bab i lpm pademangan 2010
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
I.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pademangan
I.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa “Kota Administrasi”.
Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi dengan DPRD tingkat II, maka kota-kota
administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD tingkat II yang mendampingi Walikota.
Berdasarkan lembaran daerah No. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administratif di
DKI Jakarta, yaitu : Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan
Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan
Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan pada azas teritorial dengan mengacu pada
jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan
perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan pinggiran.
Wilayah kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas
lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari
barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan
kurang lebih 110 pulau yang ada di kepulauan seribu. Ketinggian dari permukaan laut
antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang di bawah permukaan laut yang sebagian
besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara
merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 27ºC, curah hujan setiap tahun
rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi
wilayah yang merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai dan
dua banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik kiriman
maupun banjir karena pasang air laut.
Secara geografis Wilayah Kecamatan Pademangan terdiri dari daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0,75 meter dari permukaan laut, saat air laut pasang ada
beberapa daerah di wilayah kecamatan pademangan tergenang air laut, terlebih pada
musim hujan, suhu udara di wilayah kecamatan Pademangan setiap tahunnya berkisar
27ºC. Bukan hanya itu wilayah Kecamatan Pademangan merupakan muara dari 4 (empat)
1
sungai yang cukup besar yaitu Sungai Ciliwung (Gunung Sahari), Sungai Opak, Sungai
Ciliwung (Kota), Sungai Sunter dan Angkasa Pura.
Gambar 1. Peta Wilayah Jakarta Utara
Kecamatan Pademangan merupakan salah satu dari enam kecamatan yang ada di
wilayah Kotamadya Jakarta Utara. Kecamatan Pademangan secara administrasi
mempunyai luas wilayah 9,9187 km2. Teritorial wilayah Pademangan terdiri dari tiga
kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Pademangan Timur
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Timur memiliki luas wilayah sebesar
261,24 Ha. Jumlah RT 145 dan pengurus RW 10. Kelurahan Pademangan Timur
memiliki jumlah penduduk kurang lebih 42.137 jiwa dan jumlah KK kurang lebih
11.816 jiwa.
2. Kelurahan Pademangan Barat
Berdasarkan data statistik wilayah Pademangan Barat memiliki luas wilayah sebesar
353,35 Ha. Jumlah RT 213 dan pengurus RW 16. Kelurahan Pademangan Barat
memiliki jumlah penduduk kurang lebih 62.750 jiwa dan jumlah KK kurang lebih
22.079 jiwa.
2
3. Kelurahan Ancol
Berdasarkan data statistik wilayah Ancol memiliki luas wilayah sebesar: 57,28 Ha.
Jumlah RT 63 dan RW 7. Kelurahan Ancol memiliki jumlah penduduk kurang lebih
25.568 jiwa dan jumlah KK kurang lebih 5.954 jiwa.
Batas wilayah Kecamatan Pademangan adalah sebagai berikut :
Utara : Laut Jawa, Teluk Jakarta
Timur : Sungai Tiram, Jembatan PLTU dan Kali Sunter, Tanjung Priuk
Selatan : Rel KA. Pademangan-Kota dan Arteri Mangga Dua, Sawah Besar dan
Tamansari
Barat : Kali Opak Sepanjang Pelabuhan Sunda Kelapa dan Rel Kereta Api Kota-
Gambir, Penjaringan
Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Pademangan
I.1.1.2 Keadaan Demografi
Wilayah Kecamatan Pademangan adalah wilayah padat penduduk yang sangat
heterogen. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada akhir Juni tahun 2010,
Kecamatan Pademangan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 130.455 jiwa, dengan
kepadatan penduduk 659,51 per km2.
Kepadatan penduduk per Kelurahan di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2010.
3
Tabel 1.1 Data kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. KelurahanLuas wilayah
(Ha)Jumlah Penduduk
Kepadatan
jiwa/km2
1 Pademangan Barat 353,3 62.750 195,58
2 Pademangan Timur 261,14 42.137 149,31
3 Ancol 57,28 25.568 314,62
Jumlah 271,72 130.455 659,51
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan September Tahun 2010)
Berdasarkan tabel 1.1. didapatkan bahwa data kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan paling tinggi adalah Ancol.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun
Tetangga (RT) di wilayah puskesmas kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No. KelurahanJumlah
PendudukRW RT
KK
1 Pademangan Barat 62.750 16 213 22.079
2 Pademangan Timur 42.137 10 145 11.816
3 Ancol 25.568 7 63 5.954
Jumlah 130.455 33 421 39.849
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pademangan September Tahun 2010)
Berdasarkan tabel 1.2. didapatkan bahwa data jumlah penduduk menurut KK, RT dan
RW terbanyak adalah Pademangan Barat.
4
Berikut merupakan data demografi Kecamatan Pademangan:
A. Data penduduk menurut Jenis Kelamin
Tabel 1.3 Data penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanJumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pademangan Barat 35.210 27.540 62.750
2 Pademangan Timur 22.520 19.617 42.137
3 Ancol 14.912 10.656 25.568
Jumlah 72.642 57.813 130.455
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan Januari-September Tahun 2010)
Berdasarkan tabel 1.3. didapatkan bahwa data penduduk menurut jenis kelamin di
wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 72.642 dan perempuan sebanyak 57.813 penduduk.
B. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No
.
Tingkat Pendidikan Pademangan
Barat
Pademangan
Timur
Ancol Jumlah
1 Tidak Sekolah 9.269 2.125 - 11.394
2 Tidak Tamat SD 13.881 7.875 1.082 22.838
3 Tamat SD 12.852 8.570 1912 23.335
4 Tamat SLTP 14.213 10.190 4913 29.321
5 Tamat SLTA 14.791 8.764 6706 30.265
6 Tamat Akademi/PT 4.093 1.387 3409 7.690
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Januari-September Tahun 2010)
Berdasarkan tabel 1.4. didapatkan bahwa data penduduk menurut tingkat pendidikan
di wilayah Kecamatan Pademangan terbanyak adalah tamat SLTA.
5
C. Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur
Tabel 1.5 Data Penduduk Menurut Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah
puskesmas kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0 – 4
5 – 9
10 – 14
15 – 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
45 – 49
50 – 54
55 – 59
60 – 64
65 – 69
70 – 74
> 75
8.254
5.760
7.779
8.098
6.891
5.274
5.831
5.965
4.899
4.329
2.875
2.246
910
1.254
1.063
403
7.138
5.765
6.171
8.387
3.544
3.565
4.395
4.421
4.231
3.548
3.127
2.606
574
923
777
110
9.591
11.525
13.950
16.485
10.435
8.839
10.226
10.386
9.130
7.877
6.002
4.852
1.484
2.177
1.840
513
Jumlah 72.642 57.813 130.455
(Sumber : Laporan Bulanan Kecamatan Pademangan September Tahun 2010)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.5. didapatkan bahwa jumlah penduduk menurut golongan usia di
wilayah Kecamatan Pademangan, penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun)
sebanyak 85.716 dan penduduk usia non produktif 40.316.
Persentase usia produktif (usia 15-65 thn) : 85.716 x 100 % = 65,70 %
130.455
Presentase usia non produktif : 40. 316 x 100 % = 30.90 %
130.455
6
Dependency ratio : 40. 316 = 0,47
85.716
D. Data Sarana Peribadatan
Tabel 1.6 Sarana Peribadatan di Wilayah puskesmas kecamatan Pademangan
Tahun 2010
No Sarana peribadatan Jumlah
1 Mesjid 46
2 Mushola 65
3 Gereja 18
4 Kelenteng 2
5 Pura 1
6 Wihara 3
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Januari-September 2010)
E. Data Sarana Kesehatan
Tabel 1.7 Sarana Kesehatan di Wilayah puskesmas kecamatan Pademangan
Tahun 2010
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas 4
2 Rumah Sakit Umum/Swasta -
3 Rumah Bersalin 5
4 Poliklinik 15
5 Balai Pengobatan 1
6 Praktek Dokter Umum 35
7 Praktek Dokter Gigi 10
8 Praktek Bidan 5
7
No Sarana kesehatan Jumlah
9 Dukun bayi 5
10 Apotik 5
11 Depo obat 6
12 Posyandu 41
13 Klinik KB 17
14 Laboratorium 3
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Januari-September Tahun 2010)
F. Data Sarana Perdagangan dan Hiburan
Tabel 1.8 Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Tahun 2010
No
.
Sarana Perdagangan dan Hiburan Jumlah
1 Perkumpulan Kesenian 22
2 Gedung Bioskop 2
3 Diskotik/Pub 2
4 Billiard 4
5 Taman Hiburan 1
6 Pasar Seni 1
7 Pemandian 1
8 Taman 1
9 Pantai 1
10 Toko Cinderamata 3
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Januari-September Tahun 2010)
G. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Tabel 1.9 Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No
.
Data Dasar Jumlah
8
1 Jumlah Penduduk 130.455
2 Jumlah Kelurahan 3
3 Jumlah Puskesmas 4
4 Jumlah RW 33
5 Jumlah RT 421
6 Jumlah Kepala Keluarga 39.849
7 Jumlah Posyandu 41
8 Jumlah Kader Aktif 353
9 Jumlah Kader 393
10 Jumlah Balita 8.647
11 Jumlah Ibu Hamil 2.304
12 Jumlah TK 15
13 Jumlah SD/MI 40/5
14 Jumlah SLTP 13
15 Jumlah SLTA 8
16 Jumlah Akademi / PT 18
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Januari-September Tahun 2010)
H. Data Penduduk Menurut Pekerjaannya
Tabel 1.10 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No
.
Mata Pencaharian Jumlah
9
1 Buruh Tani 1.334
2 Pedagang 7.605
3 Karyawan Swasta/Pemerintah/ABRI 42.298
5 Pensiunan 2.805
4 Pertukangan 2.471
6 Pengangguran 14893
7 Lain-lain 53207
(Sumber: Buku Monografi Kecamatan Pademangan Periode Januari - September Tahun 2010)
I.1.1.3 Peta Wilayah Kecamatan Pademangan
Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Pademangan
Gambar 4. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Pademangan
10
Pademangan barat 1 : RW 01, 02 ,03 ,04 ,06 , 09, 14
Pademangan barat 2 : RW 05, 07, 08, 11, 12, 13, 15
KETERANGAN
: Puskesmas Kecamatan
: Puskesmas Kelurahan
I.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
I.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah
kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya
11
tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang
dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah
kesehatan di wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau
private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi
puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai
kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komphrensif yang meliputi promtif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada
aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi
dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan
yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar
dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan promotif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)
berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah
menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service
menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser
lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era
desentralisasi.
12
I.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur
lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas
merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja
puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan
kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000
– 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau
lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas
kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
I.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis
kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
I.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya
secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah 13
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut
menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan
dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara
lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
14
Gambar 5 : Fungsi Puskesmas
(Sumber : Buku Profil Puskesmas Kecamatan Pademangan)
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses ini
dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai
apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator
keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
15
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan sekolah,
tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai indikator :
- Tersedianya air bersih
- Tersedianya jamban yang saniter
- Tersedianya larangan merokok
- Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
- Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
- Tumbuh dan kembangnya LSM
- Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
- Promosi kesehatan masyarakat
- Kesehatan lingkungan
- KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
- KB ( Keluarga Berencana )
- Perbaikan gizi masyarakat
- P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
- Pengobatan dasar
I.1.2.5 Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital
sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan
jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan
dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang
matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta system evaluasi dan pemantauan yang
akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
16
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4.Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila
di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah
kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
I.1.2.6 Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya
Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
17
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
I.1.2.7 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya.
I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut
antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Tabel 1.11 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
18
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Promosi kesehatan Promosi hidup bersih dan
sehat
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Pembinaan kesehatan lingkungan
di tempat-tempat umum(TPM).
Program kesehatan kerja indrustri.
Program kesehatan Lingkungan
pemukiman (PKLP).
Kesehatan ibu dan anak ANC
Pertolongan persalinan
MTBS
Imunisasi
Cakupan K1, K4
Cakupan Linakes
Cakupan MTBS
Cakupan Imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga
Berencana
Cakupan MKET
Pemberantasan penyakit
menular
Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap
yodium
Cakupan vit A /Fe / cap yodium
19
PSG % gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.)
Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut
di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan
tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian,
baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat
bersama dengan Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Upaya Kesehatan Remaja
11. Dana Sehat
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni
upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
20
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama
dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan
mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila
puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah
menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan
wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi
dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas
Kecamatan Pademangan tahun 2010 adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan Jiwa
21
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan
azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai
potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin Desa), Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
22
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
- Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan P2M,
gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
- UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
- Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi
kesehatan, & Kesehatan gigi.
- Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa &
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor.
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
23
- UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
- Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.
- KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK (Pusat Kesejahteraan
Keluarga) & PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).
- Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha &
organisasi kemsyarakatan.
- Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh
puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan
lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan
yang sama
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan
dibedakan atas :
- Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
24
- Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
- Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan
bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib
dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
- Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena
bencana alam.
- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak
mampu.
25
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5: Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas)
I.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Pademangan
Dalam era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan fisik baik di bidang kesehatan
maupun di bidang teknologi. Perubahan – perubahan ini berdampak terhadap perkembangan
kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia kesehatan Indonesia untuk
menghadapi hal tersebut.
Upaya – upaya kesehatan yang ada baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga derajat kesehatan
masyarakat dapat ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat, maka visi dari departemen kesehatan
yang disampaikan menteri kesehatan yaitu menuju Indonesia Sehat 2015 dapat segera
tercapai. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat 2015. Untuk mencapai
visi tersebut dinas kesehatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat – syarat yang
harus dicapai oleh jajarannya melalui Standar Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang
telah dibuat acuan dalam surat keputusan Gubernur No. 12 tahun 2006 (Laporan Tahunan
Puskesmas Kecamatan Pademangan, 2010)
Puskesmas kecamatan Pademangan yang terletak di Jl. Budi Mulia No 11 RT 015/011
Jakarta Utara ini berada di atas tanah seluas kurang lebih 2970 m2 dengan luas bangunan
26
seluas kurang lebih 1500 m2. Puskesmas ini terdiri dari tiga lantai yang berdiri sejak tahun
1993.
Puskesmas kecamatan Pademangan merupakan puskesmas Pembina yang berada di
wilayah Kecamatan Pademangan, yang bertugas membina puskesmas kelurahan yang berada
di bawahnya, ada 4 (empat) puskesmas kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Pademangan yaitu:
1. Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1, berlokasi di jl. Ampera Besar No.11 Rt
02/06 Jakarta Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 256 m 2
dengan luas bangunan kurang lebih 138 m2.
2. Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2, berlokasi di jl. Waspada Raya Gg. B2
Pademangan.
3. Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur, berlokasi di jl. Pademangan Gang 22 Jakarta
Utara. Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 200 m2 dengan luas
bangunan kurang lebih 140 m2.
4. Puskesmas Kelurahan Ancol, berlokasi di jl. Ancol Barat VI Rt.01/01 Jakarta Utara.
Puskesmas ini berdiri diatas tanah seluas kurang lebih 430 m2 dengan luas bangunan
kurang lebih 162 m2.
Puskesmas Kecamatan Pademangan sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur tersebut
dengan menerapkan pola – pola pelayanan kesehatan baik secara individu maupun kesatuan
masyarakat yang berkiblat kepada SPM tersebut. Melalui visi dan misi yang telah
dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Pademangan diharapkan pencapaian tersebut
dilakukan secara optimal.
1.1.3.1. Visi dan Misi Puskesmas Pademangan
Visi :
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan prima yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan sesuai standar internasional menuju Indonesia Sehat 2015.
27
Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratf
dan rehabilitatif.
- Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas.
- Meningkatkan kualitas pelayanan dan program sesuai standar mutu.
- Mengembangkan sisi manajemen kesehatan.
- Mengembangkan sarana dan prasarana pelayanan puskesmas.
- Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
1.1.3.2 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Pademangan
“ CARE 4 U ”
C : Cepat dan tepat
A : Aman dan sesuai kebutuhan
R : Ramah dan penuh senyum
E : Empati dan perhatian penuh
4 : 4 kegiatan utama promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
U : Usaha maksimal dengan iringan doa
28
1.1.3.3 Sumber Daya Manusia
Tabel 1.12 Data Jumlah Sumber Daya Manusia pada Kecamatan Pademangan
No. Jabatan Profesi A B C D E
1 Dokter Umum 1 1 1 1 5
2 Dokter Gigi/Spesialis 1 1 1 1 2
3 Perawat Umum 3 3 3 3 5
4 Perawat Gigi 1 1 1 1 1
5 Bidan 4 4 4 4 8
6 Ahli Gizi 1 1 1 1 2
7 Kesling - - 1 - 1
8 Asisten Apotik 1 1 1 1 2
9 Analis - - - - 1
Jumlah Pegawai 11 11 12 11 26
(Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Kecamatan Pademangan)
Keterangan :
A : Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
B : Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
C : Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
D : Puskesmas Kelurahan Ancol
E : Puskesmas Kecamatan Pademangan
29
1.1.3.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Pademangan
30
1.1.3.5 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Pademangan terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu terdapat
Ruang Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA), KB, imunisasi, Ruang Bersalin (RB) yang
dilengkapi dengan kamar rawat inap untuk ibu bersalin dan kamar mandi, Instalasi Gawat
Darurat (IGD), kantin dan loket pendaftaran. Di lantai dua terdapat loket pembayaran, apotik,
laboratorium, pelayanan Gizi, poli MTBS, balai pengobatan umum, ruang tindakan, ruang
pemeriksaan mata, ruang pemberantasan penyakit menular, ruang konsultasi dan penyuluhan
remaja, ruang rujukan (Jamsostek, Askes, dan Gakin), poli gigi, dan kamar mandi. Lantai tiga
terdapat kantor kepala puskesmas, tata usaha, staff program puskesmas, ruang arsip, ruang
sholat, ruang pertemuan.
Di puskesmas Kecamatan Pademangan juga dilengkapi fasilitas perlengkapan medis
dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat tidak
habis pakai yang diberikan kepada Puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
1. Basic Equipment :
a. Umum
b. KlA set
c. Poliklinik set
2. Public Health Nursing dan Midwifery kit
3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Alat - alat resusitasi dasar
8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat- alat imunisasi
10. IUD set (for family planning )31
11. Alat - alat penyuluhan
12. Perangkat peralatan gigi A dan B
13. Perlengkapan / alat - alat pertolongan persalinan
14. Alat kesehatan gigi
15. Alat kesehatan untuk membantu partisipasi masyarakat
16. EKG
Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah :
1. Meubel :
a. Almari arsip dan obat
b. Almari kartu
c. Almari instrumen
d. Meja periksa
e. Meja rapat
f. Meja kerja
g. Kursi
h. Bangku tunggu
2. Kendaraan / transportasi :
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 11 buah
3. Perlengkapan kantor :
a. Administrasi (formulir, kertas, map, dll)
b. Mesin tulis (portabel, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Peti uang / brankas
e. Personal komputer tiga unit pada puskesmas Kecamatan.
