bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/bab i.pdf · perjalanan dan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketersediaan berbagai jenis inovasi transportasi konvensional mendorong
bermunculan perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi
dengan sistem yang modern. Mulai dari taxi online, ojek online dan pengiriman
online, hal ini menunjukkan bahwa kemajuan informasi dan teknologi semakin
berkembang pesat di dalam operasional perusahaan jasa transportasi. Namun kita
tidak memungkiri bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling
berharga yang dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusia merupakan satu-
satunya sumber daya yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Dengan
demikian, unsur sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang harus
dipertahankan suatu organisasi. Sejalan dengan tuntutan yang senantiasa
dihadapi organisasi untuk menjawab setiap tantangan yang ada.
Oleh karena itu Grab Indonesia selaku perusahaan penyedia jasa
transportasi online, berupaya untuk terus mengoptimalkan potensi sumber daya
manusia yang ada. Melalui kinerja yang optimal sebagai langkah awal
perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu menjadi perusahaan transportasi
terkemuka di Indonesia yang berbasis apliklasi. Dalam hal ini kinerja karyawan
adalah hasil kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
2
diberikan (Mangkunegara 2009). Pada Perusahaan Grab Indonesia standart kerja
sebagai ukuran kuantitatif mitra diimplementasikan pada target harian yang ada
dalam aplikasi milik Mitra (Driver) dengan standart terendah harian adalah 15
perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh
Empat Jam) untuk mencapai target tersebut. Ada empat definisi operasional
variabel yang dapat kita implementasikan dengan keadaan pada perusahaan yaitu
kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab (Mangkunegara,
2009).
Selanjutnya dari sudut pandang kualitas dan kuantitas mitra mampu
memenuhi jumlah target harian sebagai acuan kuantitas yang ditentukan
perusahaan dan Rating Feedback pelanggan dalam ukuran kualitas. Data per
quartal 2018 grab yang malang telah meningkat sebesar 80% pencapaian
pemenuhan target mitra (Grab.co.id/malang) dengan nilai rating rata-rata mitra
nasional 4,92 (Empat koma Sembilan Puluh Dua) pada pada akhir 2017, yang
berarti kinerja mitra pengemudi sangat baik.
3
Gambar 1.1
Data Rata Rata Rating Nasional per 31 Desember
Sumber : Bagian Promotion and Relationship, Kantor Cabang
Malang.Jalan ,L.A Sucipto No 59 malang.
Penilaian ini didasarkan dari pemberian bintang atas respon pelayanan
mitra dari rentang Bintang 1 (Satu) sampai 5 (Lima). Dengan Asumsi semakin
mendekati nilai bintang 5 (Lima), maka semakin puas pelanggan atas pelayanan
yang diberikan oleh mitra pengemudi, namun dalam praktek pelaksanaan tugas
yang dilakukan mitra masih banyak kecuranggan-kecurangan dalam proses
operasional pelayanan para mitra ini dijelaskan dari pernyataan Managing
Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, belasan ribu
pengemudi yang telah diputuskan hubungan kemitraannya tersebut meliputi
Grab Bike dan Grab Car. Grab Bike adalah Driver yang menggunakan motor
sebagai alat transportasi dalam mobilitas operasionalnya dalam dalam
melaksanakan pekerjaannya, Grab Bike memiliki 3 layanan utama dalam
operasionalnya yaitu ,Grab Food (untuk pemesanan makanan),Grab Exspres
(untuk jasa pengantaran paket) dan, Grab Bike ( untuk jasa pengantaran
pengantaran penumpang )
4
Data statistik kinerja mitra per Quartal 2018 yang mencapai peningkatan
sebesar 80% dan angka penilaian pelayanan mitra 4,92 mendorong peneliti
untuk mencari tau mengapa kinerja yang baik dari para mitra berdasarkan
statistik penilaian rata-rata rating pelayanan mendapat respon yang tidak sesuai
oleh pihak perusahaan berupa pemutusan mitra pengemudi sebanyak 17.200
Mitra di seluruh Indonesia , ini menimbulkan tanda tanya terkait respon
perusahaan karena secara harfiah apabila kinerja baik maka seharusnya
perusahaan mendapatkan respon positif. Berdasarkan hal tersebut menjadi dasar
mengapa penelitian terkait kinerja sebagai variabel terikat menjadi penting untuk
diangkat di dalam penelitian ini. Selanjutnya penelitian ini menduga terkait
variabel variabel yang memiliki pengaruh terhadap isu isu yang muncul.
