bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.iainpekalongan.ac.id/723/7/12. bab 1 .pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi
stakeholder dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Laporan keuangan
perusahaan merupakan sumber utama informasi yang digunakan oleh investor
dan kreditor untuk mengambil keputusan investasi.1 Jika seorang investor
ingin mengambil keputusan bisnis, maka salah satu pertimbangannya adalah
menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk
pertanggungjawaban pihak manajemen perusahaan atas tanggung jawab yang
telah dilaksanakan. Tuntutan bagi manajemen adalah melaporkan posisi
keuangan perusahaan dengan tepat.
Investor membutuhkan suatu informasi yang menjelaskan kinerja
perusahaan saat ini dan di masa lalu. Informasi ini diungkapkan perusahaan
dalam bentuk laporan keuangan. Namun, informasi ini tidak selamanya
akurat. Manajer selaku pengelola perusahaan terkadang melakukan intervensi
di dalam pelaporan tersebut atas insentif tertentu. Manajer melakukan
penyesuaian pada laporan keuangan agar laporan tampak lebih baik sehingga
muncul persepsi publik yang positif tentang kinerja perusahaan. Tindakan
intervensi inilah yang dinamakan aktivitas manajemen laba.
1 Arthur J Keon dkk, Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan Edisi Kesepuluh Jilid 1,
PT Indeks, 2011, hlm. 40.
2
Tindakan manajemen laba telah memunculkan beberapa kasus skandal
pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui antara lain Enron, Merck,
World Com, dan perusahaan lain khususnya di Amerika Serikat. Beberapa
kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma
Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan yang berawal dari terdeteksi adanya
manipulasi.2
Salah satu kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT Kimia Farma
Tbk. PT Kimia Farma adalah suatu produsen obat-obatan milik pemerintah di
Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersi sebesar Rp 132 miliar, dan laporan tersebut
diaudit oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi, Bapepam
menyebutkan terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT
Kimia Farma, adapun dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated
laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar
Rp 32,7 miliar.3
Kasus manipulasi laporan keuangan juga pernah terjadi pada PT Kereta
Api Indonesia. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT
Kereta Api Indonesia (KAI) tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat
meraih keuntungan sebesar Rp. 6,9 miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji
lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 miliar.
Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S.
2 Restuwulan, Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen
Laba (Penelitian pada Perusahaan di Sektor Industri Food and Beverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2009-2011), 2013. Skripsi Universitas Widyatama. 3 Siaran Pers Bapepam, 27 desember 2002
3
Manan. Setelah hasil audit tersebut telah diteliti dengan seksama, ditemukan
adanya kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005.4
Laba merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
operasional perusahaan. Untuk mengetahui seberapa baik kinerja manajemen
perusahaan, dapat dilakukan dengan melihat dan mengevaluasi jumlah laba
yang dihasilkan perusahaan sehingga bisa memperkirakan return yang
diperoleh investor atas investasinya di suatu perusahaan. Informasi laba yang
merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang sangat
penting baik bagi pihak internal maupun eksternal. Dalam ekonomi mikro,
maksimalisasi laba atau keuntungan sering disebut sebagai tujuan perusahaan.
Maksimalisasi laba menekankan pada pemanfaatan barang modal secara
efisien, namun hal ini sama sekali tidak mengaitkan secara khusus besarnya
keuntungan yang dihasilkan terhadap nilai waktu perolehannya.5Pentingnya
penelitian mengenai manajemen laba karena adanya tindakan manajemen
laba yang telah memunculkan beberapa kasus skandal manipulasi laporan
akuntansi oleh beberapa perusahaan dan menyebabkan ketidakwajaran
laporan keuangan yang merugikan pemegang saham.
Penyebab manajemen laba adalah leverage, ukuran perusahaan dan
profitabilitas. Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Kemampuan Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva
berasal dari kreditor, bukan dari pemegang saham perusahaan tersebut
4 Kompas, 5 Agustus 2006
5 Arthur J Keon dkk, Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan Edisi Kesepuluh Jilid 1,
hlm. 4.
4
maupun investor yang menanamkan modalnya.6 Hal ini mengindikasikan
seberapa besar tingkat resiko perusahaan yang dapat berdampak pada nilai
perusahaan. Diduga semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar
resiko yang harus ditanggung oleh investor. Oleh karena itu, untuk
mengimbangi tingkat resiko yang tinggi maka pihak manajemen akan
melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan agar dapat menarik
minat investor berinvestasi.
Ukuran perusahaan pada umunya dinilai dari besarnya aktiva
perusahaan. Ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset, jika semakin
besar total aset perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba yang
lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki total aset sedikit atau
rendah. Perusahaan yang relatif besar kinerjanya akan dilihat oleh publik
sehingga perusahaan tersebut akan melaporkan kondisi keuangannya dengan
lebih berhati-hati, lebih menunjukkan keinformatifan informasi yang
terkandung di dalamnya dan lebih transparan sehingga perusahaan akan lebih
sedikit dalam melakukan manajemen laba. Oleh karena itu, semakin besar
6 Andri Prasetyo, Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 – 2011. 2013. Jurnal
Akuntansi.
5
ukuran suatu perusahaan memiliki kualitas laba yang lebih tinggi karena tidak
perlu melakukan praktik manipulasi laba dan sebaliknya.7
Profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
manajemen laba. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.8 Ada
beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan di mana masing-
masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan
modal sendiri.9 Efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba melalui
pengoperasian aktiva yang digunakan dalam perusahaan dapat pula
memotivasi tindakan manajemen laba. Dalam penelitian ini proksi yang
digunakan yaitu Return on Asset yang menunjukkan tingkat pengembalian
atas aktiva. Semakin besar Return on Asset (ROA) sebagai rasio profitabilitas
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan
aktiva sehingga akan memperbesar laba.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba
telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan, telah ditemukan hasil yang beragam khususnya variabel leverage
dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan Yohana Indriani
7 Paulina Warianto, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Likuiditas, Investmen
Opportunity Set (IOS) terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI. Jurnal Ilmiah Akuntansi. 8Kasmir,Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Kencana, 2010) hlm. 115.
