nilai anak dan jajanan dalam konteks sosiokultural studi...

54
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN 1. PANDUAN OBSERVASI No Hal yang diamati Obyek Pengamat 1 2 3 4 5 Gambaran status gizi balita Gambaran kesehatan lingkungan keluarga Gambaran status ekonomi/pendapatan keluarga Sistem budaya yang berkaitan dengan gambaran pola asuh gizi balita a. Penyediaan makanan b. Cara mengolah makanan c. Cara memberi makanan d. Gambaran pelayanan kesehatan/pengobatan dalam keluarga e. Gambaran pola konsumsi RT Gambaran sistem sosial a. Keakraban sosial b. Kelembagaan/organisasi kemasyarakatan Balita di Desa Pecuk Rumah keluarga balita Keluarga balita Keluarga balita Masyarakat Desa Pecuk Peneliti utama 221

Upload: phungkhanh

Post on 28-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

Lampiran 1

INSTRUMEN PENELITIAN 1. PANDUAN OBSERVASI

No Hal yang diamati Obyek Pengamat 1 2 3 4 5

Gambaran status gizi balita Gambaran kesehatan lingkungan keluarga Gambaran status ekonomi/pendapatan keluarga Sistem budaya yang berkaitan dengan gambaran pola asuh gizi balita

a. Penyediaan makanan b. Cara mengolah makanan c. Cara memberi makanan d. Gambaran pelayanan

kesehatan/pengobatan dalam keluarga

e. Gambaran pola konsumsi RT

Gambaran sistem sosial

a. Keakraban sosial b. Kelembagaan/organisasi

kemasyarakatan

Balita di Desa Pecuk Rumah keluarga balita Keluarga balita Keluarga balita Masyarakat Desa Pecuk

Peneliti utama

221

Page 2: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

222

2. PANDUAN WAWANCARA No

Masalah Obyek Pewawancara

1

I.Sistem budaya Kepercayaan

Keluarga balita, Kepala Desa, Perangkat Desa, Kepala Puskesmas, Bidan Desa, Kader Posyandu

Peneliti utama dibantu Anggota

2 Norma 3 Nilai-nilai 4 Mitos 5 6 7

Kebiasaan-kebiasaan Tradisi II.Sistem sosial

a. Keakraban sosial b. Kelembagaan/organisasi

kemasyarakatan

8 Pola asuh gizi balita a. Penyediaan makanan b. Gambaran pelayanan

kesehatan/pengobatan dalam keluarga

c. gambaran pola konsumsi makanan balita

Page 3: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

223

3. Panduan Fokus Grup Diskusi FGD ini digunakan untuk: 1) mendapatkan data yang lebih lengkap dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang telah didapat sebelumnya. Pemandu : Ketua Tim Peneliti Anggota : Anggota Tim Peneliti Peserta : Kelompok 1 : pengarah/penanggung jawab bidang

kesehatan dan kader kesehatan Kelompok 2: keluarga balita Tempat : di Balai desa atau Puskesmas atau menyesuaikan dengan hasil kesepakatan Script FGD Ucapan Salam Pemandu (moderator) menjelaskan tujuan FGD saat ini Tujuan pertemuan saat ini untuk mendapatkan informasi, masukan tentang perilaku yang berkaitan dengan gizi serta faktor-faktor pendukungnya (pola asuh gizi setempat). Dalam hal ini terdiri dari sistem budaya, sistem sosial dan pola asuh gizi balita.

(1) Sistem budaya yang dapat berupa : a. Kepercayaan b. Norma c. Nilai-nilai d. Mitos e. Kebiasaan-kebiasaan f. Tradisi

(2) Sisitem sosial yang dapat berupa : a. Keakraban sosial (kohesi sosial) b. Kelembagaan/organisasi kemasyarakatan

(3) Pola asuh gizi balita, yang berkaitan dengan Aspek dan penyediaan makanan balita,pelayanan kesehatan/pengobatan

Page 4: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

224

dalam keluarga, dan gambaran pola konsumsi makanan balita.

Perlu juga disampaikan dan ditekankan pada peserta bahwa acara ini independen, bagi peserta untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ada tekanan dan subyektif kontrol. Adanya rekaman berupa video dan voice recorder dimaksud bahwa pikiran, pendapat, gagasan Bapak/Ibu diperlukan dalam rangka penyusunan laporan kegiatan dan proses evaluasi. Pertanyaan- Pertanyaan

1. Ceritakan kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan yang ada di masyarakat atau yang biasa ibu/bapak lakukan. (kepercayaan adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata). Contoh pertanyaan adalah jika anak bapak atau ibu sakit maka pertama kali dilakukan dalah mencari pengobatan kepada siapa?

2. Ceritakan tentang norma-norma yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan yang ada di masyarakat atau yang biasa ibu/bapak lakukan. (norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima, sehingga setiap warga masyarakat harus mentaatinya).

3. Ceritakan tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan

kesehatan, makanan , pengobatan, nilai anak yang ada di masyarakat atau ibu/bapak rasakan. (nilai adalah gagasan mengenai apakah pengalaman berarti atau tidak berarti). Dapat berupa pertanyaan yang mengarah pada bagaimana

Page 5: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

225

nilai anak bagi orangtuanya dan perilaku apa yang mendukung nilai-nilai tersebut.

4. Ceritakan tentang mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau ibu/bapak yakini. (mitos adalah rasionalisasi yang merupakan suatu kerangka penunjang yang dibuat oleh akal manusia guna memelihara eksistensinya)

5. Bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau ibu/bapak seringlakukan (kebiasaan adalah suatu cara yang lazim, yang wajar dan diulang-ulang dalam melakukan sesuatu)

6. Ceritakan tentang tradisi yang berkaitan dengan kesehatan,

makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau ibu/bapak seringlakukan (tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dimasyarakat, dengan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar).

7. Bagaimana keakraban sosial, kelembagaan/organisasi

kemasyarakatan yang ada dilingkungan bapak/ibu yang berkaitan dengan perbaikan kesehatan , misalnya asuransi kesehatan di desa, lumbung padi desa .

8. Bagaimana pola asuh gizi balita yang berkaitan dengan penyediaan makanan, pelayanan kesehatan/pengobatan dalam keluarga dan pola konsumsi makanan balita .

Penutup Moderator mengucapkan terima kasih kepada para peserta FGD atas partisipasinya

Page 6: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

DATA STATUS GIZI BALITA DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR BULAN ……………….TAHUN 2009DATA STATUS

GIZI BALITA

Umur (bulan)

STATUS GIZI (jumlah/prosen)

BURUK

KURANG

BAIK

LEBIH

0-6

7-12

13-18

19-24

25-30

31-36

37-42

43-48

49-54

55-60

JUMLAH

226

Page 7: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

227

DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR BULAN ……………….TAHUN 2009

Umur (bulan)

STATUS GIZI (jumlah/prosen)

BB NAIK

BGM

BGT

0-6

7-12

13-18

19-24

25-30

31-36

37-42

43-48

49-54

55-60

JUMLAH

Page 8: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

DATA KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI ………………….

DI DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK BULAN ………………..TAHUN 2009

No Nama balita

Umur balita

Pendidikan ibu

Pekerjaan ibu

Pendapatan

keluarga

Jumlah anak

Ketera ngan

228

Page 9: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM (Khusus Untuk Anak Usia 1 – 2 tahun)

Nama balita : …………………………………………. Umur : …………………………………………. Berat Badan : …………………………………………. Nama Ibu : …………………………………………. Nama Ayah : …………………………………………. Alamat : ………………………………………….

Waktu makan

Nama masakan

Bahan makanan

Jenis

Banyaknya

URT

Gram

Pagi/jam Siang/jam Malam/jam

229

Page 10: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

230

Lampiran 2 HASIL PENELITIAN

Tabel : Data prosentase status gizi balita Kabupaten Demak

tahun 2008

No Kecamatan Puskesmas Gizi buruk

Gizi kurang

Gizi baik

Gizi lebih

1 Mranggen Mranggen I Mranggen II Mranggen III

0 1,01 1,11

4,00 30,30 4,44

96,00* 68,69 93,33*

0,00 0,00 1,11

2 Karangawen Karangawen I Karangawen II

0 0

7,33 14,44

91,33* 84,44*

1,33 1,11

3 Guntur Guntur I Guntur II

3,33 1,11

18,89 13,33

77,78 85,56*

0,00 0,00

4 Sayung Sayung I Sayung II

2,67 6,67

17,33 15,33

80,00 77,33

0,00 0,67

5 Karang Tengah

Karang Tengah

0 18,89 81,11 0,00

6 Bonang Bonang I Bonang II

6,67 0

18,89 17,78

74,44 82,22

0,00 0,00

7 Demak Demak I Demak II Demak III

0 0 1,11

9,33 17,78 18,89

85,00* 82,22 80,00

5,67 0,00 0,00

8 Wonosalam Wonosalam I Wonosalam II

1,11 4,44

17,78 25,56

80,00 68,89

1,11 1,11

9 Dempet Dempet 0 23,33 76,67 0,00 10 Gajah Gajah 3,33 15,56 80,00 1,11 11 Karanganyar Karanganyar

I Karanganyar II

1,33 0

17,33 16,67

81,33 83,33*

0,00 0,00

12 Mijen Mijen I Mijen II

0 1,33

2,22 2,67

97,78* 96,00*

0,00 0,00

13 Wedung Wedung I Wedung II

0 7,78

10,67 27,78

88,67* 58,89

0,67 5,56

14 Kebonagung Kebonagung 5,56 25,56 66,67 2,22

Jumlah 1,71 14,70 82,48 1,11

Sumber : Subdin Kesga dan Inkes DKK Demak *) lebih dari rata-rata di tingkat kabupaten