4. Alat komunikasi : telepon
5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel
6. Alat rumah tangga kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset/ Radio
c. Kulkas (bukan untuk vaksin)
32
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak
f. Alat - alat kebersihan
1.1.4 Program Kesehatan Dasar di Puskesmas Kecamatan Pademangan
1.1.4.1 Promosi Kesehatan Masyarakat
Setiap program kesehatan dikembangkan dengan tujuan untuk memecahkan masalah
kesehatan. Masalah kesehatan ini timbul bukan saja karena penyakit tetapi juga karena
perilaku. Oleh sebab itu program penanggulangan masalah kesehatan harus mencakup
aspek edukatif yang menangani perilaku dan aspek medis teknis yang melakukan
penanganan epidemiologi. Mengingat hal itu, penyuluhan kesehatan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari setiap program. Setiap petugas kesehatan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat dalam hal ini petugas Puskesmas mempunyai tugas
penyuluhan.
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam
berbagai tatanan dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku dengan melakukan
advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali,
menjaga / memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
Sasaran
Sasaran Promosi Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Pademangan adalah:
1) Sasaran Jangkauan Penyuluhan
a. Kelompok umum : Masyarakat umum
b. Kelompok Khusus : Tokoh masyarakat, PKK , Karang Taruna, dan
lain-lain.
2) Sasaran Hasil Penyuluhan
Terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dari sasaran tersebut di atas
dikaitkan dengan sasaran-sasaran program.
Tujuan
Promosi kesehatan adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh puskesmas
yang mempunyai dua tujuan, yaitu:
33
1. Tujuan Umum
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina
dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari program ini yang ditunjang oleh kerjasama tim baik lintas
program maupun lintas sektoral adalah :
a. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya penanggulangan masalah
kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat mengenali potensi yang ada di keluarga
ataupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
c. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan bidang kesehatan.
Kebijakan dan Strategi
Untuk mencapai tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat, maka upaya kegiatan
penyuluhan diselaraskan dengan fungsi dan tugas Puskesmas serta kemampuan dari
sumber tenaga, dana dan sarana yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bisa dilakukan adalah penyuluhan
kesehatan masyarakat di Puskesmas dan wilayah kerja Puskesmas.
a) Penyuluhan institusi : di Puskesmas ataupun di rumah tinggal Para dokter dan
para medis
Secara tak langsung
- Memberi teladan serta contoh dari para dokter atau paramedis Puskesmas
misalnya kerapihan dan kebersihan, tidak merokok apalagi saat memeriksa
pasien, tidak meludah sembarangan, keramahan dokter dan paramedis dan
lain sebagainnya
- Penampilan yang rapih dan sehat dari bangunan Puskesmasnya misalnya
tersedianya tempat pembuangan sampah, terpeliharanya kebersihan kamar
kecil atau wc, penyediaan air bersih dan sebagainya.
- Mempergunakan media penyuluhan misalnya memasang poster di dinding,
spanduk, memasang radio atau kaset yang menyiarkan lagu-lagu kesehatan
ataupun pesan kesehatan.
34
Secara langsung :
- Dialog dikamar periksa antara dokter, paramedis dan pasien atau keluarga
pasien (memberi nasehat kepada pasien tentang hal yang berkaitan dengan
penyakit dan cara hidup sehat).
- Melakukan penyuluhan kelompok di Puskesmas
b) Penyuluhan di masyarakat (di luar gedung Puskesmas)
Saat ini, di Puskesmas Kecamatan Pademangan ada lima kegiatan pada program
promosi kesehatan masyarakat ini, yaitu:
1. Penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung
2. Sosialisasi program prioritas: KIA, Gizi, TBC, HIV-AIDS, Rokok dan
Narkoba.
3. Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
4. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) di antaranya adalah:
- Posyandu
- UKS
- Kelompok Lansia
- Bina kader kesehatan
5. Program Penanggulangan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Kegiatan Promosi Kesehatan (Promkes)
Bentuk kegiatan promosi kesehatan pada Puskesmas Kecamatan Pademangan
merupakan kegiatan lintas program, yang melakukan kerjasama dengan program-
program puskesmas lainnya. Kegiatan promosi kesehatan pada Puskesmas Kecamatan
Pademangan yang terselenggara pada periode Januari s/d September tahun 2010 antara
lain:
1) Sosialisasi program prioritas :
- KIA/KB
- Gizi
- TBC
- HIV-AIDS
- Rokok dan Narkoba/Obat berbahaya
2) Penyuluhan kesehatan (Penyuluhan dalam dan luar gedung)
3) Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
35
a. Persalinan ditolong NAKES.
b. ASI eksklusif.
c. Menimbang tiap bulan.
d. Air Bersih.
e. Cuci tangan dengan sabun.
f. Jamban sehat.
g. Memberantas jentik.
h. Makan buah dan sayur.
i. Aktivitas fisik.
j. Tidak merokok dalam rumah
4) UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) di antaranya adalah :
a. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
b. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
c. Dokter kecil
d. Kelompok Lansia (Lanjut Usia Husada)
e. RW SIAGA
f. Bina Kader Kesehatan
5) Program Penanggulangan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
1.1.4.1.1 Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kelompok menurut jumlah kunjungan dalam dan luar gedung
36
Tabel 1.13 Penyuluhan Kelompok Berdasarkan Jumlah Pengunjung Dalam dan Luar
Gedung di Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
NoProgram Yang Ditunjang
DALAM GEDUNG LUAR GEDUNG
Frekuensi
Tokoh Masy
Masy Umu
m
Masy Sekol
ah
Frekuensi Tokoh
Masy
Masy Umu
m
Anak
Sekolah
1 KIA 19 - 230 - - - - -
2 KB 3 3 17 - - - - -
3 Gizi 4 - 80 - 2 - 30 -
4 Imunisasi 3 - 50 - - - - -
5 Diare 17 - 253 - 3 - 45 -
6 DBD 5 5 72 - - - - -
7 AIDS 13 - 225 40 1 - 25 -
8 Hepatitis - - - - - - - -
9 ISPA 27 - 418 - 1 4 15 -
10 Rokok dan Narkoba/obat berbahaya
4 - 176 - 1 - 20 -
11 Keganasan/kanker - - - - - - - -
12 Penyakit Degeneratif 3 - 120 - - - - -
13 Air dan kesehatan lingkungan
1 - 20 - - - - -
14 TBC 28 - 290 - - - - -
15 Kusta/Frambusia - - - - - - - -
16 Kesehatan Gigi dan Mulut 3 1 65 10 1 - 38 -
17 Kesehatan Mata - - - - 1 - 42 -
18 Kesehatan Jiwa - - - - - - - -
37
19 Kesehatan Kerja - - - - - - - -
21 Lain-Lain 9 - 210 - - - - -
JUMLAH 139 9 2226 50 10 - 215 -
(Sumber: Buku Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
I.1.4.1.2 Posyandu
Jenis Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang paling penting
di masyarakat dewasa ini adalah Posyandu. Posyandu merupakan bentuk UKBM yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Kegiatan di Posyandu meliputi : Promosi Kesehatan, Pengendalian Penyakit
Menular, KIA, KB, Imunisasi, dan Perbaikan Gizi. Pelaksanaan kegiatan Posyandu
dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 27 ± 7 (tanggal 20 s/d 4), dengan sistem lima meja,
di mana empat meja pertama dikelola oleh kader dan satu meja terakhir merupakan
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Adapun yang dimaksud
dengan sistem lima meja di sini bukan menunjukkan pada arti harfiah meja, melainkan
menunjuk pada jumlah dan jenis pelayanan, yang masing – masing pelayanan dilaksanakan
secara terpisah, yaitu:
Meja 1 : Pendaftaran
Meja 2 : Penimbangan
Meja 3 : Pencatatan
Meja 4 : Penyuluhan
Meja 5 : Pelayanan kesehatan
Satu posyandu yang ada di wilayah RW untuk membina maksimal 100 bayi yang
ada di wilayah RW tersebut.
Posyandu yang ada di Kecamatan Pademangan dapat dibagi menjadi lima strata, yaitu:
- Posyandu Pratama, artinya Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin yaitu program penimbangan kurang
dari delapan kali per tahun serta jumlah kader sangat terbatas, yakni kurang dari lima
orang, cakupan KIA, KB, imunisasi dan partisipasi masyarakat (D/S) kurang dari
50%, tidak terdapat program tambahan serta cakupan dana sehatnya kurang dari 50%.
- Posyandu Madya, artinya Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan 38
penimbangan lebih dari 8 kali dalam satu tahun, dengan rata – rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, cakupan KIA, KB, imunisasi dan rata - rata partisipasi
masyarakat (D/S) kurang dari 50%, tidak terdapat program tambahan serta cakupan
dana sehatnya kurang dari 50%.
- Posyandu Purnama, artinya Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
penimbangan lebih dari delapan kali dalam satu tahun, dengan rata – rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih, cakupan KIA, KB, imunisasi dan partisipasi
masyarakat (D/S) lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan,
seperti jumantik serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50%.
- Posyandu Mandiri, artinya jumlah kader lima orang atau lebih, dilaksanakan delapan
kali atau lebih dalam satu tahun, cakupan KIA, KB, imunisasi dan partisipasi
masyarakat (D/S) lebih dari 50%, terdapat program tambahan serta cakupan dana
sehatnya lebih dari 50%.
- Posyandu Mandiri Plus, sama seperti posyandu mandiri namun memiliki program
tambahan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Tumbuh Kembangnya posyandu membawa dampak yang amat luas yang dapat
digolongkan dalam tiga hal :
1) Berkembangnya Posyandu telah mendorong tumbuhnya UKBM lainnya seperti POD
(Pos Obat Des); Pos UKK (Pos Upaya Kesehatan Kerja); UKGMD (Usaha Kesehatan
Gigi Mayarakat Desa).
2) Di sisi lain Institusi Posyandu yang menguat membuat setiap program bahkan dari
sektor lain beramai-ramai memanfaatkan posyandu sebagai entry point pelaksanaan
programnya.
3) Makin banyaknya jumlah posyandu mendorong terjadinya variasi tingkat
perkembangan yang beragam.
39
Tabel 1.14 Indikator Strata Posyandu DKI Jakarta
Jenis PosyanduPratama Madya Purnama Mandiri
Frekuensi Penimbangan <8 kali/tahun 8 kali atau lebih / tahun
8 kali atau lebih / tahun
8 kali atau lebih / tahun
Rerata kader tugas < 5 % > 5 % > 5 % > 5 %
Rerata cangkupan D/S <50 % < 50 % > 50 % > 50 %
Cangkupan kumulatif KIA
< 50 % < 50 % > 50 % >50 %
Cangkupan kumulatif KB < 50 % < 50 % >50 % >50 %
Cangkupan kumulatif Imunisasi
< 50 % < 50 % > 50 % > 50 %
Program tambahan (-) (-) (+) (+)
Cakupan Dana Sehat < 50 % < 50 % < 50 % >50 %
(Sumber: Buku ARRIMES, Manajemen Puskesmas, Trihono)
Tabel 1.15 Rekapitulasi Telaah Kemandirian Posyandu Periode Januari s/d September 2010
No. KelurahanJumlah
RWPosyandu Jumlah
PosyanduPratama Madya Purnama Mandiri
1.Pademangan
Barat16 0 2 14 4 20
2.Pademangan
Timur10 0 1 7 5 13
4. Ancol 7 0 0 2 6 8Jumlah 33 0 3 23 15 41
(Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.15 didapatkan bahwa jumlah posyandu terbanyak adalah pada kelurahan
Pademangan barat sebanyak 20 posyandu.
1.1.4.1.3 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kualitas hidup manusia yang menyangkut fisik dan non fisik harus diupayakan sejak
dini. Salah satu upaya ini adalah pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) yang merupakan bagian dari program Kesehatan Masyarakat yang menitikberatkan
pada upaya promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan) disamping kuratif
40
dan rehabilitatif yang dilaksanakan terpadu antara lintas program puskesmas, lintas sektoral
dan masyarakat.
Tujuan Khusus
Mengevaluasi kegiatan TPUKS (Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah) dan mencari
alternative pemecahan masalah untuk mengembangkan dan meningkatkan UKS di
sekolah.
Program kerja TPUKS
1. Pendidikan dan latihan (Diklat) kader kesehatan sekolah
2. Pembinaan dan pelayanan kesehatan (skrining, pemeriksaan ststus gizi,
UKGS, imunisasi)
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Tabel 1.16 Data Jumlah Sekolah di Kecamatan Pademangan
No. Kelurahan TK SD SLTP SLTA
1 Pademangan Barat 18 18 4 5
2 Pademangan Timur 11 15 7 4
3 Ancol 3 5 1 0
Jumlah 32 38 12 9
(Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
Tabel 1.17 Persentase Cakupan dalam Program Pendidikan dan Latihan UKS di
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
(Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
1.1.4.1.4 Pembinaan Dokter Kecil
Program DK atau Dokter kecil meliputi:
1) Penyakit dan cara pencegahannya.
2) Kesehatan gigi dan mulut.41
Sekolah
Jumlah Sekolah
Kegiatan UKS Target Cakupan %
SD 39 Dokter kecil 100% 24 63,15
SLTP 12 PMR 100% 4 33,3
SLTA 9 PMR 100% 4 44,4
3) Kesehatan pribadi dan lingkungan.
4) Imunisasi dan kesehatan mata.
5) Gizi anak sekolah dan Tumbuh kembang
6) P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
7) PMR (Palang Merah Remaja)
Tabel 1.18 Data Jumlah Dokter Kecil di Kecamatan Pademangan Periode
Bulan Januari s/d September 2010
No. Kelurahan Jumlah SD JumlahDokter Kecil
1. Pademangan Barat 19 192. Pademangan Timur 15 153. Ancol 5 5
Jumlah 39 39 (Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.18 didapatkan bahwa jumlah total dokter kecil di wilayah
Kecamatan Pademangan adalah sebanyak 39 orang.
1.1.4.1.5 RW Siaga
RW yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya, kemampuan dan kemauan
untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan bencana, dan
kegawatdaruratan / Kejadian Luar Biasa (KLB) secara mandiri.
Konsep Operasional RW Siaga:
1. Satu POS RW dimanfaatkan untuk Pusat Informasi Kegiatan Siaga = Pusat
Informasi dan Konsultasi Keluarga = PIK Keluarga
2. Satu orang Pamong Tokoh Masyarakat : Tim PKK RW sebagai penanggung
jawab
3. Satu orang tenaga kesehatan setempat : berperan mengelola kegiatan promotif dan
preventif dan informasi kesehatan
4. Dua Kader : membantu kegiatan di Pos RW Siaga.
Langkah Pembentukan RW Siaga
42
1. Pemilihan pengurus dan kader tingkat RW.
2. Pengumpulan data dasar sesuai keberhasiulan.
3. Survei mawas diri (SMD), identifikasi permasalahan dari data dasar, ditambah
identifikasi permasalahan kesehatan yang jadi masalah setempat.
4. Musyawarah masyarakat desa (MMD), menetapkan prioritas masalah untuk
mencari solusi.
5. Menyusun rencana kegiatan denga penjadualan.
Display Data di Pos RW
1. Jumlah penduduk / KK / per RT
2. Data PHBS
3. Struktur organisasi RW Siaga
4. Peta dasar wisma
5. Nomor-nomor telepon penting
6. Data JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
7. Data donor darah dan pendonor
8. Data transpor siaga
9. Papan nama RW Siaga
10. Data aktivitas UKBM
Tujuh aspek kegiatan RW Siaga:
1. Pos RW Siaga = PIK (Pusat Informasi dan Konsultasi) Keluarga.
2. UKBM (Donor darah Siaga, Transport Siaga, Posyandu, dll).
3. Surveilance berbasis masyarakat.
4. Sistem GADAR (Gawat Darurat).
5. Pembiayaan kesehatan = JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
6. Lingkungan Sehat.
7. KADARZI & PHBS.
Untuk menilai pengembangan RW Siaga, kegiatan RW Siaga memiliki indikator
untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Adapun indikator tersebut adalah :
1. Indikator RW Siaga.
- Jenis asuransi.
43
- Golongan darah.
- Pendonor.
- Kendaraan yang dimiliki.
- Kendaraan Siaga.
2. Indikator PHBS.
- Persalinan ditolong NAKES.
- ASI eksklusif.
- Menimbang tiap bulan.
- Air Bersih.
- Cuci tangan dengan sabun.
- Jamban sehat.
- Memberantas jentik.
- Makan buah dan sayur.
- Aktivitas fisik.
- Tidak merokok dalam rumah
RW Siaga ini merupakan rencana tahunan yang disusun oleh Puskesmas Kecamatan
Pademangan, tetapi belum dijalankan dikarenakan masalah dana dan masalah sumber
daya manusia.
1.1.4.1.6 Bina Kader Kesehatan
Kader kesehatan merupakan tonggak dari keberhasilan program posyandu. Kader
kesehatan ini sangat dikenal dengan kader posyandu. Mereka berasal dari masyarakat
setempat dengan sukarela menjadi penghubung antara petugas kesehatan dengan
masyarakat. Kader posyandu juga merupakan kader PKK dan posyandu.
Tabel 1.19 Jumlah dan Perkembangan Kader Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Tahun 2010
No. Kelurahan Kader Aktif Kader Pasif Jumlah
1 Pademangan Barat 164 30 194
2 Pademangan Timur 82 8 90
3 Ancol 54 14 68
Jumlah 300 52 352
(Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)44
1.1.4.1.7 Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Kegiatan Pelayanan Kesehatan masyarakat melalui Program Kesehatan Jiwa
(KESWA) dan NAPZA yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2010
antara lain Program Penanggulangan Kesehatan Jiwa / NAPZA sebagai berikut:
a. Program Kesehatan Jiwa.
b. Sosialisasi Kesehatan Remaja dan Konseling Jiwa/NAPZA Masyarakat.
1.1.4.2 Program Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan program dasar puskesmas atau yang di kenal
basic seven karena merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan derajad
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan mempunyai daya ungkit yang tinggi
terhadap penyelesaian masalah masalah kesehatan masyarakat dan masih juga terdapat
penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan, dengan demikian pengendalian faktor
lingkungan yang baik akan sangat berguna dalam upaya penurunan angka kesakitan
(morbidity rate) maupun menurunkan angka kematian (mortality rate) yang berhubungan
dengan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.
Puskesmas kecamatan Pademangan merupakan salah satu Puskesmas yang
memasukkan kesehatan lingkungan ke dalam program wajib puskesmas dan melaksanakan
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah kesehatan lingkungan yang
terdapat di wilayah kerjanya.
Tujuan
Tujuan kegiatan Kesehatan Lingkungan adalah:
1. Menanggulangi dan menghilangkan unsur- unsur fisik pada lingkungan sehingga
faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya
penyakit menular di masyarakat.
2. Untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas-sektor berwawasan kesehatan.
45
Program kesehatan lingkungan yang berada di wilayah puskesmas kecamatan
Pademangan untuk bulan Januari sampai September 2010:
1. Pembinaaan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.
2. Program tempat pengelolaan makanan (TPM).
3. Program Kesehatan Kerja Industri.
4. Program Kesehatan Lingkungan Pemukiman (PKLP).
Untuk setiap program kesehatan lingkungan di pusksemas kecamatan Pademangan
untuk bulan Januari sampai September 2010 jadwal kegiatan terprogram setiap 2 (dua)
kali setahun sesuai programnya antara lain:
1. Pembinaaan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum.
a. Pembinaan Depo Air Isi Ulang, sebanyak 10 lokasi
b. Pembinaan Kualitas Air Bersih / air PAM, sebanyak 20 lokasi
c. Pembinaan Tempat Ibadah
d. Pembinaan Pasar Tradisional/Mall
2. Program tempat pengelolaan makanan (TPM).
a. Pembinaan Rumah Makan, sebanyak 20 lokasi
3. Program Kesehatan Kerja Industri.
a. Pembinaan industri konveksi, 20 lokasi
4.Program Kesehatan Lingkungan Pemukiman (PKLP).
a. Pemusnahan sampah medis, 128 kg/bulan
b. Pelatihan juru pemantau jentik (Jumantik) dan kegiatan PSN, dengan target 1
tahun sebanyak 400 petugas jumantik
c. PSN 100 rumah oleh petugas kesehatan, 64 orang per tahun
1.1.4.2.1 Pembinaaan Kesehatan Lingkungan Di Tempat-Tempat Umum
1.1.4.2.1.1 Pengawasan hidran umum/hidran perumahan
Sektor kesehatan dalam program pemantauan sanitasi hidran umum/hidran
perumahan bertanggung jawab atas penyehatan air yang meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dalam kehidupan manusia, dengan
demikian maka seharusnya air yang digunakan harus mencakup kuantitas, kualitas, serta
keadaan ini tidak terlepas dari sumber air Abakunya yang harus mendapat perhatian,
46
terutama dari pengaruh pencemaran secara alamiah dan pencemaran oleh karena aktifitas
manusia. Akibat kemajuan teknologi, pertumbuhan industri dan penggunaan bahan kimia
termasuk peptisida.
Sasaran kegiatan:
Inspeksi sanitasi (hidran umum/hidran perumahan) di wilayah kecamatan Pademangan.
Tujuan :
Umum: Terlindunginya masyarakat darri penggunaan air bersih dan air minum secara
fisik kimia dan bakteriologi.
Khusus: - Terpantaunya kualitas air bersih dan air minum secara fisik kimia dan
bakteriologi
- Diketahuinya penyebab sumber pencernaan air.
- Tertanggulanginya masalah menurunnya kualitas air bersih dan air minum.
Kegiatan:
Pengawasan hidran umum/hidran perumahan pada dua puluh lokasi pengawasan
dan pemantauan hidran umum/hidran perumahan dengan dua kali survei lapangan
pertahun. Hanya dilakukan oleh puskesmas kelurahan pademangan timur, karena pada
puskesmas yang lain tidak mempunyai sumber daya manusia yang memadai.
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam Pemantauan Kualitas Air Sumur pompa
tangan dan pompa gali dengan jenis pemeriksaan fisik saja. Parameter-parameter yang
digunakan untuk memenuhi syarat sumur pompa tangan dan sumur pompa gali layak
pakai antara lain :
1. Tidak ada keretakan di bagian dalam bak air
2. Tutup bak air dalam keadaan yang baik/tidak rusak dan tertutup
3. Alat untuk mengambil air (timba/pompa), berupa tali/selang diletakkan pada
tempatnya sehingga tidak terjadi pencemaran.
4. Air yang ada tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
5. Tidak terdapat endapan kotoran pada bak mandi
6. Lantai semen yang mengitari saranan dalam radius kurang dari 1 meter
7. Tidak ditemukan jentik di dalam bak mandi
47
8. Jamban terdapat dalam jarak 10 meter disekitarnya
9. Tidak ada sumber pencemaran lain dalam jarak kurang dari 10 meter di sekitar
sarana
Berdasarkan pemeriksaan fisik pada hidran umum/hidran perumahan di kecamatan
Pademangan Timur, didapatkan 25% dari data pemeriksaan tidak memenuhi syarat. Hal ini
disebabkan karena kecamatan pademangan timur memiliki aliran air PAM yang kecil dan
sering didapatkan air yang bau, berwarna dan berasa pada musim penghujan.
1.1.4.2.1.2 Pengawasan Depo Isi Ulang
Meningkatnya penyediaan depo Isi Ulang di kalangan masyarakat, maka perlu
dilaksanakan pemantauan dan pemeriksaan laboratorium depo Isi Ulang yang
diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan. Agar air yang digunakan oleh
masyarakat dari air minum isi ulang tersebut dapat terjamin kualitasnya sesuai dengan
persyaratan kualitas air minum yang memenuhi syarat.
Sasaran kegiatan:
Depo Isi Ulang di wilayah kecamatan Pademangan.
Tujuan :
Umum: Terlindunginya masyarakat dari penggunaan air bersih dan air minum secara fisik ,
kimia dan bakteriologi.
Khusus: - Terpantaunya kualitas air bersih dan air minum secara fisik kimia dan bakteriologi
- Diketahuinya penyeba sumber pencernaan air.
- Tertanggulanginya masalah menurunnya kualitas air bersih dan air minum.
Kegiatan:
Pengawasan Depo Isi Ulang pada sepuluh lokasi Depo Isi Ulang dengan dua kali survei
lapangan.Parameter yang digunakan untuk memenuhi syarat-syarat kualitas air minum yang
diperiksa mengacu pada Keputusan mentri kesehaatan RI No 907/MENKES/SK/VII/2002
dan terakreditasi ISO/IEC 17025 : 2005. Pengawasan Depo Isi Ulang hanya dilakukan oleh
puskesmas pademangan timur karena pada puskesmas yang lain sumber daya manusia tidak
memadai.
48
Tabel 1.20 Parameter Kualitas Air Minum di Kecamatan Pademangan
Jenis penguji Satuan Hasil penguji Standar yang dipersyaratkan
Metode
Coliform APM/100 ml < 2 < 2 SNI 19-2897-1992Eschericia coli APM/100 ml < 2 < 2 SNI 19-2897-1992
Pengawasan Depo Isi Ulang hanya dilakukan oleh puskesmas pademangan timur pada 10
Depo Isi Ulang karena pada puskesmas yang lain sumber daya manusia tidak memadai .
1.1.4.2.1.3 Pengawasan Tempat Ibadah
Sasaran kegiatan:
1. Sarana ibadah di wilayah kecamatan Pademangan.
Tempat ibadah merupakan tempat yang banyak dikunjungi orang yang bersifat
sosial, tetapi bila tidak ditangani dengan sebaik-baiknya dapat menumbuhkan
rasa kurang nyaman dalam beribadah. Pada pembinaan di wilayah kecamatan
Pademangan hanya tempat peribadahan orang muslim, menurut sumber
seharusnya di semua tempat peribadatan seperti: masjid/mushollah, gereja, pure,
wihara namun tidak semua karena melihat situasi dan kondisi tempat kerjanya.
Tujuan kegiatan
1. Tercapainya lingkungan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
lingkungan.
2. Mencegah penularan penyakit dan meminimalkan pencemaran yang disebabkan
oleh kegiatan kegiatan di tempat-tempat umum.
Kegiatan-kegiatan
Pembinaan sarana tempat-tempat ibadah di wilayah kecamatan Pademangan.
Kegiatan yang dilaksanakan dengan jenis pemeriksaan fisik saja.
Pembinaan sarana tempat-tempat ibadah
Parameter-parameter yang digunakan antara lain:
1. Didalam gedung:
- Kebersihan ruangan
- Kebersihan mukenah, sarung, sajadah.
49
- Kebersihan karpet/ tikar sembahyang
- Ventilasi dan penerangan ada/tidak
- Penempatan barang-barang yang ada (Al- quran, mukenah, sarung, dll)
2. Diluar gedung:
- Kebersihan halaman sekitar masjid/ mushollah.
- Kebersihan tempat parkir
- Keadaan lingkungan sekitar masjid/ mushollah.
- Tempat alas kaki (sandal, sepatu, dll)
3. Fasilitas sanitasi:
- Sumber air
- Keadaan sumber air
- Tempat pengambilan air sholat
- Keadaan tempat pengambilan air sholat
- Jamban/ kamar mandi ada/tidak
- Keadaan Jamban/ kamar mandi
- Tempat sampah di ruang WC/kamar mandi ada/tidak
- Jumlah Tempat sampah di ruang WC/kamar mandi
- Saluran Air Bekas ada/tidak
- Keadaan Saluran Air Bekas ada/tidak
Pengawasan Tempat Ibadah ini masuk pada susunan perencanaan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Kecamatan Pademangan. Kegiatannya dilakukan pada tahun lalu,
dan belum terlaksana sampai dengan bulan September 2010.
1.1.4.2.1.4 Pengawasan Pasar Tradisional/Mall
Pengawasan Pasar Tradisional/Mall ini masuk pada susunan perencanaan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Kecamatan Pademangan. Kegiatannya dilakukan pada tahun lalu,
dan belum terlaksana sampai dengan bulan September 2010.
1.1.4.2.2 Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Tempat pengelolaan makanan merupakan tempat dimana makanan akan menjadi
sumber energy bagi masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggal. Makanan yang ada
seharusnya memenuhi syarat-syarat makanan sehat, sehingga tidak menjadi sumber
50
penularan penyakit menular yang dapat menjadi wabah atau kejadian luar biasa yang terjadi
pada wilayah kerja Puskesmas.
Pengawasan Tempat pengelolaan Makanan (TPM) ini masuk pada susunan
perencanaan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kecamatan Pademangan. Kegiatannya
dilakukan pada tahun lalu, dan belum terlaksana sampai dengan bulan September 2010.
I.1.4.2.3 Pemeriksaan Kesehatan Kerja Industri (KKI)
Pengawasan Kesehatan Kerja Industri (KKI) ini masuk pada susunan perencanaan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kecamatan Pademangan. Kegiatannya dilakukan pada
tahun lalu, dan belum terlaksana sampai dengan bulan September 2010
I.1.4.2.4 Program Penyehatan Kesehatan Lingkungan Pemukiman (PKLP)
Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah merupakan wilayah yang berbasis
penyakit DBD berupa Pemeriksaan Jentik Berkala dan Larvasida.
Sasaran :
1. Lingkungan pemukiman di wilayah Kecamatan Pademangan di tiga kelurahan.
2. Abatisasi dilakukan terhadap rumah yang terdapat pasien DBD dan tempat
penampungan air yang jarang dikuras (abatisasi selektif).
Tujuan
1. Meningkatnya rumah tangga sehat di wilayah Kecamatan Pademangan
2. Pengendalian vektor dengan rumah atau bangunan bebas jentik nyamuk > 95%.
Kegiatan
Pemeriksaan Jentik Berkala dan Abatisasi dilakukan setiap hari Jumat pukul 08.00
sampai dengan pukul 10.00 WIB. Abatisasi dilakukan terhadap rumah yang terdapat pasien
DBD dan tempat penampungan air yang jarang dikuras (abatisasi selektif). Dengan takaran
satu sendok teh /100 L air.
Hasil Kegiatan
Pemeriksaan sarang nyamuk oleh petugas Jumantik di seluruh wilayah kecamatan
Pademangan dengan pemeriksaan setiap minggu dengan lokasi sesuai dengan instruksi dari
kelurahan masing-masing dan didapatkan hasil sebagai berikut:
51
Tabel 1.21 Angka Bebas Jentik (ABJ) Kecamatan Pademangan Periode
No.
KelurahanJumlah
Jumantik
Jumlah Bangunan Seluruhnya
Jumlah bangunan yang
diperiksa(a)
Hasil Pemantauan
Jumlah Bangunan yang
Bebas Jentik(b)
% Jumlah Bangunan yang
Bebas Jentik(b/a x 100%)
1Pademangan
Barat213 7057 3484 3159 91%
2Pademangan
Timur145 3687 5554 5246 95%
3 Ancol 63 10964 2452 2232 91%
Jumlah 421 11543 11492 10637 93%
Januari s/d September 2010
(Sumber : Laporan Kegiatan Mingguan PJB Periode Januari s/d September2010)
Kesimpulan :
Dikatakan bebas jentik jika 93% Jumlah Bangunan yang bebas jentik > 95 %. Dari hasil
pemantauan, pademangan timur termasuk bebas jentik, sedangkan pademangan barat dan
ancol tidak termasuk bebas jentik.
I.1.4.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak
Program kesehatan ibu dan anak adalah salah satu program prioritas pelayanan
kepada masyarakat. Dalam konvensi hak-hak anak semua anak sejak dari dalam kandungan
mempunyai hak atas kelangsungan hidup perkembangan dan mendapat perlindungan.
Pemantauan intensif pada ibu hamil selain untuk kesehatan ibu hamil dan persiapan
persalinan,juga memenuhi hak untuk kelangsungan hidup tumbuh kembang dan
perlindungan anak .
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan
dengan negara–negara di ASEAN yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 dan angka kematian Ibu berkisar 50 per 100.000 kelahiran pada tahun 2007 di Jakarta
(SDKI 2005-2007). Berdasarkan hal tersebut, penurunan AKI serta peningkatan derajat
kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan kesehatan.
Dengan masih banyaknya ibu hamil yang belum memeriksakan kehamilannya di
fasilitas kesehatan, maka perlu diberikan penyuluhan dan pengertian serta manfaat dari
Antenatal Care (ANC). ANC berfungsi sebagai standar pelayanan kebidanan dasar serta 52
memberdayakan ibu dan keluarganya, antara lain dengan dibentuknya Posyandu Sayang Ibu
yang dikenal dengan GSI (Gerakan Sayang Ibu) pada setiap satu RW.
Sasaran
Sasaran program ini yaitu ibu hamil (Bumil), ibu bersalin (Bulin), neonatal, dan
balita.
Tujuan
Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu serta peningkatan
derajat kesehatan ibu dalam pembangunan kesehatan. Untuk anak-anak program ini
bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan anak dan meningkatkan derajat kesehatan.
Pemantapan Pelayanan KIA Diutamakan Pada Kegiatan :
Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.
1. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Peningkatan deteksi dini risiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan dan
masyarakat.
3. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara
terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
4. Peningkatan pelayanan neonatal dengan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh
sasaran.
Kegiatan Program KIA
Program KIA mencakup :
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu selama masa kehamilannya, sesuai
dengan standar pelayanan antenatal dan dapat menjangkau seluruh sasaran. Dalam
penerapan operasionalnya, kini dikenal standar 8 T, yaitu :
a) Timbang berat badan, ukur tinggi badan
b) Tensi (tekanan darah)
c) Tinggi Fundus Uteri
d) Tetanus Toksoid
e) Tablet tambah darah
53
f) Test Lab (Rutin dan Khusus)
g) Tatalaksana
h) Temu Wicara (Konseling)
Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga professional dan bukan
oleh dukun bayi. Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal empat
kali selama kehamilan (K4), dengan waktu sebagai berikut :
a. Satu kali pada triwulan pertama
b. Satu kali pada triwulan kedua
c. Dua kali pada triwulan ketiga
- K1 (Kunjungan Baru Ibu hamil) adalah kunjungan ibu hamil yang pertama
kali ke petugas pelayanan kesehatan pada masa kehamilan trimester pertama
untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai standar (8T).
- K4 adalah kunjungan kedua ibu hamil pada trimester ketiga ke petugas
pelayanan kesehatan sesuai dengan kriteria WHO dengan pola 1-1-2.
2. Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan dilayani di RB puskesmas dan dalam program KIA
dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :
- Tenaga professional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan
- Dukun bayi
Dengan penempatan bidan di puskesmas, diharapkan secara bertahap
jangkauan persalinan oleh tenaga professional terus meningkat dan masyarakat
semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman. Upaya tersebut
dilakukan dengan cara pertolongan persalinan “3 Bersih”, yaitu bersih tangan
penolong, bersih pemotong alat pusat, dan bersih alas tempat tidur ibu.
Pertolongan persalinan yang aman adalah yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten. Yang perlu diperhatikan oleh penolong persalinan antara
lain :
- Sterilitas untuk mencegah infeksi
- Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
- Melakukan kegiatan rujukan bila diperlukan.
54
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal dan Ibu Nifas
Dewasa ini 66,7 % kematian bayi terjadi pada usia kurang dari satu bulan
(data Profil Kesehatan Indonesia 2006). Penyebab utama dari kematian tersebut
adalah tetanus neonatorum, gangguan yang timbul pada bayi BBLR dan asfiksia.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada
pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin dan pertolongan persalinan “3 Bersih”
(Bersih tangan penolong, Bersih alat pemotong tali pusat, dan bersih alas tempat tidur
ibu).
Selain itu dilakukan upaya deteksi dini neonatal berisiko tinggi agar dapat
segera diberikan pelayanan yang diperlukan. Risiko tinggi pada bayi neonatal yaitu:
- BBLR ( berat lahir kurang dari 2500 gram )
- Bayi dengan tetanus neonatorum
- Bayi baru lahir dengan asfiksia
- Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus lebih dari tujuh hari setelah lahir)
- Bayi baru lahir dengan sepsis
Kunjungan Neonatus adalah kunjungan neonatus dengan tenaga kesehatan
untuk mendapat layanan kesehatan neonatus, minimal dua kali, yaitu:
- Kunjungan ke-1 pada hari ke 1 s/d 7 (sejak enam jam setelah lahir)
- Kunjungan ke-2 pada hari ke 8-28.
Kunjungan ibu nifas adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan layanan kesehatan (minimal 3x).
1. Kunjungan ke-1 pada hari ke 1-7
2. Kunjungan ke-2 pada hari ke 8-28
3. Kunjungan ke-3 pada hari ke 29-40
Layanan yang diberikan pada ibu nifas antara lain :
1. Pemberian vitamin A 2x selama nifas
2. Periksa kesehatan
3. Pelayanan keluarga berencana
55
4. Deteksi Ibu Hamil Berisiko
Deteksi ibu hamil berisiko dilakukan oleh tenaga kesehatan beserta dengan
masyarakat. Faktor risiko adalah risiko kehamilan yang tidak secara langsung
meningkatkan risiko kematian. Contoh :
- Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Anak lebih dari empat
- Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan ini kurang dari dua tahun
- Tinggi badan kurang dari 145 cm
- Hipertensi, DM, dan lainnya.
Keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung dapat menyebabkan
kesakitan dan kematian pada ibu maupun bayi, contoh:
1. Hemoglobin < 8 gr/dl
2. Eklamsia
3. Perdarahan pervaginam
4. Infeksi berat/ sepsis
5. Partus premature
6. Ketuban pecah dini
5. Penanganan Komplikasi Kehamilan
Pelayanan Poned pada obstetric
1. Penanganan perdarahan pada kehamilan persalinan dan nifas
2. Pencegahan dan penanganan hipertensi kehamilan
3. Pencegahan dan penanganan infeksi
4. Penanganan partus lama
5. Penanganan abortus
Pelayanan Poned pada Neonatus
1. Pencegahan dan penanganan asfiksia
2. Pencegahan dan penanganan hipotermi
3. Penanganan BBLR
4. Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus dan
radang
5. Pencegahan dan penanganan umum
Untuk mengetahui pencapaian target program KIA dibutuhkan data ibu hamil,
56
bersalin, neonatus, dan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010. Di bawah ini dapat dilihat data ibu hamil dan neonatus di
wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode Januari s/d September 2010.
Tabel 1.22 Indikator Program KIA Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari s/d September 2010
No.
IndikatorTarget1 tahun
(%)
Target9 bulan
(%)1 K1 100 752 K4 98 73,53 DO K1-K4 <10 <104 Kunjungan Neonatus 92 69
5 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 91 68,25
6 Deteksi Resiko Tinggi Oleh Tenaga Kesehatan >10 >7,5 (Sumber: Buku Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
Keterangan :
Target 9 bulan (%) = 9/12 x 100% target dalam 1 tahun.
