bab i pendahuluan a. latar...

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar atau kota pendidikan. Sebutan sebagai kota pelajar sampai saat ini masih melekat pada kota Yogyakarta karena wilayah ini masih menjadi tujuan dalam hal menuntut ilmu bagi kaum pelajar dan mahasiswa dari seluruh wilayah di lndonesia dan negara sekitar (Sudaryanto, 2005; 415). Beberapa hal yang menyebabkan kaum terpelajar tertarik menuntut ilmu di Yogyakarta misalnya biaya hidup yang relatif lebih murah dibandingkan dengan kota besar lainnya, citra Yogyakarta sebagai kota yang aman dan nyaman, dan keadaan fasilitas sosial dan fisik yang menunjang untuk belajar. Selain itu dibandingkan dengan daerah lain, sekolah dan perguruan tinggi di Yogyakarta cenderung memiliki mutu yang lebih baik. Keadaan tersebut menjadi daya tarik mahasiswa untuk datang ke Yogyakarta. Meskipun ada berbagai isu negatif seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, tawuran dan premanisme, namun mahasiswa terus berdatangan untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. Predikat kota Yogyakarta yang telah melekat sebagai kota pelajar dan kota pendidikan, menjadikan kota ini menjadi incaran utama bagi para calon mahasiswa dari berbagai wilayah di lndonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikannya (Dianasari, 2010 : 15). Setiap tahun ajaran baru mahasiswa terus berdatangan di Yogyakarta. Bahkan ada calon mahasiswa yang telah berada di Yogyakarta untuk mengikuti bimbingan belajar 1

Upload: trantruc

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar atau kota pendidikan.

Sebutan sebagai kota pelajar sampai saat ini masih melekat pada kota Yogyakarta

karena wilayah ini masih menjadi tujuan dalam hal menuntut ilmu bagi kaum

pelajar dan mahasiswa dari seluruh wilayah di lndonesia dan negara sekitar

(Sudaryanto, 2005; 415). Beberapa hal yang menyebabkan kaum terpelajar

tertarik menuntut ilmu di Yogyakarta misalnya biaya hidup yang relatif lebih

murah dibandingkan dengan kota besar lainnya, citra Yogyakarta sebagai kota

yang aman dan nyaman, dan keadaan fasilitas sosial dan fisik yang menunjang

untuk belajar. Selain itu dibandingkan dengan daerah lain, sekolah dan perguruan

tinggi di Yogyakarta cenderung memiliki mutu yang lebih baik. Keadaan tersebut

menjadi daya tarik mahasiswa untuk datang ke Yogyakarta.

Meskipun ada berbagai isu negatif seperti pergaulan bebas,

penyalahgunaan narkoba, tawuran dan premanisme, namun mahasiswa terus

berdatangan untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. Predikat kota Yogyakarta yang

telah melekat sebagai kota pelajar dan kota pendidikan, menjadikan kota ini

menjadi incaran utama bagi para calon mahasiswa dari berbagai wilayah di

lndonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikannya (Dianasari, 2010 : 15). Setiap

tahun ajaran baru mahasiswa terus berdatangan di Yogyakarta. Bahkan ada calon

mahasiswa yang telah berada di Yogyakarta untuk mengikuti bimbingan belajar

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

2

guna mengikuti tes masuk pada tahun berikutnya.

Yogyakarta menjadi daerah tujuan belajar bagi para lulusan Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan sederajat, karena di kota ini banyak tersebar

perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dengan berbagai macam program

studi (Utomo, 2009 ; 2). Perguruan tinggi di Yogyakarta menawarkan berbagai

jenis jurusan dan keahlian. Menurut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta, sampai dengan tahun ajaran 2012/2013, di

Yogyakarta tercatat 135 perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri, perguruan

tinggi kedinasan dan perguruan tinggi swasta, dengan 78 fakultas dan 465

program studi. Rinciannya adalah 5 perguruan tinggi negeri, 7 perguruan tinggi

kedinasan, dan 123 perguruan tinggi swasta (www.pendidikan-diy.go.id, diakses

12 Februari 2013 pukul 17.23 WIB).

Menurut data koordinator perguruan tinggi swasta (kopertis) wilayah

lima, sampai saat ini di Yogyakarta tercatat 125 buah perguruan tinggi swasta,

diantara itu yang aktif berjumlah 123 buah (www.kopertis5.org, diakses 12

Februari 2013, pukul 18.22 WIB). Perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta

tersebut hadir dengan berbagai jenis lembaga yaitu universitas, sekolah tinggi,

politeknik, institut serta akademi. Perguruan Tinggi Swasta menjadi alternatif

bagi mereka yang tidak diterima Perguruan Tinggi Negeri.

Dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, yang menjadi tujuan

paling banyak adalah UGM. Sampai sekarang UGM masih memiliki nama besar

dan dipercaya memiliki kualitas yang tinggi bagi sebagian besar masyarakat di

Indonesia, hal tersebut menjadikan UGM sebagai pilihan utama kuliah di

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

3

Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu perguruan tinggi

terbaik di Indonesia. Menurut pengumuman yang dirilis Webometrics, UGM

berada di peringkat peringkat 440 dunia, peringkat 10 di Asia Tenggara, peringkat

ini merupakan yang terbaik dibandingkan perguruan tinggi lain di lndonesia

(www.webometrics.info, diakses 12 Februari 2013 pukul 19.33 WIB).

