makalah bab i kista ovarium

23
1 BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita.Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserag kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap.Sehigga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan. Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.Tergantung dari mana kista itu berasal.Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada tinjauan teori. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud kista ovarium ? 2. Apakah penyebab dari kista ovarium ? 3. Bagaimana manifestasi klinis dari kista ovarium ? 4. Bagaimana patofisiologi dan WOC dari kista ovarium ? 5. Apakah ada komplikasi dari kista ovarium ? 6. Bagaimana pengkajian askep kista ovarium ?

Upload: radna-vilusa

Post on 02-Jul-2015

17.093 views

Category:

Education


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah bab i kista ovarium

1

BAB I

PENDAHUUAN

A. Latar Belakang

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

menyerang wanita.Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan

adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.

Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker.

Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam diam menyebabkan

banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserag kista ovarim dan

hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.

Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker

ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka

seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih

lengkap.Sehigga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.

Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.Tergantung dari

mana kista itu berasal.Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada tinjauan teori.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud kista ovarium ?

2. Apakah penyebab dari kista ovarium ?

3. Bagaimana manifestasi klinis dari kista ovarium ?

4. Bagaimana patofisiologi dan WOC dari kista ovarium ?

5. Apakah ada komplikasi dari kista ovarium ?

6. Bagaimana pengkajian askep kista ovarium ?

Page 2: Makalah bab i kista ovarium

2

C. Tujuan

Tujuan umum

1. Agar masyarakat lain mengetahui apa itu kista ovarium.

2. Agar mengetahui bagaimana cara pencegahan nya.

3. Untuk penambahan pengetahuan di masyarakat awam.

Tujuan khusus

Mampu memahami dan mengerti penatalasanaan dari kista ovarium dan bagaimana

pemenuhan asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium.

D. Manfaat Penulisan

Sesuai dengan latar belakang masalahdan tujuan penulisan yang akan dicapai, maka

manfaat yang dapat diharapkan dalam penulisanini :

1. Bagi kelompok

Dapat menambah wawasan dan penatalaksanaan Kista ovarium.

2. Bagi profesi

Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan.

3. Bagi bagi institusi pendidikan

Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah, wacana, kepustakaan serta dapat

digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 3: Makalah bab i kista ovarium

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan

adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.

Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker

ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka

seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang

lebih lengkap. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal

pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Tumor ovarium merupakan proferasi

sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan yang benigna dan maligna

(Brooken, 2001: 435).

Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid merupakan

satu-satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma ditemukan sangat sedikit

(Boethin, Geist, 1996 : 1010)

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan

umumnya duagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2005 : 729)

B. Etiologi

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor

ovarium :

Faktor genetik

Wanita yang menderita kanker payudara

Riwayat kanker kolon

Gangguan hormonal

Diet tinggi lemak

Merokok

Minum alkohol

Pengunaan bedak talk perineal

Sosial ekonomi yang rendah.

Page 4: Makalah bab i kista ovarium

4

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah nantinya yang

akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler

merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Cairan yang mengisi kista

sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada

pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh

jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.

Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita

nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang

mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara atau kanker

kolon (www.indomedia.com). Disamping itu, Selain gizi dengan jumlah lemak tinggi

faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat meningkatkan terjadinya

kanker ovarium (Manuaba, 2001 : 670).

Resiko terbesar terjadinya kanker ovarium adalah ovulasi yang terus

berlangsung tanpa entrupsi dalam waktu lama. Penggunaan metode pil KB, kehamilan

multiple dan menyusui yang menurunkan frekuensi dari ovulasi tampaknya

memberikan proteksi terhadap kejadian kanker (Donielle & Jane, 2000 : 165).

C. Patofisiologi

Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar

menyebabkan berbagai keluhan seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat

kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan

implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang

menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan kumpulan tumor dengan

histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal,

entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka

ragam (Manuaba, 2001 : 400).

Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan

rektum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertia bila tidak

menderita biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada

penderita kanker ovarium ini baru 200 cc buang air kecil biasanya akan kembali lagi

buang air kecil dan apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain

perut bagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap

organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada saat

senggama. Dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah atau

Page 5: Makalah bab i kista ovarium

5

terpuntir sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam

rongga perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak nafas, yang

kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga

panggul dan rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta dinding perut

(www.indomedia.com).

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan

kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi

ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak

menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang

abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak

sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal

melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu

terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita

(Bidanshop Blogspot : 2010).