Dari tabel 1.22 merupakan indikator dan target dari progam KIA di Kecamatan
Pademangan bulan Januari s/d September tahun 2010
Tabel 1.23 Cakupan K1 Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari s/d September 2010
No. Kelurahan Jumlah Rw
Jumlah Penduduk
Sasaran Ibu Hamil
(a)
Kunjungan K1(b)
Target 1 tahun (%)
Target 9 bulan (%)
Cakupan(b/a x 100%)
1 Pademangan Barat 1
16
20613 367 378 100 75 102,92
2 Pademangan Barat 2
42137 751 1233 100 75 164,23
3 Pademangan Timur
10 42137 748 694 100 75 92,82
4 Ancol 7 25568 456 169 100 75 37,145 Total 33 130455 2322 2474 100 75 106,52(Sumber Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
57
Keterangan :
Dari tabel 1.23 merupakan cakupan K1 di Kecamatan Pademangan pada bulan Januari s/d
September tahun 2010. Cakupan atau pencapaian K1 di puskesmas Kecamatan
Pademangan melebihi target 75% kecuali kelurahan ancol kurang dari target, yaitu 37,1%.
Tabel 1.24 Cakupan K4 Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari s/d September 2010
No KelurahanJumlah RW
Jumlah Penduduk
Sasaran Ibu Hamil
(a)
Kunjungan K4(b)
Target 1 tahun (%)
Target 9 bulan (%)
Cakupan(b/a x 100%)
1.Pademangan
Barat 116
20613367 212 98 73,5 57,7
2.Pademangan
Barat 242137
751 887 9873,5
118
3.Pademangan
Timur10 42137 748 561 98
73,575
4. Ancol 7 25568 456 156 9873,5
34,2
5. Jumlah 33 130455 2322 1816 9873,5
78,2
(Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.24 merupakan cakupan K4 di Kecamatan Pademangan pada bulan Januari s/d
September tahun 2010. Cakupan atau pencapaian K4 di Kecamatan Pademangan yang
melebihi yaitu kelurahan pademangan barat 2 dan kelurahan pademangan timur sedangkan
kelurahan ancol dan kelurahan pademangan barat 1 kurang dari target.
Tabel 1.25 DO K1-K4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
KelurahanSasaran K1 (a) K4 (b) DO ( < 10%)
(a- b)/a x 100 %Ibu Hamil Jumlah % Jumlah %
Pademangan Barat 1 367 378 77 212 42,1 43,9Pademangan Barat 2 751 1233 123,1 887 86,8 28,1Pademangan Timur 748 694 69,6 561 55,1 19,2Ancol 456 169 27,8 156 25,1 7,7Jumlah 2322 2474 79,9 1816 57,5 26,6 (Sumber Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
58
Keterangan :
Dari tabel 1.25 merupakan DO K1-K4 di Kecamatan Pademangan pada bulan Januari s/d
September tahun 2010. Didapatkan angka DO di Kecamatan Pademangan melebihi target
10%, yaitu 26,6%.
Tabel 1.26 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanJumlah
RWJumlah
Penduduk
SasaranIbu Bersalin
(a)
KunjunganIbu Bersalin
(b)
Target 1tahun
(%)
Target9 Bulan
(%)
Cakupan(b/a x100%)
1.Pademangan
Barat 116
20613351 129 91 68,25 36,7
2.Pademangan
Barat 242137
717 455 9168,25
63,5
3.Pademangan
Timur10 42137 714 206 91
68,2528,8
4. Ancol 7 25568 435 87 9168,25
20
5. Jumlah 33 130455 2217 877 9168,25
39,5
(Sumber Laporan bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.26 merupakan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kecamatan
Pademangan pada bulan Januari s/d September tahun 2010. Cakupan atau pencapaian
persalinan oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Pademangan kurang dari target 39,5%.
Tabel 1.27 Cakupan Kunjungan Neonatus Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No Kelurahan Jumlah RW
Jumlah Penduduk
Sasaran Neonatus
(a)
Kunjungan Neonatus
(b)
Target 1 tahun (%)
Target 9 bulan(%)
Cakupan(b/a x 100%)
1. Pademangan Barat 1
16
20613339 104 92
6930,71
2. Pademangan Barat 2
42137683 381 92
6955,83
3. Pademangan Timur
1042137 680 168 92
6924,71
4. Ancol 725568 414 72 92
6917,42
5. Jumlah 33130455 2796 725 92
6925,91
(Sumber Laporan bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Januari s/d September 201
59
Keterangan :
Dari tabel 1.27 merupakan cakupan kunjungan neonatus di Kecamatan Pademangan pada
bulan Januari s/d September tahun 2010. Cakupan atau pencapaian neonatus di Kecamatan
Pademangan kurang dari target 25,91 %.
Tabel 1.28 Cakupan Deteksi Risiko Tinggi Oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanJumlah
RWJumlah
Penduduk
Sasaran Ibu
Hamil (a)
DRT oleh
NaKes (b)
Target 1
tahun (%)
Target 9 bulan (%)
Cakupan
(b/a x 100%)
1. Pademangan Barat 1
16
20613367 26 >10 >7,5 7,08
2. Pademangan Barat 2
42137751 52 >10 >7,5 6,93
3. Pademangan Timur
10 42137 748 43 >10 >7,5 5,73
4. Ancol 7 25568 456 17 >10 >7,5 3,72
5. Jumlah 33 130455 2322138 >10 >7,5 5,91
(Sumber Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan januari – September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.28 merupakan cakupan deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan di
Kecamatan Pademangan pada bulan Januari s/d September tahun 2010. Cakupan atau
pencapaian Deteksi Resiko Tinggi oleh tenaga kesehatan di Kecamatan Pademangan
kurang target 5,91%.
1.1.4.4 Program Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana mengalami perkembangan pesat, baik ditinjau dari
sudut tujuan, ruang lingkup geografis, pendekatan, cara operasional, dan dampaknya terhadap
pencegahan kelahiran. Pada tahun 1950an dan 1960an, tujuan KB yang utama adalah
menjarangkan kelahiran. Upaya ini dikaitkan dengan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan
anak. Sejak Pelita V Program Keluarga Berencana (KB) Nasional berubah menjadi Gerakan
KB Nasional. Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan
mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan
membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.
60
Gerakan KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka
pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu
HAM atau Hak Asasi Manusia, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan
(kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan yang sama
pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi
mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas
kesehatan reproduksi.
Tujuan
Tujuan keluarga berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah (1) Pasangan Usia Subur (PUS), dengan
prioritas PUS muda dengan paritas rendah, (2) Generasi muda dan purna PUS, (3) Pelaksana
dan pengelola KB, dan (4) Sasaran wilayah adalah wilayah dengan laju pertumbuhan
penduduk tinggi dan wilayah khusus seperti sentra industri, pemukiman padat, daerah kumuh,
daerah pantai, dan daerah terpencil. Jumlah pasangan usia subur yang menjadi sasaran
program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap
tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga
Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional). Tugas dari PLKB adalah KIE (komunikasi, Edukasi dan Informasi).
Ruang Lingkup
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat
kunjungan, posyandu, bakti sosial, pertemuan dengan kelompok PKK dan sebagainya).
Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, berdasarkan jenis kontrasepsinya maka
dibedakan menjadi dua:
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan kontrasepsi yang dapat
bertahan antara 3 tahun sampai seumur hidup. Seperti IUD, Implant/Susuk
61
KB, Steril pada pria/wanita.
Metode Non-Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)
Metode Non–Kontrasepsi Jangka Panjang dapat berupa Pil Kombinasi, Suntik
KB, Pil Progestin, Kondom, Metode Sederhana/Vaginal, Sistem Kalender,
Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode).
Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Wilayah Kecamatan Pademangan
Bulan Januari - September 2010
Mengadakan penyuluhan-penyuluhan, memberikan pelayanan KB, konseling bagi
para PUS, menyediakan alat-alat kontrasepsi. Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru
dan KB aktif. KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi
belum tentu berdomisili di Kecamatan Pademangan. Sedangkan KB aktif adalah akseptor
yang mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Pademangan. Pada
program Keluarga Berencana di Puskesmas Pademangan, pencapaian target bersumber dari
PPM (Perencanaan Permintaan Masyarakat) untuk KB baru. PPM merupakan data yang
berdasarkan permintaan KB atas masyarakat yang dibuat untuk mengetahui jumlah
permintaan peserta KB dan tanpa dipengaruhi oleh target. Sedangkan pencapaian target untuk
KB aktif bersumber dari jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di kecamatan Pademangan.
Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Utara
Nomor 218 tahun 2008, target untuk peserta KB Baru dan KB Aktif tahun 2010 adalah 65%
dari PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat).
Tabel 1.29 Indikator dan Pencapaian Program KB Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
Program Indikator Target (%) Pencapaian (%)
KB KB Baru 65 79,27%
KB Aktif 65 65,9%
(Sumber: Laporan Bulanan KB Puskesmas Kecamatan Pademangan Tahun 2010)
62
Tabel 1.30 Cakupan Peserta KB Baru di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
Kelurahan
P P
M (
a)
Metode Kontrasepsi
Jum
lah
(b
)
Pen
cap
aian
(
%)
(b/a
x 1
00 %
)
MKJP Non MKJP
IUD
MO
P
MO
W
Imp
lan
t
Su
nti
k
Pil
Kon
dom
Pademangan Barat
2946 48 2 0 132 1361 668 115 2326 78,95
Pademangan Timur
1584 48 0 0 66 493 464 214 1285 81,12
Ancol 1023 16 0 0 67 326 319 63 791 77,32
Jumlah 5553 112 2 0 265 2180 1451 392 4402 79,27
(Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010 )
Keterangan :
Dari tabel 1.30 Cakupan peserta KB Baru di wilayah puskesmas Kecamatan Pademangan
dari bulan Januari sampai dengan bulan September tahun 2010 melebihi target 65 %, yaitu
79,27%.
Tabel 1.31 Cakupan Peserta KB Baru dengan IUD Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. Nama Kelurahan PPM (a)
IUD (b)
Pencapaian (%)(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 272 48 17,643 Pademangan Timur 161 48 29,814 Ancol 65 16 24,61
Jumlah 498 104 20,88 (Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.31 cakupan peserta KB baru dengan IUD di wilayah puskesmas Kecamatan
Pademangan bulan Januari sampai dengan bulan September Tahun 2010 terlihat bahwa
pencapaian peserta KB Baru dengan IUD kurang dari target 65 % yaitu 20,88%.
63
Tabel 1.32 Cakupan Peserta KB Baru dengan MOW Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No. NamaKelurahan
PPM(a)
MOW(b)
Pencapaian (%)(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 10 0 03 Pademangan Timur 7 0 04 Ancol 4 0 0
Jumlah 21 0 0 (Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Keterangan:
Dari tabel 1.32 cakupan peserta KB baru dengan MOW Puskesmas Kecamatan Pademangan
bulan Januari sampai dengan September 2010 terlihat pencapaian peserta KB Baru dengan
MOW kurang dari target 65 % yaitu 0%.
Tabel 1.33 Cakupan Peserta KB Baru dengan MOP Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No. NamaKelurahan
PPM(a)
MOP(b)
Pencapaian (%)(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 4 2 50%3 Pademangan Timur 2 0 04 Ancol 2 0 0
Jumlah 8 2 25% (Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Keterangan:
Dari tabel 1.33 cakupan peserta KB baru dengan MOP Puskesmas Kecamatan Pademangan
bulan Januari sampai dengan September 2010 terlihat pencapaian peserta KB Baru dengan
MOW kurang dari target 65 % yaitu 25%.
Tabel 1.34 Cakupan Peserta KB Baru dengan Implant Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. Nama Kelurahan PPM(a)
Implant(b)
Pencapaian (%)(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 167 132 79,043 Pademangan Timur 105 66 62,864 Ancol 65 67 103,07
Jumlah 337 265 78,63(Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Keterangan :
64
Dari tabel 1.34 cakupan peserta KB baru dengan Implant Puskesmas Kecamatan
Pademangan bulan Januari sampai dengan September 2010 terlihat pencapaian peserta KB
Baru dengan implant melebihi dari target 65 % yaitu 78,63%.
Tabel 1.35 Cakupan Peserta KB Baru dengan Suntik Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. Nama Kelurahan PPM(a)
Suntik(b)
Pencapaian(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 1550 1361 87,803 Pademangan Timur 800 493 61,634 Ancol 425 326 76,70
Jumlah 2775 2180 78,56 (Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Dari tabel 1.35 cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kecamatan
Pademangan bulan Januari sampai dengan September 2010 terlihat pencapaian peserta KB
Baru dengan suntik melebihi dari target 65 % yaitu 78,56%.
Tabel 1.36 Cakupan Peserta KB Baru dengan Pil Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No. Nama Kelurahan PPM(a)
Pil(b)
Pencapaian (%)(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 801 668 83,403 Pademangan Timur 400 464 1164 Ancol 402 319 79,35
Jumlah 1603 1451 90,51 (Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Dari tabel 1.36 cakupan peserta KB baru dengan pil Puskesmas Kecamatan Pademangan
bulan Januari sampai dengan September 2010 terlihat pencapaian peserta KB Baru dengan
pil melebihi dari target 65 % yaitu 90,51%.
Tabel 1.37 Cakupan Peserta KB Baru dengan Kondom Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. Nama Kelurahan PPM(a)
Kondom(b)
Pencapaian (%)(b/a x 100 %)
1 Pademangan Barat 142 115 80,993 Pademangan Timur 109 214 196,334 Ancol 60 63 105
Jumlah 311 392 126,04 (Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
65
Keterangan :
Dari tabel 1.37 cakupan peserta KB baru dengan kondom Puskesmas Kecamatan
Pademangan bulan Januari sampai dengan September 2010 terlihat pencapaian peserta KB
Baru dengan kondom melebihi dari target 65 % yaitu 126,04%.
Tabel 1.38 Cakupan Program KB Aktif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
Kelurahan
PU
S (
a)
Metode Kontrasepsi
Jum
lah
(b
)
Pen
cap
aian
(%
)(b
/a x
100
%)
MKJP Non MKJP
IUD
MO
P
MO
W
Imp
lan
t
Su
nti
k
Pil
Kon
dom
Pademangan Barat
10680 669 72 194 787 3132 2105 309 7268 68,05
% 6,26 0,67 1,82 7,37 29,3 19,71 2,89Pademangan
Timur6435 495 60 251 353 1591 1421 220 4391 68,23
% 7,69 0,93 3,90 5,48 24,3 22,08 3,42Ancol 4845 208 31 163 176 1080 966 190 2814 58,08
% 4,20 0,64 3,36 3,63 22,9 19,94 3,92
Jumlah 21960 1372 163 608 1316 5803 4492 719 14473 65,90% 6,25 0,74 0,28 5,99 26,43 20,46 3,27
(Sumber: Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.38 dapat dilihat bahwa cakupan peserta KB aktif di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan pada bulan Januari sampai dengan bulan September tahun
2010 sedikit melebihi target 65 % yaitu 65,90%.
1.1.4.5 Program Gizi
Gizi dan Fungsinya
Dalam Kehidupan sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena
makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, di samping udara
(oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:
a. Memelihara proses tubuh dala pertumbuhan / perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari
66
c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagain keseimbangan air, mineral dan
cairan tubuh yang lain.
d. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Gizi klinik dan Gizi masyarakat
Dilihat dari segi sifatnya ilmu gizi dibedakan menjadi dua, yakni gizi yang
berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan perorangan yang
disebut gizi kesehatan perorangan, dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat (public health nutrition). Kedua
sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri,
yakni cabang ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut gizi klini dan cabang ilmu
gizi kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat.
Gizi Klinik berurusan dengan masalah klinis pada individu yang mengalami
gangguan gizi, maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya.
Sebaliknya gizi masyarakat yang berurutan gangguan gizi pada masyarakat, dimana
masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas, maka penangannanya harus secara
multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter saja belum cukup untuk menangani
masalah gizi masyarakat.
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan
aspek-aspek terkait lain, seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan, kependudukan,
dan sebgainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan gizi sebagaiupaya terapi
tidak hanya diarahkan kepada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga ke
asrah bidang-bidang yang lain. Misalnya penyakit gizi KKP (kekurangan kalori dan
protein) pada anak-anak balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan
tambahan saja (PMT), tetapi juga dilakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan
pengetahuan, dan sebagainya.
Penyakit-penyakit gizi
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan
atau kekurangan zat gizi, dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat,
khususnya di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein
67
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan atara konsumsi kalori atau
karbohidarat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau
defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini, terjadi pada anak balita,
karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori, maka akan terjadi
defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-
tingkat, yakni:
a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95% dari berat badan
menurut standar harvard
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60% dari berat badan
menurut standar harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat
badan menurut standar harvard.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis: oedema
atau honger oedema (H.O) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan
dan busung lapar.
2. Penyakit Kegemukan (obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan
keburuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan
kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disipan
dalam bentuk lemak. Seseorang dikatakan obesitas bila berat badannya laki-laki
melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat bdan ideal menurut
umurnya.
Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois ialah:
B (kg) = {(Tcm-100)-10%)} + 10 %
3. Anemia (penyakit kekurang darah)
Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang
atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan microelemen yang esensial
bagi tubuh, yang sangat diperlukan bagi kebutuhan darah, yakni dalam
hemoglobin (Hb). Di samping Fe juga diperlukan enzim sebagai pengikat.
68
Defisiensi Fe di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi, khususnya
untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui
Puskesamas dan Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan
sebagian besar ibu-ibu hamil masih rendah, maka program ini tampak terjadi
lambat.
4. Xerophtalmia
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A di dalam
tubuh. Gejala penyakit ini adalah kekeringan epithel biji mata atau kornea, karena
glandula lacrimalis menurun. Fungsi mata berkurang menjadi hemaralopia atau
nictalpia, yan oleh orang awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup
melihat cahaya remang-remang.
5. Penyakit Gondok Endemik
Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan
komponen dari hormon thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan di dalam kelenjar
gondok yang dipergunakan dalam sintesa hormon tyroxyn. Hormon ini ditimbun
dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin), maka disebut
Thyroglobulin. Apabila diperlukan thyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon
thyroxin yang dikeluarkan dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah.
A. Kelompok Rentan Gizi
a. Kelompok bayi, umur 0-1 thn
b. Kelompok dibawah lima tahun (balita); 1-5 thn
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 thn
d. Kelompok remaja, umur 13-20 thn
e. Kelompok ibu hamil dan menyesui
f. Kelompok usia lanjut
Puskesmas sebagai bagian dari Unit Kerja Bidang Kesehatan di Propinsi DKI
Jakarta khususnya Kecamatan Pademangan berupaya menanggulangi ke masalah gizi
tersebut di atas. Inilah yang menjaadi landasan Kecamatan Pademangan
melaksanakan program gizi tahun 2010 di Wilayah Kecamatan Pademangan yang
69
meliputi : Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Usaha Perbaikan Gizi Institusi
(UPGI) dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).
Puskesmas Kecamatan Pademangan dalam hal ini memiliki beberapa program
kegiatan yang berkaitan dengan masalah gizi, antara lain:
a. Kegiatan Dalam Gedung
- Konsultasi gizi
- Pembuatan Laporan bulanan
- Pembuatan Laporan tahunan
- Penyuluhan kelompok
b. Kegiatan Luar Gedung
- Pengumpulan data dasar gizi
- Intervensi gizi kepada balita BGM
- Intervensi gizi kepada ibu hamil
- Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
- Pemantauan pertumbuhan balita melalui penimbangan.
Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Pademangan meliputi kegiatan rutin antara lain:
1. Pemantauan pertumbuhan berat badan balita
2. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) balita gizi buruk dan BGM
3. Penanggulangan Vitamin A
4. Penanggulangan Anemia Zat Besi
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat yaitu kader -
kader kesehatan. Untuk masyarakat pada umumnya dilaksanakan secara swadaya dan
swadana. Untuk beberapa Posyandu yang masih kurang diberikan program PMT dan
pengetahuan gizi terutama masyarakat. Dengan meningkatkan pengetahuan
masyarakat maka kemampuan masyarakat dalam upaya memperoleh status gizi yang
baik pada anak balita akan lebih baik dan meningkat baik status gizinya maupun
kesehatannya.
