bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/inda galuh lestari bab i.pdf · 1...

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM). Hipertensi adalah kondisi tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (WHO, 2013). Hipertensi juga sering disebut sebagai “silent killer” karena karakter dari penyakit hipertensi tidak menampakan tanda dan gejala yang jelas. Hipertensi bisa menyerang siapa saja baik laki-laki maupun perempuan usia 30-60 tahun (Susilo & Wulandari, 2011). Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). Lansia menurut Bab I pasal 1 ayat (2) UU No. 13 Tahun 1998 adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut WHO (2010) 524 juta orang berusia 65 tahun dalam populasi dunia, penduduk lansia di indonesia mencapai 9,12% (BPS, 2014). Jumlah penduduk berusia diatas 65 tahun terutama di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 jumlah lansia mencapai 7,47% dari seluruh penduduk provinsi Jawa Tengah naik menjadi 7,63% 1 Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: ngokhanh

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM).

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (WHO,

2013). Hipertensi juga sering disebut sebagai “silent killer” karena karakter

dari penyakit hipertensi tidak menampakan tanda dan gejala yang jelas.

Hipertensi bisa menyerang siapa saja baik laki-laki maupun perempuan usia

30-60 tahun (Susilo & Wulandari, 2011).

Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah

mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan

ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat

meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan

hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat

dan bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). Lansia menurut Bab

I pasal 1 ayat (2) UU No. 13 Tahun 1998 adalah seseorang yang mencapai

usia 60 tahun ke atas. Menurut WHO (2010) 524 juta orang berusia 65 tahun

dalam populasi dunia, penduduk lansia di indonesia mencapai 9,12% (BPS,

2014). Jumlah penduduk berusia diatas 65 tahun terutama di Jawa Tengah

terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 jumlah lansia mencapai

7,47% dari seluruh penduduk provinsi Jawa Tengah naik menjadi 7,63%

1

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

2

pada tahun 2014, jumlah lansia di Jawa Tengah mengalami peningkat

0,2% dari tahun 2014 menjadi 7,82% (BPS, 2014).

Peningkatan jumlah usia lanjut akan berpengaruh pada berbagai aspek

kehidupannya ( fisik, mental dan ekonomi ) salah satunya pada perubahan

fisik dalam sistem kardiovaskular ( Tamher, S dan Noorkasiani, 2009).

Disfungsi kardiovaskular dapat diperberat dan mempengaruhi aktivitas

normal kehidupan sehari-hari, yaitu terjadinya perubahan normal penuaan

adalah faktor genetik, dan gaya hidup dapat menunjang kelainan mayor,

diantaranya yaitu penyakit hipertensi (Smeltzer & Bare, 2013). Berdasarkan

hasil penelitian dari John, et al (2010), lansia cenderung memiliki status risiko

kardiovaskular absolut lebih tinggi , karena ada kecenderungan yang jelas

terhadap tekanan darah tinggi dengan bertambahnya usia.

Menurut catatan Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2011 ada satu milyar

orang didunia menderita hipertensi dan dua per-tiga diantaranya berada

dinegara berkembang yang berpenghasilan rendah-sedang. Bila tidak

dilakukan upaya yang tepat jumlah ini akan terus meningkat, dan diprediksi

pada tahun 2025 sebanyak 29% atau 1.6 milyar orang di seluruh dunia

menderita hipertensi, sedang di Indonesia angka kejadian hipertensi cukup

tinggi. Data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk

Asia Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun keatas

mengalami hipertensi pada tahun 2014 (WHO, 2015). Penyakit Hipertensi

masih menempati proporsi terbesar dari seluruh Penyakit Tidak Menular

(PTM) yang dilaporkan, yaitu sebesar 57,89% dari 100%, sedangkan urutan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

3

kedua terbanyak adalah Diabetes Mellitus sebesar 16,53% dari 100%. Dua

penyakit tersebut menjadi prioritas utama pengendalian Penyakit Tidak

Menular (PTM) di Jawa Tengah, jika Hipertensi dan Diabetes Melitus tidak

dikelola dengan baik maka akan menimbulkan Penyakit Tidak Menular

(PTM) lanjutan seperti Jantung, Stroke, Gagal Ginjal, dsb. Pengendalian

Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat dilakukan dengan intervensi yang tepat

