bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/bab i.pdf · perjalanan dan...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketersediaan berbagai jenis inovasi transportasi konvensional mendorong bermunculan perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dengan sistem yang modern. Mulai dari taxi online, ojek online dan pengiriman online, hal ini menunjukkan bahwa kemajuan informasi dan teknologi semakin berkembang pesat di dalam operasional perusahaan jasa transportasi. Namun kita tidak memungkiri bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling berharga yang dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusia merupakan satu- satunya sumber daya yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Dengan demikian, unsur sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang harus dipertahankan suatu organisasi. Sejalan dengan tuntutan yang senantiasa dihadapi organisasi untuk menjawab setiap tantangan yang ada. Oleh karena itu Grab Indonesia selaku perusahaan penyedia jasa transportasi online, berupaya untuk terus mengoptimalkan potensi sumber daya manusia yang ada. Melalui kinerja yang optimal sebagai langkah awal perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu menjadi perusahaan transportasi terkemuka di Indonesia yang berbasis apliklasi. Dalam hal ini kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketersediaan berbagai jenis inovasi transportasi konvensional mendorong

bermunculan perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi

dengan sistem yang modern. Mulai dari taxi online, ojek online dan pengiriman

online, hal ini menunjukkan bahwa kemajuan informasi dan teknologi semakin

berkembang pesat di dalam operasional perusahaan jasa transportasi. Namun kita

tidak memungkiri bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling

berharga yang dimiliki oleh suatu organisasi, karena manusia merupakan satu-

satunya sumber daya yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Dengan

demikian, unsur sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang harus

dipertahankan suatu organisasi. Sejalan dengan tuntutan yang senantiasa

dihadapi organisasi untuk menjawab setiap tantangan yang ada.

Oleh karena itu Grab Indonesia selaku perusahaan penyedia jasa

transportasi online, berupaya untuk terus mengoptimalkan potensi sumber daya

manusia yang ada. Melalui kinerja yang optimal sebagai langkah awal

perusahaan dalam mencapai tujuan yaitu menjadi perusahaan transportasi

terkemuka di Indonesia yang berbasis apliklasi. Dalam hal ini kinerja karyawan

adalah hasil kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

2

diberikan (Mangkunegara 2009). Pada Perusahaan Grab Indonesia standart kerja

sebagai ukuran kuantitatif mitra diimplementasikan pada target harian yang ada

dalam aplikasi milik Mitra (Driver) dengan standart terendah harian adalah 15

perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh

Empat Jam) untuk mencapai target tersebut. Ada empat definisi operasional

variabel yang dapat kita implementasikan dengan keadaan pada perusahaan yaitu

kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab (Mangkunegara,

2009).

Selanjutnya dari sudut pandang kualitas dan kuantitas mitra mampu

memenuhi jumlah target harian sebagai acuan kuantitas yang ditentukan

perusahaan dan Rating Feedback pelanggan dalam ukuran kualitas. Data per

quartal 2018 grab yang malang telah meningkat sebesar 80% pencapaian

pemenuhan target mitra (Grab.co.id/malang) dengan nilai rating rata-rata mitra

nasional 4,92 (Empat koma Sembilan Puluh Dua) pada pada akhir 2017, yang

berarti kinerja mitra pengemudi sangat baik.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

3

Gambar 1.1

Data Rata Rata Rating Nasional per 31 Desember

Sumber : Bagian Promotion and Relationship, Kantor Cabang

Malang.Jalan ,L.A Sucipto No 59 malang.

