bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/53000/2/bab i.pdf1 bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki sejuta pesona yang menyebabkan orang asing
berkeinginan mengunjungi dan tinggal di Indonesia. Apalagi di era perdagangan
bebas ini, banyak orang asing yang ingin mengembangkan bisnis di wilyah
Indonesia, mereka menganggap Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber
daya, dan menurut mereka masih banyak peluang untuk mengeksporasi kekayaan
Indonesia menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan bagi mereka. Sumber daya alam
yang melimpah mempunyai nilai ekonomi serta keindahan panoramanya menjadi
daya tarik tersendiri bagi setiap orang. Tidak mengherankan apabila Indonesia
merupakan salah satu titik sentral perhatian negara-negara lain baik bidang politik
maupun bidang lain seperti sosial, ekonomi dan keamanan. Hal ini lah yang
kemudian membuat orang asing ingin tinggal di Indonesia.1
Imigrasi adalah hal ihwal mengenai orang-orang yang masuk atau keluar di
wilayah indoneisa sekaligus mengawasi terhadap orang asing tersebut. Ada dua hal
yang sangat mendasar dalam hal pengertian keimigrasian indonesia yaitu pertama
adalah aspek lalu lintas orang antar negara, sedangkan yang kedua adalah
menyangkut pengawasan orang asing yang meliputi pengawasan terhadap masuk
dan keluar, pengawasan keberadaan serta pengawasan terhadap kegiatan orang
asing di indonesia. Penegertian pengawasan dalam fungsi keimigrasian adalah
keseluruahan proses kegiatan untuk mengontrol atau mengawasi apakah proses
1 Dwidjowijoto, R. N. 2007. Analisis Kebijakan. Jakarta: Elek Media Komputindo, hlm 24
2
pelaksanaan pengawasan tugas telah sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
Pada awalnya pelaksanaan pengawasan hanya dilakukan terhadap orang asing saja,
akan tetapi mengingat perkembangan dan dinamika masyarakat yang semakin
komplek, hal tersebut dilakukan secra menyeluruh, termasuk juga warga negara
Indonesia. khusunya dalam hal penyalahngunaan dan pemalsuan dokumen
perjalanan. Pengawasan orang asing dilakukan mulai saat memasuki, berada dan
sampai meninggalkan Indonesia. Aspek pelayanan dan pengawasan ini tidak
terlepas dari sifat wilayah Indonesia yang berpulau-pulau dengan yang terbentang
dari Sabang samapai Marauke, terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan
benua Australia, serta mempunyai jarak yang dekat bahkan berbatasan langsung
dengan beberapa negara tetangga. Pengawasan keimigrasian mencakup
penengakan hukum keimigrasian baik yang bersifat administratif maupun tindak
pidana keimigrasian. 2
Banyaknya terjadi arus imigran gelap, penyelundupan orang, perdagangan
anak dan wanita yang dapat mencapai tingkat internasional dan meningkatkan
sindikat-sindikat internasional di bidang terorisme, narkoba, pencucian
penyelundupan dan lain-lain, kantor imigrasi memiliki prinsip pelayanan dan
pengawasan di bidang keimigrasian dilansakan prinsip yang “selektif “ (selective
policy). 3
Berdasakan prinsip tersebut, hanya warga negara asing dan tenaga kerja
asing yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan bangsa dan Negara
2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian 3 Hasanin. 2014. Efektifitas PengawasanTerhadap Izin tinggal Tenaga Kerja Asing di Wilayah
Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak.