Sehubungan dengan itu terdapat beberapa permasalahan yang
menyebabkan fenomena terkait kinerja yang baik justru memicu keputusan
perusahaan untuk memberhentikan ribuan mitra. Selanjutnya ditinjau dari sudut
pandang disiplin kerja maka disiplin kerja diartikan sebagai keadaan dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang
berlaku (Hasibuan, 2010). Dari teori tersebut maka dapat dipaparkan bawasannya
displin kerja merupakan tindakan dan upaya kerja yang dilakukan Mitra sebagai
upaya pemenuhan tugas kerja sesuai dengan peraturan dari Grab Indonesia selaku
perusahaan yang menaungi mitra dalam proses operasional kerja yang dilakukan
yaitu pelayanan terhadap pelanggan transportasi online. Namun pada beberapa
5
kasus masih banyak indikasi kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh driver
sebagai mitra grab Indonesia.
Hal ini di buktikan dengan banyaknya kasus penggunaan tuyul sebagai
upaya mitra driver dalam memenuhi target harian yang telah di tetapkan oleh
pihak grab. Selaku perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi.
Istilah tuyul disini adalah penggunaan Fake GPS (Global Position Sistem) atau
kita kenal dengan Titik Posisi Palsu, ini dilakukan agar para driver dapat
memperoleh order ditempat tempat tertentu tanpa harus ngetem atau berhenti di
titik yang mereka ingin. Karena secara prinsip penerima pesanan di dalam sistem
aplikasi adalah driver yang berada di sekitar titik pemesanan dalam hal ini ialah
titik terdekat penjemputan antara driver sebagai mitra grab dan penumpang
sebagai konsumen. Walaupun ini merupakan order asli hal ini merupakan salah
satu kecurangan yang merugikan pihak mitra yang lain. Namun dalam beberapa
kasus penggunaan GPS Palsu ini di gunakan untuk membuat order palsu (Fiktif
Order). Hal inilah yang menjadi sebuah fenomena yang ingin diangkat di dalam
penelitian ini, karena pada dasarnya penggunaan GPS palsu dilakukan untuk
mencapai target harian yang diberikan oleh Perusahaan Grab.
Penggunaan GPS palsu ini di lakukan dengan cara me-Root Handpone
(Memodifikasi Sofware / Perangkat lunak Handpone) kemudian memasang
aplikasi Fake GPS yaitu aplikasi yang dapat menentukan titik lokasi mana yang
akan menjadi titik pemesanan. Kemudian setelah meletakkan titik pada lokasi
6
pemesanan para pelaku kecurangan ini melakukan order atau pemesanan melalui
aplikasi pemesanan pelanggan. Dengan cara seperti itu maka driver dalam hal ini
mitra grab mampu memenuhi target dan mendapatkan bonus sesuai jumlah
pemenuhan target mereka. Namun tidak serta merta upaya ini dapat berhasil
karena bisa saja saat melakukan pemesanan pada titik pemesanan yang telah
dipasang sebelumnya justru malah meleset karena ada driver lain yang kebetulan
melintas karena titik mereka lebih dekat dari titik yang dipasang oleh pelaku
pemasangan GPS palsu tadi.
Secara konsep hal di atas sangat bertentangan dengan aturan perusahaan
yang berlaku menurut salah satu indikator kedisiplinan adalah bekerja sesuai
prosedur kantor (Moekijat, 2010), yaitu Mitra diharapkan jujur dalam melakukan
pelayanan maksimal terhadap pelanggan, mematuhi segala aturan yang berlaku
dan menghindari segala jenis pelanggaran kode etik. Hal ini tertera di dalam
video pelatihan dasar untuk mitra baru secara online. Yang artinya tindakan
tindakan penggunaan tuyul ini sudah bertentangan dengan kode etik yang
diberikan perusahaan terkait kejujuran dan kepatuhan mitra atas aturan yang
berlaku. Selain itu apabila upaya membuat orderan fiktif ini meleset dari sasaran
dan masuk pada pengemudi lain maka hal ini akan menyebabkan pengemudi lain
tidak dapat menerima orderan lain selama orderan palsu ini belum di batalkan.
Tentunya ini sangat merugikan karena apabila driver membatalkan orderan
pelanggan maka secara otomatis nilai presentasi pembatalan mitra akan naik dan
7
bonus tidak akan pernah cair. Oleh karena itulah mengapa tindakan order fiktif
bertentangan dengan norma kemanusiaan di mana tindakan ini juga dapat
menghambat pekerjaan orang lain dan merugikan perusahaan.
