bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...

22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blahbatuh merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Gianyar. Di wilayah ini terdapat objek wisata, tempattempat yang memiliki kwalitas sebagai objek wisata seperti Goa Gajah, Museun Purbakala, Taman Safari, Yeh Pulu, dan objek religius seperti pura pura bersejarah. Di antaranya Pura Samuan Tiga dan Pura Durga Kutri yang menarik untuk dikunjungi. Bukan hanya objek wisata yang menjadi daya tarik, masyarakat juga memiliki budaya yang perlu dilihat sebagai suatu karakteristik masyarakat mulai dari banjarbanjar memiliki ciri khas masingmasing yang berbeda satu sama lainnya. Masyarakat di wilayah Blahbatuh yang paham benar dengan konsep rwebhineda dan mengahayatinya dalam kehidupanya dapat dilihat dari pengamatan dilapangan yang peneliti mengamati bahwa terjadi ketidakcocokan pemikiran antara satu banjar dengan banjar lain. Memang berbeda namun tetap satu dan selalu mengedepankan arti dari kebersamaan antara banjar dapat dilihat dari sikap banjar selalu peduli terhadap anggota banjarnya yang berbeda. Juga para aparat banjar yang selalu menjaga aturan banjar yang sudah disepakati bersama. Hal itu menimbulkan terjadi berbagai masalah baik yang muncul dari salah satu anggota banjar, banjar itu sendiri maupun banjar lain. Menarik untuk diamati dan juga setiap

Upload: hoangnguyet

Post on 04-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blahbatuh merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Gianyar. Di wilayah ini

terdapat objek wisata, tempat–tempat yang memiliki kwalitas sebagai objek wisata

seperti Goa Gajah, Museun Purbakala, Taman Safari, Yeh Pulu, dan objek religius

seperti pura – pura bersejarah. Di antaranya Pura Samuan Tiga dan Pura Durga Kutri

yang menarik untuk dikunjungi. Bukan hanya objek wisata yang menjadi daya tarik,

masyarakat juga memiliki budaya yang perlu dilihat sebagai suatu karakteristik

masyarakat mulai dari banjar–banjar memiliki ciri khas masing–masing yang berbeda

satu sama lainnya. Masyarakat di wilayah Blahbatuh yang paham benar dengan

konsep rwebhineda dan mengahayatinya dalam kehidupanya dapat dilihat dari

pengamatan dilapangan yang peneliti mengamati bahwa terjadi ketidakcocokan

pemikiran antara satu banjar dengan banjar lain. Memang berbeda namun tetap satu

dan selalu mengedepankan arti dari kebersamaan antara banjar dapat dilihat dari sikap

banjar selalu peduli terhadap anggota banjarnya yang berbeda. Juga para aparat

banjar yang selalu menjaga aturan banjar yang sudah disepakati bersama. Hal itu

menimbulkan terjadi berbagai masalah baik yang muncul dari salah satu anggota

banjar, banjar itu sendiri maupun banjar lain. Menarik untuk diamati dan juga setiap

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

2

banjar memiliki nilai–nilai luhur yang diwarisi dari generasi ke generasi dan di setiap

generasi merespon dengan cara masing –masing yang berbeda–beda satu sama

lainnya membuat kehidupan tidak membosankan dalam menjalaninya. Permasalahan

di wilayah Blabatuh itu muncul dan memberi warna dalam keseharian masyarakatnya

menjadikan peneliti tertarik untuk mengangkatnya dalam penulisan.

Masyarakat pada setiap banjar memiliki profesi sebagai petani jumlah

meminat tergantung kondisi yang ada di banjar, hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya lahan pertanian yang dimiliki oleh bekas penguasa dulu yang digarap oleh

masyarakat yang meminta hal tersebut. Lahan pertanian juga dimiliki oleh anggota

banjar dan banjar sebagai pemilik sahnya memberikan hak untuk menggarap lahan

pertanian kepada anggota banjar itu sendiri. Untuk menjaga kebelangsungan profesi

pertanian tersebut, masyarakat di setiap banjar melakukan usaha–usaha untuk

mempertahankan warisan dari leluhurnya. Terkadang diantara anggota masyarakat

menginginkan terjadinya suatu perubahan dari bidang agraris menjadi bidang

ekonomi yang ingin memberikan keuntungan bagi masyarakat anggota banjar

khusunya anggota yang menginginkanya. Akan tetapi ada pihak tidak setuju dengan

terjadi suatu perubahan karena merasa bahwa kegiatan pertanian ini harus tetap ada

guna melestarikan warisan leluhur. Membantu pihak pemerintahan untuk menjaga

keadaan masyarakat wilayah Blahbatuh agar tetap stabil sehingga dapat dikontrol

perkembangannya apabila terjadi perubahan. Bagi masyarakat di setiap banjar

wilayah Blahbatuh yang memiliki potensi akademik dan kwalitas kepribadian dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

3

juga hubungan sosial dan spritual yang dapat dicontrol dengan baik akan diberikan

pekerjaan dalam pemerintahan (pegawai negeri). Dan juga diperlukan perekonomian

yang memadai untuk menunjang hal tersebut.

