bab i ped ahulua - digilib.uns.ac.id... · terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang...

89
I-1 BAB I PEDAHULUA 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit mempunyai tugas utama memberikan jasa pengobatan, perawatan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit tidak boleh mengesampingkan kualitas dan profesionalisme dalam mewujudkan tugas- tugasnya. Rumah sakit membutuhkan begitu banyak pembiayaan untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang bersifat sosial ini. Rumah sakit dituntut bisa memberikan solusi yang tepat dalam hal pembiayaan agar semua berjalan baik dan pihak rumah sakit bisa menjalankan organisasinya dalam jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan mengelola aktivitas perusahaan dengan baik agar dapat menetapkan pembiayaan pelayanan kesehatan secara tepat dan efisien dengan tetap memperhitungkan resiko dan hasil yang diperoleh dalam menetapkan besarnya tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum (BLU) oleh Departemen Keuangan dan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menuntut rumah sakit harus banyak berbenah dari sisi keuangan dan akuntabilitasnya. Good Governance telah menjadi isu sentral saat ini dan akuntabilitas manajemen menjadi suatu unsur yang sangat penting. Untuk mengakomodir akuntabilitas terutama dalam tarif layanan rumah sakit, penghitungan unit cost menjadi suatu yang penting untuk dibuat sehingga pengambilan keputusan yang diambil mempunyai dasar yang kuat. Tarif merupakan salah satu komponen penting dalam pembiayaan rumah sakit. Pola tarif rumah sakit di Indonesia umumnya masih sangat lemah terutama rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit pemerintah, tarif memang telah diatur melalui SK Menkes RI Nomor 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif Perjan Rumah Sakit. Besarnya tarif diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan dan kelas perawatan, yang perhitungannya memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau benchmarking dari rumah sakit sejenis. Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan tetap berpedoman pada SK Menkes untuk rumah sakit pemerintah digilib.uns.ac.id pustaka.uns.ac.id commit to users

Upload: hatuong

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

I-1

BAB I

PE�DAHULUA�

1.1 Latar Belakang Masalah

Rumah sakit mempunyai tugas utama memberikan jasa pengobatan,

perawatan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit tidak boleh

mengesampingkan kualitas dan profesionalisme dalam mewujudkan tugas-

tugasnya. Rumah sakit membutuhkan begitu banyak pembiayaan untuk

menjalankan pelayanan kesehatan yang bersifat sosial ini. Rumah sakit dituntut

bisa memberikan solusi yang tepat dalam hal pembiayaan agar semua berjalan

baik dan pihak rumah sakit bisa menjalankan organisasinya dalam jangka panjang.

Salah satu caranya adalah dengan mengelola aktivitas perusahaan dengan baik

agar dapat menetapkan pembiayaan pelayanan kesehatan secara tepat dan efisien

dengan tetap memperhitungkan resiko dan hasil yang diperoleh dalam

menetapkan besarnya tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan

Umum (BLU) oleh Departemen Keuangan dan Permendagri Nomor 61 Tahun

2007 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menuntut rumah sakit harus

banyak berbenah dari sisi keuangan dan akuntabilitasnya. Good Governance telah

menjadi isu sentral saat ini dan akuntabilitas manajemen menjadi suatu unsur yang

sangat penting. Untuk mengakomodir akuntabilitas terutama dalam tarif layanan

rumah sakit, penghitungan unit cost menjadi suatu yang penting untuk dibuat

sehingga pengambilan keputusan yang diambil mempunyai dasar yang kuat.

Tarif merupakan salah satu komponen penting dalam pembiayaan rumah

sakit. Pola tarif rumah sakit di Indonesia umumnya masih sangat lemah terutama

rumah sakit pemerintah. Bagi rumah sakit pemerintah, tarif memang telah diatur

melalui SK Menkes RI Nomor 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif

Perjan Rumah Sakit. Besarnya tarif diperhitungkan atas dasar unit cost dari setiap

jenis pelayanan dan kelas perawatan, yang perhitungannya memperhatikan

kemampuan ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau benchmarking dari

rumah sakit sejenis. Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang

tarif dengan tetap berpedoman pada SK Menkes untuk rumah sakit pemerintah

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 2: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

I-2

daerah. Salah satu contohnya adalah RSUD Pandan Arang yang merupakan salah

satu rumah sakit milik pemerintah yang melayani kesehatan bagi masyarakat

sekitar kabupaten Boyolali. Tarif diatur melalui Peraturan Bupati Boyolali Nomor

24 Tahun 2007. Besarnya tarif dari setiap layanan diatur oleh peraturan tersebut.

Meskipun demikian, masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam penentuan tarif

pelayanan rumah sakit. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain penghitungan

unit cost kurang rinci sehingga mengabaikan beberapa komponen penyusunnya

seperti penghitungan biaya listrik untuk ruang administrasi, faktor depresiasi, dan

lain-lain. Selain itu RSUD Pandan Arang belum mempertimbangkan aspek-aspek

yang mempengaruhi tarif secara lengkap seperti perubahan nilai uang,di masa

yang akan datang dan pembebanan biaya overhead belum tepat. Pembebanan

biaya overhead dikatakan belum tepat karena pembebanannya belum berdasarkan

aktivitas nyata yang dilakukan dari setiap tipe kamar. Selain itu sudah beberapa

tahun RSUD Pandan Arang belum melakukan penghitungan tarif baru sehingga

sudah saatnya rumah sakit melakukan evaluasi tarif sebagai langkah awal

perubahan menjadi sebuah Badan Layanan Umum Daerah.

Salah satu jasa perawatan yang dimiliki RSUD Pandan Arang adalah jasa

rawat inap, dimana pendapatan dari jasa tersebut didapat dari tarif yang harus

dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan

suatu keputusan yang sangat penting karena dengan adanya berbagai macam

fasilitas pada jasa rawat inap mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas

sehingga menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan tarif

rawat inap. Pembebanan biaya overhead yang kurang tepat menyebabkan tarif

yang terbentuk dari setiap tipe kamar tidak sesuai dengan penggunaan nyata

sumber daya dari aktivitas setiap tipe kamar tersebut. Hal tersebut menyebabkan

tarif yang terbentuk belum menggambarkan biaya yang dikeluarkan dari setiap

tipe kamar rawat inap secara nyata. Melihat permasalahan tersebut, penelitian ini

akan memberikan solusi dengan mengimplementasikan penghitungan unit cost

menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC) sebagai metode untuk

menghitung tarif jasa rawat inap. Metode ABC berpedoman pada aktivitas-

aktivitas signifikan perusahaan dalam mengelola aliran produk mulai awal sampai

akhir, baik aktivitas secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 3: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

I-3

berdasarkan aktivitas rawat inap yang terjadi selama tahun 2009, karena

merupakan tahun terbaru dimana semua aktivitas yang dilakukan rumah sakit

terangkum secara lengkap pada tahun tersebut.

Metode ABC dinilai baik digunakan dalam penghitungan tarif jasa rawat

inap. Hal tersebut karena metode ABC menganggap bahwa timbulnya biaya

disebabkan oleh adanya aktivitas yang menghasilkan produk (Hansen dan

Mowen, 1999). Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada

aktivitas yang menimbulkan biaya sehingga pembebanan biayanya sudah

menggambarkan konsumsi sumber daya dari aktivitas setiap produk dan akan

lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang

beraneka ragam. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang

menghasilkan keanekaragaman produk dimana output yang dijual lebih dari satu.

Keanekaragaman produk pada rumah sakit mengakibatkan banyaknya jenis biaya

dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga menuntut ketepatan

pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga pokok produk. Metode ABC

dinilai dapat menyajikan informasi secara tepat dan akurat mengenai aktivitas

yang mengkonsumsi sumber daya (biaya aktivitas) untuk mencapai tujuan

(Soenarjo, 2005).

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas adalah bagaimana menentukan tarif jasa rawat inap pada RSUD Pandan

Arang dengan mempertimbankan metode Activity Based Costing?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menentukan besarnya tarif jasa rawat inap pada RSUD Pandan Arang dengan

mempertimbangkan metode Activity Based Costing.

2. Merancang alat bantu penghitung tarif rawat inap pada RSUD Pandan Arang

Boyolali.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 4: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

I-4

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dapat diimplementasikan

dan atau dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak rumah sakit dalam

pengambilan keputusan. Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan alternatif cara penghitungan tarif jasa rawat inap pada RSUD

Pandan Arang dengan mempertimbangkan metode Activity Based Costing.

2. Memberikan pengetahuan mengenai penerapan metode Activity Based Costing

dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSUD Pandan

Arang.

3. Membantu RSUD Pandan Arang dalam pengambilan keputusan yang lebih

baik dan sebagai bahan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah dan DPRD.

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam pembahasan ini permasalahan yang ada dibatasi ruang lingkupnya

sebagai berikut :

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data aktivitas rawat

inap RSUD Pandan Arang selama bulan Januari s.d Desember tahun 2009.

2. Untuk mempermudah penghitungan, penentuan biaya yang diserap oleh

beberapa aktivitas dihitung dengan membagi sumber daya secara proporsional

diantara aktivitas-aktivitas tersebut.

1.6 Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Besarnya biaya dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada saat penelitian.

2. Tidak terjadi perubahan sistem manajemen rumah sakit dalam hal peningkatan

layanan untuk tahun selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, diberikan uraian setiap bab yang

berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Sistematika penulisan yang

digunakan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut :

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 5: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

I-5

BAB I : PE�DAHULUA�

Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

pembatasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika pembahasan.

BAB II : TI�JAUA� PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi gambaran umum perusahaan, mulai dari

sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi sampai fasilitas

yang dimiliki perusahaan, dan penjelasan secara terperinci

mengenai teori-teori yang dipergunakan sebagai landasan

pemecahan masalah serta memberikan penjelasan secara garis

besar metode yang digunakan sebagai kerangka pemecahan

masalah. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber.

BAB III : METODOLOGI PE�ELITIA�

Metodologi penelitian menjelaskan tentang tahap-tahap

pembahasan masalah yang diangkat dalam penelitian secara

sistematis dan berurutan. Bab ini juga menjelaskan secara detail

mengenai setiap tahap pembahasan masalah.

BAB IV : PE�GUMPULA� DA� PE�GOLAHA� DATA

Pengumpulan dan pengolahan data merupakan tahap penyajian

data serta langkah-langkah pengolahan data yang diperoleh dari

RSUD Pandan Arang, sesuai dengan usulan pemecahan masalah

yang digunakan.

BAB V : A�ALISIS DA� I�TERPRETASI HASIL

Analisis dan interpretasi hasil berisi pembahasan mengenai

permasalahan yang ada berdasarkan hasil pengumpulan dan

pengolahan data.

BAB VI : KESIMPULA� DA� SARA�

Kesimpulan dan saran merupakan bab akhir yang memaparkan

kesimpulan yang diperoleh dari analisis pemecahan masalah

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 6: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

I-6

maupun hasil pengumpulan data serta saran-saran perbaikan bagi

perusahaan tempat pengamatan berlangsung dan untuk penelitian

yang lebih lanjut.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 7: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 1

BAB II

TI�JAUA� PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum RSUD Pandan Arang Boyolali

2.1.1 Sejarah dan Perkembangan RSUD Pandan Arang Boyolali

Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang merupakan rumah sakit milik

pemerintah yang berada di Kabupaten Boyolali. RSUD Pandan Arang beralamat

di Jln. Kantil No.14 Boyolali. Rumah sakit ini merupakan kategori rumah sakit

Kelas C dan diresmikan pada tanggal 12 November 1991. Rumah sakit ini

memiliki motto “Kami Melayani Dengan Hati Nurani” (RSUD Pandan Arang,

2009).

2.1.2 Visi, Misi dan Tujuan

Visi, misi dan tujuan dari RSUD Pandan Arang adalah sebagai berikut

(RSUD Pandan Arang, 2009) :

a. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Umum sebagai pusat pelayanan dan rujukan

kesehatan terbaik, ditunjang dengan pelayanan yang profesional dan familiar

menjadi pilihan utama masyarakat

b. Misi

Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu kepada seluruh

lapisan masyarakat melalui organisasi pembelajar/learning organization,

sumber daya manusia yang profesional, produktif dan berkomitmen serta

manajemen yang mandiri, efektif dan efisien.

c. Tujuan

– Tekadku Pelayanan Terbaik

– Pelayananku untuk Kesembuhan

– Pengabdianku untuk Meringankan Penderitaan

2.1.3 Struktur Organisasi

Menurut Peraturan Bupati Boyolali Nomor 14 Tahun 2008, tugas masing-

masing bagian organisasi di RSUD Pandan Arang adalah sebagai berikut:

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 8: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 2

1. Direktur

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang mempunyai tugas pokok

memimpin pelaksanaan tugas membantu bupati dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan.

2. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan manajemen umum

meliputi urusan umum, tata usaha, rumah tangga rumah sakit dan

perlengkapan, kepegawaian dan diklat, kehumasan dan hukum, serta

penyelenggaraan kegiatan pengumupulan data dan informasi dalam Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS). Bagian umum terdiri dari :

a. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas pokok

melaksanakan tugas urusan administrasi, pengelolaan kearsipan dan urusan

kerumahtanggaan serta pengelolaan barang.

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat

Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat mempunyai tugas pokok

melaksanakan kegiatan urusan administrasi kepegawaian, menyusun

rencana kebutuhan tenaga, pengadaan, pengembangan dan peningkatan

kualitas SDM, mutasi dan pensiun pegawai serta ketatausahaan pegawai.

c. Sub Bagian Hukum, Humas dan Sistem Informasi Manajemen

Sub Bagian Hukum, Humas dan Sistem Informasi Manajemen mempunyai

tugas pokok melaksanakan perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan

dan evaluasi terhadap urusan kehumasan dan pemasaran, menyelesaikan

masalah hukum dan pengaduan masyarakat, melaksanakan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit, mengumpulkan, menganalisa dan

mengolah data rekam medis.

3. Bidang Pelayanan

Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pelayanan

medis dan penunjang medis, standar mutu profesi dan pengembangan tenaga

medis serta keperawatan, mengkoordinasikan kebutuhan dan kegiatan

pelayanan medis dan penunjang medis serta keperawatan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 9: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 3

a. Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan

Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan perencanaan, mengkoordinasikan, pelaksanaan serta

monitoring dan evaluasi pelayanan medis dan keperawatan.

b. Seksi Pelayanan Penunjang Medis

Seksi Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas pokok

merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi

pelayanan penunjang medis.

4. Bidang Penunjang Pelayanan

Seksi Penunjang Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi

program pelayanan pemeliharaan, sarana, prasarana logistic medis dan non

medis rumah sakit, mengkoordinasikan kebutuhan dan kegiatan penunjang

pelayanan medis.

a. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok

merencanakan, mengkoordinasikan pelaksanaan, evaluasi monitoring

penyelenggaraan kebutuhan dan penggunaan fasilitas sarana dan prasarana

kegiatan penunjang pelayanan medis dan penunjang non medis, dan

melakukan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit, merencanakan,

mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan evaluasi

penggunaan fasilitas saran dan prasarana.

b. Seksi Logistik Medis dan �on Medis

Seksi Logistik Medis dan �on Medis mempunyai tugas pokok

merencanakan, mengkoordinasikan pelaksanaan, evaluasi monitoring

penyelenggaraan kebutuhan dan penggunaan fasilitas sarana dan prasarana

kegiatan penunjang diagnotis, pelayanan radiologi, laboratorium, dan

penunjang medis lainnya dan penyelenggaraan pelayanan farmasi dan gizi

pasien serta pengawasan penggunaannya.

5. Bidang Keuangan

Bidang Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi penyusunan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 10: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 4

anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit serta melaksanakan kegiatan

penatausahaan keuangan, penyusunan program dan laporan,

mengoordinasikan kebutuhan dan kegiatan keuangan.

a. Seksi Anggaran dan Pendapatan

Seksi Angaran dan Pendapatan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan, mengkoordinasikan pelaksanaan, evaluasi tatausaha

keuangan serta pengelolaan perbendaharaan pendapatan dan belanja rumah

sakit, melaksanakan administrasi keuangan, pembukuan dan pemeriksaan,

penelitian setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan rumah sakit.

b. Seksi Perencanaan dan Mobilisasi Dana

Seksi Perencanaan dan Mobilisasi Dana mempunyai tugas pokok

melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian pelaksanaan, monitoring

dan evaluasi penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja,

perhitungan anggaran, melaksanakan kegiatan, mobilisasi dana serta

melaksanakan laporan keuangan.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional yang terbagi

dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya. Kelompok jabatan

fungsional dipimpin oleh seseorang koordinator yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan kegiatan fungsional di bidang masing-masing sesuai dengan

keahliannya.

2.1.4 Fasilitas Pelayanan

Fasilitas pelayanan yang ada di RSUD Pandan Arang antara lain (RSUD

Pandan Arang, 2009) :

a. Instalasi Gawat Darurat 24 Jam

b. Instalasi Rawat Jalan

c. Instalasi Rawat Inap

d. Instalasi Kamar Operasi

e. ICU

f. ICCU

g. PICU

h. NICU

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 11: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 5

2.1.5 Fasilitas Pelayanan Medis

Fasilitas pelayanan medis yang ada di RSUD Pandan Arang antara lain

(RSUD Pandan Arang, 2009) :

a. Medical Check Up

b. Dokter Umum

c. Dokter Gigi

d. Dokter Spesialis / Sub – Spesialis

2.1.6 Fasilitas Penunjang Medis

Fasilitas penunjang medis yang ada di RSUD Pandan Arang antara lain

(RSUD Pandan Arang, 2009) :

a. Instalasi Radiologi – USG

b. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

c. Instalasi Farmasi

d. Instalasi Gizi

e. Instalasi Rehabilitasi Medis

f. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

g. Satuan Rekam Medis

h. Satuan Keamanan, Ketertiban & Kendaraan

i. Satuan Taman, Kebun dan Linen

j. Pelayanan Darah

k. Hemodialisa

l. Peratalatan Modern : Fundoscopy, EEG, ECG, CSSD, Treadmil dan lain-lain.

2.1.7 Instalasi Rawat Inap

RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali memiliki 230 Tempat Tidur,

yang terdiri dari (RSUD Pandan Arang, 2009):

– Kelas Utama : 17 TT

– Kelas Teladan : 58 TT

– Kelas I : 40 TT

– Kelas II : 50 TT

– Kelas III : 65 TT

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 12: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 6

2.1.8 Fasilitas Tiap Ruangan Rawat Inap

Masing-masing ruangan rawat inap memiliki fasilitas yang berbeda-beda.

Fasilitas yang ditawarkan di setiap kelas (RSUD Pandan Arang, 2009) yaitu :

1. Utama

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi penunggu yang multi

fungsi, meja makan tarik, lemari pasien, TV, kulkas, AC, wastafel, jemuran

handuk, kamar mandi dalam dan jam dinding. Satu kamar ditempati oleh 1

orang pasien.

2. Teladan

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien,

wastafel, jemuran handuk, kamar mandi dalam dan jam dinding. Satu kamar

ditempati oleh 2 orang pasien.

3. Kelas 1

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari

pasienjemuran handuk, kamar mandi dalam dan jam dinding. Satu kamar

ditempati oleh 2 orang pasien.

4. Kelas II

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien,

dan jam dinding. Satu kamar ditempati oleh 4 orang pasien.

5. Kelas III

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien,

dan jam dinding. Satu kamar ditempati oleh 8 orang pasien.

2.1.9 Prosedur Rawat Inap

Pasien yang akan menjalani kegiatan rawat inap di RSUD Pandan Arang

harus menjalani prosedur yang berlaku, yaitu:

a. Pasien Umum / Bayar Tunai

1. Pasien Rawat Inap atas rujukan dokter dari Unit Gawat Darurat atau

Poliklinik RSUD Pandan Arang.

2. Pasien mengisi idetintas diri secara lengkap dan benar sesuai dengan yang

tertera pada KTP, SIM ataupun identitas lainnya.

3. Pasien mengikuti prosedur yang berlaku di RSUD Pandan Arang.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 13: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 7

b. Pasien Jaminan Perusahaan / Kerjasama

1. Pasien Rawat Inap atas rujukan dokter dari Unit Gawat Darurat atau

Poliklinik RSUD Pandan Arang .