Page 6: Makalah bab i kista ovarium

6

D. WOC

Ketidakseimbangan hormon estrogen & progesteron

Degenerasi ovarium

Kista ovarium

Pertumbuhanovarium

Membesar

Pre operasi Post operasi

Menekan alat kurang informasi tentang penyakit Komplikasi KV

organ disekitar ovarium perdarahan dlm kista ruptur

menekan VU Menekan anus rasa sebah pada abdomen

Gg.miksi obstipasi anoreksia, mual muntah

Pengaruh anastesi

Penurununan peristaltik usus relaksasi otot”polos lambung nervus vagus

Penurunn absorbsi air di kolon Hcl meningkat reflek menelan

Mual muntah

Intake nutrisi menurun luka operasi

penurunan metabolisme diskontiunitas jaringan

hipolisis port d’entry

peningkatan asam laktat

keletihan Gg.mobilisasi

Mk : Retensi urin Mk : resiko perubahan nutrisi

< keb.tubuh

Mk : kurang pengetahuan ttg

penyakit, prognosis

danpengobatan Mk :nyeri

Mk : Resiko konstipasi

Mk : Gg.pemenuhan

nutrisi < keb.tubuh

Mk : self care defisit

Mk : resiko injury

Mk : resti aspirasi

Mk : resti infeksi

Mk : nyeri

Page 7: Makalah bab i kista ovarium

7

E. Manifestasi Klinis

Berdasarkan tanda gejala yang muncul adalah :

a. Nyeri perut

b. Perut buncit

c. Gangguan fungsi saluran cerna

d. Berat badan turun secara nyata

e. Rasa tertekan pada rongga panggul

f. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek

g. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau

bergerak

h. Gangguan saluran kencing

i. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi

j. Mual, muntah

k. Infertilitas ( tidak subur)

(Faisal Yatim, 2005 : 32)

F. Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarium berdasarkan International Federation of Ginnecology and Obstetrics

(FIGO) adalah :

Stadium Batasan

I Pertumbuhan tumor terbatas dalam ovarium

IA Tumor terbatas hanya di satu ovarium :

a) Kapsul utuh

b) Kapsul sudah diinfiltrasi tumor atau kapsul pecah

IB Pertumbuhan tumor pada satu ovarium dan tiak ada acites

IC Seperti IA atau IB, dengan acites atau pemeriksaan sitologi cairan

peritoneum, positif sel kanker

II Tumor tumbuh pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke

organ rongga panggul lain

Page 8: Makalah bab i kista ovarium

8

IIA Penyebaran tumor ke saluran tuba atau uterus

IIB Penyebaran tumor ke organ panggul lain, termasuk ke rongga

peritonium

IIC Seperti IIA atau IIB, disertai acites dan pemeriksaan cairan peritoneum,

positif sel kanker

III Tumor terbatas di dalam rongga panggul, dengan penyebaran ke

rongga perut di luar panggul, dan/atau kelenjargetah bening di

belakang rongga perut positif mengandung sel kanker

IV Terjadi penyebaran luas atau ke tempat organ yang jauh dari rongga

panggul

(Faisal Yatim, 2005 : 33)

G. Komplikasi

Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian

mendadak menjadi akut abdomen.

Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai sekitar 5

cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang terbatas .Sering

terjadi pada saat hamil dan asca partumdan saat terjadi akut abdomen.

Robekan dinding kista

Disebabkan oleh trauma langsung pada kista ovariiterjadi saat torsikista dan

dapat menimbulkan perdarahan akut abdomen

Infeksi kista

Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut tegang dan panas hasil

pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi

Degenerasi ganas

Keganasan ovarium silent killer diketahui setelah stadium lanjut sedangkan

perubahan tidak jelas

Gejala keganasan kista ovarii:tumor cepat membesar ,berbenjol

benjol,terdapat asites ,tubuh bagian atas kering sedangkan bagian bawah

terjadi oedema.

Page 9: Makalah bab i kista ovarium

9

H. Penatalaksanaan

Pembedahan

Peranan bedah pada manajemen tumor ovarium sangat menonjol, karena

selain untuk tujuan terapi, juga untuk menentukan stadium tumor, tindakan bedah

tergantung pada stadium tumor, tumor stadium I dan II biasanya dilakukan

salpingoverektomy, pada golongan rendah 90% tanpa teraphi bedah. Pada wanita

usia muda dan varietas rendah tindakan overektromy dapat dilakukan apabila tumor

pada stadium I. Tindakan siturekduski biasanya dilakukan pada stadium lanjut,

dimana tumor tidak mungkin diangkat seluruhnya. Tujuan situreduksi adalah

mensterilisasi tumor sehingga kemoteraphi atau radioteraphi lebih efektif, pada

siturenduksi tumor diangkat sebanyak mungkin. Baik tumor primer atau tumor yang

tumbuh diabdomen. Untuk mencegah hal-hal yang tidak perlu pengobatan berlebihan

yang memberikan efek toksin dari kemoteraphi disarankan untuk dilakukan

pembedahan rongga abdomen ( laparotamy).

