bab i maternitas 2

11
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang. Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya. (Saiffudin, 2006). Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001). Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. 1

Upload: dedireynaldi

Post on 08-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I Maternitas 2

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang.

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan

orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh

menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak

mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan

dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan

yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal

mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa

bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal.

Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak

selanjutnya. (Saiffudin, 2006).

Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan

pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada

persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Saifuddin, 2001).

Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan

berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin

besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat

kasus terjadinya cedera in utero. (Varney, 2007 ).

Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan

kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang

akan menghilang dalam waktu satu dua hari.

B. Tujuan Penulisan.

1. Mengetahui teori tentang pengertian Caput Succedaneum.

2. Mengetahui penyebab, faktor predisposisi, gejala, patofisiologi,

komplikasi dan penatalaksanaan caput succedaneum.

1

Page 2: Bab I Maternitas 2

Bab II

Tinjauan Teori

A. Definisi.

Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi

karena tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan

difus, kadang-kadang bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan

lunak kulit kepala, yang mengenai bagian kepala terbawah, yang terjadi

pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup, tekanan dalam

vena kapiler meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar

dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah. Dan

merupakan benjolan yang difus kepala, dan melampaui sutura garis

tengah. (Obstetri fisiologi, UNPAD.1985).

Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala,

sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut

terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah.

Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya

menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono Prawiroharjo.2002).

Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan

pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada

persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.(Sarwono Prawiroharjo.2002)

B. Etiologi.

Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya caput succedaneum

pada bayi baru lahir, beberapa diantaranya yaitu :

1. Persalinan lama.

Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan pada

jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena

tertutup, tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk

kedalam cairan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat

yang terendah.

2

Page 3: Bab I Maternitas 2

2. Persalinan dengan ekstraksi vakum.

Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat

adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar

alat penyedot vakum yang digunakan.

C. Manifestasi Klinis.

Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E,

Behrman.dkk.2000), tanda dan gejala yang dapat ditemui pada anak

dengan caput succedaneum adalah sebagi berikut :

1. Adanya edema dikepala.

2. Pada perabaan teraba lembut dan lunak.

3. Edema melampaui sela-sela tengkorak.

4. Batas yang tidak jelas.

5. Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan.

D. Patofisiologi

Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika

memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan

limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler.

Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan

sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya

tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah

satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui

jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan

terlihat segera setelah bayi lahir. Moulase ini umumnya jelas terlihat pada

bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.

Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002,

proses perjalanan penyakit caput succedaneum adalah sebagi berikut :

1. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan

pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis

tengah.

3

Page 4: Bab I Maternitas 2

2. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler

dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya

ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak periosteum hingga

dapat melampaui sutura.

E. Pemeriksaan Diagnostik.

Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu

dilakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum

sangat mudah untuk dikenali. Namun juga sangat perlu untuk melakukan

diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait

dengan penyerta caput succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati

dan perdarahan intrakranial. (Meida.2009).

F. Penatalaksanaan.

Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E,

Behrman.dkk.2000), Pembengkakan pada caput succedaneum dapat

meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura. Dan edema akan

menghilang sendiri dalam beberapa hari. Pembengkakan dan perubahan

warna yang analog dan distorsi wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan

presentasi wajah. Dan tidak diperlukan pengobatan yang spesifik, tetapi

bila terdapat ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan

fisioterapi dini untuk hiperbilirubinemia.

Moulase kepala dan tulang parietal yang tumpang tindih sering

berhubungan dengan adanya caput succedaneum dan semakin menjadi

nyata setelah caput mulai mereda, kadang-kadang caput hemoragik dapat

mengakibatkan syok dan diperlukan transfusi darah.

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan

pada anak dengan caput succedaneum :

1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa

makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan

penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.

2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema

kepala.

4

Page 5: Bab I Maternitas 2

3. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal

4. Mencegah terjadinya infeksi dengan :

a. Perawatan tali pusat.

b. Personal hygiene baik.

5. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :

a. Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan bayi

normal.

b. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena

benjolan akan menghilang 2-3 hari.

6. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.

7. Awasi keadaan umum bayi.

G. Komplikasi.

1. Infeksi.

Infeksi pada caput succedanum bisa terjadi karena kulit kepala luka.

2. Ikterus.

Pada bayi yang terkena caput succedanium dapat menyebabkan ikterus

karena inkompatibiliatas faktor rh atau golongan darah A,B,O antara

ibu dan bayi.

3. Anemia.

bisa terjadi pada bayai yang terkena caput succedanum karena pada

benjolan terjadi pendarahan hebatatau pendarahan hebat.

H. Diagnosa Keperawatan.

1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal.

2. Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan status kesehatan anak.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi.

I. Intervensi Keperawatan.

Diagnosa :

1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal.

Intervensi :

Kaji ekspresi anak (diam, rewel, menangis terus-menerus, dll).

5

Page 6: Bab I Maternitas 2

Kurangi jumlah cahaya lampu,kebisingan, dan berbagai stimulus

lingkunagn lainya dalam anak.

Kaji Tanda-tanda vital, catat peningkatan frekuensi nadi,

peningkatan atau penurunan nafas, dan diforesis.

Kolaborasi : Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri.

Diagnosa :

2. Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan status kesehatan anak.

Intervensi :

Jelaskan pada anak dan orang tua tentang tujuan semua tindakan

keperawatan yang dilakukan dan bagaimana tindakan dilakukan.

Ijinkan orang tua tetap menemani anak, bergantung pada keadaan

anak.

Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.

Diagnosa :

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya indurasi.

Kaji keadaan indurasi pada anak.

Pantau suhu anak setiap 4 jam.

Kaji tanda dan gejala meningitis,termasuk kakuk kuduk, peka

rangsang, nyrei kepala,demam,muntah, dan kejang -kejang.

Ganti balutan indurasi (jika ada) dan gunakan teknik sterilisasi.

6

Page 7: Bab I Maternitas 2

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan.

Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau

kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang

mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema

pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak

diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan

indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang

caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang

parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.(Sarwono,

2007).

7