Mahasiswa pendatang di Yogyakarta itu berinteraksi dengan masyarakat

setempat sehingga menemukan situasi yang berbeda dengan kehidupan di tempat

asalnya. Mahasiswa-mahasiswa tersebut tersebar di berbagai sudut kota dengan

kecenderungan tinggal di sekitar kampus masing-masing. Dalam situasi yang

berbeda dengan daerah asalnya, mereka perlu menyesuaikan diri untuk

mengurangi gesekan nilai dan kebiasaan dengan masyarakat yang telah lama

tinggal di daerah itu, dengan cara memahami dan menghargai nilai dan kebiasaan

yang dianut masyarakat setempat. Hal ini dimaksud agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam pergaulan diantara mereka. Apa yang dianggap baik

belum tentu dapat diterima dan dianggap baik oleh masyarakat setempat.

Misalnya dalam hal berbicara atau berperilaku. Pada dasarnya mereka masing-

masing memiliki pandangan yang berbeda terhadap nilai-nilai budaya yang

dianggap baik atau sopan.

Perbedaan ini berpengaruh pula terhadap sikap, kebiasaan, tingkah laku,

dan cara interaksi masing-masing individu dalam kehidupan sehari-hari.

Hubungan ini banyak ditentukan oleh lingkungan sosial di mana mereka berada.

Keberadaan mahasiswa sebagai pendatang di tengah-tengah kehidupan

masyarakat akan membangun sebuah proses sosial. Bentuk umum proses sosial

adalah interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

4

yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

Secara umum mahasiswa diartikan sebagai seseorang yang menuntut

ilmu di perguruan tinggi. Dari asal katanya, mahasiswa berasal dari kata maha dan

siswa. Membahas tentang mahasiswa di Yogyakarta sangat menarik dari berbagai

sisi. Mahasiswa pendatang membutuhkan tempat tinggal sementara selama

menempuh kuliah di Yogyakarta. Kebutuhan tempat tinggal bagi manusia

merupakan kebutuhan pokok bahkan merupakan kebutuhan yang tidak bisa

digantikan. Besarnya jumlah para mahasiswa yang datang ke kota ini membawa

akibat tuntutan kebutuhan tempat tinggal sementara (pondokan) tetap diperlukan

selama mereka menuntut ilmu (Sudaryanto 2005 ; 417).

Beberapa pilihan tempat tinggal bagi mahasiswa adalah asrama, kontrak

rumah, pondok pesantren mahasiswa, jaga masjid, dan kos. Bagi yang mempunyai

keluarga atau kerabat bisa menumpang tinggal pada kerabat, meskipun sekarang

hal ini jarang dilakukan. Definisi asrama menurut KBBI ialah bangunan tempat

tinggal yang bersifat homogeny (sejenis). Asrama mahasiswa di Yogyakarta dapat

dibedakan menjadi dua jenis yaitu asrama mahasiswa daerah dan asrama kampus.

Beberapa kampus memiliki asrama yang disediakan sebagai tempat tinggal

mahasiswa, misalnya UGM yang memiliki asrama putra Cemara Lima, asrama

putri Ratnaningsih, asrama putra Darmaputra, dan Rusunawa, UMY yang

memiliki University Residence (Unires).

Asrama mahasiswa daerah ialah asrama yang dibangun oleh pemerintah

daerah untuk mahasiswa yang berasal dari daerah tersebut. Banyaknya asrama

mahasiswa daerah di Yogyakarta merupakan fenomena dan keunikan tersendiri.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

5

Asrama-asrama daerah menjadi semacam perwakilan daerah-daerah (propinsi-

propinsi) di Indonesia dan dengan demikian semakin menegaskan ciri khas

Yogyakarta sebagai lndonesia mini (Zudianto, 2008 ; 81). Asrama mahasiswa

daerah juga menampilkan kekhasan daerah dalam bentuk bangunan, simbol-

simbol daerah, dan adanya organisasi mahasiswa daerah. Ada ide untuk

menjadikan asrama mahasiswa daerah sebagai anjungan daerah. Menurut data

Jogja Direktory (www.JogjaDirectory.com, diakses 12 Februari 2013, pukul 19.22

WIB), tercatat ada 54 asrama mahasiswa daerah di Yogyakarta, 11 terletak di

wilayah kabupaten Sleman, 43 terletak di wilayah Kotamadya Yogyakarta.

Sedangkan menurut data Diknas propinsi tercatat ada sekitar 30 asrama

mahasiswa daerah (www.pendidikan-diy.go.id, diakses 12 Februari 2013 pukul

19.44 WIB).

Ada pilihan bagi mahasiswa yaitu tinggal di rumah yang dikontrakkan.

Yang dimaksud dengan kontrak rumah ialah menyewa rumah. Kontrak rumah

merupakan bentuk satu rumah yang disewakan kepada masyarakat khususnya bagi

para pelajar dan mahasiswa yang bertempat tinggal di sekitar kampus, selama

kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian sewa dan harga yang disepakati

(Utomo, 200;11). Di Yogyakarta terdapat banyak rumah kosong yang disewakan

di lokasi dekat kampus, biasanya para penyewa adalah para mahasiswa pendatang

yang akan ditinggali bersama-sama dengan sekelompok teman agar lebih hemat.

