bab i makalah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan sangat penting . Guru
merupakan salah satu faktor dari keberhasilan siswanya dalam belajar. Keberhasilan
siswa tersebut juga didapat dari kerja keras dalam proses belajar. Siswa akan mudah
menangkap apa yang diajarkan jika siswa tersebut nyaman dengan cara pengajar dalam
menyampaikan materi. Siswa akan termotivasi dengan sendirinya untuk belajar.
Kekreatifitasan merupakan suatu tuntutan bagi seorang guru untuk menciptakan suasana
kelas yang nyaman.
Seorang guru diharapkan bersikap dan bertindak profesional sehingga dapat
berkomunikasi, pandai mengasuh dan menjadi teman belajar bagi siswa untuk tumbuh
dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar guru dan siswa, serta siswa dengan siswa
tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut menciptakan suasana belajar mengajar yang
efektif. Seorang guru harus mampu membangun motivasi siswa, melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar serta pandai menarik perhatian siswa, agar nantinya dapat
memberikan rasa puas oleh siswa terhadap hasil belajarnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bentuk kreatifitas seorang guru ?
2. Bagaimana bentuk motivasi yang diberikan guru kepada siswa ?
3. Adakah pengaruh kreatifitas guru terhadap motivasi belajar siswa ?
1
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk kreatifitas seorang guru.
2. Untuk mengetahui bentuk motivasi yang diberikan guru kepada siswa.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kreatifitas guru terhadap motivasi belajar
siswa.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kreatifitas Dan Inovasi Guru
2.1.1 Manfaat Produk Kreatifitas Guru Dalam Pendidikan
2.1.2 Pengertian Kreatifitas
2.1.3 Wadah Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi
2.2.2 Jenis Dan Sumber Motivasi
2.2.3 Peran Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
2
BAB III PEMBAHASAN
3.1 kreatifitas dan inovasi seorang guru
3.2 motivasi yang diberikan guru kepada siswa
3.3 pengaruh kreatifitas dan inovasi guru terhadap motivasi belajar siswa
BAB IV PENUTUP
3.4 Kesimpulan
3.5 Saran
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KREATIFITAS DAN INOVASI GURU
2.1.1 Manfaat Produk Kreatifitas Dan Inovasi Guru Dalam Pendidikan
Dalam proses belajar dan mengajar, kreatifitas dalam pembelajaran merupakan bagian
dari suatu sistem yang tak terpisahkan antara terdidik dan pendidik. Peranan kreatifitas guru
tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri
manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
Secara umum kreatifitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan
pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi
beberapa macam antara lain :
A. Kreatifitas Guru Berguna Bagi Peningkatan Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran
Produk kreatifitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada
proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme
yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Penerapan produk kreatifitas guru misalnya berupa
instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi,
dengan begitu guru akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan
minatnya pada mata pelajaran.
B. Kreatifitas Guru Berguna Dalam Transfer Informasi Lebih Utuh
Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau
informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti
aslinya. Produk kreatifitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya
4
dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang
didapatkan dari teks. Pada kasus penerapan produk kreatifitas guru pada laboratorium,
dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan
situasi tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh
siswa.
C. Kreatifitas Guru Berguna Dalam Merangsang Siswa Untuk Lebih Berpikir Secara
Ilmiah
Produk kreatifitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir
ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreatifitas guru
akan merangsang siswa untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah,
observasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya
hanya memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai
pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.
D. Produk Kreatifitas Guru Akan Merangsang Kreatifitas Siswa
Kreatifitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat
mengembangkan kreatifitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami
materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan
keunikan dalam berpikir.
2.1.2 Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas adalah orisinalitas, artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu
menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan
dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai kreatifitas
akademik (academic creativity), Kreatifitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau
siswa dalam belajar dan memproduksi informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat
kemampuan untuk mengevaluasi (kemampuan untuk menangkap akar masalah,
5
ketidakkonsistenan dan elemen yang hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan
elaborasi) dan redefinisi. Belajar secara kreatif adalah hal yang alami karena berkaitan sifat
manusia yang selalu ingin tahu. Psikologi belajar telah menunjukkan bahwa individu yang
menghadapi hal baru akan mengalami ketidakseimbangan dalam dirinya. Dengan demikian
peluang untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut secara kreatif terbuka bagi semua orang.
Kreatifitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang
tinggi. Hal ini dikarenakan kreatifitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan,
kreatifitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan
tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor
dorongan atau motivasi.
2.1.3 Wadah Kreatifitas Dan Inovasi Guru Dalam Pembelajaran
Kreatifitas guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk
kreatifitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreatifitas dan hasil
inovasi dalam bentuk media pembelajaran.
A. Kreatifitas dalam Manajemen Kelas
Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas,
mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang
dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal
manajemen kelas, kreatifitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk:
o Membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif
o Menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar
B. Kreatifitas dalam Pemanfaatan Media Belajar
Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran
di kelas. Fungsi Media Belajar:
(1) membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan,
(2) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
(3) Mengurangi terjadinya misunderstanding,
(4) Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan.
