bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penlitian 1.1.1 ... · bisnisnya menunjukkan bahwa 27%...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penlitian
1.1.1 Profil Umum IWAPI
IWAPI didirikan pada tahun 1975 oleh dua bersaudara: Prof. Kemala
Motik dan Dr. Dewi Motik PMSI, putri BR. Motik adalah pengusaha
terkemuka dari Palembang, Sumatera Selatan.
Dua saudara belajar bagaimana wanita memainkan peran penting dalam
membantu ekonomi keluarga mereka. Setelah itu, bisnis mereka tumbuh
dari usaha kecil dan lokal menjadi entitas besar, sehingga mereka bisa
membantu mengembangkan perekonomian negara. Idenya tidak berhenti
membangun asosiasi pengusaha tetapi mereka juga membangun lembaga
pendanaan untuk membantu para pengusaha wanita membiayai bisnis
mereka.
Gambar 1.1 Logo IWAPI
Sumber : www.iwapi.id
Dimulai dengan hanya sejumlah perempuan, hari ini IWAPI memiliki
lebih dari 30.000 pengusaha wanita yang terdiri dari 85 % Usaha kecil dan
Mikro, 13% Usaha Menengah dan 2% Usaha Skala Besar. IWAPI satu-
satunya yang sah adalah organisasi IWAPI pimpinan Ibu Ir. Dyah Anita
Prihapsari, MBA / Ibu Ir. Nita Yudi, MBA., berdasarkan hasil Putusan dari
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1556K/PDT/2013 tanggal 9
Desember 2013 dan berdasarkan hasil MUNAS VIII – IWAPI pada tanggal
16 – 17 September 2015 di Discovery Hotel Ancol – Jakarta, yang di hadiri
± 1500 peserta dari 32 Provinsi dari seluruh Indonesia telah terpilih kembali
Ibu Ir. Nita Yudi, MBA sebagai Ketua Umum untuk periode 2015 – 2020
(www.iwapi.id).
1.1.2 Visi dan Misi
a. Visi
Untuk menjadi sebuah organisasi perempuan pengusaha Indonesia yang
kuat di tingkat Nasional dan Internasional
b. Misi
1. Untuk memberdayakan dan memperkuat kaum perempuan di UKM.
2. Untuk meningkatkan kemampuan anggota. Mendapatkan akses
3. Untuk mendapatkan akses ke teknologi baru, pemasaran, dan keuangan
(www.iwapi.id)
1.1.3 Tujuan IWAPI
a. Untuk membantu perempuan Indonesia untuk menjadi pengusaha yang
tangguh, dengan memberi mereka informasi, advokasi, pendidikan dan
pelatihan, dan akses ke lembaga keuangan.
b. Untuk membina, mengembangkan, dan mempromosikan kerjasama
bisnis antara anggota dan luas jaringan mereka dengan pengusaha
global.
c. Untuk menjadi agen perubahan untuk diri mereka sendiri sehingga
mereka dapat menjadi pengusaha yang lebih baik.
d. Untuk meningkatkan kerja sama yang lebih baik dengan sektor swasta,
lembaga pemerintah, dan LSM.
e. Untuk meningkatkan kerja sama yang lebih baik dengan sektor swasta,
lembaga pemerintah, dan LSM.
f. Untuk meningkatkan dan mempertahankan Gambar dari perempuan
pengusaha sesuai dengan kepribadian dan budaya Indonesia.
1.1.4 Struktur Organisasi
A. Dewan Pengawas
Menteri Koperasi & UKM
Menteri pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
KADIN Indonesia
B. Dewan Penasehat
Melani Leimena Suharli, MM.
(Anggota Komisi VI DPR RI & pemilik Travel Al Amin).
(H.C.) Martha Tilaar
(pemilik Sari Ayu Martha Tilaar, salah satu yang terbesar
perusahaan kosmetik tradisional di Indonesia).
Hj. BRA Mooryati Soedibyo, SS, M. Hum.
