari_febekoisl.pdf · yang diterima...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalami perubahan
yang cukup pesat dalam waktu yang singkat, proses perkembangan tersebut
tidak lepas dari peran aktif masyarakat Indonesia yang terlibat di dalamnya.
Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terbagi
dalam dua garis besar, yaitu Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Swasta.1
Koperasi merupakan salah satu kerja sama yang berarti tolong
menolong antar sesama. Koperasi berasal dari kata cooperation (bahasa
inggris) yang berarti kerja sama, sedangkan menurut istilah koperasi adalah
salah satu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya.2
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) merupakan wahana usaha bagi para
koperasi di lingkungan kampus. Koperasi Mahasiswa dibentuk dari, oleh, dan
untuk anggota, karena itu keberadaannya merupakan wujud dari kreativitas
para mahasiswa khususnya dalam bidang usaha, sebagaimana lazimnya suatu
1 Siti Barokah, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan
PT.PUSRI (KKP)palembang, laporan praktikum, (Palembang: fakultas syariah IAIN raden fatah,
2008), hlm.1 2 Esmini Yulien, tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan dana koperasi unit desa
(KUD) langkah bersama di desa alai kecamatan lebak kabupaten muara emin, skripsi, hlm.1
(palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2009), hlm.1
2
koperasi. Koperasi mahasiswa juga bertujuan untuk menyejahterahkan
anggotanya, dalam hal ini anggota “pelaku kegiatan” yang sudah semestinya
mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi ditubuh Koperasi Mahasiswa itu
sendiri.3
KOPMA adalah salah satu organisasi yang berbasis anggota dan
berwatak sosial, konsekuensinya adalah segala kegiatan dan aktivitas yang ada
di dalamnya harus dari, oleh, dan untuk anggotanya. Maka dalam hal ini
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang ikut berperan
serta dan berpartisipasi untuk anggota, serta kesadaran yang tinggi dari
anggota dalam mengikuti semua aktivitas dalam kegiatan koperasi guna
mendukung perkembangan serta kemajuan Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
itu sendiri.
Salah satu aspek untuk mencapai kemaslahatan hidup manusia di dunia,
inilah yang akan dibahas dalam penelitian yang dititikberatkan pada bidang
kerjasama yakni tentang pembagian sisa hasil usaha (SHU).4
Persefektif dalam Islam koperasi tergolong sebagai syirkah, lembaga ini
adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan dan kebersamaan, usaha
yang sehat, baik dan halal. Lembaga yang seperti ini sangat dipuji dalam
3 Mega Sartika, eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.1 4 Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.2
3
Islam, dan Islam sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan
kekeluargaan. Sebagaimana yang sesuai dengan (QS.al-Maidah : 2)
Berdasarkan pada ayat al-Quran di atas, secara umum Allah SWT.
Memerintahkan supaya umat Islam senantiasa menggalang rasa kebersamaan
dan tolong-menolong dalam hal kebajikan dan taqwa, kiranya dapat dipahami
bahwa hal tersebut dianjurkan oleh Allah SWT.5
Pengelolaan koperasi tersebut sangat memperhatikan teknik-teknik
pengelolaan yang mantap serta didukung oleh semangat kerja, di mana para
pengelolanya jujur dan bermental tinggi, maka dengan sendirinya koperasi
akan berkemampuan tangguh serta berperan besar dalam menyukseskan
pelaksanaan pembangunan di tanah air.6
Sistem bagi hasil dalam koperasi ditentukan sesuai dengan kesepakatan
bersama dalam rapat anggota tahunan (RAT). Biasanya besar keuntungan
yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha
pada tahun tersebut. Semakin besar sisa hasil usaha, maka semakin besar pula
keuntungan yang diterima oleh koperasi dan anggotanya, sebaliknya semakin
5 QS. Al-maidah (5): (2). Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan 6 G. Kartasapoetra, ir.A.G kartasapoetra DKK, Koperasi indonesia, jakarta, PT rineka
cipta, 2003, hlm.173
4
kecil dana sisa hasil usaha maka semakin kecil pula dana yang diperoleh oleh
setiap anggotanya.7
Meskipun semakin besar keuntungan yang diterima oleh koperasi
dalam SHU menjadi indikator atau ukuran tingkat kesejahteraan anggotanya,
namun dalam konsep Islam setiap usaha yang dilakukan harus
memperhatikan apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan dalam al-Quran
dan hadist. Dengan kata lain pembagian sisa hasil usaha koperasi tersebut
harus sesuai dengan ajaran Islam.
Berdasarkan pengamatan awal diketahui permasalahan yang dihadapi
KOPMA sekarang ini adalah masih banyak usaha yang dilakukan tidak
mengacu pada hukum Islam terutama mengenai bagi hasil dalam usaha
perkoprasian. Hal ini tidak mencerminkan landasan dasar KOPMA UIN
Raden Fatah yang berazazkan Islam, dimana usaha di bidang perdagangan
sudah diatur dalam ajaran Islam.
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) adalah koperasi yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, terutama dalam bidang
keuangan. Karena tingkat kesejahteraan anggotanya dapat dilihat dari besar
kecilnya sisa hasil usaha koperasi yang diterima pada akhir tahun. Sisa hasil
usaha koperasi yang dibagikan secara merata dan adil sesuai dengan
ketentuan agama dapat berfungsi sebagai standar ukuran manfaat dari usaha
7 Mardiana,tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.8
5
koperasi yang dilakukan. Karenanya diperlukan pengarahan kepada anggota
koperasi agar dapat mengatur setiap sisa hasil usaha yang diterima untuk
meningkatkan kesejahteraan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha
(SHU) di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang
ditinjau dari persefektif ekonomi Islam”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penulis uraikan rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di KOPMA UIN
Raden Fatah Palembang?
2. Bagaimana sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di KOPMA UIN
Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif ekonomi Islam?
C. Tujuan dan Kegunaan
a. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di
KOPMA UIN Raden Fatah Palembang
2. Untuk mengetahui sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di
KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif
ekonomi Islam
6
b. Kegunaan Penelitian
Sedangkan kegunaan peneltian ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang ekonomi
terutama tentang sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di
KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif
ekonomi Islam.
2. Penelitian ini memberikan informasi tentang perekonomian, terutama
berhubungan dengan sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di
KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif
ekonomi Islam.
D. Telaah Pustaka
Dalam kajian pustaka ini memuat berbagai penelitian yang telah
dilakukan peneliti lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti lain dalam bentuk skripsi dan laporan
penelitian. Adapun penelitian-penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Mardiana, skripsi (2010) jurusan muamalah IAIN Raden Fatah
Palembang menulis tentang “tinjauan hukum Islam terhadap sistem
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di koperasi usaha mandiri desa Ujung
Tanjung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin”, yang
menyimpulkan tentang sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di
koperasi usaha mandiri yaitu dengan sistem membagi keuntungan yang
telah didapat selama satu tahun, dengan terlebih dahulu mengurangi
7
biaya-biaya yang dapat dipertangungjawabkan, penyusutan, dan
kewajiban lainnya. Besarnya pembagian dana sisa hasil usaha masing-
masing bagian diatur di dalam keputusan rapat anggota dan dituangkan
dalam anggaran rumah tangga. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan
secara adil, merata, dan transparan.8
2. Siti Barokah, tugas akademik (2008) jurusan D III perbankan IAIN
Raden Fatah Palembang meneliti tentang “perhitungan Sisa Hasil Usaha
(SHU) unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan PT.PUSRI
(KKP) Palembang” yang menyimpulkan tentang perhitungan SHU
berdasarkan jenis keanggotaan (SHU untuk anggota biasa dan SHU untuk
anggota yang dilayani mencakup (SHU atas simpanan dan SHU atas jasa
pinjaman)).9
3. Fatimatuzzahra, tugas akhir akademik (2009) meneliti tentang
“perhitungan pendapatan (SHU) dari usaha simpan pinjam di BMT al-
Furqon pada periode 2008-2009” yang menyimpulkan tentang, dalam
setiap usaha perkoperasian di setiap akhir tahun akan diperoleh dana Sisa
Hasil Usaha (SHU) yang merupakan laba bersih yang diperoleh Selama
tahun buku 2008-2009.10
4. Mega Sartika, skripsi (2006), jurusan D3 perbankan syariah IAIN Raden
Fatah Palembang menulis tentang “eksistensi Koperasi Mahasiswa
8 Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah palembang, 2010), hlm.47 9 Siti Barokah, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan
PT.PUSRI (KKP) Palembang, (fakultas syariah IAIN raden fatah Palembang, 2008), hlm.22 10
Fatimatuzzahra, perhitungan pendapatan (SHU) dari usaha simpan pinjam di BMT al-
furqon pada periode 2008-2009, (fakultas syariah IAIN raden fatah Palembang, 2009), hlm.35
8
(KOPMA) IAIN Raden Fatah Palembang dalam upaya memenuhi
kebutuhan mahasiswa” yang menyimpulkan tentang eksistensi Koperasi
Mahasiswa (KOPMA) IAIN Raden Fatah Palembang yang bergerak di
bidang usaha dalam lingkungan mahasiswa, sesuai dengan peranannya
sebagai koperasinya mahasiswa harus mampu memberikan apa saja yang
diperlukan mahasiswa, karena itu bidang usaha selalu berupaya
semaksimal mungkin membenahi kekurangan, terutama pelayanan dan
unit usaha. Dilihat dari laporan keuangan IAIN Raden Fatah Palembang
yang diteliti dan dilihat dari neraca dan laporan Sisa Hasil Usaha (SHU)
dari tahun buku 2000-2004 koperasi mahasiswa IAIN Raden Fatah
Palembang belum ada kemajuan di bidang usahanya.11
E. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN
Raden Fatah yang beralamat di jalan Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri
Km.3,5 Palembang Kode Pos 30126 kotak pos 54 telp. (0711) 351611,
354668 Fax. (0711) 356209.
2. Jenis Dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research
yaitu penelitan yang dilakukan dengan cara meneliti langsung
11
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.45
9
kelapangan terhadap sumber data (objek penelitian) yang berkenaan
dengan pembahasan yang penulis teliti. Sebagai data bandingan penulis
juga menggunakan data kepustakaan atau library research. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu
mengemukakan dan menjelaskan data-data yang berkaitan dengan
permasalahan.12
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Wawancara
Wawancara yaitu mengadakan penelitian langsung kepada anggota
Koperasi Mahasiswa di UIN Raden Fatah Palembang dengan teknik
tanya jawab tentang hal yang ingin diketahui, dari wawancara tersebut
dapat diperoleh data-data mengenai sistem pembagian sisa hasil usaha di
Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang.