Page 10: Makalah bab i kista ovarium

10

BAB III

ASKEP TEORITIS

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, diagnosa

medis serta data penanggung jawab

Alasan masuk rumah sakit

Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen,

mual, perdarahan.

2. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien saat ini. Keluhan

yang dirasakan klien post operasi biasanya nyeri sebagai efek dari pembedahan seperti:

cemas, gangguan aktifitas, dan gangguan nutrisi

3. Riwayat kesehatan dahulu

Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien sebelum

menderita penyakit sekarang, seperti pernah mengalami kanker atau tumor pada organ lain.

4. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, dan untuk

menentukan apakah ada penyebab herediter atau tidak.

5. Riwayat perkawinan

Jumlah perkawinan dan lama perkawinan merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya

tumor ovarium.

6. Riwayat kehamilan dan persalinan

Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya

suatu tumor ovarium.

7. Riwayat menstruasi

Klien dengan tumor ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai

amenorhea.

Page 11: Makalah bab i kista ovarium

11

B. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis

a. Kepala

1. Hygiene rambut

2. Keadaan rambut

b. Mata.

1. Sklera : ikterik/tidak

2. Konjungtiva : anemis/tidak

3. Mata : simetris/tidak

c. Leher

1. Ada/tidak adanya pembengkakan kelenjer tyroid

2. Ada/tidak adanya Tekanan vena jugolaris.

d. Dada

Pernapasan

1. Jenis pernapasan

2. Bunyi napas

3. Penarikan sela iga

e. Abdomen

1. Nyeri tekan pada abdomen.

2. Teraba massa pada abdomen.

f. Ekstremitas

1. Nyeri panggul saat beraktivitas.

2. Tidak ada kelemahan.

g. Eliminasi, urinasi

1. Adanya konstipasi

2. Susah BAK

C. Data Sosial Ekonomi

Tumor ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur,

baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.

D. Data Spritual

Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.

Page 12: Makalah bab i kista ovarium

12

E. Data Psikologis

Klien dengan post operasi tumor ovarium mengalami cemas terhadap segala hal yang terjadi

mengenai penyakitnya misalnya cemas akan perawatan luka bekas operasi karena kurang

pengetahuan klien

F. Pola kebiasaan Sehari-hari

Biasanya klien dengan tumor ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena

merasa nyeri

G. Rencana Pulang

Hal ini perlu dikaji untuk mengidentifikasi bantuan yang dibutuhkan klien untuk perawatan di

rumah.

Diagnosa yang mungkin muncul :

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka bekas operasi ( Marilyn,

2000: 915)

2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah

( Marilyn, 2000 : 537)

3. Gangguan pemenuhan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka operasi (Linda Juall,

2000: 116)

4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka bekas operasi ( Marilynn, 2000 :

908)

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses perawatan dan akibat

lanjut dari tindakan operasi ( Marilynn, 2000 : 904)

Page 13: Makalah bab i kista ovarium

13

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Anamnesis Kasus

Ny. D (36th) masuk Rs pada tanggal 02 maret 2006 dengan keluhan nyeri

pada panggul saat beraktivitas dan saat menstruasi, nyeri perut bagian bawah

dan mual muntah. Pada akhir 2005 Ny. D pernah dirawat selama 5 hari dengan

penyakit Gg. pada pencernaan. Saat dilakukan pemeriksaan perut klien tampak

buncit, klien mengatakan siklus menstruasi yang panjang, BB menurun

(seminggu 2kg) 65kg= 63kg , serta sulit BAK (Nyeri :7) adanya penekanan

panggul.

Pemeriksaan diagnostic hasil USG dan laparaskopi.