Selain itu variabel yang dianggap berpengaruh adalah lingkungan kerja.
Adapun menurut Sedarmayanti (2011:27) secara garis besar lingkungan kerja
terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.
Di mana lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar
tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Sedangkan lingkungan kerja non fisik adalah semua
keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan
maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Sebagai dasar
peneliti menggunakan lingkungan kerja non fisik sebagai hal yang di angkat
dalam penelitian ini di asumsikan karena grab merupakan perusahaan merupakan
perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang artinya sebagian besar proses
operasional perusahaan bersifat online.
Operasional yang bersifat online inilah yang menjadi keunikan perusahaan
ini harfiahnya operasional perusahaan tranportasi seharusnya memiliki
manajemen yang kompleks dalam kegiatan manajerial perusahaan karena pada
umumnya perusahaan yang bergerak di bidang transportasi mmemiliki tenaga
kerja yang komples dan berhubungan dengan banyak sekali orang sebagai
konsumen. namun pada grab hampir semua operasional jasa tranportasi yang
8
dikelolanya menggunakan sistem sebagai control manajerial mulai dari
penerimaan order, pencarian driver dan peentuan tarif seluruhnya menggunakan
sistem mengakibatkan permasalahan-permasalahan terkait sumber daya manusia
dan kinerjanya didalam perusahaan grab ini berbeda dengan jasa transportasi
konfensional.
Perusahaan Grab merupakan perusahaan aplikasi artinya proses
operasionalnya tidak terlalu mempertimbangkan lingkungan kerja fisik namun
lebih kepada lingkungan kerja non fisik ini diasumsikan karena dalam aktifitas
kerja mitra, mitra tidak pergi ke kantor ataupun ruangan kerja melainkan
langsung ke lapangan dalam hal ini berkeliling intuk mendapatkan order atau
pesanan. Sehingga kemungkinan besar interaksi antar mitra adalah hal yang akan
sering terjadi selama proses kerja, ini di mungkinkan karena jumlah driver (mitra)
mencapai 170.000 mitra untuk skala nasional yang tersebar di beberapa kota
besar Indonesia. Dengan jumlah yang cukup besar artinya akan banyak sekali
jenis interaksi dan saling tukar informasi antar mitra dan muncul komunitas
komunitas pengemudi berdasarkan wilayahnya operasionalnya. Untuk kota
malang sendiri ada beberapa komunitas grab saya ambil contoh grab matos
dengan lambing elang yang mereka punya, mereka sering berkumpul di sekitaran
taman matos depan Universitas Negeri Malang, dan banyak lagi.
Adanya interaksi antar komunitas juga berdampak kepada kekeluargaan
yang semakin kuat di antara para mitra karena merasa memiliki nasib yang sama
9
dan kawan satu perjuangan dengan tagline yang dimiliki hampir seluruh
komunitas grab bahkan kantor pun menggunakan tagline tersebut dalam
menyampaikan informasi kebijakan baru yaitu #SalamSatuAspal. Namun
kekeluargaan ini dalam beberapa kasus disalah artikan sebagai pembenaran akan
upaya upaya pemenuhan target perusahaan yaitu tercapainya jumlah trip harian
secara maksimal. Hal ini didasarkan pada beberapa kasus di mana apabila salah
satu mitra belum dapat memenuhi target harian maka mitra ini meminta agar
temannya yang lain untuk memberinya order fiktif dengan cara ia memberi tau
teman posisi terkini ia berada kemudian teman ini akan meletakkan titik
pemesanan di titik di mana rekannya tadi berada sehingga orderan tersebut masuk
kepada driver yang belum memenuhi target harian tadi.
Sesuai aturan perusahaan tindakan di atas tidak dibenarkan karena
perusahaan selalu menekankan agar mitranya melakukan tanggung jawabnya
secara jujur dan sesuai prosedur. Namun dengan dalih bahwa sebagai sesama
mitra kita harus saling membantu namun karena unsur kekeluargaan dan
interaksi yang salah inilah perusahaan merugi hingga ratusan juta karena pada
dasarnya apabila mitra memperoleh target sesuai yang ditentukan maka
perusahaan akan memberikan sejumlah bonus untuk pencapaian target tersebut.
Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan dana untuk hal yang
sebenarnya tidak ia keluarkan apabila mitra ini bersifat jujur. Inilah yang menjadi
10
salah satu alasan mengapa dengan kinerja baik perusahaan justru malah memilih
memberhentikan belasan ribu mitranya.
