analisis dampak industri garmen terhadap kondisi …eprints.ums.ac.id/82278/1/naskah...

18
ANALISIS DAMPAK INDUSTRI GARMEN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: YESI PRATIWI E100160306 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS DAMPAK INDUSTRI GARMEN TERHADAP

    KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

    DI KECAMATAN PECANGAAN

    KABUPATEN JEPARA

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

    pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

    Oleh:

    YESI PRATIWI

    E100160306

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS GEOGRAFI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2020

  • i

  • ii

  • iii

  • 1

    ANALISIS DAMPAK INDUSTRI GARMEN TERHADAP KONDISI

    SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN PECANGAAN

    KABUPATEN JEPARA

    Abstrak

    Industri garmen di Indonesia semakin berkembang pesat. Saat ini industri garmen

    tidak hanya berada di Ibukota saja tetapi juga kota-kota lain seperti Kabupaten

    Jepara. Berdirinya pabrik garmen PT.Jiale dan PT.Samwon di Kecamatan

    Pecangaan Kabupaten Jepara telah banyak menyerap tenaga kerja. Maka tidak

    menutup kemungkinan bahwa keberadan pabrik di tengah masyarakat,

    menimbulkan adanya perubahan dan dampak bagi masyarakat. Sehingga hal

    tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengkaji

    karakteristik sosial ekonomi masyarakat terhadap perkembangan pabrik garmen

    di Kecamatan Pecangaan dan juga dampak sosial maupun ekonomi dari

    perkembangan pabrik garmen terhadap masyarakat di Kecamatan Pecangaan.

    Metode yang digunakan adalah survei masyarakat yang diambil dari data per

    Kartu Keluarga di Desa Gemulung sebanyak 1.231 kartu keluarga dan Desa

    Pulodarat ada 1.665 kartu keluarga. Berdasarkan banyaknya populasi tersebut,

    maka dilakukan pengambilan sampel dengan metode purposif sampling,

    didapatkan hasil sampel Desa Gemulung sebanyak 92 per kartu keluarga yang

    sudah bekerja dan untuk Desa Pulodarat sebanyak 94 per kartu keluarga.

    Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan mengamati bagaimana

    kondisi lingkungan masyarakat sekitar pabrik dan wawancara pada masyarakat

    dengan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan analisis deskriptif

    kuantitatif serta analisis interaksi keruangan. Hasil yang didapatkan bahwa

    kondisi sosial ekonomi masyarakat di desa Gemulung dan Pulodarat memiliki

    kondisi yang baik terutama setelah berdirinya pabrik garmen. Kondisi sosial dan

    ekonomi sebelum dan sesudah berdirinya pabrik dapat dilihat dari adanya

    perubahan pekerjaan dan pendapatan dari masyarakat. Dampak positif terhadap

    kondisi sosial masyarakat berupa adanya lowongan pekerjaan dan terbukanya

    lapangan usaha baru, untuk dampak negatif berupa pencemaran limbah yang

    menimbulkan bau serta pencemaran udara. Dan dampak positif terhadap kondisi

    ekonomi yaitu meningkatnya pendapatan masyarakat, sedangkan dampak

    negatifnya berupa tingginya harga lahan.

    Kata Kunci: dampak, industri garmen, sosial, ekonomi.

    Abstract

    The garment industry in Indonesia is growing rapidly. Currently the garment

    industry is not only in the capital city but also other cities such as Jepara Regency.