pada setiap sasaran/kelompok populasi tertentu sehingga peningkatan kasus

baru Penyakit Tidak Menular (PTM) dapat ditekan, di Kabupaten Brebes

pada tahun 2014 yang menderita hipertensi sebanyak 41.692 jiwa (Profil

Kesehatan Kabupaten Brebes 2014). Berdasarkan data di Puskesmas

Bumiayu pada tahun 2015 yang menderita hipertensi sebanyak 846 jiwa, pada

bulan Januari-September 2016 sebanyak 1.000 jiwa. Jumlah penduduk di

desa Dukuhturi tahun 2015 sekitar 10.261 jiwa atau 10,49% (100%) (BPS

Kabupaten Brebes 2016), dan data yang mengikuti posbindu aktif di

dukuhturi sebanyak 70 orang dan 40 orang yang menderita hipertensi.

Karakteristik penyakit menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

semakin patuh atau tidaknya pasien dengan saran dokter. Beberapa studi

(Basuki B, et al) menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai kelebihan

berat badan lebih dari 20% dan hiperkolesterol mempunyai risiko yang lebih

besar terkena hipertensi. Faktor risiko tersebut pada umumnya disebabkan

oleh pola hidup (life style) yang tidak sehat (Rahajeng E, et al;2009).

Terdapat sebuah penelitian mengatakan bahwa pasien dengan penyakit kronis

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

4

yang tidak memperlihatkan symptom yang begitu terlihat akan semakin

menunjukkan pola hidup yang tidak baik (Nurhayati, 2015).

Pasien hipertensi yang melakukan modifikasi gaya hidup untuk

mengontrol tekanan darahnya hanya sekitar 30% dari (40% dari orang dewasa

diatas usia 55 tahun) penderita hipertensi di Poitou-Charentes (Prancis)

(Ragot, et al 2005). Lansia dengan hipertensi mengalami kesulitan

pengontrolan tekanan darah akan memperburuk kesehatannya. Menurut

Anggraini, et al. (dalam Bianti Nuraini, 2015), hipertensi yang tidak

terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi, bila mengenai jantung

kemungkinan dapat terjadi infark miokard, jantung koroner, gagal jantung

kongestif, bila mengenai otak terjadi stroke, ensevalopati hipertensi, dan bila

mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata

akan terjadi retinopati hipertensi. Salah satu upaya untuk melakukan

pencegahan komplikasi hipertensi perlu adanya peningkatan pencegahan

tentang hipertensi. Individu dengan penyakit jantung disarankan untuk

melaksanakan self-management sebagai salah satu managemen penyakit

dalam kehidupan sehari – hari (Richard & Sea, 2011).

Menurut Lin, KW (2006), program manajemen diri (self management)

dikembangkan untuk mendukung pasien dengan penyakit kronis, salah

satunya penyakit hipertensi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Hayes (2010) menyatakan bahwa manajemen hipertensi yang efektif salah

satunya dengan menghentikan kebiasaan merokok, mempertahankan diet

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

5

yang sehat dan aktivitas fisik yang sehat. Modifikasi perilaku sangat

bermanfaat untuk mengurangi atau menunda dampak buruk dari stroke.

Pelaksanaan self-management pada penderita hipertensi diharapkan

mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan pengobatan terkait penyakit

hipertensi (Bagong, 2005). Pemeliharaan kesehatan terkait dengan penyakit

hipertensi sudah banyak dilakukan melalui berbagai macam cara. Beberapa

penelitian tentang manajemen hipertensi sudah banyak dilakukan seperti pada

penelitian yang dilakukan oleh Xue, et al (2008) dengan membentuk sebuah

kelompok suka rela dengan memberikan edukasi tentang hipertensi. Prasetyo,

et al (2012) melakukan penelitian tentang self care management hipertensi di

tatanan rumah sakit dan hanya menggunakan kuesioner dan tidak

memberikan edukasi.