Terdapat pilihan lain berupa tempat tinggal untuk mahasiswa yang

dinamakan pondok pesantren mahasiswa. Bentuknya seperti kos namun dikelola

seperti pondok pesantren, sehingga disebut pondok pesantren mahasiswa. Ada

juga mahasiswa yang memilih tinggal di masjid dengan tugas mengurusi masjid

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

6

atas seizin pengurus. Hal seperti ini sangat kecil jumlahnya, namun fenomena ini

dapat ditemui pada berbagai masjid di sekitar kampus. Masjid menyediakan

tempat tinggal bagi mahasiswa yang menjadi takmir. Mahasiswa yang tinggal di

masjid tersebut mengurusi masjid dan menjaga kebersihan, sebagai imbalannya ia

diberikan tempat tinggal untuk tidur di bagian masjid.

Pilihan tempat tinggal yang banyak dipilih oleh mahasiswa pendatang

ialah kos. Yang biasa disebut kos adalah menyewa kamar. Istilah kos banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak ada istilah, definisi yang

jelas dan paten dari kos. Dalam beberapa kamus bahasa lndonesia istilah kos

merujuk pada kata indekos. Menurut Dianasari (2010 ; 24), banyaknya mahasiswa

dari luar kota Yogyakarta yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di

kota ini mengakibatkan menjamurnya kos-kosan, khususnya di wilayah sekitar

kampus, karena pada umumnya sebagian besar mahasiswa tersebut lebih memilih

bertempat tinggal di kos-kosan yang letaknya berdekatan dengan keberadaan

kampus mereka. Menurut Soemantri (dalam Misbah 2007 ; 149) berbagai alasan

yang menyebabkan mahasiswa memilih tinggal atau mondok di lokasi dekat

kampus ialah dapat menghemat biaya transportasi, tersedia berbagai fasilitas yang

dibutuhkan bagi mahasiswa, dan kemudahan memperoleh informasi karena dekat

dengan sesama mahasiswa.

Dahulu, kamar kos yang disewakan menjadi satu rumah dengan pemilik

kos dan keluarganya. Dengan kondisi fisik rumah yang menyatu antara pemilik

dengan anak kos, dan kamar yang disewakanpun tidak terlalu banyak maka

hubungan sosial dapat terlihat adanya suasana dan peran seperti dalam keluarga.

Ikatan batin dan sosial terjalin dan terlihat dimana adanya kegiatan bersama dalam

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

7

rumah seperti, makan, saling membantu, saling berbagai. Penghuni kos

menganggap induk semang sebagai pengganti orangtua, dan keluarga yang

ditinggali layaknya keluarga sendiri. Anak kos dan keluarga pemilik rumah

cenderung menganggap sebagai hubungan keluarga. Antara para penghuni kos

dengan keluarga pemilik rumah terjalin hubungan saling menyayangi. Bahkan

jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap

seperti adik oleh anak kos, sehingga anak kos kadang berhubungan dekat dan

berlaku layaknya seorang kakak misalnya mengajari mengaji, membimbing

belajar, dan bermain. Induk semang memiliki beban moral untuk turut

bertanggungjawab dalam membimbing dan mendidik anak kos. Sebaliknya anak

kos juga memandang induk semang sebagai pengganti orang tua sehingga merasa

memiliki kewajiban untuk mentaati.

Hubungan kekeluargaan kadang bukan hanya terjalin antara pemilik kos

dengan anak kos tapi juga terjalin dengan orang tua anak kos. Sehingga kadang

orang tua anak kos seperti menitipkan anak mereka pada pemilik kos. Akibat dari

hal ini maka pemilik kos memiliki rasa tanggungjawab turut membimbing dan

mendidik anak kos. Pada waktu itu terkadang pemilik kos terkadang tidak

mematok harga sehingga penghuni kos membayar sesuai kemampuan. Anak kos

juga membantu dan berpartisipasi bila pemilik kos atau keluarga pemilik kos

memiliki pekerjaan atau kegiatan. Mantan anak kos yang telah lama

meninggalkan kos dan menjadi orang sukses, masih berkomunikasi kepada

mantan induk semangnya, dan merasakan bahwa mantan ibu kos dan

keluarganya turut berjasa.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

8

Hubungan antara pemilik kos dengan anak kos pada masa lalu merupakan

hubungan sosial dan ekonomi. Hubungan sosial yang berwujud hubungan

kekeluargaan lebih menonjol meskipun tidak terlepas dari hubungan ekonomi.

Seiring dengan berjalannya waktu, keadaan semakin berubah, hubungan antara

anak kos dengan induk semang mengalami pergeseran dan perubahan sampai kini.

Menurut lsnaini (2004 ; 29) kehidupan di kos-kosan dari waktu ke waktu

mengalami perubahan, pada mulanya orang yang menyewa atau menempati ruang

milik penduduk dan mengutamakan paseduluran, namun selanjutnya berkembang

menjadi hubungan antara penyewa dan pemilik kamar yang disewakan.

Kebanyakan kamar-kamar kos pada masa kini terpisah dengan keluarga

pemilik kos, walaupun dalam satu rumah, bangunan kos kemudian lebih banyak

terpisah dengan rumah utama. Bahkan banyak juga kos yang pemilik (induk

semang) tidak berada di lingkungan kos. Hal inilah merupakan salah satu faktor

yang membuat hubungan sosial yang berubah. Jika pemilik kos tinggal dalam satu

rumah dengan penghuni kos, hubungan sosial kekeluargaan juga tidak terlalu

dekat. Hubungan sosial telah berubah, antara anak kos dengan induk semang dan

keluarganya tidak banyak berhubungan sosial apalagi menganggap sebagai

keluarga. Pemilik kos cenderung tidak banyak berhubungan dengan anak kos,

apalagi membimbing dan menggantikan peran sebagai orangtua. Anak kos juga

tidak menganggap induk semang dan keluarganya seperti keluarga, apalagi

menganggap induk semang layaknya pengganti orangtua yang wajib ditaati.