Penilaian ini didasarkan dari pemberian bintang atas respon pelayanan

mitra dari rentang Bintang 1 (Satu) sampai 5 (Lima). Dengan Asumsi semakin

mendekati nilai bintang 5 (Lima), maka semakin puas pelanggan atas pelayanan

yang diberikan oleh mitra pengemudi, namun dalam praktek pelaksanaan tugas

yang dilakukan mitra masih banyak kecuranggan-kecurangan dalam proses

operasional pelayanan para mitra ini dijelaskan dari pernyataan Managing

Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, belasan ribu

pengemudi yang telah diputuskan hubungan kemitraannya tersebut meliputi

Grab Bike dan Grab Car. Grab Bike adalah Driver yang menggunakan motor

sebagai alat transportasi dalam mobilitas operasionalnya dalam dalam

melaksanakan pekerjaannya, Grab Bike memiliki 3 layanan utama dalam

operasionalnya yaitu ,Grab Food (untuk pemesanan makanan),Grab Exspres

(untuk jasa pengantaran paket) dan, Grab Bike ( untuk jasa pengantaran

pengantaran penumpang )

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

4

Data statistik kinerja mitra per Quartal 2018 yang mencapai peningkatan

sebesar 80% dan angka penilaian pelayanan mitra 4,92 mendorong peneliti

untuk mencari tau mengapa kinerja yang baik dari para mitra berdasarkan

statistik penilaian rata-rata rating pelayanan mendapat respon yang tidak sesuai

oleh pihak perusahaan berupa pemutusan mitra pengemudi sebanyak 17.200

Mitra di seluruh Indonesia , ini menimbulkan tanda tanya terkait respon

perusahaan karena secara harfiah apabila kinerja baik maka seharusnya

perusahaan mendapatkan respon positif. Berdasarkan hal tersebut menjadi dasar

mengapa penelitian terkait kinerja sebagai variabel terikat menjadi penting untuk

diangkat di dalam penelitian ini. Selanjutnya penelitian ini menduga terkait

variabel variabel yang memiliki pengaruh terhadap isu isu yang muncul.

Sehubungan dengan itu terdapat beberapa permasalahan yang

menyebabkan fenomena terkait kinerja yang baik justru memicu keputusan

perusahaan untuk memberhentikan ribuan mitra. Selanjutnya ditinjau dari sudut

pandang disiplin kerja maka disiplin kerja diartikan sebagai keadaan dan

kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang

berlaku (Hasibuan, 2010). Dari teori tersebut maka dapat dipaparkan bawasannya

displin kerja merupakan tindakan dan upaya kerja yang dilakukan Mitra sebagai

upaya pemenuhan tugas kerja sesuai dengan peraturan dari Grab Indonesia selaku

perusahaan yang menaungi mitra dalam proses operasional kerja yang dilakukan

yaitu pelayanan terhadap pelanggan transportasi online. Namun pada beberapa

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

5

kasus masih banyak indikasi kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh driver

sebagai mitra grab Indonesia.

Hal ini di buktikan dengan banyaknya kasus penggunaan tuyul sebagai

upaya mitra driver dalam memenuhi target harian yang telah di tetapkan oleh

pihak grab. Selaku perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi.

Istilah tuyul disini adalah penggunaan Fake GPS (Global Position Sistem) atau

kita kenal dengan Titik Posisi Palsu, ini dilakukan agar para driver dapat

memperoleh order ditempat tempat tertentu tanpa harus ngetem atau berhenti di

titik yang mereka ingin. Karena secara prinsip penerima pesanan di dalam sistem

aplikasi adalah driver yang berada di sekitar titik pemesanan dalam hal ini ialah

titik terdekat penjemputan antara driver sebagai mitra grab dan penumpang

sebagai konsumen. Walaupun ini merupakan order asli hal ini merupakan salah

satu kecurangan yang merugikan pihak mitra yang lain. Namun dalam beberapa

kasus penggunaan GPS Palsu ini di gunakan untuk membuat order palsu (Fiktif

Order). Hal inilah yang menjadi sebuah fenomena yang ingin diangkat di dalam

penelitian ini, karena pada dasarnya penggunaan GPS palsu dilakukan untuk

mencapai target harian yang diberikan oleh Perusahaan Grab.