(pemilik PT. Mustika Ratu, juga salah satu yang terbesar perusahaan
kosmetik tradisional di Indonesia).
Ir. Nining I Soesilo MA,
(Presiden pusat UKM dari Universitas dari Indonesia)
Aviliani, SE., M.Si.,
(Comisary Bank BRI)
C. Dewan Kehormatan
Dr Kemala Motik Abdul Gafur
(Pendiri dan Mantan Ketua Umum IWAPI)
Hj. Dewi Motik Pramono, Msi
(Pendiri dan Mantan Ketua Umum IWAPI)
Netty B. Rianto (RIP)
(Mantan Ketua Umum IWAPI)
Suryani Sidik Motik, MBA
(Mantan Ketua Umum IWAPI)
1.1.5 Klasifikasi Anggota Berdasarkan Tipe Bisnis
Gambar 1.2 Grafik Klasifikasi Anggota IWAPI Kota Bandung
Berdasarkan Tipe Bisnis
Sumber : IWAPI Kota Bandung
Data klasifikasi anggota IWAPI Kota Bandung berdasarkan tipe
bisnisnya menunjukkan bahwa 27% bisnis bergerak dibidang garmen, 23%
bidang kuliner, 14% bidang jasa, 10% manufaktur, 10% kecantikan, 4%
perhiasan dan 4% pendidikan.
1.1.6 Kegiatan
Untuk mengembangkan organisasi, IWAPI telah membangun hubungan
yang kuat dan kerja sama nasional dan global. Di tingkat nasional IWAPI
didukung oleh Kementerian Koperasi & UKM, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Kementerian Perdagangan,
KADIN Indonesia, Perbankan Indonesia, dll.
Manufaktur10% Pehiasan
4%
Garmen27%
Kecantikan10%
Jasa14%
Seni8%
Pendidikan4%
Kuliner23%
Di tingkat Internasional IWAPI telah melakukan beberapa program
bersama dengan Kedutaan Besar AS, Kedutaan CANADA / CIDA,
Kedutaan Malaysia, Kedutaan Hong Kong, Kedutaan Taiwan, IFC / Bank
Dunia, ASEAN, USAID, The Asia Foundation, ACWO, dll
1.2 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2015 terhadap triwulan
I-2014 tumbuh 4,71 persen melambat dibanding periode yang sama pada
tahun 2014 sebesar 5,14 persen. Dari tahun 2014 – 2015, ekonomi Indonesia
turun sebesar 0,18 persen. Hal ini menujukkan adanya masalah yang sedang
dihadapi oleh perekonomian Indonesia.
Gambar 1.3 . Grafik Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
Sumber : BPS.go.id
Pada tahun 2016 ini, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan mulai
memasuki pasar Indonesia. Maka dari itu, dengan melihat turunnya
perekonomian Indonesia pada 2015 dan melihat adanya MEA yang akan
masuk ke Indonesia pada awal 2016, secara logika yang akan terjadi adalah
kemungkinan besar perekonomian Indonesia akan menurun lagi.
Ekonomi Indonesia di-support dengan UMKM yang ada di Indonesia.
UMKM dipandang sebagai sektor strategis yang selama ini yang tidak
hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional, tetapi juga telah
menyelamatkan perekonomian nasional dari imbas krisis global. Disamping
sebagai penopang ekonomi nasional dari efek krisis, UMKM juga
merupakan sektor dengan partisipasi pelaku ekonomi (masyarakat) terbesar
di Indonesia. Tercatat sekitar 107 juta masyarakat Indonesia yang berada
dalam sektor ini atau hampir setengah populasi Indonesia.