9Lukman Syamsudin, Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam :
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambil Keputusan. (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011)
hlm. 59.
6
tidak menemukan bukti adanya hubungan signifikan antara leverage terhadap
manajemen laba.10
Berbeda dengan penelitian Veliandina Chivan Naftalia
yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.11
Sedangkan penelitian yang dilakuan Wisnu Arwindo
Irawan menunjukkan hal yang berbeda bahwa leverage berpengaruh positif
dan signifikan terhadap manajemen laba yang mengartikan semakin tinggi
leverage perusahaan dapat memicu peningkatan manajemen laba.12
Penelitian mengenai ukuran perusahaan juga telah banyak dilakukan
tetapi belum menemukan hasil yang konsisten. Penelitian yang dilakukan
Vendi Cahya Nugraha menyimpulkan bahwa variable ukuran perusahaan
tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.13
Tetapi berbeda dengan penelitian Restie Ningsaptiti yang mengatakan bahwa
ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.14
10 Yohana Indriani, Pengaruh Kualitas Auditor, Corporate Governance, Leverage dan
Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008), 2010. Skripsi Universitas Diponegoro. 11
Veliandina Chivan Naftalia, Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba dengan
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi, 2013. Skripsi Universitas Diponegoro. 12
Wisnu Arwindo Irawan, Analisis Pengaruh Kepemilikan Institsional, Leverage, ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011, 2013. Skripsi Universitas
Diponegoro. 13
Vendi Cahya Nugraha, Pengaruh Struktur Kepemilikan dan ukuran Persahaan terhadap
Manajemen Laba (Earnings Management) dalam Indstri Manfaktr dan Non Manfaktr Periode
2001-2006 di Indonesia, 2010. Skripsi Universitas Sebelas Maret. 14
Restie Ningsaptiti, Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate
Governance terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2008, 2010. Skripsi Universitas Diponegoro.
7
Penelitian mengenai profitabilitas juga telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Tetapi masih terdapat perbedaan dalam hasil penelitian. Penelitian
yang dilakukan Indri Wahyu Wulandari menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 15
Sebaliknya menurut Wisnu
Arwindo Irawan menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba yang mengartikan bahwa semakin tinggi
profitabilitas perusahaan dapat memicu peningkatan manajemen laba.16
Perbedaan-perbedaan hasil penelitian pada penelitian-penelitian
sebelumnya, maka mendorong bagi penulis untuk dilakukannya penelitian
lebih lanjut mengenai praktek manajemen laba pada Perusahaan perdagangan,
jasa dan investasi. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah.
Adapun alasan mengambil perusahaan tersebut karena penelitian sebelumnya
berfokus pada perusahaan manufaktur sehingga peneliti ingin memperluas
penelitian dengan cara memperluas daerah industri dan memperbaharui tahun
penelitian yaitu dari tahun 2011 sampai 2013. Sementara itu penelitian
terdahulu banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tergabung
dalam bursa konfensional, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pada bursa syariah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
15Indri Wahyu Purwandari, Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,
Profitabilitas, dan Leverage terhadap Praktik Manajemen Laba (Earning Management) Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009, 2013.
Skripsi Universitas Diponegoro. 16
Wisnu Arwindo Irawan, Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011, 2013. Skripsi Universitas
Diponegoro.
8
penelitian yang dilakukan bursa syariah menghasilkan kesimpulan yang sama
atau tidak. Sehingga peneliti mengambil objek perusahaan perdagangan, jasa
dan investasi yang terdaftar di DES.
Berdasarkan uraian latar belakang dan hasil dari penelitian-penelitian
terdahulu maka perlu diadakan penelitian dengan variable-variabel berupa
leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan manajemen laba dengan
tujuan untuk membuktikan pemasalahan yang muncul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba ?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba ?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba ?
4. Apakah leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh
terhadap Manajemen Laba ?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah yang ada pada penelitian ini hanya terbatas pada
variabel rasio leverage, ukuran perusahaan dan rasio profitabilitas. Kemudian
untuk variabel terikatnya adalah manajemen laba. Selain beberapa variable
tersebut, penelitian ini juga dibatasi hanya 3 tahun yaitu 2011 – 2013.
9
Dengan pembatasan masalah ini bisa diketahui tentang pengaruh dari
leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap manajemen laba pada
Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah Periode 2011 – 2013.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen
laba.
2. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba.
3. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen
laba.
4. Untuk mengetahui apakah leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas
berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam
penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk
menambah wawasan mengenai manajemen laba.
10
b. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam
melakukan penganalisaan mengenai manajemen laba.
c. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai
referensi serta informasi mengenai laporan keuangan, khususnya
laporan keuangan yang terdapat pada Perusahaan yang terdafar di
Daftar Efek Syariah.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada investor untuk lebih berhati-hati dalam menilai laporan
keuangan perusahaan sebagai langkah untuk menilai kinerja
perusahaan sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan agar
tidak memperoleh risiko losse yang tinggi.
b. Bagi manajemen, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan kepada manajemen untuk menghindari tindakan manajemen
laba yang dapat merugikan pribadi dan perusahaan di mata publik dan
dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
F. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini akan meneliti tentang “Pengaruh Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di DES Periode 2011-
2013”. Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
11
terdahulu, penulis akan memaparkan beberapa referensi terkait dengan
penelitian ini, diantaranya yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Veliandina Chivan Naftalia yang
berjudul “Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba dengan
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi”. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling. Teknik
analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan metode
regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa leverage berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Variabel moderasi yang
mempengaruhi hubungan leverage terhadap manajemen laba adalah
kepemilikan institusional.17
Penelitian lainnya dilakukan Restie Ningsaptiti dengan judul
penelitian “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme
Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (studi empiris pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2008)”.
Konsentrasi kepemilikan diukur dengan jumlah saham terbesar yang
dimiliki individu atau kelompok, ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan natural logaritma dari total penjualan perusahaan dan
mekanisme corporate governance diukur menggunakan 3 variabel
(komposisi dewan komisaris, kualitas audit yang diproksi dengan
spesialisasi industry auditor, dan komposisi komite audit). Hipotesis
17 Veliandina Chivan Naftalia, Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba dengan
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi, 2013. Skripsi Universitas Diponegoro.