2. Pasien membawa/menyerahkan Surat Pengantar dari Perusahaan, dengan

mencantumkan hak Kelas Perawatan, diserahkan ke bagian loket

pendaftaran RSUD Pandan Arang, selambatnya 2 x 24 jam setelah pasien

masuk rawat inap.

3. Pasien harus menempati kamar perawatan yang sesuai dengan hak kelas

perawatan yang tercantum di dalam surat pengantar dari perusahaan.

4. Apabila Pasien menempati kamar yang lebih tinggi dari hak kelas

perawatan, maka pasien membayar selisih tarif yang berlaku.

c. Pasien Jaminan ASKES PNS / Pensiunan PNS, TNI dan Veteran

1. Pasien Rawat Inap atas rujukan dokter dari Unit Gawat Darurat atau

Poliklinik RSUD Pandan Arang .

2. Pasien harus mengurus Surat Jaminan Perawatan (SJP) pada Kantor PT.

ASKES selambatnya 2 x 24 Jam setelah pasien masuk Rawat Inap.

3. Apabila pasien menempati kelas yang lebih tinggi dari jaminan perawatan,

maka pasien membayar selisih tarif yang berlaku.

2.1.10 Tarif Jasa Rawat Inap

Tarif jasa rawat inap yang berlaku di RSUD Pandan Arang pada tahun

2009 adalah sebesar (RSUD Pandan Arang, 2009):

1. Kelas Utama : Rp 155.000,00

2. Kelas Teladan : Rp 75.000,00

3. Kelas 1 : Rp 60.000,00

4. Kelas II : Rp 30.500,00

5. Kelas III : Rp 21.000,00

2.1.11 �ama-nama ruangan rawat inap

Nama-nama ruangan rawat inap yang ada di RSUD Pandan Arang adalah

(RSUD Pandan Arang, 2009):

a. Ruang Anggrek

b. Ruang Bougenvile

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 14: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 8

c. Ruang Cempaka

d. Ruang Edelweis

e. Ruang Flamboyan

f. Ruang ICU

g. Ruang Perinatologi

h. Ruang Sindoro

i. Ruang Semeru

j. Ruang Merapi

k. Ruang Merbabu

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang menyelenggarakan layanan

kesehatan dengan memanfaatkan tenaga medis profesional, terorganisasi serta

sarana kedokteran yang permanen, asuhan keperawatan berkesinambungan,

diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Hasibuan, 2005).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 560/Menkes/SK/VI/2003

batasan rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat, baik dalam bentuk promotif, kuratif maupun

rehabilitatif secara paripurna.

a. Rumah Sakit di Indonesia

Sesuai peraturan perundangan yang berlaku, rumah sakit di Indonesia

dibedakan atas beberapa macam. Berdasarkan kepemilikannya rumah sakit dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu rumah sakit pemerintah dan rumah sakit

swasta. Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia

dibedakan menjadi lima macam klasifikasi yaitu Rumah Sakit Kelas A, Kelas B,

Kelas C, Kelas D dan Kelas E (Hasibuan, 2005) .

1. Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis luas, ditetapkan sebagai tempat pelayanan

rujukan tertinggi (top referal hospital) atau disebut pula sebagai Rumah Sakit

Pusat.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 15: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 9

2. Rumah Sakit Kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas, direncanakan didirikan

disetiap ibu kota provinsi. Rumah Sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas

A diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit Kelas B.

3. Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai 4 macam pelayanan

spesialis dasar yaitu penyakit dalam, bedah, anak, kebidanan dan kandungan,

direncanakan dibangun di setiap ibu kota kabupaten yang mampu menampung

pelayanan rujukan dari puskesmas.

4. Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi akan menjadi

kelas C, kemampuan pelayanan yang dimiliki adalah kedokteran umum dan

gigi, menampung rujukan dari puskesmas.

5. Rumah Sakit Kelas E adalah rumah sakit rumah sakit khusus yang

menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya rumah

sakit jiwa, kista, paru, kangker, dan lain-lain.

2.2.2 Pengertian dan Klasifikasi Biaya

A. Pengertian

Biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan

satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi serta objek atau

tujuan tertentu. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat atau tidaknya

biaya tersebut diidentifikasikan terhadap objek biaya. Objek yang dimaksud

adalah produk, jasa, fasilitas dan lain-lain (Mardiasmo,1994).

B. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya menurut Hongren dkk (2005) adalah :

a. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang totalnya akan berubah

secara proporsional dengan perubahan total kegiatan atau volume yang

berkaitan dengan biaya variabel tersebut.

b. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya sama selama

periode waktu tertentu, meskipun terjadi perubahan besar pada total

kegiatan/volume yang berkaitan dengan biaya tetap tersebut

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 16: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 10

Menurut Hongren dkk (2005) dalam suatu kegiatan produksi terdapat

biaya yang merupakan unsur dari suatu harga pokok produksi. Tiga unsur utama

yang terdapat dalam biaya produksi adalah :

1. Biaya langsung, yaitu semua biaya yang diidentifikasikan dari barang jadi.

Dalam pelayanan rumah sakit biaya tersebut misalnya berupa biaya obat,

biaya rontgen, biaya pemeriksaan laboratorium, dan lain-lain.

2. Biaya tenaga kerja langsung yaitu upah tenaga kerja yang langsung terkait

dengan proses produksi dari awal hingga akhir barang jadi, seperti jasa

kunjungan dokter dan jasa operasi dokter.

3. Biaya produksi tak langsung yaitu semua biaya yang tidak termasuk biaya

langsung dan bukan pula biaya tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan

proses produksi. Biaya ini disebut biaya overhead. Contohnya adalah biaya

administrasi.

2.2.3 Analisis Biaya

Analisis biaya dalam Hasibuan (2005) adalah suatu kegiatan menghitung

biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara

total maupun per unit, dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh

unit/pusat biaya serta mendistribusikan ke unit-unit produksi yang kemudian

dibayar oleh pasien.

Tujuan analisis biaya adalah (Hasibuan, 2005):

1. Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat biaya

(cost centre) serta pusat pendapatan (revenue centre).

2. Mendapatkan gambaran berupa biaya satuan program atau unit pelayanan

kesehatan sehingga dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk

program atau pelayanan kesehatan.

Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani, 2000):

a. Pricing

Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif

rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (unit cost), dapat diketahui

apakah tarif sekarang merugi, break even, atau menguntungkan. Seberapa

besar subsidi yang dapat diberikan kepada unit pelayanan juga dapat diketahui

misalnya subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 17: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 11

b. Budgeting /Planning

Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan

(unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi

anggaran dan untuk perencanaan anggaran.

c. Budgetary control

Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan

kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat

biaya (cost centre) yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit.

d. Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Analisis biaya bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan RS secara

keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak

berkepentingan.

Biaya yang ada di rumah sakit menurut Hongren dkk (1991) dapat

diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

1. Departemen pusat laba (revenue centre), biaya ini juga mempunyai biaya yang

tidak dapat ditelusuri secara langsung dari jasa yang dihasilkan. Contoh dari

departemen pusat laba adalah rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar

operasi, gawat darurat dan radiologi.

2. Departemen pusat biaya (cost centre), dianggap sebagai departemen

pembantu. Biaya yang ditimbulkan dikategorikan sebagai biaya tidak

langsung bagian cost centre, karena tidak dapat diidentifikasikan secara

langsung terhadap jasa yang dihasilkan di rumah sakit. Contoh biaya ini

adalah biaya manajemen, laundry, makanan, rekam medis, dan lain-lain.

Menurut Berman (1993) dalam Hasibuan (2005) pada prinsipnya cost

centre ada tiga kategori yaitu :

a. Overhead yaitu biaya yang hanya dikonsumsi oleh departemen lain dalam

rumah sakit bukan oleh pasien misalnya alat tulis kantor, pemeliharaan, dan

kebersihan.

b. Intermediate yaitu biaya yang dikonsumsi oleh departemen lain dan pasien

secara langsung misalnya laboratorium dan kamar operasi.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 18: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 12

c. Langsung yaitu biaya yang dikonsumsi langsung oleh pasien bukan oleh

departemen di rumah sakit misalnya pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan

gawat darurat.

2.2.4 Analisis penetapan tarif rumah sakit

Menurut Wiyono (1999) dalam Hasibuan (2005) analisis penetapan tarif

rumah sakit adalah:

1. Batasan

Pengertian tarif tidak sama dengan harga, sekalipun keduanya

menunjukkan pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen.

Pengertian tarif lebih terkait pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan

untuk memperoleh jasa pelayanan. Sedangkan pengertian harga lebih terkait

pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh barang.

2. Faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan tarif

Menurut Gani (1993) dalam Hasibuan (2005) tarif rumah sakit di

Indonesia sangat rendah. Bahkan tarif tersebut lebih rendah dari biaya satuan

operasional dan pemeliharaan (biaya satuan tanpa biaya investasi). Tarif

rendah tersebut juga terdapat pada beberapa rumah sakit swasta yang tarifnya

ditentukan oleh Peraturan Daerah (Perda) tempat rumah sakit itu berada.

Penentuan tarif pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat kompleks

disebabkan banyaknya variabel atau faktor yang perlu dipertimbangkan,

sehingga sulit ditentukan suatu rumus praktis untuk menghitungnya.

Faktor yang diperhitungkan dalam penentuan tarif menurut Gani

(1993) dalam Hasibuan (2005) adalah :

1. Produk pelayanan kesehatan dalam suatu rumah sakit sangat beragam. Hal

ini menyebabkan beragamnya biaya satuan untuk masing-masing jenis

pelayanan.

2. Rumah sakit mempunyai tujuan sosial dan ekonomi, perkembangan

teknologi menyebabkan rumah sakit lebih cermat dalam perhitungan

ekonomi. Paduan dua tujuan adalah pelaksanaan subsidi silang, yaitu profit

dari kelas VIP dan kelas I (kelas perawatan bagi masyarakat golongan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 19: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 13

ekonomi kuat) digunakan untuk membiayai kelas III (kelas perawatan bagi

masyarakat tidak mampu)

3. Biaya satuan (unit cost) setiap pelayanan yang dihasilkan. Perhitungan

biaya satuan ini belum banyak dilaksanakan, selain disebabkan metode

yang kompleks dan data yang diperlukan tidak tersedia karena sistem

informasi tidak dirancang dengan tujuan tersebut.

4. Tingkat utilisasi pelayanan medis maupun penunjang medis. Bed

Occupatient Rate (BOR) yang rendah semakin buruk jika dilakukan

kenaikan tarif, sedangkan pada BOR yang tinggi tidak akan berpengaruh

banyak sejauh kenaikan tersebut masih dalam batas “kemauan dan

kemampuan” pasien.

5. Kemauan dan kemampuan membayar penduduk yang biasa disebut

“Ability to pay”(ATP) dan “Willingness to pay” (WTP). Tarif yang

dibawah ATP dan WTP menyebabkan adanya “consumer surplus”.

6. Khusus untuk rumah sakit pemerintah, penentuan tarif juga harus

mempertimbangkan kemampuan pemerintah memberikan subsidi kepada

masyarakat. Kalau kemampuan subsidi terbatas, pemerintah bisa

memberlakukan tarif tinggi untuk kelas VIP, I, II dan membatasi

pemberian subsidi untuk pelayanan kelas III.

7. Besarnya surplus penerimaan yang direncanakan dan jangka waktu berapa

lama pay back period ( jangka waktu pengembalian modal usaha) yang

diinginkan.

8. Tarif dan mutu pelayanan pihak pesaing. Mutu yang dimaksud disini

berarti luas termasuk aksestabilitas pelayan tersebut dari segi transportasi.

Penentuan harga (pricing) suatu hasil produksi menurut Hongren dkk

(1991) adalah hal yang sangat penting karena penentuan yang terlalu tinggi

atau terlalu rendah akan menyebabkan kerugian. Ada tiga hal yang

mempengaruhi penetapan harga satuan produk yaitu :

1. Pelanggan

Manajer harus mengkaji masalah penetapan harga dari sudut pelanggan.

Pelanggan mungkin akan menolak produk/jasa dan memilih pengganti

(substitute) dengan biaya yang lebih efektif.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 20: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 14

2. Pesaing

Ada atau tidaknya reaksi pesaing akan mempengaruhi keputusan

penetapan harga.

3. Biaya

Harga maksimum yang ditetapkan adalah harga yang tidak akan membuat

pelanggan lari. Bentuk penetapan harga berdasarkan biaya dapat

digunakan sebagai pegangan pengambilan keputusan adalah :

1. Biaya produksi variabel + margin (laba)

2. Total biaya variabel + margin

3. Total biaya produksi + margin

4. Total biaya + margin

Komponen margin dapat berupa persentase atau rupiah.

2.2.5 Kebijakan Subsidi Silang

Menurut Fuchs (1986) dalam (Hasibuan, 2005) penduduk beberapa Negara

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kebutuhan perawatan kesehatan

masyarakat yang tidak mampu. Di negara berkembang hal ini identik dengan

asuransi kesehatan nasional. Kebijakan subsidi yang ada di rumah sakit adalah :

1. Menarik biaya yang lebih rendah dari biaya satuan atau bahkan gratis terhadap

kalangan tidak mampu.

2. Menarik biaya yang lebih tinggi dari biaya satuan untuk kalangan mampu.

3. Pemakaian alat yang tinggi frekuensinya mensubsidi penggunaan alat yang

jarang digunakan.

2.2.6 Badan Layanan Umum (BLU)

Badan layanan umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang

dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Berdasar PP Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum, tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 21: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 15

bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan

prinsip eknomi dan produktivitas dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Praktik

bisnis yang sehat artinya berdasarkan kaidah manajemen yang baik mencakup

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan

pertanggungjawaban. Secara umum asas badan layanan umum adalah pelayanan

umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan, tidak

terpisah secara hukum dari instansi induknya. Asas BLU yang lainnya adalah

(Norpatiwi, 2010):

1. Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum

kepada pimpinan instansi induk.

2. BLU tidak mencari laba.

3. Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah.

4. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

BLU harus memenuhi persyaratan adminsitratif sbb:

1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja layanan, keuangan, dan

manfaat bagi masyarakat.

2. Pola tata kelola yang baik dan laporan keuangan.

3. Standar pelayanan minimum.

4. Laporan audit atau pernyataan bersedia diaudit secara independen.

2.2.7 Rumah Sakit Sebagai BLU

Rumah sakit pemerintah dituntut untuk menjadi rumah sakit yang murah

dan bermutu. Dalam pengelolaannya rumah sakit pemerintah memiliki peraturan

pendukung yang terkait dnegan pengelolaan keuangan yang fleksibel. Berdasar PP

Nomor 23 tahun 2005 tersebut rumah sakit pemerintah telah mengalami

perubahan sebagai badan layanan umum. Perubahan kelembagaan ini berimbas

pada pertanggungjawaban keuangan bukan lagi kepada departemen kesehatan

tetapi kepada departemen keuangan. Sebagaimana telah diuraikan di atas dari

aspek pelaporan keuangan yang harus mengikuti standar akuntansi keuangan,

maka dalam pengelolaan teknis keuangan pun harus diselenggarakan dengan

mengacu pada prinsip-prinsip akuntanbilitas, transparansi dan efisiensi. Anggaran

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 22: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 16

yang disusun rumah sakit pemeritah juga harus disusun dengan berbasis kinerja

(sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002).

Berdasar prinsip-prinsip tersebut, aspek teknis keuangan perlu didukung

adanya hubungan yang baik dan berkelanjutan antara rumah sakit,dengan

pemerintah dan dengan para stakeholder, khususnya dalam penentuan biaya

pelayana kesehatan yang mencakup unit cost, efisiensi dan kualitas pelayanan.

Adanya audit atau pemeriksaan bukan saja dari pihak independen terhadap

pelaporan keuangan tetapi juga perlu audit klinik adalah hal yang perlu

dipertimbangankan lagi. Berubahnya kelembagaan sebagai BLU tentu saja aspek

teknis sangat berhubungan erat dengan basis kinerja (Norpatiwi, 2010).

2.2.8 Tahap Penyusunan Tarif

Sesuai dengan syarat-syarat BLU bahwa yang dimaksud dengan

persyaratan substantif, persyaratan teknis dan persyaratan admnistratif adalah

berkaitan dengan standar layanan, penentuan tarif layanan, pengelolaan

keuangan,tata kelola semuanya harus berbasis kinerja. Hal-hal yang harus

dipersiapkan bagi rumah sakit untuk menjadi BLU dalam aspek teknis keuangan

adalah (Norpatiwi, 2010).:

1. Penentuan tarif harus berdasar unit cost dan mutu layanan. Hal tersebut

menyebabkan rumah sakit pemerintah harus mampu melakukan penelusuran

(cost tracing) terhadap penentuan segala macam tarif yang ditetapkan dalam

layanan. Selama ini aspek penentuan tarif masih berbasis aggaran ataupu

subsidi pemerintah sehingga masih terdapat suatu cost culture yang tidak

mendukung untuk peningkatan kinerja atau mutu layanan. Penyusunan tarif

rumah sakit seharusnya berbasis pada unit cost, pasar, kesanggupan konsumen

untuk membayar dan strategi yang diipilih. Tarif tersebut diharapkan dapat

menutup semua biaya, diluar subsidi yang diharapkan. Yang perlu

diperhatikan adalah usulan tarif jangan berbasis pada persentase tertentu

namun berdasar pada kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara

umum tahapan penentuan tarif harus melalui mekanisme usulan dari setiap

divisi dalam rumah sakit dan aspek pasar dan dilanjutkan kepada pemilik.

Pemilik rumah sakit pemerintah adalah pemerintah daerah dan DPRD.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 23: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 17

2. Penyusunan anggaran harus berbasis akuntansi biaya bukan hanya berbasis

subsidi dari pemerintah sehingga penyusunan anggaran harus didasari dari

indikator input, indikator proses dan indikator output.

3. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 yang disusun oleh

organsisasi profesi akuntan dan siap diaudit oleh Kantor Akuntan Independen

bukan diaudit dari pemerintah.

4. Sistem remunerasi yang berbasis indikator dan bersifat evidance based. Dalam

penyusunan sistem remunerasi rumah sakit perlu memiliki dasar pemikiran

bahwa tingkatan pemberian remunerasi didasari pada tingkatan, yaitu

tingkatan satu adalah basic salary yang merupakan alat jaminan safety bagi

karyawan. Basic salary tidak dipengaruhi oleh pendapatan rumah sakit.

Tingkatan dua adalah incentives yaitu sebagai alat pemberian motivasi bagi

karyawan. Pemberian incentives ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan

rumah sakit. Tingkatan yang ketiga adalah bonus sebagai alat pemberian

reward kepada karyawan. Pemberian bonus ini sangat dipengaruhi oleh

tingkat keuntungan rumah sakit. Implementasi aspek teknis keuangan bagi

rumah sakit ini akan menjadi nilai plus dalam upayanya untuk peningkatan

kualitas jasa layanan dan praktik tata kelola yang transparan. Perhitungan dan

penelusuran terhadap unit cost memerlukan persyaratan (Norpatiwi, 2010):

1. Menuntut adanya dukungan dari para stakeholder.

2. Memiliki keinginan yang kuat dari rumah sakit untuk berbenah, tanpa

meninggalkan misi layanan sosial tetapi harus tetap mengunggulkan

rumah sakit sebagai alat bargaining position,

3. Kesanggupan untuk mewujudkan desakan akuntabilitas dari publik

kepada rumah sakit, khususnya mengenai pola penentuan tarif,

4. Dukungan dari seluruh tim ahli, baik ahli medis, komite medis, sistem

informasi rumah sakit, akuntansi dan costing.

Implementasi perubahan kelembagaan menjadi badan layanan umum,

dalam aspek teknis keuangan diharapkan rumah sakit akan memberi kepastian

mutu dan kepastian biaya menuju pada pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Tahapan dalam penyusunan tarif rumah sakit umum daerah ditunjukkan pada

gambar 2.1.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 24: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 18

Gambar 2.1 Tahap Penyusunan Tarif Sumber : Norpatiwi, 2010

2.2.9 Metode Analisis Biaya Rumah Sakit

Menurut Mulyadi (1993) analisis biaya pada prinsipnya ada 2 metode

yaitu:

1. Metode Konvensional, yaitu suatu metode penentuan harga pokok yang

dirancang berdasarkan teknologi masa lalu. Biaya yang digunakan dibagi

dalam variabel-variabel produksi. Metode ini biasanya disebut full costing dan

variable costing. Titik berat penentuan harga metode ini hanya pada fase

produksi saja. Contoh metode analisis biaya rumah sakit yang menggunakan

metode ini adalah direct apportionment (simple distribution), simple down

method, double distribution method dan multiple distribution.