Hubungan kekeluargaan antara pemilik kos (induk semang) dengan

penghuni kos telah berubah tidak seperti pada masa lalu. Sekarang hubungan

antara pemilik, pengelola dan penghuni kos ialah sedikit hubungan sosial namun

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

9

lebih banyak hubungan ekonomi. Jika sebelumnya hubungan antara pemondok

dengan pemilik pondokan bersifat kekeluargaan, dimana pemilik pondokan sering

dianggap sebagai orang tua kedua, maka pada saat ini hubungan tersebut

cenderung bersifat ekonomis (Sanityastuti, 2002 ; 3). Dengan memandang bahwa

tempat kos sebagai sumber investasi yang menghasilkan uang maka dalam jasa

kos lebih banyak cenderung pada hubungan ekonomi, bahkan bisa yang penting

bayar. Analogi yang digunakan ialah ketika orang berbelanja di pasar tradisional

maka akan terjadi hubungan sosial karena terjadi tawar menawar namun ketika

berbelanja di pasar modern maka hanya jual beli.

Wilayah sekitar UGM dan UNY, daerah/kampung yang berkembang

menjadi daerah kos-kosan dan banyak dihuni mahasiswa di sekitar kampus adalah

kampung Terban, Sagan, Pogung, Deresan, Karangmalang, Blimbingsari,

Sendowo, Condongcatur, Gejayan, dan sebagainya. Di daerah tersebut banyak

tersedia jasa kos sehingga dalam satu lingkungan bisa saja jumlah mahasiswa kos

lebih banyak dibandingkan dengan penduduk local, karena dalam satu tempat kos

banyak dihuni mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan fenomena tersendiri.

Dengan adanya kawasan kos yang menjadi mahasiswa, juga berpengaruh

terhadap kawasan itu, karena selain kebutuhan akan tempat tinggal, mahasiswa

juga memiliki berbagai kebutuhan. Oleh karena itu daerah yang menjadi wilayah

kos rata-rata berkembang pesat. Keberadaan mahasiswa baru di Yogyakarta

memberikan banyak peluang usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar

kampus. Peluang tersebut adalah penyediaan tempat usaha perumahan mahasiswa,

membuka toko, warung makan, dan usaha jasa lainnya (Utomo 2009 ; 3). Menurut

Sanityastuti, (2002 ; 6) berbagai fenomena sosial ekonomi lainnya juga telah

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

10

mengiringi maraknya bisnis tempat pondokan melalui usaha perdagangan yang

menyediakan berbagai kebutuhan para mahasiswa seperti warung makan, toko

sandang, toko alat tulis, fotokopi, penyewaan komputer, warung internet (warnet),

play station dan lain-lain.

Hal tersebut karena banyaknya mahasiswa di Yogyakarta sehingga

memberikan peluang usaha yang mencukupi kebutuhan mahasiswa, sehingga

sektor yang memenuhi kebutuhan mahasiswa berkembang. Semua usaha itu

adalah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan papan, pangan dan sandang

serta hiburan, sehingga mahasiswa dapat memenuhi kebutuhannya dan

memberikan peluang masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Banyak

juga pelaku usaha yang menyasar mahasiswa sebagai target pemasaran seperti

aneka macam tempat penjualan, hiburan malam, tempat makan, dan tempat

olahraga.

Menurut Husain Fahim (dalam Salim, 2010 ; 417) :

Antropologi secara umum dapat dipahami sebagai suatu metode yang

berusaha untuk menghimpun pengetahuan tentang manusia dari berbagai

aspek, untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang manusia,

kehidupannya, serta kontribusi pada peradapan masa lalu dan masa kini,

sehingga memiliki kemampuan untuk membaca tipologi kehidupan masa

depan.

Dengan sudut pandang tersebut maka Antropologi dapat digunakan untuk

melihat dan memperkirakan tipologi masa depan. Ke depannya Yogyakarta akan

tetap menjadi tujuan mahasiswa dari berbagai daerah di lndonesia untuk

melanjutkan studi, meskipun beberapa kota lain di lndonesia berkembang

pendidikannya. Hal tersebut dikarenakan Yogyakarta masih memiliki daya tarik

termasuk magnet Universitas Gadjah Mada.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

11

Berdasarkan latar belakang di atas menarik untuk dapat meneliti tentang

“lnteraksi Sosial Mahasiswa Kos dengan Lingkungannya di Yogyakarta”.

Sehingga akan diketahui tentang alasan mahasiswa pendatang di Yogyakarta

dalam memilih suatu tempat kos, hubungan sosial antara anak kos dengan pemilik

kos dan menggambarkan bagaimana anak kos berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

Yogyakarta menjadi tujuan mahasiswa pendatang dari berbagai daerah.

Mahasiswa pendatang tersebut memiliki kebutuhan pokok yaitu tempat tinggal.

Kos menjadi pilihan utama tempat tinggal bagi mahasiswa pendatang, sehingga

hal ini menarik untuk dilihat, diteliti dari berbagai sisi dan sudut pandang.

Pembahasan mengenai mahasiswa kos di Yogyakarta memang sangat

luas. Sekarang kos juga telah menjadi investasi atau industrialisasi yang

menghasilkan keuntungan ekonomi. Banyak hal menarik dari mahasiswa kos di

Yogyakarta, namun yang akan dilihat adalah alasan mahasiswa dalam memilih

kos, hubungan sosial mahasiswa kos dengan pemilik kos dan interaksi sosial

mahasiswa kos dengan lingkungan sosial tempat tinggalnya (kos). Berdasarkan

hal tersebut, maka fokus penelitian ini menggunakan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa pertimbangan mahasiswa pendatang dalam memilih suatu tempat kos?