Strategi Pengelolaan Diri (Self Management) merupakan teknik yang

berakar pada teori pengkondisian operan. Tujuan dari strategi Pengelolaan

Diri (Self Management) ini adalah agar individu secara teliti dapat

menempatkan diri dalam situasi-situasi yang menghambat tingkah laku dan

belajar untuk mencegah timbulnya perilaku atau masalah yang tidak

dikehendaki. Bentuk pelaksananaannya meliputi self monitoring (pemantauan

diri), stimulus control (pengendalian diri), serta self reward (penghargaan diri

sendiri). Penerapan teknik self management dengan mengkombinasikan

teknik biasanya lebih berguna dari pada menggunakan satu teknik saja

(Brillianti,2016).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

6

Berdasarkan penelitian oleh Lia Mulyati,et al (2013) mengungkapkan

bahwa didapatkan ada hubungan antara keyakinan terhadap efektivitas terapi

(p=0.005; OR=3,48), self-efficacy (p=0.003; OR=3,67), dukungan sosial

(p=0.015; OR=2,87) dan komunikasi antar petugas pelayanan kesehatan

dengan pasien (p=0.002; OR=3,27) dengan SMB. Komunikasi antar petugas

kesehatan dengan pasien merupakan faktor paling dominan memengaruhi

kesuksesan Self Management Behaviour (SMB) sehingga kemampuan

komunikasi sangat diperlukan dalam implementasi asuhan keperawatan.

Berdasarkan study pendahuluan kepada 6 lansia yang mengalami

hipertensi terhadap 5 komponen Self Management, hasil menunjukkan rata-

rata tekanan darah lansia sekitar 160/100 mmHg dan 140/100 mmHg dengan

integrasi diri menyatakan rendah oleh 1 lansia, sedang oleh 3 lansia dan

tinggi oleh 2 lansia, Regulasi diri menyatakan rendah oleh 2 lansia, sedang

oleh 2 lanisa dan tinggi oleh 2 lansia, Interaksi dengan tenaga kesehatan dan

lainnya menyatakan rendah oleh 1 lansia, sedang oleh 3 lansia dan tinggi oleh

2 lansia, Pemantauan tekanan darah menyatakan rendah oleh 1 lansia, sedang

oleh 3 lansia dan tinggi oleh 2 lansia dan yang terakhir kepatuhan terhadap

aturan yang dianjurkan 4 lansia menyatakan sedang dan 2 lansia tinggi.

Berdasarkan paparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

“Pengaruh Self Management terhadap Tekanan Darah Lansia yang

Mengalami Hipertensi”.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

7

B. Rumusan Masalah

Pada usia lanjut, terjadi penurunan kondisi fisik/biologis, kondisi

psikologis, serta perubahan kondisi sosial, akibat terjadinya perubahan-

perubahan secara makro, salah satunya adalah system kardiovaskuler.

Disfungsi dari system kardiovaskuler diantaranya yaitu penyakit hipertensi.

Penyakit hipertensi jika tidak dikontrol dengan baik akan berkomplikasi pada

penyakit stroke, CHF, Jantung dan lainnya. Hipertensi dapat dicegah dengan

berbagai jenis, baik farmakologi maupun non farmakologi, untuk pencapian

keberhasilam dalam sembuh lansia harus bertanggung jawab dalam

melakukan pengelolaan diri sendiri (self management) dengan cara

pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, hindari kopi, merokok dan

alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang

cukup seperti olahraga yang teratur, baik untuk menurunkan gejala maupun

menurunkan risiko komplikasi. Berdasarkan latar belakang diatas dapat

dirumuskan “Adakah pengaruh Self Management terhadap Tekanan Darah

Lansia yang Mengalami Hipertensi di Posbindu Dukuhturi-Bumiayu”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui status Self Management pada Lansia Hipertensi di

Posbindu Dukuhturi-Bumiayu”.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

8

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ( usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, riwayat merokok dan lama diagnosis) lansia

hipertensi

b. Untuk mengetahui gambaran self management yang diterapkan oleh

lansia hipertensi

c. Untuk mengetahui pengaruh antara self management terhadap tekanan

darah pada lansia hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai acuan untuk meneliti self management bagi peneliti lain,

sehingga diharapkan dapat menjadi modal untuk perkembangan self

management khususnya penderita hipertensi.

2. Bagi Responden

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden

(lansia yang mengalami hipertensi) agar dapat mengontrol gaya hidupnya

(perilaku).

3. Bagi Instalasi terkait (Posbindu)

Sebagai bahan informasi dan data mengenai program kesehatan,

khususnya lansia yang mengalami hipertensi tentang mengontrol

pengelolaan diri sendiri (Self Management).

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

9

4. Bagi Ilmu Pengetahuan ( Profesi Perawat)

Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak

meneliti lebih lanjut mengenai self management pada lansia yang

mengalami hipertensi agar tidak terjadi komplikasi.

E. Keaslian penelitian

1. Penelitian oleh Lia Mulyati,et al (2013) yang berjudul “Analisis Faktor

yang Memengaruhi Self Management Behavior pada Pasien Hipertensi”

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

memengaruhi SMB dan menganalisis faktor yang paling dominan

memengaruhi SMB pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah

45 Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif

analitik studi cross sectional, dengan menggunakan uji chi square dan

regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara

keyakinan terhadap efektivitas terapi (p=0.005; OR=3,48), self-

efficacy(p=0.003; OR=3,67), dukungan sosial (p=0.015; OR=2,87) dan

komunikasi antar petugas pelayanan kesehatan dengan pasien (p=0.002;

OR=3,27) dengan SMB.

Perbedaan penelitiannya dari peneliti adalah tempat penelitian yaitu

penelitiannya meneliti di RSUD 45 Kuningan sedangkan peneliti, meneliti

di Posbindu Dukuhturi Kec.Bumiayu serta variabel bebasnya yaitu peneliti

Self Management, penelitiannya Self Management Behavior. Persamaan

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

10

penelitiannya dari peneliti adalah variabel terikatnya yaitu hipertensi dan

metode yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional.

2. Penelitian oleh Retnowulan D & Hadi Warsito (2013) yang berjudul

“Penerapan Strategi Pengelolaan Diri (Self Management) Untuk

Mengurangi Kenakalan Remaja Korban Broken Home” Tujuan penelitian

ini adalah untuk menguji keefektifan penerapan strategi pengelolaan diri

untuk menurunkan tingkat kenakalan remaja dari keluarga broken home

pada siswa MTs Radenpaku Wringinanom Gresik. Penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian quasi experimental design dengan

nonequivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah 14 siswa

kelas VIII B MTs Radenpaku Wringinanom Gresik yang dipilih dengan

tekhnik purposive yang memiliki skor kenakalan tinggi, ke-14 subjek

tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 7 siswa dalam kelompok

eksperiment dan 7 siswa dalam kelompok kontrol melalui tekhnik random.

Data penelitian dikumpulkan melalui angket kenakalan dan dianalisis

secara statistik. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistic

nonparametric dengan menggunakan Uji Jumlah Jenjang Wilcoxon. Dari

hasil analisis data berdasarkan Uji Jumlah Jenjang Wilcoxon,

menunjukkan bahwa n1= n2= 7. Dari tabel nilai R diperoleh R0,05 = 36

dan R0,01 =32 . Pada α = 0,05 ternyata R = 28 < R0,05 = 36 , maka

diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti hipotesis

penelitian yang berbunyi “Skor kenakalan remaja korban broken home

antara kelompok siswa yang dibantu dengan strategi pengelolaan diri (self

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

11

management) menurun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok

siswa yang dibantu dengan metode konvensional” dapat diterima.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa kelompok subjek eksperimen

mengalami penurunan yang lebih signifikan dalam tingkat kenakalan

dibandingkan kelompok control, ini berate bahwa Strategi pengelolaan diri

efektif untuk menurunkan kenakalan remaja korban broken home.

Perbedaan penelitiannya dari peneliti adalah variabel terikatnya yaitu

penelitiannya dengan variabel kenakalan remaja broken home sedangkan

peneliti variabel terikatnya hipertensi dan metode penelitian yang

digunakan penelitiannya dengan menggunakan quasi experimental design

dengan nonequivalent control group design, sedangkan peneliti

menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional.

Persamaan penelitiannya dari peneliti adalah variabel bebasnya yaitu Self-

management.

3. Penelitian oleh Nargis Akhter (2010) yang berjudul “ Self-management

Among Patients with Hypertension in Bangladesh”. Penelitian deskriptif

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat manajemen diri dan faktor yang

berkaitan antara pasien dengan hipertensi di Medical College Hospital

Rangpur, Bangladesh. Alat penelitian adalah kuesioner yang

dikembangkan oleh peneliti yang terdiri dari tiga bagian: bentuk penilaian

data demografi; Data yang berhubungan dengan kesehatan bentuk

penilaian dan hipertensi manajemen diri perilaku kuesioner. Menggunakan

Cronbach "s alpha keandalan perilaku hipertensi manajemen diri instrumen

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

12

adalah 0,91. Frekuensi, persentase, sarana dan standar deviasi digunakan

untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen diri

secara keseluruhan antara pasien dengan hipertensi adalah pada tingkat

yang moderat (M = 2.55, SD = 0,47). Selama lima sub-dimensi

manajemen diri, sarana self-integrasi, self-regulation, interaksi,

pemantauan diri, dan kepatuhan, juga di tingkat moderat, orang dewasa

berusia muda dan menengah memiliki skor pengelolaan diri secara

signifikan lebih tinggi daripada orang dewasa yang lebih tua (t = 4.54, p

<0,05). Wanita memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki (t =

2.66, p <0,05). subyek berpendidikan memiliki skor manajemen diri yang

lebih rendah daripada mereka yang telah dididik (F = 5.89, p <0,001).