6
Dalam hal media belajar, kreatifitas guru dalam media belajar diarahkan untuk:
o Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar
o Membantu siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata
2.2 MOTIVASI
2.2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere“ yang berarti “menggerakkan“.
Berdasarkan pengertian ini makna motivasi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan
motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas
bernafaskan behaviorisme.
Sedangkan Imron (1996), menjelaskan motivasi berasal dari kata inggris “motivation”
yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti
mendorong, menyebabkan, dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya
penggerak (Echols, 1984 dalam Imron, 1996) motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang
mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan
yang diinginkan (Suryabrata, 1984).
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku
tertentu” (Cropley, 1985). Hamper senada Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah
adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu manfaat
dan keuntungan yang akan diperoleh maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan
tersebut.
7
2.2.2 Jenis Dan Sumber Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu tanpa adanya rangsangan dari luar,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian,
pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang
memiliki daya dorong motivasional.
Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkat yang paling dasar dan secara hirarkis menuju
kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, menurut
Maslow jika kebutuhan yang lebih rendah tingkatannya telah dipenuhi, maka kebutuhan yang
berada di tingkatan atasnya akan muncul dan minta dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang
menuntut pemenuhan tersebut dipandang sebagai motivator akrif. Sementara kebutuhan di
tingkatan atasnya menjadi strongest need. Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan manusia
tersebut secara berjenjang dan secara terus-menerus minta dipenuhi.
Menurut Maslow, ada lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs),
2. Kebutuhan keamanan dan rasa terjamin (safety or security needs),
3. Kebutuhan social (social needs),
4. Kebutuhan ego (esteem needs),
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization).
Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Maslow harus terpenuhi, sebab kebutuhan yang
telah lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi active motivator. Jika kebutuhan tersebut
terblokade dan tidak dapat menjadi active motivator, maka usaha manusia hanya bertahan pada
level sebelumnya, dan tidak ada peningkatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan merupakan
hal penting untuk meningkatkan motivasi seseorang termasuk dalam konteks motivasi belajar.
Seseorang yang lama kebutuhannya tidak terpenuhi, bisa menjadi penyebab timbulnya sikap-
sikap destruktif, menentang, dan bahkan frustasi.
Terhadap teori Maslow ini tentu saja tidak sepenuhnya benar, bahwa pemenuhan
kebutuhan harus hirarkis sehingga seseorang tidak bisa melakukan aktualisasi diri sebelum
8
esteem needs dan kebutuhan lainnya terpenuhi. Dalam prakteknya tidak sedikit orang termotivasi
melakukan sesuatu yang konstruktif (aktualisasi diri) meski kebutuhan-kebutuhan sebelumnya
belum terpenuhi.
2.2.3 Peran Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi
merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga
siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan
kegiatan belajar.
Beberapa penelitian tentang prestasi belajar menunjukkan bahwa motivasi sebagai faktor
yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Tokoh-tokoh pendidikan seperti Mc
Clelland (1985), Bandura (1977) Bloom (1980), Winer (1986), Fyans dan Maerh (1987)
melakukan berbagai penelitian tentang peranan motivasi dalam belajar dan menemukan hasil
yang menarik.
Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987) bahwa di antara tiga faktor, yaitu
latar belakang keluarga, kondisi/ konteks sekolah dan motivasi, faktor yang terakhir merupakan
prediktor yang paling baik untuk pretasi belajar. Walberg dkk (1983), menyimpulkan bahwa
motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang
dilakukan Suciati (1990), menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen,
sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation)
mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KREATIFITAS SEORANG GURU
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai
keterampilan, diantaranya keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan
dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri.
Berikut ini delapan Keterampilan mengajar dan cara menggunakannya agar tercipta
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan :
A. Menggunakan Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena
hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan
pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas
jawaban peserta didik. Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru
meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
1. Keterampilan bertanya dasar mencakup;
o Pertanyaan yang jelas dan singkat; pertanyaan harus dibuat jelas dan
singkat serta mempertimbangkan kemampuan berpikir dan
perbendaharaan kata yang dikuasai peserta didik.
o Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan guru perlu
memberikan acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi
yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan.
10
o Memusatkan perhatian; pertanyaan juga dapat digunakan untuk
memusatkan perhatian peserta didik,
o Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru hendaknya
berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran dalam
menjawab pertanyaan.
2. Keterampilan bertanya lanjutan meliputi;
o Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu
mengubah pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju
pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi.
o Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan
hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks
secara berurutan
o Pertanyaan pelacak, pertanyaan pelacak ini diberikan jika jawaban
yang diberikan siswa masih kurang tepat. Sedikitnya ada tujuh jenis
pertanyaan pelacak yaitu :
Klarifikasi
Meminta peserta didik memberikan alas an
Meminta kesepakatan jawaban
Meminta ketepatan jawaban
Meminta jawaban yang lebih relevan
Meminta contoh dan meminta jawaban yang lebih kompleks.
Mendorong terjadinya interaksi, untuk mendorong
tejadinnya interaksi, sediktinya perlu memperhatikan dua hal
berikut ini :
Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta
didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan
singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama
teman dekatnya.