12
penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa variable yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap manajemen laba adalah konsentrasi kepemilikan
saham, ukuran perusahaan dan kualitas audit dengan proksi spesialisasi
industry auditor. Selanjutnya, variabel independen komposisi dewan
komisaris dan komposisi komite audit tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba.18
Penelitian lain juga dilakukan oleh Wisnu Arwindo dengan judul
“Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2009-2011). Sampel yang digunakan sebanyak 66 perusahaan
melalui metode purposive sampling. Metode yang digunakan adalah
analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa
leverage dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
manajemen laba yang mengartikan semakin tinggi leverage dan
profitabilitas perusahaan dapat memicu peningkatan manajemen laba.
Sementara itu variabel kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan
tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.19
18 Restie Ningsaptiti, Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate
Govenance terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2008), 2010. Skripsi Universitas Diponegoro. 19
Wisnu Arwindo Irawan, Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011, 2013. Skripsi Universitas
Diponegoro.
13
Penelitian lain dilakukan oleh Vinda Hayu Pratama dengan judul
penelitian “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage,
dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-
2011”. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan sebanyak 20
perusahaan yang didapat melalui metode purposive sampling. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tingkat
signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba adalah
kinerja keuangan. Variabel ukuran dewan komisaris, proporsi dewan
komisaris independen, komite audit dan leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan perbankan.20
Penelitian lainnya dilakukan oleh Zuniarta Ptra Wardana dengan judul
penelitian “Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage, Ukuran
Perusahaan terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
Penelitian ini menggunakan sampel 85 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, dengan menggunakan purposive sampling yang
menerbitkan laporan tahunan dari tahun 2006-2010. Pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
20 Vinda Hayu Pratama, Analisis Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage, dan
Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2011, 2013. Universitas Jember.
14
bahwa kepemilikan institusional, komite audit, dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan dewan
komisaris, dewan direksi, dan leverage berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.21
Penelitian lain dilakukan oleh Indri Wahyu Purwandari yang berjudul
“Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas dan Leverage terhadap Praktek Manajemen Laba (Earning
Management) (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009)”. Sampel yang digunakan
sebanyak 24 perusahaan pada kategori manufaktur dengan periode tahun
2005-2009 melalui metode purposive sampling. Metode analisis yang
digunakan adalah regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan tingkat
signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa variabel
komiite audit, kepemilikan institusional, dan profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hasil ini membuktikan
bahwa komite audit, kepemilikan institusional, dan profitabilitas mampu
mengurangi tindakan manajemen laba. Sedangkan variabel ukuran dewan
direksi, proporsi komisaris independen dan leverage tidak terbukti
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.22
21 Zuniarta Putra Wardana, Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage, Ukuran
Perusahaan terhadap Praketk Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yabg Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, 2012. Universitas Jember. 22
Indri Wahyu Purwandari, Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,
Profitabilitas, dan Leverage terhadap Praktik Manajemen Laba (Earning Management) Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009, 2013.
Skripsi Universitas Diponegoro.
15
Tabel 1.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama
(Tahun) Judul Variabel Penelitian Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
1 Restie
Ningsaptiti
(2010)
Analisis Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan
MekanismeCorporate
Governance terhadap
Manajemen Laba (Studi
Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2006-
2008)
Varibel independen :
ukuran perusahaan dan
mekanisme corporate
governance. Variabel
dependen : manajemen
laba.
Regresi
Berganda
Variabel yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap manajemen laba
adalah konsentrasi kepemilikan saham,
ukuran perusahaan dan kualitas audit.
Selanjutnya variable independen
komposisi dewan komisaris dan
komposisi komite audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba.
Variabel
independen
penelitian,
objek
Penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
2 Aprillia
Yunita Sari
(2010)
Pengaruh Asimetri Informasi
dan Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Food and
Beverage yang Go Public di
BEI
Variabel dependen :
manajemen laba.
Variabel independen :
asimetri informasi dan
ukuran perusahaan
Analisis
Regresi
Berganda
Peningkatan asimetri informasi
memberikan kontribusi nyata terhadap
peningkatan manajemen laba,
peningkatan ukuran perusahaan
memberikan kontribusi yang nyata
terhadap penurunan manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
Penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
3 Indra Dewi
Suryani
(2010)
Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Varibel independen :
ukuran perusahaan dan
mekanisme corporate
governance. Variabel
dependen : manajemen
laba.
Regresi
Berganda
Struktur kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, dan ukuran
perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba.
Variabel ukuran dewan komisaris,
komposisi dewan komisaris independen,
dan komite audit tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
Penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
16
No Nama
(Tahun) Judul Variabel Penelitian Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
4 Luthfiyah
(2011)
Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Praktik
Manajemen Laba Pada
Perusahaan Property,
Konstruksi dan Real Estate
yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah (DES) Pada Tahun
2009-2011
(Skripsi STAIN Pekalongan)
Variabel Independen :
Asimetri Informasi,
komposisi Dewan
Komisaris, Reputasi
Auditor, Ukuran
Perusahaan. Variabel
Dependen : Manajemen
Laba
Analisis
Regresi
Berganda
Asimetri informasi dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Sedangkan
variabel komposis dewan komisaris dan
reputasi auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
Variabel
independen
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
5 Indri
Wahyu
Purwandri
(2011)
Analisis Pengaruh
Mekanisme Good Corporate
Governance, Profitabilitas,
dan Leverage terhadap
Praktek Manajemen Laba
(Earning Management) Studi
pada Perusahaan Manufaktur
yang Tercatat pada Bursa
Efek Indonesia Periode 2005-
2009
Variabel dependen :
manajemen laba.
Variabel independen :
mekanisme good
corporate governance,
profitabilitas, dan
leverage.
Regresi
OLS
(Ordinary
Least
Square)
Variabel komite audit, kepemilikan
institusional dan profitabilitas
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap manajemen laba. Hasil ini
membuktikan bahwa komite audit,
kepemilikan institusional dan
profitabilitas mampu mengurangi
tindakan manajemen laba. Sedangkan
variable ukuran dewan direksi, proporsi
komisaris independen dan leverage
tidak terbukti berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
Variabel
independen
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian,
metode dan
periode
penelitian.