TD : 100/70 mmHg , Nadi : 102 x/m. Rr : 22 x / m. Suhu : 370 C , volume urin:

150cc/hari

Page 14: Makalah bab i kista ovarium

14

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KISTA OVARIUM

1. Pengkajian keperawatan

Pegkajian dilakukan pada tanggal 02 maret 2006 pukul 13.00 WIB. Pengkajian

dilakukan dengan teknik wawancara dan pemeriksaan fisik.

a. Biodata

1. Identitas klien

Nama : Ny. D

Umur : 36 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Status perkawinan : kawin

Suku/ bangsa : minang

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : URT

Alamat : jl.paris no.09

Tgl masuk Rs : 02 maret 2005

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. S

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : laki – laki

Suku : jawa

Agama :islam

Pekerjaan : wiraswasta

Hubungan dengan pasien : suami

Nomor yang mudah dihub : 085266xxxxxx

Page 15: Makalah bab i kista ovarium

15

b. Riwayat kesehatan pasien

Keluhan utama : klien mengeluh nyeri perut bagian bawah dan sakit

pada pinggul saat beraktivitas serta saat menstruasi

dan mual muntah.

RKS : klien mengeluh nyeri pinggul saat beraktivitas

serta saat menstruasi dan mual muntah, klien juga

mengatakan siklus menstruasi panjang.

RKD : klien pernah dirawat pada akhir tahun 2005 dengan

penyakit gangguan pencernaan.

c. Pemeriksaan fisik

Tingkat kesadaran : composmentis (kesadaran penuh)

TTV : TD: 100/70 mmHg RR: 22x N: 102x S: 37oC

Kepala : tidak terasa sakit

Mata : ikterik

Wajah : tidak adanya edema

Mulut & tenggorokan : tidak berbau dan tidak sakit

Pernapasan : teratur

Nutrisi : nafsu makan menurun, mual muntah.

Eliminasi BAB : 1x dalam 2 hari , BAK : 150cc/hari sulit

berkemih.

Pola istirahat : kesulitan saat tidur karena adanya rasa nyeri tekan

pada abdomen.

d. Diagnosa yang muncul

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/

infeksi pada tumor.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.

3. Gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan daerah sekitar

panggul.

4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak nyaman (nyeri).

5. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.

Page 16: Makalah bab i kista ovarium

16

B. Analisa Data

No. DATA ETIOLOGI MK

1.

Ds :

- Os mengeluh nyeri pada

panggul saat beraktivitas

dan menstruasi

- Os mengatakan nyeri perut

bagian bawah.

Do :

- Skala nyeri 7

- Perut Os tampak buncit

- Nadi : 102 x/m

- Suhu : 370 C

- Pem.diagnostik : hasil USG

- Laparoskopi

Adanya benjolan

pada perut bagian

bawah.

Gangguan rasa

nyaman nyeri

2.

Ds :

- Os mengatakan mual

muntah

- Os mengatakan pernah di

rawat dengan gg.pencernaan

selama 5 hari.

Do :

- BB menurun

(seminggu 2kg) 65kg= 63kg

- Suhu : 370 C

- Os makan sedikit (1/4 dari

sepiring nasi)

Mual, muntah Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

Page 17: Makalah bab i kista ovarium

17

3.

Ds :

- Os mengatakan sulit BAK

karena benjolan pada

panggul.

Do :

- BAK volume 150cc/hari

- Nadi : 102 x/m

- TD: 100/70 mmHg

penekanan daerah

sekitar panggul.

Gangguan retensi

urine / BAB

Page 18: Makalah bab i kista ovarium

18

NCP (Nursing Care Plain)

Diagnosa

keperawatan

Rencana Asuhan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Ganggu

an rasa

nyaman

(Nyeri)

berhubu

ngan

dengan

putaran

tangkai

tumor/

infeksi

pada

tumor

Setelah melakukan

2x24jam nyeri berkurang

dengan KH:

1. Klien tampak

rileks.

2. Skala nyeri

berkurang.

3. TTV dalam batas

normal.

4. Klien dapat

mengatasi nyeri.

1. Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas.

2. Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

3. Kontrol

lingkungan yang

dapat

mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan.

4. Ajarkan tentang

teknik non

farmakologi: napas

dalam, relaksasi,

distraksi, kompres

hangat/ dingin

5. Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

6. Tingkatkan

istirahat

7. Atur posisi

senyaman

1. Membant

u

mengeval

uasi

derajat

nyeri.

2. Mengetah

ui tingkat

kenyaman

an klien.

3. Mengetah

ui

penyebab

nyeri.

4. Mengalih

kan

perhatian

klien saat

merasa

nyeri

hingga

nyeri

berkurang

.

5. Membant

u

menguran

gi nyeri.

6. Agar klien

dapat

Page 19: Makalah bab i kista ovarium

19

mungkin.

8. Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah pemberian

analgesik pertama

kali

beristiraha

t dengan

baik dan

cukup.

