bab i magang

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup adalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia (Emil Salim dalam Noelaka, 2008). Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat menyejahterakan masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam siklus kehidupan manusia. Sama halnya dengan lingkungan terhadap manusia, manusia juga sama memiliki peran penting terkait keadaan lingkungan. Menurut Said Saile (2003), kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga 1

Upload: rahmah-martiyasih

Post on 02-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendahuluan magang Rahmah Martiyasih

TRANSCRIPT

5

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Lingkungan hidup adalah segala benda, daya, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempunyai hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia (Emil Salim dalam Noelaka, 2008). Lingkungan sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat menyejahterakan masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting dalam siklus kehidupan manusia. Sama halnya dengan lingkungan terhadap manusia, manusia juga sama memiliki peran penting terkait keadaan lingkungan. Menurut Said Saile (2003), kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup yang berakibat terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami, sehingga mutu kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Hasil penelitian Permadi (2013) menyebutkan bahwa salah satu penyumbang pencemaran lingkungan adalah maraknya pembangunan indutri yang menghasilkan limbah sebagai output sampingannya. Pencemaran oleh industri terjadi akibat adanya bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas yang masuk lingkungan hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan. Limbah ini dikeluarkan melalui media udara, air dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan berupa terlepasnya senyawa organik dan/atau anorganik beracun ke udara ambien dan/atau pencemaran lingkungan. Limbah cair dapat menyebabkan keracunan pada manusia, terutama limbah cair yang mengandung zat racun seperti As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb atau Zn. Limbah cair juga merupakan limbah yang paling sering menimbulkan masalah lingkungan (Supraptini, 2002). Tingginya resiko pencemaran oleh limbah industri membuat pengembangan industri harus disertai upaya pengendalian lingkungan dalam bentuk penanganan limbah yang dilepaskan serta penilaian terhadap resiko lingkungan akibat kegiatan maupun hasil buangan industri. Kebijakan nyata dari pemerintah untuk meminimalisasi risiko pencemaran dan dampak yang mungkin ditimbulkan industri adalah peraturan penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkunagn (AMDAL) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012. AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari 4 bagian yang merupakan suatu kesatuan dan saling berhubungan yaitu Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Pelaksanaan AMDAl ini nyatanya sering mengalami hambatan. Menurut Ana Shoba (2006), masih ada industri yang telah memiliki dokumen AMDAL tidak melaksanakan seluruh rekomendasi/arahan yang terdapat di dalam dokumen RKL, RPL dan hal itu telah menyebabkan timbulnya masalah pencemaran/perusakan lingkungan. H Wirtjes (2003) menjelaskan, untuk menjamin RKL dan RPL dilaksanakan dengan baik perlu dilakukan pemantauan dan pelaporan secara terencana, terkoordinasi, sistematis dan berkesinambungan. Selain itu perlu juga dilakukan pemantauan kualitas efluen (limbah) dan kualitas ambien. PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah industri berwawasan lingkungan lingkungan yang dikenal dalam kepatuhannya melaksanakan pemantauan dan pelaporan secara rutin. Hal ini terbukti dari peringkat emas yang dianugerahkan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2014 dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Peringkat emas ini diberikan atas keberhasilan PT.Bio Farma (Persero) Bandung melaksanakan upaya pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam dokumen RPL dan RKL. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, ada dua sistem pelaporan pelaksanaan pemantauan lingkungan yaitu pelaporan Internal, dimana laporan dikeluarkan setiap bulan dan ditujukan kepada pimpinan perusahaan, serta pelaporan eksternal, dimana laporan dikeluarkan setiap 3 (tiga) bulan dan ditujukan kepada BAPEDALDA Kabupaten dan Kota, BAPEDALDA Propinsi, BAPEDAL Regional, dan BAPEDAL Pusat. Hal inilah yang mendasari peserta magang untuk memilih PT. Bio Farma (Persero) Bandung sebagai tempat untuk memepelajari aplikasi pemantauan lingkungan.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan di PT. Bio Farma (Persero) Bandung?.

C. Tujuan1. Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan pemantauan lingkungan di PT. Bio Farma (Persero) Bandung.2. Tujuan Khususa. Mengetahui komponen kegiatan pelaksanaan pemantauan efluen (limbah).b. Mengetahui komponen kegiatan pelaksanaan pemantauan ambien.c. Mengetahui komponen kegiatan pelaksanaan rekomendasi Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).d. Mengetahui komponen kegiatan pelaksanaan rekomendasi Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

D. Manfaat1. Bagi Institusi Maganga. Institusi magang dapat memanfaatkan tenaga magang sesuai dengan kebutuhan di unit kerjanya.b. Institusi magang mendapatkan alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu, dedikasi dan kredibilitasnya.c. Laporan magang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi mengenai situasi umum institusi tempat magang tersebut.2. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakata. Memperoleh informasi dari Stakeholder di tempat magang yang berguna untuk meningkatkan kualitas lulusan Jurusan Kesehatan Masyarakat.b. Menjalin kerja sama dengan institusi atau instansi atau perusahaan tempat magang mahasiswa sehingga dapat mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya.3. Bagi Mahasiswaa. Mendapatkan kesempatan pengalamanan nyata mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dari proses perkuliahan ke dalam dunia kerja.b. Mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman mengenai pemantauan lingkungan yang dilakukan di PT. Bio Farma (Persero) Bandung.c. Mengetahui permasalahan di PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian dalam penyusunan tugas akhir. 1