6 Zuniarta
Putra
Wardana
(2012)
Pengaruh Good Corporate
Governance, Leverage,
Ukuran Perusahaan terhadap
Praktek Manajemen Laba
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Variabel dependen :
manajemen laba.
Variabel independen :
good corporate
governance, leverage,
dan ukuran perusahaan
Regresi
Berganda
Kepemilikan institusional dan komite
audit berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Sedangkan dewan
komisaris, dewan direksi, dewan
komisaris, leverage dan ukuran
perusahaan berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba.
Variabel
independen
penelitian,
objek
Penelitian,
sampel
penelitian
17
No Nama
(Tahun) Judul Variabel Penelitian Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
Indonesia) dan periode
penelitian.
7 Veliandina
Chivan
Naftalia
(2013)
Pengaruh leverage terhadap
Manajemen Laba dengan
Corporate Governance
sebagai variabel Pemoderasi
Variabel dependen
:manajemen laba.
Variabel independen : leverage Variabel pemoderasi :
corporate governance
Regresi
Linier
Berganda
Leverage berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Variabel
moderasi yang mempengaruhi
hubungan dari leverage terhadap
manajemen laba adalah kepemilikan
institusional. Sedangkan kepemilikan
manajerial, proporsi dewam komisaris
independen, dan kualitas audit bukan
merupakan variable moderasi.
Variabel
independen
penelitian.
8 Wisnu
Arwindo
Irawan
(2013)
Analisis Pengaruh
Kepemilikan Institusional,
Leverage, Ukuran Perusahaan
dan Profitabilitas terhadap
Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode
2009-2011)
Variabel independen :
kepemilikan
institusional, leverage,
ukuran perusahaan, dan
profitabilitas. Variabel
dependen : manajemen
laba.
Regresi
Berganda
Leverage dan profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
manajemen laba yang mengartikan
semakin tinggi leverage dan
profitabilitas perusahaan dapat memicu
peningkatan manajemen laba.
Sementara itu variable kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan
tidak terbukti berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
Variabel
independen
penelitian,
objek
Penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
9 Vinda Hayu
Pratama
(2013)
Analisis Pengaruh Good
Corporate Governance,
Leverage dan Kinerja
Keuangan terhadap
Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek
Variabel independen
:good corporate
governance, leverage dan
kinerja keuangan.
Variabel dependen :
manajemen laba.
Regresi
Linier
Berganda
Kinerja keuangan memiliki pengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
Sedangkan variable ukuran dewan
komisaris, proporsi dewan komisaris
independen, komite audit dan leverage
tidak memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba.
Variabel
independen
penelitian,
objek
Penelitian,
sampel
penelitian
18
No Nama
(Tahun) Judul Variabel Penelitian Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
Indonesia (BEI) Tahun 2008-
2011)
dan periode
penelitian.
10 Dian
Agustia
(2013)
Pengaruh Faktor Good
Corporate Governance, Free
Cash Flow dan Leverage
terhadap Manajemen Lab
Variabel independen :
good corporate
governance, free cash
folw, leverage. Variabel
Independen : manajemen
laba.
Analisis
Regresi
Berganda
Semua komponen good corporate
governance (ukuran komite audit,
proporsi komita audit independen,
kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial) tidak
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba, sedangkan leverage
berpengaruh dan free cash flos
berpenngaruh negative dan signifikan
terhadap manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
11 Naufal
Aditya
(2013)
Pengaruh Kualitas Auditor,
Debt to Asset dan Ukuran
Perusahaan terhadap
Manajemen Laba (Studi
Empiris pada Perusahaan
Sektor Aneka Industri yang
Terdaftar di BEI tahun 2010-
2012)
Variabel dependen :
Manajemen laba.
Variabel Independen :
Kualitas auditor, debt to
asset, ukuran perusahaan.
Regresi
Linier
Berganda
Debt to asset berpengaruh secara
signifikan, sedangkan ukuran auditor
dan auditor spesialis industri yang
merupakan proksi dari kualitas auditor
serta ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
12 Rahmita
Wulandari
(2013)
Analisis Pengaruh Good
Corporate Governance dan
Leverage terhadap
Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan Non-Keuangan
yang terdaftar di BEI tahun
2008-2011)
Variabel independen :
Good corporate
governance dan leverage.
Variabel dependen :
manajemen laba.
Regresi
Berganda
Kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan bepengaruh negatif dan
signifikan terhadap manajemen laba,
ukuran dewan direksi dan leverage
berpengaruh negatifdan tidak signifikan
terhadap manajemen laba, sedangkan
komisaris independen bepengaruh
positif terhadap manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
19
No Nama
(Tahun) Judul Variabel Penelitian Analisis Hasil Penelitian Perbedaan
13 Restuwulan
(2013)
Pengaruh Asimetri Informasi
dan Ukuran Perusahaan
terhadap Manajaemen Laba
(Penelitian pada Perusahaan
di Sektor Industri Food and
Beverages yang Terdaftar di
BEI 2009-2011)
Variabel dependen :
manajemen laba.
Variabel independen :
asimetri informasi dan
ukuran perusahaan.
Analisis
Regresi
Berganda
Secara parsial asimetri informasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap manajemen laba sedangkan
ukuran perusahaan berpengaruh
negative dan signifikan terhadap
manajemen laba. Sedangkan secara
simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan periode
penelitian.
14 Rohans
Rivaldo
(2013)
Analisis Pengaruh Corporate
Governance, Leverage, dan
Profitabilitas terhadap
Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Variabel independen :
Good corporate
governance, leverage.
dan profitabilitas
Variabel dependen :
manajemen laba.
Regresi
OLS
(Ordinary
Least
Square)
Kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi komisaris
independen, komposisi komite audit,
leverage, dan profitabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan metode
penelitian.
15 Muhammad
Ardiyansya
h (2014)
Pengaruh Corporate
Governance, Leverage, dan
Profitabilitas terhadap
Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di
BEI Periode 2009-2013
Variabel independen :
Good corporate
governance, leverage.
dan profitabilitas
Variabel dependen :
manajemen laba.