Atau bisa dikatakan UMKM merupakan sektor penyerap tenaga kerja
terbesar dari total angkatan kerja yang dimiliki saat ini sebanyak 125 juta
orang (BPS, Februari 2014). Dari sisi jumlah unit usaha, sektor UMKM
tercatat menguasai 99% pangsa pasar sektor usaha atau mencapai 56 juta
unit usaha, sisanya 1% merupakan sektor usaha besar. Yang menarik dari
56 juta unit usaha di sektor UMKM, usaha mikro merupakan usaha dengan
jumlah unit usaha terbesar yang mencapai 55 juta unit usaha. Sektor mikro
inilah yang selama ini menjadi penopang imunitas perekonomian nasional
dari imbas krisis seperti kerentanan terhadap isu kemiskinan, pengangguran,
kesehatan dan sebagainya.
Berdasarkan data APJJI pada tahun 2005 – 2014 pengguna internet di
Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sebesar 88,1 juta
pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014.
Gambar 1.4 Peningkatan Jumlah Pengguna Internet Di Indonesia Tahun
2005 – 2014
Sumber: APJJI (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) 2014
Data kominfo Indonesia menggenai pengguna internet di beberapa kota
besar di Indonesia, diantaranya; Jakarta, Semarang, Makassar, Bandung,
Surabaya, Palembang, Makassar menunjukan bahwa pengguna internet di
kota Bandung sebanyak 579.000 jiwa. Hal ini tidak menutup kemungkinan
untuk pelaku wanita pengusaha di Bandung juga memiliki keterampilan
dalam internet.
Gambar 1.5 Grafik pengguna Internet berdasarkan kota di Indonesia
tahun 2013
Sumber : Kominfo Indonesia 2013
Berdasarkan hasil penelitian APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet
Indonesia) tahun 2014 pada gambar 1.6, menunjukkan bahwa pengguna
internet yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding dengan
pengguna internet yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 51% pengguna
internet berjenis kelamin perempuan dan 49% pengguna internet berjenis
kelamin laki-laki.
Gambar 1.6 Presentasi Pengguna Internet di Indonesia
Sumber: APJJI (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) 2014
3,5
4 J
uta
95
6.0
00
57
9.0
00
472.
000
Gambar 1.7 Data Pengguna Internet Berdasarkan Sektor Pekerjaan
Sumber : APJJI 2014 (Data yang telah diolah)
Data yang diperoleh dari APJJI menunjukkan bahwa internet paling
banyak digunakan oleh sektor perdagangan sebesar 31,5%. Hal menujukkan
bahwa para pelaku perdagangan termasuk pengusaha menggunakan internet
dalam kegiatan bisnisnya. Peningkatan penggunaan teknologi telah
membawa perubahan pada dunia bisnis. Internet semakin diakui dapat
memberikan informasi dan membantu proses bisnis. Pada era globalisasi
ini, UMKM dituntut untuk dapat menggunakan internet sehingga nantinya
internet dapat membantu UMKM dalam menjalankan bisnisnya.
Beberapa tahun belakangan, kiprah wanita dalam kegiatan bisnis makin
marak. Menjadi wirausaha seolah menjadi mimpi bersama. Namun, kalau
melihat angka faktualnya, sejujurnya apa yang terjadi saat ini masih
terbilang kecil. Data Kementerian Pemberdayaan Wanita tahun 2012
mengungkap, dari 3,75 juta pengusaha, hanya 6,5% atau 244.000 orang
merupakan pebisnis wanita, sedangkan pria mencapai hingga 93,5% atau
3,5 juta orang. Mengingat peran wanita sebagai pengambil keputusan utama
untuk pengeluaran rumah tangga sebesar 70%, namun keterlibatannya
sebagai pemasok kebutuhan rumah tangga ternyata hanya 1% saja
111.31.71.73.23.23.3
5.678.3
26.131.5
0 5 10 15 20 25 30 35
Argo (Perkebunan/Pertanian)
Hiburan
Properti
Konsultan
Keuangan/Perbankan
Pendidikan
Perdagangan
Pengguna Internet Berdasarkan Sektor Pekerjaan
(Berdasarkan survei International Finance Corporation dalam
wanitawirausaha.femina.co.id).