Sejalan dengan industri pariwisata yang berkembang pesat dan mencapai

wilayah blahbatuh, hingga memunculkan suatu dorongan bagi masyarakat untuk

terjun di bidang pariwisata. Penghasilan yang didapat dari industri pariwisata tersebut

menjanjikan maka banyak masyarakat yang meninggalkan profesi sebagai petani.

Untuk mencegah hal tersebut maka para tetua–tetua di setiap banjar melakukan

tindakan yaitu memberikan fasilitas bagi para petani guna memperlancarkan kegiatan

pertanian sekaligus mengajak untuk bergabung dalam kegiatan pertanian. Dalam

pelaksanaannya banyak mengalami kendala–kendala yang menarik untuk diamati.

Budaya masyarakat di setiap banjar wilayah Blahbatuh sangat menggemari

berternak baik itu di wilayah pertanian maupun dirumah setiap anggota banjar.

Mereka memiliki hewan peliharaan yang dipelihara antara lain : sapi, ayam, anjing

dan terkadang bebek. Masyarakat pedesaan di wilayah Blahbatuh sangat menggemari

budaya tajen (adu ayam). Hal ini merupakan budaya turun temurun yang dilakukan

masyarakat pedesaan guna memberi hiburan bagi keadaan masyarakat kurang

memiliki kemampuan dalam hal ekonomi. Oleh karena itu setiap ada adu ayam

masyarakat yang menginginkan peningkatan taraf ekonomi melakukan perdagangan

di sekitar wilayah adu ayam tersebut. Bagi masyarakat yang menyenangi adu ayam

memasang taruhan guna menghibur perasaan lelah yang dirasa. Akan tetapi,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

4

disebabkan seringnya terjadi adu ayam (tajen) pemerintah menganggap bahwa adu

ayam meemberikan dampak negatif bagi perekonomian masyarakat tetapi dilain

pihak (adu ayam) memberikan suatu hiburan bagi masyarakat yang mengalami

tekanan hidup. Sehingga pentingkah tajen bagi masyarakat pedesaan ini perlu

diamati.

Masyarakat wilayah Blahbatuh sangat menjunjung kebersamaan dengan

melalui persaingan antara banjar. Guna mempererat hubungan antara banjar

dilakukan perlombaan baik didalam maupun di luar banjar dan juga demi menjaga

hubungan masyarakat wilayah Blahbatuh dari pihak luar, masyarakat membentuk

komunitas sendiri disetiap banjar yang ada. Untuk menetralisi pengaruh dari

premanisme dibentuk ‘Kodrat’ suatu organisasi pelindung desa Blahbatuh melalui

jalur premanisme, masyarakat Blahbatuh sangat menggemari cerita-cerita yang

memiliki nilai-nilai luhur seperti Kebo Iwo yang sekarang merupakan ikon

Blahbatuh, dan juga Babad Blahbatuh menceritakan perjalanan Gusti Jelantik

sebagai simbolis jiwa masyarakat Blahbatuh yang beraneka ragam yang tak ternilai

harganya hingga masyarakat Blahbatuh kukuh mempertahankannya. Dari

pengamatan di lapangan peneliti menemukan untuk mempertahankan simbolis jiwa

masyarakat itu melakukan tindakan-tindakan yang berani tetapi sebenarnya hanya

seorang petani yang menjaga sawahnya agar tetap ada, dapat dilihat dari sikap

keseharian masyarakatnya. Konsep nyama braya sudah mendarah daging bagi

wilayah Blahbatuh. Di saat deras perubahan masyarakat di sekitar wilayah Blahbatuh

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

5

mengalami kemajuan dengan mulai meninggalkan hal itu namun di wilayah

Blahbatuh masih menerapkan hal tersebut melalui sukarela untuk membantu (ngayah)

di pura, gotong- royong kadang-kadang untuk mempererat hubungan dan saling

pengertian. Terkadang muncul konflik namun dapat di selesaikan dengan melalui cara

masyarakat itu sendiri. Hal ini menjadi perhatian yang menarik untuk di amati.