3
Republik Indonesia baik terhadap keamanan dan ketertiban juga tidak bermusuhan
baik terhadap rakyat, maupun Negara Republik Indonesia yang berdasarkan pada
Pancasilah dan Undang-Undang Dasar 1945 yang diizinkan masuk wilayah
Indonesia. Oleh karena itu pembangunan hukum harus mendapat prioritas utama
agar dapat menekan jumlah pelanggaran maupun kejahatan yang terjadi, baik
pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh warga negara asing yang masuk ke
wilayah Indoneis baik secara legal atau ilegal.4 Berbagai macam warga negara asing
yang keluar dan masuk ke wilayah indonesia, diatur dalam kebijakan pemerintah di
bidang Keimigrasia dalam hal ini selective policy yaitu suatu kebijakan berdasarkan
prinsip selektif. Kebijakan ini mengatur orang-orang asing yang dapat memberikan
manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan ketentuan Keimigrasian yang berisifat universal, setiap negara
berwenang untuk mengizinkan atau melarang seseorang untuk masuk maupun
keluar suatu negara. Berdasarkan pengakuan universal tersebut, keberadan
peraturan keimigrasian merupakan atribut yang sangat penting dalam menegakan
kedaulatan hukum suatu negara di dalam wilayah teritorial negara yang
bersangkutan, dan setiap orang asing memasuki wilayah suatu negara akan tunduk
pada hukum negara tersebut sebagaimana halnya warga negara itu sendiri.5
Indonesia sebagai negara yang berdaulat mempunyai tujuan untuk
mensejahterahkan rakyatnya, hal ini harus diwujudkan dengan adanya
perlindungan sengenap kepentingan bangsa, keikutsertaan dalam melaksanakan
ketertiban dunia dalam hubungannya dengan dunia internasional, semua aspek
4 Ibid 5 Yudha Bhakti. 2013. hukum Internasional: Bunga Rampai. Bandung: Alumni, hlm 19-17.
4
keimigrasian harus didasarkan pada apa yang telah digariskan dalam Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 sebagai hukum dasar untuk pengaturan implementasi
tugas-tugas Keimigrasian secara operasional. Jika dikaji dasar perimbangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasia, maka pengaturan dan
pelayanan di bidang kemimigrasian merupakan hak dan kedaulatan negara
Republik Indonesia sebagai negara hukum.
Negara Indonesia untuk menjaga keamanan dalam negerinya terhadap orang
asing yang masuk atau datang ke Indonesia dan keluar dari Indonesia wajib
memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku. Warga Negara Asing
yang memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia, wajib memenuhi beberapa ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian, yaitu:
a. Setiap orang asing yang masuk Wilayah Indonesia wajib memiliki visa
yang sah dan masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasakan Undang-
Undang ini dan perjanjian Internasional, sebagaimana dimaksud pasal 8
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, pada pasal 9
ayat 1 setiap orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib
melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat Imigrasi di tempat
pemeriksaan Imigrasi.
b. Pasal 39 Undang-Undang nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian
menjelaskan visa tinggal terbatas diberikan kepada orang asing: a, sebagai
rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti, pelajar, invertor, lanjut usia dan
keluarganya, serta orang asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia, yang melakukan perjalaan ke wilayah Indonesia untuk bertepat
tinggal dalam jangka waktu yang terbatas; atau b, dalam rangka bergabung
5
untuk berkerja di atas kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di
wilayah perairan nusantara, laut teritorial, landas kontinen dan/ atau zona
ekonomi eksklusif Indonesia.
Kebutuhan akan tenaga ahli yang professional membuat perusahaan-
perusahaan, baik itu swasta asing maupun swasta nasional yang menggunakan
tenaga-tenaga kerja asing. Dalam rangka tertib administrasi dan kelancaran
pelayanan kepada orang asing yang berkepastian hukum terhadap pemberian Izin
Tinggal Keimigrasian sebagai tenaga kerja asing dipandang sangatlah penting peran
pihak Imigrasi. Sebagai mana dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 Tentang Kemimigrasian, dimana Keimigrasian berperan dalam hal lalu
lintas orang-oarang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia
dan Pengawasan terhadap orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia.