70
Tabel 1.39 Jumlah Sasaran Program Gizi di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari – September 2010
No.
PuskesmasUmur
0-5 bulan
Umur
6-11 bulan
Umur
12-59bulanWUS Bumil Bufas
1. Pad. Barat 1 521 790 1.721 5070 367 351
2. Pad. Barat 2 3.438 4.059 10.017 10365 751 717
3. Pad. Timur 1.542 1.142 1.101 10333 748 714
4. Ancol 1.232 1.242 1.540 6289 456 435
Jumlah 6.733 7.233 10.702 32057 2322 2217
1.1.4.5.1 Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita Di Puskesmas per bulan
Pelaksanaan penimbangan anak balita di Puskesmas dilaksanakan oleh
masyarakat yaitu kader-kader puskesmas yang telah dilatih oleh petugas kesehatan agar
dapat mengelola dan menjalankan pelayanan di Puskesmas. Khususnya dalam
penyampaian informasi mengenai kesehatan dan gizi bagi masyarakat. Tujuan dilakukan
kegiatan penimbangan rutin di Puskesmas adalah untuk memantau pertumbuhan berat
badan balita di wilayah Kecamatan Pademangan dengan sasaran balita usia 0 – 5 tahun
dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).
Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap kegiatan penimbangan
adalah pembuatan balok SKDN, yang dapat memberikan gambaran mengenai
keberhasilan program kegiatan di suatu wilayah kerja. Tujuan pembuatan balok SKDN
adalah agar:
- Semua balita yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS
- Semua balita hadir untuk ditimbang dan semua balita naik berat badannya sehingga
S=K=D=N
71
Tabel 1.40 SKDN Perbulan di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari s/d septermber 2010
BULAN
S K D N
A B C D A B C D A B C D A B C D
Januari1218
3684
1123
1457
1038
3684
9851200
483
1400
677
810
216
811465
605
Februari
1218
3684
1128
1457
1218
3684
1020
1300
557
2080
707
900
242
1570
426
479
Maret1291
3684
1128
1572
1145
3684
1020
1200
537
2045
715
716
208
1565
448
373
April1222
3684
1053
1572
1141
3684
8191200
438
2050
485
701
212
1555
219
423
Mei1243
3684
1418
1032
1184
3684
1032
668490
2045
506
421
244
1585
204
227
Juni1243
3684
1282
1572
1148
3684
1032
1200
492
1971
548
629
211
1628
259
367
Juli1243
3684
1527
1572
1148
3684
1527
1200
555
1983
547
804
238
1600
271
505
Agustus
1243
3684
1527
1572
1148
3684
1527
1200
654
3280
683
1148
224
2570
285
810
September
1243
3684
1527
1572
1148
3684
1527
1200
142
0 97 0 71 0 19 0
11164
33156
11713
13378
10318
33156
10489
10368
4352
16854
4965
6129
1866
11541
2596
3789
(Sumber: Laporan bulanan gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari – september 2010)
Keterangan :
A : Pademangan Barat 1
B : Pademangan Barat 2
C : Pademangan Timur
D : Ancol
Tabel 1.41 Cakupan Penimbangan Balita di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
Kelurahan S K D NCakupan Program (%)
%K/S %D/S %N/D %N/S
Pademangan Barat 1 11164 10318 4352 1866 92,4 38,9 42,87 16,7
Pademangan Barat 2 33156 33156 16854 11541 100 50,8 68,4 34,8
Pademangan Timur 11713 10489 4965 2596 89,5 42,4 52,3 22,2
Ancol 13378 10368 6129 3789 77,5 45,8 61,8 28,3
Jumlah 69381 64331 32300 19792 92,7 46,6 61,3 28,5
(Sumber: Laporan bulanan gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari – September 2010)
72
Keterangan :
a) S : Jumlah seluruh balita disuatu wilayah.
b) K : Balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).
c) D : Balita yang datang dan ditimbang.
d) N : Balita yang ditimbang dan berat badannya naik.
e) K/S :Cakupan program yaitu pemantauan balita yang telah mendapatkan
KMS (Kartu Menuju Sehat),target 90%.
f) D/S : Partisipasi masyarakat yaitu memantau partisipasi masyarakat,
menimbang balita di puskesmas, target 80%.
g) N/S : Efektifitas kegiatan yaitu memantau proporsi balita yang naik berat
badannya dari semua balita yang ada,target 80%.
h) N/D : Kesinambungan status gizi yaitu memantau efektifitas perbaikan gizi
dengan melihat jumlah balita yang berat badannya selama dua kali berturut-
turut datang ke puskesmas,target 60%
Tabel 1.42 Cakupan dan Target Pencapaian Program Gizi di Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
Periode SKDN Cakupan (%) Target (%)
Januari s/d
September
2010
K/S
D/S
N/D
N/S
92,7
46,6
61,3
28,5
90%
80%
60%
80%
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d september 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.42 didapatkan jumlah cakupan program yang memantau balita telah
mendapatkan KMS (K/S) dari target 90%, yaitu sebesar 92,7%. Cakupan partisipasi
masyarakat yang menimbang balitanya ke puskesmas (D/S) dari target 80%, yaitu
sebesar 46,6%. Cakupan efektivitas kegiatan yaitu memantau proporsi balita yang
naik berat badannya (N/S) dari target 80%, yaitu sebesar 28,5% dan cakupan
kesinambungan status gizi yaitu memantau efektivitas perbaikan gizi dengan melihat
jumlah balita yang berat badannya selama dua kali berturut – turut datang ke
puskesmas (N/D) dari target 60%, yaitu sebesar 61,3%.73
1.1.4.5.2 Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Balita Gizi Buruk
dan BGM
Intervensi gizi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan memperbaiki
status gizi, baik gizi buruk maupun gizi kurrang. Kegiatan yang berkaitan dengan
intervensi gizi yang dilakukan Puskesmas Pademangan adalah Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P).
PMT-P ditujukan kepada balita dengan berat badan di bawah garis merah
(BGM) sesuai KMS untuk balita umur 1-5 tahun yang diberikan selama tiga bulan
dengan pemantauan berat badan setiap bulan.
Sasaran PMT-P ditetapkan berdasarkan kriteria :
- Balita BGM atau Bawah Garis Merah :
- Prioritas usia 1-60 bulan
- Status gizi <70%
- Penderita TB
- Berasal dari keluarga miskin
Tabel 1.43 Status Gizi Balita di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari s/d September 2010
No Kelurahan
Balita yang
Ditimbang (D)
Berat Badan/Umur
Persentase Penilaian Gizi
Berat Badan/Tinggi
Badan
Persentase Penilaian Gizi
Gizi Kurang
(a)
Gizi Buruk
(b)
a/D x 100%
b/D x 100%
Kurus (c)
Kurus Sekali
(e)
c/D x 100%
e/D x 100%
1 Pademangan Barat 1
4352 139 71 3,19 1,63 74 0 1,70 0
2 Pademangan Barat 2
16854 305 227 1,80 1,34 65 5 0,39 0,03
3 Pademangan Timur
4965 91 41 1,83 0,82 42 3 0,85 0,06
4 Ancol 6129 143 57 2,33 0,93 140 1 2,28 0,02
5 Jumlah 32300 678 396 2,09 1,22 321 9 0,99 0,03
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
74
Tabel 1.44 Rekapitulasi Data Balita BGM
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. Puskesmas Jumlah Balita Yang Ditimbang
(a)
Balita BGM (b)
Cakupan(b/a x100%)
Target
1. Pademangan Barat 1 4352 210 4,82 <5
2. Pademangan Barat 2 16854 532 3,15 <5
3. Pademangan Timur 4965 132 2,65 <5
4. Ancol 6129 200 3,26 <5
5. Jumlah 32300 1074 3,32 <5
(Sumber: Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Tabel 1.45 Intervensi Balita BGM di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
Bentuk Jumlah Balita BGM
Pademangan Barat 1
Pademangan Barat 2
Pademangan Timur
Ancol
MP-ASI 1074 31 51 55 38PMT-P 1074 15 25 20 20
(Sumber: Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Tabel 1.46 Jumlah Wanita Usia Subur Dengan Lingkar Lengan atas <23,5 cm
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. KelurahanJumlah WUS
(a)
WUSYang Diukur
LILA(b)
WUSdengan LILA
<23,5 cm(c)
Presentasi WUS LILA <23,5 cm
( c/b x 100%)1 Pademangan Barat 1 5070 0 0 0
2 Pademangan Barat 2 10365 365 85 23,29
3 Pademangan Timur 10333 123 46 37,40
4 Ancol 6289 0 0 0
Jumlah 32057 488 131 26,84
(Sumber: Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
75
1.1.4.5.3 Pemberian Suplemen Vitamin A
Dalam rangka mencegah terjadinya kerkurangan vitamin A di wilayah
Kecamatan Pademangan, dilakukan penambahan Vitamin A yang bertujuan
meningkatkan cakupan pemberian vitamin A. Kegiatan yang dilakukan adalah
pemasangan spanduk di tiap PKM kelurahan dan PKM Kecamatan, penyebaran leaflet
dan dengan bantuan kader puskesmas mendatangi balita-balita untuk mendapat vitamin
A pada bulan Februari dan Agustus.
Vitamin A diberikan pada anak bayi dan balita setiap bulan Februari dan
Agustus. Vitamin A biru (100.000 IU) untuk bayi usia 6-11 bulan sedangkan Vitamin A
merah (200.000 IU) untuk balita 12-60 bulan. Hasil pemberian suplemen ini akan
dilaporkan setiap bulan melalui laporan bulanan gizi dari Puskesmas Kelurahan,
Kecamatan sampai ke tingkat Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Utara. Indikator
target vitamin A untuk balita dan bayi adalah 85 %.
Tabel 1.47 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Di Puskesmas Kecamatan
Pademangan Bulan Februari Tahun 2010
No Kelurahan
Vitamin A 100.000 IU (BIRU) Vitamin A 200.000 IU (MERAH)
Sasaran Bayi
(6-11 bln)(a)
Jumlah yang diberi
vitamin A (b)
Target %
Pencapaian%
(b/a x 100%)
Sasaran Anak Balita
(12-59 Bulan)
Jumlah yang diberi Vitamin A
Target%
Pen
capa
ian
%
1Pademangan Barat 1
790 68 85% 8,60% 1721 671 85% 38,98%
2PademanganBarat 2
4059 278 85% 6,84% 10017 1802 85% 17,98%
3Pademangan Timur
1142 123 85% 10,77% 1101 1283 85% 166,5%
4 Ancol 1242 165 85% 13,28% 1540 837 85% 54,35%
Jumlah 7233 634 85% 8,76% 10702 4593 85% 42,91%
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d september 2010)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.47 dapat dilihat bahwa cakupan pemberian Vitamin A biru bulan
Februari adalah 8,76 %. Hasil cakupan ini sangat kurang dari Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yaitu sebesar 85%. Sedangkan cakupan pemberian Vitamin A merah bulan
76
Februari adalah 42,91 %. Hasil cakupan ini pun kurang dari Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yaitu sebesar 85%.
Tabel 1.48 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Di Puskesmas Kecamatan
Pademangan Bulan Agustus Tahun 2010
No Kelurahan
Vitamin A 100.000 IU (BIRU) Vitamin A 200.000 IU (MERAH)
Sasaran Bayi (6-11
bln)(a)
Jumlah yang diberi
vitamin A (b)
Target %
Pencapaian%
(b/a x 100%)
Sasaran Anak Balita
(12-59 Bulan)
Jumlah yang diberi
Vitamin A
Target%
Pen
capa
ian
%
1Pademangan Barat 1
790 93 85% 11,77% 1721 800 85% 46,48%
2PademanganBarat 2
4059 541 85% 13,32% 10017 2948 85% 29,43%
3Pademangan Timur
1142 86 85% 7,53% 1101 1394 85% 126,6%
4 Ancol 1242 303 85% 24,40% 1540 1271 85% 82,53%
Jumlah 7233 1023 85% 14,14% 10702 6413 85% 59,92%
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.48 dapat dilihat bahwa cakupan pemberian Vitamin A biru bulan
Agustus adalah 14,14 %. Hasil cakupan ini sangat kurang dari Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yaitu sebesar 85%. Sedangkan cakupan pemberian Vitamin A merah bulan Agustus
adalah 59,92 %. Hasil cakupan ini kurang dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu
sebesar 85%.
1.1.4.5.4 Penanggulangan Anemia Zat Besi
Penangulangan anemia zat besi pada ibu hamil dilakukan melalui pemberian tablet
besi dan penyuluhan (kelompok dan individu). Pemberian tablet besi dimulai dari triwulan
awal kehamilan sebanyak 30 tablet untuk tiap triwulan sampai akhir usia kehamilan.
Tabel 1.49 Jumlah Bumil Di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode
Januari s/d September 2010
No Nama Kelurahan Ibu Hamil1 Pademangan Barat 1 3672 Pademangan Barat 2 751
77
3 Pademangan Timur 7484 Ancol 456
Jumlah 2322 (Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Tabel 1.50 Hasil Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No.Puskesmas Kelurahan
Jumlah Ibu
HamilFe1
Target Fe1/1th
TargetFe1/9bln
Cakupan Fe1
Fe3Target
Fe3/1thnTarget
Fe3/9blnCakupan
Fe3
1Pademangan
Barat 1 367 248 100% 75% 67,57% 147 100% 75% 40,05%
2Pademangan
Barat 2 751 788 100% 75% 104,1% 619 100% 75% 81,776%
3Pademangan
Timur 748 380 100% 75% 50,67% 517 100% 75% 68,93%
4 Ancol 456 139 100% 75% 31,93% 118 100% 75% 27,12%
Jumlah 2322 1555 100% 75% 67,34% 1401 100% 75% 60,68%(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Berdasarkan tabel 1.50 dapat dilihat bahwa cakupan pemberian Fe1 adalah 67,34 %. Hasil
cakupan ini kurang dari Standar Pelayanan minimal (SPM) yaitu sebesar 75% yang
merupakan target sembilan bulan dan target satu tahun sebesar 100%. Sedangkan cakupan
pemberian Fe3 adalah 60,68%. Hasil ini kurang dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yaitu sebesar 75% yang merupakan target sembilan bulan dan target satu tahun sebesar
100%.
Tabel 1.51 DO Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
KelurahanFe1 (a) Fe3 (b) DO (%)
Target DO/1 th < 10% (a-b/a x 100 %)Jumlah % Jumlah %
Pademangan Barat 1 248 67,57% 147 40,05% 40,73%Pademangan Barat 2 788 104,10% 619 81,77% 21,45%
Pademangan Timur 380 50,67% 517 68,93% -36,04%Ancol 139 31,95% 118 27,12% 15,12%Jumlah 1555 67,34% 1401 60,68% 9,89%
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Berdasarkan hasil tabel 1.51, dapat diketahui bahwa DO Fe1 dan Fe3 pada Ibu hamil di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September Tahun 2010,
kurang dari target ( < 10%) yaitu 9,89 %. 78
Tabel 1.52 Cakupan Vitamin A dan Fe Bufas di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. PuskesmasSasaran
(a)
Vitamin A Bufas
(b)
Cakupan (b/a x100%) Target
1 thn
Fe Bufas
(c)
Cakupan(c/a x 100%) Target
9 bln1. Pademangan
Barat 1351 30 8,54 100% 22 6,28 75%
2. Pademangan Barat 2
717 175 24,40 100% 145 20,22 75%
3. Pademangan Timur
714 104 14,56 100% 132 18,48 75%
4. Ancol 435 162 37,24 100% 223 51,50 75%
Jumlah 2217 471 21,24 100% 523 23,6 75%
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Berdasarkan hasil tabel 1.52, dapat diketahui bahwa Cakupan Vitamin A dan Fe Bufas di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010,
kurang dari target, vit A bufas 21,24% dari 100%, dan Fe bufas 23,6% dari 75%.
Tabel 1.53 Cakupan ASI Ekslusif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010 2010
No. Puskesmas Jumlah Persalinan (a)
ASI ekslusif (b)
Pencapaian (b/a x 100%)
Target (%)
1. Pademangan Barat 1 351 44 12,54 100%
2. Pademangan Barat 2 717 8 0,12 100%
3. Pademangan Timur 714 17 2,38 100%4. Ancol 435 0 0 100%
Jumlah 2217 69 3,11 100%
(Sumber : Buku Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Pademangan Bulan Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Berdasarkan hasil tabel 1.53, dapat diketahui bahwa Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010, kurang dari
target 100% yaitu 3,13 %.
1.1.4.5.5. Klinik Gizi
Pada klinik gizi terdapat beberapa kunjungan dengan penyakit misalnya Diabetes
Melitus, Cholesterol, tekanan darah tinggi, asam urat, KKP anak, dll.
79
Tabel 1.54 Jumlah Kunjungan Klinik Gizi di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
Klinik Gizi PAD. BARAT 1
PAD. BARAT 2
PAD.TIMUR ANCOL JUMLAH
Jml Kunjungan baru 142 0 0 13 155
Jml Kunjungan lama 18 0 0 14 32
Jml kunjungan dengan penyakit
a. Diabetes Melitus
28 0 0 30 58
b. Cholesterol 13 0 0 15 28
c. Tekanan darah tinggi
7 0 0 6 13
KKP anak 121 0 0 31 152
Jumlah 329 0 0 109 438
1.1.4.6 Program Pengendalian Penyakit Menular (P2M)
Di berbagai wilayah di Indonesia terdapat perbedaan tingkat endemitas dan jenis
penyakit menular. Di satu wilayah diare (kolera) sebagai penyakit endemis utama, tetapi di
wilayah lainnya mungkin penyakit lain seperti malaria, filariasis, atau demam berdarah dan
sebagainya. Secara umum, penyakit menular yang masih endemis di Indonesia adalah TBC,
kolera, thypus abdominalis, DBD, malaria, frambusia, filariasis, poliomyelitis, batuk rejan
dan cacingan (Muninjaya, 2002).
Tingkat endemitas penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (fisik,
sosial, ekonomi) dan perilaku masyarakatnya. Kecamatan Pademangan dengan karakteristik
lingkungan dan perilaku masyarakat yang berbeda, sehingga memiliki endemisitas penyakit
menular yang berbeda.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada program
P2M di wilayah Kecamatan Pademangan :
1) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)
2) Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
3) Imunisasi
4) Pengamatan Penyakit (Surveilans)
80
Surveilans epidemiologi adalah suatu proses pengamatan terus-menerus dan
sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar
risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi dan
penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.
1.1.4.6.1. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)
Program P2B2 yang akan dievaluasi adalah program pengendalian penyakit DBD
karena Jakarta merupakan daerah endemis DBD. Demam Berdarah Dengue (DBD)
disebabkan oleh virus dengue. DBD hingga saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia, yang cenderung meningkat jumlah penderitanya serta
semakin luas penyebarannya. Hal ini disebabkan karena masih tersebarnya nyamuk Aedes
agypti yang merupakan penular penyakit DBD. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak terencana dan
tidak terkendali, tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis dan
peningkatan sarana transportasi. (Myrnawati, 2004).