    The establishment of PT. Jiale and PT. Samwon garment factories in the District

    of Pecangaan, Jepara Regency has absorbed a lot of labor. So do not rule out the

    possibility that the existence of the factory in the community, causing a change

    and impact on the community. So that it needs further investigation. The purpose

  • 2

    of this study is assessing the socio-economic characteristics of the community on

    the development of garment factories in the District of Pecangaan and also the

    social and economic impacts of the development of the garment factory on the

    community in the District of Pecangaan. The method used is a community survey

    taken from data per Family Card in Gemulung Village of 1,231 family cards and

    Pulodarat Village of 1,665 family cards. Based on the population size, a purposive

    sampling method was taken, the sample of Gemulung Village was 92 samples per

    working family and 94 Pulodarat villages per family card. Data collection is done

    through observation by observing how the environmental conditions of the

    community around the factory and interviews with the community with a

    questionnaire. The data analysis method used is quantitative descriptive analysis

    and spatial interaction analysis. The results obtained show that the socio-economic

    conditions of the people in Gemulung and Pulodarat villages have good

    conditions, especially after the establishment of a garment factory. Social and

    economic conditions before and after the founding of the factory can be seen from

    changes in employment and income from the community. Positive impacts on

    social conditions in the form of job vacancies and opening of new business fields,

    for negative impacts in the form of sewage pollution that causes odors and air

    pollution. And the positive impact on economic conditions is the increase in

    community income, while the negative impact is in the form of high land prices.

    Keywords : impact, garment industries, social, economy

    1. PENDAHULUAN

    Sektor Industri merupakan penyumbang devisa terbesar di Indonesia, salah satunya

    adalah industri garmen. Perkembangan industri garmen saat ini semakin besar, dan

    tidak hanya di ibukota saja tetapi sudah merambah ke berbagai daerah seperti

    Kabupaten Jepara tepatnya di Kecamtan Pecangaan. Ada dua pabrik garmen di

    Kecamatan Pecangaan yaitu PT.Jiale dan PT.Samwon yang sama-sama bergerak

    dibidang garmen. Faktor yang mendorong berdirinya pabrik garmen ini karena

    ketersediaan lahan yang luas, sumber daya manusia berlimpah, serta sarana dan

    prasarana yang mendukung. Hingga saat ini industri pabrik garmen meenjadi

    penyumbang perekonomian terbesar kedua di Jepara setelah industri furniture.

    Keberadaan kedua pabrik garmen di Kecamatan Pecangaan membawa

    perubahan besar bagi masyarakat sekitar mapun masyarakat luar wilayah.

    Perubahan besar terjadi pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya. Adanya

    perubahan kondisi sosial pada masyarakat ditimbulkan oleh migrasi, pertumbuhan

    penduduk yang kian meningkat, alih profesi serta gaya hidup. Perubahan pada

  • 3

    kondisi ekonomi terlihat pada meningkatnya pendapatan masyarakat maupun

    daerah, harga lahan semakin tinggi dan munculnya mata pencaharian baru seperti

    kos-kosan, laundri dan warung makan.

    Perubahan tersebut menjadikan timbulnya dampak bagi masyarakat akibat dari

    perkembangan industri garmen, sehingga mendorong peneliti melakukan penelitian

    mengenai dampak industri garmen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

    dampak sosial maupun ekonomi masyarakat terhadap perkembangan pabrik garmen

    di Kecamatan Pecangaan.

    Munculnya dampak baik itu posistif maupun negatif di kehidupan masyarakat,

    menjadikan peneliti membuat judul untuk penelitian ini sebagai berikut “Analisis

    Dampak Industri Garmen Terhadap Kondisi Soisal Ekonomi Masyarakat Di

    Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara”. Harapannya dalam penelitian ini dapat

    mengkaji lebih dalam lagi tentang dampak yang ditimbulkan pabrik garmen

    terhadap perubahan sosial maupun ekonomi masyarakat.

    2. METODE

    Metode yang digunakan untuk penelitian yaitu metode survei. Metode survei

    dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi yang telah ditentukan dan

    menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya. Populasi yang diambil

    dalam penelitian ini yaitu masyarakat Desa Gemulung Dan Pulodarat per Kartu

    Keluarga yang sudah bekerja. Berdasarkan dari populasi tersebut maka diambil

    sampel sebanyak 186 meliputi Desa Gemulung sebesar 92 orang dan Desa

    Pulodarat sebesar 94 orang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel

    adalah metode purposif sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan

    dari survei secara langsung dengan kuesioner dan data dari BPS maupun kantor

    desa setempat. Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara editing, koding dan

    tabulasi. Dan untuk menganalisis data menggunakan metode analisis deskriptif

    kuantitatif serta analisis geografi berupa analisis interaksi keruangan.