Kota Pontianak merupakan Ibu Kota Kalimantan barat yang merupakan
bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beberapa
wilayah kabupaten dan kota adalah sebagai daerah yang memiliki Sumber Daya
Alam (SDA) yang potensial untuk berinvestasi yang saat ini sedang dikembangkan
adalah dalam bidang inastruktur, pertambangan dan perkebunan hal ini yang
menjadikan salah satu tujuan Orang Asing untuk datang ke Kota Pontianak dengan
berbagai kepentingan. Disisi lain sebanyak 5 (lima) kabupaten berbatasan langsung
dengan Negara Malaysia yaitu, Kabupaten Sambas, Kabupeten Sanggau,
6
Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sintang yang
semuanya berbatasan langsung dengan Negara bagian Serawak Malaysia.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak
Sumber : ( Simtarusingkawang, 2008)
Wilayah kerja kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak meliputi Kota Pontianak,
Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Landak, Kabupaten
Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Tidak dipungkirin lagi keluar masuknya
orang antar Negara sering terjadi hal ini dengan dibukanya pintu-pintu masuk antar
Negara (Boarder) disejumlah wilayah di Kalimantan Barat dengan beralihnya
fungsi Bandara Supadio Pontianak dari Domestik ke Bandara Internasional dan
Terminal Bus Antar Negara. Hal ini lantas jadi tugas Imigrasi untuk melakukan
pengawasan terhadap keberadan dan kegiatan orang asing selama berada di wilayah
Kalimantan Barat.
7
Berdasarkan data di Keimigrasian Kelas I Pontianak menunjukan
keberadaan dan kegiatan Orang Asiag dari berbagai Negara di Wilayah Hukum
Keimigrasian Kelas I Pontianak. Orang asing yang melakukan pelanggaran tindak
administrai di wilayah hukum Kantor imigrasi kelas 1 Pontianak dan wilayah
sekitarnya sebagai berikut :
1.1 Tabel Statistik Tindakan Administratif Keimigrasian Kantor Imigrasi
Kelasa 1 Pontianak dari Tahun 2015-2017
Tahun Tindakan Administratif Keimigrasian
Overstay Penyerahan
ke
Rundenim
Deportasi Pro Justisia
2015 99 334 33 1
2016 36 299 113 47
2017 16 202 65 36
Sumber: Data Wasdakim Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak6
Berdasakan data diatas tindak pelanggaran administrasi yang di lakukan
orang asing di wilayah hukum kantor Imigrasi kelas 1 Pontianak dari tahun 2015-
2017 dapat dilahat jumlah pelanggaran yang dilakuan oleh orang asing. Pada tahun
2015 orang asing yang melanggar overstay sebanyak 99 WNA, lalu 334 WNA di
serahkan ke Rundenim untuk menunggu proses hukum dan 33 WNA di deportasi
ke negara asalnya, lalu 1 WNA di lakuakn tindakan pro justisia. Sedangkan pada
tahun 2016 jumlah WNA yang overstay sebanyak 36 WNA, dan 113 WNA di
deportasi ke negara asalnya, 47 WNA dalam pro justisia dan 299 WNA di
6 Dokumentasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak Tahun 2015,2016, 2017
8
Rundenim. Pada tahun 2017 sebanyak 16 WNA overstay, 65 WNA di deportasi, 36
WNA pro justisia dan 202 WNA di lakukan penyerahan ke rundenim.
Berdasakan data di atas Imigrasi Kelas 1 Kota Pontianak memiliki suatu
peran penting. Tugas pokok dan fungsi kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Pontianak
adalah untuk melaksanakan sebagai tugas dan fungsi Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Barat di bidang Keimigrasian di
wilayah Kabupaten dan Kota Pontianak. Terlebih lagi dalam hal pelayanan kepada
masyarakat atau pengawasan dalam hal pengusuran hal-hal seperti dukumen
perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan setatus, intelejen, penyidikan,
penindakan, lintas batas, dan kerjasama luar negeri serta sistem informasi
keimigrasian.