Selanjutnya terkait dengan beberapa faktor yang diduga mempengaruhi
fenomena kinerja di atas. maka peneliti mendasarkan penelitian ini kepada
pernyataan Ridzki Kramadibrata sebagai Manajer Direktur Grab Indonesia
dalam artikel yang berjudul “Grab Telah Memberhentikan Puluhan Ribu Mitra
(Kompas.com)” dan penelitian hubungan antara kinerja, lingkungan kerja dan
disiplin kerja yang memiliki hubungan korelasi positif secara simultan dan
parsial, Sutanto dkk (2015). Sehingga pemilihan faktor-faktor di atas
diasumsikan dapat mempengaruhi penelitian ini, dan dapat menunjang judul
penelitian terkait fenomena yang terjadi pada perusahaan grab berkaitan faktor
yang mempengaruhi kinerja yang di duga adalah lingkungan kerja dan disiplin
kerja. Sehingga selanjutnya fenomena dari penjabaran variabel variabel tersebut
menjadi dasar penelitian ini dapat dibuktikan atau tidaknya. Karena pada
dasarnya penelitian ini masih dianggap baru karena fenomena yang diangkat
adalah salah satu hal yang baru baru ini terungkap dari proses operasional jasa
tranportasi online grab ini.
B. Rumusan Masalah
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan
Grab ini adalah banyaknya kecurangan yang dilakukan mitra terkait pemenuhan
11
target harian sebagai gambaran kedisiplinan mitra dan ini berlangsung terus
menerus karena terdapat hubungan interaksi antara sesama mitra yang salah di
mana saling bekerja sama dalam membantu memenuhi target sebagai aspek
lingkungan kerja non fisik. Sehingga hal tersebut dianggap berpengaruh
terhadap kinerja sehingga upaya upaya di lakukan agar hal hal tersebut tidak
terus menerus berlangsung maka muncul rumusan masalah dengan variabel
diduga berpengaruh yaitu faktor lingkungan kerja dan disiplin kerja mempunyai
pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana disiplin kerja, lingkungan kerja non fisik serta kinerja pada Mitra
Grab area Malang ?
2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja Mitra Grab area Malang?
3. Apakah lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap kinerja Mitra Grab
area Malang?
4. Apakah disiplin kerja dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja Mitra Grab area Malang?
5. Mana Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja Mitra Grab area
Malang ?
12
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan disiplin kerja, lingkungan kerja non fisik serta kinerja
pada mitra grab area malang.
2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja mitra grab area
malang.
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja mitra
grab area malang.
4. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja non fisik
secara simultan terhadap kinerja mkitra grab area malang.
5. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja mitra
grab area malang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan serta
nilai-nilai positif bagi :
1. Bagi pihak perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
pimpinan atau manajemen perusahaan Grab sebagai perusahaan transportasi
berbasis aplikasi di dalam upaya pengembangan perusahaan dan pengambilan
keputusan khususnya terakit kebijakan perusahaan dan upaya upaya
13
pengkoordinasian mitra grab selaku bagian terpenting sebagai penggerak roda
organisasi sebagai langakah pencapaian tujuan organisasi yang optimal.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu penelitian yang akan
dilakukan selanjutnya.dan menjadi referensi rujukan yang baru terkait
penelitian terhadap jasa transportasi online sebagai hasil dari pertumbuhan
dan perkembangan tegnologi global dan modernisasi.
E. Batasan Penelitian
Batasan masalah digunakan untuk membatasi dalam sebuah penelitian.
Agar penelitian menjadi fokus maka dibutuhkan batasan masalah, dalam
penelitian ini terdapat batasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian di fokuskan pada mitra Grab Bike berjumlah 128 orang sebagai
responden , scara Purposive Sampling dengan masa kerja minimal 12
Bulan.
2. Variabel Penelitian
a. Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2006:444) bahwa: “Disiplin kerja adalah
kesadaran dan kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.
14
b. Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sedarmayanti (2011:27) lingkungan kerja non fisik
adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan
kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja,
ataupun dengan bawahan. Namun dalam penelitian ini disesuaikan
dengan proses operasional yang ada di lapangan maka indikator
hanya terbatas pada hubungan dengan sesama rekan kerja
c. Kinerja
Menurut Mangkunegara (2009), kinerja karyawan adalah hasil
kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan. Serta didukung oleh faktor faktor kinerja yang
di kemukakan oleh Suranto AW (2005::59) untuk disiplin kerja dan
Timple yang dikutip oleh Mangkunegara (2006:15) untuk
lingkungan kerja non fisik.