jumat, 13 agustus 2010 | media indonesia polri ... · kup dalam mengambil keputusan sehingga...

1
Politik & HAM | 3 JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Golden Eagle Gantikan Hawk MK-53 DINAMIKA iklan bank BNI 184 x 270 Polri Pertontonkan Sikap tidak Profesional P OLRI dan Kejaksaan Agung (Kejagung) dianggap telah mela- kukan perilaku tidak profesional dan bisa mengan- cam persidangan dengan ter- dakwa Anggodo Widjojo. “Mereka telah melakukan tindak- an un- profe- sional conduct. Mestinya mereka bertanggung jawab paling tidak secara etik mengenai hal itu. Apalagi hal itu sudah disam- paikan dalam sidang DPR dan diumumkan ke publik. Berarti terjadi pembohongan publik,” tegas Ketua Dewan Pers Bagir Manan di Jakarta, kemarin. Menurut mantan Ketua MA itu, proses peradilan terhadap terdakwa Anggodo Widjojo juga terancam jika Polri gagal menjelaskan soal rekaman pembicaraan antara Ari Muladi dan Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ade Rahardja. Sebab, sam- bungnya, ha- kim tidak mendapatkan keterangan yang cu- kup dalam mengambil keputusan sehingga putusan yang di- ambil bisa dianggap sesat. “Hakim bisa dianggap mengorbankan keadilan.” Ia menambah- kan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya meminta pertanggungjawaban Kapolri Jenderal Bam- bang Hendarso Da- nuri dan Jaksa Agung Hendar- man Supandji atas kontroversi rekaman Ade dan Ari. “Harus dikatakan yang benar, apalagi kepada publik.” Kapolri berulang kali me- mastikan memiliki rekaman pembicaraan antara Ari dan Ade. Jaksa Agung juga sempat menguatkan keberadaan rekam- an percakapan Ade dan Ari. Rekaman itu diduga terkait dugaan suap kepada pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah, serta beberapa pejabat KPK. Bambang Hendarso dan Hen- darman meyakini keberadaan rekaman pembicaraan antara Ade Rahardja dan Ari Muladi. Meskipun, penyidik dalam kasus kriminalisasi pimpinan KPK Bibit dan Chandra, Komi- saris Farman, mengatakan rekaman itu tidak ada. Tapi, Ka- bareskrim Mabes Polri Komjen Ito Sumardi memastikan tidak memiliki rekaman pembicaraan antara Ari dan Ade. Polri hanya sang- gup me- nye- rah- kan rekaman catatan telepon ke pihak pengadilan. Cuma data Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang juga memastikan tidak memiliki re- kaman pembicaraan itu. “CDR itu juga rekaman, tapi cuma data, bukan materi pembica- raan,” tegas Edward. Yang pasti, lanjutnya, Polri tidak berniat membohongi publik dan DPR. Juru bicara KPK Johan Budi menjelaskan, KPK telah meme- riksa CDR milik Ade Rahardja. “Dari data CDR untuk memas- tikan apakah ada pembicara- an di antara keduanya, tidak ditemukan pembicaraan di antara keduanya. (Tim/P-1) maria@ mediain- donesia. com Tanpa rekaman Ari Muladi dan Ade Rahardja, putusan yang diambil bisa dianggap sesat. Maria Jeanindya KEPALA Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menilai pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan lebih potensial meng- gantikan pesawat Hawk MK- 53 yang habis masa pakainya pada 2011. “Saat ini memang ada tiga jenis pesawat yang lolos seleksi untuk menggantikan MK-53. Yakni, T-50 Golden Eagle (Ko- rea Selatan), Yakovlev Yak 130 (Rusia), dan Aero L-159 Alca (Ceska),” katanya, ketika di- mintai konfirmasi di Jakarta, kemarin. Namun, menurut KSAU, ada beberapa pertimbangan un- tuk memastikan T-50 sebagai pengganti MK-53. “T-50 adalah pesawat generasi keempat Ko- rea Selatan dengan berbagai ke- unggulan mutakhir, yang tidak dimiliki L-159,” ungkapnya. Adapun untuk Yak 130, KSAU mengakui, sejatinya juga cocok menggantikan MK- 53. Hanya saja, sambung dia, prosedur dan mekanisme pem- belian dari Rusia kerap kali sangat ketat. Bukan hanya itu, KSAU mengingatkan, sudah ada kese- pakatan antara RI dan Korea Selatan untuk bekerja sama dalam bidang industri perta- hanan. Termasuk, kata dia, pro- duksi bersama pesawat T-50. “Jadi ada beberapa keun- tungan jika kita menggunakan T-50. Selain merupakan pesa- wat generasi keempat dengan teknologi mutakhir, juga ada kesinambungan melalui pro- duksi bersama tersebut.” Hanya saja, KSAU mengata- kan, semua kemungkinan itu masih dibahas secara menda- lam. “Kami tetap mengajukan tiga jenis pesawat pengganti MK-53. Agar dibahas menda- lam, untuk segera diputuskan Kementerian Pertahanan.” Pada kesempatan itu, KSAU juga mengungkapkan bahwa tiga pesawat jet tempur Sukhoi yang dipesan dari Rusia akan segera tiba di Tanah Air awal September 2010. (Ant/S-8) KPK Tahan Mantan Kadis PU Sumsel KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) me- nahan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Sumatra Selatan, Darna Dahlan (DD) terkait dugaan penggelembungan dana pembangunan jalan di areal hutan mangrove Pelabuhan Tanjung Api-Api. “DD disangkakan dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 atau Pasal 5 atau Pasal 12 huruf b Undang-Undang Nomor 31/1999,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi, di Jakarta, kemarin. Selanjutnya, untuk keperluan pengembangan penyidikan, Darna ditahan se- lama 20 hari ke depan, di rumah tahanan Polres Jakarta Timur. Pemeriksaan Darna oleh KPK berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 16.00. Kasus ini merupakan pengembangan dari kasus dugaan korupsi dalam alih fungsi hutan bakau di Banyuasin, Sumsel. (EP/P-4) Komponen Cadangan Dinilai Kuno RENCANA pembentukan komponen cadangan dinilai kuno atau tidak relevan dengan kondisi saat ini. Sebab, berdasarkan buku putih TNI, sekitar 85% ancaman pertahanan negara justru berasal dari dalam negeri. “Latihan dasar militer selama satu bulan cuma bisa jadi preman, ini sudah ketinggalan zaman. Di mana teknologi semakin maju, orang sudah menyerang dengan bom dan macam-macam. Harusnya perkuat saja orang-orang yang menguasai bidangnya,” ujar Poengky Indarti, Managing Director Imparsial, di Jakarta, kemarin. Direktur Program Imparsial Al Araf menambahkan, keberadaan komponen cadangan juga akan menambah beban anggaran. Dalam perhitungannya, untuk kebutuhan 10 ribu pasukan per tahun, sedikitnya dibutuhkan biaya Rp50 miliar-Rp100 miliar. (NJ/P-4) Tidak ditemukan pembicaraan di antara keduanya.’’ CDR itu cuma data. Bukan materi pembicaraan.’’ Johan Budi Juru Bicara KPK Edward Aritonang Kadiv Humas Polri ANTARA MI/M IRFAN