Berdasarkan dari uraian tersebut, penulisan akan melihat dan lebih fokus
melaksanakan penelitian yang berjudul “Collaborative Governance Pada
Pengawasan Keimigrasian Terhadap Keberadaan dan Kegiatan Orang Asing
di Wilayah Yurisdiksi Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah:
a. Bagaimana mekanisme Collaborative governance pada pengawasan dan
tindakan Imigrasi terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah
kantor Imigrasi Kelas 1 Kota Pontianak ?
b. Apa saja kendala yang dihadapi Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak dalam
pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah
hukum Kantor Imigrasi kelas 1 Pontianak?
9
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang terencana tentutnya sudah mempunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan ini.
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini diharapkan
mampu menjawab pertanyaan- peratanyaan yang telah di uraikan. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahuai mekanisme prosedur pengawasan terhadap
keberadan dan kegiatan orang asing di wilayah kantor Imigrasi Kelas 1 Kota
Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik, secara teoritis
maupun secara praktis
a. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis yang akan di peroleh dari penelitian ini adalah
dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu yang berkaitan dengan
kebijakan pelayanan pengawasan terhadap keberadan dan kegiatan orang
asing, selain itu juga penelitian ini dapat di jadikan sebagai dasar untuk
informasi penelitian lainya yang berkaitan dengan kebijakan Direktorat
Jenderal Imigrasi di bidang pengawasan dan penindakan keimigrasian
terhadap orang asing di lingkugan Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan rujukan dalam
implementasi pengawasan dan penindakan keimigrasian terhadap kegiatan
dan keberadaan orang asing. Diharapkan tidak hanya memberikan manfaat
bagi pemerintah khusunya instansi yang terkait Kantor Imigrasi Kelas 1
10
Pontianak, tetapi juga untuk masyarakat selaku pihak yang juga terkena
dampak atas keberadaan dan kegiatan orang asing. Sedangkan manfaat yang
didapatkan bagi penulis yaitu pengetahuan tentang pengawasan dan
penindakan keimigrasian sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlakuk.
E. Definisi Konseptual
Definisi konseptual pada dasarnya merupakan penjelasan secara umum
tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait dengan penelitian dan merupakan
definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu
fenomena.7 Definisi konsep dari penelitian ini antara lain:
a. Collaborative Governance
Menurut Ansell dan Gash collaborative governance muncul sebagai
respon kegagalan implementasi dan tingginya biaya dan politisasi regulasi.
Hal ini dikembangkan sebangai sebuah alternatif adversarrialism untuk
pluralisme kelompok kepentinga dan kegagalan akuntabilitas
manajerialisme tertuntuk otoritas ahli yang ditantang. Lebih positif, orang
mungkin berpendapat bahwa kecenderungan kearah kolaborasi juga muncul
dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kapasitas intitusi. Sebuah
pengetahuan menjadi labih komplek dan saling tergantung, permintaan
untuk meningkatkan kolaborasi.8
7 Masri Sangarimbun dan Sofyan Efendi, 2008. dalam Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta.
Hlm. 34 8 Balogh, Stephen, dkk. 2011. An Intergrative Framework for Collaborative Governance Journal of
Public Administration Research and Teory
11
Sedangkan secara umum collaborative governance muncul secara
adaptasi atau dengan sengaja diciptakan secara sadar alasan sebangai
berikut; 1) kompleksitas dan saling ketergantungan antara institusi, 2)
konflik antara kelompok kepentingan yang bersifat laten dan sulit diredam
dan yang ke 3) ada upaya mencari cara baru untuk mencapai legitimasi
publik. Fragmentasi hukum dan pemecahan masalah yang bersifat multi
yuridiksi merupakan dua sumber utama atau symptom adanya kompleksitas
institusi dan interdependensi. Konflik antar kelompok kepentingan yang
bersifat laten dan sulit diredam seringkali merugikan berbangai pihak dan
memerlukan tenaga dan perhatian yang cukup besar. Sehingga tanpa
melakukan collaborative governance dalam pemecahan masalah, konflik
antar kelompok akan sulit diatasi, serta berbagai upaya telah dilakukan dan
belum melakukan hasilnya, maka kolaborasi bisa dilakukan sebangai upaya
pemecahan maslah yang memiliki legitimasi kuat karena melibantkan
berbangai kelompok kepentingan untuk secara aktif berpartisipasi dan
mengambil keputusan secara bersama-sama untuk bisa diserujukan
bersama-sama9
Kolabirasi pun juga bisa dikatakan sebangai aspek perkembangan dari
ilmu pemerintahan, terutama dengan munculnya konsep governance yang
menekankan kerlibatan beberapa aktor seperti pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam penyerlengaraan pemerintah. Kolaborasi juga dapat