Kebijakan pemberantasan penyakit DBD di kawasan Pademangan dititik beratkan
pada :
a. Kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD dengan melaksanakan surveilens guna
mencegah dan membatasi agar tidak terjadi wabah atau kejadian luar biasa.
b. Pemberantasannya terhadap nyamuk penularnya baik terhadap nyamuk dewasa ataupun
jentiknya
Kewaspadaan dini penyakit DBD atau upaya pemberantasan DBD dilaksanakan
dengan kegiatan sebagai berikut:
1.1.4.6.1.1 Penemuan, pelaporan dan pelacakan kasus penderita DBD yang dilakukan
oleh Petugas.
Diagnosis sementara penyakit DBD/tersangka DBD ditegakkan dengan kriteria yang
longgar yaitu: panas tinggi tanpa sebab yang jelas, adanya tanda-tanda perdarahan :
a. Rumpled leed test
b. Jumlah trombosit <150.000/µL
c. Hematokrit meningkat ± 20 %
81
Tabel 1.55 Kasus DBD per Kelurahan di wilayah puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No. Bulan Pademangan Barat 1
Pademangan Barat 2
Pademangan Timur
Ancol Jumlah
1 Januari 0 3 5 3 11
2 Februari 1 6 2 3 11
3 Maret 1 3 6 1 11
4 April 1 8 3 2 14
5 Mei 1 7 3 3 14
6 Juni 0 3 4 1 8
7 Juli 2 2 3 4 11
8 Agustus 0 4 3 1 8
9 September 3 4 2 3 12
(Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec.Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.55 didapatkan bahwa kasus DBD dari bulan Januari s/d September 2010
mencapai puncaknya pada bulan April dan Mei sebesar 14 kasus.
1.1.4.6.1.2 Penanggulangan fokus
Penanggulangan fokus bertujuan untuk membatasi penyebaran penyakit dengan cara :
1.1.4.6.1.2.1 Penyelidikan Epidemiologi ( PE ) Kasus Demam Berdarah
Penyelidikan Epidemiologi (PE) adalah kunjungan ke rumah pada kasus DBD
dan daerah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter (20 rumah) serta
di sekolah, jika kasus DBD adalah anak sekolah penting dilakukan. Kegiatan ini
meliputi :
- Pencarian kasus / tersangka DBD lainnya, dan
- Pemeriksaan jentik Aedes aegypty
PE ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kemungkinan terjadinya
penularan lebih lanjut sehingga perlu dilakukan penyemprotan insektisida. PE
82
dilakukan pada semua laporan yang diterima Puskesmas Kecamatan Pademangan.
Laporan bersumber dari masyarakat, internet, Rumah Sakit, Puskesmas Kelurahan.
Cakupan PE terhadap DBD :
( PE (+) + PE (-) + Non DBD + Tidak ditemukan ) X 100%
Jumlah kasus DBD
1.1.4.6.1.2.2 Fogging Fokus
Fogging Focus DBD pada Laporan DBD yang telah di PE dengan hasil PE
positif. PE positif apabila dalam radius 100 meter (20 rumah yang diperiksa)
ditemukan satu atau lebih penderita DBD atau ditemukan tiga atau lebih penderita
panas tanpa sebab yang jelas dan atau ditemukan jentik. PE negatif apabila tidak
ditemukan panas, jentik atau penderita DBD lain. Fogging Focus dilakukan dua siklus
dengan jarak satu minggu, luas empat Ha sekitar penderita.
Cakupan Fogging focus terhadap PE (+) = Jumlah fogging focus X 100%
PE (+)
Tabel 1.56 Distribusi Kasus Total DBD, Penyelidikan Epidemiologi dan Fogging Fokus
di wilayah puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanJumlah Kasus DBD(c)
Non DBD(d)
Tidak Ditemukan
(e)
Total PEJumlah Fogging Fokus
(h)
Cakupan PE
terhadap kasus DBD
(d+e+f+g)/cx100%
Cakupan Fogging Fokus
terhadap PE(h/f)x100%
+(f)
-(g)
1Pademangan Barat 1
51 0 2 9 40 9 100% 100%
2Pademangan Barat 2
110 0 1 40 69 40 100% 100%
3Pademangan Timur
98 0 1 31 66 31 100% 100%
4 Ancol 79 0 1 21 57 21 100% 100%
5 Jumlah 337 0 5 100 232 100 100% 100%
(Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec. Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
83
Dari tabel 1.56 didapatkan cakupan PE terhadap kasus DBD sudah mencapai target yaitu
100%. Cakupan fogging focus terhadap PE juga sudah mencapai target, yaitu 100%.
Tabel 1.57 Incidence Rate Kasus DBD di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No. KelurahanJumlah
Penduduk(a)
Jumlah Kasus DBD(b)
IR per 100.000Penduduk
(b/a x 100.000)1 Pademangan Barat 1 20613 51 2472 Pademangan Barat 2 42137 110 2612 Pademangan Timur 42.137 98 232
2 Ancol 25.568 79 308
4 Jumlah 130.455 337 258 (Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec. Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.57 dapat disimpulkan bahwa IR sebesar 258 per 100.000, melebihi target
yaitu 50 per 100.000.
1.1.4.6.1.2.3 Pemberantasan Vektor Intensif
Pemberantasan intensif dilakukan dengan cara:
Penyuluhan, kegiatan ini ditujukan agar masyarakat melakukan usaha-usaha
pencegahan dan membantu memberantas penyakit DBD dengan cara:
a. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan melaksanakan usaha
kebersihan lingkungan.
b. Berobat sedini mungkin ke Puskesmas, dokter praktek dan rumah sakit bila ada
gejala DBD.
c. Mengikuti petunjuk petugas Puskesmas yang berwenang dalam pengasapan dan bila
diperlukan ikut secara aktif dalam melaksanakan abatisasi
d. Kegiatan kerja bakti dalam program PSN ditujukan agar masyarakat melaksanakan
upaya pencegahan dan membantu mengurangi berkembang biaknya jentik-jentik
nyamuk Aedes aegypti sehingga penularan DBD dapat dicegah.
1. Fogging fokus, hanya dilakukan bila hasil PE memenuhi kriteria
84
2. Abatisasi selektif, dilaksanakan ditempat-tempat penampungan air yang sulit
dilakukan pengurasan. Semua tempat penampungan air di rumah dan bangunan
yang ditemukan jentik Aedes aegepty ditaburi bubuk abate sesuai dosis satu
sendok makan peres (10 G) abate untuk 100 liter air
3. Gerakan PSN dilaksanakan dengan kegiatan 3M oleh masyarakat setiap hari
jumat, yang merupakan perwujudan dari Kegiatan Jum’at Bersih serta perwujudan dari
aspek budaya bersih.
Gerakan 3M dilakukan setiap tahun sehingga dapat menjadi kegiatan sehari-hari yang
selalu dikerjakan masyarakat. Gerakan 3M plus yang biasanya dilakukan adalah
Menguras, Menutup, Menabur abate dan Menyingkirkan atau mengubur barang bekas
serta menghindarkan gigitan nyamuk, misalnya dengan menggunakan repelen atau
kelambu.
1.1.4.6.2 Pengendalian Penyakit menular langsung (P2ML)
1.1.4.6.2.1 Pemberantasan penyakit TB paru
Penyakit Tuberculosis paru (TB paru) adalah suatu penyakit infeksi yang
menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Millenium
Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang
menjadi target untuk diturunkan di Indonesia, selain malaria dan HIV/AIDS. Di Indonesia
pada tahun 2006 ditemukan 534.000 kasus baru dengan kematian 88.000 (WHO, 2008). Di
Negara berkembang, kematian TB merupakan 25% dari seluruh kematian yang dapat dicegah
dan TB sebagian besar (75%) menyerang usia produktif.
Mulai tahun 1995 program pengendalian dan penanggulangan penyakit TB
mengadopsi pada strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) seperti
yang telah direkomendasikan WHO, yaitu :
1. Penemuan pasien TB ( diagnosa ) dengan pemeriksaan sputum.
2. Pengobatan jangka pendek ( 6-8 bulan ) dengan kombinasi obat sesuai
anjuran WHO ( tidak tunggal ).
3. Terjaminnya persediaan obatnya sampai selesai pengobatan ( obat diberikan
secara gratis ).
4. Adanya pengawasan minum obat yang akan memastikan penderita minum
obat sampai selesai.
5. Adanya catatan medis yang jelas dan sesuai program nasional
penanggulangan TB.
85
Diperkirakan setiap tahun ditemukan 253 kasus baru TB, di mana sekitar
sepertiga penderita terdapat di sekitar Puskesmas, sepertiga ditemukan di pelayanan
rumah sakit atau klinik pemerintah dan swasta, sisanya belum terjangkau unit
pelayanan kesehatan.
Penemuan kasus dilaksanakan setiap bulan pada saat kunjungan rumah
maupun pada pasien yang datang berobat ke Puskesmas dengan gejala :
1. Batuk lebih dari satu minggu
2. Berkeringat malam hari tanpa aktivitas
3. Nyeri dada
4. Batuk berdahak kadang bercampur darah
5. Sering demam
Apabila dijumpai pasien dengan gejala tersebut maka pasien dianjurkan untuk
memeriksakan dahaknya.
Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan Angka
Kesembuhan :
- Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun = 107/100.000 x Jumlah Penduduk
- CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada
penduduk suatu wilayah
=
Jumlah penemuan BTA (+) Jumlah perkiraan BTA (+) pada penduduk wilayah tertentu
×100 %
Dengan target > 70%
- CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA
negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru
yang diobati.
=
Jumlah BTA positif menjadi BTA (−) setelah fase intensif Jumlah BTA (+)
×100 %
86
Dengan target > 80%
- CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA
negatif setelah pengobatan selesai
=
Jumlah BTA (+) menjadi BTA (−) setelah pengobatan selesai Jumlah BTA (+)
×100 %
Dengan target > 85%
Error rate = Angka kesalahan laboratorium yang menunjukkan prosentase kesalahan
diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh
BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di
laboratorium pemeriksaan pertama
=
Jumlah sediaan false positif + sediaan false negatife Jumlah sediaan yang di cross check
×100 %
Tabel 1.58 Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanPerkiraan BTA (+)
(a)
Penemuan penderita BTA (+)
(b)
CDR (%)(b/a x 100%)
1Pademangan Barat 1
35 21 60
2Pademangan Barat 2
48 30 62,5
3Pademangan Timur
45 23 47,9
4 Ancol 33 24 72,75 Jumlah 161 98 60,86
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kec.Pademangan Periode Januari s/d September
2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.58 didapatkan angka penemuan penderita di Kecamatan Pademangan
sebesar 60,86, kurang dari target yaitu > 70%.
87
Tabel 1.59 Angka Konversi TB di wilayah puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanPenemuan
penderita BTA (+) (a)
Penemuan penderita konversi
(b)
Angka konversi TB
(%)(b/a x 100%)
1Pademangan Barat 1
21 17 80,9
2Pademangan Barat 2
30 21 70
3Pademangan Timur
23 15 65
4 Ancol 24 18 755 Jumlah 98 71 72,4
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien baru BTA Positif P2M Puskesmas Kec.
Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.59 didapatkan angka konversi TB di Kecamatan Pademangan sebesar 72,4
% kurang dari target yaitu > 80%.
Tabel 1.60 Angka Kesembuhan (CR) TB di wilayah puskesmasKecamatan
PademanganPeriode Januari s/d September 2010
No KelurahanPenemuan
penderita BTA (+) (a)
Penemuan penderita sembuh
(b)
Angka kesembuhan
TB (%)(b/a x 100%)
1Pademangan Barat 1
21 15 71,4
2Pademangan Barat 2
30 22 73,3
3Pademangan Timur
23 18 78,2
4 Ancol 24 19 79,15 Jumlah 98 74 75,5
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien baru BTA Positif P2M Puskesmas Kec.
Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
88
Dari tabel 1.60 didapatkan angka kesembuhan TB di Kecamatan Pademangan sebesar
75,5%, kurang dari target yaitu > 85%.
Error rate tidak dapat dihitung karena tidak terdapatnya data mengenai hasil false
positive dan false negative.
1.1.4.6.2.2 Pengendalian Penyakit ISPA/Pneumonia
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan pneumonia pada
balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator kinerja
Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus ISPA balita < 10 %.Kegiatan yang
dilaksanakan pada program pengendalian penyakit ISPA/Pneumonia serta
penyebarluasan informasi penyakit pneumonia yaitu melalui leaflet.
Tabel 1.61 Jumlah Penderita ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No Kelurahan
Jumlah Penderita ISPA Jumlah Seluruh
Balita(c)
Angka kesakitan (a+b)x100%
C< 1 th
(a)1-5 thn
(b)1 Pademangan
Barat 1446 387 1753 47,52%
2 Pademangan Barat 2
827 1865 3584 75,12%
3 Pademangan Timur
198 474 3584 18,7%
4 Ancol 387 1301 2175 77,64%5. Jumlah 1858 4027 11.096 53,03%
(Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec.Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.61 Persentase kasus ISPA pada balita di Puskesmas Pademangan sebesar
53,03%, melebihi target yaitu <10%.
1.1.4.6.2.3 Pengendalian Penyakit Diare
Kunjungan masyarakat ke unit-unit pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh
penyakit diare masih tinggi. Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian
akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat
rumah tangga. 89
Indikator kinerja dan pengendalian penyakit diare di wilayah Puskesmas
Kecamatan Pademangan bulan Januari s/d September 2010 adalah Persentase kasus
diare pada Balita < 5 %.
Jumlah Penderita Diare Incidence rate Diare = X 100 %
Jumlah bayi dan balita
Tabel 1.62 Jumlah Penderita Diare pada Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
Periode Januari s/d September 2010
No Kelurahan
Jumlah Penderita Diare
Total Seluruh Bayi dan Balita
(c)
Angka kesakitan(a+b)x100% C
< 1 th(a)
1-5 thn(b)
1 Pademangan Barat 1
73 75 2502 5,92%
2 Pademangan Barat 2
175 365 5116 10,54%
3 Pademangan Timur
80 113 5116 3,72%
4 Ancol 58 209 3105 8,63%5 Jumlah 386 762 15.839 7,23%
(Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec.Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.62 didapatkan Persentase kasus diare balita di Puskesmas Pademangan
sebesar 7,23 %, melebihi target yaitu <5%.
1.1.4.6.2.4 Pengendalian Penyakit Kusta
Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang syaraf tepi, kulit, dan organ
tubuh lain kecuali susunan sistem syaraf pusat. Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia
dengan endemisitas yang berbeda-beda.
Di antara 122 negara yang endemis pada tahun 1985, 98 negara telah mencapai
eliminasi kusta, yaitu prevalensi rate < 1 per 10.000 penduduk. Di antara 11 negara
penyumbang penderita kusta di dunia, Indonesia menempati urutan ke 3 (tiga) setelah
90
India dan Brazil. Walaupun ada penurunan cukup drastis dari jumlah kasus yang
terdaftar, namun sesungguhnya jumlah penemuan kasus baru (new case detection) tidak
berkurang sama sekali. Walaupun suatu negara telah mencapai eliminasi, tidak berarti
bahwa kusta tidak lagi menjadi masalah. Nampaknya kasus kusta akan terus ada
setidaknya hingga beberapa tahun ke depan, hingga kesinambungan program kusta
harus tetap di jamin.
Untuk menetapkan satu wilayah sebagai daerah low endemic kusta, digunakan
indikator penemuan kasus baru ( dimana angka tersebut harus di bawah 0,5 per 10.000
atau < 5 per 100.000 ). Dari penemuan kasus baru, dicatat sejumlah propinsi yang
angka penemuan kasusnya per tahun stabil di atas nilai 5 per 100.000 penduduk, antara
lain Nanggroe Aceh Darussalam, DKI, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Program Pengendalian Penyakit Kusta.
Tujuan :
1. Tujuan Jangka Panjang :
Eradikasi Kusta di Indonesia
2. Tujuan Jangka pendek :
Menurunkan angka kesakitan kusta menjadi < 1 per 10.000 penduduk pada
tahun 2005 di tingkat kabupaten.
Kebijakan :
- Penderita kusta tidak boleh diisolasi
- Obat kusta diberikan secara cuma – cuma
- Regimen MDT mengikuti rekomendasi WHO
- Program P2 kusta di integrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan dan
rujukan.
- Khusus daerah endemik rendah, ditetapkan Puskesmas Rujukan Kusta (PRK)
berdasarkan wilayah administrasi kabupaten.
Kegiatan Pengendalian penyakit kusta :
91
- Penemuan penderita : Penemuan penderita secara pasif (sukarela) dan
penemuan secara aktif (pemeriksaan kontak serumah dan tetangga /
lingkungan, pemeriksaan anak sekolah).
- Pengobatan penderita
- Pembinaan pengobatan
- Pencegahan cacat dan perawatan diri.
- Pencatatan dan pelaporan
- Penyuluhan kesehatan dan penggerakan peran serta
- Manajemen logistik
Angka Prevalensi :
Jumlah penderita tercatat pada waktu tertentu
X 10.000
Jumlah penduduk pada waktu tertentu
Tabel 1.63 Prevalensi Penderita Kusta di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanJumlah
Penderita Kusta
(a)
Jumlah Penduduk(b)
Prevalensi Ratea X 10.000
b
1 Pademangan Barat 1
0 20.613 0
2 Pademangan Barat 2
1 42.137 0,23
3 Pademangan Timur
1 42.137 0,23
4 Ancol 1 25.568 0,395 Jumlah 3 130.455 0,85
(Sumber: Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec. Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Dari tabel 1.63 didapatkan prevalensi rate penderita kusta di Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d Agustus 2010 sebesar 0,85 per 10.000 mencapai target yaitu <1 per
10.000.
1.1.4.6.2.5 Pengendalian Penyakit HIV/AIDS
Data penyakit ini pada kecamatan Pademangan belum bisa diuraikan karena
belum mempunyai alokasi anggaran khusus HIV, tetapi dari data secara kasar yang
92
telah ikut program dalam pengendalian HIV sebanyak 34 orang ( mulai dari tahun 2009
) dan sabagian pasien tersebut sudah melakukan VCT, dan didapatkan 7 orang yang
VCT nya positif. Dan sebagian yang tidak ingin melakukan tes tersebut dikarenakan
rasa takut apabila diketahuinya bahwa dirinya mengidap HIV yang akan menambah
beban pikirannya. Untuk menurunkan angka tertularnya HIV, kecamatan Pademangan
melakukan beberapa program diantaranya, ialah :
- Penyuluhan langsung ke masyarakat ( program ABCD )
- Penukaran jarum suntik bekas dengan jarum suntik yang baru untuk
penggunaan sekali pakai.
- Pemberian kondom gratis.
Menurut sumber yang didapat terjadi peningkatan jumlah pasien yang
dikarenakan pasien terkena HIV sebelum program diatas dilaksanakan, yang mana
program tersebut baru berjalan tahun 2009 dan perjalan HIV tersebut sangatlah lambat.
I.1.4.6.3 Imunisasi
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang menjaga kesehatan bayi. Fungsi
imunisasi adalah perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit berbahaya dan
sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan. Sasaran kegiatan pada ibu hamil. Tujuan
program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
Ada dua jenis imunisasi, yaitu:
1. Imunisasi aktif (Active immunization)
2. Imunisasi pasif (Passive Immunization)
Imunisasi dasar yang diberikan pada anak adalah:
a. BCG untuk mencegah penyakit TB
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
Tuberkulosis (TB). Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin
hidup yang dilemahkan. BCG diberikan satu kali sebelum anak berumur dua
bulan.
b. DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus
Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau
paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak
93
berumur dua bulan (DPT I), tiga bulan (DPT II) dan empat bulan (DPT III);
selang waktu tidak kurang dari empat minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan
satu tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak
mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka diberikan DT, bukan
DPT.
c. Polio untuk mencegah penyakit Poliomielitis
Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak empat
kali (polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat minggu.
Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV,
kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD
(12 tahun). Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95-100%.
d. Campak untuk mencegah penyakit campak (measles)
Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali. Pertama, pada saat anak
berumur sembilan bulan atau lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7
tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur enam bulan dan
diulangi enam bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah
kulit (subkutan). Campak I diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan
primer, sedangkan Campak II diperlukan untuk meningkatkan kekuatan
antibodi sampai pada tingkat yang tertingi.
e. Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B
Imunisasi ini diberikan sebanyak empat kali. Antara suntikan HBV1
dengan HBV2 diberikan dengan selang waktu satu bulan pada saat anak
berumur di bawah empat bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan
hepatitis, vaksin HBV disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan
pada bayi yang lahir dari ibu yang status hepatitisnya tidak diketahui, HBV I
diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. HBV3 diberikan pada usia antara 6-
18 bulan. Imunisasi HBV empat diberikan saat anak berusia 10 tahun.
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toksoid.
Imunisasi ini mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan.
94
Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Pademangan adalah imunisasi
dasar dan imunisasi TT untuk ibu hamil. Imunisasi dasar mencakup imunisasi BCG,
Hepatitis B, Polio, Campak, DPT. Sasaran kegiatan adalah bayi dan ibu hamil.
Tabel 1.64 Jadwal Program Imunisasi pada Bayi
0 Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan
Hepatitis B BCG
Polio I
DPT/HB I
Polio II
DPT/HB II
Polio III
DPT/HB III
Polio IV
Campak
(Sumber : Puskesmas kecamatan Pademangan tahun bulan Januari s/d September 2010)
Tabel 1.65 Indikator dan Pencapaian Program Imunisasi Balita pada Puskesmas
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
Imunisasi Target 1 tahun (%)
Target 9 Bulan (%)
Pencapaian (%)
BCG 100 75 79,92Polio I 100 75 78,96Polio II 97 72,5 75,99Polio III 95 71,2 75,37PolioIV 90 67,5 67,13Campak 90 67,5 61,80
Hbo 100 75 47,50DPT HB (Combo) I 100 75 76,94DPT HB (Combo) II 95 71,2 70,83DPT HB (Combo) III 90 67,5 74,64
(Sumber: Buku Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec.Pademangan Periode Bulan Januari s/d September 2010)
Tabel 1.66 Cakupan Imunisasi di Puskesmas di wilayah puskesmas kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No
Kelurahan
Sasaran
(Bayi)
BCG
PolioI
PolioII
PolioIII
PolioIV
Campak
Hb0(0-28 hari)
DPTHB I
DPTHB II
DPTHB III
1 Pademangan Barat 1
300 212 237 196 200 252 197 121 227 209 219
% 70,66
79 65,33 66,66 84 65,66
40,33 75,66 69,06 73
2 Pademangan Barat 2
683 582 544 527 572 410 376 448 565 554 516
% 85,21
79,64
77,15 83,74 60,02 55,05
65,55 82,72 81,11 75,54
3 Pademangan Timur
500 431 444 410 389 364 345 185 381 420 414
% 86,20
88,80
82 77,8 72,8 69 37 76,2 84 82,8
4 Ancol 300 200 183 222 183 171 184 93 199 187 182
95
% 66,66
61 66 61 57 61,33
31 66,33 62,33 60,66
Jumlah
1783 1425
1408 1355 1344 1197 1102 847 1372 1370 1331
% 79,92
78,96
75,99 75,37 67,13 61,80
47,50 76,94 76,83 74,64
(Sumber: Buku Laporan Bulanan P2M Puskesmas Kec.Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.66 didapatkan pencapaian program imunisasi balita pada puskesmas
Kecamatan Pademangan periode bulan Januari s/d September 2010 melebihi target
kecuali target Campak dan HB0.
Tabel 1.67 DO BCG-Campak di Puskesmas di wilayah puskesmas kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d Agustus 2010
KelurahanBCG (a) CAMPAK (b) DO < 10 (%)
(a-b/a x 100)N % N %Pademangan Barat 1 212 70,66 197 65,66 7,07Pademangan Barat 2 582 85,21 376 55,05 35,39Pademangan Timur 431 86,20 345 69 19,95Ancol 200 66,66 184 61,33 7,99Jumlah 1425 79,92 1102 61,80 23,59
(Sumber Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Keterangan :
Dari tabel 1.67 didapatkan DO BCG-Campak pada Puskesmas Kecamatan Pademangan
sebesar 23,59%, melebihi dari target nilai DO nya yaitu < 10 % .
Tabel 1.68 Jadwal Program Imunisasi Pada WUS dan Ibu Hamil
Vaksin Selang Waktu Pemberian
Masa Perlindungan
Dosis
TT1Segera setelah
kehamilan terdeteksi4 minggu 0,5 cc im/sc
TT2 4 minggu setelah TT1 Sampai kehamilan berikut
0,5 cc im/sc
TT36-12 bulan setelah
TT2 atau kehamilan berikutnya
Sampai kehamilan berikut
0,5 cc im/sc
TT41 tahun setelah TT3
atau kehamilan Sampai kehamilan 0,5 cc im/sc
96
berikutnya berikut
TT51 tahun setelah TT4
atau kehamilan berikutnya
Seumur hidup 0,5cc im/sc
(Sumber : http//www.programimunisasi.com)
Gambaran cakupan imunisasi TT pada ibu hamil Kecamatan Pademangan pada
bulan Januari s/d September 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.69 Indikator dan Pencapaian Program Imunisasi Ibu Hamil pada Puskesmas di
wilayah puskesmas kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
ImunisasiTarget 1 tahun
(%)Target 9 Bulan
(%)Pencapaian (%)
TT1 80 60 40,43TT2 80 60 31,32TT3 60 45 7,36TT4 60 45 1,98TT5 40 30 2,93
(Sumber: Laporan Bulanan Imunisasi
Puskesmas Kec.Pademangan bulan Januari s/d September 2010)
Tabel 1.70 DO TT 1 – TT3 di wilayah puskesmasKecamatan Pademangan Periode Januari s/d september 2010
Tabel 1.71 Jumlah Imunisasi TT pada Ibu Hamil Per Kelurahan
97
KelurahanTT1 (a) TT3 (b) DO < 10 (%)
(a-b/a x 100)N % N %Pademangan Barat 1
149 40,52 53 14,43 64,42
Pademangan Barat 2
518 68,92 61 8,21 88,22
Pademangan Timur
210 28,13 30 4,12 85,71
Ancol 62 13,54 27 5,91 56,45Jumlah 939 40,41 171 7,34 81,78
Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No KelurahanSasaran Bumil
TT1 TT2 TT3
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1Pademangan Barat 1
367 149 40,52 103 28,12 53 14,43
2Pademangan Barat 2
751 518 68,91 388 51,61 61 8,12
3Pademangan Timur
748 210 28,13 190 25,43 30 4,12
4 Ancol 456 62 13,54 47 10,34 27 5,915 Jumlah 2322 939 4043 728 31,31 171 7,34
(Sumber: Laporan Bulanan Imunisasi Puskesmas Kec.Pademangan Periode Januari s/d september 2010)
Keterangan :
Dari Tabel 1.71 Program Imunisasi TT pada ibu hamil pada Puskesmas Pademangan kurang
dari target baik TT1, TT2, maupun TT3.
I.1.4.6.4. Pengamatan Penyakit (Surveilans)
Surveilens epidemiologi adalah suatu proses pengamatan tarus menerus dan
sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko
penularan dengan pengumpulan data, analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta
tindak lanjut perbaikan dan perubahan.
Visi Surveilens
Tersedianya informasi epidemiologi yang berkualitas dalam rangka menunjang
pembangunan kesehatan nasional menuju Indonesia 2015.
Misi Surveilens
Meningkatkan kemampuan petugas surveilens dalam melakukan analisis data di
seluruh jenjang administrasi.
Menggalang serta meningkatkan kemitraan unit surveilens dalam pertukaran dan
penyebaran informasi dengan pusat penelitian, perguruan tinggi, LSM dan semua
pihak yang terkait
Memperkuat sistem surveilens penyakit yang telah menjadi prioritas program
pemberantasan internasional, regional, nasional, maupun daerah.
Memperkuat pembangunan SDM di bidang epidemologi di setiap unit program
kesehatan
98
1.1.4.7 Program Pengobatan Dasar
Program balai pengobatan umum memiliki tujuan memberikan pengobatan dan
perawatan kepada individu ataupun masyarakat yang memerlukan pengobatan di sekitar
lingkungan kerja wilayah puskesmas di wilayah kecamatan. Sasaran dari program ini ialah
masyarakat ataupun individu di wilayah kerjanya yang datang ke puskesmas untuk
mencari pengobatan.
Puskesmas Kecamatan Pademangan menjalankan program pengobatan dasar
sebagai salah satu pelaksana program pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.
Kegiatan pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan di Balai Pengobatan Umum (BPU).
Balai Pengobatan Umum (BPU) di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pademangan
pada bulan Januari s/d September Tahun 2010 dilayani oleh dokter spesialis, dokter
umum, bidan dan perawat yang tersebar dimasing-masing puskesmas kelurahan.
Dilaksanakan setiap hari Senin hingga Jumat pukul 08.00-16.00 WIB.
Khusus pada Puskesmas Kecamatan Pademangan, terdapat beberapa program
penunjangan yang membantu terlaksananya Program Pengobatan Dasar dan lintas
program lainnya, seperti : laboratorium, rontgen toraks, dan balai pengobatan gigi.
Sedangkan lintas program yang menyangkut pengobatan dasar adalah program MTBS
yang merupakan program bersama Gizi dan KIA.
Ruang lingkup pengobatan dasar antara lain yaitu :
1. Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang
berobat jalan.
2. Mengirim atau merujuk penderita ke pusat – pusat rujukan medis sesuai
dengan jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.
Puskesmas Kecamatan Pademangan memberikan rujukan ke RSUD Koja
dan RS. Sulianti Saroso yang merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah
Jakarta Utara.
Kegiatan BPU meliputi:
1. Pengobatan pasien umum, ASKES, JAMSOSTEK.
2. Rujukan pasien.
3. Pembuatan surat keterangan sehat.
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Pencatatan dan pelaporan.
99
1.1.4.7.1 Pengobatan pasien
Gambaran jumlah kunjungan pasien Balai Pengobatan Umum Puskesmas
Kecamatan Pademangan periode bulan Januari s/d September 2010 dapat dilihat pada
tabel 1.72
Tabel 1.72 Jumlah Kunjungan Pasien Balai Pengobatan Umum di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No Bulan Umum ASKES JAMSOSTEK Lansia Gratis Jumlah Pasien
1 Januari 2843 116 31 56 41 30872 Februari 3175 63 35 41 18 33323 Maret 2973 44 33 43 85 31784 April 2668 25 22 52 20 27875 Mei 2582 65 23 28 19 27176 Juni 2694 53 27 33 11 28187 Juli 2847 56 22 41 11 19778 Agustus 3206 38 29 15 9 32979 September 2.709 40 17 6 27 39787 Jumlah 25697 500 239 315 241 28171
8Persentase
(%)91,21% 1,77% 0,84% 1,11% 0,86% 100%
(Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kec. Pademangan Periode Januari s/d september 2010)
Keterangan :
Pada tabel 1.72 pengguna jasa layanan BPU terbesar pada bulan Januari s/d September
tahun 28171 adalah pasien Umum.
1.1.4.7.2. Pelayanan Rujukan Pasien
Balai pengobatan umum akan merujuk pasien sengan fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi bilamana terdapat kasus-kasus yang tidak dapat ditangani.
100
Tabel 1.73 Rujukan Pasien ASKES dari Balai Pengobatan Umum di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan Periode Januari s/d september 2010
No. Bulan Jumlah Rujukan
1 Januari 622
2 Februari 829
3 Maret 1095
4 April 991
5 Mei 991
6 Juni 1151
7 Juli 1151
8 Aguastus 1159
9 September 1140
Jumlah 9129
(Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kec. Pademangan Periode Januari s/d September 2010)
Pada bulan Januari hingga september 2010 jumlah pelayanan rujukan dari BPU
Puskesmas Pademangan dengan rata-rata 80 pasien perbulan. Tujuan ke Rumah Sakit
penerima ASKES untuk penanganan spesialistik maupun pemeriksaan penunjang diagnosis
lebih lanjut.
1.1.4.7.3. Sepuluh Penyakit Terbesar
101
Tabel 1.74 Sepuluh Penyakit Terbesar di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Periode Januari s/d September 2010
No.
Jenis Penyakit Jumlah
1 Infeksi akut lain pada saluran nafas bagian atas 41.370
2 Penyakit tekanan darah tinggi 5781
3 Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat 4916
4 Diare 4790
5 Penyakit kulit infeksi 4112
6 Ginggivitis dan penyakit periodontal 2945
7 Penyakit mata lainnya 2.894
No.
Jenis Penyakit Jumlah
8 Penyakit Kulit alergi 2.883
9 Penyakit usus lain 2.650
10 Penyakit tulang belulang dan radang sendi 2.671
(Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kec. Pademangan Periode Januari s/d september 2010)
Tabel 1.75 Program Kegiatan Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan Januari s/d September 2010
No. PROGRAM KEGIATANPENCAPAIAN
/CAKUPANTARGET
1 Promosi kesehatan
Sosialisasi program prioritas:
- KIA/KB- Kesling- Gizi- DBD- HIV-AIDS
Tidak ada target
Penyuluhan kesehatan (Penyuluhan dalam dan luar gedung)
Dilakukan pembinaan pada tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah -
Penyuluhan PHBS(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Dilakukan pembinaan:- Persalinan ditolong NAKES.- ASI eksklusif.- Menimbang tiap bulan.- Air Bersih.- Cuci tangan dengan
Dilakukan 2 kali dalam 1
tahun
102
sabun.- Jamban sehat.- Memberantas jentik.- Makan buah dan sayur.- Aktivitas fisik.- Tidak merokok dalam rumah
UKBM(Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
- Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)- Dokter kecil- UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)- RW SIAGA- Bina Kader Kesehatan
-
Program Penanggulangan
-Program Kesehatan Jiwa- Sosialisasi Kesehatan
-
No. PROGRAM KEGIATANPENCAPAIAN
/CAKUPANTARGET
Kesehatan jiwa dan
NAPZA
Remaja dan konseling jiwa
masayarakat
2. Kesehatan Lingkungan
Pemantauan kualitas air bersih pada hidran umum/hidran perumahan
100% 70%
Pemantauan Kualitas Depo Isi Ulang
Dilakukan pembinaan pada bulan April ada sepuluh lokasi (90%) Depo isi ulang memenuhi syarat bakteriologis dari sepuluh lokasi PAM yang diperiksa
70%
Pembinaan Kesehatan Lingkungan Di tempat-tempat Ibadah
Pada tahun 2010, masih merupakan perencanaan dan belum berjalan seperti pada tahun 2009
70%
Pembinaan Kesehatan Lingkungan Di Tempa-tempat umum di pasar tradisional/Mall
Pada tahun 2010, masih merupakan perencanaan dan belum berjalan seperti pada tahun 2009
70%
Pengawasan tempat pengelolaan makanan
Pada tahun 2010, masih merupakan perencanaan dan belum berjalan seperti pada tahun 2009
70%
Pengawasan kesehatan kerja Industri
Pada tahun 2010, masih merupakan perencanaan dan 70%
103
belum berjalan seperti pada tahun 2009
Program Pemeriksaan Jentik Berkala Dan Larvasida
Dilakukan pembinaan tiap bulan, setiap hari jumat hasil cakupan 95%
> 95%
3 KIA Cakupan K1 106,5% 75%Cakupan K4 78,2% 73,5%Cakupan DO K1-K4 26,6% <10%Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
39,5% 69%
Cakupan kunjungan neonatus
25,9% 68,25%
Cakupan deteksi resiko tinggi
5,9% >7,5
4 KB Cakupan peserta KB br 79,27% 65%
No. PROGRAM KEGIATANPENCAPAIAN
/CAKUPANTARGET
4 KB Cakupan peserta KB baru 79,27% 65%
IUD 20,88% 65%
MOW 0% 65%MOP 25% 65%Implant 78,63% 65%
Suntik 78,56% 65%Pil 90,51% 65%
Kondom 126,04% 65%Cakupan KB aktif 65,90% 65%
5 Gizi Cakupan program memantau balita yang telah mendapat KMS (K/S)
92,7% 90%
Cakupan partisipasi masyarakat (D/S)
46,6% 80%
Cakupan efektivitas kegiatan (N/S)
28,5% 80%
Cakupan kesinambungan status gizi (N/D)
61,3% 60%
Jumlah BGM 2,78% <5 %Jumlah Gizi kurang 9,75% <10%Jumlah Gizi buruk 5,08% 0%Jumlah balita kurus 5,9% <10%Jumlah balita kurus sekali 0,06% 0%
104
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di bulan Februari
41% 85%
Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita pada bulan Februari
75,6% 85%
Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di bulan Agustus
70,5% 85%
Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita pada bulan Agustus
143,2% 85%
Cakupan pemberian Fe3 pada ibu hamil
45,5% 66,65
Cakupan pemberian Fe1 pada ibu hamil 50,5% 66,6%
No. PROGRAM KEGIATANPENCAPAIAN
/CAKUPANTARGET
Cakupan pemberian Fe3 pada ibu hamil 45,5% 66,6%
DO Fe1-Fe3 9,89% <10%Presentasi WUS dengan <23,5cm
26,8% -
Vitamin A bufas 21,2% 100%Fe bufas 23,6% 75%Cakupan ASI eksklusif 3,1% 100%
6 P2M Cakupan fogging fokus terhadap PE (+)
100% 100%
TB PARU :Angka Penemuan Penderita TB (CDR)
60,86% >70 %
Angka konversi TB 72,4% >80%Cakupan kesembuhan TB (CR)
75,5% >85%
Insiden Rate ISPA pada Balita
53,03% <10%
Insiden rate diare pada Balita
7,2% <5%
Angka prevalensi penyakit kusta
0,85% <1%
IMUNISASI :Cakupan Imunisasi BCG 79,92% 75%Cakupan Imunisasi HB 0 47,50% 75%Cakupan Imunisasi DPT HB 1
76,94 75%
Cakupan Imunisasi DPT 76,83% 71,2%
105
HB 2Cakupan Imunisasi DPT HB 3
74,64% 67,5
Cakupan Imunisasi Polio 1 78,96% 75%Cakupan Imunisasi Polio 2 75,99% 72,7%Cakupan Imunisasi Polio 3 75,37% 71,2%Cakupan Imunisasi Polio 4 67,13% 67,5%
No
.PROGRAM KEGIATAN
PENCAPAIAN
/CAKUPANTARGET
Cakupan Imunisasi Campak
61,80% 67,5
DO BCG-Campak 23,59% <10%
IMUNISASI IBU HAMIL :Cakupan Imunisasi TT 1
40,43% 60%
Cakupan Imunisasi TT 2 31,32% 60%
Cakupan Imunisasi TT 3 7,365% 45%
DO Imunisasi TT1-TT3 81,78% >10%
7. Pengobatan dasar:
Cakupan kunjungan pasien umum 25697
-
Cakupan kunjungan pasien ASKES
500 -
Cakupan kunjungan pasien JAMSOSTEK
239
Cakupan kunjungan pasien GAKIN
- -
Cakupan kunjungan pasien gratis lainnya
220 -
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Dari tujuh program yang dikaji di Puskesmas Kecamatan Pademangan periode Januari
s/d Agustus 2010, ada tiga program yang akan dievaluasi, program tersebut mencakup
106
program basic seven yang dilaksanakan oleh puskesmas Kecamatan Pademangan. Program
tersebut adalah :
1. KB
2. Gizi
3. P2M (Pengendalian penyakit menular)
Ketiga program ini dievaluasi karena dilihat banyaknya masalah pada program
tersebut, kemudahan dalam mengakses data serta pencatatan dan pelaporan yang lengkap.