Penggunaan GPS palsu ini di lakukan dengan cara me-Root Handpone

(Memodifikasi Sofware / Perangkat lunak Handpone) kemudian memasang

aplikasi Fake GPS yaitu aplikasi yang dapat menentukan titik lokasi mana yang

akan menjadi titik pemesanan. Kemudian setelah meletakkan titik pada lokasi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

6

pemesanan para pelaku kecurangan ini melakukan order atau pemesanan melalui

aplikasi pemesanan pelanggan. Dengan cara seperti itu maka driver dalam hal ini

mitra grab mampu memenuhi target dan mendapatkan bonus sesuai jumlah

pemenuhan target mereka. Namun tidak serta merta upaya ini dapat berhasil

karena bisa saja saat melakukan pemesanan pada titik pemesanan yang telah

dipasang sebelumnya justru malah meleset karena ada driver lain yang kebetulan

melintas karena titik mereka lebih dekat dari titik yang dipasang oleh pelaku

pemasangan GPS palsu tadi.

Secara konsep hal di atas sangat bertentangan dengan aturan perusahaan

yang berlaku menurut salah satu indikator kedisiplinan adalah bekerja sesuai

prosedur kantor (Moekijat, 2010), yaitu Mitra diharapkan jujur dalam melakukan

pelayanan maksimal terhadap pelanggan, mematuhi segala aturan yang berlaku

dan menghindari segala jenis pelanggaran kode etik. Hal ini tertera di dalam

video pelatihan dasar untuk mitra baru secara online. Yang artinya tindakan

tindakan penggunaan tuyul ini sudah bertentangan dengan kode etik yang

diberikan perusahaan terkait kejujuran dan kepatuhan mitra atas aturan yang

berlaku. Selain itu apabila upaya membuat orderan fiktif ini meleset dari sasaran

dan masuk pada pengemudi lain maka hal ini akan menyebabkan pengemudi lain

tidak dapat menerima orderan lain selama orderan palsu ini belum di batalkan.

Tentunya ini sangat merugikan karena apabila driver membatalkan orderan

pelanggan maka secara otomatis nilai presentasi pembatalan mitra akan naik dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

7

bonus tidak akan pernah cair. Oleh karena itulah mengapa tindakan order fiktif

bertentangan dengan norma kemanusiaan di mana tindakan ini juga dapat

menghambat pekerjaan orang lain dan merugikan perusahaan.

Selain itu variabel yang dianggap berpengaruh adalah lingkungan kerja.

Adapun menurut Sedarmayanti (2011:27) secara garis besar lingkungan kerja

terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.

Di mana lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar

tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun

secara tidak langsung. Sedangkan lingkungan kerja non fisik adalah semua

keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan

maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Sebagai dasar

peneliti menggunakan lingkungan kerja non fisik sebagai hal yang di angkat

dalam penelitian ini di asumsikan karena grab merupakan perusahaan merupakan

perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang artinya sebagian besar proses

operasional perusahaan bersifat online.

Operasional yang bersifat online inilah yang menjadi keunikan perusahaan

ini harfiahnya operasional perusahaan tranportasi seharusnya memiliki

manajemen yang kompleks dalam kegiatan manajerial perusahaan karena pada

umumnya perusahaan yang bergerak di bidang transportasi mmemiliki tenaga

kerja yang komples dan berhubungan dengan banyak sekali orang sebagai

konsumen. namun pada grab hampir semua operasional jasa tranportasi yang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

8

dikelolanya menggunakan sistem sebagai control manajerial mulai dari

penerimaan order, pencarian driver dan peentuan tarif seluruhnya menggunakan

sistem mengakibatkan permasalahan-permasalahan terkait sumber daya manusia

dan kinerjanya didalam perusahaan grab ini berbeda dengan jasa transportasi

konfensional.