2. Dokumentasi
Data yang diambil dari catatan atau arsip yang terdapat pada Koperasi
Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang ada hubungannya dengan
materi yang akan dibahas.
12
Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.13
10
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan cara deskriptif
kualitatif, yaitu analisis dengan menggunakan gambaran yang menjelaskan
tentang permasalahan yang dibahas dan ditarik kesimpulan secara deduktif.
Kesimpulan secara deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari
pernyataan umum kepada yang bersifat khusus, sehingga penyajian hasil
penelitian itu dapat dipahami.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
memuat hal-hal sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan (tujuan penelitian, kegunaan penelitian),
telaah pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan data,
teknis analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIK DAN PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Bagian ini mengkaji konsep dan teori yang digunakan dalam
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi setting tempat penelitian, deskripsi obyek
penelitian, deskripsi geografis, deskripsi demografis, dan lain-
lain.
11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini terdiri dari simpulan dan saran : simpulan yang
menunjukkan keberhasilan tujuan dari penelitian. Saran-saran
yang berisi keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan
dan saran bagi peneliti yang akan datang.13
13
Pedoman Penulisaan Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Raden Fatah
Palembang, hal.18
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Umum Tentang Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi sering kali diartikan keliru oleh
pengelola koperasi. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dianggap sama saja
dengan deviden sebuah PT, padahal terminologi sisa hasil usaha jelas, bahwa
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah “sisa” dari usaha koperasi yang diperoleh
setelah kebutuhan anggota terpenuhi.14
Dalam manajemen koperasi Sisa Hasil Usaha (SHU) memang
diartikan sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan
biaya-biaya total dalam satu tahun buku. Bahkan jika ditinjau pengertian Sisa
Hasil Usaha (SHU) dari aspek legalistik, menurut undang-undang no.25/1992,
tentang perkoperasian, bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
1. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoprasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
4. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh rapat anggota sesuai dengan AD/ART koperasi.
5. Besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
14
http://www.koperasi.com, (di akses pada tanggal 2 pebruari 2015)
13
6. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.15
Pengertian di atas harus dipahami bahwa Sisa Hasil Usaha (SHU)
bukan deviden seperti PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan
aktifitas ekonomi anggota koperasi, maka besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU)
yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan
koperasi. Artinya semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan
diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, di mana deviden yang
diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang
dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan usaha
lainnya.
Menurut UU no.25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa
“pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota dilakukan tidak semata-
mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga
berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan
ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota koperasi
dapat dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui yaitu sebagai
berikut:
15 Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah palembang, 2010), hlm.28
14
1. sisa hasil usaha yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota
2. sisa hasil usaha anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang
dilakukan anggota sendiri
3. pembagian sisa hasil usaha anggota dilakukan secara transparan
4. sisa hasil usaha anggota dibayar secara tunai
5. omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan
dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang
bersangkutan
6. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk simpanan anggota adalah sisa
hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang
ditujukan untuk jasa modal anggota
7. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk transaksi usaha anggota adalah
sisa hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang
ditujukan untuk jasa transaksi anggota
B. Sistem Pembagian SHU Secara Umum
Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah cara atau sistem
yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis
dengan membagikan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya. Besarnya Sisa
Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,
15
tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap
pembentukan pendapatan koperasi.
Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi
Akuntansi, menjelaskan bahwa Pengertian Bagan Alir/Flowchart adalah:
Bagan alir yang merupakan teknik analitik yang digunakan untuk
menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis.
Diagram alir merupakan serangkaian transaksi yang digunakan oleh sebuah
perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem. Terdapat
beberapa jenis bagan alir yang bisa digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
Bagan Alir Sistem (system flowchart) merupakan bagian yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.
Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang
telah ditentukan.
2. Bagan Alir Dokumen (Document System)
Bagan Alir Dokumen (document system) atau disebut juga dengan bagan
alir formulir (form flowchart) atau paperwork, flowchart merupakan bagan
alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-
tembusannya. Bagan alir dokumen ini mennggunakan simbol-simbol yang
sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem.
16
3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)
Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart) merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur di dalam
sistem. Perbedaannya adalah bagan alir skematik selain menggunakan
simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar
komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan
gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang
yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir.
4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
Bagan Alir Program (Program Flowchart) terdiri dari dua macam, yaitu
bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir
program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan
alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di
dalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini
dipersiapkan oleh analisis sistem.
5. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)
Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak
digunakan di teknik industri. Berguna bagi analisis sistem untuk
menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem
yang berjalan yang berfungsi sebagai alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi serta menyajikan kegiatan mulai dari manual, komputerisasi
17
maupun semi manual khususnya bagan alir sistem dan dokumen yang
bersangkutan dengan Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Pembagian Sisa
Hasil Usaha (SHU).16
C. Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha Ditinjau Dari Persefektif Ekonomi
Islam (Mudharabah)
1. Pengertian Mudharabah
Dalam Islam bagi hasil sisa usaha disebut dengan mudharabah,
mudharabah menurut istilah syara berarti akad antara dua orang atau lebih,
dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan di mana salah satu
pihak memberikan dana, modal kepada pihak lain sebagai modal usaha dan
keuntungan dari itu akan dibagi di antara mereka berdua sesuai dengan
kesepakatan, perjanjian yang mereka berdua lakukan.17
Hasbi ash-Shiddiq menyatakan bahwa mudharabah adalah “ semacam
syirkah aqad, bermufakat dua orang padanya dengan ketentuan modal berasal
dari satu pihak, sedangkan usaha menghasilkan keuntungan dari pihak yang
lainnya, dan keuntungannya di bagi antara mereka. 18
Menurut bahasa kata mudharabah berasal dari adh-dharbu fil ardhi,
yaitu melakukan perjalanan untuk berniaga. Mudharabah disebut juga qiradh,
berasal dari kata qardh yang berarti qadh (sepotong), karna pemilik modal
16
Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, 2002, hlm.71 17
Helmi Karim, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002, hlm.12 18
Helmi Karim, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002, hlm.12
18
mengambil sebagian dari hartanya untuk diperdagangkan dan ia berhak
mendapatkan sebagian dari keuntungannya. Menurut istilah fiqh, kata
mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak, yang salah satu dari
keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan,
sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan
yang disepakati.19
Mudharabah berasal dari kata al-dharab, yang berarti secara harfiah
adalah bepergian atau berjalan. Selain al-dharab, disebut juga qiradh yang
berasal dari al-qardhu, bertarti al-qath’u (potongan) kareana pemilik
memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh
sebagian keuntungannya ada pula yang menyebut mudharabah atau qiradh
dengan muamalah.
Jadi, menurut bahasa mudharabah atau qiradh berarti al-qath’u
(potongan). Berjalan dan atau bepergian menurut istilah mudharabah atau
qiradh dikemukakan oleh para ulama sebagai berikut:
1. menurut para fuqaha, mudharabah ialah akad antara dua pihak (orang)
saling menanggung, salah satu pihak mernyerahkan hartanya kepada
pihak yang lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah di
tentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.
19
Sayyid Sabiq, fiqh sunnah jilid V, Jakarta:pena pundi askara, 2009, hlm.163
19
2. menurut hanafiah, mudharabah adalah memandang tujuan dua pihak
yang berakat yang berserikat dalam keuntungan (laba), karena harta di
serahkan kepada yang lain dan yang lain punya jasa mengelola harta
itu.20
Sedangkan menurut helmi karim dalam bukunya yang berjudul fiqh
muamalah ia menyatakan bahwa mudharabah adalah salah satu bentuk kerja
sama dalam bentuk lapangan ekonomi, yang biasa pula disebut qiradh yang
berrti pula al-qath’i (potongan). Dengan kata lain dapat pula disebutkan
bahwa mudharabah adalah akad antara dua orang yang berisi kesepakatan
bahwa salah satu dari pihak akan member modal dari harta miliknya sendiri
kepada pihak lain sebagai modal usaha-usaha produktif, dan keuntungan dari
usaha itu akan diberikan sebagian kepada pemilik modal dalam jumlah
tertentu sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Para pemilik modal yang tidak mempunyai keahlian berusaha dalam
bentuk yang produktif akan terpelihara harta yang dimilikinya itu serta ia
akan menerima sebagian keuntungan disebabakan investasi yang di
berikannya kepada pihak lain yang membutuhkan modal tersebut.21
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, kaum muslimin sepakat
bahwa mudharabah itu adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan
muamalah yang diperbolehkan, karena membawa kepada kemaslahatan
20 Hendi Suhendi, fiqh muamalah, Jakarta:raja grafindo persada, 2007, hlm.136
21 Mardiana, tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.32
20
antara kedua bela pihak, dan bahkan biasa dipandang sebagai suatu bentuk
kerja sama yang perlu dilakukan. Pada zaman sekarang, keperluan akan
sistem mudharabah semakin terasa urgensinya untuk menjaga agar tidak
terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin dan menghindari dari
kecemburuan sosial.
Mudharabah dalam termonologi hukum adalah kontrak di mana harta
tertentu atau stok (ras al-mal) diberikan oleh pemilik (rabb al-mal) kepada
kelompok lain untuk membentuk kerja sama bagi hasil di mana kedua
kelompok tadi akan berbagi hasil keuntungan. Kelompok lain berhak
terhadap keuntungan sebagai upah kerja karena mengelola harta (mudharid).
Kontrak ini adalah kerja sama bagi hasil. Diusulkan oleh para ekonomi
muslim bahwa perhatian Islam terhadap sistem bank bebas bunga dapat di
bangun berdasarkan asas mudharabah.
Perseroan terbatas apabila didirikan untuk melakukan pekerjaan
industri atau dagang yang tidak ada hubungannya dengan riba atau pencarian
haram serta koperasi ini diawasi oleh undang-undang yang jauh dari kealiman
ataupun pemerasan. Di samping itu cukup adanya jaminan yang
menentramkan setiap persero atau haknya, jelaslah perseroan (koperasi) yang
demikian itu adalah sah, dibolehkan mendirikannya oleh agama Islam tanpa
ada keraguan apapun juga.22
22
Mega Sartika, Eksistensi Koperasi Mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang dalam
upaya memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah,
2006), hlm.16
21
2. Dasar Hukum Mudharabah
Dasar hukum mudharabah melakukan mudharabah atau qiradh adalah
boleh (mubah). Dasar hukumnya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dari Syuhaib r.a yang artinya
“Ada tiga perkara yang diberkati yaitu jual beli yang ditangguhkan, memberi modal dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga bukan untuk dijual”
Melalui mudharabah umat Islam dapat menghindari praktek rentenir
atau riba baik dalam bentuk harta seperti emas maupun dalam bentuk uang.
Mudharabah juga dapat dilakukan sebagai bentuk kerja sama, persaudaraan
dan rasa kasih sayang serta peduli terhadap sesama. Karenanya, mudharabah
sangat baik dilakukan untuk meningkatkan perekonomian umat Islam.23
3. Hikmah Mudharabah
Islam telah mensyari’atkan mudharabah dan membolehkannya demi
memberi kemudahan kepada manusia. Kadang sebagian dari mereka
memiliki harta tetapi tidak mampu mengembangkannya, dan kadang sebagian
yang lain tidak memiliki harta tetapi memiliki kemampuan untuk
mengembangkannya.
Oleh karena itu syari’at membolehkan muamalah ini agar masing-
masing dari keduanya agar mempeloleh manfaat. Pemilik harta mengambil
23
Mardiana, tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujjung tanjungkecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin,skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010),hlm.33
22
manfaat dari keahlian mudharib (orang yang memperdagangkan harta orang
lain), sementara mudharib mengambil manfaat dari harta, dengan demikian
terciptalah kerja sama antara harta dan keahlian.
Adapun hikmah yang lain dapat diambil dari mudharabah yang
dilakukan sebagai berikut :
a. dapat memperoleh rizki yang halal
b. terhindar dari perbuatan yang buruk seperti (riba)
c. dapat meningkatkan pendapatan
d. dapat menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama manusia
e. menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan tolong menolong
f. melatih sikap terbuka jujur, adil dan ikhlas
D. Definisi Koperasi
Koperasi merupakan salah satu kerja sama yang hukumnya mubah,
yang berarti tolong menolong antar sesama. Koperasi berasal dari kata
cooperation (bahasa inggris) yang berarti kerja sama, sedangkan menurut
istilah koperasi adalah salah satu perkumpulan yang dibentuk oleh para
anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para
anggotanya.24
24
Esmini Yulien, Tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan dana koperasi unit desa
(KUD) langkah bersama di desa alai kecamatan lebak kabupaten muara emin, skripsi,
(palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2009), hlm.1
23
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992
tentang perkoprasian pasal 1 menjelaskan koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas dasar kekeluargaan.
Undang-undang perkoprasian nomor 25 tahun 1992 menyebutkan
fungsi dan peranan koperasi dalam pasal 45 yaitu:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakt pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggikan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.25
1. Rumus Pembagian SHU
Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, untuk koperasi Indonesia. Dasar hukumnya adalah pasal 5 ayat 1 UU NO.25 tahun 1992 tentang perkoprasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa” pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi, ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan.”
Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersunber
dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:
25
Mardiana, tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujjung tanjungkecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin,skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010),hlm.5
24
1. SHU atas jasa modal Pembagian ini jugasekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkjan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU atas jasa usaha Jasa inimenegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. 26
Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi sebagai
berikut:
Cadangan koperasi
Dana pengurus
Dana karyawan
Dana pendidikan
Dana sosial
Dana untuk pembangunan lingkungan
Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam
membagi SHU-nya, hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang
ditetapkan dalam rapat anggota.
26
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,
hlm.89
25
Contoh
Rumus SHU per anggota
SHU per anggota =SHU Jasa Usaha Anggota+Jasa Modal
Dimana
SHU Pa = sisa hasil usaha per anggota
JUA = Jasa usaha anggota
JMA = jasa modal anggota
VA = vulume usaha anggota (total transaksi anggota)
VK = Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
Sa = jumlah simpanan anggota
TMS = modal sendiri total (simpanan anggota total)27
Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART koperasi A adalah 40%
dari total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota
tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan
pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70% dan Jasa Modal Anggota
sebesar 30% maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA yaitu:
27
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,
hlm.91
26
Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi sehingga:
JUA = 70% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 28% dari total SHU koperasi
JMA =30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak
= 12% dari total SHU koperasi
Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi (100%),
sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian
dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.28
Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan sebagai selisih dari seluruh
pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-biaya atau biaya total dalam
satu tahun buku. Sisa hasil usaha (SHU) juga merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya yang
dapat dipertanggung jawabkan penyusutan, dan kewajiban lainnya.
Dana sisa hasi uasaha (SHU) yang sudah doperoleh masing-masing
bagian telah diatur dalam keputusan rapat anggota tahunan dan dituangkan
dalam anggaran rumah tangga koperasi akan dibagikan untuk:
a. dana cadangan
b. dana anggota
c. dana pengurus
d. dana pengawas dan karyawan
e. dana pendidikan 29
28
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,
hlm.90
27
2. Penggunaan Dana Sisa Hasil Usaha
SHU yang berasal dari anggota dalam kegiatan koperasi yang
dibagikan untuk cadangan koperasi, untuk anggota sebanding dengan jasa
yang diberikannya, untuk dana pengurus, dana pegawai/karyawan, dana
pendidikan koperasi, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja.
Sedangkan SHU yang berasal dari usaha yang diadakan untuk non
anggota dibagi-bagikan untuk semua aspek yang disebutkan di atas kecuali
untuk para anggotanya, yaitu untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana
pegawai/karyawan, dana pendidikan, dana social, dana pembangunan daerah
kerja.30
Cara penggunaan Sisa Hasil Usaha (SHU) di atas, kecuali cadangan
diatur di dalam Anggaran Dasar dengan mengutamakan kepentingan
koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk
modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota
walaupun diwaktu pembubaran.
Penggunaan dana sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat
diberikan kepada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya.
Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran
Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi. Penggunaan Dana
29
Mardiana, Tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.35 30
Sudarsono, Edilius, Koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta PT: rineka cipta, 2002,
hlm.115
28
Pembangunan Daerah seyogyanya dilakukan setelah mengadakan konsultasi
dengan pihak Pemerintah Daerah setempat.31
Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi, selain digunakan
untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk
menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri.
Dengan sisa hasil usaha yang dihasilkan, koperasi harus mampu membiayai
operasi usahanya.
Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung
pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi aspek keuangan pendapatan
(SHU) akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri
yang mencukupi di mana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, cadangan dan hibah. Selain itu juga tambahan modal yang diperoleh
dari luar (hutang), serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang
atau jasa pada koperasi tersebut.
Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha koperasi
adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-
biaya atau biaya total dalam satu buku. Dari aspek legalistik, pengertian
SHU menurut undang-undang no.25/1992, tentang perkoperasian adalah
sebagai berikut:
1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota
31
Drs.G.Kartasapoetra,S.H. dkk, praktek pengelolaan koperasi, jakarta PT:rineka cipta,
2003, hlm.56
29
dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoprasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. 32
Perlu diketahui bahwa penetapan besarnya pembagian kepada para
anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh
para anggota sesuai dengan AD/ART koperasi. Dalam hal ini jasa usaha
mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal.
Untuk menambah pemahaman mengenai pembagian SHU ini, maka
perlu dijelaskan makna dan arti dari istilah-istilah yang biasanya digunakan
dalam akutansi koperasi ataupun manajemen keuangan.
SHU total koperasi adalah sisa hasil usaha yang terdapat pada
neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax),
informasi ini diperoleh dari neraca atau laporan laba-rugi koperasi.
Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual-beli) barang atau
jasa antara anggota terhadap kopersinya, dalam hal ini posisi anggota
adalah sebagai pemakai ataupun pelanggan koperasi. Informasi ini di
peroleh dari pembukuan (buku penjual dan pembelian) koperasi ataupun
dari buku transaksi usaha anggota.
Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib,
32
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,
hlm.88
30
simpanan usaha, dan simpanan lainnya, data ini didapat dari buku simpanan
anggota.
Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau
penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun
buku yang bersangkutan.
Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU
yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal
anggota.
Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah
SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa
transaksi anggota.33
E. Perbedaan Koperasi Dan Non Koperasi
Ditinjau dari proses kegiatan dalam usaha mencapai cita-citanya
sebagai badan usaha, dengan jelas terdapat perbedaan antara koperasi dan
non koperasi tersebut. Dalam hubungan ini beberapa dimensi dapat
digunakan sebagai variabel yang memperjelas perbedaan dimaksud, yaitu
antara lain: dimensi kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan usaha,
dimensi usaha, dimensi ketatalaksanaan usaha, dimensi dasar keyakinan
33
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,
hlm.89
31
usaha, dimensi kemanfaatan usaha, dimensi modal kerja, dimensi pembagian
sisa hasil usaha, dimensi sikap terhadap pasal dan dimensi tujuan usaha. 34
Di samping prinsip-prinsipnya, perbedaan koperasi dan non koperasi
yang ditinjau dari beberapa dimensi seperti yang disebutkan di atas dapatlah
dijadikan tolak ukur, apakah suatu badan usaha yang menamakan dirinya
sebagai koperasi melaksanakannya secara konsisten atau tidak, dalam kaitan
ini Charles Gide mengemukakan bahwa: koperasi harus setia kepada dirinya
dan tidak menyimpang menjadi bentuk lain dan untuk nilai-nilai yang
dianutnya harus merupakan realitas hidup dalam kegiatan maupun tingkah
laku orang-orang koperasi.
F. Azaz Koperasi Di Indonesia
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat Indonesia yang
demokratis dan berwatak sosial. Koperasi adalah selain suatu bentuk
perkumpulan di mana orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya
bekerjasama untuk memperbaiki nasibnya, juga merupakan suatu usaha yang
bergerak di bidang ekonomi. Selain bersifat serta bertindak sebagai sebuah
perkumpulan biasa, koperasi juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang
bersifat ekonomi.
34
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.10
32
G. Syarat-Syarat Mendirikan Koperasi
a. Dilakukan dengan akte notaris
b. Disahkan oleh pemerintah / departemen koperasi
c. Didaftarkan di pengadilan negeri
d. Diumumkan dalam berita negara
Selama belum dilaksanakan pengumuman dan pendaftaran itu,
pengurus koperasi bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan
atas nama perkumpulan koperasi itu. Pimpinan koperasi dipilih oleh rapat
anggota, merekalah yang mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
Apabila rapat anggota memandang perlu adanya komisaris, maka dapat pula
dipilih beberapa orang sebagai komisaris.35
H. Jenis-Jenis Koperasi
Dasar penjenisan koperasi di Indonesia adalah kebutuhan dari suatu
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan
kepentingan ekonominya. Misalnya koperasi yang bersifat khusus seperti
koperasi batik, koperasi karet, koperasi listrik desa dan koperasi lainnya guna
kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi
ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban, diusahakan hanya
satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk suatu daerah kerja.
35
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.14
33
Secara garis besar jenis koperasi dapat bagi menjadi lima golongan
yaitu:
a. Koperasi konsumsi
b. Koperasi kredit (koperasi simpan pinjam)
c. Koperasi peroduksi
d. Koperasi jasa
e. Koperasi serba usaha 36
I. Sumber Modal Koperasi
Modal koperasi terdiri dari:
1. Modal sendiri
Modal sendiri diperoleh dari:
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah nilai uang tertentu yang sama
banyaknya yang diwajibkan kepada anggotanya untuk menyerahkan
kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.
b. Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tetentu yang diwajibkan
kepada anggota membayar dalam waktu dan kesempatan tertentu.
36
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.14
34
c. Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperolehdari penyisihan
sisa hasil usaha (SHU), yang dimaksudkan untuk memupuk modal
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Hibah
Hibah adalah sejumlah modal yang diterima dari pihak lain sebagi
hadiah.
2. Modal pinjaman
Modal pinjaman diperoleh dari:
a. Anggota (simpanan sukarela)
b. Koperasi lainnya/anggotanya
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lain yang sah 37
37
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.14
35
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini menitik beratkan pada “Sistem pembagian Sisa Hasil
Usaha di KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif
ekonomi Islam”. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mahasiswa UIN Raden
Fatah yang beralamat di jalan Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri Km.3,5
Palembang Kode Pos 30126 kotak pos 54 telp. (0711) 351611, 354668 Fax.
(0711) 356209. Penelitian ini dilaksanakan di KOPMA UIN Raden Fatah
Palembang dikarenakan semua pengurus koperasi dilaksanakan oleh
mahasiswa aktif.
B. Keadaan Geografis
Eksistensi koperasi yakni keberadaan (kondisi) koperasi, dalam hal ini
Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dalam upaya menjadi
koperasi yang ideal dan berkembang dari tahun ke tahun. Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan
universitas (KAMPUS) yang beranggotakan orang-orang yang ada di kampus
tersebut yang telah mendaftarkan dirinya sebagai anggota. Tujuan dari
36
Koperasi Mahasiswa tersebut antara lain supaya kebutuhan-kebutuhan
mahasiswa yang ada di universitas dapat terpenuhi.38
C. Demografis
Atas dasar keinginan dan niat yang ada, maka Asep Sarnopa sebagai
ketua umum Koperasi Mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang, mengadakan
rapat untuk pembentukan kepengurusan koperasi tersebut mulai dari ketua
umum sampai ke anggota. Dari hasil rapat tersebut terbentuklah susunan
kepengurusan Koperasi Mahasiswa antara lain sebagai berikut:
1. Ketua : Asep Sarnopa
2. Kabid Adum : Firliansyah
3. Wakabid Adum : Ade Apriani
4. Staf Adum : Fajar Gunawan
Nurbaiti
5. Kabid PSDA : Ali Arifin
6. Wakabid PSDA : Agung Prabowo
7. Staf PSDA : Fitri Dania
Siti Aysah Lubis
8. Kabid Usaha : Iin Permata Sari
9. Wakabid Usaha : Naufal Irfan
10. Staf Usaha : Ahmad Riski
Ayu Septina
38
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.18
37
11. Kabid Keuangan : Rati Sasmita P.S
12. Wakabid Keuangan : Rani Triyani
13. Staf Keuangan : Reti Karlina
D. Organisasi
Struktur organisasi Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang
tahun buku 2014 tersusun sebagaimana di bawah ini :
STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI MAHASISWA IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN BUKU 2014
39
39
Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang
Asep Sarnopa
Ketua umum
Firdiansyah
Kabid ADUM
Kabid
Ali Arifin
Kabid PSDA
Iin Permata Sari
Kabid Usaha
Rati Sasmita P.S
Kabid Keuangan
Ade Apriani
Wakabid ADUM
Agung Prabowo
Wakabid PSDA
Naufal Irfan
Wakabid Usaha
Rani Triyani
Wakabid Keuangan
ANGGOTA
38
E. Pembagian Tugas Dan Wewenang
Tugas dan wewenang dari struktur organisasi KOPMA UIN Raden
Fatah Palembang yaitu:
1. Rapat anggota yaitu: merupakan forum pemegang kekuasaan tertinggi di
dalam KOPMA yang berwenang menetapkan:
a. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) UIN Raden
Fatah Palembang
b. Kebijakan umum di bidang organisasi manajemen dan usaha
KOPMA
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas
KOPMA
d. Rencana kerja, serta pengesahan laporan keuangan KOPMA dan
menetapkan pembagian SHU
e. Menetapkan dewan penasehat
2. Pembina/penasehat mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Dewan penasehat dibentuk atas kepentingan pengembangan
organisasi dan usaha KOPMA
b. Dewan penasehat/Pembina berfungsi sebagai pembina dan
memberikan bimbingan dan fasilitas kepada pengurus dan
pengawas demi kemajuan KOPMA
c. Memberikan usul dan saran serta nasehat kepada pengurus dan
pengawas
39
d. Dewan penasehat bertanggung jawab secara moril atas
perkembangan dan pertumbuhan KOPMA
e. Melindungi pengurus dan pengawas tapi tidak mempunyai hak
suara dalam rapat anggota 40
3. Pengurus: diangkat dan diberhentikan secara sah dalam rapat anggota
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Bertugas memimpin jalannya organisasi dan usaha KOPMA
b. Sebagi penentu kebijaksanaan dan bertanggung jawab terhadap
perkembangan organisasi dan usaha baik ke dalam maupun ke luar
c. Bertanggung jawab terhadap rapat anggota
4. Ketua umum: bertugas dan berwenang sebagai berikut:
a. Bertugas memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan,
memimpin rapat pengurus dan menyampaikan laporan pertanggung
jawaban kepada rapat anggota
b. Sebagai pemimpin umum dan bertanggung jawab terhadap
jalannya organisasi baik ke dalam maupun keluar
c. Menetapkan kebijaksanaan serta melakukan perbuatan hukum
untuk dan atas nama KOPMA, menandatangani surat menyurat dan
mendistribusikannya kepada pihak lain melalui surat kuasa.
40
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.25
40
Pengurus terdiri dari:
1. Ketua bidang administrasi dan umum, yang bertugas dan berwenang
sebagai berikut:
a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan kesekretariatan, pendayagunaan dan
pengembangan personalia
b. Sebagai mekanisme sentral jalannya roda organisasi baik ke dalam
maupun keluar
c. Mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan yang berkaitan
dengan kelembagaan, pengembangan sumber daya anggota,
pendidikan dan pelatihan
d. Membuat laporan kegiaatan bidang keanggotaan bulanan
2. Ketua bidang PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota)
a. Mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan yang berkaitan
dengan kelembagaan, pengembangan sumber daya anggota,
pendidikan dan latihan
b. Sebagai penanggung jawab terhadap laju perkembangan aktivitas
anggota dan penegembangan sumber daya alam
c. Membuat laporan kegiatan bidang keanggotaan bulanan, triwulan,
semesteran dan tahunan
41
3. Ketua bidang usaha bertugas:
a. Mengawasi pelaksanaan pengembangan kegiatan usaha
b. Bertanggung jawab terhadap perkembangan usaha kopma
c. Membuat laporan kegiatan bidang usaha bulanan, triwulan dan
tahunan
4. Ketua bidang keuangan bertugas dan berwenang:
a. Mengkoordinir dan mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan
masalah perumusan kebijaksanaan keuangan, penggalian sumber
dana dan permodalan, penyusunan anggaran pendapatan dan biaya
serta melakukan analisa laporan keuangan
b. Sebagai pengawas sumber dana dan penggunaan dana serta harta
kekayaan kopma
c. Membuat laporan keuangan yang disanpaikan dan dipertanggung
jawabkan kepada ketua umum dan rapat pengurus
5. Badan pengawas: bertanggung jawab dan berwenang:
a. Melakukan pengawasan dan pemberian masukan kepada pengurus
atas pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan kopma yang tidak
ditetapkan pada rapat anggota
b. Meminta laporan atas pelaksanaan program kerja pada pengurus
c. Melakukan pengawasan kelapangan dengan persetujuan pengurus
42
6. Ketua badan pengawas berwenang
a. Meminta laporan atas pelaksanaan program kerja pada pengurus.
b. Meminta bantuan tenaga akuntan dalam melaksanakan tugas bila
diperlukan.
c. Melakukan pengawasan ke lapangan dengan persetujuan pengurus.
F. Sejarah Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang, telah
ada pada tahun 1980-an. Hanya saja pada waktu itu baik pengurus, tahun
berdirinya, badan hukum, belum begitu jelas, dan sebagai organisasi kampus
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di bawah naungan Badan Pelaksana Kegiatan
Mahasiswa (BPKM) lembaga kemahasiswaan di tingkat institut sekarang
bernama BEM. Karena berbagai macam problem yang dihadapi, akhirnya saat
itu kopma vakum sekitar tahun 1991. Adapun problem itu di antaranya:
minimnya sifat amanah oleh oknum-oknum pengurus, kurangnya
profesionalisme pengurus, kesibukan di luar, adanya intervensi pihak
BPKM.41
Pada tahun 1992 pembantu rektor III yang pada saat itu dijabat oleh
Drs.Harson Usman, mengutus salah seorang pengurus Senat Mahasiswa
Fakultas (SMF) Ushuluddin untuk mengikuti kegiatan pelatihan manajemen
koperasi tingkat nasional di Bogor yang dilaksanakan oleh DEPAG RI.
41
Imam Wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang
Pendidikan Sumber Daya Anggota (PSDA) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,
Entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis, hlm.16
43
Sekembalinya dari Bogor Jajang Hasan Basri diberikan tugas oleh pembantu
rektor III untuk menghidupkan kembali KOPMA yang telah lama gulung
tikar. Tugas tersebut diterima oleh Jajang Hasan Basri asalkan pembantu
rektor III memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. KOPMA yang akan dibentuk nantinya adalah KOPMA yang tidak ada
hubungan dengan KOPMA yang lama
2. Semua hutang dan kewajiban KOPMA lama tidak dibebankan kepada
KOPMA baru
3. KOPMA tidak berada di bawah naungan SMI (berdiri sendiri)42
Persyaratan tersebut dapat diterima oleh pembantu rektor III, maka
pada tanggal 3 oktober 1992 diadakan rapat pembentukan KOPMA yang
dihadiri langsung oleh kepada kantor departemen koperasi kota madya
Palembang yaitu bapak A.Darmawi Amaludin,SH., rektor UIN Raden Fatah
Palembang bapak Drs.H.Usman Said, dan 37 peserta utusan dari organisasi
intra kampus UIN Raden Fatah Palembang (SMI, UKM, UKK, SMF, dan
HMJ). Pada awalnya peserta masih agak ragu karena masih trauma dengan
kepengurusan yang lalu. Setelah diberikan beberapa alternative pada akhirnya
para peserta menyepakati didirikannya KOPMA.
42 Imam wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang
pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,
entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis
44
Di antara alternative tersebut adalah:
1. Pembentukan ini merupakan kali yang terakhir
2. Akan diadakan pembenahan administrasi secara baik
3. Diadakannya keterbukaan manajemen
Nama :Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang
Alamat :Jl.Prof.KH.Zainal Abidin Fikri km 3,5 Palembang 30126 telp.(0711) 351611
G. Visi Dan Misi
“Mewujudkan kebermanfaatan koperasi bagi anggota dan masyarakat
kampus serta tercapainya arah pengembangan koperasi dan usaha yang
berbasis kompetensi”
Kontribusi keberadaan KOPMA UIN Raden Fatah Palembang
1. Mengembangkan wawasan dan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan.
2. Memberikan pengalaman dan membekali dalam kegitan/pengelolaan
usaha.
3. Sebagai wahana pendidikan mahasiswa.
4. Sebagai lembaga untuk melatih mahasiswa dalam mengendalikan emosi
dan menanamkan mentalitas bisnis yang professional.43
43
Imam wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang
pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,
entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis
45
Jajang Hasan Basri memimpin Koperasi Mahasiswa pada periode
1992-1995, yang merupakan ketua periode perdana. Pada periode ini adalah
periode peletakan dasar-dasar kebijakan Koperasi Mahasiswa. Pada masa ini
pula sudah mulai dirintis bermacam kerja sama dengan pihak luar meskipun
menempati asrama putri yang berada disudut perkuliahan, namun para
pengurus tetap optimis dalam mengelola usaha Koperasi Mahasiswa.
Selanjutnya pengurus langsung mengajukan permohonan badan hukum ke
kantor departemen koperasi kota madya Palembang.
Badan hukum tersebut dikeluarkan pada tanggal 1 maret 1993, dengan
nomor badan hukum 03269/BH/XX. Pada bulan april tahun 1997
dilaksanakannya rapat ke IV, Pada periode ini dilakukan perubahan terhadap
anggaran dasar Koperasi Mahasiswa, guna penyesuaian terhadap UU NO.25
tahun 1992, sedangkan anggaran dasar masih berpedoman kepada UU NO.12
tahun 1967, maka keluarlah nomor badan hukum yang baru yaitu
03269a/BH/IV. Pada kepengurusan ketiga koperasi mahasiswa dilaksanakan
terobosan baru terutama masalah permodalan, yaitu dengan pola penanaman
modal pihak luar. Dengan adanya terobosan beberapa peralatan usaha yang
sangat dibutuhkan mahasiswa dapat tertanggulangi seperti mesin photo copy
dan lima unit computer. Sejak periode ini pula latihan kewirausahaan bagi
mahasiswa UIN Raden Fatah yang merupakan program pembantu rektor III
deserahkan kepada Koperasi Mahasiwa dalam pelaksanaannya. Untuk
memudahkan transportasi dan komunikasi, masa ini dibeli satu unit sepeda
motor Honda GL 600 Dan pesawat telepon dengan no (0711) 351611, juga
46
dalam upaya meningkatkan status dan merebut peluang usaha maka
diupayakan nomor pokok wajib pajak, surat izin usaha perdagangan, surat izin
tempat usaha, dan tanda daftar perusahaan.44
Pada awal tahun 2001 dilaksanakan RAT ke VIII, untuk mengevaluasi
kinerja, pengurus dan badan pengawas tahun buku 2002, mendapatkan garis
besar koperasi dan angggaran pendapatan belanja koperasi serta memilih
pengurus dan badan pengawas tahun 2001. Mulai sejak itu ditetapkan bahwa
masa ataupun periode kepengurusan KOPMA atau tahun buku. Pada masa ini
melanjutkan usaha dan kebijakan yang pernah ditempuh oleh kepengurusan
sebelumnya, seperti menambah satu unit usaha photo copy, hasil kerja sama
dengan PT pos Indonesia sebagai mitra binaan PUKK nya. Dalam mitra
binaan tersebut koperasi mahasiswa mendapat pinjaman lunak sebesar
10.000.000,- dengan bunga 6% per tahun, dan lamanya pinjaman selama 3
tahun. Pada masa ini juga order pembuatan jaket almamater bagi mahasiswa
baru diserahkan kepada Koperasi Mahasiswa dalam pengelolaannya, serta
dilaksanakan pembayaran simpanan wajib bagi mahasiswa baru dan simpanan
wajib bagi mahasiswa lama.
Pada periode selanjutnya dilanjutkan oleh M.Suhaili Baqi yang terpilih
para RAT VIII. Kebijaksanaan pengurus pada periode ini lebih ditempuh pada
repormasi internal, yaitu otonomisasi bidang-bidang, kemandirian unit usaha,
open manajemen dan professional. Dalam pelaksanaan agenda tersebut para
44
Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya
memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),
hlm.20
47
ketua bidang diberikan keleluasaan kepada keputusan RAT. Dalam setiap unit
usaha dipacu untuk dapat membiayai beban usaha diakibatkan oleh
operasionalnya sendiri, dalam hal kebijakannnya laporan keuangan.
Kepengurusan selanjutnya, yaitu tahun buku 2003 dilanjutkan oleh Muslich
Amir Hasan sebagai ketua umum pengurus.
Kinerja kepengurusan pada periode ini selain mempertahankan unit-
unit usaha yang ada juga berupaya untuk meningkatkan inkam Koperasi
Mahasiswa, dari hasil RAT X atau tahun buku 2004 terpilih M.Bakri sebagai
ketua pengurus. Kepengurusan selanjutnya yaitu tahun buku 2005-2006
dilanjutkan oleh Rosadi sebagai ketua umum pengurus, tahun buku 2007-2008
sampai tahun buku 2009-2010 dilanjutkan oleh Azwar Arifin, tahun buku
2011 dilanjutkan oleh Supajarki, tahun buku 2012 diketuai oleh Sutrianto,
tahun buku 2013 diketuai oleh Imam Wahyudi, dan tahun buku 2014 Asep
Sarnopa sebagai ketua umum pengurus.
48
BAB IV
ANALISIS TERHADAP
SISTEM PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI KOPMA IAIN RADEN FATAH PALEMBANG DITINJAU DARI PERSEFEKTIF EKONOMI
ISLAM
A. Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang
Koperasi Mahasiswa merupakan koperasi yang bergerak dalam
berbagai bidang usaha, mempunyai tingkat pendapatan yang besar dari
setiap unit usaha yang ada, dilihat dari data dokumentasi akta pendirian
yang ada di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang membagi
Sisa Hasil Usaha (SHU) dengan cara antara lain sebagai berikut :
1. Dana cadangan : Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
2. Dana anggota : Sejumlah uang yang diperoleh dari anggota dan untuk
keperluan usaha agar tetap berjalan dengan lancar dan selalu
berkembang.
3. Dana pendidikan : Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha yang dapat digunakan untuk pelatihan jika diperlukan.
4. Dana sosial : Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha yang dapat digunakan untuk keperluan sosial (zakat,infak,dll)
49
5. Dana intensif untuk pengurus : Dana yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha yang dapat digunakan untuk keperluan dalam
kepengurusan suatu koperasi jika diperlukan.
6. Dana intensif untuk pengawas dan karyawan : Dana yang diperoleh
dari penyisihan sisa hasil usaha yang dapat digunakan untuk keperluan
dalam pengerjaan dan pengawasan suatu usaha.45
Keenam komponen di atas, cara pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
tersebut dilakukan secara adil setelah dikurangi dengan “ biaya“ Penyusutan
dan kewajiban lainnya dalam tahun buku yang bersangkutan. Cara pembagian
sisa hasil usaha (SHU) ini lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan setiap akhir tahun
Setelah dilihat dari jawaban responden wawancara yang
penulis lakukan, dapat diketahui bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha
(SHU) di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang
dilakukan dalam satu tahun sekali yaitu pada akhir tahun, pada saat
berlangsungnya Rapat Anggota Tahunan (RAT). setelah dibacakan
laporan keuangan dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan
diterimanya. setelah diadakan pemeriksaan ulang dan dibenarkan oleh
pengawas koperasi maka dana Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan
pada saat itu juga hingga selesai. Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat
diberikan secara langsung atau bisa juga dimasukkan ke dalam
45
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang
50
simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan
keputusan rapat anggota.46
Pembagian yang dilakukan secara terbuka sangat diperlukan
dalam menjalankan suatu usaha khususnya koperasi yang
mengedepankan kepentingan bersama dan kekeluargaan. Sikap
keterbukaan dan menerima masukan atas kekeliruan merupakan modal
utama yang dapat menjadikan usaha dapat berjalan dalam waktu yang
lama. Setiap akhir tahun sebelum Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan
maka seluruh anggota dan pengurus mengoreksi secara bersama-sama
kalau terdapat permasalahan dalam perhitungan.
b. Pembagian Sisa Hasil Usaha disesuaikan dengan pedoman yang telah
disepakati dalam Anggaran Rumah Tangga koperasi
Terkait Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT), Koperasi
Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dijelaskan bahwa pembagian
Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan dan sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, setiap anggota
mendapatkan hasil dari usaha yang diperoleh setiap tahun yang
dibagikan kepada anggota setelah dikurangi dengan biaya-biaya antara
lain biaya administrasi, biaya beban dibayar, beban operasional, biaya
rapat anggota tahunan dan lain sebagainya. Hasil dari pengurangan
tersebut merupakan Sisa Hasil Usaha yang akan dibagikan kepada
46
Wawancara, kabid keuangan KOPMA, tanggal 26 februari 2015
51
seluruh anggota dan pengurus koperasi, termasuk juga dibagikan
untuk komponen-komponen lainnya.
Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berpedoman
pada Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) yang telah disepakati
merupakan wujud komitmen anggota dan pengurus koperasi terhadap
kesepakatan bersama. Hal ini sangat baik dan etika kerja yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu usaha koperasi. setiap keputusan
yang dibuat dan disepakati bersama harus ditaati dan dijalankan atau
di terapkan secara nyata jika ini dilakukan secara berkesinambungan
maka dapat mempererat jiwa kebersamaan, persaudaraan dan tanggung
jawab seluruh anggota dan pengurus koperasi terhadap usaha yang
dijalankan bersama, yang berarti juga menunjukan kualitas dari
koperasi tersebut.
c. Besar Sisa Hasil Usaha (SHU) di bagikan sesuai dengan ketentuan
Jumlah uang Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan dibagikan
kepada seluruh anggota 35%. Dan jumlah uang sisa hasil usaha yang
akan dibagikan kepada pengurus serta dana keperluan lainnya adalah
sebanyak 65%, jumlah ini adalah jumlah laba bersih yang akan dibagi
dengan enam yaitu komponen dalam akta pendiriannya seperti yang
tersebut di atas dana cadangan, dana anggota, dana pendidikan, dana
sosial, dana intensif untuk pengurus dan dana intensif untuk
pengawasan dan karyawan. Koperasi tidak bisa berjalan tanpa adanya
dana cadangan dan dana kas untuk berkembang. Meskipun sudah ada
52
modal tetap koperasi, hal ini patut dilakukan karena dana tersebut
dapat digunakan jika terjadi hal yang tidak diinginkan yang bisa
menghambat kemajuan koperasi tersebut di tahun berikutnya. Dengan
kata lain dana cadangan perlu dipersiapkan untuk mengatasi
pengeluaran dan kebutuhan koperasi yang tidak terduga.
Apabila selama satu tahun berjalan dana cadangan tidak
digunakan maka akan terjadi penumpukan/penggunaan dana yang
tidak efektif, sementara dana cadangan selalu mengalir dalam setiap
pembgian Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap akhir tahun, karena apabila
pada tahun tersebut dana cadangan tidak digunakan maka perlu
dilakukan pengelolaan lebih lanjut dengan memanfaatkan sebagai
modal dalam pengembangan usaha yang lain mengingat bahwa pada
dunia usaha dalam waktu sehari pun uang dapat dimanfaatkan untuk
investasi dan modal usaha. Namun dana cadangan perlu dianggarkan
untuk mengantisipasi adanya biaya yang tidak terduga dalam kurun
waktu satu tahun berjalan. Selain untuk dana cadangan anggota
pengurus dan pengawas koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi
Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang ini juga dibandingkan untuk
dana pendidikan dan dana sosial.
d. Sisa hasil usaha (SHU) dibagikan secara adil, jujur dan transparan
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa
dilakukan secara terang-terangan di depan seluruh anggota dan
pengurus koperasi pada waktu Rapat Anggota Tahunan (RAT). Tidak
53
ada satu orang pun anggota dan pengurus yang tidak mendapatkan Sisa
Hasil Usaha (SHU). Masing-masing anggota dan pengurus
mendapatkan Sisa Hasil Usaha sesuai dengan haknya secara adil.
Dalam hal ini 35% untuk anggota dan 65% untuk pengurus. Sisa Hasil
Usaha (SHU) dibagikan keseluruh anggota dan pengurus koperasi.
Pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah
Palembang dilakukan secara adil dan merata sesuai dengan ketentuan
UU RI no.25 tahun 1992 tentang perekonomian Indonesia.
Berdasarkan anggaran dasar Koperasi Mahasiswa pasal 7 ayat 1
tentang pedoman pembagian sisa hasil usaha.47
Dalam arti bahwa setiap orang yang bergabung dalam koperasi
tersebut memiliki hak yang sama untuk menerima sisa hasil usaha
setiap kali tutup buku dan memandang besar atau kecilnya jumlah
iuran anggota yang dikeluarkan serta dilihat juga dari jumlah Sisa
Hasil Usaha yang akan diterima disesuaikan dengan jasa usaha
anggota. Pembagian seperti ini adalah pembagian secara adil di mana
setiap anggota menerima uang sesuai dengan kontribusinya pada
koperasi karena makna dari adil adalah menempatkan sesuatu pada
tempatnya dan sesuai dengan proporsinya. Dalam hal ini pembagian
Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada setiap anggota dan pengurus koperasi.
47
Imam wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang
pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,
entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis
54
Untuk lebih jelasnya seperti perhitungan Sisa Hasil Usaha tahun
buku 2014 yang mana dapat dilihat dari kondisi keuangan KOPMA
sampai dengan 31 desember 2014 adalah sebagai berikut :
Untuk dana SHU tahun buku 2014 yang akan dibagikan berjumlah
sebesar Rp 16.034.422. Jumlah tersebut merupakan laba bersih dari hasil
usaha yang telah berjalan dalam jangka waktu satu tahun dan telah
dikurangi dengan biaya-biaya operasionalnya dan siap untuk dibagikan
dengan persentase yang telah disepakati bersama, ini dapat dilihat
perhitungannya sebagai berikut:
Jumlah pendapatan dari masing-masing usaha:
UKM mart : Rp 6.166.118
Fhoto kopi : Rp12.374.659
Warnet : Rp 5.654.560
Rp 24.145.337
Biaya-biaya organisasi/usaha :
Biaya UKM mart : Rp 1.376.500
Biaya fhoto kopi : Rp 2.581.915
Biaya warnet : Rp 1.152.500
Biaya RAT tahun buku 2014 : Rp 3.000.000
Rp 8.110.915
Sisa hasil usaha (SHU) yang akan dibagikan Rp 16.034.422
55
Tabel IV.1
Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang tahun 2014
Keterangan persentase SHU 2014 Jumlah SHU
Anggota 35% Rp 16.034.422 Rp 5.612.047.70
Cadangan 30% Rp 16.034.422 Rp 4.810.326.60
Pendidikan 12,50% Rp 16.034.422 Rp 2.004.302.75
Karyawan 2,50% Rp 16.034.422 Rp 400.860.55
Sosial 5% Rp 16.034.422 Rp 801.721.10
Pengurus 10% Rp 16.034.422 Rp 1.603.442.20
Badan pengawas 2,50% Rp 16.034.422 Rp 400.860.55
Zakat 2,50% Rp 16.034.422 Rp 400.860.55
Jumlah 100% Rp 16.034.422 Rp 16.034.422
(sumber data : laporan pertanggungjawaban KOPMA) tahun 2014
Jumlah di atas, dibagikan kepada seluruh anggota koperasi secara
adil dan merata sebanyak 35% dari jumlah simpanan wajib, simpanan
sukarela, dan jasa usahanya terhadap atau pada Koperasi Mahasiswa
selama satu tahun. Perhitungan dana Sisa Hasil Usaha dilakukan oleh
pengurus koperasi dan staf karyawan dan dibacakan, dicek kembali secara
transparan oleh masing-masing anggota koperasi pada saat rapat anggota
tahunan (RAT), dan dibagikan ketika itu juga. Cara tersebut sudah adil
karena setiap anggota koperasi menerima bagian sesuai dengan
kontribusinya masing-masing di koperasi tersebut. Pembagian Sisa Hasil
Usaha (SHU) untuk masing-masing anggota Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang.
56
Jumlah SHU yang siap dibagikan : Rp 16.034.422 X 35% = Rp 5.612.047
Jumlah SHU anggota : Rp 5.612.047 dibagi atas dua bagian:
1. SHU simpanan/tabungan :5.612.047 x 60% = Rp 3.367.228
Total simpanan seluruh anggota Rp 13.525.500
2. SHU transaksi belanja :5.612.047 x 40% = Rp 2.244.819
Total transaksi belanja seluruh anggota Rp 43.121.335
Contoh perhitungan pembagian SHU anggota :
1. Rati sasmita purnama sari
a. Jumlah simpanan/tabungan Rp 174.000
SHU jasa simpanan/tabungan Rp 174.000÷13.525.000 = Rp 1,29%
SHU simpanan/tabungan yang terima Rp 3.367.228 x 1,29 =
Rp 43.320
b. Jumlah transaksi belanja Rp 471.100
SHU jasa transaksi belanja Rp 471.100÷43.121.335 = Rp 1,09%
SHU transaksi belanja yang diterima Rp 2.244.819 x 1,09 =
Rp 24.525
Maka SHU yang diterima oleh Rati Sasmita Purnama Sari : Rp
43.000 + Rp 24.525 = Rp 67.845
2. Sirma yunita
a. Jumlah simpanan/tabungan Rp 125.000
SHU jasa simpanan/tabungan Rp 125.000÷13.525.000 = Rp 0,92%
57
SHU simpanan/tabungan yang terima Rp 3.367.228 x 0,92 =
Rp 31.120
b. Jumlah transaksi belanja Rp 597.300
SHU jasa transaksi belanja Rp 597.300÷43.121.335 =Rp 1,39%
SHU transaksi belanja yang diterima Rp 2.244.819 x 1,39 =
Rp 31.094
Maka SHU yang diterima oleh Rati Sasmita Purnama Sari: Rp
31.120 + Rp 31.094 = Rp 62.214
3. Uswatun Hasanah
a. Jumlah simpanan/tabungan Rp 135.000
SHU jasa simpanan/tabungan Rp 135.000÷13.525.000 = Rp1,00%
SHU simpanan/tabungan yang terima Rp 3.367.228 x 1,00 =
Rp 33.610
b. Jumlah transaksi belanja Rp1.491.700
SHU jasa transaksi belanja Rp1.491.700÷43.121.335= Rp 3,46%
SHU transaksi belanja yang diterima Rp 2.244.819 x 3,46 =
Rp 77.655
Maka SHU yang diterima oleh Rati Sasmita Purnama Sari: Rp
33.610 + Rp 77.655 = Rp 111.265
58
Keuntungan yang sudah didapat dan sudah dikurangi biaya-biaya
operasionalnya atau yang disebut dengan laba bersih (sisa hasil usaha)
yang siap untuk dibagikan kedalam beberapa komponen yaitu untuk dana
anggota 35% dan dana pengurus 65%. Untuk dana pengurus yang 65%
tebagi lagi ke dalam beberapa komponen yaitu untuk dana cadangan 30%,
dana pendidikan 12,50%, dana social 5%, dana pengurus 10%, dana
pengawas dan karyawan 2,50%, kemudian dibagi secara adil dan merata
sesuai dengan jumlah anggotanya dan sesuai dengan jasa usaha anggota
selama satu tahun.48
Pembagian sisa hasil usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Raden
Fatah Palembang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,
yakni diberikan pada saat Rapat Anggota Tahunan (RAT), setelah
diadakan kesepakatan bersama dan perhitungan-perhitungan secara
terbuka dan jujur.
Begitu juga dalam catatan sejarah koperasi sejak berdirinya
Koperasi Mahasiswa sampai sekarang belum pernah terjadi Sisa Hasil
Usaha dibagikan sebelum diadakannya Rapat Anggota Tahunan (RAT)
atau pun sebelum akhir tutup buku. Namun jika ada anggota koperasi yang
mau menggunakan dana koperasi maka akan dicatat sebagai dana
pinjaman atau hutang pribadi yang menjadi kewajibannya untuk
mengembalikan sebelum akhir tutup buku.
48
Wawancara kabid keuangan, Rati Sasmita Purnama Sari,tanggal 17 april 2015
59
Menurut UU NO.25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa
“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan
modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan
perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.49
Prinsip-prinsip pembagian sisa hasil usaha anggota koperasi dapat
dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui yaitu sebagai berikut:
1. sisa hasil usaha yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota
2. sisa hasil usaha anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang
dilakukan anggota sendiri
3. pembagian sisa hasil usaha anggota dilakukan secara transparan
4. sisa hasil usaha anggota dibayar secara tunai
5. omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan
dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang
bersangkutan
6. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk simpanan anggota adalah sisa
hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang
ditujukan untuk jasa modal anggota
7. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk transaksi usaha anggota adalah
sisa hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang
ditujukan untuk jasa transaksi anggota
49
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,
hlm.89
60
Sistem bagi hasil dalam koperasi ditentukan sesuai dengan
kesepakatan bersama dalam rapat anggota tahunan (RAT). Biasanya besar
keuntungan yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa
hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin besar sisa hasil usaha, maka
semakin besar pula keuntungan yang diterima oleh koperasi dan anggotanya,
sebaliknya semakin kecil dana sisa hasil usaha maka semakin kecil pula dana
yang diperoleh oleh setiap anggotanya.
Meskipun semakin besar keuntungan yang diterima oleh koperasi
dalam SHU menjadi indikator atau ukuran tingkat kesejahteraan anggotanya,
namun dalam konsep Islam setiap usaha yang dilakukan harus
memperhatikan apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan dalam al-Quran
dan hadist. Dengan kata lain pembagian sisa hasil usaha koperasi tersebut
harus sesuai dengan ajaran Islam.
Koperasi mahasiswa (KOPMA) adalah koperasi yang mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, terutama dalam bidang
keuangan. Karena tingkat kesejahteraan anggotanya dapat dilihat dari besar
kecilnya sisa hasil usaha koperasi yang diterima pada akhir tahun. Sisa hasil
usaha koperasi yang dibagikan secara merata dan adil sesuai dengan
ketentuan agama dapat berfungsi sebagai standar ukuran manfaat dari usaha
koperasi yang dilakukan. Karenanya diperlukan pengarahan kepada anggota
koperasi agar dapat mengatur setiap sisa hasil usaha yang diterima untuk
meningkatkan kesejahteraan.
61
Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN
Raden Fatah Palembang yaitu dengan sistem membagi keuntungan yang telah
didapat selama satu tahun, dengan terlebih dahulu mengurangi biaya-biaya
operasional yang dibutuhkan dalam proses berjalannya masing-masing usaha
tersebut antara lain adalah usaha foto kopi dan ATK, usaha book store, UKM
mart, dan warnet yang dapat dipertanggungjawabkan. Besarnya pembagian
dana sisa hasil usaha masing-masing bagian diatur di dalam rapat anggota dan
dituangkan dalam anggaran rumah tangga, pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil, merata, dan transparan.
B. Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di KOPMA UIN Raden Fatah
Palembang ditinjau dari persefektif ekonomi islam.
Sebagaimana jika dilihat dalam ajaran Islam, sistem bagi hasil
usaha itu dilakukan dengan membagi keuntungan sesuai dengan
kesepakatan bersama yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak, di
mana pihak yang mempunyai modal/pengurus mendapat bagian 65%,
sedangkan pihak yang mengelola usaha mendapatkan bagian 35%.
Sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dengan
pembagian keuntungan yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
Berdasarkan persentase pembagian keuntungan pada Koperasi
Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang telah sesuai dengan
konsep Islam. Di mana dari sisa hasil usaha yang didapat selama satu
62
tahun sebesar Rp 16.034.422. Maka 65% nya adalah Rp 10.422.375
bagian untuk pemilik modal/pengurus dan 35% nya Rp 5.612.047 untuk
anggota (yang mengelola suatu usaha).
Begitu juga untuk dana kepengurus yang 65% nya adalah
Rp10.422.375 dari dana tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa komponen
yaitu untuk dana cadangan 30%, dana pendidikan 12,50%, dana karyawan
2,50%, dana sosial 5%, dana pengurus 10%, dana badan pengawas 2,50%
dan untuk dana zakat 2,50%. Pembagian keuntungan pada koperasi
mahasiswa tersebut telah sesuai dengan konsep Islam sehingga tidak ada
salah satu pihak yang merasa dirugikan baik dari segi anggota maupun
kepengurusan (pengurus) koperasi.
Dalam Islam bagi hasil sisa usaha disebut dengan mudharabah,
mudharabah menurut istilah syara berarti akad antara dua orang atau
lebih, dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan di mana
salah satu pihak memberikan dana/modal kepada pihak lain sebagai modal
usaha dan keuntungan dari itu akan dibagi diantara mereka berdua sesuai
dengan kesepakatan, perjanjian yang mereka berdua lakukan, Hasbi ash-
shiddiq menyatakan bahwa mudharabah adalah “semacam syirkah aqad,
bermufakat dua orang padanya dengan ketentuan modal berasal dari satu
pihak, sedangkan usaha menghasilkan keuntungan dari pihak yang
lainnya, dan keuntungannya di bagi antara mereka.50
50
Helmi karim, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002, hlm.12
63
Oleh karena itu setiap usaha yang dilakukan secara bersama-sama
oleh setiap muslim hendaknya harus berpedoman dengan ajaran Islam
yang tertuang dalam al-Quran dan hadist. Begitu juga halnya dengan
mudharabah (bagi hasil) harus sesuai dengan etika yang diajarkan dalam
Islam, karena akan sangat ironis sekali apabila tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Dalam ajaran Islam menghendaki agar setiap usaha yang
berhubungan dengan transaksional yang mengikat antara satu orang
dengan orang lain atau antara satu lembaga dengan lembaga lain,
hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip kebaikan, kejujuran, dan
keadilan, hal ini sebagai mana dengan firman Allah SWT dalam (QS. al-
Baqarah : 42)51
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu ketahui”
Terkait uraian tersebut jelaslah bahwa usaha yang dilakukan dengan
berlandaskan ajaran Islam atau berdasarkan dengan hukum fiqh muamalah
dan persefektif ekonomi Islam tidak boleh dicampur adukkan dengan hal-hal
yang dapat merusak nilai-nilai keislaman dalam usaha yang dijalankan itu,
dalam hal ini koperasi yang didirikan dengan ajaran berlandaskan dengan
51
QS, Al-baqarah (2):(42) “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu ketahui”
64
ajaran seperti pada prinsip mudharabah tidak boleh dicampur adukkan dengan
usaha yang mengundang riba. karenanya seluruh anggota koperasi hendaknya
perpegang teguh pada prinsip-prinsip mudharabah dalam Islam yang
mengandung nilai-nilai kebaikan kejujuran dan keadilan. Karena riba menurut
Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba adalah
penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh orang yang memiliki harta
kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji
pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan dan juga Allah
SWT dengan tegas menyatakan bahwa jual beli itu adalah suatu usaha yang di
halalkan bagi manusia, dan sebaliknya melaknat para ekonomi yang
melakukan perbuatan riba.52
Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dilakukan koperasi
hendaknya berpegang teguh pada prinsip–prinsip mudharabah dalam ajaran
Islam, seperti yang terangkum dalam prinsip di atas. Sama halnya di Koperasi
Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
diterima sesuai dengan besar kecilnya jasa usaha anggota tersebut selama satu
tahun. Selain itu pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) haruslah dilandasi
dengan sikap terbuka dalam hal ini tidak ada yang disembunyikan dari
keuntungan atau pun kerugiaan usaha yang dilakukan semua keuntungan
pengeluaran dan pemasukan koperasi dilakukan secara transparan di depan
52
Mardiana, Tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di
koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi
(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.55
65
semua orang anggota koperasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari sikap
prasangka buruk yang memancing perselisihan.
Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dalam ajaran
Islam harus memegang lima prinsip yaitu kebaikan, keburukan, proposional,
kejujuran dan keterbukaan. Dengan kata lain pembagian Sisa Hasil Usaha
(SHU) yang dilakukan oleh Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah
Palembang ini sesuai dengan pembagian yang diajarkan dalam hukum Islam
dan berdasarkan kesepakatan Rapat Anggota Tahunan (RAT), karena sistem
pembagian Sisa Hasil Usahanya tidak mengandung sistem riba. Di mana
dalam hukum Islam riba sangat diharamkan dan dilarang oleh Allah SWT
karena riba adalah suatu penambahan, perkembangan, peningkatan, dan
pembesaran atas pinjaman pokok yang diterima pemberi pinjaman dari
peminjam sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian
modalnya selama periode waktu tertentu secara umum ekonomi muslim
menegaskan bahwa riba adalah pengambilan penambahan yang harus dibayar
baik transaksi jual beli maupun pinjaman yang bertentangan dengan prinsip–
prinsip syariah.
Jadi sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi
Mahasiswa tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam hanya saja
perhitungan persentase dalam pembagian SHU di koperasi mahasiswa telah
ditentukan melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT), sedangkan sistem
pembagian dalam Islam adalah menggunakan akad mudharabah
(kesepakatan).
66
Keuntungan yang sudah didapat dan sudah dikurangi biaya-biaya
operasionalnya atau yang disebut dengan laba bersih (sisa hasil usaha) yang
siap untuk dibagikan kedalam beberapa komponen yaitu dana cadangan 30%,
dana anggota 35%, dana pendidikan 12,50%, dana social 5%, dana pengurus
10%, dana pengawas dan karyawan 2,50%, kemudian dibagi lagi secara adil
dan merata sesuai dengan jumlah anggotanya dan sesuai dengan jasa usaha
anggota selama satu tahun.53
Terkait dalam ajaran Islam, sistem pembagian sisa hasil usaha itu
dilakukan dengan membagi keuntungan sesuai dengan kesepakatan bersama
dalam rapat anggota tahunan yang telah ditentukan, di mana pihak yang
mempunyai modal/kepengurusan mendapatkan bagian 65%, sedangkan pihak
yang mengelola usaha mendapatkan bagian 35%. Sehingga tidak ada salah
satu pihak yang merasa dirugikan dengan pembagian yang adil dan sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
Berdasarkan persentase pembagian keuntungan pada Koperasi
Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang telah sesuai dengan
konsep islam. Dimana dari sisa hasil usaha yang didapat selama satu tahun
sebesar Rp 16.034.422. Maka 65% nya adalah Rp 10.422.375 bagian untuk
pemilik modal/pengurus dan 35% nya Rp 5.612.047 untuk anggota (yang
mengelola suatu usaha).
53
Wawancara kabid keuangan, rati sasmita,tanggal 17 april 2015
67
Begitu juga untuk dana kepengurus yang 65% nya adalah
Rp10.422.375 dari dana tersebut dibagi lagi kedalam beberapa komponen
yaitu untuk dana cadangan 30%, dana pendidikan 12,50%, dana karyawan
2,50%, dana sosial 5%, dana pengurus 10%, dana badan pengawas 2,50% dan
untuk dana zakat 2,50%. Berdasarkan persentase tersebut juga telah sesuai
dengan konsep Islam karena pembagiannya berdasarkan kesepakatan bersama
dalam rapat anggota tahunan yang telah ditentukan dan sesuai dengan
proporsinya masing-masing.
Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif ekonomi
islam telah sesuai dengan konsep Islam karena sistem pembagiannya
berdasarkan kesepakatan bersama dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)
yang telah ditentukan, di mana pihak yang mempunyai modal/pengurus
mendapatkan bagian 65%, sedangkan pihak yang mengelola usaha
mendapatkan bagian 35%. Sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa
dirugikan baik dari segi anggota maupun kepengurusan (pengurus) koperasi.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab-bab sebelumnya telah diungkapkan mengenai sistem
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah
Palembang baik secara umum maupun dari persefektif ekonomi Islam.
berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa
yaitu membagi keuntungan yang telah didapat selama satu tahun
dengan terlebih dahulu mengurangi biaya-biaya yang dapat
dipertanggung jawabkan. Besaran pembagian sisa hasil usaha diatur
dalam keputusan rapat anggota dan dituangkan dalam anggaran rumah
tangga. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil, merata dan
transparan.
2. Dilihat dari persefektif ekonomi islam pembagian Sisa Hasil Usaha
(SHU) di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah
Palembang telah sesuai dengan konsep Islam karena sistem
pembagiannya berdasarkan kesepakatan bersama dalam Rapat
Anggota Tahunan (RAT) yang telah ditentukan, dimana pihak yang
mempunyai modal/pengurus mendapatkan bagian 65%, sedangkan
pihak yang mengelola usaha mendapatkan bagian 35%. Sehingga tidak
ada salah satu pihak yang merasa dirugikan baik dari segi anggota
maupun kepengurusan (pengurus) koperasi.
69
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai sistem pembagian Sisa Hasil
Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, maka penulis
menyarankan :
1. Hendaknya pengurus dan pengelola Koperasi Mahasiswa
memperhatikan sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) agar lebih
erat lagi berpedoman pada nilai-nilai didalam ajaran Islam, karena di
dalam ajaran hukum Islam riba sangat dilarang dan diharamkan karena
sama saja mengambil hak orang lain yang bukan miliknya.
2. Hendaknya pengurus dan pengelola Koperasi Mahasiswa senantiasa
mengembangkan usaha koperasi berdasarkan atas asas yang
memegang prinsip-prinsip mudharabah yang telah diajarkan dalam
Islam yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah demi
meningkatakan kualitas dan kesejahteraan anggota usaha Koperasi
Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang.
3. Sebaiknya koperasi ini berbasis syariah yang sangat efisien dalam
membantu kesejahteraan masyarakat khususnya umat Islam dalam
kesejahteraan anggotanya lebih terjamin dan sistem operasionalnya
berjalan dengan lancar dan sebaiknya kinerja karyawan lebih di
tingkatkan lagi dalam hal melayani konsumen.
70
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim.
Barokah siti, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan PT.PUSRI (KKP) Palembang,(fakultas syariah IAIN raden fatah Palembang, 2008).
Edilius, sudarsono, koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta: PT rineka cipta,2002
Fatimatuzzahra, perhitungan pendapatan (SHU) dari usaha simpan pinjam di
BMT al-furqon pada periode 2008-2009, laporan praktikum 1, Palembang: fakultas syariah IAIN Raden fatah, 2009.
Halomoan Tamba, Arifin Sitio,2001, koperasi teori dan praktik, Jakarta: Erlangga.
Http://WWW,ekonomisyariah,com,12 maret 2010
Karim Helmi, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002
Kartasapoetra,S.H. dkk, praktek pengelolaan koperasi, jakarta PT: rineka cipta, 2003.
Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang
Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, 2002
Mardiana, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha Mandiri Desa Ujung Tanjung Kecamatan Banyu Asin III Kabupaten Banyuasin, Skripsi, Palembang: Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah, 2010.
Pedoman Penulisaan Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2014
Sartika Mega, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam
upaya memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006)
Sabiq Sayyid, fiqh sunnah jilid V, Jakarta:pena pundi askara, 2009
Suhendi, Hendi, fiqh muamalah, Jakarta:raja grafindo persada, 2007
71
Wawancara kabid keuangan, Rati Sasmita,tanggal 17 april 2015
Wahyudi Imam, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang, entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis.2012
Yulien, Esmini, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Dana Koperasi Unit Desa (KUD) Langkah Bersama di Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim, Skripsi, Palembang: Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah, 2009.