Page 11: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

Tabel : Data Lingkungan di Kabupaten Demak tahun 2007

No Kecamatan Puskesmas Keluarga pra sejahtera (%)

Rawan Pangan

berdasar kasus gizi

buruk > 0,05%

ProsentPendidik

an (s/d lulus

SD)

Besar keluar

ga

Kategori

1 Mranggen Mranggen I Mranggen II Mranggen III

44,52 - 0,08* -

47,92 4.3* - - -

2 Karangawen Karangawen I Karangawen II

58,26* 0.09* -

82,95* 3.9 2 -

3 Guntur Guntur I Guntur II

68,79* 0,28* -

58,28 3.6 1 -

4 Sayung Sayung I Sayung II

44,79 0,45* -

67,28* 4.0 - -

5 Karang Tengah

Karang Tengah 49,47* - 69,82* 3.4 -

6 Bonang Bonang I Bonang II

45,51 - 0,15*

63,24* 4.1* - -

7 Demak Demak I Demak II Demak III

65,95* - - 0,24*

50,00 3.6 - - -

8 Wonosalam Wonosalam I Wonosalam II

53,05* 0,19* 0,09*

66,19* 2.8 2 2

9 Dempet Dempet 46,7 0,21* 63,83* 3.3 - 10 Gajah Gajah 47,44 0,06* 81,77* 3.8 - 11 Karanganyar Karanganyar I

Karanganyar II 25,46 -

- 59,02 3.6 -

- 12 Mijen Mijen I

Mijen II 50,12* 0,10*

0,11* 72,72* 3.7 2

1 13 Wedung Wedung I

Wedung II 51,81* 0,49*

- 46,29 4.2* 2

- 14 Kebonagung Kebonagung 40,52 0,08* 59,63 3.3 - Kab. Demak 48,79 61,69 3.7

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Demak tahun 2007, Demak Dalam Angka 2007 *) Lingkungan rentan gizi (nilai lebih dari rata-rata tingkat kabupaten, gizi buruk > 0,05 atau jumlah keluarga > 4 orang)

231

Page 12: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

232

HASIL OBSERVASI

No Hal yang diamati

Hasil

1 Gambaran status gizi balita

Tidak ditemukannya balita dengan status gizi buruk, balita di Desa Pecuk rata-rata mempunyai status gizi baik.

2 Gambaran kesehatan lingkungan keluarga

a. Kebanyakan halaman rumah tidak tertata rapi dan kurang bersih, dengan binatang piaraan terutama ayam atau bebek yang berkeliaran, pemanfaatan pekarangan untuk tanaman sayur-sayuran tak banyak terlihat.

b. Tempat pembuangan sampah terkumpul disudut rumah dengan sistem lubang, atau hanya terkumpul untuk kemudian dibakar.

c. Saluran pembuangan limbah seadanya (berupa saluran tanpa betonisasi) yang terlihat tanpa genangan air.

d. Rata-rata sudah mempunyai kamar mandi dan jamban sendiri-sendiri, dengan air yang berasal dari sumur.

e. Sirkulasi udara dan pencahayaan rata-rata sudah cukup memadai.

3 Gambaran status

ekonomi/pendapatan keluarga

Yang diamati dari kondisi bangunan rumah yang rata-rata berupa rumah semi permanen dengan lantai plesteran dan sebagian tanah, dinding tembok tanpa plesteran atau dengan dinding kayu tanpa cat atau dinding anyaman bambu. Hal ini menunjukan status ekonomi/pendapatan keluarga rata-rata termasuk kalangan menengah kebawah.

4 Sistem budaya yang berkaitan dengan gambaran pola asuh gizi balita

a. Penyediaan makanan terutama diperuntukan bagi anaknya, terlihat dari beberapa anak meminta makan setiap saat selalu dipenuhi

b. Bahan pangan hampir semua dibeli setiap hari, kecuali beras yang tersedia untuk beberapa hari, tergantung adanya uang atau hasil panen.

c. Beberapa bahan pangan mudah didapat dari warung sekitar rumah, juga hampir semua bahan pangan dapat dibeli di penjaja keliling

Page 13: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

233

d. Makanan pokok balita diatas satu tahun adalah nasi, dengan dominan lauk sayur bayam/jangan kunci saja.

e. Banyaknya penjaja makanan ringan yang menawarkan dagangannya melewati depan rumah, yang berupa makanan yang disukai oleh anak-anak termasuk balita seperti ciki-ciki, sate ojek dan aneka kue serta roti.

f. Ibu balita sangat memperhatikan pemberian imunisasi, yang terlihat saat kegiatan posyandu dengan jadwal pelayanan imunisasi dan semua balita telah mendapat imunisasi dasar sesuai dengan umurnya.

g. Pemberian ASI dilakukan tanpa jadwal tetap, selalu diberikan dimanapun anak meminta, termasuk di depan tamu atau pada saat sedang berjalan.

5 Gambaran sistem sosial a. Sistem kekeluargaan yang masih erat,

dapat dilihat dari cara berkomunikasi, banyak ibu pada waktu senggang saling berkunjung, mengisi waktu luangnya dengan berbincang-bincang, menyuapi anaknya bersama-sama dan membawa anak tetangganya untuk ditimbangkan jika ibunya berhalangan.

b. Kegiatan posyandu berjalan setiap bulan dengan partisipasi dan keaktivan kader yang sangat baik, saling membantu dan menjalankan tugas.

c. Adanya seorang bidan desa sebagai koordinator posyandu yang cukup akrab dengan para kader posyandu dan saling mendukung tugas dan kepentingan masing-masing.

d. Kegiatan sosial berjalan melalui komunikasi yang bersifat tradisional (getok tular dari mulut ke mulut)

e. Adanya kebiasaan gotong royong yang tinggi, yang dapat dilihat saat membangun mushola (rumah ibadah) dan membersihkan lingkungan.

Page 14: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

234

HASIL WAWANCARA

No Item

Hasil

I. 1

Sistem Budaya Kepercayaan

a. Masih adanya kepercayaan berkaitan

dengan penyembuhan penyakit/pengobatan kepada Dukun Bayi, Tiyang Sepuh, Orang Pintar dan Kiyai

b. Adanya Danyang (penunggu desa), yaitu di makam Mbah Buyut Suradi, yang dianggap sebagai pendiri Desa Pecuk, merupakan keluarga dari H Abdullah Mukti (Bp. Carik) yang bertindak sebagai juru kunci makam. Bagi masyarakat yang akan hajatan atau punya kerja, mau puasa, malam jumat kliwon untuk mendapatkan keselamatan dan dilindungi mereka akan menabur bunga (nyekar) di makam.

c. Untuk keselamatan masyarakat desa melakukan sedekah bumi setahun sekali pada bulan Apit tahun Jawa.

d. Supaya padi yang ditanam dapat dipanen dengan hasil yang baik maka harus disajeni oleh yang mempunyai sawah.

e. Sebagai tanda syukur bahwa panen padi dapat berhasil dengan baik ,maka dilakukan wiwitan (syukuran)

2 Norma Norma yang merefleksikan kebiasaan saling

memberi di dalam keluarga dan masyarakat, yang dapat jelas terlihat pada saat tetangga mempunyai kerja (mengawinkan anaknya) maka masyarakat sekitar akan nyumbang (memberi buah tangan berupa bahan-bahan pokok seperti gula, beras dan lain-lain) yang kemudian dicatat dan akan dibalas pada saat kita punya kerja yang akan datang. Begitu juga saling merawat dan mengawasi anak-anak disekelilingnya terutama anak yang masih kecil (balita)

3 Nilai-nilai a. Adanya pergeseran nilai-nilai yang sangat menyolok pada 4 tahun terakhir oleh karena adanya perpindahan penduduk (orang dari desa lain), maupun

Page 15: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

235

masyarakat Desa Pecuk yang bekerja di desa lain, yang mengakibatkan tanaman pertanian tidak hanya berupa padi saja, tetapi sudah bervariasi dan dikembangkan ke jenis tanaman lain, yaitu buah melon, cabe besar keriting dan brambang yang dianggap lebih mempunyai nilai tinggi.

b. Perpindahan penduduk juga menyebabkan mulai munculnya keberanian masyarakat untuk berwiraswasta seperti berjualan lamongan (warung tenda ikan laut) dan berjualan nasi uduk yang merupakan makanan khas dari daerah Jatim dan Betawi.

c. Perbandingan tanah pekarangan dan persawahan adalah 1 : 5, disini terlihat tanah persawahannya sangat luas, tetapi orang Desa Pecuk sendiri kurang berminat mengerjakan lahannya dan diserahkan kepada orang dari desa lain sedangkan orang Desa Pecuk lebih banyak memilih bekerja sebagai buruh di Jepara atau Kudus. Masyarakat menganggap bekerja sebagai buruh lebih menguntungkan, mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan mendapatkan pengalaman atau pengetahuan yang baru dibandingkan hanya bersawah saja, yang telah dilakukan sejak orang tuanya dulu.

d. Nilai anak : 1) Nilai anak ada yang positif

(menguntungkan) yaitu secara : (1) Emosional : member

kebahagiaan, menghibur dan sebagai teman tempat mencurahkan rasa sayang.

(2) Perkembangan pribadi ortu : merupakan keluarga utuh dan dapat diterima di masyarakat. Mengangkat derajat ortu.

(3) Ekonomi : dapat member bantuan di hari tua. Memperhatikan/ mengurusi/ merawat di hari tua.