2. Metode ABC, yaitu suatu metode penentuan harga pokok (product costing)

yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara

cermat. Penghitungan ini mengukur secara cermat konsumsi sumber daya

dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

Hasil Jasa

Sarana

Jasa Pelayanan

Aspek Pasar,

Ability to pay,

PAD

Tarif

Usulan

Pemilik/Pemda/

DPRD

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 25: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 19

2.2.10 Metode Activity-Based Costing

Sistem kalkulasi biaya yang menggunakan satu atau lebih faktor yang

berkaitan dengan non-volume dalam mengalokasikan kelompok biaya disebut

dengan sistem kalkulasi biaya kegiatan (activity costing). Pada kalkulasi biaya

kegiatan, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya disebut penggerak

biaya (cost driver). Kalkulasi biaya berdasarkan kegiatan tidak hanya memberikan

data biaya produk yang lebih terpecaya, tetapi juga membantu dalam memahami

dan meengurangi biaya, dalam merancang produk, pemprosesan serta dalam

memilih strategi. Prinsip kalkulasi biaya kegiatan adalah bahwa sistem kalkulasi

biaya konvensional, dimana hanya dasar yang berkaitan dengan volume yang

digunakan untuk mengalokasikan biaya, mungkin tidak menetapkan biaya untuk

produk yang berbeda secara tepat (Prasetyawan, 2005).

Kalkulasi biaya kegiatan menunjukkan penerapan konsep penelusuran

biaya yang lebih menyeluruh dibandingkan dengan kalkulasi biaya konvensional.

Kalkulasi biaya konvensional menelusuri hanya bahan langsung dan pekerja

langsung terhadap keluaran yang diproduksi. Kalkulasi biaya kegiatan mengakui

bahwa banyak biaya pada kenyataannya dapat ditelusuri, bila tidak terhadap

keluarannya, maka terhadap beberapa tingkat lain yang disebut kegiatan.

A. Definisi Activity-Based Costing

Pada bagian ini akan dijelaskan definisi menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Hongren dan Foster (1991), ABC didefinisikan sebagai sistem yang

memusatkan perhatian pada aktivitas sebagai dasar penggunaan biaya dari

aktivitas-aktivitas tersebut dengan maksud menyusun batasan biaya dari obyek

biaya yang lainnya.

b. Menurut Garison dkk (1991), ABC adalah suatu metode kalkulasi biaya yang

menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap suatu kejadian atau transaksi

(aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pamacu biaya. Biaya

kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian

atau transaksi tersebut yang produk atau jasa hasilkan.

c. Menurut Raybun (1993), ABC mengakui bahwa pelaksanaan aktivitas

menimbulkan konbsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya. “Kalkulasi

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 26: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 20

biaya berbasis transaksi adalah nama lain untuk ABC “. Tujuan ABC adalah

mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas yang dilakukan dalam suatu

organisasi dan kemudian mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas

yang dilakukan dalam suatu organisasi dan kemudian mengalokasikan biaya

tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas tiap

produk.

Dapat disimpulkan bahwa metode ABC adalah suatu sistem manajemen

biaya yang mengumpulkan biaya-biaya kedalam aktivitas-aktivitas yang terjadi

dalam suatu perusahaan, kemudian membebankan biaya aktivitas tersebut kepada

produk atau jasa dan pada akhirnya informasi biaya aktivitas produk dan jasa

tersebut ditransfer kepada manajer untuk perencanaan, pengambilan keputusan,

serta pengendalian biaya.

B. Konsep-Konsep Dasar

Metode ABC dalam Femala (2007) adalah suatu sistem akuntansi yang

terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa.

menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang

dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah

setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni,

bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.

Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam metode ABC,

biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Metode ABC

mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya

dan bukannya produk.

Gambar 2.2 Konsep Dasar Activity Based Costing

Sumber :Hansen, Don.R. dan Maryanne, M. Mowen, 2005

Cost Driver Performance

Resources

Activities

Cost Object

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 27: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 21

C. Perbandingan Biaya Produk Tradisional dan metode ABC

Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan

secara memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan

oleh cost driver berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional

disebut sebagai biaya variable.

Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk

dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam

proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume produksi. Biaya tersebut dapat

ditelusuri kemasing-masing produk dengan memahami apa yang menyebabkan

biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun. Hubungan sebab akibat ini

memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk

yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen dan

Mowen, 2005)

Digambarkan dalam tabel 2.1, perbedaan antara penentuan harga pokok

produk tradisional dan metode ABC, yaitu:

Tabel 2.1 Perbedaan Penetapan Harga Pokok

Metode Penentuan

Harga Pokok Produk

Tradisional

Metode Activity Based

Costing

Tujuan Inventory level Product Costing

Lingkup Tahap produksi Tahap desain, produksi,

Tahap pengembangan

Fokus Biaya bahan baku,

tenaga kerja langsung

Biaya overhead

Periode Periode akuntansi Daur hidup produk

Teknologi yang

digunakan

Metode manual Komputer

telekomunikasi Sumber: Mulyadi, 1993

D. Struktur Metode ABC

Desain ABC menurut Cokins, dkk (1996) dalam Femala (2007)

difokuskan pada kegiatan, yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan

peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kegiatan adalah segala sesuatu

yang mengkonsumsi sumber daya perusahaan. Dengan memusatkan perhatian

pada kegiatan dan bukannya departemen atau fungsi, maka metode ABC akan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 28: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 22

dapat menjadi media untuk memahami, memanajemeni, dan memperbaiki suatu

usaha. Ada dua asumsi penting yang mendasari metode ABC, yaitu:

1. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya

Metode bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung

menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan bukan hanya

sekedar penyebab timbulnya biaya.

2. Produk atau pelanggan jasa

Produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas untuk

membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai kegiatan yang

menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas tersebut.

Asumsi tersebut diatas merupakan konsep dasar dari metode ABC.

Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat

menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola

aktivitasnya. Biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biaya-

biaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan

memberikan pelayanan produk dalam hubungannya dengan biaya produk, .

E. Syarat Penerapan Metode Activity-Based Costing

Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan

metode ABC menyaratkan tiga hal (Supriyono, 1994):

1. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi

metode ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa

macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas

yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah

dalam membebankan biaya ke masing-masing produk.

2. Tingkat persaingan industri yang tinggi

Terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau

sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka

perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar

pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran

informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan

manajemen.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 29: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 23

3. Biaya pengukuran yang rendah

Bahwa biaya yang digunakan metode ABC untuk menghasilkan informasi

biaya yang akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang

diperoleh

Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum kemungkinan

penerapan metode ABC, yaitu (Supriyono, 1994):

1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan prosentase yang signifikan dari

biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead yang dipengaruhi hanya

oleh volume produksi dari keseluruhan overhead pabrik maka jika digunakan

akuntansi biaya tradisional pun informasi biaya yang dihasilkan masih akurat

sehingga penggunaan metode ABC kehilangan relevansinya. Artinya akan

lebih baik diterapkan pada perusahaan yang biaya overhead-nya tidak hanya

dipengaruhi oleh volume produksi saja.

2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan berdasarkan non unit

harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya semua

biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu pemicu biaya. Pada

kondisi ini penggunaan metode ABC justru tidak tepat karena hanya

dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik unit maupun

non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai produk rasio

konsumsinya sama, maka sistem akuntansi biaya tradisional atau metode ABC

membebankan biaya overhead dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang

produksinya homogen (diversifikasi paling rendah) mungkin masih dapat

mengunakan sistem tradisional tanpa ada masalah.

F. Pembebanan Biaya Overhead pada Metode Activity-Based Costing

Pada Activity Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhead

pabrik dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya

tradisional, tetapi pusat biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada

tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap

kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional (Cooper and Kaplan,

1991).

Activity Based Costing menggunakan lebih banyak cost driver bila

dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 30: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 24

Sebelum sampai pada prosedur pembebanan dua tahap dalam Activity-Based

Costing perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:

1. Cost driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost driver

merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead.

Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan

menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.

2. Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi

oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang

dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut

dari semua jenis produk.

3. Homogeneous cost pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang

variasi biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk

dapat disebut suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas

overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi

yang sama untuk semua produk.

G. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Metode ABC

Menurut Mulyadi (1993), prosedur pembebanan biaya overhead dengan

metode ABC melalui dua tahap kegiatan:

a. Tahap Pertama

Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis atau

homogen, terdiri dari 4 langkah :

1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas

2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas, pada

langkah ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4

kategori yaitu: Unit level activity costing, Batch related activity costing,

product sustaining activity costing, facility sustaining activity costing.

Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities)

Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas

berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi.

Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan,

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 31: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 25

karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional

dengan jumlah unit yang diproduksi.

b. Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities)

Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan

berapa unit yang ada pada batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti

membuat order produksi dan pengaturan pengiriman konsumen adalah

aktivitas berlevel batch.

c. Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities)

Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan

biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang

diproduksi atau dijual. Sebagai contoh merancang produk atau

mengiklankan produk.

d. Aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility level activities)

Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses

operasi perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak

berhubungan dengan volume. Aktivitas ini dimanfaatkan secara

bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Kategori ini

termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor, penyediaan jaringan

komputer dan sebagainya.

3. Mengidentifikasi Cost Driver

Identifikasi cost driver bertujuan untuk mempermudah penentuan tarif per

unit cost driver.

4. Menentukan tarif/unit Cost Driver

Adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas.

Tarif per unit cost driver. dapat dihitung dengan rumus sbb:

Tarif/unit cost driver = Jumlah Aktivitas……………… (2.1)

Cost Driver

b. Tahap Kedua

Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang

menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas

dihitung dengan rumus sbb:

BOP yang dibebankan = Tarif/unit cost driver x cost driver yang

dipilih….(2.2)

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 32: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 26

Menurut Hongren dkk (2005), prosedur pembebanan biaya overhead

dengan sistem ABC terdiri dari 7 langkah :

1. Identifikasi produk yang menjadi yang menjadi objek biaya

2. Menghitung biaya langsung dari produk

3. Memilih dasar pengalokasian biaya (cost driver) yang akan

4. Mengidentifikasi biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap dasar

alokasi biaya (cost driver).

5. Menghitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan biaya

tidak langsung ke produk

6. Menghitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke produk

7. Menghitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya langsung

dan tidak langsung

H. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas

Apabila syarat-syarat penerapan metode ABC sudah terpenuhi, maka

sebaiknya perusahaan menerapkan metode ABC dan segera mendesain ulang

sistem akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut: (Supriyono,

1999)

a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan

Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinan manajer

melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi. Informasi

biaya produk yang lebih teliti sangat penting artinya bagi manajemen jika

perusahaan menghadapi persaingan yang tajam.

b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap

kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.

Metode ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang

menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead harus mencerminkan

jumlah permintaan overhead (yang dikonsumsi) oleh setiap produk. Metode

ABC mengakui bahwa tidak semua overhead bervariasi dengan jumlah unit

yang diproduksi. Dengan menggunakan biaya berdasarkan unit dan non unit

overhead dapat lebih akurat ditelusuri ke masing-masing produk.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 33: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 27

c. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.

Karena metode ABC menyediakan informasi biaya yang relevan yang

dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, maka

manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam memperoleh informasi

yang relevan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai

kegiatan bisnis mereka.

I. Cost Driver

Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah

dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas.

Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan

pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen

dalam mengambil keputusan (Femala, 2007).

Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead

yang terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini

menyebabkan jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis

produk harus diidentifikasi melalui cost driver.

a. Pengertian Cost Driver

Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya

overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas

yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas.

Ada dua jenis cost driver, yaitu:

1. Cost driver berdasarkan unit

Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk

melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.

2. Cost driver berdasarkan non unit

Cost driver berdasarkan non unit merupakan faktor-faktor penyebab

selain unit yang menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver

berdasarkan unit pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien,

jumlah kamar yang tersedia.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 34: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 28

b. Penentuan Cost Driver yang tepat

Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan banyak jumlahnya.

Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan penimbul

biayanya atau cost driver.

1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan

Menurut Cooper dan Kaplan (1991), penentuan banyaknya cost driver

yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang

diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin

banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin

akurat. Semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin

banyak cost driver yang dibutuhkan.

2. Pemilihan cost driver yang tepat.

Pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus

dipertimbangkan Cooper dan Kaplan (1991):

a. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam

pemilihan cost driver (cost of measurement). Cost driver yang

membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih.

b. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver

terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of

correlation). Cost driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih.

c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect).

Cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan

dipilih

J. Keunggulan Metode ABC

Tunggal (1994) mengemukakan tentang keunggulan metode ABC adalah

sebagai berikut:

1. Suatu pengkajian metode ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka

harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai

hasilnya mereka dapat berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara

simultan memfokus pada mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti

bagaimana benar-benar mahalnya proses manufaktur, yang pada akhirnya

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 35: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 29

dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki mutu dan

mengurangi biaya

2. Metode ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan

3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran

kompetitif yang lebih wajar

4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis

yang lebih akurat mengenai volume, yang dilakukan untuk mencari break even

atas produk yang bervolume rendah.

5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat

mulai merekayasa kembali proses manufaktur untuk mencapai pola keluaran

mutu yang lebih efisien dan lebih tinggi.

K. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Hal-hal yang tidak diberitahukan oleh sistem akuntansi biaya tradisional

kepada manajemen banyak sekali. Akuntansi biaya tradisional memberi sedikit

ide kepada manajemen pada saat harus mengurangi pengeluaran pada waktu yang

mendesak. Sistem tersebut hanya memberikan laporan manajemen dengan

menunjukkan dimana biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa-apa yang

menimbulkan biaya.

Sistem biaya tradisional memang memperhatikan biaya total perusahaan,

akan tetapi mereka mengabaikan “below the line expenses”, seperti penjualan,

distribusi, riset, dan pengembangan serta biaya administrasi. Biaya-biaya ini tidak

dibebankan kepasar, pelanggan, saluran distribusi, atau bahkan produk yang

berbeda. Banyak manajer yang percaya bahwa biaya-biaya ini adalah tetap. Oleh

sebab itu, biaya-biaya “below the line” ini diperlakukan secara sama dengan

mendistribusikannya kepada pelanggan. Padahal, sekarang ini beberapa pelanggan

jauh lebih mahal untuk dilayani dibandingkan dengan yang lain dan sebenarnya

beberapa biaya tersebut adalah biaya variabel. (Tunggal, 1994).

Lebih jauh lagi dijelaskan oleh Supriyono (1999) bahwa dengan

berkembangnya dunia teknologi, sistem biaya tradisional mulai dirasakan tidak

mampu menghasilkan produk yang akurat lagi. Hal ini disebabkan karena

lingkungan global menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab

sistem akuntansi biaya tradisional, antara lain:

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 36: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 30

Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan

penentuan harga pokok produk yang dijual. Akibatnya sistem ini hanya

menyediakan informasi yang relatif sangat sedikit untuk mencapai keunggulan

dalam persaingan global.

1. Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan

pada distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk

mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai

tambah.

2. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab akibat biaya

karena seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal

misalnya volume produk atau jam kerja langsung.

3. Sistem akuntansi biaya tradisional menghasilkan informasi biaya yang

terdistorsi sehingga mengakibatkan pembuatan keputusan yang menimbulkan

konflik dengan keunggulan perusahaan.

4. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan tidak

langsung serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor penyebab

tunggal misalnya volume produk, padahal dalam lingkungan teknologi maju

cara penggolongan tersebut menjadi kabur karena biaya dipengaruhi oleh

berbagai macam aktivitas.

5. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan suatu perusahaan kedalam

pusat-pusat pertanggung jawaban yang kaku dan terlalu menekankan kinerja

jangka pendek.

6. Sistem akuntansi biaya tradisional memusatkan perhatian kepada perhitungan

selisih biaya pusat-pusat pertanggngjawaban tertantu dengan menggunakan

standar.

7. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alat-alat dan

teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada

lingkungan teknologi maju.

8. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur hidup

produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi biaya tradisional

terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan, penelitian dan pengembangan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 37: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 31

Biaya-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode sehingga

menyebabkan terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.

L. Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa.

Sistem kerja banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, tetapi juga

dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Penerapan metode pada perusahaan jasa

memiliki beberapa ketentuan khusus, hal ini disebabkan oleh karakteristik yang

dimiliki perusahaan jasa. Menurut Brinker (1992) dalam Femala (2007),

karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa, yaitu:

1. Output seringkali sulit didefinisi

2. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi

3. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh kapasitas

yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya.

Output pada perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang

kebanyakan tidak terwujud, contoh: kecepatan suatu jasa, kualitas suatu

informasi, pemuasan konsumen. Output pada perusahaan jasa tidak berwujud

membuat perhitungan menjadi sulit. Sekalipun sulit, dewasa ini bisnis jasa

menggunakan metode pada bisnisnya.

Untuk menjawab permasalahan diatas, benar-benar dapat digunakan pada

perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penerapan Activity Based Costing pada perusahaan jasa

adalah:

a. Identifying and Costing Activities

Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa

kesempatan untk pengoperasian yang efisien.

b. Spesial Challenger

Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki

permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya

mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu

persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan

menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 38: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 32

c. Output Diversity

Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi

output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang menggambarkan

aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk

dijelaskan atau ditentukan

2.2.11 Inflasi

Dalam proses penentuan tarif, sebaiknya faktor inflasi dipertimbangkan

sebagai langkah antisipasi terhadap kenaikan harga untuk periode selanjutnya. Hal

tersebut karena perubahan status rumah sakit menjadi BLUD menyebabkan

evaluasi tarif berlangsung lima tahun sekali. Inflasi adalah suatu keadaan di mana

harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam

waktu yang lama terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai

dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang

waktu yang cukup lama (Jawanti, 2010). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan

proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah indikator untuk

melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga

berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi.

Secara umum, para ekonom membedakan inflasi dalam tiga kategori yang

berbeda (Pujawan, 2003), yaitu:

1. Inflasi Karena Tekanan Permintaan

Inflasi ini bisa terjadi karena uang yang tersedia terlalu banyak dan jumlah

barang yang ada relatif sedikit. Dengan kata lain, penawaran tidak mampu

memenuhi permintaan sehingga harga-harga barang akan terdorong untuk

naik.

2. Inflasi Karena Dorongan Ongkos

Inflasi ini terjadi karena kenaikan ongkos-ongkos seperti ongkos tenaga kerja.

Sering kali pada negara-negara yang federasi buruhnya kuat tenaga kerja

mampu menuntut kenaikan gaji walaupun tidak dibarengi dengan oleh

peningkatan produktivitas yang profesional. Terjadinya kenaikan upah yang

seperti ini ditanggung oleh konsumen dalam wujud kenaikan harga barang-

barang yang akan dibeli.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 39: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 33

3. Inflasi Struktural

Inflasi ini disebabkan karena adanya pergeseran permintaan dari satu produk

industri ke produk industri lainnya Pergeseran produk ini menebabkan suatu

produk akan meningkatkan produksinya, dan dalam prosesnya mungkin harus

melibatkan bahan-bahan dan tenaga kerja dengan harga yang lebih mahal

sehingga akan mendorong naiknya harga produk di pasaran. Naiknya harga

produk menyebabkan harga naik secara umum. Inflasi ini dapat dikatakan

merupakan kombinasi dari inflasi karena tekanan permintaan dan inflasi

karena dorongan ongkos.