Masyarakat di wilayah Blahbatuh memiliki pura–pura sebagai simbolis

kehidupan masyarakat di setiap banjar dengan kepercayaan dan filosofisnya yang

dijadikan akar dalam menjalani jejak leluhurnya melalui penghayatan makna dan

fungsi dari arti sesungguhnya dari kehidupan. Mulai dari Pura Dalem memiliki

makna masyarakat yang hidup didunia mempedulikan dalam menjalani kehidupannya

melalui sikap baik dan buruk dalam kehidupan harus seimbang. Pura Balai Agung

memiliki makna masyarakat dalam kehidupan memerlukan hubungan antara

masyarakat untuk membina kebelangsungannya dalam kehidupan ini maka di

perlukan hubungan sosial di masyarakat Blahbatuh. Pura Puseh memiliki makna

dalam kehidupan masyarakat merupakan pusat bagi peredaran kehidupan maka

masyarakat merupakan pelaku dalam menjaga kebelangsungannya.

Maka timbul berbagai permasalahan karena berkembangannya kemajuan

zaman. Untuk itu peneliti mempertanyakan demi menjaga tradisi atau menerima

kemajuan yang sedang berkembang masyarakat menjadikan pura sebagai kawasan

perekonomian bagi kehidupan masyarakatnya itu sendiri dan bila masyarakat

ditempatkan antara tradisi yang pada akhirnya membawa pada penyesalan dan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

6

kemajuan yang menjanjikan manakah yang dipilih. Masyarakat wilayah Blahbatuh

sangat menyukai hiburan berupa tontonan gratis didapat dibuktikan dengan

pengamatan di lapangan peneliti mengenai teknologi di setiap banjar selalu ada radio

dan televisi dibalai pertemunan (Balai Banjar) sebelum radio dan televisi menyebar

disetiap rumah per keluarga. Ini menjadi daya tarik bagi peneliti karena pengaruh

perkembangan teknologi mudah diterima oleh masyarakat di setiap banjar wilayah

Blahbatuh. Hal yang paling disukai pada tahun 1980 adalah arja mengenai pandawa

dan kurawa menceritakan bahwa jumlah kebaikan jumlah 5 orang dengan simbolis

masing–masing dengan menghadapi kejahatan berjumlah 100 orang kurawa

perwatakan simbolis jahat dengan didalam satu keluarga besar bernama Brata

memiliki nilai dan makna kehidupan. Akan tetapi perkembangan mulai dipengaruhi

dengan pengaruh luar yang datang seiring dengan perkembangan zaman mulai

muncul keinginan mendominasi jalan pikiran masyarakat melalui saluran televisi dan

radio dari bidang kepercayaan masyarakat, budaya masyarakat, dan kehidupan

masyarakatnya itu sendiri. Bila diamati akan menarik.

Perdagangan hewan ternak sangat populer di wilayah Blahbatuh khususnya

anjing, babi, ayam, dan burung dara masyarakat menggemari hal itu dikarenakan

dapat memberi keuntungan dan hiburan bagi masyarakat itu sendiri. Harga bervariasi

yang tergantung kebutuhan masyarakat sekitar di wilayah blahbatuh. Dari

pengamatan di lapangan melihat bahwa harga ayam antara 24.000 sampai dengan

30.000 per kilo, harga babi antara 55.000 sampai dengan 60.000 per kilo, dan anjing

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

7

sangat popular karena banyak terdapat jenis–jenis baik lokal maupun luar. Bukan

hanya itu saja, bahan kerajinan anyaman bambu, seni ukir dari kayu yang menjadi

andalan di wilayah Blahbatuh. Perdagangan di wilayah Blahbatuh bervarisi baik

tradisional maupun modern dan mengalami persaingan yang terselubung dengan

sangat baik yang menjadi daya tarik untuk diamati. Perdagangan dari masa ke masa

selalu berkembang dengan baik yang menarik diamati adalah perdagangan budaya

masyarakat. Perdagangan budaya masyarakat merupakan perdagangan yang menarik

dengan budaya yang dijual dijadikan modal untuk mengembangkan budaya baru.

Menjadi perhatian peneliti dalam penelitian dlapangan.