2. Bagaimana hubungan sosial antara mahasiswa penghuni kos dengan pemilik

kos?

3. Bagaimana anak kos berinteraksi dengan lingkungannya?

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

12

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini membahas interaksi sosial mahasiswa kos dengan

lingkungannya di Yogyakarta. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk

melihat dan menggambarkan perilaku kehidupan mahasiswa di Yogyakarta di

tempat tinggalnya (kos). Seperti diketahui, kos-kosan di Yogyakarta telah sedang

dan akan terus berkembang. Yang akan dilihat adalah hubungan sosial antara

penghuni kos dengan pemilik kos. Hubungan sosial antara penghuni kos dengan

berkembang.

Tujuan secara khusus ialah menjelaskan apa alasan mahasiswa pendatang

memilih tinggal di kos, menjelaskan hubungan sosial antara mahasiswa yang kos

dengan pemilik kos, menjelaskan hubungan mahasiswa di tempat kos dengan

masyarakat di sekitar tempat kos. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan ;

1. Alasan mahasiswa pendatang di Yogyakarta dalam memilih suatu tempat kos.

2. Hubungan sosial antara anak kos dengan pemilik kos.

3. Interaksi sosial anak kos dengan lingkungannya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memenuhi

manfaat antara lain :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara akademis

keberadaan mahasiswa yang kos di wilayah sekitar kampus UGM, sekaligus

mengetahui beberapa kemungkinan interaksi sosial antara pemilik kos

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

13

dengan penghuni kos di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta.

2. Bagi mahasiswa.

Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan informasi kepada

mahasiswa yang merantau untuk menempuh pendidikan di Yogyakarta,

sehingga menjadi referensi dalam pengembagan komunikasi sosial yang

positif dan konduktif.

3. Bagi ilmu pengetahuan.

Menambah wawasan dan pengetahuan kepada pihak pemerhati sosial,

mahasiswa program studi antropologi, mahasiswa lain, dan masyarakat pada

umumnya, mengenai pola interaksi sosial. Memberikan kontribusi serta

menambah wawasan dalam memahami masyarakat yang multi etnis untuk

terhindar dalam ketegangan-ketegangan dalam masyarakat akibat sikap

etnosentrisme.

E. Landasan Teori

Interaksi antar individu ditandai dengan penggunaan simbol-simbol,

interpretasi, atau dengan saling memahami maksud dari tindakan masing-masing.

Dalam pandangan interaksionisme, proses kehidupan manusia secara sederhana

dapat digambarkan sebagai individu-individu, kemudian unit-unit tindakan yang

terdiri atas sekumpulan individu tertentu yang kemudian saling menyesuaikan

tindakan satu sama lain melalui proses sosial. Sedangkan pelaku tindakan

merupakan tindakan kolektif dari individu yang bergabung ke dalam kelompok

itu.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

14

Menurut Blumer dalam Poloma (1994;216), interaksi bertumpu pada

premis bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna

yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. Makna berasal dari interaksi seseorang

dengan orang lain. Makna-makna tersebut disempurnakan pada saat proses

interaksi berlangsung. Makna-makna tersebut berasal dari cara-cara orang lain

bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan “sesuatu”. Tindakan-tindakan

yang mereka lakukan akan melahirkan batasan bagi orang lain.

Blumer dalam Poloma (1994 ; 217), mengemukakan bahwa pelaku

memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokkan makna dalam hubungannya

dengan situasi di mana dia ditempatkan dan diarahkan tindaknnya. Interpretasi

tidak dianggap sebagai proses pembentukan makna yang dipakai dan

disempurnakan sebagai instrumen bagi pengarahan dan pembentuk tindakan.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa tindakan manusia adalah

interpretasi yang dibuat oleh manusia sendiri yang terdiri dari pertimbangan atas

berbagai hal yang diketahuinya dan melahirkan serangkaian kelakuan atas dasar

bagaimana mereka menafsirkan hal tersebut. Hal-hal yang dipertimbangkan itu

mencakup berbagai masalah seperti keinginan dan kemauan, tujuan, sarana yang

tersedia untuk mencapainya, serta tindakan yang diharapkan dari orang lain,

gambaran tentang diri sendiri dan mungkin hasil dari cara bertindak tertentu.

Pandangan interaksionisme pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan dalam melihat interaksi antara mahasiswa yang kos di wilayah Yogyakarta

terutama di sekitar UGM dengan pemilik kos dan lingkungan masyarakat.

Beranjak dari teori ini, maka tindakan mahasiswa kos di wilayah Yogyakarta

terutama di sekitar UGM merupakan suatu proses interaksi yang di dalamnya

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

15

tercakup simbol-simbol yang masing-masing pihak saling menginterpretasikan

makna yang ditangkapnya. Artinya tindakan mereka merupakan hasil pemaknaan

masing-masing terhadap realitas sosial. Dengan demikian, proses interaksi antara

keduanya merupakan proses yang saling menstimulus, merespon tindakan, serta

sebagai hasil proses interpretasi yang dalam hal ini membawa pada perubahan

sosial.

Manusia adalah makhluk individu disamping sebagai makhluk sosial.