Pada Masa Pergerakan Nasional - Konsep egaliterianisme (persamaan)
dalam Revolusi Prancis ternyata menyangkut masalah bias gender. Kaum
wanita yang sebelumnya menjadi makhluk kedua sesudah pria, setelah
Revolusi Prancis menjadi lebih berani dan percaya diri bahwa mereka pun
sama dengan kaum pria yang memiliki tanggung jawab sosial yang relatif
sama. Kaum perempuan Indonesia tidak ketinggalan dalam
menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam memperluas dan
memperkuat perasaan kebangsaan. Mereka juga mendirikan organisasi-
organisasi kewanitaan, dengan menitik beratkan perjuangannya pada
perbaikan kedudukan sosial wanita. Seperti halnya hal yang menyangkut
perkawinan, keluarga, peningkatan pengetahuan, pendidikan, dan
keterampilan wanita. Ada 5 organisasi-organisasi wanita yang terbentuk
pada masa pergerakan nasional diantaranya, Putri Mardika, Kartini Fonds,
Kautamaan Istri, Kerajinan Amal Setia (KAS), dan Aisyiah. Dan pada masa
sekarang ini banyak sekali organisasi yang terbentuk bukan hanya untuk
menitik beratkan perjuangannya pada perbaikan kedudukan sosial wanita,
tetapi ada juga organisasi-organisasi wanita yang bergerak dibidang
organisasi bisnis yang dapat membantu perempuan Indonesia untuk menjadi
pengusaha yang tangguh, dengan memberi mereka informasi, advokasi,
pendidikan dan pelatihan, dan akses ke lembaga keuangan
(perpustakaancyber.com).
Peranan wanita Indonesia dalam perjuangannya terbentuk dalam Ikatan
Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), peran wanita yang tergabung dalam
organisasi tersebut tidak hanya mendorong lahirnya wanita-wanita
pengusaha yang mampu dan bergerak dalam bidang usaha besar melainkan
mendorong tumbuhnya para wanita dalam menggerakkan sektor usaha
menengah, kecil dan mikro. Semakin gencar diadakan kegiatan yang
mendukung terciptanya bibit pengusaha, maka disitu pula akan muncul
bibit-bibit pengusaha muda wanita yang unggul. Pengusaha wanita tersebut
banyak bergerak di bidang kuliner, garmen dan kerajinan (ukmsukes.com).
Berdasarkan penelitian terdahulu (Van Deurseun, 2010:111) yang
menjadi acuan peneliti menujukkan hasil tingkat kemampuan internet dari
penduduk Belanda dapat disimpulkan memiliki keterampilan internet yang
cukup tinggi pada Operasional Internet Skills dan Formal Internet Skills.
Sedangkan Information Internet Skills dan Strategic Internet Skills memiliki
tingkat jauh lebih rendah.
Dengan melihat perkembangan Internet yang semakin meningkat dari
tahun ke tahun, persaingan ekonomi, perkembangan wanita pengusaha di
Bandung dan pengguna internet paling banyak digunakan pada sektor
perdagangan berdasarkan sektor pekerjaan. Maka penulis tertarik untuk
meneliti bagaimana kemampuan keterampilan internet pada wanita
pengusaha di Kota Bandung.