Aktor yang melakukan perubahan itu adalah masyarakat lokal yang ingin

merespon perkembangan zaman melalui aktifitasnya . Usaha untuk meningkatkan

taraf hidup dan pelaksanaan proyek pembanguanan menjadi “wacana besar” yang

wajib didukung oleh masyarakat. Cengkraman ideologi pembangunan membuat

sebagian orang lupa dan tidak sadar bahwa perubahan Blahbatuh yang terjadi karena

menjadi suatu kawasan yang maju tanpa mempedulikan sistem yang sudah ada.

Akibatnya, terjadi ketidakhormanisasian hubungan antara manusia dan alam, padahal

soal relasi manusia–alam dalam kebudayaan tradisional Bali memiliki relasi yang

bersifat mitologis – magis1.

1 Tjok A.A. Oka Sukawati, Ubud Bergerak. (Denpasar: CV. Bali Media

Adhikarsa, 2004), p. iii.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum wilayah Blahbatuh dan perubahan sosial yang

terjadi?

2. Faktor – faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan masyarakat

Blahbatuh?

3. Bagaimana implikasi perubahan sosial pada masyarakat Blahbatuh?

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak memiliki cakupan awal tahun

dalam penulisan karena perubahan sosial selalu terjadi sering dengan perkembangan

manusia itu sendiri. Hal inilah membuat peneliti hanya memberikan tahun – tahun

tertentu yang memiliki peran terjadinya perubahan dalam penulisannya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam hal – hal penting

tentang perubahan sosial di Blahbatuh, serta dapat menambah khasanah sejarah lokal

tentang perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

9

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran umum wilayah dan kehidupan sosial masyarakat

Blahbatuh sebelum terjadinya perubahan sosial.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial di

masyarakat Blahbatuh.

3. Untuk mengetahui Implikasi perubahan sosial masyarakat Blahbatuh.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat, penelitian ini memberikan informasi dalam mempelajari

perubahan sosial di masyarakat Blahbatuh.

2. Bagi peneliti sendiri, penelitian sebagai penambah wawasan pengetahuan

mengenai sebuah karya ilmiah.

3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi guna

mengadakan penelitian selanjutnya terkait hal – hal berhubungan dengan

perubaan sosial.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

10

1.5 Tinjauan Pustaka

Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka Sukawati membahas mengenai

perubahan Ubud menjadi kawasan pariwisata menitikberatkan pada tradisional yang

ada di Ubud sebelum masuk ideologi pariwisata dan juga memberikan gambaran

tentang pola bangunan tradisional dan perubahannya

Buku Perubahan Sosial di Yogyakarta karya Selo Soemardjan membahas

mengenai perubahan keseluruhan di Yogyakarta mulai dari gambaran umum

Yogyakarta, sejarah berdirinya Yogyakarta, masuk pendudukan Belanda, Jepang

hingga kemerdekaan Indonesia. Dalam penjelasan mengenai perubahan di

Yogyakarta dari sudut sosial politik masyarakatnya, pembangunan di bidang

ekonomi, pendidikan yang terjadi di Yogyakarta dijelaskan secara detail didalam

buku ini

Buku Transformasi Kebudayaan Bali memasuki abad XXI karya I Wayan

Geriya, membahas tentang proses transformasi kebudayaan Bali dengan implikasi isu

tentang ketahanan dan keberdayaan budaya lokal dalam menghadapi beragam

tantangan serta peluang global.Fenomena transformasi kebudayaan Bali ditanggapi

secara prosesual dan sistemik bertumpu pada pandangan holistik, impiris melalui

positifisme sebagai landasan analisis dan interpretasi terhadap bagian-bagian atau

entitas kebudayaan. Konsep kebudayaan diartikan dalam pengertian yang luas yang

mencakup integrasi dimensi dan unsur kebudayaan, merentang dari unsur tangible,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

11

intangible sampai dengan abstrak, meliputi sistem symbol dan cara manusia

beradaptasi dengan perubahan lingkungan dalam kerangka sandaran disiplin ilmu

antropologi.

Buku Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial karya Soerjono Soekanto

membahas mengenai faktor – faktor dalam perubahan sosial, kualitas – kualitas

perubahan Sosial, Comte: pertambahan penduduk dan hokum tiga tahap, Spencer:

hokum perkembangan dan penyebabnya, Durkheim dan Merton tentang

penyimpangan dan perubahan, Weber dan Ogburn tentang perubahan – perubahan

social, suatu paradigma perubahan Evolusioner (parsons), Eisenstadt tentang

perubahan sosial, diferensiasi dan evolusi.

Buku Seluk Beluk Perubahan Sosial karya Muhammad Rusli Karim

membahas mengenai pemikiran berbagai pakar ahli di bidang perubahan sosial

dengan permasalahan yang ada di dalam perubahan sosial.