  • 4

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Gemulung dan Pulodarat

    Tabel 1 Jumlah Masyarakat yang Bekerja di Pabrik Garmen

    Bekerja di Garmen Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Iya 19 21 19 20

    Tidak 73 79 75 80

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan hasil Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat yang

    bekerja di pabrik garmen PT.Samwon ataupun PT.Jiale dari Desa Gemulung

    sebanyak 21% dan Desa Pulodarat ada 20%. Jumlah masyarakat yang bekerja di

    garmen pada dua desa tersebut menunjukkan proporsi yang sama.

    Tabel 2 Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Gemulung dan Pulodarat

    Pendidikan

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    SD 26 28 25 27

    SMP 26 28 28 31

    SMA 35 39 36 38

    Sarjana/D3 5 5 4 4

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 2 Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Gemulung

    adalah SMA dengan persentase 35% dan Desa Pulodarat juga sama Pendidikan

    rata-ratanya SMA. Tingkat Pendidikan sarjana/D3 sangat jarang pada masyarakat

    Desa Gemulung dan Pulodarat terbukti dari hasil survei hanya menunjukkan

    sebesar 5% dan 4%.

    Tabel 3 Jumlah Tanggungan Keluarga Masyarakat Gemulung dan Pulodarat

    Jumlah

    Tangungan

    Keluarga

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    1 1 1 3 3

    2 5 5 15 16

    3 27 29 28 30

    4 29 32 25 27

  • 5

    Jumlah

    Tangungan

    Keluarga

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    5 22 24 10 11

    6 6 7 6 6

    8 2 2 4 4

    Tidak Punya 0 0 3 3

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 3 Jumlah tanggungan keluarga dari masyarakat Desa

    Gemulung paling banyak berjumlah 4 dengan persentase 32% dan untuk Desa

    Pulodarat jumlahnya paling banyak 3 sebesar 30%.Rata-rata masyarakat baik

    Desa Gemulung dan Pulodarat memiliki jumlah tanggungan keluarga berkisar

    antara 3 sampai 4.

    Tabel 4 Jumlah Anak dari Masyarakat Desa Gemulung dan Pulodarat

    Jumlah Anak

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    1 27 29 26 28

    2 26 28 35 38

    3 28 30 18 19

    4 7 9 4 4

    5 1 1 2 2

    6 2 2 2 2

    7 0 0 3 3

    Tidak Punya 1 1 4 4

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4 Jumlah anak dari masyarakat Desa

    Gemulung paling banyak memiliki 3 anak sebesar 30%. Dan untuk masyarakat

    Desa Pulodarat paling banyak mempunyai 2 anak sebesar 38%. Jumlah anak

    seperti 5, 6, 7 justru memiliki persentase hanya 1 hingga 3% saja.

    Tabel 5 Jenis Pekerjaan dari Masyarakat

    Pekerjaan

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Pedagang 10 11 11 12

    Wiraswasta 16 17 19 20

    Petani 5 5 4 4

  • 6

    Pekerjaan

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Buruh 19 21 20 21

    Karyawan 13 14 11 12

    Ibu Rumah

    Tangga 21 23 23 25

    Lainnya 8 9 6 6

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan jenis pekerjaan masyarakat yang

    bermacam-macam. Rata-rata masyarakat Desa Gemulung berprofesi sebagai ibu

    rumah tangga 23% dan buruh sebesar 21%. Sedangkan masyarakat Desa

    Pulodarat berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebesar 25% dan buruh 21%. Jenis

    pekerjaan Lainnya yang merupakan jawaban beda dari diberikan masyarakat yang

    memiliki pekerjaan tidak disebutkan seperti diatas. Pekerjaan dari responden

    tersebut adalah guru, penjahit, tukang batu dan tukang kayu.