1.3 Perumusan Masalah
UMKM dipandang sebagai sektor strategis yang selama ini yang tidak
hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional, tetapi juga telah
menyelamatkan perekonomian nasional dari imbas krisis global. Di
samping sebagai penopang ekonomi nasional dari efek krisis, UMKM juga
merupakan sektor dengan partisipasi pelaku ekonomi (masyarakat) terbesar
di Indonesia. Tercatat sekitar 107 juta masyarakat Indonesia yang berada
dalam sektor ini atau hampir setengah populasi Indonesia. Atau bisa
dikatakan UMKM merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar dari
total angkatan kerja yang dimiliki saat ini sebanyak 125 juta orang (BPS,
Februari 2014). Dari sisi jumlah unit usaha, sektor UMKM tercatat
menguasai 99% pangsa pasar sektor usaha atau mencapai 56 juta unit usaha,
sisanya 1% merupakan sektor usaha besar. Yang menarik dari 56 juta unit
usaha di sektor UMKM, usaha mikro merupakan usaha dengan jumlah unit
usaha terbesar yang mencapai 55 juta unit usaha. Sektor mikro inilah yang
selama ini menjadi penopang imunitas perekonomian nasional dari imbas
krisis seperti kerentanan terhadap isu kemiskinan, pengangguran, kesehatan
dan sebagainya. ( economy.okezone.com )
Munculnya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Indonesia ini
mempengaruhi persaingan ketat antar pelaku bisnis. Dengan munculnya
MEA dan semakin berkembangnya teknologi di Indonesia, pelaku usaha
UMKM harus mampu bersaing melawan para pesaing usaha dari dalam
maupun dari luar negara ASEAN lainnya. UMKM juga harus mampu
memanfaatkan fasilitas teknologi yang sudah tersedia di Indonesia, seperti
Internet yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam setiap kegiatan
bisnis. Dengan memiliki internet skill yang tinggi dan memanfaatkan
teknologi dengan efektif, UMKM tetap dapat menjadi pendorong yang
signifikan dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia dan juga tetap
dapat menjadi penyerap tenaga kerja terbesar dari total angkatan kerja yang
dimiliki. Selain itu dengan memiliki internet skill yang tinggi, nantinya
UMKM dapat menghadapi persaingan MEA saat ini dengan persiapan yang
ada. Dari penelitian-penelitian terdahulu, studi ini belum menemukan
artikel terpublikasi mengenai tingkat internet skill yang dimiliki pelaku
wanita pengusaha khususnya pada IWAPI di Indonesia dan dalam lingkup
kecil khususnya di Kota Bandung.
1.4 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana tingkat keterampilan internet wanita pengusaha pada
IWAPI Kota Bandung ?
2. Apa saja keterampilan internet yang dimiliki wanita pengusaha pada
IWAPI Kota Bandung ?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat keterampilan internet wanita pengusaha pada
IWAPI Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui apa saja keterampilan internet yang dimiliki wanita
pengusaha pada IWAPI Kota Bandung.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) untuk melihat bagaimana
kemampuan para wanita pengusaha dapat menggunakan internet
dengan keterampilan internet (internet skill) yang dimiliki.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pemahaman mengenai keterampilan internet (internet skill) yang
dimiliki oleh anggota IWAPI.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai kemampuan keterampilan
Internet pada setiap individu.
b. Bagi Peneliti Berikutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dapat dikembangkan
lebih lanjut, serta dapat dijadikan referensi terhadap penelitian sejenis.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu variabel bebas
medium- related dan content-related internet skills.
Medium- related Internet Skills
a. Operational Internet Skills (X1)
b. Formal Internet Skills (X2)
Content-Related Internet Skills
a. Information Internet Skills (X3)
b. Strategic Internet Skills (X4)
2. Lokasi dan Objek Penelitian
a. Penelitian dilakukan di Kota Bandung
b. Objek Penelitian ini adalah wanita pengusaha yang tergabung pada
IWAPI Kota Bandung
Hal ini didasarkan pada fenomena-fenomena yang telah ditemukan
dan dicantumkan pada latar belakang penelitian ini.
3. Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2015 hingga Juni 2016.
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum
tentang penelitian yang dilakukan, terdiri dari lima bab dan terbagi ke dalam
beberapa sub-bab :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I berisi mengenai tinjauan objek penelitian, latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini,
literatur yang digunakan, serta kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III berisi mengenai pendekatan, metode, dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV berisi mengenai hasil dan pembahasan tentang karakteristik
responden yang dilihat dari berbagai aspek, analisis data, dan pembahasan
atas hasil pengolahan data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
saran merupakan aspek yang diberikan kepada perusahaan dan saran bagi
penelitian selanjutnya.