I Ketut Muryasa (1987) dalam skripsinya yang berjudul “Perubahan Sosial di

Desa Pejaten (1942 – 1985)’’. Karya Ilmiah ini menguraikan tentang perubahan

sosial yang terjadi di desa Pejaten mulai dari faktor – faktor yang menunjang

terjadinya perubahan sosial seperti sistem kepemimpinan, sistem sosial budaya,

sistem ekonomi, ikatan pelajar sekolah lanjutan pertama (IPSLP). Dan perubahan

sosial berisi mengenai masyarakat agraris ke masyarakat industri kecil, perubahan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

12

dalam bidang kepemimpinan, perubahan dalam bidang sosial, perubahan dalam

bidang ekonomi.

I Wayan Surata (1993) dalam skripsinya yang berjudul “Dampak Pariwisata

Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Gianyar ( 1969 – 1991)’’. Karya Ilmiah ini

menguraikan tentang perkembangan pariwisata di gianyar meliputi gianyar sebagai

objek wisata, tumbuhnya industri jasa wisata, kendaala pengembangan industri jasa

wisata peranan pemeritah dalam pembangunan kepariwisataan di gianyar,

pembinaaan pengrajin, mempermudah pemberian kredit modal kerja, pembangunan

pasar seni, dan dampak parawisata terhadap perubahan sosial masyarakat gianyar,

perubahan status sosial, ketegangan – ketegangan dalam masyarakat, intregrasi sosial,

perubahan – perubahan dalam bidang sosial budaya, actulturasi, perubahan –

perubahan dalam bidang ekonomi, perubahan dalam mata pencaharian, mundurnya

pendidikan, dan perubahan pola pikir.

Ni Ketut Nerti (1988) dalam skripsinya yang berjudul “Industri Dan

Perubahan Sosial – Ekonomi Di Desa Kapal 1967 – 1983 (Suatu Kajian Historis) ’’.

Karya Ilmiah Karya Ilmiah ini mengurraikan tentang Industri Kerajinan Rakyat Di

Desa Kapal: pengertian dasar industri Kerajinan Rakyat Di Desa Kapal: pengertian

dasar industri kecil, munculnya industri kerajinan rakyat, jenis – jenis industri yang

berkembang di desa kapal, proses pembuatan kerajinan, motif disain kerajinan,

produktivitas dan pemasaran, peranan pemerintah dan perubahan sosial- ekonomi di

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

13

desa kapal : perubahan dalam bidang mata pencaharian, perubahan dalam bidang

perekonomian, perubahan dalam bidang sosial budaya dan mobilitas sosial.

1.6 Metodologi Sejarah dan Teori Yang digunakan

1.6.1. Metodologi Sejarah

Metodologi adalah kerangka pemikiran (framework) tentang konsep– konsep,

kategori–kategori, model–model, hipotesis–hipotesis, dan prosedur-prosedur umum

yang dipakai dalam penelitian.2 Masalah teori dan metodologi sebagai bagian pokok

ilmu sejarah bertujuan menjelaskan peristiwa dengan mengkaji sebab-sebab

terjadinya, kondisi lingkungan, konteks sosial kultural dan diperdalam lagi dengan

menganalisis tentang faktor–faktor kausal, kondisional, kontekstual, serta unsur –

unsur yang merupakan komponen dan eksponen dari sejarah yang dikaji.3 Oleh

karena itu, peneliti perlu dilengkapi dengan alat–alat analitis, konsep dan teori yang

ditemukan dengan metodologi yang digunakan sehingga dapat mengamati studinya

dengan prespektif teori dan mampu untuk mengungkapkan seluruh demensinya

melalui konsep. Pengkajian sejarah memakai pendekatan itu lebih mampu melakukan

sksplanasi daripada yang membatasi diri pada pengungkapan bagaimana sesuatu

2 Helius Sjamsuddin, Motodologi Sejarah, ( Yogyakarta : Ombak, 2007), p.

18. 3 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1993), p.2.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

14

terjadi atau menguraikan kejadian sebagai narasi.4 Metodologi dan perspektif yang

digunakan pada penelitian ini adalah perspektif dari ilmu sosial. Seperti yang dibahas

dalam metodologi sejarah oleh Kuntowijoyo, institusi sosial juga merupakan bahan

garapan bagi sejarah sosial. Sejarah sosial sendiri menjadikan masyarakat sebagai

bahan kajian. Societal History atau History of society memerlukan usaha yang

membuat kerangka menjelaskan tema penulisan mengenai “ Perubahan Sosial

Masyarakat di Blahbatuh pada tahun 1980 - 2015 ’’ ini adalah bertemakan sejarah

sosial.5

1.6.2. Teori Yang Digunakan

Dalam studi sejarah, teori sering juga disebut kerangka referensi atau skema

referensi, yakni suatu perangkat kaedah yang memandu sejarawan untuk : 1.