(4) Kerukunan keluarga : memperkuat ikatan perkawinan.

Page 16: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

236

2) Nilai anak yang merugikan, yaitu secara : (1) Biaya emosional : sering

menjengkelkan, membuat rumah berantakan, membuat pusing.

(2) Biaya ekonomi : uang yang harus disediakan banyak yaitu untuk jajan, makan sehari-hari, sekolah, berobat, membeli susu.

(3) Membatasi kebebasan ortu dan merepotkan, jika bekerja harus ada dan menyediakan uang untuk yang momong (menjaga).

(4) Ketegangan di dalam hubungan suami-istri, terutama yang berkaitan dengan uang yang harus ada untuk keperluan anak .

3) Menurut mereka balita merupakan masa anak yang perlu mendapat perhatian dan kepedulian yang tinggi, sehingga pemberian makanan, imunisasi dan pengobatan ketika sakit amat diperhatikan.

4) Termasuk juga kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan anak yang mulai nampak, seperti yang diceritakan oleh H.Abdullah Mukti sebagai berikut :

Keluarga Bp. Ali Akhsan

yang sehari-hari hanya berjualan ciki-ciki (sejenis makanan ringan yang digemari anak-anak) dapat menghasilkan 3 anak yang semuanya sarjana, dengan keadaan rumah yang sangat sederhana, keluarga ini mengutamakan pendidikan anak-anaknya.

5) Adanya pendapat masyarakat, jika

anak baik laki maupun perempuan tidak disekolahkan, maka orangtua

Page 17: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

237

dianggap tidak memperhatikan anak. 6) Kepedulian terhadap anak yang

tinggi dapat dilihat juga pada ibu yang bekerja sebagai buruh di Jepara akan membayar orang untuk mengasuh anaknya, yang bisa oleh tetangga atau keluarga, dengan upah rata-rata Rp5.000,- sampai dengan Rp7.000,- perhari.

7) Pemberian vitamin dirasa perlu untuk anak, sehingga jika ada pembagian vitamin A dari Puskesmas yang disalurkan melalui posyandu, maka posyandu selalu penuh atau lebih banyak balita yang datang. Jika anak susah makan maka orangtua akan membelikan vitamin penambah nafsu makan dari apotik atau toko obat yang letaknya di desa sebelah (wilayah Jepara).

8) Pemberian imunisasi dasar pada balitanya sangat diutamakan, yang dapat dilihat pada catatan Kartu Menuju Sehat (KMS), dimana semua balita mendapatkan imunisasi dasar sesuai umurnya.

e. Pemanfaatan pekarangan kebanyakan untuk memelihara ayam atau bebek, yang rata-rata mempunyai 5 sampai dengan 10 ekor, yang tidak dikandangkan dan dianggap mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan menanam sayuran di pekarangan rumah.

f. Kebanyakan kader posyandu bekerja mencari tambahan penghasilan sebagai penjual sayur keliling, guru, jualan makanan kecil, menerima pesanan kue, menawarkan barang-barang kelontong yang dapat di kredit, hanya sebagian kecil sebagai ibu rumah tangga murni. Kader tersebut masih menyempatkan waktu untuk kegiatan posyandu.

4 Mitos Untuk balita:

Tak boleh makan ikan banyak nanti cacingan Tak boleh banyak kangkung agar tak mencret Tak boleh makan bayam ketok karena menyebabkan batuk

Page 18: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

238

Ibu hamil : Belut/udang menyebabkan bayi mlungker, susah lahir Jantung pisang menyebabkan bayi di dalam kandungan besar tapi setelah lahir jadi kecil Makan cumi/kepiting menyebabkan anak hitam Ikan sembilang menyebabkan bayi di kandungan hilang Tak boleh minum banyak menyebabkan bayi terlalu besar Ibu menyusui: Harus mutih, tak boleh sayur maupun lauk supaya ASI tak amis Setelah melahirkan ibu harus makan keringan tak pakai sayur supaya jahitan cepat kering Jangan makan daging supaya ASI tak amis Mitos ini banyak diketahui oleh ibu balita sebatas pengetahuan saja. Hampir semua ibu balita sudah tidak melaksanakannya lagi, seperti yang dikatakan Ibu Sri Haryati, seorang kader kesehatan pada saat FGD dilakukan :

Pantangan-pantangan semua ngerti dan pernah dengar tapi tak pernah dilakukan, mbahe (orang tuanya) sering mengingatkan tapi inggih mendel mawon (di iyakan saja tapi tidak dilaksanakan). Ikan, udang, belut semua dimakan, kata Bu Bidan banyak gizinya, bagus untuk anak-anak.

Atau seperti yang dikatakan oleh Ibu Emilda salah seorang informan :

Sekarang ibu-ibu sudah pinter-pinter, sudah pada sekolah atau banyak tahu dari Bu Bidan, dari TV kalau ikan-ikan itu baik untuk kesehatan dan khasiatnya tinggi, jadi pantangan-pantangan sudah banyak ditinggalkan. Pantangan biasanya untuk anak yang gatal-gatal jangan makan ikan atau kalau batuk jangan makan ciki-ciki.

Page 19: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

239

5 Kebiasaan-kebiasaan a. Dari orang tua dan lingkungannya yang selalu memberikan ASI pada anak-anaknya, sampai dengan ASI tak keluar lagi, kapan dan dimanapun anak memintanya

b. Makan dalam sehari 3 kali, tetapi untuk anak balita, kapanpun anak minta makan selalu diberikan

c. Mengutamakan makan, seperti yang dikatakan oleh Ibu Hasunah, yang merupakan salah satu Ibu balita, kader posyandu dan penjaja sayur keliling, yang telah meninggal oleh karena sakit pada saat penelitian ini masih berlangsung, yaitu :

Biarpun rumah jelek,

orang tak punya tapi makanan tetap harus enak, buktinya belanja sehari bisa 15.000, kadang juga dengan “ ijol beras njalo iwak” (menukar beras dengan ikan)

d. Masyarakat yang kebanyakan bekerja

sebagai buruh tani selalu mempunyai beras dalam bentuk gabah, yang kemudian di slep (di kupas) sedikit-sedikit atau seperlunya, baik untuk dimakan maupun untuk ditukar dengan bahan pangan lainnya, yang biasanya ditukar dengan ikan.

6 Tradisi a. Adanya sedekah bumi yang selalu

diadakan setahun sekali pada bulan Apit tahun Jawa, dengan tujuan untuk keselamatan masyarakat Desa, dimana masyarakat mengadakan hajatan bertempat di rumah Bapak Lurah, atau selama bapak lurah masih belum dipilih hajatan dilaksanakan di rumah Bapak Mudin yang merupakan salah satu perangkat desa. Setiap rumah membawa hajat yang berupa nasi dengan lauk pauknya atau dapat juga

Page 20: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

240

berupa pisang, kemudian setelah didoakan maka masyarakat yang hadir akan makan bersama-sama. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang dengan lakon yang tidak boleh diganti, yaitu “Tambak Romo, Romo tanding”.

b. Membuat sajen pada waktu dimulainya menanam padi, oleh yang mempunyai sawah, dengan tujuan supaya panen nantinya berhasil dengan baik. Sajen berisi bubur merah putih, kembang 3 macem, telur, cabe trasi brambang yang disusun ditusuk dalam satu batang lidi (sundukan), tumpeng kecil, uang receh, sisir, kaca hias kecil dan kendi berisi air.

c. Wiwitan (syukuran) , yang dilakukan pada saat panen, sebagai tanda syukur atas hasil panen yang didapat. Wiwitan berisi ayam ingkung (ayam satu ekor yang sudah dibumbui tanpa dipotong-potong), nasi, kering tahu yang didoakan pada saat ngedos (melepas padi dari tangkainya dengan menggunakan mesin), kemudian dimakan bersama-sama.

d. Mempunyai makanan tradisional yang disebut, 1) “coro” , yang dibuat dari tepung beras merah ditambah santan dan gula merah serta areh (sari dari pembuatan minyak kelapa). Cara membuatnya dengan cetakan yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan alat masak dengan bahan bakar kayu. Bentuknya seperti kue apem yang disusun tumpuk (ditangkep), ditengah tangkepan diberi areh, sehingga menghasilkan rasa manis dan gurih. Coro ini dijajakan pada sore hari dan sangat digemari oleh masyarakat Desa Pecuk sebagai makanan cemilan anak-anak sampai orangtua. 2) bubur meniran untuk anak balita.

Page 21: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

241

II. 7

Sistem sosial- Keakraban sosial - Kelembagaan/organi sasi kemasyarakatan

a. Keakraban sosial (kohesi sosial), berupa

: 1) Adanya rasa saling percaya, jaringan

pertemanan yg dekat atau rasa kekeluargaan, norma-norma yg merefleksikan kebiasaan saling memberi di dalam keluarga dan masyarakat, contohnya bila ibu berhalangan ke posyandu maka anak dititipkan kader untuk ditimbang di posyandu, atau kadang dibawa oleh tetangganya.

2) Keakraban sosial juga dapat tergambar pada ibu yang bekerja sebagai buruh di Jepara akan membayar orang untuk mengasuh anaknya, yang biasanya oleh tetangga atau keluarga, walaupun dengan memberikan uang lelah atau uang saku.

3) Dalam rangka desa siaga, ada beberapa penduduk yg mampu meminjamkan mobil untuk ambulan desa, dengan bensin ditanggung pemakai, tetapi kadang-kadang yg punya mobil membantu keseluruhan bahkan diberi bantuan biaya RS bagi yg tak mampu

4) Adanya kebiasaan gotong royong dalam masyarakat, contohnya dalam membangun rumah ibadah (mushola), membangun jalan, rumah dan membersihkan lingkungan.