Sebagai makhluk individu manusia mempunyai dorongan atau motif untuk

memenuhi kepentingan pribadinya, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia

mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya

dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain

untuk berinteraksi. Interaksi merupakan kontak atau hubungan antara dua

individu atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Salah satu

gejala baru yang terbentuk dari hasil interaksi ini adalah pembauran.

Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan

mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan pihak-pihak yang bersangkutan

melalui kontak langsung maupun tidak langsung ( Roucek dalam Soekanto, 1990 ;

60). Dalam hal ini mahasiswa kos dan masyarakat setempat melakukan proses

komunikasi dan terlibat dalam berbagai kegiatan yang memungkinkan terjadinya

interaksi diantara mereka.

Gillin and Gillin dalam Soekanto (1990;61), menyatakan bahwa interaksi

sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut

hubungan antara orang-perorang, antar kelompok manusia dan antara orang-

perorang dengan kelompok manusia. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

16

yaitu:

1. Adanya kontak sosial (social contact),

2. Adanya komunikasi.

Masyarakat di wilayah kos-kosan Yogyakarta terutama di sekitar kampus

UGM, dengan masyarakat pendukungnya yaitu mahasiswa dan masyarakat

setempat, dalam kehidupan sehari-hari menunjukan adanya suatu proses

komunikasi sosial. Arti terpenting dari komunikasi adalah seseorang memberikan

tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak

badaniah atau sikap), berdasarkan perasaan-perasaan apa yang ingin di sampaikan

oleh orang tersebut. Dalam komunikasi ini sering terjadi berbagai macam

penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Komunikasi tidak selalu

menghasilkan kerjasama, malah bisa menimbulkan suatu pertikaian yang terjadi

sebagai akibat dari salah paham atau karena masing-masing tidak mau mengalah.

Adanya hubungan komunikasi antara mahasiswa kos dengan pemilik kos

setempat membawa implikasi. Ketika mahasiswa berkomunikasi dengan pemilik

kos dan masyarakat setempat, maka mereka saling bertukar pengalaman tentang

diri mereka masing-masing sehingga semakin mengikis perbedaan yang melekat

pada mereka. Sedangkan dampak negatifnya ketika masing-masing menggunakan

bahasa yang tidak dimengerti sehingga membuat kesalahpahaman karena salah

penafsiran yang akan menimbulkan masalah pada mereka.

Bentuk interaksi yang dapat muncul dari interaksi mahasiswa kos dengan

pemilik kos dan masyarakat, yaitu interaksi yang bersifat positif dan negatif.

Interaksi yang bersifat positif adalah interaksi yang diwarnai oleh sikap

kerjasama, sedangkan sikap negatif diwarnai oleh persaingan dan pertentangan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

17

(konflik). Konflik merupakan salah satu bentuk dari proses interaksi sosial yang

terjadi antara orang-perorangan atau kelompok manusia. Konflik merupakan hasil

kompetisi antar individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan kelompok.

Konflik bisa bersumber dari berbagai macam sebab, antara lain adanya

kesalahpahaman atau karena belum adanya saling mengenal diantara mereka yang

berinteraksi. Konflik juga bisa terjadi akibat adanya perbedaan kebudayaan dan

pola-pola prilaku. Untuk menghindari konflik, maka mahasiswa kos dengan

pemilik kos dan masyarakat setempat yang mempunyai latar belakang yang

berbeda harus menyelesaikan pertentangan diantara mereka dan saling

menyesuaikan diri diri.

Proses sosial sebagaimana dalam penelitian ini, yang berupa interaksi

sosial memerlukan konsep yang diwujudkan dalam tindakan yaitu asimilasi

kebudayaan/perilaku (akulturasi), dalam pengertian lain adalah proses pertemuan

unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang berbeda, yaitu kebudayaan mahasiswa

kos dengan pemilik kos secara temurun, yang diikuti dengan percampuran unsur-

unsurnya. Perbedaan antar unsur-unsur luar daerah dengan yang asli masih

tampak dalam proses, yang berupa hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa

diantara anggota-anggota misalnya ditandai oleh peminjaman bahasa atau

bilingualism, yang bertalian dengan perubahan dalam pola-pola kebudayaan guna

menyesuaikan diri dengan kelompok mayoritas.

Tentang pembauran, Poerwadarmita (1996; 166) membedakan menjadi

tiga macam yaitu:

1. Pembauran sebagai suatu percampuran dimana unsur-unsur yang asli melebur

dan kehilangan identitasnya, misalnya: “ Sesendok teh gula dibaurkan dengan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

18

air putih satu gelas.”

2. Pembauran dimana unsur-unsurnya nyaris kehilangan identitasnya tetapi

masih mempunyai kaitannya secara samar-samar, misalnya, “Kebudayaan

Madura dan kebudayaan Jawa yang telah berbaur.”

3. Pembauran dimana unsur-unsurnya tidak kehilangan identitasnya, melainkan

mengalami suatu penggabungan yang erat, misalnya: “masyarakat pendatang

dan masyarakat setempat yang dipersatukan supaya dapat saling kenal-

mengenal.”

Kebudayaan memang suatu hal yang menarik untuk dikaji. Budaya-

budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya

ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Dengan latar belakang sosial budaya

yang berbeda, bisa menimbulkan berbagai peristiwa antara lain konflik, integrasi

sosial, budaya maupun adaptasi perilaku. Cara berinteraksi sangat bergantung

pada budaya yaitu bahasa, aturan dan norma masing-masing.