7. Klien

merasa

nyaman

dan rileks.

8. Mengetah

ui

perkemba

ngan

klien.

2. Nutrisi

kurang

dari

kebutuh

an

tubuh

berhubu

ngan

dengan

mual,

muntah.

Dalam waktu 2x24jam

nutrisi pada klien terpenuhi

dengan KH:

1. Klien tidak merasa

mual dan muntah.

2. Nutrisi klien

terpenuhi.

3. BB klien

meningkat.

1. Tentukan

BB ideal

menurut

usia dan

tinggi

badan.

2. Kajikema

mpuan

klien

untuk

mendapatk

an dan

mengguna

kan nutrisi

yang

penting

3. Monitor

intake

nutrisi,

spesifikka

n porsi

makanan

1. Mengetah

ui

keseimban

gn berat

badan dan

tinggi.

2. Mengetah

ui

kecukupa

n nutrisi.

3. Menghitu

ng

balance

intake

nutrisi.

4. Mengetah

ui riwayat

alergi.

5. Mengetah

ui

Page 20: Makalah bab i kista ovarium

20

yang

dimakan.

4. Kaji

adanya

alergi

makanan.

5. Temani

pasien saat

makan

untuk

mendoron

g intake

nutrisi.

6. Timbang

pasien

setiap

minggu

dalam

kondisi

yang

sama.

7. Berikan

anti

muntah

sesuai

instruksi

sebelum

makan.

8. Jika pasien

muntah,

anjurkan

untuk

tidak

mengkons

umsi

makanan

seberapa

banyak

klien

untuk

makan.

6. Mengetah

ui

peningkat

an BB

klien.

7. Agar tidak

terjadi

mual

muntah.

8. Agar klien

tidak

merasa

mual.

9. Agar klien

mengetah

ui status

nutrisinya.

Page 21: Makalah bab i kista ovarium

21

kesukaan.

9. Berikan

informasi

tentang

kebutuhan

nutrisi

3. Gangguan

retensi urine

berhubungan

dengan

penekanan

daerah sekitar

panggul.

Setelah dilakukan askep

2x24jam di dapatkan

dengan KH:

1. Tidak ada

residu urine

>100-200

cc

2. Intake

cairan

dalam

rentang

normal

3. Bebas dari

ISK

4. Tidak ada

spasme

bladder

5. Balance

cairan

seimbang

1. Monitor intake dan

output

2. Monitor derajat

distensi bladder

3. Kaji pada pasien

untuk mencatat

output urine

4. Sediakan privacy

untuk eliminasi

5. Stimulasi reflek

bladder dengan

kompres dingin

pada abdomen.

6. Kateterisaai jika

perlu

7. Monitor tanda dan

gejala ISK (panas,

hematuria,

perubahan bau dan

konsistensi urine)

1. mengetahui

balance cairan.

2. untuk

mengurangi

distensi.

3. mengetahui

jumlah volume

urin klien.

4. menjaga

privasi.

5. untuk

menghangatkan

atau memberikan

kenyamanan

klien.

6. jika klien

sangat sulit

berkemih.

7. mengetahui

karakteristik urin.

Page 22: Makalah bab i kista ovarium

22

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kista oarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang menimbulan

pembengkakan yang dapat berissi cairan mauapun berbentuk padat. Kanker ovarium juga

bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia

diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium,

kanker payudara atau kanker kolon.

Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan :

• Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan terutama kista

ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas

• Penyakit ini disebut juga dengan sillent killer karena gejala penyakitnya yang lambat

terdeteksi oleh penderita dan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar

• Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah

penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit

penyakit

• Menghindari makanan yang mengandung zat kimia dan makanan siap saji .

Page 23: Makalah bab i kista ovarium

23

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer ,Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran .Jakarta : EGC

Marylynn. E.Doengus. (2000). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3, penerbit buku kedokteran,

Jakarta.

Manuaba ,I Gede Bagus.2004,Kapita Selekta Kedokteran dan KB .Jakarta : EGC

Prawiroharjo,Sarwono.2005.Ilmu Kandungan .Jakarta : YBPSP

---------.2005.Ilmu Kebidanan .Jakarta : YBPSP

Sylvia Anderson. (2000). Patofisiologo penyakit, edisi 4, penerbit EGC buku kedokteran, Jakarta.

Sarwono P. ( 1999). Ilmu Kandungan, Yayasan bina pustaka, edisi 2, Jakarta.

TIM FK UNPADJ.2001.Ginekologi.Bandung : FK UNPADJ