Rumus untuk menghitung nilai uang pada masa yang akan datang dihitung

dengan cara (Pujawan, 2003) :

F = P (1+ if )N

…………………………………....................(2.1)

Dimana,

F = Nilai mendatang

P = Nilai sekarang

if = Tingkat inflasi

N = Periode tahun

2.2.12 Peraturan-peraturan Tentang Tarif Rawat Inap Rumah Sakit

Peraturan-peraturan yang dijadikan dasar dalam penentuan tarif rawat inap

RSUD Pandan Arang anatar lain :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

560/Menkes/SK/IV/2003 Tentang Pola Tarif Perjan Rumah Sakit.

2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah..

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 560/Menkes/SK/IV/2003 Tentang

Pola Tarif Perjan Rumah Sakit.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali Nomor 9 Tahun 1985

tentang Pelayanan Kesehatan Pada RSU Kabupaten Daerah Tingkat II

Boyolali.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 40: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 34

6. Peraturan Bupati Nomor 24 tahun 2007 tentang Pelayanan lain-lain dan kamar

Kelas 1, Teladan, dan Utama pada Rumah Sakit Umum Pandan Arang

Kabupaten Boyolali.

7. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 440/421 Tahun 2003 tentang Tarif

Pelayanan Kesehatan Kelas 1, Teladan dan Utama di Rumah Sakit Umum

Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

2.2.13 Microsoft Excel

Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah data secara

otomatis meliputi perhitungan dasar, penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan grafik

dan manajemen data. Perangkat lunak ini sangat membantu untuk menyelesaikan

permasalahan administratif , mulai yang paling sederhana sampai yang lebih

kompleks. Permasalahan sederhana tersebut misalnya membuat rencana

kebutuhan barang meliputi nama barang, jumlah barang dan perkiraan harga

barang. Permasalahan ini sebenarnya dapat juga diselesaikan menggunakan

microsoft word karena hanya sedikit memerlukan proses perhitungan, tetapi lebih

mudah diselesaikan dengan microsoft excel. Penyelesaian permasalahan yang

kompleks juga dapat memanfaatkan pemrograman macro yang disediakan oleh

Excel agar proses penggunaan lebih mudah (Madiananto, 2010).

Fasilitas macro sangat membantu dalam otomatisasi pekerjaan. Fasilitas

macro ini bisa diaktifkan melalui excel option dengan memilih trust center, lalu

enable all macro dan trust acces to the VBA project model. Macro bisa dijalankan

melalui tiga cara antara lain (Tofik, 2009):

a. Melalui tombol run pada kotak macro

b. Melalui shortcut key

c. Dengan memberi penugasan (assign) kepada objek

2.2.14 Penelitian terdahulu

Berbagai hasil riset yang menjadi referensi yang menyangkut

implementasi System antara lain Adamu (2009) menerapkan metode ABC di

industri perhotelan. Penelitian menunjukkan bahwa sistem penentuan harga

dengan metode tradisional sudah kurang layak lagi digunakan. Hal ini disebabkan

pengalokasikan biaya khususnya overhead dilakukan secara kurang tepat ke

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 41: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

II - 35

produk atau pelayanan. Untuk itu, penelitian ini menggunakan metode ABC

sebagai alternatif cara pembebanan biaya overhead yang tepat.

Hanifah dan Satria (2008) melakukan analisis perbandingan harga pokok

produk antara pendekatan konvensional dan metode ABC. Perusahaan yang

menjadi objek perhitungan harga pokok adalah PT. Yasunly Abadi Utama Plastik

yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa injection bahan

baku bijih plastik sebagai supplier PT LG Electronic Indonesia dengan berbagai

jenis barang produk elektroniknya. Harga pokok masing-masing produk dihitung

dengan metode tradisional dan dengan metode ABC. Dari hasil perhitungan dapat

disimpulkan bahwa sistem konvensional mengabaikan konsumsi relatif ke

masing-masing produk. Akibatnya produk yang bervolume tinggi harga

produknya menjadi overcost dan produk yang bervolume rendah harga produknya

menjadi undercost. Metode ABC merinci biaya secara akurat untuk setiap produk

Prasetyawan (2005) melakukan analisis biaya logistik berdasarkan

pendekatan biaya total menggunakan metode ABC. Pembiayaan dalam logistik

dilakukan berdasarkan pendekatan biaya total produk atau jasa pada C.V. Titian

Mandiri yang merupakan perusahaan di bidang industri Air Minum Dalam

Kemasn (AMDK). Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa biaya total produk

perusahaan kurang tepat dalam menggambarkan penyerapan sumber daya oleh

produk. Metode ABC dinilai lebih tepat dan akurat dalam penentuan biaya total

produk. Hal tersebut karena metode ABC berpedoman pada aktivitas-aktivitas

yang mendukung aliran produk mulai dari pengadaan material sampai dengan

pemasaran produk. Metode ABC memberikan sumber daya kepada aktivitas-

aktivitas. Selanjutnya, biaya total produk ditentukan dari biaya aktivitas yang

dibebankan kepada produk sebagai obyek biaya berdasarkan pemicu biaya yang

sesuai.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 42: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

III-1

BAB III

METODOLOGI PE ELITIA

Metodologi penelitian digunakan untuk memudahkan pemahaman

mengenai permasalahan dan mengupayakan penyelesaian masalah menjadi lebih

sistematis dan terarah sehingga dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

3.1 Diagram Alir Penelitian

Urutan langkah-langkah dalam pembahasan penelitian ini ditunjukkan

melalui diagram alir pada Gambar 3.1 berikut ini :

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 43: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

III-2

Analisis dan Interpretasi HasilTahap Analisis dan Kesimpulan

Menghitung tarif per unit cost driver

Menghitung biaya tidak langsung yang

dialokasikan ke produk

Menghitung total biaya produk

Kesimpulan

Selesai

A

Menghitung tarif rawat inap

Perancangan alat bantu penghitung tarif rawat inap

Proyeksi tarif menggunakan alat bantu penghitung

tarif rawat inap

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

3.2 Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada tahap ini meliputi pengumpulan data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data secara

langsung oleh peneliti. Sedangkan data sekunder adalah adalah data yang diambil

tidak dari sumber langsung asli, misalnya data yang diperoleh dari buku, dari

suatu dokumen, atau bisa juga dari hasil kuesioner yang telah dilakukan oleh

peneliti lain. Data primer diperoleh melalui pengamatan/observasi dan wawancara

sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi perusahaan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 44: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

III-3

Pengamatan/observasi dilakukan secara langsung dengan mengamati situasi nyata

yang terjadi di lapangan terkait dengan aktivitas yang terjadi di unit rawat inap.

Wawancara dilakukan dengan cara wawancara langsung/tatap muka dengan

pihak-pihak yang terkait dengan rawat inap dalam rangka memperoleh penjelasan

atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan

dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang terkait

dengan seluruh aktivitas dalam rawat inap. Dokumen antara lain berupa laporan

keuangan, daftar inventaris, denah rumah sakit, dll. Penjelasan mengenai data-data

yang diperoleh selama penelitian akan ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tipe Data Penelitian Yang Dibutuhkan

o ama Data Jenis Data Sumber data

1 Biaya konsumsi Data Sekunder Laporan bagian instalasi gizi tahun 2009

2 Biaya kebersihan Data Sekunder Laporan keuangan tahun 2009

3 Biaya pembayaran listrik Data Sekunder Laporan keuangan tahun 2009

4 Biaya pembayaran air Data Sekunder Laporan keuangan tahun 2009

5 Biaya administrasi Data Sekunder Laporan keuangan tahun 2009

6 Biaya bahan habis pakai Data Sekunder Laporan keuangan tahun 2009

7 Biaya laundry Data Sekunder Laporan keuangan tahun 2009

8 Biaya depresiasi gedung Data Sekunder Laporan bagian material

9 Biaya depresiasi fasilitas Data Sekunder Laporan bagian material

10 Jumlah pasien rawat inap Data Sekunder Laporan dari bagian rekam medis

11 Lama hari Pasien rawat inap Data Sekunder Laporan dari bagian rekam medis

12 Luas kamar rawat inap Data Sekunder Denah dari bagian penunjang pelayanan

13 Nilai Inflasi Data Sekunder Badan Pusat Statistik

14 Fasilitas ruang rawat inap Data PrimerPengamatan dan wawancara dengan

bagian material

15Aktivitas laundry Data Primer

Pengamatan dan wawancara dengan

pekerja bagian laundry

16 Pengukururan KWH Listrik Data PrimerPengamatan dan wawancara dengan

bagian penunjang pelayanan Sumber : RSUD Pandan Arang, 2010

3.3 Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari sepuluh langkah yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 45: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

III-4

3.3.1 Identifikasi Produk

Identifikasi produk meliputi penentuan tipe produk apa saja yang akan

dihitung biayanya. Produk yang akan diteliti adalah penggunaan kamar untuk

pasien rawat inap berdasarkan tipenya yaitu tipe kamar utama, teladan, kelas I,

kelas II, dan kelas III. Masing-masing tipe kamar mempunyai fasilitas yang

berbeda-beda. Fasilitas untuk masing-masing tipe kamar juga akan di jelaskan

pada tahap ini.

3.3.2 Menghitung Biaya Langsung Produk

Biaya langsung merupakan setiap biaya yang dapat diidentifikasikan secara

spesifik ke sasaran biaya tertentu. Biaya langsung dari produk dihitung terlebih

dahulu untuk mempermudah penghitungan biaya. Hal tersebut karena biaya

langsung lebih mudah ditelusuri langsung ke produk dan pekerjaan daripada biaya

tidak langsung.

3.3.3 Pemilihan Cost Driver

Penentuan cost driver (dasar alokasi biaya) digunakan untuk menentukan

jumlah kelompok biaya tidak langsung berdasarkan aktivitas dalam metode ABC.

Dasar alokasi biaya merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-

biaya overhead dari kegiatan rawat inap pada setiap tipe kamar tersebut. Faktor ini

menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan

biaya dalam setiap aktivitas. Contoh dari dasar alokasi biaya adalah luas lantai,

jumlah pasien, dll.

3.3.4 Mengidentifikasi Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Cost Driver

Pada tahap ini, biaya tidak langsung dihitung dan dialokasikan berdasarkan

hubungan sebab akibat antara dasar alokasi biaya dan biaya aktivitasnya. Biaya

yang telah diidentifikasi kemudian diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat

kategori umum aktivitas, yaitu :

a. Aktivitas berlevel unit ( unit level activities )

Aktivitas ini berhubungan langsung dengan lamanya pasien tinggal di ruang

rawat inap rumah sakit.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 46: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

III-5

b. Aktivitas berlevel batch (batch level activities)

Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah

oleh fungsi produksi. Aktivitas ini tergantung pada jumlah batch produk yang

di produksi.

c. Aktivitas berlevel produk (product level activities)

Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk

tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk.

d. Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activities)

Aktivitas ini tidak tergantung oleh jumlah pasien, sehingga biaya ini harus

ditanggung rumah sakit walaupun tidak ada pasiennya.

3.3.5 Menghitung Tarif Per Unit Cost Driver

Pada tahap ini biaya tidak langsung mulai dihitung berdasarkan aktivitas

menggunakan dasar alokasi biaya yang telah dipilih. Hal tersebut bertujuan untuk

mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk. Penghitungan dilakukan dengan

cara membagi total biaya dari aktivitas dengan dasar alokasi biaya yang dipilih.

3.3.6 Menghitung Biaya Tidak Langsung yang Dialokasikan ke Produk

Pada tahap ini hasil perhitungan biaya tidak langsung dari setiap aktivitas

dibebankan ke tarif kamar berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas tipe

kamar. Pembebanan biaya tidak langsung dari tiap aktivitas ke setiap kamar

dihitung dengan cara mengalikan tarif per unit dasar alokasi biaya dengan jumlah

dasar alokasi yang ada pada setiap tipe kamar.

3.3.7 Menghitung Total Biaya Produk

Pada tahap ini mulai dihitung total biaya kamar per hari. Total biaya

diperoleh dengan menjumlahkan seluruh biaya langsung dan biaya tidak langsung

yang disesuaikan berdasarkan aktivitas masing-masing tipe kamar.

3.3.8 Menghitung Tarif Rawat Inap Per Hari

Pada tahap ini tarif rawat inap per hari dihitung dengan menjumlahkan total

biaya kamar per hari dengan jasa rumah sakit sebesar 10 % dari total biaya per

hari. Jasa ini merupakan imbalan yang diterima rumah sakit atas pemakaian

sarana, fasilitas dan bahan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 47: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

III-6

3.3.9 Perancangan Alat Bantu Penghitung Tarif Jasa Rawat Inap

Pada tahap ini dilakukan perancangan alat bantu untuk mempermudah

proses penghitungan tarif dengan metode ABC. Perancangan alat bantu ini

merupakan perancangan user interface untuk mengaplikasikan penghitungan tarif

rawat inap dengan metode ABC. Perancangan user interface dimulai dari

perancangan halaman awal dari alat penghitung tarif ini. Pada halaman awal

terdapat empat menu pokok yaitu data pasien, input, proses dan output. Alat bantu

penghitung tarif ini menggunakan Software Macro Excel 2007 untuk menjalankan

sistem usulan. Alat bantu ini dapat digunakan pihak rumah sakit sebagai alat

evaluasi tarif jasa rawat inap.

3.3.10 Proyeksi Tarif Menggunakan Alat Bantu Penghitung Tarif Jasa

Rawat Inap

Pada tahap ini dilakukan proses penghitungan tarif dengan alat bantu

penghitung tarif. Tarif yang dihitung adalah tarif rawat inap untuk tahun 2010.

Proses penghitungan biaya pada tahap ini mempertimbangkan faktor inflasi yang

mempengaruhi perubahan nilai uang pada tahun 2010.

3.4 Analisis dan Interpretasi Hasil

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis yang meliputi analisis perbandingan hasil

penghitungan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC dan tarif yang berlaku di

rumah sakit, analisis penghitungan tarif rawat inap dengan metode ABC, analisis

pengujian hasil penghitungan dengan metode ABC dan analisis alat bantu

penghitung tarif.

3.5 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisi bagian-bagian penting dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Saran berisi hal-hal yang perlu menjadi perhatian berkaitan dengan

hasil yang diperoleh dalam penelitian ini serta kemungkinan kelanjutan penelitian.

Saran ini ditujukan bagi perusahaan dan perbaikan untuk penelitian selanjutnya.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 48: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-1

BAB IV

PE�GUMPULA� DA� PE�GOLAHA� DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, data yang dikumpulkan meliputi segala

informasi yang terkait yang diperlukan dalam pengolahan data. Informasi data

diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan pihak–pihak

yang terkait dalam kegiatan rawat inap di rumah sakit. Data selanjutnya adalah

data pendukung Activity Based Costing dan biaya-biaya dari seluruh sumber daya

yang digunakan dalam kegiatan rawat inap. Data-data yang dikumpulkan

dijelaskan sebagai berikut.

4.1.1 Data Pendukung Activity Based Costing

Didalam penetuan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC, data-data

pendukung yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data yaitu :

1. Jumlah Pasien Rawat Inap

Data jumlah pasien rawat inap diperoleh melalui rekap harian pasien

selama bulan Januari sampai Desember 2009. Jumlah pasien rawat inap di RSUD

Pandan Arang selama tahun 2009 ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah pasien rawat inap di RSUD Pandan Arang tahun 2009

Utama Teladan Kelas I Kelas II Kelas III

1 Januari 115 318 135 440 270

2 Februari 59 306 138 212 313

3 Maret 53 371 170 288 382

4 April 51 349 176 239 399

5 Mei 67 320 160 261 439

6 Juni 39 390 177 252 412

7 Juli 61 370 215 293 447

8 Agustus 61 412 225 279 438

9 September 60 327 149 204 383

10 Oktober 47 339 208 244 410

11 Nopember 41 327 179 248 388

12 Desember 59 363 203 279 405

713 4.192 2.135 3.239 4.686

�o BulanTipe Kamar

Total

Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 49: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-2

2. Lama Hari Pasien Rawat Inap

Data lama hari pasien rawat inap diperoleh dari melalui rekap harian

jumlah hari pasien menjalani rawat inap selama bulan Januari sampai Desember

2009. Lama hari pasien rawat inap di RSUD Pandan Arang selama tahun 2009

ditunjukkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Lama hari pasien rawat inap di RSUD Pandan Arang tahun 2009

Utama Teladan Kelas I Kelas II Kelas III

1 Januari 626 1.467 377 1.082 1.207

2 Februari 539 1.128 474 714 1.203

3 Maret 626 1.821 860 1.274 1.645

4 April 698 1.735 826 1.182 2.075

5 Mei 591 1.649 778 1.170 2.141

6 Juni 571 1.736 907 1.255 1.952

7 Juli 715 1.919 1.027 1.375 2.107

8 Agustus 682 1.984 1.128 1.284 1.994

9 September 617 1.493 738 973 1.655

10 Oktober 658 1.867 994 1.133 2.037

11 Nopember 551 1.626 823 1.095 2.214

12 Desember 690 1.891 1.073 1.360 1.894

7.564 20.316 10.005 13.897 22.124

Kelas

Total

�o Bulan

Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

3. Luas Ruangan Rawat Inap

Data luas ruangan rawat inap di RSUD Pandan Arang selama tahun 2009

ditunjukkan pada tabel 4.3. Luas ruangan dari setiap tipe kamar ini diperoleh

dari jumlah seluruh luas ruangan pada masing-masing tipe kamar rawat inap.

Tabel 4.3 Luas ruangan rawat inap di RSUD Pandan Arang

�o Tipe Kamar Luas Ruangan

1 Utama 274,2

2 Teladan 348

3 Kelas I 154

3 Kelas II 284,2

4 Kelas III 405,76

1466,16Total Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 50: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-3

4.2 Pengolahan Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai

berikut :

4.2.1 Identifikasi Produk

Produk yang akan diteliti sebagai objek biaya adalah tipe kamar Utama,

Teladan, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Masing-masing tipe kamar mempunyai

fasilitas yang berbeda-beda. Fasilitas yang ditawarkan pada setiap tipe kamar

yaitu :

1. Utama

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi penunggu yang multi

fungsi, meja makan tarik, lemari pasien, TV, kulkas, AC, wastafel, jemuran

handuk, kamar mandi dalam dan jam dinding. Satu kamar ditempati oleh 1

orang pasien. Pasien kelas Utama mendapatkan paket VIP yang berisi peralatan

mandi. Terdapat tambahan fasilitas yaitu kebebasan untuk memilih dokter.

2. Teladan

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien,

jemuran handuk, wastafel, kamar mandi dalam dan jam dinding. Satu kamar

ditempati oleh 2 pasien pasien. Terdapat tambahan fasilitas yaitu kebebasan

untuk memilih dokter.

3. Kelas 1

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien

jemuran handuk, kamar mandi dalam dan jam dinding. Satu kamar ditempati

oleh 2 pasien pasien.

4. Kelas II

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien,

dan jam dinding. Satu kamar ditempati rata-rata oleh 4 pasien pasien.

5. Kelas III

Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari pasien,

dan jam dinding. Satu kamar ditempati rata-rata oleh 8 pasien pasien.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 51: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-4

4.2.2 Menghitung Biaya Langsung Produk

Biaya langsung dari kegiatan rawat inap antara lain adalah biaya gaji

perawat, biaya laundry, biaya konsumsi dan paket VIP. Penjelasan mengenai

biaya-biaya tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Biaya gaji perawat

Perawat merupakan pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan rawat inap

Gaji perawat selama satu tahun adalah sebesar Rp 69.603.888,96. Gaji yang

dibebankan kepada pasien hanyalah gaji untuk perawat PTT. Gaji perawat

dibebankan per hari kepada setiap pasien secara merata. Biaya per hari dihitung

dengan membagi total gaji perawat setahun dengan total lama hari pasien untuk

semua kelas. Biaya perawat yang ditanggung oleh setiap pasien per hari adalah

sebesar Rp 941,79. Tabel 4.4 merupakan perincian biaya gaji perawat yang

ditanggung oleh pasien perhari.