5) Hubungan dengan tetangga dan lingkungan sangat dekat, seperti saudara sendiri yang dapat dilihat dari saling membagi lauk untuk anak bila anak bermain ke rumahnya, saling memperhatikan dan menjaga anak, saling meminjamkan uang bila memerlukan untuk kepentingan makan atau berobat.

6) Kebanyakan tetangga masih mempunyai ikatan saudara.

b. Kelembagaan /organisasi kemasyarakatan berupa : 1) Masyarakat banyak bekerja di desa

Page 22: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

242

lain sebagai boro (buruh), contohnya adalah ke desa yang bersebelahan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Jepara dan Wilayah Kabupaten Kudus yang secara ekonomi lebih makmur, sebagai buruh pabrik mebel atau pabrik rokok.

2) Undangan atau informasi kegiatan posyandu dapat tersosialisasi dengan baik oleh karena informasi jadwal poyandu dari puskesmas yang sampai kekelurahan akan langsung disampaikan ke salah satu kader posyandu yang juga merupakan tenaga bantu di kelurahan atau disampaikan kepada salah satu kader yang merupakan anak dari perangkat desa, kemudian akan disampaikan secara tradisional dari mulut ke mulut (getok tular) bila bertemu dengan ibu balita. Informasi juga dilakukan oleh beberapa kader posyandu yang bekerja sebagai penjual sayur keliling, seperti yang dikatakan Ibu Hasunah :

Ngopyak-opyak ke

posyandu, ya sekaligus ider blanjaan (mengajak ke posyandu sekaligus pada waktu menjajakan dagangan).

3) Sesama ibu balita saling

mengingatkan jadwal posyandu apabila sudah mendapat kepastian dari puskesmas

4) Merasa sama-sama membutuhkan kesehatan, anak yg gizinya baik, ditimbang selalu naik dan karena merasa orang desa, dengan pengetahuan terbatas, tak banyak uang, semua serba terbatas maka harus di upayakan bersama-sama

5) Kegiatan posyandu dapat berhasil dan berjalan setiap bulannya oleh karena : 1) kesadaran dan keaktivan dari para kader, 2) kerjasama yang

Page 23: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

243

baik dari aparat desa, 3) adanya figure dari pemimpin desa yang dominan dan disegani, 4) adanya kesadaran dari masyarakat tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan tumbuh kembang balita yang dianggap penting, untuk menjadikan anak sehat dan berkualitas, salah satunya dengan melihat perkembangan berat badan anak di posyandu, 5) koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak Puskesmas Mijen 2.

6) Posyandu di Desa Pecuk merupakan organisasi kemasyarakatan di bawah koordinasi Puskesmas Mijen 2 yang sangat berperan dalam perkembangan status gizi balita di Desa Pecuk. Koordinasi dilakukan oleh seorang bidan yang ditugasi sebagai bidan desa. Posyandu di Desa Pecuk sampai dengan tahun 2009 dibagi menjadi 3 pos yang semuanya berkategori posyandu madya, yaitu Pos Melati I, Pos Melati II dan Pos Melati III, dengan susunan struktur organisasi sebagai berikut :

Page 24: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

Gambar : struktur organisasi posyandu Desa

Pecuk tahun 2009 Ketua

Tim Penggerak PKK/Ibu Carik (Ibu Hj. Asriyah) Wakil Ketua

Ibu Masmirah

Sekretaris Bendahara Ibu Hasunah Ibu Nanik Rosida Pos Melati I Pos Melati II Pos Melati III Ds. Bandaran Ds. Pecuk Ds. Peranakan 1. Ibu Saifatun 1.Ibu Masmira 1.Ibu Nanik R (koordinator) (koordinator) (koordinator) 2. Ibu Ari Dewi 2. Ibu Hasunah 2. Ibu Sumirah 3. Ibu Yatin 3. Nurul Alfa 3. Ibu Asih 4. Ibu Yumi 4. Ibu Asrifah 4. Ibu Trisnawati 5. Ibu Zakiah 5. Ibu Eny Sumber : Wakil Ketua Posyandu Desa Pecuk, 2009 Jumlah kader di masing-masing pos ada

5 orang, hanya di Pos Melati I jumlah kader ada 4 orang, oleh karena satu orang yang telah ditunjuk menyatakan mengundurkan diri, oleh karena tidak dapat membagi waktu dengan pekerjaan yang dijalani dan hingga akhir tahun 2009 ini belum ada penggantinya. Pada akhir tahun 2009 seorang kader

244

Page 25: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

245

posyandu yang sangat aktif dan berkedudukan sebagai sekretaris posyandu meninggal dunia oleh karena sakit, sehingga pada akhir tahun 2009 jumlah kader posyandu menjadi 13 orang ibu.

Kader lebih banyak merupakan ibu yang mempunyai usaha untuk membantu ekonomi keluarga, seperti yang diceritakan oleh Ibu Masmirah , sebagai berikut :

Hampir semua kader nyambi

(kerja sampingan) cari tambahan, Sofiatun sebagai bakul jajan di pasar dan pembuat coro, Masyumi menerima pesanan kue, Aridewi membantu suami membuat siomai, Asrifah sebagai buruh sawah, Nanik Rosidah berjual beras keliling, Sumirah sebagai guru TK, Asih jualan jajanan dan minyak tanah di rumah, Trisnawati sebagai guru bantu TK . Jadi kalau ada kegiatan posyandu maka kebanyakan kader ngatur waktu atau bahkan meliburkan usaha sampingannya.

Penunjukan kader dilakukan oleh Ibu Carik atas rekomendasi atau masukan dari kader-kader yang sudah ada, dengan persyaratan berdasarkan adanya kemampuan, kemauan termasuk dapat menyediakan waktu untuk kegiatan dan ikhlas (tanpa mengharapkan imbalan). Penunjukan dilakukan secara lisan, tanpa surat keputusan maupun pelantikan. Tugas dari kader yang dilakukan selama ini adalah sebagai berikut :

1) Mempersiapkan tempat dan makanan tambahan (PMT)

2) Melakukan pendaftaran balita yang datang

Page 26: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

246

3) Menimbang, mencatat berat badan dan status gizi

4) Membagikan PMT Untuk pelayanan imunisasi, pengobatan, konsultasi yang diperlukan oleh ibu balita dilakukan oleh bidan desa yang berada di Pos Desa Pecuk (Pos Melati II) bersamaan dengan kegiatan Pustu (puskesmas pembantu), yang bertempat dibalai desa. Sehingga balita yang berumur kurang dari 9 bulan atau yang berkaitan dengan imunisasi dasar, pelayanan posyandu berada di Pos Desa Pecuk, tetapi setelah balita berumur lebih dari 9 bulan pelayanan poyandu berada di pos yang sesuai dengan tempat tinggalnya. Pencatatan oleh kader dilakukan dibuku besar yang berisi nomor urut, nama anak, tanggal lahir, nama orangtua (bapak dan ibu), berat badan, umur, status gizi dengan keterangan-keterangan yang dapat berupa : B1 : pertama mendaftar T1 : BB turun ringan T2 : BB turun sedang T3 : BB turun berat (dibawah garis merah) Laporan oleh kader dilakukan setiap bulan pada saat selesai penimbangan kepada bidan desa secara lisan, terutama berkaitan dengan hasil penimbangan dengan kasus-kasus yang perlu mendapat perhatian, misalnya berat badan turun, gizi buruk.

Page 27: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

247

8 Pola asuh gizi balita : 1) Penyediaan makanan Balita

a. Pemberian makanan tambahan untuk anak dibawah satu tahun, rata-rata diberikan pada anak menginjak umur 5 bulan, oleh karena dirasakan anak sudah lebih besar sehingga membutuhkan tambahan makanan lain selain ASI.

b. Makanan tambahan yang diberikan berupa bubur bayi dalam kemasan yang pembuatannya sangat mudah dengan rasa bermacam-macam sesuai dengan keinginan dan mudah didapat di warung besar di Desa atau di Desa tetangga yang merupakan wilayah Kabupaten Jepara.

c. Saat anak masih umur 2 bulan, orang-orang tua sering menyarankan untuk memberi uletan sego gedang (nasi dicampur pisang ijo yang dihaluskan) bila anak sering menangis (rewel), oleh sebagian ibu balita hal ini sudah mulai ditinggalkan oleh karena takut anak masih kecil yang dapat mengakibatkan sakit usus berdasarkan informasi yang didapat dari bidan, tetapi sebagian ibu balita masih melakukannya.

d. Adanya makanan tradisional yaitu bubur meniran yang sering diberikan untuk bayi dan anak-anak. Bubur terbuat dari tepung beras yang agak kasar, yang dimasak dengan santan dan banyak dijual di pasar atau dapat pesan ke penjual sayur keliling.

e. Pengetahuan tentang makanan yang sehat untuk balita termasuk pengetahuan tentang 4 sehat 5 sempurna sudah diketahui oleh ibu, dan mengakui bahwa pedoman makanan tersebut baik untuk kesehatan anak, tetapi pelaksanaannya sukar karena alas an anak tak mau atau uang tidak mencukupi. Realitas dari hasil observasi, bahwa hamper semua balita diberi makan nasi dengan lauk sayur bayam atau jangan kunci.