Analisis
Regresi
Berganda
Kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, komite audit dan leverage
tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba, sedangkan variabel komisaris
independen, dewan direksi dan return
on asset berpengaruh terhadap
manajemen laba.
Variabel
penelitian,
objek
penelitian,
sampel
penelitian
dan metode
penelitian.
Sumber : data diolah oleh peneliti (2015)
20
2. Kerangka Teori
a. Manajemen Laba
Manajemen Laba adalah suatu tindakan yang mengatur laba
sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama
oleh manajemen perusahaan.23
Manajemen laba merupakan setiap
tindakan manajemen yang dapat mempengaruhi angka laba yang
dilaporkan. Manajemen laba sebagai campur tangan manajemen
dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan
menguntungkan dirinya sendiri (manajer).24
Dalam penelitian ini total accrual yang digunakan adalah
model awal yang dikembangkan Healy dan DeAngel, dan Friedlan.
Total accrual terdiri atas discretionary accrual dan non-
discretionary accrual, di mana total accrual tidak mudah
terobservasi. Pendekatan ini berasumsi bahwa komponen non-
discretionary accrual cenderung stabil sepanjang waktu sehingga
yang layak untuk dipertimbangkan adalah komponen discretionary
accrual. Discretionary Acrual adalah komponen akrual yang
terdapat dalam kebijakan manajer, artinya manajer dapat
melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan.
Sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan sehingga
23 Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal, Alfabeta : Bandung, 2012, hlm. 279.
24 Welvin I Guna dan Arleen Herawaty, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No.1, April 2010, hlm 53-68.
21
tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang
sesunggguhnya. Konsep model akrual memiliki dua komponen,
yaitu komponen non-discretionary dan discretionary. Komponen
discretionary accruals merupakan bagian dari akrual yang
memungkinkan manajer melakukan intervensinya dalam
memanipulasi laba perusahaan. Hal ini disebabkan karena manajer
memiliki kemampuan untuk mengontrolnya dalam jangka
pendek.25
b. Leverage
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan hutang. Hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva
berasal dari kreditor, bukan dari pemegang saham maupun investor.
Leverage dibagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating
leverage) dan leverage keuangan (financial leverage).26
Rasio leverage merupakan rasio yang menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Informasi mengenai
kondisi keuangan perusahaan dalam jangka panjang juga
diperlukan dalam pengambilan keputusan dalam jangka pendek
tidak selalu paralel dengan kondisi keuangan perusahaan dalam
jangka panjang. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek
25 Welvin I Guna dan Arleen Herawaty, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No.1, April 2010, Hlm 53-68. 26
Rahmita Wulandari, Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage
terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di BEI 2008-
2010, 2013.Skripsi Universitas Diponegoro.
22
tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam
jangka panjang. Untuk itu pihak-pihak pengambil keputusan
termasuk investor selain mempertimbangkan kondisi keuangan
jangka pendek juga mempertimbangkan kondisi keuangan jangka
panjang dalam hal ini adalah leverage perusahaan.27
Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio leverage dapat
dibagi atas delapanjenis yaitu debt to asset ratio, debt to equity
ratio, long term debt to equity ratio, times interest earned, fixed
charge coverage.28
Setiap perusahaan memiliki berbagai variasi
dalam penggunaan leverage (utang dalam struktur modalnya).
Penggunaan leverage yang tinggi pada struktur modal
perusahaan akan meningkat ketergantungan kepada pihak luar
sehingga resiko keuangan yang harus ditanggung perusahaan yaitu
ketidakpastian dalam melunasi hutang-hutangnya juga semakin
meningkat.
c. Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan
perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan
publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor,
27Chilyatus Sa’adah, Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Syariah
di Bursa Efek Indonesia, 2009. Skripsi Institut Agama Islam Negri Walisongo. 28
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Kencana, 2010) hlm. 112.
23
kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash
flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator
(pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan
diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap
masyarakat secara umum.29
Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk menunjukan jumlah
pengalaman dan berkembangya suatu perusahaan, dengan demikian
dapat mengetahui kemampuan dan tingkat resiko perusahaan dalam
mengelola investasi yang diberikan para pemegang saham. Ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
dapat dinyatakan dengan total aktiva. Penentuan perusahaan ini
berdasarkan kepada total asset perusahaan. Total aktiva dipilih
sebagai proksi ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan
bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
market capitalized dan penjualan. Semakin besar total aktiva maka
semakin besar pula ukuran suatu perusahaan dan semakin besar
modal yang ditanam. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan
oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan dan melaporkan kondisinya lebih
29 Ni Ketut Muliati, Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan pada Praktik
Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tesis
Universitas Udayana, 2011.
24
akurat. Ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma dari
total aset.30
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang digunakan.
Rasio profitabilitas sering disebut rasio efisiensi karena dapat
digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal.31
Rasio
profitabilitas tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari
dari laporan keuangan. Oleh karena itu, profitabilitas dalam
konteks analisis rasio untuk mengukur pendapatan menurut laporan
rugi laba dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas kemudian
dapat dibandingkan dengan rasio yang sama dengan rasio korporasi
lainnya pada tahun-tahun sebelumnya atau sering disebut sebagai
rasio rata-rata industri.32
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on
asset. Profitabilitas merupakan alah satu indikator penting yang
dapat digunakan untuk menilai suatu perusahaan. Selain untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,
profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan
30 Robert Jao Gagaring Pagalung, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage
terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia.Jurnal Akuntansi dan Auditing
Volume 8 Nomor 1 Tahun 2011. 31
Akhmad Sakhowi dan Mahirun, Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas
Pekalongan, 2011, hlm. 67. 32
Tampubolon Manahan P, Manajemen Keuangan (Finance Management) Konseptual,
Problem, dan Studi Kasus, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) hlm. 39.