11
Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada
peserta didik yang beratanya, janganlah dijawab
langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh
peserta didik. Dengan cara ini peserta didik dapat
mempelajarai cara memberikan komentar yang
wajar terhadap pertanyaan temannya.
B. Memberi Penguatan
Penguatan merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat
menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat
dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal
yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang
menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk :
o Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran.
o Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar .
o Membina perilaku yang produktif.
C. Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru
dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias,
tekun , dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi;
1. Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimik,
mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.
2. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan
bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan
sekitar .
3. Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik,
tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan ( deduktif dan
induktif).
12
D. Menjelaskan
Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan
mudah dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan penjelasan harus
mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh
peserta didik.
2. Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih
dahulu kemudian menarik kesimpulan umum dan pola deduktif yaitu hukum
atau rumus dikemukakan lebih dahulu lalu diberi contoh untuk memperjelas
rumus dan hukum yang telah dikemukakan.
E. Membuka dan menutup pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka
pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan
kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka
memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan. Upaya yang
dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah:
1. Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan
disajikan.
2. Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai.
3. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang
akan disajikan.
13
5. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik
terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal
berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
pencapai tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan adalah:
1. Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari (kesimpulan bisa
dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru, atau oleh peserta
didik bersama guru).
2. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas
yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai
dengan materi yang telah dipelajari.
4. Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
F. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan dan
memecahkan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi
adalah sebagai berikut :
1. Memperluas masalah atau urunan pendapat
2. Menganalisis pandangan peserta didik
3. Meningkatkan partisipasi peserta didik
4. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi dan
5. Menutup diskusi
Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat
digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah:
1. Pembentukan kelompok secara tepat
14
2. Memberikan topik yang sesuai
3. Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat
berpartisipasi secara aktif
3.2 MOTIVASI YANG DIBERIKAN GURU KEPADA SISWA
Dalam kenyataannya motivasi dalam belajar kadangkala naik begitu pesat tetapi juga
kadang turun secara drastis. Karena itu perlu ada semacam upaya untuk memotivasi siswa.
upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa:
1. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar
2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis siswa
3. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan siswa juga menjadi
faktor yang mempengaruhi motivasi. Jika guru memiliki gairah dalam membelajarkan
pembelajar maka motivasi pembelajar akan lebih baik.
4. Mengembangkan aspirasi dalam belajar
Ada sejumlah prinsip-prinsip belajar yang harus dioptimalkan sebagai upaya memotivasi
dalam belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah: prinsip perhatian, keaktifan, keterlibatan langsung,
pengulangan belajar, rangsangan dan tantangan, pemberian balikan dan penguatan, dan prinsip
individual antar pembelajar.
Cita-cita dan aspirasi juga penting dikembangkan sabagai upaya dalam memotivasi
belajar siswa. Setidaknya ada tiga langkah yang perlu dilakukan;
1. Kenalilah aspirasi dan cita-cita siswa
2. Komunikasikan hasil pengenalan tersebut kepada siwa dan orang tuanya
3. Buatlah program-program yang dapat mengembangkan cita-cita dan aspirasi
pemelajar
3.3 PENGARUH KREATIFITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
Siswa dapat saja memiliki daya serap yang tinggi terhadap pelajaran, namun mereka
seringkali tidak memiliki motivasi untuk belajar. Banyak guru menyadari bahwa lebih sulit untuk
membangkitkan motivasi siswa daripada mengajarkan materi yang sukar pada anak.
15
Guru merupakan subjek yang disoroti dan dituntut untuk bertindak mengatasi
permasalahan tersebut. Orangtua tentunya akan mendiskusikan permasalahan anaknya dengan
guru. Gurulah yang memiliki peranan penting dalam memotivasi siswanya. Solusi untuk
menyikapi permasalahan di atas adalah menjadi guru yang kreatif.
Orang yang kreatif tidak akan pernah kehabisan ide untuk mencari cara atau metode untuk
memotivasi siswanya. Seorang guru yang memiliki motivasi dapat menularkan motivasinya pada
siswa. Guru dapat melakukan hal kreatif untuk memotivasi siswa, diantaranya adalah mengcover
kebutuhan belajar siswa.
Siswa merupakan pribadi yang unik sehingga memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Melalui pendekatan inilah guru dapat melakukan beberapa metode yang dapat memenuhi
kebutuhan belajar siswa. Secara berseling, guru dapat melakukan beberapa metode. Misalnya
adalah adalah menggunakan gambar-gambar dan tulisan yang dibuat menarik pada saat
pemberian presentasi. Sehingga siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu mengingat
dalam jangka waktu yang lama dibandingkan ia harus membaca serentetan tulisan.
16
BAB IV
PENUTUP
3.4 Kesimpulan
Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa
senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi
yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Guru yang kreatif tidak akan pernah
kehabisan ide untuk mencari cara atau metode untuk memotivasi siswanya. Seorang guru
yang memiliki motivasi dapat menularkan motivasinya pada siswa.
3.5 Saran
Bagi guru : latih dan tingkatkan selalu kreatifitas dalam mengajar untuk memotivasi para
siswa, tinggalkan cara lama yang membuat siswa bosan dalam belajar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
Eveline & Hartini.2010.Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia
18