f. Keinginan makan anaknya selalu berusaha dipenuhi dengan membelikan roti atau makanan ringan/jajanan yang diminta oleh anaknya, baik dari warung dekat rumah atau dari penjaja makanan keliling, maupun menyediakan lauk ikan untuk anak yang memintanya, walau dengan jalan harus berhutang atau menukarnya

Page 28: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

248

2) Gambaran pelayana

keseh/pengob dalam keluarga

dengan beras yang dipunyai. Bahkan dapat dikatakan diluar makanan

utama, rata-rata mereka memanjakan anak balitanya dengan jajanan/cemilan, yang sering menggantikan porsi makan untuk siang hari.

g. Untuk anak makan harus minimal 3 kali sehari, dengan lauk yang disesuaikan dengan kesenangan anak, tetapi hanya mementingkan kuantitas saja (nasi dengan lauk seadanya misalnya dengan krupuk dan kecap atau dengan sayur tanpa lauk lainnya). Seperti yang diutarakan Ibu Winarsih, salah seorang ibu balita, sebagai berikut:

Biar hidup kami pas-pasan,

anak tetep dikasih makanan yang bergizi, dikasih makan 3 kali sehari, dikasih susu meskipun endak setiap hari, lauk nuruti maunya anak, lainnya seadanya.

a. Informasi tentang kesehatan yang

berkaitan dengan imunisasi, penyakit, makanan untuk balita, termasuk pemberian vitamin penambah nafsu makan di dapat dari kegiatan posyandu oleh bidan atau dari TV.

b. Pelayanan kesehatan yang tersedia disekitar Desa Pecuk adalah Puskesmas Mijen 2, Puskesmas Pembantu, Posyandu, praktek swasta oleh bidan dan dokter serta adanya desa siaga yang mulai aktif.

c. Masih adanya ketergantungan penyembuhan sakit kepada dukun bayi, tiyang sepuh, orang pintar ,untuk anak balitanya terutama yang berumur kurang dari satu tahun bila balita menangis terus (rewel) , yang dianggap kecapekan, atau keceklik karena terlalu banyak polah (gerak) atau bila balita diberi obat oleh puskesmas/bidan tak sembuh-sembuh. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Ibu Winarsih :

Page 29: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

249

3) Gambaran pola

konsumsi makanan balita

Kalau anak sakit diperiksakan ke Bu Bidan, tapi kadang juga dikasih air putih atau disembur oleh orang pintar, tapi itu pilihan kedua, kalau diberi obat tak sembuh-sembuh. Kadang juga dipijet Dukun bayi kalau anak rewel saja karena kecapekan.

d. Anak kurang dari satu tahun juga sering diberi penangkal sawan yang didapat dari orang pintar atau Kiyai, yang berupa kalung berisi rajahan(tulisan arab) atau berupa bengkle, supaya terhindar dari sakit atau keluhan karena penyebab yang tak bisa dilihat.

e. untuk penyakit yang dianggap jelas penyebabnya seperti panas, mencret, pilek maka mereka lebih suka meminta pertolongan di puskesmas, Pustu yang berada dibalai desa yang memberikan pengobatan gratis.

f. Tetapi kepuasan lebih tinggi ketika masyarakat berobat pada praktek dokter swasta/bidan, oleh karena obat yang diberikan dianggap lebih manjur, biaya yang dikeluarkan berkisar dari Rp 20.000,- sampai dengan Rp 40.000,-

g. Pemberian imunisasi dasar pada

balitanya sangat diutamakan sehingga semua balita mendapatkan imunisasi dasar sesuai dengan umurnya

Gambaran pola konsumsi makanan balita yang didapat dari partisipan, rata-rata didapatkan :

a. Angka kecukupan gizi protein (AKG protein) : 22,53 gram

b. Tingkat kecukupan protein (TKP) : 125,98% (diatas kecukupan)

c. Angka kecukupan gizi energi (AKG energi) : 1221,48 K.kal

Page 30: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

250

d. Tingkat kecukupan energi (TKE) : 95,92% (normal)

Rata-rata sumbangan konsumsi makanan dari jajanan adalah :

a. Untuk protein sebesar 31,95% b. Untuk kalori sebesar 46,39%

Page 31: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

DATA PARTISIPAN KELUARGA BALITA

No part

Nama balita

Nama Bpk dan Ibu(pek, penddk, pendp, jml kel)

Alamat Umur balita BB balita (kg)

1 Putri Pandan Arum

Budi Setiono/Fitri Rahmawati Bengkel motor/ - SMP/SMA RP 800.000/bl 3 org

Ds Bandaran

12 bl (1 th)

9

2 Noval Setiawan

Nasikin/Sofia Supir/buruh rokok SMP/SD Rp 1.200.000/bl 4 org

Ds Pecuk 24 bl (2 th)

13

3 Muh. Maulana Syarif

Gunawan/Sulis Buruh pocokan/buruh rokok SMP/SD Rp 900.000/bl 3 org

Ds Pecuk 28 bl (2 th 4 bl)

13

4 Rendi Pratama

Rohmat/Maryuni Tani/- SD/SMP Rp 700.000/bl 3 org

Ds Bandaran

27 bl (2 th 3 bl)

13

5 M Abdul Rohim

M Said/Suriah Tani/- SD/SD Rp 800.000/bl 6 org

Ds Bandaran

24 bl (2 th)

11,5

251

Page 32: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

Hasil observasi :

No part

Hasil Observasi Partisipan Keluarga Balita

1 Status gizi balita baik.Rumah masih menumpang di ortu dengan kondisi rumah tembok dan lantai sebagian besar keramik, sebagian lagi plesteran. Rumah dihuni oleh dua keluarga dengan jumlah penghuni 9 orang. Luas rumah ± 60 m², yang terdiri dari 3 kamar tidur.

2 Status gizi balita baik. Rumah masih menumpang di ortu dengan kondisi rumah bata tanpa plesteran, lantai tanah. Terdiri dari 3 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 9 orang. Luas rumah ± 60 m².

3 Status gizi balita baik. Rumah menumpang di ortu dengan kondisi rumah tembok, lantai sebagian keramik, sebagian plesteran, bagian dapur berlantai tanah. Terdiri dari4 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 8 orang. Luas rumah ± 70 m².

4 Status gizi balita baik. Rumah masih menumpang di rumah kakak, dengan kondisi rumah setengah tembok. lantai sebagian plesteran sebagian tanah. Terdiri dari 3 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 7 orang. Luas rumah ± 60 m².

5 Status gizi balita baik. Bertempat tinggal dirumah sendiri dengan 4 orang anak. Kondisi rumah setengah bata belum diplester sebagian kayu ,dengan lantai sebagian plesteran sebagian tanah. Terdiri dari 2 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 9 orang. Luas rumah ± 50 m².

Hasil wawancara

No part

Hasil Wawancara Partisipan Keluarga Balita

1 - belum mempunyai rumah sendiri, lebih sering berada di rumah tetangganya terutama siang hari, yang masih merupakan saudara, dengan kondisi rumah bata belum disemen dan lantai sebagian plesteran, sebagian tanah. - makan 3 kali sehari dengan lauk tempe atau tahu, kadang anak meminta lauk hanya dengan kerupuk saja, tetapi untuk anak kapan saja anak meminta makan akan diberikan.

252

Page 33: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

253

- setiap hari anak pasti minta jajan gorengan yang dijual diwarung dekat rumah, sehingga harus selalu berusaha menyiapkan uang untuk keperluan jajan anak yang berkisar antara Rp 1.000 – Rp 2. 000 sehari. - jika anak sakit selalu berobat ke puskesmas oleh karena tidak membayar (gratis). Jika terpaksa sudah berobat ke puskesmas tak sembuh maka akan dibawa ke dukun bayi atau Pak Kiyai. Pendapatan suami dirasa tidak mencukupi dan bersifat tak menentu.kadang dalam beberapa hari tidak mendapatkan penghasilan ,seperti pada saat ini. Sehingga untuk makan sering ikut ortu atau meminjam kepada tetengga atau saudara. - Nilai anak yang menguntungkan ; Anak dapat menjadi teman saat suami bekerja, dapat bermain-main dengan anak. Anak juga dapat untuk mencurahkan rasa sayang. Ibu juga berharap anak dapat dinunuti (ditumpangi) pada saat ortu sudah tua. Mempunyai anak dapat lebih mengikat hubungan antara bapak dan ibu atau antara suami istri. - Nilai anak yang merugikan : Untuk kebutuhan anak memerlukan biaya yang cukup tinggi, yaitu untuk makan, jajan, sekolah, berobat. Kadang-kadang juga repot jika anak sedang sakit dan rewel. Anak juga sering menimbulkan pertengkaran dengan suami. Oleh karena anak minta jajan atau harus memenuhi kebutuhan anak padahal ortu tak punya uang, sehingga ortu merasa tidak dapat menyenangkan anaknya. - hubungan dengan tetangga lebih banyak saling tolong menolong, membantu saat sedang repot punya kerja (hajatan) atau saat sedang kesusahan (anak sakit, kematian) tetangga juga merupakan teman untuk curhat (mencurahkan masalah) dan teman pengisi waktu luang. Tetangga dekat rumah kanan dan kiri masih banyak yang mempunyai ikatan saudara.