25
keputusan. Return On Assets diukur dengan membagi laba bersih
setelah pajak dengan total assets perusahaan.33
3. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan
total aset. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi
nilai utang perusahaan. Dengan demikian, perusahaan yang
mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi
hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya
akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk
manajemen laba dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran
33 Muhammad Aridyansyah, Pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan Profitabillitas
terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Manajemen Laba
Y Ukuran Perusahaan
X2
Profitabilitas
X3
Leverage
X1
26
perjanjian utang. Semakin dekat perusahaan ke arah pelanggaran
persyaratan hutang maka manajer cenderung untuk memilih
prosedur-prosedur akuntansi yang memindahkan laba periode
mendatang ke periode sekarang. Keadaan ini mengindikasikan
bahwa perusahaan dengan leverage tinggi memiliki pengawasan
yang lemah terhadap manajemen yang menyebabkan
manajemen dapat membuat keputusan sendiri, dan juga
menetapkan strategi yang kurang tepat. Leverage yang tinggi
disebabkan oleh kesalahan manajemen dalam mengelola
keuangan perusahaan atau penerapan strategi yang kurang tepat
dari pihak manajemen. Kurangnya pengawasan selain
menyebabkan leverageyang tinggi juga akan meningkatkan
perilaku oportunis manajemen seperti melakukan manajemen
laba untuk mempertahankan kinerjanya di mata pemegang
saham dan publik.
Hal ini diperjelas oleh Wisnu Arwindo Irawan yang
mengatakan bahwa leverage berpengaruh positif pada
manajemen laba yang mengartikan semakin tinggi leverage
perusahaan dapat memicu peningkatan manajemen laba.34
34 Wisnu Arwindo Irawan, Analisis Pengaruh Kepemilikan Konstitusional Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011), 2013. Skripsi Universitas
Diponegoro.
27
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan
perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan
memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang
lebih kecil. Kebutuhan dana yang besar mengindikasikan bahwa
perusahaan menginginkan pertumbuhan laba dan jugapertumbuhan
tingkat pengembalian saham. Hal tersebut menyebabkan faktor
ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
merupakanfaktor penting dalam pembentukan manajemen laba.
Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk
melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan-perusahaan
kecil, karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang
saham dan pihak luar. Perusahaan besar memiliki basis investor yang
lebih besar, sehingga mendapat tekanan yang lebih kuat untuk
menyajikan pelaporan keuangan yang kredibel.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zuniarta
Putra Wardana yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.35
35 Zuniarta Putra Wardana, Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage, Ukuran
Perusahaan terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), 2012. Skripsi Universitas Jember.
28
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektiviitas manajemen suatu perusahaan.36
Profitabilitas menunjukkan kemampuan manajemen dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang digunakan
dalam kegiatan operasi. Perusahaan dengan laba yang besar akan
tetap mempertahankan labanya karena untuk memberikan dampak
kepercayaan terhadap investor dalam hal berinvestasi. Oleh sebab
itu manajemen termotivasi untuk melakukan manajemen laba
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu,
manajer melakukan tindakan manajemen laba juga terkait dengan
pemberian bonus atau kompensasi.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian Wisnu Arwindo
Irawan yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap manajemen laba.37
36 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, hlm. 115.
37Wisnu Arwindo Irawan, Analisis Pengaruh Kepemilikan Konstitusional Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011), 2013. Skripsi Universitas
Diponegoro.
29
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena
atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain
hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti yang
kemudian akan di uji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.38
H01 = Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
Ha1 = Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba
H02 = Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
Ha2 = Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba
H03 = Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
Ha3 = Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba
H04= Leverage, Ukuran perusahaan dan Profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba
Ha4 = Leverage, Ukuran perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh terhadap
manajemen laba
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mementingkan
kedalaman data, penelitian kuantiatif tidak terlalu menitikberatkan pada
38 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset dan Bisnis untuk Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003),
hlm. 47.
30
kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya
dari populasi yang luas.39
Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada
data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang
kokoh.40
Sedangkan desain dalam penelitian ini adalah kausatif.
2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Variabel Bebas (Independent)
Variabel Bebas (Independent) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Leverage (X1), Ukuran Perusahaan (X2) dan Profitabilitas
(X3).
2) Variabel Terikat (Dependent)
Variabel Terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah
manajemen laba, di mana variabel dependent disimbolkan dengan
“Y”.
39 Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
(Bandung: refika Aditama, 2011), hlm. 19. 40
Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, (Jakarta: PT SUN, 1998),
hlm. 95.
31
b. Definisi Operasional Variabel
1) Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang
dapat mempengaruhi angka laba yang dilaporkan. Suatu tindakan
yang mengatur laba sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak
tertentu atau terutama oleh manajemen perusahaan. Pendekatan
total accruals yang digunakan dalam penelitian ini sejalan dengan
model awal yang dikembangkan oleh Healy dan De Angelo dan
Friedlan. Healy dan De Angelo berpendapat bahwa total accruals,
terdiri atas discretionary accruals dan non-discretionary accruals,
dimana total accruals tidak mudah terobservasi. Pendekatan ini
berasumsi bahwa komponen non-discretionary accruals cenderung
stabil sepanjang waktu sehingga layak untuk dipertimbangkan
adalah komponen discretionary accruals.
Secara sistematis, total accruals untuk periode t dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut41
:
Keterangan :
TACT : Total accruals pada periode T
41 Arya Pradipta, Analisis Pengaruh dari Mekanisme Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 2, Agustus 2011.
TACT= NIT – CFOT
32
NIT : Laba bersih operasi periode T
CFOT : Aliran kas dari aktivitas operasi pada akhir tahun T
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model yang
digunakan oleh Friedlan dengan melakukan penyesuaian terhadap
perhitungan total accruals yang memiliki asumsi bahwa proporsi
yang konstan antara total accruals dan penjualan pada periode
yang berurutan. Oleh karena itu, jumlah total accruals yang
melekat pada diskresi manajemen merupakan perbedaan antara
total accruals pada periode yang diuji dan standarisasi dengan
penjualan pada periode yang diuji dan total accruals pada periode
dasar yang distandrisasi dengan penjualan pada periode dasar.