Tabel 4.4 Perincian biaya gaji perawat yang ditanggung pasien per hari

Golongan Perawat Jumlah Gaji Per Orang Total Gaji

PTT 8 725.040,51Rp 5.800.324,08Rp

69.603.888,96Rp

73906

Rp941,79

Total Gaji Setahun

Lama Hari Pasien

Gaji Per Hari

2. Biaya Konsumsi

Pasien yang menjalani rawat inap membutuhkan makan dan minum untuk

mempercepat proses penyembuhan. Biaya konsumsi pasien merupakan biaya

yang dikeluarkan untuk menyediakan makanan dan minuman pasien. Jenis

makanan dan minuman yang diberikan kepada pasien berbeda jenisnya untuk

masing-masing kelas. Tabel 4.5 merupakan contoh penghitungan biaya

konsumsi untuk kelas utama. Penghitungan biaya konsumsi untuk tipe kamar

lainnya hampir sama, yang membedakan adalah jumlah dan jenis bahan

makanan yang digunakan. Perincian biaya konsumsi per hari tiap kelas rawat

inap ditunjukkan pada tabel 4.6.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 52: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-5

Tabel 4.5 Perincian biaya konsumsi kelas utama

�o �ama Bahan Berat (gram)Harga

Satuan (Rp)

Jumlah

Harga (Rp)

1 Beras 300 6.500 1.950

2 Daging 100 65.000 6.500

3 Telur 100 20.000 2.000

4 Ayam 75 25.000 1.875

5 Tahu 100 350 700

6 Tempe 50 1.100 275

7 Sayuran 500 1.200 6.000

8 Minyak 30 14.500 435

9 Buah 450 3.795 11.385

10 Gula pasir 60 10.610 637

11 Susu segar 200 4.000 800

12 The 3 1.320 99

13 Snack 200 2.400 4.800

14 Garnis dan packing 2.300

15 Bumbu, bahan bakar dan lain-lain 7.951

47.707Jumlah

Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

Tabel 4.6 Biaya konsumsi per hari setiap tipe kamar di RSUD Pandan Arang

�o Tipe Kamar Biaya Konsumsi

1 Utama Rp47.706,72

2 Teladan Rp26.112,72

3 Kelas I Rp26.112,72

4 Kelas II Rp22.835,22

5 Kelas III Rp18.224,22

3. Biaya paket VIP

Paket VIP adalah paket yang diberikan hanya kepada pasien kelas utama pada

hari pertama mereka menjalani rawat inap. Paket ini berisi sabun, sikat gigi,

pasta gigi, waslap, handuk kecil dan tempat peralatan mandi. Harga paket VIP

adalah sebesar Rp. 13.000,00 per orang. Biaya paket VIP dibebankan perhari

kepada pasien kelas utama dengan membagi total biaya yang dikeluarkan untuk

penyediaan paket VIP selama satu tahun dengan lama hari pasien rawat inap

kelas Utama. Perincian biaya paket VIP yang ditanggung pasien kelas Utama

per hari ditunjukkan pada tabel 4.7.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 53: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-6

Tabel 4.7 Perincian biaya paket VIP per hari pasien kelasUtama

Harga per paket VIPJumlah pasien

kelas Utama

Total paket VIP

setahun

Rp13.000,00 713 Rp9.269.000,00

7.564

Rp1.225,41

Lama hari pasien kelas Utama

Biaya paket VIP per hari

4. Biaya laundry

Aktivitas laundry adalah aktivitas yang dilakukan untuk menyediakan linen

bersih kepada pasien rawat inap seperti sprei, selimut, sarung bantal, dan lain-

lain. Biaya ini terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan bahan

pencuci, tenaga kerja laundry untuk golongan PTT dan harian lepas, biaya

listrik dan kebutuhan air. Biaya laundry dari masing-masing kelas berbeda

sesuai dengan jumlah potong pakaian yang dicuci. Berikut merupakan

perincian biaya laundry :

1. Biaya Tenaga Kerja Laundry

Gaji Tenaga Kerja Laundry Per Bulan = Gaji PTT + Gaji Harian Lepas

• Gaji Tenaga PTT ( 1 orang ) = Rp. 725.040,51

• Gaji Tenaga Harian Lepas (3 orang ) = Rp. 1.710.000,00 +

Total gaji tenaga laundry per bulan = Rp. 2.435.040,51

Total gaji tenaga laundry per tahun = Rp. 29.220.486,12

2. Biaya Air

Total rata-rata penggunaan air di bagian laundry adalah sebesar 64,35 m3

per bulan. Biaya yang ditimbulkan adalah sebesar Rp 2.199.887,31. Tabel

4.8 menunjukkan penghitungan biaya penggunaan air bagian laundry.

Tabel 4.8 Penghitungan biaya penggunaan air bagian laundry

�o Komponen Biaya

1 Abonemen 1.011,44Rp

2 Biaya Pemakaian

1-10 m3

23.500,00Rp

11-20 m3

30.000,00Rp

21-70 m3

128.812,50Rp

182.312,50Rp

183.323,94Rp

2.199.887,31Rp

2.199.887,31Rp

Jumlah

Total Biaya Air Per Bulan

Perkiraan Biaya Air

Total Biaya Air Per Tahun

Total Biaya Pemakaian

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 54: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-7

3. Biaya Listrik

Penggunaan listrik di bagian laundry ditunjukkan pada tabel 4.9 dan biaya

yang dikeluarkan untuk pembayaran listrik pada bagian laundry

ditunjukkan pada tabel 4.10.

Tabel 4.9 Penggunaan listrik bagian laundry

�o Fasilitas Listrik JumlahKebutuhan

Daya (watt)

Lama

Pemakaian

(jam/hari)

Pemakaian

Tenaga

Listrik

(KWH/hari)

Pemakaian

Tenaga Listrik

(KWH/bulan)

1 Mesin Cuci Besar 1 11.000 2 22 660

2 Mesin Cuci Kecil 3 1.500 3 11 338

3 Mesin Pengering 1 36.000 5 180 5.400

4 Setrika 1 450 5 2 68

6.240Total

Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

Tabel 4.10 Biaya listrik bagian laundry

�o Komponen Biaya

1 Biaya Beban Rp 1.865.080,05

2 Biaya Pemakaian

60 jam pertama 569.088,00Rp

Kwh Selanjutnya 2.039.232,00Rp

Total Biaya Pemakaian Rp 2.608.320,00

3 Biaya Beban+Pemakaian Rp 4.473.400,05

4 Pajak 3% Rp 134.202,00

Rp 4.607.602,05

Rp 55.291.224,59 Total Biaya Listrik Setahun

Jumlah

Total Biaya Listrik Per Bulan

4. Biaya Bahan Pencuci

Bahan pencuci yang dibutuhkan dan biaya yang dikeluarkan oleh bagian

laundry ditunjukkan pada tabel 4.11.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 55: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-8

Tabel 4.11 Kebutuhan bahan pencuci bagian laundry

Brodklin Hevyclear Sikat cuci Korok WC

Januari 25 40 6 4

Februari 26,5 40 6 4

Maret 25 30 6 4

April 20 40 6 4

Mei 28 40 6 4

Juni 30 45 6 4

Juli 28 40 6 4

Agustus 26 40 6 4

September 25 38 6 4

Oktober 25 38 6 4

Nopember 25 30 6 4

Desember 28 40 6 4

Jumlah total 311,5 461 72 48

Harga Satuan Rp18.000,00 Rp10.200,00 Rp2.267,00 Rp3.300,00

Total harga Rp5.607.000,00 Rp4.702.200,00 Rp163.224,00 Rp158.400,00

Total

Bulan

Bahan Pencuci

Rp13.770.824,00 Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

Perincian biaya laundry selama setahun ditunjukkan pada tabel 4.12 dan tarif

laundry per hari tiap kelas ditunjukkan pada tabel 4.13.

Tabel 4.12 Perincian biaya laundry selama setahun

�o Biaya Laundry Jumlah Biaya

1 Bahan Pencuci 13.770.824,00Rp

2 Tenaga Kerja 29.220.486,12Rp

3 Listrik 55.291.224,59Rp

4 Air 2.199.887,31Rp

100.482.422,02Rp Total Biaya laundry

Tabel 4.13 Tarif laundry per hari tiap kelas

Tipe KamarJumlah Potong

Pakaian

Tarif Laundry

Per Hari

Utama 5 1.824,54Rp

Teladan 5 1.824,54Rp

Kelas I 5 1.824,54Rp

Kelas II 3 1.094,72Rp

Kelas III 2 729,82Rp

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 56: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-9

Perincian tentang biaya langsung per hari yang ditanggung oleh masing-masing

tipe kamar ditunjukkan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Biaya langsung per hari berdasarkan tipe kamar

Tipe Kamar Gaji Perawat Biaya Laundry Biaya Konsumsi Paket VIP

Utama 941,79Rp 1.824,54Rp 47.706,72Rp Rp1.225,41

Teladan 941,79Rp 1.824,54Rp 26.112,72Rp -

Kelas I 941,79Rp 1.824,54Rp 26.112,72Rp

Kelas II 941,79Rp 1.094,72Rp 22.835,22Rp -

Kelas III 941,79Rp 729,82Rp 18.224,22Rp -

4.2.3 Pemilihan Cost Driver

Pada RSUD Pandan Arang terdapat sepuluh aktivitas untuk

mengalokasikan biaya tidak langsung, aktivitas-aktivitas tersebut adalah:

a. Aktivitas pelayanan administrasi

b. Aktivitas penyediaan bahan habis pakai

c. Aktivitas penyediaan listrik

d. Aktivitas penyediaan air

e. Aktivitas pemeliharaan kebersihan

f. Aktivitas maintenance web

g. Aktivitas pemeliharaan fasilitas

h. Aktivitas pemeliharaan gedung

i. Aktivitas pemakaian bangunan

j. Aktivitas penggunaan inventaris

Untuk menentukan jumlah biaya tidak langsung berdasarkan aktivitas-

aktivitas tersebut diperlukan dasar alokasi (cost driver) yang tepat. Hal itu karena

setiap aktivitas terdiri dari beberapa komponen biaya sehingga diperlukan dasar

alokasi untuk menentukan jumlah biaya berdasarkan aktivitas tersebut. Faktor-

faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan cost driver untuk masing-

masing aktivitas adalah (Prasetyawan, 2005):

� Cost Driver yang dipilih dapat menggambarkan konsumsi yang sebenarnya

dari produk terhadap aktivitas yang bersangkutan

� Data dari cost driver yang dipilih harus dapat diperoleh secara mudah sehingga

tidak perlu biaya tambahan untuk mencari informasi baru (dalam hal ini hanya

digunakan data yang tersedia di rumah sakit).

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 57: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-10

Untuk mengalokasikan biaya tidak langsung dari setiap aktivitas ke

produk, cost driver yang akan digunakan antara lain jumlah hari rawat inap,

jumlah pasien, luas ruangan, jumlah pemakaian air dan jumlah pemakaian listrik.

Setiap cost driver memiliki nilai unit yang dihitung sebagai berikut :

1. Jumlah hari rawat inap

Utama : 7.564 hari

Teladan : 20.316 hari

Kelas I : 10.005 hari

Kelas II : 13.897 hari

Kelas III : 22.124 hari

Total : 73.906 hari

2. Jumlah pasien

Utama : 713 pasien

Teladan : 4.192 pasien

Kelas I : 2.135 pasien

Kelas II : 3.239 pasien

Kelas III : 4.686 pasien

Total : 14.965 pasien

3. Luas ruangan

Utama : 274,2 m2

Teladan : 348 m2

Kelas I : 154 m2

Kelas II : 284,2 m2

Kelas III : 405,76 m2

Total : 1.466,16 m2

4. Jumlah pemakaian air (m3)

Utama : 2.288,53 m3

Teladan : 7.479,20 m3

Kelas I : 3.237,60 m3

Kelas II : 5.003,73 m3

Kelas III : 7.537 m3

Total : 25.546,27 m3

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 58: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-11

5. Jumlah pemakaian listrik (KWH)

Utama : 77.332,68 KWH

Teladan : 6.301,44 KWH

Kelas I : 5.446,08 KWH

Kelas II : 4.357,44 KWH

Kelas III : 7.585,92 KWH

Total : 101.023,56 KWH

Unit Cost Driver yang telah dihitung dan ditentukan diatas, diringkas

dalam Tabel 4.15 berikut ini :

Tabel 4.15 Unit cost driver

�o Cost Driver Unit Cost Driver

1 Jumlah hari rawat inap 73.906 Hari

2 Jumlah Pasien 14.965 Pasien

3 Luas Ruangan 1.466,16 m2

4 Pemakaian Air 25.546,27 m3

5 Pemakaian Listrik 101.023,56 KWH

4.2.4 Mengidentifikasi Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Cost Driver

Perincian biaya dan dasar alokasi yang diperlukan setiap aktivitas dalam

kegiatan rawat inap adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas pelayanan administrasi

Aktivitas pelayanan administrasi merupakan aktivitas yang diperlukan

untuk menunjang kelancaran dalam penyediaan sarana dan prasarana. Biaya

administrasi terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan form yang

berhubungan dengan pasien rawat inap, belanja alat tulis kantor, biaya listrik

ruang administrasi, dan gaji pegawai administrasi golongan PTT. Dasar

alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas pelayanan administrasi adalah

lama hari pasien. Biaya administrasi dibebankan secara merata kepada semua

pasien rawat inap. Berikut merupakan contoh penghitungan komponen biaya

administrasi:

1. Belanja alat tulis kantor

Total biaya untuk belanja alat tulis kantor adalah sebesar Rp

32.342.465,00.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 59: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-12

2. Tenaga Administrasi

Tenaga administrasi yang dihitung adalah tenaga administrasi PTT

sebanyak 1 orang dengan gaji per bulan sebesar Rp. 725.040,51. Total

biaya yang dikeluarkan untuk satu tahun adalah sebesar Rp. 8.700.486,12.

3. Form Pasien

Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan form pasien adalah sebesar Rp.

73.157.025,00.

4. Biaya Listrik

Konsumsi penggunaan listrik di bagian administrasi ditunjukkan pada

tabel 4.16 dan biaya listrik yang dikeluarkan untuk bagian administrasi

ditunjukkan pada tabel 4.17.

Tabel 4.16 Penggunaan listrik bagian administrasi

�o Fasilitas Listrik JumlahKebutuhan

Daya (watt)

Lama

Pemakaian

(jam/hari)

Pemakaian

Tenaga

Listrik

(KWH/hari)

Pemakaian

Tenaga Listrik

(KWH/bulan)

1 Komputer 9 150 7 9,45 283,5

2 Lampu 9 18 12 1,944 58,32

341,82Total Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

Tabel 4.17 Biaya listrik bagian administrasi

�o Komponen Biaya

1 Biaya Beban Rp 102.166,93

2 Biaya Pemakaian

60 jam pertama 31.173,98Rp

Kwh Selanjutnya 111.706,78Rp

Total Biaya Pemakaian Rp 142.880,76

3 Biaya Beban+Pemakaian Rp 245.047,69

4 Pajak 3% Rp 7.351,43

Rp 252.399,12

Rp 3.028.789,49

Jumlah

Total Biaya Listrik Per Bulan

Total Biaya Listrik Setahun

Perincian biaya administrasi selama satu tahun ditunjukkan pada tabel

4.18.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 60: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-13

Tabel 4.18 Perincian biaya administrasi

Jumlah Biaya

Belanja Alat Tulis Kantor 32.342.465,00Rp

Tenaga Administrasi 8.700.486,12Rp

Form Pasien 73.157.025,00Rp

Biaya Listrik 3.028.789,49Rp

Total Biaya Administrasi 117.228.765,61Rp

Kegiatan Administrasi

b. Aktivitas penyediaan bahan habis pakai

Bahan habis pakai adalah bahan yang digunakan oleh perawat untuk

pasien. Biaya bahan habis pakai terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk

penyediaan sabun cair, sabun mandi, tisu gulung, handuk, waslap, dll. Dasar

alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas penyediaan bahan habis pakai

adalah lama hari pasien. Biaya bahan habis pakai dibebankan secara merata

kepada pasien rawat inap. Perincian biaya bahan habis pakai ditunjukkan

pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Perincian biaya bahan habis pakai

�o Jenis Bahan Habis Pakai Jumlah Biaya

1 Sabun mandi 1.434.800,00Rp

2 Sabun cair 233.500,00Rp

4 Handuk 1.341.000,00Rp

5 Waslap 80.000,00Rp

6 Tisu gulung 1.809.500,00Rp

4.898.800,00Rp Total Biaya Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

c. Aktivitas penyediaan listrik

Aktivitas penyediaan listrik adalah aktivitas untuk memenuhi

kebutuhan listrik pada setiap kamar. Hal tersebut karena seluruh tipe kamar

rawat inap memerlukan tenaga listrik untuk menjalankan peralatan elektronik,

untuk penerangan kamar atau fasilitas yang ada di masing-masing kamar.

Dasar alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas penyediaan listrik adalah

besarnya KWH dari setiap tipe kamar. Besarnya KWH setiap tipe kamar

terdiri dari penggunaan listrik dalam kamar, penerangan lampu selasar, dan

penggunaan sterilisator alat-alat medis. Penggunaan tenaga listrik yang

dikonsumsi masing-masing tipe kamar di ditunjukkan pada tabel 4.20,

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 61: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-14

penerangan selasar pada tabel 4.21, sterilisator pada tabel 4.22, total

penggunaan listrik dari setiap tipe kamar pada tabel 4.23, dan untuk tabel

penghitungan biaya pembayaran listrik ditunjukkan pada tabel 4.24.

Tabel 4.20 Penggunaan tenaga listrik dalam kamar

�o Tipe Kamar Fasilitas ListrikKebutuhan

Daya (watt)

Lama

Pemakaian

(jam/hari)

Pemakaian

Tenaga Listrik

(KWH/hari)

1 Utama Lampu 18 12 0,216

TV 17 1nch 75 3 0,225

Kulkas 80 24 1,92

Water Heater 900 6 5,4

AC 750 6 4,5

12,261

2 Teladan Lampu 18 12 0,216

3 Kelas I Lampu 18 12 0,216

4 Kelas II Lampu 18 12 0,216

5 Kelas III Lampu 18 12 0,864

Total Kebutuhan Listrik Kelas Utama

Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

Tabel 4.21 Penggunaan tenaga listrik untuk penerangan selasar

�o Tipe Kamar Fasilitas Listrik JumlahKebutuhan Daya

(watt)

Lama

Pemakaian

(jam/hari)

Pemakaian

Tenaga Listrik

(KWH/hari)

1 Utama Lampu 11 18 12 2,376

2 Teladan Lampu 15 18 12 3,24

3 Kelas I Lampu 13 18 12 2,808

4 Kelas II Lampu 6 18 12 1,296

5 Kelas III Lampu 10 18 12 2,16 Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

Tabel 4.22 Penggunaan tenaga listrik untuk sterilisator

�o Jenis Kamar JumlahKebutuhan

Daya (watt)

Lama

Pemakaian

(jam/hari)

Pemakaian

Tenaga

Listrik

(KWH/hari)

1 Utama 1 2000 2 4

2 Teladan 2 2000 2 8

3 Kelas I 2 2000 2 8

3 Kelas II 2 2000 2 8

4 Kelas III 3 2000 2 12 Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 62: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-15

Tabel 4.23 Total penggunaan listrik setiap tipe kamar

�o Tipe Kamar

Pemakaian

Tenaga Listrik

(KWH/hari)

Pemakaian

Tenaga Listrik

(KWH/tahun)

1 Utama 214,813 77332,68

2 Teladan 17,504 6301,44

3 Kelas I 15,128 5446,08

3 Kelas II 12,104 4357,44

4 Kelas III 21,072 7585,92

101023,56Total Pemakaian Listrik

Tabel 4.24 Total biaya penggunaan listrik rawat inap

�o Komponen Biaya

1 Biaya Beban Rp 2.516.253,02

2 Biaya Pemakaian

60 jam pertama 767.779,06Rp

Kwh Selanjutnya 2.751.208,28Rp

Total Biaya Pemakaian Rp 3.518.987,34

3 Biaya Beban+Pemakaian Rp 6.035.240,36

4 Pajak 3% Rp 181.057,21

Rp 6.216.297,57

Rp 74.595.570,84

Jumlah

Total Biaya Listrik Per Bulan

Total Biaya Listrik Setahun

d. Aktivitas penyediaan air

Aktivitas ini diperlukan untuk membiayai penyediaan kebutuhan air

yang diperlukan dalam kegiatan rawat inap. Kebutuhan air berkaitan dengan

penggunaan air untuk mandi pasien maupun keluarga pasien, dan kegiatan

lain yang mendukung kelancaran dalam perawatan pasien. Kebutuhan air

untuk kebutuhan rawat inap selama satu tahun adalah sebesar 985 m3. Dasar

alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas penyediaan air adalah besarnya

meter kubik air yang digunakan dari masing-masing tipe kamar. Tabel 4.25

menunjukkan total biaya penggunaan air untuk rawat inap.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 63: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-16

Tabel 4.25 Total biaya penggunaan air rawat inap

�o Komponen Biaya

1 Abonemen 15.488,56Rp

2 Biaya Pemakaian

1-10 m3

23.500,00Rp

11-20 m3

30.000,00Rp

21-70 m3

187.500,00Rp

>70 m3

4.165.130,67Rp

4.406.130,67Rp

4.421.619,22Rp

53.059.430,69Rp Total Biaya Air Per Tahun

Jumlah

Total Biaya Pemakaian

Total Biaya Air Per Bulan

e. Aktivitas pemeliharaan kebersihan

Aktivitas pemeliharaan kebersihan merupakan aktivitas untuk

menunjang kebersihan lingkungan rawat inap agar pasien merasa nyaman.

