bab i makalah

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan sangat penting . Guru merupakan salah satu faktor dari keberhasilan siswanya dalam belajar. Keberhasilan siswa tersebut juga didapat dari kerja keras dalam proses belajar. Siswa akan mudah menangkap apa yang diajarkan jika siswa tersebut nyaman dengan cara pengajar dalam menyampaikan materi. Siswa akan termotivasi dengan sendirinya untuk belajar. Kekreatifitasan merupakan suatu tuntutan bagi seorang guru untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman. Seorang guru diharapkan bersikap dan bertindak profesional sehingga dapat berkomunikasi, pandai mengasuh dan menjadi teman belajar bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar guru dan siswa, serta siswa dengan siswa tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut menciptakan suasana belajar mengajar yang efektif. Seorang guru harus mampu membangun motivasi siswa, melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar serta pandai menarik perhatian siswa, agar nantinya dapat memberikan rasa puas oleh siswa terhadap hasil belajarnya. 1

Upload: ikhsan-al-khadafi

Post on 30-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan sangat penting . Guru

merupakan salah satu faktor dari keberhasilan siswanya dalam belajar. Keberhasilan

siswa tersebut juga didapat dari kerja keras dalam proses belajar. Siswa akan mudah

menangkap apa yang diajarkan jika siswa tersebut nyaman dengan cara pengajar dalam

menyampaikan materi. Siswa akan termotivasi dengan sendirinya untuk belajar.

Kekreatifitasan merupakan suatu tuntutan bagi seorang guru untuk menciptakan suasana

kelas yang nyaman.

Seorang guru diharapkan bersikap dan bertindak profesional sehingga dapat

berkomunikasi, pandai mengasuh dan menjadi teman belajar bagi siswa untuk tumbuh

dan berkembang. Terjalinnya komunikasi antar guru dan siswa, serta siswa dengan siswa

tidak bisa dilepaskan dari cara guru tersebut menciptakan suasana belajar mengajar yang

efektif. Seorang guru harus mampu membangun motivasi siswa, melibatkan siswa dalam

proses belajar mengajar serta pandai menarik perhatian siswa, agar nantinya dapat

memberikan rasa puas oleh siswa terhadap hasil belajarnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bentuk kreatifitas seorang guru ?

2. Bagaimana bentuk motivasi yang diberikan guru kepada siswa ?

3. Adakah pengaruh kreatifitas guru terhadap motivasi belajar siswa ?

1

Page 2: BAB I Makalah

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran.

b. Tujuan

1. Untuk mengetahui bentuk kreatifitas seorang guru.

2. Untuk mengetahui bentuk motivasi yang diberikan guru kepada siswa.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kreatifitas guru terhadap motivasi belajar

siswa.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kreatifitas Dan Inovasi Guru

2.1.1 Manfaat Produk Kreatifitas Guru Dalam Pendidikan

2.1.2 Pengertian Kreatifitas

2.1.3 Wadah Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

2.2.2 Jenis Dan Sumber Motivasi

2.2.3 Peran Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran

2

Page 3: BAB I Makalah

BAB III PEMBAHASAN

3.1 kreatifitas dan inovasi seorang guru

3.2 motivasi yang diberikan guru kepada siswa

3.3 pengaruh kreatifitas dan inovasi guru terhadap motivasi belajar siswa

BAB IV PENUTUP

3.4 Kesimpulan

3.5 Saran

3

Page 4: BAB I Makalah

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KREATIFITAS DAN INOVASI GURU

2.1.1 Manfaat Produk Kreatifitas Dan Inovasi Guru Dalam Pendidikan

Dalam proses belajar dan mengajar, kreatifitas dalam pembelajaran merupakan bagian

dari suatu sistem yang tak terpisahkan antara terdidik dan pendidik. Peranan kreatifitas guru

tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri

manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.