Subyek yang tinggal di daerah perkotaan memiliki skor manajemen diri

yang lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di daerah pedesaan (F =

3.24, p <0,001). Selain itu, waktu sejak diagnosis ditemukan menjadi

signifikan. Subjek yang memiliki kali lebih lama sejak diagnosis (> 6

tahun) memiliki skor manajemen diri yang lebih tinggi dibandingkan

dengan waktu yang lebih singkat (≤6 tahun) (t = 2.44, p<0,01).

Perbedaan pada penelitiannya dengan peneliti adalah pada metode

yaitu dimana peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan

pendekatan crossectional, sedangkan penelitiannya menggunakan metode

deskriptif. Persamaan penelitiannya dengan peneliti adalah pada variabel

bebas dan variabel terikat yaitu sama-sama meneliti Self Management dan

Hipertensi.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

13

4. Penelitian oleh Dalal M Neminqani1, et al (2013) yang berjudul

“Hypertensive Patients: Self-Care Management Practices in Al-Taif,

KSA”. Penelitian ini Deskriptif crossectional, instrument kuesioner. Data

karakteristik bentuk penilaian dan hipertensi diri perilaku manajemen

kuesioner. Frekuensi, berarti, standar penyimpangan dan tes analitik (Chi

Square dan uji T) digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa manajemen diri secara keseluruhan perilaku dengan

hipertensi adalah pada tingkat sedang (2,22 ± 0,528). Selama lima sub-

dimensi manajemen diri, sarana selfintegration, regulasi diri, interaksi,

self-monitoring dan kepatuhan, juga di tingkat moderat. Kepatuhan

terhadap direkomendasikan rejimen memiliki skor tertinggi (2,45 ± 0,48)

diikuti oleh skor Self-monitoring (2.39 ± 0.69) .Wanita memiliki

signifikan lebih tinggi dibandingkan laki-laki 2.47 ± 0.40 vs 2.08 ± 0.54),

(P = 0.000). orang dewasa berusia muda dan menengah memiliki skor

pengelolaan diri secara signifikan lebih tinggi dari yang lebih tua orang

dewasa (P = 0.010). Universitas subyek berpendidikan memiliki skor

manajemen diri yang lebih tinggi daripada yang kurang berpendidikan (P =

0,025). Subyek yang tinggal di daerah pedesaan memiliki skor perilaku

manajemen diri tidak signifikan lebih rendah dibandingkan tinggal di

daerah perkotaan (P = 0,931). Selain waktu sejak diagnosis ditemukan

menjadi signifikan (P = 0,038). Studi ini menawarkan bukti bahwa di

antara pasien Saudi dengan hipertensi, ada kesempatan untuk

meningkatkan perilaku manajemen diri mereka. Studi tersebut

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4135/2/INDA GALUH LESTARI BAB I.pdf · 1 BAB I . PENDAHULUAN . A. Latar Belakang . Hipertensi merupakan salah satu Penyakit

14

menunjukkan bahwa, terapi antihipertensi harus mempertimbangkan

kesadaran pasien nasihat penyedia layanan kesehatan dan petunjuk, faktor-

faktor yang dapat meningkatkan perilaku manajemen diri, dan

kemungkinan bahwa pasien akan mematuhi rekomendasi.

Perbedaan penelitiannya dengan peneliti adalah metode penelitian

dan tempat, dimana peneliti menggunakan metode deskriptif analitik

dengan pendekatan crossectional dan bertempat di Posbindu Dukuhturi

Kecamatan Bumiayu sedangkan penelitiannya menggunakan metode

deskriptif crossectional dan bertempat di Al-Taif, KSA serta pada variabel

bebasnya yaitu peneliti dengan variabel Self Management sedangkan

penelitiannya tentang Self-Care Management. Persamaan penelitiannya

dengan peneliti adalah variabel terikatnya yaitu menggunakan hipertensi.

Pengaruh Self Management..., Inda Galuh Lestari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017