sebangai alternatif dalam mengembangkan kerertiban klompok kepeningan
9 Balogh, Stephen, dkk. 2011. Ibid.
12
b. Pengawasan
Pengawasan adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan
menjamin bahwatugas/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.Kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah
atau aturan yang diberikan 10
Kartini kartono memberi pengertian pengawasan adalah pada
umumnya parapengikut dapat bekerja sama dengan baik kearah pencapaian
sasaran dan tujuan umum organisasi pengawasan untuk mengukur hasil
pekerjaan dan menghindari penyimpangan-penyimpangan jika perlu segera
melakukan tindakan korektif terhadap penyimpanganpenyimpangan
tertsebut.11 mengatakan pengawasan merupakan proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.12
Pengawasan warga negara asing yang dilakukan meliputi aspek
keberadaan dan aspek kegiatannya, adalah suatu proses kegiatan dibidang
keimigrasian yang mengumpulkan data dan menetukan apakah keberadaan
orang asing sejak masuknya ke wilayah Indonesia dan kegiatannya selama
berada di wilayah Indonesia telah sesuai dengan norma-norma yang
diberlaku baginya. Norma-norma yang berlaku bagi orang asing antara lain
norma hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku
10 Siagian, P. Sondang. 2010. Teori dan Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. 11 Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 12 Siagian, P. Sondang. 2010. Teori dan Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
13
menyakut izin keberadaanya, izin kegiatannya seperti yang menyangkut
ketenagakerjaan, pendidikan, penelitian, sewasta dan lain sebagainya.
Selain itu norma agama, adat istiadat, kebudayaan yang berlaku di
Indonesia. Jika terjadi penyimpangan terhadap norma tersebut, terhadap
orang asing tersebut diambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
baik yang berupa tindakan hukum ataupun tidakan keimigrasian.
c. Keimigrasian
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang keimigrasian
Imigrasi adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah
Indonesia serta Pengawasannya dalam rangaka menjaga tegaknya
kedaulatan negara. Menurut Undang-Undang No 6 Tahun 2011 fungsi
keimigrasian adalah bagian dari urusan pemerintah negara dalam
memberikan pelayanan keimigrasian penegakan hukum, keamanan negara,
dan fasilitator pembangunan kesejahteraan Masyarakat.13
Upaya melaksanakan fungsi keimigrasian, pemerintah menetapkan
kebijakan keimigrasian yang dilakukan oleh menteri. Sementara fungsi
keimigrasian di sepanjang garis perbatasan wilayah Indonesia dilaksanakan
oleh pejabat Imigrasi yang meliputi tempat pemeriksaan imigrasi. Setiap
wilayah kerja kantor Imigrasi dapat dibentuk tempat pemeriksaan imigrasi
yang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri. Kantor imigrasi kelas 1
Pontianak membawahi satu tempat pemeriksaan imigrasi yang berada di
13 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Bab 1 Pasal 1ayat 1
14
Bandara Udara Internasiona Supadi Pontianak, Pelabuhan Dewi Kora dan
Terminal Bus Antar negara di Pontianak.