    Tabel 6 Pendapatan per bulan dari Pekerjaan Responden

    Pendapatan

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    < 1.000.000 14 15 10 11

    1.000.000-3.000.000 47 51 45 48

    3.000.000-4.000.000 10 11 13 14

    > 4.000.000 0 0 3 3

    Tidak ada 21 23 23 24

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 6 Pendapatan per bulan masyarakat rata-rata menunjukkan

    jumlah 1.000.000 hingga 3.000.000 dari Desa Gemulung sebesar 51% dan Desa

    Pulodarat sebesar 48%. Selain itu responden yang tidak memiliki penghasilan juga

    memberikan persentase yang besar dari Desa Gemulung 23% dan Desa Pulodarat

    24%. Masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tersebut merupakan ibu rumah

    tangga yang memang tidak bekerja, hanya mengurus rumah dan anak.

  • 7

    Tabel 7 Lama Bekerja dari Masyarakat

    Lama Bekerja

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    1 Tahun 6 7 15 16

    2-3 Tahun 24 26 21 22

    > 5 Tahun 45 49 34 36

    Tidak Ada 17 18 24 26

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan hasil Tabel 7 Lama bekerja masyarakat. Sebesar 49%

    masyarakat dari Desa Gemulung rata-rata mengatakan sudah bekerja selama 5

    tahun bahkan lebih, dan begitu juga sebaliknya pada Desa Pulodarat ada sebesar

    36%. Dan yang mengatakan sudah bekerja selama 2-3 tahun ada 26% dari Desa

    Gemulung dan 22% dari Desa Pulodarat.

    Tabel 8 Jam Bekerja Masyarakat dalam Satu hari

    Jam Kerja (dalam

    sehari)

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    < 3 Jam 0 0 13 14

    3-5 Jam 11 12 14 15

    5-7 Jam 33 36 15 16

    > 7 Jam 27 29 28 30

    Tidak ada 21 23 24 25

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Hasil Tabel 8 menunjukkan rata-rata masyarakat Desa Gemulung bekerja 5-

    7 jam dalam sehari ada 36%. Dan Desa Pulodarat rata-rata masyarakatnya bekerja

    selama 7 jam lebih dalam sehari ada 30%. Masyarakat dari kedua desa tersebut

    rata-rata bekerja sekitar 5 hingga 7 jam lebih dalam sehari.

    Tabel 9 Pekerjaan Sampingan Masyarakat

    Pekerjaan

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Pedagang 4 4 5 5

    Wiraswasta 11 13 9 10

    Petani 1 1 4 4

  • 8

    Pekerjaan

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Buruh 1 1 2 2

    Karyawan 1 1 2 2

    Lainnya 74 80 72 77

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan pekerjaan sampingan yang dimiliki

    masyarakat Desa Gemulung rata-rata menjawab tidak memiliki pekerjaan

    sampingan begitupun sebaliknya pada Desa Pulodarat. Dan yang memiliki

    pekerjaan sampingan berupa wiraswasta atau pengusaha yang punya banyak

    modal untuk usaha.

    Tabel 10 Pekerjaan Sebelumnya Masyarakat

    Pekerjaan

    Sebelumnya

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Pedagang 7 8 8 9

    Wiraswasta 12 13 12 13

    Petani 6 7 4 4

    Karyawan 15 16 17 18

    Buruh 10 11 12 13

    Ibu Rumah Tangga 27 29 30 31

    Lainnya 15 16 11 12

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 10 pekerjaan sebelumnya masyarakat Desa Gemulung

    dan Pulodarat didominasi oleh ibu rumah tangga yaitu sebesar 29% dan 31%. Dan

    untuk selanjutnya rata-rata dari masyarakat baik Desa Gemulung maupun

    Pulodarat berprofesi sebagai karyawan sebesar 16% untuk Desa Gemulung dan

    18% Desa Pulodarat.