2 - merasa masih kekurangan oleh karena belum punya rumah sendiri, penghasilan tak menentu setiap bulannya dan sering tak mencukupi untuk keperluan anak-anak. - makan 3 kali sehari dengan lauk terutama sayur, kadang ditambah tahu atau tempe. Jarang dengan lauk ayam atau daging , kadang satu atau dua minggu sekali saja. - kalau rebut dengan suami selalu masalah ekonomi, saat tidak punya beras, tidak punya uang untuk jajan anak. - jika anak sakit akan berobat ke bidan atau dokter di desa tetangga, dengan

Page 34: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

254

biaya rata-rata Rp 30.000, oleh karena merasa cocok, disamping hal tersebut pengobatan gratis di puskesmas tidak memungkinkan karena pagi hari ibu bekerja sedangkan pelayanan di puskesmas dilakukan hanya pagi hari saja. Jika berobat ke bidan dan dokter tidak sembuh, maka baru pergi ke orang pintar atau dukun bayi, karena diyakini penyebabnya adalah hal yang tak tampak atau sawanan. - pengeluaran untuk anak setiap harinya adalah untuk keperluan “ ngupah sing momong” (member upah kepada yang menjaga anak), dan jajan. - untuk uang jajan anak diusahakan ada setiap harinya yang berkisar antara Rp 1.000 per hari atau dapat sampai Rp 4.000 per hari per anak. Oleh karena disekitar rumah banyak anak tetangga yang sepantaraan (seumur) semua pada jajan, jadi anak selalu ikut-ikut temannya, jika tak diberi akan menangis dan ibu merasa kasihan, tak tega pada anaknya, atau juga merasa bersalah tak dapat menyenangkan hati anaknya. - Nilai anak yang menguntungkan : Anak dapat menghibur orang tua. Mempunyai anak merasa dapat diterima di masyarakat sebagai keluarga yang utuh dan dapat mengangkat derajat orang tua apabila anak mencapai sekolah yang tinggi, seperti yang dikatakan oleh Ibu Sofia :

“Anak niku nek disawang lucu, iso kanggo hiburan nek lagi kesel bar nyambut gawe. Nek pinter iso ngangkat derajate wong tuo”

- Nilai anak yang merugikan : Untuk keperluan anaak membutuhkan biaya yang banyak, yaitu untuk berobat, makan, jajan, member upah yang jaga, sekolah juga butuh rumah yang cukup memadai. - hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara saja, sering saling mengawasi anak yang masih kecil, menyuapi anak bersama-sama, bahkan saling membagi aluk yang dipunyai. Rasa gotong royong yang tinggi, saling membantu tenaga (membangun rumah, membuat jalan kampong), maupun membantu materi (meminjamkan uang jika ada yang memerlukan). Saudara juga banya bertempat tinggal didekat rumah

3 - kehidupan dan untuk keperluan makan masih dibantu ortunya belum mempunyai rumah sendiri. Setiap bulannya dijatah beras satu karung, oleh

Page 35: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

255

karena suami bekerjanya tak menentu, seperti pada saat ini sudah satu bulan suami tidak bekerja. - makan 3 kali sehari atau untuk balitanya setiap anak meminta makan akan dituruti, kadang-kadang 4 smpai dengan 5 kali perhari, dengan lauk seadanya. Anak tak pernah rewel dengan lauk yang disediakan, apa saja mau. - sering cekcok (bertengkar) masalah ekonomi, oleh karena uang yang didapat tidak mencukupi terutama untuk jajan anak. - diutamakan uang untuk jajan anak. Jika sedang tidak punya uang , maka akan meminjam pada tetangga. Untuk jajan anak harus tersedia sekitar Rp 5.000 – Rp 7.000 perhari, kadang uang jajan diberi dari mbahnya. - alasan penyediaan uang jajan : jika mau jajan dan tak diberi uang, maka anak akan menangis terus, malu dengan tetangga dan merasa kasihan tak menuruti keinginan makan anaknya. - Nilai anak yang menguntungkan : Mempunyai anak merasa senang tidak kesepian, anak dapat diajak guyon (tertawa/hiburan), jika ortu sudah tua dapat minta makan ke anaknya. Kalau Bpak kerja diluar kota, maka Bapak selalu ingin mendengarkan suara anaknya melalui telp untuk mengobati rasa capek. - Nilai anak yang merugikan : “Repot pas sakit atau meriang, nek rak duwe duit jalo jajan, beler kudu tak teot” Anak dapat menjadikan kita repot terutama waktu sakit, waktu tak punya uang anak minta jajan dan jika tak dituruti anak menangis terus. Untuk sekolah juga perlu banyak biaya. Anak juga membuat ibu sering marah, oleh karena membuat rumah berantakan, Jika pulang kerja dan terus akan memasak anak rewel dan beler (nakal), sehingga ibu jadi sering mencubit anaknya. Jika tak punya uang anak sakit, maka ibu harus berusaha meminjam ke tetangga atau saudara oleh karena anak hanya cocok jika berobat ke bidan atau ke dokter praktek swasta ,dengan biaya berkisar antara Rp 30.000. - jika membeli susu untuk anaknya harus di took besar yang ada di Welahan (desa seberang), yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, supaya tidak mendapat susu palsu. - jika Ibu bekerja, anak diasuh oleh saudara yang rumahnya berdekatan dan memberi upah Rp 5.000 perhari kepada yang menjaganya. - dibandingkan kerugiaannya maka lebih untung jika mempunyai anak, walau anak menimbulkan banyak pikiran, sehingga anak harus dijaga supaya sehat.

Page 36: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

256

Dimana sehat menurut batasan ibu dan keluarga adalah anak yang tidak sakit, lincah dan banyak makan, tidak minta digendong terus ,seperti yang dikatakan oleh Ibu Sulistyoningsih : “ yang penting anak sehat, tandane anak sehat niku tak

sakit, lincah, playon rono rene, beler, mangan katah, bar mangan mngan maleh, awake kenceng, orak meriang, orak lenger-lenger, orak njalo gendongan “.

- hubungan dengan tetangga sangat dekat seperti keluarga saja, kalau tidak punya uang antuk makan akan meminjam ke tetangga pasti diberi, begitu juga sebaliknya, jika tetangga kehabisan uang juga akan dipinjamkan,tidak sulit dan tidak perlu ada jaminan apapun, hanya saling membantu dan kepercayaan saja. Penimbangan anak ke posyandu kadang dibawa oleh tetangga, saudara atau neneknya, oleh karena ibu bekerja dan aturan di perusahaan sangat ketat. Anak juga sering diperhatikan oleh tetangga yang ibunya tidak bekerja, diberi makan, diberi roti. Banyak tetangga juga masih mempunyai ikatan saudara. -

4 - belum mempunyai rumah sendiri - makan 3 kali sehari, dengan lauk tahu, tempe atau sayur saja, kadang anak minta lauk ikan yang diberikan satu minggu sekali jika punya uang. - yang utama harus menyediakan uang untuk keperluan jajan anaknya Rp 3.000 – Rp 5.000 perhari, yang dibeli hampir setiap hari adalah sate ojek sedangkan untuk es dan ciki-ciki tidak dibolehkan takut kalau jadi batuk. Jika tak punya uang diusahakan dengan cara meminjam dari tetangga atau saudara. Ibu merasa kasihan jika anak tidak diperbolehkan jajan, oleh karena semua anak disekitar rumahnya pada jajan. Jika anak tidak diberi uang jajan, anak akan menangis, menjadikan ibu merasa malu terhadap tetangga yang akan mengira ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan anaknya. - jika anak sakit ibu akan berusaha mengobati sendiri terlebih dahulu dengan membeli obat yang ada diwarung, jika tidak sembuh-sembuh baru berobat ke balai kesehatan kepunyaan yayasan dengan biaya kurang lebih Rp 70.000. Waktu anak berumur dibawwah satu tahun sering membawa anak untuk dipijatkan ke dukun bayi. - Nilai anak yang menguntungkan ; Anak itu lucu, bisa menghibur waktu capek, dapat membuat ortu bahagia, juga dapat jadi teman waktu sendirian. Kalau tak punya anak, rasanya ada yang

Page 37: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

belum lengkap. Anak juga dapat membantu dan merawat ortu kalau sudah tua. - Nilai anak yang merugikan : Anak juga dapat menjengkelkan dan merepotkan saat rewel (merengek0, manja, tak menurut. Biaya untuk keperluan untuk merawat anak dengan baik juga cukup besar, harus menyediakan biaya untuk makan, jajan, sekolah, berobat. Sering juga bertengkar soal anak terutama yang berkaitan dengan keperluan uang yang harus disediakan untuk anak. - hubungan dengan tetangga seperti sedulur (saudara), saling tolong menolong misalnya dalam hal menitipkan anak saat ada keperluan, membantu saat ada kesusahan misalnya saat anak sakit, kematian. Warga juga sering melakukan gotong royong waktu membangun atau memperbaiki rumah, jalan dan membersihkan lingkungan.

5 - setiap hari bisa makan 3 kali, oleh karena mempunyai simpanan beras, tetapi untuk lauk hanya seadanya atau sepunyanya uang saja, yang sering adalah dengan lauk sayur bayam. - setiap hari harus menyediakan uang jajan Rp 7.000 – Rp 10.000 untuk jajan ke empat anaknya dan uang jajan ini yang diutamakan harus ada. Sedangkan untuk belanja lauk setiap hari di nomor duakan. Lauk dapat yang ada saja, misalnya yang didapat dari halaman rumah atau dengan lauk kerupuk atau kecap. - jajan setiap hari berupa sate ojek, ciki-ciki. Jika tak dituruti anak menangis dan ibu merasa malu dengan tetangga, juga kasihan melihat anak menangis. Semua anak dilingkungannya selalu jajan, jadi mau tidak mau semua anak ikut-ikutan jajan juga. - jika anak sakit selalu berobat ke puskesmas oleh karena tak perlu membayar bidan dan obat (gratis). - nilai anak yang menguntungkan : Anak dapat buat teman, kalau sendirian kan sepi, nglangut (melamun). Kalau orang berkeluarga harus punya anak (keluarga yang komplit). Anak juga membuat kita senang (bahagia). - nilai anak yang merugikan : Anak juga sering menjengkelkan jika nakal, rewel tak bisa diberi tahu. Membuat orang tua pusing kalau minta jajan tak punya uang. Biaya anak juga tak sedikit. - hubungan dengan tetangga seperti sedulur (saudara), saling momong

257

Page 38: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

258

(merawat0 anak. Jika anak ada di rumah tetangga dan anaknya sedang makan, maka anak kita juga akan diberi makan. Kadang juga membawa anak tetangga ke posyandu yang ibunya sedang bekerja atau tak bisa membawa anaknya sendiri. Kalau anak sakit selalu dibantu, diperhatikan oleh tetangga sekitar, misal ditiliki (dikunjungi), pernah diantar ke puskesmas dengan kendaraan roda dua. Banyak anak yang sepantaran (sebaya) mereka selalu bermain bersama-sama dan anak-anak sangat akrab antara satu dengan lainnya.