d. Orang Asing
Didalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian
menjelaskan pengerian orang asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia. Menurut Starke mengemukahkan bahwa ada 4 pendapat terpenting
mengenai penerimaan orang asing ke negara-negara yang bukan negaranya:
Semua negara wajib menerima semua orang asing, Semua negara wajib
menerima semua orang asing, berhak menolak golongan tertentu, misanya
pecandu obat bius, orang yang mengidap penyakit tertentu dan orang-orang
yang tak diingini lainya. Suatu negara terikat untuk menerima orang asing
tapi mengenakan syarat-syarat tertentu atas penerimaan mereka. Suatu negara
berhak sepenuhnya melarang masuk orang asing sesuka hatinya.14
Negara juga mempunyai kekuasaan terhadap orang asing atau warga
negara laian yang ingin memasuki wilayah suatu negara termasuk diantaranya
memasuki wilayah Indonesia. hal ini dimaksudkan agar supaya lebih
menjamin kepastian hukum indonesia.
e. Keberadaan dan Kegiatan Orang Asing
Setiap keberadaan dan kegiatan orang asing diwilayah Indonesia wajib
memiliki izin keimigrasian. Izin keimigrasian tersebut dalam prakteknya
adalah izin masuk dan izin tinggal yang diatur menurut kepentingan ataupun
tujuan masuknya orang asing kewilayah Indonesia dan dari izin masuk
14 Koerniatmo Soetoprawiro, 1996. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia.
Jakarta : Gramedia
15
diberikan izin masuk maka akan diberikan izin tinggalnya, izin terseut terdiri
dari:
1. Izin Tinggal
Pengertian izin tinggal menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011
izin tinggal adalah izin yang diberikan kepada orang asing oleh pejabat
Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri untuk berada di wilayah Indonesia.
Izin tinggal diberikan kepada orang asing sesuai dengan visa yang
dimilikinya. 15
2. Jenis Izin Tinggal
Dalam mengatur keberdaan dan kegiatan orang asing pemerintah
mengatur kebijkan keimigrasian berdasarkan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2011 Izin Tinggal Kunjungan terdiri atas:
a. Izin Tinggal Diplomatik diberikan kepada orang asing yang masuk
wilayah indonesia dengan visa diplomatik. Izin tinggal diplomatik
diberikan oleh menteri luar negeri.
b. Izin Tinggal Dinas diberikan kepada orang asing yang masuk wilayah
indonesia dengan visa dinas.
c. Izin Tinggal Kunjungan diberikan kepada orang asing yang massuk
wilayah Indonesia dengan visa kunjungan atau anak yang baru lahir
diwilayah Indonesia dan pada saat lahir ayah dan / atau ibunya
pemegang izin tinggal kunjungan.
15 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian BAB 1 Pasal 1 ayat 21
16
d. Izin Tinggal Terbatas diberikan kepada orang asing yang masuk
wilayah indonesia dengan visa tinggal terbatas, anak yang pada saat
lahir di wilayah indonesia dan / atau ibunya pemegang izin tinggal
terbatas,orang asing yang diberikan alih status dari izin tinggal
kunjungan, nahkoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing diatas kapal
laut, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan dan
wilayah yurisdiksi indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, orang asing yang kawin secara sah dengan
warga negara indonesia atau anak dari orang asing yang kawin secara
sah dengan warga negara indonesia.
e. Izin Tinggal Tetap dapat diberikan kepada orang asing pemegang izin
tinggal terbatas sebagai rohaniawan, pekerja, investor dan lanjut usia;
keluarga karena perkawinan campuran; suami, istri dan/atau anak dari
orang asing pemegang izin tinggal tetap dan orang asing eks warga
negara indonesia dan eks subjek anak berkewarganegaraan ganda
Republik Indonesia.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah menyatakan bagaimana operasional atau
kegiatan yang harus dilakukan untuk memeperoleh data atau indikator yang
menunjuk konsep yang dimaksud.16 Definisi operasional perlu menetapkan bentuk
indikator lainya, hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dapat diolah
dengan baik.