    Tabel 11 Pendapatan dari Pekerjaan Sebelumnya Masyarakat

    Pendapatan

    Sebelumnya

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    500.000 19 21 23 25

    1.000.000-2.000.000 40 43 30 32

  • 9

    Pendapatan

    Sebelumnya

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    2.000.000-3.000.000 6 7 6 6

    > 3.000.000 0 0 5 5

    Tidak ada 27 29 30 32

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Hasil Tabel 11 pendapatan dari pekerjaan sebelumnya masyarakat dari Desa

    Gemulung menunjukkan 1.000.000 sampai 2.000.000 ada sebesar 43% dan di

    Desa Pulodarat sebesar 32%. Tidak memiliki penghasilan karena memang tidak

    memiliki pekerjaan di Desa Gemulung ada sebesar 29% dan Pulodarat 32%.

    3.2 Dampak Industri Garmen Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

    Tabel 12 Kegiatan/program dari Pabrik untuk Masyarakat

    Kegiatan/program

    dari pabrik

    Desa Gemulung Desa Pulodarat

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Frekuensi

    (Jiwa)

    Persentase

    (%)

    Bagi-bagi sembako 32 35 0 0

    Tidak ada 60 65 94 100

    Jumlah 92 100 94 100

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Berdasarkan Tabel 12 kegiatan/program dari pabrik untuk masyarakat

    menunjukkan sebagian dari masyarakat Desa Gemulung sebesar 35% mendapat

    sembako dan uang kompensasi dari pabrik karena daerah tempat tinggal mereka

    sangat dekat dengan pabrik bahkan ada yang juga dekat dari pembuangan limbah

    pabrik. Dan sebagiannya lagi sebesar 65% tidak mendapat sembako karena

    memang letak geografis desa ini terbagi menjadi dua dan terpisahkan oleh

    jaringan jalan utama. Kegiatan bagi-bagi sembako tersebut berlaku ketika

    menjelang idul fitri dan uang kompensasi sebesar 65.000 sebagai ganti bau limbah

    yang ditimbulkan pabrik diberikan setahun sekali oleh PT.Jiale. Sedangkan untuk

    masyarakat Desa Pulodarat tidak mendapatkan apa-apa atau tidak ada kegiatan

    dari pabrik untuk masyarakatnya. Dan dari PT.Samwon juga tidak memberikan

    kegiatan atau program untuk masyarakat sekitarnya.

  • 10

    Tabel 13 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Sosial Desa Gemulung

    Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif

    Pekerja Memberikan

    lowongan pekerjaan.

    Anaknya menjadi kurang

    terurus dengan baik,

    pergantian posisi dengan

    suami yaitu istri yang

    menjadi bekerja keras,

    perubahan gaya hidup

    menjadi konsumtif dan

    modern.

    Pedagang Kondisi toko/warung

    semakin ramai Tidak ada

    Pemilik Kos Memberikan lapangan

    usaha baru

    Sering bau limbah yang

    mengganggu penghuni

    kos dan pemilik rumah,

    namun hanya berlaku

    untuk yang bagian

    sebrang kanan.

    Masyarakat Biasa

    Untuk sebagian

    masyarakat desa

    gemulung bagian

    seberang kanan

    mendapatkan

    pembagian sembako

    setiap menjelang idul

    fitri. Dan untuk

    masyarakat seberang

    kiri mengatakan tidak

    ada dampaknya sama

    sekali.

    Desa gemulung bagian

    seberang kanan jalan

    mengatakan bau limbah,

    pencemaran udara. Dan

    yang seberang kiri

    mengatakan tidak ada

    dampak yang dirasakan.

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Tabel 14 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Ekonomi Desa Gemulung

    Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif

    Pekerja Pendapatan meningkat Tidak ada uang

    lemburan.

    Pedagang Meningkatkan perekonomian

    keluarga Tidak ada.

    Pemilik Kos Meningkatkan pendapatan Harga lahan yang

    semakin tinggi.

    Masyarakat Biasa

    Khusus masyarakat seberang kanan

    mendapat uang kompensasi dari

    pabrik. Tapi untuk masyarakat

    seberang kiri tida ada dampaknya.