Page 39: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

259

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita : Putri Pandan Arum Umur : 12 bulan Nama Ibu : Fitri Rahmawah Nama Ayah : Budi Santoso Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 9 Kg

Status : 27-04-2010

Waktu Makan Nama Masakan

Bahan Makanan

Jenis Banyaknya URT

Pagi/Jam 07.00 - Nasi Soto - Ayam 2 Sendok - Kerupuk 1 Biji 1 Biji 08.30 - Roti Biskuit - Bubur Sagu - Sagu 1 Mangkok Kecil - Gula - Kelapa 10.00 - Pisang 1 Buah Siang/Jam 12.00 - Nasi - Sayur Sop - Kol - Wortel - Kentang - Tomat - Jajan Wafer 12.30 - Sate Ojek (siomay) 3 Biji 13.00 - Ciki 1 Biji - Wafer 2 Biji 14.00 - Bakwan - Gandum 1 Biji - Kol - Wortel 14.30 - Telo Goreng 1/2 Biji Malam/Jam 16.00 - Bakwan 1/2 Biji 17.00 - Nasi 2 Sendok - Sayur Sop - Jeruk 1 Biji 18.00 - Wafer 2 Biji

Page 40: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

260

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Putri Pandan Arum Umur : 12 bulan Nama Ibu : Fitri Rahmawah Nama Ayah : Budi Santoso Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 9 Kg

Status : 28-04-2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 06.30 - Nasi 2 Sendok - Soto - Ayam 07.00 - Ciki-ciki 1 Bungkus - Buah - Pisang 1 Biji 08.00 - Roti biskuit - Biskuit 2 Biji - Jajan wafer - Wafer 1 Biji 09.30 - Roti biskuit - Biskuit 1 Biji Siang/Jam 11.30 - Kerupuk Rambak 1 Biji 12.00 - Sate Ojek (siomay) 1 Biji 12.30 - Nasi - Sayur Bening - Bayam 3 Sendok - Wortel 13.00 - Ciki-ciki - Potato 1 Bungkus 14.30 - Ciki-ciki - Krip-krip 1 Bungkus - Tempe - Tempe Goreng 1 Iris Malam/Jam 16.00 - Telur Rebus 1/2 Butir - Kerupuk Terung 1 Biji 17.00 - Nasi + Sayur Bening - Bayam 3 Sendok - Wortel 18.00 - Roti - Biskuat 2 Biji 18.45 - Tahu Goreng 1 Biji 19.00 - Wafer Coklat 1 Biji

Page 41: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

261

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Putri Pandan Arum Umur : 12 bulan Nama Ibu : Fitri Rahmawah Nama Ayah : Budi Santoso Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 9 Kg

Status : 29-04-2010

Waktu Makan Nama Masakan

Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 05.30 - Roti - Biskuat 1 Biji 06.00 - Bolu Kukus 1 Bungkus 07.30 - Nasi + Serundeng 4 Sendok - Kerupuk 1 Biji 08.30 - Roti biskuit - Biskuit 2 Biji 09.30 - Jeruk 1 Buah 10.00 - Ciki-ciki - Ipin + Upin 1 Bungkus Siang/Jam 11.30 - Roti biskuit - Biskuit 2 Biji 12.30 - Siomay 1 Biji 13.00 - Nasi + Sayur - Kangkung 3 Sendok 14.30 - Bakwan 1/2 Potong 15.00 - Ciki-ciki - Kripik Jos 1 Bungkus Malam/Jam 16.00 - Ciki-ciki - Sumo 1 Bungkus 17.00 - Nasi + Sayur - Kangkung 3 Sendok - Telur Rebus 1 Butir '18.00 - kue - Pukis 1 Biji - Kerupuk Udang 1/2 Biji '18.30 - Kerupuk makaroni - Makaroni 5 Biji

Page 42: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

262

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Noval Setiawan Umur : 2 Tahun Nama Ibu : Nasikun Nama Ayah : Sofia Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 15 Kg

Status : 27-04-2010

Waktu Makan Nama Masakan

Bahan Makanan

Jenis Banyaknya URT

Pagi/Jam 06.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula 06.30 - Wafer - 2 Biji 07.00 - Ubi Rebus - 1 Biji 07.15 - Nasi - 3 Sendok - Ikan Pindang - 1/2 Ikan 10.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula 11.00 - Minum Jamu - Kunir Asem - 1 Gelas Kecil - Manisan Siang/Jam 12.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula 12.15 - Roti Biskuit - Gandum - 1 Bungkus - Telur 13.00 - Nasi

- Sayur Sop + Tempe - Kol - 1 Iris

- Daging - - Kedelai 14.00 - Sosis - 1 Potong - Duku 15.00 - Bakwan - Gandum - 1 Potong - Sayuran 16.30 - Nasi - 8 Sendok - Sop piting - 1 Piting Malam/Jam - 18.00 - Air Putih - 240 cc Air 19.00 - Kue Bakpao - Gandum - 1 Butir - Telur - - Gula - 1 Biji 19.30 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula

Page 43: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

263

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Noval Setiawan Umur : 2 Tahun Nama Ibu : Nasikun Nama Ayah : Sofia Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 15 Kg

Status : 28-04-2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 07.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula 08.00 - Es Dawet - 120 cc Air - Nasi - 5 Sendok

- Lauk - Ikan Bandeng - 1/2 Ikan

10.00 - Kacang Rebus - 1 Mangkuk Kecil 11.30 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula Siang/Jam 12.15 - Nasi - 5 Sendok - Sayur Bayam - Bayam - 1 Mangkuk Kecil - jagung - Wortel - Ayam Goreng - 1 Iris

14.00 - Sosis Ayam - Daging Ayam - 1 Potong

15.00 - Bihun Mie - Bihun Jagung - 1 Bungkus Kecil

15.30 - Air Putih - 240 cc Air 17.00 - Wingko - Ketan - 1 Iris - Gula 17.15 - Nasi - 4 Sendok - Sayur Bening - Ayam Goreng - 1 Potong Malam/Jam 19.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 1 Sendok The Gula

Page 44: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

264

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Noval Setiawan Umur : 2 Tahun Nama Ibu : Nasikun Nama Ayah : Sofia Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 15 Kg

Status : 28-04-2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 07.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 1 Sendok The Gula

07.30 - Nasi - 5 Sendok - Lauk - Telur Dadar - 1 Iris 08.15 - Es Gempol - Gula Santan - 120 cc Air 10.00 - Jeruk - 1 Buah 11.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 1 Sendok The Gula

11.30 - Jeruk - 1 Buah Siang/Jam 12.15 - Nasi - 8 Sendok - Sop Kepiting - Kepiting - 1 Kepiting - Air Putih - 120 cc Air 14.00 - Duku - 10 Butir Buah 14.15 - Wafer - 3 Iris - Coklat Wafer - 1 Bungkus 16.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 1 Sendok The Gula

Malam/Jam 12.15 - Nasi - 8 Sendok - Sop Kepiting - Kepiting - 1 Kepiting 19.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 1 Sendok The Gula

Page 45: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

265

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Muh. Maulana Syarif

Umur : 2 Tahun, 4 Bulan Nama Ibu : SulistioNingsih Nama Ayah : Gunawan Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 13 Kg

Status : 03/01/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 07.30 - Air Gula - 240 cc Air - 3 Sendok Teh Gula 08.00 - Nasi - 1 Sendok - Tahu dikering - 1 Potong 09.00 - Ciki-ciki - 1 Bungkus

11.00 - Sate Ojek (siomay) - 6 Biji

- Es Syrup - 1 Gelas Siang/Jam 12.00 - Nasi - 1 Sendok

- Botok Mlanding

(petet) - Kelapa Parut

Melanding Teri

- 2 Sendok

13.00 - Air Gula - 240 cc Air 14.30 - Semangka - 1 Potong 16.00 - Nasi - 1 Sendok - Petet - 1 Sendok Malam/Jam 18.00 - Roti Coklat - 1 Potong 19.30 - Nasi - 1 Sendok - Ikan Pindang - 4x4 Cm 20.00 - Air Gula - 240 cc Air - 3 Sendok Teh Gula

Page 46: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

266

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Muh. Maulana Syarif

Umur : 2 Tahun, 4 Bulan

Nama Ibu : SulistioNingsih Nama Ayah : Gunawan Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 13 Kg