Komponen biaya aktivitas kebersihan terdiri dari biaya tenaga kebersihan

(cleaning service) untuk golongan PTT dan harian lepas, biaya pembelian alat

kebersihan dan biaya untuk penyediaan sabun dan alat pembersih. Dasar

alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas pemeliharaan kebersihan adalah

lama hari pasien. Berikut merupakan penghitungan komponen biaya

administrasi yang dipengaruhi inflasi untuk lima tahun berikutnya :

1. Biaya penyediaan sabun dan pembersih

Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan sabun dan pembersih adalah

sebesar Rp. 13.414.584,00.

2. Biaya penyediaan alat kebersihan

Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan alat kebersihan adalah sebesar

Rp. 5.157.490,00.

3. Biaya penyediaan plastik dan ember

Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan plastik dan ember adalah

sebesar Rp 37.480.600,00.

4. Biaya tenaga kebersihan

Gaji Tenaga PTT ( 10 orang ) Per Bulan

10 x Rp. 725.040,51 = Rp. 7.250.405,10

Total Gaji Tenaga Kebersihan Per Tahun = Rp. 87.004.861,20

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 64: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-17

5. Biaya lain-lain

Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan biaya kebersihan lainnya

adalah sebesar Rp. 8.132.750,00.

Perincian mengenai komponen biaya kebersihan ditunjukkan pada tabel

4.28 di bawah ini:

Tabel 4.26 Perincian biaya kebersihan

�o Kegiatan Kebersihan Jumlah Biaya

1 Sabun dan pembersih 13.414.584,00Rp

2 Alat Kebersihan 5.157.490,00Rp

3 Plastik dan ember 37.480.600,00Rp

4 Tenaga Kebersihan 87.004.861,20Rp

5 Lain-lain 8.132.750,00Rp

Total Biaya Kebersihan 151.190.285,20Rp Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

f. Aktivitas maintenance website

Aktivitas maintenance website digunakan untuk kegiatan

pengoperasian website agar terus dapat diakses oleh masyarakat umum.

Website berisi tentang informasi dan profil dari RSUD Pandan Arang. Biaya

yang dikeluarkan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp 700.000,- setiap bulan

sehingga total biaya maintenance website selama satu tahun sebesar Rp

8.400.000,00. Dasar alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas

maintenance website adalah lama hari pasien rawat inap. Biaya ini

dibebankan secara merata kepada semua pasien rawat inap.

g. Aktivitas Pemeliharaan Fasilitas

Aktivitas pemeliharaan fasilitas adalah aktivitas yang dilakukan untuk

menjaga fasilitas yang ada agar kondisinya tetap terjaga dan dapat digunakan

dengan baik. Biaya yang ditimbulkan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp

9.044.952,00. Komponen biayanya terdiri dari belanja jasa pihak ketiga dan

perbaikan peralatan. Terdapat biaya tambahan untuk pemeliharaan fasilitas

kamar kelas Utama. Dasar alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas ini

adalah lama hari pasien. Biaya pemeliharaan fasilitas secara umum

dibebankan secara merata kepada semua pasien rawat inap. Besarnya

perincian biaya pemeliharaan fasilitas ditunjukkan pada tabel 4.27.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 65: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-18

Tabel 4.27 Perincian biaya pemeliharaan fasilitas

Kegiatan Pemeliharaan Fasilitas Rincian Biaya Jumlah Biaya

Perbaikan Fasilitas Umum

Belanja Jasa Pihak Ketiga 2.024.243,00Rp

Perbaikan Komputer 5.451.760,00Rp

Perbaikan Telepon 399.820,00Rp

Perbaikan Roda Kereta 279.189,00Rp

Perbaikan mesin ketik 234.000,00Rp

8.389.012,00Rp

Perbaikan Fasilitas Ruang Utama

Perbaikan TV 534.940,00Rp

Perbaikan Kulkas 121.000,00Rp

655.940,00Rp

9.044.952,00Rp

Total

Total

Total Biaya Pemeliharaan Fasilitas Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

h. Aktivitas Pemeliharaan Bangunan

Aktivitas pemeliharaan bangunan adalah aktivitas yang dilakukan

untuk menjaga bangunan yang ada agar kondisinya tetap terjaga dan dapat

digunakan dengan baik. Biaya yang ditimbulkan untuk kegiatan ini adalah

sebesar Rp5.591.159,00. Komponen biayanya terdiri dari belanja jasa pihak

ketiga dan belanja bahan bangunan. Dasar alokasi biaya yang digunakan

untuk aktivitas ini adalah jumlah pasien. Biaya pemeliharaan bangunan

dibebankan secara merata kepada semua pasien rawat inap

Besarnya perincian biaya pemeliharaan fasilitas ditunjukkan pada

tabel 4.28.

Tabel 4.28 Perincian biaya pemeliharaan bangunan

Kegiatan Pemeliharaan Bangunan Jumlah Biaya

Belanja Jasa Pihak Ketiga 767.010,00Rp

Belanja Bahan Bangunan

Penggantian kusen, daun pintu 2.308.230,00Rp

Slot pintu, gembok 673.644,00Rp

Instalasi listrik 1.009.799,00Rp

Cat Tembok 399.193,00Rp

Lain-lain 433.283,00Rp

Total Biaya 5.591.159,00Rp Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

,

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 66: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-19

i. Aktivitas pemakaian bangunan

Aktivitas pemakaian bangunan menimbulkan biaya depresiasi. Biaya

depresiasi bangunan adalah biaya yang ditanggung oleh rumah sakit akibat

penyusutan nilai bangunan. Biaya depresiasi bangunan rumah sakit selama

satu tahun adalah sebesar Rp 150.718.285,50. Besarnya biaya depresiasi

diperoleh dari besarnya ongkos awal aset dibagi dengan masa manfaat.

Bangunan rumah sakit termasuk kategori bangunan permanen yang memiliki

masa manfaat 20 tahun (Soewito, 2010). Metode depresiasi yang digunakan

adalah metode garis lurus yang besarnya sama selama masa manfaat. Dasar

alokasi biaya yang digunakan untuk aktivitas pemakaian bangunan adalah

luas ruangan dari masing-masing rawat. Besarnya perincian biaya depresiasi

ditunjukkan pada tabel 4.29.

Tabel 4.29 Perincian biaya depresiasi bangunan

�o �ama BangunanTahun

dibangunBiaya Biaya Depresiasi

1 Paviliun Selatan 1999 895.860.000,00Rp 44.793.000,00Rp

2 Paviliun Barat (Merapi) 2002 497.430.450,00Rp 24.871.522,50Rp

3 Bangsal Kelas 3 2006 293.410.260,00Rp 14.670.513,00Rp

4 Bangsal A 1959 103.488.000,00Rp -

5 Bangsal B 1959 103.488.000,00Rp -

6 Bangsal C 1959 103.488.000,00Rp -

7 Gedung Zal E (1) 1983 118.125.000,00Rp -

8 Gedung Zal E (2) 1983 118.125.000,00Rp -

9 Bangsal Kelas 3 2006 704.501.000,00Rp 35.225.050,00Rp

10 Gedung rawat inap kelas 3 2008 623.164.000,00Rp 31.158.200,00Rp

150.718.285,50Rp Total Biaya Depresiasi Bangunan

Sumber : RSUD Pandan Arang, 2009

j. Aktivitas penggunaan fasilitas

Biaya depresiasi fasilitas adalah biaya yang ditanggung rumah sakit

karena penyusutan nilai barang yang digunakan akibat penggunaan fasilitas.

Penyusutan fasilitas terdiri dari penyusutan TV, AC, kulkas, bed, kipas angin,

alat pemanas, almari, dll. Total biaya depresiasi fasilitas selama satu tahun

adalah sebesar Rp 132.623.491,50. Untuk furniture seperti bed, almari,

kursi, meja metode depresiasi yang digunakan adalah metode garis lurus

dengan masa manfaat 8 tahun karena termasuk kategori kelompok harta

golongan 2. Untuk peralatan elektronik seperti TV, AC, kulkas termasuk

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 67: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-20

golongan 1 dengan umur manfaat 4 tahun, metode penyusutan yang

digunakan juga garis lurus (Soewito, 2010). Untuk metode garis lurus

besarnya biaya depresiasi diperoleh dari besarnya ongkos awal fasilitas dibagi

dengan masa manfaat. Fasilitas yang ada berbeda antara masing-masing tipe

kamar. Perincian biaya depresiasi fasilitas masing-masing tipe kamar

ditunjukkan pada tabel 4.30. Dasar alokasi biaya yang digunakan untuk

aktivitas penggunaan fasilitas adalah jumlah pasien dari setiap tipe kamar

rawat inap.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 68: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-21

�o

Kel

as

Fasi

lita

sH

arg

a S

atu

an

Ju

mla

hH

arg

a T

ota

lT

ah

un

pem

bel

ian

Um

ur

Ek

on

om

isB

iaya D

epre

siasi

Tota

l

Alm

ari Pasien

2.400.000,00

Rp

17

40.800.000,00

Rp

2008

85.100.000,00

Rp

77.121.040,38

Rp

Tempat tidur

11.572.894,00

Rp

17

196.739.198,00

Rp

2005

824.592.399,75

Rp

Kursi tunggu

156.868,00

Rp

17

2.666.756,00

Rp

2008

8333.344,50

Rp

TV 17 inchi

1.451.777,00

Rp

17

24.680.209,00

Rp

2005

46.170.052,25

Rp

Kulkas

970.000,00

Rp

17

16.490.000,00

Rp

2005

44.122.500,00

Rp

AC

3.015.229,00

Rp

17

51.258.893,00

Rp

2006

412.814.723,25

Rp

meja makan tarik

900.000,00

Rp

17

15.300.000,00

Rp

2007

81.912.500,00

Rp

wastafel

2.000.000,00

Rp

17

34.000.000,00

Rp

2008

84.250.000,00

Rp

water heater

1.998.985,00

Rp

16

31.983.760,00

Rp

2008

47.995.940,00

Rp

kursi teras

1.125.685,00

Rp

17

19.136.645,00

Rp

2008

82.392.080,63

Rp

Sofa tunggu

3.500.000,00

Rp

17

59.500.000,00

Rp

2008

87.437.500,00

Rp

Alm

ari Pasien

2.400.000,00

Rp

58

139.200.000,00

Rp

2008

817.400.000,00

Rp

76.859.918,00

Rp

Tempat tidur

6.084.500,00

Rp

58

352.901.000,00

Rp

2005

844.112.625,00

Rp

Kursi tunggu

156.868,00

Rp

58

9.098.344,00

Rp

2008

81.137.293,00

Rp

wastafel

2.000.000,00

Rp

29

58.000.000,00

Rp

2008

87.250.000,00

Rp

kursi teras

1.920.000,00

Rp

29

55.680.000,00

Rp

2008

86.960.000,00

Rp

Alm

ari Pasien

446.701,00

Rp

40

17.868.040,00

Rp

2008

82.233.505,00

Rp

22.687.845,00

Rp

Tempat tidur

3.550.000,00

Rp

40

142.000.000,00

Rp

2005

817.750.000,00

Rp

Kursi tunggu

156.868,00

Rp

40

6.274.720,00

Rp

2008

8784.340,00

Rp

kursi teras

1.920.000,00

Rp

815.360.000,00

Rp

2008

81.920.000,00

Rp

Alm

ari Pasien

446.701,00

Rp

50

22.335.050,00

Rp

2008

82.791.881,25

Rp

13.515.962,50

Rp

Tempat tidur

1.558.985,00

Rp

50

77.949.250,00

Rp

2005

89.743.656,25

Rp

Kursi tunggu

156.868,00

Rp

50

7.843.400,00

Rp

2008

8980.425,00

Rp

Alm

ari Pasien

446.701,00

Rp

50

22.335.050,00

Rp

2008

82.791.881,25

Rp

13.515.962,50

Rp

Tempat tidur

1.558.985,00

Rp

50

77.949.250,00

Rp

2005

89.743.656,25

Rp

Kursi tunggu

156.868,00

Rp

50

7.843.400,00

Rp

2008

8980.425,00

Rp

203.700.728,38

Rp

Sumber: Bagian pem

eliharaan Sarana dan Prasarana 2009

3Kelas 1

4Kelas II

5Kelas III

Total Biaya Depresiasi

Tabel 4.30 Perincian biaya depresiasi fasilitas dari setiap tipe kam

ar raw

at inap

1Utama

2Teladan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 69: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-22

Selanjutnya biaya tidak langsung dikelompokkan menjadi kelompok-

kelompok biaya-biaya yang berbeda berdasarkan jenis cost driver. Sistem

ABC biasanya menggunakan 4 kelompok biaya berdasarkan jenis

aktivitasnya. Keempat tingkatan berdasarkan aktivitas tersebut adalah :

a. Unit level Activity Cost

Merupakan aktivitas yang terjadi setiap unit diproduksi. Aktivitas ini

berhubungan langsung dengan lamanya pasien tinggal di ruang rawat inap

di rumah sakit. Unit level activity cost meliputi biaya listrik dan air.

b. Batch Related Activity Cost

Merupakan aktivitas yang besarnya biaya ditentukan frekuensi produk

yang diolah oleh fungsi produksi. Batch related activity cost meliputi

biaya bahan habis pakai dan biaya administrasi.

c. Product sustaining activity cost

Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk

tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat

dipasarkan. Aktivitas ini pada RSUD Pandan Arang adalah biaya

maintenance website. Maintenance website merupakan sarana untuk

menyediakan informasi kepada masyarakat tentang RSUD Pandan Arang.

d. Facility Sustaining Activity Cost

Merupakan aktivitas untuk mempertahankan fasilitas untuk menghasilkan

jasa. Biaya-biaya ini tidak tergantung oleh jumlah pasien, sehingga biaya

ini harus ditanggung rumah sakit walaupun tidak ada pasiennya. Aktivitas

ini meliputi biaya kebersihan, biaya pemeliharaan fasilitas, biaya

pemeliharaan gedung, biaya penyusutan gedung, dan biaya penyusutan

fasilitas pada masing-masing ruang rawat inap.

Pengelompokan biaya tidak langsung dan cost driver ditunjukkan

pada tabel 4.31.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 70: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-23

Tabel 4.31 Pengelompokan biaya tidak langsung dan cost driver

�o Biaya Tidak Langsung Jumlah Cost Driver

Unit level activity cost

Biaya listrik 74.595.570,84Rp KWH Pemakaian Listrik

Biaya Air 53.059.430,69Rp m3 pemakaian Air

Batch related activity cost

Biaya administrasi 117.228.765,61Rp Lama Hari Pasien

Biaya bahan habis pakai 4.898.800,00Rp Lama Hari Pasien

Product level activity cost

Biaya maintenance web 8.400.000,00Rp Lama Hari Pasien

Facility sustaining activity cost

Biaya Kebersihan 151.190.285,20Rp Luas Ruangan

Biaya Pemeliharaan Fasilitas 9.044.952,00Rp Lama Hari Pasien

Biaya Pemeliharaan Gedung 5.591.159,00Rp Lama Hari Pasien

Biaya Depresiasi Gedung 150.718.285,50Rp Luas Ruangan

Biaya Depresiasi Fasilitas 203.700.728,38Rp Jumlah Pasien

1

2

3

4

4.2.5 Menghitung Tarif Per Unit Cost Driver

Setelah mengidentifikasi cost driver, kemudian menentukan tarif per unit

cost driver. Tarif per unit cost driver diperlukan karena setiap tipe kamar memiliki

cost driver yang berbeda-beda. Perhitungan dilakukan dengan cara membagi

jumlah biaya tidak langsung dengan cost driver masing-masing. Tabel 4.32

merupakan penentuan tarif per unit cost driver kamar rawat inap dengan metode

Activity-Based Costing.

Tabel 4.32 Tarif per unit cost driver

�o Biaya Tidak Langsung Jumlah Cost DriverTarif Per Unit

Cost Driver

Unit level activity cost

Biaya listrik 74.595.570,84Rp 101023,56 738,40Rp

Biaya Air 53.059.430,69Rp 29562,4 1.794,83Rp

Batch related activity cost

Biaya administrasi 117.228.765,61Rp 73906 1.586,19Rp

Biaya bahan habis pakai 4.898.800,00Rp 73906 66,28Rp

Product level activity cost

Biaya maintenance web 8.400.000,00Rp 73906 113,66Rp

1

2

3

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 71: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-24

Tabel 4.32 Lanjutan

�o Biaya Tidak Langsung Jumlah Cost DriverTarif Per Unit

Cost Driver

Facility sustaining activity cost

Biaya Kebersihan 151.190.285,20Rp 1466,16 103.119,91Rp

Biaya Pemeliharaan

Fasilitas Umum8.389.012,00Rp 73906 113,51Rp

Biaya Pemeliharaan

Fasilitas Ruang Utama655.940,00Rp 7564 86,72Rp

Biaya Pemeliharaan

Gedung5.591.159,00Rp 73906 75,65Rp

Biaya Depresiasi Gedung 150.718.285,50Rp 1466,16 102.797,98Rp

Biaya Depresiasi Fasilitas

1. Utama 77.121.040,38Rp 713 108.164,15Rp

2. Teladan 76.859.918,00Rp 4192 18.334,90Rp

3. Kelas I 22.687.845,00Rp 2135 10.626,63Rp

4. Kelas II 13.515.962,50Rp 3239 4.172,88Rp

5. Kelas III 13.515.962,50Rp 4686 2.884,33Rp

4

4.2.6 Menghitung Biaya Tidak Langsung yang Dialokasikan ke Produk

Pada tahap ini akan ditentukan besarnya biaya tidak langsung rawat inap

pada masing-masing tipe kamar. Pembebanan biaya tidak langsung dari tiap

aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan cara mengalikan tarif per unit dasar

alokasi biaya dengan jumlah dasar alokasi yang ada pada setiap tipe kamar.

Pembebanan biaya tidak langsung pada setiap tipe kamar ditunjukkan pada tabel

4.33.