    Harga lahan yang

    semakin tinggi dan

    harga sembako naik.

    Sumber : Hasil survei, 2020

  • 11

    Tabel 15 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Sosial Desa Pulodarat

    Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif

    Pekerja

    Memberikan lowongan

    pekerjaan, meningkatkan

    kesejahteraan keluarga

    Perubahan gaya hidup

    konsumtif, tidak pernah

    mengikuti kegiatan

    kemasyarakatan.

    Pedagang

    Kondisi toko/warung

    semakin ramai,

    memberikan peluang

    usaha

    Bau limbah, suhu udara

    makin panas.

    Pemilik Kos Memberikan lapangan

    usaha baru

    Kadang banjir untuk

    yang bagian pinggir

    jalan.

    Masyarakat Biasa Tidak ada

    Mecet, bau limbah,

    sampah menumpuk,

    tingkat perceraian

    meningkat, kegiatan

    sosial dalam

    masyarakat menjadi

    sepi.

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Tabel 16 Dampak Positif dan Negatif Kondisi Ekonomi Desa Pulodarat

    Kategori Masyarakat Dampak Positif Dampak Negatif

    Pekerja Pendapatan meningkat Tidak ada uang

    lemburan.

    Pedagang Pendapatan meningkat Tidak ada.

    Pemilik Kos Pendapatan meningkat Harga lahan yang

    semakin tinggi.

    Masyarakat Biasa Tidak ada

    Bagi pengusaha mebel

    usahanya semakin

    menurun karena

    kurang karyawan.

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Dampak adanya pabrik garmen dirasakan oleh 4 golongan masyarakat yaitu

    pekerja garmen, pemilik kos, pedagang dan juga masyarakt biasa yang tinggal di

    Desa Gemulung maupun Pulodarat. Rata-rata dampak posistif dari adanya pabrik

    garmen dilihat dari kondisi sosial menurut masyarakat Desa Gemulung dan

    Pulodarat hampir sama yaitu memberikan lowongan pekerjaan, serta memberikan

    lapangan usaha baru. Dan untuk dampak positif ekonomi dari kedua Desa ini juga

    sama, mereka mengatakan pendapatan menjadi meningkat. Sedangkan untuk

  • 12

    dampak negatif yang dirasakan masyarakat Desa Gemulung dan Pulodarat baik itu

    sosial maupun ekonomi sama yaitu adanya bau limbah dan tingginya harga lahan

    yang setiap tahunnya meningkat.

    3.3 Kehidupan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Berdirinya Pabrik Garmen

    Tabel 17 Karakteristik Kehidupan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Berdirinya

    Pabrik Garmen

    No Karakteristik Sebelum Sesudah

    1. Jenis Pekerjaan Sebelum adanya pabrik

    garmen kebanyakan dari

    masyarakat Desa

    Gemulung dan Pulodarat

    bekerja sebagai karyawan

    dan juga ibu rumah

    tangga. Bagi mereka

    yang tidak memiliki

    Pendidikan tinggi

    memilih menjadi ibu

    rumah tangga dan yang

    berpendidikan SMA

    kebanyakan bekerja

    sebagai karyawan baik di

    pabrik mebel ataupun

    karyawan rumah makan

    dan tempat wisata.

    Semenjak adanya pabrik

    garmen masyarakat yang

    dulunya hanya berdiam

    diri sebagai ibu rumah

    tangga kini telah bekerja

    sebagai buruh di pabrik

    garmen, Dan yang

    dulunya sebagai

    karyawan juga beralih

    untuk bekerja di garmen

    karena rata-rata

    masyarakat yang bekerja

    di garmen

    penghasilannya tinggi.

    Selain itu jumlah

    pedagang dan

    wirasawasta pun

    mengalami peningkatan

    setelah adanya pabrik,

    kebanyakan dari mereka

    memanfaatkan kondisi

    dengan berjualan serta

    membuka usaha kos dan

    juga laundry. Hal

    tersebut tampak jelas

    terjadi di Desa Pulodarat.