Mengidentifikasi masalah yang diteliti., 2. Menyusun katagori–katagori untuk

mengorganisasikan hipotesis–hipotesis melalui interprestasi data yang dapat diuji, 3.

Memperlihatkan ukuran–ukuran atau kriteria yang dijadikan dasar untuk

membuktikan sesuatu.6 Peneliti menggunakan teori agar dapat mempermudah dalam

penelitian di lapangan, teori diambil dari ilmu yang membantu dalam penulisan

sejarah :

4 Ibid., p. 20. 5 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Edisi Kedua,( Yogyakarta : Tiara

Wacana, 2003), p.23. 6 Hamid, ABD Rahman & Muhammad Saleh Madjid. Pengantar Ilmu

Sejarah,( Yogyakarta: Ombak, 2011), p.114.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

15

1.6.2.1. Teori Perubahan Sosial

Teori perubahan sosial merupakan aktifitas gerak manusia atau pelaku-pelaku

yang berinteraksi (masyarakat) yang mengalami kemajuan yang dapat berlangsung

secara gradual atau cepat, secara damai atau dengan kekerasan, secara kontinu atau

sekali-kali, secara teratur atau dalam keadaan kacau yang menitikberatkan pada hal–

hal tertentu yang mengubah arah kemajuan dari waktu ke waktu didalam budaya

masyarakat agar dapat bertahan hidup. Dalam teori ini dibahas adalah dinamika sosial

dari struktur yang mengubah nmasyarakat dari masa ke masa. Dinamika sosial

adalah daya gerak dari aktifitas masyarakat dari masa ke masa tersebut, yang pada

setiap tahapan aktifitas manusia (masyarakat) mendorong kearah tercapainya

keseimbangan baru yang tinggi dari suatu masa ke masa berikutnya. Perubahan sosial

ada pada dinamika structural, yaitu perubahan atau isu perubahan sosial yang

meliputi bagaimana kecepatannya, arahnya, pelakunya, bentuknya serta hambatan –

hambatannya. Perubahan yang terjadi pada struktur sosial berarti menyangkut

perubahan yang mendasar pada jaringan–jaringan hubungan antar sesama individu

sebagai masyarakat. Oleh karena itu, struktur sosial merupakan alat yang mengatur

keseimbangan perubahan yang dilakukan masyarakat melalui penempatan

kebudayaan.7

7 Gabungan“Teori Perubahan Sosial” dari http: // sopyanasuri. Blogspot.

Com/ 2012/ 11/ Teori Perubahan Sosial – menurut –emile. Html. Download pada

tanggal 12 November 2014 dengan buku Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi tentang

Perubahan Sosial , ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982), p. 48.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

16

Dalam konteks Perubahan Sosial di Blahbatuh, teori ini bermanfaat bagi

peneliti untuk mengeetahui perubahan struktur dan fungsi sosial dari implikasi atau

dampak dari perubahan sosial di masyarakat Blahbatuh. Perubahan struktur seperti

perubahan penduduk, perubahan status sosial, dan perubahan pelapisan sosial dapat

diketahui melalui teori perubahan sosial ini. Perubahan fungsi sosial seperti beralih

fungsi suatu peran masyarakat juga diketahui oleh peneliti melalui teori ini.

1.6.2.2. Teori Sejarah

Teori Sejarah adalah seperangkat proposisi yang berfungsi sebagai wahana

untuk menjelaskan peristiwa (fenomena) yang diteliti memberikan pengaruh terhadap

pondasi dasar jiwa masanya.8 Sejak muncul dan berkembangnya keindustrian modern

dan kepariwisataan di Blahbatuh telah membawa implikasi – implikasi di berbagai

segi kehidupan masyarakat antara lain: di bidang sosial menciptakan kondisi

perekonomian yang meningkat, mudah dijangkau dan kondisi terjaga bagi masyarakat

di Blahbatuh.