Adaptasi komunikasi perilaku sendiri merupakan penyesuaian diri

terhadap lingkungan, pekerjaan atau pelajaran, yang ditunjukan untuk memuaskan

motif tertentu dimana perilaku sendiri mengalami serangkaian kegiatan aktifitas-

aktifitas yang mengarah ketujuan. Pada dasarnya perilaku yang termotivasi

mengarah pada pencapaian tujuan. Sebaliknya, aktivitas tujuan merupakan

keterlibatan dalam tujuan itu sendiri. Ketika manusia berinteraksi dan

berkomunikasi dengan orang-orang lain, ia dihadapkan dengan bahasa-bahasa,

aturan-aturan, dan nilai-nilai yang berbeda.

Adanya interaksi sosial yang antara mahasiswa kos dengan pemilik kos

dan masyarakat setempat sebagai akibat adanya kepentingan dalam dinamika

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

19

kehidupan akan mempertemukan individu untuk bergaul dengan individu lain

dalam kerjasama untuk mencapai tujuan. Pertemuan merupakan interaksi sosial

yang wajar yang akhirnya akan melahirkan sesuatu yang baru, tetapi tidak luput

dari hambatan-hambatan yang ada dalam proses interaksi tersebut.

Hambatan-hambatan atau masalah-masalah dalam rangka proses interaksi

sosial antara lain, etnosentrisme, stereotipe, prasangka, diskriminasi. Sulit bagi

seseorang untuk memahami budaya lain jika sangat etnosentris. Etnosentrisme

yaitu suatu kecenderungan individu yang menggunakan nilai dan norma

kebudayaannya sendiri sebagai tolak ukur untuk menilai dan memahami

kebudayaan-kebudayaan lain. Dalam fenomena kehidupan sosial antar pergaulan,

etnosentrisme merupakan penghambat dalam komunikasi dan bisa menjadi

penyebab utama kesalahpahaman.

Dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa ada interaksi sosial antar

individu, antar kelompok, dan antar individu dengan kelompok. Hubungan ini

merupakan suatu dinamika tersendiri dan diwarnai oleh bermacam-macam sikap,

pandangan maupun tingkah laku. Adapun materi dalam interaksi ini tergantung

kepada motivasi dan tujuan interaksi sosial tersebut. Sebelum mengalami

interaksi, maka individu yang memasuki arena sosial yang baru memerlukan

adaptasi dan kontak dengan lingkungan.

Adaptasi perilaku mahasiswa kos merupakan aktivitas yang mengarah

pada tujuan, yaitu proses sosialisasi untuk menuju terciptanya harmoni, sedangkan

adaptasi merupakan tujuannya. Menurut Effendi (2001 ; 33), selain interaksi

sosial, ada hubungan timbal balik dimana terlihat bentuk-bentuk dari komunikasi

antar kedua obyek yang terjadi dengan sendirinya. Bentuk komunikasi ini dapat

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

20

bersifat penuh dengan kehangatan, kebencian, agresifitas yang semuanya ini

merupakan dimensi dari interaksi sosial dan komunikasi sosial. Komunikasi

(communication) berasal dari perkataan latin communis yang berarti saling

(common). Jika kita melakukan komunikasi, kita sedang berusaha mengadakan

kesamaan (communnes) dengan orang lain. Ini berarti kita sedang berusaha

memberikan informasi, gagasan atau sikap.

Tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berjalan. Komunikasi

merupakan rantai penghubung antara pribadi-pribadi dalam kelompok yang biasa

disebut sebagai masyarakat, organisasi sosial. Jaringan hubungan antar manusia

yang kompleks dan rumit dihubungkan oleh jembatan bersama-sama yaitu

komunikasi. Dengan mengetahui prinsip-prinsip komunikasi, khususnya yang

menyangkut antar budaya dan kemudian mempraktekannya dengan baik, maka

diharapkan kesalahpahaman tentang persepsi perbedaan antar budaya dapat

dikurangi dengan memahami juga sedikitnya mengetahui bahasa (yang

merupakan salah satu cara berekspresi) dari perilaku budaya orang lain. Interaksi

antar dua kelompok individu dengan kebudayaan berbeda, memerlukan strategi

komunikasi yang efektif. Hubungan komunikasi penting dipahami dalam

berhubungan antar budaya.

Perilaku seseorang dapat mengandung makna, karena perilaku tersebut

dipelajari, diketahui, serta terikat oleh budaya. Orang-orang memandang dunia

mereka melalui kategori-kategori, konsep-konsep, dan label-label yang dihasilkan

budaya mereka. Dalam pergaulan antar budaya, kadang-kadang nilai yang

dianggap positif dalam suatu budaya dipandang negatif atau netral dalam budaya

lain. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan personal dalam berhubungan dan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

21

berinteraksi antar individu.

F. Metode Penelitian

Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 4

orang mahasiswa kos laki-laki, 4 orang mahasiswa kos perempuan, dan 2 pemilik

kos. Kedelapan informan mahasiswa kos tersebut tinggal di daerah kos yang

berbeda. Informan mahasiswa kos yang diteliti semuanya merupakan mahasiswa

UGM, yang berasal dari jurusan yang berbeda. Mereka memiliki latar belakang

suku bangsa, asal daerah, kepribadian dan status sosial ekonomi yang berbeda

Kedelapan mahasiswa kos tersebut akan menunjukkan interaksi sosial mahasiswa

kos dengan lingkungannya, terutama dengan pemilik kos dan masyarakat di

sekitar kos mereka. Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap dua informan

pemilik kos. Kedua informan dalam penelitian ini telah lama tinggal di

Yogyakarta dan membuka kos-kosan. Dalam kurun waktu tersebut masing-

masing pemilik kos memiliki banyak pengalaman dan telah melakukan

mengalami berbagai hubungan sosial dengan anak kos. Hal ini penting untuk

menjelaskan bagaimana mahasiswa kos berinteraksi dengan lingkungannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh

cara pendang pelaku kebudayaan dan bagaimana cara pandang tersebut

mempengaruhi tindakan mereka dalam kehidupan sosial. Penelitian yang bersifat

kualitatif memberikan peluang untuk melakukan pengkajian mendalam terhadap

suatu fenomena sosial yang kompleks dalam arti melibatkan sekian banyak

elemen sosial-budaya yang saling terkait.