Tabel 4.33 Pembebanan biaya tidak langsung setiap tipe kamar

�o Biaya Tidak Langsung Biaya Per UnitUnit Cost

DriverBiaya Total

Biaya Per hari

(Biaya

Total:Lama

Hari)Unit level activity cost

Biaya listrik

1. Utama 77332,68 57.102.278,02Rp 7.549,22Rp

2. Teladan 6301,44 4.652.969,21Rp 229,03Rp

3. Kelas I 5446,08 4.021.373,30Rp 401,94Rp

4. Kelas II 4357,44 3.217.523,95Rp 231,53Rp

5. Kelas III 7585,92 5.601.426,37Rp 253,18Rp

Biaya Air

1. Utama 3025,6 5.430.432,36Rp 717,93Rp

2. Teladan 8126,4 14.585.492,30Rp 717,93Rp

3. Kelas I 4002 7.182.902,66Rp 717,93Rp

4. Kelas II 5558,8 9.977.091,28Rp 717,93Rp

5. Kelas III 8849,6 15.883.512,09Rp 717,93Rp

1

738,40Rp

1.794,83Rp

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 72: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-25

Tabel 4.33 Lanjutan

�o Biaya Tidak Langsung Biaya Per UnitUnit Cost

DriverBiaya Total

Biaya Per hari

(Biaya

Total:Lama

Hari)Batch related activity cost

Biaya administrasi

1. Utama 73906 117.228.765,61Rp 1.586,19Rp

2. Teladan 73906 117.228.765,61Rp 1.586,19Rp

3. Kelas I 73906 117.228.765,61Rp 1.586,19Rp

4. Kelas II 73906 117.228.765,61Rp 1.586,19Rp

5. Kelas III 73906 117.228.765,61Rp 1.586,19Rp

Biaya bahan habis pakai

1. Utama 73906 4.898.800,00Rp 66,28Rp

2. Teladan 73906 4.898.800,00Rp 66,28Rp

3. Kelas I 73906 4.898.800,00Rp 66,28Rp

4. Kelas II 73906 4.898.800,00Rp 66,28Rp

5. Kelas III 73906 4.898.800,00Rp 66,28Rp

Product level activity cost

Biaya maintenance web

1. Utama 73906 8.400.000,00Rp 113,66Rp

2. Teladan 73906 8.400.000,00Rp 113,66Rp

3. Kelas I 73906 8.400.000,00Rp 113,66Rp

4. Kelas II 73906 8.400.000,00Rp 113,66Rp

5. Kelas III 73906 8.400.000,00Rp 113,66Rp

Facility sustaining activity cost

Biaya Kebersihan

1. Utama 274,2 28.275.478,94Rp 3.738,16Rp

2. Teladan 348 35.885.728,19Rp 1.766,38Rp

3. Kelas I 154 15.880.465,93Rp 1.587,25Rp

4. Kelas II 284,2 29.306.678,03Rp 2.108,85Rp

5. Kelas III 405,76 41.841.934,12Rp 1.891,25Rp

Biaya Pemeliharaan Fasilitas

Ruang Utama

86,72Rp

7564 655.940,00Rp 86,72Rp

Biaya Pemeliharaan Fasilitas

1. Utama 73906 8.389.012,00Rp 113,51Rp

2. Teladan 73906 8.389.012,00Rp 113,51Rp

3. Kelas I 73906 8.389.012,00Rp 113,51Rp

4. Kelas II 73906 8.389.012,00Rp 113,51Rp

5. Kelas III 73906 8.389.012,00Rp 113,51Rp

Biaya Pemeliharaan Gedung

1. Utama 73906 5.591.159,00Rp 75,65Rp

2. Teladan 73906 5.591.159,00Rp 75,65Rp

3. Kelas I 73906 5.591.159,00Rp 75,65Rp

4. Kelas II 73906 5.591.159,00Rp 75,65Rp

5. Kelas III 73906 5.591.159,00Rp 75,65Rp

Biaya Depresiasi Gedung

1. Utama 274,2 28.187.205,96Rp 3.726,49Rp

2. Teladan 348 35.773.696,84Rp 1.760,86Rp

3. Kelas I 154 15.830.888,83Rp 1.582,30Rp

4. Kelas II 284,2 29.215.185,75Rp 2.102,27Rp

5. Kelas III 405,76 41.711.308,13Rp 1.885,34Rp

Biaya Depresiasi Fasilitas

1. Utama 108.164,15Rp 713 77.121.040,38Rp 10.195,80Rp

2. Teladan 18.334,90Rp 4192 76.859.918,00Rp 3.783,22Rp

3. Kelas I 10.626,63Rp 2135 22.687.845,00Rp 2.267,65Rp

4. Kelas II 4.172,88Rp 3239 13.515.962,50Rp 972,58Rp

5. Kelas III 2.884,33Rp 4686 13.515.962,50Rp 610,92Rp

3

113,66Rp

103.119,91Rp

75,65Rp

102.797,98Rp

4

113,51Rp

2

1.586,19Rp

66,28Rp

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 73: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-26

4.2.7 Menghitung Total Biaya Produk

Total biaya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh biaya langsung dan

biaya tidak langsung. Biaya tersebut sudah menunjukkan penggunaan masing-

masing tipe kamar untuk setiap aktivitas. Tabel 4.34 menunjukkan biaya per hari

dari masing-masing tipe kamar rawat inap.

Tabel 4.34 Biaya rawat inap per hari setiap tipe kamar

Utama Teladan Kelas I Kelas II Kelas III

Biaya Langsung

Gaji Perawat 941,79Rp 941,79Rp 941,79Rp 941,79Rp 941,79Rp

Biaya Laundry 1.824,54Rp 1.824,54Rp 1.824,54Rp 1.094,72Rp 729,82Rp

Biaya Konsumsi 47.706,72Rp 26.112,72Rp 26.112,72Rp 22.835,22Rp 18.224,22Rp

Paket VIP 1.225,41Rp - - - -

Biaya Tidak Langsung

Biaya listrik 7.549,22Rp 229,03Rp 401,94Rp 231,53Rp 253,18Rp

Biaya air 717,93Rp 717,93Rp 717,93Rp 717,93Rp 717,93Rp

Biaya administrasi 1.586,19Rp 1.586,19Rp 1.586,19Rp 1.586,19Rp 1.586,19Rp

Biaya bahan habis pakai 66,28Rp 66,28Rp 66,28Rp 66,28Rp 66,28Rp

Biaya maintenance we b 113,66Rp 113,66Rp 113,66Rp 113,66Rp 113,66Rp

Biaya kebersihan 3.738,16Rp 1.766,38Rp 1.587,25Rp 2.108,85Rp 1.891,25Rp

Biaya pemeliharaan fasilitas 200,23Rp 113,51Rp 113,51Rp 113,51Rp 113,51Rp

Biaya pemeliharaan gedung 75,65Rp 75,65Rp 75,65Rp 75,65Rp 75,65Rp

Biaya depresiasi gedung 3.726,49Rp 1.760,86Rp 1.582,30Rp 2.102,27Rp 1.885,34Rp

Biaya depresiasi fasilitas 10.195,80Rp 3.783,22Rp 2.267,65Rp 972,58Rp 610,92Rp

Biaya Per Hari 79.668,08Rp 39.091,76Rp 37.391,41Rp 32.960,18Rp 27.209,74Rp

Komponen BiayaTipe Kamar

4.2.8 Menghitung Tarif Rawat Inap Per Hari

Tarif rawat inap per hari diperoleh dengan menjumlahkan total biaya

perhari ditambah dengan jasa RS sebesar 10% dari biaya tersebut. Besarnya jasa

rumah sakit sebesar 10% telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali

No 9 Tahun 1985 tentang Pelayanan Kesehatan Pada RSUD Tingkat II Kabupaten

Boyolali. Tabel 4.35 menunjukkan tarif rawat inap per hari dari masing-masing

tipe kamar rawat inap.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 74: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-27

Tabel 4.35 Tarif rawat inap per hari dari setiap tipe kamar

Tipe Kamar Biaya Per Hari Jasa 10 %Tarif Rawat Inap

Per Hari

Utama 79.668,08Rp 7.966,81Rp 87.634,88Rp

Teladan 39.091,76Rp 3.909,18Rp 43.000,94Rp

Kelas I 37.391,41Rp 3.739,14Rp 41.130,55Rp

Kelas II 32.960,18Rp 3.296,02Rp 36.256,20Rp

Kelas III 27.209,74Rp 2.720,97Rp 29.930,71Rp

4.2.9 Perancangan Alat Bantu Penghitung Tarif Jasa Rawat Inap

Perancangan alat bantu penghitung tarif dalam penelitian ini adalah

perancangan user interface untuk mempermudah pihak rumah sakit dalam proses

penghitungan tarif. User interface digunakan untuk menghubungkan user yang

dalam hal ini pihak rumah sakit dengan program aplikasi yang dirancang.

Perancangan alat bantu menggunakan Software Macro Excel 2007 untuk

menjalankan sistem usulan. Berikut merupakan penjelasan tentang alat bantu

penghitung tarif rawat inap ini.

1. Halaman Awal

Perancangan user interface dimulai dari perancangan halaman awal dari

alat penghitung tarif ini. Pada halaman awal terdapat empat menu pokok yaitu

data pasien, input, proses dan output. Pada setiap halaman komponen alat hitung

terdapat tanda ‘home’ yang digunakan untuk kembali ke menu awal. Berikut

merupakan penjelasan mengenai menu pada halaman awal:

a. Menu data pasien

Menu data pasien terdiri dari jumlah pasien dan lama hari pasien rawat inap.

Data tersebut merupakan akumulasi jumlah pasien selama satu tahun.

b. Menu Input

Menu input terdiri dari macam-macam data yang dibutuhkan untuk

memperoleh tarif rawat inap. Data-data tersebut adalah data biaya langsung,

biaya tidak langsung, tingkat inflasi, gaji pegawai dan cost driver.

c. Menu Proses

Menu proses digunakan untuk melihat setiap langkah penghitungan tarif

dengan metode ABC. Proses ini terdiri dari alokasi biaya tidak langsung,

alokasi biaya tidak langsung ke produk, penghitungan tarif per unit cost

driver dan pembebanan biaya.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 75: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-28

d. Menu Output

Output berisi hasil dari proses penghitungan tarif. Menu output terdiri dari

biaya langsung, biaya tidak langsung dan hasil tarifnya.

2. Proses penghitungan tarif dengan alat bantu penghitung tarif

Langkah-langkah untuk memperoleh tarif dengan alat bantu penghitung

tarif dimulai dari memasukkan data-data yang dibutuhkan. Data-data yang

dibutuhkan tersedia pada menu data pasien dan input. Selanjutnya data tersebut

akan diproses secara otomatis sesuai dengan metode ABC yang dapat dilihat pada

menu proses. Selanjutnya tarif pasien per hari akan diperoleh dan dapat dilihat

menu output. Penjelasan mengenai langkah-langkah penggunaan alat bantu dapat

dilihat pada lampiran 1.

Alat bantu penghitung tarif ini dapat digunakan pihak rumah sakit untuk

proses evaluasi tarif secara berkala. Hal tersebut karena dalam alat bantu

penghitung tarif ini terdapat faktor inflasi sebagai komponen yang mempengaruhi

tarif untuk periode selanjutnya. Pihak rumah sakit tinggal meng-input komponen

biaya satu tahun terakhir dan nilai inflasi maka nilai tarif secara otomatis akan

berubah untuk tarif tahun selanjutnya.

4.2.10 Proyeksi Tarif Menggunakan Alat Bantu Penghitung Tarif Jasa

Rawat Inap

Tahap proyeksi tarif digunakan untuk mengaplikasikan alat bantu

penghitung tarif jasa rawat inap dalam mengevaluasi tarif rawat inap pada tahun

selanjutnya. Proyeksi tarif pada tahap ini digunakan untuk menghitung tarif jasa

rawat inap pada tahun 2010. Proses penghitungan tarif pada tahun 2010

angkahnya sama dengan tahun 2009, yang berbeda hanyalah penambahan nilai

inflasi pada komponen biaya tertentu. Nilai inflasi digunakan dalam proses

penghitungan komponen biaya yang terpengaruh faktor inflasi untuk tahun

selanjutnya.

Nilai inflasi digunakan untuk memperkirakan harga kebutuhan tertentu

yang dipengaruhi faktor inflasi untuk tahun selanjutnya. Nilai inflasi yang

digunakan dalam penghitungan adalah inflasi yang disesuaikan dengan jenis

komoditi masing-masing biaya. Nilai inflasi untuk beberapa nilai komoditi

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 76: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-29

tertentu diperoleh dengan melihat data historis nilai inflasi selama empat tahun

sebelumnya. Nilai inflasi berdasarkan kelompok komoditi diperoleh dari data

Badan Pusat Statistik selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Nilai inflasi

Indonesia menurut kelompok komoditi ditunjukkan pada tabel 4.36.

Tabel 4.36 Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Komoditi

Tahun BulanBahan

Makanan

Makanan

Jadi,

Minuman,

Rokok, dan

Perumahan,

Air, Listrik,

Gas, dan

Bahan Bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan,

Rekreasi dan

Olahraga

Transpor,

Komunikasi,

dan Jasa

Keuangan

Indeks

Umum

12,94 6,36 4,83 6,84 5,87 8,13 1,02 6,60

Desember 3,12 1,11 0,74 0,13 1,05 0,07 0,10 1,21

November 0,65 0,47 0,29 0,70 0,42 0,03 -0,21 0,34

Oktober 2,17 0,64 0,26 1,00 0,29 0,10 0,46 0,86

September 0,62 0,13 0,28 -0,13 0,31 1,84 -0,01 0,38

Agustus -0,34 0,35 0,30 0,35 0,33 4,77 0,01 0,33

Juli 0,99 0,31 0,21 0,36 0,06 0,69 0,08 0,45

Juni 1,12 0,26 0,32 -0,08 0,27 0,25 0,10 0,45

Mei 0,28 0,30 0,30 2,03 0,57 0,07 0,17 0,37

April -0,85 0,43 0,42 0,70 0,58 0,09 0,07 0,05

Maret -0,88 0,58 0,36 0,15 0,39 0,12 0,13 0,03

Februari 1,18 0,65 0,55 0,72 0,40 -0,28 0,16 0,58

Januari 4,29 0,94 0,70 0,73 1,06 0,20 -0,05 1,36

11,26 6,41 4,88 8,42 4,31 8,83 1,25 6,59

Desember 2,47 0,91 0,63 0,99 0,41 0,12 0,22 1,10

November 0,04 0,43 0,12 1,66 0,26 0,11 -0,27 0,18

Oktober 1,87 0,51 0,21 2,05 0,45 0,21 0,47 0,79

September 1,81 0,45 0,18 1,22 0,44 1,70 0,07 0,80

Agustus 0,79 0,48 0,77 0,49 0,24 3,18 0,04 0,75

Juli 1,35 0,40 0,32 0,61 0,35 2,89 0,05 0,72

Juni 0,47 0,33 0,13 -0,43 0,22 0,03 0,11 0,23

Mei -0,39 0,47 0,35 0,21 0,18 0,01 0,13 0,10

April -1,30 0,38 0,26 0,61 0,32 -0,03 0,22 -0,16

Maret 0,16 0,36 0,29 0,41 0,20 0,03 0,09 0,24

Februari 0,84 0,65 0,80 0,56 0,64 0,23 0,03 0,62

Januari 2,68 0,87 0,71 -0,25 0,54 0,10 0,10 1,04

2008 16,35 12,53 10,92 7,33 7,96 6,66 7,49 11,06

Desember 0,57 0,52 0,52 1,13 0,21 0,16 -2,74 -0,04

November -0,67 1,13 0,23 0,72 0,37 0,26 -0,31 0,12

Oktober 0,71 0,77 0,24 0,71 0,52 0,39 0,10 0,45

September 1,90 0,94 1,22 0,50 0,36 0,63 0,22 0,97

Agustus 0,94 0,59 0,53 -0,53 0,56 1,36 -0,01 0,51

Juli 1,85 1,07 1,80 0,81 0,71 1,74 0,71 1,37

2006

2007

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 77: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-30

Tabel 4.36 Lanjutan

Tahun BulanBahan

Makanan

Makanan

Jadi,

Minuman,

Rokok, dan

Perumahan,

Air, Listrik,

Gas, dan

Bahan Bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan,

Rekreasi dan

Olahraga

Transpor,

Komunikasi,

dan Jasa

Keuangan

Indeks

Umum

Juni *) 1,28 1,33 1,14 0,49 0,83 0,44 8,72 2,46

Mei 1,72 0,86 1,58 -0,16 0,69 0,37 2,23 1,41

April 0,55 0,86 1,62 -0,27 1,88 0,13 -1,18 0,57

Maret 1,44 1,08 0,99 1,17 0,69 0,09 0,11 0,95

Februari 1,59 0,88 -0,01 0,76 1,56 0,04 0,02 0,65

Januari 2,77 2,02 1,80 2,31 0,72 0,01 0,24 1,77

3,88 7,81 1,83 6,00 3,89 3,89 -3,67 2,78

Desember -0,13 0,93 0,28 0,95 0,20 0,01 0,35 0,33

November -0,82 0,26 0,15 0,98 0,19 0,13 -0,08 -0,03

Oktober 0,28 0,70 0,24 0,37 0,20 0,34 -0,71 0,19

September 2,43 1,08 0,18 1,28 0,29 0,43 0,89 1,05

Agustus 1,29 0,73 0,21 0,01 0,35 1,26 -0,02 0,56

Juli 1,14 0,29 0,08 -0,23 0,13 1,21 0,28 0,45

Juni -0,18 0,29 0,04 0,30 0,23 0,09 0,25 0,11

Mei -0,25 0,48 0,09 -0,48 0,62 0,07 0,00 0,04

April -1,33 0,40 0,12 -1,70 0,34 0,05 0,07 -0,31

Maret -0,26 0,52 0,20 1,02 0,73 0,06 0,25 0,22

Februari 0,95 0,91 0,28 2,85 0,17 0,04 -2,43 0,21

Januari 0,76 0,95 -0,06 0,55 0,37 0,12 -2,53 -0,07

11,1075 8,2775 5,615 7,1475 5,5075 6,8775 1,5225 6,7575

2009

Perkiraan �ilai Inflasi

Sumber : Badan Pusat Statistik 2010

Selanjutnya nilai inflasi menurut kelompok komoditi tersebut disesuaikan

dengan masing-masing komponen biaya yang ada dalam kegiatan rawat inap.

Pengelompokan nilai inflasi menurut kelompok komoditi yang disesuaikan

dengan biaya dalam unit rawat inap pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel

4.37.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 78: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-31

Tabel 4.37 Pengelompokan biaya berdasarkan inflasi menurut komoditi pada

tahun 2010

Jenis Inflasi Menurut

Kelompok KomoditiKomponen Biaya �ilai Inflasi

Bahan makanan Biaya konsumsi 11,10%

Biaya listrik

Biaya air

Biaya gaji pegawai

Biaya paket VIP

Biaya bahan pencuci

Biaya belanja alat tulis kantor

Biaya penyediaan form pasien

Biaya bahan habis pakai

Biaya kebersihan

5,61%

6,75%Indeks Umum

Perumahan, air, listrik, gas, dan

bahan bakar

Tarif rawat inap pada tahun 2010 dapat diperoleh dengan memasukkan

nilai inflasi menurut komoditi tersebut pada menu input alat bantu yang

disesuaikan dengan masing-masing komponen biaya pada tahun 2009.

Selanjutnya tarif rawat inap secara otomatis berubah dan dapat dilihat pada menu

output. Tarif rawat inap per hari pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4.38.