Perusahaan Grab merupakan perusahaan aplikasi artinya proses

operasionalnya tidak terlalu mempertimbangkan lingkungan kerja fisik namun

lebih kepada lingkungan kerja non fisik ini diasumsikan karena dalam aktifitas

kerja mitra, mitra tidak pergi ke kantor ataupun ruangan kerja melainkan

langsung ke lapangan dalam hal ini berkeliling intuk mendapatkan order atau

pesanan. Sehingga kemungkinan besar interaksi antar mitra adalah hal yang akan

sering terjadi selama proses kerja, ini di mungkinkan karena jumlah driver (mitra)

mencapai 170.000 mitra untuk skala nasional yang tersebar di beberapa kota

besar Indonesia. Dengan jumlah yang cukup besar artinya akan banyak sekali

jenis interaksi dan saling tukar informasi antar mitra dan muncul komunitas

komunitas pengemudi berdasarkan wilayahnya operasionalnya. Untuk kota

malang sendiri ada beberapa komunitas grab saya ambil contoh grab matos

dengan lambing elang yang mereka punya, mereka sering berkumpul di sekitaran

taman matos depan Universitas Negeri Malang, dan banyak lagi.

Adanya interaksi antar komunitas juga berdampak kepada kekeluargaan

yang semakin kuat di antara para mitra karena merasa memiliki nasib yang sama

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

9

dan kawan satu perjuangan dengan tagline yang dimiliki hampir seluruh

komunitas grab bahkan kantor pun menggunakan tagline tersebut dalam

menyampaikan informasi kebijakan baru yaitu #SalamSatuAspal. Namun

kekeluargaan ini dalam beberapa kasus disalah artikan sebagai pembenaran akan

upaya upaya pemenuhan target perusahaan yaitu tercapainya jumlah trip harian

secara maksimal. Hal ini didasarkan pada beberapa kasus di mana apabila salah

satu mitra belum dapat memenuhi target harian maka mitra ini meminta agar

temannya yang lain untuk memberinya order fiktif dengan cara ia memberi tau

teman posisi terkini ia berada kemudian teman ini akan meletakkan titik

pemesanan di titik di mana rekannya tadi berada sehingga orderan tersebut masuk

kepada driver yang belum memenuhi target harian tadi.

Sesuai aturan perusahaan tindakan di atas tidak dibenarkan karena

perusahaan selalu menekankan agar mitranya melakukan tanggung jawabnya

secara jujur dan sesuai prosedur. Namun dengan dalih bahwa sebagai sesama

mitra kita harus saling membantu namun karena unsur kekeluargaan dan

interaksi yang salah inilah perusahaan merugi hingga ratusan juta karena pada

dasarnya apabila mitra memperoleh target sesuai yang ditentukan maka

perusahaan akan memberikan sejumlah bonus untuk pencapaian target tersebut.

Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan dana untuk hal yang

sebenarnya tidak ia keluarkan apabila mitra ini bersifat jujur. Inilah yang menjadi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

10

salah satu alasan mengapa dengan kinerja baik perusahaan justru malah memilih

memberhentikan belasan ribu mitranya.

Selanjutnya terkait dengan beberapa faktor yang diduga mempengaruhi

fenomena kinerja di atas. maka peneliti mendasarkan penelitian ini kepada

pernyataan Ridzki Kramadibrata sebagai Manajer Direktur Grab Indonesia

dalam artikel yang berjudul “Grab Telah Memberhentikan Puluhan Ribu Mitra

(Kompas.com)” dan penelitian hubungan antara kinerja, lingkungan kerja dan

disiplin kerja yang memiliki hubungan korelasi positif secara simultan dan

parsial, Sutanto dkk (2015). Sehingga pemilihan faktor-faktor di atas

diasumsikan dapat mempengaruhi penelitian ini, dan dapat menunjang judul

penelitian terkait fenomena yang terjadi pada perusahaan grab berkaitan faktor

yang mempengaruhi kinerja yang di duga adalah lingkungan kerja dan disiplin

kerja. Sehingga selanjutnya fenomena dari penjabaran variabel variabel tersebut

menjadi dasar penelitian ini dapat dibuktikan atau tidaknya. Karena pada

dasarnya penelitian ini masih dianggap baru karena fenomena yang diangkat

adalah salah satu hal yang baru baru ini terungkap dari proses operasional jasa

tranportasi online grab ini.