Penelitian dilakukan selama enam bulan bulan. Dalam melakukan

penelitian, peneliti berinteraksi dengan informan sehingga informan menerima

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

22

kehadiran peneliti sebagai bagian dari informan. Peneliti mengamati dan

mencatat berbagai hal yang berkaitan dengan masalah penelitian, baik berupa

tindakan maupun ungkapan. Dalam mengobservasi ungkapan, peneliti melihat

bagaimana mahasiswa kos dan pemilik kos berinteraksi dengan lingkungan

berdasarkan pengalaman yang dialaminya.

Observasi terhadap tindakan dengan cara melihat mahasiswa kos dan

pemilik kos dengan memberikan perhatian khusus kepada hubungan relasi antara

penghuni kos dan pemilik kos, karena keduanya saling memiliki tanggungjawab

sosial dan moral. Untuk melihat bagaimana kehidupan kos sekarang juga

dilakukan observasi partisipasi.

Observasi partisipasi dapat dilakukan karena penulis dengan obyek

penelitian berada pada lingkungan yang sama, juga menjalani pengalaman dan

kehidupan yang sama, sehingga bisa mendapatkan data dan informasi dari

informan tanpa disadari oleh pelaku. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran

kehidupan kos pada masa lalu, menggunakan metode wawancara ditambah

dengan studi literatur.

Metode wawancara atau metode interview, mencakup cara yang

dipergunakan seseorang untuk tujuan tertentu, mencoba mendapatkan

keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-

cakap berhadapan muka dengan orang itu (Koentjaraningrat, 1979 ; 129).

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan

komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data

(pewawancara) dengan sumber data (informan) (Adi, 2010; 72). Wawancara

dilakukan untuk melihat hubungan sosial antara pemilik kos dengan anak kos

pada berbagai jenis kos, kehidupan mahasiswa di tempat kos, termasuk hubungan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

23

sosial antara anak kos dengan pemilik kos, dan bagaimana mahasiswa di tempat

kos berhubungan dengan lingkungannya.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini selain observasi partisipasi

dan wawancara adalah studi literatur. Menurut Iskandar (2008 ; 37-38), literatur

sebagai cara menemukan data terbagi dua yaitu literatur yang dipublikasikan

dan literatur yang tidak dipublikasikan, literatur yang dipublikasikan misalnya

buku, teks, jurnal, sedangkan literatur yang tidak dipublikasikan antara lain

skripsi, tesis, disertasi, paper, makalah seminar, dan laporan.

Wawancara dan observasi partisipasi untuk mendapatkan data primer.

Studi literatur untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder berupa data

statistik digunakan karena dapat memberikan kelengkapan data. Misalnya, data

beberapa dusun dan kecamatan yang banyak ditingggali mahasiswa kos di sekitar

UGM, untuk menunjukkan bahwa tempat kos dan anak kos di suatu

kampung/wilayah di dekat kampus memiliki prosentasi yang banyak,

dibandingkan dengan penduduk asli. Informasi dari koran dan internet didapat

guna mendapatkan data perkembangan terkini, berkaitan dengan kos, mahasiswa

dan Yogyakarta.

G. Sistematika Penulisan

Tulisan ini terdiri dari lima bab. Pada bab I yang merupakan pendahuluan

berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Pada bab II berjudul Yogyakarta dan mahasiswa terdiri dari dua sub bab.

Sub bab pertama yaitu deskripsi wilayah Yogyakarta yang terdiri dari tiga bagian

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63889/potongan/S1-2013... · jika ada anak yang lebih kecil di keluarga induk semang bisa dianggap seperti

24

yaitu kondisi geografis, sejarah dan keadaan sosial-budaya. Sub bab kedua yaitu

Yogyakarta dan pendidikan terdiri dari tiga bagian yaitu Yogyakarta sebagai kota

pelajar, Yogyakarta dan perguruan tinggi, dan mahasiswa di Yogyakarta.

Pada bab III yang berjudul kehidupan mahasiswa di tempat kos, terdiri

dari tiga sub bab yaitu kos sebagai tempat tinggal mahasiswa, perkembangan kos

Yogyakarta, dan mahasiswa di kos. Pada sub bab mahasiswa di kos terbagi

menjadi dua bagian yaitu mahasiswa kos perempuan dan mahasiswa kos laki-

laki.

Pada bab IV yang berjudul interaksi sosial mahasiswa di tempat kos

terdiri dari lima sub bab yaitu interaksi sosial mahasiswa kos, alasan mahasiswa

memilih kos, hubungan sosial mahasiswa kos dengan pemilik kos, interaksi

sosial mahasiswa kos dengan masyarakat dan minimnya interaksi sosial.

Bab V yaitu kesimpulan yang merupakan rangkuman dari hasil penelitian

dan ringkasan pembahasan dari seluruh bab.