Secara umum kreatifitas guru memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan

pekerjaannya dengan cepat dan efisien. Namun fungsi tersebut dapat dispesifikkan menjadi

beberapa macam antara lain :

A. Kreatifitas Guru Berguna Bagi Peningkatan Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran

Produk kreatifitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada

proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme

yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Penerapan produk kreatifitas guru misalnya berupa

instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi,

dengan begitu guru akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan

minatnya pada mata pelajaran.

B. Kreatifitas Guru Berguna Dalam Transfer Informasi Lebih Utuh

Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau

informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan,

pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti

aslinya. Produk kreatifitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya

4

Page 5: BAB I Makalah

dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang

didapatkan dari teks. Pada kasus penerapan produk kreatifitas guru pada laboratorium,

dengan memanipulasi objek dan situasi penelitian sedemikian rupa, maka objek dan

situasi tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh

siswa.

C. Kreatifitas Guru Berguna Dalam Merangsang Siswa Untuk Lebih Berpikir Secara

Ilmiah

Produk kreatifitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir

ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreatifitas guru

akan merangsang siswa untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah,

observasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis. Kegiatan tersebut tidak hanya

hanya memperkuat ingatan terhadap informasi yang diserap, tetapi juga berfungsi sebagai

pembentukan unsur kognitif yang menyangkut jenjang pemahaman.

D. Produk Kreatifitas Guru Akan Merangsang Kreatifitas Siswa

Kreatifitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat

mengembangkan kreatifitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami

materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan

keunikan dalam berpikir.

2.1.2 Pengertian Kreatifitas

Kreatifitas adalah orisinalitas, artinya bahwa produk, proses, atau orangnya, mampu

menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain. Kreativitas juga dapat dispesifikkan

dalam dunia pendidikan, yang dinamakan oleh Torrance dan Goff (1990) sebagai kreatifitas

akademik (academic creativity), Kreatifitas akademik ini menjelaskan cara berpikir guru atau

siswa dalam belajar dan memproduksi informasi. Berpikir dan belajar kreatif memuat

kemampuan untuk mengevaluasi (kemampuan untuk menangkap akar masalah,

5

Page 6: BAB I Makalah

ketidakkonsistenan dan elemen yang hilang), berpikir divergen (fleksibilitas, originalitas dan

elaborasi) dan redefinisi. Belajar secara kreatif adalah hal yang alami karena berkaitan sifat

manusia yang selalu ingin tahu. Psikologi belajar telah menunjukkan bahwa individu yang

menghadapi hal baru akan mengalami ketidakseimbangan dalam dirinya. Dengan demikian

peluang untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut secara kreatif terbuka bagi semua orang.

Kreatifitas tidak selalu dimiliki oleh guru berkemampuan akademik dan kecerdasan yang

tinggi. Hal ini dikarenakan kreatifitas tidak hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan,

kreatifitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi. Keterampilan, bakat, dan kemampuan

tidak langsung mengarahkan seseorang guru melakukan proses kreatif tanpa adanya faktor

dorongan atau motivasi.

2.1.3 Wadah Kreatifitas Dan Inovasi Guru Dalam Pembelajaran

Kreatifitas guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu produk

kreatifitas dan hasil inovasi yang mendukung manajemen kelas serta hasil kreatifitas dan hasil

inovasi dalam bentuk media pembelajaran.

A. Kreatifitas dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah aktifitas guru dalam mengelola dinamika kelas,

mengorganisasikan sumber daya yang ada serta menyusun perencanaan aktifitas yang

dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran yang baik. Dalam hal

manajemen kelas, kreatifitas guru dalam manajemen kelas diarahkan untuk: 

o Membantu siswa di kelas dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif

o Menciptakan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar

B. Kreatifitas dalam Pemanfaatan Media Belajar

Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran

di kelas. Fungsi Media Belajar:

(1) membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan,

(2) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,

(3) Mengurangi terjadinya misunderstanding,

(4) Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan.