Perubahan – perubahan yang terjadi baik dalam pola hidup maupun tingkat

hidupnya, mendorong terjadinya proses mobilitas sosial yaitu suatu gerak

perkembangan masyarakat menuju kearah yang lebih baik. Tentang proses mobilitas

sosial dapat dilihat dari dua segi, yaitu yang bersifat vertikal adalah suatu gerak

8 ABD Rahman hamid & Muhammad Saleh Madjid,op.cit p. 114.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

17

masyarakat dimana terjadi suatu pergeseran dalam pola hidup yang meningkat,

sehingga keadaan kehidupan menjadi lebih baik.9 Berdasarkan teori diatas, bila

dilihat dari keadaan di Blahbatuh perubahan sosial yang bersifat vertikal telah banyak

terjadi sebagai akibat dari berkembangnya industri pariwisata dan industri modern

seperti minimart, toko–toko yang bergaya modern. Pergeseran itu dapat dilihat dari

adanya pergeseran dari masyarakat yang dulunya sebagai petani kemudian

mengalihkan usahanya ke sektor industri, baik sebagai karyawan hotel, pengelola

usaha jasa dan pramuniaga disebuah toko. Inilah yang menyebabkan terjadinya

peningkatan taraf hidup masyarakat Blahbatuh. Dengan adanya industri pariwisata

membuka lahan bagi sector pendidikan untuk masuk kedalamnya. Adanya kemajuan

pendidikan itulah yang selanjutnya menyebabkan terjadinya perubahan sosial di

Blahbatuh. Masyarakat tidak lagi memandang suatu kasta menduduki status yang

tinggi melainkan orang – orang yang berpendidikan (khusunya berpendidikan tinggi)

yang dianggap mempunyai status yang terhormat. Selain itu status diberikan kepada

pihak yang memiliki kedudukan di mata masyarakat.

1.7 Metode Penelitian dan Sumber

Sumber Sejarah merupakan segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud

yang berguna untuk menghimpun data dan mengumpulkan informasi yang berkaitan

9 Soerjono Soekanto, Sosiologi, ( Jakarta : CV Rajawali, 1982), p. 243.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

18

deengan penelitian sejarah. Sumber sangatlah penting dalam penulisan sejarah

(Historiografi). Dalam karya tulis ini, peneliti menggunakan beberapa sumber yang

relevan dengan kajian peenelitian, baik sumber tulis maupun sumber lisan. Untuk

menyeleksi sumber–sumber yang peneliti gunakan dalam menunjang penulisan karya

sejarah ini, peneliti menggunakan suatu cara atau metode yang dapat membuktikann

kevalidan dan kredibilitas sumber tersebut yaitu dengan metode sejarah.

Metode sejarah meliputi empat tahap, yang pertama heuristik

yang merupakan kegiatan menghimpun jejak–jejak dimasa lampau. Kegiatan

pengumpulan data (heuristik) meliputi kegiatan mencari dan menghimpun sumber–

sumber sejarah termasuk bahan–bahan tertulis, tercetak, serta sumber lisan yang

revelan dengan masalah yang diteliti. Heuristik terbagi menjadi dua yaitu : pertama,

sumber primer yakni suatu kesaksian dari saksi dengan mata kepala sendiri atau saksi

dengan panca indra lain atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakan. Teknik

pengumpulan data yang terpenting dalam penelitian ini yaitu melalui sumber lisan

(wawancara). Peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci yang

mengetahui tentang perubahan sosial di Blahbatuh.

Kedua, sumber sukunder yakni suatu kesaksian dari siapapun yang bukan dari

saksi pandang mata, yaitu saksi dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang

dikisahkan. 10 Sumber sekunder yang digunakan oleh peneliti antara lain : (1) Studi

10 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj., ( Jakarta : Universty Indonesia

Pers, 1986), p. 35.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

19

pustaka : buku – buku yang relevan dan skripsi, (2) Sumber tertulis atau dokumen :

tulisan catatan harian, jurnal, dan hasil liputan koran. Dalam pengumpulan data,

peneliti banyak menggunakan studi pustaka dan sumber tertulis (dokumen). Selain

itu, sumber tertulis lainnya didapatkan dari Kantor Desa dan Kecamatan Blahbatuh,

dan lain–lain. Sumber-sumber tersebut diantaranya adalah buku, koran, dan majalah

yang semuanya berkaitan dengan penulisan karya ilmiah ini. Selain itu, sumber –

sumber tertulis juga dari internet (website) yang didowload berupa berita online dan

tulisan – tulisan lainnya berkaitan pada permasalahan dalam penulisan karya tulis ini.