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Polri ... · kup dalam mengambil keputusan sehingga putusan yang di-ambil bisa dianggap sesat. “Hakim bisa dianggap mengorbankan keadilan.”

Politik & HAM | 3JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Golden Eagle Gantikan Hawk MK-53

DINAMIKA

iklan bank BNI 184 x 270

Polri PertontonkanSikap tidak Profesional

POLRI dan Kejaksaan Agung (Kejagung) dianggap telah mela-kukan perilaku tidak

profesional dan bisa mengan-cam persidangan dengan ter-dakwa Anggodo Widjojo.

“Mereka telah melakukan tindak-

an un-profe-

sional conduct. Mestinya mereka bertanggung jawab paling tidak secara etik mengenai hal itu. Apalagi hal itu sudah disam-paikan dalam sidang DPR dan diumumkan ke publik. Berarti terjadi pembohongan publik,” tegas Ketua Dewan Pers Bagir Manan di Jakarta, kemarin.

Menurut mantan Ketua MA itu, proses peradilan terhadap terdakwa Anggodo Widjojo juga terancam jika Polri gagal menjelaskan soal rekaman pembicaraan antara Ari Muladi dan Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) A d e Rahardja.

Sebab, sam-bungnya, ha-k i m t i d a k mendapatkan

keterangan y a n g c u -kup dalam mengambil keputusan sehingga p u t u s a n yang di -

ambil bisa d i a n g g a p

sesat. “Hakim bisa dianggap

mengorbankan keadilan.” Ia menambah-

kan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

seha rusnya meminta pertanggung jawaban Kapolri Jenderal Bam-

bang Hendarso Da-

nuri dan Jaksa Agung Hendar-man Supandji atas kontroversi rekaman Ade dan Ari. “Harus dikatakan yang benar, apalagi kepada publik.”

Kapolri berulang kali me-mastikan memiliki rekaman pembicaraan antara Ari dan Ade. Jaksa Agung juga sempat menguatkan keberadaan re kam-an percakapan Ade dan Ari.

Rekaman itu diduga terkait dugaan suap kepada pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah, serta beberapa pejabat KPK.

Bambang Hendarso dan Hen-darman meyakini keberadaan rekaman pembicaraan antara Ade Rahardja dan Ari Muladi. Meskipun, penyidik dalam kasus kriminalisasi pimpinan KPK Bibit dan Chandra, Komi-saris Farman, mengatakan rekaman itu tidak ada. Tapi, Ka-bareskrim Mabes Polri Komjen Ito Sumardi memastikan tidak memiliki rekaman pembica raan antara Ari dan Ade. Polri hanya s a n g -g u p m e -n y e -r a h -

kan rekaman catatan telepon ke pihak pengadilan.