6

Page 7: BAB I Makalah

Dalam hal media belajar, kreatifitas guru dalam media  belajar diarahkan untuk: 

o Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar

o Membantu siswa mengintegrasikan materi belajar ke dalam situasi yang nyata

2.2 MOTIVASI

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata bahasa latin “movere“ yang berarti “menggerakkan“.

Berdasarkan pengertian ini makna motivasi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan

motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang

memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas

bernafaskan behaviorisme.

Sedangkan Imron (1996), menjelaskan motivasi berasal dari kata inggris “motivation”

yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti

mendorong, menyebabkan, dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya

penggerak (Echols, 1984 dalam Imron, 1996) motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang

mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan

yang diinginkan (Suryabrata, 1984).

Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku

tertentu” (Cropley, 1985). Hamper senada Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah

adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu manfaat

dan keuntungan yang akan diperoleh maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan

tersebut.

7

Page 8: BAB I Makalah

2.2.2 Jenis Dan Sumber Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu tanpa adanya rangsangan dari luar,

sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian,

pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang

memiliki daya dorong motivasional.

Pemenuhan kebutuhan dimulai dari tingkat yang paling dasar dan secara hirarkis menuju

kepada kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, menurut

Maslow jika kebutuhan yang lebih rendah tingkatannya telah dipenuhi, maka kebutuhan yang

berada di tingkatan atasnya akan muncul dan minta dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang

menuntut pemenuhan tersebut dipandang sebagai motivator akrif. Sementara kebutuhan di

tingkatan atasnya menjadi strongest need. Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan manusia

tersebut secara berjenjang dan secara terus-menerus minta dipenuhi.

Menurut Maslow, ada lima kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan tersebut adalah :

1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs),

2. Kebutuhan keamanan dan rasa terjamin (safety or security needs),

3. Kebutuhan social (social needs),

4. Kebutuhan ego (esteem needs),

5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Maslow harus terpenuhi, sebab kebutuhan yang

telah lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi active motivator. Jika kebutuhan tersebut

terblokade dan tidak dapat menjadi active motivator, maka usaha manusia hanya bertahan pada

level sebelumnya, dan tidak ada peningkatan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan merupakan

hal penting untuk meningkatkan motivasi seseorang termasuk dalam konteks motivasi belajar.

Seseorang yang lama kebutuhannya tidak terpenuhi, bisa menjadi penyebab timbulnya sikap-

sikap destruktif, menentang, dan bahkan frustasi.

Terhadap teori Maslow ini tentu saja tidak sepenuhnya benar, bahwa pemenuhan

kebutuhan harus hirarkis sehingga seseorang tidak bisa melakukan aktualisasi diri sebelum

8

Page 9: BAB I Makalah

esteem needs dan kebutuhan lainnya terpenuhi. Dalam prakteknya tidak sedikit orang termotivasi

melakukan sesuatu yang konstruktif (aktualisasi diri) meski kebutuhan-kebutuhan sebelumnya

belum terpenuhi.

2.2.3 Peran Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran

Secara umum terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama, motivasi

merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang

peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga

siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan

kegiatan belajar.

Beberapa penelitian tentang prestasi belajar menunjukkan bahwa motivasi sebagai faktor

yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Tokoh-tokoh pendidikan seperti Mc

Clelland (1985), Bandura (1977) Bloom (1980), Winer (1986), Fyans dan Maerh (1987)

melakukan berbagai penelitian tentang peranan motivasi dalam belajar dan menemukan hasil

yang menarik.

Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987) bahwa di antara tiga faktor, yaitu

latar belakang keluarga, kondisi/ konteks sekolah dan motivasi, faktor yang terakhir merupakan

prediktor yang paling baik untuk pretasi belajar. Walberg dkk (1983), menyimpulkan bahwa

motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang

dilakukan Suciati (1990), menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen,

sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation)

mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar.