    2. Pendapatan Sebelum adanya pabrik

    garmen masyarakat

    berpenghasilan paling

    tinggi 1 juta sampai 2

    juta. Dan tidak hanya itu

    kebanyakan dari mereka

    juga merupakan ibu

    rumah tangga sehingga

    tidak memiliki

    Setelah pebrik garmen

    berdiri masyarakat yang

    bekerja di garmen

    memiliki penghasilan

    rata-rata 1 juta hingga 2

    juta bahkan bisa lebih.

    Selain itu ditambah

    mereka yang berjualan

    ataupun berwirausaha

  • 13

    No Karakteristik Sebelum Sesudah

    penghasilan. sebagai pemilik kos

    memiliki pendapatan

    yang lumayan besar dari

    pendapatan mereka

    sebelumnya.

    Sumber : Hasil survei, 2020

    Perubahan masyarakat sebelum dan sesudah adanya pabrik garmen dapat

    dilihat dari pekerjaan mereka, sebelum adanya pabrik rata-rata masyarakat bekerja

    sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja dan sebagian lagi bekerja sebagai

    karyawan biasa dengan gaji yang tidak terlalu besar. Namun setelah adanya pabrik

    garmen masyarakat yang dulunya ibu rumah tangga ataupun karyawan mulai

    beralih menjadi pekerja garmen. Selain itu sebagian masyarakat yang memiliki

    lahan ataupun modal berbodong-bondong mendirikan usaha berupa warung

    makan, kos serta laundri.

    Bukan hanya dari pekerjaan saja yang bisa dilihat perubahannya tapi juga

    pada penghasilan yang dapat dilihat perubahan sebelum dan sesudahnya. Sebelum

    pabrik berdiri masyarakat berpenghasilan 1 sampai 2 juta. Setelah adanya pabrik

    masyarakat penghasilannya meningkat menjadi 1 hingga 3 juta, sebab gaji dari

    mereka pekerja pabrik saja sudah 2 juta belum tambahan lain-lainnya. Para

    pengusaha juga penghasilannya semakin meningkat dari usaha baru yang dirintis

    setelah berdirinya pabrik.

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Kehidupan masyarakat sebelum dan setelah adanya pabrik garmen dari segi sosial

    ekonomi dapat dilihat sangat baik terutama setelah berdirinya pabrik. Keberadaan

    pabrik di tengah kehidupan masyarakat membawa dampak yang baik, walaupun

    ada juga dampak negatifnya tetapi lebih besar dampak positif yang dirasakan oleh

    masyarakat baik itu Desa Gemulung maupun Pulodarat. Tidak semua masyarakat

    Desa Gemulung dan Pulodarat merasakan adanya dampak pabrik garmen baik itu

    positif maupun negatif. Dampak negatif yang sangat dirasakan masyarakat adalah

    bau limbah dan pencemaran udara.

  • 14

    4.2 Saran

    1) Sebaiknya sebelum melakukan penelitian membuat kategori umur pada

    responden dahulu agar memudahkan dalam menjawab pertanyaan, karena jika

    umur responden terlalu tua dikhawatirkan tidak bisa memberikan jawaban yang

    sesuai dengan tujuan.

    2) Untuk penelitian selanjutnya, lebih baik juga melakukan wawancara pada

    perangkat desa di wilayah yang akan di teliti agar memperoleh gambaran besar

    kondisi penelitian.

    3) Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya mengurus perizinan di kantor desa

    terlebih dahulu.

    4) Sebelum membuat hasil penelitian dilihat dulu format penulisan tabel yang

    benar seperti apa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Effendi, Sofian dan Tukiran (ed.) (2012) Metode Penelitian Survei. Jakarta:

    LP3ES.

    Nurkhomala, Siti Adawiyah. (2018). Dampak Industrialisasi Pabrik Terhadap

    Masyarakat Desa Mekarsari Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi (Studi

    Kasus PT. Aqua Golden Mississippi Mekarsari). Skripsi. Fakultas Ilmu

    Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta.