bab i pendahuluan 1.1 latar belakang 1.1.1 gambaran...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali
Sebagai pulau yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 km², Bali
merupakan kesatuan wilayah Propinsi yang terbagi menjadi delapan Kabupaten dan
satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,
Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten
Klungkung, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Tabanan dan Kotamadya Denpasar.
Dimana masing-masing mempunyai obyek-obyek wisata yang berkembang di setiap
wilayah kabupaten berupa: Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan, Desa-desa
dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta obyek wisata alam
seperti, wisata pantai, danau, pegunungan, agri wisata, dan yang lainnya.
Bali merupakan pulau yang kecil bila dibandingkan dengan pulau-pulau
Indonesia lainnya, namun Bali mempunyai potensi kepariwasataan yang sangat besar
dan khas. Bali sebagai daerah tujuan wisata sudah dikenal sejak tahun 1920. sejak
saat itu banyak wisatawan Asing datang ke Bali untuk dapat menyaksikan dan
menikmati kebudayaan dan keindahan alam pulau Bali, serta berbagai julukan
diberikan untuk pulau Bali seperti: The Island Of Gods, The Island Of Paradise, The
Island Of Thousand Temples, The Morning Of The World, The Last Paradise On
Earth dan lainnya.
Sektor kepariwisataan Bali kian berkembang dari tahun ketahun, namun
sempat mengalami penurunan di tahun-tahun tertentu. Kondisi seperti ini diakibatkan
oleh berbagai hal yang terjadi di Indonesia ataupun di Negara-negara lain , seperti
yang terjadi di tahun 1996-1998 dimana kondisi politik dan keamanan di Indonesia
yang tidak stabil, aksi teror yang terjadi di Amerika Serikat yang menghancurkan
2
gedung kembar WTC pada 11 September 2001, serta yang paling menghantam
kepariwisataan Bali yaitu tragedi Bom di Jl. Legian Kuta pada 12 Oktober 2002.
Dimana semua kejadian-kejadian ini berpengaruh sangat seknifikan terhadap
kunjungan wisatawan ke pulau Bali.
Dengan upaya yang dilakukan oleh Pemda Bali dan pelaku pariwisata untuk
memulihkan kembali citra kepariwisataan Bali melalui media cetak, elektronik, serta
mengikuti event promosi diberbagai negara, kepariwisataan mulai hidup kembali
terbukti dari adanya peningkatan jumlah kunjungan, yaitu sebesar; 14,21% ditahun
1999, dimana pada tahun 1998 sebesar 1.187.153 jiwa dan pada tahun 1999 sebesar
1.355.799 jiwa, pada tahun 2000 meningkat 4,21% dari tahun 1999 yaitu sebesar
1.412.839 jiwa, pada tahun 2001 karena pengaruh tragedi WTC kunjungan
wisatawan mengalami penurunan dari tahun 2000 sebesar 3,97% dengan jumlah
1.356.774 jiwa dan di tahun 2002 mengalami penurunan dari tahun 2001 karena
tragedi Bom Bali sebesar 5,23% yaitu sejumlah 1.285.844 jiwa1.
Grafik: 1.1 Kunjungan Wisatawan Ke Bali Dalam Tahun 1998-2002
Sumber: Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Statistik Pariwisata Bali 2002
1 Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Statistik Pariwisata Bali, Denpasar 2002, hal. xv.
3
Tabel: 1.1 Kunjungan Wisatawan Ke Bali Tahun 1989-2002
TAHUN ANGKA KUNJUNGAN
PERTUMBUHAN RATA-RATA PENINGKATAN
1989 1990 1991 1992 1993
436.568 490.729 555.939 738.533 885.516
21,07% 12,46% 13,29% 32,84% 19,90%
19,91%
TOTAL 3.107.075 19,91% RATA-RATA
1994 1995 1996 1997 1998
1.032. 476 1.015.314 1.140.988 1.230.316 1.187.153
16,60% -1,66% 12,38% 7,83% -3,51%
6,33%
TOTAL 5.606.274 6,33% RATA-RATA
1999 2000 2001 2002
1.355.799 1.412.839 1.356.774 1.285.844
14,21% 4,21% -3,97% -5,23%
Sumber: Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Statistik Pariwisata Bali 2002
Dari data Tabel di atas, menunjukan bahwa kepariwisataan Bali sampai tahun 2002
masih mengalami perkembangan. Meski kunjungan di tahun 2001 sampai 2002
mengalami penurunan dimana tidak sebesar di tahun 2000. Tetapi angka kunjungan
wisatawan sampai akhir tahun 2002 masih lebih besar dari tahun 1998 ke belakang.
Sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan terbesar dari Daerah Bali,
sehingga sektor Pariwisata diprioritaskan untuk dilakukan pengebangan secara
berlanjut dengan manggali potensi- potensi yang dimiliki masing-masing Daerah
Kabupaten/Kotamadya untuk dijadikan kawasan wisata.
Oleh pemerintah Bali telah digariskan suatu kebijaksanaan dalam bidang
kepariwisataan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Bali nomor 3
tahun 1974 yang mengatur tentang pariwisata budaya yaitu pariwisata yang
bersumber pada kebudayaan dan keindahan alam pulau Bali, yang merupakan modal
dasar bagi kepariwisataan yang harus dibina agar dapat dipertahankan nilainya dari
4
ciri-cirinya yang khas dalam persinggungannya dengan kegiatan kepariwisataan
Internasional2.
1.1.2 Gambaran Kepariwisataan di Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan daerah pusat seni di Bali, sebagaian besar
penghasilan masyarat Gianyar adalah dari hasil seni, dimana dari masing masing
daerah di Gianyar mempunyai keahlian-keahlian seni yang dapat dikatakan
mengkhusus, seperti misalnya: seni lukis sebagian besar dapat di jumpai di daerah
Ubud, seni tari di daerah Kelurahan Gianyar, seni patung paras di daerah Batubulan,
seni patung kayu di daerah Mas, seni anyaman di daerah Bona, seni logam di daerah
Celuk, seni bambu di daerah Blega dan lainnya. Di samping itu Gianyar juga
memiliki beberapa obyek wisata yang sangat diminati oleh wisatawan Mancanegara
ataupun wisatawan Nusantara , potensi kepariwisataan Kabupaten Gianyar adalah
obyek pariwisata berupa keindahan alam dan seni budaya.
1.1.3 Gambaran kawasan Pantai Lebih dan Potensi Pengembangan
1.1.3.1 Letak Pantai Lebih Terhadap Pulau Bali
Pantai Lebih terletak di Desa Lebih kabupaten Gianyar sekitar ± 16 km ke
arah timur dari pusat kota Denpasar, dihubungkan dengan Jalan Arteri Tohpati-
Kusamba yang melintas di sepanjang pinggir pantai dan merupakan Jalan baru
sebagai alternatif untuk menghubungkan daerah Denpasar, Gianyar, Klungkung dan
Karangasem.
Gambar: 1.2 Letak Pantai Lebih Terhadap Pulau Bali Sumber: Brosur Informasi Pariwisata Kabupaten
Gianyar
2 Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat I Bali, Inventarisasi Dan Dokumentasi Obyek-Obyek Wisata Di Bali, (Gianyar 1982), Hal. 1.
5
1.1.3.2 Potensi Perkembangan
Pembangunan Jalan Arteri Tohpati-Kusamba merupakan stimulus
perkembangan kawasan wisata pantai Lebih, dimana dengan dibangunnya jalan ini
kunjungan ke pantai Lebih semakin meningkat karena kemudahan untuk akses ke
pantai bisa di capai dari berbagai arah.
Gambar: 1.3 Peta Akses Ke Pantai Lebih Sumber : Bapeda Kabupaten Gianyar
Kawasan pantai Lebih sendiri memiliki beberapa potensi dasar yang,
menjadi daya tarik utama wisatawan untuk berkunjung ke pantai ini, seperti:
Keindahan alam dan view yang bisa dinikmati dari pantai
U Ket : • Jl. Pantai Lebih • Jl. Arteri Tohpati-Kusamba
Dari Denpasar
Dari Klungkung dan Karangasem
Dari Kota Gianyar
Gambar: 1.4 Keindahan Alam Pantai Lebih
Sumber: Dokumen Penulis
6
Keberadaan pantai sebagai tempat kegiatan upacara adat dan keagamaan
seperti; Melasti, Nangluk Merana, Ngusaba, Nganyut dan lainnya.
Keberadaan aktivitas nelayan yang merupakan perkerjaan sebagian besar
masyarakat sekitar.
Kberadaan ombak yang cukup besar dan panjang untuk berselancar.
Gambar: 1.7 Selancar Sumber: Dokumen Penulis
Gambar: 1.5 Melasti dan Nganyut Sumber: Dokumen Penulis
Gambar: 1.6 Nelayan Sumber: Dokumen Penulis
7
Menurut Badan Statistik Kabupaten Gianyar yang di muat dalam Gianyar
Dalam Angka tahun 2003, besarnya kunjungan wisatawan ke beberapa wisata pantai
di Kabupaten Gianyar termasuk pantai Lebih selama tahun 2003 adalah sebagai
berikut dalam tabel.
Tabel: 1.2 Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Pantai
Di Kabupaten Gianyar Tahun 2003
BULAN PURNAMA (AIR JERUK)
LEBIH SABA TOTAL
1. Januari 2. Februari 3. Maret 4. April 5. Mei 6. Juni 7. Juli 8. Agustus 9. September 10. Oktober 11. November 12. Desember
17.644 7.210 10.170 7.011 7.832 9.588 12.671 13.406 8.625 9.636 5.354 12.325
32.348 14.348 1.753 8.812 10.965 18.696 18.688 12.245 14.402 17.495 13.854 5.770
3.447 1.707 5.544 2.654 2.589 3.062 4.143 5.094 2.107 4.458 1.596 1.921
53.439 23.347 17.477 18.477 21.388 31.346 35.382 30.745 25. 774 31.589 20.604 20.015
JUMLAH 122.103 169.149 38.332 329.584
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, Gianyar Dalam Angka, ,2001.
Berangkat dari data statistik yang ada, kunjungan wisatawan ke pantai Lebih
cukup tinggi dibandingkan beberapa pantai lainnya di Kabupaten Gianyar yang
ditetapkan sebagai Obyek wisata yaitu sejumlah 169.149 wisatawan selama tahun
2003. Hal ini dapat dikatakan sebagai titik tolak perkembangan kawasan wisata pantai
Lebih beberapa tahun kedepan. Namun melihat kondisi kawasan pantai yang saat ini
masih sangat memprihatinkan dari segi tata kawasan yang kurang terarur , dimana
tidak jelasnya batasan aktivitas yang berbeda pada kawasan (zoining). Sehingga
segala aktivitas yang terjadi terjadi sangat tidak beraturan, yang selanjutnya
berpengaruh pada kenyamanan pengguna kawasan yang mempunyai kepentingan
yang beragam .
8
Gambar: 1.8 Aktivitas berbeda (Nelayan Adat dan Warung Makan) pada zona yang sama Sumber: Dokumen Penulis
Ketidakteraturan penataan dalam kawasan, selebihnya diakibatkan
kurangnya kesadaran masyarakat akan fungsional kawasan sebagai tempat untuk
prosesi adat dan keagamaan serta aktivitas nelayan, di samping keberadaan kawasan
yang di minati sebagai tujuan wisata. Dalam hal ini masyarakat sekitar hanya
memandang dari segi bisnisnya saja, yang disertai dengan rasa kepemilikan terhadap
kawasan secara berlebihan, membuat masyarakat memanfaatkan lahan pada kawasan
dengan semaunya saja. Dimana mereka mendirikan warung-warung makan tanpa
memperhatikan alur dari aktivitas pengguna kawasan, sehingga terjadi
kesembrawutan zona aktivitas ataupun sirkulasi pada kawasan pantai.
Gambar: 1.9 Warung Makan Sumber: Dukumen Penulis
Di samping kondisi di atas, pada saat ini minimnya fasilitas yang ada pada
kawasan yang dapat memfasilitasi kegiatan berwisata serta yang terkait di
didalamnya, merupakan masalah utama bagi perkembangan kawasan kedepannya.
9
Fasilitas yang ada pada kawasan berupa menara pendang (pengawas dan warung-
warung makan yang memenuhi badan pantai, sedangkan untuk areal parkir untuk
sementara memafaatkan badan jalan dan lahan kosong di sekitar pantai.
Gambar: 1.10 Tempat Parkir Sumber: Dokumen Penulis
Perkembangan suatu kawasan obyek wisata di suatu daerah merupakan
keuntungan besar, namun bila perkembangannya tidak diarahkan akan berdampak
negatif bagi daerah itu sendiri. Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar sudah
membuat kebijakan tentang pengembangan kawasan wisata Lebih yang dimuat dalam
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Wisata Lebih Tahun 2000. Namun belum
terlalu disosialisasikan kepada kalangan masyarakat, karena masih menunggu tahap
penyelesaian proyek Jalan Arteri-Kusamba dan merupakan rencana jangka panjang
Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar.
Terkait dengan perkembangan kawasan pantai Lebih sebagai kawasan
wisata, keprihatinan terhadap musnahnya budaya lokal dalam jangka panjang karena
pengaruh dunia wisata perlu diperhatikan. Sehingga dibutuhkan ungkapan ekspresi
Budaya lokal agar dapat terus terjaga keberadaanya untuk diwariskan ke generasi
berikutnya.
Penyajian kawasan wisata dengan ciri khas alam dan budaya lokal, dapat
memberikan nilai lebih terhadap suatu kawasan wisata, karena unsur ini merupakan
salah satu tujuan utama para wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan
wisata.
10
1.1.4 Kesimpulan
Berawal dari permasalahan yang ada, sehingga di butuhkan penataan dan
pengembangan fasilitas wisata di pantai Lebih Gianyar-Bali, untuk memfasilitasi
kegiatan berwisata serta kaitannya dengan prosesi adat dan keagamaan yang ada, dan
upaya untuk mempertahankan ciri khas alam dan budaya lokal . Sehingga segala
perencanaan penataan dan pengembangan yang akan dilakukan, di usahakan tetap
mempertahankan ciri khas dan nilai-nilai sosial budaya yang telah tertanam dalam
kehidupan masyarakat setempat. Dengan demikian asil akhir yang diharapkan, dapat
terwujudnya kawasan wisata pantai Lebih Gianyar-Bali yang berakar dari alam dan
budaya setempat.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana menata dan mengembangkan fasilitas rekreasi wisata pantai
Lebih Gianyar-Bali, sebagai kawasan wisata Bahari. Yang bersumber pada ciri khas
alam dan nilai-nilai soaial budaya serta arsitektur lokal sebagai acuan perancangan.
1.3 Tujuan
Menata dan mengembangkan fasilitas rekreasi wisata pantai Lebih Gianyar-
Bali, sebagai kawasan wisata Bahari. Yang bersumber pada ciri khas alam dan nilai-
nilai soaial budaya serta arsitektur lokal sebagai acuan perancangan.
1.4 Sasaran
Melakukan studi tentang penataan dan pengembangan wisata Pantai.
Melakukan studi tentang wisata pantai Lebih, serta kaitannya aktivitas sosial
budaya setempat.
Melakukan studi tentang alam dan nilai-nilai sosial budaya setempat.
Melakukan studi tentang fasilitas rekreasi wisata pantai.
11
Melakukan studi tentang wisata Bahari.
Melakukan studi tentang arsitektur lokal yang kaitannya dengan Arsitektur
Tradisional Bali.
1.5 Lingkup
Penataan dan pengembangan fasilitas rekreasi dibatasi pada penataan dan
pengembangan fasilitas rekreasi bahari, serta kaitannya aktivitas sosial budaya
setempat.
Wisata pantai Lebih dibatasi pada batasan site yang direncanakan.
Nilai-nilai sosial budaya dan alam dibatasi pada nilai soaial budaya dan alam
setempat.
Arsitektur Lokal dibatasi pada konsep-konsep dasar arsitektur lokal yang
kaitannya dengan Arsitektur Tradisional Bali.
1.6 Metoda
1.6.1 Metoda Pengumpulan Data
Wawancara
Ditujukan kepada pimpinan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar,
pimpinan Balawista (penjaga pantai) pantai Lebih, Tokoh Adat/Budaya
Setempat , Kepala Desa Lebih, Nelayan, dan pengelola warung makan.
Observasi
Pengamatan Langsung di pantai Lebih.
Studi Pustaka
Mempelajari prinsip-prinsip penataan dan pengembangan rekreasi
wisata pantai, studi literatur tentang fasilitas wisata pantai, wisata bahari,
Arsitektur lokal yang kaitannya dengan Arsitektur Tradisional Bali.
12
Studi Banding
Melihat langsung wisata pantai yang sejenis yang ada di Bali,
misalnya: pantai Sanur.
1.6.2 Metoda Menganalisis Data
Melakukan analisa terhadap potensi kawasan yang ada seperti; potensi
alam, soaial budaya, Ekonomi, kondisi existing kawasan dan didukung dari
rencana detail Pemerintah terhadap tata ruang kawasan.
1.6.3 Metoda Penataan dan Pengembangan
Dengan menggali kembali potensi yang ada pada kawasan serta ditata
dan dikembangakan lebih lanjut, dengan bersumber dari alam dan nilai sosial
budaya setempat menuju wisata yang ramah lingkungan lebih rekreatif dan
variatif, dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur lokal sebagai acuan
perancangan.
Dari hal diatas maka tatanan nilai sosial budaya keberadaan alam dan
arsitektur lokal akan dijadikan acuan dalam; penzoningan kawasan, pemilihan
bentuk dasar, pemilihan material serta sirkulasi yang dipadukan dengan ide-
ide kreatif dari penulis.
13
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Mengungkapkan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran,
Lingkup, Metoda dan Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Kawasan
Mengungkapkan gambaran tentang objek wisata dan seni budaya
Kabupaten Gianyar, kondisi fisik dan non fisik, kebijakan Pemeriantah,
serta arsitektur lokal Lebih.
BAB III Tinjauan Teoritis
Mengungkapkan tinjauan secara teoritis tentang wisata, wisata Bahari,
fasilitas rekreasi wisata pantai, kegiatan berwisata pantai, tujuan
berwisata, dan tinjauan studi banding tentang wisata sejenis serta
tinjauan secara teoritis tentang arsitektur lokal.
BAB IV Analisa Menuju Konsep Penataan dan Pengembangan
Mengungkapkan proses analis data untuk mendapatkan ide-ide konsep
disain penataan dan pengembangan untuk diaplikasikan ke dalam site.
BAB V Konsep Perencanaan serta Perancangan Penataan dan
Pengembangan
Mengungkapkan tentang konsep-konsep perancangan fisik secara
arsitektural pada kawasan wisata pantai Lebih.