Secara formal perhitungannya adalah sebagai berikut 42
:
Keterangan :
DACPT : Discretionary accruals pada periode tes
TACPT : Total accruals pada periode test
SALESPT : Penjualan pada periode tes
TACPD : Total accruals pada periode dasar
42 Arya Pradipta, Analisis Pengaruh dari Mekanisme Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 2, Agustus 2011.
DACPT =( ) – ( ) TACPT
SALESPT
TACPD
SALESPD
33
SALESPD : Penjualan pada periode dasar
2) Leverage
Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan
total aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan besarnya besar
aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan hutang.
Rasio leverage menunjukan seberapa besar aset didanai dengan
hutang. Dalam penelitian ini rasio leverage yang dipilih adalah debt
ratio..Debt ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(penggunaan utang) terhadap total asset yang dimiliki perusahaan.43
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa debt ratio digunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan utang perusahaan terhadap seluruh
aktiva atau asset yang dimiliki perusahaan. Secara sistematis debt
ratio dirumuskan sebagai berikut44
:
3) Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat
sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan
pelaporan keuangan dan melaporkan kondisinya lebih
43 Chilyatus Sa’adah, Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Syariah
di Bursa Efek Indonesia, 2009. 44
Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, Yogyakarta : Andi Offset, 2008, hlm. 415.
Debt Ratio = Total Hutang
Total Aset
34
akurat.45
Ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang
dipertimbangkan dalam banyak penelitian keuangan. Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diproksi dengan total asset.
Karena nilai total asset biasanya sangat besar dibandingkan
variabel keuangan lain, maka dengan maksud untuk mengurangi
peluang heteroskedastisitas, variabel asset diperhalus menjadi Log
(Asset) atau dapat dituliskan sebagai berikut46
:
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan. Rasio profitabilitas juga sering disebut rasio efisiensi
karena dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan
modal. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diproksi dengan
Return on Asset (ROA) atau dapat dirumuskan sebagai berikut47
:
45 Robert Jao Gagaring Pagalung, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage
terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Auditing,
Volume 8/No.1/November 2011. 46
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan Pengujian-pengujian Empiri,
(Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005) hlm. 274. 47
Lukas Setia Atmaja, Teori dan PraktikManajemen Keuangan, hlm.417.
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Aktiva Total
Size = Log (Total Aktiva)
35
Tabel 1.2
Tabel Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Dependen
1 Manajemen
Laba
Suatu tindakan yang
mengatur laba sesuai
dengan yang dikehendaki
oleh pihak tertentu atau
terutama oleh manajemen
perusahaan
DACPT = (
)-(
)
Rasio
Independen
2 Leverage Perbandingan antara total
kewajiban dengan total
aktiva perusahaan
Debt to Asset = Total Hutang
Total Aset
Rasio
3 Ukuran
Perusahaan
Ukuran atau besarnya
aset yang dimiliki
perusahaan
Log (Total Aktiva)
Rasio
4 Profitabilitas Hasil atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam
perusahaan
ROA = Laba Setelah Pajak
Aktiva Total
Rasio
Sumber : data diolah oleh peneliti (2015)
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan perdagangan, jasa
dan investasi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Sedangkan periode
penelitian ini adalah tahun 2011 sampai 2013, hal ini berdasarkan
ketersediaan data berupa laporan keuangan audited dan laporan tahunan
lengkap yang diperoleh melalui www.idx.co.id.
36
4. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Dalam metode penelitian kata populasi, digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi masalah
sasaran penelitian.48
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi yang terdaftar di Daftar
Efek Syariah di Bursa Efek Indonesia dari periode Januari 2011–
Desember 2013 dengan jumlah populasi sebanyak 105 perusahaan.
b. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.49
Adapun kriteria dalam
pengambilan sampel ini adalah:
1) Perusahaan Perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Daftar
Efek Syariah (DES) tahun 2011- 2013.
2) Perusahaan Perdagangan, jasa, dan investasi yang secara konsisten
terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) selama periode tahun
2011- 2013.
48 Masyhuri dan Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif, hlm.
157. 49
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta, 1999, hlm. 61.
37
3) Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan audited
dan laporan tahunan yang lengkap secara berturut-turut selama
tahun 2011– 2013.
4) Perusahaan tersebut mempunyai laba positif pada laporan
keuangan.
5) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam mata
uang rupiah.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel di atas, diperoleh perusahaan
yang akan digunakan sebagai sampel perusahaan berjumlah 30
perusahaan dari 105 perusahaan perdagangan, jasa dan investasi.
Tabel 1.3 menyajikan hasil pemilihan sampel dengan menggunakan
metode purposive sampling.
Tabel 1.3
Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan Perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di
Daftar Efek Syariah (DES) tahun 2011- 2013.
105
2 Perusahaan Perdagangan, jasa, dan investasi yang secara
konsisten terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) selama
periode tahun 2011- 2013.
56
3 Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan audited
dan laporan tahunan yang lengkap secara berturut-turut selama
tahun 2011– 2013.
34
4 Perusahaan tersebut mempunyai laba positif pada laporan
keuangan.
31
5 Perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya dalam mata
uang rupiah.
30
Sumber : data diolah oleh peneliti (2015)
38
Dari hasil pemilihan sampel berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 30
perusahaan. Pada tabel 1.4 berikut menyajikan sampel perusahaan dalam
penelitian ini.
Tabel 1.4
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk.
2 AKRA PT AKR Corporindo Tbk.
3 ASGR PT Astra Graphia Tbk.
4 BAYU PT Bayu Buana Tbk.
5 BMTR PT Global Mediacom Tbk.
6 CSAP PT Catur Sentosa Adiprana Tbk.
7 EMTK PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.
8 EPMT PT Enseval Putera Megatrading Tbk.
9 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk.
10 FORU PT Fortune Indonesia Tbk.
11 GOLD PT Golden Retailindo Tbk.
12 HERO PT Hero Supermarket Tbk.
13 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.
14 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.
15 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk.
16 MFMI PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk.
17 MICE PT Multi Indocitra Tbk.
18 MLPL PT Multipolar Tbk.
19 MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk.
20 MPPA PT Matahari Putra Prima Tbk.
21 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk.