Tahap kedua yaitu kritik sumber. Kritik sumber adalah menyelidikan apakah

jejak–jejak sejarah itu sejati, baik bentuk maupun isi. Kritik ini bertujuan untuk

menilai sumber – sumber yang diperlukan dalam penelitian, sehingga sumber–sumber

yang digunakan dapat dipercaya. Kritik sumber ada dua yaitu, kritik ekstrenal dan

kritik internal. Kritik ekstrenal (kritik luar), yaitu dengan melakukan kegiatan

penelitian terhadap sumber–sumber informan yang telah dikumpulkan apakah

sumber–sumber informasi tersebut benar–benar autentik dan asli sebagai sumber

sejarah. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan dengan sumber buku yang lain

(membandingkan dengan sumbernya). Ini dillakukan sebagai data penguat dan

koreksi. Sedangkan kritik internal (kritik dalam), yaitu suatu proses yang dilakukan

untuk membuktikan dapat dipercaya atau tidaknya (kredibilitas) dan kesahan

(validitas) dari isi informasi yang telah dikumpulkan. Dalam penelitian ini, informasi

yang terkumpul wawancara, terencana maupun tidak terencana diteliti atau diuji

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

20

dengan membanding – bandingkan informasi antara satu dengan yang lain, sehingga

dpat ditarik kesimpulan untuk mendapatkan informasi yang valid. Jadi penelitian

melakukan cross check terhadap hasil wawancara.

Tahap ketiga, interprestasi (menafsirkan data). “Interprestasi sebagai tindakan

menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan yang

autentik’’.11 Berdasarkan pernyataan diatas, maksud dari interprestasi adalah

menetapkan makna dan menghubungkan yang didapatkan dari sumber–sumber yang

ada, maka penelitian ini peneliti menghubungkan secara kronoologis semua informasi

yang ditafsirkan sehingga rangkaian cerita yang logis.

Tahap keempat, yaitu penulisan sejarah (historiografi). Historiogafi atau

merekontruksi fonemena merupakan penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya

menjadi kisah atau penyaian yang berarti.12 Tahap ini merupakan tahap terakhir dari

kerja metode penelitian sejarah yaitu penyajian dalam bentuk penulisan sejarah yang

berdasarkan fakta – fakta yang terpisah – pisah antara satu dengan yang lain. Artinya

proses heuristik, kritik dan interprestasi, tidak lengkap tanpa dibuat kesimpulan dalam

bentuk cerita yang disajikan. Data disusun secara sistematis menurut pembagian atau

seleksi data dari perubahan sosial di Blahbatuh.

Di dalam penulisan ini dasarnya adalah ilmu sejarah, yang mempunyai tata

kerja dalam mengindetifikasikan sumber sejarah secara teratur, sistematiis,

11 Ibid., p.16 12 Ibid.,p.18

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

21

terpercaya, dan valid. Fakta yang ditemukan dari sumber sejarah mengenai perubahan

sosial di Blahbatuh. Hsistoriografi yang dihasilkan merupakan sintesa fakta.13

1.8 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di pedesaan di wilayah kecamatan Blahbatuh

mengkhususkan desa Blahbatuh, desa Saba dan desa Bedulu, mengingat

penduduknya heterogen. Masyarakat Blahbatuh selalu mengalami perubahan sesuai

dengan kondisi dan keadaan dari lingkungan sekitarnya.

1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan dalam bentuk ini di bagi menjadi 5 bab yaitu :

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi

sejarah, dan kerangka teori, sumber – sumber yang dipergunakan, lokasi penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Pada bab ini membahas mengenai

Letak Geografi dan Demografi, Blahbatuh dalam Subjektif Kognitif, Stratifikasi

Sosial.

13 Ibid.,

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/11868/2/6e1a984dd9ed840113a3f0ea70d0940b.pdf · 1.5 Tinjauan Pustaka Buku Ubud Bergerak karya Tjok A.A. Oka

22

Bab III Faktor – Faktor Perubahan Sosial di Blahbatuh. Pada bab ini

mengenai faktor Panutan masyarakat, Faktor Informasi, Faktor Teknologi, Faktor

Kepercayaan, Faktor Hubungan, Faktor Pendidikan dan Faktor Perekonomian

Masyarakat.

Bab IV Implikasi – Implikasi Perubahan Sosial di Blahbatuh. Pada bab ini

membahas Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat di Blahbatuh, Dampak Sosial

Budaya Masyarakat di Blahbatuh

Bab IV Kesimpulan. Bab ini peneliti menyimpulkan Perubahan Sosial di

Blahbatuh dan memberikan saran.