bab i pendahuluan a.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/ika lestari_febekoisl.pdf · yang diterima...

71
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup pesat dalam waktu yang singkat, proses perkembangan tersebut tidak lepas dari peran aktif masyarakat Indonesia yang terlibat di dalamnya. Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terbagi dalam dua garis besar, yaitu Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta. 1 Koperasi merupakan salah satu kerja sama yang berarti tolong menolong antar sesama. Koperasi berasal dari kata cooperation (bahasa inggris) yang berarti kerja sama, sedangkan menurut istilah koperasi adalah salah satu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. 2 Koperasi Mahasiswa (KOPMA) merupakan wahana usaha bagi para koperasi di lingkungan kampus. Koperasi Mahasiswa dibentuk dari, oleh, dan untuk anggota, karena itu keberadaannya merupakan wujud dari kreativitas para mahasiswa khususnya dalam bidang usaha, sebagaimana lazimnya suatu 1 Siti Barokah, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan PT.PUSRI (KKP)palembang, laporan praktikum, (Palembang: fakultas syariah IAIN raden fatah, 2008), hlm.1 2 Esmini Yulien, tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan dana koperasi unit desa (KUD) langkah bersama di desa alai kecamatan lebak kabupaten muara emin, skripsi, hlm.1 (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2009), hlm.1

Upload: truongnhan

Post on 10-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian di Indonesia telah mengalami perubahan

yang cukup pesat dalam waktu yang singkat, proses perkembangan tersebut

tidak lepas dari peran aktif masyarakat Indonesia yang terlibat di dalamnya.

Adapun kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terbagi

dalam dua garis besar, yaitu Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha

Milik Swasta.1

Koperasi merupakan salah satu kerja sama yang berarti tolong

menolong antar sesama. Koperasi berasal dari kata cooperation (bahasa

inggris) yang berarti kerja sama, sedangkan menurut istilah koperasi adalah

salah satu perkumpulan yang dibentuk oleh para anggota peserta yang

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya.2

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) merupakan wahana usaha bagi para

koperasi di lingkungan kampus. Koperasi Mahasiswa dibentuk dari, oleh, dan

untuk anggota, karena itu keberadaannya merupakan wujud dari kreativitas

para mahasiswa khususnya dalam bidang usaha, sebagaimana lazimnya suatu

1 Siti Barokah, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan

PT.PUSRI (KKP)palembang, laporan praktikum, (Palembang: fakultas syariah IAIN raden fatah,

2008), hlm.1 2 Esmini Yulien, tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan dana koperasi unit desa

(KUD) langkah bersama di desa alai kecamatan lebak kabupaten muara emin, skripsi, hlm.1

(palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2009), hlm.1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

2

koperasi. Koperasi mahasiswa juga bertujuan untuk menyejahterahkan

anggotanya, dalam hal ini anggota “pelaku kegiatan” yang sudah semestinya

mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi ditubuh Koperasi Mahasiswa itu

sendiri.3

KOPMA adalah salah satu organisasi yang berbasis anggota dan

berwatak sosial, konsekuensinya adalah segala kegiatan dan aktivitas yang ada

di dalamnya harus dari, oleh, dan untuk anggotanya. Maka dalam hal ini

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang ikut berperan

serta dan berpartisipasi untuk anggota, serta kesadaran yang tinggi dari

anggota dalam mengikuti semua aktivitas dalam kegiatan koperasi guna

mendukung perkembangan serta kemajuan Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

itu sendiri.

Salah satu aspek untuk mencapai kemaslahatan hidup manusia di dunia,

inilah yang akan dibahas dalam penelitian yang dititikberatkan pada bidang

kerjasama yakni tentang pembagian sisa hasil usaha (SHU).4

Persefektif dalam Islam koperasi tergolong sebagai syirkah, lembaga ini

adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan dan kebersamaan, usaha

yang sehat, baik dan halal. Lembaga yang seperti ini sangat dipuji dalam

3 Mega Sartika, eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.1 4 Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

3

Islam, dan Islam sangat menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan

kekeluargaan. Sebagaimana yang sesuai dengan (QS.al-Maidah : 2)

Berdasarkan pada ayat al-Quran di atas, secara umum Allah SWT.

Memerintahkan supaya umat Islam senantiasa menggalang rasa kebersamaan

dan tolong-menolong dalam hal kebajikan dan taqwa, kiranya dapat dipahami

bahwa hal tersebut dianjurkan oleh Allah SWT.5

Pengelolaan koperasi tersebut sangat memperhatikan teknik-teknik

pengelolaan yang mantap serta didukung oleh semangat kerja, di mana para

pengelolanya jujur dan bermental tinggi, maka dengan sendirinya koperasi

akan berkemampuan tangguh serta berperan besar dalam menyukseskan

pelaksanaan pembangunan di tanah air.6

Sistem bagi hasil dalam koperasi ditentukan sesuai dengan kesepakatan

bersama dalam rapat anggota tahunan (RAT). Biasanya besar keuntungan

yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha

pada tahun tersebut. Semakin besar sisa hasil usaha, maka semakin besar pula

keuntungan yang diterima oleh koperasi dan anggotanya, sebaliknya semakin

5 QS. Al-maidah (5): (2). Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan 6 G. Kartasapoetra, ir.A.G kartasapoetra DKK, Koperasi indonesia, jakarta, PT rineka

cipta, 2003, hlm.173

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

4

kecil dana sisa hasil usaha maka semakin kecil pula dana yang diperoleh oleh

setiap anggotanya.7

Meskipun semakin besar keuntungan yang diterima oleh koperasi

dalam SHU menjadi indikator atau ukuran tingkat kesejahteraan anggotanya,

namun dalam konsep Islam setiap usaha yang dilakukan harus

memperhatikan apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan dalam al-Quran

dan hadist. Dengan kata lain pembagian sisa hasil usaha koperasi tersebut

harus sesuai dengan ajaran Islam.

Berdasarkan pengamatan awal diketahui permasalahan yang dihadapi

KOPMA sekarang ini adalah masih banyak usaha yang dilakukan tidak

mengacu pada hukum Islam terutama mengenai bagi hasil dalam usaha

perkoprasian. Hal ini tidak mencerminkan landasan dasar KOPMA UIN

Raden Fatah yang berazazkan Islam, dimana usaha di bidang perdagangan

sudah diatur dalam ajaran Islam.

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) adalah koperasi yang mempunyai

tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, terutama dalam bidang

keuangan. Karena tingkat kesejahteraan anggotanya dapat dilihat dari besar

kecilnya sisa hasil usaha koperasi yang diterima pada akhir tahun. Sisa hasil

usaha koperasi yang dibagikan secara merata dan adil sesuai dengan

ketentuan agama dapat berfungsi sebagai standar ukuran manfaat dari usaha

7 Mardiana,tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.8

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

5

koperasi yang dilakukan. Karenanya diperlukan pengarahan kepada anggota

koperasi agar dapat mengatur setiap sisa hasil usaha yang diterima untuk

meningkatkan kesejahteraan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha

(SHU) di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang

ditinjau dari persefektif ekonomi Islam”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat penulis uraikan rumusan

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di KOPMA UIN

Raden Fatah Palembang?

2. Bagaimana sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di KOPMA UIN

Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif ekonomi Islam?

C. Tujuan dan Kegunaan

a. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di

KOPMA UIN Raden Fatah Palembang

2. Untuk mengetahui sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di

KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif

ekonomi Islam

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

6

b. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan peneltian ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang ekonomi

terutama tentang sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di

KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif

ekonomi Islam.

2. Penelitian ini memberikan informasi tentang perekonomian, terutama

berhubungan dengan sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di

KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif

ekonomi Islam.

D. Telaah Pustaka

Dalam kajian pustaka ini memuat berbagai penelitian yang telah

dilakukan peneliti lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah

dilakukan oleh beberapa peneliti lain dalam bentuk skripsi dan laporan

penelitian. Adapun penelitian-penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Mardiana, skripsi (2010) jurusan muamalah IAIN Raden Fatah

Palembang menulis tentang “tinjauan hukum Islam terhadap sistem

pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di koperasi usaha mandiri desa Ujung

Tanjung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin”, yang

menyimpulkan tentang sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di

koperasi usaha mandiri yaitu dengan sistem membagi keuntungan yang

telah didapat selama satu tahun, dengan terlebih dahulu mengurangi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

7

biaya-biaya yang dapat dipertangungjawabkan, penyusutan, dan

kewajiban lainnya. Besarnya pembagian dana sisa hasil usaha masing-

masing bagian diatur di dalam keputusan rapat anggota dan dituangkan

dalam anggaran rumah tangga. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan

secara adil, merata, dan transparan.8

2. Siti Barokah, tugas akademik (2008) jurusan D III perbankan IAIN

Raden Fatah Palembang meneliti tentang “perhitungan Sisa Hasil Usaha

(SHU) unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan PT.PUSRI

(KKP) Palembang” yang menyimpulkan tentang perhitungan SHU

berdasarkan jenis keanggotaan (SHU untuk anggota biasa dan SHU untuk

anggota yang dilayani mencakup (SHU atas simpanan dan SHU atas jasa

pinjaman)).9

3. Fatimatuzzahra, tugas akhir akademik (2009) meneliti tentang

“perhitungan pendapatan (SHU) dari usaha simpan pinjam di BMT al-

Furqon pada periode 2008-2009” yang menyimpulkan tentang, dalam

setiap usaha perkoperasian di setiap akhir tahun akan diperoleh dana Sisa

Hasil Usaha (SHU) yang merupakan laba bersih yang diperoleh Selama

tahun buku 2008-2009.10

4. Mega Sartika, skripsi (2006), jurusan D3 perbankan syariah IAIN Raden

Fatah Palembang menulis tentang “eksistensi Koperasi Mahasiswa

8 Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah palembang, 2010), hlm.47 9 Siti Barokah, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan

PT.PUSRI (KKP) Palembang, (fakultas syariah IAIN raden fatah Palembang, 2008), hlm.22 10

Fatimatuzzahra, perhitungan pendapatan (SHU) dari usaha simpan pinjam di BMT al-

furqon pada periode 2008-2009, (fakultas syariah IAIN raden fatah Palembang, 2009), hlm.35

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

8

(KOPMA) IAIN Raden Fatah Palembang dalam upaya memenuhi

kebutuhan mahasiswa” yang menyimpulkan tentang eksistensi Koperasi

Mahasiswa (KOPMA) IAIN Raden Fatah Palembang yang bergerak di

bidang usaha dalam lingkungan mahasiswa, sesuai dengan peranannya

sebagai koperasinya mahasiswa harus mampu memberikan apa saja yang

diperlukan mahasiswa, karena itu bidang usaha selalu berupaya

semaksimal mungkin membenahi kekurangan, terutama pelayanan dan

unit usaha. Dilihat dari laporan keuangan IAIN Raden Fatah Palembang

yang diteliti dan dilihat dari neraca dan laporan Sisa Hasil Usaha (SHU)

dari tahun buku 2000-2004 koperasi mahasiswa IAIN Raden Fatah

Palembang belum ada kemajuan di bidang usahanya.11

E. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN

Raden Fatah yang beralamat di jalan Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri

Km.3,5 Palembang Kode Pos 30126 kotak pos 54 telp. (0711) 351611,

354668 Fax. (0711) 356209.

2. Jenis Dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research

yaitu penelitan yang dilakukan dengan cara meneliti langsung

11

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.45

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

9

kelapangan terhadap sumber data (objek penelitian) yang berkenaan

dengan pembahasan yang penulis teliti. Sebagai data bandingan penulis

juga menggunakan data kepustakaan atau library research. Jenis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu

mengemukakan dan menjelaskan data-data yang berkaitan dengan

permasalahan.12

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Wawancara

Wawancara yaitu mengadakan penelitian langsung kepada anggota

Koperasi Mahasiswa di UIN Raden Fatah Palembang dengan teknik

tanya jawab tentang hal yang ingin diketahui, dari wawancara tersebut

dapat diperoleh data-data mengenai sistem pembagian sisa hasil usaha di

Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang.