22 PDES PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk.
23 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
24 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
25 RALS PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
26 SCMA PT Surya Citra Media Tbk.
27 SHID PT Hotel Sahid Jaya International Tbk.
28 TMPO PT Tempo Inti Media Tbk.
29 TURI PT Tunas Ridean Tbk.
30 UNTR PT United Tractors Tbk.
Sumber : data diolah oleh peneliti (2015)
39
5. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder berupa data laporan
keuangan dari perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang menjadi
sampel. Data diambil dalam periode pengamatan antara tahun 2011
sampai tahun 2013. Data bersumber pada Daftar Efek Syariah untuk
periode pengamatan yang dibutuhkan. Data diambil dari www.idx.co.id.
6. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Metode ini merupakan metode pencarian dan pengumpulan
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-
buku, majalah, notulen dan lain sebagainya yang ada hubungannya
dengan tema penelitian.50
Pengumpulan data dimulai dari tahapan penelitian pendahuluan
yaitu melakukan studi pustaka, kemudian pengkajian data yang
dibutuhkan, ketersediaan data dan gambaran cara pengolahan data.
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan penelitian pokok untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang digunakan untuk menjawab
persoalan penelitian dan memperkaya literatur sebagai penunjang
perolehan data kuantitatif.
50 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2007), hlm. 141.
40
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini yang digunakan untuk
menganalisis permasalahan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis
statistik. Analisis statistik pada penelitian ini antara lain :
a. Pengujian Asusmsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model
regresi yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang
signifikan dan representatif. Adapun jenis uji asumsi klasik yang
dilakukan sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model
regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai
berikut:51
i. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
51 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariated dengan Program SPSS, Edisi Ketiga
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), hlm.110.
41
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
ii. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan dengan analisis statistik dapat dilihat melalui
Kolmogrov – Smirnov test (K-S). Uji K – S dilakukan dengan
membuat hipotesis :
H0 = Data residual terdistribus normal Ha = Data residual
tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut52
:
a) Apabila probabilitas nilai z uji K-S signifikansi secara
statistic maka H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi
normal.
b) Apabila probabilitas nilai z uji K-S tidak signifikan secara
statistic maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi
normal.
2) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan sebagai syarat digunakan
analisis regresi berganda dan juga untuk mengetahui ada
52 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hlm. 63
42
tidaknya hubungan antara variabel bebas itu sendiri. Pada model
regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak
terjadi kolerasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam
model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan
lawannya atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada table
Coefficients yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar
acuannya dapat disimpulkan:53
i. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar
variabel bebas dalam model regresi.
ii. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka
dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel
bebas dalam model regresi.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan sama lainnya.
53 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, hlm. 105-
106.
43
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, tentu saja
model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Uji ini menghasilkan
nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan du).54
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
adalah:
i. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound
(du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak
ada autokorelasi.
ii. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower
bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada
autokorelasi positif.
iii. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien
autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.
iv. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak
antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
54 Purbayu Budi Santoso dkk, Analisis Statistik dengan Mikrosoft Excel dan SPSS,
(Yogyakarta : ANDI, 2005), hlm. 240.
44
4) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang
mensyaratkan adanya homokedastisitas. Pengujian ada tidaknya
gejala heteroskedastisitas memakai metode grafik dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel
dependen, dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak
terjadi heteroskedastisitas dan begitu juga sebaliknya.Analisis
dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.
Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk
mengintepretasikan hasil grafik plot.
b. Pengujian Hipotesis
1) Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda bertujuan untuk meramalkan
pengaruh dua variable predictor atau lebih terhadap variable
kriterium atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan
fungsional antara dua buah variable bebas (X) atau lebih dari sebuah
variable terikat (Y). Dalam penelitian ini analisis tersebut digunakan
untuk mengetahui pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan
profitabilitas terhadap manajemen laba. Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen
dapat dihitung dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut :
45
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + E
dimana:
Y = Variabel dependen yaitu manajemen laba
a = Konstanta
b1 ... b3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1 = Leverage
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Profitabilitas
e = error
2) Uji Signifikansi
a) Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap manajemen laba secara parsial (untuk
menguji signifikan atau tidaknya masing- masing variabel bebas
terhadap manajemen laba) dengan menggunakan taraf signifikansi
0,05. Prosedur pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Jika t hitung> t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti masing- masing variabel bebas tersebut mampu
mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
b. Jika t hitung< t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti masing- masing variabel bebas tersebut tidak
mempengaruhi variabel terikat.
b) Uji Statistik F
46
Uji simultan (Uji Statistik f) digunakan untuk menguji
hipotesis pada penelitian yang menggunakan analisis regresi linier
berganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (manajemen laba) secara simultan atau
serentak. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan
nilai F tabel dengan Fhitung.
Dasar pengambilan keputusan adalah : Ho ditolak atau Ha
diterima jika signifikan F atau p value < 5 %.
Kriteria uji yang digunakan adalah:
1. Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima (tidak signifikan) dan
Ha ditolak artinya hitung tabel secara statistik dapat
dibuktikan bahwa variabel independen (leverage,ukuran
perusahaan, dan profitabilitas) tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (manajemen laba).
2. Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak (signifikan) dan Ha hitung
tabel diterima, artinya secara simultan dapat dibuktikan semua
variabel independen (leverage,ukuran perusahaan, dan
profitabilitas) berpengaruh terhadap variabel dependen
(manajemen laba).
47
c) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2
mengukur ketepatan yang paling baik (goodnes fit)
dari analisis linear berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1
(satu), maka semakin kuat model tersebut menerangkan variabel
independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R2
mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabel-variabel
independen menerangkan variabel dependen.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penjelasan, penelaahan, pemahaman maka dalam
penelitian ini penulisannya dibagi menjadi 5 bab yang setiap babnya terdiri
dari sub-sub bab. Tiap bab ataupun sub bab yang satu dengan lainnya
merupakan rangkaian yang sangat terkait.
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,
kerangka teoritis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Landasan teori yang memuat uraian teoritis tentang variabel
yang diteliti dari penelitian ini.
48
BAB III : GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN
Gambaran umum objek penelitian berisi Gambaran Umum
Pasar Modal di Indonesia, Profil Perusahaan Perdagangan, Jasa
dan Investasi yang Terdapat di Daftar Efek Syariah.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data, berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasannya.
Bab V : PENUTUP
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.