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 adalah sebagai berikut :
1.2.1 Program KB
Sasaran program KB adalah Wanita usia subur dengan kegiatan pencapaian
program periode Januari s/d September 2010 sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB baru dengan IUD di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 20,88%.
2. Cakupan peserta KB baru dengan MOW diwilayah Puskesmas kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 0%.
3. Cakupan peserta KB baru dengan MOP diwilayah Puskesmas kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 25%.
4. Cakupan peserta KB baru dengan implant Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat
periode Januari s/d September 2010 sebesar 79,04%.
5. Cakupan peserta KB baru dengan implant Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 62,86%.
6. Cakupan peserta KB baru dengan implant Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 103,67%.
7. Cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat
periode Januari s/d September 2010 sebesar 87,80%.
8. Cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September tahun 2010 sebesar 61,63%.
9. Cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari
s/d September 2010 sebesar 76,7%.
107
10. Cakupan peserta KB baru dengan pil diwilayah Puskesmas kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 90,51%.
11. Cakupan peserta KB baru dengan kondom diwilayah Puskesmas kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 126,04%.
12. Cakupan program KB aktif dengan IUD di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 6,25%.
13. Cakupan program KB aktif dengan MOP di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 0,74%.
14. Cakupan program KB aktif dengan pil di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 20,46%.
15. Cakupan program KB aktif dengan suntik di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 26,43%.
16. Cakupan program KB aktif dengan kondom di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 3,27%.
17. Cakupan program KB aktif dengan MOW di wilayah Puskesmas Kecamatan
pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 0,28%.
18. Cakupan peserta KB aktif implant diwilayah Puskesmas kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 5,99%
1.2.2 Program Gizi
Sasaran program gizi yaitu bayi dan ibu hamil dengan kegiatan pencapaian
program periode Januari s.d September 2010 sebagai berikut:
1. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 perode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 92,4%.
2. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 periode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 100%.
3. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur periode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 89,5%.
4. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Ancol perode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 77,5%.
5. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 46,6%.
108
6. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 periode Januari s.d September 2010 sebesar 42,87%.
7. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 periode Januari s.d September 2010 sebesar 68,4%.
8. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur periode Januari s.d September 2010 sebesar 52,3%.
9. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol
periode Januari s.d September 2010 sebesar 61,8%.
10. Cakupan efektivitas kegiatan pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan periode Januari s.d September 2010 sebesar
28,5%.
11. Jumlah balita BGM di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 periode
Januari s.d September 2010 sebesar 7,48%.
12. Cakupan pemberian vitamin A biru pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan pada bulan Februari 2010 sebesar 8,76%.
13. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 pada bulan Februari 2010 sebesar 38,98%.
14. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 pada bulan Februari 2010 sebesar 17,98%.
15. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur pada bulan Februari 2010 sebesar 166,5%.
16. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Ancol pada bulan Februari 2010 sebesar 54,35%.
17. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 pada bulan Agustus 2010 sebesar 46,48%.
18. Cakupan pemberian vitamin A biru pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 pada bulan Agustus 2010 sebesar 29,43%.
19. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur pada bulan Agustus 2010 sebesar 126,61%.
20. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Ancol pada bulan Agustus 2010 sebesar 82,53%.
21. Cakupan pemberian vitamin A biru pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan pada bulan Agustus 2010 sebesar 14,14%.
109
22. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat I sebesar 67,57%.
23. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat II sebesar 104,10%.
24. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur sebesar 50,67%.
25. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Ancol sebesar
31,95%
26. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat I sebesar 40,05%.
27. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat II sebesar 81,77%.
28. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur sebesar 68,93%.
29. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Ancol sebesar
27,12%
30. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat 1 periode Januari s.d September 2010 sebesar 40,73%.
31. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
barat 2 periode Januari s.d September 2010 sebesar 21,45%.
32. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur periode Januari s.d September 2010 sebesar – 36,04%.
33. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol
periode Januari s.d September 2010 sebesar 15,12%.
34. Cakupan pemberian vitamin A pada Bufas di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s.d September 2010 sebesar 21,24%.
35. Cakupan pemberian Fe pada Bufas di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s.d September 2010 sebesar 23,60%.
36. Cakupan ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode Januari
s.d September 2010 sebesar 3,11%.
1.2.3 Program Pengendalian Penyakit Menular
110
Sasaran Program P2M yaitu penderita TB, ISPA, diare, DBD, balita yang vaksin
BCG , campak, Polio, DPT-HB dan ibu hamil yang menerima vaksin TT dengan kegiatan
pencapaian program periode Januari s/d september 2010 sebagai berikut:
1. Angka kesakitan (IR) kasus DBD di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 258 per 100.000.
2. Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat I periode Januari s/d September 2010 sebesar 60%.
3. Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademanga
Barat II periode Januari s/d September 2010 sebesar 62,5%.
4. Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur periode Januari s/d September 2010 sebesar 47,9%.
5. Angka konversi TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat II periode
Januari s/d September 2010 sebesar 70 %.
6. Angka konversi TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur periode
Januar s/d September 2010 sebesar 65,2%.
7. Angka konversi TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
September 2010 sebesar 75%.
8. Angka kesembuhan TB di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010 sebesar 75,5%.
9. Insiden Rate ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 53,03 %.
10. Insiden Rate Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan pademangan Barat I periode
Januari s/d September 2010 sebesar 5,9%.
11. Insiden Rate Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat II periode
Januari s/d September 2010 sebesar 10,5 %.
12. Insiden Rate Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
September 2010 sebesar 8,6%.
13. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d September 2010 sebesar 70,66 %.
14. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d September 2010 sebesar 85,21 %.
111
15. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 86,20%.
16. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
september 2010 sebesar 66,66%.
17. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 79%.
18. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 79,64%.
19. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 88,80%.
20. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
September 2010 sebesar 61%.
21. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d September 2010 sebesar 65,33%.
22. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 77,5%.
23. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 82%.
24. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 66%.
25. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september sebesar 66,66%.
26. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september sebesar 83,74%.
27. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september sebesar 55,43%.
28. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september sebesar 43,45%.
29. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september sebesar 84%.
30. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d September sebesar 60,02%.
112
31. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september sebesar 72,8%.
32. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September sebesar 57%.
33. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 65,66%.
34. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 55,05%.
35. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 69%.
36. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 61,33%.
37. Cakupan Imunisasi Hb0 di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010 sebesar 47,50%.
38. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d September 2010 sebesar 75,66%.
39. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d September 2010 sebesar 82,72%.
40. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 76,2%.
41. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 66,33%.
42. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 69,66%.
43. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 81,11%.
44. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 84%.
45. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 62,33%.
46. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat
1 periode Januari s/d september 2010 sebesar 73%.
113
47. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat2
periode Januari s/d September 2010 sebesar 75,54%.
48. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 82,8%.
49. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 60,66%.
50. Cakupan DO BCG-CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 35,39%.
51. Cakupan DO BCG-CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 19,95%.
52. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 40,52%.
53. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 68,91%.
54. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 28,13%.
55. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 13,54%.
56. Cakupan TT 2 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d september 2010 sebesar 31,31%.
57. Cakupan TT 3 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 7,34%.
58. Cakupan DO TT1 – TT3 di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010 sebesar 81,78%.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di
Kecamatan Pademangan, maka dipilih tiga program yang menjadi masalah dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan
masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat
114
diselesaikan. Rumusan masalah dari tiga program wajib Puskesmas adalah sebagai
berikut :
1.3.1 Program KB
Sasaran program KB adalah Wanita usia subur dengan kegiatan pencapaian program
periode Januari s/d September 2010 sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB baru dengan IUD di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 20,88% kurang dari
target 65%.
2. Cakupan peserta KB baru dengan MOW diwilayah Puskesmas kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 0% kurang dari target
65%.
3. Cakupan peserta KB baru dengan MOP diwilayah Puskesmas kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 25% kurang dari target
65%.
4. Cakupan peserta KB baru dengan implant Puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat periode Januari s/d September 2010 sebesar 79,04% melebihi dari target
65%.
5. Cakupan peserta KB baru dengan implant Puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur periode Januari s/d September 2010 sebesar 62,86% kurang dari target
65%.
6. Cakupan peserta KB baru dengan implant Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 103,67% melebihi dari target 65%.
7. Cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat
periode Januari s/d September 2010 sebesar 87,80% melebihi dari target 65%.
8. Cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur periode Januari s/d September tahun 2010 sebesar 61,63% kurang dari
target 65%.
9. Cakupan peserta KB baru dengan suntik Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 76,7% melebihi dari target 65%.
10. Cakupan peserta KB baru dengan pil diwilayah Puskesmas kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 90,51% melebihi dari
target 65%.
115
11. Cakupan peserta KB baru dengan kondom diwilayah Puskesmas kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 126,04% melebihi dari
target 65%.
12. Cakupan program KB aktif dengan IUD di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 6,25% kurang dari
target 65%.
13. Cakupan program KB aktif dengan MOP di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 0,74% kurang dari
target 65%.
14. Cakupan program KB aktif dengan pil di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 20,46% kurang dari
target 65%.
15. Cakupan program KB aktif dengan suntik di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 26,43% kurang dari
target 65%.
16. Cakupan program KB aktif dengan kondom di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 3,27% kurang dari
target 65%.
17. Cakupan program KB aktif dengan MOW di wilayah Puskesmas Kecamatan
pademangan periode Januari s/d September 2010 sebesar 0,28% kurang dari target
65%.
18. Cakupan peserta KB aktif implant diwilayah Puskesmas kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 5,99% kurang dari target 65%.
1.2.2 Program Gizi
Sasaran program gizi yaitu bayi dan ibu hamil dengan kegiatan pencapaian program
periode Januari s.d September 2010 sebagai berikut:
1. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 perode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 92,4%
melebihi dari target 90%.
2. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 periode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 100%
melebihi dari target 90%.
116
3. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur periode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 89,5% kurang
dari target 90%.
4. Cakupan balita yang telah mendapat KMS (K/S) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Ancol perode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 77,5% kurang dari target
90%.
5. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s.d September tahun 2010 sebesar 46,6% kurang dari target 80%.
6. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 periode Januari s.d September 2010 sebesar 42,87% kurang dari
target 60%.
7. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 periode Januari s.d September 2010 sebesar 68,4% melebihi dari
target 60%.
8. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur periode Januari s.d September 2010 sebesar 52,3% kurang dari
target 60%.
9. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol
periode Januari s.d September 2010 sebesar 61,8% melebihi dari target 60%.
10. Cakupan efektivitas kegiatan pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah
Puskesmas Kecamatan Pademangan periode Januari s.d September 2010 sebesar
28,5% kurang dari target 80%.
11. Jumlah balita BGM di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1 periode
Januari s.d September 2010 sebesar 7,48% melebihi dari target < 5%.
12. Cakupan pemberian vitamin A biru pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan pada bulan Februari 2010 sebesar 8,76% kurang dari target 85%.
13. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 pada bulan Februari 2010 sebesar 38,98% kurang dari target
85%.
14. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 pada bulan Februari 2010 sebesar 17,98% kurang dari target
85%.
117
15. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur pada bulan Februari 2010 sebesar 166,5% melebihi dari target
85%.
16. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Ancol pada bulan Februari 2010 sebesar 54,35% kurang dari target 85%.
17. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 1 pada bulan Agustus 2010 sebesar 46,48% kurang dari target
85%.
18. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Barat 2 pada bulan Agustus 2010 sebesar 29,43% kurang dari target
85%.
19. Cakupan pemberian vitamin A biru pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Pademangan Timur pada bulan Agustus 2010 sebesar 126,61% lebih dari target 85%.
20. Cakupan pemberian vitamin A biru pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan
Ancol pada bulan Agustus 2010 sebesar 128,3% melebihi dari target 85%.
21. Cakupan pemberian vitamin A Biru pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan pada bulan Agustus 2010 sebesar 14,14% kurang dari target 85%.
22. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat I sebesar 67,57% kurang dari target 75%.
23. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat II sebesar 104,10% melebihi dari target 75%.
24. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur sebesar 50,67% kurang dari target 75%.
25. Cakupan pemberian Fe1 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Ancol sebesar
31,95% kurang dari target 75%.
26. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat I sebesar 40,05% kurang dari target 75%.
27. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat II sebesar 81,77% melebihi dari target 75%.
28. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur sebesar 68,93% kurang dari target 75%.
29. Cakupan pemberian Fe3 pada Bumil di wilayah puskesmas Kelurahan Ancol sebesar
27,12% kurang dari target 75%.
118
30. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat 1 periode Januari s.d September 2010 sebesar 40,73% melebihi dari target
<10%.
31. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
barat 2 periode Januari s.d September 2010 sebesar 21,45% melebihi dari target
<10%.
32. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur periode Januari s.d September 2010 sebesar – 36,04% kurang dari target
<10%.
33. Cakupan DO Fe1 dan Fe3 pada Bumil di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol
periode Januari s.d September 2010 sebesar 15,12% melebihi dari target <10%.
34. Cakupan pemberian vitamin A pada Bufas di wilayah Puskesmas Kecamatan
Pademangan periode Januari s.d September 2010 sebesar 21,24% kurang dari target
100%.
35. Cakupan pemberian Fe pada Bufas di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s.d September 2010 sebesar 23,60% kurang dari target 75%.
36. Cakupan ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode Januari
s.d September 2010 sebesar 3,11% kurang dari target 100%.
1.2.3 Program Pengendalian Penyakit Menular
Sasaran Program P2M yaitu penderita TB, ISPA, diare, DBD, balita yang vaksin
BCG , campak, Polio, DPT-HB dan ibu hamil yang menerima vaksin TT dengan kegiatan
pencapaian program periode Januari s/d september 2010 sebagai berikut:
1. Angka kesakitan (IR) kasus DBD di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 258 per 100.000 melebihi target
dari 50 per 100.000
2. Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Barat I periode Januari s/d September 2010 sebesar 60% kurang dari target >70%.
3. Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademanga
Barat II periode Januari s/d September 2010 sebesar 62,5% kurang dari target >70%.
4. Angka penemuan penderita (CDR) TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan
Timur periode Januari s/d September 2010 sebesar 47,9% kurang dari target >70%.
119
5. Angka konversi TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat II periode
Januari s/d September 2010 sebesar 70 % kurang dari target >80%.
6. Angka konversi TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur periode
Januari s/d September 2010 sebesar 65,2% kurang dari target >80%.
7. Angka konversi TB di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
September 2010 sebesar 75% kurang dari target >80%.
8. Angka kesembuhan TB di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010 sebesar 75,5% kurang dari target >85%.
9. Insiden Rate ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 53,03 % melebihi dari target <10%.
10. Insiden Rate Diare di wilayah Puskesmas Kelurahann pademangan Barat I periode
Januari s/d September 2010 sebesar 5,9% melebihi dari target <5%.
11. Insiden Rate Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat II periode
Januari s/d September 2010 sebesar 10,5 % melebihi dari target <5%.
12. Insiden Rate Diare di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
September 2010 sebesar 8,6% melebihi dari target <5%.
13. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d September 2010 sebesar 70,66 % kurang dari target 75%.
14. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d September 2010 sebesar 85,21 % melebihi target 75%.
15. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 86,20% melebihi dari target 75%.
16. Cakupan Imunisasi BCG di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
september 2010 sebesar 66,66% kurang dari target 75%.
17. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 79% melebihi dari target 75%.
18. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 79,64% melebihi dari target 75%.
19. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 88,80% melebihi dari target 75%.
20. Cakupan Imunisasi polio I di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode Januari s/d
September 2010 sebesar 61% kurang dari target 75%.
120
21. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d September 2010 sebesar 65,33% kurang dari target 72,7%.
22. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 77,5% melebihi dari target 72,7%.
23. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 82% melebihi dari target 72,7%.
24. Cakupan Imunisasi POLIO II di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 66% kurang dari target 72,7%.
25. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september sebesar 66,66% kurang dari target 71,2%.
26. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september sebesar 83,74% melebihi dari target 71,2%.
27. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september sebesar 55,43% kurang dari target 71,2%.
28. Cakupan Imunisasi POLIO III di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september sebesar 43,45% kurang dari target 71,2%.
29. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september sebesar 84% melebihi dari target 67,5%.
30. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d September sebesar 60,02% kurang dari target 67,5%.
31. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september sebesar 72,8% melebihi dari target 67,5%.
32. Cakupan Imunisasi POLIO IV di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September sebesar 57% kurang dari target 67,5%.
33. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 65,66% kurang dari target 67,5%.
34. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 55,05% kurang dari target 67,5%.
35. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 69% melebihi dari target 67,5%.
36. Cakupan Imunisasi CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 61,33% kurang dari target 67,5%.
121
37. Cakupan Imunisasi Hb0 di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010 sebesar 47,50% kurang dari target 75%.
38. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d September 2010 sebesar 75,66% melebihi dari target 75%.
39. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d September 2010 sebesar 82,72% melebihi dari target 75%.
40. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 76,2% melebihi dari target 75%.
41. Cakupan Imunisasi DPT HB I di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 66,33% kurang dari target 75%.
42. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat
periode Januari s/d september 2010 sebesar 69,66% kurang dari target 71,2%.
43. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 81,11% melebihi dari target 71,2%.
44. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 84% melebihi dari target 71,2%.
45. Cakupan Imunisasi DPT HB II di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d September 2010 sebesar 62,33% kurang dari target 71,2%.
46. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat
1 periode Januari s/d september 2010 sebesar 73% melebihi dari target 67,5% .
47. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat2
periode Januari s/d September 2010 sebesar 75,54% melebihi dari target 67,5%.
48. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d September 2010 sebesar 82,8% melebihi dari target 67,5%.
49. Cakupan Imunisasi DPT HB III di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 60,66% kurang dari target67,5%.
50. Cakupan DO BCG-CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 35,39% melebihi dari target <10%.
51. Cakupan DO BCG-CAMPAK di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 19,95% melebihi dari target <10%.
52. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 1
periode Januari s/d september 2010 sebesar 40,52% kurang dari target 60%.
122
53. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat 2
periode Januari s/d september 2010 sebesar 68,91% melebihi dari target 60%.
54. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Pademangan Timur
periode Januari s/d september 2010 sebesar 28,13% kurang dari target 60%.
55. Cakupan TT 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Ancol periode
Januari s/d september 2010 sebesar 13,54% kurang dari target 60%.
56. Cakupan TT 2 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d september 2010 sebesar 31,31% kurang dari target 60%.
57. Cakupan TT 3 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan
periode Januari s/d September 2010 sebesar 7,34% kurang dari target 45%.
58. Cakupan DO TT1 – TT3 di wilayah Puskesmas Kecamatan Pademangan periode
Januari s/d September 2010 sebesar 81,78% melebihi dari target <10%.
123