9

Page 10: BAB I Makalah

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KREATIFITAS SEORANG GURU

Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai

keterampilan, diantaranya keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan

dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan,

mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi

kelompok kecil,  mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. 

Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri.

Berikut ini delapan Keterampilan mengajar dan cara menggunakannya agar tercipta

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan :

A. Menggunakan Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena

hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan

pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas

jawaban peserta didik. Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru

meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.

1. Keterampilan bertanya dasar mencakup; 

o Pertanyaan yang jelas dan singkat; pertanyaan harus dibuat jelas dan

singkat serta mempertimbangkan kemampuan berpikir dan

perbendaharaan kata yang dikuasai peserta didik.

o Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan guru perlu

memberikan acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi

yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan.

10

Page 11: BAB I Makalah

o Memusatkan perhatian; pertanyaan juga dapat digunakan untuk

memusatkan perhatian peserta didik,  

o Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru hendaknya

berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran dalam

menjawab pertanyaan. 

2. Keterampilan bertanya lanjutan  meliputi;

o Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu

mengubah pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju

pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesis

dan evaluasi. 

o Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan

hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks

secara berurutan

o Pertanyaan pelacak, pertanyaan pelacak ini diberikan jika jawaban

yang diberikan siswa masih kurang tepat. Sedikitnya ada tujuh jenis

pertanyaan pelacak yaitu :

Klarifikasi

Meminta peserta didik memberikan alas an

Meminta kesepakatan jawaban

Meminta ketepatan jawaban

Meminta jawaban yang lebih relevan

Meminta contoh dan meminta jawaban yang lebih kompleks.

Mendorong terjadinya interaksi, untuk mendorong

tejadinnya interaksi, sediktinya perlu memperhatikan dua hal

berikut ini :

Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta

didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan

singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama

teman dekatnya.

11

Page 12: BAB I Makalah

Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada

peserta didik yang beratanya, janganlah dijawab

langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh

peserta didik. Dengan cara ini peserta didik dapat

mempelajarai cara memberikan komentar yang

wajar terhadap pertanyaan temannya.

B. Memberi Penguatan

Penguatan merupakan respons terhadap suatu perilaku yang dapat

menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat

dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal 

yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang

menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk :

o Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran.

o Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar .

o Membina perilaku yang produktif.

C. Mengadakan Variasi

Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru

dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias,

tekun , dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran meliputi;

1. Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimik,

mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. 

2. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar misalnya variasi alat dan

bahan yang dapat dilihat, penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan

sekitar .

3. Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik,

tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan ( deduktif dan

induktif).

12

Page 13: BAB I Makalah

D. Menjelaskan

Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen

yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan

mudah dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan penjelasan harus

mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh

peserta didik.

2. Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih

dahulu kemudian menarik kesimpulan umum dan pola deduktif yaitu hukum

atau rumus dikemukakan lebih dahulu lalu diberi contoh untuk memperjelas

rumus dan hukum yang telah dikemukakan.

E. Membuka dan menutup pelajaran

  Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan  secara profesional

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka

pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan

kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka

memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran  yang akan disajikan. Upaya yang

dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah:

1. Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan

disajikan.

2. Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai. 

3. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang

harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

4. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang

akan disajikan. 

13

Page 14: BAB I Makalah

5. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik

terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal

berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

pencapai tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta

mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk menutup pelajaran kegiatan-kegiatan

yang dapat dilakukan adalah: 

1. Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari   (kesimpulan bisa

dilakukan oleh guru, oleh peserta didik, atau permintaan guru, atau oleh peserta

didik bersama guru).

2. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan

keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 

3. Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas

yang harus dikerjakan (baik tugas individu maupun tugas kelompok) sesuai

dengan materi yang telah dipelajari.

4. Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.

F. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok

orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan dan

memecahkan masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi

adalah sebagai berikut :

1. Memperluas masalah atau urunan pendapat 

2. Menganalisis pandangan peserta didik 

3. Meningkatkan partisipasi peserta didik 

4. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi dan 

5. Menutup diskusi

Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil dapat

digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah: 

1. Pembentukan kelompok secara tepat 

14

Page 15: BAB I Makalah

2. Memberikan topik yang sesuai

3. Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik dapat

berpartisipasi secara aktif

3.2 MOTIVASI YANG DIBERIKAN GURU KEPADA SISWA

Dalam kenyataannya motivasi dalam belajar kadangkala naik begitu pesat tetapi juga

kadang turun secara drastis. Karena itu perlu ada semacam upaya untuk memotivasi siswa.

upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar siswa:

1. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar

2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis siswa

3. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan siswa juga menjadi

faktor yang mempengaruhi motivasi. Jika guru memiliki gairah dalam membelajarkan

pembelajar maka motivasi pembelajar akan lebih baik.

4. Mengembangkan aspirasi dalam belajar

Ada sejumlah prinsip-prinsip belajar yang harus dioptimalkan sebagai upaya memotivasi

dalam belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah: prinsip perhatian, keaktifan, keterlibatan langsung,

pengulangan belajar, rangsangan dan tantangan, pemberian balikan dan penguatan, dan prinsip

individual antar pembelajar.

Cita-cita dan aspirasi juga penting dikembangkan sabagai upaya dalam memotivasi

belajar siswa. Setidaknya ada tiga langkah yang perlu dilakukan;

1. Kenalilah aspirasi dan cita-cita siswa

2. Komunikasikan hasil pengenalan tersebut kepada siwa dan orang tuanya

3. Buatlah program-program yang dapat mengembangkan cita-cita dan aspirasi

pemelajar

3.3 PENGARUH KREATIFITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Siswa dapat saja memiliki daya serap yang tinggi terhadap pelajaran, namun mereka

seringkali tidak memiliki motivasi untuk belajar. Banyak guru menyadari bahwa lebih sulit untuk

membangkitkan motivasi siswa daripada mengajarkan materi yang sukar pada anak.

15

Page 16: BAB I Makalah

Guru merupakan subjek yang disoroti dan dituntut untuk bertindak mengatasi

permasalahan tersebut. Orangtua tentunya akan mendiskusikan permasalahan anaknya dengan

guru. Gurulah yang memiliki peranan penting dalam memotivasi siswanya. Solusi untuk

menyikapi permasalahan di atas adalah menjadi guru yang kreatif.

Orang yang kreatif tidak akan pernah kehabisan ide untuk mencari cara atau metode untuk

memotivasi siswanya. Seorang guru yang memiliki motivasi dapat menularkan motivasinya pada

siswa. Guru dapat melakukan hal kreatif untuk memotivasi siswa, diantaranya adalah mengcover

kebutuhan belajar siswa.

Siswa merupakan pribadi yang unik sehingga memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.

Melalui pendekatan inilah guru dapat melakukan beberapa metode yang dapat memenuhi

kebutuhan belajar siswa. Secara berseling, guru dapat melakukan beberapa metode. Misalnya

adalah adalah menggunakan gambar-gambar dan tulisan yang dibuat menarik pada saat

pemberian presentasi. Sehingga siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu mengingat

dalam jangka waktu yang lama dibandingkan ia harus membaca serentetan tulisan.

16

Page 17: BAB I Makalah

BAB IV

PENUTUP

3.4 Kesimpulan

Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa

senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi

yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Guru yang kreatif tidak akan pernah

kehabisan ide untuk mencari cara atau metode untuk memotivasi siswanya. Seorang guru

yang memiliki motivasi dapat menularkan motivasinya pada siswa.

3.5 Saran

Bagi guru : latih dan tingkatkan selalu kreatifitas dalam mengajar untuk memotivasi para

siswa, tinggalkan cara lama yang membuat siswa bosan dalam belajar.

17

Page 18: BAB I Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2011.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Eveline & Hartini.2010.Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia

18