Cuma dataKadiv Humas Mabes Polri

Irjen Edward Aritonang juga memastikan tidak memiliki re-kaman pembicaraan itu. “CDR itu juga rekaman, tapi cuma data, bukan materi pembica-raan,” tegas Edward. Yang pasti, lanjutnya, Polri tidak berniat membohongi publik dan DPR.

Juru bicara KPK Johan Budi menjelaskan, KPK telah meme-riksa CDR milik Ade Rahardja. “Dari data CDR untuk memas-tikan apakah ada pembicara-an di antara keduanya, tidak ditemukan pembicaraan di antara keduanya. (Tim/P-1)

[email protected]

Tanpa rekaman Ari Muladi dan Ade Rahardja, putusan yang diambil bisa dianggap sesat.

Maria Jeanindya

KEPALA Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menilai pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan lebih potensial meng-gantikan pesawat Hawk MK-53 yang habis masa pakainya pada 2011.

“Saat ini memang ada tiga jenis pesawat yang lolos seleksi untuk menggantikan MK-53. Yakni, T-50 Golden Eagle (Ko-rea Selatan), Yakovlev Yak 130 (Rusia), dan Aero L-159 Alca (Ceska),” katanya, keti ka di-mintai konfirmasi di Jakarta, kemarin.

Namun, menurut KSAU, ada beberapa pertimbangan un-tuk memastikan T-50 sebagai

pengganti MK-53. “T-50 adalah pesawat generasi keempat Ko-rea Selatan dengan berbagai ke-unggulan mutakhir, yang tidak dimiliki L-159,” ungkapnya.

Adapun untuk Yak 130, KSAU mengakui, sejatinya juga cocok menggantikan MK-53. Hanya saja, sambung dia, prosedur dan mekanisme pem-belian dari Rusia kerap kali sangat ketat.

Bukan hanya itu, KSAU mengingatkan, sudah ada kese-pakatan antara RI dan Korea Selatan untuk bekerja sama dalam bidang industri perta-hanan. Termasuk, kata dia, pro-duksi bersama pesawat T-50.

“Jadi ada beberapa keun-

tungan jika kita menggunakan T-50. Selain merupakan pesa-wat generasi keempat dengan teknologi mutakhir, juga ada kesinambungan melalui pro-duksi bersama tersebut.”

Hanya saja, KSAU mengata-kan, semua kemungkinan itu masih dibahas secara menda-lam. “Kami tetap mengajukan tiga jenis pesawat pengganti MK-53. Agar dibahas menda-lam, untuk segera diputuskan Kementerian Pertahanan.”

Pada kesempatan itu, KSAU juga mengungkapkan bahwa tiga pesawat jet tempur Sukhoi yang dipesan dari Rusia akan segera tiba di Tanah Air awal September 2010. (Ant/S-8)

KPK Tahan Mantan Kadis PU SumselKOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) me-nahan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Sumatra Selatan, Darna Dahlan (DD) terkait dugaan penggelembungan dana pembangunan jalan di areal hutan mangrove Pelabuhan Tanjung Api-Api. “DD disangkakan dengan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 atau Pasal 5 atau Pasal 12 huruf b Undang-Undang Nomor 31/1999,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi, di Jakarta, kemarin. Selanjutnya, untuk keperluan pengembangan penyidikan, Darna ditahan se-lama 20 hari ke depan, di rumah tahanan Polres Jakarta Timur. Pemeriksaan Darna oleh KPK berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 16.00. Kasus ini merupakan pengembangan dari kasus dugaan korupsi dalam alih fungsi hutan bakau di Banyuasin, Sumsel. (EP/P-4)

Komponen CadanganDinilai KunoRENCANA pembentukan komponen cadangan dinilai kuno atau tidak relevan dengan kondisi saat ini. Sebab, berdasarkan buku putih TNI, sekitar 85% ancaman pertahanan negara justru berasal dari dalam negeri. “Latihan dasar militer selama satu bulan cuma bisa jadi preman, ini sudah ketinggalan zaman. Di mana teknologi semakin maju, orang sudah menyerang dengan bom dan macam-macam. Harusnya perkuat saja orang-orang yang menguasai bidangnya,” ujar Poengky Indarti, Managing Director Imparsial, di Jakarta, kemarin. Direktur Program Imparsial Al Araf menambahkan, keberadaan komponen cadangan juga akan menambah beban anggaran. Dalam perhitungannya, untuk kebutuhan 10 ribu pasukan per tahun, sedikitnya dibutuhkan biaya Rp50 miliar-Rp100 miliar. (NJ/P-4)

Tidak ditemukan pembicaraan di antara keduanya.’’

CDR itu cuma data. Bukan materi pembicaraan.’’

Johan BudiJuru Bicara KPK

Edward AritonangKadiv Humas Polri

ANTARA MI/M IRFAN