B. Rumusan Masalah

Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam

mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan

Grab ini adalah banyaknya kecurangan yang dilakukan mitra terkait pemenuhan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

11

target harian sebagai gambaran kedisiplinan mitra dan ini berlangsung terus

menerus karena terdapat hubungan interaksi antara sesama mitra yang salah di

mana saling bekerja sama dalam membantu memenuhi target sebagai aspek

lingkungan kerja non fisik. Sehingga hal tersebut dianggap berpengaruh

terhadap kinerja sehingga upaya upaya di lakukan agar hal hal tersebut tidak

terus menerus berlangsung maka muncul rumusan masalah dengan variabel

diduga berpengaruh yaitu faktor lingkungan kerja dan disiplin kerja mempunyai

pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana disiplin kerja, lingkungan kerja non fisik serta kinerja pada Mitra

Grab area Malang ?

2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja Mitra Grab area Malang?

3. Apakah lingkungan kerja non fisik berpengaruh terhadap kinerja Mitra Grab

area Malang?

4. Apakah disiplin kerja dan lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja Mitra Grab area Malang?

5. Mana Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja Mitra Grab area

Malang ?

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan disiplin kerja, lingkungan kerja non fisik serta kinerja

pada mitra grab area malang.

2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja mitra grab area

malang.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja mitra

grab area malang.

4. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja non fisik

secara simultan terhadap kinerja mkitra grab area malang.

5. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja mitra

grab area malang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan wawasan serta

nilai-nilai positif bagi :

1. Bagi pihak perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pimpinan atau manajemen perusahaan Grab sebagai perusahaan transportasi

berbasis aplikasi di dalam upaya pengembangan perusahaan dan pengambilan

keputusan khususnya terakit kebijakan perusahaan dan upaya upaya

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

13

pengkoordinasian mitra grab selaku bagian terpenting sebagai penggerak roda

organisasi sebagai langakah pencapaian tujuan organisasi yang optimal.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu penelitian yang akan

dilakukan selanjutnya.dan menjadi referensi rujukan yang baru terkait

penelitian terhadap jasa transportasi online sebagai hasil dari pertumbuhan

dan perkembangan tegnologi global dan modernisasi.

E. Batasan Penelitian

Batasan masalah digunakan untuk membatasi dalam sebuah penelitian.

Agar penelitian menjadi fokus maka dibutuhkan batasan masalah, dalam

penelitian ini terdapat batasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian di fokuskan pada mitra Grab Bike berjumlah 128 orang sebagai

responden , scara Purposive Sampling dengan masa kerja minimal 12

Bulan.

2. Variabel Penelitian

a. Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2006:444) bahwa: “Disiplin kerja adalah

kesadaran dan kerelaan seseorang dalam menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/56062/2/BAB I.pdf · perjalanan dan tertinggi adalah 27 perjalanan, dengan rentang 24 (Dua Puluh Empat Jam) untuk mencapai

14

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2011:27) lingkungan kerja non fisik

adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan

kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja,

ataupun dengan bawahan. Namun dalam penelitian ini disesuaikan

dengan proses operasional yang ada di lapangan maka indikator

hanya terbatas pada hubungan dengan sesama rekan kerja

c. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009), kinerja karyawan adalah hasil

kerja secara kualitatif dan kuantitatif yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan. Serta didukung oleh faktor faktor kinerja yang

di kemukakan oleh Suranto AW (2005::59) untuk disiplin kerja dan

Timple yang dikutip oleh Mangkunegara (2006:15) untuk

lingkungan kerja non fisik.