Tabel 4.38 Tarif rawat inap per hari setiap tipe kamar tahun 2010

Utama Teladan Kelas I Kelas II Kelas III

Biaya Langsung

Gaji Perawat 1.005,43Rp 1.005,43Rp 1.005,43Rp 1.005,43Rp 1.005,43Rp

Biaya Laundry 1.935,90Rp 1.935,90Rp 1.935,90Rp 1.161,54Rp 774,36Rp

Biaya Konsumsi 53.005,74Rp 29.013,19Rp 29.013,19Rp 25.371,64Rp 20.248,48Rp

Paket VIP 1.308,22Rp - - - -

Biaya Tidak Langsung

Biaya listrik 7.973,11Rp 241,89Rp 424,51Rp 244,53Rp 267,40Rp

Biaya air 758,24Rp 758,24Rp 758,24Rp 758,24Rp 758,24Rp

Biaya administrasi 1.692,91Rp 1.692,91Rp 1.692,91Rp 1.692,91Rp 1.692,91Rp

Biaya bahan habis pakai 70,76Rp 70,76Rp 70,76Rp 70,76Rp 70,76Rp

Biaya maintenance we b 113,66Rp 113,66Rp 113,66Rp 113,66Rp 113,66Rp

Biaya kebersihan 3.990,77Rp 1.885,74Rp 1.694,51Rp 2.251,35Rp 2.019,05Rp

Biaya pemeliharaan fasilitas 200,23Rp 113,51Rp 113,51Rp 113,51Rp 113,51Rp

Biaya pemeliharaan gedung 75,65Rp 75,65Rp 75,65Rp 75,65Rp 75,65Rp

Biaya depresiasi gedung 3.726,49Rp 1.760,86Rp 1.582,30Rp 2.102,27Rp 1.885,34Rp

Biaya depresiasi fasilitas 10.195,80Rp 3.783,22Rp 2.267,65Rp 972,58Rp 610,92Rp

Biaya Per Hari 86.052,92Rp 42.450,97Rp 40.748,22Rp 35.934,08Rp 29.635,71Rp

Jasa RS 10 % 8.605,29Rp 4.245,10Rp 4.074,82Rp 3.593,41Rp 2.963,57Rp

Tarif Rawat Inap Per Hari 94.658,21Rp 46.696,07Rp 44.823,04Rp 39.527,48Rp 32.599,28Rp

Komponen BiayaTipe Kamar

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 79: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

IV-32

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 80: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-1

BAB V

A�ALISIS DA� I�TERPRETASI HASIL

5.1 Interpretasi Tarif Jasa Rawat Inap

Metode ABC menentukan tarif jasa rawat inap untuk masing-masing kelas

berdasarkan aktivitas yang terjadi. Hasil penghitungan dengan metode ABC dapat

diketahui tarif jasa rawat inap untuk kelas Utama adalah sebesar Rp 87.634,88,

kelas Teladan sebesar Rp 43.000,94, kelas I sebesar Rp 41.130,55, kelas II sebesar

Rp 36.256,20, dan kelas III sebesar Rp 29.930,71. Hasil tersebut apabila

dibandingkan dengan tarif jasa rawat inap yang berlaku di RS sekarang, maka

hasil penghitungan dengan metode ABC memberikan hasil yang lebih kecil

kecuali pada kelas II dan kelas III. Hasil yang lebih besar pada kelas II dan III

disebabkan karena rumah sakit pemerintah harus memberlakukan sistem subsidi

silang dalam penentuan tarifnya. Kebijakan ini menyebabkan rumah sakit harus

menarik biaya yang lebih rendah dari biaya satuan untuk kalangan kurang mampu

(pasien kelas II dan III) dan menarik biaya yang lebih tinggi dari biaya satuan

untuk kalangan mampu (pasien kelas VIP, Teladan dan kelas I). Perbandingan

mengenai hasil tarif rumah sakit dengan hasil metode ABC dapat dilihat pada

tabel 5.1.

Tabel 5.1 Perbandingan Hasil Tarif Rawat Inap

Rumah Sakit Metode ABC

1 Utama 155.000,00Rp 87.634,88Rp

2 Teladan 75.000,00Rp 43.000,94Rp

3 Kelas I 60.000,00Rp 41.130,55Rp

4 Kelas II 30.500,00Rp 36.256,20Rp

5 Kelas III 21.000,00Rp 29.930,71Rp

�o Tipe KamarPerbandingan Tarif

Hasil penghitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode

ABC dapat digunakan manajemen rumah sakit sebagai informasi untuk mengelola

biaya. Biaya dikelola dengan mengendalikannya secara baik. Pada proses

pengendalian biaya, diperlukan data yang lengkap tentang penyebab terjadinya

biaya. Data tersebut merupakan fakta tentang penyebab terjadinya biaya. Fakta

dalam metode ABC adalah bahwa aktivitas merupakan penyebab timbulnya biaya

sehingga dengan pengelolaan aktivitas yang baik biaya dapat dikendalikan. Biaya-

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 81: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-2

biaya yang merupakan rangkuman dari seluruh aktivitas yang ada pada unit rawat

inap ditunjukkan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Penghitungan Total Biaya dengan metode ABC

Biaya Langsung

Gaji Perawat 69.603.888,96Rp 2,46%

Biaya Laundry 100.482.422,02Rp 3,55%

Biaya Konsumsi 1.873.151.108,82Rp 66,17%

Paket VIP 9.269.000,00Rp 0,33%

Biaya Tidak Langsung

Biaya listrik 74.595.570,84Rp 2,64%

Biaya air 53.059.430,69Rp 1,87%

Biaya administrasi 117.228.765,61Rp 4,14%

Biaya bahan habis pakai 4.898.800,00Rp 0,17%

Biaya maintenance we b 8.400.000,00Rp 0,30%

Biaya kebersihan 151.190.285,20Rp 5,34%

Biaya pemeliharaan fasilitas 9.044.952,00Rp 0,32%

Biaya pemeliharaan gedung 5.591.159,00Rp 0,20%

Biaya depresiasi gedung 150.718.285,50Rp 5,32%

Biaya depresiasi fasilitas 203.700.728,38Rp 7,20%

Total 2.830.934.397,01Rp 100,00%

Komponen Biaya Jumlah Persentase Biaya

Pada tabel 5.2 dapat diketahui masing-masing kontribusi dari biaya setiap

aktivitas terhadap biaya total. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa biaya

konsumsi adalah komponen biaya terbesar dalam biaya penyusun tarif rawat inap

dengan metode ABC yaitu sebesar 67,76% . Hal tersebut dapat digunakan rumah

sakit untuk mengevaluasi apakah dengan kontribusi biaya yang besar, konsumsi

yang diberikan kepada pasien sudah sesuai dengan jumlah biaya yang

dikeluarkan. Rumah sakit dapat mengevaluasi apakah biaya yang dikeluarkan

pasien untuk konsumsi sudah sesuai atau tidak dengan melakukan survey

langsung kepada pasien tentang pendapat mengenai konsumsi yang mereka

terima.. Rumah sakit dapat mempertimbangkan sedikit mengurangi biaya

konsumsi dengan tetap mempertahankan kualitas makanan dan minuman yang

diberikan kepada pasien apabila menurut mereka konsumsi yang diterima kurang

sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 82: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-3

Manfaat lain dari penggunaan metode ABC dalam penghitungan tarif jasa

rawat inap adalah dalam hal pembebanan biaya tidak langsung (overhead).

metode ABC menghitung biaya overhead secara lebih rinci dan membebankannya

sesuai penggunaan nyata dari setiap aktivitas tipe kamar. Tabel 5.3 menunjukkan

hasil biaya overhead yang dihitung dengan metode ABC dan gambar 5.1 adalah

grafik yang menunjukkan proporsi masing-masing biaya overhead tersebut.

Tabel 5.3 Penghitungan Total Biaya Overhead dengan metode ABC

�o Biaya Tidak Langsung Persentase

1 Biaya listrik 9,58%

2 Biaya air 6,82%

3 Biaya administrasi 15,06%

4 Biaya bahan habis pakai 0,63%

5 Biaya maintenance website 1,08%

6 Biaya kebersihan 19,42%

7 Biaya pemeliharaan fasilitas 1,16%

8 Biaya pemeliharaan gedung 0,72%

9 Biaya depresiasi gedung 19,36%

10 Biaya depresiasi fasilitas 26,17%

100,00%Total

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

10 6 9 3 1 2 7 5 8 4

Gambar 5.1 Grafik Proporsi Biaya Tidak Langsung dari Aktivitas Rawat Inap di

RSUD Pandan Arang Boyolali dengan metode ABC

Dari grafik dapat dilihat bahwa urutan biaya overhead yang proporsinya

paling besar berturut-turut adalah biaya depresiasi fasilitas sebesar 26,17%, biaya

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 83: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-4

kebersihan sebesar 19,42 %, biaya depresiasi gedung sebesar 19,36 %, biaya

administrasi sebesar 15,06 %, biaya listrik sebesar 9,58 % dan biaya air sebesar

6,82 %. Proporsi biaya yang tergolong besar menyebabkan biaya-biaya tersebut

harus dibebankan secara tepat kepada pasien sesuai penggunaan aktivitas nyata

dari setiap tipe kamar. Untuk biaya lain seperti biaya habis pakai, biaya

maintenance web, biaya pemeliharaan fasilitas dan gedung dapat dibebankan

secara merata kepada setiap kelas karena persentasenya yang sangat kecil dan

tidak terjadi perbedaan proporsi penggunaan yang berarti antar tipe kamar rawat

inap. Hal tersebut berarti bahwa dengan metode ABC pihak rumah sakit dapat

mengelola aktivitasnya dengan baik berdasarkan kontribusi biaya yang diberikan

dari masing-masing aktivitas tersebut.

5.2 Analisis Perbandingan Hasil Penghitungan Tarif Jasa Rawat Inap

Hasil penghitungan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC dapat

dianalisis dengan membandingkan hasil tarif jasa rawat inap yang berlaku di

rumah sakit. Kedua tarif dibandingkan berdasarkan data yang ada pada tahun

2009. Data tersebut merupakan data jumlah pasien, lama hari pasien dan biaya-

biaya yang dikeluarkan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk aktivitas rawat

inap adalah sebesar Rp 2.830.934.397,01. Biaya tersebut merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk pembayaran gaji perawat, konsumsi pasien, pengadaan paket

VIP, pembayaran listrik dan air, administrasi, kebersihan, bahan habis pakai,

maintenance web, pemeliharaan, dan biaya depresiasi. Jumlah pendapatan yang

diperoleh dari jasa rawat inap dengan tarif yang berlaku di rumah sakit adalah

sebesar Rp 4.184.882.500,00 dan hasil penghitungan dengan metode ABC adalah

sebesar Rp 3.114.027.836,71. Pendapatan diperoleh dari perkalian antara tarif

rawat inap perhari baik tarif rumah sakit maupun metode ABC dengan lama hari

pasien dirawat pada tahun 2009. Sisa pendapatan yang diperoleh rumah sakit pada

tahun 2009 dengan tarif yang berlaku sekarang adalah sebesar Rp

1.353.948.102,99 dan apabila dengan metode ABC adalah sebesar Rp

283.093.439,70. Nilai sisa pendapatan metode ABC yang lebih kecil disebabkan

karena dalam proses penghitungannya, metode ABC menggambarkan penggunaan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 84: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-5

nyata dari aktivitas rawat inap. Sisa pendapatan yang dihasilkan merupakan

tambahan jasa 10% yang diperoleh rumah sakit. Sedangkan sisa pendapatan yang

lebih besar dari tarif rumah sakit karena harus mempertimbangkan kelayakan tarif

untuk tahun selanjutnya dan sistem subsidi silang.

Rumah sakit harus menetapkan pembiayaan pelayanan kesehatan secara

tepat dan efisien dengan tetap memperhitungkan resiko dan hasil yang diperoleh

dalam menetapkan besarnya tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa. Tarif

yang terbentuk sebaiknya sudah mempertimbangkan tentang pola subsidi yaitu

berapa persen yang harus dialokasikan untuk kelas II dan III dari kelas atasnya.

Pola subsidi dapat dipertimbangkan dari hasil penghitungan tarif nyata dengan

metode ABC. Hal tersebut bertujuan agar kelas golongan bawah yang dalam hal

ini kelas II dan III tidak mahal tarifnya dan kelas golongan atas juga tidak terlalu

berat dalam menanggung pembayaran kelas di bawahnya. Selain itu pihak rumah

sakit harus tetap mempertimbangkan apakah tambahan jasa yang diperoleh dari

tarif sudah mampu mencukupi segala bentuk pengeluaran tak terduga sehingga

rumah sakit dapat memutuskan apakah perlu penambahan persentase pendapatan

jasa dari rumah sakit ataupun tidak. Perbandingan hasil penghitungan tarif jasa

rawat inap ditunjukkan pada tabel 5.4.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 85: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-6

Ru

mah

Sak

itA

BC

System

Lam

a H

ari

Ru

mah

Sak

itA

BC

System

Utama

7564

155.000,00

Rp

87.634,88

Rp

1.172.420.000,00

Rp

662.870.261,06

Rp

Teladan

20316

75.000,00

Rp

43.000,94

Rp

1.523.700.000,00

Rp

873.607.048,57

Rp

Kelas I

10005

60.000,00

Rp

41.130,55

Rp

600.300.000,00

Rp

411.511.135,90

Rp

Kelas II

13897

30.500,00

Rp

36.256,20

Rp

423.858.500,00

Rp

503.852.342,47

Rp

Kelas III

22124

21.000,00

Rp

29.930,71

Rp

464.604.000,00

Rp

662.187.048,71

Rp

4.1

84.8

82.5

00,0

0R

p

3.1

14

.027.8

36,7

1R

p

69.603.888,96

Rp

Konsumsi Pasien

1.873.151.108,82

Rp

9.269.000,00

Rp

100.482.422,02

Rp

Pem

bayaran Listrik

74.595.570,84

Rp

Pem

bayaran Air

53.059.430,69

Rp

Biaya Administrasi

117.228.765,61

Rp

Biaya kebersihan

151.190.285,20

Rp

Biaya Bahan Habis Pakai

4.898.800,00

Rp

Biaya Maintenace web

8.400.000,00

Rp

Biaya Pem

eliharaan Gedung

5.591.159,00

Rp

Biaya Pem

eliharaan Fasilitas

9.044.952,00

Rp

Biaya Depresiasi Gedung

150.718.285,50

Rp

Biaya Depresiasi Fasilitas

203.700.728,38

Rp

Tota

l P

engel

uara

n2

.830.9

34.3

97,0

1R

p

1.3

53.9

48.1

02,9

9R

p

28

3.0

93.4

39,7

0R

p

Sumber: Pengolahan Data, 2010

Pen

dap

ata

n

Gaji Peraw

at

Biaya Laundry

Sis

a p

end

ap

ata

n

Tabel 5.4 Perbandingan hasil penghitungan tarif raw

at inap tahun 2009

Paket VIP

Pen

gel

uara

n

Tari

f J

asa

Ra

wat

Inap

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 86: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-7

5.3 Rencana Implementasi Metode ABC di RSUD Pandan Arang Boyolali

Langkah awal untuk dapat menerapkan metode ABC sebagai suatu metode

penghitung tarif jasa rawat inap di RSUD Pandan Arang adalah dengan

merancang alat bantu penghitung tarif. Alat bantu penghitung tarif dapat

digunakan pihak rumah sakit untuk proses mempermudah dalam proses

penghitungan tarif rawat inap yang prosesnya telah disesuaikan dengan langkah

dalam metode ABC. Perancangan alat bantu penghitung tarif dalam penelitian ini

adalah perancangan user interface untuk mempermudah pihak rumah sakit dalam

proses penghitungan tarif. User interface digunakan untuk menghubungkan user

yang dalam hal ini pihak rumah sakit dengan program aplikasi yang dirancang.

Perancangan alat bantu menggunakan Software Macro Excel 2007 untuk

menjalankan sistem usulan. Untuk dapat mengoperasikan alat ini, rumah sakit

cukup menyediakan perangkat komputer dengan fasilitas yang mendukung

program Microsoft Excel 2007 serta tenaga kerja yang dilatih untuk mampu

mengoperasikannya.

Alat bantu penghitung tarif dengan metode ABC ini dapat menjadi bahan

pertimbangan manajemen rumah sakit untuk dapat dipergunakan sebagai alat

evaluasi tarif di RSUD Pandan Arang Boyolali. Untuk dapat menerapkan alat

bantu ini pihak rumah sakit harus mulai menerapkan penghitungan tarif dengan

menggunakan metode ABC. Rumah sakit harus dapat mengidentifikasi semua

aktivitas yang terlibat dari rawat inap dan proporsi penggunaan sumber daya dari

masing-masing aktivitas secara tepat. Konsumsi sumber daya dari aktivitas harus

diukur secara teliti untuk masing-masing aktivitas dengan alat bantu seperti alat

ukur KWH listrik dan pemakaian air. Selain itu, rumah sakit harus melakukan

evaluasi tarif secara berkala agar perencanaan tarif untuk periode selanjutnya

benar-benar akurat sesuai kondisi nyata.

5.4 Analisis Proyeksi Tarif Jasa Inap Tahun 2010

Untuk mengevaluasi kelayakan tarif rumah sakit, dilakukan proses

penghitungan tarif jasa rawat inap untuk tahun 2010 dengan alat bantu penghitung

tarif. Hal tersebut untuk mengetahui apakah tarif yang berlaku masih mampu

mencukupi pengeluaran nyata rumah sakit atau tidak. Tarif yang dihitung

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 87: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-8

mempertimbangkan faktor inflasi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap

perubahan nilai uang pada tahun selanjutnya.

Dari hasil penghitungan, dapat dilihat bahwa perkiraan pengeluaran biaya

rumah sakit berdasarkan metode ABC adalah sebesar Rp 3.076.060.433,79

sedangkan pendapatan yang diperoleh dari tarif rumah sakit sekarang adalah

sebesar Rp 4.184.882.500,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa tarif rumah sakit

layak untuk diberlakukan pada tahun 2010 karena masih mampu mengakomodir

kebutuhan rumah sakit. Perkiraan perbandingan tarif rawat inap rumah sakit tahun

2010 ditunjukkan pada tabel 5.5.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 88: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

V-9

R

um

ah

Sak

it (

tah

un

2009)

Met

od

e A

BC

(ta

hu

n 2

010)

Lam

a H

ari

Ru

mah

Sak

itA

BC

System

Utama

7564

155.000,00

Rp

94.658,21

Rp

1.172.420.000,00

Rp

715.994.711,37

Rp

Teladan

20316

75.000,00

Rp

46.696,07

Rp

1.523.700.000,00

Rp

948.677.344,68

Rp

Kelas I

10005

60.000,00

Rp

44.823,04

Rp

600.300.000,00

Rp

448.454.563,52

Rp

Kelas II

13897

30.500,00

Rp

39.527,48

Rp

423.858.500,00

Rp

549.313.436,13

Rp

Kelas III

22124

21.000,00

Rp

32.599,28

Rp

464.604.000,00

Rp

721.226.421,47

Rp

4.1

84.8

82.5

00,0

0R

p

3.3

83.6

66.4

77

,17

Rp

74.307.371,76

Rp

Konsumsi Pasien

2.081.211.368,23

Rp

9.895.352,68

Rp

106.615.685,73

Rp

Pem

bayaran Listrik

78.784.112,15

Rp

Pem

bayaran Air

56.038.717,73

Rp

Biaya Adm

inistrasi

125.115.895,52

Rp

Biaya kebersihan

161.406.968,72

Rp

Biaya Bahan Habis Pakai

5.229.836,41

Rp

Biaya M

aintenace web

8.400.000,00

Rp

Biaya Pem

eliharaan Gedung

5.591.159,00

Rp

Biaya Pem

eliharaan Fasilitas

9.044.952,00

Rp

Biaya Depresiasi Gedung

150.718.285,50

Rp

Biaya Depresiasi Fasilitas

203.700.728,38

Rp

Tota

l P

engel

uara

n3.0

76.0

60.4

33,7

9R

p

1.1

08.8

22.0

66,2

1R

p

307.6

06.0

43

,38

Rp

Sum

ber: Pengolahan Data, 2010

Tari

f Jasa

Raw

at

Inap

Tabel 5.5 Proyeksi tarif raw

at inap tahun 2010

Paket VIP

Pen

gel

uara

n

Pen

dap

ata

n

Gaji Peraw

at

Biaya Laundry

Sis

a p

end

ap

ata

n

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 89: BAB I PED AHULUA - digilib.uns.ac.id... · Terdapat tambahan peraturan daerah yang mengatur tentang tarif dengan ... cost menggunakan metode Activity-Based ... dengan penentuan tarif

VI-1

BAB VI

KESIMPULA DA SARA

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tarif jasa rawat inap per hari hasil penghitungan dengan menggunakan metode

ABC pada tahun 2009 untuk kelas Utama adalah sebesar Rp 87.634,88, kelas

Teladan sebesar Rp 43.000,94, kelas I sebesar Rp 41.130,55, kelas II sebesar

Rp 36.256,20, dan kelas III sebesar Rp 29.930,71.

2. Alat bantu penghitung tarif digunakan untuk mempermudah pihak rumah sakit

dalam menjalankan proses penghitungan dan evaluasi tarif jasa rawat inap di

RSUD Pandan Arang Boyolali dengan menggunakan metode ABC. Alat ini

menggunakan Software Macro Excel 2007.

6.2 Saran

Saran-saran yang diberikan, yaitu:

1. Hasil penghitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC

selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam

hal menentukan tarif jasa rawat inap untuk tahun berikutnya.

2. Untuk penelitian selanjutnya, penentuan proporsi biaya aktivitas-biaya

aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya yang sama sebaiknya menggunakan

alat ukur yang lebih akurat.

3. Pihak rumah sakit harus sering melakukan evaluasi terhadap tarif terkait

dengan perubahan harga yang dipengaruhi oleh faktor inflasi.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users