2. Dokumentasi

Data yang diambil dari catatan atau arsip yang terdapat pada Koperasi

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang yang ada hubungannya dengan

materi yang akan dibahas.

12

Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.13

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

10

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan cara deskriptif

kualitatif, yaitu analisis dengan menggunakan gambaran yang menjelaskan

tentang permasalahan yang dibahas dan ditarik kesimpulan secara deduktif.

Kesimpulan secara deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari

pernyataan umum kepada yang bersifat khusus, sehingga penyajian hasil

penelitian itu dapat dipahami.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

memuat hal-hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan (tujuan penelitian, kegunaan penelitian),

telaah pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan data,

teknis analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIK DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

Bagian ini mengkaji konsep dan teori yang digunakan dalam

penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi setting tempat penelitian, deskripsi obyek

penelitian, deskripsi geografis, deskripsi demografis, dan lain-

lain.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini terdiri dari simpulan dan saran : simpulan yang

menunjukkan keberhasilan tujuan dari penelitian. Saran-saran

yang berisi keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan

dan saran bagi peneliti yang akan datang.13

13

Pedoman Penulisaan Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Raden Fatah

Palembang, hal.18

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Umum Tentang Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi sering kali diartikan keliru oleh

pengelola koperasi. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dianggap sama saja

dengan deviden sebuah PT, padahal terminologi sisa hasil usaha jelas, bahwa

Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah “sisa” dari usaha koperasi yang diperoleh

setelah kebutuhan anggota terpenuhi.14

Dalam manajemen koperasi Sisa Hasil Usaha (SHU) memang

diartikan sebagai selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan

biaya-biaya total dalam satu tahun buku. Bahkan jika ditinjau pengertian Sisa

Hasil Usaha (SHU) dari aspek legalistik, menurut undang-undang no.25/1992,

tentang perkoperasian, bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:

1. Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

2. Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoprasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

4. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh rapat anggota sesuai dengan AD/ART koperasi.

5. Besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.

14

http://www.koperasi.com, (di akses pada tanggal 2 pebruari 2015)

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

13

6. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.15

Pengertian di atas harus dipahami bahwa Sisa Hasil Usaha (SHU)

bukan deviden seperti PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan

aktifitas ekonomi anggota koperasi, maka besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU)

yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya

partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan

koperasi. Artinya semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan

koperasinya, maka semakin besar Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan

diterima. Hal ini berbeda dengan perusahaan swasta, di mana deviden yang

diperoleh pemilik saham adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang

dimiliki. Hal ini merupakan salah satu pembeda koperasi dengan badan usaha

lainnya.

Menurut UU no.25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa

“pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota dilakukan tidak semata-

mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga

berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan

ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

Prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota koperasi

dapat dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui yaitu sebagai

berikut:

15 Mardiana. tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah palembang, 2010), hlm.28

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

14

1. sisa hasil usaha yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota

2. sisa hasil usaha anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang

dilakukan anggota sendiri

3. pembagian sisa hasil usaha anggota dilakukan secara transparan

4. sisa hasil usaha anggota dibayar secara tunai

5. omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan

dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang

bersangkutan

6. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk simpanan anggota adalah sisa

hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang

ditujukan untuk jasa modal anggota

7. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk transaksi usaha anggota adalah

sisa hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang

ditujukan untuk jasa transaksi anggota

B. Sistem Pembagian SHU Secara Umum

Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah cara atau sistem

yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang

bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis

dengan membagikan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun

buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya. Besarnya Sisa

Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda,

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

15

tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap

pembentukan pendapatan koperasi.

Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi

Akuntansi, menjelaskan bahwa Pengertian Bagan Alir/Flowchart adalah:

Bagan alir yang merupakan teknik analitik yang digunakan untuk

menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis.

Diagram alir merupakan serangkaian transaksi yang digunakan oleh sebuah

perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem. Terdapat

beberapa jenis bagan alir yang bisa digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)

Bagan Alir Sistem (system flowchart) merupakan bagian yang

menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini

menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.

Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang

telah ditentukan.

2. Bagan Alir Dokumen (Document System)

Bagan Alir Dokumen (document system) atau disebut juga dengan bagan

alir formulir (form flowchart) atau paperwork, flowchart merupakan bagan

alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-

tembusannya. Bagan alir dokumen ini mennggunakan simbol-simbol yang

sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

16

3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)

Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart) merupakan bagan alir yang

mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur di dalam

sistem. Perbedaannya adalah bagan alir skematik selain menggunakan

simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar

komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan

gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang

yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir.

4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)

Bagan Alir Program (Program Flowchart) terdiri dari dua macam, yaitu

bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir

program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan

alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di

dalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini

dipersiapkan oleh analisis sistem.

5. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak

digunakan di teknik industri. Berguna bagi analisis sistem untuk

menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem

yang berjalan yang berfungsi sebagai alat bantu komunikasi dan untuk

dokumentasi serta menyajikan kegiatan mulai dari manual, komputerisasi

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

17

maupun semi manual khususnya bagan alir sistem dan dokumen yang

bersangkutan dengan Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Pembagian Sisa

Hasil Usaha (SHU).16

C. Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha Ditinjau Dari Persefektif Ekonomi

Islam (Mudharabah)

1. Pengertian Mudharabah

Dalam Islam bagi hasil sisa usaha disebut dengan mudharabah,

mudharabah menurut istilah syara berarti akad antara dua orang atau lebih,

dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan di mana salah satu

pihak memberikan dana, modal kepada pihak lain sebagai modal usaha dan

keuntungan dari itu akan dibagi di antara mereka berdua sesuai dengan

kesepakatan, perjanjian yang mereka berdua lakukan.17

Hasbi ash-Shiddiq menyatakan bahwa mudharabah adalah “ semacam

syirkah aqad, bermufakat dua orang padanya dengan ketentuan modal berasal

dari satu pihak, sedangkan usaha menghasilkan keuntungan dari pihak yang

lainnya, dan keuntungannya di bagi antara mereka. 18

Menurut bahasa kata mudharabah berasal dari adh-dharbu fil ardhi,

yaitu melakukan perjalanan untuk berniaga. Mudharabah disebut juga qiradh,

berasal dari kata qardh yang berarti qadh (sepotong), karna pemilik modal

16

Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, 2002, hlm.71 17

Helmi Karim, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002, hlm.12 18

Helmi Karim, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002, hlm.12

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

18

mengambil sebagian dari hartanya untuk diperdagangkan dan ia berhak

mendapatkan sebagian dari keuntungannya. Menurut istilah fiqh, kata

mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak, yang salah satu dari

keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan,

sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan

yang disepakati.19

Mudharabah berasal dari kata al-dharab, yang berarti secara harfiah

adalah bepergian atau berjalan. Selain al-dharab, disebut juga qiradh yang

berasal dari al-qardhu, bertarti al-qath’u (potongan) kareana pemilik

memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh

sebagian keuntungannya ada pula yang menyebut mudharabah atau qiradh

dengan muamalah.

Jadi, menurut bahasa mudharabah atau qiradh berarti al-qath’u

(potongan). Berjalan dan atau bepergian menurut istilah mudharabah atau

qiradh dikemukakan oleh para ulama sebagai berikut:

1. menurut para fuqaha, mudharabah ialah akad antara dua pihak (orang)

saling menanggung, salah satu pihak mernyerahkan hartanya kepada

pihak yang lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah di

tentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan

syarat-syarat yang telah ditentukan.

19

Sayyid Sabiq, fiqh sunnah jilid V, Jakarta:pena pundi askara, 2009, hlm.163

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

19

2. menurut hanafiah, mudharabah adalah memandang tujuan dua pihak

yang berakat yang berserikat dalam keuntungan (laba), karena harta di

serahkan kepada yang lain dan yang lain punya jasa mengelola harta

itu.20

Sedangkan menurut helmi karim dalam bukunya yang berjudul fiqh

muamalah ia menyatakan bahwa mudharabah adalah salah satu bentuk kerja

sama dalam bentuk lapangan ekonomi, yang biasa pula disebut qiradh yang

berrti pula al-qath’i (potongan). Dengan kata lain dapat pula disebutkan

bahwa mudharabah adalah akad antara dua orang yang berisi kesepakatan

bahwa salah satu dari pihak akan member modal dari harta miliknya sendiri

kepada pihak lain sebagai modal usaha-usaha produktif, dan keuntungan dari

usaha itu akan diberikan sebagian kepada pemilik modal dalam jumlah

tertentu sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.

Para pemilik modal yang tidak mempunyai keahlian berusaha dalam

bentuk yang produktif akan terpelihara harta yang dimilikinya itu serta ia

akan menerima sebagian keuntungan disebabakan investasi yang di

berikannya kepada pihak lain yang membutuhkan modal tersebut.21

Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, kaum muslimin sepakat

bahwa mudharabah itu adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan

muamalah yang diperbolehkan, karena membawa kepada kemaslahatan

20 Hendi Suhendi, fiqh muamalah, Jakarta:raja grafindo persada, 2007, hlm.136

21 Mardiana, tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.32

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

20

antara kedua bela pihak, dan bahkan biasa dipandang sebagai suatu bentuk

kerja sama yang perlu dilakukan. Pada zaman sekarang, keperluan akan

sistem mudharabah semakin terasa urgensinya untuk menjaga agar tidak

terjadi kesenjangan antara si kaya dan si miskin dan menghindari dari

kecemburuan sosial.

Mudharabah dalam termonologi hukum adalah kontrak di mana harta

tertentu atau stok (ras al-mal) diberikan oleh pemilik (rabb al-mal) kepada

kelompok lain untuk membentuk kerja sama bagi hasil di mana kedua

kelompok tadi akan berbagi hasil keuntungan. Kelompok lain berhak

terhadap keuntungan sebagai upah kerja karena mengelola harta (mudharid).

Kontrak ini adalah kerja sama bagi hasil. Diusulkan oleh para ekonomi

muslim bahwa perhatian Islam terhadap sistem bank bebas bunga dapat di

bangun berdasarkan asas mudharabah.

Perseroan terbatas apabila didirikan untuk melakukan pekerjaan

industri atau dagang yang tidak ada hubungannya dengan riba atau pencarian

haram serta koperasi ini diawasi oleh undang-undang yang jauh dari kealiman

ataupun pemerasan. Di samping itu cukup adanya jaminan yang

menentramkan setiap persero atau haknya, jelaslah perseroan (koperasi) yang

demikian itu adalah sah, dibolehkan mendirikannya oleh agama Islam tanpa

ada keraguan apapun juga.22

22

Mega Sartika, Eksistensi Koperasi Mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang dalam

upaya memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah,

2006), hlm.16

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

21

2. Dasar Hukum Mudharabah

Dasar hukum mudharabah melakukan mudharabah atau qiradh adalah

boleh (mubah). Dasar hukumnya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan

oleh Ibnu Majah dari Syuhaib r.a yang artinya

“Ada tiga perkara yang diberkati yaitu jual beli yang ditangguhkan, memberi modal dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga bukan untuk dijual”

Melalui mudharabah umat Islam dapat menghindari praktek rentenir

atau riba baik dalam bentuk harta seperti emas maupun dalam bentuk uang.

Mudharabah juga dapat dilakukan sebagai bentuk kerja sama, persaudaraan

dan rasa kasih sayang serta peduli terhadap sesama. Karenanya, mudharabah

sangat baik dilakukan untuk meningkatkan perekonomian umat Islam.23

3. Hikmah Mudharabah

Islam telah mensyari’atkan mudharabah dan membolehkannya demi

memberi kemudahan kepada manusia. Kadang sebagian dari mereka

memiliki harta tetapi tidak mampu mengembangkannya, dan kadang sebagian

yang lain tidak memiliki harta tetapi memiliki kemampuan untuk

mengembangkannya.

Oleh karena itu syari’at membolehkan muamalah ini agar masing-

masing dari keduanya agar mempeloleh manfaat. Pemilik harta mengambil

23

Mardiana, tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujjung tanjungkecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin,skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010),hlm.33

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

22

manfaat dari keahlian mudharib (orang yang memperdagangkan harta orang

lain), sementara mudharib mengambil manfaat dari harta, dengan demikian

terciptalah kerja sama antara harta dan keahlian.

Adapun hikmah yang lain dapat diambil dari mudharabah yang

dilakukan sebagai berikut :

a. dapat memperoleh rizki yang halal

b. terhindar dari perbuatan yang buruk seperti (riba)

c. dapat meningkatkan pendapatan

d. dapat menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama manusia

e. menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan tolong menolong

f. melatih sikap terbuka jujur, adil dan ikhlas

D. Definisi Koperasi

Koperasi merupakan salah satu kerja sama yang hukumnya mubah,

yang berarti tolong menolong antar sesama. Koperasi berasal dari kata

cooperation (bahasa inggris) yang berarti kerja sama, sedangkan menurut

istilah koperasi adalah salah satu perkumpulan yang dibentuk oleh para

anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para

anggotanya.24

24

Esmini Yulien, Tinjauan hukum islam terhadap pengelolaan dana koperasi unit desa

(KUD) langkah bersama di desa alai kecamatan lebak kabupaten muara emin, skripsi,

(palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2009), hlm.1

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

23

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 1992

tentang perkoprasian pasal 1 menjelaskan koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berdasarkan atas dasar kekeluargaan.

Undang-undang perkoprasian nomor 25 tahun 1992 menyebutkan

fungsi dan peranan koperasi dalam pasal 45 yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakt pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggikan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.25

1. Rumus Pembagian SHU

Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, untuk koperasi Indonesia. Dasar hukumnya adalah pasal 5 ayat 1 UU NO.25 tahun 1992 tentang perkoprasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa” pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi, ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan.”

Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersunber

dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu:

25

Mardiana, tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujjung tanjungkecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin,skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010),hlm.5

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

24

1. SHU atas jasa modal Pembagian ini jugasekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkjan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

2. SHU atas jasa usaha Jasa inimenegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. 26

Secara umum SHU koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi sebagai

berikut:

Cadangan koperasi

Dana pengurus

Dana karyawan

Dana pendidikan

Dana sosial

Dana untuk pembangunan lingkungan

Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam

membagi SHU-nya, hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang

ditetapkan dalam rapat anggota.

26

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,

hlm.89

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

25

Contoh

Rumus SHU per anggota

SHU per anggota =SHU Jasa Usaha Anggota+Jasa Modal

Dimana

SHU Pa = sisa hasil usaha per anggota

JUA = Jasa usaha anggota

JMA = jasa modal anggota

VA = vulume usaha anggota (total transaksi anggota)

VK = Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)

Sa = jumlah simpanan anggota

TMS = modal sendiri total (simpanan anggota total)27

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART koperasi A adalah 40%

dari total SHU, dan rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota

tersebut dibagi secara proporsional menurut jasa modal dan usaha, dengan

pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70% dan Jasa Modal Anggota

sebesar 30% maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA yaitu:

27

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,

hlm.91

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

26

Pertama, langsung dihitung dari total SHU koperasi sehingga:

JUA = 70% x 40% total SHU koperasi setelah pajak

= 28% dari total SHU koperasi

JMA =30% x 40% total SHU koperasi setelah pajak

= 12% dari total SHU koperasi

Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi (100%),

sehingga dalam hal ini diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian

dibagi sesuai dengan persentase yang ditetapkan.28

Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan sebagai selisih dari seluruh

pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-biaya atau biaya total dalam

satu tahun buku. Sisa hasil usaha (SHU) juga merupakan pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya-biaya yang

dapat dipertanggung jawabkan penyusutan, dan kewajiban lainnya.

Dana sisa hasi uasaha (SHU) yang sudah doperoleh masing-masing

bagian telah diatur dalam keputusan rapat anggota tahunan dan dituangkan

dalam anggaran rumah tangga koperasi akan dibagikan untuk:

a. dana cadangan

b. dana anggota

c. dana pengurus

d. dana pengawas dan karyawan

e. dana pendidikan 29

28

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,

hlm.90

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

27

2. Penggunaan Dana Sisa Hasil Usaha

SHU yang berasal dari anggota dalam kegiatan koperasi yang

dibagikan untuk cadangan koperasi, untuk anggota sebanding dengan jasa

yang diberikannya, untuk dana pengurus, dana pegawai/karyawan, dana

pendidikan koperasi, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja.

Sedangkan SHU yang berasal dari usaha yang diadakan untuk non

anggota dibagi-bagikan untuk semua aspek yang disebutkan di atas kecuali

untuk para anggotanya, yaitu untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana

pegawai/karyawan, dana pendidikan, dana social, dana pembangunan daerah

kerja.30

Cara penggunaan Sisa Hasil Usaha (SHU) di atas, kecuali cadangan

diatur di dalam Anggaran Dasar dengan mengutamakan kepentingan

koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk

modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila

diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota

walaupun diwaktu pembubaran.

Penggunaan dana sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat

diberikan kepada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya.

Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran

Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi. Penggunaan Dana

29

Mardiana, Tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.35 30

Sudarsono, Edilius, Koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta PT: rineka cipta, 2002,

hlm.115

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

28

Pembangunan Daerah seyogyanya dilakukan setelah mengadakan konsultasi

dengan pihak Pemerintah Daerah setempat.31

Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi, selain digunakan

untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk

menjamin kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri.

Dengan sisa hasil usaha yang dihasilkan, koperasi harus mampu membiayai

operasi usahanya.

Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung

pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi aspek keuangan pendapatan

(SHU) akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri

yang mencukupi di mana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan

wajib, cadangan dan hibah. Selain itu juga tambahan modal yang diperoleh

dari luar (hutang), serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang

atau jasa pada koperasi tersebut.

Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, sisa hasil usaha koperasi

adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-

biaya atau biaya total dalam satu buku. Dari aspek legalistik, pengertian

SHU menurut undang-undang no.25/1992, tentang perkoperasian adalah

sebagai berikut:

1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota

31

Drs.G.Kartasapoetra,S.H. dkk, praktek pengelolaan koperasi, jakarta PT:rineka cipta,

2003, hlm.56

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

29

dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoprasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.

3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. 32

Perlu diketahui bahwa penetapan besarnya pembagian kepada para

anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh

para anggota sesuai dengan AD/ART koperasi. Dalam hal ini jasa usaha

mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal.

Untuk menambah pemahaman mengenai pembagian SHU ini, maka

perlu dijelaskan makna dan arti dari istilah-istilah yang biasanya digunakan

dalam akutansi koperasi ataupun manajemen keuangan.

SHU total koperasi adalah sisa hasil usaha yang terdapat pada

neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax),

informasi ini diperoleh dari neraca atau laporan laba-rugi koperasi.

Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual-beli) barang atau

jasa antara anggota terhadap kopersinya, dalam hal ini posisi anggota

adalah sebagai pemakai ataupun pelanggan koperasi. Informasi ini di

peroleh dari pembukuan (buku penjual dan pembelian) koperasi ataupun

dari buku transaksi usaha anggota.

Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal

koperasinya, yaitu dalam bentuk simpanan pokok, simpanan wajib,

32

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,

hlm.88

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

30

simpanan usaha, dan simpanan lainnya, data ini didapat dari buku simpanan

anggota.

Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau

penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun

buku yang bersangkutan.

Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU

yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal

anggota.

Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah

SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa

transaksi anggota.33

E. Perbedaan Koperasi Dan Non Koperasi

Ditinjau dari proses kegiatan dalam usaha mencapai cita-citanya

sebagai badan usaha, dengan jelas terdapat perbedaan antara koperasi dan

non koperasi tersebut. Dalam hubungan ini beberapa dimensi dapat

digunakan sebagai variabel yang memperjelas perbedaan dimaksud, yaitu

antara lain: dimensi kekuasaan tertinggi dalam menentukan kebijakan usaha,

dimensi usaha, dimensi ketatalaksanaan usaha, dimensi dasar keyakinan

33

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,

hlm.89

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

31

usaha, dimensi kemanfaatan usaha, dimensi modal kerja, dimensi pembagian

sisa hasil usaha, dimensi sikap terhadap pasal dan dimensi tujuan usaha. 34

Di samping prinsip-prinsipnya, perbedaan koperasi dan non koperasi

yang ditinjau dari beberapa dimensi seperti yang disebutkan di atas dapatlah

dijadikan tolak ukur, apakah suatu badan usaha yang menamakan dirinya

sebagai koperasi melaksanakannya secara konsisten atau tidak, dalam kaitan

ini Charles Gide mengemukakan bahwa: koperasi harus setia kepada dirinya

dan tidak menyimpang menjadi bentuk lain dan untuk nilai-nilai yang

dianutnya harus merupakan realitas hidup dalam kegiatan maupun tingkah

laku orang-orang koperasi.

F. Azaz Koperasi Di Indonesia

Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat Indonesia yang

demokratis dan berwatak sosial. Koperasi adalah selain suatu bentuk

perkumpulan di mana orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya

bekerjasama untuk memperbaiki nasibnya, juga merupakan suatu usaha yang

bergerak di bidang ekonomi. Selain bersifat serta bertindak sebagai sebuah

perkumpulan biasa, koperasi juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang

bersifat ekonomi.

34

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.10

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

32

G. Syarat-Syarat Mendirikan Koperasi

a. Dilakukan dengan akte notaris

b. Disahkan oleh pemerintah / departemen koperasi

c. Didaftarkan di pengadilan negeri

d. Diumumkan dalam berita negara

Selama belum dilaksanakan pengumuman dan pendaftaran itu,

pengurus koperasi bertanggung jawab atas tindakan-tindakan yang dilakukan

atas nama perkumpulan koperasi itu. Pimpinan koperasi dipilih oleh rapat

anggota, merekalah yang mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

Apabila rapat anggota memandang perlu adanya komisaris, maka dapat pula

dipilih beberapa orang sebagai komisaris.35

H. Jenis-Jenis Koperasi

Dasar penjenisan koperasi di Indonesia adalah kebutuhan dari suatu

golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan

kepentingan ekonominya. Misalnya koperasi yang bersifat khusus seperti

koperasi batik, koperasi karet, koperasi listrik desa dan koperasi lainnya guna

kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin efisiensi

ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban, diusahakan hanya

satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk suatu daerah kerja.

35

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.14

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

33

Secara garis besar jenis koperasi dapat bagi menjadi lima golongan

yaitu:

a. Koperasi konsumsi

b. Koperasi kredit (koperasi simpan pinjam)

c. Koperasi peroduksi

d. Koperasi jasa

e. Koperasi serba usaha 36

I. Sumber Modal Koperasi

Modal koperasi terdiri dari:

1. Modal sendiri

Modal sendiri diperoleh dari:

a. Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah nilai uang tertentu yang sama

banyaknya yang diwajibkan kepada anggotanya untuk menyerahkan

kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.

b. Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tetentu yang diwajibkan

kepada anggota membayar dalam waktu dan kesempatan tertentu.

36

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.14

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

34

c. Dana cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperolehdari penyisihan

sisa hasil usaha (SHU), yang dimaksudkan untuk memupuk modal

sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

d. Hibah

Hibah adalah sejumlah modal yang diterima dari pihak lain sebagi

hadiah.

2. Modal pinjaman

Modal pinjaman diperoleh dari:

a. Anggota (simpanan sukarela)

b. Koperasi lainnya/anggotanya

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

e. Sumber lain yang sah 37

37

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.14

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

35

BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini menitik beratkan pada “Sistem pembagian Sisa Hasil

Usaha di KOPMA UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif

ekonomi Islam”. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mahasiswa UIN Raden

Fatah yang beralamat di jalan Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri Km.3,5

Palembang Kode Pos 30126 kotak pos 54 telp. (0711) 351611, 354668 Fax.

(0711) 356209. Penelitian ini dilaksanakan di KOPMA UIN Raden Fatah

Palembang dikarenakan semua pengurus koperasi dilaksanakan oleh

mahasiswa aktif.

B. Keadaan Geografis

Eksistensi koperasi yakni keberadaan (kondisi) koperasi, dalam hal ini

Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dalam upaya menjadi

koperasi yang ideal dan berkembang dari tahun ke tahun. Koperasi Mahasiswa

(KOPMA) merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan

universitas (KAMPUS) yang beranggotakan orang-orang yang ada di kampus

tersebut yang telah mendaftarkan dirinya sebagai anggota. Tujuan dari

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

36

Koperasi Mahasiswa tersebut antara lain supaya kebutuhan-kebutuhan

mahasiswa yang ada di universitas dapat terpenuhi.38

C. Demografis

Atas dasar keinginan dan niat yang ada, maka Asep Sarnopa sebagai

ketua umum Koperasi Mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang, mengadakan

rapat untuk pembentukan kepengurusan koperasi tersebut mulai dari ketua

umum sampai ke anggota. Dari hasil rapat tersebut terbentuklah susunan

kepengurusan Koperasi Mahasiswa antara lain sebagai berikut:

1. Ketua : Asep Sarnopa

2. Kabid Adum : Firliansyah

3. Wakabid Adum : Ade Apriani

4. Staf Adum : Fajar Gunawan

Nurbaiti

5. Kabid PSDA : Ali Arifin

6. Wakabid PSDA : Agung Prabowo

7. Staf PSDA : Fitri Dania

Siti Aysah Lubis

8. Kabid Usaha : Iin Permata Sari

9. Wakabid Usaha : Naufal Irfan

10. Staf Usaha : Ahmad Riski

Ayu Septina

38

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.18

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

37

11. Kabid Keuangan : Rati Sasmita P.S

12. Wakabid Keuangan : Rani Triyani

13. Staf Keuangan : Reti Karlina

D. Organisasi

Struktur organisasi Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

tahun buku 2014 tersusun sebagaimana di bawah ini :

STRUKTUR ORGANISASI

KOPERASI MAHASISWA IAIN RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN BUKU 2014

39

39

Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

Asep Sarnopa

Ketua umum

Firdiansyah

Kabid ADUM

Kabid

Ali Arifin

Kabid PSDA

Iin Permata Sari

Kabid Usaha

Rati Sasmita P.S

Kabid Keuangan

Ade Apriani

Wakabid ADUM

Agung Prabowo

Wakabid PSDA

Naufal Irfan

Wakabid Usaha

Rani Triyani

Wakabid Keuangan

ANGGOTA

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

38

E. Pembagian Tugas Dan Wewenang

Tugas dan wewenang dari struktur organisasi KOPMA UIN Raden

Fatah Palembang yaitu:

1. Rapat anggota yaitu: merupakan forum pemegang kekuasaan tertinggi di

dalam KOPMA yang berwenang menetapkan:

a. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) UIN Raden

Fatah Palembang

b. Kebijakan umum di bidang organisasi manajemen dan usaha

KOPMA

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas

KOPMA

d. Rencana kerja, serta pengesahan laporan keuangan KOPMA dan

menetapkan pembagian SHU

e. Menetapkan dewan penasehat

2. Pembina/penasehat mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. Dewan penasehat dibentuk atas kepentingan pengembangan

organisasi dan usaha KOPMA

b. Dewan penasehat/Pembina berfungsi sebagai pembina dan

memberikan bimbingan dan fasilitas kepada pengurus dan

pengawas demi kemajuan KOPMA

c. Memberikan usul dan saran serta nasehat kepada pengurus dan

pengawas

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

39

d. Dewan penasehat bertanggung jawab secara moril atas

perkembangan dan pertumbuhan KOPMA

e. Melindungi pengurus dan pengawas tapi tidak mempunyai hak

suara dalam rapat anggota 40

3. Pengurus: diangkat dan diberhentikan secara sah dalam rapat anggota

mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. Bertugas memimpin jalannya organisasi dan usaha KOPMA

b. Sebagi penentu kebijaksanaan dan bertanggung jawab terhadap

perkembangan organisasi dan usaha baik ke dalam maupun ke luar

c. Bertanggung jawab terhadap rapat anggota

4. Ketua umum: bertugas dan berwenang sebagai berikut:

a. Bertugas memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan,

memimpin rapat pengurus dan menyampaikan laporan pertanggung

jawaban kepada rapat anggota

b. Sebagai pemimpin umum dan bertanggung jawab terhadap

jalannya organisasi baik ke dalam maupun keluar

c. Menetapkan kebijaksanaan serta melakukan perbuatan hukum

untuk dan atas nama KOPMA, menandatangani surat menyurat dan

mendistribusikannya kepada pihak lain melalui surat kuasa.

40

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.25

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

40

Pengurus terdiri dari:

1. Ketua bidang administrasi dan umum, yang bertugas dan berwenang

sebagai berikut:

a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang

berkaitan dengan kesekretariatan, pendayagunaan dan

pengembangan personalia

b. Sebagai mekanisme sentral jalannya roda organisasi baik ke dalam

maupun keluar

c. Mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan yang berkaitan

dengan kelembagaan, pengembangan sumber daya anggota,

pendidikan dan pelatihan

d. Membuat laporan kegiaatan bidang keanggotaan bulanan

2. Ketua bidang PSDA (Pengembangan Sumber Daya Anggota)

a. Mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan yang berkaitan

dengan kelembagaan, pengembangan sumber daya anggota,

pendidikan dan latihan

b. Sebagai penanggung jawab terhadap laju perkembangan aktivitas

anggota dan penegembangan sumber daya alam

c. Membuat laporan kegiatan bidang keanggotaan bulanan, triwulan,

semesteran dan tahunan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

41

3. Ketua bidang usaha bertugas:

a. Mengawasi pelaksanaan pengembangan kegiatan usaha

b. Bertanggung jawab terhadap perkembangan usaha kopma

c. Membuat laporan kegiatan bidang usaha bulanan, triwulan dan

tahunan

4. Ketua bidang keuangan bertugas dan berwenang:

a. Mengkoordinir dan mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan

masalah perumusan kebijaksanaan keuangan, penggalian sumber

dana dan permodalan, penyusunan anggaran pendapatan dan biaya

serta melakukan analisa laporan keuangan

b. Sebagai pengawas sumber dana dan penggunaan dana serta harta

kekayaan kopma

c. Membuat laporan keuangan yang disanpaikan dan dipertanggung

jawabkan kepada ketua umum dan rapat pengurus

5. Badan pengawas: bertanggung jawab dan berwenang:

a. Melakukan pengawasan dan pemberian masukan kepada pengurus

atas pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan kopma yang tidak

ditetapkan pada rapat anggota

b. Meminta laporan atas pelaksanaan program kerja pada pengurus

c. Melakukan pengawasan kelapangan dengan persetujuan pengurus

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

42

6. Ketua badan pengawas berwenang

a. Meminta laporan atas pelaksanaan program kerja pada pengurus.

b. Meminta bantuan tenaga akuntan dalam melaksanakan tugas bila

diperlukan.

c. Melakukan pengawasan ke lapangan dengan persetujuan pengurus.

F. Sejarah Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang, telah

ada pada tahun 1980-an. Hanya saja pada waktu itu baik pengurus, tahun

berdirinya, badan hukum, belum begitu jelas, dan sebagai organisasi kampus

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di bawah naungan Badan Pelaksana Kegiatan

Mahasiswa (BPKM) lembaga kemahasiswaan di tingkat institut sekarang

bernama BEM. Karena berbagai macam problem yang dihadapi, akhirnya saat

itu kopma vakum sekitar tahun 1991. Adapun problem itu di antaranya:

minimnya sifat amanah oleh oknum-oknum pengurus, kurangnya

profesionalisme pengurus, kesibukan di luar, adanya intervensi pihak

BPKM.41

Pada tahun 1992 pembantu rektor III yang pada saat itu dijabat oleh

Drs.Harson Usman, mengutus salah seorang pengurus Senat Mahasiswa

Fakultas (SMF) Ushuluddin untuk mengikuti kegiatan pelatihan manajemen

koperasi tingkat nasional di Bogor yang dilaksanakan oleh DEPAG RI.

41

Imam Wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang

Pendidikan Sumber Daya Anggota (PSDA) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,

Entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis, hlm.16

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

43

Sekembalinya dari Bogor Jajang Hasan Basri diberikan tugas oleh pembantu

rektor III untuk menghidupkan kembali KOPMA yang telah lama gulung

tikar. Tugas tersebut diterima oleh Jajang Hasan Basri asalkan pembantu

rektor III memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. KOPMA yang akan dibentuk nantinya adalah KOPMA yang tidak ada

hubungan dengan KOPMA yang lama

2. Semua hutang dan kewajiban KOPMA lama tidak dibebankan kepada

KOPMA baru

3. KOPMA tidak berada di bawah naungan SMI (berdiri sendiri)42

Persyaratan tersebut dapat diterima oleh pembantu rektor III, maka

pada tanggal 3 oktober 1992 diadakan rapat pembentukan KOPMA yang

dihadiri langsung oleh kepada kantor departemen koperasi kota madya

Palembang yaitu bapak A.Darmawi Amaludin,SH., rektor UIN Raden Fatah

Palembang bapak Drs.H.Usman Said, dan 37 peserta utusan dari organisasi

intra kampus UIN Raden Fatah Palembang (SMI, UKM, UKK, SMF, dan

HMJ). Pada awalnya peserta masih agak ragu karena masih trauma dengan

kepengurusan yang lalu. Setelah diberikan beberapa alternative pada akhirnya

para peserta menyepakati didirikannya KOPMA.

42 Imam wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang

pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,

entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

44

Di antara alternative tersebut adalah:

1. Pembentukan ini merupakan kali yang terakhir

2. Akan diadakan pembenahan administrasi secara baik

3. Diadakannya keterbukaan manajemen

Nama :Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

Alamat :Jl.Prof.KH.Zainal Abidin Fikri km 3,5 Palembang 30126 telp.(0711) 351611

G. Visi Dan Misi

“Mewujudkan kebermanfaatan koperasi bagi anggota dan masyarakat

kampus serta tercapainya arah pengembangan koperasi dan usaha yang

berbasis kompetensi”

Kontribusi keberadaan KOPMA UIN Raden Fatah Palembang

1. Mengembangkan wawasan dan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan.

2. Memberikan pengalaman dan membekali dalam kegitan/pengelolaan

usaha.

3. Sebagai wahana pendidikan mahasiswa.

4. Sebagai lembaga untuk melatih mahasiswa dalam mengendalikan emosi

dan menanamkan mentalitas bisnis yang professional.43

43

Imam wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang

pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,

entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

45

Jajang Hasan Basri memimpin Koperasi Mahasiswa pada periode

1992-1995, yang merupakan ketua periode perdana. Pada periode ini adalah

periode peletakan dasar-dasar kebijakan Koperasi Mahasiswa. Pada masa ini

pula sudah mulai dirintis bermacam kerja sama dengan pihak luar meskipun

menempati asrama putri yang berada disudut perkuliahan, namun para

pengurus tetap optimis dalam mengelola usaha Koperasi Mahasiswa.

Selanjutnya pengurus langsung mengajukan permohonan badan hukum ke

kantor departemen koperasi kota madya Palembang.

Badan hukum tersebut dikeluarkan pada tanggal 1 maret 1993, dengan

nomor badan hukum 03269/BH/XX. Pada bulan april tahun 1997

dilaksanakannya rapat ke IV, Pada periode ini dilakukan perubahan terhadap

anggaran dasar Koperasi Mahasiswa, guna penyesuaian terhadap UU NO.25

tahun 1992, sedangkan anggaran dasar masih berpedoman kepada UU NO.12

tahun 1967, maka keluarlah nomor badan hukum yang baru yaitu

03269a/BH/IV. Pada kepengurusan ketiga koperasi mahasiswa dilaksanakan

terobosan baru terutama masalah permodalan, yaitu dengan pola penanaman

modal pihak luar. Dengan adanya terobosan beberapa peralatan usaha yang

sangat dibutuhkan mahasiswa dapat tertanggulangi seperti mesin photo copy

dan lima unit computer. Sejak periode ini pula latihan kewirausahaan bagi

mahasiswa UIN Raden Fatah yang merupakan program pembantu rektor III

deserahkan kepada Koperasi Mahasiwa dalam pelaksanaannya. Untuk

memudahkan transportasi dan komunikasi, masa ini dibeli satu unit sepeda

motor Honda GL 600 Dan pesawat telepon dengan no (0711) 351611, juga

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

46

dalam upaya meningkatkan status dan merebut peluang usaha maka

diupayakan nomor pokok wajib pajak, surat izin usaha perdagangan, surat izin

tempat usaha, dan tanda daftar perusahaan.44

Pada awal tahun 2001 dilaksanakan RAT ke VIII, untuk mengevaluasi

kinerja, pengurus dan badan pengawas tahun buku 2002, mendapatkan garis

besar koperasi dan angggaran pendapatan belanja koperasi serta memilih

pengurus dan badan pengawas tahun 2001. Mulai sejak itu ditetapkan bahwa

masa ataupun periode kepengurusan KOPMA atau tahun buku. Pada masa ini

melanjutkan usaha dan kebijakan yang pernah ditempuh oleh kepengurusan

sebelumnya, seperti menambah satu unit usaha photo copy, hasil kerja sama

dengan PT pos Indonesia sebagai mitra binaan PUKK nya. Dalam mitra

binaan tersebut koperasi mahasiswa mendapat pinjaman lunak sebesar

10.000.000,- dengan bunga 6% per tahun, dan lamanya pinjaman selama 3

tahun. Pada masa ini juga order pembuatan jaket almamater bagi mahasiswa

baru diserahkan kepada Koperasi Mahasiswa dalam pengelolaannya, serta

dilaksanakan pembayaran simpanan wajib bagi mahasiswa baru dan simpanan

wajib bagi mahasiswa lama.

Pada periode selanjutnya dilanjutkan oleh M.Suhaili Baqi yang terpilih

para RAT VIII. Kebijaksanaan pengurus pada periode ini lebih ditempuh pada

repormasi internal, yaitu otonomisasi bidang-bidang, kemandirian unit usaha,

open manajemen dan professional. Dalam pelaksanaan agenda tersebut para

44

Mega Sartika, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam upaya

memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006),

hlm.20

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

47

ketua bidang diberikan keleluasaan kepada keputusan RAT. Dalam setiap unit

usaha dipacu untuk dapat membiayai beban usaha diakibatkan oleh

operasionalnya sendiri, dalam hal kebijakannnya laporan keuangan.

Kepengurusan selanjutnya, yaitu tahun buku 2003 dilanjutkan oleh Muslich

Amir Hasan sebagai ketua umum pengurus.

Kinerja kepengurusan pada periode ini selain mempertahankan unit-

unit usaha yang ada juga berupaya untuk meningkatkan inkam Koperasi

Mahasiswa, dari hasil RAT X atau tahun buku 2004 terpilih M.Bakri sebagai

ketua pengurus. Kepengurusan selanjutnya yaitu tahun buku 2005-2006

dilanjutkan oleh Rosadi sebagai ketua umum pengurus, tahun buku 2007-2008

sampai tahun buku 2009-2010 dilanjutkan oleh Azwar Arifin, tahun buku

2011 dilanjutkan oleh Supajarki, tahun buku 2012 diketuai oleh Sutrianto,

tahun buku 2013 diketuai oleh Imam Wahyudi, dan tahun buku 2014 Asep

Sarnopa sebagai ketua umum pengurus.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

48

BAB IV

ANALISIS TERHADAP

SISTEM PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DI KOPMA IAIN RADEN FATAH PALEMBANG DITINJAU DARI PERSEFEKTIF EKONOMI

ISLAM

A. Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa

(KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang

Koperasi Mahasiswa merupakan koperasi yang bergerak dalam

berbagai bidang usaha, mempunyai tingkat pendapatan yang besar dari

setiap unit usaha yang ada, dilihat dari data dokumentasi akta pendirian

yang ada di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang membagi

Sisa Hasil Usaha (SHU) dengan cara antara lain sebagai berikut :

1. Dana cadangan : Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa

hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan

untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

2. Dana anggota : Sejumlah uang yang diperoleh dari anggota dan untuk

keperluan usaha agar tetap berjalan dengan lancar dan selalu

berkembang.

3. Dana pendidikan : Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa

hasil usaha yang dapat digunakan untuk pelatihan jika diperlukan.

4. Dana sosial : Sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil

usaha yang dapat digunakan untuk keperluan sosial (zakat,infak,dll)

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

49

5. Dana intensif untuk pengurus : Dana yang diperoleh dari penyisihan

sisa hasil usaha yang dapat digunakan untuk keperluan dalam

kepengurusan suatu koperasi jika diperlukan.

6. Dana intensif untuk pengawas dan karyawan : Dana yang diperoleh

dari penyisihan sisa hasil usaha yang dapat digunakan untuk keperluan

dalam pengerjaan dan pengawasan suatu usaha.45

Keenam komponen di atas, cara pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

tersebut dilakukan secara adil setelah dikurangi dengan “ biaya“ Penyusutan

dan kewajiban lainnya dalam tahun buku yang bersangkutan. Cara pembagian

sisa hasil usaha (SHU) ini lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan setiap akhir tahun

Setelah dilihat dari jawaban responden wawancara yang

penulis lakukan, dapat diketahui bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha

(SHU) di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

dilakukan dalam satu tahun sekali yaitu pada akhir tahun, pada saat

berlangsungnya Rapat Anggota Tahunan (RAT). setelah dibacakan

laporan keuangan dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan

diterimanya. setelah diadakan pemeriksaan ulang dan dibenarkan oleh

pengawas koperasi maka dana Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan

pada saat itu juga hingga selesai. Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat

diberikan secara langsung atau bisa juga dimasukkan ke dalam

45

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

50

simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan

keputusan rapat anggota.46

Pembagian yang dilakukan secara terbuka sangat diperlukan

dalam menjalankan suatu usaha khususnya koperasi yang

mengedepankan kepentingan bersama dan kekeluargaan. Sikap

keterbukaan dan menerima masukan atas kekeliruan merupakan modal

utama yang dapat menjadikan usaha dapat berjalan dalam waktu yang

lama. Setiap akhir tahun sebelum Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagikan

maka seluruh anggota dan pengurus mengoreksi secara bersama-sama

kalau terdapat permasalahan dalam perhitungan.

b. Pembagian Sisa Hasil Usaha disesuaikan dengan pedoman yang telah

disepakati dalam Anggaran Rumah Tangga koperasi

Terkait Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT), Koperasi

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dijelaskan bahwa pembagian

Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil dan dan sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, setiap anggota

mendapatkan hasil dari usaha yang diperoleh setiap tahun yang

dibagikan kepada anggota setelah dikurangi dengan biaya-biaya antara

lain biaya administrasi, biaya beban dibayar, beban operasional, biaya

rapat anggota tahunan dan lain sebagainya. Hasil dari pengurangan

tersebut merupakan Sisa Hasil Usaha yang akan dibagikan kepada

46

Wawancara, kabid keuangan KOPMA, tanggal 26 februari 2015

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

51

seluruh anggota dan pengurus koperasi, termasuk juga dibagikan

untuk komponen-komponen lainnya.

Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berpedoman

pada Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) yang telah disepakati

merupakan wujud komitmen anggota dan pengurus koperasi terhadap

kesepakatan bersama. Hal ini sangat baik dan etika kerja yang dapat

mempengaruhi keberhasilan suatu usaha koperasi. setiap keputusan

yang dibuat dan disepakati bersama harus ditaati dan dijalankan atau

di terapkan secara nyata jika ini dilakukan secara berkesinambungan

maka dapat mempererat jiwa kebersamaan, persaudaraan dan tanggung

jawab seluruh anggota dan pengurus koperasi terhadap usaha yang

dijalankan bersama, yang berarti juga menunjukan kualitas dari

koperasi tersebut.

c. Besar Sisa Hasil Usaha (SHU) di bagikan sesuai dengan ketentuan

Jumlah uang Sisa Hasil Usaha (SHU) yang akan dibagikan

kepada seluruh anggota 35%. Dan jumlah uang sisa hasil usaha yang

akan dibagikan kepada pengurus serta dana keperluan lainnya adalah

sebanyak 65%, jumlah ini adalah jumlah laba bersih yang akan dibagi

dengan enam yaitu komponen dalam akta pendiriannya seperti yang

tersebut di atas dana cadangan, dana anggota, dana pendidikan, dana

sosial, dana intensif untuk pengurus dan dana intensif untuk

pengawasan dan karyawan. Koperasi tidak bisa berjalan tanpa adanya

dana cadangan dan dana kas untuk berkembang. Meskipun sudah ada

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

52

modal tetap koperasi, hal ini patut dilakukan karena dana tersebut

dapat digunakan jika terjadi hal yang tidak diinginkan yang bisa

menghambat kemajuan koperasi tersebut di tahun berikutnya. Dengan

kata lain dana cadangan perlu dipersiapkan untuk mengatasi

pengeluaran dan kebutuhan koperasi yang tidak terduga.

Apabila selama satu tahun berjalan dana cadangan tidak

digunakan maka akan terjadi penumpukan/penggunaan dana yang

tidak efektif, sementara dana cadangan selalu mengalir dalam setiap

pembgian Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap akhir tahun, karena apabila

pada tahun tersebut dana cadangan tidak digunakan maka perlu

dilakukan pengelolaan lebih lanjut dengan memanfaatkan sebagai

modal dalam pengembangan usaha yang lain mengingat bahwa pada

dunia usaha dalam waktu sehari pun uang dapat dimanfaatkan untuk

investasi dan modal usaha. Namun dana cadangan perlu dianggarkan

untuk mengantisipasi adanya biaya yang tidak terduga dalam kurun

waktu satu tahun berjalan. Selain untuk dana cadangan anggota

pengurus dan pengawas koperasi, Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang ini juga dibandingkan untuk

dana pendidikan dan dana sosial.

d. Sisa hasil usaha (SHU) dibagikan secara adil, jujur dan transparan

Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa

dilakukan secara terang-terangan di depan seluruh anggota dan

pengurus koperasi pada waktu Rapat Anggota Tahunan (RAT). Tidak

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

53

ada satu orang pun anggota dan pengurus yang tidak mendapatkan Sisa

Hasil Usaha (SHU). Masing-masing anggota dan pengurus

mendapatkan Sisa Hasil Usaha sesuai dengan haknya secara adil.

Dalam hal ini 35% untuk anggota dan 65% untuk pengurus. Sisa Hasil

Usaha (SHU) dibagikan keseluruh anggota dan pengurus koperasi.

Pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah

Palembang dilakukan secara adil dan merata sesuai dengan ketentuan

UU RI no.25 tahun 1992 tentang perekonomian Indonesia.

Berdasarkan anggaran dasar Koperasi Mahasiswa pasal 7 ayat 1

tentang pedoman pembagian sisa hasil usaha.47

Dalam arti bahwa setiap orang yang bergabung dalam koperasi

tersebut memiliki hak yang sama untuk menerima sisa hasil usaha

setiap kali tutup buku dan memandang besar atau kecilnya jumlah

iuran anggota yang dikeluarkan serta dilihat juga dari jumlah Sisa

Hasil Usaha yang akan diterima disesuaikan dengan jasa usaha

anggota. Pembagian seperti ini adalah pembagian secara adil di mana

setiap anggota menerima uang sesuai dengan kontribusinya pada

koperasi karena makna dari adil adalah menempatkan sesuatu pada

tempatnya dan sesuai dengan proporsinya. Dalam hal ini pembagian

Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada setiap anggota dan pengurus koperasi.

47

Imam wahyudi, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang

pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang,

entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

54

Untuk lebih jelasnya seperti perhitungan Sisa Hasil Usaha tahun

buku 2014 yang mana dapat dilihat dari kondisi keuangan KOPMA

sampai dengan 31 desember 2014 adalah sebagai berikut :

Untuk dana SHU tahun buku 2014 yang akan dibagikan berjumlah

sebesar Rp 16.034.422. Jumlah tersebut merupakan laba bersih dari hasil

usaha yang telah berjalan dalam jangka waktu satu tahun dan telah

dikurangi dengan biaya-biaya operasionalnya dan siap untuk dibagikan

dengan persentase yang telah disepakati bersama, ini dapat dilihat

perhitungannya sebagai berikut:

Jumlah pendapatan dari masing-masing usaha:

UKM mart : Rp 6.166.118

Fhoto kopi : Rp12.374.659

Warnet : Rp 5.654.560

Rp 24.145.337

Biaya-biaya organisasi/usaha :

Biaya UKM mart : Rp 1.376.500

Biaya fhoto kopi : Rp 2.581.915

Biaya warnet : Rp 1.152.500

Biaya RAT tahun buku 2014 : Rp 3.000.000

Rp 8.110.915

Sisa hasil usaha (SHU) yang akan dibagikan Rp 16.034.422

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

55

Tabel IV.1

Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang tahun 2014

Keterangan persentase SHU 2014 Jumlah SHU

Anggota 35% Rp 16.034.422 Rp 5.612.047.70

Cadangan 30% Rp 16.034.422 Rp 4.810.326.60

Pendidikan 12,50% Rp 16.034.422 Rp 2.004.302.75

Karyawan 2,50% Rp 16.034.422 Rp 400.860.55

Sosial 5% Rp 16.034.422 Rp 801.721.10

Pengurus 10% Rp 16.034.422 Rp 1.603.442.20

Badan pengawas 2,50% Rp 16.034.422 Rp 400.860.55

Zakat 2,50% Rp 16.034.422 Rp 400.860.55

Jumlah 100% Rp 16.034.422 Rp 16.034.422

(sumber data : laporan pertanggungjawaban KOPMA) tahun 2014

Jumlah di atas, dibagikan kepada seluruh anggota koperasi secara

adil dan merata sebanyak 35% dari jumlah simpanan wajib, simpanan

sukarela, dan jasa usahanya terhadap atau pada Koperasi Mahasiswa

selama satu tahun. Perhitungan dana Sisa Hasil Usaha dilakukan oleh

pengurus koperasi dan staf karyawan dan dibacakan, dicek kembali secara

transparan oleh masing-masing anggota koperasi pada saat rapat anggota

tahunan (RAT), dan dibagikan ketika itu juga. Cara tersebut sudah adil

karena setiap anggota koperasi menerima bagian sesuai dengan

kontribusinya masing-masing di koperasi tersebut. Pembagian Sisa Hasil

Usaha (SHU) untuk masing-masing anggota Koperasi Mahasiswa

(KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

56

Jumlah SHU yang siap dibagikan : Rp 16.034.422 X 35% = Rp 5.612.047

Jumlah SHU anggota : Rp 5.612.047 dibagi atas dua bagian:

1. SHU simpanan/tabungan :5.612.047 x 60% = Rp 3.367.228

Total simpanan seluruh anggota Rp 13.525.500

2. SHU transaksi belanja :5.612.047 x 40% = Rp 2.244.819

Total transaksi belanja seluruh anggota Rp 43.121.335

Contoh perhitungan pembagian SHU anggota :

1. Rati sasmita purnama sari

a. Jumlah simpanan/tabungan Rp 174.000

SHU jasa simpanan/tabungan Rp 174.000÷13.525.000 = Rp 1,29%

SHU simpanan/tabungan yang terima Rp 3.367.228 x 1,29 =

Rp 43.320

b. Jumlah transaksi belanja Rp 471.100

SHU jasa transaksi belanja Rp 471.100÷43.121.335 = Rp 1,09%

SHU transaksi belanja yang diterima Rp 2.244.819 x 1,09 =

Rp 24.525

Maka SHU yang diterima oleh Rati Sasmita Purnama Sari : Rp

43.000 + Rp 24.525 = Rp 67.845

2. Sirma yunita

a. Jumlah simpanan/tabungan Rp 125.000

SHU jasa simpanan/tabungan Rp 125.000÷13.525.000 = Rp 0,92%

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

57

SHU simpanan/tabungan yang terima Rp 3.367.228 x 0,92 =

Rp 31.120

b. Jumlah transaksi belanja Rp 597.300

SHU jasa transaksi belanja Rp 597.300÷43.121.335 =Rp 1,39%

SHU transaksi belanja yang diterima Rp 2.244.819 x 1,39 =

Rp 31.094

Maka SHU yang diterima oleh Rati Sasmita Purnama Sari: Rp

31.120 + Rp 31.094 = Rp 62.214

3. Uswatun Hasanah

a. Jumlah simpanan/tabungan Rp 135.000

SHU jasa simpanan/tabungan Rp 135.000÷13.525.000 = Rp1,00%

SHU simpanan/tabungan yang terima Rp 3.367.228 x 1,00 =

Rp 33.610

b. Jumlah transaksi belanja Rp1.491.700

SHU jasa transaksi belanja Rp1.491.700÷43.121.335= Rp 3,46%

SHU transaksi belanja yang diterima Rp 2.244.819 x 3,46 =

Rp 77.655

Maka SHU yang diterima oleh Rati Sasmita Purnama Sari: Rp

33.610 + Rp 77.655 = Rp 111.265

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

58

Keuntungan yang sudah didapat dan sudah dikurangi biaya-biaya

operasionalnya atau yang disebut dengan laba bersih (sisa hasil usaha)

yang siap untuk dibagikan kedalam beberapa komponen yaitu untuk dana

anggota 35% dan dana pengurus 65%. Untuk dana pengurus yang 65%

tebagi lagi ke dalam beberapa komponen yaitu untuk dana cadangan 30%,

dana pendidikan 12,50%, dana social 5%, dana pengurus 10%, dana

pengawas dan karyawan 2,50%, kemudian dibagi secara adil dan merata

sesuai dengan jumlah anggotanya dan sesuai dengan jasa usaha anggota

selama satu tahun.48

Pembagian sisa hasil usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Raden

Fatah Palembang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,

yakni diberikan pada saat Rapat Anggota Tahunan (RAT), setelah

diadakan kesepakatan bersama dan perhitungan-perhitungan secara

terbuka dan jujur.

Begitu juga dalam catatan sejarah koperasi sejak berdirinya

Koperasi Mahasiswa sampai sekarang belum pernah terjadi Sisa Hasil

Usaha dibagikan sebelum diadakannya Rapat Anggota Tahunan (RAT)

atau pun sebelum akhir tutup buku. Namun jika ada anggota koperasi yang

mau menggunakan dana koperasi maka akan dicatat sebagai dana

pinjaman atau hutang pribadi yang menjadi kewajibannya untuk

mengembalikan sebelum akhir tutup buku.

48

Wawancara kabid keuangan, Rati Sasmita Purnama Sari,tanggal 17 april 2015

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

59

Menurut UU NO.25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa

“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan

modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan

perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan

perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.49

Prinsip-prinsip pembagian sisa hasil usaha anggota koperasi dapat

dilakukan apabila beberapa informasi dasar diketahui yaitu sebagai berikut:

1. sisa hasil usaha yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota

2. sisa hasil usaha anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang

dilakukan anggota sendiri

3. pembagian sisa hasil usaha anggota dilakukan secara transparan

4. sisa hasil usaha anggota dibayar secara tunai

5. omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan

dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang

bersangkutan

6. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk simpanan anggota adalah sisa

hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang

ditujukan untuk jasa modal anggota

7. bagian (persentase) sisa hasil usaha untuk transaksi usaha anggota adalah

sisa hasil usaha yang diambil dari sisa hasil usaha bagian anggota, yang

ditujukan untuk jasa transaksi anggota

49

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, koperasi teori dan praktik, jakarta: erlangga, 2001,

hlm.89

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

60

Sistem bagi hasil dalam koperasi ditentukan sesuai dengan

kesepakatan bersama dalam rapat anggota tahunan (RAT). Biasanya besar

keuntungan yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa

hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin besar sisa hasil usaha, maka

semakin besar pula keuntungan yang diterima oleh koperasi dan anggotanya,

sebaliknya semakin kecil dana sisa hasil usaha maka semakin kecil pula dana

yang diperoleh oleh setiap anggotanya.

Meskipun semakin besar keuntungan yang diterima oleh koperasi

dalam SHU menjadi indikator atau ukuran tingkat kesejahteraan anggotanya,

namun dalam konsep Islam setiap usaha yang dilakukan harus

memperhatikan apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan dalam al-Quran

dan hadist. Dengan kata lain pembagian sisa hasil usaha koperasi tersebut

harus sesuai dengan ajaran Islam.

Koperasi mahasiswa (KOPMA) adalah koperasi yang mempunyai

tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, terutama dalam bidang

keuangan. Karena tingkat kesejahteraan anggotanya dapat dilihat dari besar

kecilnya sisa hasil usaha koperasi yang diterima pada akhir tahun. Sisa hasil

usaha koperasi yang dibagikan secara merata dan adil sesuai dengan

ketentuan agama dapat berfungsi sebagai standar ukuran manfaat dari usaha

koperasi yang dilakukan. Karenanya diperlukan pengarahan kepada anggota

koperasi agar dapat mengatur setiap sisa hasil usaha yang diterima untuk

meningkatkan kesejahteraan.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

61

Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN

Raden Fatah Palembang yaitu dengan sistem membagi keuntungan yang telah

didapat selama satu tahun, dengan terlebih dahulu mengurangi biaya-biaya

operasional yang dibutuhkan dalam proses berjalannya masing-masing usaha

tersebut antara lain adalah usaha foto kopi dan ATK, usaha book store, UKM

mart, dan warnet yang dapat dipertanggungjawabkan. Besarnya pembagian

dana sisa hasil usaha masing-masing bagian diatur di dalam rapat anggota dan

dituangkan dalam anggaran rumah tangga, pembagian sisa hasil usaha

dilakukan secara adil, merata, dan transparan.

B. Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di KOPMA UIN Raden Fatah

Palembang ditinjau dari persefektif ekonomi islam.

Sebagaimana jika dilihat dalam ajaran Islam, sistem bagi hasil

usaha itu dilakukan dengan membagi keuntungan sesuai dengan

kesepakatan bersama yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak, di

mana pihak yang mempunyai modal/pengurus mendapat bagian 65%,

sedangkan pihak yang mengelola usaha mendapatkan bagian 35%.

Sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dengan

pembagian keuntungan yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah.

Berdasarkan persentase pembagian keuntungan pada Koperasi

Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang telah sesuai dengan

konsep Islam. Di mana dari sisa hasil usaha yang didapat selama satu

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

62

tahun sebesar Rp 16.034.422. Maka 65% nya adalah Rp 10.422.375

bagian untuk pemilik modal/pengurus dan 35% nya Rp 5.612.047 untuk

anggota (yang mengelola suatu usaha).

Begitu juga untuk dana kepengurus yang 65% nya adalah

Rp10.422.375 dari dana tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa komponen

yaitu untuk dana cadangan 30%, dana pendidikan 12,50%, dana karyawan

2,50%, dana sosial 5%, dana pengurus 10%, dana badan pengawas 2,50%

dan untuk dana zakat 2,50%. Pembagian keuntungan pada koperasi

mahasiswa tersebut telah sesuai dengan konsep Islam sehingga tidak ada

salah satu pihak yang merasa dirugikan baik dari segi anggota maupun

kepengurusan (pengurus) koperasi.

Dalam Islam bagi hasil sisa usaha disebut dengan mudharabah,

mudharabah menurut istilah syara berarti akad antara dua orang atau

lebih, dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan di mana

salah satu pihak memberikan dana/modal kepada pihak lain sebagai modal

usaha dan keuntungan dari itu akan dibagi diantara mereka berdua sesuai

dengan kesepakatan, perjanjian yang mereka berdua lakukan, Hasbi ash-

shiddiq menyatakan bahwa mudharabah adalah “semacam syirkah aqad,

bermufakat dua orang padanya dengan ketentuan modal berasal dari satu

pihak, sedangkan usaha menghasilkan keuntungan dari pihak yang

lainnya, dan keuntungannya di bagi antara mereka.50

50

Helmi karim, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002, hlm.12

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

63

Oleh karena itu setiap usaha yang dilakukan secara bersama-sama

oleh setiap muslim hendaknya harus berpedoman dengan ajaran Islam

yang tertuang dalam al-Quran dan hadist. Begitu juga halnya dengan

mudharabah (bagi hasil) harus sesuai dengan etika yang diajarkan dalam

Islam, karena akan sangat ironis sekali apabila tidak sesuai dengan ajaran

Islam.

Dalam ajaran Islam menghendaki agar setiap usaha yang

berhubungan dengan transaksional yang mengikat antara satu orang

dengan orang lain atau antara satu lembaga dengan lembaga lain,

hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip kebaikan, kejujuran, dan

keadilan, hal ini sebagai mana dengan firman Allah SWT dalam (QS. al-

Baqarah : 42)51

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu ketahui”

Terkait uraian tersebut jelaslah bahwa usaha yang dilakukan dengan

berlandaskan ajaran Islam atau berdasarkan dengan hukum fiqh muamalah

dan persefektif ekonomi Islam tidak boleh dicampur adukkan dengan hal-hal

yang dapat merusak nilai-nilai keislaman dalam usaha yang dijalankan itu,

dalam hal ini koperasi yang didirikan dengan ajaran berlandaskan dengan

51

QS, Al-baqarah (2):(42) “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu ketahui”

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

64

ajaran seperti pada prinsip mudharabah tidak boleh dicampur adukkan dengan

usaha yang mengundang riba. karenanya seluruh anggota koperasi hendaknya

perpegang teguh pada prinsip-prinsip mudharabah dalam Islam yang

mengandung nilai-nilai kebaikan kejujuran dan keadilan. Karena riba menurut

Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba adalah

penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh orang yang memiliki harta

kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji

pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan dan juga Allah

SWT dengan tegas menyatakan bahwa jual beli itu adalah suatu usaha yang di

halalkan bagi manusia, dan sebaliknya melaknat para ekonomi yang

melakukan perbuatan riba.52

Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dilakukan koperasi

hendaknya berpegang teguh pada prinsip–prinsip mudharabah dalam ajaran

Islam, seperti yang terangkum dalam prinsip di atas. Sama halnya di Koperasi

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

diterima sesuai dengan besar kecilnya jasa usaha anggota tersebut selama satu

tahun. Selain itu pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) haruslah dilandasi

dengan sikap terbuka dalam hal ini tidak ada yang disembunyikan dari

keuntungan atau pun kerugiaan usaha yang dilakukan semua keuntungan

pengeluaran dan pemasukan koperasi dilakukan secara transparan di depan

52

Mardiana, Tinjauan hukum islam terhadap sistem pembangian sisa hasil usaha di

koperasi usaha mandiri desa ujung tanjung kecamatan banyuasin III kabupaten banyuasin, skripsi

(fakultas syariah IAIN raden fatah, 2010), hlm.55

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

65

semua orang anggota koperasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari sikap

prasangka buruk yang memancing perselisihan.

Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi dalam ajaran

Islam harus memegang lima prinsip yaitu kebaikan, keburukan, proposional,

kejujuran dan keterbukaan. Dengan kata lain pembagian Sisa Hasil Usaha

(SHU) yang dilakukan oleh Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah

Palembang ini sesuai dengan pembagian yang diajarkan dalam hukum Islam

dan berdasarkan kesepakatan Rapat Anggota Tahunan (RAT), karena sistem

pembagian Sisa Hasil Usahanya tidak mengandung sistem riba. Di mana

dalam hukum Islam riba sangat diharamkan dan dilarang oleh Allah SWT

karena riba adalah suatu penambahan, perkembangan, peningkatan, dan

pembesaran atas pinjaman pokok yang diterima pemberi pinjaman dari

peminjam sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian

modalnya selama periode waktu tertentu secara umum ekonomi muslim

menegaskan bahwa riba adalah pengambilan penambahan yang harus dibayar

baik transaksi jual beli maupun pinjaman yang bertentangan dengan prinsip–

prinsip syariah.

Jadi sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi

Mahasiswa tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam hanya saja

perhitungan persentase dalam pembagian SHU di koperasi mahasiswa telah

ditentukan melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT), sedangkan sistem

pembagian dalam Islam adalah menggunakan akad mudharabah

(kesepakatan).

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

66

Keuntungan yang sudah didapat dan sudah dikurangi biaya-biaya

operasionalnya atau yang disebut dengan laba bersih (sisa hasil usaha) yang

siap untuk dibagikan kedalam beberapa komponen yaitu dana cadangan 30%,

dana anggota 35%, dana pendidikan 12,50%, dana social 5%, dana pengurus

10%, dana pengawas dan karyawan 2,50%, kemudian dibagi lagi secara adil

dan merata sesuai dengan jumlah anggotanya dan sesuai dengan jasa usaha

anggota selama satu tahun.53

Terkait dalam ajaran Islam, sistem pembagian sisa hasil usaha itu

dilakukan dengan membagi keuntungan sesuai dengan kesepakatan bersama

dalam rapat anggota tahunan yang telah ditentukan, di mana pihak yang

mempunyai modal/kepengurusan mendapatkan bagian 65%, sedangkan pihak

yang mengelola usaha mendapatkan bagian 35%. Sehingga tidak ada salah

satu pihak yang merasa dirugikan dengan pembagian yang adil dan sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah.

Berdasarkan persentase pembagian keuntungan pada Koperasi

Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang telah sesuai dengan

konsep islam. Dimana dari sisa hasil usaha yang didapat selama satu tahun

sebesar Rp 16.034.422. Maka 65% nya adalah Rp 10.422.375 bagian untuk

pemilik modal/pengurus dan 35% nya Rp 5.612.047 untuk anggota (yang

mengelola suatu usaha).

53

Wawancara kabid keuangan, rati sasmita,tanggal 17 april 2015

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

67

Begitu juga untuk dana kepengurus yang 65% nya adalah

Rp10.422.375 dari dana tersebut dibagi lagi kedalam beberapa komponen

yaitu untuk dana cadangan 30%, dana pendidikan 12,50%, dana karyawan

2,50%, dana sosial 5%, dana pengurus 10%, dana badan pengawas 2,50% dan

untuk dana zakat 2,50%. Berdasarkan persentase tersebut juga telah sesuai

dengan konsep Islam karena pembagiannya berdasarkan kesepakatan bersama

dalam rapat anggota tahunan yang telah ditentukan dan sesuai dengan

proporsinya masing-masing.

Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa

(KOPMA) UIN Raden Fatah Palembang ditinjau dari persefektif ekonomi

islam telah sesuai dengan konsep Islam karena sistem pembagiannya

berdasarkan kesepakatan bersama dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)

yang telah ditentukan, di mana pihak yang mempunyai modal/pengurus

mendapatkan bagian 65%, sedangkan pihak yang mengelola usaha

mendapatkan bagian 35%. Sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa

dirugikan baik dari segi anggota maupun kepengurusan (pengurus) koperasi.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab-bab sebelumnya telah diungkapkan mengenai sistem

pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah

Palembang baik secara umum maupun dari persefektif ekonomi Islam.

berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa

yaitu membagi keuntungan yang telah didapat selama satu tahun

dengan terlebih dahulu mengurangi biaya-biaya yang dapat

dipertanggung jawabkan. Besaran pembagian sisa hasil usaha diatur

dalam keputusan rapat anggota dan dituangkan dalam anggaran rumah

tangga. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil, merata dan

transparan.

2. Dilihat dari persefektif ekonomi islam pembagian Sisa Hasil Usaha

(SHU) di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Raden Fatah

Palembang telah sesuai dengan konsep Islam karena sistem

pembagiannya berdasarkan kesepakatan bersama dalam Rapat

Anggota Tahunan (RAT) yang telah ditentukan, dimana pihak yang

mempunyai modal/pengurus mendapatkan bagian 65%, sedangkan

pihak yang mengelola usaha mendapatkan bagian 35%. Sehingga tidak

ada salah satu pihak yang merasa dirugikan baik dari segi anggota

maupun kepengurusan (pengurus) koperasi.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

69

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai sistem pembagian Sisa Hasil

Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, maka penulis

menyarankan :

1. Hendaknya pengurus dan pengelola Koperasi Mahasiswa

memperhatikan sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) agar lebih

erat lagi berpedoman pada nilai-nilai didalam ajaran Islam, karena di

dalam ajaran hukum Islam riba sangat dilarang dan diharamkan karena

sama saja mengambil hak orang lain yang bukan miliknya.

2. Hendaknya pengurus dan pengelola Koperasi Mahasiswa senantiasa

mengembangkan usaha koperasi berdasarkan atas asas yang

memegang prinsip-prinsip mudharabah yang telah diajarkan dalam

Islam yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah demi

meningkatakan kualitas dan kesejahteraan anggota usaha Koperasi

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang.

3. Sebaiknya koperasi ini berbasis syariah yang sangat efisien dalam

membantu kesejahteraan masyarakat khususnya umat Islam dalam

kesejahteraan anggotanya lebih terjamin dan sistem operasionalnya

berjalan dengan lancar dan sebaiknya kinerja karyawan lebih di

tingkatkan lagi dalam hal melayani konsumen.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

70

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim.

Barokah siti, perhitungan SHU unit usaha simpan pinjam pada koperasi karyawan PT.PUSRI (KKP) Palembang,(fakultas syariah IAIN raden fatah Palembang, 2008).

Edilius, sudarsono, koperasi dalam teori dan praktek, Jakarta: PT rineka cipta,2002

Fatimatuzzahra, perhitungan pendapatan (SHU) dari usaha simpan pinjam di

BMT al-furqon pada periode 2008-2009, laporan praktikum 1, Palembang: fakultas syariah IAIN Raden fatah, 2009.

Halomoan Tamba, Arifin Sitio,2001, koperasi teori dan praktik, Jakarta: Erlangga.

Http://WWW,ekonomisyariah,com,12 maret 2010

Karim Helmi, fiqih muamalah, Jakarta:PT.raja grafindo persada, 2002

Kartasapoetra,S.H. dkk, praktek pengelolaan koperasi, jakarta PT: rineka cipta, 2003.

Koperasi Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang

Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi, 2002

Mardiana, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Pembagian Sisa Hasil Usaha Mandiri Desa Ujung Tanjung Kecamatan Banyu Asin III Kabupaten Banyuasin, Skripsi, Palembang: Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah, 2010.

Pedoman Penulisaan Skripsi, fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Raden Fatah Palembang, 2014

Sartika Mega, Eksistensi koperasi mahasiswa IAIN raden fatah palembang alam

upaya memenuhi kebutuhan mahasiswa, skripsi, (palembang:fakultas syariah IAIN raden fatah, 2006)

Sabiq Sayyid, fiqh sunnah jilid V, Jakarta:pena pundi askara, 2009

Suhendi, Hendi, fiqh muamalah, Jakarta:raja grafindo persada, 2007

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A.eprints.radenfatah.ac.id/399/1/Ika Lestari_FebEkoIsl.pdf · yang diterima setiap orang sesuai dengan besarnya jumlah sisa hasil usaha pada tahun tersebut. Semakin

71

Wawancara kabid keuangan, Rati Sasmita,tanggal 17 april 2015

Wahyudi Imam, kumpulan materi bisnis clib 2012, edisi perdana oleh bidang pendidikan sumber daya anggota (psda) 2012 KOPMA UIN Raden Fatah Palembang, entrepreneur live the dream, optimis dalam meraih sukses bisnis.2012

Yulien, Esmini, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Dana Koperasi Unit Desa (KUD) Langkah Bersama di Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim, Skripsi, Palembang: Fakultas Syari’ah IAIN Raden Fatah, 2009.