Status: 05/01/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 04.30 - SGM - 240 cc Air - 2 Sendok Teh Gula 3 Sendok Teh Susu 07.30 - Nasi - 1 Sendok - Ikan goreng - 5x5 Cm 08.00 - Ciki-ciki - 4 Bungkus 10.00 - SGM - 240 cc Air - 2 Sendok Teh Gula - 3 Sendok Teh Susu Siang/Jam 12.00 - SGM - 240 cc Air - 2 Sendok Teh Gula - 3 Sendok Teh Susu 13.00 - Martabak - Telur - 4 Potong

- Tempe di Goreng

14.30 - Roti biskuit - 1 Potong - Roti Coklat - 1 Potong Malam/Jam 16.30 - Nasi - 1 Sendok - Pisang goreng - 1 Potong - Oseng Terong - 1 Sendok Makan 18.00 - Roti Coklat - 1 Potong 20.00 - Air Gula - 240 cc Air - 3 Sendok Teh Gula

Page 47: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

267

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Muh. Maulana Syarif Umur : 2 Tahun, 4 Bulan Nama Ibu : SulistioNingsih Nama Ayah : Gunawan Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 13 Kg

Status: 04/01/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 04.30 - SGM - 240 cc Air

- 2 Sendok Teh Gula

3 Sendok Teh Susu

07.30 - Nasi - 1 Sendok - Ikan Pindang - 5x5 Cm 09.00 - Ciki-ciki - 4 Bungkus 10.00 - SGM - 240 cc Air

- 2 Sendok Teh Gula

- 3 Sendok Teh Susu

Siang/Jam 12.30 - SGM - 240 cc Air

- 2 Sendok Teh Gula

- 3 Sendok Teh Susu

13.00 - Martabak - Telur - 4 Potong - Tempe di Goreng 14.00 - Roti Mari - 1 Potong - Roti Coklat - 1 Potong Malam/Jam 16.30 - Nasi - 1 Sendok - Mendoan - 1 Potong

- Oseng Terong - 1 Sendok Makan

18.30 - Roti Coklat - 1 Potong 20.00 - Air Gula - 240 cc Air

- 3 Sendok Teh Gula

Page 48: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

268

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Rendi Pratama Umur : 2 Tahun, 3 Bulan Nama Ibu : Maryuni Nama Ayah : Rohmat Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 13 Kg

Status : 27/04/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya URT

Pagi/Jam 05.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 3 Sendok Teh Susu

- Wafer - 2 Biji 06.30 - Nasi - 4 Sendok - Dadar Telur - 1/2 Butir Telur - Air Putih - 1/2 Cangkir 07.30 - Bubur Promina - 2 Sendok 09.30 - Sosis Ayam - 2 Potong - Krupuk - 5 Biji 12.15 - Nasi - 3 Sendok - Sayur Sop - Kol - Wortel - Kentang - Tomat - Tempe Goreng - 1 Iris Siang/Jam 14.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 2 Sendok Teh Susu

- 2 Sendok Teh Gula

Malam/Jam

18.00 - Minum Kopi - 1/2 Sendok Teh Kopi

- 2 Sendok Teh Gula

- Mie Goreng - 1 Bungkus 20.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 3 Sendok Teh Susu

24.00 - Minum Susu - 240 cc Air

- 3 Sendok Teh Susu

Page 49: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

269

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Rendi Pratama Umur : 2 Tahun, 3 Bulan Nama Ibu : Maryuni Nama Ayah : Rohmat Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 13 Kg

Status : 28/04/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 06.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 3 Sendok Teh Susu - Nasi + Kecap - 5 Sendok - Air Putih - 1 Cangkir 08.00 - Ciki-ciki - 1 Bungkus - Roti Biskuat - 1 Bungkus - Air Putih - 1/2 Cangkir 09.30 - Sosis - daging ayam - 2 Potong Siang/Jam 11.00 - Nasi - 15 Sendok - Sayur Kunci - Ikan - Ikan Bandeng - 1/2 Potong - Air Putih - 1/2 Cangkir 14.00 - Minum Susu - 120 cc Air - 3 Sendok Teh Susu 15.00 - Roti Biskuat - 1 Bungkus Malam/Jam 18.00 - Minum Kopi - 1/2 Sendok Teh Kopi - 2 Sendok Teh Gula - 240 cc Air - Buah - Pisang - 1 Buah 20.00 - Minum Susu - 120 cc Air - 3 Sendok Teh Susu 03.00 - Minum Susu - 240 cc Air - 3 Sendok Teh Susu

Page 50: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

270

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Rendi Pratama

Umur : 2 Tahun, 3 Bulan

Nama Ibu : Maryuni Nama Ayah : Rohmat Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 13 Kg

Status : 29/04/2010

Waktu Makan Nama Masakan

Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 06.00 - Bubur - Promina - 2 Sendok 06.30 - Nasi + Mie - Mie Rebus - 4 Sendok - Air Putih - 1/2 Cangkir 08.00 - Ciki-ciki - Wafer stik - 1 Bungkus - Ciki-ciki - Wafer coklat - 1 Bungkus 09.30 - Sosis - daging ayam - 2 Potong - Air Putih - 1/2 Cangkir 10.30 - Nasi - 3 Sendok - Sayur Bening - Sawi - Wortel - Udang - Ikan - Ikan Bandeng - 1/2 Potong Siang/Jam 14.00 - Minum Susu - 120 cc Air

- 3 Sendok Teh Susu

- Buah - Pear - 1 Buah - Ciki-ciki - Potato - 1 Bungkus Malam/Jam 18.30 - Minum Teh - 1 Gelas - Roti Lapis - 1 Iris 23.00 - Minum Susu - 120 cc Air

- 3 Sendok Teh Susu

Page 51: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

271

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Abdul Rohim Umur : 2 Tahun Nama Ibu : Suriah Nama Ayah : M. Said Alamat : Desa Pecuk Berat Badan : 11,5 Kg

Status : 27/04/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 05.30 - ASI 06.20 - Wafer - 1 Bungkus 06.45 - Nasi - 1 Sendok - Ikan - Pindang Goreng - 1/2 Ekor 07.35 - Minum Obat - 1 Sendok Teh 11.10 - Makanan Ringan - Wafer - 1 Bungkus 11.43 - ASI Siang/Jam 12.30 - Ciki-ciki - Wafer - 1 Bungkus 13.10 - ASI 15.05 - ASI 15.09 - Cemilan Siomay - 5 Butir 15.50 - Air Putih - 1/2 Cangkir 16.15 - Nasi - 3 Sendok - Telur - Telur Dadar - 1 Butir - Ikan - 1/2 Potong - Kerupuk - 2 Butir Malam/Jam 18.25 - Minum Obat - Obat Panas - 1 Sendok Teh 18.35 - Bakso - Gelondongan - 2 Butir 19.20 - Minum Es - 1/2 Cangkir 19.30 - Permen - 2 Butir

Page 52: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

272

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Abdul Rohim Umur : 2 Tahun Nama Ibu : Suriah Nama Ayah : M. Said Alamat : Desa Bandaran Berat Badan : 11,5 Kg

Status : 28/04/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 05.10 - ASI 06.30 - Nasi - 2 Sendok - Telur - Telur - 1/2 Butir 06.45 - ASI 08.10 - Ciki-ciki - Wafer - 1 Bungkus 08.30 - Permen - 1 Butir 09.03 - Minum Kopi - 1/4 Gelas 10.40 - Minum Es Krim - 1/2 Gelas Siang/Jam 12.03 - Nasi - 2 Sendok - Gulai Kambing - 1 Sendok 12.08 - Minum Es Teh - 1/4 Gelas 13.00 - Minum Es Krim - 1 Bungkus 13.23 - Telur Asin - 1/2 Butir 13.30 - ASI 16.04 - Cemilan Siomay - 5 Butir 16.40 - ASI Malam/Jam 16.45 - Minum Es - 1/4 Cangkir 17.15 - Nasi - 2 Sendok - Lauk - Udang - 2 Udang - Sayur - Rebung - 2 Buah 18.04 - Kerupuk 18.35 - Minum Sirup - 1 Sendok 18.40 - Obat - Permen - 1 Buah 19.25 - ASI

Page 53: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

273

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun )

Nama Balita : Abdul Rohim Umur : 2 Tahun Nama Ibu : Suriah Nama Ayah : M. Said Alamat : Desa Bandaran Berat Badan : 11,5 Kg

Status : 29/04/2010

Waktu Makan Nama Masakan Bahan Makanan

Jenis Banyaknya

URT Pagi/Jam 05.03 - ASI 06.25 - Minum Obat - Sirup - 1 Sendok - ASI 06.45 - Permen - 1 Butir 07.02 - Nasi - 5 Sendok - Lauk - Udang - 3 Udang 07.35 - Air Putih - 1/4 Gelas 08.02 - Permen - 1 Butir 09.10 - Ciki-ciki - Wafer - 1 Bungkus Siang/Jam 12.05 - Telur Asin - 1/2 Butir 12.15 - Minum Es Teh - 1/4 Gelas 12.35 - Minum Es Krim - 1 Bungkus 13.05 - ASI 14.08 - Ciki-ciki - 1 Bungkus 14.15 - Air Putih - 1/4 Gelas 15.02 - ASI 16.30 - Nasi - 6 Sendok - Lauk - Mie 16.40 - Air Putih - 1/4 Gelas 17.17 - Permen - 1 Butir Malam/Jam 18.30 - Minum Obat - Sirup - 1 Sendok 18.45 - ASI 18.55 - Mie - Mie Rebus - 1/4 Bungkus 19.00 - Roti Biskuat - 2 Buah 20.12 - ASI

Page 54: Nilai Anak dan Jajanan dalam Konteks Sosiokultural Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/723/12/T1_902008004... · dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang

274