16 Soehartono, Irawan, 2002, Metode Penelitian Sosial: Suatu Tekni Penelitain Bidang
Kesejahteraan Sosial Lainnya, bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm 35
17
Adapun indikator yang berhubungan dengan pengawasan terhadap
keberadan dan kegiatan orang asing adalah sebagai berikut:
A. Collaborative Governance Pada Pengawasan Keimigrasian
1) Starting Condition (kondisi awal) Pengawasan Orang Asing
2) Facilitative Leadership (Kepemimpinan Fasilitatif) Pengawasan
Orang Asing
3) Institutional Desing (Desai Institutional) dalam Pengawasan Orang
Asing
4) Collaborative Proses (Proses Kolaborasi) Pengawasan Orang Asing
B. Faktor penghambat dalam pengawasan terhadap keberadaan dan
kegiatan Orang Asing
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini, metode yang di gunakan adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk membuat
penyadaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi tertentu. Melalui penelitin ini deskriptif peneliti juga
bermaksud untuk memberikan gambaran terhadap fenomena sosial yang
terjadi, menjelaskan berbagai hubungan/korelasi yang terbentuk, serta dapat
memberikan makna atau implikasi pada suatu permasalahan yang teliti,
terutama dalam proses pengawasan imigrasi terhadap keberadaan dan kegitan
orang asing.17
17 Masyhuri & M. Zainuddin.2011. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Malang: Refika Aditama, hlm. 34
18
Dengan menggunakan penelitian deskriptif, maka data mengenai
keadaan yang sedang berlangsung dari subjek penelitian akan lebih kaya dan
beragam. Karena pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan
membuat medeskripsikan gambaran atau melukiskan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang di sediliki.18
2. Sumber Data
Dalam penyusunan tugas akhir ini, sumber data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder:
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari nara sumber. Dalam
hal ini sumber data primer berasal dari Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak,
yaitu dengan melakukan observasi tentang prosedur pengawasan kebeadaan
dan kegiatan orang asing.
b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari studi kepustakaan seperti
buku-buku, internet, karangan ilmiah dan bacaan lainnya yang ada
kaitannya dengan pembahasan dan penulisan tugas akhir.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metoden pengumpulan data atau teknisi pengumpulan data adalah
dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dikumpulkan sehingga
hasil akhir penelitian mamapu menyajikan informasi yang valid dan teriabel.19
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang
alamiah yang lebih mengutamakan sumber data primer dan lebih lebih
18 Convelo G. Cevilla, dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian.Jakarta : Universitas Indonesia.
hlm 73 19 Bungi, Burhan 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodelogis
ke Arah Penguasa Model Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Orafindo Persada, hlm 42
19
mengunakan teknik pengumpulan data boservasi, wawancara yang sangat
mendalam, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi merupskan kegiatan secara langsung di lapangan dalam upayah
memahami apa diketahui oleh subjek penelitian yang berkaitan dengan
tema yang di angkat dalam penelitian. Istilah metode observasi atau
pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
mengahruskan peneliti turunn lapang mengamati hal-hal yang berkaitan
dengan runag, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,
tujuan, dan perasaan.20 Dalam arti yang lebih luas observasi sebenaranya
tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan mengunakan metode ini dapat memberikan
informasi kepada peneliti mengenai fakta yang terjadi pada suatu intansi
atau ornganisai dalam menjalankan kinerja yang kemudian melakukan
pencatatan mengenai fakta tersebut. Dalam mealukan observasi tersebut,
peneliti menggunakan obesrvasi penelitian pasif, penelitian menepatkan
diri hanya sebagai peneliti/pengamat situasi sosial, sehingga peneliti tidak
melakukan intervensi terhadap obyek penelitian.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data secara wawancara yaitu pengumpulan data yang
dilakukan dengan melakukan tanya jawab, mengajukan beberapa
pertanyaan terkait permasalahan kepada narasumber, serta untuk
20 Ghony Djunaidi M dan Almanshur Fauzan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-
ruzz media, hlm 163
20
melengkapi kebutuha data yang di peroleh secara observasi. Wawancara
dapat dilaksanakan denga secara terstruktur (peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi yang akan di peroleh karena kegiat
wawancara sesuai dengan intrumen pertanyaan) maupun tidak terstruktur
(penelitian tidak menggunakan pedoman waancara yang yelah tersusun
secara sistematis dan lengkap dengan pengumpul datanya) dan dapat di
lakukan secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung
(melalui media seperti telepon).21 Wawancara dilakukan dengan Pejabat
atau Kepala Bidang Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak.
c. Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data dengan melakukan pencatatan terhadap
dokumentasi yang di lapangan yang fungsi sebagai data pelengkap dan
pendukung teknis, sejauh data tersebut masih berhubungan dengan masalah
yang diteliti, seperti arsip, catatan-catatan, buku laporan, monografi,
stastistik dan sebagainya. Adapun dokumentasi yang dikamksud dalam
penelitian ini adalah hasil dari observasi dan wawancara di Kontor Imigrasi
Kelas 1 Pontianak.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini merupakan tempat yang digunkan oleh peneliti
untuk mendapatakan keadaan sebenaranya dari objek yang diteliti guna
memperoleh data yang akurat. Pada penelitian ini penulis melakukan
penelitian di Kantor Imigrasi Kelas I Pontianak.
21 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta, hlm 137
21
5. Analisi Data
Teknis analisa data yang dingunakan dalam penelitian ini adalah analisa
dengan menggunakan model interaksi ( interactive models of analysis) yang
di kembang kan oleh Miles dan Humberman (1992). Analisis data kualitatif
adalah bersifat induktif, yaitu analisa berdasarkan data yang diperoleh,
selanjutnya di kembangkan menjadi hipotesis.22 Kegunaan analisi data ialah
mereduksi data menjadi perwujudan yang dapat di pahami dan di tafsir
dengan cara tertentu hingga relasi masalah penelitian dapat ditelaah serta
diuji. Kegiatan analisis terdiri dari reduksi data, penyajian data/display, dan
penarikan data kesimpulan/ verifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema, dan polanya.23
Rangkuman catatan lapangan tersebut disusun secara sistematis agar
memberikan gambaran yang lebih tanjam tentang halis yang di peroleh bilah
diperlukan. Dalam hal reduksi, peneliti akan memilah data-data penting atau
prioritas bahan pengawasan Izin Tinggal Warga Negara Asing yang
dilakukan Imigrasi Kelas 1 Pontianak.
b. Penyajian Data/Display
Penyajian data menyajikan sekumpulan informasi tersebut yang memberi
kemudahan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dengan
melakukan penyajian data atau display, maka akan memudahkan dan
22 lbid 23 Sugiyono.2010. Metode Penelitian & pengembangan (Research and Delevopment). Bandung:
Alfabeta, hlm 140
22
menyederhanakan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
melakukan penyederhanakan data yang kompleks menjadi narasi pendek
sesuai kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah sehingga
mudah di pahami.
c. Penarikan Kesimpulan/Verivikasi
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.24 Temuan dapat berupa deskriftif atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah
ditelitikan akan menjadi lebih jelas. Kegiatan ini dilakukan secara terus
menerus selama proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki
lapangan dan selama peroses pengumpulan data, penelitian berusaha untuk
menganalisi dan mencari makna dari data yang dikumpulkan sehingga data
yang dihasilkan merupakan jawaban atas permasalahan yang ada.
Setelah melakukan verivikasi maka dapat melakukan penarikan kesimpulan
akhir tidak perlu hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja
namun akan tetapi perlu diverifikasikan agar benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Secara skematis proses analisi data menggunakan
model analisis data interktif.
24 Sugiyono.2010. Metode Penelitian & pengembangan (Research and Delevopment). Bandung:
Alfabeta, hlm 140